7
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar dari sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Nilai dari persediaan harus dicatat, digolong-goongkan menurut jenisnya yang kemudian dibuat perincian dari masing-masing barangnya dalam suatu periode bersangkutan. Pada akhir suatu periode, pengalokasian biaya-biaya dapat dibebankan pada aktivitas yang terjadi dalam periode tersebut dan untuk aktivitas mendatang juga harus ditentukan atau dibuat. Dalam mengalokasikan biaya-biaya, biasanya setiap perusahaan mengenal pusat-pusat biaya untuk mengukur hasil yang telah dicapai dalam suatu periode tertentu sehubungan dengan penentuan dari posisi keuangan perusahaan sebagai unit usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan akan menimbulkan kegagalan dalam mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan secara layak. Alasan utama perusahaan sangat memfokuskan perhatian terhadap masalah pengendalian persediaan adalah karena persediaan merupakan salah satu bagian pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai seluruh aset, (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Pada dasarnya persediaan juga merupakan sumber daya yang menganggur (idle resources), yang berarti jika persediaan berlebih menyebabkan investasi sia-sia, akan tetapi bila tidak ada persediaan akan sulit mengantisipasi fluktuasi permintaan atau hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya kekurangan. Ketika dihadapkan dengan kehabisan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

  • Upload
    trananh

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi

perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali.

Sebagian besar dari sumber-sumber perusahaan juga sering dikaitkan di dalam

persediaan yang akan digunakan dalam perusahaan pabrik. Nilai dari persediaan

harus dicatat, digolong-goongkan menurut jenisnya yang kemudian dibuat perincian

dari masing-masing barangnya dalam suatu periode bersangkutan. Pada akhir suatu

periode, pengalokasian biaya-biaya dapat dibebankan pada aktivitas yang terjadi

dalam periode tersebut dan untuk aktivitas mendatang juga harus ditentukan atau

dibuat. Dalam mengalokasikan biaya-biaya, biasanya setiap perusahaan mengenal

pusat-pusat biaya untuk mengukur hasil yang telah dicapai dalam suatu periode

tertentu sehubungan dengan penentuan dari posisi keuangan perusahaan sebagai unit

usaha. Kegagalan dalam mengalokasikan akan menimbulkan kegagalan dalam

mengetahui posisi keuangan dan kemajuan yang telah dicapai oleh suatu perusahaan

secara layak.

Alasan utama perusahaan sangat memfokuskan perhatian terhadap masalah

pengendalian persediaan adalah karena persediaan merupakan salah satu bagian

pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

dalam bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai

seluruh aset, (Indrajit dan Djokopranoto, 2003). Pada dasarnya persediaan juga

merupakan sumber daya yang menganggur (idle resources), yang berarti jika

persediaan berlebih menyebabkan investasi sia-sia, akan tetapi bila tidak ada

persediaan akan sulit mengantisipasi fluktuasi permintaan atau hal-hal lain yang

menyebabkan terjadinya kekurangan. Ketika dihadapkan dengan kehabisan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

2

persediaan, reaksi pelanggan berbeda-beda, tergantung pada bagaimana hal itu

mempengaruhi bisnis masing-masing. Beberapa peka terhadap frekuensi stockout

sementara yang lain menganggap jumlah backorder lebih penting. Dalam jenis usaha

tertentu seperti mesin atau elemen penting, bagaimanapun durasi stockout merupakan

elemen penting. Dengan demikian time-weighted backorders adalah tindakan tepat

dari stockout dalam situasi seperti ini. Permasalahan tersebut sangat ekstrim, karena

itu keputusan perlu dilakukan atas dasar minimasi ongkos total dengan teknik

optimasi yang dikembangkan.

Masalah pengendalian persediaan adalah masalah umum yang dihadapi oleh

setiap perusahaan baik yang bergerak dibidang industri manufaktur, perdagangan,

maupun dalam bidang jasa. Pengendalian persediaan harus dapat ditangani dengan

baik karena merupakan bagian yang penting dalam menunjang operasi perusahaan.

Tanpa adanya persediaan, suatu perusahaan akan dihadapkan pada resiko bahwa pada

suatu waktu tidak dapat memenuhi konsumennya dengan maksimal. Hal ini dapat

terjadi karena tidak selamanya barang atau jasa tersedia tersedia setiap saat, yang

berarti bahwa perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntugan

yang seharusnya menjadi miliknya. Pengendalian persediaan juga merupakan fungsi

manajerial yang sangat penting, karena biaya untuk persediaan ini biayanya

melibatkan investasi yan cukup besar. Apabila perusahaan menanamkan terlalu

banyak dananya dalam persediaan, hal ini juga akan menyebabkan biaya

penyimpanan yang berlebihan. Perusahaan juga dihadapkan pada resiko kemungkinan

adanya kerusakan barang dalam penyimpanan, resiko kehilangan, dan penurunan

kualitas dari barang tersebut serta dapat berkurangnya dana untuk pembiayaan dan

investasi di bidang lain yang lebih menguntungkan.

Secara teoritis, manajemen persediaan memiliki sasaran untuk mengatur

berapa banyak item yang harus distok, kapan, dan berapa kali pembelian harus

dilakukan. Salah satu metode manajemen persediaan yang banyak dibahas adalah

metode HMMS multi-item. Model ini dianalisis menggunakan prosedur pendekatan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

3

kuadrat. Model ini didasarkan pada kebijakan (Q,r) yang juga memperhitungkan

backorder berdasarkan waktu. Asumsi dari model ini bahwa lead time diketahui

konstan dan lebih pendek dari waktu antara permintaan yang berurutan. Titik reorder

diasumsikan non-negatif. Permintaan selama periode stock out merupakan

backlogged. Dalam model ini terdapat ‘n’ item yang dinotasikan dengan item ke-i.

Prosedur penentuan Qi dan ri optimal didasarkan pada masalah kendala optimal.

Prosedur yang digunakan bertujuan untuk meminimalkan total biaya yang

diharapkan dari n subjek item untuk permasalahan pada jumlah persediaan

1.2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan lebih fokus maka diperlukan adanya pembatasan masalah.

Dalam skripsi ini permasalahan dibatasi pada model manajemen persediaan dengan

model Q,r dengan time-weighted backorders. Selanjutnya digunakan penyelesaian

dengan HMMS model persediaan multi-item.

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah diatas, maka penulisan

skripsi ini bertujuan untuk :

1. Untuk mempelajari manajemen persediaan.

2. Untuk memahami manajemen persediaan dengan permintaan dan time-

weighted backorders.

3. Untuk mempelajari dan memahami tentang konsep model Q,r dengan

time-weighted backorders menggunakan HMMS multi-item metode

yang digunakan dalam pengendalian persediaan.

1.4. Tinjauan Pustaka

Menurut Yamit (2002), persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

4

memiliki peranan penting dalam operasi bisnis, maka perusahaan perlu melakukan

manajemen persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi

keadaan maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai

sasaran akhir dalam manajemen persediaan, yaitu untuk meminimasi total biaya yang

harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan.

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah persediaan, ada

beberapa biaya yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Unsur-unsur biaya

yang terdapat dalam persediaan dapat digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu :

1. Biaya pemesanan (ordering costs)

Dengan biaya pemesanan ini dimaksudkan adalah biaya-biaya yang

dikeluarkan berkenaan dengan pemesanan barang-barang atau bahan-

bahan dari penjual, sejak dari pesanan (order) dibuat dan dikirim ke

penjual, sampai barang-barang/bahan-bahan tersebut dikirim dan

diserahkan serta diinspeksi di gudang atau daerah pengolahan (process

areas). Jadi biaya ini berhubungan dengan pesanan, tapi sifatnya agak

kostan, dimana besarnya biaya yang dikeluarkan tidak tergantng pada

besarnya atau banyaknya barang yang dipesan. Yang termasuk dalam

biaya pemesanan ini ialah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka

mengadakan pemesanan bahan tersebut, di antaranya biaya administrasi

pembelian dan penempatan order (cost of placing order), biaya

pengangkutan dan bongkar muat (shipping and handling costs), biaya

penerimaan dan biaya pemeriksaan.

2. Biaya yang terjadi dari adanya persediaan (inventory carrying costs).

Yang dimaksud dengan “Inventory carrying costs” adalah biaya-biaya

yang diperlukan berkenaan dengan adanya persediaan yang meliputi

seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan sebagai akibat adanya

sejumlah persediaan. Jadi biaya ini berhubungan dengan terjadinya

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

5

persediaan dan disebut juga dengan biaya mengadakan persediaan (stock

holding costs). Biaya ini berhubungan dengan tingkat rata-rata persediaan

yang selalu terdapat di gudang, sehingga besarnya biaya ini bervariasi

yang tergantung dari besar kecilnya rata-rata persediaan yang ada. Yang

termasuk dalamm biaya ini ialah semua biaya yang timbul karena barang

disimpan yaitu biaya pergudangan (storage costs) yang terdiri dari biaya

sewa gudang, upah dan gaji tenaga pengawas dan pelaksana pergudangan,

biaya peralatan material handling di gudang, biaya administrasi gudang

dan biaya-biaya lainnya. Biaya pergudangan ini tidak akan ada, apabila

tidak ada persediaan. Di samping biaya pergudangan dalam “inventory

carrying costs” termasuk pula asuransi atas persediaan yang dimiliki

seperti halnya dengan aktiva lainnya, dan pajak yang berupa pajak

kekayaan atas investasi dalam persediaan yang biasanya untuk jangka

waktu satu tahun, yang dihitung atas dasar investasi dari persediaan rata-

rata selama setahun. Selain itu, dalam biaya ini juga termasuk

penghapusan dan risiko-risiko karena ketinggalan zaman atau menjadi tua,

kerusakan, kecurian dan turunnya nilai/harga barang dalam persediaan itu

(depreciation and obsolescence). Biaya terakhir yang termasuk dalam

biaya ini adalah bunga atas modal yang diinvestasikan dalam inventory

untuk mengganti biaya (cost of capital tied up) yang timbul karena

hilangnya kesempatan untuk menggunakan modal tersebut dalam investasi

lain sehingga disebut juga cost of forgone investment opportunity.

Biasanya “inventory carrying cost” ditentukan sebagai suatu persentase

(%) dari nilai uang dari persediaan tersebut per unitnya dalam satu tahun.

3. Biaya kekurangan persediaan (out of stock costs).

Yang dimaksudkan dengan biaya ini adalah biaya-biaya yang timbul

sebagai akibat terjadinya persediaan yang lebih kecil daripada jumlah

yang diperlukan, seperti kerugian atau biaya-biaya tambahan yang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

6

diperlukan karena seorang pelanggan meminta atau memesan suatu barang

sedangkan barang atau bahan yang dibutuhkan tidak tersedia. Di samping

itu juga dapat merupakan biaya-biaya yang timbul akibat pengiriman

kembal pesanan (order) tersebut.

4. Biaya-biaya yang berhubungan dengan kapasitas (capacity associated

costs)

Yang dimaksudkan dengan capacity associated costs adalah biaya-biaya

terdiri atas biaya kerja lembur, biaya latihan, biaya pemberhentian kerja

dan biaya-biaya pengangguran (idle time costs). Biaya-biaya ini terjadi

karena adanya penambahan atau pengurangan kapasitas, atau bila terlalu

banyak atau terlalu sedikitnya kapasitas yang digunakan pada suatu waktu

tertentu.

1.5. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur,

yaitu dengan mempelajari referensi-referensi yang berkaitan dengan teori manajemen

persediaan dengan model Q,r dengan time-weighted backorders menggunakan

HMMS multi-item yang diperoleh dari buku-buku, artikel, situs-situs yang tersedia di

internet, dan bahan penunjang lainnya yang mendukung dalam penulisan skripsi ini.

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan skripsi, pembatasan masalah, tujuan

yang ingin dicapai dalam penulisan, metode penulisan yang digunakan, dan

sistematika penulisan yang memberikan arah dan tujuan penulisan skripsi ini.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/70965/potongan/S1-2014... · pengeluaran perusahaan yang menyerap investasi terbesar. Nilai investasi perusahaan

7

BAB II DASAR TEORI

Bab ini membahas tentang dasar-dasar teori penunjang yang mendasari dan

mendukung pada pembahasan bab selanjutnya.

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas pokok permasalahan utama yaitu manajemen persediaan

menggunakan model Q,r dengan time-weighted Backorders

BAB IV CONTOH KASUS

Bab ini membahas tentang penerapan metode HMMS multi-item untuk permintaan

lead time 2 jenis spare part dari sebuah perusahaan alat berat pada data yang terdapat

pada jurnal On solving Multi-Item Inventory Model Using GLD Approximation.

Selanjutnya digunakan penyelesaian dengan pendekatan permintaan lead time

normal.

BAB V PENUTUP

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari materi yang telah dibahas dan saran atas

kekurangan dari hasil pembahasan bisa diberikan sebagai bahan perbaikan untuk

penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN