17
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan jutaan penduduk. Tentunya, dari ribuan pulau tersebut muncul keanekaragaman. Baik dari suku, bangsa, bahasa, budaya, adat, maupun tradisi. Negara Indonesi memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda – beda tetapi satu jua. Sesuai dengan kondisi Negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman. Dalam konteks ini, perbedaan bukanlah menjadi suatu penghalang atau pertentangan bagi bangsa, justru dengan perbedaan perbedaan inilah yang mampu menjadikan satu kesatuan dan mempererat jiwa nasionalisme sehingga melekat sebagai identitas bangsa. Negara Indonesia yang memiliki beranekaragam budaya dan tradisi yang di setiap masing masing daerah berbeda beda. Bahkan terkadang, satu daerah tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja. Sehingga tidak heran jika Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya akan budaya dan tradisi. Dengan adanya budaya dan tradisi inilah mampu menjadikan identitas dari suatu daerah. Sehingga lebih mudah memperkenalkan kepada bangsa lain. Dengan demikian, sangat ditekankan kepada seluruh penduduk Indonesia untuk tetap melestarikan budaya dan tradisi Indonesia, terutama pada daerah masing masing. Sangatlah penting menjaga dan mempertahankan budaya dan tradisi seiring berkembangnya zaman yang dengan mudah dapat melalaikan bangsanya sendiri untuk melunturkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari ribuan pulau yang

membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan jutaan penduduk. Tentunya,

dari ribuan pulau tersebut muncul keanekaragaman. Baik dari suku, bangsa, bahasa,

budaya, adat, maupun tradisi. Negara Indonesi memiliki semboyan “Bhineka

Tunggal Ika” yang artinya berbeda – beda tetapi satu jua. Sesuai dengan kondisi

Negara Indonesia yang memiliki keanekaragaman. Dalam konteks ini, perbedaan

bukanlah menjadi suatu penghalang atau pertentangan bagi bangsa, justru dengan

perbedaan – perbedaan inilah yang mampu menjadikan satu kesatuan dan

mempererat jiwa nasionalisme sehingga melekat sebagai identitas bangsa.

Negara Indonesia yang memiliki beranekaragam budaya dan tradisi yang

di setiap masing – masing daerah berbeda – beda. Bahkan terkadang, satu daerah

tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja. Sehingga tidak heran jika

Indonesia terkenal dengan keanekaragamannya akan budaya dan tradisi. Dengan

adanya budaya dan tradisi inilah mampu menjadikan identitas dari suatu daerah.

Sehingga lebih mudah memperkenalkan kepada bangsa lain. Dengan demikian,

sangat ditekankan kepada seluruh penduduk Indonesia untuk tetap melestarikan

budaya dan tradisi Indonesia, terutama pada daerah masing – masing. Sangatlah

penting menjaga dan mempertahankan budaya dan tradisi seiring berkembangnya

zaman yang dengan mudah dapat melalaikan bangsanya sendiri untuk melunturkan

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

2

budaya secara perlahan. Sehingga budaya dan trdisi yang lahir dari nenek moyang

dan sudah dilakukan secara turun temurun menjadi punah.

Kebudayaan lahir dari masyarakat sendiri yang pada hakikatnya mampu

menjadi identitas sosial bagi masyarakat. Kebudayaan bisa juga diartikan sebagai

kebiasaan – kebiasaan individu yang dimiliki oleh sebagian besar warga masyarakat

dan menjadi kebiasaan sosial (Pujileksono, 2006: 25). Dimana dengan adanya

budaya dan tradisi mampu menanamkan nilai sosial pada masyarakat, yang

nantinya akan mebangun karaketristik dan menjadi ciri khas suatu daerah, sehingga

membentuk identitas sosial. Suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan memiliki

kebudayaan, jika terdapat pola pikir dan pola tindak/perilaku yang dimiliki secara

bersama – sama yang diperoleh melalui proses belajar (Pujileksono, 2006:25).

Ragam budaya di Indonesia menjadi identitas yang melekat. Ada beberapa

budaya Indonesia yang sudah menjadi identitas, seperti batik, wayang dal lain

sebagainya. Beberapa budaya tersebut sudah dikenal hingga ke penjuru dunia.

Banyak sekali festival – festival dan pameran – pameran yang mengenalkan budaya

tersebut sehingga menjadi identitas Indonesia. Budaya – budaya tersebut bisa

disebut sebagai budaya nasional. Selain budaya nasional, Indonesia juga memiliki

budaya lokal, yaitu suatu kebiasaan daerah tertentu yang juga diwariskan secara

turun – temurun dari zaman nenek moyang hingga sekarang, namun pada ruang

lingkup daerah tersebut. Pada budaya lokal tentu memiliki nilai – nilai lokal hasil

dari budi daya masyarakat yang terbentuk secara alami dari waktu ke waktu. Bentuk

dari budaya lokal bisa berupa tradisi, kesenian, maupun hukum adat.

Sosiologi dengan tradisi memiliki hubungan yang sangat erat. Dimana

masyarakat tidak bisa dilepaskan dengan tradisi dan tradisi juga tidak bisa

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

3

dilepaskan dari masyarakat atau manusia, serta interaksi antar individu dan juga

kelompok sosial. Sosiologi banyak mengkaji tentang interaksi manusia yang pada

akhirnya akan melahirkan suatu kebudayaan atau tradisi. Pulau Jawa merupakan

pulau yang memiliki jumlah penduduk yang paling padat. Dengan demikian, Pulau

Jawa memiliki berbagai macam tradisi di setiap daerahnya. Sebagai bangsa

Indonesia yang cinta tanah air, tentu wajib melestarikan tradisi dan budayanya yang

sudah ada sejak zaman nenek moyang. Setiap daerah tersebut memiliki identias atau

ciri khas tersendiri.

Identitas tersebut bisa berupa sebuah tradisi, makanan khas, ataupun

sebuah pariwisata. Jadi setiap daerah tidak hanya memiliki satu ikon saja, namun

bisa memiliki beberapa identitas yang kini mungkin sudah dikenal banyak orang

yang akhirnya menjadi sebuah identitas. Tentu saja identitas tersebut dapat melekat

pada diri masyarakat sehingga menjadi sebuah identitas sosial. Dimana identitas

sosial sendiri merupakan karakteristik yang dimiliki individu pada kelompok sosial

yang nantinya akan membentuk sebuah ciri khas sosial.

Kabupaten Gresik merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang

memiliki beberapa identitas, seperti tradisi dan juga makanan khas. pada dasarnya

Kabupaten Gresik terkenal sebagai Kota Pudak. Pudak merupakan makanan khas

dari Kabupaten Gresik yang terbut dari tepung beras yang dicampur dengan

beberapa adonan lain. Namun, selain terkenl dengan jajanan yang bernama Pudak,

Kabupaten Gresik juga memiliki identitas lain yang juga sudah dikenal banyak

orang, bahkan oleh beberapa Pejabat. Identitas lain tersebut yaitu tradisi Lelang

Bandeng. Selama ini pasar bandeng sudah disebarkan melalui media dan duta

wisata. Dan mulai intensif dalam promosian pasar bandeng di dunia. Bagi yang

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

4

bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini, jangan perna berhenti hingga

terkenal sampai keluar negeri. Di Jawa Timur, Gresik termasuk wilayahnya yang

kurang subur untuk bercocok tanam. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan

dalam pertambakan dan pasar bandeng Gresik ini yang cocok sebagai solusi (

Priantoko: 2013 dalam Suaragresik.com ).

Kabupaten Gresik merupakan kota yang mayoritas penduduknya petani

tambak ikan. Mulai dari tambak ikan Mujaer, Bandeng, Udang, Nila, dan jenis ikan

tambak lainnya. Dengan demikian, kondisi ini dijadikan peluang dalam

melestarikan tradisi yang bernilai positif. Yaitu Tradisi Lelang Bandeng, yang

digelar setiap tahunnya. Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir pantai utara

yang memanjang di kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, UjungPangka, Sidayu,

Panceng,dan berbatasan dengan Lamongan dan sebagaian wilayah berdekatan

dengan Mojokerto, Surabaya dan Sidoarjo. Letak daerah Gresik yang berada di

pesisir pantai utara ini begitu menguntungkan, karena letaknya yang cocok untuk

budidaya tambak ( Priantoko: 2013 dalam Suaragresik.com ).

Tidak heran banyak orang yang turut hadir menikmati kemeriahan pasar

bandeng. Tidak hanya masyarakat Gresik saja yang ikut serta memeriahkan tapi

juga dari berbagai kota yang berdekatan dengan kota Gresik terutama Sidoarjo,

Lamongan, dan Mojokerto serta daerah yang lainnya. Karena banyaknya orang

yang simpatik, tempat pelaksanaan pasar bandeng ini diperpanjang dari Jl.

Samanhudi, Jl. Gubenur Suryo, Jl. Santri dan Jl. Basuki Rachmat. Awalnya sebelum

diperpanjang hanya dimulai dari Jl. Gubenur Suryo memanjang ke alun- alun kota.

Maka tidak heran jika ingin merasakan pasar bandeng gresik harus rela berdesakan

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

5

dengan pengunjung yang lainnya. Namun itu tidak akan dapat mengundurkan niat

masyarakat ( Priantoko: 2013 dalam Suaragresik.com ).

Pasar bandeng Gresik ini merupakan tradisi turun temurun dan merupakan

warisan yang dipelopori oleh Walisongo yang sampai sekarang masih dilakukan

dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Tradisi pasar bandeng kota Gresik ini

pertama kalinya dilakukan oleh Sunan Giri yang bertujuan untuk menggangkat

perekonomian rakyat setempat dengan melihat wilayah kota Gresik yang bagus

untuk pertambakan. Pada zaman dahulu masyarakat masih belum terbantu

perekonomiannya, masih kekurangan makanan, belum mengenal adanya hal – hal

seperti perdagangan, mungkin ada sebagaian namun masih belum stabil. Oleh

karena itu Kira –kira pada abad ke 15 Sunan Giri membantu perekonomian

masyarakat setempat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi. Dengan

itu kehidupan masyarakat Gresik menjadi mengenal tentang perekonomian yang

menguntungkan banyak pihak. Dengan adanya hal itu juga masyarakat jadi lebih

bersemangat dan tekun dalam pekerjaannya ( Priantoko: 2013 dalam

Suaragresik.com ).

Tradisi pasar bandeng di kota Gresik merupakan tradisi yang dilakukan

untuk menyambut hari raya idul fitri. Dimana dilakukan pada dua malam terakhir

sebelum malam takbiran dengan tujuan untuk menyambut malam takbiran atau

untuk memeriahkan hari kemenangan agama islam (hari raya idul fitri). Pasar

bandeng dilakukan sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan mereka dalam

menjalankan ibadah puasa, sekaligus menunjukkan kepawaian dalam bidang

pertambakan ikan bandeng dan juga untuk mengingat adat dan melestarikan budaya

agar tidak punah. Jika tradisi ini tidak dilakukan, masyarakat merasa kurang

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

6

lengkap dan tidak mampu mewujudkan rasa syukur. Karena memang ini sudah

menjadi kebiasaan rutin menjelang lebaran. Untuk itu, dalam penelitian ini, peneliti

ingin menggali lebih dalam bagaimana Tradisi Lelang Bandeng sebagai identitas

sosial dari masyarakat Kabupaten Gresik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang didapat

yaitu, Bagaimana tradisi lelang bandeng sebagai identitas sosial masyarakat

Kabupaten Gresik?

Beberapa aspek yang akan dikaji dari penelitian ini adalah pemahaman,

keterlibatan masyarakat tentang tradisi lelang bandeng, dan sosialisasi kepada

generasi muda untuk melestarikan trdisi lelang bandeng.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali lebih dalam lelang

bandeng sebagai identitas sosial masyarakat Kabupaten Gresik. Serta mengkaji

beberapa aspek, yaitu pemahaman, keterlibatan masyarakat tentang tradisi lelang

bandeng, dan sosialisasi kepada generasi muda untuk melestarikan trdisi lelang

bandeng.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini

adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,

khususnya ilmu sosiologi terutama mengkaji tentang konsep identitas sosial.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

7

b. Sebagai bahan masukan dan referensi bagi para peneliti lain yang akan

melakukan kajian sejenis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pemerintah; sebagai bahan masukan bagi Pemerintah, Dinas, dan

Instansi terkait, khususnya pada Pemerintah di Kabupaten Gresik yang

berada pada lingkup penelitian agar dapat dijadikan bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan kebijakan menyangkut program – program

mengenai tradisi lelang bandeng di Kabupaten Gresik.

b. Bagi Masyarakat; dapat menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat

akan pentingnya melestarikan tradisi lelang bandeng dan penanaman

identitas sosial di Kabupaten Gresik.

1.5 Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pada penelitian ini, maka

perlu adanya penjelasan tentang konsep yang digunakan, adalah sebagai berikut:

1. Identitas Sosial

Menurut Burke & Skets (1998), identitas sosial merupakan kategorisasi

diri dalam hal kelompok, dan lebih berfokus pada makna yang terkait dalam

menjadi anggota kategori sosial. Dengan penekanan yang ebih besar pada

identifikasi kelompok, berfokus pada hasil kognitif seperti ethnosentrisme, atau

kohesivitas kelompok. Sedangkan menurut Tajfel (dalam Taylor, Peplau &

Sears, 2009) menyatakan bahwa identitas sosial adalah bagian dari konsep diri

individu yang berasal dari keanggotaannya dalam satu kelompok sosial (atau

kelompok – kelompok sosial) dan nilai serta signifikasi emosional yang ada

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

8

dilekatkn dalam keanggotaan itu (Sanjaya: 2015 dalam

www.landasanteori.com).

2. Tradisi

Tradisi merupakan segala sesuatu kebiasan yang disalurkan atau

diwariskan dari masa lalu hingga masa kini atau sekarang. Namun, tradisi dalam

arti sempit ialah warisan – warisan sosial khusus yang memenuhi syarat saja

yaitu, tetap bertahan hidup di masa kini, yang masih kuat ikatannya dengan

kehidupan masa kini ( Sam: 2017). Sedangkan arti dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), tradisi merupakan adat kebiasaan turun – temurun (dari nenek

moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat, arti lain penilaian atau

anggapan bahwa cara – cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan

benar ( KBBI Online).

3. Lelang

Lelang merupakan proses membeli dan menjual barang atau jasa dengan

cara menawarkan kepada penawar, menawarkan tawaran harga lebih tinggi, dan

kemudian menjual barang kepada penawar harga tertinggi. Dalam teori

ekonomi, lelang mengacu pada beberapa mekanisme atau peraturan

perdagangan dari pasar modal ( Wikipedia: 2017). Pengertian lelang yang lain

adalah pada penjualan barang di muka umum, dengan penawaran harga secara

lisan atau dengan penawaran harga secara tertulis, yang didahului dengan

pengumuman lelang berdasarlan Perundang – Undangan yang berlaku. Menutut

Prof. Polderman, lelang adalah alat untuk mengadakan perjanjian atau

persetujuan yang menguntungkan bagi penjual dengan cara menghimpun pra

peminat ( Sanjaya: 2015 dalam Landasanteori.com ).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

9

4. Bandeng

Bandeng merupakan jenis ikan yang cepat berenang karena memiliki

badan yang memanjang. Kepala bandeng tidak bersisik, mulut kecil terletak di

ujung rahang tanpa gigi, dan lubang hidung terletak di depan mata. Bandeng

adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang ulung, walaupun dapat

hidup di tambak air payau maupun dipelihara di air tawar ( Zainudhin: 2016

dalam Agrotani.com ).

1.2 Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan metode

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh).

Sehingga pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif, sebab peneliti nantinya akn mengahsilkan data deskriptif berupa kata

– kata tertulis atau lisan dari narasumber atau informan.

Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong,

2009) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang

dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif

melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu

dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu

itu. Untuk itu pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan

seterusnya. Di pihak lain kualitas menunjuk segi alamiah yang dipertentangkan

dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

10

kemudian penelitian kualitatif tampaknya diartikan sebagai penelitian yang tidak

mengadakan perhitungan.

Moleong (2009) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif dapat

dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. salah satunya yaitu untuk memahami

isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.

Jenis penelitian ini adalah Etnografi, dimana pada jenis penelitian ini

mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis,

komposisi, perpindahan tempat tinggal. Karakteristik kesejahteraan sosial, juga

budaya material dan spiritual. Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan

data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Etnografi biasanya

dilakukan pada kelompok masyarakat yang relatif homogen dibandingkan degan

masyarakat industri. Secara mendasar, etnografi merupakan upaya untuk

memperhatikan tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita

pahami (Spradley, dalam Eko:2011). Pengumpulan data biasanya dilakukan

melalui pengamatan prtisipan, wawancara, kuisioner, dan lain lain. Peneliti

menggambarkan dan menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan, dan

bahasa yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya (Eko dkk, 2011:

16).

Menurut Moleong (2009), etnografi memfokuskan diri pada budaya dari

sekelompok orang. Peneliti etnografi meneliti secara umum dan meluas tentang

budaya umum seperti Etnis Cina, Orang Indonesia, Suku Batak, Suku Jawa dan

sering hal itu dinamakan etnografi makro. Sebaliknya etnografi dapt

memfokuskan dirinya pada budaya yang kecil dan sempit seperti budaya orang

pemulung, budaya artis dan hal demikian dinamakan etnografi mikro. Peneliti

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

11

etnografi berjuang untuk memperoleh perspektif emik tentang budaya yang

sedang ditelitinya. Kemudian berupaya untuk mencapai apa yang dinamakan

‘tacit knowledge’.

Menurut Jerome Kerk dan Marc L. Miler, ada 4 tahapan dalam

melakukan penelitian etnografi:

a. Memilih masyarakat sebagai objek penelitian.

b. Melakukan investigasi untuk menemukan (Discovery) dan mengumpulkan

(Getting) data.

c. Menyusun data secara sistematis.

d. Melakukan penjelasan untuk pamit kelapangan (Ngarasati: 2015 dalam

unnes.ac.id)

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas

Kabupten Gresik. Alasannya karena berdasarkan catatan sejarah, mulanya pasar

bandeng hadir untuk memenuhi kebutuhan para santri Sunan Giri di pondok

pesantren Giri Kedaton, yang saat ini dikenal dengan Desa Sidomukti

Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik (Firmansyah: 2015 dalam

www.inigresik.com)

3. Subjek Penelitian

Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan purposive sampling,

yang ditetapkan berdasarkan dengan tujuan penelitian yang dipilih secara

sengaja oleh peneliti melalui beberapa pertimbangan. Teknik ini digunakan

apabila anggota sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

12

penelitiannya (Husaini dkk, 2008: 45). Untuk itu, peneliti menentukan beberapa

informan atau subjek dalam penelitian ini, yang terdiri dari:

a. Tokoh masyarakat Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas Kabupaten

Gresik.

b. Masyarakat yang tinggal di Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik minimal selama 10 tahun.

c. Masyarakat yang setiap tahun mengikuti tradisi lelang bandeng.

4. Teknik Pengumpulan Data

Diperlukan serangkaian data yang mendukung untuk dapat membuat

sebuah simpulan. Tentu saja aktivitas ini membutuhkan sebuah proses

pengumpulan data dari subjek yang tepat. Dengan demikian, ada beberapa

teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu antara lain:

a. Observasi

Metode observasi/pengamatan digunakan untuk mengamati

kondisi sosial terkait masyarakat Desa Sidomukti Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik mengenai tradisi lelang bandeng yang sudah menjadi

kebiasaan rutin setiap tahun. Adapun observasi atau pengamatan yang

dilakukan adalah secara partisipatif ( yang mana informan berperan

aktif/terlibat secara jelas, tahu dan mengerti adanya kegiatan dan tujuan

observasi ) serta melalui kehadiran peneliti dalam situasi sosial subyek, dan

berinteraksi seperlunya. Sehingga lebih memungkinkan bagi peneliti untuk

menggali data yang mendalam.

Yaitu dengan melakukan pengamatan yang dijadikan lokasi

penelitian guna mendapatkan data yang diperlukan. Atau dengan kata lain

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

13

observasi adalah pengamatan dan penelitian secara fenomenal. Penggunaan

metode observasi, menurut Black dan Champion yang dikutip oleh

Suprayogo (2001:167), antara lain:

“Pertama,untuk mengamati fenomena sosial keagamaan sebagai

peristiwa actual yang memungkinkan peneliti memandang fenomena

tersebut sebagai proses; kedua, untuk menyajikan kembali gambaran dari

fenomenna sosial keagamaan dalam laporan penelitian dan penyajian; dan

ketiga, untuk melakukan eksplorasi atas setting sosial di mana fenomena

itu terjadi.”

b. Wawancara

Metode wawancara digunakan adalah untuk memperoleh data

secara mendalam mengenai sikap, tingkahlaku, dan interaksi sosial atas

dasar pandangan dan pengalaman kepada masyarakat Desa Sisomukti

Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik mengenai tradisi lelang bandeng.

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka

(facetoface) dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu (Suprayogo,2001:172). Pengumpulan data dengan cara

mewawancarai informan yang diteliti.

Adapun jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara baku

terbuka. Jenis wawancara ini adalah wawancara yang menggunakan

seperangkat pertanyaan baku. Urutan pertanyaan, kata-katanya, dan cara

penyajiannya pun sama untuk setiap responden (Suprayogo,2001:174).

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

14

Mereka mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengatahui

pula apa maksud wawancara tersebut (Suprayogo, 2001:175).

c. Dokumentasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada

subyek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, buku, notulen

rapat, gambar, foto, bagan, dan lain sebagainya. Adapun metode

dokumentasi peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai

gambaran umum institusi, sejarah berdirinya, bangunan fisik, kegiatan.

5. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman juga Yin yang dikutip oleh Suprayogo

(2001:192), tahap penelitian kualitatif secara umum dimulai sejak pengumpulan

data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atauverifikasi.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan multi sumber bukti,

membangun rangkaian bukti dan klarifikasi dengan informan tentang draf

kasar dari laporan penelitian.

b. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar,

yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara

terus-menerus selama penelitian berlangsung. Dalam proses reduksi data ini,

peneliti dapat melakukan pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode,

mana yang hendak dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita

apa yang sedang berkembang.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

15

c. Penyajan data

Adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Biasanya penyajian data tersebut berupa teksnaratif/peneliti

menyajikan datanya secara panjang lebar.

d. Menarik simpulan/verifikasi

Kesimpulan pada penelitian kualitatif sebaiknya ditangani dengan

sifat yang longgar, tetap terbuka. Maksudnya kita dapat mulai menarik

simpulan sembari kita melakukan penelitian.

Adapun model analisis yang diterapkan dalam penelitian ini

menggunakan analisis data kualitatif modelalir, Milles dan Huberman

(1984), menggambarkan bahwa analisis data kualitatif model alir akan

melalui tiga alur, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan

simpulan.

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan

tertulis dilapangan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman

terhadap informasi yang terkumpul yang member kemungkinan adanya

penarikan simpulan.

Penarikan simpulan dilakukan secara bertahap melalui simpulan-

simpulan sementara untuk menuju simpulan akhir yang memiliki

kepercayaan yang tinggi. Oleh karena itu analisis data dilakukan secara

terus-menerus selama penelitian di lapangan berlangsung. Dengan demikian

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

16

analisis penelitian dilakukan semenjak awal pengambilan data di lapangan

sampai khasanah data mencukupi untuk proses penarikan simpulan.

Dalam penelitian ini peneliti sendiri juga memiliki posisi sebagai

instrumen, sehingga dapat dimungkinkan terjadi penelitian yang tidak

obyektif. Untuk mengupayakan derajat kepercayaan tersebut, maka peneliti

mendasarkan pada prinsip obyektivitas, yang dinilai dari validitas dan

reliabilitasnya. Untuk membuktikan validitas, data yang diperoleh perlu diuji

kredibilitasnya. Reliabilitas diperoleh dari konsistensi temuan penelitian yang

diperoleh dari para subyek/informan.

6. Validitas Data

Dalam penelitian ini, pengujian terhadap validitas dilakukan dengan

metode triangulasi, dalam bukunya Suprayogo ada empat macam teknik

triangulasi (2001:187) dalam penelitian kualitatif, adapun dalam penelitian ini

peneliti menggunakan teknik triangulasi sebagai berikut:

a. Trianggulasi data atau trianggulasi sumber data

Adalah salah satu metode yang digunakan dalam uji validitas dalam

penelitian kualitatif yang mana dalam pengumpulan data, peneliti

menggunakan multi sumber data (Suprayogo, 2001:187).

b. Trianggulasi metode

Yaitu salah satu metode yang digunakan dalam uji validitas dalam

penelitian kualitatif dengan cara peneliti menggunakan berbagai metode

pengumpulan data untuk menggali data sejenis (Suprayogo, 2001:187).

Misalnya menggunakan metode observasi dan wawancara untuk

mendapatkan sebuah data.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44304/2/jiptummpp-gdl-qurrotuluy-51385-2-babi.pdf · tidak hanya memiliki satu budaya dan tradisi saja

17