43
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi kepariwisataan Desa Sanur digambarkan oleh Picard (1992) sebagai sebuah kondisi yang penuh dengan kedamaian dan bernuansa masa lalu. Desa Sanur juga dikatakan tidak mengalami perubahan yang berarti, karena pertambahan penduduknya berasal dari kedekatannya dengan wilayah Denpasar. Namun, kondisi sekarang telah menunjukkan hal yang berlawanan dengan pendapat tersebut. Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas perekonomian, padatnya volume lalu lintas serta bertambahnya sarana pariwisata tidak bisa disandingkan dengan nuansa masa lalu. Keadaan tersebut juga tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Denpasar untuk mewujudkan Desa Sanur sebagai kawasan strategis pariwisata. Selain itu, Desa Sanur juga diklaim sebagai jantung perekonomian Kota Denpasar. Posisi yang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. Membentangnya jalur yang menghubungkan antara Kabupaten Gianyar, Kuta, dan Nusa Dua merupakan salah satu keunggulan tersendiri. Perkembangan pariwisata memang selalu membawa dampak positif dan negatif. Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin saja bisa terjadi hal hal yang dapat memengaruhi perkembangan pariwisata itu sendiri. Dampak yang terbawa oleh perkembangan pariwisata juga kerap kali terjadi, seperti dampak terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

  • Upload
    buidung

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi kepariwisataan Desa Sanur digambarkan oleh Picard (1992)

sebagai sebuah kondisi yang penuh dengan kedamaian dan bernuansa masa lalu.

Desa Sanur juga dikatakan tidak mengalami perubahan yang berarti, karena

pertambahan penduduknya berasal dari kedekatannya dengan wilayah Denpasar.

Namun, kondisi sekarang telah menunjukkan hal yang berlawanan dengan

pendapat tersebut. Meningkatnya jumlah penduduk dan aktivitas perekonomian,

padatnya volume lalu lintas serta bertambahnya sarana pariwisata tidak bisa

disandingkan dengan nuansa masa lalu.

Keadaan tersebut juga tidak terlepas dari upaya Pemerintah Kota Denpasar

untuk mewujudkan Desa Sanur sebagai kawasan strategis pariwisata. Selain itu,

Desa Sanur juga diklaim sebagai jantung perekonomian Kota Denpasar. Posisi

yang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur.

Membentangnya jalur yang menghubungkan antara Kabupaten Gianyar, Kuta, dan

Nusa Dua merupakan salah satu keunggulan tersendiri.

Perkembangan pariwisata memang selalu membawa dampak positif dan

negatif. Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin saja bisa terjadi hal –

hal yang dapat memengaruhi perkembangan pariwisata itu sendiri. Dampak yang

terbawa oleh perkembangan pariwisata juga kerap kali terjadi, seperti dampak

terhadap ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

2

Kedatangan wisatawan dalam jumlah besar ke salah satu wilayah yang

memiliki destinasi pariwisata, menuntut dibutuhkannya sarana akomodasi penginapan

yang lebih banyak juga. Akibatnya, harga lahan menjadi mahal karena diperebutkan

untuk membangun hotel, resort atau restoran. Selanjutnya juga terjadi kapitalisasi

lingkungan berupa privatisasi pantai, sehingga nelayan tidak bisa melaut untuk

mencari ikan. Pitana (2011) juga menyatakan bahwa perkembangan pariwisata

menyisakan berbagai permasalahan, salah satunya adalah mengenai manfaat ekonomi

pariwisata untuk masyarakat lokal.

Perkembangan pariwisata di Desa Sanur tidak terlepas dari pembangunan

hotel pertama di Desa Sanur, yaitu Segara Beach Hotel pada tahun 1956. Hotel ini

kira – kira sepuluh tahun lebih awal berdiri jika dibandingkan dengan Hotel Grand

Bali Beach. Desa Sanur saat ini merupakan wilayah yang memiliki kondisi maju

akibat adanya perkembangan pariwisata. Darma Putra (2012) mengungkapkan bahwa

peran Segara Beach Hotel bukan hanya melayani kebutuhan para wisatawan akan

akomodasi yang memadai, tetapi juga membawa Sanur menjadi kawasan wisata yang

tumbuh pesat di tahun – tahun berikutnya.

Desa Sanur memenuhi komponen – komponen yang meliputi attraction,

accessibility, amenities dan ancillary. Seperti apa yang dituturkan oleh Wirawan

(2015) komponen attraction yang dimiliki meliputi daya tarik wisata alam, atraksi

buatan manusia dan atraksi festival. Accessibility yang dimiliki berupa pantai yang

terbuka sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum. Komponen amenities yang

dimiliki salah satunya adalah jalur bersepeda yang mendukung perkembangan

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

3

pariwisata. Secara kelembagaan (ancillary) Desa Sanur memiliki kelembagaan dalam

mendukung pariwisata, yang terdiri dari pemerintah, komunitas masyarakat dan

Yayasan Pembangunan Sanur.

Ikon pariwisata di wilayah Desa Sanur yang terkenal adalah Hotel Grand Bali

Beach yang sekarang telah berganti nama menjadi Inna Grand Bali Beach. Hotel ini

mulai dibuka pada tahun 1966 dengan pelayanan yang memiliki standar internasional.

Bali Beach telah menjadi saksi bisu perkembangan pariwisata di Desa Sanur dari

masa berdirinya hingga saat ini. Dalam benak para wisatawan antara Inna Grand Bali

Beach dan Desa Sanur akan selalu menjadi satu kesatuan.

Salah satu keuntungan pariwisata secara ekonomi paling nyata terlihat dalam

masalah ketenagakerjaan. Foster (1995) berpendapat bahwa pariwisata dapat

menyediakan pekerjaan bagi para karyawan hotel, pengemudi taksi, pemandu wisata,

pekerja konstruksi, penghibur, karyawan restoran dan pekerja dalam bidang

transportasi lainnya. Hal ini berarti pariwisata juga dapat menghasilkan pendapatan

yang menguntungkan penduduk lokal dengan meningkatkan aktivitas perekonomian.

Salah satu contoh nyata bahwa aktivitas ekonomi masyarakat Desa Sanur

meningkat adalah munculnya homestay milik masyarakat lokal. Kondisi tersebut

sejalan dengan pendapat Pendit (2001) yang mengungkapkan bahwa tipikal homestay

telah berkembang sejak tahun 1960-an di beberapa kantong – kantong wisata

termasuk Sanur. Jika dibandingkan dengan keadaan saat ini, pendapat tersebut

menunjukkan bahwa terjadi pertumbuhan aktivitas secara alamiah dalam aktivitas

perekonomian masyarakat lokal Desa Sanur.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

4

Sanur Village Festival (SVF) yang terselenggara untuk kesepuluh kalinya

juga mencerminkan perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Acara ini telah berhasil

menjadi ajang pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif masyarakat setempat.

Solidaritas masyarakat Sanur juga tercermin disini dalam hal mendukung promosi

pariwisata Desa Sanur baik secara langsung, maupun tidak langsung. Hal yang paling

strategis adalah bahwa ajang Sanur Village Festival mampu memposisikan Desa

Sanur di dalam kalender kegiatan pariwisata kelas dunia.

Sebelum Desa Sanur berkembang seperti saat ini, kehidupan masyarakatnya

sebagian besar adalah petani dan nelayan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari

masyarakat melaut untuk mencari ikan, rumput laut, batu karang, menyewakan

perahu dan sebagainya. Saat ini perahu – perahu yang ada tidak saja digunakan untuk

melaut mencari ikan. Kelompok nelayan yang ada sudah terbagi menjadi dua, yaitu

untuk melayani wisatawan yang datang dan untuk mencari ikan.

Masyarakat lokal yang sebelumnya berprofesi sebagai petani atau menggarap

sawah dan tegalan kini cenderung menyewakan lahan yang mereka miliki untuk

sarana pariwisata seperti hotel, restoran, villa dan sejenisnya. Alih fungsi lahan ini

juga membawa perubahan pekerjaan sebagian masyarakat lokal di Desa Sanur.

Mereka lebih memilih bekerja dan membuka peluang usaha di sektor pariwisata yang

dianggap lebih menjanjikan saat ini.

Interaksi masyarakat lokal Desa Sanur dengan penduduk pendatang terbilang

baik, walaupun para penduduk pendatang cenderung datang dan menetap untuk

membuka usaha perdagangan dan sejenisnya. Masyarakat lokal dan penduduk

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

5

pendatang terlihat bersaing dalam meningkatkan kualitas perekonomian kehidupan

mereka yang digantungkan pada sektor pariwisata. Kondisi ini semata – mata

menunjukkan bahwa kecenderungan masyarakat lokal untuk menjadi pegawai

perhotelan dan sejenisnya perlahan telah beralih ke sektor usaha yang menjadi

pelengkap industri pariwisata setempat.

Pendapatan riil Kepala Keluarga di Desa Sanur pada tahun 2009 sebesar

Rp.2.200.000,-. Jumlah ini relatif mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup

sehari – hari. Sumber pendapatan tersebut berasal dari beberapa sektor seperti

pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, industri kecil dan kerajinan rumah

tangga, sektor perdagangan, dan sektor jasa lainnya (Profil Desa/Kelurahan, 2012).

Penguasaan aset ekonomi oleh masyarakat lokal seiring perkembangan pariwisata

menimbulkan dugaan bahwa rata - rata masyarakat lokal memiliki aset berupa lahan,

baik untuk tempat tinggal maupun usaha.

Organisasi ekonomi yang dikelola langsung oleh masyarakat juga turut serta

berperan dalam menopang perekonomian masyarakat lokal. Salah satunya adalah

Koperasi Simpan Pinjam yang menjadi sarana masyarakat dalam mendapatkan

pinjaman dana. Selain itu, aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup

saat ini juga sudah mulai beragam. Masyarakat lokal mulai mengembangkan industri

rumah tangga berupa penyediaan makanan dan seni kerajinan.

Selain itu, perkembangan pariwisata juga mendorong perbaikan pasar - pasar

tradisional melalui program revitalisasi pasar. Mengingat pasar tradisional merupakan

salah sentra aktivitas masyarakat di Desa Sanur. Upaya tersebut semata – mata adalah

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

6

untuk menarik minat wisatawan asing untuk datang berkunjung ke pasar tradisonal.

Pasar Sindhu dan Pasar Intaran adalah pasar yang telah direvitalisasi tahun 2012 lalu.

Pembangunan beberapa hotel baru, villa, restoran dan fasilitas pariwisata

lainnya selama lima tahun terakhir disinyalir berdampak terhadap masyarakat lokal

Desa Sanur. Salah satunya adalah peralihan pekerjaan masyarakat dari sektor non

pariwisata ke sektor pariwisata. Kondisi ini sejalan dengan pendapat Ardana (2007)

yang mengemukakan bahwa perubahan merupakan suatu gejala yang pasti dialami

oleh setiap masyarakat. Ada yang berubah secara cepat akibat adanya perkembangan

pariwisata, ataupun sebaliknya.

Peran masyarakat lokal dalam mengontrol perkembangan pariwisata dalam

lima tahun belakangan juga terlihat. Negosiasi mengenai penggunaan tenaga kerja

oleh hotel – hotel yang baru dibangun dilakukan melalui kelian banjar. Penekanan

dalam hal ini adalah mengenai penggunaan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja.

Tetapi belum diketahui secara pasti apakah upaya ini sudah benar – benar terealisasi

atau belum.

Masyarakat lokal Desa Sanur pada dasarnya telah memiliki modal sosial

dalam menghadapi perkembangan pariwisata. Bentuk modal sosial tersebut berupa

nilai, institusi dan mekanisme. Nilai yang dianut masyarakat lokal Desa Sanur bahwa

mereka adalah menyame braya. Nilai ini mendorong masyarakat untuk bersama –

sama berpartisipasi dalam perkembangan pariwisata melalui banjar sebagai sebuah

institusi dan mekanisme.

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

7

Perkembangan pariwisata yang terjadi di Desa Sanur sudah tentu membawa

berbagai macam dampak pariwisata. Pitana (2005) juga menyatakan perkembangan

pariwisata dalam arti luas mencakup masalah penyediaan informasi, transportasi,

akomodasi serta pelayanan lainnya bagi para wisatawan. Masyarakat lokal Desa

Sanur cenderung memandang bahwa kehadiran pariwisata ini mampu meningkatkan

kualitas hidup mereka dan bersifat positif. Hal yang menjadi permasalahan adalah

apakah kondisi tersebut sudah mencakup perluasan kesempatan kerja dan berusaha.

Beberapa hal yang patut diselidiki juga adalah apakah perkembangan

pariwisata dalam lima tahun terakhir ini dibarengi dengan peningkatan pendapatan

penduduk, pola pemilikan dan penguasaan lahan yang memang di dominasi

masyarakat lokal. Perkembangan pariwisata seharusnya juga menjadikan

bertambahnya ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian. Semua hal tersebut

adalah permasalahan penting yang harus diteliti.

Perkembangan pariwisata di Desa Sanur juga diharapkan mendukung

pembangunan pariwisata berkelanjutan. Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam

pariwisata berkelanjutan adalah terpeliharanya kondisi perekonomian masyarakat,

terpeliharanya keadaan sosial dan budaya serta jaminan aman terhadap kelangsungan

lingkungan hidup di masa yang akan datang. Kondisi tersebut juga harus ditelusuri

secara lebih lanjut.

Perkembangan pariwisata yang lebih mendasarkan pada prinsip ekonomi akan

menyebabkan komersialisasi terhadap budaya. Sejalan dengan itu Yoeti (1994)

mengemukakan bahwa ada kecenderungan untuk mengkomersialkan keramah –

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

8

tamahan penduduk, kepribadian, demi memperoleh hasil yang memuaskan. Jika hal

ini tidak dikendalikan, maka dalam jangka panjang akan berpotensi merusak tatanan

sosial dan budaya masyarakat lokal Desa Sanur. Berkembangnya pariwisata sebagai

suatu industri di Desa Sanur juga disinyalir mendorong perubahan terhadap kebiasaan

masyarakat setempat.

Pembangunan prasarana dan sarana pariwisata selain berifat positif juga tidak

jarang mendatangkan kerugian. Kerugian tersebut bisa berupa pencemaran

lingkungan oleh limbah – limbah hotel yang dibuang ke pantai secara diam – diam.

Mertha (2006) mengungkapkan bahwa pemanfaatan pantai untuk kepentingan sosial,

ekonomi, agama dan budaya seringkali menimbulkan masalah jika tidak ada

keselarasan dalam mengakomodasi segala kepentingan. Hal ini juga penting

ditelusuri karena kelestarian lingkungan hidup merupakan bagian dari pembangunan

pariwisata berkelanjutan di Desa Sanur.

Banyak masyarakat lokal telah berpaling kepada perkembangan pariwisata

untuk memberikan pembangunan ekonomi, sosial dan keseluruhan masyarakat (Aref

dan Redzuan, 2008). Sejalan dengan pendapat tersebut, maka aspek ekonomi pada

masyarakat lokal Desa Sanur kemungkinan akan terus berkembang secara dinamis

seiring dengan perkembangan pariwisata. Perkembangan itu akan berlangsung sejalan

dengan perkembangan zaman yang didukung oleh karakteristik dari masyarakat itu

sendiri.

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

pokok permasalahan sebagai berikut :

1) Bagaimanakah dampak perkembangan pariwisata terhadap aspek ekonomi

masyarakat lokal Desa Sanur ?

2) Bagaimanakah keterlibatan masyarakat lokal di bidang industri pariwisata

Desa Sanur ?

3) Bagaimanakah implikasi dampak ekonomi pariwisata terhadap

pembangunan pariwisata berkelanjutan di Desa Sanur ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini sangat penting karena perekonomian Bali berbasis pada industri

pariwisata, sehingga dapat dijadikan acuan dalam pembangunan Bali secara

keseluruhan.

1.3.2 Tujuan Khusus

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan khusus dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui dampak perkembangan pariwisata terhadap aspek

ekonomi masyarakat lokal yang diteliti dari wujud – wujud tindakan

masyarakat lokal itu sendiri;

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

10

2) Untuk mengetahui keterlibatan masyarakat lokal di bidang industri

pariwisata Desa Sanur. Hal ini diteliti dari penelusuran siapa menjadi

pemilik apa, siapa yang memiliki tambahan aset selama lima tahun

terakhir, siapa yang mengalami peralihan pekerjaan dari sektor non

pariwisata ke sektor pariwisata;

3) Untuk mengetahui apakah dampak aspek ekonomi pariwisata terhadap

pembangunan pariwisata berkelanjutan di Desa Sanur. Jika semakin

banyak masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan secara ekonomi

yang meliputi perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan

pendapatan penduduk, pemilikan dan penguasaan lahan serta sumber

daya milik bersama oleh masyarakat lokal dan semakin tersedianya

prasarana dan sarana perekonomian maka perkembangan pariwisata

mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan. Sebaliknya, jika

semakin sedikit masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan secara

ekonomi, maka perkembangan pariwisata tidak mendukung

pembangunan pariwisata berkelanjutan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademik

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan hasil pemikiran dan pengembangan kajian kepariwisataan pada

umumnya serta berbagai temuan di lapangan yang terkait dengan dampak

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

11

perkembangan pariwisata terhadap pengembangan ilmu pariwisata dan teori

pariwisata berkelanjutan. Teori ini mencakup keberlanjutan aspek ekonomi, sosial

budaya dan lingkungan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian secara praktis

bagi pemecahan masalah di masyarakat, antara lain :

1) Memberikan gambaran dan informasi mengenai dampak perkembangan

pariwisata terhadap perubahan aspek ekonomi pada masyarakat lokal di

Desa Sanur.

2) Membantu pihak – pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti, pihak

aparat desa, kecamatan dan Pemerintah Kota Denpasar dalam mengambil

kebijakan yang berhubungan dengan kepariwisataan di Desa Sanur.

Misalnya mengenai peningkatan pendapatan masyarakat lokal Desa

Sanur.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL

PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian tentang kepariwisataan khususnya mengenai dampak

perkembangan pariwisata sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian

tersebut antara lain dilakukan oleh Faizun (2009), Prayogi (2011), Limbong dan

Soetomo (2014), Rahman dan Muktialie (2014) serta Wirawan (2015). Dalam bagian

ini akan diuraikan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan

sepanjang penulis ketahui, serta sebagai bahan pembanding dan pemberi inspirasi

dalam penulisan penelitian ini.

Penelitian oleh Faizun (2009) dengan judul ‘Dampak Perkembangan Kawasan

Wisata Pantai Kartini Terhadap Masyarakat Setempat di Kabupaten Jepara’ dilakukan

di Kawasan Wisata Pantai Kartini yang merupakan kawasan wisata di Kelurahan

Bulu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara. Selain sebagai kawasan wisata, Pantai

Kartini dihuni oleh masyarakat pesisir yang kondisi ekonomi, sosial, lingkungan fisik

dan fungsi permukimannya mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan dampak dari perkembangan Kawasan Wisata Pantai Kartini terhadap

masyarakat setempat di Kabupaten Jepara. Instrumen utama yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket menggunakan pedoman wawancara untuk pengujian

hipotesis statistik Chi-Kuadrat dan menjelaskan variabel penelitian

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

13

dengan analisis deskriptif kuantitatif. Jumlah responden yang digunakan adalah

sebanyak 62 kepala rumah tanggga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah

perkembangan kawasan wisata Pantai Kartini terbukti timbul dampak baik positif

maupun negatif. Perkembangan kawasan pariwisata Pantai Kartini berdampak positif

terhadap perubahan kondisi ekonomi masyarakat setempat, dijelaskan oleh

munculnya 32,3% kesempatan kerja baru sektor pariwisata seperti: industri dan

penjual souvenir dari limbah laut, penarik perahu wisata, dan usaha penginapan.

Tingkat pendapatan masyarakat tinggi, yaitu sebesar 53,2% berasal dari pendapatan

pariwisata. Peningkatan harga lahan, karena kepemilikan lahan merupakan hak milik

sebesar 96,8% dan harga lahan tinggi sebesar 24,2%.

Demikian pula dampak negatif pariwisata terhadap perubahan kondisi sosial

masyarakat. Masyarakat pesisir yang awalnya tergantung dari perikanan laut, berubah

menjadi memiliki ketergantungan tinggi pada pariwisata, yaitu sebesar 69,1%.

Penelitian ini juga menemukan bahwa telah terjadi kesenjangan sosial antara sektor

perikanan dan pariwisata, perikanan hanya 9,7% sedangkan pariwisata 17,7% cukup

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun tidak berdampak negatif terhadap migrasi,

karena dari pendatang 25,8% hanya 9,7% yang bekerja sektor pariwisata. Adapun

dampak terhadap perubahan lingkungan fisik juga positif dijelaskan dari jalan

lingkungan baik menggunakan pavingblock lebar 1 M, seluruh sistem pengairan

menggunakan air bersih dari PDAM, tidak terjadi genangan dan memiliki tempat

sampah di luar rumah. Perubahan fungsi permukiman dipengaruhi oleh faktor - faktor

tingginya harga lahan, penataan lingkungan permukiman, tingginya tingkat

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

14

pendapatan pariwisata, dan pekerjaan sektor pariwisata. Penelitian ini memberikan

inspirasi untuk meneliti secara lebih mendalam mengenai dampak perkembangan

pariwisata terhadap perubahan ekonomi yang terjadi di tingkat desa yang juga

memiliki pantai sebagai daya tarik wisata utama. Penelilitian oleh Faizun memiliki

persamaan dengan penelitian ini, yaitu sama - sama meneliti mengenai dampak

perkembangan pariwisata terhadap perekonomian masyarakat. Perbedaan yang

mendasar adalah pada metode analisis data, penelitian oleh Faizun mengunakan

analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Prayogi (2011) dengan judul ‘Dampak

Perkembangan Pariwisata di Objek Wisata Penglipuran’. Penelitian ini meneliti

mengenai dampak yang ditimbulkan oleh perkembangan pariwisata di Desa

Penglipuran, Kabupaten Bangli yang dilihat dari lingkungan fisik, kehidupan sosial

budaya masyarakat, serta perekonomian masyarakat setempat. Teknik pengumpulan

data dari penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara mendalam dan studi

kepustakaan serta selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil yang

didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan pariwisata di Desa

Penglipuran memberikan dampak positif terhadap lingkungan fisik. Hasil tersebut

diperkuat dengan adanya kegiatan pelestarian pohon dan pembuatan aturan adat

untuk melestarikan hutan bambu.

Selain dampak positif, ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan akibat

adanya perkembangan pariwisata seperti penumpukan sampah dan pemasangan

paving yang menghambat daya serap tanah. Dampak perkembangan pariwisata

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

15

terhadap sosial dan budaya dalam penelitian ini juga menunjukkan hal positif dan

negatif. Hal positif yang menjadi temuan penelitian adalah timbulnya upaya

pelestarian potensi budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Hal tersebut

diperkuat dengan pengadaan pelatihan tari oleh masyarakat setempat di Balai Desa

setempat. Hal negatif akibat perkembangan pariwisata terhadap sosial budaya yang

menjadi temuan penelitian ini adalah berubahnya orientasi masyarakat menuju

individu yang individualistis. Kondisi tersebut terjadi karena masyarakat semata –

mata hanya mengejar pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga yang bersumber dari

pariwisata. Untuk perekonomian masyarakat, dampak yang ditimbulkan akibat

perkembangan pariwisata adalah timbulnya kesempatan membuka usaha yang lebih

luas bagi masyarakat setempat. Adapun dampak negatif terhadap perekonomian yang

ditimbulkan akibat perkembangan pariwisata di Desa Penglipuran adalah munculnya

ketimpangan pendapatan masyarakat. Penelitian oleh Prayogi memiliki konsep

penelitian yang sejalan dengan apa yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu sama –

sama meneliti dampak perkembangan pariwisata terhadap lingkungan fisik, sosial

budaya dan ekonomi. Namun, hal mendasar yang menjadi perbedaan adalah dalam

penelitian ini meneliti tentang dampak terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal

yang diakibatkan oleh adanya perkembangan pariwisata di Desa Sanur. Pemilihan

aspek ekonomi dalam penelitian dilakukan karena aspek ekonomi adalah hal yang

paling sering dijadikan tolok ukur dalam perkembangan pariwisata. Secara

keseluruhan penelitian oleh Prayogi memberikan inspirasi untuk meneliti dampak

pariwisata terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal di Desa Sanur.

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

16

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Limbong dan Soetomo (2014), berjudul

“Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Taman Nasional

Karimunjawa” yang bertujuan untuk melihat dampak positif dan negatif

perkembangan pariwisata terhadap lingkungan di darat dan perairan laut Taman

Nasional Karimunjawa. Penelitian ini menggunakan metode campuran kuantitatif dan

kualitatif dengan Model Concurrent. Pengumpulan data menggunakan metode

random sampling dengan penyebaran pedoman wawancara ke para wisatawan serta

purposive sampling kepada individu yang telah dipilih. Hasil penelitian oleh

Limbong dan Soetomo ini adalah 1) perubahan seiring terbentuknya zonasi Taman

Nasional dapat memajukan perekonomian pada sektor pariwisata dan mendukung

pengembangan jenis – jenis satwa alami, 2) adanya pembangunan akomodasi baru di

Kecamatan Karimunjawa dapat mengembangkan sektor perekonomian seiring

banyaknya investor yang datang, 3) peningkatan aktivitas wisatawan dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat. Penelitian ini mengandung makna penting

tentang pengembangan aspek ekonomi di daerah pesisir pantai yang dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat. Sejalan dengan kondisi Pantai Sanur yang

harus mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat lokal, pemerintah dan para

stakeholder dalam menopang aspek ekonomi yang berkelanjutan. Penemuan penting

dalam penelitian Limbong dan Soetomo adalah bahwa perkembangan pariwisata

dapat mendorong pembangunan akomodasi baru, sehingga perekonomian bisa

terpacu seiring dengan datangnya investor.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

17

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rahman dan Muktialie (2014) dengan

judul ‘Pengaruh Aktivitas Pariwisata Pantai Taplau Kota Padang Terhadap Ekonomi,

Sosial Masyarakat dan Lingkungan’. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

pengaruh dampak aktivitas pariwisata Pantai Taplau Kota Padang terhadap ekonomi,

sosial masyarakat dan lingkungan sepanjang pantai. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa aktivitas pariwisata menimbulkan konsekuensi logis berupa pengaruh positif

maupun negatif. Pengaruh positif terlihat pada peningkatan penadapatan masyarakat,

sedangkan sosial dan lingkungan cenderung menghasilkan pengaruh yang negatif.

Penelitian dari Rahman dan Muktialie ini memberikan bayangan mengenai

bagaimana perkembangan pariwisata dapat membawa dampak yang nyata terhadap

masyarakat, terutama yang langsung bersentuhan dengan perkembangan pariwisata.

Persamaan mendasar penelitian oleh Rahman dan Muktialie dengan penelitian ini

adalah mencari suatu konsekuensi logis berupa dampak negatif dan positif yang

terbawa oleh perkembangan pariwisata terhadap masyarakat.

Penelitian oleh Wirawan (2015) yang berjudul ‘Pariwisata Bersepeda Dalam

Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan Di Sanur’ meneliti mengenai tiga hal. Hal

tersebut mengenai potensi yang dimiliki Destinasi Pariwisata Sanur dalam

mengembangkan wisata bersepeda, manfaat dari pariwisata bersepeda terhadap

Destinasi Pariwisata Sanur dan bagaimana perencanaan pariwisata bersepeda di

Destinasi Pariwisata Sanur mendukung pariwisata berkelanjutan. Analisis dalam

penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan statistik

deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Detinasi Pariwisata Sanur

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

18

memiliki potensi untuk mendukung kegiatan pariwisata bersepeda berdasarkan empat

komponen, yaitu attractions, accessibility, ancillary, dan amenities. Pengaruh

signifikan ada di masyarakat terutama penyewa sepeda karena berhubungan langsung

dengan wisatawan. Dari segi perencanaan, adanya legalitas jalur sepeda dalam

Peraturan Wali Kota Denpasar menjadi katalis yang baik dalam pengembangan

pariwisata bersepeda. Wirawan juga menuturkan bahwa untuk masa mendatang

diperlukan sebuah perencanaan yang baik meliputi perencanaan fisik, perencanaan

kebijakan, dan perencanaan kebijakan untuk mendukung pariwisata bersepeda di

Sanur. Penelitian ini sama – sama mengambil lokasi di Sanur. Terlihat bahwa ada

pengaruh signifikan dari masyarakat selaku pihak yang menyewakan sepeda,

sehingga memberikan inspirasi untuk meneliti peran masyarakat dalam

perkembangan pariwisata di Desa Sanur.

2.2 Konsep

2.2.1 Perkembangan Pariwisata

Perkembangan adalah suatu proses berubahnya suatu wilayah, keadaan

maupun suatu sistem. Perkembangan pariwisata bisa dilihat sebagai perkembangan

suatu sistem. Perkembangan pariwisata sebagai suatu sistem menurut Sunaryo (2013)

adalah sebuah sinergi keterkaitan usaha dan kegiatan yang membentuk suatu sistem

interaksi di antara komponen – komponen yang tidak dapat dipisahkan dan bersifat

menyeluruh atau holistic.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

19

Sunaryo juga memberikan sebuah ilustrasi untuk menggambarkan pola

keterkaitan kegiatan yang terjadi, baik keterkaitan usaha maupun kegiatan ke depan

maupun ke belakang, sebagai berikut :

1. Seorang wisatawan sebelum mengunjungi suatu destinasi pasti akan

membutuhkan informasi mengenai destinasi yang dikunjungi. Dalam

tahap ini sub-sistem usaha dan kegiatan informasi yang terkait dengan

promosi dan pemasaran destinasi pariwisata akan berkembang.

2. Calon wisatawan akan membutuhkan agen perjalanan (travel agent) dan

paling tidak moda transportasi yang akan digunakan, sehingga industri

perjalanan akan ikut berkembang.

3. Pada saat wisatawan sampai di destinasi, wisatawan akan membutuhkan

fasilitas untuk menginap (akomodasi) serta makan dan minum, sehingga

industri perhotelan dan usaha restoran juga akan menjadi berkembang.

4. Tahapan seterusnya sampai dengan berkembangnya industri jasa

pemanduan, transportasi lokal, kegiatan seni pertunjukan yang akan

dikunjungi, industri rumah tangga dan perdagangan cindera mata, jasa

parkir dan sebagainya, semua akan ikut berkembang menyertai kegiatan

kepariwisataan itu sendiri.

Ilustrasi tersebut berarti bahwa keseluruhan rangkaian kegiatan dan usaha yang

tercipta saling memiliki hubungan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Perkembangan pariwisata juga ditunjukkan dengan keterkaitan usaha dan

penyerapan tenaga kerja mulai dari sektor usaha pariwisata yang ada didepan dan

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

20

sektor usaha pariwisata yang ada dibelakangnya. Sektor usaha pariwisata yang ada

didepan seperti rencana aktivitas wisatawan untuk berkunjung ke suatu destinasi,

kebutuhan informasi destinasi yang tersedia, ketersediaan jaringan moda transportasi

yang akan digunakan dan ketersediaan agen perjalanan yang akan mengaturnya.

Sektor usaha tersebut akan mendongkrak sektor usaha pariwisata yang ada

dibelakangnya, seperti kebutuhan sarana akomodasi, ketersediaan makanan dan

minuman, kebutuhan produk atraksi dan daya tarik yang akan dilihat, ketersediaan

transportasi lokal, kebutuhan jasa pemanduan yang akan digunakan, ketersediaan

fasilitas belanja bagi wisatawan, sampai dengan ketersediaan cinderamata yang akan

dibawa pulang yang keseluruhannya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak

dapat dipisahkan dalam perkembangan destinasi pariwisata.

Keterkaitan dari berbagai aktivitas dalam industri pariwisata secara lebih

nyata dapat dilihat dalam interaksi antara komponen produk dan komponen pasar.

Komponen produk merupakan wujud dari sisi penawaran sedangkan komponen pasar

merupakan wujud dari sisi permintaan. Perkembangan pariwisata dalam penelitian ini

dilihat dari perubahan yang terjadi dari salah satu komponen tersebut yang ada dalam

wilayah Desa Sanur, yaitu komponen produk.

Komponen produk bisa dilihat dalam wujud penawaran dalam sebuah

destinasi wisata, seperti daya tarik wisata yang berbasis utama pada alam (pantai),

akomodasi, aksesibilitas, transportasi, fasilitas umum, fasilitas pendukung pariwisata

dan masyarakat selaku tuan rumah dari suatu destinasi. Hal – hal yang diperhatikan

berdasarkan perkembangan komponen pokok tersebut adalah yang bersifat muncul

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

21

atau hilang, semakin dikenal atau ditinggalkan, serta bertambah atau berkurangnya

bagian, fungsi, atau sifat dari wilayah desa tersebut.

2.2.2 Aspek Ekonomi

Koentjaraningrat (2009) berpendapat bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang

disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan di dunia, antara lain adalah Bahasa,

Sistem Pengetahuan, Organisasi Sosial, Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi,

Sistem Mata Pencaharian Hidup, Sistem Religi dan Kesenian. Selanjutnya,

Koentjaraningrat mengemukakan bahwa tiap – tiap unsur kebudayaan universal sudah

tentu juga akan menjelma ke dalam wujud – wujud kebudayaan, yaitu berupa sistem

budaya, sistem sosial dan berupa unsur kebudayaan fisik.

Sebagaimana manusia yang berinteraksi dan membentuk suatu masyarakat,

pastinya akan melakukan suatu tindakan yang berpola. Kondisi ini dapat dilihat

dalam wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem sosial. Sistem sosial ini

menurut Koentjaraningrat terdiri dari aktivitas – aktivitas manusia yang berinteraksi,

berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari detik ke detik, hari ke hari, tahun ke

tahun selalu menurut pola – pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.

Sebagai rangkaian aktivitas manusia – manusia dalam suatu masyarakat, sistem sosial

bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari – hari, bisa diobservasi, difoto dan

didokumentasi.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

22

Dengan demikian sistem ekonomi atau yang disebutkan oleh Koentjaraningrat

sebagai sistem mata pencaharian hidup dalam urutan unsur kebudayaan, mempunyai

wujud secara konseptual, namun sistem ekonomi juga memiliki wujud berupa

tindakan dan interaksi berpola. Sejalan dengan Koentjaraningrat, Damsar (2002)

mengungkapkan hal senada yaitu mengenai cara masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidup mereka yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran,

konsumsi jasa - jasa dan barang – barang langka. Damsar menggunakan pendekatan

sosiologis yang mendorong pemahaman dan penjelasan dari kenyataan sosial yang

terjadi di masyarakat.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-

55/MENLH/11/1995 Tanggal 13 Nopember 1995 Tentang Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Regional mengamanatkan bahwa komponen sosial yang penting

ditelaah dalam aspek ekonomi antara lain : a) kesempatan kerja dan berusaha; b)

tingkat pendapatan penduduk; c) pola pemilikan dan penguasaan lahan dan

sumberdaya alam termasuk sumber daya alam milik bersama; dan d) prasarana dan

sarana perekonomian (jalan, pasar, pelabuhan, perbankan, pusat pertokoan).

Memadukan konsep dari para ahli tersebut serta mengingat amanat Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-55/MENLH/11/1995 Tanggal 13

Nopember 1995 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Regional, maka

dalam penelitian ini aspek ekonomi diteliti melalui wujud tindakan berikut ini, antara

lain :

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

23

a. Cara produksi barang dari masyarakat lokal untuk kepentingan industri

pariwisata,

b. Cara produksi jasa dari masyarakat lokal untuk kepentingan industri

pariwisata,

c. Cara distribusi barang yang dihasilkan oleh masyarakat lokal sehingga

sampai ke wisatawan (konsumen),

Pemilihan cara - cara tersebut karena Desa Sanur merupakan daerah penerima

wisatawan. Sebagai daerah penerima wisatawan, sebagian besar masyarakat Desa

Sanur juga berkecimpung dalam bidang industri pariwisata baik secara langsung

maupun tidak langsung. Ketiga cara tersebut akan berujung pada aspek – aspek

ekonomi yang telah diamanatkan dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup Nomor: KEP-55/MENLH/11/1995. Cara – cara tersebut idealnya semakin

mutakhir seiring dengan berjalannya waktu. Pemutakhiran cara – cara yang dilakukan

oleh masyarakat lokal Desa Sanur diukur dari tahun dasar rentang waktu penelitian

yaitu tahun 2010, kemudian dirunut kedepan hingga tahun 2014 yang menjadi tahun

akhir di rentang waktu penelitian.

2.2.3 Masyarakat Lokal Desa Sanur

Masyarakat merupakan istilah yang paling lazim digunakan untuk

menyebutkan kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan maupun kehidupan sehari –

hari. Tetapi, tidak semua kesatuan manusia merupakan masyarakat. Suatu masyarakat

harus memiliki suatu ikatan lain yang khusus. Koentjaraningrat (2009)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

24

mengemukakan masyarakat sebagai kesatuan hidup manusia yang berinteraksi

menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan terikat oleh

suatu rasa identitas bersama.

Sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat, bisa dikatakan warga yang tinggal

dan berinteraksi di wilayah Desa Sanur adalah sebuah masyarakat. Masyarakat yang

ada di Desa Sanur telah memiliki ikatan yang membentuk pola kesatuan manusia dan

memiliki tingkah laku yang khas. Tingkah laku yang khas tersebut adalah mengenai

segala faktor kehidupannya dalam suatu batas kesatuan. Salah satu batas kesatuan

yang lazim ditemukan di Desa Sanur adalah banjar yang memiliki adat istiadat

masing – masing.

Mendukung pendapat tersebut, Madiun (2010) mengemukakan masyarakat

lokal sebagai seluruh masyarakat yang dari sejak lama telah berinteraksi sesuai

dengan sistem adat istiadat yang berlaku dan bersifat berkesinambungan. Jadi, yang

dimaksud masyarakat lokal Desa Sanur dalam penelitian ini adalah warga yang

tinggal dan melakukan interaksi serta merupakan warga asli Desa Sanur, bukan warga

yang berasal dari luar atau wilayah lain. Mereka juga harus terlibat dalam kegiatan

banjar dan segala ketentuan dari adat istiadatnya masing – masing.

Untuk keperluan penelitian pada saat di lapangan, masyarakat lokal yang

dijadikan sampel penelitian adalah masyarakat lokal yang berperan selaku Kepala

Keluarga. Dalam penelitian ini Kepala Keluarga yang dijadikan sampel penelitian

tidak ditentukan batasan umurnya, namun sampel bersangkutan harus sudah menjadi

kepala keluarga sebelum rentang waktu penelitian. Kepala Keluarga yang menjadi

Page 25: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

25

sampel penelitian ini adalah mereka yang memiliki pekerjaan atau berkecimpung

secara langsung di bidang industri pariwisata yang ada di Desa Sanur.

2.2.4 Keterlibatan Masyarakat

Pada masa lalu keterlibatan pengelolaan sumber daya oleh masyarakat lokal

dalam industri pariwisata hampir selalu terlewatkan. Fenomena termaginalkannya

masyarakat lokal guna memperoleh manfaat dari industri pariwisata yang ada disuatu

wilayah sering terjadi. Sunaryo (2013) memaparkan bahwa keterlibatan masyarakat

dalam pariwisata terdiri dari dua perspektif, yaitu pada proses pengambilan

keputusan dan berkaitan dengan distribusi keuntungan yang diterima masyarakat dari

pembangunan pariwisata.

Ariati (2014) menjelaskan bahwa terdapat beberapa alasan pentingnya

keterlibatan masyarakat lokal dalam pariwisata, yaitu masyarakat lokal akan paham

akan sejarah bagaimana suatu wilayah beradaptasi terhadap perubahan, masyarakat

lah yang paling awal merasakan dampak pariwisata dan yang terakhir masyarakat

diharapkan menjadi bagian integral dari produk pariwisata tersebut. Pendapat tersebut

didukung juga oleh apa yang dikemukakan oleh Madiun (2010), bahwa bagi

masyarakat lokal melibatkan diri secara langsung dalam pengelolaan usaha pariwisata

merupakan pengalaman baru yang penuh tantangan.

Keterlibatan masyarakat dalam perkembangan parwisata juga dikemukakan

oleh Guterres (2014) yang mengemukakan bahwa masyarakat sebagai salah satu

stakeholders harus terlibat mempengaruhi dan mengendalikan pembangunan

pariwisata di tempat mereka masing – masing. Jadi, dalam penelitian ini keterlibatan

Page 26: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

26

masyarakat dilihat dari perubahan kepemilikan aset, tambahan aset dan peralihan

pekerjaan yang mendukung bidang industri pariwisata oleh masyarakat lokal selama

rentang waktu penelitian. Hal tersebut diteliti dari penelusuran siapa menjadi pemilik

apa, siapa yang memiliki tambahan aset selama lima tahun terakhir, siapa yang

mengalami peralihan pekerjaan dari sektor non pariwisata ke sektor pariwisata.

2.3 Landasan Teori

2.3.1 Teori Dampak Pariwisata

Teori dampak pariwisata adalah teori yang menyatakan tentang pengaruh atau

akibat dari adanya perkembangan pariwisata. Suatu wilayah yang memiliki destinasi

pariwisata tentu akan mempunyai beberapa dampak salah satunya adalah dampak

dalam aspek ekonomi. Foster (2000) menyatakan bahwa keuntungan pariwisata

secara ekonomi paling nyata terlihat dalam masalah ketenagakerjaan. Pariwisata

menyediakan pekerjaan bagi karyawan hotel, pengemudi taksi, pemandu wisata,

pekerja konstruksi, karyawan restoran dan pekerja lainnya.

Foster juga lebih lanjut mengungkapkan bahwa di samping masalah

ketenagakerjaan, pariwisata juga menghasilkan pendapatan yang menguntungkan

penduduk lokal dengan meningkatkan aktivitas perekonomian. Mill (2000) juga

mengungkapkan hal yang senada, bahwa pariwisata dapat memberikan keuntungan

bagi wisatawan maupun komunitas tuan rumah serta dapat meningkatkan taraf hidup

melalui keuntungan secara ekonomi. Memadukan teori dari pakar tersebut, dapat

dikatakan bahwa perkembangan pariwisata membawa dampak terhadap aspek

Page 27: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

27

ekonomi masyarakat. Teori Dampak Pariwisata dalam penelitian ini digunakan

sebagai landasan dalam menganalisis permasalahan mengenai dampak perkembangan

pariwisata terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal di Desa Sanur.

2.3.2 Teori Sistem

Teori sistem dari Sztompka (2010) mengemukakan bahwa perubahan sosial

dapat dibayangkan sebagai perubahan yang terjadi di dalam atau mencakup sistem

sosial, lebih tepatnya terdapat perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka

waktu berlainan. Selanjutnya, Sztompka juga membedakan perubahan sosial menjadi

beberapa jenis tergantung dari sudut pengamatan meliputi sudut aspek, fragmen atau

dimensi sistem sosialnya. Hal ini disebabkan oleh keadaan sistem sosial itu tidak

sederhana, tidak hanya berdimensi tunggal, tetapi muncul sebagai kombinasi atau

gabungan hasil keadaan berbagai komponen sebagai berikut :

a) Unsur – unsur pokok. Misalnya jumlah dan jenis individu serta tindakan

mereka.

b) Hubungan antar unsur. Misalnya ikatan sosial, loyalitas, ketergantungan,

hubungan antar individu dan integrasi.

c) Berfungsinya unsur – unsur di dalam sistem. Misalnya peran pekerjaan

yang dimainkan oleh individu atau diperlukannya tindakan tertentu untuk

menyelesaikan ketertiban sosial.

d) Pemeliharaan batas. Misalnya kriteria untuk menetukan siapa saja yang

termasuk anggota sistem, syarat penerimaan individu dalam kelompok,

prinsip rekrutmen dalam organisasi dan sebagainya.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

28

e) Subsistem. Misalnya jumlah dan jenis seksi, segmen, atau divisi khusus

yang dapat dibedakan.

f) Lingkungan. Misalnya keadaan alam atau lokasi geopolitik.

Terciptanya keseimbangan atau kegoncangan, konsensus atau pertikaian,

harmoni atau perselisihan, kerja sama atau konflik, damai atau perang, kemakmuran

atau krisis dan sebagainya berasal dari sifat saling mempengaruhi dari keseluruhan

ciri – ciri sistem sosial yang kompleks. Jika dipisahkan menjadi komponen dan

dimensi utamanya, teori sistem secara tak langsung menyatakan kemungkinan

perubahan berikut :

a) Perubahan komposisi (misalnya migrasi dari satu kelompok ke kelompok

lain, menjadi anggota satu kelompok tertentu, bubarnya suatu kelompok,

demobilisasi gerakan sosial)

b) Perubahan struktur (misalnya terciptanya ketimpangan, kristalisasi

kekuasaan, munculnya ikatan persahabatan, terbentuknya kerjasama atau

hubungan kompetitif)

c) Perubahan fungsi (misalnya spesialisasi dan diferensiasi pekerjaan,

hancurnya peran ekonomi keluarga, diterimanya peran yang di

indoktrinasikan oleh sekolah atau universitas)

d) Perubahan batas (misalnya penggabungan beberapa kelompok atau satu

kelompok oleh kelompok lain, mengendurnya kriteria keanggotaan

kelompok dan demokratisasi keanggotaan)

Page 29: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

29

e) Perubahan hubungan antarsubsistem (misalnya penguasaan rezim politik

atas organisasi ekonomi, pengendalian keluarga dan keseluruhan

kehidupan pribadi oleh pemerintah toaliter)

f) Perubahan lingkungan (misalnya kerusakan ekologi, gempa bumi,

munculnya wabah atau virus HIV, lenyapnya sistem bipolar internasional)

Dalam penelitian ini peran Teori Sistem adalah untuk mendukung Teori

Dampak Pariwisata dalam menjawab permasalahan mengenai dampak pariwisata

terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal di Desa Sanur. Teori Sistem lebih melihat

perbedaan yang terjadi di waktu yang berbeda dalam jangka waktu penelitian.

2.3.3 Teori Pariwisata Berkelanjutan

Pariwisata berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya pariwisata secara

efisien dengan memperhitungkan kebutuhan sekarang dan kebutuhan di masa yang

akan datang. Yoeti (2008) mengemukakan sedikitnya ada empat prinsip yang perlu

dipegang agar mencapai sasaran, yaitu : pertama, semua yang terlibat dalam

perencanaan dan pengembangan pariwisata, harus menjaga keseimbangan ekologi

dan terjadinya kerusakan lingkungan harus dihindari; kedua, pengembangan

pariwisata sebagai suatu industri harus selalu dapat mempertahankan nilai – nilai

sosial yang hidup dalam masyarakat dengan jalan meningkatkan kewaspadaan

terhadap tingkah laku orang asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa;

Ketiga, pengembangan pariwisata sebagai suatu industri hendaknya dapat

melibatkan rakyat banyak, khususnya penduduk lokal mendapat kesempatan ikut

berpartisipasi dan tidak hanya jadi penonton di kampungnya sendiri; keempat,

Page 30: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

30

pengembangan pariwisata sebagai suatu industri hendaknya dapat meningkatkan

kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan kesempatan berusaha, kesempatan

kerja, pemerataan pendapatan, penerimaan pajak, pendapatan nasional, dan sekaligus

dapat memperkuat neraca pembayaran Negara.

Secara lebih lanjut Yoeti menguraikan tentang pariwisata berkelanjutan yang

juga bisa digambarkan sebagai pertemuan antara kebutuhan wisatawan dan daerah

tujuan wisata dalam usaha menyelamatkan dan memberi peluang untuk lebih menarik

lagi di waktu yang akan datang. Hal ini merupakan suatu pertimbangan agar semua

sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan untuk tujuan ekonomi, sosial, keindahan

dan memelihara integritas keanekaragaman budaya. Untuk mencapai semua itu, harus

ada perubahan sikap dan kemauan keras agar apa yang ada sekarang tidak habis tanpa

memperhatikan pariwisata yang akan datang.

Dalam penelitian ini Teori Pariwisata Berkelanjutan digunakan untuk melihat

jika semakin banyak masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan secara

ekonomi, maka perkembangan pariwisata di Desa Sanur mendukung pembangunan

pariwisata berkelanjutan. Sebaliknya, jika semakin sedikit masyarakat lokal yang

mendapatkan keuntungan secara ekonomi, maka perkembangan pariwisata di Desa

Sanur tidak mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan.

2.3 Model Penelitian

Perkembangan pariwisata yang terjadi di Desa Sanur perlahan telah melebur

dengan kondisi ekonomi masyarakat lokal. Fenomena tersebut telah membawa

Page 31: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

31

perubahan dalam berbagai aspek dalam masyarakat, salah satunya adalah terhadap

aspek ekonomi. Dampak ekonomi akibat perkembangan pariwisata secara langsung

juga memberikan dampak terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal.

Untuk mengatahui apakah perkembangan pariwisata yang terjadi di Desa

Sanur telah membawa dampak terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal, maka

dilakukan analisis terhadap aspek ekonomi masyarakat lokal. Teknik analisis

terhadap aspek ekonomi tersebut menggunakan Model Miles and Huberman yang

didukung dengan metode penelitian campuran. Metode ini juga didukung oleh teori

dan konsep yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Setelah hasil analisis didapatkan, maka akan dilanjutkan dengan penarikan

kesimpulan yang bersumber dari pembahasan penelitian. Dari kesimpulan yang

didapatkan, maka akan diajukan beberapa saran untuk dijadikan dasar dalam

penelitian selanjutnya, pengambilan kebijakan serta kepentingan ilmiah lainnya.

Gambar 2.1 berikut ini adalah model penelitian Analisis Dampak Perkembangan

Pariwisata Terhadap Aspek Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Sanur Kota

Denpasar :

Page 32: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

32

Keterangan :

: interaksi

: proses selanjutnya

Desa Sanur

Perkembangan Pariwisata Kondisi Ekonomi Masyarakat Lokal

Metode Penelitian

1. Konsep Perkembangan

Pariwisata

2. Konsep Aspek

Ekonomi

3. Konsep

Masyarakat Lokal

4. Konsep

Keterlibatan

Masyarakat

5. Teori Dampak

Pariwisata

6.Teori Sistem

7.Teori Pariwisata

Berkelanjutan

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah dampak

perkembangan pariwisata

terhadap aspek ekonomi

masyarakat lokal Desa Sanur ?

2. Bagaimanakah keterlibatan

masyarakat lokal di bidang

industri pariwisata Desa Sanur ?

3. Bagaimanakah implikasi

dampak ekonomi pariwisata

terhadap pembangunan pariwisata

berkelanjutan di Desa Sanur ?

Temuan

Rekomendasi

Gambar 2.1

Model Penelitian

Analisis Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Aspek

Ekonomi Masyarakat Lokal di Desa Sanur Kota Denpasar

Page 33: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pertama, menetapkan metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian

kualitatif. Metode kualitatif yang dimaksud adalah dilakukan pada saat analisis data

dan pengumpulan data yang didapatkan melalui proses penelitian. Dalam penelitian

ini, analisis data mengunakan model Miles and Huberman. Data – data kualitatif

dihimpun melalui wawancara terstruktur dan wawancara secara mendalam.

Wawancara mendalam dilakukan untuk mendukung data yang didapatkan melalui

pedoman wawancara. Penelitian ini menggunakan sampel untuk mendapatkan data

kualitatif berupa pendapat – pendapat yang akan menjawab rumusan masalah

penelitian. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan Rumus Slovin.

Selanjutnya pada saat di lapangan peneliti bertindak selaku instrumen kunci. Artinya,

pada saat penelitian ini berlangsung, peneliti turun ke lokasi penelitian dengan

didukung oleh instrumen penelitian yang telah ditentukan.

Kedua, penentuan lokasi penelitian sebagai objek dari penelitian

dilaksanakan. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Sanur, Kecamatan Denpasar,

Kota Denpasar. Ketiga, menetapkan jenis dan sumber data yang akan dikumpulkan

berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Jenis data dalam penelitian ini

adalah merupakan data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini

Page 34: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

34

dihasilkan dari penyebaran pedoman wawancara di lokasi penelitian. Pedoman

wawancara diberikan kepada Kepala Keluarga yang merupakan penduduk asli Desa

Sanur yang telah dihitung secara proporsional di masing – masing wilayah Desa

Sanur. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari Kantor Lurah Sanur, Kantor

Desa Sanur Kaja dan Kantor Desa Sanur Kauh.

Keempat, menentukan instrumen penelitian, instrumen penelitian digunakan

sebagai alat pendukung dalam proses penelitian. Penelitian ini menggunakan

pedoman wawancara yang merupakan alat bantu penting dalam mengumpulkan data.

Selain itu, alat bantu lain yang digunakan adalah kamera, buku catatan kecil dan alat

tulis. Kelima, menentukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah teknik Triangulasi (gabungan), meliputi : melalui pengamatan

(observasi), wawancara (interview), dan dokumentasi.

Keenam, menentukan proses analisis data. Analisis data di lapangan dalam

penelitian ini adalah Model Miles and Huberman (Sugiyono, 2014). Model Miles and

Huberman menerangkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh. Tahapan dalam analisis ini adalah reduksi data (data reduction),

penyajian data (data display), penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion

drawing/verification).

Page 35: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

35

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di Desa Sanur, Kecamatan

Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Beberapa pertimbangan yang

mendasari terpilihnya lokasi ini adalah sebagai berikut :

1) Perkembangan pariwisata di Desa Sanur selama lima tahun terakhir yaitu

tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan hal yang positif, terbukti

dengan munculnya beberapa hotel berbintang dan fasilitas penunjang

pariwisata lainnya,

2) Pendapatan riil kepala keluarga yang merupakan masyarakat lokal Desa Sanur

berdasarkan pengamatan awal dalam proses penelitian mengalami

peningkatan,

3) Keterlibatan masyarakat lokal secara keseluruhan disinyalir berorientasi

kepada keuntungan dari industri pariwisata yang berkembang.

Pada Gambar 3.1 berikut ini akan disajikan peta lokasi penelitian guna

memperjelas informasi mengenai lokasi penelitian :

Page 36: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

36

www.google.com

Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Sanur, Kota Denpasar

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

1) Data Kualitatif, yaitu berupa data yang tidak dapat diwujudkan dalam

bentuk angka, namun berupa penjelasan tentang uraian tentang

fenomena tertentu yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam

penelitian ini yang termasuk dalam data kualitatif adalah jawaban

Kepala Keluarga yang menjadi sampel penelitian atas pedoman

wawancara yang diberikan.

2) Data Kuantitatif, yaitu data yang berwujud angka yang mendukung data

kualitatif dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini yang termasuk

dalam data kuantitatif meliputi jumlah Kepala Keluarga yang menjadi

sampel penelitian dan dana swadaya masyarakat Desa Sanur.

Page 37: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

37

3.3.2 Sumber Data

1) Data primer, adalah data yang dihasilkan sendiri oleh peneliti. Sumber

data primer ini dihasilkan dari hasil penyebaran pedoman wawancara.

Data ini berupa jawaban Kepala Keluarga yang menjadi sampel

penelitian atas pedoman wawancara yang diberikan.

2) Data sekunder, adalah data yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan

oleh pihak lain. Data ini meliputi data yang bersumber dari Kantor

Lurah Sanur, Kantor Desa Sanur Kauh dan Kantor Desa Sanur Kaja.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti dan beberapa alat bantu yang

digunakan untuk mendukung proses pengambilan data penelitian. Pedoman

wawancara merupakan salah satu alat bantu penting dalam proses pengumpulan data.

Dalam pedoman wawancara berisi sejumlah pernyataan yang disajikan berdasarkan

konsep penelitian. Selain pedoman wawancara, alat bantu lain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kamera, buku catatan kecil serta alat tulis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang diterapkan adalah teknik

triangulasi. Teknik ini merupakan penggabungan dari berbagai teknik pengumpulan

data dan sumber data yang telah ada. Teknik ini sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

Page 38: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

38

berbagai sumber data. Dalam penelitian teknik ini menggabungkan observasi

partisipatif, wawancara terstruktur dan wawancara mendalam serta dokumentasi

untuk sumber data yang sama secara serempak, seperti penjelasan berikut ini :

1) Observasi Partisipatif

Dalam penelitian ini, observasi partisipatif dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui perilaku masyarakat setempat serta berbagai aktivitas yang

dilakukan oleh masyarakat. Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari – hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Dengan observasi ini, maka data yang diperoleh akan lebih

lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang terlihat.

2) Wawancara Terstruktur dan Wawancara Mendalam

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan data dengan wawancara

terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan menyiapkan alat bantu

penelitian berupa pedoman wawancara yang berisi pertanyaan – pertanyaan

tertulis. Selanjutnya wawancara secara mendalam dilakukan untuk

mendukung jawaban – jawaban yang didapatkan dari wawancara terstruktur

sebelumnya.

3) Dokumentasi

Dokumentasi melengkapi kedua teknik tersebut diatas, agar hasil wawancara

dapat terekam dengan baik. Melalui dokumentasi peneliti memiliki bukti telah

Page 39: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

39

melakukan wawancara kepada informan atau sumber data. Alat – alat lain

yang mendukung adalah buku catatan dan kamera.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sebelum dilakukan penentuan sampel,

sebelumnya telah diketahui bahwa jumlah populasi adalah sebesar 5587 Kepala

Keluarga. Penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling dengan

beberapa persyaratan sebagai berikut :

1) Kepala keluarga yang merupakan masyarakat lokal dan bertempat tinggal di

Desa Sanur, Kecamatan Denpasar Selatan. Usia dari Kepala Keluarga tidak

ditentukan, asalkan sudah menjadi kepala keluarga sebelum tahun 2010.

2) Mengikuti perkembangan desa sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

atau tidak pernah tinggal ke luar wilayah Desa Sanur.

3) Memiliki pekerjaan atau usaha pokok yang berhubungan dengan bidang

industri pariwisata di Desa Sanur.

Ukuran sampel yang diambil menggunakan Rumus Slovin, sebagai berikut :

n = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . (1)

N

1 + Ne2

Page 40: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

40

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (10 %) (Umar, 2004).

Berdasarkan Rumus Slovin tersebut didapat sampel sebanyak :

n =

n = 98

Jumlah sampel dibulatkan ke atas mejadi 100 sampel. Alasan dilakukan

pembulatan keatas agar sampel penelitian termasuk pada rentang sampel besar.

Berdasarkan perhitungan Rumus Slovin tersebut, ukuran sampel ditentukan sebanyak

100 Kepala Keluarga (KK). Selanjutnya di masing – masing desa/kelurahan akan

dilakukan pengambilan sampel secara proporsional sebagai berikut :

1) Jumlah sampel untuk Desa Sanur Kaja :

5587

1 + 5587(0,1)2 = 98,24

Jml KK Desa Sanur Kaja

Total KK Desa Sanur

X n

1704

5587

X 100 = 30, 49 = 30

Page 41: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

41

2) Jumlah sampel untuk Desa Sanur Kauh :

3) Jumlah sampel untuk Kelurahan Sanur :

Berdasarkan perhitungan diatas, didapatkan jumlah masing – masing sampel

penelitian di masing – masing wilayah Desa Sanur. Seperti yang disajikan dalam

Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian (KK)

No

Nama Desa/Kelurahan

Populasi

Jumlah Sampel

1 Desa Sanur Kaja 1704 30

2 Desa Sanur Kauh 1987 36

3 Kelurahan Sanur 1896 34

Total 5587 100

Jml KK Desa Sanur Kauh

Total KK Desa Sanur

X n

1987

5587

X 100 = 35,56 = 36

Jml KK Kelurahan Sanur

Total KK Desa Sanur

X n

1896

5587

X 100 = 33,93 = 34

Page 42: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

42

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilapangan/lokasi penelitian yang digunakan adalah

analisis data Model Miles and Huberman. Model Miles and Huberman

mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh

(Sugiyono, 2014). Aktivitas dalam model ini antara lain :

1) Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting,

dicari tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan

dicapai. Tujuan utama dari penelitian ini adalah pada temuan, jika peneliti

dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang dipandang

asing, tidak dikenal, belum memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan

perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data. Reduksi data merupakan

proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta

kedalaman wawasan yang tinggi.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - sinta.unud.ac.id 1.pdfyang strategis juga menjadi faktor pesatnya perkembangan Desa Sanur. ... Diungkapkan oleh Ashrama (2006) bahwa mungkin

43

2) Penyajian Data

Langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam penelitian ini, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, flowchart, dan sejenisnya. Penyajian data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dengan

penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami

tersebut. Dalam penyajian data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat

berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja) dan chart.

3) Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal, didukung oleh bukti – bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam

penelitian ini adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang

sebelumnya masih remang – remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau

teori.