54
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mendidik anak kita harus tahu betul karakter dan kepribadian setiap anak. Karena dengan mengetahui kepribadian anak kita bisa menyesuaikan diri dengan meraka dan kita dapat memahami mereka dengan tingkah lakunya. Mendidik seorang anak bisa dilakukan dalam hal kegiatan seperti kegiatan Ekstrakulikuler Pramuka, disini kita bisa mendidik seorang anak dengan penuh kegembiraan atau bermain dan dengan cara belajar sambil melakukan dan mengenalkan mereka untuk lebih dekat kepada Allah SWT. Dalam kegiatan Pramuka seorang Siaga dididik dalam hal kepribadian, agar mempunyai karakter yang baik. Karena sebagai Pembimbing mereka (Siaga) kita harus membuat perubahan dan perkembanagan yang lebih baik, memupuk mereka dengan iman dan akhlak yang baik lagi terpuji, membuat pondasi iman yang kokoh. Karena segala sesuatu

Bab i Pandega

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab i Pandega

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam mendidik anak kita harus tahu betul karakter dan kepribadian setiap anak.

Karena dengan mengetahui kepribadian anak kita bisa menyesuaikan diri dengan

meraka dan kita dapat memahami mereka dengan tingkah lakunya.

Mendidik seorang anak bisa dilakukan dalam hal kegiatan seperti kegiatan

Ekstrakulikuler Pramuka, disini kita bisa mendidik seorang anak dengan penuh

kegembiraan atau bermain dan dengan cara belajar sambil melakukan dan

mengenalkan mereka untuk lebih dekat kepada Allah SWT.

Dalam kegiatan Pramuka seorang Siaga dididik dalam hal kepribadian, agar

mempunyai karakter yang baik. Karena sebagai Pembimbing mereka (Siaga) kita

harus membuat perubahan dan perkembanagan yang lebih baik, memupuk mereka

dengan iman dan akhlak yang baik lagi terpuji, membuat pondasi iman yang kokoh.

Karena segala sesuatu yang telah ditanam semenjak dini maka kelak nanti akan

mempunyai rasa kekuatan dan mempunyai rasa kebiasaan tersendiri yang mudah

dilakukan, yang tidak akan merasa sulit untuk mengerjakan hal terpuji atau

meninggalkan hal yang tercela. Karena sudah terbiasa melakukan hal-hal yang dulu

pernah dikerjakan atau dilkukan dengan rasa iman dan kesenangan. Maka kita juga

harus dapat memberi contoh sebagai panutan mereka yang sifatnya hal-hal positif

(terpuji) dan meninggalakan hala-hal negatif (tercela), dan dapat membangun rasa

kesemangatan dalam menjalankannya agar masa depan hidup mereka cerah dan bisa

memimpin Negara dengan baik.

1

Page 2: Bab i Pandega

2

Oleh karena itu, dimakalah ini akan sedikit membahas masalah yang terdapat pada

pramuka siaga. Apa pengertian dari pramuka siaga itu sendiri dan bagaimanakah sifat-

sifat pramuka siaga itu?, kemudian bagaiman cara membentuk karakter pramuka

siaga?.

Dengan adanya rumusan diatas, maka penulis akan mengetahui tujuan dari

beberapa rumusan masalah diatas. Tujuannya itu: mengetahui pengertian pramuka

siaga dan mengetahui sifat-siafat pramuka siaga, danjuga dapat mengetahui cara

pembentukan pramuka siaga.

Page 3: Bab i Pandega

3

BAB II

KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN PRAMUKA SIAGA

1. Pengertian Pramuka Siaga

Arti perindukan siaga, kelompok usia yang masuk kedalam pramuka siaga

adalah 7 sampai 10 tahun. Didalam pramuka siaga ada kepemimpinan perindukan

tersendiri.

Kepemimpinan diperindukan siaga yaitu: Dalam keputusan kwartir

nasional gerakan pramuka nomer 137 tahun 198 tentang penyelenggaraan gugus

depan pramuka bahwa ketentuan tentang kepemimpinan perindukan siaga sebagai

berikut:

a) Perindukan dipimpin oleh Pembina seorang Pembina siaga yang berusia

sedikitnya 21 tahun, dibantu oleh 3 orang pembantu Pembina siaga yang

berusia sedikitnya 16 tahun.

b) Pembina dan pembantu Pembina siaga putera dapat dijabat oleh wanita atau

pria.

c) Pembina dan pembantu Pembina siaga puteri harus dijabat oleh wanita.

d) Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang pemimpin yang dipilih oleh dan

dari para anggota barung.

e) Untuk membantu Pemimpin barung ditunjuk wakil barung dari dari para

anggota barung.

f) Oleh para anggota barung ditunjuk salah satu pemimpin barung untuk

melaksanakan tugas ditingkat perindukan yang disebut pemimpin barung

Page 4: Bab i Pandega

4

utama dipanggil sulung. Pemimpin pertama tersebut tetap memimpin

barungnya.

g) Untuk kepemimpinan para pramuka siaga diadakan dewan siaga yang terdiri

atas para pemimpin barung utama dan Pembina siaga serta pembantu Pembina

siaga. Kegiatan Dewan Siaga diantaranya:

1. Dewan siaga mengadakan pertemuan sebulan sekali yang dipimpin

Pembina siaga atau pembantunya.

2. Dewan siaga bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan

perindukan siaga dan menjalankan putusan-putusan yang diamibil oleh

dewan siaga.

Dalam tingkat Pramuka Siaga mempunyai kode kehormatan pramuka

siaga tersendiri, yaitu Dwi Satya dalam bentuk janji, sedangkan bentuk moralnya

adalah Dwi Dharma. Berikut 2 kode kehormatan tersebut:

1. Dwi Satya

Demi kehormatanku aku berjanju akan bersngguh-sungguh.

a) menjalankan kewajibanku terhadap tuhan dan Negara kesatuan republik

Indonesia.

b) Setiap hari berbuat kebaikan.

2. Dwi dharma

c) Siaga itu menurut ayah dan ibunda.

d) Siaga itu berani dan tidak putus asa.

Pramuka Siaga juga mepunyai macam-macam tingkatan Pramuka Siaga

yang diantaranya, Siaga Mula, Siaga Tata dan Siaga Bantu.1

2. Pendidikan Pramuka Siaga

1 Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka Indonesia. Surabaya: Terbit Terang. Hal. 7-10

Page 5: Bab i Pandega

5

Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki spiritual, keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,

masyarakat, bangsa, dan Negara.2

Pendidikan dalam gerakan pramuka adalah proses pendidikan sepanjang

hayat yang berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertakwa,

berbudi pekerti luhur, mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa,

masyarakat dan lingkungannya, alam seisinya, bertanggung jawab serta

berpegangteguh pada nilai dan norma masyarakat.3

Sedangkan hakikat Pendidikan yang dilihat dari aspek pendidikan Islam

ialah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan

anak didik untuk menjadi manusia dewasa sesuai tujuan pendidikan Islam.4

Definisi perkembangan pada seorang anak sendiri adalah terjadinya

perubahan yang bersifat terus-menerus dari keadaan sederhana ke keadaan yang

lebih lengkap, lebih kompleks, dan berdiferensiasi (Berk, 2003). Perkembangan

anak yang dimaksud dalam pembahsan ini adalah perubahan.5

Dalam Pramuka Siaga mempunyai Kegiatan Lapangan Golongan Siaga

tersendiri. yaitu:

1) Macam-Macam Upacara

Macam-macam Upacara dalam Perindukan Siaga terdiri dari:

a) Upacara Pembukaan Latihan.

2 Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, 2009. FM Focus Media. Hal. 23 Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2010, Lemdikacab

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Ponorogo. Hal. 384 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 18

5 Delphie, Bandi .2009. Psikologi Perkembangan. Jawa Timur: Intan Sejati. Hal. 12

Page 6: Bab i Pandega

6

b) Upacara Penutup Latihan.

c) Upacara Pelantikan.

2) Bentuk Upacara

Usia siaga (7-10 tahun) sesuai dengan perkembangan kejiwaannya

yang masih memusatkan pandangan dan pemikirannya kepada keluarganya,

maka upacara dalam perindukan siaga menggunakan bentuk lingkaran.

Yanda/Bunda sebagai pusat lingkaran perindukan, sedangkan Pak Cik dan Bu

Cik akan mendampingi para siaga pada lingkaran perindukan.

3) Langkah-Langkah Upacara Pembukaan dan Penutup Latihan Siaga.

a. Upacara Pembukaan Latihan.

(1) Menyiapkan alat-alat:

a) Bendera Merah Putih.

b) Standar Bendera.

c) Teks Pancasila.

d) Teks Dwi Darma.

(2) Perindukan Siaga dikumpulkan dalam bentuk lomba oleh

Yanda/Bunda. Pak Cik/Bu Cik memeriksa kebersihan anak-anak untuk

memilih barung terbaik.

b. Jalannya Upacara.

(1) Pemimpin upacara memanggil anggota perindukan siaga, membuat

lingkaran besar mengelilingi standar bendera. Pemimpin upacara

memanggil “Siaga………….”, yang dijawab dengan “Siap”.

(2) Pemimpin upacara menjemput Pembina upacara Yanda/Bunda.

Page 7: Bab i Pandega

7

(3) Pembina upacara memasuki lingkaran upacara melalui pintu kemudian

pemimpin upacara berhadapan dengan Pembina upacara dengan

standar bendera ada ditengah/diantara mereka berdua.

(4) Pembantu Upacara Pak Cik/Bu Cik Berada disela-sela Barung.

(5) Pemimpin Upacara mengambil Bendera Merah Putih.

(6) Ketika sampai digaris lingkaran tanpa aba-aba seluruh peserta upacara

memberi hormat kepada sang merah putih. Pemimpin upacara

meletakkan melatakkan bendera merah putih, di standar bendera .

pemimpin upacara memberi hormat kepada sang merah putih,

kemudian menurunkan tangan diikuti seluruh peserta upacara.

(7) Pembina upacara membaca pancasila diikuti oleh seluruh peserta

upacara.

(8) Pemimpin upacara memimpin dwi darma ditirukan seluruh peserta

upacara.

(9) Pemimpin upacara kembali ke barungnya.

(10) Pengumuman dari Pembina upacara.

(11) Pengucapan doa oleh Pembina upacara.

(12) Upacara pembukaan latihan selesai, dilanjutkan dengan latihan.

c. Upacara penutup latihan.

(1) Pemimpin upacara mengambil anggota perindukan siaga membentuk

lingkaran.

(2) Pemimpin upacara menjumpat Pembina upacara.

(3) Pemimpin upacara menyimpan bendera merah putih, sebelum

mengambil bendera pemimpin upacara member hormat terlebih dulu.

Begitu pemimpin upacara mengambil bendera, seluruh peserta upacara

Page 8: Bab i Pandega

8

member hormat kepada sang merah putih. Ketika bendera sampai pintu

lingkaran tanpa aba-aba penghormatan selesai.

(4) Pembina upacara member pesan-pesan/amanat.

(5) Upacara ditutup oleh Pembina upacara dengan pengucapan doa.

d. Upacara pelantikan.

(1) Upacara pelantikan dilaksanakan dalam rangka upacara pembukaan

latihan jalannya upacara.

(2) Upacara pembukaan latihan dilaksanakan seperti biasa, setelah

pembacaan pancasila oleh Pembina upacara dan pembacaan dwi darma

oleh pemimpin upacara, kemudian Pembina upacara mengumumkan

bahwa ada seorang siaga yang akan dilantik.

(3) Pemimpin barung mengantar siaga yang akan dilantik.

(4) Pembantu Pembina Pak Cik/Bu Cik maju ketengah lingkaran

membawa atribut pelantikan.

(5) Pembina upacara mengadakan Tanya Jawab mengenai Ujian SKU

kepada siaga yang akan dilantik.

(6) Pembina upacara menyuruh siaga yang akan dilantik untuk berdoa.

(7) Pembina upacara berjabat tangan dengan siaga yang akan dilantik

dengan memegang ujung merah putih, semula tangan Pembina

dibawah, menjelang pengucapan janji Pembina membalikan tangan.

(8) Pembina upacara menentukan siaga mengucap janji Dwi Satya.

Anggota perindukan memberi hormat ketika pengucapan janji.

(9) Pemasangan atribut pelantikan, bergantian mulai dari Pembina,

pembantu Pembina.

Page 9: Bab i Pandega

9

(10) Penghormatan kepada siaga yang baru dilantik oleh perindukan

dipimpin oleh pemimpin upacara.

(11) Pengucapan doa oleh Pembina upacara.

(12) Upacara pelantikan selesai dilanjutkan dengan latihan.

e. Wisata

Anak usia siaga (7-10 tahun) pada umumnya mempunyai

kecendrungan ingin mengetahui dunia luar yang lebih banyak, oleh karena

itu gerakan pramuka menggunakan wisata sebagai salah satu alat

pendidikan.

Adapaun tujuan diadakan wisata antara lain:

(1) Menambah pengetahuan dan pengalaman anak

(2) Meningkatkan rasa taqwa terhadap Tuhan

(3) Mengembangkan rasa cinta tanah air

(4) Menibulkan rasa indah dan fantasi anak

(5) Memperluas lingkungan hidup anak

(6) Menimbulkan kesegaran, kebebesan dan variasi hidup pada anak.

Sedangkan bentuk wisata adalah berpergian keluar dalam

rombongan yang dipimpin oleh beberapa pembinanya (Bunda/Yanda, Pak

cik/Bu cik) menuju tempat-tempat yang berguna bagi pendidikan siaga.6

Dalam siaga juga mengenal sekilas tentang kelengkapan pakaian dan tanda

pramuka siaga tersendiri. Diantaranya yaitu:

(1) Topi

Bentuk topi pramuka siaga, baik putrid maupun putra adalah baret berwarna

coklat.

6 Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah II. Hal. 86-88

Page 10: Bab i Pandega

10

(2) Tanda Topi

Tanda topi wujudnya tunas kelapa yang berwarna kuning, sedangkan dasarnya

berwarna hijau daun. Bentuk tanda topi untuk putrid adalah bulat, sedangkan

tanda topi untuk putra adalah persegi panjang. Tanda topi dipasang disebelah

kiri topi, agak miring kekiri.

(3) Tanda pelantikan

Tanda pelantikan pada pelantikan siaga yakni tunas kelapa yang berwarna

kuning emas dengan dasar coklat tua. Tanda ini dipasang di saku atau dada

sebelah kiri.

(4) Setangan Leher

Bentuk setangan leher untuk putra adalah segita yang berwarna merah putih,

bahannya dari kain. Jika menggunakan setangan leher dibutuhkan cincinnya,

agar terlihat rapi, pemasangannya dibawah kera baju. Sementara untuk putrid

digunakan pita dengan lebar 3,5 sentimeter, panjang 40 sentimeter, pemakain

pitanya dengan simpul mati yang dipakai dibawah krah baju.

(5) Baju Celana dan Rok

Baju siaga untuk putra dan putri warnanya sama, yakni warna coklat muda

dengan bentuk kurung. Celana Siaga putra berwarna coklat tua. Saku celana

siaga putra ada dua dipasang dibagian belakang celana, sedangkan satu saku

untuk siaga putrid dipasang di depan.

(6) Sepatu dan Kaos Kaki

Warna sepatu dan kaos kaki untuk siaga putra putrid adalah hitam/coklat.

(7) Tanda Barung

Letak tanda barung yakni lengan tangan kiri.

(8) Tanda lokasi

Page 11: Bab i Pandega

11

Lokasi/Nomor Gugus Depan dipasang dilengan sebelah kanan

(9) Tanda Pangkat

Tanda pangkat untuk Siaga Bantu adalah gambar mancung kepala yang

berwarna putih dengan dasar hijau, sedangkan tanda pangkat Siaga Tata

adalah dua buah mancung kepala yang disamping dilengan kiri dibawah tanda

barung.7

3. Sifat-sifat Anggota Pramuka Siaga

Seusia pramuka siaga mempunyai sifat-sifat yang unik, lucu, dan masih

banyak lagi. Jadi wajarlah kalo kita sebagai Pembina harus sabar dalam

membinanya. Diantara sifat-sifanya itu:

a. Senang meniru

b. Senang berdendang, menari dan bernyanyi-nyanyi

c. Suka dipuji, mudah merajuk

d. Senang menceritakan dan mengadukan apa yang diketahui dan dialaminya.

e. Rata-rata masih manja

f. Suka berbekal

g. Sangat senang bermain-termasuk memainkan alat vitalnya, misalnya pada

waktu pipis, Siaga (laki-laki) suka menggoyang-goyangkan, bahkan

menggambar angka atau yang lain dengan air seninya.8

4. Cara Membina Pramuka Siaga

Pengertian dari pembinaan secara umum diartikan sebagai usaha untuk

memberikan dan bimbingan guna mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan

7 Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka. Surabaya: Terbit Terang. Hal.

18

8 Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP), 2008. Gerakan Pramuka AG-

AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 62

Page 12: Bab i Pandega

12

Pembina dalam gerakan pramukua adalah suatu pendidikan yang dilakukan secara

terus menerus oleh anggota dewasa terhadap anak didik, dengan menggunakan

prinsip dasar metodik pendidikan kepramukaan, dan sistem among yang

pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, perkembangan dan kepentingan

masyarakat, Bangsa dan Negara.9

Dalam sistem among seorang Pembina harus mengikuti perinsip-perinsip

yang sudah ditentukan dalam kepramukaan. Maka seorang Pembina pramuka

wajib melaksanakan prinsip-prinsip tersebut. Diantaranya:

a. “Ing ngarso sung tulodo”; didepan menjadi teladan

b. “Ing madya mangun karso”, ditengah membangun kemauan

c. “Tut wuri handayani:, dari belakang member daya/kekuatan atau dorongan

dan pengruh yang baik kearah kemandirian.10

Didalam membina Pramuka Siaga mempunyai cara tersendiri, jangan

samapai kita samakan dengan Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega. Karena

dalam pembinaan mempunyai cara yang berbeda-beda atau sudah mempunyai

caranya masing-masing. Seperti cara membina Pramuka Siaga yang diantaranya:

a. Dilakukan dengan penuh kasih sayang dan lemah lembut.

b. Membina siaga adalah phase awal dalam pendidikan maka sifat-sifat Pembina

Siaga yang tidak bisa dicontohkan oleh anak usia siaga harus tidak

dimunculkan di permukaan. Misalnya Pembina merokok, membentak-bentak,

berkata agak jorok, dan sebagainya.

9 Fahrurrozi, Azi. 2010. The Guidance Book Basic Values Orientation Of Scout Movement

For The Tarbiyah Students (ONDGP). Cirebon: Gerakan Pramuka IAIN Syekh Nurjati.

Hal. 56

10 Shaleh, Fahrul. Dkk. 2011. Bahan Serahan Perkemahana Bakti Mahasisiwa. Cirebon:

Racana AG-AD IAIN SYEKH NURJATI CIREBON. Hal. 42

Page 13: Bab i Pandega

13

c. Materi Pembina banyak dibungkus, sehingga menarik (misalnya

menceriterakan sifat-sifat kepahlawanan yang perlu dicontoh, dengan

sosiodrama.

d. Sesuatu yang khayal, baik untuk mempuk imajinasi siaga, tetapi jangan

dilebih-lebihkan. Ceritera tentang fabel, farabel baik untuk siaga. Dalam abad

modern ini baik apabila imajinasi tersebut dipadukan dengan teknologi.

e. Permainan perang-perangan tidak cocok untuk kejiawaan siaga.

f. Siaga harus sudah diperkenalkan secara “nyata” bagaimana setiap hari berbuat

kebaikan. Baik dalam latihan, maupun melalui pesan Pembina untuk

melaksanakannya di rumah.

g. Untuk melatih kreativitas keluarga siaga (otak belahan kanan), maka akan

sangat baik mereka di tugasi membuat lagu sederhana (jiggle), tarian, menulis

pengalaman, atau mengarang, atau membuat yel-yel menyemarakkan kasih

sayang.

h. Kehidupan siaga itu ada di perindukan, oleh karena itu tradisi “Pemilihan

Barung Juara”, baik selalu dihidupkan dalam setiap upacara pembukaan

latihan. Kepemimpinan, kebersatuan, perindukan menjadi prioritas utama.

i. Pembina lebih banyak “ing ngarso sung tulodo”11

5. Macam-macam Permainan Pramuka Siaga

Pramuka Siaga mempunyai beberapa macam permainana yang sering

dilakukan, dalam kegiatan pramuka. Karena Pramuka Siaga itu identik atau

dikhaskan dengan banyaknya bermain.

“Bermain” (play) merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga

arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang

11 Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP), 2008. Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 63

Page 14: Bab i Pandega

14

dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan

hasil akhir.12

Diantara macam-macam permainanya itu adalah:

a. Mempertahankan keseimbangan

Tiap barung berderet kebelakang, tiap anggota barung berjalan ke

tempat yang sudah ditetapkan dan kembali ketempat semula dengan

sebuah/dua buah buku diatas kepala. Jika buku jatuh dia harus memulai lagi.

Barung yang terlebih dulu selesai menjadi pemenangnya.

b. Menangkap ular

Perindukan dalam bentuk lingkaran seorang siaga di luar lingkaran

menjadi ular dan menarik seutas tali panjang sebagai ekornya. Ular menepuk

punggung seorang siaga dalam lingkaran dan lari, dikejar oleh siaga tadi, ular

lari menuju tempat yang ditinggalkan oleh siaga tadi, sedangkan siaga

berusaha memegang ekor ular, sebelum ia sampai tempat tujuannya, kalao

ekornya dapat dipegang ia menggantikan menjadi ular, jika tidak ular mencari

mangsa lain.13

c. Memancing

1) Buatlah lingkaran

2) Siapkan sejumalah sepatu

3) Sediakan tongkat sebagai alat pancing

4) Letakkan sejumlah sepatu ditengah lingkaran

5) Diluar garis linkaran ada 3, 4 atau 5 siaga bertindak sebagi pemancing

12 B. Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Ke Enam, PT Gelora Aksara Pratama. Erlangga. Hal. 320

13 Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Gerakan Pramuka Kwartir Daerah II. Jawa Tangah. Hal 87

Page 15: Bab i Pandega

15

6) Dalam posisi tegak siaga memancing sepatu yang diletakkan ditengah

lingkaran

7) Siaga yang mendapat banyak hasil memancing sepatu dinyatakan

pemenang.

d. Si Buta dari Negeri Tunjuk

Cara melakukannya sebagai berikut:

1) Para pemain Siaga membentuk lingkaran.

2) Ditengah lingkaran seorang siaga berdiri sambil menutup kedua matanya

dengan sapu tangan lebar. Se akan-akan dia menjadi si Buta.

3) Si buta memainkan suara hewan, misal; suara ayam, kambing, harimau,

dan hewan lain.

4) Siaga yang lain menirukan suara hewan yang diperagakan si Buta.

5) Si Buta mulai menangkap siaga yang menirukan suara hewan. Jika siaga

berhasil ditangkap sibuta, lalu si buta menerka namanya.

6) Jika si Buta benar menebak namanya, maka siaga yang ditebak namanya

tadi jadi si Buta, dan begitu seterusnya, namun yang kedua menggantikan

si buta pertama.

7) Seandainya si Buta pertama tidak tepat menerka nama siaga yang

ditangkap tadi. Maka si Buta pertama tidak boleh diganti, melainkan terus

jadi.

e. Sang Surya

1) Siaga berkumpul membentuk lingkaran,

2) Diluar linngkaran, buatlah lingkaran yang ditengah ada huruf U (Utara),

buatlah llingkaran lain yang ditengah berhuruf T (Timur), begitu juga

Page 16: Bab i Pandega

16

untuk huruf S (Selatan) dan B (Barat). Membuat huruf-huruf ini bisa dari

tali atau kapur yang agak besar.

3) Yanda/Bunda selaku member aba-aba. Jika Yanda/Bunda berseru, “Jam

enam pagi!” segera siaga membentuk lingkaran bubar berlari masuk ke

lingkaran huruf T (Timur) yang bermakna tempat matahari terbit.

4) Jika Yanda/Bunda berseru, “Jam dua belas siang”, segeralah siaga masuk

kedalam lingkaran U

5) Jika Yanda/Bunda berseru, “Enam sore”, segera siaga masuk kedalam

lingkaran B.

6) Jika Yanda/Bunda berseru, “Dua belas malam”, segera siaga masuk

kedalam lingkaran S.

7) Jika salah satu atau lebih para siaga salah masuk lingkaran dar aba-aba

Yanda/Bunda tadi, maka yang salah masuk tadi dikenai hukuman.

Hukuman bisa berupa bernyanyi, berpuisi dan lainnnya yang bersifat

mendidik.

f. Anjing dan makanannya

1) Buatlah lingkaran berdiameter kira-kira 5-7

2) Ditengah lingkaran ada tiga siaga menjadi penjaga makanan. 3 penjaga

ditengah lingkaran masing-masing membawa senjata kayu.

3) Diluar lingkaran ada 4 siaga menjadi pencuri makanan, 4 siaga berusaha

mengambil makanan, saat mengambil makanan ditengah lingkaran 3

penjaga mengayun-ayunkan kayu untuk memukul 4 siaga.

Page 17: Bab i Pandega

17

4) Jika salah satu diantara 4 siaga menjadi pencuri kena pukulan siaga

penjaga. Maka siaga yang kena pukulan dihukum. Bentuk hukuman bisa

berbentuk bernyanyi, berpuisi, berpidato, dan lainnya.14

B. KARAKTER PRAMUKA SIAGA

1. Beriman

Pramuka Siaga sudah semestinya diajarkan tentang keimanan, agar mereka

mempunyai keimanan yang kokoh kelak dewasa nanti. Arti iman tersendiri ialah

percaya kepada Allah SWT., para malaikat-Nya, berhadapan dengan Allah,

percaya kepada para Rasul-Nya, dan percaya pada hari berbangkitnya dari kubur.

Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT:

Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan

kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.

semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan

rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan

antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka

mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah

Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (Al-Baqarah:

285).15

14 Lukys, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka, Terbit Terang, Surabaya, Hal 21-23

15 Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 16

Page 18: Bab i Pandega

18

2. Berbakti dan mengormati kepada orang tua (bapak/ibu)

Menghormati dan menghargai serta berbakti kepada orang tua merupakan

kewajiban kewajiban yang harus dipatuhi, karena begitu besar jasa dan

pengorbanan kedua orang tua. Sampai Allah bewasiat kepada semua umat

manusia untuk berbuat baik kepada keduanya terlebih ibu. Berbuat baik kepada

kedua orang tua disamapikan dalam Firman Allah:

Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya

atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

Perkataan yang mulia. (Al-Isra: 23).

Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama

apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar

daripada itu.16

Maka dalam mendidik pramuka siaga, kita sebagai Pembina harus dapat

mengarahkan atau mengingatkan anak Siaga untuk tetap berbaut bakti kepada

orang tua, jangan sampai mereka berani unutk durhaka terhadap orang tua sendiri

yang telah melahirkan dan memeliharanya dengan susuah payah. Karena tanpa

adanya orang tua pasti kita tidak aka ada dimuka bumi ini.

3. Meninggalkan tingkah laku tercela

16 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 16

Page 19: Bab i Pandega

19

a) Larangan buruk sangka

Buruk sangka adalah menyangka seseorang berbuat kejelekan atau

menganggap jelak tanpa adanya sebab-sebab yang jelas yang memperkuat

sangkaannya. Perbutan seperti itu sangat dilarang oleh Allah SWT. orang yang

melakukan berarti berbuat dosa sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan

purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu

dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

(Al-Hujarat: 12).

b) Larangan benci membenci

Maksudnya adalah menjauhi orang lain disebabkan kebencian.

Perbuatan seperti itu tidaklah dibenarkan dalam islam karena manusia tidak

dapat hidup sendirian, tetapi membutuhkan orang lain. Kebencian terhadap

ornag lain hanya akan mempersempit kehidupan didunia, serta semakin

memperbanyak dosa.

Page 20: Bab i Pandega

20

Akan tetapi, diboilehkan membenci kalau didasari karena Allah,

misalnya membenci seseorang karena perbuatannya yang jelek. Jadi, yang

dibenci bukanlah seorangnya tetapi kelakuannya.

c) Larangan belakang membelakangi

Memutuskan tali persaudaraan dan menghindar dari orang lain

bukanlah perbuatan terpuji, dan tidak dibenarkan dalam ajaran islam apalagi

kalau melebihi tiga hari. Saling membelakangi dan menghindar karena sesuatu

sepele dan karena ego dan gengsi masing-masing tidak ada yang bersedia

memulai untuk berbaikan kembali adalah perbuatan yang berasal dari setan.

Ini sama sekali tidaklah betul.17

d) Gibah

Gibah adalah menceritakan sesama muslim dengan apa-apa yang ia

tidak suka untuku diceritakan kepada orang. Kalau yang dicertakan itu

kejadian yang bukan sebenarnya berarti orang yang menceritakan tersebut

telah menuduh sesamanya dengan kebohongan.

Gibah dan kebohongan merupakan perbuatan yang dilarang dalam

islam, dan pelakunya akan diazab oleh Allah SWT. selain itu gibah akan akan

memicu permusuhan dan pertengkaran antara sesame muslim.

Sebenarnya tidak semua gibah dilarang, kalau bertujuan untuk

kemaslahatan atau sangat terpaksa, gibah diperbolehkan.18

4. Berbuat jujur

17 Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 183 & 187

18 ibid. Hal. 193

Page 21: Bab i Pandega

21

Kejujuran merupakan modal utama untuk menjadi manusia baik. Kata

jujur sendiri memiliki pengertian terjadinya keselarasan dan kesesuain antara apa

yang ada didalam hati dan yang terungkap melalui lisan maupun tulisan.

Jujur berkomotasi dengan benar yang dalam bahasa arab diistilahkan

dengan Shidiq/As-Shodqu. As-shodqu bisa berarti kebenaran dan bisa juga

diartikan sebagai kejujuran, hal itu karena orang yang jujur akan selalu

mengatakan yang sebenar-benarnya.19

C. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN ISLAM

Dalam mendidik pramuka siaga kita sebagai pembimbing bisa saja dalam

kegiatan pramuka menggunakan metoda pendidikan Islam. diantara macam-macam

metoda Pendidikan Islam yaitu:

1. Metoda pendidikan dengan menggunakan cara instruksional

Yaitu yang bersifat mengajar tentang cirri-cri orang yang beriman dalam

bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana

seharusnya mereka bersikap dan berbuat sehari-hari. Misalnya, sabda Nabi:

“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; 1). Apabila berbicara bohong, 2). Apabila

berjanji ingkar, 3). Dan apabila dipercaya ia khianat. (Al-Hadis)

2. Metoda mendidik dengan bercerita

Yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa lampau

yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup terhadap

perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi atau Rasul yang hadir ditengah mereka.

Misalnya sebuah ayat yang mengandung nilai paedagogis dalam sejarah

digambarkan Tuhan sebagai berikut:

19 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 65

Page 22: Bab i Pandega

22

Artinya: Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat

pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu

bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-

kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai

petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. (QS. Yusuf: 111).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

Artinya: Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan

mewahyukan Al Quran ini kepadamu, dan Sesungguhnya kamu

sebelum (kami mewahyukan) nya adalah Termasuk orang-orang yang

belum mengetahui. (QS.Yusuf: 3).

Juga kisah tentang dua anak Adam yang saling bermusuhan dan

mendengki diantara mereka yang dikisahkan dalam surat Al-Maidah, sedang salah

seorang dari mereka ada yang berwatak luas dada dan kasih sayang, jelas

dimaksudkan sebagai contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa

kasih sayang serta tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup

saling bergotong royong dalam bermasyarakat dimasa dewasanya. Firman Allah

tetang hal ini adalah sebagai berikut:

Page 23: Bab i Pandega

23

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera

Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika

keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari

salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima

dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti

membunuhmu!". berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya

menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-

Maidah: 27).

Artinya: "Sungguh kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk

membunuhku, aku sekali-kali tidak akan menggerakkan tanganku

kepadamu untuk membunuhmu. Sesungguhnya aku takut kepada Allah,

Tuhan seru sekalian alam." (QS. Al-Maidah: 28).

Kisah lain seperti bagaiman kaum Tsamud mengalami kehancuran akibat

dari pernuatan durhaka terhadap Khaliknya dan bagaimana kaum Nabi Nuh yang

membangkang terhadap ajakan untuk beriman kapada Tuhan Yang Maha Esa,

termasuk terhadap anaknya sendiri, dikenakan siksaan oleh Allah, dan lain-lain

kisah sejarah pergolakan kaum Yahudi dibawah pimpinan Nabi Musa AS dan

kaum Nabi Isa dan sebaginya itu; adalah suatu metode pengungkapan sejarah

hidup orang/umat dikemudian hari untuk dicontoh ata ditiru. Cerita bagi anak-

anak, benar-benar dihayati sebagai suatu kenyataan yang hidup serta dapat

membentuk dalam jiwanya suatu pola peniruan (imitasi) tentang sifat dan watak

serta nilai yang terkandung didalam cerita tersebut. Di masa dewasanya cerita

demikian berpengaruh dalam jiwanya.

Page 24: Bab i Pandega

24

3. Metoda pemberian coontoh dan teladan

Metoda yang cukup besar pengaruhnya dalam mendidik anak adalah

metoda pemberian contoh dan teladan. Allah telah menunjukkan telah bahwa

contoh keteladanan dari kehidupan Nabi Muhammad adalah mengandung nilai

peadagogis bagi manusia (para pengikutnya) seperti ayat yang menyatakan:

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-

Ahzab: 21)

Itulah bagian dari beberapa macam pendidikan islam yang sengaja ditulis

hanya beberapa saja.20

BAB III

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN PRAMUKA

DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PRAMUKA SIAGA

A. IMPLEMENTASI PEMBENTUKA KARAKTER DIPRAMUKA SIAGA

1. Pramuka Siaga

20 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 110-114 &

118-119

Page 25: Bab i Pandega

25

Pramuka adalah pencinta alam oleh sebab itu pramuka harus mengenal

tentang alam dan tanda-tandanya.21 Pertemuan Pramuka sebgai alat pendidikan

yang dimaksud adalah sebagai kegiatan kepramukaan yang dilaksanakan peserta

didik yang bersifat kumpulan banyak kegiatan yang menyenangkan sebagai alat

pendidkan.

Dalam kegiatan pramuka Siaga pasti didalamanya akan melakukan

banyaknya bermain. Tetapi bukan hanya bermain saja, namun ada pula yang

lainnya, yaitu melakukan kegiatan upacara.

Dalam melakukan kegiatan upacara banyak hal-hal positif yang didapat

oleh Pramuka Siaga, bukan hal positif saja melainkan banyak manfaat yang

didapat. Seperti mempunyai rasa kedisiplinan, mudah diatur, memiliki rasa

kekompakan dan mempunya rasa kebersamaan yang begitu indah.

Sebagai pembimbing Pramuka siaga kita harus bisa membina merka

dengan baik, kasih sayang, dengan kesabaran yang tulus. Membina meraka

dengan cara tertawa-tawa atau bersendagurau, agar mereka mersa dekat dan mau

diatur. kadang seusia mereka susah-susah gampang dalam hal diatur.

Anak Siaga biasanya mempunyai keinginan sendiri, yang kadang sebagai

Pembina merasa tak karuan atau merasa kesulitan dalam membimbing.

Didalam kegiatan Pramuka Siaga tentunya adanya permaianan. Permaian-

permainan yang dilakukan mempunyai manfaat pastinya. Bukan hanya sekedar

permainan yang tidak mempunyai nilai atau arti penting dalam permainan

tersebut. Contoh permainannya itu:

a. Mempertahankan keseimbangan

21 Tajudin, Fatw. Dkk. Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP). 2008.

Cirebon: Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon. Hal. 72

Page 26: Bab i Pandega

26

Maksudnya dalam permainan ini maka Pramuka Siaga akan belajar

bagaimana cara menyeimbangkan diri dengan baik, mempunyai rasa

kesabaran dalam mengerjakan, ketelitian, dan dapat melakukan dengan

ketenangan agar mempnyai hasil yang kita inginkan. Jika kita tidak

mempunyai rasa ketenagan dalam mengerjakan sesuatu dikhawatirkan

tidak akan mendapatkan hasil yang memuaskan atau tidak akan mendapat

hasil yang kita inginkan.

b. Menangkap ular

Dalam permainan menangkap ular pramuka siaga mendapat

pembelajaran untuk melatih kesabaran, kelincahan, dan kecermatan.

c. Si Buta dari Negeri Tunjuk

Permainan si bitu dari negri tujuk dapat melatih anak siaga agar

dapat melakukan konsentrasi dengan baik, kecepatan dalam memahami

suara-suara yang keluar dari mulut anak siaga lainnya.

d. Sang Surya

Sang surya permainan ini dapat membuat anak siaga berkonsentrasi

dengan penuh, melatih kelincahan, kekompakan, dan kebersamaan.

e. Anjing dan makanannya

Permainan anjing dan makanannya ini melatih anak siaga agar

mempunyai rasa kesabaran, kebersamaan dan ketegasan.

Itulah beberapa permainan yang ada di pramuka siaga. Dalam

melakukan kegiatan bermain itu bukan hanya itu saja (diatas) yang didapat

anak siaga. Tetapi masih banyak lagi, seperti akan mendapatkan keceriaan

dan kegembiraan saat melakukan kegiatan permainan itu. ya pastinya

dalam bermain akan tercapainya kesenangan yang dapat memuaskan diri,

Page 27: Bab i Pandega

27

dapat menciptakan suatu kehangatan saat berkumpul dengan wajah-wajah

yang penuh dengan keceriaan dan juga terhindarnya dari rasa jenuh, dan

saling diam-mendiami.

2. Karakter siaga

Dilihat dari sudut pendidikan Islam sudah dijelaskan bahwa intinya itu

usaha terencana mngubah manusia menjadi dewasa dengan menggunkan syari’at

Islam.22 Pendidikan Islam ini mempunyai sasaran strategis ialah menanamkan dan

mengembangkan hilai-nilai agama dan nilai-nilai ilmu pengetahuan secara

mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan terbentuklah

dalam dirinya, sikap beriman dan bertaqwa dengan kemampuan mengembangkan

ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan istilah lain sasaran

pendidikan Islam adalah mengintegrasiakn iman dan taqwa dengan ilmu

pengetahuan dalam pribadi manusia untuk mewujudkan hidup di dunia dan

kebahagiaan di akhirat.23 Dalam membentuk karakter siaga sudah ada di dalam

kajian teoti yaitu apa sajakah yang harus pramuka siaga pelajari dan kerjakan.

Yang diantarnya:

a. Beriman

Pengertian iman ialah mempercayai dan menyakini adanya Tuhan

kita (Allah), mempercayai adanya malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab-

Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat dan yang terahir qadha dan qhadar .

seorang anak kecil atau anak siaga harus tau kepada siapa kita beriman?

b. Menghormati dan berbakti kepada orang tua

Allah SWT. memrintahakan kepada seorang anak atau kepada kita

untuk berbuat baik terhadap orang tua yang sudah mengandungi,

22 Maksum. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Tgl 2823 Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Hal. 19

Page 28: Bab i Pandega

28

melahirakan, merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang dan

tulus tanpa mengharapkan imbalan balik dari kita (seorang anak). Perintah

Allah untuk berbuat baik kepada orang tua telah tertulis dalam Al-Qur’an

surat Al-Isra: 23, yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya: Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara

keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.

Dan Nabi mengutuk perbutan durhaka kepada orang tua dan

memberikan motifasi serta memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada

kedua orang tua. Karena dalam hadis Nabi Muhammad SAW telah

dijelaskan bahwa: “Keridhoan Allah terletak pada kedua orang tua, dan

kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua.”

(dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban).

Nabi mengutuk perbutan durhaka kepada orang tua dan

memberikan motifasi serta memerintahkan umatnya untuk berbakti kepada

kedua orang tua.24

24 Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset. Hal. 16-18

Page 29: Bab i Pandega

29

c. Meninggalkan tingkah laku tercela

Dalam kegitan pramuka siaga kita sebagai Pembina harus bisa

membina dengan baik, dan dengan mengajarkan atau mengarahkan mereka

untuk selalu meninggalkan akhlak tercela seperti berburuk sangka, benci-

membenci, ghibah dan akhlak tercela lainnya. Karena Allah melarang

kepada kita semua agar dapat meninggalkan hal yang tercela, yang dapat

menjerumuskan kita kegelapan.

d. Jujur

Jujur ialah apa yang telah kita ucapkan sama dengan kata hati kita.

Lain halnya dengan lain dibibir lain dihati ini adalah kebalikan dari jujur.

Dalam kegiatan peramuka Pembina bisa saja mengajarkan anak siaga

untuk berbuat jujur, misalkan anak siaga diberi pertanyaan seperti ini:

”Siapa yang hafal Dwi Satya? Ternyata anak yang belum hafal tiba-tiba

langsung menjawab saya hafal, karena si anak ini takut disuruh

membcakan Dwi Satya, kan biasanya orang yang ditanya sudah hafal

belum pasti kadang-kadang kita tidak menyuruh mereka unutk

mmebacakannya, kita hanya diam saja. Anak yang memberanikan diri

unutk bilang seperti itu, biasanya takut kena hukuma. Jadi sia anak pura-

pura hafal.

Nah, kita sebagai Pembina harus dapat menasehati atau

mengingatkan agar meraka tidak melakukan kebohongan. Karena bohong

itu akhlak tercela yang dibenci Allah SWT., dan Allah menyukai orang-

orang yang berlaku jujur.

3. Macam-macam metoda Pendidikan Islam

Page 30: Bab i Pandega

30

Seorang anak siaga benar-benar harus dididik dengan baik dan dengan

penuh kesabaran, agar mereka mempunyai kepribadian yang baik pula. Maka

sebaiknya kita membimbing mereka dengan beberapa macam metoda pendidikan

islam. yang diantaran macam-macamnya yaitu, melakukan pendekatan dengan

cara mengajarkan mereka tentang tanda-tanda orang munafik, karena dengan

mengajarkan mereka untuk menjauhi akhlaq tercela tersebut, atau dengan cara

berdiskusi yang akan dapat memunculkan suasana keakraban anatara Pembina

dengan anak siaga.

Jika denagn cara seperti itu dilakukan, penulis berharap anak siaga dapat

mengerjakan atau membiasakan untuk melakukan hal-hal yang dilarang agar

mereka mempunyai kebiasaan yang baik atau mempunyai kepribadian yang baik.

Kepribadian adalah sebuah kata yang menandakan ciri pembawaan dan

pola kelakuan seseorang yang khas bagi pribadi itu sendiri. Kepribadian meliputi

tingkah laku, cara berpikir, perasaan, gerak hati, usaha, aksi, tanggapan terhadap

kesempatan, tekanan dan cara sehari-hari dalam berinteraksi dengan orang lain.25

B. HASIL DARI IMPLENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER DI PRAMUKA

SIAGA

Adanya kegaitan ekstrakulikuler pramuka siaga (anak yang berusia 7-10) yang

ada sekolah-sekolah dasar. Pemerintah sudah mewajibkan anak yang bersekolah harus

mengikuti kegiatan pramuka, supaya mereka mendapat pendidikan tidak dari sekolah

saja, melainkan dari kegiatan berpramuka.

Didalam kegiatan pramuka banyak sekali manfaat yang kelak dewasa nanti

kita akan merasakannya. Salah satunya yang biasa orang-orang rasakan ketika

berbicara didepan banyak orang dia tidak merasa gugup atau gemetar. Kegiatan

25 Sjarkawi. 2008. Pemebentukan Kepribadian Anak. Jambi: Bumi Aksara. hal. 11

Page 31: Bab i Pandega

31

pramuka juga mendidik seorang siaga agar mempunyai jiwa berani, tolong menolong,

saling memaafkan, dan yang paling utama mendidik mereka agar selalu beriman

kapeda Allah SAW. karena dengan diajarkannya beriman semenjak dini ia akan

mempunyai pondasi atau akar yang kokoh yang baiak akan masa depannya. Dengan

mempunyai rasa keimanan mereka akan menuruti perintah-Nya dan akan menjauhi

larangan-Nya.

Oleh karena itu kegiatan pramuka sangatlah baik untuk sebagai metoda

pendidikan diluar sekolah. Didalam kegiatan pramuka siaga paling banyak adalah

bermain, karena dengan seusia mereka masih membutuhkan permainan. Tapi

permainan disini bukan hanya sekedar bermain yang tidak mendapat apa-apa,

melainkan mereka akan mendapatkan ilmu tentang kesabaran, rasa kebersamaan,

kekompokan, kerjasama, kekeratifan, kecerdasan emosi dan kelincahan dalam

mengerjakan sesuatu, dan mungkin masih banyak laiannya yang belum penulis

ketahui.

Kemudian alangkah baiknya jika dalam kegiatan pramuka siaga mendidiknya

dengan mengarahkan mereka untuk melakukan hal-hal terpuji seperti briman kepada

Allah, berbakti dan menghormati kedua orang tua, jujur, dan mengajarkan mereka

unutk meningglkan akhlak tercela. Dengan diajarkan seperti itu, mereka akan

terbentuknya suatu akhlak yang terpuji. Dan kelak dewasa nanti meraka akan menjadi

orang-orang yang berguna bagi masyarakat dan Negara, menjadi pemuda yang

beriman dan siap untuk terjun kemasyarakat.

Dalam mendidiknya itu bisa dilakukan dengan cara bercerita atau berdiskusi.

Mengisahkan tentang Nabi suapaya mereka juga mengenali nabi-nabinya. Seperti

kisah yang tercantum dalam Al-Qur’an.

Page 32: Bab i Pandega

32

Kisah tentang dua anak Adam yang saling bermusuhan dan mendengki

diantara mereka yang dikisahkan dalam surat Al-Maidah, sedang salah seorang dari

mereka ada yang berwatak luas dada dan kasih sayang, jelas dimaksudkan sebagai

contoh teladan tentang perlunya pembinaan akhlak dan rasa kasih sayang serta

tenggang rasa dalam diri anak didik sehingga dia mampu hidup saling bergotong

royong dalam bermasyarakat dimasa dewasanya.

Artinya: Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil

dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya

mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari

mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia

berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". berkata Habil:

"Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang

yang bertakwa". (QS. Al-Maidah: 27).

Page 33: Bab i Pandega

33

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pramuka siaga berusia dari 7-10, biasanya pada seusia ini mereka masih

senang bermain bersam teman-temannya. Maka jika mereka ikut dalam kegiatan

pramuka siaga sangatlah cocok dan baik untuk masa depan mereka. Karena didalam

kegiatan pramuka siaga dalam pengajarannya bukan hanya materi-materi saja, tetapi

malah banyaknya bermain. Bernain disini bukan hanya bermain saja, tetapi

Page 34: Bab i Pandega

34

bermainnya pramuka siaga mempunyai manfaat tersendiri. Bermain disini dapat

melatih kesabaran, keterampilan, kekompakan dan kebersamaan.

Dalam pramuka siaga seorang Pembina akan membentuk anak siaga agar

mempunyai karater yang baik. Oleh kerena itu dalam kegiatan Pramuka khususnya

Siaga kita harus bisa mendidik kepribadiannya agar mempunyai karaktristik yang

terpuji, memilki budi pekerti yang luhur. Dalam kegiatan Pramuka khususnya Siaga

tidak hanya membantu dalam pembentukan karakter, tetapi didalamnya mengenalkan

mereka pada permainan-permainan yang tentunya mereka suka dan gembira riang saat

permainan dimulai, karena seusia mereka masih suka bermain. Bukan hanya bermain

dan banyak menulis materi atau yang lainnya, melainkan didalamnya juga

mengajarkan tentang pentingnya kita untuk beriman, berbakti dan menghormati kedua

orang tua, menjauhkan diri dari sifat tercela, dan berlaku jujur.

Dengan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik kemudian mereka

melaksanakannya seperti yang di paparkan dalam makalah ini, maka anak siaga akan

mempunyai jiwa yang kuat dimasa yang akan datang. Menjadi seorang pemuda yang

beriman dan pantas sebagai panutan teladan untuk generasi-genersi berikutnya.

B. SARAN

Dalam makalah ini penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

banyak kekurangan baik dalam tulisan maupun ejaan terutama dalam segi penyajian

materi. Penulis berharap dalam penulisannya kedepan akan lebih baik, mestinya

dengan adanya saran dan kritikan dari Anda yang sifatnya membangun.

Page 35: Bab i Pandega

35

DAFTAR PUSTAKA

Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2010. Lemdikacab

Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Ponorogo

B. Hurlock, Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi Ke Enam. PT Gelora

Aksara Pratama. Erlangga

Delphie, Bandi .2009. Psikologi Perkembangan. Jawa Timur: Intan Sejati

Fahrurrozi, Azi. 2010. The Guidance Book Basic Values Orientation Of Scout Movement

For The Tarbiyah Students (ONDGP). Cirebon: Gerakan Pramuka IAIN Syekh

Nurjati

Page 36: Bab i Pandega

36

Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta: Sukses Offset

Maksum. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Cirebon: IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Panduan Praktis membina Pramuka Siaga dalam Perindukan Siaga Kwartir Daerah

Gerakan Pramuka. 2000. Propinsi Jakarta

Pedoman Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. 2005. Jawa Tengah: Gerakan

Pramuka Kwartir Daerah II

Luksy, Rianto. Dkk. Pegangan Lengkap Gerakan Pramuka Indonesia. Surabaya: Terbit

Terang

Sjarkawi. 2008. Pemebentukan Kepribadian Anak. Jambi: Bumi Aksara

Shaleh, Fahrul. Dkk. 2011. Bahan Serahan Perkemahana Bakti Mahasisiwa. Cirebon:

Racana AG-AD IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Syafe’i, Rahmat. 2000. Al-Hadis. Bandung: CV Pustaka Setia

Tajudin. Fatwa. Dkk. Orientasi Nilai-Nilai Dasar Gerakan Pramuka (ONDGP). 2008.

Cirebon: Gerakan Pramuka AG-AD Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Cirebon

Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia

Undang-Undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional. 2009. FM Focus Media