Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kawasan Negara Republik Indonesia menunjukan keanekaragaman kondisi
geografis dan corak kehidupan serta sifat masyarakat yang multi etnis. Corak dan
sifat masyarakat yang majemuk merefleksikan ragam budaya yang terbesar di
seluruh Indonesia (R. Warsito, 2012 : 94). Budaya tersebut mempunyai nilai-nilai
sosial dan seni yang tinggi. Masing-masing budaya memiliki ciri khas tersendiri
yang akan membentuk suatu kebudayaan lokal. Budaya lokal Indonesia sangat
membanggakan karena memiliki keanekaragaman yang sangat bervariasi serta
memiliki keunikan tersendiri sebagai identitas bangsa (jurnal seni naluri reog brijo
lor, Putra Cahyo Rumbiyardi dan Sariratun). Keanekaragaman kebudayaan di
Indonesia juga dilengkapi dengan kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa-
bangsa lain, (R.Warsito. 2012 : 96). Indonesia terdiri atas beberapa daerah yang
masing-masing daerah memiliki ciri khas tersendiri, Seperti Jawa Tengah yang
mempunyai banyak kesenian yang beragam sesuai dengan daerah asalnya, tetapi
tidak semua masyarakat mengetahui keberadaannya. Ada beberapa kesenian Jawa
yang masih dapat kita saksikan penampilannya saat ini, diantaranya Seni Burok
atau Burokan, Sintren, Dogdog Kaliwon, Kuntulan, Calung, Barongan, Wayang
Golek, Wayah Kulit Tari Topeng Brebes, Tari Topeng Sinok, Reog Banjarharjo,
Angklung, Jaipong, dan sebagainya.
Dari sekian banyak suku di Indonesia, suku Jawa di Jawa Tengah
merupakan salah suku yang tidak dapat melepaskan diri dari musik dalam
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
19
kehidupan sehari-hari. Hampir setiap daerah di wilayah Indonesia memiliki musik
daerah atau musik tradisional dengan lagu serta peralatan yang berbeda-beda.
Pada umumnya, musik di Indonesia masih sederhana dan kental dengan unsur
kesederhanaannya. Musik bagi mereka bukanlah sekedar hiburan, Akan tetapi
musik bersatu dengan kebudayaan lainnya. Kemampuan bangsa Indonesia
beradaptasi dalam menerima pengaruh budaya-budaya di masa lampau dapat
memperkecil perbedaan-perbedaan, sehingga menumbuhkan sifat dan
karakteristik yang umum dari bangsa tersebut, (R.Warsito. 2012 : 97). Namun jika
ditelusuri lebih jauh, alat musik atau alat kesenian lainnya bukan hanya menjadi
sebuah alat penghibur yang bisa dimainkan kapan saja.
Seni merupakan ekspresi dari karakter jiwa yang dieksplorasikan terhadap
kehidupan sehari-hari, sehingga kesenian setiap daerah atau etnis memiliki
karakteristik tersendiri. Seni adalah segala sesuatu yang memiliki nilai keindahan,
kehalusan, serta ramai. Seni juga diartikan sebagai kemampuan untuk
menciptakan suatu yang sungguh-sungguh bagus atau luar biasa (Badudu, 1994 :
1280, dalam Sujarwa, 2014 : 313). Hasil karya ini lahir bukan karena didorong
oleh hasrat memenuhi kebutuhan hidup manusia yang paling pokok, melainkan
oleh kebutuhan spiritualnya untuk melengkapi dan menyempurnakan derajat
kemanusiaannya. Suatu karya seni mencerminkan identitas masyarakat dimana
mereka tinggal, baik berupa adat istiadat maupun tata cara kehidupannya Bagus
Susetyo (dalam jurnal seni musik, vol 2, 2013). Seni tradisional tidak lepas dari
masyarakat pendukungnya, karena pada dasarnya seni budaya tumbuh dan
berkembang dari leluhur masyarakat daerah pendukungnya.
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
20
Suatu hasil karya seni adalah wujud yang menjdai wadah seni. Wujud seni
dikatakan bermutu apabila wijud itu mampu memperlihatkan keindahan serta
berisi suatu pesan dan menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain (Bastomi,
1992 : 80). Bentuk lahiriah suatu seni dapat diamati dan dihayati. Bentuk hasil
seni ada yang visual yaitu hasil seni yang dapat dihayati dengan indra pandang
yaitu seni rupa, tetapi ada yang hanya dapat dihayati oleh indra melihat dan indra
mendengar yaitu seni musik (Bastomi, 1992 : 2).
Karya seni yang tidak diketahui penciptanya atau penciptanya secara
kolektif pada suatu kelompok masyarakat di daerah tertentu (Bastomi dalam
aesijah, 2011:21). Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan yang
dimaksud di sini adalah seni pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan
pertunjukan yang memuntai tempa dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan
orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri. Jenis-jenis seni pertunjukan meliputi
seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni drama. Seni pertunjukan merupakan
sebuah ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan
perwujudan norma-norma, estetik-estetik yang berkembang sesuai dengan zaman
dan wilayah dimana bentuk seni pertunjukan itu tumbuh dan berkembang
(Susetyo, 2009:1 dalam Galuh Prestisa, JSM 2,1 2013).
Salah satu desa di daerah Brebes yang konsisten melestarikan peninggalan
budaya ini adalah Desa Jipang. Mulai dari pertunjukan musik bambu yang
dinamis serta atraktif. Pagelaran kesenian Jawa Tengah seperti calung tersedia di
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
21
Desa Jipang ini. Calung sangat popular dimasyarakat Jipang karena Desa Jipang
yang hanya memiliki kesenian ini di daerah Brebes.
Kesenian calung merupakan kesenian yang berasal dari Provinsi Jawa Barat
yang berkembang dan meluas ke wilayah kabupaten Brebes yang berbatasan
langsung dengan Provinsi Jawa barat, khususnya di Desa Jipang. Dilihat dari
kacamata sejarah, masyarakat Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung merupakan
keturunan orang Sunda yang berasal dari masyarakat kerajaan Padjajaran yang
melarikan diri dari perang Bubat dan menemukan wilayah untuk bermukim dan
melangsukan hidup, kemudian mempunyai anak dan cucu yang sampai sekarang
masyarakat Desa Jipang menggunakan kebudayaan Sunda. Kesenian Calung
merupakan kesenian yang diturun-temurukan kepada anak cucu mereka, supaya
kesenian ini tetap lestari dengan perkembangan jaman yang semakin modern. Alat
musik bambu seperti calung sudah menjadi kesenian khas Sunda. Ada beberapa
alat musik bambu yang kini masih bertahan diantaranya calung jinjing, calung
rantai, angklung. Namun dalam penelitian ini saya fokuskan terhadap kesenian
Calung Jinjing.
Pengambilan periode yang dimulai pada tahun 1985 dilihat dari kebangkitan
kembali musik calung yang sempat terlupakan. Kemunculan kembali calung tidak
lagi sebagai alat ritual melainkan sebagai kesenian daerah yang memiliki daya
tarik tersendiri, yaitu : pementasan calung disertai dengan lawakan yang
dimasukan pada tengah-tengah lagu yang sedang berjalan. Sedangkan batasan
tahun hingga 2015 sebagai pembanding kesenian calung pada saat ini. Selama
periode 1985-2015 peneliti mengkaji menganai bagaimana berdiri,
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
22
perkembangan, kemundurannya, prestasi, serta cara untuk melestarikan. Selain itu
juga pemilihan Desa Jipang dikarenakan kesenian Calung hanya tumbuh dan
berkembang di daerah tersebut. Atas dasar itu maka skripsi ini berjudul
“Perkembangan Sanggar Seni Calung Musik Gebyar Binangkit di Desa Jipang
Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes (Kajian Histori Tahun 1985-2015)”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan utama yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah
“Bagaimana perkembangan Kesenian Calung di Desa Jipang pada tahun 1985-
2015?” Agar kajian penelitian ini dapat menjadi lebih fokus, maka rumusan
masalah tersebut dibatasi dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimana kondisi umum Desa Jipang ?
2. Bagaimana asal usul, karakteristik, dan teknik permainan Seni Calung ?
3. Bagaimana perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
dilaksanakannya penulisan yang berjudul “Bagaimana perkembangan Kesenian
Calung di Desa Jipang pada tahun 1985-2015?” Adapun tujuan yang hendak
dicapai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi kondisi umum Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung
Kabupaten Brebes.
2. Mengungkap asal usul, karakteristik, dan teknik permainan seni calung
Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
23
3. Mendeskripsikan perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit di
Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi dan
mengembangkan ilmu sejarah perkembangan kesenian tradisional.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penulis
atau peminat yang tertarik untuk mengkaji kebudayaan yang
terkandung dalam kesenian tradisional pada masyarakat.
c. Hasil penelitian ini juga dapat dipandang sebagai pendokumentasian
kesenian tradisional Calung yang diharapkan dapat mendukung
pelestarian kebudayaan setempat.
2. Manfaat praktis
a. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat
luas yang perlu memahami kesenian tradisional terutama mengenai
kesenian Calung, sehingga dapat berpartisipasi mengembangkan
calung.
b. Bagi pembuat kebijakan dapat dijadikan sebagai dasar program
pembangunan seni budaya masyarakat.
c. Bagi generasi muda supaya dapat tertarik, mengenal, ikut serta,
antusias, memainkan, dan berperan langsung untuk melestarikan dan
mengembangkan kesenian Calung.
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
24
E. Kajian Pustaka
1. Sanggar Seni Musik Tradisonal Calung
Sanggar adalah suatu wadah, tempat atau perkumpulan baik individu atau
kelompok yang pada umumnya program serta tujuan demi munculnya ide-ide
baru, kemudian dikembangkan sehingga hasilnya dapat disampaikan pada
masyarakat umum dan diterima serta dapat dinikmati masyarakat, Setyawati
(dalam jurnal seni tari Shara Marsita Miradamiwati, 3 : 2014). Sanggar
merupakan suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau
sekumpulan orang untuk berkegiatan seni seperti seni musik, seni tari, seni lukis,
seni peran dan sebagainya. Kegiatan yang ada dalam sebuah sanggar seni berupa
kegiatan pembelajaran tentang seni, yang meliputi proses dari pembelajaran,
penciptaan hingga produksi dan sebagian besar dilakukan di dalam sanggar
(tergantung ada tidaknya fasilitas dalam sanggar), sanggar seni termasuk ke dalam
jenis pendidikan nonformal. Dapat disimpulkan sanggar seni adalah tempat atau
wadah bagi manusia melakukan dan mempelajari suatu kesenian yang bertujuan
untuk menjaga kelestarian budaya di masyarakat Yulistio (dalam jurnal seni tari,
vol 3 : 2014). Sanggar seni adalah tempat berkreativitas yang berkaitam tentang
kesenian
Seni menurut Schopenhauer (dalam Yeniningsih, 2007 : 215), merupakan
segala usaha untuk menciptakan bentuk-bentuk menyenangkan. Seni mengarah
pada suatu tujuan, yaitu mengungkapkan perasaan manusia. Hal tersebut berkaitan
dengan apa yang dialami oleh seorang seniman atau pelaku seni ketika
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
25
menciptakan suatu karya seni, Bagus Susetyo (dalam jurnal seni musik vol 2,
2013).
Musik adalah pengahayatan isi hati manusia yang diungkapkan dalam
bentuk bunyi yang teratur dalam melodi atau ritme serta mempunyai unsur atau
keselarasan yang indah (Sunarko, 1985:5). Istilah musik dikenal dari bahasa
Yunani yaitu musike (Hardjana. 1983:5-6). Musike berasal dari kata muse-muse,
yaitu sembilan dewa yunani dibawah dewa Apollo yang melindungi seni dan ilmu
pengetahuan, Sila Widhyatama (dalam jurnal seni musik vol 1, 2012). Menurut
(kbbi, 2014 : 330) musik merupakan ilmu atau seni menyusun nada atau suara
dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi
suara yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan nada atau suara yang
disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama lagu dan keharmonisan,
terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi.
Tradisional merupakan istilah turunan dari kata radisi. Tradisi adalah
sebagai suatu situasi proses sosial yang unsur-unsurnya diwariskan atau
diturunkan dari angkatan satu ke angkatan yang lain (Humardani dalam Aesijah,
2011 : 22). Tradisional sikap dan cara berfikir serta bertindak yang selalu
berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-menurun
menurut tradisi adat (kbbi, 2014 : 583). Adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek
moyang) yang masih dijalankan dalam msayarakat yang beranggapan bahwa cara-
cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar (kbbi, 2014 :
582).
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
26
Calung berasal dari kata ca yang artinya baca, maca, dan, waca, sedangkan
lung berasal dari kata linglung (bingung). Dimasa lampau Waditra Calung
disajikan sebagai alat mandiri (tunggal, biasanya dimainkan ditempat-tempat sepi
oleh orang-orang yang sedang menunggu padi, diladang atau sawah, sambil
menghalau burung. Bagi yang memainkannya, Calung merupakan musik pelipur
lara atau pelipur hati yang sedang bingung (maca hate anu keur liwung), (Ubun
Kubarsah.R, 1994 : 62).
Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, berdasarkan bentuk
penyajiannya maka kesenian Calung merupakan salah satu kesenian tradisional
yang termasuk dalam kategori seni musik. (Umar Kayam, 1981 :60) menjelaskan
tentang ciri-ciri kesenian tradisional ialah sebagai berikut : (a) Seni tradisional
memilki jangkauan terbatas pada lingkungan kultur yang dapat menunjangnya. (b)
Seni Tradisioanal merupakan sebuah pencerminan dari satu kultur yang
berkembang sangat perlahan, disebabkan karena dinamika dari masyarakat
penunjangnya yang memang demikian. (c) Merupakan bagian dari suatu kosmos
kehidupan yang bulat dan tidak terbagi-bagi dalam pengkotakan spesialisasi. (d)
Seni tradisional bukan merupakan hasil kreatifitas individu-individu tetapi tercipta
secara anonim bersama dengan sifat kolektifitas masyarakat yang
menunjangnnya.
2. Penelitian yang relevan
Penelitian terhadap perkembangan Kesenian Tradisional sebelumnya telah
dilakukan oleh beberapa peneliti dengan kajian yang berbeda antara lain :
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
27
Penelitian Eva Rosdiana (2016) yang berjudul Perkembangan Komunitas
Kesenian Jepin Tunas Muda Sapto Renggo Margo Utomo di Dukuh Sayangan
Desa Penanggungan Kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara Tahun
2005-2015. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai gerakkan pada
Kesenian Jepin, instrumen pengiring.
Penelitian Evi Afriyanto (2011) yang berjudul Apresiasi Masyarakat Desa
Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Terhadap Musik Kesenian
Tradisional Calung. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai masyarakat
Desa Jipang dapat menikmati, memahami, menghayati, dan menghargai musik
calung.
Penelitian Lani Candilanita (2015) yang berjudul Perkembangan Kesenian
Lengger Banyumas Grup Tri Eko Budoyo di Desa Danasri Kecamatan
Nusawungi Kabupaten Cilacap. Bahwa penelitian tersebut dijelaskan mengenai
bentuk pertunjukan Kesenian Lengger, perkembangan Kesenian Lengger, dan
tanggapan masyarakat terhadap Kesenian Lengger Banyumas.
Dari ketiga penelitian tersebut terdapat kesamaan yaitu sama-sama meneliti
mengenai Kesenian Tradisional. Seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dalam penelitian ini, mengkaji Perkembangan Sanggar Seni Tradisional
Calung Gebyar Binangkit. Dapat disimpulkan penelitian yang berfokus pada
proses perkembangan seni tradisional calung yang dibawah naungan sanggar
Gebyar Binangkit di Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes ini
bisa dikatakan penelitian yang pertama dan masih orisinil.
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
28
F. Landasan Teori dan Pendekatan
1. Landasan Teori
Dengan kajian teori – teori yang kuat, penelitian yang ditulis menjadi
semakin jelas. Maka dari itu, teori sangat diperlukan dalam mengembangkan
suatu penelitian agar suatu masalah dapat terpecahkan.
a. Kesenian Tradisional
Kesenian adalah salah satu penyangga kebudayaan dan
berkembang menurut kondisi dari kebudayaan itu. Kebudayaan tidak
pernah berdiri lepas dari masyarakat. Sebagai salah satu bagian yang
penting dari masyarakat, kesenian merupakan kreatifitas dari
kebudayaan dan pada dasarnya semua bentuk kesenian dianggap
berasal dari ritual (kesukaan) kuno (Umar dan Lindsay dalam
Sutardjo, 2008:54). Kesenian sebagai salah satu aspek kebudayaan
yang memiliki arti penting dalam kehidupan masyarakat.
Tradisional bisa diartikan : segala yang sesuai dengan tradisi,
sesuai dengan kerangka pola - pola bentuk maupun penerapan yang
selalu berulang Dapat disimpulkan bahwa tradisional adalah segala
apa yang dituturkan atau diwariskan secara turun – temurun dari orang
tua atau dari nenek moyang.
Kebudayaan baru mucul diperkotaan yaitu budaya urban yang
merupakan suatu produk dari modernisasi yang terjadi sejak awal
abad ke-20. Menurut Kuntowijoyo (dalam jurnal JIPS, Tanto Sukardi,
no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni : 2004), munculnya budaya urban
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
29
atau modern perkotaan di Indonesia itu sebagai akibat dari adanya
perubahan yang telah terjadi melalui dua jalur, yaitu : 1) akibat gerak
gelombang westernisasi dan modernisasi yang datang melalui sistem
ekonomi uang (monetisasi), kapitalisme niaga, kapitalisme industri,
dan sistem pendidikan modern yang diintrodusir oleh kaum liberal
Belanda dengan politik etisnya. 2) Sebagai akibat dari gerak
gelombang nasionalisme yang merupakan tali pengikat solidaritas
baru, dalam membentuk suatu negara kebangsaan yang merdeka
melalui simbolis. Dari titik kesadaran ini kemudian muncul nilai-nilai
baru, jiwa baru, dan hubungan sosial yang baru bersamaan dengan
lahirnya kelas menengah yang baru dalam masyarakat. (Jurnal JIPS,
Tanto Sukardi, no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni, 40 : 2004). Salah
satu kehidupan manusia yang membedakan dengan makhluk lain
adalah adanya proses penciptaan dan pengetahuan yang selalu
berkembang. Manusia tidak sekedar meniru kelakuan atau perilaku
dari generasi yang sebelumnya, melainkan juga adanya perluasan
peniruan, baik aspek nilai, kebendaan, fungsi maupun keberagamaan
(sumber).
Dewasa ini masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari
kebudayaan asing, karena dalam kehidupannya masyarakat Indonesia
sangat tergantung dari kebudayaan yang diikutinya. Begitu juga
kemajuan suatu kebudayaan memerlukan dukungan dan kreativitas
anggota masyarakat. Kemajuan budaya indonesia dapat digambarkan
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
30
sebagai suatu bentuk konfigurasi semacan mosaik. Dalam prakteknya
bentuk budaya tradisional sebagai suatu ekspresi dari struktur hirarkis
masyarakat feodal tradisional dipisahkan ke dalam pengelompokkan
yang dikotomis, yaitu budaya agung (tradisi agung) dan budaya jelata
(tradisi kecil). Budaya agung berkembang di pusat-pusat kebudayaan
seperti istana, keraton, yang didukung oleh golongan bangsawan dan
elit tradisional feodal (Jurnal JIPS, Tanto Sukardi, no 22 tahun XII,
edisi Januari-Juni, 40 : 2004). Sementara budaya jelata merupakan
pemaknaan dari tradisi yang berlangsung dalam masyarakat petani di
pedesaan dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat kolektif dan
anonym, terbatas pada komunitas kecil, dan tidak terdidik Redfield
(dalam jurnal JIPS, Tanto Sukardi, no 22 tahun XII, edisi Januari-Juni
: 2004). Dinamika perubahan dalam masyarakat urban itu pada
gilirannya mengakibatkan terjadinya pergeseran kota-kota dengan
segala atributnya, kemudian kota-kota berkembang menjadi
metropolis yang melebar dan berperan sebagai pusat-pusat budaya
modern.
Sejumlah kesamaan karakteristik kebudayaan sebagian
pengalaman hidup yang dimiliki oleh sebagian kelompok orang.
Kesamaan itu berasal dari satu sumber yang sama tetapi dapat
diteriman dengan positif oleh beberapa komunitas yang satu sama lain
berbeda kebudayaan induknya. (sumber). Manusia berkembang secara
bertahap dari tata hidup yang rendah atau homogen hingga mencapai
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
31
kelengkapan tata hidup berikutnya atau heterogen (sumber).
Kebudayaan manusia berkembang secara linier alamiah atau bertahap
sebagaimana tahap tata hidupnya. Oleh karena itu pengikut pemikiran
ini mempostulatakan kebudayaan adanya kebudayaan rendah dan
tinggi “terbelakang dan maju”.
Masyarakat beranggapan bahwa tradisional dan modern adalah
dua hal yang saling berlawanan membentuk oposisi biner. Hal tersebut
kemudian memicu anggapan bahwa tradisional adalah hal-hal yang
berbau kuno dan tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangna
zaman, sedangkan modern mengacu kepada sifat-sifat yang terbarukan
(up to date) dan selalu menyesuaikan dengan perkembangan. Pada
kasus perkembangan seni banyak orang menganggap bahwa kesenian
tradisional akan kalah dengan kesenian modern karena kesenian
modern dianggap lebih mampu dalam hal memuaskan jiwa atau batin
masyarakat. Kesenian modern diartikan sebagai kesenian yang lahir
mengikuti gerak zaman dan selalu kontemporer (terbarukan).
Penjelasan di atas tentu saja bisa benar dan bisa pula salah.
Menjadi benar jika kita melihat realitas di lapangan bahwa sebagian
besar kesenian yang lahir pada masa lampau yang dianggap sebagai
seni tradisional sebagian telah mengalami kekurangan pendukung,
sehingga ada kekhawatiran akan mengalami kepunahan. Sementara di
sisi lain, generasi yang lahir belakangan telah melahirkan kesenian
baru yang sama sekali berdeda dengan kesenian sebelumnya dan
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
32
memiliki pendukung yang jauh lebih banyak dan lebih eksis. Kondisi
semacam itu oleh sebagian kalangan dianggap menghawatirkan jika
betul-betul punah. Dengan mengacu pada kreativitas yang
berkembang tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa bermacam-
macam perbedaan sistem budaya, adanya tekanan-tekanan dan
ancaman, serta adanya perubahan silang antar unsur budaya yang
merupakan pendorong untuk berkreativitas. Seni modern yang
merupakan unsur penting budaya nasional Indonesia modern mampu
melakukan transformasi diri dengan mengangkat khasanah
vocabulary, unsur-unsur budaya lokal tradisional sebagai sumber
inspirasi yang melahirkan karya seni modern yang berbobot yang
diakui masyarakat internasional.
Untuk mengembangkan seni pertunjukan tradisional
mengandung nilai besar dengan usaha perluasan pandangan sebagai
usaha pernyiapan prasarana dan tujuan untuk memperbesar
kemungkinan berkarya. Dapat diartikan bahwa untuk
mempertahankan kesenian tradisional tidak semata-mata dengan
menjadikan barang mati. Alasan pertama untuk mempertahankan
kesenian tradisional adalah pengenalan secara luas, membentuk suatu
keakraban dengan sesuatu yang dikenal, sebagai sesuatu landasan
untuk menggerakan karya bagi seniman dan terwujudnya apresiasi
bagi si penikmat (Sedyawati.Edi, 1981 : 51). Suatu hal lain yang
membuat usaha menghidupkan kesenian tradisional adalah kenyataan
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
33
adanya pengaruh dari luar tradisi yang memungkinkan adanya
timpangnya keseimbangan yang menganggap segala sesuatu yang
datang dari luar sebagai tanda kemajuan. Maka yang patut diusahakan
adalah membuat kesenian tradisional tidak kehilangan hidupnya dan
membuatnya senatiasa mampu menyediakan iklim merdeka dalam
mewujudkan aspirasi dari seniman dan aspirasi dari masyarakat.
2. Pendekatan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Antropologi
Budaya dan Sosiologi untuk memperjelas analisis penelitian yang berjudul
“Perkembangan Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit, Desa Jipang
Kecamatan Bantarkawung Tahun 1985-2015”.
a. Antropologi Budaya teridiri dari dua buah kata yaitu kata Antropologi
dan kata budaya. Secara harfiah Antropologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata antropos yang berarti manusia dan kata logos
yang berarti ilmu atau studi (T.O. Ihroni, 1999:1). Budaya adalah daya
dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa (R.Warsito, 2012:49). Jadi
Antropologi budaya merupakan ilmu ysng yang mempelajari
bagaimana manusia dengan akal dan struktur fisiknya yang unik,
mengubah lingkungannya yang tidak ditentukan oleh pola naluriah,
melainkan berhasil mengubah lingkungan hidupnya berdasarkan
pengalaman dan pengajaran dalam arti seluas-luasnya (R.Warsito,
2012:12). Antropologi budaya ini akan membantu penulis dalam
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
34
menganalisi budaya masyarakat yang berkaitan dengan perkembangan
Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit.
b. Pendekatan Sosiologi, adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau
penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktru sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Sosiologi
tidak menetapkan kearah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam
arti memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan
kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Sosiologi
berusaha memahami hakekat masyarakat dalam kehidupan kelompok,
baik struktur, dinamika, institusi, dan interaksi sosialnya (Selo
Soeamrdjan dan Soelaeman Soemardi, dalam buku Soerjono
Soekanto, 2015 : 17). Pendekatan sosiologi ini dapat membantu
peneliti dalam menganalisis kondisi umum masyarakat Desa Jipang
Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, seperti sistem
pemerintahan desa, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi,
dan mata pencaharian.
G. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian pasti memerlukan suatu metode tertentu untuk
membantu penulis dalam melakukan penelitian yang bertujuan agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan tujuan awal penelitian. Di dalam penelitian ini
digunakan metode sejarah, karena berkaitan dengan masa lampau yang sudah
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
35
terjadi. Pengertian metode sejarah disini yaitu, suatu proses menguji, menganalisis
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.
Ada empat tahap dalam penelitian sejarah yang meliputi : (1) heuristik, (2)
kritik, (3) interpretasi, dan (4) historiografi.
1. Heuristik
Heuristik berasal dari bahasa Yunani “Hueriskan yang artinya memperoleh
(Renier,1997:113). Heuristik adalah tahap mengumpulkan sumber-sumber sejarah
(A.Daliman, 2012:51). Dengan demikian dapat dipahami bahwa heuristik adalah
upaya penelitian yang mendalam untuk menghimpun jejak sejarah atau pelacakan
sumber berupa (sumber lisan, dokumen-dokumen, dan benda) agar dapat
mengetahui segala bentuk peristiwa atau kejadian-kejadian bersejarah dimasa
lampau (jurnal Alian,2012:8). Pada langkah heuristik, dilakukan dengan cara,
sebagai berikut :
1) Obervasi
Observasi merupakan langkah awal dalam melakukan
penelitian, observasi dilakukan untuk mengetahui secara detail tentang
lokasi maupun kondisi tempat (Desa Jipang) yang akan diteliti yaitu
Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit.
2) Wawancara
Wawancara merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut
responden melalui suatu percakapan yang sistematis dan terorganisir
yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara (interviewer)
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
36
dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang diwawancarai
(interview) untuk mendapatkan sejumlah informasi yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti (Ulber Silalahi, 2009:312). Wawancara
disini sebagai kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan
gambaran yang menyeluruh, juga akan mendapatkan informasi yang
penting. Peneliti mencari sebanyak-banyaknya pelaku sejarah yang
terlibat. Pencarian ini melibatkan pelaku, penyaksi, tokoh sejarah dan
pelaku lain yang perlu diwawancarai mengenai perkembangan
Sanggar Seni Calung Gebyar Binangkit. Peneliti dalam wawancara
menggunakan wawancara pembicara informal. Pada jenis wawancara
ini pertanyaan yang diajukan sangat bergantung pada spontanitas
dalam mengajukan pertanyaan pada terwawancara. Hubungan
wawancara dengan terwawancara dalam suasana pembicaraan biasa
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan tertulis atau gambar yang
tersimpan tentang sesuatu yang terjadi, berupa foto-foto grup calung
Gebyar Binangkit, Arsip (piagam), dan surat kabar. Dokumentasi
merupakan bukti fisik berupa foto yang diambil pada saat
mengadakan penelitian, dalam kegiatan observasi, wawancara dan
pengamatan kegiatan sanggar (Jurnal Penelitian Kualitaif, Fitria
Ismail,dkk, 2013:9).
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
37
2. Kritik
Setelah selesai dilaksanakannya langkah pengumpulan sumber-sumber
sejarah (heuristik), maka langkah berikutnya adalah mengadakan kritik
(verifikasi) sumber. Kritik sumber (verifikasi) adalah upaya untuk mendapatkan
informasi yang hendak diuji terlebih dahulu validitasnya dan reliabilitasnya,
sehingga data tersebut sesuai dengan fakta-fakta sejarah (A.Daliman, 2012:66).
terdapat dua kritik sumber, eksternal dan internal. Kritik ekstern adalah mencari
otentisitas atau keontetikan (keaslian) sumber dan kritik intern adalah penentuan
yang menilai apakah sumber itu memiliki kredibilitasnya (kebiasaan untuk
dipercaya) atau tidak (Sugeng Priyadi, 2011:75). Melalui kritik sumber diinginkan
setiap data-data sejarah yang diberikan informan hendak diuji terlebih dahulu
validitasnya dan reliabilitasinya, sehingga semua data itu sesuai dengan bukti-
bukti dan fakta-fakta sejarah yang sesungguhnya.
Dalam kritik disini yang pertama dilakukan adalah menetukan sifat sumber
itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal), sebab sumber tidak
resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi, sumber tidak resmi
bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga
isinya bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan
objektif. Kedua menyoroti sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat
dipercaya, untuk itu harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus
dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau
sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalammnya. Ketiga
membandingkan kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
38
para saksi yang tidak berhubungan satu sama lain sehingga informasi yang
diperoleh objektif.
3. Intepretasi
Dengan demikian, setelah kritik selesai maka langkah berikutnya adalah
melakukan interpretasi atau penafsiran dan analisis terhadap data yang diperoleh
dari berbagai sumber. Interpretasi adalah upaya penafsiran fakta-fakta sejarah
dalam kerangka rekontruksi realitas masa lampau (A.Daliman,2012:83). (Miles
dan Hubberman dalam Tohirin, 2012:141) menjelaskan analisis merupakan
langkah-langkah untuk memperoses temuan penelitian yang telah ditranskipkan
melalui proses reduksi data, yaitu data disaring dan disusun kembali, dipaparkan,
diverifikasi atau dibuat kesimpulan (Jurnal Penelitian Kualitatif, Firia Ismail,dkk,
2013:9). Penafsiran fakta harus bersifat logis terhadap keseluruhan konteks
peristiwa sehingga berbagai fakta yang lepas satu sama lainnya dapat disusun dan
dihubungkan menjadi satu kesatuan yang masuk akal, inilah permulaan
mengadakan penafsiran fakta.
4. Historiografi
Historiografi adalah penulisan sejarah Alian (dalam Jurnal, 2012:12).
Historiografi merupakan rekontruksi yang imajinatif dari masa lampau
berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses (Gootschalk,
1986:32). Tahapan ini merupakan tahapan akhir dalam langkah-langkah penulisan
dengan cara merangkaikan berbagai interpretasi sebelumnya menjadi sebuah
karya tulis. Dalam hal ini penulis menyajikan hasil temuannya pada tiga tahap
yang dilakukan sebelumnya dengan cara menyusunnya dalam suatu tulisan yang
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
39
bermakna dalam bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan
yang baik dan benar. Penyajian laporan hasil penelitian dari awal hingga akhir,
yang meliputi masalah-masalah yang harus dijawab.
H. Sistematika Penyajian
Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis, maka penulisan skripsi
ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
Bab pertama pendahuluan, pada bab ini peneliti berusaha untuk
memaparkan dan menjelaskan mengenai latar belakang masalah yang menjadi
alasan peneliti untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi, rumusan
masalah yang menjadi beberapa permasalahan untuk mendapatkan data-data
temuan di lapangan, pembatasan masalah guna memfokuskan kajian penelitian
sesuai dengan permasalahan utama, tujuan penelitian dari penelitian yang
dilakukan, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian serta struktur
organisasi dalam penyusunan skripsi.
Bab kedua Peneliti akan membahas mengenai kondisi umum Masyarakat
Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes yang meliputi kondisi
administratif Desa Jipang dan kondisi sosial budaya Desa Jipang.
Bab tiga peneliti membahas mengenai Asal-usul, karakteristik Calung Desa
Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes, dan Teknik Permainan
Calung.
Bab empat peneliti membahas mengenai perkembangan Sanggar Seni
Calung Gebyar Binangkit Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten
Brebes tahun 1985-2015 yang meliputi periodisasi perkembangan Sanggar Seni
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017
40
Calung Gebyar Binangkit, prestasi yang diraih oleh Sanggar Seni Calung Gebyar
Binangkit, prestasi sanggar Gebyar Binangkit, cara melestarikan seni calung, dan
presiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional calung
Bab lima Simpulan dan Saran, bab terakhir ini berisi suatu kesimpulan dari
pembahasan pada bab empat dan hasil analisis yang peneliti lakukan merupakan
kesimpulan secara menyeluruh yang menggambarkan “Perkembangan Sanggar
Seni Calung Binangkit Desa Jipang Kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes
berdasarkan rumusan masalah yang peneliti ajukan dalam penelitian ini. Adapun
saran yang peneliti tujukan kepada masyarakat kepada umumnya dan pemerintah
khususnya untuk turut serta dalam upaya melestarian kesenian tradisional.
Perkembangan Sanggar Seni…, Singgih Darmaputra, FKIP UMP, 2017