14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi terhadap orang Cina di berbagai negara, termasuk Indonesia (Azanella, 2020). Pada awal pandemi, tagar “Virus China” menjadi topik terpopuler di Twitter Indonesia dengan lebih dari 391.000 cuitan. Beberapa diantaranya menuliskan bagaimana Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan penyebab ribuan orang kehilangan pekerjaan, nyawa, dan kemunduran ekonomi. Banyak juga yang menuntut untuk mengusir pekerja Warga Negara Asing Tiongkok di Indonesia (Novianty, 2020). Sentimen negatif terhadap orang Cina di Indonesia tentunya tidak muncul begitu saja, melainkan diwariskan turun-temurun sejak Indonesia di bawah kuasa bangsa lain. Sebelum Belanda memasuki Indonesia, orang Cina memiliki relasi sebagai rekan pedagang dengan penduduk Indonesia. Namun, pada masa penjajahan Belanda, orang Cina di Indonesia menjadi rekan bisnis VOC dan diperlakukan istimewa dibandingkan penduduk setempat. Perlakuan istimewa dan hubungan yang baik dengan VOC tentu menempatkan orang Cina dalam posisi yang sama dengan VOC yang menjadi sumber penderitaan penduduk setempat saat itu (Dhani, 2016). IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi terhadap

orang Cina di berbagai negara, termasuk Indonesia (Azanella, 2020). Pada awal

pandemi, tagar “Virus China” menjadi topik terpopuler di Twitter Indonesia dengan

lebih dari 391.000 cuitan. Beberapa diantaranya menuliskan bagaimana Republik

Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan penyebab ribuan orang kehilangan pekerjaan,

nyawa, dan kemunduran ekonomi. Banyak juga yang menuntut untuk mengusir

pekerja Warga Negara Asing Tiongkok di Indonesia (Novianty, 2020).

Sentimen negatif terhadap orang Cina di Indonesia tentunya tidak muncul

begitu saja, melainkan diwariskan turun-temurun sejak Indonesia di bawah kuasa

bangsa lain. Sebelum Belanda memasuki Indonesia, orang Cina memiliki relasi

sebagai rekan pedagang dengan penduduk Indonesia. Namun, pada masa

penjajahan Belanda, orang Cina di Indonesia menjadi rekan bisnis VOC dan

diperlakukan istimewa dibandingkan penduduk setempat. Perlakuan istimewa dan

hubungan yang baik dengan VOC tentu menempatkan orang Cina dalam posisi

yang sama dengan VOC yang menjadi sumber penderitaan penduduk setempat saat

itu (Dhani, 2016).

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 2: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

2

Hubungan baik orang Cina dengan VOC kemudian berakhir ditandai

dengan peristiwa Geger Pecinan (Dhani, 2016). Pemerintah kolonial juga

menerapkan politik pecah belah yang berdasarkan warna kulit, yaitu dengan

penggolongan Eropa sebagai golongan tertinggi, kemudian golongan Timur Asing,

dan golongan terakhir penduduk asli (Darini, 2011).

Selain itu, pada masa Perang Jawa tahun 1825-1830 juga terjadi

pembantaian terhadap orang Cina (Isnaeni, 2010). Selain itu terjadi pula kerusuhan

di Solo pada tahun 1912 dan di Kudus 1918 yang menargetkan etnis Cina (Adnan,

2016). Sultan Jawa, Belanda, dan Inggris menjadikan orang Cina pemungut pajak

di daerah-daerah yang mereka kuasai karena melihat kemahiran orang Cina

memungut pajak. Inilah alasan dibalik pembantaian orang Cina pada masa Perang

Jawa dan pemicu kebencian satu sama lain antara orang Cina dan orang Jawa, serta

salah satu penyebab munculnya stereotip orang Cina mata duitan dan pemeras

(Dhani, 2016).

Setelah kemerdekaan pun beberapa kali bermunculan gerakan anti etnis

Cina, seperti kejadian di Bagan Siapi-api pada bulan September 1945 dan Tragedi

Cina Benteng pada bulan Mei hingga Juli 1946 (Isnaeni, 2010). Muncul pula

tuduhan etnis Cina di Indonesia sebagai komunis atau mata-mata RRT akibat

keyakinan masyarakat bahwa RRT ada dibalik Gerakan 30 September/PKI (Dhani,

2016).

Salah satu peristiwa besar yang tidak mungkin terlewatkan terkait

diskriminasi terhadap warga keturunan Cina-Indonesia adalah kerusuhan 12-15

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 3: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

3

Mei 1998. Keruntuhan ekonomi dan konflik domestik berujung pembakaran dan

penjarahan toko-toko, pembantaian, dan pemerkosaan terhadap Cina-Indonesia

(Wibowo, 2001). Kerusuhan ini terjadi di beberapa kota-kota besar, yaitu Jakarta,

Medan, Solo, Lampung, Palembang, dan Surabaya (BBC News Indonesia, 2015).

Hingga kini, kasus ini tidak diusut tuntas dan pelaku tidak mendapatkan hukuman

hingga saat ini (Wibowo, 2001).

Menurut Freedman (2003), kebijakan yang diambil Presiden Soeharto

menjadi salah satu pemicu sentimen rasial terhadap Cina-Indonesia. Soeharto juga

melakukan politik pecah belah dengan membuat aturan yang memaksa Cina-

Indonesia berasimilasi dengan menghilangkan semua unsur-unsur budaya cina,

termasuk nama. Namun di sisi lain, orang Cina-Indonesia juga harus mengaku non-

pribumi. Istilah WNI, menurut pengamatan Charles Copper (1983), dalam

pembahasan sehari-hari merujuk pada non-pribumi, terutama Cina (dalam Hoon,

2006).

Pada masa pemerintahan Soeharto, orang Cina-Indonesia memang

mendapatkan kesempatan luas untuk berinvestasi dengan harapan dapat

berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi negara. Segelintir orang Cina yang

menjadi sangat kaya secara keliru dianggap sebagai representasi yang memadai dari

seluruh keturunan Cina di Indonesia dan timbullah stigma mengenai kemampuan

ekonomi orang Cina-Indonesia (Wibowo, 2001). Kerusuhan yang terjadi pada

bulan Mei 1998 merupakan bukti gagalnya usaha Presiden Soeharto membuat Cina-

Indonesia berasimilasi, meskipun Soeharto membuat program pembauran yang

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 4: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

4

mengharuskan orang Cina-Indonesia berasimilasi. Tapi pada kenyataannya, di

masa pemerintahan Soeharto, Cina-Indonesia semakin teralienasi dengan cap

identitas WNI keturunan asing dan non-pribumi (Freedman, 2003; Hoon, 2006).

Mengambil contoh pada kejadian Mei 1998, respon orang keturunan Cina

Indonesia terhadap diskriminasi terbagi menjadi keluar (exit), bersuara (voice), dan

setia (loyalty) (Wibowo, 2001). Pembagian ini didasarkan pada model EVL (exit,

voice, and loyalty) oleh Hirschman (2004) yang mengidentifikasi respon individu

ketika kelompok atau organisasinya mengalami diskriminasi.

Keluar (exit) adalah sebuah pilihan respon bagi anggota organisasi atau

komunitas untuk meninggalkan kelompok ketika diperhadapkan dengan penurunan

kualitas kelompok (Hirschman, 2004). Pada Tragedi Mei 1998, diperkirakan sekitar

20.000 hingga 30.000 orang Cina Indonesia beramai-ramai meninggalkan

Indonesia. Keputusan tersebut jelas merupakan respon keluar, namun ada pula

respon keluar dalam bentuk lain yang dilakukan oleh orang keturunan Cina

Indonesia. Yang pertama adalah tidak meninggalkan Indonesia, namun

meninggalkan kota-kota pusat kerusuhan seperti Jakarta, Solo, Surabaya, Medan,

dan Makassar. Mereka yang meninggalkan kota-kota tersebut memilih untuk tetap

tinggal di Indonesia dan memilih daerah-daerah yang mereka anggap lebih aman,

seperti Bali, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Utara. Yang kedua adalah tidak

meninggalkan tempat tinggal mereka, tapi meninggalkan masyarakat dengan cara

menutup diri atau bersembunyi dengan membangun pagar yang tinggi sebagai

perlindungan (Wibowo, 2001).

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 5: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

5

Bersuara (voice) adalah usaha anggota untuk mengubah praktik, aturan,

ataupun hasil dari organisasi atau komunitas (Hirschman, 2004). Setelah Soeharto

mundur dari jabatannya terjadi liberalisasi politik. Salah satu yang mendapatkan

keuntungan dari situasi ini adalah warga keturunan Cina Indonesia, yaitu

mendapatkan kesempatan untuk membentuk organisasi dengan tujuan

melenyapkan hukum diskriminatif terhadap orang Cina Indonesia. Contohnya

Solidaritas Nusa Bangsa yang menggugat pemerintah dan menuntut kompensasi

atas kerugian material dan non material kerusuhan Mei 1998 (Freedman, 2003).

Selain itu, organisasi tersebut juga terus mempromosikan kesadaran

mengenai akibat kerusuhan Mei 1998 di Indonesia melalui diskusi terbuka maupun

tertutup, mengkritik KPU karena meniadakan kursi MPR yang diperuntukkan bagi

representatif keturunan Cina Indonesia, mengajukan proposal hukum anti

diskriminasi sekaligus tuntutan peniadaan regulasi-regulasi yang mendiskriminasi

keturunan Cina Indonesia, serta aktif bekerja sama dengan organisasi lainnya dalam

berbagai aktivitas sosial.

Kesetiaan (loyalty) adalah pilihan untuk bertahan di dalam organisasi

ataupun komunitas yang mengalami penurunan dengan memegang harapan akan

adanya perbaikan, terlepas ada atau tidaknya usaha aktif untuk mendukung

perbaikan (Hirschman, 2004). Ada dua bentuk respon kesetiaan yang ditunjukkan

oleh orang Cina Indonesia. Yang pertama adalah dalam bentuk partisipasi politik.

Terbentuknya Partai Reformasi Tionghoa Indonesia (PARTI), Partai Pembauran

Indonesia (Parpindo), dan Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia (PBI) merupakan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 6: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

6

contoh respon kesetiaan orang Cina Indonesia (Freedman, 2003). Bentuk kedua

adalah bertahan menghadapi diskriminasi dan berharap keadaan akan menjadi lebih

baik. Bentuk kedua ini merupakan respon mayoritas orang Cina Indonesia terhadap

diskriminasi terlepas dari perhatian yang lebih banyak ditujukan pada respon keluar

(Wibowo, 2001).

Sepanjang sejarah Indonesia, sentimen anti-Cina kontemporer selalu

bersinggungan dengan permasalahan kelas, agama, dan etnonasionalisme (Setijadi,

2017). Stereotipe bahwa orang Cina kaya dan non-Muslim sangat populer di

Indonesia. Jusuf Kalla ketika menjabat sebagai wakil presiden pernah membuat

pernyataan yang bahwa orang kaya di Indonesia adalah keturunan Cina yang

kebanyakan beragama Kristen dan Konghucu, sementara Muslim pribumi-lah yang

miskin. Oleh karena itu, pandangan diskriminatif terhadap etnis Cina banyak

ditemui pada mereka yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari kelas

bawah atau merasa direbut hak dan kuasa kelompoknya oleh orang Cina-Indonesia

(Setijadi, 2017).

Contoh lainnya adalah kemarahan dan permusuhan yang diarahkan pada

Ahok (Basuki Tjahaja Purnama), mantan Gubernur DKI Jakarta yang beretnis Cina.

Beberapa ujaran kebencian (hate speech) yang menonjol adalah penolakan terhadap

pemimpin non-Muslim, yang menunjukkan persinggungan antara rasisme dengan

agama. Namun kemarahan publik terhadap Ahok diperbesar oleh kebijakan-

kebijakannya yang dianggap merugikan kelompok masyarakat miskin. Seperti

penggusuran kampung dan reklamasi Teluk Jakarta (Setijadi, 2017).

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 7: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

7

Beberapa kelompok-kelompok kepentingan tertentu seperti, kelompok pro-

Orde Baru dan Muslim konservatif menganggap etnis Cina sebagai saingan utama

mereka (Suryadinata, 2020). Pada Oktober 2019, Majalah Tempo

mempublikasikan konspirasi pengeboman tujuh pusat perbelanjaan di Jakarta,

dengan tujuan mengganggu acara pelantikan Presiden. Sekelompok ekstrimis

Muslim dan pensiunan Jenderal yang anti-Cina dan anti-Jokowi merencanakan

demonstrasi di Jakarta dan pengeboman area-area pusat bisnis etnis Cina

(Suryadinata, 2020). Menurut Temby (2019), sentimen anti-Cina yang kini banyak

ditemukan melalui media sosial akan terus beredar secara daring dan berfungsi

menyatukan nasionalis sayap kanan dengan Islam militan.

Stigma-stigma yang melekat pada Cina-Indonesia menjadi elemen

pendukung diskriminasi terhadap etnis Cina. Dalam beberapa tulisan oleh orang-

orang Eropa yang datang ke Indonesia sebelum kemerdekaan, orang Cina

disebutkan selalu memberikan perhatian lebih pada keuntungan, hidup di antara

penduduk asli, namun merampas kekayaan mereka dan mengirimnya ke Cina.

Orang Cina dianggap sangat ahli berdagang dengan berbagai trik-trik licik dan tidak

punya harga diri sehingga tidak menolak pekerjaan apapun (Reid, 2010).

Dalam beberapa tulisan, orang Cina disebut “Jew of the East” karena

dianggap memiliki karakter, keahlian, dan posisi sosial ekonomi yang sama dengan

orang Yahudi. Seperti orang Yahudi di Eropa, orang Cina di Asia tersebar di mana

ada sesuatu yang bisa mereka dapatkan, dengan mempertahankan kesetiaan

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 8: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

8

terhadap rasnya, moralitasnya berstandar ganda, dan menganggap uang sebagai

awal dan akhir segalanya (Reid, 2010).

Reid (2010) dan Burhanuddin (2007) mencurigai kebencian terhadap

Yahudi di Asia Tenggara bukanlah kebencian terhadap orang Yahudi yang

sebenarnya, melainkan proyeksi kebencian terhadap kekhawatiran lain, dalam

konteks Malaysia dan Indonesia, adalah orang Cina. Kebencian terhadap Yahudi

dan teori konspirasi Yahudi mulai populer di Indonesia. Penelitian Swami (2012)

di Malaysia menyediakan bukti bahwa kepercayaan teori konspirasi Yahudi oleh

orang Melayu di Malaysia memang memenuhi kebutuhan ideologis dan sebagai

topeng untuk sentimen anti-Cina.

Keyakinan pada teori konspirasi merujuk pada kepercayaan terhadap satu

atau sekumpulan teori konspirasi (Douglas, Uscinski, dkk., 2019). Konspirasi

memang nyata terjadi, sedangkan teori konspirasi hanya sebuah klaim yang belum

diketahui kebenarannya (Räikkä & Ritola, 2020). Teori konspirasi berusaha

menjelaskan suatu kejadian atau situasi yang penting sebagai akibat rencana rahasia

oleh kelompok yang berkuasa dan memiliki niat jahat (Goertzel, 1994 dalam

Douglas dkk., 2017). Teori konspirasi Yahudi secara umum berdasar pada anti-

semitisme dari Eropa dan menyatakan adanya konspirasi Yahudi yang bertujuan

untuk menguasai dunia (Johnson, 1987; Glaeser, 2005 dalam Swami, 2012).

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, diskriminasi terhadap Cina-

Indonesia seringnya berhubungan dengan permasalahan kelas, agama, dan

etnonasionalisme. Dengan persepsi adanya kompetisi antar kelompok, menurut

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 9: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

9

teori konflik kelompok realistis, anggota kelompok akan berperilaku eksklusif dan

mengembangkan keyakinan negatif mengenai kelompok lain akibat keterbatasan

sumber daya (Harvey dkk, 1961 dalam Choi dkk., 2017).

Rasisme tidak selalu eksplisit, seperti diskriminasi terang-terangan, tetapi

kadang didahului dengan renggangnya jarak sosial. Jarak sosial merupakan persepsi

individu mengenai jarak yang ada antara individu tersebut dengan individu lain

yang berasal dari kelompok yang berbeda dan sejauh mana individu bersedia

berinteraksi atau terlibat dalam hubungan dengan anggota kelompok lain tersebut

(Bogardus, 1993 dalam Sparrow & Chretien, 1993; Williams, 2015). Persepsi

kompetisi antar kelompok tadi dapat meningkatkan jarak sosial dan persepsi

prasangka terhadap anggota kelompok lain (Bobo & Hutchings, 1996; Quillian,

1995 dalam Choi dkk., 2017).

Penelitian oleh Choi, dkk. (2017) di Amerika Serikat menunjukkan

bagaimana jarak sosial memprediksi prasangka terhadap orang Afrika-Amerika

sebagai minoritas. Pada penelitian lain di Polandia, ditemukan pula hubungan

antara anti-semitisme dengan jarak sosial terhadap orang Yahudi (Bilewicz dkk.,

2013).

Dari berbagai data yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk

mengetahui apakah terdapat keterkaitan antara kepercayaan terhadap teori

konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap orang Cina di Indonesia.

Berdasarkan tinjauan literatur yang telah dilakukan, penulis menduga bahwa

terdapat korelasi positif dan hubungan tersebut dimediasi oleh jarak sosial terhadap

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 10: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

10

orang Cina. Oleh karena itu, penulis akan meneliti hubungan antara kepercayaan

terhadap teori konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap orang Cina di

Indonesia dengan jarak sosial terhadap orang Cina sebagai variabel mediator.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan argumentasi yang telah dipaparkan, permasalahan yang

menjadi fokus penulis adalah adanya rasisme dan diskriminasi pada keturunan

Cina-Indonesia. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya, karena

kesempatan yang diapatkan pada pemerintahan Presiden Soeharto, beberapa orang

Cina-Indonesia menjadi sangat kaya dan menimbulkan stigma mengenai

kemampuan ekonomi orang Cina-Indonesia (Setijadi, 2017). Kepercayaan pada

teori konspirasi ditemukan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan untuk

menjelaskan posisi kelompok sendiri yang buruk atau dianggap dirugikan

(Cichocka dkk., 2016) dengan menyalahkan kelompok lain atas keadaan tersebut,

umumnya kelompok yang dianggap lebih kuat atau merebut hak dan kuasa

kelompok sendiri (Bilewicz dkk., 2013).

Akan tetapi, karena politik asimilasi Soeharto membungkam anti-Cina,

diperlukan kelompok pengganti (Hadler, 2004). Teori konspirasi Yahudi sendiri

sudah populer di komunitas Muslim (Bruinessen, 1994). Dengan gambaran-

gambaran Yahudi yang menjadi penyebab berbagai hal-hal buruk yang terjadi pada

kelompok, menyebabkan kebutuhan yang disebutkan di atas, dialihkan

pemenuhannya. Dari teori konspirasi anti-Cina yang kurang memungkinkan untuk

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 11: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

11

didukung terang-terangan pada masa itu, kepada teori konspirasi Yahudi. Sehingga

teori konspirasi Yahudi ditemukan menargetkan Cina-Indonesia, baik dihubungkan

secara langsung maupun tidak langsung (Reid, 2010). Lalu melalui media dan tokoh

politik yang menunjukkan hubungan antara keduanya, pembaca akan

mengasosiasikan teori konspirasi Yahudi dengan Cina-Indonesia (Muhtadi, 2007;

Van Bruinessen, 2003; Pribadie, 2001 dalam Reid, 2010).

Kepercayaan pada teori konspirasi tentang kelompok tertentu merupakan

prediktor yang kuat akan jarak sosial terhadap kelompok tersebut(And & Sedek,

2005; Bilewicz dkk., 2013). Karena teori konspirasi Yahudi menjadi kambing hitam

atas kesalahan yang sebenarnya ingin dituduhkan pada Cina-Indonesia, penulis

mengasumsikan kepercayaan pada teori konspirasi Yahudi akan memprediksi jarak

sosial terhadap Cina-Indonesia. Jarak sosial terhadap kaum tertentu terbukti

memprediksi rasisme terhadap kaum tersebut (Choi dkk., 2017).

Di Malaysia, Swami (2012) menemukan bahwa benar kepercayaan pada

teori konspirasi Yahudi berkorelasi secara signifikan dengan rasisme modern

terhadap orang Cina. Dibandingkan dengan di Malaysia, Reid (2010) tidak

sepenuhnya yakin akan korelasi antara kepercayaan terhadap teori konspirasi

Yahudi dengan rasisme modern di Indonesia dengan alasan kurangnya bukti

langsung dan sentimen anti-Cina di Indonesia secara garis besar berbeda dari teori

konspirasi anti-Semitisme. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menguji apakah

di Indonesia kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi berkaitan dengan

rasisme modern terhadap orang Cina dengan jarak sosial terhadap orang Cina

sebagai variabel mediator.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 12: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

12

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian hanya pada ruang

lingkup:

a. Keyakinan pada teori konspirasi Yahudi.

Keyakinan pada teori konspirasi merujuk pada kepercayaan terhadap

satu atau sekumpulan teori konspirasi (Douglas, Uscinski, dkk., 2019).

Yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah kepercayaan terhadap teori

konspirasi Yahudi. Teori konspirasi Yahudi secara umum berdasar pada

anti-semitisme dari Eropa dan menyatakan adanya konspirasi Yahudi yang

bertujuan untuk menguasai dunia (Johnson, 1987; Glaeser, 2005 dalam

Swami, 2012).

b. Rasisme modern terhadap orang Cina-Indonesia

Rasisme merupakan sikap permusuhan yang ditujukan kepada suatu

ras atau kelompok, tidak harus dalam bentuk diskriminasi ataupun

prasangka secara terang-terangan. Rasisme modern lebih halus dan tidak

langsung, di mana sikap rasis ditunjukkan dengan ketidaksetujuan bahwa

ada diskriminasi terhadap kaum tertentu, malah merasa adanya diskriminasi

yang dilakukan dari kaum tersebut kepada kaum sendiri, merasa diri tidak

rasis, dan merasa diri dirugikan (Morrison & Kiss, 2017). Yang menjadi

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 13: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

13

fokus dalam penelitian ini adalah rasisme modern terhadap orang Cina-

Indonesia.

c. Jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia

Jarak sosial merupakan persepsi individu mengenai jarak yang ada

antara individu tersebut dengan individu lain yang berasal dari kelompok

yang berbeda dan sejauh mana individu bersedia berinteraksi atau terlibat

dalam hubungan dengan anggota kelompok lain tersebut (Bogardus, 1993

dalam Sparrow & Chretien, 1993; Williams, 2015). Yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, yang menjadi pertanyaan

penelitian ini adalah:

1. Apakah kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi dapat mengestimasi

rasisme modern terhadap orang Cina-Indonesia?

2. Apakah keterkaitan ini dapat dijelaskan oleh jarak sosial terhadap orang

Cina-Indonesia?

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.

Page 14: BAB I PENDAHULUANrepository.unair.ac.id/108997/3/3. BAB I.pdf · 2021. 7. 28. · 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pandemi COVID-19 menimbulkan berbagai tindak diskriminasi

14

1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara

kepercayaan terhadap teori konspirasi Yahudi dengan rasisme modern terhadap

orang Cina-Indonesia dimediasi oleh jarak sosial terhadap orang Cina-Indonesia.

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang akan didapatkan dari penelitian ini adalah informasi

terkait hubungan kepercayaan kepada teori konspirasi dengan rasisme modern yang

dimediasi jarak sosial. Informasi ini dapat dipergunakan sebagai referensi ataupun

pembanding untuk penelitian-penelitian dengan topik serupa.

1.6.2. Manfaat Praktis

Data penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti empiris bagi Komisi

Nasional Hak Asasi Manusia bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika

Republik Indonesia untuk mulai mengintervensi peredaran teori-teori konspirasi

Yahudi yang populer di masyarakat demi mencegah dampak buruk dari

kepercayaan pada teori-teori konspirasi tersebut.

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH KEPERCAYAAN TERHADAP... FIONA FIRA W.