27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Nyeri punggung adalah nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah leher. Nyeri ini sangat beragam ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf (1). Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat (2). Dalam satu penelitian dikatakan bahwa kurang lebih 60-80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis dan 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut (3). Pentingnya nyeri punggung dan leher ditandai sebagai berikut: (a) biaya yang dihabiskan selama menderita nyeri punggung ±100 milyar dollar per tahun, termasuk biaya kesehatan secara langsung ditambah biaya karena produktivitas yang menurun, (b) gejala nyeri punggung merupakan penyebab utama disabilitas pada individu yang berusia <45 tahun, (c) nyeri punggung bawah merupakan penyebab paling sering kedua untuk berobat ke dokter di Amerika, (d) ±1% populasi Amerika tidak mampu bekerja dalam waktu yang lama karena

BAB I Nyeri Punggung baru

  • Upload
    zainur

  • View
    11

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

back pain

Citation preview

Page 1: BAB I Nyeri Punggung baru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Nyeri punggung adalah nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah leher.

Nyeri ini sangat beragam ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung diakibatkan oleh

regangan otot atau tekanan pada akar saraf (1). Nyeri punggung biasanya dirasakan

sebagai rasa sakit, tegangan, atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat

bertambah buruk dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara

menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat (2).

Dalam satu penelitian dikatakan bahwa kurang lebih 60-80% individu setidaknya

pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Sebagian besar (75%) penderita akan

mencari pertolongan medis dan 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih

lanjut (3). Pentingnya nyeri punggung dan leher ditandai sebagai berikut: (a) biaya yang

dihabiskan selama menderita nyeri punggung ±100 milyar dollar per tahun, termasuk biaya

kesehatan secara langsung ditambah biaya karena produktivitas yang menurun, (b) gejala

nyeri punggung merupakan penyebab utama disabilitas pada individu yang berusia <45

tahun, (c) nyeri punggung bawah merupakan penyebab paling sering kedua untuk berobat

ke dokter di Amerika, (d) ±1% populasi Amerika tidak mampu bekerja dalam waktu yang

lama karena menderita nyeri punggung (4). Hasil penelitian yang dilakukan Pokdi Nyeri

PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit

Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 menemukan prevalensi penderita NPB

sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan

migren yang mencapai 34,8%. Dari hasil penelitian secara nasional yang dilakukan di 14

kota di Indonesia juga oleh kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 ditemukan

18,13% penderita NPB dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46±2,56 yang berarti nyeri

sedang sampai berat. Lima puluh persen diantaranya adalah penderita berumur antara 41-

60 tahun (5).

Page 2: BAB I Nyeri Punggung baru

1.2.Rumusan masalah

Tingginya insidensi penyakit ini mengharuskan tingginya kontak pasien dengan

tenaga medis sehingga diperlukan pembelajaran agar kasus seperti ini dapat ditangani

dengan tepat sebagaimana penanganan penyakit lainnya yang sering ditemui. Dengan

demikian, rumusan masalah pada tinjauan pustaka ini adalah:

1. Bagaimana algoritma diagnosis nyeri punggung yang tepat?

2. Bagaimana algoritma pengelolaan nyeri punggung yang tepat?

1.3.Tujuan

Tinjauan kepustakaan ini bertujuan menjelaskan dasar teori nyeri punggung yang

terdiri atas definisi, klasifikasi, etiologi, epidemiologi, faktor risiko, patofisiologi, diagnosis,

tatalaksana, komplikasi, dan prognosis. vi

Page 3: BAB I Nyeri Punggung baru

1.4.Manfaat

Tinjauan pustaka ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa

kedokteran dan praktisi kesehatan agar dapat menegakkan diagnosis dan memberikan

penanganan yang tepat pada kasus nyeri punggung.

Page 4: BAB I Nyeri Punggung baru

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Nyeri Punggung Bawah

Dalam bahasa kedokteran, nyeri pinggang dikenal sebagai “low back pain”. Nyeri

Punggung Bawah atau Nyeri Pinggang (Low Back Pain) adalah nyeri di daerah lumbosakral

dan sakroiliaka. Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah nyeri yang dirasakan di daerah

punggung bawah, dapat berupa nyeri lokal (inflamasi), maupun nyeri radikuler atau keduanya.

Nyeri yang berasal dari punggung bawah dapat dirujuk ke daerah lain, atau sebaliknya nyeri

yang berasal dari daerah lain dirasakan di daerah punggung bawah (referred pain). NPB pada

hakekatnya merupakan keluhan atau gejala dan bukan merupakan penyakit spesifik. Masalah

NPB meliputi banyak aspek, bukan hanya penderitaan akibat nyeri yang dialami, tapi juga

menimbulkan pemborosan ekonomi dan peningkatan biaya kesehatan.

2.2. Anatomi Punggung Bagian Bawah

Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus

vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh

ligamen longitudinal ventral dan dorsal. Bagian dorsal tidak begitu kokoh dan terdiri atas

masing-masing arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama lain oleh

berbagai ligament di antaranya ligament interspinal, ligament intertansversa dan ligament

flavum. Pada prosesus spinosus dan transverses melekat otot-otot yang turut menunjang dan

melindungi kolum vertebra.

Kolumna vertebralis ini terbentuk oleh unit-unit fungsional yang terdiri dari segmen anterior dan

posterior.

a. Segmen anterior, sebagian besar fungsi segmen ini adalah sebagai penyangga badan.

Segmen ini meliputi korpus vertebrata dan diskus intervebralis yang diperkuat oleh ligamentum

longitudinale anterior di bagian depan dan limentum longitudinale posterior di bagian belakang.

Sejak dari oksiput, ligament ini menutup seluruh bagian belakang diskus. Mulai L1 gamen ini

menyempit, hingga pada daerah L5-S1 lebar ligament hanya tinggal separuh asalnya.

Page 5: BAB I Nyeri Punggung baru

b. Segmen posterior, dibentuk oleh arkus, prosesus transverses dan prosesus spinosus. Satu

dengan lainnya dihubungkan oleh sepasang artikulasi dan diperkuat oleh ligament serta otot.

Struktur lain yang tak kalah pentingnya dalam persoalan NPB adalah discus intervertebra. Di

samping berfungsi sebagai penyangga beban, discus berfungsi pula sebagai peredam kejut.

Diskus ini terbentuk oleh annulus fibrosus yang merupakan anyaman serat-serat fibroelastik

hingga membentuk struktur mirip gentong. Tepi atas dan bawah gentong melekat pada “end

plate” vertebra, sedemikian rupa hingga terbentuk rongga antar vertebra. Rongga ini berisi

nukleus pulposus suatu bahan mukopolisakarida kental yang banyak mengandung air. Secara

anatomik pinggang adalah daerah tulang belakang L1 sampai seluruh tulang sacrum dan otot-

otot sekitarnya. Dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1. Tulang Belakang Gambar 2.1.. Struktur Kolumna

(Kolumna Vertebralis) Vertebralis Lumbal

2.3. Asal dan Sifat Nyeri Pinggang 18, 19

Nyeri punggung bawah dapat dibagi dalam enam jenis, yaitu:

2.3.1. Nyeri punggung lokal.

Jenis ini paling sering ditemukan. Biasanya terdapat di garis tengah dengan radiasi ke kanan

dan ke kiri. Dapat berasal dari bagian-bagian di bawahnya seperti fasia, otot-otot paraspinal,

korpus vertebra, artikulasio dan ligament.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB I Nyeri Punggung baru

2.3.2. Iritasi pada radiks.

Rasa nyeri dapat berganti-ganti dengan parestesi dan terasa pada dermatom yang

bersangkutan. Kadang-kadang dapat disertai hilangnya perasaan atau gangguan fungsi

motoris. Iritasi dapat disebabkan proses desak ruang yang bias terletak pada foramen

intervertebra atau dalam kanalis vertebra.

2.3.3. Nyeri acuan somatik

Iritasi serabut-serabut sensoris di permukaan dapat dirasakan di bagian lebih dalam pada

dermatom yang bersangkutan. Sebaliknya iritasi di bagian-bagian lebih dalam dapat dirasakan

di bagian lebih superfisial.

2.3.4. Nyeri acuan

Adanya gangguan pada alat-alat retroperitoneum, intraabdomen atau di dalam ruang panggul

yang dirasakan di daerah punggung.

2.3.5. Nyeri karena iskemia.

Rasa nyeri ini dirasakan seperti rasa nyeri pada klaudikasio intermitens yang dapat dirasakan di

pinggang bawah, di gluteus atau menjalar ke paha. Biasanya disebabkan oleh penyumbatan

pada percabangan aorta atau pada arteria iliaka komunis.

2.3.6. Nyeri psikogen

Rasa nyeri tidak wajar dan tidak sesuai dengan distribusi saraf dan dermatom dengan reaksi

fasial yang sering berlebihan.

2.4. Klasifikasi Nyeri Punggung Bawah

2.4.1. Klasifikasi Menurut Penyebabnya

Nyeri punggung bawah menurut penyebabnya diklasifikasikan sebagai berikut:

a. NPB traumatik

Page 7: BAB I Nyeri Punggung baru

Lesi traumatik dapat disamakan dengan lesi mekanik. Pada daerah punggung bawah, semua

unsur susunan neuromuskoletal dapat terkena oleh trauma.

a.1. Trauma pada unsur miofasial

Setiap hari beribu-ribu orang mendapat trauma miofasial, mengingat banyaknya pekerja kasar

yang gizinya kurang baik dengan kondisi kesehatan badan yang kurang optimal. Juga di

kalangan sosial yang serba cukup atau berlebihan keadaan tubuh tidak optimal karena

kegemukan, terlalu banyak duduk dan terlalu kaku karena tidak mengadakan gerakan-gerakan

untuk mengendurkan urat dan ototnya. NPB jenis ini disebabkan oleh lumbosakral strain dan

pembebanan berkepanjangan yang mengenai otot, fasia dan atau ligament.

a.2. Trauma pada komponen keras

Akibat trauma karena jatuh fraktur kompresi dapat terjadi di vertebrata torakal bawah atau

vertebra lumbal atas. Fraktur kompresi dapat terjadi juga pada kondisi tulang belakang yang

patalogik. Karena trauma yang ringan (misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna

vertebralis yang sudah osteoporotik mudah mendapat fraktur kompresi.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB I Nyeri Punggung baru

Akibat trauma dapat terjadi spondilolisis atau spondilolistesis. Pada spondilolisis istmus pars

interartikularis vertebrae patah tanpa terjadinya korpus vertebra. Spondilolistesis adalah

pergeseran korpus vertebra setempat karena fraktur bilateral dari istmus pars interartikularis

vertebra. Pergeserannya diderajatkan sampai IV. Kalau hanya 25% dari korpus vertebra yang

tergeser ke depan, maka spondolistesisnya berderajat I. Pada pergeserannya secara mutlak,

keadaannya dikenal sebagai spondilolistesis derajat IV. Pada umumnya spondilolistesis terjadi

pada L.4 atau L.5.

b. NPB akibat proses degeneratif

b.1. Spondilosis

Perubahan degeneratif pada vertebra lumbosakralis dapat terjadi pada korpus vertebra berikut

arkus dan prosesus artikularis serta ligament yang menghubungkan bagian-bagian ruas tulang

belakang satu dengan yang lain. Dulu proses ini dikenal sebagai osteoatritis deformans, tapi

kini dinamakan spondilosis.

Pada spondilosis terjadi rarefikasi korteks tulang belakang, penyempitan discus dan osteofit-

osteofit yang dapat menimbulkan penyempitan dariforamina intervetebralis.

b.2. Hernia Nukleus Pulposus (HNP)

Perubahan degeneratif dapat juga mengenai annulus fibrosus discus intervertebralis yang bila

pada suatu saat terobek yang dapat disusul dengan protusio discus intervertebralis yang

akhirnya menimbulkan hernia nukleus pulposus (HNP). HNP paling sering mengenai discus

intervertebralis L5-S1 dan L4-L5.

b.3. Osteoatritis

Unsur tulang belakang lain yang sering dilanda proses degeneratif ialah kartilago artikularisnya,

yang dikenal sebagai osteoatritis. Pada osteoatritis terjadi degenerasi akibat trauma kecil yang

terjadi berulang-ulang selama bertahun-tahun. Terbatasnya pergerakan sepanjang kolumna

vertebralis pada osteoatritis akan menyebabkan tarikan dan tekanan pada otot-otot/ ligament

pada setiap gerakan sehingga menimbulkan NPB.

b.4. Stenosis Spinal

Page 9: BAB I Nyeri Punggung baru

Vertebrata lumbosakralis yang sudah banyak mengalami penekanan, penarikan, benturan dan

sebagainya dalam kehidupan sehari-hari seseorang, sudah tentu akan memperlihatkan banyak

kelainan degeneratif di sekitar discus intervertebralis dan persendian fasetal posteriornya. Pada

setiap tingkat terdapat tiga persendian, yaitu satu di depan yang dibentuk oleh korpus vertebra

dengan discus intervertebralis dan dua di belakang yang dibentuk oleh prosesus artularis

superior dan inferior kedua korpus vertebra yang ada di atas dan di bawah discus

intervertebralis tersebut. Kelainan degeneratif yang terjadi di sekitar ketiga persendian itu

berupa osteofit dan profilerasi jaringan kapsel persendian yang kemudian mengeras (hard

lesion). Bangunan degeneratif itu menyempitkan lumen kanalis intervertebralis setempat dan

menyempitkan foramen intervertebra.

c. NPB akibat penyakit inflamasi

c.1. Artritis rematoid

Artritis rematoid termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang

terjangkit mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi

mengalami kerusakan. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi

kerusakan pada tulang rawan, sendi, tulang, tendon, dan ligament di sendi.

c.2. Spondilitis angkilopoetika

Kelainan pada artikus sakroiliaka yang merupakan bagian dari poliartritis rematoid yang juga

didapatkan di tempat lain. Rasa nyeri timbul akibat terbatasnya gerakan pada kolumna

vertebralis , artikulus sakroiliaka, artikulus kostovertebralis dan penyempitan foramen

intervertebralis.

d. NPB akibat gangguan metabolisme

Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai oleh menurunnya

massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan mineral tulang disertai dengan kerusakan

mikro arsitektur dari jaringan tulang, dengan akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga

terjadi kecenderungan tulang mudah patah. Menurunnya massa tulang dan memburuknya

arsitektur jaringan tulang ini, berhubungan erat dengan proses remodeling tulang. Pada proses

remodeling, tulang secara kontinyu mengalami penyerapan dan pembentukan. Hal ini berarti

bahwa pembentukan tulang tidak terbatas pada fase pertumbuhan saja, akan tetapi pada

Page 10: BAB I Nyeri Punggung baru

kenyataannnya berlangsung seumur hidup. Sel yang bertanggung jawab untuk pembentukan

tulang disebut osteoblas, sedangkan osteoklas bertanggung jawab untuk penyerapan tulang.

Pembentukan tulang terutama terjadi pada masa pertumbuhan. Pembentukan dan penyerapan

tulang berada dalam keseimbangan pada individu berusia sekitar 30 - 40 tahun. Keseimbangan

ini mulai terganggu dan lebih berat ke arah penyerapan tulang ketika wanita mencapai

menopause. Pada osteoporosis akan terjadi abnormalitas bone turnover, yaitu terjadinya proses

penyerapan tulang lebih banyak dari pada proses pembentukan tulang. Peningkatan proses

penyerapan tulang dibanding pembentukan tulang pada wanita pascamenopause antara lain

disebabkan oleh karena defisiensi hormon estrogen, yang lebih lanjut akan merangsang

keluarnya mediator-mediator yang berpengaruh terhadap aktivitas sel osteoklas, yang berfungsi

sebagai sel penyerap tulang. Jadi yang berperan dalam terjadinya osteoporosis secara

langsung adalah jumlah dan aktivitas dari sel osteoklas untuk menyerap tulang, yang

dipengaruhi oleh mediatormediator, yang mana timbulnya mediator-mediator ini dipengaruhi

oleh kadar estrogen.

NPB pada orang tua dan jompo, terutama kaum wanita, seringkali disebabkan oleh

osteoporosis. Sakitnya bersifat pegal. Nyeri yang tajam atau radikular merupakan keluhan.

Dalam hal itu terdapat fraktur kompresi yang menjadi komplikasi osteoporosis tulang belakang.

e. NPB akibat neoplasma

e.1. Tumor benigna

Osteoma osteoid yang bersarang di pedikel atau lamina vertebra dapat mengakibatkan nyeri

hebat yang dirasakan terutama pada malam hari. Hemangioma merupakan tumor yang berada

di dalam kanalis vertebralis dan dapat membangkitkan NPB. Meningioma merupakan suatu

tumor intadural namun ekstramedular. Tumor ini dapat menjadi besar sehingga menekan pada

radiks-radiks. Maka dari itu tumor ini seringkali membangkitkan nyeri hebat pada daerah

lumbosakral.

e.2. Tumor maligna

Tumor ganas di vertebra lumbosakralis dapat bersifat primer dan sekunder. Tumor primer yang

sering dijumpai adalah mieloma multiple. Tumor sekunder yaitu tumor metastatik mudah

Page 11: BAB I Nyeri Punggung baru

bersarang di tulang belakang, oleh karena tulang belakang kaya akan pembuluh darah. Tumor

primernya bisa berada di mama, prostate, ginjal, paru dan glandula tiroidea.

f. NPB akibat kelainan kongenital

Lumbalisasi atau adanya 6 bukan 5 korpus vertebra lumbalis merupakan variasi anatomik yang

tidak mengandung arti patologik. Demikian juga sakralisasi, yaitu adanya 4 bukan 5 korpus

vertebra lumbalis. Pada lumbalisasi “lumbosakral strain” lebih mudah terjadi oleh karena

adanya 6 ruas lumbosakral, bagian lumbal kolum vertebral seolah-olah menjadi lebih panjang,

hingga tekanan dan tarikan pada daerah lumbal pada tiap gerakan lebih besar daripada orang

normal. Beban yang lebih berat pada otot-otot dan ligament sering menimbulkan NPB.

g. NPB sebagai referred pain

Walaupun benar bahwa NPB dapat dirasakan seorang penderita ulkus peptikum, pankreatitis,

tumor lambung, penyakit ginjal dan seterusnya, namun penyakit penyakit visceral menghasilkan

juga nyeri abdominal dengan manifestasi masing-masing organ yang terganggu.

NPB yang bersifar referred pain memiliki ciri-ciri khas yaitu:

g.1 Nyeri hanya dirasakan berlokasi di punggung bawah

g.2. Daerah lumbal setempat tidak memperlihatkan tanda-tanda abnormal, yakni tidak ada nyeri

tekan, tidak ada nyeri gerak, tidak ada nyeri isometrik dan motalitas punggung tetap baik.

Walaupun demikian sikap tubuh mempengaruhi bertambah atau meredanya referred pain.

g.3. Referred pain lumbal ada kalanya merupakan ungkapan dini satu-satunya penyakit

visceral.

g.4. Dalam tahap klinis dan selanjutnya, penyakit visceral mengungkapkan adanya keadaan

patologik melalui manifestasi gangguan fungsi dan referred pain di daerah lumbal.

h. NPB psikoneurotik

Beban psikis yang dirasakan berat oleh penderita, dapat pula bermanifestasi sebagai nyeri

punggung karena menegangnya otot-ototnya. NPB karena problem psikoneuretik misalnya

disebabkan oleh histeria, depresi, atau kecemasan. NPB karena masalah psikoneurotik adalah

Page 12: BAB I Nyeri Punggung baru

NPB yang tidak mempunyai dasar organik dan tidak sesuai dengan kerusakan jaringan atau

batas-batas anatomis, bila ada kaitan NPB dengan patologi organik maka nyeri yang dirasakan

tidak sesuai dengan penemuan gangguan fisiknya.

Ada 3 jenis keluhan NPB pada penderita psikoneurotik. Yang pertama ialah seorang histerik. Ia

sungguh-sungguh merasakan sakit di pinggang, tetapi sakit pinggangnya merupakan ungkapan

penderitaan mentalnya kepada dunia luar. Yang kedua ialah seorang pengeluh . Dalam

hidupnya banyak waktu terbuang untuk merengek rengek saja. Letaknya nyerinya berubah

ubah, misal di kepala, lain kali perutnya kembung, punggung bawah sakit dan seterusnya.

Penyakitnya adalah sekaligus hobinya. Dan yang ketiga adalah seorang yang dengan

keluhannya hendak memperoleh uang ganti rugi. Dan sakit pinggangnya dikenal sebagai NPB

kompensantorik.

j. Infeksi 13

Infeksi dapat dibagi ke dalam akut dan kronik. NPB yang disebabkan infeksi akut misalnya

kuman pyogenik (stafilokokus, streptokokus). NPB yang disebabkan infeksi kronik misalnya

spondilitis TB.

2.4.2. Diagnosis Banding 21

Berdasarkan penyebab NPB yang telah dijelaskan, masing-masing penyebab tersebut dapat

dikategorikan kedalam beberapa diagnosis banding antara lain:

a. NPB Mekanikal

NPB akibat kondisi mekanik antara lain: kongenital, degeneratif, trauma dan gangguan

mekanik, dan gangguan metabolik.

b. NPB Nonmekanikal

NPB akibat kondisi nonmekanik antara lain: radang, tumor, infeksi, dan problem psikoneurotik.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB I Nyeri Punggung baru

c. NPB Penyakit Viseral

NPB karena penyakit viseral adalah penyakit yang berhubungan dengan organ pelvis dan alat-

alat dalam lain misal nephrolitiasis, pyelenopritis, aortic anyeurym, dll.

2.5. Epidemiologi NPB

2.5.1. Distribusi NPB

a. Menurut Orang

Pada umumnya sekitar 70-80% orang dewasa diestimasikan akan pernah menderita Nyeri

Punggung Bawah dalam hidup mereka. Insidensi nyeri pinggang di negara berkembang lebih

kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri pinggang akut

maupun kronik.

Hasil penelitian Perdossi (2001) pada 44 pasien penderita NPB di Jakarta diketahui bahwa

kelompok umur pria yang sering menderita NPB adalah kelompok umur 30-39 tahun,

sedangkan pada wanita adalah kelompok umur 50-59 tahun.

Berdasarkan penelitian Tavafian SS, et al (2004) pada 101 wanita penderita NBP di Iran

diperoleh umur rata-rata wanita yang menderita NPB adalah 44 tahun dengan berat badan rata-

rata 69 kg.

b. Menurut Tempat dan Waktu

Nyeri Punggung Bawah adalah masalah yang banyak dihadapi oleh banyak negara dan

menimbulkan banyak kerugian.16 Berdasarkan data dari penelitian Picavet dan Schouten

(2001) untuk melihat prevalensi nyeri muskoletal (termasuk NPB) pada beberapa negara di

dunia, diketahui prevalensi penderita NPB di Swedia pada tahun 1998 adalah sebesar 56%,

Norwegia pada tahun 1997 sebesar 21,6%, Spanyol pada tahun 1999 sebesar 23,7%, dan di

Belanda pada tahun 2001 adalah sebesar 26,9% dari total populasi. 8

Pada tahun 1998, prevalensi penderita NPB di Inggris adalah 40% dalam 1 tahun terakhir. Ada

sedikit peningkatan dibandingkan tahun 1996 dengan prevalensi NPB 35%. Pada tahun 1992

prevalensi NPB hanya 10%. 38

Page 14: BAB I Nyeri Punggung baru

Menurut Altinel Levent, et al (2008), prevalensi penduduk Turki menderita NPB adalah 51%

selama hidup mereka. 37

Di Rumah sakit Dr. Kariadi Semarang, proporsi pasien baru yang berkunjung di Divisi

Rehabilitasi Medik pada tahun 1995 adalah sebanyak 20% (276 orang) dengan keluhan NPB

dengan 5 orang harus menjalani operasi. Pada bulan Mei tahun 2000 di tempat yang sama

didapatkan 52 penderita (5%) NPB dari 1092 pasien baru yang berkunjung di RS ini. 23

Menurut Harsono (1991) di rawat jalan unit penyakit saraf RSUP Dr. Sardjito, penderita NPB

meliputi kurang dari 5,5% dari jumlah pengunjung, sementara proporsi NPB rawat inap 8-9%.

24

2.5.2. Determinan Nyeri Punggung Bawah

Faktor pencetus untuk NPB antara lain adalah: usia, jenis kelamin, obesitas, pekerjaan, faktor

psikososial, riwayat cedera punggung sebelumnya, aktivitas/ olahraga dan kebiasaan merokok.

a. Usia

Usia merupakan faktor yang memperberat terjadinya NPB, sehingga biasanya diderita oleh

orang berusia lanjut karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulangnya sehingga

tidak lagi elastis seperti diwaktu muda. Penelitian telah memperlihatkan bahwa resiko dari NPB

meningkat pada pasien yang semakin tua, tetapi ketika mencapai usia sekitar 65 tahun resiko

akan berhenti meningkat. Tetapi saat ini sering ditemukan orang berusia muda sudah terkena

NPB. Bahkan anak-anak dan remaja saat ini ini semakin beresiko mengalami nyeri punggung

akibat menghabiskan terlalu banyak waktu membungkuk di depan komputer atau membawa tas

sekolah yang berat dari dan ke sekolah. 6

Dalam penelitian Louw, Q.A, et al (2007) di Afrika ditemukan bahwa populasi yang paling

banyak menderita NPB meliputi kelompok usia pekerja/ produktif (48%). Kelompok usia sekolah

yang menderita NPB adalah 15% dari total penderita NPB. Prevalensi anak-anak dan remaja

untuk menderita NPB adalah 33% sedangkan prevalensi orang dewasa menderita NBP adalah

50%. 39

Menurut penelitian Jones, G.T (2004) di Inggris ditemukan bahwa pada anak-anak dan remaja

memiliki resiko yang sama seperti orang dewasa dalam menderita NPB dengan prevalensi 70-

80%. Walaupun banyak kasus anak-anak yang dilaporkan aktivitas sehari-harinya terhambat

Page 15: BAB I Nyeri Punggung baru

karena menderita NPB, namun gangguan serius/parah jarang ditemukan sehingga konsultasi

kesehatan dan rawat inap masih jarang dilakukan.

b. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri punggung bawah

sampai umur 60 tahun. Namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat

mempengaruhi timbulnya NPB, karena pada wanita keluhan ini lebih sering terjadi misalnya

pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan

kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen sehingga memungkinkan

terjadinya NPB.

Berdasarkan penelitian Altinel, Levent, et al (2007) di Turki didapatkan bahwa prevalensi NPB

pada perempuan adalah 63,2% dan pada laki-laki sebesar 33,8% setidaknya satu kali dalam

hidup mereka untuk menderita NPB. 37

c. Obesitas

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih, risiko timbulnya NPB lebih besar, karena

beban pada sendi penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan

terjadinya NPB.

Obesitas dapat diukur dengan menggunakan IMT (Indeks Massa Tubuh) dengan rumus

BB(kg)/TB2(m). WHO telah menetapkan standar obesitas pada orang Asia yaitu dengan ukuran

IMT ≥ 25kg/m2. 40

Inggris memiliki prevalensi obesitas yang pertumbuhannya paling cepat di negara Barat dan hal

ini mungkin berperan terhadap masalah punggung pada tahun-tahun yang akan datang.

Frekuensi obesitas orang dewasa hampir empat

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB I Nyeri Punggung baru

kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Tiga perempat orang Inggris memiliki berat badan berlebih. 25

Menurut penelitian Putri Perdani (2010) dengan desain penelitian kasus kontrol terhadap 110

responden didapat orang yang mempunyai postur tubuh piknik beresiko 6,9 kali (OR=6,9 )

untuk timbulnya nyeri punggung bawah. Dengan adanya berat badan berlebih, terutama beban

ekstra di daerah perut dapat menyebabkan tekanan pada daerah tersebut meningkat. 26

d. Pekerjaan

Faktor risiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan otot rangka terutama adalah

kerja fisik berat, penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang, posisi atau

sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis. Oleh karena itu, riwayat pekerjaan sangat

diperlukan dalam penelusuran penyebab NPB.

Berdasarkan penelitian Punnet Laura, et al (2005) dengan desain Kohort pada 1.404 subjek,

diperoleh bahwa kategori pekerjaan pekerja sales (RR=1,38) operator (RR=2,39), pekerja

pelayanan jasa (RR=2,67), dan petani (RR=5,17) memiliki hubungan dalam menimbulkan NPB.

33

e. Faktor Psikososial

Berbagai faktor psikologis dan sosial dapat meningkatkan risiko NPB. Kecemasan, depresi,

stress, tanggung jawab, ketidakpuasan kerja, mental, stress di tempat kerja dapat

menempatkan orang-orang pada peningkatan risiko NPB kronis.

Menurut penelitian Muto Shigeki et al (2005) di Jepang pada 975 subjek yang bekerja sebagai

guru sekolah dengan desain penelitian cross sectional didapatkan bahwa jumlah kasus guru

berjenis kelamin pria yang menderita NPB dan mengalami depresi dalam pekerjaannya ada

sebanyak 58 kasus (59,2% dibandingkan dengan jumlah subjek pria seluruhnya), sedangkan

guru perempuan penderita NPB yang mengalami depresi dalam pekerjaan ada sebanyak 121

kasus (59,9% dibandingkan dengan jumlah seluruh guru wanita yang diteliti). Berdasarkan

penelitian tersebut, kasus NPB yang dilaporkan dengan gejala depresi jumlahnya lebih banyak

(proporsi 60%) dibandingkan dengan yang tidak mengalami depresi. 34

f. Riwayat cedera/trauma

Page 17: BAB I Nyeri Punggung baru

Satu-satunya alat prediksi terbaik NPB adalah riwayat cedera/trauma. Seseorang yang pernah

mengalami cedera/trauma sebelumnya beresiko untuk mengalami NPB dikarenakan faktor

kekambuhan atau karena cedera tersebut berlangsung kronis. 41

g. Aktivitas/ olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab NPB yang sering tidak disadari oleh

penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan seseorang seperti

duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menyebabkan NPB.

Misalnya seorang pelajar/ mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada

waktu menulis. Posisi tidur yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang

belakang. Posisi mengangkat beban dengan berdiri lalu langsung membungkuk mengambil

beban merupakan posisi yang salah.

Selain sikap tubuh yang salah yang sering kali menjadi kebiasaan, beberapa aktivitas berat

seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam sehari, melakukan aktivitas

dengan duduk yang monoton lebih dari 2 jam dalam sehari, dapat pula meningkatkan resiko

timbulnya NPB.

Pada penelitian Putri Perdiani (2010) dengan desain penelitian kasus kontrol terhadap 110

responden didapat bahwa posisi duduk memiliki hubungan yang bermakna dengan nyeri

punggung bawah (OR= 6,01), orang yang mempunyai posisi duduk beresiko 6,01 kali untuk

timbulnya NPB. 26

h. Merokok

Perokok lebih beresiko terkena NPB dibandingkan dengan yang bukan perokok. Diperkirakan

hal ini disebabkan oleh penurunan pasokan oksigen ke cakram dan berkurangnya oksigen

darah akibat nikotin terhadap penyempitan pembuluh darah arteri.

Menurut penelitian Sarnad, Nurul I, dkk (2010) di Malaysia ditemukan bahwa perokok beresiko

1,32 kali (OR=1,32) untuk menderita NPB dibandingkan dengan yang bukan perokok. 5

a. Diagnosis Klinis NPB

Page 18: BAB I Nyeri Punggung baru

Untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan umum,

pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang.

a.1. Anamnesis

Mengingat struktur punggung bawah yang sangat berdekatan dengan organ lain yang terletak

di dalam rongga perut serta rongga pelvis, dan juga mengingat banyaknya faktor penyebab

NPB, maka anamnesis terhadap setiap keluhan NPB akan merupakan sederetan daftar

pertanyaan yang harus diajukan kepada penderita atau pengantarnya. Daftar pertanyaan

tersebut diharapkan dapat mengurangi adanya kemungkinan hal-hal yang terlewatkan dalam

anamnesis. Daftar pertanyaan tersebut antara lain apakah terjadi secara akut atau kronis,

disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung, mengalami gangguan tidur, menstruasi

atau libido, disertai nyeri pada tungkai atau menjalar ke tungkai, diperberat oleh batuk/bersin,

memiliki riwayat tuberkulosis, keganasan/operasi tumor, kencing batu, klaudikasio intermitten,

bekerja dengan sikap yang salah atau mengejan kuat, memiliki perasaan cemas atau gelisah,

memiliki riwayat demam atau gangguan buang air kecil/besar, atau memiliki rasa kesemutan

pada tungkai.

Anamnesis NPB mempunyai kerangka acuan tertentu minimal harus meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a) Letak atau lokasi nyeri

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB I Nyeri Punggung baru

b) Penyebaran nyeri

c) Sifat nyeri

d) Pengaruh aktivitas terhadap nyeri

e) Pengaruh posisis tubuh atau anggota tubuh

f) Trauma

g) Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya

h) Obat-obat analgetika yang pernah diminum

i) Kemungkinan adanya proses keganasan

j) Riwayat menstruasi

k) Kondisi mental/emosional

a.2. Pemeriksaan Umum

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Inspeksi

b) Palpasi dan perkusi

c) Pemeriksaan tanda vital (vital sign)

a.3. Pemeriksaan Neurologik

Pemeriksaan neurologik meliputi pemeriksaan motorik, sensorik, refleks fisiologik dan patologik,

serta percobaan-percobaan atau test untuk menentukan apakah sarafnya ada yang mengalami

kelainan.

a.4. Pemeriksaan dengan alat-alat

Page 20: BAB I Nyeri Punggung baru

Yang dimaksud dengan pemeriksaan alat-alat disini ialah neuroimaging dengan menggunakan

alat-alat seperti foto polos vertebra lumbosakral, Bone scan, mielografi, CT Scan (Computerized

Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging), ultrasonografi, biopsi tertutup vertebra

lumbal, densitometri tulang.