31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara kodrat manusia hidup di dunia ini berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan) yang secara alamiah mempunyai daya tarik-menarik antara manusia satu dengan manusia yang lain untuk hidup bersama. Manusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya keturunan menimbulkan keluarga yang berkembang menjadi masyarakat dan kerabat. Jadi perkawinan merupakan unsur tali-temali yang meneruskan kehidupan manusia dan masyarakat. Perkawinan bagi makhluk yang berlainan jenis bukanlah sekedar “kumpul” antara dua jenis berbeda sebagaimana mahluk lainnya, tetapi perkawinan

BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

  • Upload
    dinhdat

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara kodrat manusia hidup di dunia ini berlainan jenis kelaminnya

(laki-laki dan perempuan) yang secara alamiah mempunyai daya tarik-menarik

antara manusia satu dengan manusia yang lain untuk hidup bersama. Manusia

tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan

menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya keturunan menimbulkan keluarga

yang berkembang menjadi masyarakat dan kerabat. Jadi perkawinan merupakan

unsur tali-temali yang meneruskan kehidupan manusia dan masyarakat.

Perkawinan bagi makhluk yang berlainan jenis bukanlah sekedar

“kumpul” antara dua jenis berbeda sebagaimana mahluk lainnya, tetapi

perkawinan bertujuan membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera, bahkan

untuk membangun, membina dan memelihara hubunggan kerabat yang rukun

dan damai.

Sebagaimana yang terkandung dalam UU No. 1 tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Perkawinan bahwa: “Perkawinan adalah ikatan bathin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagaimana suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan ketat berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa (Djoko Prakoso, 1987:14).

Page 2: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Berdasarkan ketentuan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang

Pokok-Pokok Perkawinan di atas, jelaslah bahwa calon suami istri memikul

amanah dan tanggung jawab bersama dalam membina suatu rumah tangga.

Oleh karena itu, dituntut adanya kedewasaan dan kematangan fisik dan mental,

sehingga keserasian lahir dan bathin dapat diwujudkan.

Hal yang sama juga diuraikan dalam Majalah Nasehat Perkawinan No. X

Juni 1981, penerbit BP4 dikatakan bahwa: “perkawinan merupakan suatu ikatan

yang sah untuk membina suami-istri memikul amanah dan tanggung jawab,

oleh karenanya akan mengalami suatu proses psykologis yang berat yaitu

kehamilan dan melahirkan yang meminta pengorbanan, (1981:12).

Dalam kenyataannya kehamilan dan kelahiran seorang anak oleh ibunya

tanpa di dahului oleh Ijab dan Qabul yang sah menyebabkan lahirnya anak di

luar nikah. Fenomena ini terjadi pula di berbagai berbagai daerah termasuk

yang terjadi di kelurahan Horodopi. Kehamilan dan lahirnya anak di luar nikah

tersebut di Kelurahan Horodopi menimbulkan pro-kontra dikalangan

masyarakat setempat.

Pro-kontra anak luar nikah tersebut, dapat dilihat dari kedudukan hak dan

kewajiban anak baik dalam keluarga maupun masyarakat sekitarnya. Di satu

pihak memandang anak luar nikah hanya memilki hak-hak tertentu yang tidak

sama dengan anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah (ijab dan qabul).

Demikian pula sebaliknya, bahwa anak luar nikah tersebut mempunyai hak-hak

yang sama dengan anak yang lahir dari perkawinan yang sah.

Page 3: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Atas dasar pro-kontra di atas penulis termotifasi untuk mengangkat judul

“Persepsi Masyarakat Terhadap Status Sosial Anak di Luar Nikah di Kelurahan

Horodopi Kecamatan Mowewe kabupaten Kolaka”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah persepsi

masyarakat terhadap status sosial anak luar nikah di kelurahan Horodopi,

Kecamatan Mowewe? (2) Bagaimana persepsi Masyarakat Terhadap hak dan

kewajiban Anak yang lahir di luar nikah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok dari penelitian ini adalah :

a. Untuk medeskripsikan persepsi masyarakat terhadap anak luar nikah di

Kelurahan Horodopi Kecamatan Mowewe.

b. Untuk mengetahui kedudukan hak dan kewajiban anak luar nikah dalam

masyarakat Kelurahan Horodopi.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada pihak yang

berwenang khususnya dalam penentuan keputusan tentang anak luar

nikah.

Page 4: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

c. Bahan tambahan pengetahuan atau pengalaman bagi penulis dalam

bidang ilmu-ilmu sosial khusunya dalam masalah anak luar nikah.

d. Bahan acuan dan informasi tambahan bagi peneliti-peneliti lain yang

mengkaji hal yang relevan dengan topik penelitian ini.

Page 5: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Presepsi

Dalam kamus besar bahasa Indoensia istilah persepsi diartikan sama

dengan tanggapan. Oleh W.J.S Poerwadarminta, menjelaskan istilah persepsi

diartikan sebagai suatu yang diserap, diterima dengan cara panca indra, seperti

melihat, mendengar merasai ataupun sering diterjemahkan sebagai bayangan

dalam angan-angan, pendapat, pemandangan, sebutan atau reaksi yang pada

hakikatnya mengarah kepada apa yang ditanggapinya melalui panca indra

terbayang dalam anga-angannya (1976:675).

Bertalian dengan uraian di atas John Echols dan Hasan Sadly mengatakan

bahwa persepsi adalah penglihatan, tanggapan dan pemahaman terhadap

sesuatu (1982:424). Tanggapan atau pemahaman yang dimaksudkan di sini

sesuatu objek yang kena persepsi. Dengan kata lain, persepsi itu berhubungan

dengan proses masuknya pesan.

Persepsi dalam makna di atas, dititikberatkan pada tanggapan berdasarkan

pancaindra. Menurut Daffidof mengatakan bahwa “persepsi didefenisikan

sebagai proses yang mengorganisir data-data indra kita untuk dikembangkan

sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari sekeliling kita, termasuk sadar

akan dirinya sendiri” (Miftah Toha, 1990:232).

Page 6: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Menurut Dick Hartoko “persepsi adalah penerimaan, pengamatan atau

penyerapan indrawi” (1986:80). Dalam pengertian ini persepsi diidentikan

dengan pengindraan terhadap sesuatu gambarannya belum diolah oleh

kesadaran.

Oleh Desidarato dalam Jalaluddin Rahmat mengatakan bahwa “Persepsi

adalah pengamatan tentang objek, peristiwa-peristiwa atau hubungan-hubungan

yang diperoleh dengan penyimpulan informasi dan menafsirkan pesan” (1976:

129).

Sejalan dengan hal di atas Malcolm Hady Stevi Heyes Menjelaskan

bahwa “Bagi semua orang sangatlah mudah kiranya melakukan perbuatan

melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh. Namun informasi

yang datang dari organ-organ indra perlu terebih dahulu diorganisasikan, dan

diinterprestasikan sebelum dapat dimengerti (Dickhartoko, 1986:80).

Dalam pengertian di atas terkandung makna bahwa persepsi adalah proses

yang berhubungan dengan pengindraan, seperi melihat, membau, mendengar,

merasakan, menanggapi, menyentuh, menerima dan lain-lain. Pernyataan ini

menyiratkan bahwa makna persepsi itu dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor

dari dalam (interen individu) dan faktor luar (ekstren individu).

Salah satu faktor yang berhubungan dengan pengaruh dari luar adalah

tujuan yang hendak dicapai serta objek dari persepsi itu sendiri. Sementara

faktor yang berhubungan dengan pengaruh dari dalam antara lain adalah

motivasi, minat dan perhatian. Sehubungan dengan itu Slameto menyatakan

Page 7: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

bahwa “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak manusia”.

Hal ini mengandung arti bahwa persepsi itu berkaitan dengan pemahaman

tentang lingkungan sekitar. Pernyataaan ini sesuai dengan uraian yang

dikemukakan oleh Miftah Thoha bahwa: persepsi pada hakikatnya adalah

proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi

tentang lingkunganya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan,

perasaan dan penciuman. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada

pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap

situasi, dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi” (1990 :138)

Dalam pengertian persepsi di atas, terlihat dengan jelas bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kemampuan indra dan lingkungan

yang berkenaan dengan dimana dan apa yang dipersepsi.

Menurut Duncan bahwa “persepsi adalah perbuatan yang lebih dari

sekedar mendengar, melihat dan merasakan sesuatu (Miftah Thoha, 1990 :139).

Hal ini berarti bahwa pemanfaatan indra pada saat mempersepsikan sesuatu

adalah terpusat pada objek yang dipersepsi. Kondisi ini dipertegas oleh Lunthas

melalui pernyataan yang berbunyi : “persepsi itu lebih kompleks dan luas dari

pada pengindraan. Proses persepsi meliputi suatu interaksi yang sulit dari

kegiatan seleksi, penyusunan dan penafsiran (Miftah Thoha, 1990 : 207).

Apabila Lunthas lebih menitikberatkan persepsi pada interaksi dengan

lingkungan, maka Newcomb (1985) menyebutkan bahwa “persepsi sosial

Page 8: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

menyangkut organisasi informasi tentang orang-orang, ciri-ciri antara

siperseptor dengan obyeknya” (Miftah Thoha, 1990 : 207). Hal ini

menunjukkan bahwa persepsi dipengaruhi faktor perseptor dengan objek

persepsi. Disamping itu pula dipengaruhi oleh lingkungan.

Berdasarkan uraian mengenai persepsi yang telah dikemukakan di atas,

kita dapat merumuskan inti dari pengertian persepsi itu sendiri yaitu :

1. Bahwa secara aktifitas yang dilakukan oleh sesorang dimulai dengan tahap

persepsi.

2. Persepsi merupakan proses mental yang terjadi pada diri seseorang.

3. Persepsi melibatkan indra yang ada.

4. Persepsi dapat mempengaruhi untuk menentukan sikap dan tingkah lakunya

terhadap sesuatu yang menjadi objek yang dipersepsikan.

Bertolak dari inti pengertian persepsi itu pada dasarnya memiliki

sejumlah prinsip diantaranya adalah relatif, artinya tidak mungkin persis sama

dengan aslinya, seleksi artinya hanya mungkin sebahagian yang dapat

diperhatikan, dipengaruhi oleh kesiapan dan harapan dan kesiapan penerima.

Hal ini sejalan dengan usulan berikut :

Ada 5 (lima) prinsip dasar persepsi, kelima prinsip dasar itu adalah :

1. Persepsi relatif bukan absolut

2. Persepsi itu selektif

3. Persepsi itu mempunyai tatanan

4. Persepsi itu dipengaruhi oleh harapan dan kesepian

Page 9: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

5. persepsi itu berbeda bagi setiap individu (Slameto, 1988 :140-108).

Relatif, artinya manusia bukanlah suatu instrumen yang mampu

menyerap segalanya secara lengkap seperti keadaan yang sebenarnya. Selektif,

artinya seorang tidak akan mampu memperhatikan segalanya secara lengkap

dari semua rangsangan/kejadian yang ada di sekelilingnya atau di sekitarnya.

Tatanan, artinya orang menerima rangsangan tidak asal-asalan/

sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau

kelompok-kelompok. Jika rangsangan itu lengkap maka ia akan melengkapinya

hingga itu menjadi lengkap dan jelas. Berbeda-beda artinya, antara satu dengan

yang lainya akan berbeda tanggapannya, penerimaannya terhadap sesuatu objek

atau pesan.

Ada pernyataan bahwa masyarakat dapat didefinisikan sebagai berikut :

“masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu

sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terkait oleh suatu rasa

identitas barsama” (Koentjaraningrat, 1983 : 149).

Berdasarkan pengertian/defenisi diatas, maka ciri-ciri masyarakat dapat

dikemukakan sebagai berikut :

- Terdapat interaksi sosial di dalamnya.

- Interaksi tersebut berlangsung secara terus-menerus dari waktu ke waktu.

- Terdapat aturan-aturan yang mengikat setiap anggota mayarakat.

Mengacu pada beberapa teori tentang persepsi dan pengertian masyarakat

tadi, dapatlah disimpulkan bahwa persepsi masyarakat adalah cara pandang

Page 10: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

masyarakat terhadap suatu objek tertentu dengan menggunakan indranya dan

disertai dengan kesadaran berpikir objektif.

Berdasarkan peryataan tadi, tampaklah bahwa persepsi dipengaruhi oleh

kamampuan perseptor, intensitas hubungan antara perseptor dengan objek

persepsi dan sikap masyarakat setempat.

Oleh Jalaluddin Rakhmat, seorang ahli psikolog komunikasi

mengemukakan bahwa faktor-faktor personal seperti pengalaman masa lalu dan

kebutuhan ikut menentukan persepsi seseorang. Yang menentukan persepsi

bukan bentuk atau jenis stimulus tetapi karakteristik orang yang memberikan

respon terhadap stimulus itu: (1986 :69). Sedangkan Mar’at menyatakan bahwa

seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, cakrawala

dan pengetahuan (1984 : 22).

Wood Worth dan Marquis berpendapat bahwa “Perception is the process

of knowing object and object facts the sense”. Artinya persepsi adalah proses

mengenal obyek dan fakta-fakta obyektif berdasarkan perangsang yang

mempengaruhi alat-alat indra (Slameto, 1988:108).

Selanjutnya Jalaludin Rahmat mengemukakan bahwa persepsi adalah

pengalaman tentang obyek, peristiwa-peristiwa atau hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsir pesan (1987:57).

Dari beberapa defenisi persepsi yang telah dikemukakan oleh para pakar

di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Persepsi merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang.

Page 11: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

2. Persepsi melibatkan indra-indra manusia yang normal

3. Persepsi memberikan makna atau arti pada seseorang karena orang tersebut

mampu mempersepsikan obyek itu untuk menentukan sikap dan tingkah

laku orang tersebut karena ia telah sadar terhadap lingkungan dan kejadian

yang dihadapinya.

B. Konsep Anak Luar Nikah Menurut Undang-Undang

Yang dimaksud dengan anak tak sah adalah anak yang dilahirkan tanpa

kedua orang tuanya kawin satu dengan lain (Lili rasjidi, 1991:118). Hal ini

senada juga dinyatakan Than Thong Kie, bahwa anak-anak luar nikah adalah

anak-anak yang dilahirkan atau dibenihkan dari hubungan pria dan wanita tanpa

pernikahan, dalam ilmu hukum dibagi menjadi dua golongan, yaitu anak-anak

luar nikah dalam arti kata luas adalah semua anak yang lahir luar nikah,

termasuk anak-anak zinah dan anak-anak sumbang. Anak-anak luar nikah

dalam arti kata sempit semua anak-anak luar nikah, kecuali anak-anak nikah

dan sumbang (Tan Thong Kie, 1994:179).

Mengenai anak-anak yang lahir di luar kawin dan tidak diakui terdapat

dua golongan:

a. Anak-anak yang lahir dalam zinah, yaitu anak yang lahir dari perhubungan

orang laki-laki dan orang perempuan, sedangkan salah satu dari mereka atau

kedua-duanya berada dalam perkawinan dengan orang lain.

Page 12: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

b. Anak-anak yang lahir dalam sumbang, yaitu anak yang lahir dari

perhubungan orang laki-laki dan perempuan, sedangkan di antara mereka

terdapat larangan kawin, karena sangat dekat hubungan kekeluargaannya

(Ali Afandi, 1986:42-43).

Lebih lanjut Ali Afandi menyatakan bahwa anak-anak sebagai tersebut di

atas menurut pasal 283 BW tidak dapat diakui. Mengenai hak waris dari anak-

anak ini pasal 867 menentukan, bahwa mereka tidak dapat mewaris dari orang

yang membenihkannya. Mereka hanya bisa dapat nafkah hidup. Selanjutnya

mengenai anak-anak di luar kawin ada ketentuan bahwa mereka itu dapat

mengadakan penyelidikan siapa ibunya (pasal 288 BW). Tetapi untuk

mengadakan penyelidikan siapa ayahnya itu dilarang, keculai jika kelahiran itu

ada hubungannya dengan suatu kejahatan. Demikian isi dari pasal 287. adapun

Mengenai anak-anak yang tidak dapat diakui tadi, penyelidikan mengenai siapa

ibunya dan siapa ayahnya, dilarang (pasal 289 BW).

Anak-anak zinah menurut BW adalah anak-anak yang dilahirkan atau

dibenihkan, dari hubungan dari seorang pria dan seorang wanita yang kedua

atau salah satunya terikat pernikahan dengan orang lain. Anak-anak sumbang

adalah anak-anak yang dilahirkan atau dibenihkan dari hubungan dari seorang

pria dan seorang wanita yang satu sama lain tidak dapat menikah karena

larangan undang-undang seperti yang tertulis dalam pasal 30 BW. (Tan Thong,

1994:179). Seorang anak luar nikah yang tidak diakui oleh orang tuanya tidak

mempunyai hubungan perdata satu sama lain; menurut undang-undang, anak itu

Page 13: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

bukan anak darai orang tuanya dan ayah-ayahnya bukan orang tua si anak.

Hubungan perdata seorang anak luar nikah dengan orang tua yang mengakuinya

lahir (dimulai) pada saat orang itu mengakui anaknya. Hal ini disebabkan

mengakui anak orang lain sebagai anak sendiri dalam ilmu hukum disebut

penggelapan status (verduistering van staat) dan karenanya dapat dihukum.

Pengakuan seorang anak adalah terpaksa setelah seorang keturunan

seorang anak luar nikah ditetapkan oleh hakim. Kedudukan seorang anak luar

nikah yang diakui memang berbeda dengan kedudukan seorang anak tak sah,

umumnya kurang menguntungkan anak luar nikah. Undang-undang memberi

dua jalan untuk menyamakan kedudukan seorang anak yang diakui dan anak

yang sah. Anak yang diakui dapat menjadi anak yang sah sebagai berikut (a)

dengan pernikahan kedua orang tuanya, setelah mereka mengakui anak mereka

(pasal 272) dan (b) dengan surat-surat pengesahan (pasal 274BW).

Cara termudah agar seorang anak luar nikah menjadi anak sah adalah

pernikahan antara bapak dan ibunya setelah mereka mengakui anak itu

selambat-lambatnya pada saat pernikahannya. Pengakuan anak luar nikah harus

diakui lebih dulu atau selambat-lambatnya pada hari pernikahan kedua orang

tuanya. Jika hal ini tidak dilakukan, maka tidak ada hubungan perdata antara si

anak dengan kedua orang tuanya. Anak luar nikah yang diakui setelah kedua

orang tua itu menikah hanya mempunyai status sebagai anak yang diakui. (Tan

Khong Kie, 1994:143).

Page 14: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Tentang nafkah yang diberikan kepada anak-anak di luar kawin dan tidak

diakui itu pasal 868 menentukan sebagai berikut: nafkah ditentukan menurut

kekayaan si ayah atau si ibu, serta jumlah dan keadaan para pewaris yang syah.

Adapun status dari anak-anak itu bukanlah pewaris tapi sebagai orang

berpiutang (creditor). Pasal 869 BW: jika di dalam hidupnya si ayah atau si ibu

telah diadakan jaminan maka anak itu sama sekali tidak mempunyai tuntutan

lagi terhadap warisan si ayah atau si ibu. (Ali Afandi, 1986:42-43).

C. Konsep Anak Luar Nikah Menurut Hukum Adat

Dalam hukum adat tidak ada kebiasaan seperti halnya dalam hukum islam

yang menetapkan waktu lebih dari 6 bulan telah menikah sebagai syarat

kelahiran anak agar diakui sebagai anak sah. Memang harus diakui, bahwa

ketentuan dalam hukum islam ini di sana sini mempengaruhi hukum adat yang

berlaku. Tetapi yang pasti adalah, bahwa ketentuan dalam hukum Islam ini

sama sekali tidak mempengaruhi lembaga adat “kawin paksa” dan “kawin

darurat”, “nikah tambelean” atau “pattokong sirig”.

Apabila seorang istri melahirkan anak karena hubungan gelap dengan

seorang pria lain yang bukan suaminya menurut Soerojo Wigjodipoero,

mengikuti hukum adat, suaminya itu menjadi bapak yang dilahirkan tersebut,

kecuali apabila sang suami ini berdasarkan alasan-alasan yang dapat diterima,

dapat menolak menjadi bapak anak yang dilahirkan oleh istri karena zinah ini,

(1995:112).

Page 15: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa pengakuan seorang bapak sebagai

calon suami sangat bermakna untuk menyelamatkan anak yang dilahirkan

karena zinah. Sebab dengan pengakuan tersebut dapat membantu status sosial

anak dalam masyarakat.

Anak tidak sah, yang sering disebut dengan istilah setempat anak

kampong, anak haram jadah, anak kowar dan sebagainya adalah anak yang lahir

dari perbuatan orang tua tidak menurut ketentuan agama. Menurut Hilman

Hadikususma (1999:68) bahwa anak tidak sah adalah :

- Anak dari kandungan ibu sebelum terjadi pernikahan.

- Anak dari kandungan ibu setelah bercerai lama dari suaminya.

- Anak dari kandungan ibu tanpa melakukan perkawinan sah.

- Anak dari kandungan ibu karena bebrbuat zinah dengan orang lain.

- Anak dari kandungan ibu yang tidak diketahui siapa ayahnya.

Anak-anak tidak sah ini menurut pasal 43 ayat (1) UU Nomor 1 tahun

1974 hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya.

Dengan demikian menurut UU anak-anak tidak sah itu dapat menjadi waris dari

ibunya atau keluarga ibunya dan belum tentu dapat pula sebagai waris dari ayah

biologisnya.

Di Minahasa anak yang lahir dari perkawinan tidak sah (baku piara)

dapat diperlakukan sama dengan anak yang sah sebagai waris dari ayah yang

melahirkannya setelah tanda pengakuan anak yang disebut mehelilikur. Di

Daerah lainnya tidak berlaku dan jika terjadi juga adalah tersembunyi. Di

Page 16: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

kalangan keluarga Jawa anak Kowar berkemungkinan sebagai waris atau

mendapat bagian harta warisan dari ayah yang melahirkannya atau pihak

keluarga si ayah biologis itu atas dasar prikemanusiaan atau (parimirma, welas

kasih).

D. Batasan Istilah

Untuk lebih terarahnya fokus penelitian ini peneliti menetapkan batasan

istilah penelitian. Batasan istilah berfungsi untuk memberikan batasan ruang

lingkup kajian pembahasan penelitian. Sehingga pengolahan data penelitian

tepat tepat pada sasaran jawaban pertanyaan penelitian. Adapun batasan istilah

penelitian ini adalah:

a. Anak luar nikah adalah anak dari kandungan ibu tanpa melakukan

perkawinan sah (ijab dan qabul).

b. Persepsi adalah tanggapan atau penerimaan masyarakat terhadap status

sosial dan kedudukan hak dan kewajiban anak luar nikah di Kelurahan

Horodopi.

c. Status hak dan kewajiban anak luar nikah adalah posisi anak luar nikah

dibandingkan dengan anak yang sah dalam lingkungan sosial masyarakat

Kelurahan Horodopi.

Page 17: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

BAB III

METODE PENELTIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Horodopi, Kecamatan

Mowewe, Kabupaten Kolaka. Dasar pertimbangan lokasi ini, bahwa terjadi

kekaburan/ketidakjelasan hak-hak anak luar nikah dalam kehidupan

berkeluarga dan lingkungan sosial masyarakat.

B. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif eksploratif yaitu penelitian yang

bertujuan menggambarkan persepsi masyarakat terhadap status sosial anak di

luar nikah dan mendeskripsikan kedudukan hak dan kewajiban anak di luar

nikah dalam keluarga dan masyarakat di Kelurahan Horodopi.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi Penelitian

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga

yang berdomisili di Kelurahan Horodopi, Kecamatan Mowewe Kabupaten

Kolaka.

b. Sampel Penelitian

Untuk memudahkan pelacakan data penelitian, maka peneliti menetapkan

sampel. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari total populasi.

Page 18: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

Penarikan sampel penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu

peneliti dengan sengaja menunjuk orang-orang tertentu yang mudah

memberikan informasi guna kelancaran proses pengumpulan data penelitian ini.

D. Informan

Guna memperkuat validitas data penelitian, penulis akan menggunakan

informan seperlunya. Informan dimaksud adalah semua orang yang dapat

memberikan data akurat yang dibutuhkan dalam penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah:

1. Penelitian kepusatakaan (library research)

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data landasan teori

sehubungan dengan obyek penelitian ini dengan jalan membaca literature-

literatur, laporan-laporan serta bacaan lain yang relevan dengan

permasalahan penelitian ini.

2. Penelitian lapangan

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara langsung

dari objek penelitian melalui beberapa teknik pendekatan yaitu:

a. Observasi (pengamatan)

Mengamati secara langsung kondisi masyarakat serta obyek yang

menjadi fokus penelitian ini.

Page 19: BAB I - Kumpulan Pikiran – Dengan Berpikir Kita … · Web viewManusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan, karena perkawinan menyebabkan adanya keturunan. Lahirnya

b. Interview (Wawancara)

Yaitu mengadakan komunikasi langsung dengan responden melalui tatap

muka guna menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dilokasi penelitian dianalisis secara kualitatif yang

didukung oleh analisis kritik yaitu seleksi dari sekian banyak pandapat

responden dan selanjutnya disajikan data penelitian dan diakhiri dengan

penarikan kesimpulan dalam bentuk kalimat.