31
BAB I PENDAHULUAN Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan hasil tambang, salah satunya adalah batubara. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang makin meningkat, pemerintah menentukan kebijakan penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Pemanfaatan potensi batubara sebagai sumber energi listrik semakin penting mengingat keterbatasan sumber energi primer. Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam dengan menggunakan bahan bakar batubara merupakan salah satu cara pemanfaatan potensi batubara di daerah Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim. Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan sumber-sumber energi primer, maka dibangunlah PLTU Buktit Asam dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam merupakan bagian dari PLN wilayah IV sumbagsel dan hanya membidangi pembangkitan dan penyaluran Tenaga Listrik saja. PT PLN wilayah IV ini dibentuk oleh Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara, melalui SK Direksi No. 038/DIR/86 pada tanggal 3 Juni 1983. Secara keseluruhan PT PLN (Persero) Sumbagsel mempunyai wilayah kerja sebagai berikut: 1

BAB I fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

..

Citation preview

Page 1: BAB I fix

BAB I

PENDAHULUAN

Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya

akan hasil tambang, salah satunya adalah batubara. Dalam memenuhi kebutuhan

tenaga listrik yang makin meningkat, pemerintah menentukan kebijakan

penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Pemanfaatan potensi batubara

sebagai sumber energi listrik semakin penting mengingat keterbatasan sumber

energi primer. Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam

dengan menggunakan bahan bakar batubara merupakan salah satu cara

pemanfaatan potensi batubara di daerah Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim.

Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan sumber-sumber

energi primer, maka dibangunlah PLTU Buktit Asam dengan menggunakan

batubara sebagai bahan bakar utamanya.

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam merupakan bagian

dari PLN wilayah IV sumbagsel dan hanya membidangi pembangkitan dan

penyaluran Tenaga Listrik saja. PT PLN wilayah IV ini dibentuk oleh Direksi

Perusahaan Umum Listrik Negara, melalui SK Direksi No. 038/DIR/86 pada

tanggal 3 Juni 1983. Secara keseluruhan PT PLN (Persero) Sumbagsel

mempunyai wilayah kerja sebagai berikut:

1. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam

2. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Tinggi

3. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin

4. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Kramasan

5. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bandar Lampung

6. PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Bengkulu

7. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Jambi

8. PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Tarahan

PT PLN (Persero) Sumbagsel Sektor Bukit Asam saat ini mempunyai

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya yang terpasang 4 Unit x 65 MW.

1

Page 2: BAB I fix

2

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan penganekaragaman sumber

energi di wilayah Sumatera Bagian Selatan, maka dibangunlah Pusat Listrik

Tenaga Uap (PLTU) sektor Bukit Asam dengan memanfaatkan sumber daya alam

batu bara di daerah Tanjung Enim sebagai bahan bakar utamanya.

Proses pelaksanaan pembangunan pabrik diawali dengan dilakukannya studi

kelayakan pada bulan Mei tahun 1978 oleh Konsultan Japan Internasional

Cooperation Agency (JICA) dari Jepang. Setelah itu studi dilanjutkan lebih

mendalam pada tahun 1980 oleh Konsultan Sofrelec dari Prancis. Kemudian

persiapan lahan dilakukan pada tahun 1981.

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam mempunyai 4 Unit yang

beroperasi. Pembangunan 4 unit ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama

yang merupakan unit 1 dan unit 2, dan tahap kedua yang merupakan unit 3 dan

unit 4.

Pembangunan tahap pertama PLTU Bukit Asam yaitu unit 1 dan unit 2

dengan kapasitas terpasang 2 x 65 MW dilaksanakan pada tahun 1982 oleh

Kontraktor dari Prancis Alsthom Atlantique dimana unit 1 beroperasi pada 20

Oktober 1987 dan unit 2 beroperasi pada 17 Desember 1987.

Sebelum berfungsinya PLTU Bukit Asam I dan II, telah dioperasikan PLTD

Bukit Asam yang berkapasitas 4 x 6,3 MW untuk melayani kebutuhan tenaga

listrik PT Tambang Batubara Bukit Asam, Kota Tanjung Enim, kota Muara Enim,

dan Lahat.

Adapun pelaksanaan pekerjaan awal berdirinya Pusat Listrik Tenaga Uap

(PLTU) sektor Bukit Asam dilakukan dengan pemasangan tiang pancang pada

bagian-bagian utama dari pembangkit, yaitu:

Pelaksanaan pancang jembatan masuk pada 3 Januari 1984 – 5 Agustus

1984.

Pelaksanaan pancang gedung atau bangunan utama pada 20 April 1984 – 18

Desember 1984.

Pelaksanaan pancang boiler pada 1 Juni 1984 – 31 September 1984.

Pelaksanaan pancang cerobong pada 1 Juni 1984 – 19 Desember 1984.

Page 3: BAB I fix

3

Pelaksanaan pancang coal handling pada 8 November 1984 – 16 Januari

1984.

Pelaksanaan pancang cooling tower pada 3 Desember 1984 – 14 Februari

1984.

Pembangunan tahap kedua PLTU Bukit Asam yaitu unit 3 dan unit 4 dengan

kapasitas terpasang 2 x 65 MW dilaksanakan pada tahun 1991 dimana unit 3

beroperasi pada 28 April 1994 dan unit 4 beroperasi pada 5 Mei 1995.

Dikarenakan perubahan status dan struktur organisasi perusahaan pada tahun

1996, yang mana Perusahaan Umum Listrik Negara berubah menjadi PT PLN

(Persero) dan dibentuknya PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyalur Sumatera

Bagian Selatan, maka sejak saat itu Pengelolaan Sektor Bukit Asam berada

dibawah PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan

dengan nama PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan)

Sektor Bukit Asam. Berkaitan dengan perubahan organisasi dilingkungan PT PLN

(Persero) Kitlur Sumbagsel, maka sejak tanggal 27 Januari 2005, perusahaan ini

berubah menjadi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam.

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Lokasi PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam berada di desa Lingga,

Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim ±

187 km disebelah Barat Kota Palembang dengan ketinggian 30 meter diatas

permukaan laut. Luas lahan PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam sekitar ± 6

hektar.

Page 4: BAB I fix

4

(Sumber : Bagian Enjinering PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam, 2013)

Gambar 1. Lokasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam.

Pada umumnya sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap akan ditempatkan di

tepi laut untuk mendeteksi sumber air yang besar dan tidak akan pernah habis.

Dari survey yang telah dilakukan maka diyakini bahwa sumber air Sungai Enim

tidak akan pernah kering, sehingga dibangunlah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Bukit Asam ini.

Lokasi PLTU juga terletak disebelah Tambang batubara Bukit Asam,

sehingga dapat mengefisiensikan biaya transportasi. Maka dari kenyataan tersebut

dapat dikatakan bahwa lokasi PT PLTU (Persero) Sektor Bukit Asam sangat

strategis karena mendekati dua sumber bahan baku utamanya yaitu air sebagai

penggerak dan batubara sebagai bahan bakarnya.

1.3 Motto dan Visi Misi Perusahaan

Motto

“Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”

Page 5: BAB I fix

5

Visi

Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,

unggul dan terpercaya dengan bermutu pada potensi insani.

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,

berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan

pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan

ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

1.4 Sitem Pemasaran

Sitem pemasaran PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam

menyalurkan listriknya ke beberapa daerah dengan ditransmisikan ke dalam tiga

jalur, yaitu:

1. Baturaja dan Lampung,

2. Lahat, Prabumulih dan Palembang,

3. Bengkulu.

1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar yang menunjukkan

hubungan yang jelas antara bidang pekerjaan dan tugas satu sama lain sehingga

masing-masing bidang mempunyai peranan tertentu dalam satu kesatuan yang

utuh. PLTU merupakan sektor dari PLN Kitlur Sumbagsel yang mana

berdasarkan Surat Keputusan No. 013.K/DIR/2005 tanggal 27 Januari 2005

tentang Organisasi PT PLTU Sektor Pembangkitan Bukit Asam pada PT PLN

(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, struktur organisasinya

dipimpin oleh Manajer, yang dalam pelaksanaan tanggung jawab dan

wewenangnya di dukung oleh Asisten Manajer Enjinering, Asisten Manajer

Page 6: BAB I fix

6

Operasi, Asisten Manajer Pemeliharaan dan Asisten Manajer SDM (Sumber Daya

Manusia) dan Administrasi. Dalam rangka penerapan dan pemeliharaan Sistem

Manajemen Terpadu ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004 & SMK3 Permenaker

No. 05/1996, Manajer PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam,

menunjuk seorang anggota manajemen sebagai Wakil Management

Representative (MR), yang dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya

dibantu oleh Sekretariat ISO.

Page 7: BAB I fix

7

Sumber : Bagian Enjinering PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam, 2013)

Gambar 2. Struktur Organisasi PLTU Sektor Bukit Asam.

MANAJER SEKTOR

ASISTEN MANAJER ENJINERING

ASISTEN MANAJER OPERATOR

ASISTEN MANAJER PEMELIHARAAN

ASISTEN MANAJER SDM & ADM

ENJINER PERENCANAAN &

EVALUASI OPERASI

SUPERVISOR

REGU A

SUPERVISOR HAR INSTALASI BATUBARA

SUPERVISOR SEKRETARIAT &

UMUM

ENJINER PERENCANAAN &

EVALUASI PEMELIHARAAN

SUPERVISOR

REGU B

SUPERVISOR

HAR BOILER

SUPERVISOR KEPEGAWAIAN &

DIKLAT

ANALIS

KINERJA

SUPERVISOR

REGU C

SUPERVISOR

HAR TURBIN

SUPERVISOR ANGGARAN &

KEUANGAN

ENJINER LINGKUNGAN & KESELAMATAN

KETENAGALISTRIKAN

SUPERVISOR

REGU D

SUPERVISOR

HAR LISTRIK

SUPERVISOR

AKUNTANSI

ANALIS TEKNOLOGI INFORMASI

SUPERVISOR HAR KONTROL & INSTRUMEN

SUPERVISOR LOGISTIK & ANGKUTAN

Page 8: BAB I fix

8

1.6 Tugas Dan Tanggung Jawab PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan

Bukit Asam

Tugas dan tanggung jawab PLTU Bukit Asam adalah membuat dan

menyusun rencana ketatausahaan untuk menunjang dan mengendalikan

pengoperasian PLTU Bukit Asam, Gardu Induk, transmisi serta PLTD Bukit

Asam dengan biaya seefisien mungkin dan menjamin kelangsungan pemasokan

daya listrik di Sumatera Selatan.

Tanggung jawab dan wewenang masing-masing fungsi di dalam organisasi

PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam adalah sebagai berikut :

1. Manajer

Sebagai pimpinan tertinggi di PLTU Sektor Bukit Asam, Manajer

mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :

Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan

dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan proses

pembangkitan energi listrik.

Menetapkan kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan

Menetapkan program kerja

Menetapkan tanggung jawab dan wewenang masing-masing

personil

Menyediakan dan mengendalikan sumber daya yang digunakan

untuk penyediaan energi listrik

Melakukan tinjauan manajemen

2. Wakil Manajemen (Management Representative/MR)

Wakil Manajemen, disamping memiliki tanggung jawab dan

wewenang sebagai anggota manajemen, juga memiliki tanggung jawab

dan wewenang untuk :

Memastikan proses-proses yang diperlukan untuk Sistem

Manajemen Terpadu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.

Page 9: BAB I fix

9

Menyampaikan kepada Manajer tentang kinerja Sistem Manajemen

Terpadunya dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya.

Memastikan bahwa seluruh anggota organisasi sadar dan peduli

terhadap persyaratan pelanggan dan Sistem Manajemen Terpadu

Memastikan bahwa sumberdaya yang diperlukan untuk

pengembangan, penerapan dan perbaikan berkelanjutan dari Sistem

Manajemen Terpadu tersedia.

Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam hal yang berkaitan

dengan Sistem Manajemen Terpadu.

3. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) & Administrasi

(ADM)

Asisten Manajer SDM & Administrasi memiliki tanggung jawab

dan wewenang untuk :

Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana Anggaran Perusahaan

fungsi tata usaha.

Menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai dan manajemen

untuk kerja pegawai

Menyusun program kerja bidang SDM & Administrasi

Melaksanakan pengadaan bahan bakar, minyak pelumas dan material.

Melaksanakan kegiatan Supervisor Kepegawaian, Supervisor

Sekretariat dan Umum, Supervisor Anggaran dan Keuangan, Supervisor

Akuntansi dan Supervisor Perbekalan.

4. Asisten Manajer Enjinering

Asisten Manajer Enjinering memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk:

Membuat usulan untuk pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan (RKAP)

Perencanaan kebutuhan material atau suku cadang untuk pemeliharaan

unit pembangkit dan unit pembantu

Page 10: BAB I fix

10

Melakukan evaluasi kinerja pembangkit

Menyusun rencana kesiapan operasi dan pemeliharaan unit

pembangkit.

Melakukan evaluasi operasi dan pemeliharaan unit pembangkit

untuk meningkatkan efisiensi dan kehandalannya.

Melakukan identifikasi, menyusun program pengendalian dan

pemantauan aspek dampak lingkungan.

Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Keselamatan

Ketenagalistrikan (K-2).

Melaksanakan in-house training dan pelatihan tanggap

darurat/Penanganan bahaya.

5. Asisten Manajer Operasi

Asisten Manajer Operasi memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk mengatur pelaksanaan kegiatan:

Pengendalian operasi unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)

Pengelolaan Bahan Bakar (Batu Bara dan High Speed Diesel/HSD)

Penyediaan Air Demineralisasi dan Hidrogen

Pengujian Kualitas Air, Hidrogen, Bahan bakar dan Minyak

Pelumas

Penanganan keluhan / permintaan pelanggan (bila ada)

Pengendalian gangguan unit

6. Asisten Manajer Pemeliharaan

Asisten Manajer Pemeliharaan memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk mengatur pelaksanaan kegiatan :

Pemeliharaan rutin, periodik dan khusus unit pembangkit mencakup

pemeliharaan peralatan turbin, boiler, coal & ash handling, listrik,

instrument control.

Perbaikan untuk menghilangkan gangguan unit pembangkit

Pemeliharaan alat berat dan pengelolaan bengkel/workshop.

Page 11: BAB I fix

11

7. Sekretariat SMT (Sistem Manajemen Terpadu)

Sekretariat SMT memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk

membantu Wakil Manajemen dalam hal :

Pengendalian Dokumen Sistem

Pembuatan Program Tahunan Audit Internal

Pembuatan usulan Tim Pelaksana Audit (Tim Auditor)

Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen

Pemantauan perkembangan pelaksanaan hasil tinjauan manajemen.

8. Supervisor Kepegawaian

Supervisor Kepegawaian memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk membantu Asisten Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) &

Administrasi dalam hal :

Pembuatan dan pengesah data kepegawaian.

Pembuatan konsep usulan kenaikan peringkat reguler dan berkala untuk

seluruh pegawai berdasarkan penilaian tahunan.

Pembuatan konsep teguran/peringatan dan berita acara mengenai

pelanggaraan peraturan perusahaan.

Pengendalian dokumen dan arsip yang berkaitan dengan kepegawaian.

Penyelenggaraan administrasi kesehatan pegawai.

Pemantauan kehadiran pegawai.

Pembuatan usulan pelatihan dan pendidikan eksternal untuk seluruh

pegawai.

9. Supervisor Sekretariat dan Umum

Supervisor Sekretariat dan Umum memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam

hal :

Page 12: BAB I fix

12

Pengelolaan surat masuk dan keluar yang ditujukan untuk/dari

perusahaan.

Pengelolaan sarana dan fasilitas kerja (gedung, transportasi dan alat tulis

kantor/ATK ).

Pengaturan pelaksanaan keamanan dan ketertiban di lingkungan

pembangkit.

Evaluasi dan penyelesaian administrasi perjalanan dinas pegawai (Surat

Perintah Perjalanan Dinas/SPPD).

Pelaksanaan kegiatan protokoler.

10. Supervisor Anggaran dan Keuangan

Supervisor Anggaran dan Keuangan memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi

dalam hal :

Pembuatan usulan permintaan anggaran ke PT. PLTU Pembangkitan

Sumatera Bagian Selatan.

Pemeriksaan bukti-bukti pembayaran, surat-surat berharga

berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Penyusunan laporan keuangan harian, bulanan, triwulanan dan

tahunan.

Penyetoran/pembayaran pajak.

Pembayaran kepada pihak eksternal.

Pembayaran persekot dinas.

Pemeriksaan realisasi pertanggung jawaban uang persekot dinas.

Pembuatan rekonsiliasi pembukuan kas dan bank.

11. Supervisor Akuntansi

Supervisor Akuntansi memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam hal :

Klarifikasi data-data transaksi untuk pembuatan kode perkiraan

sesuai fungsinya.

Page 13: BAB I fix

13

Pemeriksaan bukti kelengkapan administrasi untuk pembayaran.

Pembukuan realisasi penerimaan dan pengeluaran material, bahan

bakar dan minyak pelumas.

Pembuatan rekapitulasi pembebanan penghasilan pegawai.

Pembuatan jurnal untuk penambahan, penghapusan, relokasi dan

beban penyusutan aktiva tetap.

Penyusunan laporan keuangan bulanan.

Pembuatan laporan tahunan inventarisasi aktiva tetap dan material.

Pemantauan piutang dan hutang perusahaan.

12. Supervisor Perbekalan

Supervisor Perbekalan memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam hal :

Pemantauan persediaan barang/material, bahan bakar dan minyak

pelumas di tempat penyimpanan.

Pengelolaan administrasi perbekalan sesuai keluar masuknya

barang.

Penerimaan dan penyimpanan barang/material.

13. Enjiner Kinerja

Enjiner Kinerja memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk

membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal :

Pembuatan usulan kontrak kinerja tahun yang akan datang

Pemantauan pencapaian kontrak kinerja tahun berjalan

Pembuatan konsep Master Action Plan untuk Effisiensi Drive

Program (EDP).

Pemantauan realisasi kemajuan EDP

Penyusunan Laporan Pengusahaan dan Laporan Manajemen

(bulanan)

Evaluasi pencapaian kontrak kinerja (triwulanan dan tahunan)

Page 14: BAB I fix

14

Pengujian kinerja peralatan (individual test) dan unit pembangkit

(performance test).

14. Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Operasi

Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Operasi memiliki tanggung

jawab dan wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering

dalam hal :

Perencanaan dan evaluasi produksi kWh (kilowatt-hour) bulanan dan

tahunan.

Perencanaan dan evaluasi pemakaian bahan bakar dan pelumas.

Pemantauan Pelaksanaan pengendalian gangguan unit.

Penyelenggaraan rapat koordinasi internal (rapat pagi).

Penyusunan dan evaluasi SOP (Standard Operating Procedure)

operasi pembangkit.

15. Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharaan

Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharan memiliki tanggung

jawab dan wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering

dalam hal:

Perencanaan dan evaluasi pemeliharaan rutin (triwulanan),

pemeliharaan periodik dan pemeliharaan khusus.

Penyusunan usulan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran

Perusahaan) tahun yang akan datang.

Pembuatan laporan realisasi pemeliharaan pembangkit.

16. Enjiner Kimia dan Lingkungan

Enjiner Kimia dan Lingkungan memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal:

Perencanaan dan evaluasi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Perencanaan dan evaluasi Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL)

dan Usaha Pemantauan Lingkungan (UPL).

Page 15: BAB I fix

15

Pembuatan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL.

Perencanaan dan evaluasi penggunaan bahan kimia untuk kebutuhan

operasi pembangkit.

Perencanaan, pemantauan dan evaluasi program bina lingkungan.

17. Enjiner K2LH (Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan)

Enjiner bidang K2LH memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal :

Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program in house training.

Pembuatan laporan pelatihan internal dan keselamatan

ketenagalistrikan.

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keselamatan

ketenagalistrikan.

18. Supervisor Operasi Termal

Supervisor Operasi Termal memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk :

Mengoperasikan unit pengolah air untuk penyediaan air demin, air

pendingin dan air bersih.

Melakukan pengujian kualitas air, hidrogen, bahan bakar, dan

pelumas di laboratorium.

Menggunakan Hydrogen Plant untuk penyediaan Hydrogen

pendingin generator.

Memantau ketersediaan bahan bakar, air, hidrogen dan bahan kimia.

19. Supervisor Produksi PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap)

Supervisor Produksi memiliki tanggung jawab dan wewenang

untuk:

Memeriksa kesiapan peralatan pembangkit.

Mengoperasikan unit pembangkit (PLTU).

Mengidentifikasi/mencatat hasil produksi listrik.

Page 16: BAB I fix

16

Memantau dan mencatat hasil pengukuran parameter-parameter

utama dari proses pembangkitan.

Mencatat dan melaporkan setiap gangguan operasi.

Membuat permintaan perbaikan (Work Order) untuk menghilangkan

gangguan unit.

Bersama Enjiner Rencana & Evaluasi Operasi, melakukan

pemeriksaan terhadap perbaikan yang dilakukan oleh Teknisi.

Melakukan komunikasi dengan petugas pengendali beban

(dispathcer) PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) Wilayah

Sumatera Bagian Selatan.

Membuat Laporan Harian Operasi Unit.

20. Supervisor Pemeliharaan Turbin

Supervisor Pemeliharaan Turbin memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk :

Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk turbin

berikut peralatan bantunya, sesuai program yang telah ditetapkan.

Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi

dan melaksanaan perbaikan, terkait dengan gangguan pada turbin

dan peralatan bantunya.

Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan turbin

dan peralatan bantunya.

21. Supervisor Pemeliharaan Boiler

Supervisor Pemeliharaan Boiler memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk:

Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk boiler,

mill dan peralatan bantunya sesuai program yang telah ditetapkan.

Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi

dan melaksanakan perbaikan terkait dengan gangguan pada boiler,

mill dan peralatan bantunya

Page 17: BAB I fix

17

Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan boiler,

mill dan peralatan bantunya.

22. Supervisor Pemeliharaan Coal & Ash Handling

Supervisor Pemeliharaan Coal & Ash Handling memiliki tanggung

jawab dan wewenang untuk:

Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus sarana

transportasi batubara dan alat bantunya yang ada di mulut tambang,

coal storagedan bunker serta sistem fly -bottom ash.

Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi

dan melaksanakan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada sarana

transportasi batubara dan alat bantunya serta sistem fly – bottom ash.

Melaksanakan pembuangan abu batubara

Mengelola bengkel alat berat dan mekanik.

Membuat permintaan pengadaan material coal-ash handling, alat

berat dan bengkel.

23. Supervisor Pemeliharaan Listrik

Supervisor Pemeliharaan Listrik memiliki tanggung jawab dan

wewenang untuk:

Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk

seluruh instalasi listrik, baik yang berada di unit pembangkit maupun

di sarana penunjang lainnya, sesuai program yang telah ditetapkan.

Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi

dan melaksanaan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada

instalasi listrik.

Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan

instalasi listrik.

24. Supervisor Pemeliharaan Instrumen & Kontrol

Supervisor Pemeliharaan Instrumen & Kontrol memiliki tanggung

jawab dan wewenang untuk:

Page 18: BAB I fix

18

Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk

instrumen & kontrol, sesuai program yang telah ditetapkan.

Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi

dan melaksanakan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada

instrumen & kontrol.

Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan

instrumen & kontrol.

Demi menunjang tugas-tugasnya, maka PLTU Sektor Bukit Asam juga

membentuk beberapa bagian yang bertanggung jawab kepada Kepala Sektor

sebagai pimpinan tertinggi di PLTU Sektor Bukit Asam. Bagian-bagian tersebut

sebagai berikut :

1. Bagian Enjinering, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan

tugas, memberi petunjuk dan menyediakan kegiatan bagian enjinering,

mengkoordinasikan penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan

termasuk minyak pelumas dan suku cadang pembangkitan dan penyaluran

tenaga listrik, agar dapat terlaksana secara optimal serta mengevaluasi

pengoperasian dan pemeliharaan pembangkitan dan penyaluran tenaga

listrik untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan serta mengendalikan

pengelolaan lingkungan, safety, diklat, dan asuransi.

2. Bagian Operasi, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan

tugas, memberi petunjuk dan mengendalikan kegiatan bagian operasi,

mengkoordinasikan, pengopersian unit pembangkit, menyusun program

pengendalian operasi pembangkit, menetapkan prosedur operasi dan

perbaikan gangguan untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan.

3. Bagian Pemeliharaan, bertugas menyusun rencana kerja,

mendistribusikan tugas dan mengendalikan kegiatan bagian pemeliharaan,

mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan unit

Page 19: BAB I fix

19

pembangkit berdasarkan rencana kerja sektor untuk memperoleh mesin

pembangkit yang siap operasi.

4. Bagian Tata Usaha, bertugas menyusun rencana kerja bagian tata usaha

sebagai pedoman kerja, mengkoordinasikan dan menyediakan tugas-tugas

seksi di lingkungan tata usaha, mengkoordinasikan penyusunan rencana

anggaran operasi, usulan anggaran investasi dan inventaris tahunan serta

menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai.

Hingga saat ini, PLTU Sektor Bukit Asam mempunyai jumlah karyawan

sebanyak 200 orang yang masing-masingnya pada bagian :

1. Bagian Enjinering : 27 orang

2. Bagian Operasi : 83 orang

3. Bagian Pemeliharaan : 49 orang

4. Bagian Tata Usaha : 41 orang

1.7 Kepegawaian

1. Fasilitas karyawan

Untuk menunjang kinerja karyawan yang bekerja, maka PT. PLN

(Persero) Sektor Bukit Asam menyediakan beberapa fasilitas yang dapat

digunakan, seperti tempat tinggal bagi karyawan (perumahan), tempat

ibadah, sarana olahraga, sarana traksportasi, poliklinik, TK elektrika,

kantin, mess karyawan, studio musik, dan kolam renang.

2. Peraturan Kerja

a. Jam kerja harian

Jam kerja ini berlaku bagi karyawan yang bekerja di kantor dan

administrasi :

Senin – kamis : 07.30 – 16.00 WIB

Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB

Jumat : 07.30 – 17.00 WIB

Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB

Page 20: BAB I fix

20

b. Jam kerja bergilir (shift)

Jam kerja ini berlaku bagi karyawan yang berkerja pada bagian

operasi pembangkitan. Pada bagian operasi, karyawan (operator)

dibagi menjadi 4 kelompok yaitu regu A, B, C dan D, yang dimana

setiap regunya dipimpin oleh seorang supervisor. Disetiap

pergantian shift akan selalu ada karyawan (operator) per-regunya,

yang berarati setiap shift ada 4 regu yang bekerja. Adapun

pembagian jam kerjanya sebagai berikut :

Shift pertama : 15.30 – 23.00 WIB

Shift kedua : 07.30 – 15.30 WIB

Shift ketiga : 23.00 – 07.30 WIB

c. Keselamatan kerja dan perlengkapan kerja

1) Setiap pekerja wajib menjaga keselamatan dirinya dan pegawai

lainnya dan wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang

telah disediakan oleh perusahaan serta mengikuti ketentuan

mengenai keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang

berlaku.

2) PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam menyediakan alat-alat

keselamatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

3) Dalam hal pegawai memenuhi hal-hal yang dapat

memebahayakan keselamatan pegawai dan perusahaan, maka

pegawai yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada

pemimpin.

4) Pegawai wajib memelihara alat-alat keselamatan kerja dengan

baik dan cermat sesuai petunjuk dan wajib mematuhi ketentuan

keselamatan kerja dan dalam hal pegawai memenuhi hal-hal

yang dapat mengancam keselamatan baik bagi pegawai sendiri

maupun perusahaan.

Page 21: BAB I fix

21

5) Pegawai dilarang memakai atau menggunakan alat-alat

perlengkapan kerja atau keselamatan kerja untuk kepentingan

pribadi.

6) PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam memberi tanda pengenal

dan pakaian dinas kepada seluruh pegawai dan wajib dipakai

sesuai ketentuan yang belaku.

7) Pegawai dengan tugas-tugas tertentu selain diberikan pakaian

dinas atau pakaian kerja juga diberikan perlengkapan kerja yang

diwajibkan untuk memakainya.

8) Ketentuan lebih lanjut tentang keselamat kerja dan perlengkapan

kerja ditetepakan oleh direksi.

d. Kedisiplinan pegawai adalah sebagai berikut :

1) Setiap pegawai wajib mematuhi ketentuan yang berlaku

dilingkungan perusahaan yang ditetapkan dalam peraturan

disiplin pegawai.

2) Setiap pegawai yang melanggar ketentuan sebagaimana yang

dimaksud dalam nomor 1 dapat dijatuhi hukuman sesuai dengan

berat ringannya kesalahan sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan disiplin pegawai.

3) Peraturan disiplin pegawai sebagaimana dimaksud dalam nomor

1 ditetapkan oleh direksi.