34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair, terdiri dari sel-sel darah merah, darah putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah berjumlah 4-5 juta sel/mm 3 darah, sel darah putih berjumlah antara 5.000-8.000 sel.mm 3 darah dan keping darah berjumlah 150.000-400.000 keping/mm 3 darah. Plasma darah mempunyai komposisi 90% air, 7%protein, 1% garam anorganik, dan 2% kandungan lainnya (Susilowati, 2010). Didalam keadaan sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan (Pearce, 2006). Pemisahan komponen darah dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang paling sedarhana adalah dengan alat sentrifuga. Bila darah segar dalam tabung reaksi disentrifugasi, maka akan terjadi endapan warna merah didasar tabung dan cairan kuning bening (plasma) pada bagian atasnya. Sedangkan pada batas antara cairan kuning dan endapan merah akan terbentuk lapisan bewarna bening (Susilowati, 2010). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah susunan dari komposisi darah manusia ? 1

BAB I Darah Print

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hgvjh

Citation preview

Page 1: BAB I Darah Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair, terdiri dari sel-sel darah merah, darah

putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah berjumlah 4-5 juta sel/mm3 darah,

sel darah putih berjumlah antara 5.000-8.000 sel.mm3 darah dan keping darah berjumlah

150.000-400.000 keping/mm3 darah. Plasma darah mempunyai komposisi 90% air, 7%protein,

1% garam anorganik, dan 2% kandungan lainnya (Susilowati, 2010).

Didalam keadaan sehat volume darah adalah konstan dan sampai batas tertentu diatur

oleh tekanan osmotik dalam pembuluh darah dan dalam jaringan (Pearce, 2006).

Pemisahan komponen darah dapat dilakukan dengan berbagai cara, yang paling

sedarhana adalah dengan alat sentrifuga. Bila darah segar dalam tabung reaksi disentrifugasi,

maka akan terjadi endapan warna merah didasar tabung dan cairan kuning bening (plasma) pada

bagian atasnya. Sedangkan pada batas antara cairan kuning dan endapan merah akan terbentuk

lapisan bewarna bening (Susilowati, 2010).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah susunan dari komposisi darah manusia ?

2. Bagiamanakah fungsi dari darah manusia ?

3. Apakah yang dimaksud dengan antikoagulan ?

4. Bagaimanakah pemeriksaan sel darah dan plasma darah ?

5. Bagaimankah jenis penggolongan jenis golongan darah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui susunan dari komposisi darah.

1

Page 2: BAB I Darah Print

2. Untuk mrngetahui fungsi darah dalam tubuh.

3. Mengetahui pengertian dan penggunaan antikoagulan.

4. Mengetahui pemeriksaan sel darah dan plasma darah.

5. Mengetahui jenis penggolongan darah manusia.

2

Page 3: BAB I Darah Print

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Darah

Darah adalah jaringan cairan yang terdiri atas dua bagian. Bagian interseluler adalah

cairan yang disebut plasma dab di dalamnya terdapat unsure-unsur adat, yaitu sel darah.

Tersusun atas plasma cair (55 %), yang komponen utamanya adalah air, dan sel-sel yang

mengambang di dalamnya (45%). Plasma kaya akan protein-protein terlarut lipid, dan

karbohidrat. Limfe sangat mirip dengan plasma, hanya saja kosentrasinya sedikit lebih rendah

total tubuh darah sendiri merupakan satu per dua belas berat tubuh, dan pada manusia umumnya

volume darah adalah kurang dari lima liter (George, 1999).

Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair, terdiri dari sel-sel darah merah, darah

putih, keping darah serta plasma darah (Susilowati, 2010).

Menurut Evelyn (2006), menjelaskan bahwa darah adalah jaringan cair yang terdiri atas

dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat

unsur-unsur padat, yaitu sel darah.

Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara

jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan

vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak,

substansi kimia (karbohidrat, protein dan hormon), dan gas (oksigen, nitrogen dan karbon

dioksida). Sedangkan plasma darah terdiri atas eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah

putih) dan trombosit (platelet) (Watson, 1997).

Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen

yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan

nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem

3

Page 4: BAB I Darah Print

imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari

sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.

Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah

tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein

pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan

tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.

Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam

pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung menuju paru-paru

untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan menyerap oksigen melalui

pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu

darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh saluran pembuluh darah aorta. Darah mengedarkan

oksigen ke seluruh tubuh melalui saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah

kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior.

Darah juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia

asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.

Menurut Pearce (1979), didalam Kandir (2009) Dalam keadaan normal, sel darah merah

berbentuk cakram kecil bikonkaf dengan diameter sekitar 7.2 μm tanpa memiliki inti, cekung

pada kedua sisinya, dilihat dari samping seperti 2 (dua) buah bulan sabit yang bertolak belakang,

kalau dilihat satu persatu berwarna kuning tua pucat, tetapi dalam jumlah besar seperti kelihatan

merah dan memberi warna pada darah. Struktur sel darah merah terdiri atas pembungkus luar

atau stroma, berisi massa hemoglobin (HB). Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi,

yang mempunyai afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen tersebut

membentuk oxihemoglobin didalam sel darah merah, melalui fungsi ini maka oksigen di bawa

dari paru-paru ke jaringan-jaringan lain. Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya

terbentuk dari asam amino, juga memerlukan zat besi.

Menurut Yatim (2007), sel darah manusia terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit

(sel darah putih), dan trombosit (keeping-keping darah). Eritrosit berwarna merah, karena

mengandung pigmen pernapasan yang merah, disebut hemoglobin. Bentuk bulat, dari sisi double

4

Page 5: BAB I Darah Print

cekung (bikonkaf). Sel tak berinti dengan diameter 7-8 mikometer, yang berjumlah 5 juta/mm3

darah. Umumnya terbatas, hanya 120 hari, dihancurkan dalam limpa dan dan sumsum tulang,

lalu diganti dengan yang muda lewat pembelahan sel induk eritrosit (eritroblast). Eritrosit

berperan mengangkut oksigen dari paru. Leukosit tidak berpigmen, sehingga tidak berwarna.

Leukosit ini berguna untuk pertahanan tubuh, macam-macamnya yaitu monosit, granulosit dan

limfosit. Trombosit juga tidak berpigmen, dan tidak berupa sel utuh, karena tak memiliki inti dan

organel sel yang lengkap. Berperan untuk penggumpulan darah jika terjadi luka. Plasma darah

dan sebagian lekosit pada pembuluh kapiler dapat ke luar pembuluh dan berada di celah jaringan,

sehingga disebut cairan tubuh saja. Cairan tubuh itu pun sesewaktu dapat kembali masuk

pembuluh kapiler, sehingga menjadi darah. Jadi ada pergantian antara cairan tubuh oleh jantung.

Sedangkan cairan tubuh tidak ada alat pengalir, dan geraknnya hanya karena bagian tubuh

bergerak.

Sel darah merah yang berukuran kurang dari 6 μm dinamakan sel mikrosit dan yang

berukuran lebih dari normal (9 μm - 12 μm) dinamakan sel makrosit. Komposisi molekuler sel

darah merah menunjukkan bahwa lebih dari separuhnya terdiri dari air (60%) dan sisanya

berbentuk substansi padat. Secara keseluruhan isi sel darah merah merupakan substansi koloidal

yang homogen, sehingga sel ini bersifat elastis dan lunak. Sel darah merah dibatasi oleh

membran plasma yang bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mencegah agar koloid yang

dikandungnya tetap di dalam. Tekanan osmosis di luar sel darah merah haruslah sama dengan

tekanan di dalam sel darah merah agar terdapat keseimbangan. Apabila sel darah merah

dimasukkan ke dalam larutan hipertonis maka air dalam sel darah merah akan mengalir ke luar

yang akan berakibat bentuk sel darah merah menjadi berkerut seperti berduri (sel burr).

Sebaliknya, apabila sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, maka air akan masuk

ke dalam sel darah merah sehingga sel darah merah menggembung sampai dapat pecah.

Peristiwa tersebut dinamakan hemolisis yang ditandai dengan merahnya larutan oleh karena

keluarnya hemoglobin (Subowo, 2002).

Membran plasma pada sel darah merah dapat mengalami kerusakan, sehingga tidak dapat

melakukan fungsi yang diembannya. Jenis kerusakan dapat beraneka ragam, dapat karena

tusukan, robek, putus, terkena senyawa kimia, dan sebagainya. Membran plasma berfungsi untuk

menyelubungi sebuah sel dan membatasi keberadaan sebuah sel, juga memelihara perbedaan-

5

Page 6: BAB I Darah Print

perbedaan pokok antara isi sel dengan lingkungannya serta sebagai filter untuk memilih dan

memilah-milah bahan-bahan yang melintasinya dengan tetap memelihara perbedaan kadar ion di

luar dan di dalam sel (Sumadi & Aditya, 2004).

2.1 Komposisi Darah

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari

darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang

dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan

yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).

Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel

dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah

merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit

menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)

Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%)

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk

memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus

atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang

yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan

leukosit menderita penyakit leukopenia.

6

Page 7: BAB I Darah Print

Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:

1. Air : 91,0%

2. Protein : 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)

3. Mineral : 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,

magnesium dan zat besi, dll)

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

albumin

bahan pembeku darah

immunoglobin (antibodi)

hormon

berbagai jenis protein

berbagai jenis garam

Plasma darah Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari

separuh darah mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air.

Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa

pembakaran dari sel ke tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan

tubuh terhadap penyakit atau zat antibodi.

2.2 Fungsi Darah

Darah berbentuk cairan yang berwarna merah, agak kental dan lengket. Darah mengalir di

seluruh tubuh kita, dan berhubungan langsung dengan sel-sel di dalam tubuh kita. Darah

terbentuk dari beberapa unsur, yaitu plasma darah, sel darah merah, sel darah putih dam keping

darah.

1. Plasma darah 

7

Page 8: BAB I Darah Print

Unsur ini merupakan komponen terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah

mengandung plasma darah. Hampir 90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah

berfungsi untuk mengangkut sari makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke

tempat pembuangan. Fungsi lainnya adalah menghasilkan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit

atau zat antibodi.

2. Sel darah merah (Eritrosit)

Sel darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab haemoglobin

berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan dilimpa atau kura, hati dan sumsum merah pada

tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di dalam hati.

3. Sel darah putih (Leukosit)

Sel darah putih bentuknya tidak tetap. Sel darah putih dibuat di sumsum merah, kura dan

kelenjar limpa. Fungsinya untuk memberantas kuman-kuman penyakit.

4. Keping darah (Trombosit)

Bentuk keping darah tidak teratur dan tidak mempunyai inti. Diproduksi pada sumsum merah,

serta berperan penting pada proses pembekuan darah.

Fungsi Darah

Fungsi darah dalam metabolisme tubuh kita antara lain sebagai alat pengangkut (pengedar),

pengatur suhu tubuh dan pertahanan tubuh. Peredaran Oksigen pada tubuh :

1. Oksigen diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel darah merah. 

2. Darah yang dipompa dari bilik kanan jantung menuju paru-paru melepaskan CO2 dan

mengambil O2 dibawa menuju serambi kiri. 

3. O2 dari serambi kiri disalurkan ke bilik kiri 

4. Dari bilik kiri O2 dibawa ke seluruh tubuh oleh sel darah merah untuk pembakaran (oksidasi) 

8

Page 9: BAB I Darah Print

5. Peredaran darah besar yaitu peredaran darah yang berasal dari jantung membawa oksigem dan

sari makanan ke seluruh tubuh dan kembali ke jantung membawa karbondioksida. 

6. Peredaran darah kecil yaitu peredaran darah dari jantung membawa karbondioksida menuju

paru-paru untuk dilepas dan mengambil oksigen dibawa ke jantung.

Jadi kesimpulannya, fungsi darah adalah :

1. Mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh 

2. Mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh 

3. Mengangkut karbondioksida ke paru-paru 

4. Mengedarkan hormon

Menurut Kimball (1994), fungsi darah yaitu :

1. Mengangkut bahan-bahan (dan panas) ke dari semua jaringan-jaringan badan.

2. Mempertahankan badan terhadap penyakit menular.

3. Plasma membagi pritein yang diperlukan untuk membentuk jarinagan.

4. Hormon, enzim diantarkan dari organ ke organ dengan perantara darah.

5. Sel darah merah mengantarkan oksigen ke jaringan dan menyingkirkan sebagian dari

karbon dioksida.

2.3 Antikoagulan

Antikoagulan adalah zat yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat

kalsium atau dengan menghambat pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi

fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah atau plasma,

spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang berisi antikoagulan. Spesimen-

antikoagulan harus dicampur segera setelah pengambilan spesimen untuk mencegah

9

Page 10: BAB I Darah Print

pembentukan microclot. Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.

Ada berbagai jenis antikoagulan, masing-masing digunakan dalam jenis pemeriksaan tertentu.

Antikoagulan, sering disebut sebagai obat pengencer darah, merupakan pengobatan

dengan tujuan memperlambat pembekuan darah. Disamping untuk tindakan kuratif

(penyembuhan), pemberian obat pengencer darah (antikoagulan) juga dapat digunakan sebagai

upaya preventif untuk mencegah terjadinya serangan jantung. Tindakan tersebut telah lama

diketahui dan di praktekkan dalam terapi medis.

EDTA ( ethylenediaminetetraacetic acid, [CH2N(CH2CO2H)2]2 )

Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau potassium (kalium),

mencegah koagulasi dengan cara mengikat atau mengkhelasi kalsium. EDTA memiliki

keunggulan disbanding dengan antikoagulan yang lain, yaitu tidak mempengaruhi sel-sel darah,

sehingga ideal untuk pengujian hematologi, seperti pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, KED,

hitung lekosit, hitung trombosit, retikulosit, apusan darah, dsb.

K2EDTA biasanya digunakan dengan konsentrasi 1 - 1,5 mg/ml darah. Penggunaannya

harus tepat. Bila jumlah EDTA kurang, darah dapat mengalami koagulasi. Sebaliknya, bila

EDTA kelebihan, eritrosit mengalami krenasi, trombosit membesar dan mengalami disintegrasi.

Setelah darah dimasukkan ke dalam tabung, segera lakukan pencampuran/homogenisasi dengan

cara membolak-balikkan tabung dengan lembut sebanyak 6 kali untuk menghindari

penggumpalan trombosit dan pembentukan bekuan darah.

Ada tiga macam EDTA, yaitu dinatrium EDTA (Na2EDTA), dipotassium EDTA

(K2EDTA) dan tripotassium EDTA (K3EDTA). Na2EDTA dan K2EDTA biasanya digunakan

dalam bentuk kering, sedangkan K3EDTA biasanya digunakan dalam bentuk cair. Dari ketiga

jenis EDTA tersebut, K2EDTA adalah yang paling baik dan dianjurkan oleh ICSH (International

Council for Standardization in Hematology) dan CLSI (Clinical and Laboratory Standards

Institute).

10

Page 11: BAB I Darah Print

Tabung EDTA tersedia dalam bentuk tabung hampa udara (vacutainer tube) dengan tutup

lavender (purple) atau pink seperti yang diproduksi oleh Becton Dickinson.

Trisodium citrate dihidrat (Na3C6H5O7 •2 H2O )

Citrat bekerja dengan mengikat atau mengkhelasi kalsium. Trisodium sitrat dihidrat 3.2%

buffered natrium sitrat (109 mmol/L) direkomendasikan untuk pengujian koagulasi dan agregasi

trombosit. Penggunaannya adalah 1 bagian citrate + 9 bagian darah. Secara komersial, tabung

sitrat dapat dijumpai dalam bentuk tabung hampa udara dengan tutup berwarna biru terang.

Spesimen harus segera dicampur segera setelah pengambilan untuk mencegah aktivasi

proses koagulasi dan pembentukan bekuan darah yang menyebabkan hasil tidak valid.

Pencampuran dilakukan dengan membolak-balikkan tabung sebanyak 4-5 kali secara lembut,

karena pencampuran yang terlalu kuat dan berkali-kali (lebih dari 5 kali) dapat mengaktifkan

penggumpalan platelet dan mempersingkat waktu pembekuan.

Darah sitrat harus segera dicentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 1500 rpm dan

dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling.

Natrium sitrat konsentrasi 3,8% digunakan untuk pemeriksaan erythrocyte sedimentation

rate (ESR) atau KED/LED cara Westergreen. Penggunaannya adalah 1 bagian sitrat + 4 bagian

darah.

Heparin

Antikoagulan ini merupakan asam mukopolisacharida yang bekerja dengan cara

menghentikan pembentukan trombin dari prothrombin sehingga menghentikan pembentukan

fibrin dari fibrinogen. Ada tiga macam heparin: ammonium heparin, lithium heparin dan sodium

heparin. Dari ketiga macam heparin tersebut, lithium heparin paling banyak digunakan sebagai

antikoagulan karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah.

11

Page 12: BAB I Darah Print

Heparin banyak digunakan pada analisa kimia darah, enzim, kultur sel, OFT (osmotic

fragility test). Konsentrasi dalam penggunaan adalah : 15IU/mL +/- 2.5IU/mL atau 0.1 – 0.2

mg/ml darah. Heparin tidak dianjurkan untuk pemeriksaan apusan darah karena menyebabkan

latar belakang biru.

Setelah dimasukkan dalam tabung, spesimen harus segera dihomogenisasi 6 kali dan

dicentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit kemudian plasma siap dianalisa. Darah heparin

harus dianalisa dalam waktu maksimal 2 jam setelah sampling.

Oksalat

Natrium Oksalat (Na2C2O4). Natrium oksalat bekerja dengan cara mengikat kalsium.

Penggunaannya 1 bagian oksalat + 9 bagian darah. Biasanya digunakan untuk pembuatan

adsorb plasma dalam pemeriksaan hemostasis.

Kalium Oksalat NaF. Kombinasi ini digunakan pada pemeriksaan glukosa. Kalium

oksalat berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF berfungsi sebagai antiglikolisis dengan

cara menghambat kerja enzim Phosphoenol pyruvate dan urease sehingga kadar glukosa

darah stabil.

2.4 Pemeriksaan Sel Darah dan Plasma Darah

Pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan adalah hitung jenis sel darah lengkap

(CBC, complete blood cell count), yang merupakan penilaian dasar dari komponen sel darah.

Sebuah mesin otomatis melakukan pemeriksaan ini dalam waktu kurang dari 1 menit terhadap

setetes darah.

Selain untuk menentukan jumlah sel darah dan trombosit, persentase dari setiap jenis sel

darah putih dan kandungan hemoglobin; hitung jenis sel darah biasanya menilai ukuran dan

12

Page 13: BAB I Darah Print

bentuk dari sel darah merah. Sel darah merah yang abnormal bisa pecah atau berbentuk seperti

tetesan air mata, bulan sabit atau jarum.

Dengan mengetahui bentuk atau ukuran yang abnormal dari sel darah merah, bisa

membantu mendiagnosis suatu penyakit. Sebagai contoh sel berbentuk bulan sabit adalah khas

untuk penyakit sel sabit, sel darah merah yang kecil dapat merupakan pertanda dari stadium awal

kekurangan zat besi dan sel darah merah berbentuk oval besar menunjukkan kekurangan asam

folat atau vitamin B12 (anemia pernisiosa).

Pemeriksaan lainnya memberikan keterangan tambahan tentang sel darah. Hitung

retikulosit adalah jumlah sel darah merah muda (retikulosit) dalam volume darah tertentu. Dalam

keadaan normal, retikulosit mencapai jumlah sekitar 1% dari jumlah total sel darah merah.

Jika tubuh memerlukan lebih banyak darah merah (seperti yang terjadi pada anemia),

secara normal sumsum tulang akan memberikan jawaban dengan membentuk lebih banyak

retikulosit. Karena itu penghitungan retikulosit merupakan penilaian terhadap fungsi sumsum

tulang.

Pemeriksaan yang menentukan kerapuhan dan karakteristik selaput sel darah merah,

membantu dalam menilai penyebab anemia.

Sel darah putih dapat dihitung sebagai suatu kelompok (hitung sel darah putih). Jika

diperlukan keterangan yang lebih terperinci, bisa dilakukan penghitungan jenis-jenis tertentu dari

sel darah putih (differential white blood cell count).

Trombosit juga dapat dihitung secara terpisah.

Platelet juga dapat dihitung secara terpisah.

Salah satu pemeriksaan yang paling sering dilakukan pada plasma adalah analisis

elektrolit. Dilakukan pengukuran terhadap natrium, klorida, kalium dan bikarbonat, juga

kalsium, magnesium dan fosfat.

13

Page 14: BAB I Darah Print

Pemeriksaan lainnya mengukur jumlah protein (biasanya albumin), gula (glukosa) dan

bahan limbah racun yang secara normal disaring oleh ginjal (kretinin dan urea-nitrogen darah).

Sebagian besar pemeriksaan darah lainya membantu memantau fungsi organ lainnya.

Karena darah membawa sekian banyak bahan yang penting untuk fungsi tubuh, pemeriksaan

darah bisa digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, pemeriksaan

darah relatif mudah dilakukan. Misalnya fungsi tiroid bisa dinilai secara lebih mudah dengan

mengukur kadar hormon tiroid dalam darah dibandingkan dengan secara langsung mengambil

contoh tiroid. Demikian juga halnya dengan pengukuran enzim-enzim hati dan protein dalam

darah lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan mengambil contoh hati. Hitung jenis sel

darah lengkap.

Pemeriksan Yang diukur Harga normal Hemoglobin Jumlah protein pengangkut oksigen

dalam sel darah merah Pria:14-16 gram/dL

Wanita:12,5-15 gram/dL

Hematokrit Perbandingan sel darah merah terhadap

volume darah total Pria:42-50%

Wanita:38-47%

Volume korpuskuler rata-rata Perkiraan volume sel darah merah 86-98 mikrometer³

Hitung sel darah putih Jumlah sel darah putih dalam volume

darah tertentu 4.500-10.500/mikroL

Hitung sel darah putih diferensiasi Persentase jenis sel darah putih

tertentu Neutrofil bersegmen:34-75%

Neutrofil pita:0-8%

Limfosit:12-50%

Monosit:15%

14

Page 15: BAB I Darah Print

Eosinofil:0-5%

Basofil:0-3%

Hitung trombosit Jumlah trombosit dalam volume

darah tertentu 140.000-450.000/mikroL

PEMERIKSAAN HEMATOLOGI (SEL DARAH)

Hemoglobin adalah pembawa oksigen ke dalam darah yang menunjukkan adanya kurang

darah atau anemia.

Batas normal Pria : 13 – 15 g/dl

Batas normal Wanita : 12 – 14 g/dl

Hematokrit yangmenunjukkan banyak sel darah merah dalam plasma

Batas normal Pria : 40 – 48 vol%

Batas normal Wanita : 37 – 43 vol%

Eritrosit untuk memeriksa jumlah sel darah merah

Batas normal Pria : 4,5 – 5,5 jt/ul

Batas normal Wanita : 4,0 – 5,0 jt/ul

Leukosit untuk menghitung sel darah putih

Batas normal Pria : 5.000 – 10.000 ul

Hitung Jenis Leukosit untuk jumlah beberapa jenis sel darah putih yang berguna

menunjukkan jenis infeksi, parasit, virus, dan bakteria.· Laju Endap Darah untuk

menunjukkan inflamasi atau peradangan dalam tubuh, terutama bila diperiksa secara

berkala.

15

Page 16: BAB I Darah Print

Batas normal Pria : 0 – 15 mm

Batas normal Wanita : 0 – 20 mm

Trombosit untuk menunjukkan jumlah sel trombosit dalam pembekuan darah. Ini

menurun pada penyakit demam berdarah.

Batas normal Pria : 150.000 – 400.000 /ul

2. GULA DARAH

Pemeriksaan meliputi gula darah sewaktu, puasa, 2 jam setelah makan dan kadar gula darah

dalam hemoglobin (HbAlC). Kedeua pemeriksaan terakhirdigunakan untuk pemeriksaan detail

pada kasus diabetes melitus.

Kadar normal gula darah puasa : 65 – 110 mg/dl

3. FAAL HATI (LEVER)

· SGOT & SGPT

Ini adalah enzim yang terdapat dalam hati dan akan keluar ke darah saat sel-sel hati rusak atau

pecah. Peningkatan SGOT & SGPT yang lebih dari normal menandakan adanya kerusakan sel-

sel hati.

Batas normal SGOT : 0 – 30 U/I

Batas normal SGPT : 0 – 45 U/I

· Bilirubin total, direct & indirect

Untuk menentukan lokasi gangguan aliran darah di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ

hati.

Batas normal Pria : 0,3 – 1 mg/l

16

Page 17: BAB I Darah Print

· Faal hati lainnya (GGT, ALP, Total Protein, Albumin)

Biasanya digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau deteksi lebih lanjut fungsi sel hati.

· Hepatitis A, B, C Antigen, dan Hepatitis B Antibodi

Peradangan hati ini disebabkan oleh virus yang mudah menular. Hepatitis B kronis berisiko

menjadi kanker hati. Pemeriksaan antibodi menunjukkan kadar imunisasi terhadap hepatitis.

4. FAAL GINJAL

Uji Ureum & Kreatinin

Kedua pemeriksaan ini medeteksi kemungkinan penurunan fungsi ginjal.

Batas normal ureum : 20 – 40 mg/dl

Batas normal kreatinin : 0,5 – 1,5 mg/dl

Asam Urat

Asam urat yang tinggi dapat menyebabkan nyeri sendi dan gangguan fungsi ginjal

Batas normal Pria : 3,7 – 7,6 mg/dl

Batas normal Wanita : 2,5 – 6,0 mg/dl

5. PROFIL LEMAK

Kolesterol Total

Batas normal Pria : 150 – 200 mg/dl

HDL (High Density Lippo-protein)

Kolesterol Baik

17

Page 18: BAB I Darah Print

Batas normal Pria : 35 – 55 mg/dl

Batas normal Wanita : 45 – 65 mg/dl

LDL (Low Density Lippo-protein)

Kolesterol Tidak Baik

Batas normal Pria : 40 – 155 mg/dl

Trigliserida-lemak darah

Batas normal Pria : 20 – 200 mg/dl

6. PEMERIKSAAN HORMON

· T4

Hormon yang diproduksi oleh tiroid, berfungsi untuk mengatur proses metabolisme tubuh.

Batas normal Pria : 4,5 – 10,9 ug/dl

· TSH

TSH menstimulasi produksi dan pengeluaran hormon tiroid yang aktif dalam metabolisme tubuh,

yaitu T4 & T3.

Batas normal Pria : 0,35 – 5,5 vIU/ml

Pemeriksaan virus dan parasit.

- hepatitis A : Anti HAV

- hepatitis B : Anti Hbs

- hepatitis C : Anti HCV

18

Page 19: BAB I Darah Print

- Dengue ( demam berdarah)

- CMV ( cytomegalovirus )

- Rubella (campak jerman )

- Toxoplasma

FAKTOR-FAKTOR PEMERIKSAAN DARAH

Fibrinogen : protein plasma yang disintesis dalam hati yang diubah menadi fibrin.

Protrombin : protein plasma yang disintesis dalam hati yang diubah menjadi thrombin

Tromboplastin : lipoprotan yang dilepas jaringan rusak mengaktipasi faktor Vll untuk

pembentukan trombin.

Ion kalsium : ion anorganik dalam plasma didapat dari makanan dan tulang diperlukan

dalam seluruh tahap pembekuan darah.

Proakserelin ( faktor lain ) : protein plasma yang disintesis dalam hati diperlukan untuk

mekanisme ekstrinsik dan intrinsik.

Prokonvertin ( ekselator konversi serum protombin ): protein plasma ( globolin0n) yang

disintesis dalam hati diperlukan dalam mekanisme intrisik.

Faktor anti hemofilik : protein plasma yang disintesis dalam hati (memerlukan vitamin K,

berfungsi dalam mekanisme ekstrinsik.)

2.5 Jenis Golongan Darah

Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis

penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di

dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja

19

Page 20: BAB I Darah Print

lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan

reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang

terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di

permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum

darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima

darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah

merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.

Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari

orang dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B

serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan

golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-

positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi

antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif

dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan

disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat

menerima darah dari sesama O-negatif.

Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di dunia, meskipun

di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan darah A lebih dominan. Antigen A

lebih umum dijumpai dibanding antigen B. Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan

dua antigen, A dan B, golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia.

20

Page 21: BAB I Darah Print

Ilmuwan Austria, Karl Landsteiner, memperoleh penghargaan Nobel dalam bidang

Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1930 untuk jasanya menemukan cara penggolongan darah

ABO

Frekuensi

Penyebaran golongan darah A, B, O dan AB bervariasi di dunia tergantung populasi atau

ras. Salah satu pembelajaran menunjukkan distribusi golongan darah terhadap populasi yang

berbeda-beda.

Populasi O A B AB

Suku pribumi Amerika Selatan 100% – – –

Orang Vietnam 45.0% 21.4% 29.1% 4.5%

Suku Aborigin di Australia 44.4% 55.6% – –

Orang Jerman 42.8% 41.9% 11.0% 4.2%

Suku Bengalis 22.0% 24.0% 38.2% 15.7%

Suku Saami 18.2% 54.6% 4.8% 12.4%

Pewarisan

Tabel pewarisan golongan darah kepada anak

Ibu/Ayah O A B AB

O O O, A O, B A, B

A O, A O, A O, A, B, AB A, B, AB

B O, B O, A, B, AB O, B A, B, AB

AB A, B A, B, AB A, B, AB A, B, AB

Rhesus

21

Page 22: BAB I Darah Print

Jenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan memanfaatkan faktor

Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki

faktor ini pada tahun 1940 oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di

permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka yang memiliki faktor Rh

pada permukaan sel darah merahnya disebut memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan

ini seringkali digabungkan dengan penggolongan ABO. Golongan darah O+ adalah yang paling

umum dijumpai, meskipun pada daerah tertentu golongan A lebih dominan, dan ada pula

beberapa daerah dengan 80% populasi dengan golongan darah B.

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan. Misalnya donor

dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh-) dapat menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen

Rh(D) yang mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang pada atau

di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi janin pada saat kehamilan.

Golongan darah lainnya

Diego positif yang ditemukan hanya pada orang Asia Selatan dan pribumi Amerika.

Dari sistem MNS didapat golongan darah M, N dan MN. Berguna untuk tes kesuburan.

Duffy negatif yang ditemukan di populasi Afrika.

Sistem Lutherans yang mendeskripsikan satu set 21 antigen.

Dan sistem lainnya meliputi Colton, Kell, Kidd, Lewis, Landsteiner-Wiener, P, Yt atau

Cartwright, XG, Scianna, Dombrock, Chido/ Rodgers, Kx, Gerbich, Cromer, Knops,

Indian, Ok, Raph dan JMH

22

Page 23: BAB I Darah Print

Kecocokan golongan darah

Tabel kecocokan RBC

Gol. darah resipien Donor harus

AB+ Golongan darah manapun

AB- O- A- B- AB-

A+ O- O+ A- A+

A- O- A-    

B+ O- O+ B- B+

B- O- B-    

O+ O- O+    

O- O-      

Tabel kecocokan plasma

Resipien Donor harus

AB AB manapun

A A atau AB manapun

B B atau AB manapun

OO, A, B atau AB

manapun

23

Page 24: BAB I Darah Print

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulannya Darah adalah suatu jaringan yang bersifat cair, terdiri dari sel-sel

darah merah, darah putih, keping darah serta plasma darah. Sel-sel darah merah berjumlah 4-5

juta sel/mm3 darah, sel darah putih berjumlah antara 5.000-8.000 sel.mm3 darah dan keping darah

berjumlah 150.000-400.000 keping/mm3 darah. Plasma darah mempunyai komposisi 90% air,

7%protein, 1% garam anorganik, dan 2% kandungan lainnya. Serta memiliki berbagai macam

fungsi didalam tubuh.

3.2 Saran

Dalam keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, tentu dalam penulisan paper ini masih

banyak kekurangan dan kejanggalan dalam penulisan paper ini, maka untuk itu kami sangat

mengharapkan motivasi dan bimbingan dari Bapak/Ibu Dosen pengajar serta teman-teman,

sehingga dapat kami gunakan sebagai acuan dalam penulisan paper berikutnya.

24

Page 25: BAB I Darah Print

DAFTAR PUSTAKA

Day, Ahmad. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Fried, George. 1999. Schaum's Outline of Theory and Problems og Biology. Jakarta: Airlangga

Harmita, dkk. 2004. Metode Penetapan Kadar Meloxicam Dalam Darah Manusia In Vitro Secara Kromotografi Cair Kinerja Tinggi. Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, 02 : 79-92.

Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomy & Physiology for Nurses. Terjemahan oleh Sri Yuliani Handoy. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama.

Pearce, Evelyn C. 1979. Anatomy & Physiology for Nurses. Terjemahan oleh Sri Yuliani Handoy. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama (cetakan 28. Januari 2006).

25