11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya terdapat informasi genetik. Mengapa dinamakan asam nukleat karena keberadaan umumnya didalam inti sel (nukleus). Asam nukleat disebut juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida sebagai monomernya. Setiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat , gula pentosa , dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N) . Asam nukleat terdiri dari Asam deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada semua sel hidup serta pada virus. B. Rumusan Masalah 1. Mengenai pengertian asam nukleat ? 2. Struktur DNA dan RNA serta perbedaannya ? 3. Proses replikasi DNA ? 4. Sifat-sifat asam nukleat ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai pengertian asam nukleat dan apa saja yang terkandung di dalamnya 2. Untuk mengetahui struktur DNA dan RNA yang termasuk ke dalam asam nukleat serta mengetahui perbedaan dari masing- masing struktur

BAB I Asam Nukleat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab1

Citation preview

Page 1: BAB I Asam Nukleat

BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Asam nukleat merupakan salah satu makromolekul yang memegang peranan sangat

penting dalam kehidupan organisme karena di dalamnya terdapat informasi genetik. Mengapa

dinamakan asam nukleat karena keberadaan umumnya didalam inti sel (nukleus). Asam

nukleat disebut juga polinukleotida karena tersusun dari sejumlah molekul nukleotida

sebagai monomernya.

Setiap nukleotida mempunyai struktur yang terdiri atas gugus fosfat, gula pentosa,

dan basa nitrogen atau basa nukleotida (basa N). Asam nukleat terdiri dari Asam

deoksiribonukleat (DNA) dan Asam ribonukleat (RNA). Asam nukleat ditemukan pada

semua sel hidup serta pada virus.

B.     Rumusan Masalah

1.      Mengenai pengertian asam nukleat ?

2.      Struktur DNA dan RNA serta perbedaannya ?

3.      Proses replikasi DNA ?

4.      Sifat-sifat asam nukleat ?

C.     Tujuan

1.      Untuk mengetahui dan lebih memahami mengenai pengertian asam nukleat dan apa saja yang

terkandung di dalamnya

2.      Untuk mengetahui struktur DNA dan RNA yang termasuk ke dalam asam nukleat serta

mengetahui perbedaan dari masing-masing struktur

3.      Untuk mengetahui berbagai macam tipe dari relikasi DNA dan mengetahui proses terjadinya

replikasi DNA di dalam tubuh

4.      Mengenal sifat-sifat dari asam nukleat

BAB II

PEMBAHASAN

Page 2: BAB I Asam Nukleat

Asam nukleat adalah suatu polimer nukleotida yang berperan dalam penyimpanan

serta pemindahan informasi genetik (polinukleotida). Asam nukleat terdiri dari Asam

deoksiribonukleat (DNA) dan  Asam ribonukleat (RNA).

a.      Komponen Penyusun Asam Nukleat1.      Basa Nitrogen Heterosiklik

Basa nitrogen heterosiklik yang merupakan penyusun asam nukleat adalah turunan Purina

dan pirimidina.

  Purina dan turunannya

Purina atau purin adalah senyawa heterosiklik majemuk yang mempunyai lingkar pirimidina

dan imidazol yang berimit. Turunan purina yang merupakan penyusun asam nukleat adalah

adenine atau 6-aminopurina dan guanine atau 2-amino-6-oksipurina.

  Pirimidina dan turun-turunannya

Pirimidina atau pirimidin termasuk senyawa heterosiklik sederhana lingkar 6, dengan 2 atom

nitrogen sebagai heteroatomnya. Turunan-turunan pirimidina yang meupakan penyusun asam

nukleat adalah sitosin atau 2-oksi-4-aminopirimidina yang disingkat C, timin atau 2, 4-dioksi-

5-metilpirimidina yang disingkat T dan urasil atau 2, 4-dioksipirimidina yang disingkat U.

2.      Pentosa atau Gula Penyusun

Pentose yang menyusun asam nukleotida adalah ribose dan 2-deoksiribosa. Dalam struktur

kimia asam nukleat, kedua pentose tersebut terdapat dalam bentuk lingkar furanosa. Ribose

merupakan penyusun RNA dan 2-deoksiribosa merupakan penyusun DNA.

3.      Fosfat Penyusun

Fosfat penyusun asam nukleat adalah asam fosfat atau asam ortofosfat. Fosfat ini berupa

kristal berbentuk orto-rombik, tak stabil dan melebur pada suhu 42,350C. Fosfat ini tergolong

asam lemah atau sedang dan bervalensi tiga jenis garam natrium. Garam natrium tersebut

dapat terbentuk pada suhu kamar yaitu, Natrium fosfat Na3PO4, Natrium hidrogen fosfat

Na2HPO4, dan Natrium dihidrogen fosfat NaH2PO4.

b.      Nukleotida dan Nukleosida

Suatu basa yang terikat pada satu gugus gula disebut nukleosida, sedangkan nukleotida

adalah satu nukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat. Di dalam molekul DNA atau

RNA, nukleotida berikatan dengan nukleotida yang lain melalui ikatan fosfodiester.

Page 3: BAB I Asam Nukleat

Basa purin dan pirimidin tidak berikatan secara kovalen satu sama lain. Oleh karena itu,

suatu polinukleotida tersusun atas kerangka gula-fosfat yang berselang seling dan mempunyai

ujung 5’-P dan 3’-OH. Monomer nukleotida dapat berikatan satu sama lain melalui ikatan

fosfodiester antara -OH di atom C nomor 3‘nya dengan gugus fosfat dari nukleotida

berikutnya. Kedua ujung poli- atau oligonukleotida yang dihasilkan menyisakan gugus fosfat

di atom karbon nomor 5' nukleotida pertama dan gugus hidroksil di atom karbon nomor 3'

nukleotida terakhir.

c.       DNA

DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribosa nukleat (ADN) merupakan tempat

penyimpanan informasi genetik. Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Watson

menemukan model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau yang

lebih dikenal dengan heliks ganda Watson-Crick. DNA merupakan makromolekul

polinukleotida yang tersusun atas polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap,

membentuk DNA haliks ganda dan berpilin ke kanan.

Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:

  Gula 5 karbon (2-deoksiribosa)

  Basa nitrogen yang terdiri golongan purin yaitu adenin (Adenin = A) dan guanin (guanini = G),

serta golongan pirimidin, yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T)

  Gugus fosfat

Model tangga berpilin menggambarkan struktur molekul DNA sebagai dua rantai

polinukleotida yang saling memilin membentuk spiral dengan arah pilinan ke kanan.  Fosfat

dan gula pada masing-masing rantai menghadap ke arah luar sumbu pilinan, sedangkan basa

N menghadap ke arah dalam sumbu pilinan dengan susunan yang sangat khas sebagai

pasangan – pasangan basa antara kedua rantai.

Dalam hal ini, basa A pada satu rantai akan berpasangan dengan basa T pada rantai

lainnya, sedangkan basa G berpasangan dengan basa C. Pasangan-pasangan basa ini

dihubungkan oleh ikatan hidrogen yang lemah (nonkovalen). Basa A dan T dihubungkan oleh

ikatan hidrogen rangkap dua, sedangkan basa G dan C dihubungkan oleh ikatan hidrogen

rangkap tiga. Adanya ikatan hidrogen tersebut menjadikan kedua rantai polinukleotida terikat

satu sama lain dan saling komplementer. Artinya, begitu sekuens basa pada salah satu rantai

diketahui, maka sekuens pada rantai yang lainnya dapat ditentukan.

Page 4: BAB I Asam Nukleat

Oleh karena basa bisiklik selalu berpasangan dengan basa monosiklik, maka jarak

antara kedua rantai polinukleotida di sepanjang molekul DNA akan selalu tetap. Dengan

perkataan lain, kedua rantai tersebut sejajar. Akan tetapi, jika rantai yang satu dibaca dari

arah 5’ ke 3’, maka rantai pasangannya dibaca dari arah 3’ ke 5’. Jadi, kedua rantai tersebut

sejajar tetapi berlawanan arah (antiparalel).

Replikasi DNA

Replikasi adalah peristiwa sintesis DNA. Saat suatu sel membelah secara mitosis, tiap-

tiap sel hasil pembelahan mengandung DNA penuh dan identik seperti induknya. Dengan

demikian, DNA harus secara tepat direplikasi sebelum pembelahan dimulai. Replikasi DNA

dapat terjadi dengan adanya sintesis rantai nukleotida baru dari rantai nukleotida lama. Proses

komplementasi pasangan basa menghasilkan suatu molekul DNA baru yang sama dengan

molekul DNA lama sebagai cetakan.

Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui tiga model, yaitu :

1.       Model pertama adalah model konservatif, yaitu dua rantai DNA lama tetap tidak berubah,

berfungsi sebagai cetakan untuk dua dua rantai DNA baru.

2.       Model kedua disebut model semikonservatif, yaitu dua rantai DNA lama terpisah dan rantai

baru disintesis dengan prinsip komplementasi pada masing-masing rantai DNA lama tersebut.

3.       Model ketiga adalah model dispersif, yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama

digunakan sebgai cetakan untuk sintesis rantai DNA baru.

Gambaran replikasi yang terjadi terhadap DNA :

Dari ketiga model replikasi tersebut, model semikonservatif merupakan model yang

tepat untuk proses replikasi DNA. Replikasi DNA semikonservatif ini berlaku bagi

organisme prokariot maupun eukariot. Perbedaan replikasi antara organisme prokariot dengan

eukariot adalah dalam hal jenis dan jumlah enzim yang terlibat, serta kecepatan dan

kompleksitas replkasi DNA. Pada organisme eukariot, peristiwa replikasi terjadi sebelum

pembelahan mitosis, tepatnya pada fase sintesis dalam siklus pembelahan sel.

d.      RNA

RNA ( ribonucleic acid ) atau asam ribonukleat merupakan makromolekul yang berfungsi

sebagai penyimpan dan penyalur informasi genetik. RNA sebagai penyimpan informasi

genetik misalnya pada materi genetik virus, terutama golongan retrovirus. RNA sebagai

Page 5: BAB I Asam Nukleat

penyalur informasi genetik misalnya pada proses translasi untuk sintesis protein. RNA juga

dapat berfungsi sebagai enzim ( ribozim ) yang dapat mengkalis formasi RNA-nya sendiri

atau molekul RNA lain. RNA merupakan rantai tunggal polinukleotida.

Setiap ribonukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu :

  5 karbon

  Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan

pirimidin yang berbeda yaitu sitosin (C) dan Urasil (U)

  Gugus fosfat

Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk suatu molekul yang

dinamakan nukleosida atau ribonukleosida, yang merupakan prekursor dasar untuk sintesis

DNA. Ribonukleosida yang berkaitan dengan gugus fosfat membentuk suatu nukleotida atau

ribonukleotida. RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA

merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA.

Tipe RNA

RNAd atau RNAm

RNAd merupakan RNA yang urutan basanya komplementer dengan salah satu urutan

basa rantai DNA. RNAd membawa pesan atau kode genetik (kodon) dari kromosom (di

dalam inti sel) ke ribosom (di sitoplasma). Kode genetik RNAd tersebut kemudian menjadi

cetakan utnuk menetukan spesifitas urutan asam amino pada rantai polipeptida. RNAd berupa

rantai tunggal yang relatif panjang.

RNAr

RNAr merupakan komponen struktural yang utama di dalam ribosom. Setiap subunit

ribosom terdiri dari 30 – 46% molekul RNAr dan 70 – 80% protein.

RNAt

Page 6: BAB I Asam Nukleat

RNAt merupakan RNA yang membawa asam amino satu per satu ke ribosom. Pada

salah satu ujung RNAt terdapat tiga rangkaian basa pendek ( disebut antikodon ). Suatu asam

amino akan melekat pada ujung RNAt yang berseberangan dengan ujung antikodon.

Pelekatan ini merupakan cara berfungsinya RNAt, yaitu membawa asam amino spesifik yang

nantinya berguna dalam sintesis protein yaitu pengurutan asam amino sesuai urutan

kodonnya pada RNAd.

f.       Sifat-Sifat Asam Nukleat

Stabilitas asam nukleat

Ketika melihat struktur tangga berpilin molekul DNA atau struktur sekunder RNA,

sepintas akan terlihat bahwa struktur tersebut menjadi stabil karena adanya ikatan hidrogen.

Ikatan hidrogen di antara pasangan-pasangan basa hanya akan sama kuatnya dengan ikatan

hidrogen antara basa dan molekul air apabila DNA berada dalam bentuk rantai tunggal. Jadi,

ikatan hidrogen jelas tidak berpengaruh terhadap stabilitas struktur asam nukleat, tetapi hanya

sekedar menentukan spesifitas perpasangan basa. 

  Penentu stabilitas struktur asam nukleat terletak pada interaksi penempatan (stacking

interactions) antara pasangan-pasangan basa. Permukaan basa yang bersifat hidrofobik

menyebabkan molekul-molekul air dikeluarkan dari sela-sela perpasangan basa sehingga

perpasangan tersebut menjadi kuat. 

Pengaruh asam

Di dalam asam pekat dan suhu tinggi, misalnya HClO4 dengan suhu lebih dari 100ºC,

asam nukleat akan mengalami hidrolisis sempurna menjadi komponen-komponennya.

Namun, di dalam asam mineral yang lebih encer, hanya ikatan glikosidik antara gula dan basa

purin saja yang putus sehingga asam nukleat dikatakan bersifat apurinik.

Pengaruh alkali

Pengaruh alkali terhadap asam nukleat mengakibatkan terjadinya perubahan status

tautomerik basa. Sebagai contoh, peningkatan pH akan menyebabkan perubahan struktur

guanin dari bentuk keto menjadi bentuk enolat karena molekul tersebut kehilangan sebuah

proton. Selanjutnya, perubahan ini akan menyebabkan terputusnya sejumlah ikatan hidrogen

sehingga pada akhirnya rantai ganda DNA mengalami denaturasi. Hal yang sama terjadi pula

pada RNA. Bahkan pada pH netral sekalipun, RNA jauh lebih rentan terhadap hidrolisis bila

dibadingkan dengan DNA karena adanya gugus OH pada atom C nomor 2 di dalam gula

ribosanya.

Page 7: BAB I Asam Nukleat

Denaturasi kimia

Sejumlah bahan kimia diketahui dapat menyebabkan denaturasi asam nukleat pada pH

netral. Contoh yang paling dikenal adalah urea (CO(NH2)2) dan formamid (COHNH2). Pada

konsentrasi yang relatif tinggi, senyawa-senyawa tersebut dapat merusak ikatan hidrogen.

Artinya, stabilitas struktur sekunder asam nukleat menjadi berkurang dan rantai ganda

mengalami denaturasi.

Viskositas

DNA kromosom dikatakan mempunyai nisbah aksial yang sangat tinggi karena

diameternya hanya sekitar 2 nm, tetapi panjangnya dapat mencapai beberapa sentimeter.

Dengan demikian, DNA tersebut berbentuk tipis memanjang. Selain itu, DNA merupakan

molekul yang relatif kaku sehingga larutan DNA akan mempunyai viskositas yang tinggi.

Karena sifatnya itulah molekul DNA menjadi sangat rentan terhadap fragmentasi fisik. Hal

ini menimbulkan masalah tersendiri ketika kita hendak melakukan isolasi DNA yang utuh.

Kerapatan apung

Analisis dan pemurnian DNA dapat dilakukan sesuai dengan kerapatan apung

(bouyant density)-nya. Di dalam larutan yang mengandung garam pekat dengan berat

molekul tinggi, misalnya sesium klorid (CsCl) 8M, DNA mempunyai kerapatan yang sama

dengan larutan tersebut, yakni sekitar 1,7 g/cm3.  Jika larutan ini disentrifugasi dengan

kecepatan yang sangat tinggi, maka garam CsCl yang pekat akan bermigrasi ke dasar tabung

dengan membentuk gradien kerapatan. Begitu juga, sampel DNA akan bermigrasi menuju

posisi gradien yang sesuai dengan kerapatannya. Teknik ini dikenal sebagai sentrifugasi

seimbang dalam tingkat kerapatan (equilibrium density gradient

centrifugation) atau sentrifugasi isopiknik.

Oleh karena dengan teknik sentrifugasi tersebut pelet RNA akan berada di dasar

tabung dan protein akan mengapung, maka DNA dapat dimurnikan baik dari RNA maupun

dari protein. Selain itu, teknik tersebut juga berguna untuk keperluan analisis DNA karena

kerapatan apung DNA (ρ) merupakan fungsi linier bagi kandungan GC-nya.  Dalam hal

ini,  ρ = 1,66 + 0,098% (G + C).

DAFTAR PUSTAKA

Page 8: BAB I Asam Nukleat

  http://books.google.co.id/books?

id=7Lauz8HpOVAC&pg=PA307&dq=asam+nukleat&hl=en&sa=X&ei=SnCPUarOCMbNr

Qfa0ICoBQ&sqi=2&redir_esc=y#v=onepage&q=asam%20nukleat&f=false

  http://biopsi2007.blogspot.com/2010/10/dna-dan-rna.html

  http://biomol.wordpress.com/bahan-ajar/asam-nukleat/

  http://books.google.co.id/books?

id=zosAg6HQAF4C&pg=PA29&dq=asam+nukleat&hl=en&sa=X&ei=wnKPUd7_Jsunrgex

yIGYCA&redir_esc=y#v=onepage&q=asam%20nukleat&f=false