35
BAB 6 INSTALASI RUMAH TINGGAL 6.1 Instalasi Rumah Tinggal Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya. Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang tepat. Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu : Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

instalasi rumah tinggal

Citation preview

Page 1: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

BAB 6

INSTALASI RUMAH TINGGAL

6.1 Instalasi Rumah Tinggal

Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih dahulu harus dibuat

gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya

akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan yang diterima dari

pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan syarat pekerjaan ini

menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong, antara lain mengenai

pelaksanaannya material yang digunakan, waktu penyerahannya dan sebagainya.

Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar

denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar

dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya karena lebih penting

maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus dipilih tebal garis yang

tepat.

Menurut ayat 401B3, gambar-gambar yang diperlukan yaitu :

Gambar situasi, untuk menyatakan letak bangunan dimana sintalasinya akan

dipasang, serta rencana penyambungan dengan jaringan PLN.

A) Gambar Instalasinya meliputi :

- Rencana penempatan semua peralatan listrik yang akan dipasang dan sarana

peralatan, misalnya titik lampu, sakelar, kontak-kontak, perlengkapan hubung

bagi.

- Rencana penyambungan peralatan listrik dengan alat pelayanannya misalnya

antara lampu dengan sakelarnya, motor dan pengasutnya dan sebagainya.

- Hubungan antara peralatan listrik dan sarana pelayanannya dengan perlengkapan

hubung bagi yang bersangkutan.

- Data teknis penting dari setiap peralatan listrik yang akan dipasang

Page 2: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

B) Diagram instalasi garis tunggal meliputi :

- Diagram perlengkapan hubung bagi dengan keterangan mengenai ukuran/daya

nominal setiap komponen.

- Keterangan mengenai beban yang terpasang dan pembaginya.

- Ukuran dan jenis hantaran yang akan digunakan.

- System pentanahannya.

C) Gambar perincian atau keterangan yang diperlukan misalnya :

- Perkiraan ukuran fisik perlengkapan hubung bagi.

- Cara pemasangan alat-alat listriknya

- Cara pemasangan kabelnya.

- Cara kerja instalasi kontrolnya kalau ada.

Pengawasan dan tanggung jawab.

Pengawasan pemasangan instalasi listrik dan tanggung jawab pelaksana dan

pelaksanaan pekerjaan diatur dalam pasal 910 antara lain ditentukan sebagai

berikut.

1. Setiap pemasangan listrik harus mendapat ijin dari instansi yang berwenang,

umumnya dari cabang PLN setempat.

2. Penaggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli berilmu

pengetahuan dalam pekerjaan instalasi listrik danmemiliki ijin dari instansi

yang berwenang.

3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas

yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai pengaturan

perlistrikan, berpengalaman dlaam pemasangan instalasi listrik dan

bertanggung jawab atas keselamatan para pekerjanya.

Page 3: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang

yang berpengalaman tentang listrik.

5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan harus dilaporkan secara

tertulis kepada bagan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa dan

diuji.

6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh bagan pemeriksa dan sebelum

diserahkan kepada pemilik, instalasinya harus dicoba dengan tegangan dan arus

kerja penuh selama waktu yang cukup lama, semua peralatan yang dipasang

harus dicoba.

7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah

dibuatnya.

8. Pelaksana pekerjaan instalasi listrik bertanggung jawab atas pekerjaannya

selama batas waktu tertentu. Jika terjadi suatu kecelakaan karena kesalahan

pemasangan ia bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi :

1. Tanda-tanda.

2. Peralatan listrik yang dipasang.

3. Cara pemasangannya.

4. Polaritasnya.

5. Pentanahannya.

6. Tahanan isolasi.

7. Continuenitas rangkaian.

Page 4: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

6.2 Umum

Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik

yang

saling berhubungan serta memiliki ciri terkoordinasi untuk memenuhi satu atau

sejumlah tujuan tertentu. Instalasi listrik terdiri atas sistem penerangan, sistem

pensaklaran, sistem pengkabelan, sistem pembumian dan sistem lain yang yang

dibutuhkan. Instalasi listrik dapat berupa sebuah instalasi yang sederhana yang

hanya

terdiri atas satu titik atau satu instalasi listrik yang rumit dan kompleks.

Sistem pembumian merupakan bagian dari sebuah instalasi listrik. Sistem

pembumian adalah sistem yang dirancangkan sedemikian rupa untuk

menghubungkan bagian konduktif terbuka dari peralatan-peralatan listrik yang

dipakai dengan bumi sebagi referensi tegangan nol, pembuatan sistem pembumian

ini bertujuan untuk menghindarkan manusia dari kejut listrik apabila tersentuh

bagian konduktif terbuka yang bertegangan. Bagian konduktif ini bisa

bertegangan

apabila instalasi listrik mengalami kegagalan isolasi sehingga kawat phasa

terhubung

dengan bagian konduktif tertentu.

Sistem pembumian terdiri dari beberapa sistem sesuai dengan cara

pemasangannya. Sistem-sistem tersebut adalah sistem TT, Sistem TN yang terdiri

dari TN-C,TN-S, dan TN-CS, serta sistem IT. Pembahasan lebih lanjut untuk

sistem

yang dipakai pada instalasi rumah tangga akan dibahas pada pembahasan

berikutnya.

Sistem pembumian terdiri dari beberapa perlengkapan listrik berupa

penghantar pembumian dan elektroda pembumian.

Pemasangan sistem pembumian sangat tergantung pada kondisi

lingkungan

dimana sistem pembumian dibuat, sehingga sebuah sistem pembumian tidak bisa

Page 5: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

disamakan di semua tempat, misalkan tempat dengan jenis tanah lembab dan

kering

pasti akan sangat berbeda usaha-usaha yang dilakukan supaya sistem yang dibuat

sesuai dengan standar yang ditetapkan.

6.3 Instalasi Listrik Rumah Tangga

Instalasi Listrik rumah tangga yang dimaksudkan adalah instalasi listrik

dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal. Pada dasarnya

kebutuhan

instalasi rumah tangga tergantung kepada kebutuhan listrik rumah tangga tersebut.

Instalasi rumah tangga dapat hanya berupa instalasi listrik yang sederhana yang

hanya terdiri dari satu titik maupun instalasi listrik yang kompleks.

Instalasi listrik rumah tangga secara umum adalah untuk kebutuhan

penerangan dan kebutuhan sumber tenaga listrik untuk peralatan-peralatan listrik

yang digunakan, seperti pemanas makanan, setrika listrik, dll. Untuk memenuhi

tujuan ini beberapa perlengkapan listrik yang umum dipakai adalah:

1. Pipa Instalasi

2. Sakelar

3. Kotak kontak

4. Papan Hubung Bagi (PHB)

5. Kabel

6. Fitting

7. Sekering dan MCB

8. Perlengkapan Pembumian.

Page 6: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 6.1 menunjukkan skema instalasi listrik dari sebuah rumah sederhana

yang terdiri atas 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar

mandi, dan taman.

Simbol-simbol yang digunakan pada Gambar 6.1 dijelaskan sebagai berikut:

Page 7: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 6.1 Skema instalasi listrik sederhana.

VI.4 Pembumian Instalasi Rumah Tangga

Di dalam PUIL 2000 disebutkan bahwa pada instalasi listrik ada dua jenis

resiko utama yaitu:

a. Arus kejut listrik

b. Suhu berlebihan yang sangat mungkin mengakibatkan kebakaran, luka bakar

atau efek cedera listrik.

Untuk mengindarkan manusia ataupun ternak dari bahaya yang timbul

karena sentuhan dengan bagian aktif instalasi listrik maka dapat dilakukan cara-

cara berikut:

a. Mencegah mengalirnya arus melalui badan manusia atau ternak.

Page 8: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

b. Membatasi arus yang dapat mengalir melalui badan manusia sampai suatu

nilai yang lebih kecil dari arus kejut.

c. Pemutusan suplai secara otomatis dalam waktu yang ditentukan pada saat

terjadi gangguan yang sangat mungkin menyebabkan mengalirnya arus melalui

manusia yang bersentuhan dengan body peralatan, yang nilai arusnya sama

dengan atau lebih besar dari arus kejut listrik.

Untuk mengetahui sejauh mana tubuh manusia sanggup menahan aliran

listik dan akibat-akibat yang ditimbulkan, Tabel 6.1 di bawah memperlihatkan

batasan batasan tersebut, ini berguna sebagai informasi sehingga seorang

perancang maupun instalateur dapat merancangkan suatu instalasi yang aman bagi

manusia maupun ternak.

Tabel 6.1: Batasan-batasan arus dan pengaruhnya terhadap manusia

Page 9: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Untuk memenuhi tujuan keamanan yang telah diebutkan di atas maka di

dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal dapat dibuat sebuah

sistem

pembumian. Sistem pembumian yang umum digunakan adalah sistem

pembumian

TT.

Huruf T pertama adalah singkatan dari kata terre yang berasal dari Bahasa

Perancis yang mengandung pengertian bahwa hubungan sistem tenaga listrik ke

bumi adalah hubungan langsung satu titik ke bumi. Sedangkan huruf T kedua

menjukkan hubungan BKT instalasi ke bumi dan mengandung arti hubungan

listrik

Universitas Sumatera Utara langsung ke bumi, yang tidak tergantung pembumian

setiap titik tenaga listrik.

Gambar 6.2 memperlihatkan sebuah sistem pembumian dengan sistem TT.

Gambar 6.2 Sistem pembumian TT

Page 10: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

VI.5 Tahanan Pembumian

Tahanan pembumian adalah hambatan yang dialami oleh arus ketika

mengalir ke tanah. Arus ini mengalir menuju tanah melalui elektroda pembumian

yang ditanam atau ditancapkan ke dalam tanah pada ke dalam tertentu. PUIL 2000

mendefenisikan tahanan pembumian sebagai jumlah tahanan elektroda

pembumian dan tahanan penghantar pembumian. Tahanan ini terdiri dari tahanan

yang disebabkan penghantar logam dan tanah. Tahanan yang ditimbulkan

penghantar sangan kecil sehingga dapat diabaikan. Tahanan yang paling besar

adalah tahanan yang ditimbulkan oleh tanah.

Suatu tanah memiliki nilai tahanan jenis yang bervariasi tergantung pada

jenis tanah, kelembapan, komposisi garam-garam mineral di dalam tanah, dan

suhu. Saat sebuah elektroda dilalui oleh arus maka arus akan menyebar ke segala

arah seperti terlihat pada Gambar 2.3.

Gambar 6.3 Sebaran Arus dari Elektroda

Arus akan mengalir menuju tegangan nol yaitu di titik tak terhingga.

Apabila kedalaman elektroda dibandingkan dengan jari-jari yang tak terhingga

Page 11: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

maka elektroda batang dapat dianggap sebagai sebuah bola yang memiliki pusat

yang sama dengan sebuah bola yang memiliki jari-jari yang sangat besar, seperti

Gambar 6.4.

Gambar 6.4 Ekivalensi Elektroda untuk Perhitungan Tahanan Pembumian

Tahanan yang dimiliki lapisan tanah yang merupakan bola dengan jari-jari

r dan r+dr pada Gambar 6.4 dapat dihitung dengan Persamaan 6.1. Dengan

menganggap bahwa jarak r berada di jauh tak hingga maka tahanan tanah dengan

elektroda yang memiliki jari-jari ro menjadi seperti Persamaan 6.2.

Persamaan 6.1

Persamaan 6.2

Dimana:

R = Tahanan Tanah

r = Jari-jari bola luar (m)

Page 12: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

ro = Jari-jari/ panjang elektroda (m)

p= Tahanan jenis tanah ( Ohm-m)

Jika nilai tahanan pentanahan terlalu besar maka untuk memperkecilnya

dapat menggunakan material khusus yang ditanam di dalam tanah yaitu bentonit.

Secara tradisional dapat menggunakan garam atau arang.

Beberapa jenis tanah yang nilai tahanan jenisnya dicantumkan dalam PUIL

2000 dapat dilihat pada Tabel 6.2

Tabel 6.2 Tahanan Jenis Tanah

Beberapa hal lain yang mempengaruhi nilai tahanan pembumian yaitu:

a. Jenis Elektroda Pembumian

Jenis elektroda pembumian berkaitan dengan tahanan jenis elektroda

tersebut.Misalkan elektroda berbahan dasar aluminium dibandingkan dengan

elektroda berbahan dasar tembaga yang memiliki luas penampang dan panjang

yang sama. Nilai tahanan elektroda aluminium akan lebih besar dibandingkan

dengan elektroda berbahan dasar tembaga. Karena tahanan jenis aluminium lebih

besar dibanding tahanan jenis tembaga. Dimana aluminium memiliki tahanan

Page 13: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

jenis 0.0283 x 10-6 Ωm dan tembaga 0.0177 x x 10-6 Ωm. Tetapi karena nilainya

yang sangat kecil maka pengaruh dari tahanan jenis diabaikan.

b. Kedalaman elektroda dan luas penampang elektroda

Semakin dalam elektroda tertanam dan semakin besar luas penampang elektroda

yang bersentuhan dengan tanah sehingga nilai tahanan pembumian akan semakin

kecil karena semakin besar permukaan yang bersentuhan dengan tanah.

c. Bentuk elektroda

Beberapa bentuk elektoda pembumian adalah sebagai berikut:

1. Elektroda pita

Elektroda pita dibuat dari penghantar berbentuk pita atau penampang bulat, atau

penghantar pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal. Ukuran minimum

elektroda pita adalah 2mm2 dan tebalnya 2 mm atau penghantar pilin 35 mm2.

Berbagai bentuk elektroda pita dapat dilihat pada Gambar 6.5 .

Page 14: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 6.5 Bentuk Elektroda Pita (a) Cabang enam, (b) Cincin, (c) Disk

Tahanan pembumian masing-masing bentuk adalah sebagai berikut:

Page 15: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Dimana :

Rp = Tahanan pembumian Elektroda (Ω)

ℓ = Panjang pita (m)

D = Diameter cincin

d = Diameter cincin elektroda

2. Elektroda pelat

Elektroda pelat terbuat dari besi dengan ukuran minimum tebal 3 mm, luas 0.5

m2-1m2 atau pelat tembaga dengan tebal 2 mm, luas 0.5 m2-1 m2 yang ditanam

secara vertical dengan sisi atas ± 1 m di bawah permukaan tanah seperti

ditunjukkan pada Gambar 6.6

Gambar 6.6 Elektroda pelat

Tahanan pembumian Elektroda pelat adalah:

Persamaan 6.6

3. Elektroda batang

Elektroda ini dapat dibuat dari pipa besi, baja profil,batang tembaga, atau batang

logam lainnya. Elektroda dipancangkan ke tanah sedalam ℓ meter seperti Gambar

6.7

Page 16: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 6.7 Elektroda Batang

Tahanan elektroda pembumian elektroda batang adalah:

Persamaan 6.7

Dimana a adalah jari-jari elektroda batang. Bentuk elektroda yang umum dipakai

pada sistem pembumian instalasi rumah tangga adalah bentuk elektroda batang.

6.6 Persyaratan Pembumian

Menurut PUIL 2000 ada bebarapa persyaratan dalam instalasi sistem

pembumian. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

a. Warna Penghantar Pembumian

Penghantar proteksi diberi warna loreng hijau kuning sebagai pengenal,

termasuk penghantar proteksi yang merupakan salah satu inti dari kabel dan kabel

tanah. Pengecualiannya adalah terhadap penghantar geser jika penghantarnya

dapat

dikenal dengan jelas, misalnya melalui bentuknya dan tulisan yang ada padanya.

b. Luas Penghantar pembumian

Luas penampang penghantar proteksi tidak boleh kurang dari nilai yang

Page 17: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

tercantum dalam Tabel 6.3 di bawah.

Tabel 6.3 Ukuran Penampang Penghantar Pembumian

Sumber: PUIL 2000, hal 80

Tabel ini hanya berlaku jika penghantar proteksi dibuat dari bahan yang

sama

dengan penghantar phasa. Jika bahannya tidak sama, maka luas penampang

penghantar proteksi ditentukan dengan cara memilih luas penampang yang

mempunyai konduktansi yang ekivalen dengan hasil dari Tabel.

Luas penampang setiap penghantar proteksi yang tidak merupakan bagian

dari kabel suplai atau selungkup kabel, dalam setiap hal tidak boleh kurang dari

2,5

mm2 jika terdapat proteksi mekanis dan 4 mm2 jika tidak terdapat proteksi

mekanis.

c. Ukuran Elektroda

Ukuran mimimum elektroda dapat dipilih menurut Tabel 6.4.

Page 18: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Tabel 6.4 Ukuran Elektroda Pembumian

d. Nilai Tanahan Pembumian

Untuk sistem pembumian rumah tangga kondisi berikut harus terpenuhi.

Persamaan 6.8

Dimana :

Ra = Besar tahanan pembumian

Ia = Arus listrik yang menyebabkan operasi otomatis dari gawai proteksi yang

tergantung dari jenis dan karakteristik gawai proteksi yang digunakan. Dalam

hal ini gawai dengan karakteristik waktu terbalik (invers) yaitu pengaman lebur

Page 19: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

(PL atau sekering) atau pemutus sirkit (misalnya MCB) dan Ia haruslah arus yang

menyebabkan bekerjanya gawai proteksi dalam waktu 5 detik.

e. Persyaratan lain

• Penghantar aluminium tanpa perlindungan mekanis tidak diperkenankan

dipakai sebagai penghantar bumi

• Penghantar bumi harus dilindungi jika menembus langit-langit atau dinding, atau

berada di tempat dengan bahaya kerusakan mekanis.

• Pada penghantar bumi harus dipasang sambungan yang dapat dilepas untuk

keperluan pengujian resistans pembumian, pada tempat yang mudah dicapai, dan

sedapat mungkin memanfaatkan sambungan yang karena susunan instalasinya

memang harus ada.

• Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara mekanis

dan menjamin hubungan listrik dengan baik, misalnya dengan menggunakan las,

Universitas Sumatera Utara klem, atau baut kunci yang tidak mudah lepas. Klem

pada elektroda pipa harus menggunakan baut dengan diameter minimal 10 mm.

6.7 Metode Pengukuran Tahanan Pembumian

Nilai tahanan pembumian merupakan suatu syarat aman tidaknya suatu

sistem pembuamian yang dibuat. Untuk mengetahui nilai Tahanan Pembumian ini

maka dapat dilakukan beberapa metode untuk mengukurnya, metode-metode

tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Metode Von Werner

Metode ini disebut juga dengan metode empat batang karena menggunakan

empat elektroda dalam pengukurannya. Skema pengukuran dengan metode ini

terlihat pada Gambar 6.8 .

Page 20: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 2.8 Metode Pengukuran Von Werner

Cara pengukuran dilakukan dengan terlebih dahulu mengatur jarak antar

elektroda. Seperti terlihat pada gambar, jarak antar elektroda adalah sejauh a

meter, sehingga jarak antara terminal secara berurut adalah sama. Setelah dibuat

rangkaian seperti gambar maka proses pengukuran dapat dikerjakan. Peralatan

ukur akan mengalirkan arus melalui terminal 1 dan 4 lalu susut tegangan pada

terminal 2 dan 3 akan diukur. Jika beda tegangan antara elektroda 2 dan 3 adalah

∆V, dan arus yang dialirkan melalui elektroda 1 dan 4 adalah I, maka

perbandingan ini adalah Nilai tahanan pentanahan R .

sesuai dengan Persamaan 6.9

Perssamaan 6.9

b. Pengukuran dengan Volt meter dan Amperemeter

Cara pengukuran adalah seperti terlihat pada Gambar 6.9. Penghantar

pembumian dihubungkan dengan penghantar phasa instalasi melalui gawai

proteksi

arus lebih, sakelar, tahanan yang dapat diatur dari 20 Ω sampai 1000Ω, dan

Amperemeter. Antar titik sirkit setelah amperemeter dengan elektroda bumi bantu

dipasang voltmeter. Jarak elektroda bantu disesuaikan dengan jenis elektroda yang

digunakan. Jika elektroda batang atau pipa maka elektroda bantu harus berjarak

sekurang-kurangnya 20 meter dari elektroda yang akan diukur.

Pada saat sakelar dimasukkan, tahanan tersebut harus dalam keadaan

Page 21: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

maksimum. Setelah sakelar dimasukkan, tahanan diatur sedemikian rupa hingga

amperemeter dan voltmeter menunjukkan simpangan secukupnya sesuai dengan

apa

Universitas Sumatera Utara yang diharapkan oleh operator. Hasil bagi dari

tegangan dan arus yang ditunjukkan oleh alat ukur tersebut adalah tahanan

pembumian yang diukur. Persamaan matematiknya seperti pada Persamaan 6.9.

Gambar 6.9 Metode pengukuran dengan voltmeter dan amperemeter

c. Pengukuran dengan menggunakan Earthtester.

Pengukuran dengan Earthtester ini menggunakan dua buah elektroda

bantu, dan pengukurannya lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan dua

metode yang telah disebutkan terdahulu. Pengukuran dilakukan dengan terlebih

dahulu menentukan

Fuse Tahanan Variabel Universitas Sumatera Utara jarak antara elektroda

pembumian dengan elektroda bantu, jarak yang umum digunakan berkisar 5-10

meter. Pegukuran dengan metode ini dapat dilihat pada Gambar 6.10.

Page 22: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Gambar 6.10 Pengukuran dengan Earthtester

Setelah elektroda bantu ditancapkan di tanah pada kedalaman sekitar 30

cm maka elektroda dihubungkan dengan alat ukur dengan menggunakan kabel

yang sudah ditentukan. Ada tiga warna kabel yaitu hijau, kuning dan merah.

Kabel warna hijau salah satu ujungnya dihubungkan dengan terminal earth pada

alat ukur dengan simbol E dan ujung satu lagi dihubungkan dengan elektroda

pembumian.Kabel warna kuning dihubungkan dengan terminal P (potential) pada

alat ukur dan ujung yang lain dihubungkan dengan elektroda bantu yang paling

dekat ke elektroda utama. Kabel warna merah dihubungkan ke termina dengan

simbol C (Current) pada alat ukur dan ujung yang lain dihubungkan dengan

elektroda bantu yang paling jauh dari Elektroda Bantu Elektroda . Instrumen ukur

adalah earthtester dan dapat digantikan dengan peralatan lain yang dapat

melakukan fungsi yang sama dengan earthtester. Gambar alat-alat yang digunakan

dengan metode ini dapat dilihat pada lampiran A.

Page 23: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

Setelah semuanya terangkai dengan benar maka pengukuruan dapat

dilakukan tetapi perlu diperhatikan dahulu apakah baterai masih baik atau tidak

dan besar tegangan rangkaian dengan memilih selector yang tersedia di peralatan.

Apabila semua dalam kondisi baik maka pengukuran tahanan pembumian dapat

dilakukan dengan menekan tombol sw pada peralatan setelah terlebih dahulu

memindah selector ke sebalah symbol Ω, la lu memutar piringan penunjuk besar

hambatan sampai jarum penunjuk telah menunjuk angka nol. dan nilai yang

ditunjukkan oleh piringan yang diputar tersebut adalah nilai tahanan pembumian

yang terukur.

Pengukuran dengan earthtester menggunakan prinsip jembatan wheathstone.

Seperti pada Gambar 6.11 berikut.

Gambar 6.11 Jembatan Wheathstone

Pada saat sakelar ditekan maka arus akan mengalir melalui galvanometer,

sehingga arum penunjuk galvanometer akan menunjukkan nilai tertentu. Jika nilai

yang ditunjuk adalah nol berarti arus yang mengalir melalui galvanometer adalah

nol.

Prinsip jembatan wheathstone adalah membuat arus yang mengalir melalui

galvanometer bernilai nol dengan mengubah nilai tahanan variabel Rx, hal ini

dilakukan dengan memutar piringan logam tahanan variabel pada earthtester

sampai galvanometer menunjukkan nilai nol. Ketika nilai yang ditunjukkan pada

galvanometer adalah nol maka nilai yang ditunjukkan pada piringan tahanan

Page 24: Bab 6 Instalasi Rumah Tinggal

varibel tersebut adalah nilai tahanan pentanahan yang sedang diukur.

Persamaannya terlihat

pada Persamaan 6.10 berikut.

Persamaan 6.10

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19064/4/Chapter%20II.pdf

Sumber