Bab 4 Revisi Sempro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

r

Citation preview

  • 39

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1 Kerangka Penelitian

    Penyusunan metode penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran langkah-langkah

    kegiatan yang akan dilakukan selama proses penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan

    hasil penelitian yang baik, sistematik dan sesuai dengan prosedur penelitian yang benar.

    Kerangka digunakan sebagai arahan selama proses penelitian dan memperkecil kesalahan

    yang terjadi sehingga didapat hasil penelitian yang baik dan sistematik. Penelitian ini

    didasarkan pada kerangka penelitian yang terdiri dari GAP antara kondisi ideal dan kondisi

    realita sehingga dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji, ditentukan tujuan penelitian,

    dilakukan pengumpulan data sekunder dan data primer, kemudian dilakukanan analisis data

    dan pembahasan sehingga dapat dirumuskan kesimpulan serta saran dari penelitian ini.

    Metoda perencanaan tugas akhir dapat dilihat pada Gambar 4.1.

    KONDISI REALITA

    Kecamatan Wonokromo

    merupakan kecamatan

    penyumbang timbulan sampah

    terbesar keempat di Kota

    Surabaya.

    Terjadinya penumpukan sampah di

    TPS.

    Belum terdatanya persentase

    reduksi eksisting yang dilakukan

    oleh pengelola sampah fasilitas.

    Persentase pelayanan

    pengumpulan hanya sebesar 40%.

    KONDISI IDEAL

    Pengelolaan sampah dapat

    dilakukan dengan mengurangi

    jumlah timbulan di sumber

    (individual) ataupun komunal.

    Perlu diketahui timbulan,

    komposisi, densitas dan reduksi di

    sumber sampah sejenis sampah

    rumah tangga serta analisis sistem

    pengumpulan untuk

    mengoptimalkan potensi reduksi

    dan memperbaiki sistem

    pengumpulan sampah.

    Menurut Peraturan Menteri

    Pekerjaan Umum, SPM

    penanganan sampah adalah

    sebesar 70%.

    IDE PENELITIAN

    Analisis Sistem Pengumpulan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga di Kecamatan

    Wonokromo, Surabaya Selatan

    IDENTIFIKASI MASALAH

  • 40

    RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana kondisi eksisting sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga di

    Kecamatan Wonokromo dilihat dari aspek teknis?

    2. Bagaimana timbulan, komposisi, densitas dan potensi reduksi dari sampah sejenis sampah

    rumah tangga di Kecamatan Wonokromo?

    3. Bagaimana sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga di Kecamatan

    Wonokromo dari aspek teknis dan finansial dengan mengoptimalkan potensi reduksi yang ada?

    TUJUAN

    1. Menganalisis kondisi eksisting sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga di

    Kecamatan Wonokromo dilihat dari aspek teknis.

    2. Menganalisis timbulan, komposisi, densitas dan potensi reduksi dari sampah sejenis sampah

    rumah tangga di Kecamatan Wonokromo.

    3. Menganalisis sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga di Kecamatan

    Wonokromo dari aspek teknis dan finansial dengan mengoptimalkan potensi reduksi yang ada.

    PENGUMPULAN DATA

    Pengumpulan Data Primer

    1. Kapasitas, jenis dan jumlah alat pengumpul 2. Area pelayanan dan frekuensi pengumpulan sampah 3. Kecepatan rata-rata, jarak, waktu dan pola

    pengumpulan sampah 4. Jumlah timbulan sampah sejenis sampah rumah

    tangga 5. Komposisi dan densitas sampah sejenis sampah

    rumah tangga 6. Potensi reduksi sampah di Kecamatan Wonokromo

    7. Biaya satuan pengumpulan sampah

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Pengumpulan Data Sekunder

    1. Data kependudukan Kecamatan

    Wonokromo

    2. Jumlah dan jenis fasilitas

    3. Jumlah dan lokasi TPS

    4. Jumlah dan jenis fasilitas

    reduksi sampah

    5. Jumlah dan jenis alat

    pengumpul sampah

    6. Area pelayanan TPS

    STUDI LITERATUR

    Sebagai penunjang konsep, teori, dan pelaksanaan penelitian

  • 41

    Gambar 4.1 Kerangka Alur Penelitian

    4.2 Penentuan Wilayah Penelitian

    Penentuan wilayah didasarkan pada pengamatan langsung dan informasi mengenai kondisi

    daerah tersebut. Wilayah penelitian adalah Kecamatan Wonokromo yang memiliki kepadatan

    penduduk 232,74 jiwa/ha dan merupakan kecamatan penyumbang timbulan sampah terbesar

    keempat di Kota Surabaya. Kecamatan Wonokromo terdiri dari 6 kelurahan diantaranya

    Kelurahan Sawunggaling, Wonokromo, Jagir, Ngagelrejo, Ngagel dan Darmo.

    Beberapa pertimbangan dalam pemilihan wilayah studi, yaitu adanya 9 TPS di Kecamatan

    Wonokromo dan adanya fasilitas-fasilitas yang menjadi sumber sampah sejenis sampah

    rumah tangga yang jumlahnya relatif banyak dan beragam. Jumlah fasilitas mempengaruhi

    jumlah timbulan sampah Kecamatan Wonokromo. Komposisi sampah fasilitas berbeda

    dengan komposisi area pemukiman. Hal ini dapat mempengaruhi besarnya potensi reduksi

    sampah di Kecamatan Wonokromo. Setelah dilakukan survei di lapangan dan data sekunder

    yang diperoleh, maka beberapa fasilitas yang terdapat di Kecamatan Wonokromo dan sesuai

    dengan UU No. 18 Tahun 2008 terkait sumber sampah sejenis sampah rumah tangga adalah:

    a. Kawasan komersil : pasar, pertokoan, hotel, minimarket, supermarket,

    restoran

    b. Kawasan industri : industri besar dan sedang

    c. Fasilitas sosial : rumah ibadah, panti asuhan, panti sosial

    d. Fasilitas umum : terminal angkutan umum, stasiun kereta api, taman,

    jalan

    e. Fasilitas lain : rumah sakit, klinik, puskesmas, kawasan pendidikan,

    kawasan pariwisata, pusat kegiatan olahraga

    ANALISIS DATA

    1. Aspek Teknis

    a. Analisis sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga.

    b. Analisis potensi reduksi sampah sejenis sampah rumah tangga.

    2. Aspek Finansial

    a. Perhitungan biaya satuan pengumpulan sampah.

    b. Perhitungan manfaat ekonomi dari reduksi sampah.

    KESIMPULAN DAN SARAN

  • 42

    Dari data jumlah fasilitas di Kecamatan Wonokromo, untuk menentukan jenis fasilitas yang

    akan diteliti berdasarkan fasilitas yang dilayani oleh pengumpulan sampah di 9 TPS

    Kecamatan Wonokromo. Penentuan jumlah sampel sampah yang akan diambil menggunakan

    Persamaan 2.9 pada subbab 2.9. Setelah jumlah sampel ditentukan, dilakukan klasifikasi

    terhadap tiap sampel fasilitas agar merepresentasikan sampah sejenis sampah rumah tangga

    di Kecamatan Wonokromo. Penentuan lokasi sampling didasarkan pada pemetaan area

    pelayanan sampah di masing-masing TPS ataupun random sampling. Random sampling

    dilakukan dengan pemilihan secara acak. Pengambilan data sampling meliputi timbulan,

    komposisi dan densitas sampah sejenis sampah rumah tangga. Jumlah sampel sampah

    sejenis sampah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perhitungan selengkapnya dapat

    dilihat pada Lampiran A.

    Tabel 4.1 Jumlah Sampel Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga

    Fasilitas Jenis Jumlah Jumlah Sampel

    Kawasan Komersial

    Pasar 6 2

    Pertokoan 3 2

    Hotel 10 3

    Minimarket 31 6

    Supermarket 3 2

    Restoran 15 4

    Fasilitas Lain Sekolah 187 14

    4.3 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian merupakan tahapan dalam analisis perencanaan. Tahapan penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    4.3.1 Latar Belakang Permasalahan

    Penelitian ini didasarkan atas kondisi Kecamatan Wonokromo merupakan kecamatan

    penyumbang timbulan sampah terbesar keempat di Kota Surabaya, terjadinya penumpukan

    sampah di TPS, belum terdatanya persentase reduksi eksisting yang dilakukan oleh pengelola

    sampah fasilitas, belum diketahuinya potensi reduksi sampah sejenis sampah rumah tangga

    dan persentase pelayanan pengumpulan hanya sebesar 40%. Penelitian lebih lanjut

    diperlukan untuk mengetahui timbulan, komposisi, densitas dan potensi reduksi di sumber

    sampah sejenis sampah rumah tangga serta sistem pengumpulan sampahnya. Sistem

    pengumpulan sampah yang efisien dapat dibuat dengan diketahuinya potensi reduksi dan

    sistem pengumpulan sampah sehingga dapat meningkatkan pelayanan sampah.

  • 43

    4.3.2 Kajian Pustaka

    Kajian pustaka diperlukan untuk mencari landasan teori sebagai pedoman dalam

    melaksanakan penelitian ataupun mengadakan evaluasi. Kajian pustaka digunakan sebagai

    dasar dalam mencari data (data yang diambil merupakan data-data yang diperlukan saja baik

    data primer maupun data sekunder) yang diharapkan dapat dievaluasi untuk selanjutnya

    ditemukan suatu pola yang tepat sebagai perbaikan atas pola yang sudah dijalankan.

    Studi/kajian pustaka meliputi pengumpulan sumber informasi dari buku teks, laporan penelitian

    dan sebagainya. Tinjauan terhadap pustaka selama proses penelitian terus dilakukan untuk

    membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang ada dan sebagai dasar dalam

    membuat perbaikan. Pustaka yang dikaji adalah mengenai sistem pengumpulan sampah,

    reduksi sampah dan peran sektor informal dalam pengumpulan sampah.

    4.3.3 Teknik Pengumpulan Data

    Penelitian ini memerlukan metode yang tepat dan akurat untuk memperoleh data yang

    representatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu data sekunder dan data primer.

    Beberapa pengumpulan data sekunder dapat dilakukan sebelum maupun pada saat penelitian

    berlangsung. Pengumpulan data primer dilakukan pada saat penelitian berlangsung. Tahapan

    penelitian untuk menunjang terlaksananya penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

    4.3.3.1 Pengumpulan Data Primer

    Data primer didapatkan dengan melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan.

    Pengamatan dilakukan melalui wawancara, pengukuran timbulan, komposisi, densitas dan

    reduksi sampah serta routing alat pengumpul sampah. Pengukuran yang dilakukan dalam

    penelitian ini adalah:

    a. Kapasitas, jenis dan jumlah alat pengumpul

    Data kapasitas, jenis dan jumlah alat pengumpul sampah didapatkan melalui wawancara

    ke petugas pengumpul sampah dan pengamatan secara langsung. Contoh form

    wawancara dapat dilihat pada Lampiran B. Selain itu dilakukan survei langsung untuk

    mengetahui kapasitas alat pengumpul dengan melakukan pengukuran menggunakan

    meteran sehinga didapatkan volume masing-masing alat pengumpul.

    b. Area pelayanan dan frekuensi pengumpulan sampah

    Jumlah TPS yang ada di Kecamatan Wonokromo ada 9 TPS. Data area pelayanan dan

    frekuensi pengumpulan sampah dilakukan pada masing-masing TPS. Pengumpulan data

    dilakukan dengan wawancara dan pengisian form secara langsung kepada petugas

    pengumpul sampah. Contoh form wawancara dapat dilihat pada Lampiran B. Selain itu

  • 44

    melakukan survei secara langsung dengan mengikuti petugas pengumpul sampah dalam

    pengambilan ke sumber sampah.

    c. Kecepatan rata-rata, jarak, waktu dan pola pengumpulan sampah

    Data kecepatan rata-rata, jarak, waktu dan pola pengumpulan sampah didapatkan dengan

    melakukan routing alat pengumpul sampah. Data tersebut didapatkan dengan melakukan

    pengamatan secara langsung di lapangan saat routing alat pengumpul sampah. Kecepatan

    rata-rata dan jarak diambil dengan menggunakan software yaitu my track. Kecepatan rata-

    rata dan jarak dihitung dari pool hingga lokasi pertama yang terambil serta dari lokasi

    terakhir hingga TPS. Untuk jarak dihitung antara satu wadah sampah dengan yang lainnya.

    Kegiatan routing pengumpulan sampah dilakukan selama 3 hari untuk setiap jenis alat

    pengumpulan sampah, dimana 2 hari adalah hari kerja dan 1 hari lainnya adalah hari libur.

    Tiga hari dianggap cukup menggambarkan kebiasaan petugas pengumpul sampah. Setiap

    alat pengumpul mengikuti 2 orang pekerja pengumpul sampah. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui perbedaan kebiasaan oleh 2 orang yang berbeda dengan alat pengumpul yang

    sama. Pemilihan 2 orang pekerja tersebut berdasarkan banyaknya fasilitas yang dilayani

    pengumpulan sampahnya oleh mereka. Oleh karena itu dengan jumlah alat pengumpul

    sebanyak 3 alat maka data yang didapatkan sebanyak 18 data dari 18 hari pengamatan.

    Pemilihan TPS yang menjadi sampling routing alat pengumpul sampah adalah yang

    memiliki area pelayanan fasilitas yang paling banyak dan jumlah alat pengumpul yang

    paling banyak. Data yang diperlukan adalah :

    Waktu pengambilan per rit (jam/rit) (PSCS)

    Jumlah lokasi pengambilan per rit (lokasi/rit) (np)

    Jumlah pengumpul (pengumpul) (n)

    Waktu antar lokasi (jam/lokasi) (dbc)

    Jumlah wadah tiap lokasi (Cn)

    Waktu bongkar muat di TPS (jam/rit) (s)

    d. Jumlah timbulan sampah sejenis sampah rumah tangga

    Metoda pengambilan sampel timbulan dilakukan di masing-masing sumber dan dilakukan

    penimbangan setiap harinya selama 8 hari. Proses pengambilan dilakukan dengan

    memberikan kantong plastik di masing-masing sumber ataupun langsung mengambil

    sampah dari sumber yang telah diwadahi. Pagi hari pukul 07.00 disiapkan kantong plastik

    dengan volume 200 liter. Setiap fasilitas diberi kantong plastik sesuai dengan timbulan

    sampahnya dengan fungsi yang berbeda. Tiap kantong plastik diberi tempelan kertas

    sebagai tanda sampah kering dan sampah basah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

    pemilahan nantinya. Selain itu, kantong plastik ini juga diberi tempelan kertas yang berisi

    nama sumber sampah sejenis sampah rumah tangga.

  • 45

    Kantong plastik diberikan setiap 2 hari sekali sebelum dilakukan pengumpulan dan diberi

    kantong cadangan untuk masing-masing lokasi. Semua kantong plastik tersebut disebar ke

    fasilitas pada wilayah studi. Keesokan harinya pada pukul 07.00, kantong plastik yang telah

    berisi sampah sejenis sampah rumah tangga selama 24 jam mulai diambil dan

    dikumpulkan. Kemudian dilakukan penimbangan untuk menghitung berat total sampah

    yang dihasilkan setiap harinya sehingga didapatkan jumlah timbulan sampah yang

    dinyatakan dalam kg/hari. Pemberian kantong plastik nantinya disesuaikan dengan

    timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya.

    Jika pengelola sampah fasilitas tidak mau diberi kantong plastik, maka pengukuran

    timbulan langsung dilakukan pada sampah yang telah diwadahi oleh pengelola sampah

    fasilitas. Pengukuran timbulan dilakukan pada saat petugas pengumpul mengumpulkan

    sampah dari sumber sampah fasilitas.

    Peralatan yang dibutuhkan adalah timbangan dengan skala 40 kg dan form pengukuran.

    Form dapat dilihat pada Lampiran C. Perlakuan dilakukan pada setiap sampel dan jenis

    fasilitas yang dihitung timbulan sampahnya.

    e. Komposisi dan densitas sampah sejenis sampah rumah tangga

    Perhitungan komposisi sampah dilakukan untuk mengetahui karakteristik sampah.

    Perhitungan komposisi sampah dilakukan selama 3 hari terhadap setiap sumber sejenis.

    Metoda yang digunakan sesuai dengan SNI 19-3964-1994. Sampah dibawa ke lokasi

    pemilahan terdekat atau TPS untuk dipisahkan menurut jenisnya. Komposisi dilakukan

    dengan cara mencampur sampah yang berasal dari beberapa sumber sejenis kemudian

    diambil 100 kg untuk pemilahan. Nantinya sampah yang terpilah berasal dari beberapa

    sumber sampah yang sejenis. Jika pengelola telah melakukan pemilahan sampah basah

    dan sampah kering maka memudahkan pada proses pemilahan. Jika pihak pengelola

    belum melakukan pemilahan maka dilakukan pemilahan sendiri.

    Kantong plastik dibutuhkan untuk menyimpan hasil sampah terpilah sebelum ditimbang.

    Komposisi dilakukan pada sampah hasil reduksi yang dimanfaatkan kembali. Peralatan

    yang dibutuhkan adalah timbangan dengan skala 40 kg dan form. Form dibutuhkan untuk

    memudahkan dalam analisis data dan dibawa setiap komposisi sampah. Contoh form dapat

    dilihat pada Lampiran C. Berikut beberapa komposisi sampah menurut jenisnya : Plastik

    (HDPE plastik, botol, alumunium, LDPE, PET, steroform, PP bag, plastik yang lain), dapat

    dikomposkan (sisa makanan dan sampah kebun), kertas (koran, HVS/duplek, tetra pack,

    kertas yang lain), karton, logam (besi, kaleng, tembaga), kaca, kain, karet, kayu, diapers,

    B3 dan lainnya.

    Selanjutnya dilakukan perhitungan densitas tiap komposisi sampah menggunakan kotak 40

    L, tahapannya sebagai berikut:

  • 46

    1. Sampah dipilah sesuai jenisnya

    2. Ditimbang dan dicatat berat sampah untuk setiap jenis sampah.

    3. Setiap jenis sampah dimasukkan ke dalam kotak dengan ukuran 40 L dan ukur

    ketinggian sampah (H1) dengan menggunakan meteran.

    4. Dihentakkan 3 kali dengan mengangkat kotak tersebut setinggi 20 cm lalu dihentakkan

    ke tanah.

    5. Diukur perubahan tinggi sampah (H2). Tinggi sampah setelah dihentakkan yang ada

    pada kotak densitas (H) = H1 - H2.

    6. Dihitung volume sampah setelah dihentakkan dengan menggunakan rumus: Volume =

    20 x 20 x H (cm3)

    7. Diukur densitas setiap jenis sampah dengan cara berat dibagi volume yang didapatkan.

    f. Jumlah densitas total sampah sejenis rumah tangga

    Pengukuran densitas sampah dilakukan setelah menghitung jumlah timbulan sampah.

    Sampah yang dihasilkan sumber fasilitas sejenis diambil sebanyak 100 kg untuk dihitung

    densitas sampah total. Metode pengukuran volume dan densitas sampah total , yaitu :

    1. Sampah dimasukkan ke dalam kotak dengan ukuran 500 L dan ukur ketinggian sampah

    (H1) dengan menggunakan meteran.

    2. Dihentakkan 3 kali dengan mengangkat kotak tersebut setinggi 20 cm lalu dihentakkan

    ke tanah.

    3. Diukur perubahan tinggi sampah (H2). Tinggi sampah setelah dihentakkan yang ada

    pada kotak densitas (H) = H1 - H2.

    4. Dihitung volume sampah setelah dihentakkan dengan menggunakan rumus: Volume =

    100 x 100 x H (cm3).

    5. Diukur densitas sampah dengan cara berat dibagi volume yang didapatkan.

    g. Potensi reduksi dan biaya daur ulang sampah sejenis sampah rumah tangga

    Potensi reduksi sampah diketahui setelah melakukan pengukuran komposisi sampah.

    Pendataan dilakukan terhadap sampah yang disetorkan oleh pemulung atau pengelola

    sampah fasilitas ke sektor informal (pengepul) diperlukan untuk mengetahui reduksi

    sampah eksisting dan jenis-jenis sampah yang diterima oleh pengepul.

    Metode pengumpulan data di pengepul dengan pemberian kuisioner dan survei langsung.

    Kuisioner pada pengepul diberikan kepada pihak pengelola tempat pengepulan. Isi di dalam

    kuisioner disertakan pertanyaan mengenai frekuensi penyetoran pemulung ke pengepul,

    harga setiap jenis sampah per kg, jenis dan berat sampah yang dikumpulkan. Pengisian

    kuisioner dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian langsung. Contoh kuisioner

    dapat dilihat pada Lampiran D. Survei dilakukan pada database yang menjadi inventaris

    pengepul dan mencatat data penimbangan jumlah sampah yang disetorkan pemulung ke

  • 47

    pengepul. Selain itu dilakukan pencatatan data hasil penimbangan jumlah sampah yang

    direduksi oleh petugas pengumpul sampah di TPS.

    h. Biaya Satuan Pengumpulan Sampah

    Data yang diperlukan adalah biaya investasi alat pengumpul, umur teknis alat pengumpul,

    biaya operasi, biaya pemeliharaan dan biaya depresiasi. Biaya operasi meliputi upah

    petugas pengumpul sampah. Biaya pemeliharaan meliputi perbaikan alat pengumpul

    sampah dan alat penunjang kegiatan pengumpulan seperti sapu, keranjang dan lain-lain.

    Data-data tersebut didapatkan dengan melakukan wawancara dan pengisian form secara

    langsung kepada petugas pengumpul sampah, penjaga TPS maupun pihak RT/RW. Form

    wawancara dapat dilihat pada Lampiran E. Biaya satuan pengumpulan sampah dihitung

    per tahun dalam satuan Rp/kg sampah.

    i. Pola atau alur daur ulang sampah oleh sektor informal

    Data ini didapatkan dengan melakukan pengamatan wawancara ke sektor informal dan

    pengisian form secara langsung. Form wawancara berisi tentang identitas pemulung,

    identitas pengepul, waktu usaha pengumpulan barang didirikan, sampah yang dapat

    diambil pengepul, jumlah sampah dan komposisinya yang masuk ke pengepul, sumber

    sampah, tempat tujuan tiap jenis komposisi sampah dijual kembali, periode penjualan

    sampah dan jumlah dan upah pegawai di tempat pengepulan. Form wawancara dapat

    dilihat pada Lampiran F.

    4.3.3.2 Pengumpulan Data Sekunder

    Data sekunder ini digunakan untuk mendukung data primer yang telah ada. Data sekunder

    diperoleh dari instansi pemerintah maupun badan/organisasi lain yaitu: Dinas Kebersihan dan

    Pertamanan Kota Surabaya, Kantor Kecamatan Wonokromo dan Kantor Kelurahan

    Wonokromo. Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain data

    kependudukan Kecamatan Wonokromo, jumlah dan jenis fasilitas, jumlah dan lokasi TPS,

    jumlah dan jenis fasilitas reduksi sampah, jumlah dan jenis alat pengumpul sampah dan area

    pelayanan TPS.

    4.3.4 Analisis Data dan Pembahasan

    Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data dan pembahasan untuk

    mengetahui reduksi dari sektor informal dan sistem pengumpulan sampah sejenis sampah

    rumah tangga yang ada di kecamatan Wonokromo.

  • 48

    1. Analisis timbulan sampah sejenis sampah rumah tangga

    Analisis dan perhitungan timbulan sampah mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang

    Metode Pengambilan dan Pengukuran Sampel Timbulan dan Komposisi Sampah

    Perkotaan yang dapat dilihat pada subbab 2.2 Persamaan 2.2 dan 2.3.

    2. Analisis komposisi sampah sejenis sampah rumah tangga

    Berdasarkan data hasil pengukuran jumlah dan jenis sampah yang telah diperoleh

    selanjutnya dilakukan analisis komposisi mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode

    Pengambilan dan Pengukuran Sampel Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan yang

    dapat dilihat pada subbab 2.3 Persamaan 2.4.

    3. Analisis densitas sampah sejenis sampah rumah tangga

    Pengukuran densitas mengacu pada SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan

    Pengukuran Sampel Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan yang dapat dilihat pada

    subbab 2.2 Persamaan 2.1.

    4. Analisis reduksi sampah eksisting dan potensi reduksi sampah sejenis sampah rumah

    tangga

    Reduksi sampah eksisting yang dihitung merupakan sampah yang telah direduksi oleh

    pihak pengelola sampah fasilitas dan pihak sektor informal di Kecamatan Wonokromo. Data

    reduksi sampah dapat digunakan untuk menghitung % recovery tiap komposisi sampah

    yang direduksi. Perhitungan % recovery dapat dilihat pada subbab 2.6 Persamaan 2.5.

    Potensi reduksi sampah dapat diketahui dari sampah yang belum direduksi oleh pihak

    pengelola sampah fasilitas dan pihak sektor informal. Sampah tersebut dipilih kembali

    sesuai sampah yang diterima oleh pengepul.

    Potensi reduksi sampah sejenis sampah rumah tangga secara keseluruhan dapat diketahui

    dengan menghitung persentase komposisi sampah yang dapat direduksi. Persentase

    potensi reduksi ini nantinya diproyeksikan untuk mengetahui pada tahun berapa dapat

    mencapai target persentase reduksi sebesar 20% yang ditargetkan oleh Kementrian

    Pekerjaan Umum.

    5. Analisis sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga

    Analisis ini dilakukan pada masing-masing jenis alat pengumpul sampah yang ada di

    Kecamatan Wonokromo. Analisis sistem pengumpulan sampah sejenis sampah rumah

    tangga di Kecamatan Wonokromo ini menggunakan metode manually loaded vehicles

    sebagai berikut:

    a. Waktu pengambilan per rit (jam/rit) (PSCS)

    Perhitungan waktu pengambilan per trip dapat dilihat pada sub subbab 2.8.1 persamaan

    2.6.

  • 49

    b. Waktu pengambilan tiap lokasi (tp)

    Perhitungan waktu pengambilan tiap lokasi dapat dilihat pada sub subbab 2.8.1

    persamaan 2.7.

    c. Waktu total yang dibutuhkan tiap rit (TSCS)

    Perhitungan waktu total yang dibutuhkan tiap rit dapat dilihat pada sub subbab 2.8.1

    persamaan 2.8.

    Hasil akhir dari analisis pengumpulan sampah ini akan didapatkan jenis alat angkut yang

    efektif yang sesuai dengan kondisi yang ada di Kecamatan Wonokromo sehingga akan

    menekan biaya satuan pengumpulan sampah.

    6. Analisis aspek finansial

    Analisis aspek finansial yang dilakukan meliputi:

    a. Analisis biaya satuan pengumpulan sampah

    Perhitungan biaya satuan pengumpulan sampah dapat dilihat pada subbab 2.11 pada

    Persamaan 2.10. Perhitungan biaya depresiasi dapat dilihat pada subbab 2.11 pada

    Persamaan 2.11. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui biaya yang harus

    dikeluarkan tiap fasilitas dalam pengumpulan sampah per m3.

    b. Analisis bisnis daur ulang sampah

    Data harga tiap kg sampah yang dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali

    dikalikan dengan kg tiap komposisi sampah yang direduksi.

    7. Analisis pola atau alur daur ulang sampah sejenis sampah rumah tangga oleh sektor

    informal

    Analisis dilakukan dengan pemetaan pola atau alur daur ulang sampah sejenis sampah

    rumah tangga oleh sektor informal di Kecamatan Wonokromo sehingga diketahui secara

    jelas tujuan akhir sampah yang didaur ulang.

    4.3.5 Kesimpulan dan Saran

    Dari analisis dan pembahasan yang dilakukan, maka akan diambil suatu kesimpulan yang

    menyatakan ringkasan dari hasil penelitian yang menjawab tujuan penelitian. Kesimpulan

    diharapkan dapat digunakan sebagai informasi timbulan, komposisi, densitas dan potensi

    reduksi sampah sejenis sampah rumah tangga serta alternatif sistem pengumpulan sampah

    di Kecamatan Wonokromo, Surabaya Selatan.

    Kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam penulisan tugas akhir ini. Saran diberikan

    untuk mengevaluasi serta memberikan perbaikan penelitian dan pelaksanaan penelitian lebih

    lanjut. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi saran berupa alternatif sistem

    pengumpulan sampah sejenis sampah rumah tangga dengan mengoptimalkan potensi reduksi

  • 50

    yang ada. Semua hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi

    penunjang untuk pertimbangan dalam pengelolaan persampahan di Kota Surabaya.