23
BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di wilayah studi, yaitu Sunter 1 (plant 1000) yang terdiri dari 5 sloc (lokasi penyimpanan pada suatu plant). Dead stock yang ada di Sunter 1 adalah bekas inventory kijang pik-up dan kijang kapsul (510 T). Sloc di Sunter 1 antara lain PAD Painting (2100), PAD Engine 2 (2300), Assy Kaizen (5004), Welding Maintenance (5005), dan Utility (5007). 4.1.1 PAD Painting (2100) PAD Painting adalah Plant Administration Divisi Painting, yaitu suatu divisi yang menangani berbagai macam keperluan painting. PAD painting ini memiliki 54 item dead stock yang berasal dari proyek 510 T dengan nilai Rp. 175,311,129,-. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 Data dead stock PAD Painting. Beberapa item dead stock pada PAD Painting dapat dilihat dalam gambar 4.1.

BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

  • Upload
    lamdiep

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

BAB 4

PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN

ANALISIS DATA

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di wilayah studi, yaitu Sunter 1 (plant 1000)

yang terdiri dari 5 sloc (lokasi penyimpanan pada suatu plant). Dead stock yang ada

di Sunter 1 adalah bekas inventory kijang pik-up dan kijang kapsul (510 T). Sloc di

Sunter 1 antara lain PAD Painting (2100), PAD Engine 2 (2300), Assy Kaizen (5004),

Welding Maintenance (5005), dan Utility (5007).

4.1.1 PAD Painting (2100)

PAD Painting adalah Plant Administration Divisi Painting, yaitu suatu divisi

yang menangani berbagai macam keperluan painting. PAD painting ini memiliki 54

item dead stock yang berasal dari proyek 510 T dengan nilai Rp. 175,311,129,-.

Informasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 6 Data dead stock PAD Painting.

Beberapa item dead stock pada PAD Painting dapat dilihat dalam gambar 4.1.

Page 2: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

52

Sumber: hasil survey, 2008

Gambar 4. 1 Beberapa item dead stock PAD Painting

4.1.2 PAD Engine 2 (2300)

PAD Engine 2 adalah Plant Administration Divisi Engine, yaitu suatu divisi

yang menangani berbagai macam keperluan untuk memproduksi engine. PAD Engine

2 ini memiliki 1964 item dead stock yang berasal dari proyek 510 T dan Pick-Up

dengan nilai Rp. 5,514,904,308. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

7 Data dead stock PAD Engine 2. Beberapa item dead stock pada PAD Engine 2

dapat dilihat dalam gambar 4.2.

Sumber: hasil survey, 2008

Gambar 4. 2 Beberapa item dead stock PAD Engine 2

Page 3: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

53

4.1.3 Assy Kaizen (5004)

Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di

Sunter 1. PAD Assy ini memiliki 6 item dead stock yang berasal dari proyek Pick-Up

dengan nilai Rp. 21,054,689,-. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8

Data dead stock assy kaizen.

4.1.4 Welding Maintenance (5005)

Welding Maintenance adalah suatu divisi maintenance untuk membantu divisi

welding. Biasanya bertugas memperbaiki mesin dan peralatan welding yang ada di

Sunter 1. Divisi ini memiliki 8 item dead stock yang berasal dari proyek Pick-Up

dengan nilai Rp. 3,011,316,-. Informasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9

Data dead stock welding maintenance. Beberapa item dead stock pada Welding

Maintenance dapat dilihat dalam gambar 4.3.

Sumber: hasil survey, 2008

Gambar 4. 3 Beberapa item dead stock Welding Maintenance

Page 4: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

54

4.1.5 Utility (5007)

Utility adalah suatu divisi yang bertugas mempersiapkan segala kebutuhan

untuk welding production di Sunter 1. Divisi ini memiliki 27 item dead stock yang

berasal proyek Pick-Up dengan nilai Rp. 2,097,966,-. Informasi selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 10 Data dead stock utility.

Nilai dead stock hingga 31 Maret 2007 di Sunter 1 diperoleh dari hasil akhir

kegiatan inventory taking, yang merupakan akumulasi dead stock sejak tahun 2006.

Sejak saat itu hingga tugas ini dibuat belum dilakukan pengelolaan atas dead stock

tersebut, sehingga dead stock menumpuk di sloc masing-masing area. Summary Nilai

dead stock yang ada di Sunter 1 dapat dilihat pada tabel 4.1

Tabel 4. 1 Summary Jumlah Dead stock per Sloc

Sumber: SAP system PT TMMIN, 2007

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa nilai dead stock di Sunter 1 mencapai Rp.

5.716.379.408,- dengan 2.059 macam item. Data di atas didapat setelah melakukan resume

atas data dead stock yang telah dikumpulkan pada masing-masing sloc. Nilai dead stock pada

Page 5: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

55

tabel tersebut didapatkan dari SAP setelah dilaksanakan inventory taking di lapangan pada 31

Maret 2007.

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Lembar periksa (check sheet)

Check sheet yang digunakan adalah untuk data atribut. Data yang diperoleh

adalah data kualitatif hasil pengamatan dan perhitungan dilapangan. Data yang

diperoleh dapat dimanfaatkan untuk analisis dead stock di lapangan. Dengan

dibuatnya check sheet pada pengolahan data ini akan diketahui berapa jumlah dead

stock sebenarnya di lapangan dan diketahui sloc mana yang memiliki jumlah dead

stock paling besar. Check sheet dibuat berdasarkan material status dari inventory.

Dengan check sheet ini akan diketahui inventory fast moving, slow moving dan dead

stock. Untuk check sheet seluruh sloc dapat dilihat pada lampiran 1 sampai lampiran

5.

Berdasarkan hasil check sheet pada data lampiran tersebut, data dead stock

yang akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan ruang lingkup penelitian.

Setelah dilakukan proses pengecekan pada data tersebut, maka akan

didapatkan data dead stock pada masing-masing sloc seperti pada lampiran 6 hingga

lampiran 10 pada subbab 4.1 pengumpulan data.

Page 6: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

56

No. Storage Location Jumlah Nilai

1 PAD Engine 2 (2300) 74,803 5,514,904,308 2 PAD Painting (2100) 1,158 175,311,129 3 Assy Kaizen (5004) 172 21,054,689 4 Utility (5007) 137 2,097,966 5 Welding Maintenance (5005) 44 3,011,316

Total 76,314 5,716,379,408

4.2.2 Diagram Pareto

Pembuatan Diagram Pareto bertujuan untuk mengidentifikasi dead stock yang

paling banyak pada suatu plant, sehingga dapat memprioritaskan masalah tersebut.

Pembuatan Diagram Pareto didasarkan pada jumlah item dan nilai dead stock. Hal ini

bertujuan untuk melihat kondisi dead stock secara lebih detail, sehingga informasi

yang didapat semakin lengkap.

Langkah dalam pembuatan Diagram Pareto adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan semua data dari plant Sunter 1 berdasar masing-masing sloc.

Jumlah dan nilai dead stock pada masing-masing sloc dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4. 2 Jumlah dan Nilai Dead stock per Sloc

Sumber: Hasil Analisis, 2008

2. Pengurutan data dari terbesar hingga terkecil dan perhitungan presentasenya.

Jumlah dan persentase dead stock per Sloc dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 7: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

57

Kumulatif Persen KumulatifJumlah (%) Persen

1 PAD Engine 2 (2300) 74,803 74,803 98.02% 98.02%2 PAD Painting (2100) 1,158 75,961 1.52% 99.54%3 Assy Kaizen (5004) 172 76,133 0.23% 99.76%4 Utility (5007) 137 76,270 0.18% 99.94%5 Welding Maintenance (5005) 44 76,314 0.06% 100.00%

Total 76,314 100.00%

JumlahStorage LocationNo.

No. Storage Location Nilai Kumulatif Persen KumulatifNilai (%) Persen

1 PAD Engine 2 (2300) 5,514,904,308 5,514,904,308 96.48% 96.48%2 PAD Painting (2100) 175,311,129 5,690,215,437 3.07% 99.54%3 Assy Kaizen (5004) 21,054,689 5,711,270,126 0.37% 99.91%4 Welding Maintenance (5005) 3,011,316 5,714,281,442 0.05% 99.96%5 Utility (5007) 2,097,966 5,716,379,408 0.04% 100.00%

Total 5,716,379,408 100.00%

Tabel 4. 3 Persentase Jumlah Dead stock per Sloc

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Nilai dan persentase dead stock per Sloc dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4. 4 Persentase Nilai Dead stock per Sloc

Sumber: Hasil Analisis, 2008

3. Pembuatan diagram pareto

Diagram Pareto jumlah dan persentase dead stock dapat dilihat pada gambar 4.4.

Page 8: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

58

Diagram Pareto Nilai Dead Stock Sunter 1

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Persentase

Nila

i

94.00%

95.00%

96.00%

97.00%

98.00%

99.00%

100.00%

101.00%

Nilai (dlm juta) 5,515 175 21 3 2

% Kumulatif 96.48% 99.54% 99.91% 99.96% 100.00%

2300 2100 5004 5005 5007

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Gambar 4. 4 Diagram Pareto Dead stock berdasarkan jumlah

Diagram Pareto nilai dan persentase dead stock dapat dilihat pada gambar 4.5.

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Gambar 4. 5 Diagram Pareto Dead stock berdasarkan nilai

Diagram Pareto Jumlah Dead Stock Sunter 1

-

20,000

40,000

60,000

80,000

Persentase

Jum

lah

97.00%97.50%98.00%98.50%99.00%99.50%100.00%100.50%

Jumlah 74,803 1,158 172 137 44

% Kumulatif 98.02% 99.54% 99.76% 99.94% 100.00%

2300 2100 5004 5007 5005Slog

Page 9: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

59

Berdasarkan dua Diagram Pareto (jumlah dan nilai) di atas diketahui bahwa

sloc 2300 (PAD Engine 2) memiliki dead stock terbesar, yaitu sebesar 98,02 %

(jumlah) dan 96,48% (nilai) dari keseluruhan sloc. Diikuti dengan sloc 2100 (PAD

Painting) sebesar 1.52 % (jumlah) dan 3,07% (nilai), sloc 5004 (Assy Kaizen) sebesar

0.23 % (jumlah) dan 0,37 % (nilai), sloc 5007 (Utility) sebesar 0.18 % (jumlah) dan

0,04 % (nilai), sloc 5005 (Welding Maintenance) sebesar 0.06% (jumlah) dan 0,05 %

(nilai).

Berdasar ke dua Diagram Pareto tersebut, dapat dilihat sloc yang harus lebih

diutamakan untuk dikelola lebih lanjut sehingga mengurangi jumlah dead stock

secara keseluruhan adalah dead stock di PAD Engine 2. Bila penanganan ini bisa

dilakukan maka akan mengurangi 98 % jumlah dead stock di Sunter 1. Sehingga

prioritas penanganan dead stoc akan di fokuskan pasa sloc PAD Engine 2 karena

memiliki jumlah dead stock dengan persentase terbesar dari yang lainnya.

4.2.3 Diagram sebab akibat (fish bone)

Setelah mengetahui prioritas utama penyelesaian dead stock dari diagram

pareto, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dengan diagram sebab akibat

yang bertujuan untuk mengetahui penyebab timbulnya dead stock dengan jumlah

yang besar. Berdasar tabel 4.4 dapat diketahui bahwa persentase jumlah dead stock

terbesar adalah PAD Engine 2 (98.02 %). Gambar analisa sebab akibat dead stock di

PAD Engine 2 dapat dilihat pada gambar 4.6.

Page 10: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

60

MESIN MANUSIA

METODEMATERIAL

Metode pengelolaan dead stock belum ada

SOP penyimpanan dead stock belum ada

Berkarat karena kesalahan penyimpanan

Parts rusak

Operator

Kerusakan mesin tdk terprediksi

Jadwal Perbaikan tidak update

Lelah bekerja

Kurang teliti

Dead Stock di PAD Engine 2

Cuaca yang tidak

Panas

Keahliannya kurang

Kurang pengetahuan

Lemba

Hujan

Banjir

Genangan air diruang penyimpanan

Mesin sudah tua

LINGKUNGAN

Reject sejak diterima tanpa diketahui

Standar ruang penyimpanan dead

stock belum ada

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Gambar 4. 6 Diagram sebab akibat dead stock di PAD Engine 2

Faktor-faktor penyebab dead stock di PAD Engine 2 Sunter 1 di antaranya adalah:

1. Manusia

Manusia merupakan salah satu penyebab dead stock di PAD Engine 2.

Kurang teliti, lelah dan adanya masalah keluarga pada operator dapat

menyebabkan berbagai masalah bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada

mesin, sehingga harus dilakukan pergantian pada suku cadang mesin yang

berujung pada penambahan inventori suku cadang.

Page 11: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

61

Jika penambahan suku cadang ini terus dilakukan hingga mesin tersebut

run out atau telah tidak digunakan lagi, maka suku cadang tersebut akan menjadi

dead stock.

2. Lingkungan

Temperatur yang tidak sesuai dan lembab merupakan salah satu penyebab

inventori menjadi rusak. Kerusakan tersebut biasanya berupa karat pada suatu

permukaan part inventori dan dapat menyebabkan part tersebut tidak dapat

digunakan lagi karena secara fungsi membahayakan. Jika hal ini telah terjadi

maka inventori part tersebut akan masuk kedalam kategori dead stock karena

sudah tidak dapat digunakan lagi.

3. Mesin

Penggunaan mesin yang kurang tepat dapat menyebabkan kerusakan pada

mesin itu sendiri. Proses pencekaman atau pengikatan material yang tidak sesuai

standar saat proses permesinan berlangsung dapat menyebabkan kerusakan

bahkan kecelakaan kerja. Jika kerusakan ini terjadi, maka terjadilah perbaikan

yang berujung pada pemesanan suku cadang karena ada suku cadang yang rusak.

Untuk menghemat waktu pemesanan suku cadang, maka inventori untuk suku

cadang tersebut dibuat aman (safety stock), sehingga perbaikan dapat dilakukan

tanpa menunggu waktu pemesanan suku cadang.

Semua mesin di lapangan memiliki jadwal perbaikan yang rutin, tetapi

penggunaan mesin diluar standar kerja dan umur mesin yang sudah tua

menyebabkan perbaikan meleset dari jadwal yang telah direncanakan.

Page 12: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

62

Umur mesin yang sudah tua tetapi tetap dioperasikan juga berpengaruh

terhadap terjadinya dead stock, karena waktu perbaikan diluar jadwal atau tidak

bisa diprediksi menyebabkan safety stock suku cadang dari mesin ini akhirnya

akan menjadi dead stock.

4. Material

Part atau suku cadang yang merupakan kategori bergerak cepat (fast

moving) atau sangat sering mengalami penggantian akan lebih banyak memiliki

inventori dibandingkan yang lain. Saat run out, kategori part ini menjadi dead

stock tertinggi dibandingkan dengan kategori lainnya, karena secara inventori

kategori fast moving jumlahnya sangat banyak.

5. Metode

Ketiadaan metode pengelolaan dead stock menyebabkan dead stock

menumpuk di gudang. Dead stock yang telah diketahui sangat banyak, jika

dibiarkan di gudang terus menerus selain tidak mendatangkan manfaat, akan

sangat mengganggu proses penyimpanan suku cadang yang lain karena

menghabiskan tempat.

4.2.4 Failure Mode Effects Analysis (FMEA)

Merupakan metode yang digunakan untuk menunjukkan masalah (failure

mode) yang biasanya timbul pada suatu sistem, sehingga menyebabkan sistem

tersebut tidak mampu menghasilkan produk sesuai dengan standar yang diinginkan.

Tabel analisis FMEA atas dead stock di Sunter 1 dapat dilihat dalam tabel 4.5.

Page 13: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

63

Keterangan nilai.O = Occurrence/terjadi ---->

S = Saverity/kerumitan ---->

D = Detection/deteksi ---->

R = Risk assessment/tindakan ---->

Kemungkinan terjadi kegagalan (1-10): 1= peluang kegagalan dapat dikendalikan, 10=peluang kegagalan sangat tinggi

Kemungkinan kegagalan (defect) yang terdeteksi (1-10): 1=sangat kecil peluang gagal tidak terdeteksi. 10=peluang kegagalan tidak terdeteksi sangat tinggi

Tingkat kepelikan kegagalan (1-10): 1= tidak nyata terasa oleh customer, 10=kegagalan yang membahayakan, memungkinkan kehilangan customer

Nilai Resiko: R dengan angka tertinggi adalah prioritas utama dalam penyelesaian, yang terpenting adalah tugas untuk menghilangkan penyebab kegagalan.

TABEL FMEA (Failure Mode Effect Analysis)Dead Stock di Sunter 1PT. TMMIN

Proses penyimpanan parts fast moving tidak berjalan lancar karena space gudang terpakai untuk dead stock

Dead stock tidak menghasilkan keuntungan tetapi menyebabkan biaya penyimpanan bertambah.

2 7 112 Pengelolaan dead stock , dengan; reproduction, modification,

Dead Stock Run out model, dan part reject sebelum digunakan

Part tidak dapat digunakan untuk support produksi dan menumpuk digudang tidak menghasilkan keuntungan

8

2 3 12 Mengatur sistem pergudangan.

Training teknik penyimpanan dead stock pada stock holder

Part dead stock rusak Jika dead stock rusak harga jual kembali renadh dan tidak dapat dimanfaatkan untuk keperluan

Terlalu lama disimpan, suhu yang lembab dan metode penyimpanan yang salah menyebabkan kerusakan.

2

84 Mengatur sistem pergudangan.

Uang tidak berputar Dead stock tidak dapat digunakan untuk support produksi.

8 2 6 96 Mengelola dead stock, dengan; reproduction, modification, penjualan.

R Action to Eliminate or Reduce Risk

Inventory system Sebagai Inventori suku cadang mesin dan support produksi

Gudang penuh Banyak item dead stock menumpuk di gudang

7 2 6

Potential Cause of Failure O S DItem's Item's Functions Potential Failure Mode Potential Effect of Failure

Tabel 4. 5 Analisis FMEA atas Dead stock di Sunter 1

Sumber: Hasil Analisis, 2008

Page 14: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

64

Dari tabel FMEA di atas didapat beberapa alternatif yang dapat dilakukan

untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat adanya dead stock, berbagai

macam alternatif tersebut antara lain:

1. Mengatur Sistem Pergudangan

Gudang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan, harus mampu

menampung barang-barang sebagai inventory penunjang produksi. Persediaan

disimpan digudang berdasarkan klasifikasi sebagai berikut:

a. Harus dalam suhu yang dingin dengan cara dipasang AC atau disimpan

dalam lemari pendingin. Hal ini banyak dilakukan pada PAD Painting.

Sifat, dead stock berupa liquid atau cairan harus dipisahkan berdasarkan

ketahanan terhadap temperatur. Dead stock yang rusak apabila terkena

suhu panas, maka penyimpanannya.

b. Ukuran dan Bentuk Barang, dead stock yang memiliki ukuran dan bentuk

yang besar harus disimpan di pada tempat yang aman yaitu pada bagian

bawah dari lemari atau rak penyimpanan sehingga tidak mengganggu dan

membahayakan proses loading unloading dari suatu inventory yang

bergerak.

c. Dalam penyimpanan dead stock agar tidak menggangu aktivitas inventory

lainnya, maka penyimpanan dapat dilakukan pada tempat yang terpisah

atau bagian pojok dari suatu gudang.

2. Mengelola Dead stock

Pengelolaan dead stock ini dilakukan sebagai alternatif pemanfaatan dead

stock sehingga dapat digunakan untuk menunjang produksi dan menghasilkan

Page 15: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

65

keuntungan bagi perusahaan. Beberapa alternatif pengelolaan dead stock yang

dapat dilakukan di PT. TMMIN diantaranya adalah:

a. Reproduction,

untuk item dead stock yang berupa material, seperti sheet material dapat

kita gunakan sebagai campuran dalam proses casting production. Hasil

dari peleburan dengan campuran sheet material ini dapat kita gunakan

sebagai bahan baku dalam pembuatan dies atau kita jual kembali sebagai

raw material, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Kelebihan, prosedur yang ditempuh untuk melakukan modifikasi ini

cukup simpel, sehingga waktu yang diperlukan relatif lebih cepat.

Kekurangan, hanya sedikit suku cadang yang dapat dilebur dalam

casting production. Tidak semua dead stock yang ada dapat dilebur.

Hanya kategori sheet material, sehingga alternatif ini tidak banyak

menyelesaikan masalah. Karena walaupun hal ini dilakukan akan

masih banyak dead stock yang tersisa.

b. Modification

Dead stock part yang merupakan suku cadang mesin biasanya dapat

digunakan setelah mengalami modifikasi, sehingga spesifikasi dan bentuk

sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dapat dilakukan jika dalam keadaan

terdesak dan darurat suku cadang dari mesin produksi tersebut rusak

sedangkan suku cadangnya tidak ada atau telah habis, dan jika menunggu

pengadaan inventori suku cadang akan memakan waktu yang lama,

sehingga alternatif ini dilakukan.

Page 16: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

66

Kelebihan, prosedur yang ditempuh untuk melakukan modifikasi ini

cukup simpel, sehingga waktu yang diperlukan relatif cepat.

Kekurangan, hanya sedikit suku cadang yang dapat dimodifikasi. Tidak

semua dead stock yang ada dapat dimodifikasi, sehingga alternatif ini

tidak banyak menyelesaikan masalah. Karena walaupun modifikasi

atas dead stock ini dilakukan akan masih banyak dead stock yang

tersisa.

c. Melakukan penjualan dead stock

Dengan dilakukannya penjualan dead stock, maka tidak akan ada lagi dead

stock yang menumpuk di storage, dan hasil dari penjualn dead stock

tersebut akan menambah pendapatan atau keuangan perusahaan.

Kelebihan, metode ini adalah yang paling efektif, karena dead stock

akan langsung habis terjual, penjualan dapat langsung dilakukan

dalam satu waktu.

Kekurangan, banyak prosedur yang harus dilakukan untuk mengadakan

penjualan atas dead stock, sehingga waktu yang diperlukan juga lebih

lama.

Dari ketiga metode pengelolaan tersebut yang paling menguntungkan dan

paling baik adalah metode ketiga, yaitu melakukan penjualan dead stock.

3. Training Teknik Penyimpanan

Training ini diberikan kepada operator pelaksana penyimpanan sehingga

dalam melaksanaan tugasnya dapat berjalan dengan baik tanpa merusak

inventory atau dead stock yang disimpan. Training ini sangat penting

Page 17: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

67

diberikan untuk menunjang pergudangan yang efektif dan efisien. Dengan

telah dibekali pengetahuan dasar penyimpanan maka kesalah penyimpanan

yang biasanya dilakukan oleh operator dapat dihilangkan.

Berdasar tabel FMEA diketahui bahwa langkah prioritas yang sebaiknya

diambil adalah mengelola dead stock dengan reproduction, modification dan

penjualan. Dan berdasarkan analisa diatas metode dengan penjualan adalah yang

paling baik karena dapat langsung dirasakan dan sangat maksimal mengurangi

jumlah dead stock.

4.2.5 Analisis ABC

Analisis ABC ini dilakukan untuk mengklasifikasikan dalam penanganan

dead stock. Dalam hal ini dilakukan pengklasifikasian sesuai kategori :

Berdasarkan harga jual kembali dan kondisi item dead stock.

A. Harga Jual Kembali Tinggi

Adalah item-item dead stock yang memiliki harga beli tinggi dan memiliki

kondisi yang masih baik. Sehingga jika dikelompokkan menjadi satu dan

dilakukan penjualan maka harga jual jual kembali akan tinggi. Item dead stock ini

memiliki harga saat beli >8,000,000

B. Harga Jual Kembali Sedang

Adalah item-item dead stock yang memiliki harga beli antara range

5000,000 – 8,000,000 dengan berbagai kondisi.

C. Harga Jual Kembali Termurah

Adalah item-item dead stock yang memiliki harga beli < 5000,000 dalam

berbagai kondisi.

Page 18: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

68

No. Kategori Range harga beli Quantity Total Amount

1 A > 5 juta 11,261 3,326,232,007 2 B 1 juta - 4 juta 11,440 795,313,496 3 C < 1 juta 53,613 1,594,833,905

Total 76,314 5,716,379,408

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

Type Dead Stock

Tabel Priority Penanganan Dead Stock

Total Qty 11,261 53,613 11,440

Total Amount 332,623 159,483 79,531

A C B

Hasil dari pengolahan data didapat bahwa:

Tabel 4. 6 Range Harga Beli Dead Stock

Gambar 4. 7 Prioritas penanganan dead stock

Dari diagram tersebut dapat diketahui bahwa dead stock yang memiliki nilai dan

prioritas utama untuk dilakukan penjualan adalah dead stock kategori A, karena

memiliki quantity kecil dengan nilai yang tinggi.

Pengelolaan Dead stock dengan Analisis ABC

Pengelolaan dead stock dengan analisis ABC ini untuk menangani dead stock

dengan cara dilakukan penjualan dan dibuang.

( /10000 )

Page 19: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

69

Dead stock Kategori A

Dead stock kategori ini memiliki nilai jual kembali yang tinggi selain karena

harga belinya dahulu yang tinggijuga karena kondisi dead stock ini masih

baik. Dead stock kategori ini akan dijual.

Dead stock Kategori B

Dead stock kategori ini memiliki harga jual yang rendah dikarenakan dahulu

harga belinya yang murah dan dead stock ini masih dalam kondisi yang baik

sehingga jika dilakukan penjualan masih akan laku tetapi dengan harga yang

rendah.

Dead stock Kategori C

Dead stock kategori ini memiliki harga jual yang sangat rendah dikarenakan

dahulu dibeli dengan harga yang murah dan juga dikarenakan ada beberapa

item dead stok yang tidak dalam kondisi bagus. Penanganan dead stock

kategori ini dapat dengan dijual dan dapat juga dengan dilebur atau dibuang

dikarenakan harga jual kembalinya sangat rendah.

4.3 Usulan Perbaikan (Mekanisme Penjualan Dead stock)

Setelah dilakukan analisis dengan diagram pareto, diagram sebab akibat

dan FMEA maka diketahui bahwa langkah yang sebaiknya diambil untuk

manangani dead stock adalah dengan dilakukannya penjualan atas dead stock

tersebut. Untuk itu maka dibuatlah mekanisme penjualan dead stock. Flow

mekanisme penjualan dead stock dapat dilihat pada tabel 4.6.

Page 20: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

70

FINANCE DIVISION DEAD STOCK CUSTOMER

BUSINESS PROCESS FLOWSELLING MECHANISM FOR DEAD STOCK INVENTORY

STEPS/ACTIVITIESPLANT ADMINISTRATION DIVISION

OR MAINTENANCE DEPT. PURCHASING DIVISIONDIV. CONCERNED DEAD STOCK

TENDER COMMITTEE

PROPOSALFOR GOODS ISSUE TO SCRAP

(Time: D1)

PROPOSAL & SALES PRICE CALCULATION

FOR DEAD STOCK SELLING(Time: D1)

DEAD STOCK TENDER ACTIVITY AND PAYMENT

FOR DEAD STOCK SELLING(Including Delivery Arrangement)

(Time: D2, D3 & D4)

CONFIRMATIONAND GOODS ISSUE TO SCRAP

EXECUTION(Time: D1)

D2+1

D2

D1+8

D1+6

D1+4

D1+2

D1+1

D1

Inform reasons of disapprov al to

PAD/Maintenance Dept.

Yes

No

Approv al up to FD DH/DDH

Confirmed with Approv al

Preferences: At least 3

Candidates

Start

Execution for GI to Scrap by

User

Requirement for Dead Stock Selling Tender

Apply Tender Proposal to PuD

Process of Customer Sellection

Tender Inv itation Letter

DEAD STOCK TENDER(1 Day Transact ion at User Location)

Tender Committee Member:

Tender Winner

GI to Scrap Result

Classification of Dead Stock to

be sold

Apply Tender Proposal to PuD

Tender Inv itation Letter

Tender Inv itation Letter

Teder Inv itation Letter

Calculate Proposal of

Selling Amount

Sales Price for Dead Stock

Selling

Tender Resume

Tender Resume

Tender Resume

Tender Resume

Finish

Dead Stock Disposal Form -

Approv ed

1. PAD/Maintenance Dept.2. Finance Division3. Purchasing Division Sales Price for

Dead Stock Selling

Finish

Dr. Scrap CostCr. Inv . Prod. Support

Dead Stock Disposal Form -

Approv ed

Fill in Dead Stock Disposal Form (Including Approval from User)

Dead Stock Disposal Form

Dead Stock Disposal Form

Approv al Process

Include commitment for Delivery Arrangement:1. Timing for Payment2. Timing for Delivery3. TMMIN PIC

Tabel 4. 7 Mekanisme Penjualan Dead stock

Page 21: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

71

Mekanisme penjualan bertujuan agar dead stock yang ada dapat berkurang

secara maksimum, sehingga lebih bermanfaat karena dapat mendatangkan

keuntungan bagi perusahaaan dibandingkan disimpan di gudang.

Mekanisme penjualan dead stock dapat diterangkan sebagai berikut:

1. Proposal pengakuan dead stock sebagai scrap

Sebelum penjualan dead stock dilakukan, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah menentukan part atau material mana saja yang masuk

kategori dead stock dan alasan mengapa dikategorikan dead stock. Untuk hal

ini section head plant bersangkutan harus mengisi dead stock disposal form

approval dan detail part yang dimaksud untuk kemudian meminta persetujuan

dari Departement Head dan Division Head terkait. Untuk detail form dapat

dilihat pada lampiran 11 (dead stock disposal form).

Setelah plant terkait menyetujui, maka langkah selanjutnya adalah meminta

persetujuan dari FD Div. Setelah semua poses tersebut selesai, maka langkah

selanjutnya adalah merubah status dead stock di SAP dari inventory product

support menjadi scrap, yaitu material, part atau suku cadang sisa dari

produksi atau yang telah tidak digunakan lagi untuk produksi..

2. Merubah status dead stock dalam SAP

Setelah disetujui untuk dilakukan penjualan terhadap dead stock, maka

perubahan status di SAP harus dilakukan dari inventory product support

menjadi scrap. Proses good issue to scrap dilakukan oleh PAD atau plant

maintenance bersangkutan.

3. Proposal dan perhitungan harga jual dead stock

Page 22: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

72

PAD atau Maintenance Department membuat dan mengajukan proposal

pelaksanaan tender penjualan terhadap dead stock yang telah diklasifikasikan

berdasarkan jenisnya kepada PuD. Setelah menerima proposal tersebut PuD

melakukan seleksi terhadap pembeli yang nantinya akan diundang dalam

tender penjualan. Konsumen yang dituju di antaranya adalah supplier-supplier

PT.TMMIN dan tengkulak yang biasa membeli besi atau material bekas

produksi. Sedangkan Finance Division melakukan perhitungan untuk

menentukan harga jual masing-masing dead stock.

4. Pelaksanaan tender penjualan dead stock

Pelaksanaan tender dimulai dengan pembeli diberikan kesempatan untuk

melihat dead stock yang akan dijual dan telah dilengkapi dengan harga dan

kondisi serta spesifikasi dead stock tersebut. Untuk kemudian pembeli

memasang harga atas dead stock tersebut. Setelah semua pembeli melihat dan

menuliskan harga yang berani dibayar oleh pembeli untuk dead stock tersebut,

maka tender committee akan menentukan siapa yang akan memenangkan

tender sesuai dengan harga yang paling tinggi atau mendekati standar harga

yang telah ditetapkan.

Setelah pemenang tender ditetapkan, maka resume tender langsung dibuat

yang berisi waktu pembayaran dead stock oleh pembeli dan waktu pengiriman

dead stock kepada pembeli.

Page 23: BAB 4 PENGUMPULAN PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATAthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-1-00443-TIAS- Bab 4.pdf · Assy Kaizen adalah suatu divisi yang menangani perakitan kendaraan di Sunter

73

Dengan adanya usulan mekanisme penjualan dead stock ini diharapkan penjualan

dead stock di PT. TMMIN dapat segera dilakukan sehingga dapat menguntungkan

perusahaan dan mengurangi inventory di storage area.