12
LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALAN DISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2012 PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 11 BAB 4 PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Rambu Lalu Lintas Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan. Dalam laporan hasil survey ini, penyajian data perlengkapan jalan difokuskan secara lebih mendetail untuk menganalisa perlengkapan jalan pada jalan kabupaten. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas kepada Pemerintah Kabupaten Blitar, khususnya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai penyelenggara negara yang berwenang pada jalan kabupaten. Dengan telah diterbitkannya peraturan menteri mengenai standar pelayanan minimal (SPM), maka Pemerintah Kabupaten Blitar mempunyai kewajiban untuk melengkapi perlengkapan jalan di jalan kabupaten secara bertahap. Untuk memenuhi kewajiban tersebut Dishubkominfo Kabupaten Blitar tidak bekerja sendirian. Pemerintah pusat tidak tinggal diam. Dalam dua tahun terakhir Kabupaten Blitar mendapatkan bantuan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang keselamatan transportasi darat. Grafik pelaksanaan Program DAK di Kabupaten Blitar dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: Gambar 4 Pelaksanaan Program DAK Di Kabupaten Blitar Sumber: Hasil Analisa Pada kurun waktu Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010 Kabupaten Blitar tidak mendapatkan dana bantuan DAK dari pemerintah pusat. Pemberian bantuan DAK di bidang 0 50 100 150 200 250 300 2008 2009 2010 2011 2012 208 281 56 140 J U M L A H TAHUN Pelaksanaan Program DAK Di Kabupaten Blitar Rambu Guardrail

BAB 4 Buku Laporan Survai

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 11

BAB 4

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

4.1 Rambu Lalu Lintas

Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang, huruf,

angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah,

atau petunjuk bagi Pengguna Jalan.

Dalam laporan hasil survey ini, penyajian data perlengkapan jalan difokuskan secara

lebih mendetail untuk menganalisa perlengkapan jalan pada jalan kabupaten. Hal ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas kepada Pemerintah Kabupaten Blitar,

khususnya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai penyelenggara negara

yang berwenang pada jalan kabupaten. Dengan telah diterbitkannya peraturan menteri

mengenai standar pelayanan minimal (SPM), maka Pemerintah Kabupaten Blitar mempunyai

kewajiban untuk melengkapi perlengkapan jalan di jalan kabupaten secara bertahap.

Untuk memenuhi kewajiban tersebut Dishubkominfo Kabupaten Blitar tidak bekerja

sendirian. Pemerintah pusat tidak tinggal diam. Dalam dua tahun terakhir Kabupaten Blitar

mendapatkan bantuan berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang keselamatan transportasi

darat. Grafik pelaksanaan Program DAK di Kabupaten Blitar dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut:

Gambar 4 Pelaksanaan Program DAK Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Analisa

Pada kurun waktu Tahun 2008 sampai dengan Tahun 2010 Kabupaten Blitar tidak

mendapatkan dana bantuan DAK dari pemerintah pusat. Pemberian bantuan DAK di bidang

0

50

100

150

200

250

300

2008 2009 2010 2011 2012

208

281

56

140

JUMLAH

TAHUN

Pelaksanaan Program DAKDi Kabupaten Blitar

Rambu

Guardrail

Page 2: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 12

keselamatan transportasi darat diterima Kabupaten Blitar pada kurun waktu dua tahun

terakhir. Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan program DAK di

Kabupaten Blitar meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Bantuan rambu lalu lintas yang

diberikan pada Tahun 2011 sebanyak 208 rambu dan meningkat pada Tahun 2012 dengan

jumlah yang diterima sebanyak 281 rambu. Demikian halnya dengan bantuan guardrail dari

Pemerintah Pusat. Peningkatan pemberian bantuan guardrail juga terjadi dari 56 m pada

Tahun 2011 menjadi 140 m pada Tahun 2012. Hal ini tentu berdampak positif pada

pembangunan bidang transportasi di Kabupaten Blitar.

Gambar 5 Contoh Lokasi Penempatan Rambu

Sumber: Hasil Survey

Kabupaten Blitar memiliki panjang jalan kabupaten sepanjang 4.466 km, dari panjang

jalan tersebut baru terpasang 912 rambu lalu lintas. Dari hasil survey perlengkapn jalan yang

telah dilakukan tercacat kebutuhan rambu lalu lintas adalah 2618 buah. Tentu hal ini

merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk

melengkapinya. Gambar berikut menjelaskan mengenai jumlah kebutuhan rambu dan rambu

yang sudah terpasang pada tiap kecamatan.

Gambar 6 Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu Lintas Di Kabupaten Blitar Tahun 2012

Sumber: Hasil Analisa

0

50

100

150

200

250

300

350

BAKU

NG

BIN

ANG

UN

DO

KO

GAN

DU

SARI

GAR

UM

KAD

EMAN

GAN

KAN

IGO

RO

KESA

MBE

N

NG

LEG

OK

PAN

GG

UN

GRE

JO

PON

GG

OK

SAN

ANKU

LON

SELO

PURO

SELO

REJO

SREN

GAT

SUTO

JAYA

N

TALU

N

UD

ANAW

U

WAT

ES

WLI

NG

I

WO

NO

DAD

I

WO

NO

TIRT

O

179 179160

36

66

10491

197

62

228

43

98

21

206

80

158

60

93

61

10275

319

2

52

18

4121

7749

30

91

0

127

527

825 14

59

433

181

18 30

JUMLAH

KECAMATAN

Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu LintasDi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

KEBUTUHAN

TERPASANG

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 12

keselamatan transportasi darat diterima Kabupaten Blitar pada kurun waktu dua tahun

terakhir. Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan program DAK di

Kabupaten Blitar meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Bantuan rambu lalu lintas yang

diberikan pada Tahun 2011 sebanyak 208 rambu dan meningkat pada Tahun 2012 dengan

jumlah yang diterima sebanyak 281 rambu. Demikian halnya dengan bantuan guardrail dari

Pemerintah Pusat. Peningkatan pemberian bantuan guardrail juga terjadi dari 56 m pada

Tahun 2011 menjadi 140 m pada Tahun 2012. Hal ini tentu berdampak positif pada

pembangunan bidang transportasi di Kabupaten Blitar.

Gambar 5 Contoh Lokasi Penempatan Rambu

Sumber: Hasil Survey

Kabupaten Blitar memiliki panjang jalan kabupaten sepanjang 4.466 km, dari panjang

jalan tersebut baru terpasang 912 rambu lalu lintas. Dari hasil survey perlengkapn jalan yang

telah dilakukan tercacat kebutuhan rambu lalu lintas adalah 2618 buah. Tentu hal ini

merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk

melengkapinya. Gambar berikut menjelaskan mengenai jumlah kebutuhan rambu dan rambu

yang sudah terpasang pada tiap kecamatan.

Gambar 6 Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu Lintas Di Kabupaten Blitar Tahun 2012

Sumber: Hasil Analisa

0

50

100

150

200

250

300

350

BAKU

NG

BIN

ANG

UN

DO

KO

GAN

DU

SARI

GAR

UM

KAD

EMAN

GAN

KAN

IGO

RO

KESA

MBE

N

NG

LEG

OK

PAN

GG

UN

GRE

JO

PON

GG

OK

SAN

ANKU

LON

SELO

PURO

SELO

REJO

SREN

GAT

SUTO

JAYA

N

TALU

N

UD

ANAW

U

WAT

ES

WLI

NG

I

WO

NO

DAD

I

WO

NO

TIRT

O

179 179160

36

66

10491

197

62

228

43

98

21

206

80

158

60

93

61

10275

319

2

52

18

4121

7749

30

91

0

127

527

825 14

59

433

181

18 30

JUMLAH

KECAMATAN

Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu LintasDi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

KEBUTUHAN

TERPASANG

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 12

keselamatan transportasi darat diterima Kabupaten Blitar pada kurun waktu dua tahun

terakhir. Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan program DAK di

Kabupaten Blitar meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Bantuan rambu lalu lintas yang

diberikan pada Tahun 2011 sebanyak 208 rambu dan meningkat pada Tahun 2012 dengan

jumlah yang diterima sebanyak 281 rambu. Demikian halnya dengan bantuan guardrail dari

Pemerintah Pusat. Peningkatan pemberian bantuan guardrail juga terjadi dari 56 m pada

Tahun 2011 menjadi 140 m pada Tahun 2012. Hal ini tentu berdampak positif pada

pembangunan bidang transportasi di Kabupaten Blitar.

Gambar 5 Contoh Lokasi Penempatan Rambu

Sumber: Hasil Survey

Kabupaten Blitar memiliki panjang jalan kabupaten sepanjang 4.466 km, dari panjang

jalan tersebut baru terpasang 912 rambu lalu lintas. Dari hasil survey perlengkapn jalan yang

telah dilakukan tercacat kebutuhan rambu lalu lintas adalah 2618 buah. Tentu hal ini

merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk

melengkapinya. Gambar berikut menjelaskan mengenai jumlah kebutuhan rambu dan rambu

yang sudah terpasang pada tiap kecamatan.

Gambar 6 Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu Lintas Di Kabupaten Blitar Tahun 2012

Sumber: Hasil Analisa

0

50

100

150

200

250

300

350

BAKU

NG

BIN

ANG

UN

DO

KO

GAN

DU

SARI

GAR

UM

KAD

EMAN

GAN

KAN

IGO

RO

KESA

MBE

N

NG

LEG

OK

PAN

GG

UN

GRE

JO

PON

GG

OK

SAN

ANKU

LON

SELO

PURO

SELO

REJO

SREN

GAT

SUTO

JAYA

N

TALU

N

UD

ANAW

U

WAT

ES

WLI

NG

I

WO

NO

DAD

I

WO

NO

TIRT

O

179 179160

36

66

10491

197

62

228

43

98

21

206

80

158

60

93

61

10275

319

2

52

18

4121

7749

30

91

0

127

527

825 14

59

433

181

18 30

JUMLAH

KECAMATAN

Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu LintasDi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

KEBUTUHAN

TERPASANG

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 12

keselamatan transportasi darat diterima Kabupaten Blitar pada kurun waktu dua tahun

terakhir. Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan program DAK di

Kabupaten Blitar meningkat dari tahun 2011 ke tahun 2012. Bantuan rambu lalu lintas yang

diberikan pada Tahun 2011 sebanyak 208 rambu dan meningkat pada Tahun 2012 dengan

jumlah yang diterima sebanyak 281 rambu. Demikian halnya dengan bantuan guardrail dari

Pemerintah Pusat. Peningkatan pemberian bantuan guardrail juga terjadi dari 56 m pada

Tahun 2011 menjadi 140 m pada Tahun 2012. Hal ini tentu berdampak positif pada

pembangunan bidang transportasi di Kabupaten Blitar.

Gambar 5 Contoh Lokasi Penempatan Rambu

Sumber: Hasil Survey

Kabupaten Blitar memiliki panjang jalan kabupaten sepanjang 4.466 km, dari panjang

jalan tersebut baru terpasang 912 rambu lalu lintas. Dari hasil survey perlengkapn jalan yang

telah dilakukan tercacat kebutuhan rambu lalu lintas adalah 2618 buah. Tentu hal ini

merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi Pemerintah Kabupaten Blitar untuk

melengkapinya. Gambar berikut menjelaskan mengenai jumlah kebutuhan rambu dan rambu

yang sudah terpasang pada tiap kecamatan.

Gambar 6 Realisasi Kebutuhan Rambu Lalu Lintas Di Kabupaten Blitar Tahun 2012

Sumber: Hasil Analisa

Page 3: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 13

Dari gambar diatas dapat kita analisa bahwa kecamatan yang mempunyai kebutuhan

rambu terbanyak adalah Kecamatan Wonotirto dengan kebutuhan rambu sebanyak 319 buah,

sedangkan yang baru terpasang sebanyak 30 rambu. Banyaknya kebutuhan rambu di

Kecamatan Wonotirto ini disebabkan karena kondisi geometrik ruas jalan yang berbukit,

banyak tanjakan, turunan, dan tikungan sehingga menyebabkan tingginya potensi untuk

terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan sudah dilakukan oleh Dishubkominfo Kabupaten

Blitar dengan pemasangan rambu di beberapa lokasi, misalnya melalui program DAK Tahun

2011 yang penempatannya diarahkan pada Kecamatan Wonotirto. Kecamatan yang

mempunyai kondisi geografis berbukit lainnya adalah Kecamatan Panggungrejo dan

Kecamatan Selorejo, sedangkan kecamatan yang memiliki kebutuhan rambu paling sedikit

adalah Kecamatan Selopuro dengan kebutuhan rambu sebanyak 21 buah. Hal ini disebabkan

karena kondisi ruas jalan yang relatif datar sehingga memiliki potensi kecelakaan yang rendah

dan pada tahun anggaran sebelumnya konsentrasi penempatan rambu diletakkan pada

lokasi tersebut. Hasil survey rambu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.2 Guardrail

Guardrail atau pagar pengaman adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang

berfungsi sebagai pencegah pertama bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan

lagi agar tidak keluar dari jalur lalu lintas. Kelengkapan tambahan pada pagar pengaman

dapat berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari lempengan dan atau batang besi, tiang

penyangga dan pengikatnya yang dipasang pada tepi jalan. Berikut adalah contoh

pemasangan pagar pengaman jalan di Kabupaten Blitar:

Gambar 7 Lokasi Pemasangan Guardrail Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Pagar pengaman biasanya dipasang pada lokasi-lokasi yang mempunyai karakteristik

sisi jalan yang kondisi geologinya sangat membahayakan, sisi jalan yang berdampingan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 13

Dari gambar diatas dapat kita analisa bahwa kecamatan yang mempunyai kebutuhan

rambu terbanyak adalah Kecamatan Wonotirto dengan kebutuhan rambu sebanyak 319 buah,

sedangkan yang baru terpasang sebanyak 30 rambu. Banyaknya kebutuhan rambu di

Kecamatan Wonotirto ini disebabkan karena kondisi geometrik ruas jalan yang berbukit,

banyak tanjakan, turunan, dan tikungan sehingga menyebabkan tingginya potensi untuk

terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan sudah dilakukan oleh Dishubkominfo Kabupaten

Blitar dengan pemasangan rambu di beberapa lokasi, misalnya melalui program DAK Tahun

2011 yang penempatannya diarahkan pada Kecamatan Wonotirto. Kecamatan yang

mempunyai kondisi geografis berbukit lainnya adalah Kecamatan Panggungrejo dan

Kecamatan Selorejo, sedangkan kecamatan yang memiliki kebutuhan rambu paling sedikit

adalah Kecamatan Selopuro dengan kebutuhan rambu sebanyak 21 buah. Hal ini disebabkan

karena kondisi ruas jalan yang relatif datar sehingga memiliki potensi kecelakaan yang rendah

dan pada tahun anggaran sebelumnya konsentrasi penempatan rambu diletakkan pada

lokasi tersebut. Hasil survey rambu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.2 Guardrail

Guardrail atau pagar pengaman adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang

berfungsi sebagai pencegah pertama bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan

lagi agar tidak keluar dari jalur lalu lintas. Kelengkapan tambahan pada pagar pengaman

dapat berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari lempengan dan atau batang besi, tiang

penyangga dan pengikatnya yang dipasang pada tepi jalan. Berikut adalah contoh

pemasangan pagar pengaman jalan di Kabupaten Blitar:

Gambar 7 Lokasi Pemasangan Guardrail Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Pagar pengaman biasanya dipasang pada lokasi-lokasi yang mempunyai karakteristik

sisi jalan yang kondisi geologinya sangat membahayakan, sisi jalan yang berdampingan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 13

Dari gambar diatas dapat kita analisa bahwa kecamatan yang mempunyai kebutuhan

rambu terbanyak adalah Kecamatan Wonotirto dengan kebutuhan rambu sebanyak 319 buah,

sedangkan yang baru terpasang sebanyak 30 rambu. Banyaknya kebutuhan rambu di

Kecamatan Wonotirto ini disebabkan karena kondisi geometrik ruas jalan yang berbukit,

banyak tanjakan, turunan, dan tikungan sehingga menyebabkan tingginya potensi untuk

terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan sudah dilakukan oleh Dishubkominfo Kabupaten

Blitar dengan pemasangan rambu di beberapa lokasi, misalnya melalui program DAK Tahun

2011 yang penempatannya diarahkan pada Kecamatan Wonotirto. Kecamatan yang

mempunyai kondisi geografis berbukit lainnya adalah Kecamatan Panggungrejo dan

Kecamatan Selorejo, sedangkan kecamatan yang memiliki kebutuhan rambu paling sedikit

adalah Kecamatan Selopuro dengan kebutuhan rambu sebanyak 21 buah. Hal ini disebabkan

karena kondisi ruas jalan yang relatif datar sehingga memiliki potensi kecelakaan yang rendah

dan pada tahun anggaran sebelumnya konsentrasi penempatan rambu diletakkan pada

lokasi tersebut. Hasil survey rambu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.2 Guardrail

Guardrail atau pagar pengaman adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang

berfungsi sebagai pencegah pertama bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan

lagi agar tidak keluar dari jalur lalu lintas. Kelengkapan tambahan pada pagar pengaman

dapat berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari lempengan dan atau batang besi, tiang

penyangga dan pengikatnya yang dipasang pada tepi jalan. Berikut adalah contoh

pemasangan pagar pengaman jalan di Kabupaten Blitar:

Gambar 7 Lokasi Pemasangan Guardrail Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Pagar pengaman biasanya dipasang pada lokasi-lokasi yang mempunyai karakteristik

sisi jalan yang kondisi geologinya sangat membahayakan, sisi jalan yang berdampingan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 13

Dari gambar diatas dapat kita analisa bahwa kecamatan yang mempunyai kebutuhan

rambu terbanyak adalah Kecamatan Wonotirto dengan kebutuhan rambu sebanyak 319 buah,

sedangkan yang baru terpasang sebanyak 30 rambu. Banyaknya kebutuhan rambu di

Kecamatan Wonotirto ini disebabkan karena kondisi geometrik ruas jalan yang berbukit,

banyak tanjakan, turunan, dan tikungan sehingga menyebabkan tingginya potensi untuk

terjadinya kecelakaan. Tindakan pencegahan sudah dilakukan oleh Dishubkominfo Kabupaten

Blitar dengan pemasangan rambu di beberapa lokasi, misalnya melalui program DAK Tahun

2011 yang penempatannya diarahkan pada Kecamatan Wonotirto. Kecamatan yang

mempunyai kondisi geografis berbukit lainnya adalah Kecamatan Panggungrejo dan

Kecamatan Selorejo, sedangkan kecamatan yang memiliki kebutuhan rambu paling sedikit

adalah Kecamatan Selopuro dengan kebutuhan rambu sebanyak 21 buah. Hal ini disebabkan

karena kondisi ruas jalan yang relatif datar sehingga memiliki potensi kecelakaan yang rendah

dan pada tahun anggaran sebelumnya konsentrasi penempatan rambu diletakkan pada

lokasi tersebut. Hasil survey rambu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.2 Guardrail

Guardrail atau pagar pengaman adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang

berfungsi sebagai pencegah pertama bagi kendaraan bermotor yang tidak dapat dikendalikan

lagi agar tidak keluar dari jalur lalu lintas. Kelengkapan tambahan pada pagar pengaman

dapat berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari lempengan dan atau batang besi, tiang

penyangga dan pengikatnya yang dipasang pada tepi jalan. Berikut adalah contoh

pemasangan pagar pengaman jalan di Kabupaten Blitar:

Gambar 7 Lokasi Pemasangan Guardrail Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Pagar pengaman biasanya dipasang pada lokasi-lokasi yang mempunyai karakteristik

sisi jalan yang kondisi geologinya sangat membahayakan, sisi jalan yang berdampingan

Page 4: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 14

dengan bagian jalan lainnya, sisi jalan yang membahayakan karena kondisi geometriknya,

atau sisi jalan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan lainnya.

Secara geologi maupun secara geometrik, ruas jalan di Kabupaten Blitar khususnya di

wilayah selatan sangat memerlukan pemasangan pagar pengaman jalan. Kondisi geografis

yang terdiri dari perbukitan menyebabkan pada ruas jalan ini terdapat banyak tanjakan,

turunan, dan tikungan tajam. Kondisi ini diperparah dengan terdapatnya jurang pada kanan

atau kiri jalan. Gambar berikut menjelaskan mengenai realisasi kebutuhan guardrail pada

jalan kabupaten di Kabupaten Blitar.

Gambar 8 Realisasi Kebutuhan Guardrail (m) Pada Jalan Kabupaten Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Analisa

Dari grafik diatas dapat kita ketahui bahwa total kebutuhan pagar pengaman jalan

pada ruas-ruas jalan kabupaten adalah 2392 m, dari total tersebut persentase guardrail yang

sudah terpasang adalah 25% atau sebanyak 592 meter, sedangkan kebutuhan pagar

pengaman jalan yang belum terpasang adalah 75% atau sebanyak 1800 meter. Kondisi ini

memang mewajibkan Pemerintah Kabupaten Blitar untuk memenuhi kekurangan tersebut

secara bertahap untuk memenuhi standar pelayanan minimal dan untuk meminimalkan

potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Hasil survey pagar pengaman jalan pada jalan

nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.3 APILL

Jenis perlengkapan jalan selanjutnya adalah APILL (alat pengendali isyarat lalu lintas)

atau yang lebih dikenal dengan lampu lalu lintas. Lampu lalu lintas adalah suatu alat kendali

dengan menggunakan lampu yang terpasang pada persimpangan dengan tujuan untuk

mengatur arus lalu lintas. Pengaturan arus lalu lintas pada persimpangan pada dasarnya

dimaksudkan agar pergerakan kendaraan pada masing-masing kelompok pergerakan

592

1800

Realisasi Kebutuhan Guardrail (m) Pada Jalan KabupatenDi Kabupaten Blitar

Tahun 2013

TERPASANG

KEBUTUHAN

Page 5: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 15

kendaraan dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus

yang ada.

Berdasarkan cakupannya, jenis pengendalian lampu lalu lintas pada persimpangan

dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lampu lalu lintas terpisah (isolated traffic signal), lampu

lalu lintas terkoordinasi (coordinated trafiic signals), dan lampu lalu lintas jaringan

(networking traffic signals). Lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar seluruhnya merupakan

lampu lalu lintas terpisah dimana dalam perancangannya hanya didasarkan pertimbangan

pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan simpang lain yang terdekat.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar masuk

dalam jenis fixed time traffic signals yaitu pengoperasian lampu lalu lintas di mana

pengaturan waktunya (setting time) tidak mengalami perubahan (tetap). Berikut adalah

gambar lokasi lampu lalu lintas terpasang di Kabupaten Blitar:

Gambar 9 Lokasi Pemasangan Lampu Lalu Lintas di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Inti dari penerapan manajemen rekasaya lalu lintas pada persimpangan berlampu lalu

lintas adalah pengaturan titik konflik arus lalu lintas. Pengaturan titik konflik ini dilakukan

dengan pengaturan fase lampu lalu lintas. Penerapan di Kabupaten Blitar, fase lampu lalu

lintas menggunakan 2 fase dan 4 fase. Pengaturan 2 fase diperlukan untuk memisahkan

konflik primer, sedangkan pengaturan 4 fase dilakukan dengan mengalirkan satu pendekat

pada waktu tertentu.

Berdasarka hasil rekapitulasi data survey perlengkapan jalan, untuk ruas jalan

kabupaten diperlukan 3 titik lokasi APILL, ketiga lokasi APILL yaitu persimpangan 4 Tumpang,

persimpangan 4 Pasar Kademangan, persimpangan 4 Pasar Gambar. Untuk ruas jalan

nasional diperlukan 2 titik lokasi APILL, kedua lokasi APILL adalah persimpangan 3

Kademangan dan persimpangan 3 Kesamben. Untuk jalan provinsi diperlukan 2 titik lokasi

APILL yang berlokasi di persimpangan 3 Tugurante dan persimpangan 3 Togogan. Hasil

survey lampu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten dapat dilihat

secara lebih detail pada lampiran.

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 15

kendaraan dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus

yang ada.

Berdasarkan cakupannya, jenis pengendalian lampu lalu lintas pada persimpangan

dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lampu lalu lintas terpisah (isolated traffic signal), lampu

lalu lintas terkoordinasi (coordinated trafiic signals), dan lampu lalu lintas jaringan

(networking traffic signals). Lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar seluruhnya merupakan

lampu lalu lintas terpisah dimana dalam perancangannya hanya didasarkan pertimbangan

pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan simpang lain yang terdekat.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar masuk

dalam jenis fixed time traffic signals yaitu pengoperasian lampu lalu lintas di mana

pengaturan waktunya (setting time) tidak mengalami perubahan (tetap). Berikut adalah

gambar lokasi lampu lalu lintas terpasang di Kabupaten Blitar:

Gambar 9 Lokasi Pemasangan Lampu Lalu Lintas di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Inti dari penerapan manajemen rekasaya lalu lintas pada persimpangan berlampu lalu

lintas adalah pengaturan titik konflik arus lalu lintas. Pengaturan titik konflik ini dilakukan

dengan pengaturan fase lampu lalu lintas. Penerapan di Kabupaten Blitar, fase lampu lalu

lintas menggunakan 2 fase dan 4 fase. Pengaturan 2 fase diperlukan untuk memisahkan

konflik primer, sedangkan pengaturan 4 fase dilakukan dengan mengalirkan satu pendekat

pada waktu tertentu.

Berdasarka hasil rekapitulasi data survey perlengkapan jalan, untuk ruas jalan

kabupaten diperlukan 3 titik lokasi APILL, ketiga lokasi APILL yaitu persimpangan 4 Tumpang,

persimpangan 4 Pasar Kademangan, persimpangan 4 Pasar Gambar. Untuk ruas jalan

nasional diperlukan 2 titik lokasi APILL, kedua lokasi APILL adalah persimpangan 3

Kademangan dan persimpangan 3 Kesamben. Untuk jalan provinsi diperlukan 2 titik lokasi

APILL yang berlokasi di persimpangan 3 Tugurante dan persimpangan 3 Togogan. Hasil

survey lampu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten dapat dilihat

secara lebih detail pada lampiran.

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 15

kendaraan dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus

yang ada.

Berdasarkan cakupannya, jenis pengendalian lampu lalu lintas pada persimpangan

dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lampu lalu lintas terpisah (isolated traffic signal), lampu

lalu lintas terkoordinasi (coordinated trafiic signals), dan lampu lalu lintas jaringan

(networking traffic signals). Lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar seluruhnya merupakan

lampu lalu lintas terpisah dimana dalam perancangannya hanya didasarkan pertimbangan

pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan simpang lain yang terdekat.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar masuk

dalam jenis fixed time traffic signals yaitu pengoperasian lampu lalu lintas di mana

pengaturan waktunya (setting time) tidak mengalami perubahan (tetap). Berikut adalah

gambar lokasi lampu lalu lintas terpasang di Kabupaten Blitar:

Gambar 9 Lokasi Pemasangan Lampu Lalu Lintas di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Inti dari penerapan manajemen rekasaya lalu lintas pada persimpangan berlampu lalu

lintas adalah pengaturan titik konflik arus lalu lintas. Pengaturan titik konflik ini dilakukan

dengan pengaturan fase lampu lalu lintas. Penerapan di Kabupaten Blitar, fase lampu lalu

lintas menggunakan 2 fase dan 4 fase. Pengaturan 2 fase diperlukan untuk memisahkan

konflik primer, sedangkan pengaturan 4 fase dilakukan dengan mengalirkan satu pendekat

pada waktu tertentu.

Berdasarka hasil rekapitulasi data survey perlengkapan jalan, untuk ruas jalan

kabupaten diperlukan 3 titik lokasi APILL, ketiga lokasi APILL yaitu persimpangan 4 Tumpang,

persimpangan 4 Pasar Kademangan, persimpangan 4 Pasar Gambar. Untuk ruas jalan

nasional diperlukan 2 titik lokasi APILL, kedua lokasi APILL adalah persimpangan 3

Kademangan dan persimpangan 3 Kesamben. Untuk jalan provinsi diperlukan 2 titik lokasi

APILL yang berlokasi di persimpangan 3 Tugurante dan persimpangan 3 Togogan. Hasil

survey lampu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten dapat dilihat

secara lebih detail pada lampiran.

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 15

kendaraan dapat bergerak secara bergantian sehingga tidak saling mengganggu antar arus

yang ada.

Berdasarkan cakupannya, jenis pengendalian lampu lalu lintas pada persimpangan

dapat dibedakan menjadi tiga yaitu lampu lalu lintas terpisah (isolated traffic signal), lampu

lalu lintas terkoordinasi (coordinated trafiic signals), dan lampu lalu lintas jaringan

(networking traffic signals). Lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar seluruhnya merupakan

lampu lalu lintas terpisah dimana dalam perancangannya hanya didasarkan pertimbangan

pada suatu tempat persimpangan saja tanpa mempertimbangkan simpang lain yang terdekat.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, lampu lalu lintas di Kabupaten Blitar masuk

dalam jenis fixed time traffic signals yaitu pengoperasian lampu lalu lintas di mana

pengaturan waktunya (setting time) tidak mengalami perubahan (tetap). Berikut adalah

gambar lokasi lampu lalu lintas terpasang di Kabupaten Blitar:

Gambar 9 Lokasi Pemasangan Lampu Lalu Lintas di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Inti dari penerapan manajemen rekasaya lalu lintas pada persimpangan berlampu lalu

lintas adalah pengaturan titik konflik arus lalu lintas. Pengaturan titik konflik ini dilakukan

dengan pengaturan fase lampu lalu lintas. Penerapan di Kabupaten Blitar, fase lampu lalu

lintas menggunakan 2 fase dan 4 fase. Pengaturan 2 fase diperlukan untuk memisahkan

konflik primer, sedangkan pengaturan 4 fase dilakukan dengan mengalirkan satu pendekat

pada waktu tertentu.

Berdasarka hasil rekapitulasi data survey perlengkapan jalan, untuk ruas jalan

kabupaten diperlukan 3 titik lokasi APILL, ketiga lokasi APILL yaitu persimpangan 4 Tumpang,

persimpangan 4 Pasar Kademangan, persimpangan 4 Pasar Gambar. Untuk ruas jalan

nasional diperlukan 2 titik lokasi APILL, kedua lokasi APILL adalah persimpangan 3

Kademangan dan persimpangan 3 Kesamben. Untuk jalan provinsi diperlukan 2 titik lokasi

APILL yang berlokasi di persimpangan 3 Tugurante dan persimpangan 3 Togogan. Hasil

survey lampu lalu lintas pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten dapat dilihat

secara lebih detail pada lampiran.

Page 6: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 16

4.4 Lampu Kedip

Berbeda dengan lampu lalu lintas yang memiliki tiga aspek warna yaitu merah,

kuning, dan hijau, lampu kedip atau warning light hanya memiliki satu aspek warna yaitu

kuning saja. Lampu kedip ditempatkan pada lokasi ruas jalan yang rawan terjadinya

kecelakaan (misalkan tikungan tajam) atau bisa ditempatkan pada lokasi konflik lalu lintas

pada persimpangan yang belum diatur oleh lampu lalu lintas. Hampir seluruh lampu kedip di

Kabupaten Blitar belum menggunakan tenaga surya, ke depan penggunaan tenaga surya

akan digalakkan untuk mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penghematan

energy listrik. Berikut adalah contoh penempatan lampu kedip di Kabupaten Blitar:

Gambar 10 Lokasi Pemasangan Lampu Kedip di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, dari total kebutuhan lampu kedip di ruas jalan

kabupaten sebanyak 37 buah, lampu kedip yang sudah terpasang adalah sebanyak 20 buah

atau sebesar 54%. Sedangkan lampu kedip yang masih diperlukan adalah sekitar 17 buah

atau sebesar 46% dari total kebutuhan lampu kedip. Gambar berikut menjelaskan mengenai

grafik realisasi kebutuhan lampu kedip pada jalan kabupaten di Kabupaten Blitar:

Gambar 11 Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip Pada Jalan Kabupaten

Sumber: Hasil Analisa

2017

Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip pada Jalan Kabupatendi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

TERPASANG

KEBUTUHAN

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 16

4.4 Lampu Kedip

Berbeda dengan lampu lalu lintas yang memiliki tiga aspek warna yaitu merah,

kuning, dan hijau, lampu kedip atau warning light hanya memiliki satu aspek warna yaitu

kuning saja. Lampu kedip ditempatkan pada lokasi ruas jalan yang rawan terjadinya

kecelakaan (misalkan tikungan tajam) atau bisa ditempatkan pada lokasi konflik lalu lintas

pada persimpangan yang belum diatur oleh lampu lalu lintas. Hampir seluruh lampu kedip di

Kabupaten Blitar belum menggunakan tenaga surya, ke depan penggunaan tenaga surya

akan digalakkan untuk mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penghematan

energy listrik. Berikut adalah contoh penempatan lampu kedip di Kabupaten Blitar:

Gambar 10 Lokasi Pemasangan Lampu Kedip di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, dari total kebutuhan lampu kedip di ruas jalan

kabupaten sebanyak 37 buah, lampu kedip yang sudah terpasang adalah sebanyak 20 buah

atau sebesar 54%. Sedangkan lampu kedip yang masih diperlukan adalah sekitar 17 buah

atau sebesar 46% dari total kebutuhan lampu kedip. Gambar berikut menjelaskan mengenai

grafik realisasi kebutuhan lampu kedip pada jalan kabupaten di Kabupaten Blitar:

Gambar 11 Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip Pada Jalan Kabupaten

Sumber: Hasil Analisa

2017

Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip pada Jalan Kabupatendi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

TERPASANG

KEBUTUHAN

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 16

4.4 Lampu Kedip

Berbeda dengan lampu lalu lintas yang memiliki tiga aspek warna yaitu merah,

kuning, dan hijau, lampu kedip atau warning light hanya memiliki satu aspek warna yaitu

kuning saja. Lampu kedip ditempatkan pada lokasi ruas jalan yang rawan terjadinya

kecelakaan (misalkan tikungan tajam) atau bisa ditempatkan pada lokasi konflik lalu lintas

pada persimpangan yang belum diatur oleh lampu lalu lintas. Hampir seluruh lampu kedip di

Kabupaten Blitar belum menggunakan tenaga surya, ke depan penggunaan tenaga surya

akan digalakkan untuk mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penghematan

energy listrik. Berikut adalah contoh penempatan lampu kedip di Kabupaten Blitar:

Gambar 10 Lokasi Pemasangan Lampu Kedip di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, dari total kebutuhan lampu kedip di ruas jalan

kabupaten sebanyak 37 buah, lampu kedip yang sudah terpasang adalah sebanyak 20 buah

atau sebesar 54%. Sedangkan lampu kedip yang masih diperlukan adalah sekitar 17 buah

atau sebesar 46% dari total kebutuhan lampu kedip. Gambar berikut menjelaskan mengenai

grafik realisasi kebutuhan lampu kedip pada jalan kabupaten di Kabupaten Blitar:

Gambar 11 Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip Pada Jalan Kabupaten

Sumber: Hasil Analisa

2017

Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip pada Jalan Kabupatendi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

TERPASANG

KEBUTUHAN

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 16

4.4 Lampu Kedip

Berbeda dengan lampu lalu lintas yang memiliki tiga aspek warna yaitu merah,

kuning, dan hijau, lampu kedip atau warning light hanya memiliki satu aspek warna yaitu

kuning saja. Lampu kedip ditempatkan pada lokasi ruas jalan yang rawan terjadinya

kecelakaan (misalkan tikungan tajam) atau bisa ditempatkan pada lokasi konflik lalu lintas

pada persimpangan yang belum diatur oleh lampu lalu lintas. Hampir seluruh lampu kedip di

Kabupaten Blitar belum menggunakan tenaga surya, ke depan penggunaan tenaga surya

akan digalakkan untuk mendukung langkah pemerintah dalam melakukan penghematan

energy listrik. Berikut adalah contoh penempatan lampu kedip di Kabupaten Blitar:

Gambar 10 Lokasi Pemasangan Lampu Kedip di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Surve

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, dari total kebutuhan lampu kedip di ruas jalan

kabupaten sebanyak 37 buah, lampu kedip yang sudah terpasang adalah sebanyak 20 buah

atau sebesar 54%. Sedangkan lampu kedip yang masih diperlukan adalah sekitar 17 buah

atau sebesar 46% dari total kebutuhan lampu kedip. Gambar berikut menjelaskan mengenai

grafik realisasi kebutuhan lampu kedip pada jalan kabupaten di Kabupaten Blitar:

Gambar 11 Realisasi Kebutuhan Lampu Kedip Pada Jalan Kabupaten

Sumber: Hasil Analisa

Page 7: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 17

Tabel berikut menjelaskan mengenai lokasi lampu kedip yang diperlukan di wilayah

Kabupaten Blitar. Hasil survey lampu kedip pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

Tabel 3 Lokasi Kebutuhan Lampu Kedip Pada Jalan Kabupaten

NoLokasi JENIS

PERLENGKAPANJALAN

KET.Desa/ Jl./ Persil Kecamatan

1 2 3 4 51 Simpang 3 Desa Ngrejo Bakung LAMPU KEDIP2 Tikungan Ds. Dogong - Ngeni Wonotirto LAMPU KEDIP

3 Simpang 3 MTs. Selorejo Selorejo LAMPU KEDIP4 Simpang 4 Nglempung Srengat LAMPU KEDIP5 Simpang 4 pos Semar,Ds. Sumberasri Ngelgok LAMPU KEDIP6 Simpang 4 Depan Kantor Desa Ds. Kedawung Ngelgok LAMPU KEDIP7 Simpang 4 Depan Kantor Desa Ds. Bangsri Ngelgok LAMPU KEDIP8 Tikungan Ds. Semen Gandusari Gandusari LAMPU KEDIP

9 Simpang 3 Dsn Sekardangan Ds. Papungan Kanigoro LAMPU KEDIP10 Simpang 4 Wates Wates LAMPU KEDIP11 Simpang 4 Pasar Ds. Sumberingin Sanankulon LAMPU KEDIP12 Simpang 4 Pasar Cangkring Ponggok LAMPU KEDIP13 Simpang 3 Babadan Wlingi LAMPU KEDIP14 Simpang 3 Tawangsari Garum LAMPU KEDIP

15 Simpang 4 Ds. Tambakan Gandusari LAMPU KEDIP16 Ds. Tambakrejo Wonotirto LAMPU KEDIP17 Simp 4 Kesamben Kesamben LAMPU KEDIP

Sumber: Hasil Survey

4.5 Delineator

Delinator dan/atau patok tanda tikungan adalah suatu unit konstruksi yang diberi

tanda yang dapat memantulkan cahaya (reflektif) berfungsi sebagai pengarah dan sebagai

peringatan bagi pengemudi pada waktu malam hari, bahwa di sisi kiri atau kanan delinator

adalah daerah berbahaya. Delinator dapat berupa pipa besi atau pipa plastic yang diberi

tanda yang dapat memantulkan cahaya (reflektif).

Delinator dipasang pada bagian sisi kiri dan kanan jalur jalan pada daerah-daerah

yang berbahaya. Penempatan delinator dilakukan sedemikian rupa sehingga reflector

berwarna merah akan kelihatan pada sebelah kiri dari arah lalu lintas dan yang berwarna

putih akan terlihat pada sebelah kanan arah lalu lintas. Delinator ditempatkan sekurang-

kurangnya 60 cm dari tepi jalan dimana lokasi dan jarak pengulangannya disesuaikan dengan

hasil manajemen dan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah contoh penempatan delinator di

Kabupaten Blitar:

Page 8: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 18

Gambar 12 Lokasi Penempatan Delinator Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, jumlah delinator terpasang di jalan kabupaten

sebanyak 6 buah yang terletak di Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan. Untuk jalan

nasional terdapat 120 buah delinator terpasang, sedangkan untuk jalan propinsi terdapat 83

buah delinator terpasang. Fungsi delinator dapat digantikan oleh pagar pengaman jalan

(guardrail) dimana pada guardrail sudah terpasang reflector yang menyala pada malam hari

jika terkena sinar lampu kendaraan. Hasil survey delinator pada jalan nasional, jalan provinsi

dan jalan kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.6 Cermin Tikungan

Cermin tikungan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai

alat untuk menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor. Cermin tikungan

berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari cermin, bingkai cermin, tiang penyangga dan

pengikatnya. Cermin tikungan dipasang pada tepi jalan pada lokasi-lokasi dimana pandangan

pengemudi kendaraan bermotor sangat terbatas atau terhalang khususnya pada tikungan

tajam dan persimpangan jalan. Tinggi tiang cermin dapat disesuaikan dengan manajemen

dan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah contoh gambar cermin tikungan:

Gambar 13 Contoh cermin tikungan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 18

Gambar 12 Lokasi Penempatan Delinator Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, jumlah delinator terpasang di jalan kabupaten

sebanyak 6 buah yang terletak di Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan. Untuk jalan

nasional terdapat 120 buah delinator terpasang, sedangkan untuk jalan propinsi terdapat 83

buah delinator terpasang. Fungsi delinator dapat digantikan oleh pagar pengaman jalan

(guardrail) dimana pada guardrail sudah terpasang reflector yang menyala pada malam hari

jika terkena sinar lampu kendaraan. Hasil survey delinator pada jalan nasional, jalan provinsi

dan jalan kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.6 Cermin Tikungan

Cermin tikungan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai

alat untuk menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor. Cermin tikungan

berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari cermin, bingkai cermin, tiang penyangga dan

pengikatnya. Cermin tikungan dipasang pada tepi jalan pada lokasi-lokasi dimana pandangan

pengemudi kendaraan bermotor sangat terbatas atau terhalang khususnya pada tikungan

tajam dan persimpangan jalan. Tinggi tiang cermin dapat disesuaikan dengan manajemen

dan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah contoh gambar cermin tikungan:

Gambar 13 Contoh cermin tikungan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 18

Gambar 12 Lokasi Penempatan Delinator Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, jumlah delinator terpasang di jalan kabupaten

sebanyak 6 buah yang terletak di Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan. Untuk jalan

nasional terdapat 120 buah delinator terpasang, sedangkan untuk jalan propinsi terdapat 83

buah delinator terpasang. Fungsi delinator dapat digantikan oleh pagar pengaman jalan

(guardrail) dimana pada guardrail sudah terpasang reflector yang menyala pada malam hari

jika terkena sinar lampu kendaraan. Hasil survey delinator pada jalan nasional, jalan provinsi

dan jalan kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.6 Cermin Tikungan

Cermin tikungan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai

alat untuk menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor. Cermin tikungan

berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari cermin, bingkai cermin, tiang penyangga dan

pengikatnya. Cermin tikungan dipasang pada tepi jalan pada lokasi-lokasi dimana pandangan

pengemudi kendaraan bermotor sangat terbatas atau terhalang khususnya pada tikungan

tajam dan persimpangan jalan. Tinggi tiang cermin dapat disesuaikan dengan manajemen

dan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah contoh gambar cermin tikungan:

Gambar 13 Contoh cermin tikungan

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 18

Gambar 12 Lokasi Penempatan Delinator Di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data, jumlah delinator terpasang di jalan kabupaten

sebanyak 6 buah yang terletak di Desa Dawuhan Kecamatan Kademangan. Untuk jalan

nasional terdapat 120 buah delinator terpasang, sedangkan untuk jalan propinsi terdapat 83

buah delinator terpasang. Fungsi delinator dapat digantikan oleh pagar pengaman jalan

(guardrail) dimana pada guardrail sudah terpasang reflector yang menyala pada malam hari

jika terkena sinar lampu kendaraan. Hasil survey delinator pada jalan nasional, jalan provinsi

dan jalan kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran.

4.6 Cermin Tikungan

Cermin tikungan adalah kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi sebagai

alat untuk menambah jarak pandang pengemudi kendaraan bermotor. Cermin tikungan

berupa suatu unit konstruksi yang terdiri dari cermin, bingkai cermin, tiang penyangga dan

pengikatnya. Cermin tikungan dipasang pada tepi jalan pada lokasi-lokasi dimana pandangan

pengemudi kendaraan bermotor sangat terbatas atau terhalang khususnya pada tikungan

tajam dan persimpangan jalan. Tinggi tiang cermin dapat disesuaikan dengan manajemen

dan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah contoh gambar cermin tikungan:

Gambar 13 Contoh cermin tikungan

Page 9: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 19

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey kebutuhan cermin tikungan di Kabupaten

Blitar adalah 17 buah dan belum terpasang sama sekali. Detail lokasi kebutuhan cermin

tikungan dapat dilihat pada lampiran.

4.7 Paku Jalan

Paku jalan (road studs) merupakan salah satu pendukung marka jalan selain delinator

dan kerucut lalu lintas. Paku jalan masuk dalam golongan marka mekanik dan marka jenis ini

ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik. Paku jalan dapat

terbuat dari logam plastic atau keramik. Paku jalan digunakan terutama sebagai tanda garis

tengah jalan chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor dalam

pemasangannya maka paku jalan tidak boleh menonjol 15 milimeter diatas permukaan jalan,

apabila dilengkapi dengan reflector maksimal tingginya adalah 40 milimeter diatas permukaan

jalan. Paku jalan biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah

lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

Gambar 14 lokasi pemasangan paku jalan di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey, kebutuhan paku jalan di ruas jalan

kabupaten adalah 790 buah atau sekitar 88% dari total 900 buah kebutuhan paku jalan.

Sedangkan untuk jalan propinsi kebutuhan paku jalan adalah sebanyak 110 atau sekitar 12%

dari total kebutuhan paku jalan.

Hasil survey kebutuhan paku jalan pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran. Berikut adalah grafik dari

penjelasan diatas:

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 19

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey kebutuhan cermin tikungan di Kabupaten

Blitar adalah 17 buah dan belum terpasang sama sekali. Detail lokasi kebutuhan cermin

tikungan dapat dilihat pada lampiran.

4.7 Paku Jalan

Paku jalan (road studs) merupakan salah satu pendukung marka jalan selain delinator

dan kerucut lalu lintas. Paku jalan masuk dalam golongan marka mekanik dan marka jenis ini

ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik. Paku jalan dapat

terbuat dari logam plastic atau keramik. Paku jalan digunakan terutama sebagai tanda garis

tengah jalan chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor dalam

pemasangannya maka paku jalan tidak boleh menonjol 15 milimeter diatas permukaan jalan,

apabila dilengkapi dengan reflector maksimal tingginya adalah 40 milimeter diatas permukaan

jalan. Paku jalan biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah

lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

Gambar 14 lokasi pemasangan paku jalan di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey, kebutuhan paku jalan di ruas jalan

kabupaten adalah 790 buah atau sekitar 88% dari total 900 buah kebutuhan paku jalan.

Sedangkan untuk jalan propinsi kebutuhan paku jalan adalah sebanyak 110 atau sekitar 12%

dari total kebutuhan paku jalan.

Hasil survey kebutuhan paku jalan pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran. Berikut adalah grafik dari

penjelasan diatas:

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 19

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey kebutuhan cermin tikungan di Kabupaten

Blitar adalah 17 buah dan belum terpasang sama sekali. Detail lokasi kebutuhan cermin

tikungan dapat dilihat pada lampiran.

4.7 Paku Jalan

Paku jalan (road studs) merupakan salah satu pendukung marka jalan selain delinator

dan kerucut lalu lintas. Paku jalan masuk dalam golongan marka mekanik dan marka jenis ini

ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik. Paku jalan dapat

terbuat dari logam plastic atau keramik. Paku jalan digunakan terutama sebagai tanda garis

tengah jalan chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor dalam

pemasangannya maka paku jalan tidak boleh menonjol 15 milimeter diatas permukaan jalan,

apabila dilengkapi dengan reflector maksimal tingginya adalah 40 milimeter diatas permukaan

jalan. Paku jalan biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah

lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

Gambar 14 lokasi pemasangan paku jalan di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey, kebutuhan paku jalan di ruas jalan

kabupaten adalah 790 buah atau sekitar 88% dari total 900 buah kebutuhan paku jalan.

Sedangkan untuk jalan propinsi kebutuhan paku jalan adalah sebanyak 110 atau sekitar 12%

dari total kebutuhan paku jalan.

Hasil survey kebutuhan paku jalan pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran. Berikut adalah grafik dari

penjelasan diatas:

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 19

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey kebutuhan cermin tikungan di Kabupaten

Blitar adalah 17 buah dan belum terpasang sama sekali. Detail lokasi kebutuhan cermin

tikungan dapat dilihat pada lampiran.

4.7 Paku Jalan

Paku jalan (road studs) merupakan salah satu pendukung marka jalan selain delinator

dan kerucut lalu lintas. Paku jalan masuk dalam golongan marka mekanik dan marka jenis ini

ditanam/dipaku ke permukaan jalan melengkapi marka non mekanik. Paku jalan dapat

terbuat dari logam plastic atau keramik. Paku jalan digunakan terutama sebagai tanda garis

tengah jalan chevron, karena dapat mengganggu kestabilan pengendara sepeda motor dalam

pemasangannya maka paku jalan tidak boleh menonjol 15 milimeter diatas permukaan jalan,

apabila dilengkapi dengan reflector maksimal tingginya adalah 40 milimeter diatas permukaan

jalan. Paku jalan biasanya digunakan pada marka garis membujur sebagai batas pemisah

lajur ataupun sebagai batas kiri dan kanan badan jalan.

Gambar 14 lokasi pemasangan paku jalan di Kabupaten Blitar

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi data survey, kebutuhan paku jalan di ruas jalan

kabupaten adalah 790 buah atau sekitar 88% dari total 900 buah kebutuhan paku jalan.

Sedangkan untuk jalan propinsi kebutuhan paku jalan adalah sebanyak 110 atau sekitar 12%

dari total kebutuhan paku jalan.

Hasil survey kebutuhan paku jalan pada jalan nasional, jalan provinsi dan jalan

kabupaten dapat dilihat secara lebih detail pada lampiran. Berikut adalah grafik dari

penjelasan diatas:

Page 10: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 20

Gambar 15 Kebutuhan Paku Jalan Pada Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten

Sumber: Hasil Analisa

4.8 Rekapitulasi Data

Berdasarkan hasil survey perlengkapan jalan berikut adalah rekapitulasi jumlah

perlengkapan jalan baik yang sudah terpasang maupun kebutuhan perlengkapan jalan yang

terdapat di ruas jalan nasional, jalan provinsi dan jalan kabupaten.

Tabel 4

Rekapitulasi Data Perlengkapan Jalan Di Kabupaten Blitar Tahun 2012

NOJENIS

PERLENGKAPANJALAN

STATUS JALAN

KABUPATEN NASIONAL PROVINSI

KEBUTUHAN TERPASANG KEBUTUHAN TERPASANG KEBUTUHAN TERPASANG

1 2 3 4 5 6 7 81 RAMBU LALIN 2618 912 48 350 156 2502 GUARDRAIL 1800 m 592 m - 1920 m 500 m 124 m3 APILL 3 1 2 5 2 4

4 LAMPU KEDIP 17 21 1 22 - 135 DELINATOR - 6 - 120 41 836 PAKU JALAN 790 - - 475 110 -7 CERMIN TIKUNGAN 17 - - - - -

Sumber: Hasil Survey

Berdasarkan hasil rekapitulasi jenis perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas pada

ruas jalan kabupaten, kebutuhan rambu lalu lintas adalah 2618 buah, sedangkan eksisting

yang sudah terpasang sebanyak 912 buah. Untuk ruas jalan nasional kebutuhan rambu lalu

lintas adalah 48 buah, sedangkan rambu lalu lintas eksisting yang sudah terpasang sebanyak

350 buah. Untuk ruas jalan provinsi kebutuhan rambu lalu lintas adalah 156 buah, sedangkan

rambu lalu lintas eksisting yang sudah terpasang sebanyak 250 buah.

110

790

Kebutuhan Paku Jalan Pada Jalan Propinsi dan Jalan KabupatenDi Kabupaten Blitar

Tahun 2012

JALAN PROPINSI

JALAN KABUPATEN

Page 11: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 21

Hasil rekapitulasi jenis perlengkapan jalan selanjutnya adalah pagar pengaman jalan

(guardrail). Untuk ruas jalan kabupaten pagar pengaman jalan eksisting yang sudah

terpasang adalah sepanjang 592 meter, sedangkan kebutuhan pagar pengaman jalan adalah

sepanjang 1800 meter. Untuk jalan nasional pagar pengaman jalan eksisting yang sudah

terpasang adalah sepanjang 1920 meter, sedangkan untuk ruas jalan provinsi pagar

pengaman jalan eksisting yang sudah terpasang adalah 124 meter sedangkan kebutuhan

pagar pengaman jalan sepanjang 500 m.

Rekapitulasi perlengkapan jalan selanjutnya adalah APILL. Pada jalan kabupaten

terpasang 1 lokasi APILL yaitu pada simpang 4 Babadan Wlingi. Kebutuhan untuk jalan

kabupaten sebanyak 3 lokasi yaitu persimpangan 4 Tumpang, persimpangan 4 Pasar

Kademangan, persimpangan 4 Pasar Gambar. Untuk ruas jalan nasional diperlukan 2 titik

lokasi APILL, kedua lokasi APILL adalah persimpangan 3 Kademangan dan persimpangan 3

Kesamben, sedangkan pada jalan nasional sudah terpasang APILL sebanyak 5 lokasi yaitu

simpang 3 Beru, simpang 3 RSUD WLingi, simpang 4 Kendalrejo, simpang 4 Talun, dan

simpang 4 Garum. Untuk jalan provinsi diperlukan 2 titik lokasi APILL yang berlokasi di

persimpangan 3 Tugurante dan persimpangan 3 Togogan, sedangkan pada jalan provinsi

sudah terpasang 4 lokasi APILL yaitu simpang 4 Poluhan, simpang 4 Srengat, simpang 4

Udanawu, dan simpang 4 Sutojayan.

Jenis perlengkapan jalan selanjutnya adalah lampu kedip. Berdasarkan hasil

rekapitulasi pada ruas jalan kabupaten, dibutuhkan 17 lokasi lampu kedip, sedangkan lampu

kedip eksisting yang sudah terpasang sebanyak 21 lokasi. Untuk ruas jalan nasional

dibutuhkan 1 lokasi lampu kedip yaitu pada simpang 3 timur Dinas Pendidikan Daerah di

Kecamatan Garum, sedangkan lampu kedip eksisting yang sudah terpasang sebanyak 22

lokasi. Untuk ruas jalan provinsi lampu kedip yang sudah terpasang adalah 13 lokasi.

Beralih pada jenis perlengkapan jalan berupa delinator, pada ruas jalan kabupaten

telah terpasang 6 buah delinator. Pada jalan nasional telah terpasang 120 buah delinator dan

pada ruas jalan provinsi telah terpasang 69 delinator, sedangkan kebutuhan delinator pada

jalan provinsi sebanyak 41 buah.

Untuk jenis perlengkapan jalan yang berupa paku jalan, kebutuhan paku jalan pada

ruas jalan kabupaten adalah 790 buah dan belum pernah dilakukaan pemasangan paku jalan

pada ruas jalan kabupaten. Untuk jalan nasional paku jalan terpasang sebanyak 475 buah.

Pada ruas jalan provinsi kebutuhan paku jalan sebanyak 110 buah.

Page 12: BAB 4 Buku Laporan Survai

LAPORAN HASIL SURVEY PERLENGKAPAN JALANDISHUBKOMINFO KABUPATEN BLITAR

TAHUN ANGGARAN 2012

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 22

Perlengkapan jalan terakhir berdasarkan hasil rekapitulasi adalah cermin tikungan.

Kebutuhan cermin tikungan hanya ada pada ruas jalan kabupaten dengan jumlah kebutuhan

sebanyak 17 buah.