17
57 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Lexy J. Moleong, 2000). Sementara itu, pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan riset dan suatu filosopi Eropa yang diperkenalkan pertama kali pada awal abad ke-20 oleh Edmund Husserl tepatnya pada tahun 1859-1938. Pendapat Husserl tentang perspektif fenomenologi adalah memberikan deskripsi, refleksi, interpretasi, dan modus riset yang menyampaikan intisari dari pengalaman kehidupan individu yang diteliti. Metode penelitian ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui dan memahami gambaran emosional pada remaja yang memiliki saudara kandung penyandang disabilitas. 3.2 Partisipan Pada penelitian ini digunakan istilah partisipan untuk menyebut sampel yang diteliti. Jumlah partisipan yang dijadikan sampel dalam penelitian kualitatif sangat ditentukan oleh adanya pengulangan informasi atau saturasi data (Moleong, 2000). Jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif berjumlah tujuh sampai sepuluh orang, apabila telah tercapai saturasi data dan tidak ada lagi IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

57

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan

fenomenologi, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan

angka-angka. penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

diamati (Lexy J. Moleong, 2000).

Sementara itu, pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan riset

dan suatu filosopi Eropa yang diperkenalkan pertama kali pada awal abad ke-20

oleh Edmund Husserl tepatnya pada tahun 1859-1938. Pendapat Husserl tentang

perspektif fenomenologi adalah memberikan deskripsi, refleksi, interpretasi, dan

modus riset yang menyampaikan intisari dari pengalaman kehidupan individu

yang diteliti.

Metode penelitian ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui dan

memahami gambaran emosional pada remaja yang memiliki saudara kandung

penyandang disabilitas.

3.2 Partisipan

Pada penelitian ini digunakan istilah partisipan untuk menyebut sampel

yang diteliti. Jumlah partisipan yang dijadikan sampel dalam penelitian kualitatif

sangat ditentukan oleh adanya pengulangan informasi atau saturasi data

(Moleong, 2000). Jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif berjumlah tujuh

sampai sepuluh orang, apabila telah tercapai saturasi data dan tidak ada lagi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 2: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

58

informasi baru yang didapatkan pada pertanyaan yang sama maka jumlah

partisipan dapat dihentikan (Creswell, 2013). Partisipan dalam penelitian ini

sebanyak 10 remaja yang memiliki saudara kandung penyandang disabilitas.

Adapun syarat untuk menentukan jumlah partisipan dalam penelitian

kualitatif yaitu (Patton, 2001; dalam Yusuf et al.,2017): (1) besar sampel dapat

mencapai saturasi atau pengulangan informasi, besar sampel dapat digunakan

identifikasi pola/tema yang konsisten, dan besar sampel dirasa sudah cukup untuk

tidak ada lagi informasi yang perlu digali, dan (2) besar sampel harus dapat

mewakili variasi dalam populasi target, besar sampel sudah cukup untuk menggali

variasi dalam populasi target. Kriteria partisipan dalam penelitian dengan

wawancara mendalam, antara lain:

(1) Partisipan adalah remaja berusia 15-19 tahun yang memiliki saudara

kandung penyandang disabilitas.

(2) Partisipan tinggal satu rumah dengan saudara kandungnya yang

penyandang disabilitas.

3.3 Instrumen Penelitian dan Alat Bantu Pengumpulan Data

3.3.1 Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang berperan sebagai instrumen dalam

penelitian yang dilakukan (Yusuf et al, 2017).

3.3.2 Alat bantu pengumpulan data

Alat pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah terdiri dari

pedoman wawancara, handphone untuk wawancara online, alat tulis dan catatan

lapangan (field note). Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan prinsip

immersion yaitu memposisikan diri seolah-olah menjadi bagian dari fenomena

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 3: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

59

yang diamati. Pada saat menggali data penelitian, peneliti mengabaikan segala

asumsi pribadi terkait fenomena yang diteliti, mengesampingkan pengetahuan dan

pemahaman pribadinya, serta berusaha sepenuhnya untuk memposisikan diri

sebagai partisipan dan memandang segala sesuatu dari perspektif partisipan.

Konsep ini disebut dengan epoche atau bracketing (Creswell, 2013).

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

3.4.1 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di wilayah SLB Fajar Harapan. Pemilihan tempat

sesuai kehendak partisipan agar partisipan mendapatkan suasana yang nyaman

untuk menyampaikan informasi yang akan disampaikan, namun masih berada

didalam lingkungan rumah.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak menyusun proposal sampai dengan

publikasi yaitu pada bulan Agustus 2020 sampai dengan bulan November 2020.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

Data dikumpukan melalui observasi, wawancara mendalam (indepth

interview), dan catatan lapangan.

1. Pengumpulan data dengan observasi memungkinkan peneliti merasakan apa

yang dirasakan oleh subjek penelitian dan mengoptimalkan apa yang dilihat

peneliti oleh subjek penelitian. Pengumpulan data dengan teknik observasi

dipilih untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti saat

melakukan evaluasi dan membuat data yang dikumpulkan menggunakan

metode lain lebih bisa di pertanggungjawabkan. Observasi yang dilakukan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 4: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

60

dalam penelitian ini yaitu mengamati lingkungan, kejadian, kegiatan,

interaksi, dan bahasa yang digunakan partisipan dalam setting penelitian,

mengumpulkan informasi tentang topik dan isu yang sensitif mungkin tidak

ingin diceritakan oleh partisipan.

2. Wawancara pada penelitian kualitatif digunakan sebagai proses pengumpulan

informasi melalui tanya jawab dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh

dua pihak yaitu pewawancara dan orang yang diwawancarai. Wawancara

dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan partisipan. Lama

wawancara kurang lebih 30 menit - 1 jam di setiap partisipan dan data yang

diperoleh ketika wawancara sudah dapat menjawab semua pertanyaan

penelitian. Teknik pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk:

a. Menggali pemikiran, asumsi, emosi, sikap maupun perasaan seseorang

yang kemungkinan mempengaruhi perilaku yang diamati.

b. Menggali perasaan maupun pengalaman individu secara mendalam yang

tidak bisa diperoleh jika menggunakan kuesioner.

c. Menindaklanjuti hasil yang tidak diperkirakan sebelumnya atau

mengkonfirmasi interpretasi metode lain yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisis data (Yusuf et al, 2017).

3. Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan sebuah alat yang digunakan

untuk mencatat keseluruhan setting, observasi peneliti, pengalaman peneliti

tentang apa yang di dengar, dialami, dipikirkan dan refleksi selama proses

pengambilan data. Catatan lapangan ini juga dapat digunakan untuk mencatat

serta menjelaskan ekspresi partisipan, perubahan posisi partisipan serta

observasi lain yang tidak tertangkap oleh perekam (Yusuf et al, 2017).

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 5: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

61

3.5.1 Tahap persiapan

Pada tahap ini sebelum wawancara dilakukan, peneliti meminta surat

keterangan pengambilan data penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas

Airlangga, kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah SLB Fajar

Harapan. Kemudian Kepala Sekolah SLB Fajar Harapan memberikan ijin

penelitian kepada siswanya.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan wawancara dengan tiga fase

yaitu:

1) Fase Orientasi

Fase orientasi dimulai dengan penjelasan informed consent, tujuan,

prosedur penelitian dan pedoman wawancara. Setelah itu partisipan

membuat pernyataan bersedia menjadi responden dan menandatangani

surat pernyataan kesediaan menjadi partisipan (informed consent) dan

surat pernyataan untuk direkam ketika wawancara online yang kemudian

di foto dan dikirim kepada peneliti. Peneliti pada tahap orientasi pertama

kali menanyakan keadaan partisipan untuk mengidentifikasi sejauh mana

kesiapan untuk dilakukan wawancara. Peneliti juga membangun rasa

saling percaya dengan partisipan. Peneliti menyiapkan handphone yang

sudah terinstal aplikasi whats app yang digunakan untuk wawancara online

dan menyiapkan alat tulis untuk mengidentifikasi bahasa nonverbal

partisipan selama wawancara online. Peneliti juga mengidentifikasi posisi

handphone yang digunakan untuk wawancara online yang tepat agar tetap

dapat menjaga privasi partisipan, dan dapat merekam semua percakapan

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 6: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

62

selama wawancara dengan jelas. Peneliti melakukan wawancara pada

partisipan dengan posisi berhadapan melalui video call aplikasi whats app

dengan jarak yang cukup dekat kurang lebih 50 cm, dengan pertimbangan

suara dapat terdengar jelas. Begitupun dengan wawancara offline peneliti

tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu menjaga jarak selama

wawancara, memakai masker ketika wawancara dan sebelum masuk

rumah partisipan mencuci tangan terlebih dahulu. Peneliti melakukan

wawancara dengan posisi berhadapan kurang lebih jarak 1 meter, alat

perekam diletakkan didekat partisipan kurang lebih 30 cm dari partisipan ,

dengan pertimbangan suara dapat terdengar jelas.

1) Fase Kerja

Peneliti mulai wawancara mendalam (in-depth intereview) kepada

partisipan dengan mengajukan pertanyaan pembuka dan kemudian

pertanyaan inti yaitu “Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui

saudara anda terdiagnosa disabilitas?” pertanyaan tersebut digunakan

untuk mendapatkan kesan secara umum dari partisipan. Pada penelitian

ini, peneliti memberikan pertanyaan terbuka untuk menguraikan

pertanyaan inti tersebut. Wawancara yang dilakukan peneliti pada

partisipan tidak semuanya ada dalam daftar pertanyaan yaitu pertanyaan

berkembang sesuai dengan respons jawaban dari partisipan. Peneliti

memberikan gambaran pertanyaan untuk memperjelas pertanyaan apabila

partisipan tidak dapat memahami pertanyaan peneliti. Wawancara pada

penelitian seharusnya berlangsung 30 menit - 1 jam untuk setiap

partisipan. Namun, waktu bersifat fleksibel dapat bertambah atau

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 7: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

63

berkurang sesuai dengan keadaan dan kesediaan partisipan. Rata-rata

waktu yang diperlukan untuk wawancara disetiap partisipan yaitu kurang

lebih 25-40 menit, dan jawaban yang diberikan sudah dapat menjawab

pertanyaan penelitian. Apabila ketika dipertengahan wawancara ada

hambatan seperti kedatangan tamu, maka partisipan dipersilahkan untuk

menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Selain itu ketika partisipan

mengalami kelelahan dipertengahan wawancara peneliti memberikan

waktu untuk beristirahat, dan apabila ada pertanyaan yang menyinggung

perasaan maka peneliti memberikan waktu untuk menenangkan

pikirannya, serta peneliti juga membolehkan partisipan untuk

mengundurkan diri jika dalam berjalannya penelitian ada yang tidak sesuai

dengan partisipan. Wawancara diakhiri ketika informasi yang dibutuhkan

telah diperoleh sesuai tujuan penelitian melalui saturasi. Saturasi data

diperoleh ketika jawaban dari partisipan sama dan sudah diulang-ulang

setiap partisipan sehingga tidak ada variasi data baru.

2) Fase Terminasi

Terminasi dilakukan apabila semua informasi yang ingin didapatkan sudah

sesuai tujuan. Peneliti menutup wawancara dengan mengucapkan

terimakasih atas partisipasi dan kerjasama partisipan selama wawancara.

Peneliti kemudian membuat kontrak kembali dengan partisipan untuk

pertemuan selanjutnya via online yaitu untuk validasi data.

3.6 Catatan Lapangan

Peneliti menuliskan catatan lapagan (field note) yang penting dari tujuan

penelitian dengan dibantu notulen untuk melengkapi hasil wawancara agar tidak

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 8: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

64

lupa dan membantu unsur kealamiahan data yang didapatkan selama wawancara.

Notulen memiliki tugas yaitu mencatat dan mendokumentasikan suasana, ekspresi

wajah, perilaku dan respon non verbal partisipan selama proses wawancara.

Catatan lapangan tersebut disusun kedalam suatu form panduan catatan lapangan

yang menggambarkan respon partisipan selama wawancara berlangsung. Catatan

lapangan ditulis ketika wawancara berlangsung.

3.6.1 Tahap terminasi

Peneliti melakukan validasi transkrip akhir pada semua partisipan. Peneliti

memberikan penjelasan jika ada partisipan yang belum memahani tentang tema

yang diangkat. Peneliti menyatakan pada partisipan bahwa proses penelitian telah

berakhir dengan adanya validasi data sudah dilakukan. Peneliti mengucapkan

terimakasih atas kesediaan dan kerjasama selama proses penelitian.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 9: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

65

3.7 Kerangka Kerja

Gambar 3.2 Kerangka Kerja penelitian gambaran emosional pada remaja yang

memiliki saudara kandung disabilitas

Partisipan yang mewakilipenelitian ini sesuai kriteria, yaitu remaja

yang memiliki saudara kandung penyandang disabilitas yang

tinggal satu rumah, remaja berusia 15-19 tahun, jumlah partisipan

sebanyak 10 orang untuk mencapai saturasi dengan indepth

interview

Menyiapkan instrument penelitian

1) Menyiapkan handphone dan akses internet yang

memungkinkan untuk wawancara via telepon

2) Menentukan waktu dan tempat untuk wawancara

3) Menyiapkan coding pada partisipan

Melakukan wawancara (indepth interview)

Melakukan analisa data data dengan tahapan:

1) Mendeskripsikan fenomena yang diteliti

2) Mengumpulkan deskripsi fenomena yang diteliti

3) Membaca keseluruhan deskripsi partisipan tentang fenomena yang sedang diteliti

4) Memisahkan pernyataan-pernyataan signifikan

5) Mengidentifikasi makna setiap pernyataan yang signifikan

6) mengelompokkan setiap makna dalam tema

7) mengintegrasikan setiap tema menjadi dskripsi yang lengkap

8) memvalidasi pernyataan yang mendalam kepada partisipan

9) Menggabungkan hasil analisa dengan data validasi kedalam bentuk deskripsi

yang mendalam

Memastikan keabsahan data. Melakukan triangulasi metode (wawancara tidak

terstruktur, catatan lapangan, dan observasi)

Hasil dan Kesimpulan

Populasi : remaja yang memiliki saudara kandung disabilitas

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 10: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

66

3.8 Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif bertujuan untuk mengelompokkan

data menjadi lebih terstruktur dan memeperoleh makna dari data yang

didapatkan. Penelitian kualitatif umumnya menyatukan analisis data dan

pengumpulan data secara bersamaan, tidak menunggu seluruh data terkumpul,

sehingga tema dan konsep yang penting terjadi setelah data diperoleh (Polit &

Beck, 2012).

Proses analisa data pada penelitian kualitatif dengan pendekatan

studi fenomenologi menggunakan metode Colaizzi yaitu prosedur analisis tematik

yang jelas dan populer yang menggunakan pendekatan tujuh langkah (Daymon,

2008). Keunggulan dari metode Colaizzi adalah adanya validasi balik kepada

partisipan terkait hasil analisis. Metode Colaizzi dapat memungkinkan

dilakukannya perubahan hasil analisa data berdasarkan validasi yang telah

dilakukan kepada partisipan (Creswell, 2013). Tahapan analisis pada penelitian

ini menurut Colaizzi adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan fenomena yang diteliti. Peneliti memahami perasaan remaja

mengenai perasaannya dengan memperkaya informasi dengan membaca

jurnal dan buku yang telah ada. Cara yang digunakan peneliti setelah

perkenalan, pertama adalah dengan melakukan pendekatan kepada partisipan

untuk membina hubungan saling percaya dan menjelaskan informed consent

untuk persetujuan, menjelaskan prosedur serta panduan wawancara. Setelah

partisipan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian, selanjutnya peneliti

membicarakan pengalaman yang alami partisipan.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 11: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

67

2. Mengumpulkan deskripsi fenomena melalui pendapat partisipan. Peneliti

melakukan wawancara online dan menuliskannya dalam bentuk verbartim

untuk dapat mendeskripsikan bagaimana gambaran emosional pada remaja

yang memiliki saudara kandung disabilitas.

3. Membaca seluruh teks deskripsi fenomena yang telah disampaikan partisipan.

Deskripsi wawancara partisipan disusun dalam bentuk naskah verbatim.

Naskah verbatim dilakukan sinkronisasi dengan field note sehingga naskah

verbatim dapat juga berisikan pernyataan partisipan (informasi verbal) dan

ekspresi gerak tubuh partisipan (informasi non verbal).

4. Memisahkan pernyataan-pernyataan signifikan. Setelah naskah verbatim

selesai, selanjutnya peneliti membaca berkali-kali keseluruhan isi agar

memahami benar pengalaman partisipan secara utuh dan dapat memahami

sudut pandang partisipan terhadap fenomena yang dialami. Kemudian

memisahkan pernyataan yang signifikan untuk diberikan kode. Pernyataan

partisipan dinilai signifikan jika mengandung informasi yang berkaitan

dengan tujuan penelitian. Setelah semua pernyataan signifikan teridentifikasi,

selanjutnya dipisahkan dari pernyataan yang tidak signifikan dengan

memasukkan seluruh pernyataan signifikan kedalam tabel analisis data.

5. Mengategorisasikan pernyataan menjadi satu tema/ cluster makna. Peneliti

melakukan suatu proses internal untuk menginterpretasikan makna

pernyataan tersebut dari sudut pandang partisipan untuk mengetahui esensi

dari pernyataan tersebut. Proses interpretasi ini mengesampingkan semua

pengetahuan, asumsi, dan pengalaman pribadi peneliti.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 12: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

68

6. Mengorganisir setiap unit makna yang terumuskan menjadi satu tema.

Membandingkan dan mencari persamaan yang ada, dan akhirnya

dikelompokkan kedalam satu kategori makna.

7. Menuliskan deskripsi yang lengkap dari tema-tema yang telah dirangkai

selama proses analisis data. Setiap tema yang teridentifikasi dirangkai

menjadi satu paragraf singkat yang mampu menjelaskan pengalaman

partisipan.

8. Melakukan validasi deskripsi kembali kepada partisipan. Hasil yang telah

diperoleh kemudian diserahkan kepada partisipan untuk dibaca ulang dan

diperiksa kesesuaiannya dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh

partisipan. Partisipan juga diberikan kebebasan untuk melakukan perubahan

terhadap hasil penelitian jika dirasakan ada hal yang tidak sesuai dengan

pengalamannya, untuk meningkatkan akurasi dan reliabilitas hasil penelitian.

9. Menggabungkan data hasil validasi kedalam deskripsi hasil analisis untuk

disempurnakan.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 13: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

69

Gambar 3.3 proses analisis data oleh colaizi (1978)

3.9 Etik Penelitian

Etik dalam penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi isu utama

yang berkembang saat ini. Hampir 90% peneliti ilmu keperawatan

menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, oleh karena itu peneliti harus

memahami prinsip-prinsip etik dalam penelitian. Apabila hal ini diabaikan, maka

peneliti dapat melanggar hak-hak manusia (Nursalam, 2016). Penelitian ini telah

lulus uji etik di KEPK FKp UNAIR dengan No Sertifikat: 2136-KEPK.

Peneliti harus menghormati budaya dan norma masyarakat yang sesuai

dengan aturan ilmu pengetahuan dan penelitian. Prinsip etik berlaku dimana

penelitian dilaksanakan baik untuk individu maupun masyarakat. Penelitian yang

Melakukan wawancara (indepth interview)

via telepon

Transkrip

Menguraikan arti

Kategori, kelompok tema, tema

Deskripsi mendalam mengenai fenomena

Struktur dasar

Validasi deskripsi mendalam dan struktur dasarnya

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 14: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

70

menggunakan manusia sebagai partisipan adalah hak istimewa, sehingga peneliti

harus mengikuti aturan dan norma yang berlaku (KEPPKN, 2017). Terdapat tiga

prinsip etik yang harus dilaksanakan oleh peneliti yaitu:

1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for Person)

Prinsip etik ini merupakan hak dan kewenangan penuh partisipan dalam

membuat keputusan secara sadar dan dapat dipahami secara baik. Partisipan

memiliki kebebasan untuk bersedia maupun menolak menjadi partisipan

dalam penelitian ini ataupun mengundurkan diri saat proses penelitian (Polit &

Beck, 2012). Peneliti akan mendatangi rumah partisipan untuk

menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur, serta peran calon partisipan. Peneliti

meminta calon partisipan untuk menandatangani informed consent jika

bersedia menjadi partisipan. Peneliti juga memberi kesempatan kepada calon

partisipan untuk mempertimbangkan keputusan untuk menerima atau menolak

menjadi partisipan. Pada penelitian ini juga memenuhi prinsip anonymity dan

confidentiality. Pada anonymity, peneliti berkewajiban tidak mempublikasikan

identitas partisipan dengan merubah nama partisipan menjadi kode partisipan

yaitu P1, P2, P3, dan seterusnya. Sedangkan pada prinsip confidentiality,

peneliti berkewajiban menjamin kerahasiaan informasi yang didapat dari

partisipan dengan menyimpan data dalam bentuk rekaman dan hasil analisis

yang hanya bisa diakses oleh peneliti yang akan disimpan selama 5 tahun

dan kemudian akan dimusnahkan dengan cara mengapus setiap rekaman.

Sedangkan data dalam bentuk hard file akan disimpan oleh peneliti dan institusi

yang memiliki hak publikasi yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

2. Prinsip berbuat baik (Beneficence)

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 15: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

71

Prinsip etik ini merupakan prinsip dasar etik yang menegakkan

tanggungjawab peneliti untuk meminimalisir kerugian, kesalahan, maupun hal-

hal yang membahayakan partisipan dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh

dari penelitain (Polit & Beck, 2012). Penerapan prinsip beneficience

pada penelitian ini dalam menggali respon emosional partisipan. Peneliti

menghargai setiap ungkapan partisipan sebagai masukan bagi

pengembangan keperawatan.

3. Prinsip keadilan (Justice)

Prinsip etik keadilan yaitu memperlakukan setiap partisipan dengan

pendekatan dan prosedur yang sama. Peneliti melakukan wawancara

dengan alur pertanyaan yang sama kepada setiap partisipan. Selama

melakukan wawancara, peneliti tidak hanya sebagai seorang yang

profesional dan berkepentingan terhadap data penelitian, akan tetapi peneliti juga

membantu partisipan terkait hal-hal yang menyulitkan partisipan, seperti

kurang memahami pertanyaan maka peneliti berupaya membantu partisipan

tanpa mengarahkan jawaban partisipan. Proses tersebut diperbolehkan

dalam penelitian kualitatif (Polit & Beck, 2012).

3.10 Keabsahan Data

Kualitas hasil penelitian kualitatif ditentukan dari keabsahan data yang

dihasilkan dari keterpercayaan, keautentikan, dan kebenaran terhadap data,

informasi, atau temuan yang dihasilkan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Pada penelitian kualitatif, temuan atau data yang dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Pada penelitian

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 16: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

72

ini, peneliti menggunakan pendekatan metode triangulasi untuk mengecek

keabsahan data. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap objek penelitian. Terdapat empat macam metode triangulasi, yaitu

penggunaan sumber, metode, peneliti, dan teori (Meleong, 2012). Pada

penelitian ini, dari empat macam metode triangulasi, peneliti menggunakan teknik

pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sumber. Metode triangulasi

dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan

suatu informasi yang diperoleh saat wawancara melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam penelitian kualitatif.

Selain itu, untuk menjamin keabsahan data maka peneliti menerapkan empat

kriteria, meliputi: credibility, dependability, confirmability, dan transferability

(Sugiyono, 2014).

1. Credibility (Keterpercayaan)

Data dibuktikan melalui validasi kepada partisipan. Data yang

telah dikumpulkan oleh peneliti ditunjukkan kepada partisipan untuk dibaca

dan dikonfirmasi keabsahan data. Partisipan berhak melakukan konfrontasi apabila

terdapat data yang tidak sesuai dengan isi yang dimaksud dan peneliti harus

mengganti isi tersebut. Apabila data telah sesuai maka diparaf oleh partisipan

pada naskah verbatim dan partisipan menendatangani persetujuan keakuratan

data.

2. Dependability (Ketergantungan)

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri

Page 17: BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Rencana Penelitian

73

Ketergantungan data dapat diartikan sebagai reabilitas data dari waktu ke

waktu dan keadaan ke keadaan. Salah satu cara untuk mencapai dependability

dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

3. Confirmability

Konfirmabilitas dapat dikatakan sebagai objektivitas penelitian.

Penelitian dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disetujui oleh banyak

orang. Apbila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses proses penelitian

yang dilakukan, maka penelitian telah memenuhi standar konfirmabilitas.

Uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat

dilakukan secara bersamaan.

4. Transferability (Keteralihan)

Keteralihan merupakan validitas eksternal yang dinilai berdasarkan dapat

atau tidaknya hasil penelitian untuk diterapkan pada kondisi atau waktu yang

lain dengan konteks yang sama saat penelitian dilakukan.

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri