Upload
others
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rencana Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan
angka-angka. penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Lexy J. Moleong, 2000).
Sementara itu, pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan riset
dan suatu filosopi Eropa yang diperkenalkan pertama kali pada awal abad ke-20
oleh Edmund Husserl tepatnya pada tahun 1859-1938. Pendapat Husserl tentang
perspektif fenomenologi adalah memberikan deskripsi, refleksi, interpretasi, dan
modus riset yang menyampaikan intisari dari pengalaman kehidupan individu
yang diteliti.
Metode penelitian ini dipilih karena peneliti ingin mengetahui dan
memahami gambaran emosional pada remaja yang memiliki saudara kandung
penyandang disabilitas.
3.2 Partisipan
Pada penelitian ini digunakan istilah partisipan untuk menyebut sampel
yang diteliti. Jumlah partisipan yang dijadikan sampel dalam penelitian kualitatif
sangat ditentukan oleh adanya pengulangan informasi atau saturasi data
(Moleong, 2000). Jumlah partisipan dalam penelitian kualitatif berjumlah tujuh
sampai sepuluh orang, apabila telah tercapai saturasi data dan tidak ada lagi
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
58
informasi baru yang didapatkan pada pertanyaan yang sama maka jumlah
partisipan dapat dihentikan (Creswell, 2013). Partisipan dalam penelitian ini
sebanyak 10 remaja yang memiliki saudara kandung penyandang disabilitas.
Adapun syarat untuk menentukan jumlah partisipan dalam penelitian
kualitatif yaitu (Patton, 2001; dalam Yusuf et al.,2017): (1) besar sampel dapat
mencapai saturasi atau pengulangan informasi, besar sampel dapat digunakan
identifikasi pola/tema yang konsisten, dan besar sampel dirasa sudah cukup untuk
tidak ada lagi informasi yang perlu digali, dan (2) besar sampel harus dapat
mewakili variasi dalam populasi target, besar sampel sudah cukup untuk menggali
variasi dalam populasi target. Kriteria partisipan dalam penelitian dengan
wawancara mendalam, antara lain:
(1) Partisipan adalah remaja berusia 15-19 tahun yang memiliki saudara
kandung penyandang disabilitas.
(2) Partisipan tinggal satu rumah dengan saudara kandungnya yang
penyandang disabilitas.
3.3 Instrumen Penelitian dan Alat Bantu Pengumpulan Data
3.3.1 Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sendiri yang berperan sebagai instrumen dalam
penelitian yang dilakukan (Yusuf et al, 2017).
3.3.2 Alat bantu pengumpulan data
Alat pengumpulan data dalam penelitian kualitatif ini adalah terdiri dari
pedoman wawancara, handphone untuk wawancara online, alat tulis dan catatan
lapangan (field note). Dalam proses penelitian ini, peneliti menggunakan prinsip
immersion yaitu memposisikan diri seolah-olah menjadi bagian dari fenomena
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
59
yang diamati. Pada saat menggali data penelitian, peneliti mengabaikan segala
asumsi pribadi terkait fenomena yang diteliti, mengesampingkan pengetahuan dan
pemahaman pribadinya, serta berusaha sepenuhnya untuk memposisikan diri
sebagai partisipan dan memandang segala sesuatu dari perspektif partisipan.
Konsep ini disebut dengan epoche atau bracketing (Creswell, 2013).
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
3.4.1 Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah SLB Fajar Harapan. Pemilihan tempat
sesuai kehendak partisipan agar partisipan mendapatkan suasana yang nyaman
untuk menyampaikan informasi yang akan disampaikan, namun masih berada
didalam lingkungan rumah.
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak menyusun proposal sampai dengan
publikasi yaitu pada bulan Agustus 2020 sampai dengan bulan November 2020.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Data dikumpukan melalui observasi, wawancara mendalam (indepth
interview), dan catatan lapangan.
1. Pengumpulan data dengan observasi memungkinkan peneliti merasakan apa
yang dirasakan oleh subjek penelitian dan mengoptimalkan apa yang dilihat
peneliti oleh subjek penelitian. Pengumpulan data dengan teknik observasi
dipilih untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh peneliti saat
melakukan evaluasi dan membuat data yang dikumpulkan menggunakan
metode lain lebih bisa di pertanggungjawabkan. Observasi yang dilakukan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
60
dalam penelitian ini yaitu mengamati lingkungan, kejadian, kegiatan,
interaksi, dan bahasa yang digunakan partisipan dalam setting penelitian,
mengumpulkan informasi tentang topik dan isu yang sensitif mungkin tidak
ingin diceritakan oleh partisipan.
2. Wawancara pada penelitian kualitatif digunakan sebagai proses pengumpulan
informasi melalui tanya jawab dengan tujuan tertentu yang dilakukan oleh
dua pihak yaitu pewawancara dan orang yang diwawancarai. Wawancara
dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan partisipan. Lama
wawancara kurang lebih 30 menit - 1 jam di setiap partisipan dan data yang
diperoleh ketika wawancara sudah dapat menjawab semua pertanyaan
penelitian. Teknik pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk:
a. Menggali pemikiran, asumsi, emosi, sikap maupun perasaan seseorang
yang kemungkinan mempengaruhi perilaku yang diamati.
b. Menggali perasaan maupun pengalaman individu secara mendalam yang
tidak bisa diperoleh jika menggunakan kuesioner.
c. Menindaklanjuti hasil yang tidak diperkirakan sebelumnya atau
mengkonfirmasi interpretasi metode lain yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data (Yusuf et al, 2017).
3. Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk mencatat keseluruhan setting, observasi peneliti, pengalaman peneliti
tentang apa yang di dengar, dialami, dipikirkan dan refleksi selama proses
pengambilan data. Catatan lapangan ini juga dapat digunakan untuk mencatat
serta menjelaskan ekspresi partisipan, perubahan posisi partisipan serta
observasi lain yang tidak tertangkap oleh perekam (Yusuf et al, 2017).
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
61
3.5.1 Tahap persiapan
Pada tahap ini sebelum wawancara dilakukan, peneliti meminta surat
keterangan pengambilan data penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga, kemudian peneliti meminta ijin kepada Kepala Sekolah SLB Fajar
Harapan. Kemudian Kepala Sekolah SLB Fajar Harapan memberikan ijin
penelitian kepada siswanya.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan wawancara dengan tiga fase
yaitu:
1) Fase Orientasi
Fase orientasi dimulai dengan penjelasan informed consent, tujuan,
prosedur penelitian dan pedoman wawancara. Setelah itu partisipan
membuat pernyataan bersedia menjadi responden dan menandatangani
surat pernyataan kesediaan menjadi partisipan (informed consent) dan
surat pernyataan untuk direkam ketika wawancara online yang kemudian
di foto dan dikirim kepada peneliti. Peneliti pada tahap orientasi pertama
kali menanyakan keadaan partisipan untuk mengidentifikasi sejauh mana
kesiapan untuk dilakukan wawancara. Peneliti juga membangun rasa
saling percaya dengan partisipan. Peneliti menyiapkan handphone yang
sudah terinstal aplikasi whats app yang digunakan untuk wawancara online
dan menyiapkan alat tulis untuk mengidentifikasi bahasa nonverbal
partisipan selama wawancara online. Peneliti juga mengidentifikasi posisi
handphone yang digunakan untuk wawancara online yang tepat agar tetap
dapat menjaga privasi partisipan, dan dapat merekam semua percakapan
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
62
selama wawancara dengan jelas. Peneliti melakukan wawancara pada
partisipan dengan posisi berhadapan melalui video call aplikasi whats app
dengan jarak yang cukup dekat kurang lebih 50 cm, dengan pertimbangan
suara dapat terdengar jelas. Begitupun dengan wawancara offline peneliti
tetap mematuhi protokol kesehatan yaitu menjaga jarak selama
wawancara, memakai masker ketika wawancara dan sebelum masuk
rumah partisipan mencuci tangan terlebih dahulu. Peneliti melakukan
wawancara dengan posisi berhadapan kurang lebih jarak 1 meter, alat
perekam diletakkan didekat partisipan kurang lebih 30 cm dari partisipan ,
dengan pertimbangan suara dapat terdengar jelas.
1) Fase Kerja
Peneliti mulai wawancara mendalam (in-depth intereview) kepada
partisipan dengan mengajukan pertanyaan pembuka dan kemudian
pertanyaan inti yaitu “Bagaimana perasaan anda ketika mengetahui
saudara anda terdiagnosa disabilitas?” pertanyaan tersebut digunakan
untuk mendapatkan kesan secara umum dari partisipan. Pada penelitian
ini, peneliti memberikan pertanyaan terbuka untuk menguraikan
pertanyaan inti tersebut. Wawancara yang dilakukan peneliti pada
partisipan tidak semuanya ada dalam daftar pertanyaan yaitu pertanyaan
berkembang sesuai dengan respons jawaban dari partisipan. Peneliti
memberikan gambaran pertanyaan untuk memperjelas pertanyaan apabila
partisipan tidak dapat memahami pertanyaan peneliti. Wawancara pada
penelitian seharusnya berlangsung 30 menit - 1 jam untuk setiap
partisipan. Namun, waktu bersifat fleksibel dapat bertambah atau
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
63
berkurang sesuai dengan keadaan dan kesediaan partisipan. Rata-rata
waktu yang diperlukan untuk wawancara disetiap partisipan yaitu kurang
lebih 25-40 menit, dan jawaban yang diberikan sudah dapat menjawab
pertanyaan penelitian. Apabila ketika dipertengahan wawancara ada
hambatan seperti kedatangan tamu, maka partisipan dipersilahkan untuk
menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Selain itu ketika partisipan
mengalami kelelahan dipertengahan wawancara peneliti memberikan
waktu untuk beristirahat, dan apabila ada pertanyaan yang menyinggung
perasaan maka peneliti memberikan waktu untuk menenangkan
pikirannya, serta peneliti juga membolehkan partisipan untuk
mengundurkan diri jika dalam berjalannya penelitian ada yang tidak sesuai
dengan partisipan. Wawancara diakhiri ketika informasi yang dibutuhkan
telah diperoleh sesuai tujuan penelitian melalui saturasi. Saturasi data
diperoleh ketika jawaban dari partisipan sama dan sudah diulang-ulang
setiap partisipan sehingga tidak ada variasi data baru.
2) Fase Terminasi
Terminasi dilakukan apabila semua informasi yang ingin didapatkan sudah
sesuai tujuan. Peneliti menutup wawancara dengan mengucapkan
terimakasih atas partisipasi dan kerjasama partisipan selama wawancara.
Peneliti kemudian membuat kontrak kembali dengan partisipan untuk
pertemuan selanjutnya via online yaitu untuk validasi data.
3.6 Catatan Lapangan
Peneliti menuliskan catatan lapagan (field note) yang penting dari tujuan
penelitian dengan dibantu notulen untuk melengkapi hasil wawancara agar tidak
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
64
lupa dan membantu unsur kealamiahan data yang didapatkan selama wawancara.
Notulen memiliki tugas yaitu mencatat dan mendokumentasikan suasana, ekspresi
wajah, perilaku dan respon non verbal partisipan selama proses wawancara.
Catatan lapangan tersebut disusun kedalam suatu form panduan catatan lapangan
yang menggambarkan respon partisipan selama wawancara berlangsung. Catatan
lapangan ditulis ketika wawancara berlangsung.
3.6.1 Tahap terminasi
Peneliti melakukan validasi transkrip akhir pada semua partisipan. Peneliti
memberikan penjelasan jika ada partisipan yang belum memahani tentang tema
yang diangkat. Peneliti menyatakan pada partisipan bahwa proses penelitian telah
berakhir dengan adanya validasi data sudah dilakukan. Peneliti mengucapkan
terimakasih atas kesediaan dan kerjasama selama proses penelitian.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
65
3.7 Kerangka Kerja
Gambar 3.2 Kerangka Kerja penelitian gambaran emosional pada remaja yang
memiliki saudara kandung disabilitas
Partisipan yang mewakilipenelitian ini sesuai kriteria, yaitu remaja
yang memiliki saudara kandung penyandang disabilitas yang
tinggal satu rumah, remaja berusia 15-19 tahun, jumlah partisipan
sebanyak 10 orang untuk mencapai saturasi dengan indepth
interview
Menyiapkan instrument penelitian
1) Menyiapkan handphone dan akses internet yang
memungkinkan untuk wawancara via telepon
2) Menentukan waktu dan tempat untuk wawancara
3) Menyiapkan coding pada partisipan
Melakukan wawancara (indepth interview)
Melakukan analisa data data dengan tahapan:
1) Mendeskripsikan fenomena yang diteliti
2) Mengumpulkan deskripsi fenomena yang diteliti
3) Membaca keseluruhan deskripsi partisipan tentang fenomena yang sedang diteliti
4) Memisahkan pernyataan-pernyataan signifikan
5) Mengidentifikasi makna setiap pernyataan yang signifikan
6) mengelompokkan setiap makna dalam tema
7) mengintegrasikan setiap tema menjadi dskripsi yang lengkap
8) memvalidasi pernyataan yang mendalam kepada partisipan
9) Menggabungkan hasil analisa dengan data validasi kedalam bentuk deskripsi
yang mendalam
Memastikan keabsahan data. Melakukan triangulasi metode (wawancara tidak
terstruktur, catatan lapangan, dan observasi)
Hasil dan Kesimpulan
Populasi : remaja yang memiliki saudara kandung disabilitas
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
66
3.8 Analisis Data
Analisis data penelitian kualitatif bertujuan untuk mengelompokkan
data menjadi lebih terstruktur dan memeperoleh makna dari data yang
didapatkan. Penelitian kualitatif umumnya menyatukan analisis data dan
pengumpulan data secara bersamaan, tidak menunggu seluruh data terkumpul,
sehingga tema dan konsep yang penting terjadi setelah data diperoleh (Polit &
Beck, 2012).
Proses analisa data pada penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi fenomenologi menggunakan metode Colaizzi yaitu prosedur analisis tematik
yang jelas dan populer yang menggunakan pendekatan tujuh langkah (Daymon,
2008). Keunggulan dari metode Colaizzi adalah adanya validasi balik kepada
partisipan terkait hasil analisis. Metode Colaizzi dapat memungkinkan
dilakukannya perubahan hasil analisa data berdasarkan validasi yang telah
dilakukan kepada partisipan (Creswell, 2013). Tahapan analisis pada penelitian
ini menurut Colaizzi adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan fenomena yang diteliti. Peneliti memahami perasaan remaja
mengenai perasaannya dengan memperkaya informasi dengan membaca
jurnal dan buku yang telah ada. Cara yang digunakan peneliti setelah
perkenalan, pertama adalah dengan melakukan pendekatan kepada partisipan
untuk membina hubungan saling percaya dan menjelaskan informed consent
untuk persetujuan, menjelaskan prosedur serta panduan wawancara. Setelah
partisipan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian, selanjutnya peneliti
membicarakan pengalaman yang alami partisipan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
67
2. Mengumpulkan deskripsi fenomena melalui pendapat partisipan. Peneliti
melakukan wawancara online dan menuliskannya dalam bentuk verbartim
untuk dapat mendeskripsikan bagaimana gambaran emosional pada remaja
yang memiliki saudara kandung disabilitas.
3. Membaca seluruh teks deskripsi fenomena yang telah disampaikan partisipan.
Deskripsi wawancara partisipan disusun dalam bentuk naskah verbatim.
Naskah verbatim dilakukan sinkronisasi dengan field note sehingga naskah
verbatim dapat juga berisikan pernyataan partisipan (informasi verbal) dan
ekspresi gerak tubuh partisipan (informasi non verbal).
4. Memisahkan pernyataan-pernyataan signifikan. Setelah naskah verbatim
selesai, selanjutnya peneliti membaca berkali-kali keseluruhan isi agar
memahami benar pengalaman partisipan secara utuh dan dapat memahami
sudut pandang partisipan terhadap fenomena yang dialami. Kemudian
memisahkan pernyataan yang signifikan untuk diberikan kode. Pernyataan
partisipan dinilai signifikan jika mengandung informasi yang berkaitan
dengan tujuan penelitian. Setelah semua pernyataan signifikan teridentifikasi,
selanjutnya dipisahkan dari pernyataan yang tidak signifikan dengan
memasukkan seluruh pernyataan signifikan kedalam tabel analisis data.
5. Mengategorisasikan pernyataan menjadi satu tema/ cluster makna. Peneliti
melakukan suatu proses internal untuk menginterpretasikan makna
pernyataan tersebut dari sudut pandang partisipan untuk mengetahui esensi
dari pernyataan tersebut. Proses interpretasi ini mengesampingkan semua
pengetahuan, asumsi, dan pengalaman pribadi peneliti.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
68
6. Mengorganisir setiap unit makna yang terumuskan menjadi satu tema.
Membandingkan dan mencari persamaan yang ada, dan akhirnya
dikelompokkan kedalam satu kategori makna.
7. Menuliskan deskripsi yang lengkap dari tema-tema yang telah dirangkai
selama proses analisis data. Setiap tema yang teridentifikasi dirangkai
menjadi satu paragraf singkat yang mampu menjelaskan pengalaman
partisipan.
8. Melakukan validasi deskripsi kembali kepada partisipan. Hasil yang telah
diperoleh kemudian diserahkan kepada partisipan untuk dibaca ulang dan
diperiksa kesesuaiannya dengan apa yang dirasakan dan dialami oleh
partisipan. Partisipan juga diberikan kebebasan untuk melakukan perubahan
terhadap hasil penelitian jika dirasakan ada hal yang tidak sesuai dengan
pengalamannya, untuk meningkatkan akurasi dan reliabilitas hasil penelitian.
9. Menggabungkan data hasil validasi kedalam deskripsi hasil analisis untuk
disempurnakan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
69
Gambar 3.3 proses analisis data oleh colaizi (1978)
3.9 Etik Penelitian
Etik dalam penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi isu utama
yang berkembang saat ini. Hampir 90% peneliti ilmu keperawatan
menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, oleh karena itu peneliti harus
memahami prinsip-prinsip etik dalam penelitian. Apabila hal ini diabaikan, maka
peneliti dapat melanggar hak-hak manusia (Nursalam, 2016). Penelitian ini telah
lulus uji etik di KEPK FKp UNAIR dengan No Sertifikat: 2136-KEPK.
Peneliti harus menghormati budaya dan norma masyarakat yang sesuai
dengan aturan ilmu pengetahuan dan penelitian. Prinsip etik berlaku dimana
penelitian dilaksanakan baik untuk individu maupun masyarakat. Penelitian yang
Melakukan wawancara (indepth interview)
via telepon
Transkrip
Menguraikan arti
Kategori, kelompok tema, tema
Deskripsi mendalam mengenai fenomena
Struktur dasar
Validasi deskripsi mendalam dan struktur dasarnya
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
70
menggunakan manusia sebagai partisipan adalah hak istimewa, sehingga peneliti
harus mengikuti aturan dan norma yang berlaku (KEPPKN, 2017). Terdapat tiga
prinsip etik yang harus dilaksanakan oleh peneliti yaitu:
1. Prinsip menghormati harkat dan martabat manusia (Respect for Person)
Prinsip etik ini merupakan hak dan kewenangan penuh partisipan dalam
membuat keputusan secara sadar dan dapat dipahami secara baik. Partisipan
memiliki kebebasan untuk bersedia maupun menolak menjadi partisipan
dalam penelitian ini ataupun mengundurkan diri saat proses penelitian (Polit &
Beck, 2012). Peneliti akan mendatangi rumah partisipan untuk
menjelaskan tujuan, manfaat, prosedur, serta peran calon partisipan. Peneliti
meminta calon partisipan untuk menandatangani informed consent jika
bersedia menjadi partisipan. Peneliti juga memberi kesempatan kepada calon
partisipan untuk mempertimbangkan keputusan untuk menerima atau menolak
menjadi partisipan. Pada penelitian ini juga memenuhi prinsip anonymity dan
confidentiality. Pada anonymity, peneliti berkewajiban tidak mempublikasikan
identitas partisipan dengan merubah nama partisipan menjadi kode partisipan
yaitu P1, P2, P3, dan seterusnya. Sedangkan pada prinsip confidentiality,
peneliti berkewajiban menjamin kerahasiaan informasi yang didapat dari
partisipan dengan menyimpan data dalam bentuk rekaman dan hasil analisis
yang hanya bisa diakses oleh peneliti yang akan disimpan selama 5 tahun
dan kemudian akan dimusnahkan dengan cara mengapus setiap rekaman.
Sedangkan data dalam bentuk hard file akan disimpan oleh peneliti dan institusi
yang memiliki hak publikasi yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
2. Prinsip berbuat baik (Beneficence)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
71
Prinsip etik ini merupakan prinsip dasar etik yang menegakkan
tanggungjawab peneliti untuk meminimalisir kerugian, kesalahan, maupun hal-
hal yang membahayakan partisipan dan memaksimalkan manfaat yang diperoleh
dari penelitain (Polit & Beck, 2012). Penerapan prinsip beneficience
pada penelitian ini dalam menggali respon emosional partisipan. Peneliti
menghargai setiap ungkapan partisipan sebagai masukan bagi
pengembangan keperawatan.
3. Prinsip keadilan (Justice)
Prinsip etik keadilan yaitu memperlakukan setiap partisipan dengan
pendekatan dan prosedur yang sama. Peneliti melakukan wawancara
dengan alur pertanyaan yang sama kepada setiap partisipan. Selama
melakukan wawancara, peneliti tidak hanya sebagai seorang yang
profesional dan berkepentingan terhadap data penelitian, akan tetapi peneliti juga
membantu partisipan terkait hal-hal yang menyulitkan partisipan, seperti
kurang memahami pertanyaan maka peneliti berupaya membantu partisipan
tanpa mengarahkan jawaban partisipan. Proses tersebut diperbolehkan
dalam penelitian kualitatif (Polit & Beck, 2012).
3.10 Keabsahan Data
Kualitas hasil penelitian kualitatif ditentukan dari keabsahan data yang
dihasilkan dari keterpercayaan, keautentikan, dan kebenaran terhadap data,
informasi, atau temuan yang dihasilkan dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Pada penelitian kualitatif, temuan atau data yang dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Pada penelitian
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
72
ini, peneliti menggunakan pendekatan metode triangulasi untuk mengecek
keabsahan data. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara
terhadap objek penelitian. Terdapat empat macam metode triangulasi, yaitu
penggunaan sumber, metode, peneliti, dan teori (Meleong, 2012). Pada
penelitian ini, dari empat macam metode triangulasi, peneliti menggunakan teknik
pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sumber. Metode triangulasi
dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh saat wawancara melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif.
Selain itu, untuk menjamin keabsahan data maka peneliti menerapkan empat
kriteria, meliputi: credibility, dependability, confirmability, dan transferability
(Sugiyono, 2014).
1. Credibility (Keterpercayaan)
Data dibuktikan melalui validasi kepada partisipan. Data yang
telah dikumpulkan oleh peneliti ditunjukkan kepada partisipan untuk dibaca
dan dikonfirmasi keabsahan data. Partisipan berhak melakukan konfrontasi apabila
terdapat data yang tidak sesuai dengan isi yang dimaksud dan peneliti harus
mengganti isi tersebut. Apabila data telah sesuai maka diparaf oleh partisipan
pada naskah verbatim dan partisipan menendatangani persetujuan keakuratan
data.
2. Dependability (Ketergantungan)
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri
73
Ketergantungan data dapat diartikan sebagai reabilitas data dari waktu ke
waktu dan keadaan ke keadaan. Salah satu cara untuk mencapai dependability
dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
3. Confirmability
Konfirmabilitas dapat dikatakan sebagai objektivitas penelitian.
Penelitian dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah disetujui oleh banyak
orang. Apbila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses proses penelitian
yang dilakukan, maka penelitian telah memenuhi standar konfirmabilitas.
Uji konfirmabilitas mirip dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan.
4. Transferability (Keteralihan)
Keteralihan merupakan validitas eksternal yang dinilai berdasarkan dapat
atau tidaknya hasil penelitian untuk diterapkan pada kondisi atau waktu yang
lain dengan konteks yang sama saat penelitian dilakukan.
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI GAMBARAN RESPON EMOSIONAL ... Lukmania Andriani Putri