If you can't read please download the document
Upload
phamcong
View
220
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen yaitu merupakan
kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
perlakuan/ tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa.
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun
sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan jawaban pada pertanyaan,
penelitian, mengontrol dan mengendalikan variabel penelitian. Adapun
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized
pre-test, post-test control group design. Skema model ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Format Desain Penelitian
KE
KK
Keterangan :
KE = Kelompok Eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran PBL
KK = Kelompok Kontrol dengan menggunakan model pembelajaran
Konvensional
= Perlakuan kelompok eksperimen
= Perlakuan kelompok kontrol
59
= Pre-test
= Post-test
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari dengan
fokus penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. Penelitian ini
akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 hingga selesai.
C. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independent
variable) yakni penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (X) dan
variabel terikat (dependent variable) yakni peningkatan sikap demokratis
( ) dan prestasi belajar PKn ( ).
Gambar 2. Hubungan antar variabel
Keterangan:
X = Pengunaan Model Pembelajaran Program Based Learning
= Peningkatan sikap demokratis
= Peningkatan prestasi belajar
x
60
D. Definisi Operasional Variabel
1. Efektivitas
Efektivitas merupakan istilah yang banyak disinggung oleh
para ahli, dimana batasan-batasan pengertian tentang efektivitas yang
dikemukakan oleh para ahli berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 584) mendeskripsikan
efektif dengan ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) dan
efektivitas diartikan keadaan berpengaruh, hal berkesan atau
keberhasilan(usaha, tindakan). Jadi, menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia efektivitas adalah suatu usaha atau tindakan yang
berakibat/berpengaruh dan berkesan yang dapat membawa
hasil/berhasil guna.
Chong dan Maginson (Slameto, 2003: 81) mengartikan
Efektivitas merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas
pembelajaran merupakan proses yang harus dilalui siswa untuk
mencapai hasil belajar.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
efektivitas adalah suatu tindakan yang berakibat/berpengaruh dan
berkesan yang dapat membawa hasil/berhasil guna sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam hal ini digunakannya model pembelajaran
berbasis masalah dikatakan efektif apabila model pembelajaran
tersebut membawa hasil.
61
2. Pembelajaran Berbasis Masalah
Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik
dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana
kondusif, terbuka, negosiasi, demokrasi, suasana nyaman dan
menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
3. Sikap demokratis dalam pembelajaran PKn.
Sikap demokratis pada mata pelajaran PKn merupakan sikap positif
yang ditunjukkan peserta didik dalam pelaksanaan demokrasi pada
pembelajaran PKn. Dalam hal ini menunjukkan sikap sebagai berikut:
a. Adanya persamaan/tidak membeda-bedakan teman dalam
kelas/kelompok.
b. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, disini diartikan
hak adalah hak siswa sebagai anggota kelas/kelompok dan
kewajiban adalah kewajiban siswa sebagai anggota
kelas/kelompok.
c. Adanya kebebasan yang bertanggung jawab, dalam hal ini adalah
kebebasan tukar pendapat dalam penyelesaian masalah.
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan, dalam hal ini setiap siswa
dalam anggota kelompok mencari penyelesaian masalah secara
bersama-sama.
62
e. Bersifat kekeluargaan, dalam hal ini menyelesaikan segala
permasalahan dengan teman secara kekeluargaan.
4. Hasil belajar
Hasil belajar PKn pada dasarnya merupakan dampak dari
proses pembelajaran PKn. Hal ini berarti optimalnya hasil belajar PKn
para siswa tergantung juga pada proses pembelajaran PKn yang
dipandu oleh guru. Dari berbagai pengertian belajar tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar PKn dapat diartikan sebagai
suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menguasai konsep
PKn melalui proses pembelajaran PKn dan kemampuan para siswa
untuk menerapkan konsep PKn dalam kehidupan nyata. Secara umum
kemampuan yang didapat sebagai hasil dari pembelajaran PKn berupa
pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan yang dapat dilihat
wujudnya setelah seseorang melaksanakan proses pembelajaran.
Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah
kognitif saja yaitu dengan soal tes hasil belajar. Hal ini dilakukan
karena untuk mempermudah dalam hal untuk menilai dan dalam hal
pengumpulan data.
E. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri
dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai
sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu
63
penelitian (Suharsmi Arikunto, 2006 :147). Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2005: 91).
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara
melakukan pengundian. Setelah diundi didapat kelas VIII B sebagai
kelompok eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelompok kontrol.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Hasil Belajar
Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar untuk mengetahui
tingkat pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang diajarkan
dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari metode
pembelajaran yang dijadikan eksperimen untuk siswa.
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk
mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara
lisan atau pembuatan (Nana Sudjana, 2004: 100). Dalam penelitian ini
64
teknik tes digunakan untuk mengetahui penguasaan terhadap materi
atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Tes dilakukan sebelum
perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Kuesionar (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti
variabel yang akan diukur dan tahu yang bisa diharapkan dari
responden (Sugiyono, 2005: 162)
G. Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Soal Tes
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes
pilihan ganda. Soal pilihan ganda tersebut disertai dengan empat
alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Dari empat alternatif jawaban
tersebut hanya satu jawaban yang benar. Pemberian skor dari
65
instrumen ini adalah 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban
salah.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes
N
o
Variabel Indikator No Butir Soal
1 Menjelaska
n berbagai
konstitusi
yang pernah
berlaku di
Indonesia
1. Menjelaskan pengertian
konstitusi
1,2,3,4
2. Mengidentifikasi berbagai konstitusi
yang pernah
berlaku di
Indonesia
5,6,7,8,9,10,13,14,15
,
18,19,21,23,24,25,27
,
28,29
3. Menjelaskan sistem ketatanegaraan
menurut berbagai
konstitusi yang
pernah berlaku di
Indonesia
11,12,16,17,22,26,30
2. Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban
lengkap sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang
telah tersedia. Instrumen angket digunakan untuk mengetahui model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap
positif terhadap pelaksanaan demokrasi pada pembelajaran PKn siswa
kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. Pertanyaan atau pernyataan
66
tersebut menggunakan model skala bertingkat dengan empat alternatif
jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuju (STS). Agar data yang diperoleh data kuantitatif
maka setiap alternatif jawaban mempunyai skor masing-masing yaitu:
untuk alternatif jawaban SS diberi skor empat (4), untuk alternatif
jawaban S diberi skor tiga (3), untuk alternatif jawaban TS diberi skor
dua (2), dan untuk alternatif jawaban STS diberi skor satu (1). Adapun
kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Sikap Demokratis
Variabel Indikator No Butir
Sikap Demokratis
1. Religius dan mengakui adanya
persamaan
1,2,3,4,5,12
2. Keseimbangan antara hak dan
kewajiban
6,7,9*,10*
3. Kebebasan yang bertanggungjawab
11,13,14*
4. Persatuan dan kesatuan
8,16,17
5. Kekeluargaan 15,18
(* pernyataan negatif)
H. Uji Instrumen
Tujuan diadakannya uji coba adalah diperolehnya informasi
mengenai kualitas instrumen yang digunakan, yaitu informasi mengenai
sudah atau belum memenuhi persyaratan. Menurut Suharsimi Arikunto
(2010: 211) baik buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap benar
tidaknya data yang diperoleh, sedangkan benar tidaknya sangat
67
menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Instrumen yang baik
selain valid juga harus reliabel, artinya dapat diandalkan. Suharsimi
Arikunto (2010: 211) menyatakan Instrumen dapat dikatakan reliabel jika
memberikan hasil yang tepat atau ajeg walau oleh siapa dan kapan
saja.
1. Uji Validitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) Validitas adalah
suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki
validitas rendah.
Pengujian validitas instrumen dimaksudkan untuk mendapatkan
alat ukur yang sahih dan terpercaya. Validitas atau kesahihan ini
berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang dimaksudkan
untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat
sesuatu yang akan diukur tersebut. Untuk mengetahui validitas angket
dalam uji coba ini digunakan nilai hasil angket yang disusun oleh
peneliti. Dalam penelitian ini setiap butir item diuji validitasnya
dengan rumus product moment angka kasar dari Suharsimi Arikunto
(2010: 213) sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
68
X = Nilai masing-masing item
Y = Nilai total
XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat X
Y2 = Jumlah kuadrat Y
N = Jumlah subjek
Mengingat dengan korelasi product moment masih ada
pengaruh kotor dari butir soal maka perlu dilakukan korelasi untuk
menghilangkan pengaruh itu. Adapun korelasinya dengan
menggunakan part whole correlation dengan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan:
Rbt : Part Whole Correlation
Rxy : korelasi momen tangkar
SBy : simpangan baku total (komposit)
SBx : simpangan baku bagian (butir)
Vx : varian total
Vy : varian bagian
Kriteria pengajuan butir dikatakan valid apabila koefisien
korelasi berharga positif dan sama atau lebih besar dari r tabel
dengan taraf signifikansi 5%, jika koefisien lebih kecil dari harga r
tabel maka korelasi dikatakan tidak signifikan.
Ujicoba instrumen penelitian dilaksanakan pada 28 siswa kelas
VIII F SMP N 3 Wonosari. Jumlah butir pertanyaan pada ujicoba
instrumen tes hasil belajar adalah 35 soal dan jumlah butir pernyataan
69
pada ujicoba instrument angket sikap demokratis adalah 21 butir. Hasil
skor butir tes hasil belajar dan angket dianalisis menggunakan SPSS
for windows 13.0. Adapun hasil uji validitas instrument adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Sikap Demokratis
No.
Butir
Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
Butir_1
Butir_2
Butir_3
Butir_4
Butir_5
Butir_6
Butir_7
Butir_8
Butir_9
Butir_10
Butir_11
Butir_12
Butir_13
Butir_14
Butir_15
Butir_16
Butir_17
Butir_18
Butir_19
Butir_20
Butir_21
,567
,040
,605
,473
,550
,414
,674
,599
,458
,470
,393
,630
-,023
,460
,427
,492
,416
,009
,418
,455
,430
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar
No.
Butir
Corrected Item-
Total Correlation Keterangan
Butir_1
Butir_2
Butir_3
Butir_4
Butir_5
Butir_6
Butir_7
Butir_8
Butir_9
,498
-,109
,473
,495
,661
,657
-,156
,753
,752
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
70
Butir_10
Butir_11
Butir_12
Butir_13
Butir_14
Butir_15
Butir_16
Butir_17
Butir_18
Butir_19
Butir_20
Butir_21
Butir_22
Butir_23
Butir_24
Butir_25
Butir_26
Butir_27
Butir_28
Butir_29
Butir_30
Butir_31
Butir_32
Butir_33
Butir_34
Butir_35
,583
,644
,718
-,269
,790
,685
,669
,766
,648
,681
,638
,649
,719
,736
,766
,632
,553
,771
,043
,722
,572
,703
,558
,688
-,092
,657
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
0,374
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Gugur
Valid
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan
beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221), reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen merupakan
syarat pengujian validitas instrumen, karena itu walaupun instrumen
71
yang valid umumnya pasti reliabel tetapi pengujian reliabilitas
instrumen perlu dilakukan.
Rumus yang digunakan pada uji reliabilitas adalah rumus
Alpha Cronbach. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
bentuk uraian. Kriteria pengujian dikatakan handal apabila
lebih besar dari pada taraf signifikan 5%. Rumus Alpha
Cronbach adalah sebagai berikut:
=
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan/soal
= jumlah varian/butir item
= varian total (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
Untuk mengetahui reliabilitas tes hasil belajar pada uji coba ini
dengan menggunakan rumus KR20 sebagai berikut:
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan
Vt = varians total
p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir
q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir
Menurut Sugiyono untuk menguji signifikan atau tidaknya
koefisien reliabilitas yang diperoleh atau dikonsultasikan
dengan kriteria sebagai berikut:
72
Tabel 6. Intepretasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Keandalan
0,000-0,199 Sangat rendah
0,200-0,399 Rendah
0,400-0,599 Sedang
0,600-0,799 Kuat
0,800-1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2009: 257)
Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan
atau reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Demikian apabila alpha lebih
rendah dari 0,6 maka dikatakan tidak reliabel dan sebaliknya jika sama
atau lebih besar dari 0,6 maka dikatakan reliabel.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program
SPSS 13.0 for windows untuk mempermudah proses perhitungan
dalam uji reliabilitas angket sikap demokratis dan tes hasil belajar.
Hasil perhitungan uji reliabilitas masing-masing instrumen adalah
sebagai berikut:
a. Hasil uji reliabilitas angket sikap demokratis
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 28 100,0
Exclude
d(a) 0 ,0
Total 28 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,843 21
73
b. Hasil uji reliabilitas tes hasil belajar
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 28 100,0
Exclude
d(a) 0 ,0
Total 28 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
I. Teknik Analisis Data
Sebelum data itu dianalisis untuk menjawab masalah, maka
diadakan uji prasyarat untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data
empirik.
1. Uji Prasyarat Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah segala
yang diselidiki memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas
ini menggunakan teknik statistik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S).
Interpretasi hasil uji normalitas dengan melihat nilai Asymp. Sig.
(2tailed). Adapun interpretasi dari uji normalitas adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari tingkat Alpha 5%
(Asymp. Sig. (2tailed) > 0,05) dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
KR-21
N of
Items
,945 35
74
2) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih kecil dari tingkat Alpha 5%
(Asymp. Sig. (2tailed) < 0,05) dapat disimpulkan bahwa data
berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.
Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas untuk Semua
Variabel
Variabel
Kolmogorov
Smirnov Keterangan
Sig (P)
Sikap demokratis awal
kelas eksperimen 0,121
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Sikap demokratis akhir
kelas eksperimen 0,768
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Sikap demokratis awal
kelas kontrol 0,195
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Sikap demokratis akhir
kelas kontrol 0,481
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Pre-test hasil belajar
kelas eksperimen 0,917
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Post-test hasil belajar
kelas eksperimen 0,774
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Pre-test hasil belajar
kelas kontrol 0,477
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
Post-test hasil belajar
kelas kontrol 0,133
Normal
(P > 0,05 =
Normal)
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel
yang diambil dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain. Untuk
75
mengkaji homogenitas varians perlu dilakukan uji statistik (test of
variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang
bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan adalah sebagai berikut.
ks
bsF
2
2
Keterangan :
s2b = varians yang lebih besar
s2k = varians yang lebih kecil
Hasil dari perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan tabel
nilai F. Jika Fh < Ft maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok
sampel tersebut variannya tidak berbeda secara signifikan atau
homogen. Fh adalah F yang diperoleh dari hasil perhitungan dan Ft
adalah nilai yang diperoleh dari tabel. Sedangkan taraf signifikan
yang ditetapkan sebesar 5% dengan derajad kebebasan (db)= (n1-1).
Seluruh proses perhitungan dilakukan dengan komputer program
SPSS seri 13.0. Adapun untuk hasil uji homogenitas adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas
Variabel F
hitung
F
tabel
df1 df2 sig keterangan
Pre sikap
demokratis
1,557 4,00 1 61 0,217 Homogen
Post sikap
demokratis
0,324 4,00 1 61 0,571 Homogen
Pre-test
hasil
1,453 4,00 1 61 0,233 Homogen
76
belajar
Post-test
hasil
belajar
0,236 4,00 1 61 0,629 Homogen
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
2. Analisis Data Penelitian
Deskripsi data yang akan disajikan meliputi nilai Mean (M),
Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD). Selain itu juga
disajikan tabel distribusi frekuensi dan histogram. Adapun langkah-
langkah yang digunakan dalam menyajikan tabel distribusi frekuensi
yang diambil dari Sugiyono (2009: 35) adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Jumlah Kelas Interval Dalam menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus
Sturgess yaitu:
Dimana:
= Jumlah kelas interval
= Jumlah data observasi atau responden
= logaritma
b. Menentukan Rentang Data Yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
c. Menghitung Panjang Kelas = Rentang kelas dibagi jumlah kelas.
Berikut deskripsi data masing-masing variabel.
a. Variabel Sikap Demokratis
1) Sikap demokratis awal siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning/kelas
eksperimen
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap
demokratis ( ) pada Pre Sikap Demokratis Eksperimen
diperoleh skor tertinggi 68,00 dan skor terendah 32,00. Selain
77
itu juga didapat nilai M sebesar 58,00, Me 58,00, dan Mo 56,00
serta SD sebesar 6,21825. Jumlah kelas interval (k) digunakan
rumus k = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan),
rentang = skor tertinggi skor terendah = 68 - 32 = 36,
sedangkan panjang kelas interval = = = 6.
Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis
awal siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Awal Kelas
Eksperimen
No. Interval frekuensi Persentase
1 62.5 - 68.5 6 19.4%
2 56.4 - 62.4 13 41.9%
3 50.3 - 56.3 11 35.5%
4 44.2 - 50.2 0 0.0%
5 38.1 - 44.1 0 0.0%
6 32.0 - 38.0 1 3.2%
Jumlah 31 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel distribusi frekuensi sikap demokratis awal kelas
eksperimen tersebut di atas, dapat digambarkan dalam
histogram berikut ini:
78
Gambar 3. Histogram Sikap Demokratis Awal Kelas
Eksperimen
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
sikap demokratis awal siswa kelas eksperimen paling banyak
terletak pada interval 56,4-62,4 dengan frekuensi sebanyak 13
siswa atau 41,9%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap
demokratis awal kelas eksperimen dapat dicari dengan
menentukan jenis kategori pada skor sikap demokratis awal.
Dalam penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup
dan kurang. Skor sikap demokratis awal dikatakan baik jika X
Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis awal
dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X
< 54,00 dan skor sikap demokratis awal dikatakan kurang jika
X< Mi SDi, yakni X < 36,00.
Series1; 32-38; 1
Series1; 38,1-44,1; 0
Series1; 44,2-50,2; 0
Series1; 50,3-56,3; 11
Series1; 56,4-62,4; 13
Series1; 62,5-68,5; 6
Sikap Demokratis awal Eksperimen
79
2) Sikap demokratis akhir siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning/kelas
eksperimen
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap
demokratis ( ) pada Post Sikap Demokratis Eksperimen
diperoleh skor tertinggi 70,00 dan skor terendah 53,00. Selain
itu juga didapat nilai M sebesar 63,0323, Me 63,00, dan Mo
59,00 serta SD sebesar 4, 78528. Jumlah kelas interval (k)
digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 31 = 6
(pembulatan), rentang = skor tertinggi skor terendah = 70 - 53
= 17, sedangkan panjang kelas interval = = = 2,8
(pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis
akhir siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Akhir
Kelas Eksperimen
No. Interval frekuensi Persentase
1 67.5 - 70.3 7 22.6%
2 64.6 - 67.4 7 22.6%
3 61.7 - 64.5 6 19.4%
4 58.8 - 61.6 7 22.6%
5 55.9 - 58.7 2 6.5%
6 53.0 - 55.8 2 6.5%
Jumlah 31 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
80
Tabel distribusi frekuensi sikap demokratis akhir kelas
eksperimen tersebut di atas, dapat digambarkan dalam
histogram berikut ini:
Gambar 4. Histogram Sikap Demokratis Akhir Kelas
Eksperimen
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
sikap demokratis akhir siswa kelas eksperimen paling banyak
terletak pada interval 58,8-61,6, pada interval 64,6-67,4 dan
pada interval 67,5-70,3 dengan frekuensi sebanyak 7 siswa atau
22,6%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap
demokratis akhir kelas eksperimen dapat dicari dengan
menentukan jenis kategori pada skor sikap demokratis akhir.
Dalam penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup
dan kurang. Skor sikap demokratis akhir dikatakan baik jika X
Series1; 53-55,8; 2
Series1; 55,9-58,7; 2
Series1; 58,8-61,6; 7
Series1; 61,7-64,5; 6
Series1; 64,6-67,4; 7
Series1; 67,5-70,3; 7
sikap demokratis akhir Eksperimen
81
Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis akhir
dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X
< 54,00 dan skor sikap demokratis akhir dikatakan kurang jika
X< Mi SDi, yakni X < 36,00.
3) Sikap demokratis awal siswa yang diajar dengan menggunakan
metode ceramah/kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap
demokratis ( ) pada Pre Sikap Demokratis Kontrol diperoleh
skor tertinggi 72,00 dan skor terendah 49,00. Selain itu juga
didapat nilai M sebesar 58,5, Me 56,00, dan Mo 53,00 serta SD
sebesar 6,08541. Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k
= 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang =
skor tertinggi skor terendah = 72 - 49 = 23, sedangkan
panjang kelas interval = = = 3,8 (pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis
awal siswa yang diajar menggunakan metode ceramah:
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Awal
Kelas Kontrol
No. Interval frekuensi Persentase
1 68.5 - 72.3 2 6.3%
2 64.6 - 68.4 5 15.6%
3 60.7 - 64.5 5 15.6%
4 56.8 - 60.6 3 9.4%
5 52.9 - 56.7 14 43.8%
6 49.0 - 52.8 3 9.4%
Jumlah 32 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
82
Tabel frekuensi sikap demokratis awal kelas kontrol di atas,
dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
Gambar 5. Histogram Sikap Demokratis Awal Kelas
Kontrol
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
sikap demokratis akhir siswa kelas eksperimen paling banyak
terletak pada interval 52,9-56,7 dengan frekuensi sebanyak 14
siswa atau 43,8%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap
demokratis awal kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan
jenis kategori pada skor sikap demokratis awal. Dalam
penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup dan
kurang. Skor sikap demokratis awa dikatakan baik jika X Mi
+ Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis awal dikatakan
cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X < 54,00
Series1; 49-52,8; 3
Series1; 52,9-56,7;
14
Series1; 56,8-60,6; 3
Series1; 60,7-64,5; 5
Series1; 64,6-68,4; 5
Series1; 68,5-72,3; 2
Sikap Demokratis Awal Kelas Kontrol
83
dan skor sikap demokratis awal dikatakan kurang jika X< Mi
SDi, yakni X < 36,00.
4) Sikap demokratis akhir siswa yang diajar dengan menggunakan
metode ceramah/kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap
demokratis ( ) pada Post Sikap Demokratis Kontrol diperoleh
skor tertinggi 69,00 dan skor terendah 52,00. Selain itu juga
didapat nilai M sebesar 59,4375, Me 60,00, dan Mo 53,00 serta
SD sebesar 5,17. Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k
= 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang =
skor tertinggi skor terendah = 69 - 52 = 17, sedangkan
panjang kelas interval = = = 2,8 (pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis
akhir siswa yang diajar menggunakan metode ceramah:
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Akhir
Kelas Kontrol
No. Interval frekuensi Persentase
1 66.5 - 69.3 3 9.4%
2 63.6 - 66.4 6 18.8%
3 60.7 - 63.5 4 12.5%
4 57.8 - 60.6 6 18.8%
5 54.9 - 57.7 6 18.8%
6 52.0 - 54.8 7 21.9%
Jumlah 32 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel frekuensi sikap demokratis akhir kelas kontrol di
atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
84
Gambar 6. Histogram Sikap Demokratis Akhir Kelas
Kontrol
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
sikap demokratis akhir siswa kelas kontrol paling banyak
terletak pada interval 52,9-54,8 dengan frekuensi sebanyak 7
siswa atau 21,9%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap
demokratis akhir kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan
jenis kategori pada skor sikap demokratis akhir. Dalam
penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup dan
kurang. Skor sikap demokratis akhir dikatakan baik jika X
Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis akhir
dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X
< 54,00 dan skor sikap demokratis akhir dikatakan kurang jika
X< Mi SDi, yakni X < 36,00.
Series1; 52-54,8; 7
Series1; 54,9-57,7;
6
Series1; 57,8-60,6;
6 Series1; 60,7-63,5;
4
Series1; 63,6-66,4;
6 Series1;
66,5-69,3; 3
sikap demokratis akhir Kontrol
85
b. Variabel Hasil Belajar
1) Pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil
belajar ( ) pada Pretest Eksperimen diperoleh skor tertinggi
7,30 skor terendah 3,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar
5,2645, Me 5,30, dan Mo 5,00 serta SD sebesar 1,08091.
Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k
= 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor
terendah = 7,30 3,00 = 4,30, sedangkan panjang kelas interval
= = = 0,7 (pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi Pre-test hasil belajar
siswa kelas eksperimen:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar Kelas
Eksperimen
No. Interval frekuensi Persentase
1 7.0 - 7.7 3 9.7%
2 6.2 - 6.9 3 9.7%
3 5.4 - 6.1 10 32.3%
4 4.6 - 5.3 7 22.6%
5 3.8 - 4.5 5 16.1%
6 3.0 - 3.7 3 9.7%
Jumlah 31 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel distribusi frekuensi pre-test hasil belajar di atas,
dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
86
Gambar 7. Histogram Pre-test Hasil Belajar Eksperimen
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
kemampuan awal siswa kelas eksperimen paling banyak
terletak pada interval 5,4-6,1 sebanyak 10 siswa atau 32,3%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor pre-test hasil
belajar kelas eksperimen dapat dicari dengan menentukan jenis
kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3
kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor pre-test hasil
belajar kelas eksperimen dikatakan baik jika X Mi + Sdi,
yakni X 6,67, skor pre-test hasil belajar kelas eksperimen
dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X
< 6,67 dan skor pre-test hasil belajar kelas eksperimen
dikatakan kurang jika X< Mi SDi, yakni X < 3,33.
2) Post-test hasil belajar siswa kelas eksperimen
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil
belajar ( ) pada Post-test_Eksperimen diperoleh skor tertinggi
Series1; 3,0-3,7; 3
Series1; 3,8-4,5; 5
Series1; 4,6-5,3; 7
Series1; 5,4-6,1;
10
Series1; 6,2-6,9; 3
Series1; 7,0-7,7; 3
Pretest Eksperimen
87
8,70, skor terendah 5,30. Selain itu juga didapat nilai M sebesar
7,0484, Me 7,00, dan Mo 6,70 serta SD sebesar 1,00991.
Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k
= 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor
terendah = 8,70 5,30 = 3,40, sedangkan panjang kelas interval
= = = 0,6 (pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi Post-test hasil belajar
siswa kelas eksperimen:
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar Kelas
Eksperimen
No. Interval frekuensi Persentase
1 8.8 - 9.4 0 0.0%
2 8.1 - 8.7 5 16.1%
3 7.4 - 8.0 8 25.8%
4 6.7 - 7.3 10 32.3%
5 6.0 - 6.6 4 12.9%
6 5.3 - 5.9 4 12.9%
Jumlah 31 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel distribusi frekuensi post-test hasil belajar di atas,
dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
88
Gambar 8. Histogram Post-test Hasil Belajar Eksperimen
Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa
kemampuan akhir siswa kelas eksperimen paling banyak
terletak pada interval 6,7-7,3 dengan frekuensi sebanyak 10
siswa atau 32,3%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor post-test hasil
belajar kelas eksperimen dapat dicari dengan menentukan jenis
kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3
kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor post-test hasil
belajar kelas eksperimen dikatakan baik jika X Mi + Sdi,
yakni X 6,67, skor post-test hasil belajar kelas eksperimen
dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X
< 6,67 dan skor post-test hasil belajar kelas eksperimen
dikatakan kurang jika X< Mi SDi, yakni X < 3,33.
Series1; 5,3-5,9; 4
Series1; 6,0-6,6; 4
Series1; 6,7-7,3;
10 Series1; 7,4-8,0; 8
Series1; 8,1-8,7; 5
Series1; 8,8-9,4; 0
Postest Eksperimen
89
3) Pre-test hasil belajar siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil
belajar ( ) pada Pre-test_Kontrol diperoleh skor tertinggi
7,00, skor terendah 4,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar
5,4156, Me 5,30, dan Mo 5,00 serta SD sebesar 0,83439.
Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k
= 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor
terendah = 7,00 4,00 = 3,00, sedangkan panjang kelas interval
= = = 0,5.
Berikut tabel distribusi frekuensi Pre-test hasil belajar
siswa kelas kontrol:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar Kelas
Kontrol
No. Interval frekuensi Persentase
1 7.0 - 7.5 2 6.3%
2 6.4 - 6.9 5 15.6%
3 5.8 - 6.3 3 9.4%
4 5.2 - 5.7 8 25.0%
5 4.6 - 5.1 10 31.3%
6 4.0 - 4.5 4 12.5%
Jumlah 32 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel distribusi frekuensi pre-test hasil belajar kelas
kontrol di atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
90
Gambar 9. Histogram Pre-test Hasil Belajar Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel dan gambar diatas, dapat dinyatakan
kemampuan awal siswa kelas kontrol paling banyak terletak
pada interval 4,5-5,1 dengan frekuensi sebanyak 10 siswa atau
31,3%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor pre-test hasil
belajar kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan jenis
kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3
kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor pre-test hasil
belajar kelas control dikatakan baik jika X Mi + Sdi, yakni X
6,67, skor pre-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan cukup
jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X < 6,67 dan skor
pre-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan kurang jika X< Mi
SDi, yakni X < 3,33.
Series1; 4,0-4,5; 4
Series1; 4,6-5,1;
10 Series1; 5,2-5,7; 8
Series1; 5,8-6,3; 3
Series1; 6,4-6,9; 5
Series1; 7,0-7,5; 2
Pretest Kontrol
91
4) Post-test hasil belajar siswa kelas kontrol
Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil
belajar ( ) pada Post-test_Kontrol diperoleh skor tertinggi
8,70, skor terendah 4,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar
6,1844, Me 6,00, dan Mo 6,00 serta SD sebesar 1,04113.
Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k
= 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor
terendah = 8,70 4,00 = 4,70, sedangkan panjang kelas interval
= = = 0,8 (pembulatan).
Berikut tabel distribusi frekuensi Post-test hasil belajar
siswa kelas kontrol:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar Kelas
Kontrol
No. Interval frekuensi Persentase
1 8.5 - 9.3 1 3.1%
2 7.6 - 8.4 3 9.4%
3 6.7 - 7.5 4 12.5%
4 5.8 - 6.6 13 40.6%
5 4.9 - 5.7 8 25.0%
6 4.0 - 4.8 3 9.4%
Jumlah 32 100.0%
(Sumber: Data primer diolah, 2013)
Tabel distribusi frekuensi post-test hasil belajar kelas
kontrol di atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:
92
Gambar 10. Histogram Post-test Hasil Belajar Kelas
Kontrol
Berdasarkan gambar dan tabel diatas, dapat dinyatakan
kemampuan akhir siswa kelas kontrol paling banyak terletak
pada interval 5,8-6,6 dengan frekuensi sebanyak 13 siswa atau
40,6%.
Kategorisasi kecenderungan perolehan skor post-test hasil
belajar kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan jenis
kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3
kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor post-test hasil
belajar kelas kontrol dikatakan baik jika X Mi + Sdi, yakni X
6,67, skor post-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan
cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X < 6,67 dan
skor post-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan kurang jika
X< Mi SDi, yakni X < 3,33.
Series1; 4,0-4,8; 3
Series1; 4,9-5,7; 8
Series1; 5,8-6,6;
13
Series1; 6,7-7,5; 4
Series1; 7,6-8,4; 3 Series1;
8,5-9,3; 1
Postest Kontrol
93
3. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem
based learning dapat meningkatkan pemahaman sikap positif terhadap
pelaksanaan demokrasi pada pembelajaran PKn pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 3 Wonosari digunakan uji t-Test, yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
t = nilai t hitung
= mean pada distribusi sampel 1
= mean pada distribusi sampel 2
= jumlah individu pada sampel 1
= jumlah individu pada sampel 2
= nilai varian pada distribusi sampel 1
= nilai varian pada distribusi sampel 2
(Tulus Winarsunu, 2002 : 88)