BAB III METODE PENELITIAN A. - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/24005/5/5.BAB III.pdf · Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian ... kebebasan tukar pendapat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 58

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Penelitian ini adalah Penelitian Eksperimen yaitu merupakan

    kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu

    perlakuan/ tindakan/treatment pendidikan terhadap tingkah laku siswa.

    Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penelitian yang disusun

    sedemikian rupa, sehingga dapat memberikan jawaban pada pertanyaan,

    penelitian, mengontrol dan mengendalikan variabel penelitian. Adapun

    desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized

    pre-test, post-test control group design. Skema model ini adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 1. Format Desain Penelitian

    KE

    KK

    Keterangan :

    KE = Kelompok Eksperimen dengan menggunakan model

    pembelajaran PBL

    KK = Kelompok Kontrol dengan menggunakan model pembelajaran

    Konvensional

    = Perlakuan kelompok eksperimen

    = Perlakuan kelompok kontrol

  • 59

    = Pre-test

    = Post-test

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Wonosari dengan

    fokus penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. Penelitian ini

    akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 hingga selesai.

    C. Variabel Penelitian

    Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independent

    variable) yakni penggunaan model pembelajaran berbasis masalah (X) dan

    variabel terikat (dependent variable) yakni peningkatan sikap demokratis

    ( ) dan prestasi belajar PKn ( ).

    Gambar 2. Hubungan antar variabel

    Keterangan:

    X = Pengunaan Model Pembelajaran Program Based Learning

    = Peningkatan sikap demokratis

    = Peningkatan prestasi belajar

    x

  • 60

    D. Definisi Operasional Variabel

    1. Efektivitas

    Efektivitas merupakan istilah yang banyak disinggung oleh

    para ahli, dimana batasan-batasan pengertian tentang efektivitas yang

    dikemukakan oleh para ahli berbeda antara satu dengan yang lainnya.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 584) mendeskripsikan

    efektif dengan ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) dan

    efektivitas diartikan keadaan berpengaruh, hal berkesan atau

    keberhasilan(usaha, tindakan). Jadi, menurut Kamus Besar Bahasa

    Indonesia efektivitas adalah suatu usaha atau tindakan yang

    berakibat/berpengaruh dan berkesan yang dapat membawa

    hasil/berhasil guna.

    Chong dan Maginson (Slameto, 2003: 81) mengartikan

    Efektivitas merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar.

    Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas

    pembelajaran merupakan proses yang harus dilalui siswa untuk

    mencapai hasil belajar.

    Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    efektivitas adalah suatu tindakan yang berakibat/berpengaruh dan

    berkesan yang dapat membawa hasil/berhasil guna sesuai tujuan yang

    telah ditetapkan. Dalam hal ini digunakannya model pembelajaran

    berbasis masalah dikatakan efektif apabila model pembelajaran

    tersebut membawa hasil.

  • 61

    2. Pembelajaran Berbasis Masalah

    Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan

    untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik

    dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir

    tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana

    kondusif, terbuka, negosiasi, demokrasi, suasana nyaman dan

    menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.

    3. Sikap demokratis dalam pembelajaran PKn.

    Sikap demokratis pada mata pelajaran PKn merupakan sikap positif

    yang ditunjukkan peserta didik dalam pelaksanaan demokrasi pada

    pembelajaran PKn. Dalam hal ini menunjukkan sikap sebagai berikut:

    a. Adanya persamaan/tidak membeda-bedakan teman dalam

    kelas/kelompok.

    b. Adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, disini diartikan

    hak adalah hak siswa sebagai anggota kelas/kelompok dan

    kewajiban adalah kewajiban siswa sebagai anggota

    kelas/kelompok.

    c. Adanya kebebasan yang bertanggung jawab, dalam hal ini adalah

    kebebasan tukar pendapat dalam penyelesaian masalah.

    d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan, dalam hal ini setiap siswa

    dalam anggota kelompok mencari penyelesaian masalah secara

    bersama-sama.

  • 62

    e. Bersifat kekeluargaan, dalam hal ini menyelesaikan segala

    permasalahan dengan teman secara kekeluargaan.

    4. Hasil belajar

    Hasil belajar PKn pada dasarnya merupakan dampak dari

    proses pembelajaran PKn. Hal ini berarti optimalnya hasil belajar PKn

    para siswa tergantung juga pada proses pembelajaran PKn yang

    dipandu oleh guru. Dari berbagai pengertian belajar tersebut dapat

    ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar PKn dapat diartikan sebagai

    suatu kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menguasai konsep

    PKn melalui proses pembelajaran PKn dan kemampuan para siswa

    untuk menerapkan konsep PKn dalam kehidupan nyata. Secara umum

    kemampuan yang didapat sebagai hasil dari pembelajaran PKn berupa

    pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan yang dapat dilihat

    wujudnya setelah seseorang melaksanakan proses pembelajaran.

    Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah

    kognitif saja yaitu dengan soal tes hasil belajar. Hal ini dilakukan

    karena untuk mempermudah dalam hal untuk menilai dan dalam hal

    pengumpulan data.

    E. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri

    dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai

    sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu

  • 63

    penelitian (Suharsmi Arikunto, 2006 :147). Populasi dalam penelitian

    ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari.

    2. Sampel Penelitian

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak

    mungkin mempelajari semua yang ada dalam populasi, misalnya

    karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

    menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang

    dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan

    untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

    betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2005: 91).

    Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan cara

    melakukan pengundian. Setelah diundi didapat kelas VIII B sebagai

    kelompok eksperimen dan kelas VIII A sebagai kelompok kontrol.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    1. Tes Hasil Belajar

    Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar untuk mengetahui

    tingkat pemahaman siswa mengenai materi pelajaran yang diajarkan

    dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari metode

    pembelajaran yang dijadikan eksperimen untuk siswa.

    Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

    mendapatkan jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau secara

    lisan atau pembuatan (Nana Sudjana, 2004: 100). Dalam penelitian ini

  • 64

    teknik tes digunakan untuk mengetahui penguasaan terhadap materi

    atau sub pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan model

    pembelajaran Problem Based Learning. Tes dilakukan sebelum

    perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) pada kelompok

    eksperimen dan kelompok kontrol.

    2. Kuesionar (Angket)

    Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

    dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan

    teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

    variabel yang akan diukur dan tahu yang bisa diharapkan dari

    responden (Sugiyono, 2005: 162)

    G. Instrumen Penelitian

    Suharsimi Arikunto (2010: 203) menyatakan bahwa instrumen

    penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam

    mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

    baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah

    diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

    1. Soal Tes

    Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal tes

    pilihan ganda. Soal pilihan ganda tersebut disertai dengan empat

    alternatif jawaban yaitu a, b, c, dan d. Dari empat alternatif jawaban

    tersebut hanya satu jawaban yang benar. Pemberian skor dari

  • 65

    instrumen ini adalah 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban

    salah.

    Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Tes

    N

    o

    Variabel Indikator No Butir Soal

    1 Menjelaska

    n berbagai

    konstitusi

    yang pernah

    berlaku di

    Indonesia

    1. Menjelaskan pengertian

    konstitusi

    1,2,3,4

    2. Mengidentifikasi berbagai konstitusi

    yang pernah

    berlaku di

    Indonesia

    5,6,7,8,9,10,13,14,15

    ,

    18,19,21,23,24,25,27

    ,

    28,29

    3. Menjelaskan sistem ketatanegaraan

    menurut berbagai

    konstitusi yang

    pernah berlaku di

    Indonesia

    11,12,16,17,22,26,30

    2. Angket

    Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

    tertutup, yaitu kuesioner yang disusun dengan menyediakan jawaban

    lengkap sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang

    telah tersedia. Instrumen angket digunakan untuk mengetahui model

    pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan sikap

    positif terhadap pelaksanaan demokrasi pada pembelajaran PKn siswa

    kelas VIII SMP Negeri 3 Wonosari. Pertanyaan atau pernyataan

  • 66

    tersebut menggunakan model skala bertingkat dengan empat alternatif

    jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan

    sangat tidak setuju (STS). Agar data yang diperoleh data kuantitatif

    maka setiap alternatif jawaban mempunyai skor masing-masing yaitu:

    untuk alternatif jawaban SS diberi skor empat (4), untuk alternatif

    jawaban S diberi skor tiga (3), untuk alternatif jawaban TS diberi skor

    dua (2), dan untuk alternatif jawaban STS diberi skor satu (1). Adapun

    kisi-kisi instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

    Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Sikap Demokratis

    Variabel Indikator No Butir

    Sikap Demokratis

    1. Religius dan mengakui adanya

    persamaan

    1,2,3,4,5,12

    2. Keseimbangan antara hak dan

    kewajiban

    6,7,9*,10*

    3. Kebebasan yang bertanggungjawab

    11,13,14*

    4. Persatuan dan kesatuan

    8,16,17

    5. Kekeluargaan 15,18

    (* pernyataan negatif)

    H. Uji Instrumen

    Tujuan diadakannya uji coba adalah diperolehnya informasi

    mengenai kualitas instrumen yang digunakan, yaitu informasi mengenai

    sudah atau belum memenuhi persyaratan. Menurut Suharsimi Arikunto

    (2010: 211) baik buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap benar

    tidaknya data yang diperoleh, sedangkan benar tidaknya sangat

  • 67

    menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Instrumen yang baik

    selain valid juga harus reliabel, artinya dapat diandalkan. Suharsimi

    Arikunto (2010: 211) menyatakan Instrumen dapat dikatakan reliabel jika

    memberikan hasil yang tepat atau ajeg walau oleh siapa dan kapan

    saja.

    1. Uji Validitas Instrumen

    Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 211) Validitas adalah

    suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

    keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai

    validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki

    validitas rendah.

    Pengujian validitas instrumen dimaksudkan untuk mendapatkan

    alat ukur yang sahih dan terpercaya. Validitas atau kesahihan ini

    berkaitan dengan permasalahan apakah instrumen yang dimaksudkan

    untuk mengukur sesuatu itu memang dapat mengukur secara tepat

    sesuatu yang akan diukur tersebut. Untuk mengetahui validitas angket

    dalam uji coba ini digunakan nilai hasil angket yang disusun oleh

    peneliti. Dalam penelitian ini setiap butir item diuji validitasnya

    dengan rumus product moment angka kasar dari Suharsimi Arikunto

    (2010: 213) sebagai berikut:

    Keterangan:

    rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y

  • 68

    X = Nilai masing-masing item

    Y = Nilai total

    XY = Jumlah perkalian antara X dan Y

    X2 = Jumlah kuadrat X

    Y2 = Jumlah kuadrat Y

    N = Jumlah subjek

    Mengingat dengan korelasi product moment masih ada

    pengaruh kotor dari butir soal maka perlu dilakukan korelasi untuk

    menghilangkan pengaruh itu. Adapun korelasinya dengan

    menggunakan part whole correlation dengan rumus sebagai berikut:

    =

    Keterangan:

    Rbt : Part Whole Correlation

    Rxy : korelasi momen tangkar

    SBy : simpangan baku total (komposit)

    SBx : simpangan baku bagian (butir)

    Vx : varian total

    Vy : varian bagian

    Kriteria pengajuan butir dikatakan valid apabila koefisien

    korelasi berharga positif dan sama atau lebih besar dari r tabel

    dengan taraf signifikansi 5%, jika koefisien lebih kecil dari harga r

    tabel maka korelasi dikatakan tidak signifikan.

    Ujicoba instrumen penelitian dilaksanakan pada 28 siswa kelas

    VIII F SMP N 3 Wonosari. Jumlah butir pertanyaan pada ujicoba

    instrumen tes hasil belajar adalah 35 soal dan jumlah butir pernyataan

  • 69

    pada ujicoba instrument angket sikap demokratis adalah 21 butir. Hasil

    skor butir tes hasil belajar dan angket dianalisis menggunakan SPSS

    for windows 13.0. Adapun hasil uji validitas instrument adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket Sikap Demokratis

    No.

    Butir

    Corrected Item-

    Total Correlation Keterangan

    Butir_1

    Butir_2

    Butir_3

    Butir_4

    Butir_5

    Butir_6

    Butir_7

    Butir_8

    Butir_9

    Butir_10

    Butir_11

    Butir_12

    Butir_13

    Butir_14

    Butir_15

    Butir_16

    Butir_17

    Butir_18

    Butir_19

    Butir_20

    Butir_21

    ,567

    ,040

    ,605

    ,473

    ,550

    ,414

    ,674

    ,599

    ,458

    ,470

    ,393

    ,630

    -,023

    ,460

    ,427

    ,492

    ,416

    ,009

    ,418

    ,455

    ,430

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Tabel 5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes Hasil Belajar

    No.

    Butir

    Corrected Item-

    Total Correlation Keterangan

    Butir_1

    Butir_2

    Butir_3

    Butir_4

    Butir_5

    Butir_6

    Butir_7

    Butir_8

    Butir_9

    ,498

    -,109

    ,473

    ,495

    ,661

    ,657

    -,156

    ,753

    ,752

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

  • 70

    Butir_10

    Butir_11

    Butir_12

    Butir_13

    Butir_14

    Butir_15

    Butir_16

    Butir_17

    Butir_18

    Butir_19

    Butir_20

    Butir_21

    Butir_22

    Butir_23

    Butir_24

    Butir_25

    Butir_26

    Butir_27

    Butir_28

    Butir_29

    Butir_30

    Butir_31

    Butir_32

    Butir_33

    Butir_34

    Butir_35

    ,583

    ,644

    ,718

    -,269

    ,790

    ,685

    ,669

    ,766

    ,648

    ,681

    ,638

    ,649

    ,719

    ,736

    ,766

    ,632

    ,553

    ,771

    ,043

    ,722

    ,572

    ,703

    ,558

    ,688

    -,092

    ,657

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    0,374

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Valid

    Gugur

    Valid

    2. Uji Reliabilitas Instrumen

    Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

    beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

    data yang sama. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 221), reliabilitas

    menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat

    dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

    instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas instrumen merupakan

    syarat pengujian validitas instrumen, karena itu walaupun instrumen

  • 71

    yang valid umumnya pasti reliabel tetapi pengujian reliabilitas

    instrumen perlu dilakukan.

    Rumus yang digunakan pada uji reliabilitas adalah rumus

    Alpha Cronbach. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas

    instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

    bentuk uraian. Kriteria pengujian dikatakan handal apabila

    lebih besar dari pada taraf signifikan 5%. Rumus Alpha

    Cronbach adalah sebagai berikut:

    =

    Keterangan:

    r11 = reliabilitas instrument

    k = banyaknya butir pertanyaan/soal

    = jumlah varian/butir item

    = varian total (Suharsimi Arikunto, 2006: 196)

    Untuk mengetahui reliabilitas tes hasil belajar pada uji coba ini

    dengan menggunakan rumus KR20 sebagai berikut:

    Keterangan:

    r11 = reliabilitas instrumen

    k = banyaknya butir pertanyaan

    Vt = varians total

    p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir

    q = proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir

    Menurut Sugiyono untuk menguji signifikan atau tidaknya

    koefisien reliabilitas yang diperoleh atau dikonsultasikan

    dengan kriteria sebagai berikut:

  • 72

    Tabel 6. Intepretasi nilai r

    Interval Koefisien Tingkat Keandalan

    0,000-0,199 Sangat rendah

    0,200-0,399 Rendah

    0,400-0,599 Sedang

    0,600-0,799 Kuat

    0,800-1,000 Sangat kuat

    (Sugiyono, 2009: 257)

    Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki koefisien keandalan

    atau reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih. Demikian apabila alpha lebih

    rendah dari 0,6 maka dikatakan tidak reliabel dan sebaliknya jika sama

    atau lebih besar dari 0,6 maka dikatakan reliabel.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bantuan program

    SPSS 13.0 for windows untuk mempermudah proses perhitungan

    dalam uji reliabilitas angket sikap demokratis dan tes hasil belajar.

    Hasil perhitungan uji reliabilitas masing-masing instrumen adalah

    sebagai berikut:

    a. Hasil uji reliabilitas angket sikap demokratis

    Case Processing Summary

    N %

    Cases Valid 28 100,0

    Exclude

    d(a) 0 ,0

    Total 28 100,0

    a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

    Reliability Statistics

    Cronbach's

    Alpha

    N of

    Items

    ,843 21

  • 73

    b. Hasil uji reliabilitas tes hasil belajar

    Case Processing Summary

    N %

    Cases Valid 28 100,0

    Exclude

    d(a) 0 ,0

    Total 28 100,0

    a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

    Reliability Statistics

    I. Teknik Analisis Data

    Sebelum data itu dianalisis untuk menjawab masalah, maka

    diadakan uji prasyarat untuk mengetahui normal tidaknya sebaran data

    empirik.

    1. Uji Prasyarat Analisis Data

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah segala

    yang diselidiki memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas

    ini menggunakan teknik statistik Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S).

    Interpretasi hasil uji normalitas dengan melihat nilai Asymp. Sig.

    (2tailed). Adapun interpretasi dari uji normalitas adalah sebagai

    berikut:

    1) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih besar dari tingkat Alpha 5%

    (Asymp. Sig. (2tailed) > 0,05) dapat disimpulkan bahwa data

    berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

    KR-21

    N of

    Items

    ,945 35

  • 74

    2) Jika nilai Asymp. Sig. (2tailed) lebih kecil dari tingkat Alpha 5%

    (Asymp. Sig. (2tailed) < 0,05) dapat disimpulkan bahwa data

    berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal.

    Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

    Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji Normalitas untuk Semua

    Variabel

    Variabel

    Kolmogorov

    Smirnov Keterangan

    Sig (P)

    Sikap demokratis awal

    kelas eksperimen 0,121

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Sikap demokratis akhir

    kelas eksperimen 0,768

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Sikap demokratis awal

    kelas kontrol 0,195

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Sikap demokratis akhir

    kelas kontrol 0,481

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Pre-test hasil belajar

    kelas eksperimen 0,917

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Post-test hasil belajar

    kelas eksperimen 0,774

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Pre-test hasil belajar

    kelas kontrol 0,477

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    Post-test hasil belajar

    kelas kontrol 0,133

    Normal

    (P > 0,05 =

    Normal)

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    b. Uji Homogenitas

    Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel

    yang diambil dari populasi memiliki varian yang sama atau tidak

    menunjukkan perbedaan yang signifikan satu sama lain. Untuk

  • 75

    mengkaji homogenitas varians perlu dilakukan uji statistik (test of

    variance) pada distribusi skor kelompok-kelompok yang

    bersangkutan. Rumus F yang dipergunakan adalah sebagai berikut.

    ks

    bsF

    2

    2

    Keterangan :

    s2b = varians yang lebih besar

    s2k = varians yang lebih kecil

    Hasil dari perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan tabel

    nilai F. Jika Fh < Ft maka dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok

    sampel tersebut variannya tidak berbeda secara signifikan atau

    homogen. Fh adalah F yang diperoleh dari hasil perhitungan dan Ft

    adalah nilai yang diperoleh dari tabel. Sedangkan taraf signifikan

    yang ditetapkan sebesar 5% dengan derajad kebebasan (db)= (n1-1).

    Seluruh proses perhitungan dilakukan dengan komputer program

    SPSS seri 13.0. Adapun untuk hasil uji homogenitas adalah sebagai

    berikut:

    Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas

    Variabel F

    hitung

    F

    tabel

    df1 df2 sig keterangan

    Pre sikap

    demokratis

    1,557 4,00 1 61 0,217 Homogen

    Post sikap

    demokratis

    0,324 4,00 1 61 0,571 Homogen

    Pre-test

    hasil

    1,453 4,00 1 61 0,233 Homogen

  • 76

    belajar

    Post-test

    hasil

    belajar

    0,236 4,00 1 61 0,629 Homogen

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    2. Analisis Data Penelitian

    Deskripsi data yang akan disajikan meliputi nilai Mean (M),

    Median (Me), Modus (Mo) dan Standar Deviasi (SD). Selain itu juga

    disajikan tabel distribusi frekuensi dan histogram. Adapun langkah-

    langkah yang digunakan dalam menyajikan tabel distribusi frekuensi

    yang diambil dari Sugiyono (2009: 35) adalah sebagai berikut:

    a. Menghitung Jumlah Kelas Interval Dalam menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus

    Sturgess yaitu:

    Dimana:

    = Jumlah kelas interval

    = Jumlah data observasi atau responden

    = logaritma

    b. Menentukan Rentang Data Yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.

    c. Menghitung Panjang Kelas = Rentang kelas dibagi jumlah kelas.

    Berikut deskripsi data masing-masing variabel.

    a. Variabel Sikap Demokratis

    1) Sikap demokratis awal siswa yang diajar dengan menggunakan

    model pembelajaran Problem Based Learning/kelas

    eksperimen

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap

    demokratis ( ) pada Pre Sikap Demokratis Eksperimen

    diperoleh skor tertinggi 68,00 dan skor terendah 32,00. Selain

  • 77

    itu juga didapat nilai M sebesar 58,00, Me 58,00, dan Mo 56,00

    serta SD sebesar 6,21825. Jumlah kelas interval (k) digunakan

    rumus k = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan),

    rentang = skor tertinggi skor terendah = 68 - 32 = 36,

    sedangkan panjang kelas interval = = = 6.

    Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis

    awal siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning.

    Tabel 9. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Awal Kelas

    Eksperimen

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 62.5 - 68.5 6 19.4%

    2 56.4 - 62.4 13 41.9%

    3 50.3 - 56.3 11 35.5%

    4 44.2 - 50.2 0 0.0%

    5 38.1 - 44.1 0 0.0%

    6 32.0 - 38.0 1 3.2%

    Jumlah 31 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel distribusi frekuensi sikap demokratis awal kelas

    eksperimen tersebut di atas, dapat digambarkan dalam

    histogram berikut ini:

  • 78

    Gambar 3. Histogram Sikap Demokratis Awal Kelas

    Eksperimen

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    sikap demokratis awal siswa kelas eksperimen paling banyak

    terletak pada interval 56,4-62,4 dengan frekuensi sebanyak 13

    siswa atau 41,9%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap

    demokratis awal kelas eksperimen dapat dicari dengan

    menentukan jenis kategori pada skor sikap demokratis awal.

    Dalam penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup

    dan kurang. Skor sikap demokratis awal dikatakan baik jika X

    Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis awal

    dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X

    < 54,00 dan skor sikap demokratis awal dikatakan kurang jika

    X< Mi SDi, yakni X < 36,00.

    Series1; 32-38; 1

    Series1; 38,1-44,1; 0

    Series1; 44,2-50,2; 0

    Series1; 50,3-56,3; 11

    Series1; 56,4-62,4; 13

    Series1; 62,5-68,5; 6

    Sikap Demokratis awal Eksperimen

  • 79

    2) Sikap demokratis akhir siswa yang diajar dengan menggunakan

    model pembelajaran Problem Based Learning/kelas

    eksperimen

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap

    demokratis ( ) pada Post Sikap Demokratis Eksperimen

    diperoleh skor tertinggi 70,00 dan skor terendah 53,00. Selain

    itu juga didapat nilai M sebesar 63,0323, Me 63,00, dan Mo

    59,00 serta SD sebesar 4, 78528. Jumlah kelas interval (k)

    digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 31 = 6

    (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor terendah = 70 - 53

    = 17, sedangkan panjang kelas interval = = = 2,8

    (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis

    akhir siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran

    Problem Based Learning.

    Tabel 10. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Akhir

    Kelas Eksperimen

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 67.5 - 70.3 7 22.6%

    2 64.6 - 67.4 7 22.6%

    3 61.7 - 64.5 6 19.4%

    4 58.8 - 61.6 7 22.6%

    5 55.9 - 58.7 2 6.5%

    6 53.0 - 55.8 2 6.5%

    Jumlah 31 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

  • 80

    Tabel distribusi frekuensi sikap demokratis akhir kelas

    eksperimen tersebut di atas, dapat digambarkan dalam

    histogram berikut ini:

    Gambar 4. Histogram Sikap Demokratis Akhir Kelas

    Eksperimen

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    sikap demokratis akhir siswa kelas eksperimen paling banyak

    terletak pada interval 58,8-61,6, pada interval 64,6-67,4 dan

    pada interval 67,5-70,3 dengan frekuensi sebanyak 7 siswa atau

    22,6%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap

    demokratis akhir kelas eksperimen dapat dicari dengan

    menentukan jenis kategori pada skor sikap demokratis akhir.

    Dalam penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup

    dan kurang. Skor sikap demokratis akhir dikatakan baik jika X

    Series1; 53-55,8; 2

    Series1; 55,9-58,7; 2

    Series1; 58,8-61,6; 7

    Series1; 61,7-64,5; 6

    Series1; 64,6-67,4; 7

    Series1; 67,5-70,3; 7

    sikap demokratis akhir Eksperimen

  • 81

    Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis akhir

    dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X

    < 54,00 dan skor sikap demokratis akhir dikatakan kurang jika

    X< Mi SDi, yakni X < 36,00.

    3) Sikap demokratis awal siswa yang diajar dengan menggunakan

    metode ceramah/kelas kontrol

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap

    demokratis ( ) pada Pre Sikap Demokratis Kontrol diperoleh

    skor tertinggi 72,00 dan skor terendah 49,00. Selain itu juga

    didapat nilai M sebesar 58,5, Me 56,00, dan Mo 53,00 serta SD

    sebesar 6,08541. Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k

    = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang =

    skor tertinggi skor terendah = 72 - 49 = 23, sedangkan

    panjang kelas interval = = = 3,8 (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis

    awal siswa yang diajar menggunakan metode ceramah:

    Tabel 11. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Awal

    Kelas Kontrol

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 68.5 - 72.3 2 6.3%

    2 64.6 - 68.4 5 15.6%

    3 60.7 - 64.5 5 15.6%

    4 56.8 - 60.6 3 9.4%

    5 52.9 - 56.7 14 43.8%

    6 49.0 - 52.8 3 9.4%

    Jumlah 32 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

  • 82

    Tabel frekuensi sikap demokratis awal kelas kontrol di atas,

    dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

    Gambar 5. Histogram Sikap Demokratis Awal Kelas

    Kontrol

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    sikap demokratis akhir siswa kelas eksperimen paling banyak

    terletak pada interval 52,9-56,7 dengan frekuensi sebanyak 14

    siswa atau 43,8%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap

    demokratis awal kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan

    jenis kategori pada skor sikap demokratis awal. Dalam

    penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup dan

    kurang. Skor sikap demokratis awa dikatakan baik jika X Mi

    + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis awal dikatakan

    cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X < 54,00

    Series1; 49-52,8; 3

    Series1; 52,9-56,7;

    14

    Series1; 56,8-60,6; 3

    Series1; 60,7-64,5; 5

    Series1; 64,6-68,4; 5

    Series1; 68,5-72,3; 2

    Sikap Demokratis Awal Kelas Kontrol

  • 83

    dan skor sikap demokratis awal dikatakan kurang jika X< Mi

    SDi, yakni X < 36,00.

    4) Sikap demokratis akhir siswa yang diajar dengan menggunakan

    metode ceramah/kelas kontrol

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan sikap

    demokratis ( ) pada Post Sikap Demokratis Kontrol diperoleh

    skor tertinggi 69,00 dan skor terendah 52,00. Selain itu juga

    didapat nilai M sebesar 59,4375, Me 60,00, dan Mo 53,00 serta

    SD sebesar 5,17. Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k

    = 1 + 3.3 log n, k = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang =

    skor tertinggi skor terendah = 69 - 52 = 17, sedangkan

    panjang kelas interval = = = 2,8 (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi hasil sikap demokratis

    akhir siswa yang diajar menggunakan metode ceramah:

    Tabel 12. Distribusi Frekuensi Sikap Demokratis Akhir

    Kelas Kontrol

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 66.5 - 69.3 3 9.4%

    2 63.6 - 66.4 6 18.8%

    3 60.7 - 63.5 4 12.5%

    4 57.8 - 60.6 6 18.8%

    5 54.9 - 57.7 6 18.8%

    6 52.0 - 54.8 7 21.9%

    Jumlah 32 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel frekuensi sikap demokratis akhir kelas kontrol di

    atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

  • 84

    Gambar 6. Histogram Sikap Demokratis Akhir Kelas

    Kontrol

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    sikap demokratis akhir siswa kelas kontrol paling banyak

    terletak pada interval 52,9-54,8 dengan frekuensi sebanyak 7

    siswa atau 21,9%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor sikap

    demokratis akhir kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan

    jenis kategori pada skor sikap demokratis akhir. Dalam

    penelitian ini terdapat 3 kategorisasi yaitu baik, cukup dan

    kurang. Skor sikap demokratis akhir dikatakan baik jika X

    Mi + Sdi, yakni X 54,00, skor sikap demokratis akhir

    dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 36,00 X

    < 54,00 dan skor sikap demokratis akhir dikatakan kurang jika

    X< Mi SDi, yakni X < 36,00.

    Series1; 52-54,8; 7

    Series1; 54,9-57,7;

    6

    Series1; 57,8-60,6;

    6 Series1; 60,7-63,5;

    4

    Series1; 63,6-66,4;

    6 Series1;

    66,5-69,3; 3

    sikap demokratis akhir Kontrol

  • 85

    b. Variabel Hasil Belajar

    1) Pre-test hasil belajar siswa kelas eksperimen

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil

    belajar ( ) pada Pretest Eksperimen diperoleh skor tertinggi

    7,30 skor terendah 3,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar

    5,2645, Me 5,30, dan Mo 5,00 serta SD sebesar 1,08091.

    Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k

    = 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor

    terendah = 7,30 3,00 = 4,30, sedangkan panjang kelas interval

    = = = 0,7 (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi Pre-test hasil belajar

    siswa kelas eksperimen:

    Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar Kelas

    Eksperimen

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 7.0 - 7.7 3 9.7%

    2 6.2 - 6.9 3 9.7%

    3 5.4 - 6.1 10 32.3%

    4 4.6 - 5.3 7 22.6%

    5 3.8 - 4.5 5 16.1%

    6 3.0 - 3.7 3 9.7%

    Jumlah 31 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel distribusi frekuensi pre-test hasil belajar di atas,

    dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

  • 86

    Gambar 7. Histogram Pre-test Hasil Belajar Eksperimen

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    kemampuan awal siswa kelas eksperimen paling banyak

    terletak pada interval 5,4-6,1 sebanyak 10 siswa atau 32,3%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor pre-test hasil

    belajar kelas eksperimen dapat dicari dengan menentukan jenis

    kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3

    kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor pre-test hasil

    belajar kelas eksperimen dikatakan baik jika X Mi + Sdi,

    yakni X 6,67, skor pre-test hasil belajar kelas eksperimen

    dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X

    < 6,67 dan skor pre-test hasil belajar kelas eksperimen

    dikatakan kurang jika X< Mi SDi, yakni X < 3,33.

    2) Post-test hasil belajar siswa kelas eksperimen

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil

    belajar ( ) pada Post-test_Eksperimen diperoleh skor tertinggi

    Series1; 3,0-3,7; 3

    Series1; 3,8-4,5; 5

    Series1; 4,6-5,3; 7

    Series1; 5,4-6,1;

    10

    Series1; 6,2-6,9; 3

    Series1; 7,0-7,7; 3

    Pretest Eksperimen

  • 87

    8,70, skor terendah 5,30. Selain itu juga didapat nilai M sebesar

    7,0484, Me 7,00, dan Mo 6,70 serta SD sebesar 1,00991.

    Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k

    = 1+3.3log 31 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor

    terendah = 8,70 5,30 = 3,40, sedangkan panjang kelas interval

    = = = 0,6 (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi Post-test hasil belajar

    siswa kelas eksperimen:

    Tabel 14. Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar Kelas

    Eksperimen

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 8.8 - 9.4 0 0.0%

    2 8.1 - 8.7 5 16.1%

    3 7.4 - 8.0 8 25.8%

    4 6.7 - 7.3 10 32.3%

    5 6.0 - 6.6 4 12.9%

    6 5.3 - 5.9 4 12.9%

    Jumlah 31 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel distribusi frekuensi post-test hasil belajar di atas,

    dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

  • 88

    Gambar 8. Histogram Post-test Hasil Belajar Eksperimen

    Berdasarkan tabel dan gambar di atas, dapat dinyatakan bahwa

    kemampuan akhir siswa kelas eksperimen paling banyak

    terletak pada interval 6,7-7,3 dengan frekuensi sebanyak 10

    siswa atau 32,3%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor post-test hasil

    belajar kelas eksperimen dapat dicari dengan menentukan jenis

    kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3

    kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor post-test hasil

    belajar kelas eksperimen dikatakan baik jika X Mi + Sdi,

    yakni X 6,67, skor post-test hasil belajar kelas eksperimen

    dikatakan cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X

    < 6,67 dan skor post-test hasil belajar kelas eksperimen

    dikatakan kurang jika X< Mi SDi, yakni X < 3,33.

    Series1; 5,3-5,9; 4

    Series1; 6,0-6,6; 4

    Series1; 6,7-7,3;

    10 Series1; 7,4-8,0; 8

    Series1; 8,1-8,7; 5

    Series1; 8,8-9,4; 0

    Postest Eksperimen

  • 89

    3) Pre-test hasil belajar siswa kelas kontrol

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil

    belajar ( ) pada Pre-test_Kontrol diperoleh skor tertinggi

    7,00, skor terendah 4,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar

    5,4156, Me 5,30, dan Mo 5,00 serta SD sebesar 0,83439.

    Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k

    = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor

    terendah = 7,00 4,00 = 3,00, sedangkan panjang kelas interval

    = = = 0,5.

    Berikut tabel distribusi frekuensi Pre-test hasil belajar

    siswa kelas kontrol:

    Tabel 15. Distribusi Frekuensi Pre-test Hasil Belajar Kelas

    Kontrol

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 7.0 - 7.5 2 6.3%

    2 6.4 - 6.9 5 15.6%

    3 5.8 - 6.3 3 9.4%

    4 5.2 - 5.7 8 25.0%

    5 4.6 - 5.1 10 31.3%

    6 4.0 - 4.5 4 12.5%

    Jumlah 32 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel distribusi frekuensi pre-test hasil belajar kelas

    kontrol di atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

  • 90

    Gambar 9. Histogram Pre-test Hasil Belajar Kelas Kontrol

    Berdasarkan tabel dan gambar diatas, dapat dinyatakan

    kemampuan awal siswa kelas kontrol paling banyak terletak

    pada interval 4,5-5,1 dengan frekuensi sebanyak 10 siswa atau

    31,3%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor pre-test hasil

    belajar kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan jenis

    kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3

    kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor pre-test hasil

    belajar kelas control dikatakan baik jika X Mi + Sdi, yakni X

    6,67, skor pre-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan cukup

    jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X < 6,67 dan skor

    pre-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan kurang jika X< Mi

    SDi, yakni X < 3,33.

    Series1; 4,0-4,5; 4

    Series1; 4,6-5,1;

    10 Series1; 5,2-5,7; 8

    Series1; 5,8-6,3; 3

    Series1; 6,4-6,9; 5

    Series1; 7,0-7,5; 2

    Pretest Kontrol

  • 91

    4) Post-test hasil belajar siswa kelas kontrol

    Berdasarkan hasil analisis data untuk peningkatan hasil

    belajar ( ) pada Post-test_Kontrol diperoleh skor tertinggi

    8,70, skor terendah 4,00. Selain itu juga didapat nilai M sebesar

    6,1844, Me 6,00, dan Mo 6,00 serta SD sebesar 1,04113.

    Jumlah kelas interval (k) digunakan rumus k = 1 + 3.3 log n, k

    = 1+3.3log 32 = 6 (pembulatan), rentang = skor tertinggi skor

    terendah = 8,70 4,00 = 4,70, sedangkan panjang kelas interval

    = = = 0,8 (pembulatan).

    Berikut tabel distribusi frekuensi Post-test hasil belajar

    siswa kelas kontrol:

    Tabel 16. Distribusi Frekuensi Post-test Hasil Belajar Kelas

    Kontrol

    No. Interval frekuensi Persentase

    1 8.5 - 9.3 1 3.1%

    2 7.6 - 8.4 3 9.4%

    3 6.7 - 7.5 4 12.5%

    4 5.8 - 6.6 13 40.6%

    5 4.9 - 5.7 8 25.0%

    6 4.0 - 4.8 3 9.4%

    Jumlah 32 100.0%

    (Sumber: Data primer diolah, 2013)

    Tabel distribusi frekuensi post-test hasil belajar kelas

    kontrol di atas, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

  • 92

    Gambar 10. Histogram Post-test Hasil Belajar Kelas

    Kontrol

    Berdasarkan gambar dan tabel diatas, dapat dinyatakan

    kemampuan akhir siswa kelas kontrol paling banyak terletak

    pada interval 5,8-6,6 dengan frekuensi sebanyak 13 siswa atau

    40,6%.

    Kategorisasi kecenderungan perolehan skor post-test hasil

    belajar kelas kontrol dapat dicari dengan menentukan jenis

    kategori pada skor hasil belajar. Dalam penelitian ini terdapat 3

    kategorisasi yaitu baik, cukup dan kurang. Skor post-test hasil

    belajar kelas kontrol dikatakan baik jika X Mi + Sdi, yakni X

    6,67, skor post-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan

    cukup jika Mi SDi X < Mi + Sdi yakni 3,33 X < 6,67 dan

    skor post-test hasil belajar kelas kontrol dikatakan kurang jika

    X< Mi SDi, yakni X < 3,33.

    Series1; 4,0-4,8; 3

    Series1; 4,9-5,7; 8

    Series1; 5,8-6,6;

    13

    Series1; 6,7-7,5; 4

    Series1; 7,6-8,4; 3 Series1;

    8,5-9,3; 1

    Postest Kontrol

  • 93

    3. Uji Hipotesis

    Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran problem

    based learning dapat meningkatkan pemahaman sikap positif terhadap

    pelaksanaan demokrasi pada pembelajaran PKn pada siswa kelas VIII

    SMP Negeri 3 Wonosari digunakan uji t-Test, yaitu sebagai berikut:

    Keterangan :

    t = nilai t hitung

    = mean pada distribusi sampel 1

    = mean pada distribusi sampel 2

    = jumlah individu pada sampel 1

    = jumlah individu pada sampel 2

    = nilai varian pada distribusi sampel 1

    = nilai varian pada distribusi sampel 2

    (Tulus Winarsunu, 2002 : 88)