Upload
lekhuong
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 3
ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN
3.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN
PT. Pandi Kencana Murni merupakan perusahaan jasa yang bergerak
dalam bidang tour dan travel serta merupakan salah satu perusahaan travel
di Indonesia yang melayani perjalanan ibadah haji dan umrah. PT. Pandi
Kencana Murni berdiri secara resmi tahun 2004 dan disahkan oleh Akta
Notaris H.Haryanto, SH, MBA Nomor 15, pada tanggal 24 Mei 2004,
MENHUMHAM : AHU-69715.AH 01.02 tahun 2008, selanjutnya
penerbitan izin haji oleh Departemen Agama Republik Indonesia, Nomor:
D/445 Tahun 2011 dan izin umrah oleh Departemen Agama Republik
Indonesia, No D/39 Tahun 2011 serta izin pariwisata denganKep 28 BPW /
03 / 1999 dan ASITA No 0604/VIII/DPP/99. PT. Pandi Kencana Murni
memiliki kantor pusat di Jakarta, yaitu di Jalan D.I Pandjaitan kav. 48 No.
A.5 Rukan Bisnis Park Kirana Cawang, Jakarta Timur. Berbekal
pengalaman, kemampuan manajemen dan operasional yang ada, PT. Pandi
Kencana Murni berusaha menjadi perusahaan jasa yang tangguh dan
pilihan utama pelanggan untuk mendapat simpati dari customer dengan
tekad yang tertanam di hati setiap pengelola perusahaan untuk menjunjung
tinggi dan mentaati dengan jujur setiap kesepakatan yang terjalin, baik
internal perusahaan maupun dengan customer. Kepercayaan dan kepuasaan
customer sangat penting karena dapat menjadi modal utama membangun
dan meningkatkan kredibilitas serta pertumbuhan kemajuan perusahaan,
tanpa harus melanggar norma dan peraturan yang ada dalam mengelola
usaha ini.
26
3.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
3.2.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Pandi Kencana Murni
Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Pandi Kencana Murni
3.2.2 Tugas dan Wewenang Jabatan
1. Tugas dan Wewenang Komisaris Utama
a) Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan
dan memberikan nasihat kepada direktur.
b) Dalam melakukan tugas, berdasarkan kepada kepentingan
perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan
perusahaan.
c) Kewenangan komisaris yaitu komisaris dapat diamanatkan
dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas
27
direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan
tertentu.
2. Tugas dan Wewenang Direktur Utama
a) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di
bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan
kesekretariatan.
b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan
dan peralatan perlengkapan.
c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan dan
kekayaan perusahaan.
d) Memimpin rapat umum dalam hal : untuk memastikan
pelaksanaan tata tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua
untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi
waktu dalam masalah, menentukan urutan agenda,
menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.
e) Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya
dengan dunia luar.
f) Mengambil keputusan pada situasi tertentu yang dianggap
perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting.
3. Tugas dan Wewenang Direktur Keuangan
a) Pengambilan keputusan penting mengenai pendanaan.
b) Perencanaan dan pengendalian penggunaan dana dan
pembiayaan kegiatan usaha.
c) Pengoptimalan sumber daya (aset) yang dimiliki perusahaan.
d) Merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
4. Tugas dan Wewenang Direktur Operasional
a) Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan pelayanan.
b) Mengelola pelaksanaan kegiatan komersial dan pelayanan
jasa perusahaan.
c) Memeriksa kegiatan atau jadwal harian.
d) Melakukan pengecekan langsung ke lapangan.
28
5. Tugas dan Wewenang Pengembangan dan Pemasaran
a) Sebagai bagian yang memperkenalkan bagian perusahaan
kepada perusahaan lain, melalui jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan. Peran ini disebut sebagai peran promosi.
b) Berperan menjalin hubungan baik dengan perusahaan lain.
Hal ini dilakukan perwujudan konsep marketing
communication.
c) Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan
menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu
yang bermanfat untuk mendukung peningkatan jasa.
3.3 PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI
3.3.1 Prosedur Pendaftaran dan Pembayaran Haji Khusus
3.3.1.1 Pendaftaran Haji Khusus
Prosedur pendaftaran haji khusus pada awalnya calon jemaah
diharuskan untuk memeriksakan kesehatan di Puskesmas domisili
calon jemaah haji untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat.
Setelah dinyatakan sehat, maka calon jemaah haji yang diwakili oleh
perusahaan travel khusus mengambil SPPH pada Direktorat
Pelayanan Haji dan Umroh. Pengisian SPPH dilakukan oleh calon
jemaah haji dan ditandatangani oleh calon jemaah haji yang
bersangkutan dan petugas Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh.
Calon jemaah haji yang diwakili oleh penyelenggara ibadah haji
khusus datang ke kantor BPS BPIH yang tersambung dengan
SISKOHAT untuk menyetor BPIH sesuai Keputusan Meteri Agama
RI. Petugas BPS BPIH memasukkan data calon jemaah haji ke
SISKOHAT sesuai dengan SPPH. Petugas BPS BPIH mencetak
bukti setor lunas BPIH sebanyak 5(lima) lembar, yaitu:
a) Lembar pertama asli (warna putih) dengan materai Rp.6.000,-
dan pas foto berwarna ukuran 3 x 4 cm untuk calon jemaah haji.
29
b) Lembar kedua (warna merah muda) dengan pasfoto berwarna
berukuran 3x4 cm untuk membuat visa.
c) Lembar ketiga (warna kuning) untuk Kantor Departemen Agama
Kabupaten atau Kota.
d) Lembar keempat (warna biru) untuk lampiran SPMA,
diserahkan kepada PPIH embarkasi pada saat calon jemaah haji
masuk asrama (dikhususukan untuk jemaah haji reguler).
e) Lembar kelima (warna putih) untuk BPS BPIH.
PT. Pandi Kencana Murni setelah menerima bukti setoran
BPIH lunas segera mendaftarkan diri kepada Kantor Departemen
Agama Kabupaten atau Kota domisili selambat-lambatnya 10 hari
kerja setelah menerima lembar bukti setor lunas BPIH dan
menyerahkan Surat keterangan kesehatan jemaah haji dari
Puskesmas, fotokopi KTP yang masih berlaku dengan
memperlihatkan aslinya, pasfoto berwarna terbaru, tidak berpakaian
dinas dan tidak berkacamata hitam (boleh berjilbab bagi wanita dan
berpeci bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar dan 4 x 6
sebanyak 2 lembar untuk Paspor Haji. Petugas Direktorat Pelayanan
Haji dan Umroh setelah menerima kelengkapan persyaratan
pendaftaran bagi calon jemaah haji meneliti kelengkapan
pendaftaran calon jemaah haji, mencatat nama dan identitas calon
jemaah haji ke buku agenda pendaftaran, dan memberikan tanda
bukti pendaftaran yang telah ditandatangani oleh pejabat yang
ditunjuk, lalu membuat laporan pendaftaran calon jemaah haji
khusus kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan
Penyelenggaraan Haji setiap hari Rabu.
3.3.1.2 Prosedur Pembayaran ONH Plus
Untuk pembayaran haji ONH Plus, calon haji harus
memasukkan tabungan haji plus minimal sebesar 5000 USD untuk
mendapat nomor porsi ONH Plus dengan rincian Rp 1.100.000
untuk DP ke travel haji dan 4000 USD untuk setoran awal BPIH ke
30
Departemen Agama. Setelah mendapat nomor porsi ONH Plus,
calon haji bisa menyerahkan syarat-syarat hajinya kepada travel
khusus penyelengara ONH Plus. Pelunasan ONH Plus 4 bulan
setelah calon haji mendapat kepastian nomor porsi hajinya apakah
bisa berangkat di tahun musim haji yang ditetapkan. Porsi calon haji
ONH Plus sebanyak 17.000 orang diperebutkan oleh penyelenggara
haji ONH plus atau travel haji maksimal 500 orang. Jumlah
pembayaran ONH Plus mulai 8000 USD sampai 9700 USD
tergantung fasilitas hotel dan jumlah teman sekamar yang dipilih.
Apabila calon haji memilih menginap di hotel berbintang lima yang
jaraknya dekat dengan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid
Nabawi di Madinah, maka akan menambah mahalnya ONH Plus
yang harus dibayar.
3.3.2 Prosedur Penyiapan Manasik Haji
Sistem bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni
dilakukan berdasarkan adanya calon jemaah yang mendaftar di
perusahaan travel dan sudah mendapatkan nomor porsi
keberangkatan haji.
Berikut ini merupakan proses pengajaran manasik yang
sedang berjalan:
1) Staff kolektor di kantor pusat pada awalnya membuat rencana
jadwal manasik yang akan diberikan kepada pembimbing.
Rencana tersebut akan dipertimbangkan oleh para pembimbing
dari setiap cabang dan dilakukan revisi jika ada perubahan.
2) Rencana jadwal manasik dikembalikan kepada staff kolektor
untuk penentuan jadwal manasik yang pasti. Setelah itu, staff
kolektor akan menginformasikan kepada seluruh jemaah
mengenai jadwal manasik yang akan diadakan perusahaan.
3) Manasik haji PT. Pandi Kencana Murni dilakukan sebanyak 4x
pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga,
para pembimbing di setiap cabang daerah akan menjelaskan
materi-materi dan informasi khusus mengenai pengertian haji,
31
tata cara melakukannya dan lain-lain. Pertemuan keempat, team
dari kantor pusat akan mendatangi setiap tempat perkumpulan
jemaah (biasanya perusahaan menyewa ballroom hotel) dari
masing-masing cabang untuk memberikan informasi mengenai
jadwal keberangkatan, susunan kegiatan acara selama berada di
Tanah Suci, dan mengadakan sesi tanya jawab.
Gambar 3.2: Activity Diagram Manasik Haji yang berjalan di PT. Pandi Kencana Murni
32
3.4 ANALISIS PELAKSANAAN MANASIK HAJI
Untuk melaksanakan perancangan aplikasi e-learning manasik haji
di PT. Pandi Kencana Murni, dilakukan tiga tahapan analisis yaitu analisis
kebutuhan(Needs), pembelajar(Learners), dan objektif(Goal).
3.4.1 Analisis Kebutuhan (Needs)
3.4.1.1 Analisis Kebutuhan Organisasi
Berdasarkan struktur organisasi, tugas dan wewenang para
manajemen PT. Pandi Kencana Murni pada butir 3.2 terlihat bahwa
penanganan pelaksanaan bimbingan manasik haji secara e-learning
merupakan sub kegiatan yang belum mendapat penanganan khusus
dari manajemen perusahaan. Mengingat pentingnya aplikasi e-
learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran manasik haji
yaitu, meningkatkan intensitas kegiatan pembelajaran terstruktur
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, meningkatkan penyebaran ilmu
ibadah haji yang perlu dipahami bagi jemaah haji yang
membutuhkan dan adanya pembelajaran atau bimbingan ibadah haji
yang tidak perlu disampaikan secara tatap muka, maka dalam
organisasi perusahaan perlu dibentuk organisasi tim manasik haji
yang bertugas khusus menangani pembelajaran manasik haji secara
e-learning, seperti seorang Admin dan Pembimbing manasik haji
(Pengajar) yang terikat khusus dengan perusahaan pelaksana ibadah
haji.
Untuk mendukung tahapan analisis kebutuhan organisasi,
maka telah dilakukan wawancara kepada para Pembimbing
Penyelenggara Manasik Haji PT. Pandi Kencana Murni untuk
memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan manasik
haji, sebagai berikut:
33
Tabel 3.1: Pelaksanaan Manasik Haji di PT. Pandi Kencana Murni
No.
Uraian Apilkasi Sistem Manasik
1.
Penyiapan tempat
pelaksanaan manasik
haji
Informasi jadwal manasik haji dari Staff kolektor Kantor
Pusat ke seluruh Kantor Cabang.
Kantor cabang mengumpulkan calon jemaah haji
berdasarkan daerahnya di tempat manasik/hotel sesuai
dengan jadwal yang telah diberikan dan dikofirmasi ulang
Pelaksanaan manasik haji selama 4 hari, 1 hari dari kantor
pusat dan 3 hari dari kantor cabang.
2 Kendala pelaksanaan
manasik haji
Rata-rata 20% jemaah tidak hadir mengikuti manasik karena
sibuk, sudah pernah manasik, faktor jarak dan umur yang
sudah tua.
Banyak jemaah yang buta huruf.
Materi yang ada yaitu dari buku yang diterbitkan oleh
Kementrian Agama yang dianggap sulit untuk dipahami.
3
Cara mengatasi kendala
pelaksanaan manasik
haji
Pelaksanaan manasik ulang selama berada di tanah suci
Mekkah sesuai kesempatan waktu yang ada
Pengadaan ceramah langsung dianggap lebih efektif untuk
menangani para jemaah yang buta huruf.
Mengambil referensi yang lebih banyak lagi supaya lebih
mudah dalam memberikan pengajaran.
4 Waktu pelaksanaan
manasik haji
Pelaksanaan manasik haji dilakukan sebanyak 4 kali
pertemuan dalam empat hari, yaitu satu kali dari kantor
pusat dan tiga kali dari kantor cabang. Waktu yang
dibutuhkan dalam tiap pertemuan selama 7 jam, yaitu pukul
09.00 pagi sampai 16.00.sore
Waktu tersebut dinilai sudah sangat cukup untuk
memberikan materi dalam manasik. Tetapi kemampuan daya
tangkap setiap jemaah haji berbeda-beda sehingga kami
sangat memerlukan suatu media pembantu untuk
memberikan pembelajaran yang lebih lengkap
5 Materi manasik haji
Materi manasik haji, antara lain:
Panduan Perjalanan Haji
Bimbingan Manasik Hasji
Hikmah Ibadah Haji
Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji
6
Fitur yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan e-
learning manasik haji
Fitur mengenai tata cara dalam ibadah haji yang lebih
lengkap.
Fitur mengenai aturan-aturan perjalanan, seperti apa saja
yang boleh dan tidak boleh untuk dibawa, dan aturan dalam
bersikap (tata krama).
Fitur pembelajaran mengenai percakapan dalam bahasa Arab
yang setidaknya membantu para jemaah mengenal dan
belajar bahasa Arab selama berada di Tanah Suci.
34
3.4.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Kebutuhan Sistem dikelempokkan menjadi 2 bagian, yaitu
kebutuhan fungsional dan non fungsional:
A. Kebutuhan Fungsional
1. Sistem yang berhubungan dengan admin
a) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data
pembimbing.
b) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data jemaah
haji.
c) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus jadwal dan
materi manasik.
d) Sistem dapat menampilkan jadwal manasik, materi manasik,
daftar pengajar, dan daftar jemaah haji.
2. Sistem yang berhubungan dengan pembimbing
a) Pengguna dapat mengedit profil pembimbing.
b) Pengguna dapat menambah dan melihat materi.
c) Pengguna dapat melihat jadwal manasik.
d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas
pembimbing konsultasi, dan materi manasik.
3. Sistem yang berhubungan dengan jemaah haji
a) Pengguna dapat mengedit profil jemaah.
b) Pengguna dapat melakukan view materi manasik haji,
susunan acara, peta dan jadwal.
c) Pengguna dapat mendownload modul manasik haji.
d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas
jemaah, konsultasi, dan materi manasik.
B. Kebutuhan Non Fungsional
1. Fasilitas Operasional
a) Menggunakan sistem operasi windows 7
35
b) Processor Intel Core Duo 2.16Ghz
c) RAM 2048MB
d) Monitor 15,4”
e) Xampp
f) Mozilla Firefox
g) Macromedia Dreamweaver 8
2. Keamanan
Sistem database dilengkapi password, sehingga hanya admin
yang bisa mengaksesnya.
3. Informasi
a) Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang
dimasukkan oleh pengguna salah.
b) Digunakan untuk menampilkan login user.
3.4.2 Analisis Pembelajar (Learner)
3.4.2.1 Metode Pembelajaran
Pada tahap analisis Pembelajar diperoleh dari data hasil
penyebaran kuisioner terhadap 82 jemaah haji tahun keberangkatan
2013. Data hasil kuisioner disampaikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2: Metode Pembelajaran Manasik Haji
No. Metode
Pembelajaran
Bobot/Jumlah Jemaah Nilai
Bobot Prosentase Peringkat
5 4 3 2 1
1. Membaca buku
manasik haji 12 5 25 8 19 190 15% 4
2.
Mencari materi dan
informasi melalui
internet
11 7 20 32 10 217 17% 3
3.
Mendengarkan
pengalaman atau
cerita orang lain
0 3 8 30 38 134 11% 5
4.
Mendengar
ceramah langsung
dari nara sumber
39 22 19 2 3 386 30% 1
5. Menonton VCD
bimbingan haji 20 45 10 10 12 342 27% 2
36
Gambar 3.3: Pie chart Metode Pembelajaran yang disukai
Jemaah Haji
Berdasarkan data hasil kuisioner, metode pembelajaran
manasik haji di atas diperoleh bahwa 30 % jemaah haji menyukai
metode belajar dengan ceramah langsung dari narasumber.
Kemudian 27% menyukai metode pembelajaran dengan menonton
VCD bimbingan haji dan 17% menyukai metode belajar dengan
mancari materi atau informasi melalui internet dan sebanyak 15%
menyukai belajar melalui buku panduan dan sisanya menyukai
pengalaman jemaah atau cerita dari orang lain sebanyak 11%. Hal
ini berarti bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
manasik perlu mengoptimalkan pelaksanaan manasik melalui
metode tersebut. Untuk itu, perlu rancangan aplikasi e-learning
manasik haji yang lebih menarik untuk jemaah haji agar dapat
mengakses informasi mengenai manasik haji yang dapat diperoleh
kapan sajamelalui komputer.
3.4.2.2 Peserta Manasik Haji
Data mengenai umur jemaah peserta manasik haji sangat
penting untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk
pelaksanaan manasik haji. Umur rata-rata peserta manasik haji yang
berdomisili di Jakarta tahun 2013 dapat di lihat pada tabel berikut.
37
Tabel 3.3: Umur Rata-Rata Peserta Manasik Haji tahun 2013
Umur Jemaah Jumlah Jemaah Persentase
<20 tahun 2 2%
20-29 tahun 5 6%
30-39 tahun 17 21%
40-49 tahun 26 32%
50-59 tahun 21 26%
> 60 tahun 11 13%
Jumlah Jemaah 82 100%
Gambar 3.4: Pie chart rata-rata umur responden
Berdasarkan data rata-rata umur jemaah manasik haji yang
berdomisili di Jakarta pada PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013,
diperoleh bahwa jemaah terbanyak yang ikut dalam pembelajaran
manasik haji berumur 40-49 tahun, yaitu sebanyak 32%. Kemudian
terbanyak kedua adalah pada umur 50-59 tahun sebanyak 26%, lalu
21% jemaah berumur 30-39 tahun, 13% jemaah berumur diatas 60
tahun, dan 2% jemaah berumur dibawah 20 tahun. Hal ini berarti
bahwa jemaah haji berumur 40-49 tahun paling banyak mengikuti
manasik dan berada pada umur yang masih produktif dan interaktif.
38
3.4.2.3 Jemaah Haji PT. Pandi Kencana Murni
Data jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013
berjumlah 717 orang. Untuk keperluan analisis pelaksanaan manasik
haji, maka data jemaah yang dikelompokkan berdasarkan umur
jemaah, sebagai berikut:
Tabel 3.4: Umur Rata-Rata Jemaah pada Tahun 2013
Asal
Jemaah
Pengelompokan Umur Jemaah (Tahun)
<20 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >69
Semarang - 3 - - 2 - -
Pekanbaru - - 3 18 14 7 4
Makassar 1 2 23 18 27 17 10
Jakarta 6 18 103 105 101 88 23
Kendari 1 2 5 3 3 3 -
Palembang 4 3 13 23 39 16 3
Lain-lain - - 1 1 4 - -
Jumlah 12 28 148 168 190 131 40
Berdasarkan data jemaah yang diberangkatkan oleh PT.
Pandi Kencana Murni tahun 2013 diatas, diperoleh bahwa jumlah
jemaah adalah 717 orang yang terdiri dari 356 orang pada kelompok
umur 20-49 tahun, 321 orang berumur 50-59 tahun, dan sisanya 40
orang berumur diatas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jemaah
haji kelompok umur 20-49 tahun merupakan jemaah terbanyak (di
atas 50%).
3.4.2.4 Media Informasi dan Komunikasi
Jumlah jemaah peserta manasik haji yang menggunakan
media informasi dan komunikasi komputer untuk kegiatan sehari-
hari adalah:
Tabel 3.5: Jemaah Pengguna Media Informasi dan Komunikasi
Media Elektronik Jumlah Persentase
Menggunakan 68 83%
Tidak menggunakan 14 17%
39
Gambar 3.5: Pie chart jemaah Haji yang menggunakan komputer
Berdasarkan data jemaah mengenai penggunaan
komputer, diperoleh bahwa 83% jemaah telah menggunakan
komputer untuk keperluannya sehari-hari dan hanya 17% jemaah
yang tidak dapat menggunakan komputer. 17% jemaah tersebut
ternyata bukan hanya jemaah yang berumur diatas 60 tahun,
tetapi terdapat 1 jemaah yang tidak menggunakan komputer
berusia 20-29 tahun dan 4 jemaah berusia 30-39 tahun. Hal itu
disebabkan belum adanya pengenalan teknologi komputer di
daerah asal mereka. Tetapi dari pertanyaan nomor 2 dan 3 ini,
dapat disimpulkan bahwa sebenarnya umur tidak 100% menjadi
penghalang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi
yang ada dan berkembang sekarang. Walaupun masih terdapat 9
jemaah berusia diatas 60 tahun yang tidak dapat menggunakan
komputer, tetapi berdasarkan data kuesioner 83 % atau 68 orang
jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni telah menggunakan
komputer dalam mendukung kegiatannya sehari-hari.
40
3.4.2.5 Penggunaan Internet
Tabel 3.6: Penggunaan Internet dalam Seminggu
Jawaban JumlahJemaah Persentase
Setiap Hari 30 36%
4-6 kali seminggu 21 26%
1-3 kali seminggu 18 22%
Tidak Pernah 13 16%
82
Gambar 3.6: Pie chart jemaah haji yang menggunakan internet
Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh jemaah haji pengguna
internet dalam seminggu diperoleh bahwa rata-rata 36% jemaah
mencari informasi melalui internet dan rata-rata 26% meggunakan
internet 4-6 kali setiap minggunya. Dari jumlah persentase
tersebutlebih dari 50% jemaah sudah sangat sering memanfaatkan
internet. Hal ini berarti bahwa sistem pembelajaran manasik haji
melalui media elektronik online dapat lebih optimal dimanfaatkan
untuk e- learning.
41
3.4.2.6 Keikutsertaan dalam Manasik Haji
Tabel 3.7: Keikutsertaan jemaah pada Pelaksanaan Manasik Haji
Uraian Jumlah Persentase
Ikut Manasik Haji 71 72%
Tidak Ikut Manasik 11 28%
Gambar 3.7: Pie chart jemaah haji yang mengikuti kegiatan
manasik perusahaan
Berdasarkan data diatas, diperoleh bahwa rata-rata 72%
jemaah mengikuti program manasik dan 28% tidak mengikuti
program manasik yang diadakan oleh perusahaan. Adapun alasan
jemaah yang tidak mengikuti program manasik yaitu karena jemaah
memiliki aktifitas pribadi yang tidak bisa ditinggalkan bertetapan
dengan jadwal manasik, sudah pernah melaksanakan ibadah haji
sebelumnya, faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat tinggal dan
umur yang sudah tua.
42
3.4.2.7 Pembelajaran Manasik Haji melalui Internet
Tabel 3.8: Pembelajaran Manasik Haji dengan e-learning
Uraian
Jumlah
Persentase
Sangat Diperlukan 67 82%
Cukup Diperlukan 15 18%
Kurang Diperlukan 0 -
Tidak Diperlukan 0 -
Gambar 3.8: Pie chart pendapat jemaah mengenai penggunaan
e-learning
Berdasarkan data diatas, 82% jemaah berpendapat
penggunaan e-learning manasik haji sangat diperlukan untuk
membantu para jemaah dalam mendapatkan materi-materi mengenai
haji dan 18% berpendapat e-learning cukup diperlukan. Peranan e-
learning dalam bimbingan manasik haji bagi jemaah karena faktor
kesibukan, faktor jarak jauh dapat berinteraksi melalui fasilitas
website e-learning. Dalam website tersebut, akan disediakan materi-
materi pembelajaran dan segala informasi mengenai perjalanan
jemaah. Selain e-learning dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing
dalam menyampaikan materi manasik, jemaah dapat mendownload
modul pembelajaran melalui website e-learning tersebut dan dapat
melakukan konsultasi haji untuk mengajukan pertanyaan kepada
43
pembimbing manasik jika mengalami kesulitan dan masih kurang
memahami informasi yang disampaikan langsung.
3.4.2.8 Kemampuan Berbahasa Arab
Tabel 3.9: Kemampuan Berbahasa Arab
Uraian Jumlah Jemaah Prosentase
Sangat Fasih 0 -
Fasih 3 4%
Kurang Fasih 0 -
Tidak Fasih 79 96%
Gambar 3.9: Pie chart penggunaan bahasa Arab jemaah haji
PT. Pandi Kencana Murni
Pernyataan dari Menteri Agama, Suryadharma Ali yang
mengatakan bahwa sekitar 500 jemaah Indonesia tersesat karena
tidak memahami bahasa Arab (sumber:
http://www.jurnalhaji.com/berita-jurnal-haji/tak-paham-bahasa-
arab-ratusan-jemaah-haji-indonesia-tersasar/.
Berdasarkan data hasil wawancara dan kuisioner bahwa
hanya 3% jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni yang fasih
menggunakan bahasa Arab dan 96% jemaah tidak fasih berbahasa
44
Arab. Berdasarkan data tersebut di atas, maka dipandang perlu
adanya fitur khusus perancangan e-learning ini, akan disediakan
fitur khusus kosakata bahasa Arab untuk membantu jemaah haji PT.
Pandi Kencana Murni belajar dan memahami bahasa Arab.
3.4.3 Analisis Objektif (Goal)
Untuk kebutuhan pembelajaran manasik haji di Indonesia, ada 4
sasaran materi pembelajaran manasik haji yang perlu dibahas dalam website
e-learning manasik haji PT. Pandi Kencana Murni, antara lain: Panduan
Perjalanan Haji, Bimbingan Manasik Haji, Hikmah Ibadah Haji dan
Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji.
3.4.3.1 Panduan Perjalanan Haji
Materi yang diperlukan dalam memandu perjalanan haji adalah:
a) Persiapan Keberangkatan, meliputi:
panduan pendaftaran, pengelompokan, bimbingan serta
pemeriksaan kesehatan,
b) Pemberangkatan haji,
c) Kegiatan di Arab Saudi,
d) Pemulangan,
e) Pembinaan dan pengamanan kesehatan,
f) Tempat Ziarah di Mekkah dan Madinah, dan
g) Tata Cara Shalat dan Shalat jenazah.
3.4.3.2 Bimbingan Manasik Haji
Materi yang diperlukan dalam bimbingan manasik haji adalah:
a) Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah, dan
b) Pelaksanaan Ibadah Haji Tamattu, Ifrad dan Qiran, meliputi
Syarat, Rukun dan Wajib Haji.
45
3.4.3.3 Hikmah Ibadah Haji
Materi yang diperlukan dalam hikmah ibadah haji adalah hikmah
pakaian ihram, berihram, talbiyah sebagai panggilan Allah, hikmah tawaf,
sa’i, bercukur, wukuf, mabit di Musdalifah dan Mina, melontar jamarat,
membayar dam, pemotongan qurban, tawaf wada, dan keutamaan ibadah.
3.4.3.4 Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji.
Materi yang diperlukan dalam tuntunan do’a, seperti do’a saat
berniat haji atau berihram, do’a saat melakukan tawaf maupun dzikir pada
saat melakukan wukuf di padang Arafah.
3.5 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara dengan pihak jemaah
haji dan perusahaan, permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan
bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni, adalah:
1) Adanya jemaah haji yang tidak mengikuti program manasik yang
diadakan perusahaan yang disebabkan faktor aktifitas pribadi yang tidak
dapat ditinggalkan dan faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat
tinggal.
2) Tidak tersedianya materi pendukung manasik haji yang interaktif dan
mudah untuk dipahami oleh jemaah dalam pembelajaran.
3) Tidak adanya pembelajaran bahasa Arab sebagai bekal para jemaah haji
berkomunikasi di Tanah Suci.
46
3.6 USULAN PEMECAHAN MASALAH
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan, kami
memberikan alternatif usulan pemecahan masalah sebagai berikut:
1) Usulan pemecahan masalah 1:
Menggunakan e-learning sehingga jemaah haji yang tidak dapat
mengikuti manasik dapat melakukan pembelajaran melalui website e-
learning yang dapat di akses oleh jemaah haji kapan saja.
2) Usulan pemecahan masalah 2:
Pembuatan materi pemebelajaran yang lebih interaktif dalam website e-
learning untuk mempermudah jemaah haji memahami materi, berupa
video tata cara melaksanakan haji (rukun haji, wajib haji, dan lain-lain),
audio doa selama melaksanakan ibadah haji, dan peta lokasi ibadah haji.
3) Usulan pemecahan masalah 3:
-Adanya bantuan dari pihak lain untuk membantu pengajar untuk
memberikan materi pembekalan bahasa Arab, tetapi hal ini
membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh setiap jemaah haji di
kota-kota yang berbeda dan keterbatasan jumlah pengajar yang
memahami bahasa Arab.
-Pembuatan modul pembelajaran bahasa Arab berupa percakapan-
percakapan yang mungkin dapat terjadi pada saat ibadah haji dan
penyediaan kosakata bahasa Arab yang dapat membantu jemaah haji
mempelajari bahasa Arab.
47