23
BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN 3.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT. Pandi Kencana Murni merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang tour dan travel serta merupakan salah satu perusahaan travel di Indonesia yang melayani perjalanan ibadah haji dan umrah. PT. Pandi Kencana Murni berdiri secara resmi tahun 2004 dan disahkan oleh Akta Notaris H.Haryanto, SH, MBA Nomor 15, pada tanggal 24 Mei 2004, MENHUMHAM : AHU-69715.AH 01.02 tahun 2008, selanjutnya penerbitan izin haji oleh Departemen Agama Republik Indonesia, Nomor: D/445 Tahun 2011 dan izin umrah oleh Departemen Agama Republik Indonesia, No D/39 Tahun 2011 serta izin pariwisata denganKep 28 BPW / 03 / 1999 dan ASITA No 0604/VIII/DPP/99. PT. Pandi Kencana Murni memiliki kantor pusat di Jakarta, yaitu di Jalan D.I Pandjaitan kav. 48 No. A.5 Rukan Bisnis Park Kirana Cawang, Jakarta Timur. Berbekal pengalaman, kemampuan manajemen dan operasional yang ada, PT. Pandi Kencana Murni berusaha menjadi perusahaan jasa yang tangguh dan pilihan utama pelanggan untuk mendapat simpati dari customer dengan tekad yang tertanam di hati setiap pengelola perusahaan untuk menjunjung tinggi dan mentaati dengan jujur setiap kesepakatan yang terjalin, baik internal perusahaan maupun dengan customer. Kepercayaan dan kepuasaan customer sangat penting karena dapat menjadi modal utama membangun dan meningkatkan kredibilitas serta pertumbuhan kemajuan perusahaan, tanpa harus melanggar norma dan peraturan yang ada dalam mengelola usaha ini.

BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

BAB 3

ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALAN

3.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

PT. Pandi Kencana Murni merupakan perusahaan jasa yang bergerak

dalam bidang tour dan travel serta merupakan salah satu perusahaan travel

di Indonesia yang melayani perjalanan ibadah haji dan umrah. PT. Pandi

Kencana Murni berdiri secara resmi tahun 2004 dan disahkan oleh Akta

Notaris H.Haryanto, SH, MBA Nomor 15, pada tanggal 24 Mei 2004,

MENHUMHAM : AHU-69715.AH 01.02 tahun 2008, selanjutnya

penerbitan izin haji oleh Departemen Agama Republik Indonesia, Nomor:

D/445 Tahun 2011 dan izin umrah oleh Departemen Agama Republik

Indonesia, No D/39 Tahun 2011 serta izin pariwisata denganKep 28 BPW /

03 / 1999 dan ASITA No 0604/VIII/DPP/99. PT. Pandi Kencana Murni

memiliki kantor pusat di Jakarta, yaitu di Jalan D.I Pandjaitan kav. 48 No.

A.5 Rukan Bisnis Park Kirana Cawang, Jakarta Timur. Berbekal

pengalaman, kemampuan manajemen dan operasional yang ada, PT. Pandi

Kencana Murni berusaha menjadi perusahaan jasa yang tangguh dan

pilihan utama pelanggan untuk mendapat simpati dari customer dengan

tekad yang tertanam di hati setiap pengelola perusahaan untuk menjunjung

tinggi dan mentaati dengan jujur setiap kesepakatan yang terjalin, baik

internal perusahaan maupun dengan customer. Kepercayaan dan kepuasaan

customer sangat penting karena dapat menjadi modal utama membangun

dan meningkatkan kredibilitas serta pertumbuhan kemajuan perusahaan,

tanpa harus melanggar norma dan peraturan yang ada dalam mengelola

usaha ini.

Page 2: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

26

3.2 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

3.2.1 Bagan Struktur Organisasi PT.Pandi Kencana Murni

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT. Pandi Kencana Murni

3.2.2 Tugas dan Wewenang Jabatan

1. Tugas dan Wewenang Komisaris Utama

a) Melakukan pengawasan atas jalannya usaha pada perusahaan

dan memberikan nasihat kepada direktur.

b) Dalam melakukan tugas, berdasarkan kepada kepentingan

perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan

perusahaan.

c) Kewenangan komisaris yaitu komisaris dapat diamanatkan

dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas

Page 3: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

27

direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan

tertentu.

2. Tugas dan Wewenang Direktur Utama

a) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di

bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan

kesekretariatan.

b) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan

dan peralatan perlengkapan.

c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan dan

kekayaan perusahaan.

d) Memimpin rapat umum dalam hal : untuk memastikan

pelaksanaan tata tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua

untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi

waktu dalam masalah, menentukan urutan agenda,

menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

e) Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya

dengan dunia luar.

f) Mengambil keputusan pada situasi tertentu yang dianggap

perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting.

3. Tugas dan Wewenang Direktur Keuangan

a) Pengambilan keputusan penting mengenai pendanaan.

b) Perencanaan dan pengendalian penggunaan dana dan

pembiayaan kegiatan usaha.

c) Pengoptimalan sumber daya (aset) yang dimiliki perusahaan.

d) Merencanakan untuk memaksimumkan nilai perusahaan.

4. Tugas dan Wewenang Direktur Operasional

a) Mengawasi pengelolaan pelaksanaan kegiatan pelayanan.

b) Mengelola pelaksanaan kegiatan komersial dan pelayanan

jasa perusahaan.

c) Memeriksa kegiatan atau jadwal harian.

d) Melakukan pengecekan langsung ke lapangan.

Page 4: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

28

5. Tugas dan Wewenang Pengembangan dan Pemasaran

a) Sebagai bagian yang memperkenalkan bagian perusahaan

kepada perusahaan lain, melalui jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan. Peran ini disebut sebagai peran promosi.

b) Berperan menjalin hubungan baik dengan perusahaan lain.

Hal ini dilakukan perwujudan konsep marketing

communication.

c) Marketing memiliki tugas untuk menyerap informasi dan

menyampaikan kepada perusahaan tentang segala sesuatu

yang bermanfat untuk mendukung peningkatan jasa.

3.3 PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI

3.3.1 Prosedur Pendaftaran dan Pembayaran Haji Khusus

3.3.1.1 Pendaftaran Haji Khusus

Prosedur pendaftaran haji khusus pada awalnya calon jemaah

diharuskan untuk memeriksakan kesehatan di Puskesmas domisili

calon jemaah haji untuk mendapatkan Surat Keterangan Sehat.

Setelah dinyatakan sehat, maka calon jemaah haji yang diwakili oleh

perusahaan travel khusus mengambil SPPH pada Direktorat

Pelayanan Haji dan Umroh. Pengisian SPPH dilakukan oleh calon

jemaah haji dan ditandatangani oleh calon jemaah haji yang

bersangkutan dan petugas Direktorat Pelayanan Haji dan Umroh.

Calon jemaah haji yang diwakili oleh penyelenggara ibadah haji

khusus datang ke kantor BPS BPIH yang tersambung dengan

SISKOHAT untuk menyetor BPIH sesuai Keputusan Meteri Agama

RI. Petugas BPS BPIH memasukkan data calon jemaah haji ke

SISKOHAT sesuai dengan SPPH. Petugas BPS BPIH mencetak

bukti setor lunas BPIH sebanyak 5(lima) lembar, yaitu:

a) Lembar pertama asli (warna putih) dengan materai Rp.6.000,-

dan pas foto berwarna ukuran 3 x 4 cm untuk calon jemaah haji.

Page 5: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

29

b) Lembar kedua (warna merah muda) dengan pasfoto berwarna

berukuran 3x4 cm untuk membuat visa.

c) Lembar ketiga (warna kuning) untuk Kantor Departemen Agama

Kabupaten atau Kota.

d) Lembar keempat (warna biru) untuk lampiran SPMA,

diserahkan kepada PPIH embarkasi pada saat calon jemaah haji

masuk asrama (dikhususukan untuk jemaah haji reguler).

e) Lembar kelima (warna putih) untuk BPS BPIH.

PT. Pandi Kencana Murni setelah menerima bukti setoran

BPIH lunas segera mendaftarkan diri kepada Kantor Departemen

Agama Kabupaten atau Kota domisili selambat-lambatnya 10 hari

kerja setelah menerima lembar bukti setor lunas BPIH dan

menyerahkan Surat keterangan kesehatan jemaah haji dari

Puskesmas, fotokopi KTP yang masih berlaku dengan

memperlihatkan aslinya, pasfoto berwarna terbaru, tidak berpakaian

dinas dan tidak berkacamata hitam (boleh berjilbab bagi wanita dan

berpeci bagi pria) ukuran 3 x 4 sebanyak 16 lembar dan 4 x 6

sebanyak 2 lembar untuk Paspor Haji. Petugas Direktorat Pelayanan

Haji dan Umroh setelah menerima kelengkapan persyaratan

pendaftaran bagi calon jemaah haji meneliti kelengkapan

pendaftaran calon jemaah haji, mencatat nama dan identitas calon

jemaah haji ke buku agenda pendaftaran, dan memberikan tanda

bukti pendaftaran yang telah ditandatangani oleh pejabat yang

ditunjuk, lalu membuat laporan pendaftaran calon jemaah haji

khusus kepada Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan

Penyelenggaraan Haji setiap hari Rabu.

3.3.1.2 Prosedur Pembayaran ONH Plus

Untuk pembayaran haji ONH Plus, calon haji harus

memasukkan tabungan haji plus minimal sebesar 5000 USD untuk

mendapat nomor porsi ONH Plus dengan rincian Rp 1.100.000

untuk DP ke travel haji dan 4000 USD untuk setoran awal BPIH ke

Page 6: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

30

Departemen Agama. Setelah mendapat nomor porsi ONH Plus,

calon haji bisa menyerahkan syarat-syarat hajinya kepada travel

khusus penyelengara ONH Plus. Pelunasan ONH Plus 4 bulan

setelah calon haji mendapat kepastian nomor porsi hajinya apakah

bisa berangkat di tahun musim haji yang ditetapkan. Porsi calon haji

ONH Plus sebanyak 17.000 orang diperebutkan oleh penyelenggara

haji ONH plus atau travel haji maksimal 500 orang. Jumlah

pembayaran ONH Plus mulai 8000 USD sampai 9700 USD

tergantung fasilitas hotel dan jumlah teman sekamar yang dipilih.

Apabila calon haji memilih menginap di hotel berbintang lima yang

jaraknya dekat dengan Masjidil Haram di Mekah dan Masjid

Nabawi di Madinah, maka akan menambah mahalnya ONH Plus

yang harus dibayar.

3.3.2 Prosedur Penyiapan Manasik Haji

Sistem bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni

dilakukan berdasarkan adanya calon jemaah yang mendaftar di

perusahaan travel dan sudah mendapatkan nomor porsi

keberangkatan haji.

Berikut ini merupakan proses pengajaran manasik yang

sedang berjalan:

1) Staff kolektor di kantor pusat pada awalnya membuat rencana

jadwal manasik yang akan diberikan kepada pembimbing.

Rencana tersebut akan dipertimbangkan oleh para pembimbing

dari setiap cabang dan dilakukan revisi jika ada perubahan.

2) Rencana jadwal manasik dikembalikan kepada staff kolektor

untuk penentuan jadwal manasik yang pasti. Setelah itu, staff

kolektor akan menginformasikan kepada seluruh jemaah

mengenai jadwal manasik yang akan diadakan perusahaan.

3) Manasik haji PT. Pandi Kencana Murni dilakukan sebanyak 4x

pertemuan. Pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga,

para pembimbing di setiap cabang daerah akan menjelaskan

materi-materi dan informasi khusus mengenai pengertian haji,

Page 7: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

31

tata cara melakukannya dan lain-lain. Pertemuan keempat, team

dari kantor pusat akan mendatangi setiap tempat perkumpulan

jemaah (biasanya perusahaan menyewa ballroom hotel) dari

masing-masing cabang untuk memberikan informasi mengenai

jadwal keberangkatan, susunan kegiatan acara selama berada di

Tanah Suci, dan mengadakan sesi tanya jawab.

Gambar 3.2: Activity Diagram Manasik Haji yang berjalan di PT. Pandi Kencana Murni

Page 8: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

32

3.4 ANALISIS PELAKSANAAN MANASIK HAJI

Untuk melaksanakan perancangan aplikasi e-learning manasik haji

di PT. Pandi Kencana Murni, dilakukan tiga tahapan analisis yaitu analisis

kebutuhan(Needs), pembelajar(Learners), dan objektif(Goal).

3.4.1 Analisis Kebutuhan (Needs)

3.4.1.1 Analisis Kebutuhan Organisasi

Berdasarkan struktur organisasi, tugas dan wewenang para

manajemen PT. Pandi Kencana Murni pada butir 3.2 terlihat bahwa

penanganan pelaksanaan bimbingan manasik haji secara e-learning

merupakan sub kegiatan yang belum mendapat penanganan khusus

dari manajemen perusahaan. Mengingat pentingnya aplikasi e-

learning dalam meningkatkan kualitas pembelajaran manasik haji

yaitu, meningkatkan intensitas kegiatan pembelajaran terstruktur

tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, meningkatkan penyebaran ilmu

ibadah haji yang perlu dipahami bagi jemaah haji yang

membutuhkan dan adanya pembelajaran atau bimbingan ibadah haji

yang tidak perlu disampaikan secara tatap muka, maka dalam

organisasi perusahaan perlu dibentuk organisasi tim manasik haji

yang bertugas khusus menangani pembelajaran manasik haji secara

e-learning, seperti seorang Admin dan Pembimbing manasik haji

(Pengajar) yang terikat khusus dengan perusahaan pelaksana ibadah

haji.

Untuk mendukung tahapan analisis kebutuhan organisasi,

maka telah dilakukan wawancara kepada para Pembimbing

Penyelenggara Manasik Haji PT. Pandi Kencana Murni untuk

memperoleh data dan informasi mengenai pelaksanaan manasik

haji, sebagai berikut:

Page 9: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

33

Tabel 3.1: Pelaksanaan Manasik Haji di PT. Pandi Kencana Murni

No.

Uraian Apilkasi Sistem Manasik

1.

Penyiapan tempat

pelaksanaan manasik

haji

Informasi jadwal manasik haji dari Staff kolektor Kantor

Pusat ke seluruh Kantor Cabang.

Kantor cabang mengumpulkan calon jemaah haji

berdasarkan daerahnya di tempat manasik/hotel sesuai

dengan jadwal yang telah diberikan dan dikofirmasi ulang

Pelaksanaan manasik haji selama 4 hari, 1 hari dari kantor

pusat dan 3 hari dari kantor cabang.

2 Kendala pelaksanaan

manasik haji

Rata-rata 20% jemaah tidak hadir mengikuti manasik karena

sibuk, sudah pernah manasik, faktor jarak dan umur yang

sudah tua.

Banyak jemaah yang buta huruf.

Materi yang ada yaitu dari buku yang diterbitkan oleh

Kementrian Agama yang dianggap sulit untuk dipahami.

3

Cara mengatasi kendala

pelaksanaan manasik

haji

Pelaksanaan manasik ulang selama berada di tanah suci

Mekkah sesuai kesempatan waktu yang ada

Pengadaan ceramah langsung dianggap lebih efektif untuk

menangani para jemaah yang buta huruf.

Mengambil referensi yang lebih banyak lagi supaya lebih

mudah dalam memberikan pengajaran.

4 Waktu pelaksanaan

manasik haji

Pelaksanaan manasik haji dilakukan sebanyak 4 kali

pertemuan dalam empat hari, yaitu satu kali dari kantor

pusat dan tiga kali dari kantor cabang. Waktu yang

dibutuhkan dalam tiap pertemuan selama 7 jam, yaitu pukul

09.00 pagi sampai 16.00.sore

Waktu tersebut dinilai sudah sangat cukup untuk

memberikan materi dalam manasik. Tetapi kemampuan daya

tangkap setiap jemaah haji berbeda-beda sehingga kami

sangat memerlukan suatu media pembantu untuk

memberikan pembelajaran yang lebih lengkap

5 Materi manasik haji

Materi manasik haji, antara lain:

Panduan Perjalanan Haji

Bimbingan Manasik Hasji

Hikmah Ibadah Haji

Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji

6

Fitur yang dibutuhkan

untuk pelaksanaan e-

learning manasik haji

Fitur mengenai tata cara dalam ibadah haji yang lebih

lengkap.

Fitur mengenai aturan-aturan perjalanan, seperti apa saja

yang boleh dan tidak boleh untuk dibawa, dan aturan dalam

bersikap (tata krama).

Fitur pembelajaran mengenai percakapan dalam bahasa Arab

yang setidaknya membantu para jemaah mengenal dan

belajar bahasa Arab selama berada di Tanah Suci.

Page 10: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

34

3.4.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem

Kebutuhan Sistem dikelempokkan menjadi 2 bagian, yaitu

kebutuhan fungsional dan non fungsional:

A. Kebutuhan Fungsional

1. Sistem yang berhubungan dengan admin

a) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data

pembimbing.

b) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus data jemaah

haji.

c) Pengguna dapat melakukan input, edit dan hapus jadwal dan

materi manasik.

d) Sistem dapat menampilkan jadwal manasik, materi manasik,

daftar pengajar, dan daftar jemaah haji.

2. Sistem yang berhubungan dengan pembimbing

a) Pengguna dapat mengedit profil pembimbing.

b) Pengguna dapat menambah dan melihat materi.

c) Pengguna dapat melihat jadwal manasik.

d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas

pembimbing konsultasi, dan materi manasik.

3. Sistem yang berhubungan dengan jemaah haji

a) Pengguna dapat mengedit profil jemaah.

b) Pengguna dapat melakukan view materi manasik haji,

susunan acara, peta dan jadwal.

c) Pengguna dapat mendownload modul manasik haji.

d) Sistem dapat menampilkan informasi tentang identitas

jemaah, konsultasi, dan materi manasik.

B. Kebutuhan Non Fungsional

1. Fasilitas Operasional

a) Menggunakan sistem operasi windows 7

Page 11: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

35

b) Processor Intel Core Duo 2.16Ghz

c) RAM 2048MB

d) Monitor 15,4”

e) Xampp

f) Mozilla Firefox

g) Macromedia Dreamweaver 8

2. Keamanan

Sistem database dilengkapi password, sehingga hanya admin

yang bisa mengaksesnya.

3. Informasi

a) Digunakan untuk menginformasikan apabila password yang

dimasukkan oleh pengguna salah.

b) Digunakan untuk menampilkan login user.

3.4.2 Analisis Pembelajar (Learner)

3.4.2.1 Metode Pembelajaran

Pada tahap analisis Pembelajar diperoleh dari data hasil

penyebaran kuisioner terhadap 82 jemaah haji tahun keberangkatan

2013. Data hasil kuisioner disampaikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.2: Metode Pembelajaran Manasik Haji

No. Metode

Pembelajaran

Bobot/Jumlah Jemaah Nilai

Bobot Prosentase Peringkat

5 4 3 2 1

1. Membaca buku

manasik haji 12 5 25 8 19 190 15% 4

2.

Mencari materi dan

informasi melalui

internet

11 7 20 32 10 217 17% 3

3.

Mendengarkan

pengalaman atau

cerita orang lain

0 3 8 30 38 134 11% 5

4.

Mendengar

ceramah langsung

dari nara sumber

39 22 19 2 3 386 30% 1

5. Menonton VCD

bimbingan haji 20 45 10 10 12 342 27% 2

Page 12: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

36

Gambar 3.3: Pie chart Metode Pembelajaran yang disukai

Jemaah Haji

Berdasarkan data hasil kuisioner, metode pembelajaran

manasik haji di atas diperoleh bahwa 30 % jemaah haji menyukai

metode belajar dengan ceramah langsung dari narasumber.

Kemudian 27% menyukai metode pembelajaran dengan menonton

VCD bimbingan haji dan 17% menyukai metode belajar dengan

mancari materi atau informasi melalui internet dan sebanyak 15%

menyukai belajar melalui buku panduan dan sisanya menyukai

pengalaman jemaah atau cerita dari orang lain sebanyak 11%. Hal

ini berarti bahwa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

manasik perlu mengoptimalkan pelaksanaan manasik melalui

metode tersebut. Untuk itu, perlu rancangan aplikasi e-learning

manasik haji yang lebih menarik untuk jemaah haji agar dapat

mengakses informasi mengenai manasik haji yang dapat diperoleh

kapan sajamelalui komputer.

3.4.2.2 Peserta Manasik Haji

Data mengenai umur jemaah peserta manasik haji sangat

penting untuk menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk

pelaksanaan manasik haji. Umur rata-rata peserta manasik haji yang

berdomisili di Jakarta tahun 2013 dapat di lihat pada tabel berikut.

Page 13: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

37

Tabel 3.3: Umur Rata-Rata Peserta Manasik Haji tahun 2013

Umur Jemaah Jumlah Jemaah Persentase

<20 tahun 2 2%

20-29 tahun 5 6%

30-39 tahun 17 21%

40-49 tahun 26 32%

50-59 tahun 21 26%

> 60 tahun 11 13%

Jumlah Jemaah 82 100%

Gambar 3.4: Pie chart rata-rata umur responden

Berdasarkan data rata-rata umur jemaah manasik haji yang

berdomisili di Jakarta pada PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013,

diperoleh bahwa jemaah terbanyak yang ikut dalam pembelajaran

manasik haji berumur 40-49 tahun, yaitu sebanyak 32%. Kemudian

terbanyak kedua adalah pada umur 50-59 tahun sebanyak 26%, lalu

21% jemaah berumur 30-39 tahun, 13% jemaah berumur diatas 60

tahun, dan 2% jemaah berumur dibawah 20 tahun. Hal ini berarti

bahwa jemaah haji berumur 40-49 tahun paling banyak mengikuti

manasik dan berada pada umur yang masih produktif dan interaktif.

Page 14: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

38

3.4.2.3 Jemaah Haji PT. Pandi Kencana Murni

Data jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni tahun 2013

berjumlah 717 orang. Untuk keperluan analisis pelaksanaan manasik

haji, maka data jemaah yang dikelompokkan berdasarkan umur

jemaah, sebagai berikut:

Tabel 3.4: Umur Rata-Rata Jemaah pada Tahun 2013

Asal

Jemaah

Pengelompokan Umur Jemaah (Tahun)

<20 20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 >69

Semarang - 3 - - 2 - -

Pekanbaru - - 3 18 14 7 4

Makassar 1 2 23 18 27 17 10

Jakarta 6 18 103 105 101 88 23

Kendari 1 2 5 3 3 3 -

Palembang 4 3 13 23 39 16 3

Lain-lain - - 1 1 4 - -

Jumlah 12 28 148 168 190 131 40

Berdasarkan data jemaah yang diberangkatkan oleh PT.

Pandi Kencana Murni tahun 2013 diatas, diperoleh bahwa jumlah

jemaah adalah 717 orang yang terdiri dari 356 orang pada kelompok

umur 20-49 tahun, 321 orang berumur 50-59 tahun, dan sisanya 40

orang berumur diatas 60 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jemaah

haji kelompok umur 20-49 tahun merupakan jemaah terbanyak (di

atas 50%).

3.4.2.4 Media Informasi dan Komunikasi

Jumlah jemaah peserta manasik haji yang menggunakan

media informasi dan komunikasi komputer untuk kegiatan sehari-

hari adalah:

Tabel 3.5: Jemaah Pengguna Media Informasi dan Komunikasi

Media Elektronik Jumlah Persentase

Menggunakan 68 83%

Tidak menggunakan 14 17%

Page 15: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

39

Gambar 3.5: Pie chart jemaah Haji yang menggunakan komputer

Berdasarkan data jemaah mengenai penggunaan

komputer, diperoleh bahwa 83% jemaah telah menggunakan

komputer untuk keperluannya sehari-hari dan hanya 17% jemaah

yang tidak dapat menggunakan komputer. 17% jemaah tersebut

ternyata bukan hanya jemaah yang berumur diatas 60 tahun,

tetapi terdapat 1 jemaah yang tidak menggunakan komputer

berusia 20-29 tahun dan 4 jemaah berusia 30-39 tahun. Hal itu

disebabkan belum adanya pengenalan teknologi komputer di

daerah asal mereka. Tetapi dari pertanyaan nomor 2 dan 3 ini,

dapat disimpulkan bahwa sebenarnya umur tidak 100% menjadi

penghalang bagi setiap orang untuk memanfaatkan teknologi

yang ada dan berkembang sekarang. Walaupun masih terdapat 9

jemaah berusia diatas 60 tahun yang tidak dapat menggunakan

komputer, tetapi berdasarkan data kuesioner 83 % atau 68 orang

jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni telah menggunakan

komputer dalam mendukung kegiatannya sehari-hari.

Page 16: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

40

3.4.2.5 Penggunaan Internet

Tabel 3.6: Penggunaan Internet dalam Seminggu

Jawaban JumlahJemaah Persentase

Setiap Hari 30 36%

4-6 kali seminggu 21 26%

1-3 kali seminggu 18 22%

Tidak Pernah 13 16%

82

Gambar 3.6: Pie chart jemaah haji yang menggunakan internet

Berdasarkan hasil kuesioner, diperoleh jemaah haji pengguna

internet dalam seminggu diperoleh bahwa rata-rata 36% jemaah

mencari informasi melalui internet dan rata-rata 26% meggunakan

internet 4-6 kali setiap minggunya. Dari jumlah persentase

tersebutlebih dari 50% jemaah sudah sangat sering memanfaatkan

internet. Hal ini berarti bahwa sistem pembelajaran manasik haji

melalui media elektronik online dapat lebih optimal dimanfaatkan

untuk e- learning.

Page 17: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

41

3.4.2.6 Keikutsertaan dalam Manasik Haji

Tabel 3.7: Keikutsertaan jemaah pada Pelaksanaan Manasik Haji

Uraian Jumlah Persentase

Ikut Manasik Haji 71 72%

Tidak Ikut Manasik 11 28%

Gambar 3.7: Pie chart jemaah haji yang mengikuti kegiatan

manasik perusahaan

Berdasarkan data diatas, diperoleh bahwa rata-rata 72%

jemaah mengikuti program manasik dan 28% tidak mengikuti

program manasik yang diadakan oleh perusahaan. Adapun alasan

jemaah yang tidak mengikuti program manasik yaitu karena jemaah

memiliki aktifitas pribadi yang tidak bisa ditinggalkan bertetapan

dengan jadwal manasik, sudah pernah melaksanakan ibadah haji

sebelumnya, faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat tinggal dan

umur yang sudah tua.

Page 18: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

42

3.4.2.7 Pembelajaran Manasik Haji melalui Internet

Tabel 3.8: Pembelajaran Manasik Haji dengan e-learning

Uraian

Jumlah

Persentase

Sangat Diperlukan 67 82%

Cukup Diperlukan 15 18%

Kurang Diperlukan 0 -

Tidak Diperlukan 0 -

Gambar 3.8: Pie chart pendapat jemaah mengenai penggunaan

e-learning

Berdasarkan data diatas, 82% jemaah berpendapat

penggunaan e-learning manasik haji sangat diperlukan untuk

membantu para jemaah dalam mendapatkan materi-materi mengenai

haji dan 18% berpendapat e-learning cukup diperlukan. Peranan e-

learning dalam bimbingan manasik haji bagi jemaah karena faktor

kesibukan, faktor jarak jauh dapat berinteraksi melalui fasilitas

website e-learning. Dalam website tersebut, akan disediakan materi-

materi pembelajaran dan segala informasi mengenai perjalanan

jemaah. Selain e-learning dapat dimanfaatkan oleh para pembimbing

dalam menyampaikan materi manasik, jemaah dapat mendownload

modul pembelajaran melalui website e-learning tersebut dan dapat

melakukan konsultasi haji untuk mengajukan pertanyaan kepada

Page 19: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

43

pembimbing manasik jika mengalami kesulitan dan masih kurang

memahami informasi yang disampaikan langsung.

3.4.2.8 Kemampuan Berbahasa Arab

Tabel 3.9: Kemampuan Berbahasa Arab

Uraian Jumlah Jemaah Prosentase

Sangat Fasih 0 -

Fasih 3 4%

Kurang Fasih 0 -

Tidak Fasih 79 96%

Gambar 3.9: Pie chart penggunaan bahasa Arab jemaah haji

PT. Pandi Kencana Murni

Pernyataan dari Menteri Agama, Suryadharma Ali yang

mengatakan bahwa sekitar 500 jemaah Indonesia tersesat karena

tidak memahami bahasa Arab (sumber:

http://www.jurnalhaji.com/berita-jurnal-haji/tak-paham-bahasa-

arab-ratusan-jemaah-haji-indonesia-tersasar/.

Berdasarkan data hasil wawancara dan kuisioner bahwa

hanya 3% jemaah haji PT. Pandi Kencana Murni yang fasih

menggunakan bahasa Arab dan 96% jemaah tidak fasih berbahasa

Page 20: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

44

Arab. Berdasarkan data tersebut di atas, maka dipandang perlu

adanya fitur khusus perancangan e-learning ini, akan disediakan

fitur khusus kosakata bahasa Arab untuk membantu jemaah haji PT.

Pandi Kencana Murni belajar dan memahami bahasa Arab.

3.4.3 Analisis Objektif (Goal)

Untuk kebutuhan pembelajaran manasik haji di Indonesia, ada 4

sasaran materi pembelajaran manasik haji yang perlu dibahas dalam website

e-learning manasik haji PT. Pandi Kencana Murni, antara lain: Panduan

Perjalanan Haji, Bimbingan Manasik Haji, Hikmah Ibadah Haji dan

Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji.

3.4.3.1 Panduan Perjalanan Haji

Materi yang diperlukan dalam memandu perjalanan haji adalah:

a) Persiapan Keberangkatan, meliputi:

panduan pendaftaran, pengelompokan, bimbingan serta

pemeriksaan kesehatan,

b) Pemberangkatan haji,

c) Kegiatan di Arab Saudi,

d) Pemulangan,

e) Pembinaan dan pengamanan kesehatan,

f) Tempat Ziarah di Mekkah dan Madinah, dan

g) Tata Cara Shalat dan Shalat jenazah.

3.4.3.2 Bimbingan Manasik Haji

Materi yang diperlukan dalam bimbingan manasik haji adalah:

a) Ketentuan Ibadah Haji dan Umrah, dan

b) Pelaksanaan Ibadah Haji Tamattu, Ifrad dan Qiran, meliputi

Syarat, Rukun dan Wajib Haji.

Page 21: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

45

3.4.3.3 Hikmah Ibadah Haji

Materi yang diperlukan dalam hikmah ibadah haji adalah hikmah

pakaian ihram, berihram, talbiyah sebagai panggilan Allah, hikmah tawaf,

sa’i, bercukur, wukuf, mabit di Musdalifah dan Mina, melontar jamarat,

membayar dam, pemotongan qurban, tawaf wada, dan keutamaan ibadah.

3.4.3.4 Tuntunan Keselamatan, Do’a dan Dzikir Ibadah Haji.

Materi yang diperlukan dalam tuntunan do’a, seperti do’a saat

berniat haji atau berihram, do’a saat melakukan tawaf maupun dzikir pada

saat melakukan wukuf di padang Arafah.

3.5 PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

Berdasarkan hasil kuisioner dan wawancara dengan pihak jemaah

haji dan perusahaan, permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan

bimbingan manasik haji di PT. Pandi Kencana Murni, adalah:

1) Adanya jemaah haji yang tidak mengikuti program manasik yang

diadakan perusahaan yang disebabkan faktor aktifitas pribadi yang tidak

dapat ditinggalkan dan faktor lokasi manasik yang jauh dari tempat

tinggal.

2) Tidak tersedianya materi pendukung manasik haji yang interaktif dan

mudah untuk dipahami oleh jemaah dalam pembelajaran.

3) Tidak adanya pembelajaran bahasa Arab sebagai bekal para jemaah haji

berkomunikasi di Tanah Suci.

Page 22: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

46

3.6 USULAN PEMECAHAN MASALAH

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi perusahaan, kami

memberikan alternatif usulan pemecahan masalah sebagai berikut:

1) Usulan pemecahan masalah 1:

Menggunakan e-learning sehingga jemaah haji yang tidak dapat

mengikuti manasik dapat melakukan pembelajaran melalui website e-

learning yang dapat di akses oleh jemaah haji kapan saja.

2) Usulan pemecahan masalah 2:

Pembuatan materi pemebelajaran yang lebih interaktif dalam website e-

learning untuk mempermudah jemaah haji memahami materi, berupa

video tata cara melaksanakan haji (rukun haji, wajib haji, dan lain-lain),

audio doa selama melaksanakan ibadah haji, dan peta lokasi ibadah haji.

3) Usulan pemecahan masalah 3:

-Adanya bantuan dari pihak lain untuk membantu pengajar untuk

memberikan materi pembekalan bahasa Arab, tetapi hal ini

membutuhkan waktu yang lama untuk menempuh setiap jemaah haji di

kota-kota yang berbeda dan keterbatasan jumlah pengajar yang

memahami bahasa Arab.

-Pembuatan modul pembelajaran bahasa Arab berupa percakapan-

percakapan yang mungkin dapat terjadi pada saat ibadah haji dan

penyediaan kosakata bahasa Arab yang dapat membantu jemaah haji

mempelajari bahasa Arab.

Page 23: BAB 3 ANALISIS SISTEM MANASIK HAJI YANG BERJALANthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2013-1-00889-SI Bab3001.pdf · dan peralatan perlengkapan. c) Merencanakan dan mengembangkan serta pembelanjaan

47