38
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia 2.1.1 Pengertian Skizofrenia Skizofrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia yang berada di dalam otak. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik diri dari hubungan antar prilaku yang normal. Seringkali diikuti dengan delusi dan halusinasi (presepsi tanpa adanya rangsangan panca indra) Fugen (2012), dalam Masriadi (2016). Skizofrenia merupakan gangguan psikis yang ditandai dengan penyimpangan realitas, penarikan diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi, pikiran, dan kognitif (Situart, 2013). Skizofrenia juga dapat diartikan sebagai terpecahnya pikiran, perasaan, dan perilaku sehingga yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaan orang yang mengalaminya (Prabowo, 2014). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa skizofrenia adalah gangguan psikis yang ditandai dengan adanya pemisahan antara pikiran, emosi, perilaku, penyimpangan realitas, penarikan diri dari interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi dan kognitif. 2.1.2 Etiologi Beberapa faktor penyebab skizofrenia sebagai berikut (Nurarif & Hardhi, 2016): 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia

2.1.1 Pengertian Skizofrenia

Skizofrenia adalah penyakit otak yang timbul akibat

ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia yang berada

di dalam otak. Skizofrenia merupakan gangguan jiwa psikotik paling lazim

dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik

diri dari hubungan antar prilaku yang normal. Seringkali diikuti dengan

delusi dan halusinasi (presepsi tanpa adanya rangsangan panca indra)

Fugen (2012), dalam Masriadi (2016). Skizofrenia merupakan gangguan

psikis yang ditandai dengan penyimpangan realitas, penarikan diri dari

interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi, pikiran, dan kognitif (Situart,

2013). Skizofrenia juga dapat diartikan sebagai terpecahnya pikiran,

perasaan, dan perilaku sehingga yang dilakukan tidak sesuai dengan

pikiran dan perasaan orang yang mengalaminya (Prabowo, 2014).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa skizofrenia

adalah gangguan psikis yang ditandai dengan adanya pemisahan antara

pikiran, emosi, perilaku, penyimpangan realitas, penarikan diri dari

interaksi sosial, serta disorganisasi persepsi dan kognitif.

2.1.2 Etiologi

Beberapa faktor penyebab skizofrenia sebagai berikut (Nurarif &

Hardhi, 2016):

7

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

8

1. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesaktian

bagi saudara tiri 0,9- 1,8%, bagi saudara kandung 7-15%, bagi

anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40-

68%, kembar 2 telur 2-15%, dan kembar satu telur 61-86%.

2. Endokrin

Teori ini dikemukaan berhubung dengan sering timbulnya

skizofrenia pada waktu pubertas, waktu kehamilan atau puerperlum

dan waktu klimakterium tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

3. Metabolisme

Teori ini timbul karena penderita skizofrenia tampak pucat,

tidak sehat, ujung ekstermitas agak sianosis, nafsu makan

berkurang, dan BB (berat badan) menurun. Serta pada penderita

dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. Hipotesa ini

masih dalam pembuktian dengan pemberian obat halusinogenik.

4. Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak dapat disebabkan oleh penyakit badaniah

karena hingga saat ini tidak dapat ditemukan kelainan patologis

anatomis atau fisiologis yang khas pada SPP. Tetapi Meyer

mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit

badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia. Menurut

Meyer skizofrenia merupakan rekasi yang salah atau suatu

maladaptasi sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama-

lama orang tersebut menjauhkan diri dari kenyataan (otisme).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

9

5. Teori Sigmund Freud

Menurut Sigmund skizofrenia dapat disebabkan oleh

kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik

ataupun somatik.

6. Eugen Bleuler

Gejala utama skizofrenia yang timbul menurut Eugen adalah

jiwa yang terpecah belah akibat adanya keretakan atau disharmoni

antara proses berfikir, perasaan, dan perbuatan. Bleuler membagi

gejala skizofrenia menjadi 2 kelompok:

a. Gejala primer : Gangguan proses pikir, gangguan emosi,

gangguan kemauan, dan otisme.

b. Gejala sekunder : Waham, halusinasi dan gejala katatonik

atau gangguan psikomotorik yang lain (Keliat, 2006 dalam

Nurarif & Hardhi, 2016).

2.1.3 Klasifikasi Skizofrenia

Skizofrenia terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan gejala utama

diantaranya adalah (Prabowo, 2014):

1. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas. Gejala

utama pada jenis simplek berupa kedangkalan emosi dan

kemunduran kemauan. Gangguan proses berfikir, waham, dan

halusinasi jarang ditemukan tetapi jenis ini timbulnya secara

perlahan-lahan.

2. Skizofrenia Hebefrenik

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

10

Permulaannya muncul perlahan-lahan atau subakut dan

sering timbul pada masa remaja atau diantara usia 15-25 tahun.

Gejala yang paling terlihat ialah gangguan proses berfikir,

gangguan kemauan, dan adanya depersenalisasi atau double

personality.

3. Skizofrenia Katatonik

Timbul pertama kali pada saat umur menginjak 15- 30

tahun dan biasanya akut serta sering didahului oleh stress

emosional. Jika memungkinkan muncul gaduh gelisah katatonik

atau stupor katatonik. Gejala penting yang akan muncul adalah

gejala psikomotor seperti:

a. Penderita menutup diri, mimik muka tidak ada, strupor

penderita tidak bergerak sama sekali utnuk waktu

yangsangat lama, dan bisa beberapa hari bahkan bisa

berbulan-bulan.

b. Penderita menantang jika dipindah posisinya.

c. Tidak nafsu makan, BAK dan BAB ditahan, air ludah

tidak ditelan sehingga terkumpul di mulut dan meleleh

keluar.

4. Skizofrenia Paranoid

Jenis skizofrenia ini dimulai pada usia 30 tahun. Gejala

yang mencolok ialah waham primer disertai dengan waham -

waham sekunder dan halusinasi. Kepribadian penderita sebelum

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

11

sakit sering digolongkan schizoid. Penderita mudah tersinggung,

agak congkak, kurang percaya diri, dan suka menyendiri.

5. Episode Skizofrenia Akut

Gejala skizofrenia timbul mendadak dan pasien seperti

dalam keadaan mimpi. Dalam keadaan in timbul perasaan seakan-

akan dunia luar maupun dirinya sendiri berubah dan seakan

mempunyai suatu arti yang khusus bagi dirinya.

6. Skizofrenia Residual

Jenis skizofrenia ini merupakan keadaan kronis dengan

riwayat sedikitnya satu episode psikotik yang jelas dan gejala

berkembang ke arah gejala yang negative. Gejala negative terdiri

dari kelambatan psikomotor, penurunan aktivitas, penumpukan

afek, pasif, dan tidak ada inisiatif. Tidak banyak bicara, ekspresi

nonverbal menurun, serta buruknya perawatan diri, dan fungsi

sosial.

7. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala skizofrenia timbul secara bersamaan

gejala-gejala seperti depresi (skizo depresif) atau gejala

mania(psiko-manik). Jenis skizofrenia ini cenderung untuk sembuh

tanpa efek tetapi, juga mungkin muncul serangan kembali.

2.1.4 Tanda dan Gejala

1. Gejala Positif

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

12

Fungsi otak dari penderita penyakit skizofrenia akan

bekerja lebih aktif atau bisa dikatakan berlebihan. Hal ini

menyebabkan otak bekerja tidak normal. Akibatnya penderita akan

mengalami beberapa hal seperti:

a. Berkhayal merupakan hal yang sering dialami penderita

skizofrenia. Mereka memiliki keyakinan yang berbeda

dengan orang normal. Penderita juga sering salah dalam

menafsirkan persepsi.

b. Halusinasi. Penderita akan sering kali melihat atau

mendengar hal- hal yang sebenarnya tidak ada.

c. Gangguan pola pikir. Penderita skizofrenia akan akan sulit

bicara dan mengatur pikirannya. Sehingga dalam hal ini

akan mengganggu kemampuan berkomunikasi mereka.

d. Penderita skizofrenia akan sering berperilaku aneh seperti

anak kecil yang melakukan hal- hal konyol.

2. Gejala Negative

Gejala ini mengacu pada tidak adanya karakteristik fungsi

otak yang normal. Gejala-gejala yang ditimbulkan antara lain:

a. Sulit mengekspresikan emosi.

b. Menarik diri dari lingkungan sosial.

c. Kehilangan motivasi.

d. Tidak minat melakukan kegiatan sehari-hari.

e. Mengabaikan kebersihan diri.

3. Gejala Kognitif

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

13

Jenis gejala ini akan menimbulkanmasalah pada proses

berfikir. Tanda dan gejala yang mungkin timbul diantaranya:

a. Masalah dalam membuat informasi yang masuk akal dan

dimengerti orang lain.

b. Sulit berkonsentrasi.

c. Terdapat masalah pada memori otak.

2.1.5 Komplikasi

1. Penganiayaan fisik, psikologis, atau seksual.

2. Sindrom otak organik misalnya, penyakit Alzheimer.

3. Gangguan prilaku.

4. Oppositional defiant disorder.

5. Depresi.

6. Serangan panik.

7. Gangguan Tourette.

8. Delirium.

9. Demensia.

10. Gangguan amnestik.

11. Halusinasi.

12. Upaya bunuh diri.

13. Abnormalitas neurotransmitter otak.

(Prabowo, 2014).

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan psikologi:

a. Pemeriksaan psikiatri.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

14

b. Pemeriksaan psikometri.

2. Pemeriksaan lain jika diperlukan: Darah rutin, fungsi hepar, faal

ginjal, enzim hepar, EKG, CT scan, EEG.

2.1.7 Penatalaksanaan

Menurut (Nurarif Min Huda & Kusuma Hardhi, 2015) penatalaksanaan

untuk gangguan jiwa diantaranya sebagai berikut :

1. Penggunaan obat antipsikosis

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia

disebut antipsikosis. Antipsikosis bekerja mengontrol halusinasi,

delusi, dan perubahan pola pikir yang terjadi pada skizofrenia.

Pasien mungkin dapat mencoba beberapa jenis antipsikosis

sebelum mendapatkan obat atau kombinasi obat antipsikosis yang

benar-benar cocok bagi pasien. Terdapat 3 kategori antipsikosis

yang dikenal saat ini, antara lain:

a. Antipsikotik konvensional

Obat antipsikotik yang paling lama penggunaannya

adalah antipsikotik konvensional. Walaupun sangat efektif,

antipsikotik konvensional sering menimbulkan efek samping

yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara lain:

1) Haldol (haloperidol)

Sediaan haloperidol tablet o,5 mg, 1,5 mg, 5 mg, dan

injeksi 5 mg/ml, dosis 5-15mg/hari.

2) Stelazine (trifluoperazine)

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

15

Sediaan trifluoperazine tablet 1 mg dan 5 mg, dosis 10-15

mg/ hari.

3) Mellaril (thioridazine)

Sediaan thioridazine tablet 50 dan 100 mg, dosis 150-600

mg/hari.

4) Thorazine (chlorpromazine)

Sediaan chlorpromazine tablet 25 dan 100 mg, injeksi 25

mg/ml. Dosis 150-600 mg/hari.

5) Trilafon (perphenazine)

Sediaan perfenazine tablet 2, 4, 8 mg dosis 12-24 mg/ hari.

6) Prolixin (fluphenazine)

Sediaan flufenazin tablet 2,5 mg, 5 mg, dosis 0-15

mg/ hari. Sediaan flumazine dekanoat injeksi 25 mg/ ml,

dosis 25 mg/2-4 minggu. Akibat berbagai efek samping

yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik konvensional,

banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer

atypical antipsycotic. Ada 2 pengecualian (harus dengan

antipsikotik konvensional). Pertama, pada pasien yang

sudah mengalami kemajuan yang pesat menggunakan

antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang

berarti. Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil

secara reguler.

b. Newer atypical antipsycotics

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

16

Obat-obatan yang tergolong kelompok ini disebut

atipical karena prinsip kerjanya berbeda, serta sedikit

menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan

antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical

antipsycotics yang tersedia, antara lain:

1) Risperdal (risperidone). Sediaan risperidone tablet 1, 2, 3

mg dosis 2-6 mg/ hari.

2) Seroquel (quetiapine).

3) Zyprexa (olanzopine).

c. Clozaril (clozapine)

Clozaril memiliki efek samping yang jarang tapi sangat

serius dimana pada kasus-kasus yang jarang (1%). Clozaril

dapat menurunkan jumlah sel darah putih yang berguna untuk

melawan infeksi. Ini artinya, pasien yang mendapat clorazil

harus memeriksakan kadar sel darah putihnya secara reguler.

Para ahli merekomendasikan penggunaan clorazil paling

sedikit 2 dari obat antipsikotik yang lebih aman jika tidak

berhasil.

2. Terapi elektrokonvulsif (ECT).

3. Pembedahan bagian otak.

4. Perawatan di rumah sakit.

5. Psikoterapi.

a. Terapi psikoanalisa

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

17

Terapi psikoanalisa adalah metode terapi berdasarkan

konsep Freud. Tujuan psikoanalisa adalah menyadarkan

individu akan konflik yang tidak disadarinya dan mekanisme

pertahanan yang digunakan untuk mengendalikan

kecemasannya. Hal yang paling penting padaterapi ini adalah

untuk mengatasi hal-hal yang direpress oleh penderita.

b. Terapi Perilaku (Behavioristik)

Pada dasarnya terapi perilaku menekankan prinsip

pengkondisian klasik dan operan, karena terapi ini berkaitan

dengan perilaku nyata. Para therapist mencoba menentukan

stimulus yang mengawali respon dan kondisi lingkungan yang

menguatkan atau mempertahankan perilaku dalam masyrakat.

Paul dan Lentz menggunakan dua bentuk program psikososial

untuk meningkatkan fungsi kemandirian.

1) Social Learning Program

Menolong penderita skizofrenia untuk mempelajari

perilaku-perilaku yang sesuai.

2) Social Skills Training

Terapi ini melatih penderita skizofrenia mengenai

keterampilan atau keahlian sosial.

3) Terapi Humanistik

Terapi kelompok dan terapi keluarga.

2.1.8 Pencegahan

1. Hindari kebiasaan menyendiri.

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

18

2. Berusaha untuk menceritakan masalah yang ada dengan keluarga

atau teman terdekat.

3. Kenali gejala-gejala penyakit dan konsultasikan dengan dokter.

4. Konsumsi makanan yang bergizi.

5. Observasi secara ketat perilaku klien.

6. Singkirkan semua benda yang berbahaya.

7. Berikan obat dan berkesinambungan.

8. Menurunkan ketegangan.

9. Periksa mulut penderita setelah minum obat.

10. Alihkan jika klien halusinasi.

11. Fokus dan kuatkan realitas.

(Nurarif & Hardhi, 2016).

2.1.9 Definisi Risiko Perilaku Kekerasan

Perilaku kekerasan merupakan salah satu bentuk perilaku dari

seorang individu yang bertujuan untuk melukai melukai diri sendiri atau

orang lain (Muhith, 2015). Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana

individu melakukan tindakan kekerasan dalam bentuk verbal maupun

secara fisik. Yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan

lingkungan sekitar disertai dengan amuk, gaduh, dan gelisah yang tidak

terkontrol. Keadaan ini dapat menimbulkan kerugian baik terhadap diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Perilaku kekerasan pada diri

sendiri dapat berbentuk seperti bunuh diri atau membiarkan diri dalam

bentuk penelantaran diri.

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

19

Perilaku kekerasan pada orang lain dapat berbentuk tindakan

agresif yang bertujuan untuk melukai atau bahkan membunuh orang

lain. Perilaku kekerasan pada lingkungan seperti merusak lingkungan,

melempar kaca, genteng, batu, dan semua yang ada dilingkungan

sekitar. Melihat dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

kekerasan adalah perilaku seseorang yang timbul karena adanya stressor

sehingga timbul rasa marah yang tidak terkontrol dan menunjukkan

adanya tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan

lingkungan sekitar.

2.1.10 Rentang Respon Marah

Gambar 2.1 Rentang respon marah (Ahmad Yusuf, 2015)

Keterangan:

Asertif : Mengungkapkan rasa marah tanpa menyakiti orang lain.

Frustasi : Kegagalan mencapai tujuan dan tidak menemukan alternatif.

Pasif : Mampu mengungkapkan perasaanya dengan baik.

Agresif : Klien mengekspresikan secara fisik tapi masih terkontrol.

Kekerasan : Perasaan marah yang tidak terkontrol.

2.1.11 Etiologi

Adaptif Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan (amuk)

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

20

Menurut (Ahmad Yusuf, 2015) ada beberapa teori terkait dengan

timbulnya

perilaku kekerasan pada orang dengan gangguan jiwa, yaitu :

1. Faktor Predisposisi

a. Faktor psikologis

1) Terdapat asumsi bahwa sesorang untuk mencapai suatu

tujuan mengalami hambatan akan timbul dorongan

agresif yang memotivasi perilaku kekerasan.

2) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu

dan masa kecil yang tidak menyenangkan.

3) Frustasi.

4) Kekerasan dalam rumah atau keluarga.

b. Faktor sosial budaya

Social learning theory menyebutkan bahwa agresif

tidak berbeda dengan respon- respon yang lain. Jadi,

seseorang akan agresif sesuai dengan bagaimana individu

tersebut belajar dalam merespon stimulus yang diterima.

Faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya

agresivitas atau perilaku kekerasan yang maladaptif antara

lain sebagai berikut:

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

21

1) Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup.

2) Status dalam perkawinan.

3) Single parent.

4) Pengangguran.

5) Ketidakmampuan mempertahankan hubungan

interpersonal dan struktur keluarga dalam sosial

kultural.

c. Faktor biologis

Neurobiological theory menyebutkan adanya

perubahan pada susunan syaraf saat seseorang agresif.

Bagian- bagian otak yang berhubungan dengan terjadinya

agresivitas adalah sebagai berikut:

1) Sistem limbik

Merupakan organ yang mengatur dorongan dasar dan

ekspresi emosi dan mengatur sistem informasi dan

memori.

2) Lobus temporal

Organ yang berfungsi sebagai interpretasi memori dan

indra penciuman.

3) Lobus frontal

Organ yang berfungsi sebagai bagaian pemikiran yang

logis, pengelolaan emosi, dan alasan berfikir.

d. Perilaku (Behavioral)

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

22

1) Kerusakan organ otak, retardasi mental, dan gangguan

belajar mengakibatkan kegagalan kemampuan dalam

berespons positif terhadap frustasi.

2) Penekanan emosi berlebihan (over rejection) pada

anak atau godaan (seduction) orang tua

mempengaruhi kepercayaan (trust) dan percaya diri

(self esteem) individu.

3) Perilaku kekerasan diusia muda, baik korban

kekerasan pada anak (child abuse) atau

mengobservasi kekerasan dalam keluarga

mempengaruhi penggunaan kekerasan sebagai

koping.

e. Faktor presipitasi

Ancaman biologis, sosial budaya, konsep diri, dan

psikologis yang terjadi pada saat ini adalah sebagai berikut:

1) Ancaman fisik: Penyakit fisik dan pukulan.

2) Ancaman sosial budaya: Kehilangan orang yang

dicintai atau benda kesayangan.

3) Ancaman psikologis: Kehilangan kasih sayang dan

perhatian.

4) Ancaman konsep diri: Harga diri rendah, kegagalan,

dan frustasi.

2.1.12 Faktor Resiko

Menurut (SDKI, 2016) faktor risiko perilaku kekerasan yaitu:

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

23

1. Pemikiran waham atau delusi.

2. Curiga pada orang lain.

3. Halusinasi.

4. Berencana bunuh diri.

5. Disfungsi sistem keluarga.

6. Kerusakan kognitif.

7. Disorientasi atau konfusi.

8. Keruskan kontrol implus.

9. Persepsi pada lingkungan tidak adekuat.

10. Alam perasaan depresi.

11. Riwayat kekerasan pada hewan.

12. Kelainan neurologis.

13. Lingkungan tidak teratur.

14. Penganiyaan atau pengabaian anak.

15. Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang

lain atau destruksi properti orang lain.

16. Impulsif.

17. Ilusi.

2.1.13 Kondisi Klinis Terkait

Menurut (SDKI, 2016) kodisi klinis terkait dengan risiko perilaku

kekerasan yaitu:

1. Penganiyaan fisik, psikologis, atau seksual.

2. Sindrom otak organik(misalnya penyakit Alzheimer).

3. Gangguan perilaku.

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

24

4. Oppositional deflant disorder.

5. Depresi.

6. Serangan panik.

7. Gangguan tourette.

8. Delirium.

9. Demensia.

10. Gangguan amnestik.

11. Halusinasi.

12. Upaya bunuh diri.

13. Abnormalitas neurotransmitter otak.

2.1.14 Manifestasi Klinis

Menurut (Nurhalimah, 2016) ada beberapa tanda dan gejala yang

dialami pasien risiko perilaku kekerasan diantaranya yaitu :

a. Data subjektif :

1) Ungkapan berupa ancaman.

2) Ungkapan kata-kata kasar.

3) Ungkapan ingin memukul atau melukai.

b. Data objektif :

1) Wajah memerah dan tegang.

2) Pandangan tajam.

3) Mengatupkan rahang dengan kuat.

4) Mengepalkan tangan.

5) Bicara kasar.

6) Suara tinggi, menjerit, atau berteriak.

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

25

7) Mondar mandir.

8) Melempar atau memukul berupa benda atau orang lain.

2.1.15 Mekanisme Koping

Menurut Prabowo (2014) mekanisme koping yang digunakan pada

klien dengan masalah risiko perilaku kekerasan untuk melindungi

dirinya yaitu sebagai berikut:

1. Sublimasi

Adalah suatu sasaran yang digunakan untuk mengendalikan

marah. Contohnya seseorang yang sedang marah melampiaskan

kemarahannya dengan meninju tembok, memukul bantal atau kasur

yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan akibat rasa marah.

2. Proyeksi

Merupakan perilaku atau sikap menyalahkan orang lain atas

kesulitan yang dialami atau keinginannya yang tidak tercapai.

Mislanya, seorang individu menuduh orang lain melakukan sebuah

pencurian di tempat kerjanya.

3. Deplacment

Merupakan suatu sikap untuk melepaskan perasaan yang

tertekan biasanya dengan menunjukkan perilaku destruktif, seperti

memukul pintu, meninju tembok, melempar barang, bahkan sampai

dengan melukai diri sendiri maupun orang lain.

2.1. 16 Pentalaksanaan

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

26

Menurut Prabowo (2014) pentalaksanaan pada pasien dengan

masalah perilaku kekerasan antara lain:

1. Farmakoterapi

Klien dengan masalah perilaku kekerasan perlu adanya

perawatan serta pengobatan yang tepat dan cepat. Pengobatan

dengan antipsikotik yang mempunyai dosis tinggi contohnya

klopromazin berguna untuk mengendalikan psikomotor. Apabila

kondisi ini muncul pertama kalinya maka gejala akan hilang dan

dosis dipertahankan selama satu bulan. Apabila kondisi ini

muncul lebih dari satu kali atau sering maka obat diberikan secara

terus-menerus selama dua bulan. Dosis klopromazin dapat

diberikan 30-800mg/24 jam/oral.

2. Terapi Okupasi (Terapi Kerja)

Terapi okupasi adalah terapi dengan menggunakan media

untuk melakukan kegiatan dan mengembalikan kemampuan

berkomunikasi. Maka dari itu, terapi ini tidak selalu

menggunakan segala bentuk kegiatan pekerjaan namun,

menggunakan sebuah kegiatan seperti membaca koran, bermain

catur, dan lain-lainnya untuk dijadikan media terapi. Setelah klien

melakukan kegiatan tersebut, selanjutnya lakukan evaluasi

mengenai kegiatan yang telah dilakukannya.

3. Peran Serta Keluarga

Keluarga yaitu sistem pendukung utama setiap keadaan

(sehat-sakit) bagi semua orang. Perawat membantu keluarga agar

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

27

dapat melakukan perannyan yaitu, mengenal masalah kesehatan,

membuat keputusan tindakan kesehatan, memberi perawatan pada

anggota keluarga, menciptakan lingkungan keluarga yang sehat,

dan menggunakan sumber yang ada dimasyarakat. Keluarga yang

mampu mengatasi masalah akan dapat mencegah perilaku

maladaptif (pencegahan primer), menanggulangi perilaku

maladaptif (pecegahan sekunder), dan mengembalikan perilaku

maldaptif menuju perilaku adaptif (pencegahan tersier) sehingga

derajat kesehatan klien dan keluarga dapat teratasi.

4. Terapi Somatik

Merupakan terapi yang diberikan pada klien gangguan jiwa

bertujuan untuk mengubah prilaku maladaptif menjadi perilaku

adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi

fisik klien. Tetapi target terapi ini adalah perilaku klien.

5. Terapi Kejang Listrik

Electronik Convulsive Theraphy (ECT) merupakan bentuk

terapi yang menimbulkan gejala grand mall dengan mengalirkan

arus listrik melalui elektroda yang ditempatkan pada plipis klien.

Terapi ini digunakan untuk menangani klien skizofrenia dengan

intensitas 20-30 kali terapi. Biasanya dilakukan setiap 2-3 hari

sekali (seminggu 2 kali).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1. Identitas

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

28

a. Perawat memperkenalkan diri dan melakukan kontrak pada

pasien: Nama klien, alamat, nama perawat, tujuan, waktu,

topik yang akan dibicarakan dan tempat pertemuan.

b. Nomor rekam medis dan usia.

2. Alasan masuk

Alasan utama klien MRS yakni klien mengungkapkan kata-

kata kasar dan keras, memberi ancaman, ingin memukul atau

memecahkan benda yang ada disekitar. Wajah kemerahan,

pandangan tajam, rahang terkatup, tangan mengepal. Tindakan

utama keluarga biasanya dengan memasungnya atau memberikan

obat penenang.

3. Faktor predisposisi

Pasien dengan masalah perilaku kekerasan biasanya sering

mendapatkan pengobatan di rumah sakit. Pengobatan yang dijalani

belum berhasil sehingga belum bisa beradaptasi dengan

lingkungannya. Gejala yang sering timbul mengakibatkan trauma

yang pernah dialami pasien seperti kekerasan dilingkup keluarga

atau lingkungan, tindakan kriminal, dan lain-lainnya.

4. Faktor presipitasi

a. Ancaman biologis, sosial budaya, konsep diri, dan psikologis

yang terjadi pada saat ini adalah sebagai berikut:

b. Ancaman fisik: Penyakit fisik dan pukulan.

c. Ancaman sosial budaya: Kehilangan orang yang dicintai atau

benda kesayangan.

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

29

d. Ancaman psikologis: Kehilangan kasih sayang dan perhatian.

e. Ancaman konsep diri: Harga diri rendah, kegagalan, dan

frustasi.

5. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan TTV mendapatkan hasil tekanan darah

meningkat, pernafasan cepat saat kondisi marah, mata melotot,

mata merah, pandangan tajam, berbicara dengan nada tinggi, kasar,

dan kata-kata kotor, postur tubuh kaku serta tangan mengepal.

6. Psikososial

a. Genogram: Menggambarkan garis keturunan keluarga pasien

bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya anggota

keluarga yang menderita gangguan jiwa seperti yang dialami

pasien.

b. Konsep diri

1) Citra tubuh: Tidak adanya keluhan persepsi klien seperti

bagian tubuh yang tidak disukai pada seseorang.

2) Identitas diri

Klien gangguan jiwa dengan masalah perilaku

kekerasan biasanya berasal dari anggota masyarakat atau

keluarga. Interaksi yang terjadi antara klien dengan

keluarga maupun masyarakat sekitar tidak efektif dan

tidak berjalan dengan baik sehingga klien tidak merasa

puas akan status ataupun posisi yang dimilikinya.

3) Peran diri

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

30

Biasanya klien gangguan jiwa dengan perilaku

kekerasan tidak mampu melakukan tugas dan perannya

secara baik sebagai anggota dalam masyarakat.

4) Ideal diri

Biasanya klien gangguan jiwa dengan perilaku

kekerasan selalu ingin diperlakukan baik oleh keluarga

maupun masyarakat setempat, sehingga ia dapat

melakukan tugas dan perannya dengan baik.

5) Harga diri

Biasanya klien gangguan jiwa dengan perilaku

kekerasan mempunyai hubungan yang tidak baik bersama

orang lain sehingga klien merasa bahwa dirinya dikucilkan

dengan keluarga maupun orang-orang disekitarnya.

6) Hubungan sosial

Klien gangguan jiwa khususnya dengan masalah

perilaku kekerasan mempunyai masalah dalam

bersosialisasi. Seperti menarik diri, pendiam, mempunyai

rasa curiga yang tinggi, dan berperilaku kasar.

7) Spiritual

a. Nilai keyakinan

Klien melakukan ibadah dengan agama yang

kepercayaannya.

b. Kegiatan ibadah

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

31

Klien dengan perilaku kekerasan jarang melakukan

ibadah sesuai kepercyaannya.

8) Status mental

Penampilan klien tidak rapi, rambut berantakan, bau

badan, bau mulut, dan gigi terlihat kotor.

9) Pembicaraan

Klien berbicara lebih cepat, suara bernada tinggi dan keras

atau berteriak.

10) Aktivitas motorik

Klien kelihatan gelisah, berjalan tanpa arah disertai tangan

mengepal, graham mengatup, mata melotot, dan

kemerahan.

11) Alam perasaan

Klien terkadang terlihat sedih, gembira yang berlebihan,

atau terkadang terlihat marah tanpa diketahui penyebabnya

dan merasa putus asa.

12) Proses pikir

Saat klien berbicara tiba-tiba terhentiitu bisa dikarenakan

emosi yang meningkat tanpa ada gangguan eksternal.

13) Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien perilaku kekerasan yaitu

stupor dengan gangguan motorik seperti kekakuan,

melakukan kegiatan yang sering diulangi, serta klien

terlihat kacau.

Page 26: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

32

14) Memori

Klien dengan kondisi ini biasanya mempunyai

memori yang konfabulasi misalnya berbicara tidak sesuai

dengan kenyataan yang ada untuk menutupi gangguan

jiwa yang dialaminya.

15) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien tidak dapat berkonsentrasi dan berhitung

dengan baik. Seperti klien selalu meminta agar pernyataan

yang diberikan untuk diulang kembali serta klien tidak

mampu menjelaskan kembali apa yang dibicarakan.

16) Kebutuhan persiapan pulang

a) Makan

Klien makan 3 kali sehari dengan porsi lauk pauk,

nasi, sayur, buah.

b) BAB atau BAK

Klien menggunakan toilet yang telah disediakan untuk

BAB BAK dan membersihkannya kembali.

c) Mandi

Klien mandi 2 kali sehari, membersihkan rambut 2

kali sehari, dan menggososk gigi.

d) Berpakaian

Klien akan mengganti pakaiannya setelah selesai

mandi pagi dan sore.

e) Istirahat tidur

Page 27: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

33

Klien tidur siang ≤ 1-2 jam dan tidur malam ≤ 8-9

jam.

f) Penggunaan obat

Klien minum obat 3x sehari dengan obat oral. Reaksi

klien stelah minum obat merasa tenang dan tidur

nyenyak.

g) Pemeliharaan kesehatan

Klien melanjutkan terapinya dengan dukungan

keluarga dan orang-orang disekitar.

h) Kegiatan didalam rumah

Klien dapat melakukan kegiatan sehari- hari seperti

merapikan tempat tidur.

i) Kegiatan diluar rumah

Klien dapat melakukan aktivitas di luar rumah secara

mandiri.

17) Mekanisme koping

Mekanisme koping yang umum digunakan pada

penderita gangguan jiwa dengan masalah perilaku

kekerasan adalah mekanisme pertahanan ego seperti

displacement, sublimasi, proyeksi, represi, denial, dan

reaksi formasi.

18) Perilaku

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan adalah:

a) Menyerang atau menghindar (fight or flight)

Page 28: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

34

Pada kondisi ini, respon fisiologis timbul karena

adanya reaksi saraf otonom terhadap sekresi

ephineprin yang menyebabkan tekanan darah dan

denyut nadi meningkat, wajah merah, peningkatan

pengeluaran saliva, kewaspadaan meningkat disertai

ketegangan otot, rahang terkatup, tangan mengepal,

tangan menjadi kaku, dan disertai reflek yang cepat

(Prabowo, 2014).\

b) Asertif (Assertiveness)

Perilaku asertif merupakan cara yang terbaik

untuk mengekspresikan rasa marah tanpa menyakiti

orang lain secara fisik maupun psikologis serta dapat

mengembangkan diri klien.

c) Memberontak (Acting Out)

Perilaku yang muncul disertai dengan kekerasan

akibat konflik perilaku “acting out” agar menarik

perhatian orang lain.

d) Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan

pada diri sendiri atau orang lain.

2.2.2 Diagnosa keperawatan

Page 29: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

35

Menurut (Ahmad Yusuf, 2015) diagnosa keperawatan yang mungkin

muncul pada klien dengan risiko perilaku kekerasan adalah:

1. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.

2. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

berhubungan dengan perilaku kekerasan.

3. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah.

4. Isolasi sosial berhubungan dengan koping individu inefekif.

2.2.3 Pathway

Gambar 2.2 Patofisiologi risiko perilaku kekerasan (Ahmad Yusuf, 2015).

Perilaku kekerasan Core Problem

Gangguan konsep diri : harga

diri rendah Causa

Risiko mencederai diri sendiri,

orang lain, dan lingkungan Effect

Page 30: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

36

2.2.4 Perencanaan Intervensi Pada Pasien Skizofrenia Dengan Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan

Perencanaan

Tujuan (TUM/TUK) Kriteria hasil Intervensi

TUM :

Klien tidak melakukan

tindakan kekerasan

TUK:

1. Klien dapat membina

hubungan saling

percaya

Setelah 3 X pertemuan

klien menunjukkan

tanda-tanda percaya

kepada perawat:

a. Wajah cerah,

tersenyum

b. Mau berkenalan

c. Ada kontak mata

d. Bersedia

menceritakan

perasaan

Bina hubungan saling

percaya dengan:

a. Beri salam setiap

berinteraksi.

b. Perkenalkan nama,

nama panggilan

perawat dan tujuan

perawat berinteraksi

c. Tanyakan dan

panggil nama

kesukaan klien

d. Tunjukkan sikap

empati, jujur dan

menepati janji setiap

kali berinteraksi

e. Tanyakan perasaan

klien dan masalah

yang dihadapi klien

f. Buat kontrak

interaksi yang jelas

g. Dengarkan dengan

penuh perhatian

ungkapan perasaan

klien

2. Klien dapat

mengidentifikasi

Setelah 3 X pertemuan

klien menceritakan

a. Bantu klien

mengungkapkan

Page 31: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

37

penyebab kekerasan

yang dilakukannya

penyebab perilaku

kekerasan yang

dilakukannya:

a. Menceritakan

penyebab perasaan

jengkel/ kesal baik

dari diri sendiri

maupun

lingkungannya

perasaan marahnya:

b. Motivasi klien

untuk menceritakan

penyebab rasa kesal

atau jengkelnya

c. Dengarkan tanpa

menyela atau

memberi penilaian

setiap ungkapan

perasaan klien

3. Klien dapat

mengidentifikasi

tanda-tanda perilaku

kekerasan

Setelah 3 X pertemuan

klien menceritakan

tanda-tanda saat terjadi

perilaku kekerasan

a. Tanda fisik: mata

merah, tangan

mengepal, ekspresi

tegang, dan lain-

lain.

b. Tanda emosional:

perasaan marah,

jengkel, bicara

kasar.

c. Tanda sosial:

bermusuhan yang

dialami saat terjadi

perilaku kekerasan.

Bantu klien

mengungkapkan tanda-

tanda perilaku kekerasan

yang dialaminya:

a. Motivasi klien

menceritakan

kondisi fisik (tanda-

tanda fisik) saat

perilaku kekerasan

terjadi

b. Motivasi klien

menceritakan

kondisi emosinya

(tanda-tanda

emosional) saat

terjadi perilaku

kekerasan

c. Motivasi klien

menceritakan

kondisi hubungan

dengan orang lain

(tanda-tanda sosial)

saat terjadi perilaku

kekerasan

4. Klien dapat

mengidentifikasi jenis

perilaku kekerasan

yang pernah

dilakukan.

Setelah 3 X pertemuan

klien menjelaskan:

a. Jenis-jenis ekspresi

kemarahan yang

selama ini telah

dilakukannya

b. berasaannya saat

melakukan

kekerasan

c. Efektivitas cara

yang dipakai dalam

menyelesaikan

masalah

Diskusikan dengan klien

perilaku kekerasan yang

dilakukannya selama ini:

a. Motivasi klien

menceritakan jenis-

jenis tindak

kekerasan yang

selama ini pernah

dilakukannya.

b. Motivasi klien

menceritakan

perasaan klien

setelah tindak

Page 32: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

38

kekerasan tersebut

terjadi

c. Diskusikan apakah

dengan tindak

kekerasan yang

dilakukannya

masalah yang

dialami teratasi.

5. Klien dapat

mengidentifikasi

akibat perilaku

kekerasan

Setelah 3 X pertemuan

klien menjelaskan akibat

tindak kekerasan yang

dilakukannya

a. Diri sendiri: luka,

dijauhi teman, dll

b. Orang

lain/keluarga: luka,

tersinggung,

ketakutan, dll

c. Lingkungan: barang

atau benda rusak dll

Diskusikan dengan klien

akibat negatif (kerugian)

cara yang dilakukan

pada:

a. Diri sendiri

b. Orang lain/keluarga

c. Lingkungan

6. Klien dapat

mengidentifikasi cara

mengontrol

kemarahan.

Setelah 3 X pertemuan

klien:

a. Menjelaskan cara-

cara sehat

mengungkapkan

marah

Diskusikan dengan klien:

a. Apakah klien mau

mempelajari cara

baru mengungkapkan

marah yang sehat

b. Jelaskan berbagai

alternatif pilihan

untuk

mengungkapkan

marah selain perilaku

kekerasan yang

diketahui klien.

c. Jelaskan cara-cara

sehat untuk

mengungkapkan

marah:

1) Cara fisik: nafas

dalam, pukul

bantal atau kasur.

2) Verbal:

mengungkapkan,

menolak, dan

meminta dengan

cara yang baik.

3) Sosial: latihan

asertif dengan

orang lain.

4) Spiritual: sholat

Page 33: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

39

doa, zikir, dsb

sesuai keyakinan

agamanya

masing-masing

7. Klien menggunakan

obat sesuai program

yang telah ditetapkan

Setelah 3 X pertemuan

klien menjelaskan:

a. Manfaat minum

obat

b. Kerugian tidak

minum obat

c. Nama obat

d. Bentuk dan warna

obat

e. Dosis yang

diberikan

kepadanya

f. Waktu pemakaian

g. Cara pemakaian

h. Efek yang

dirasakan

1. Jelaskan manfaat

menggunakan obat

secara teratur dan

kerugian jika tidak

menggunakan obat

2. Jelaskan kepada klien:

a. Jenis obat (nama,

warna dan bentuk

obat)

b. Dosis yang tepat

untuk klien

c. Waktu pemakaian

d. Cara pemakaian

e. Efek yang akan

dirasakan klien

3. Anjurkan klien:

a. Minta dan tepat

waktu

b. Lapor ke

perawat/dokter

jika mengalami

efek yang tidak

biasa

c. Beri pujian

terhadap

kedisiplinan klien

menggunakan obat

menggunakan

obat.

Tabel 2.1 Intervensi pada pasien Skizofrenia dengan masalah keperawatan

RisikoPerilaku Kekerasan (Nurhalimah, 2016).

Page 34: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

40

2.2.5 Perencanaan (Intervensi) Keperawatan

Sedangkan ntervensi yang dapat dilakukan pada pasien skizofrenia dengan

risiko perilaku kekerasan menurut SDKI SLKI SIKI yaitu sebagai berikut:

Diagnosa

keperawatan

Standar Keperawatan (SLKI) Standar Keperawatan

(SIKI)

Risiko perilaku

kekerasan terhadap

diri sendiri atau

orang lain.

Definisi:

Risiko perilaku

kekerasan adalah

berisiko

membahayakan

secara fisik, emosi,

atau seksual pada

diri sendiri, dan

orang lain.

SLKI:

Setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3x

pertemuan diharapkan risiko

perilaku kekerasan dapat

berkurang.

Dengan kriteria hasil:

1. Mampu mengontrol diri.

2. Dapat mengidentifikasi

makna marah, fungsi

marah, frustasi, dan

bagaimana respon marah.

3. Verbalisasi ancaman

kepada orang lain.

4. Verbalisasi umpatan.

5. Perilaku menyerang.

6. Perilaku melukai diri

sendiri atau orang lain.

7. Perilaku merusak

lingkungan sekitar.

8. Perilaku agresif atau

amuk.

9. Bicara ketus.

SIKI:

Observasi:

1. Pencegahan perilaku

kekerasan.

2. Monitor adanya benda

yang berpotensi

membahayakan seperti

tali, benda-benda

tajam.

3. Monitor keamanan

barang yang dibawa

oleh pengunjung.

4. Monitor selama

penggunaan barang

yang membahayakan

misalnya pisau cukur.

Terapeutik:

1. Menggunakan

pendekatan yang

tenang dan

meyakinkan.

2. Pertahankan

lingkungan bebas dari

bahaya secara rutin.

3. Libatkan keluarga

terdekatseperti Ayah

atau Ibu dalam

perawatan.

Edukasi:

1. Menjelaskan makna

marah, fungsi marah,

frustasi, respon marah.

2. Anjurkan pengunjung

dan keluarga untuk

mendukung

keselamatan pasien.

Page 35: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

41

3. Latih cara

mengungkapkan

perasaan secara asertif.

4. Latih mengurangi

kemarahan secara

verbal dan nonverbal

misalnya, relaksasi atau

bercerita.

Tabel 2.2 Intervensi pada pasien Skizofrenia dengan masalah

keperawatanRisikoPerilaku Kekerasan. (SDKI, SLKI &SIKI, 2016)

2.2.6 Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah fase dimana mengaplikasikan rencana

keperawatan pada klien dalam bentuk kegiatan yang komprehensif

(Vaughans, 2013). Menurut (Nursalam, 2009 dalam Ida, 2019),

pelaksanaan yaitu rencana tindakan yang dilakukan untuk mencapai

dari tujuan dan kriteria hasil yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan ini

terdiri dari tindakan mandiri dan kolaborasi yang mencakup

peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan

memfasilitasi koping. Pelaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita

skizofrenia dengan masalah risiko perilaku kekerasan yaitu dengan

menggunakan cara strategi pelaksanaan 1 pada pasien resiko perilaku

kekerasan jika berhasil maka boleh untuk melanjutkan strategi

pelaksanaan 2, 3, dan 4.Adapun Strategi pelaksanaan pada pasien resiko

perilaku kekerasan adalah sebagai berikut:

SP 1 Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab

marah atau jengkel, identifikasi tanda dan gejala yang

dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat

melakukan kekerasan, dan cara mengontrol perilaku kekerasan

secara fisik 1 .

SP 2 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2.

a. Evaluasi latihan nafas dalam, pukul bantal dan kasur.

b. Latih secara fisik ke-2: Patuh minum obat secara teratur

dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama

Page 36: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

42

obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan

benar dosis obat).

c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

SP 3 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

a Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik (tarik nafas

dalam, pukul bantal atau kasur, dan patuh minum obat).

b Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak,

meminta, dan mengungkapkan perasaan dengan baik.

c Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.

SP 4 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

a Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan

secara fisik, patuh minum obat, dan sosial/verbal

b Latihan sholat, berdoa, berdzikir sesuai dengan keyakinan

masing-masing.

c Buat jadwal latihan sholat/berdoa

Tabel 2.3. Strategi Pelaksanaan pada pasien Skizofrenia dengan masalah

keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan (Nurhalimah, 2016).

2.2.7 Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan penilaian keberhasilan asuhan

keperawatan yang diberikan pada klien berdasarkan tujuan yang dicapai

(Vaughans, 2013). Menurut Tarwoto & Wartonah (2011), evaluasi

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Evaluasi proses (formatif) yang dilakukan setiap selesai

menyelesaikan tindakan keperawatan. Evaluasi ini menggunakan

format SO (Subjektif, Objektif).

2. Evaluasi hasil (sumatif) yang dilakukan dengan cara

memebandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan.

Evaluasi hasil menggunakan format SOAP (Subjektif, Objektif,

Analisis, Perencanaan).

S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan.

Page 37: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

43

O: Respon objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan.

A:Analisis ulang data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan apakah

masalah masih ada atau muncul masalah baru.

P: Perencanaan tindak lanjut pasien berdasarkan hasil analisis diatas yang

berisi melanjutkan perencanaan sebelumnya apabila masalah belum

teratasi. Yang diharapkan dari implementasi yang dilakukan adalah klien

dapat mengontrol diri, verbalisasi ancaman kepada orang lain, perilaku

menyerang maupun perilaku melukai diri sendiri atau orang lain.

Page 38: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Konsep Dasar Skizofrenia …

44

2.2.8 Hubungan Antar Konsep

Keterangan:

: Konsep yang utama ditelaah

: Tidak ditelaah dengan baik

: Berpengaruh

: Sebab akibat

: Berhubungan

Gambar 2.3. Hubungan antar konsep risiko perilaku kekerasan.

Skizofrenia Merupakan gangguan psikis yang

ditandai dengan penyimpangan realitas,

penarikan diri dari interaksi sosial, serta

disorganisasi persepsi, pikiran, dan

kognitif.

Resiko perilaku kekerasan

Pengkajian

Skizofrenia dengan resiko

perilaku kekerasan

Intervensi

1. Menjelaskan makna marah, fungsi marah,

frustasi, respon marah.

2. Menggunakan pendekatan yang tenang

dan meyakinkan.

3. Mengungkapkan isi hati.

4. Pencegahan perilaku kekerasan.

5. Monitor adanya benda yang berpotensi

membahayakan diri seperti tali atau

benda-benda tajam.

6. Latih cara mengungkapkan perasaan

secara asertif.

7. Latih mengurangi kemarahan secara

verbal dan nonverbal seperti bercerita atau

relaksasi.

8. Kolaborasi pemberian obat.

Evaluasi

Yang diharapkan dari

implementasi yang

dilakukan adalah klien

dapat mengontrol diri.

Implementasi

Dilakukan berdasarkan intervensi

keperawatan seperti menyegah perilaku

kekerasan,menggunakan pendekatan yang

tenang dan meyakinkan, latih cara

mengungkapkan perasaan secara asertif.

Faktor resiko:

1. Pemikiran waham atau delusi.

2. Curiga pada orang lain.

3. Halusinasi.

4. Berencana bunuh diri.

5. Disfungsi sistem keluarga.

6. Kerusakan kognitif.

7. Disorientasi atau konfusi.

8. Kerusakan kontrol implus.

9. Persepsi pada lingkungan

tidak akurat.

10. Alam perasaan depresi.

11. Kelainan neurologis.

12. Lingkungan tidak teratur.

13. Riwayat atau ancaman

kekerasan terhadap diri

sendiri atau orang lain atau

destruksi properti orang lain.