Upload
doanthuy
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Pada sub ini berisi teori yang menjadi landasan dasar dalam pembuatan
skripsi New Information Economics (NIE).
2.1.1 Pengertian Data dan Informasi
Menurut O’Brien (2005, p38), kata data adalah bentuk jamak dari datum.
Data adalah fakta-fakta atau observasi mentah mengenai fenomena fisik atau
transaksi bisnis. Atau lebih khususnya lagi, data adalah ukuran objektif dari
atribut (karakteristik) dari entitas seperti orang-orang, tempat, benda atau
kejadian. Contohnya data penjualan mobil. Informasi adalah data yang telah
diproses dan ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pemakai
akhir. Jika dikaitkan dengan konteks sistem, dengan kata lain, data merupakan
input yang kemudian diolah atau mengalami pemrosesan sehingga menghasilkan
suatu output yaitu informasi, yang disajikan dalam bentuk-bentuk yang mudah
dimengerti oleh pemakai akhir.
Menurut William, Brian K (2005, p12), ”Data consists of the raw facts
and figures that are processed into information” yang berarti bahwa data terdiri
dari fakta mentah dan figur yang diproses dalam informasi. Menurut William,
Brian, K (2005, p12), ”Information is data that has been summarized or
otherwise manipulated for use in decision making” yang berarti bahwa
9
informasi adalah data yang telah diringkas atau dengan cara lain dimanipulasi
yang digunakan dalam pembuatan keputusan.
Menurut O’Brien (2005, p38), informasi adalah data yang telah diubah
menjadi suatu konteks yang memiliki arti yang berguna bagi pemakai akhir.
2.1.2 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2005, p29), sistem adalah sekelompok komponen yang
saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur. Sistem semacam ini, kadang disebut sebagai sistem dinamis, memiliki
tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi, yaitu :
a. Input, melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang
memasuki sistem untuk diproses. Contohnya bahan baku mentah, energi, data
dan usaha manusia harus terjamin dan diatur untuk pemrosesan.
b. Pemrosesan, melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi
output. Contohnya adalah proses manufaktur, proses bernafasnya manusia
atau perhitungan matematika.
c. Output, melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses
transformasi ke tujuan akhirnya. Contohnya, barang jadi, layanan oleh
manusia dan informasi manajemen harus dipindahkan ke pemakai akhirnya.
Konsep sistem akan makin berguna dengan memasukkan dua komponen
tambahan yaitu :
a) Umpan balik (feedback) adalah data mengenai kinerja sistem.
10
Contohnya, data mengenai kinerja penjualan adalah umpan balik bagi
manajer penjualan.
b) Pengendalian, melibatkan pengawasan dan pengevaluasian umpan balik
untuk menetapkan apakah sistem bergerak menuju pencapaian tujuan atau
tidak. Fungsi pengendalian kemudian akan membuat penyesuaian yang
dibutuhkan atas komponen input pemrosesan sistem, untuk memastikan
bahwa sistem tersebut menghasilkan output yang sesuai.
Contohnya, seorang manajer penjualan menjalankan pengendalian ketika
menugaskan kembali seorang tenaga penjualan ke wilayah penjualan yang
baru, setelah mengevaluasi umpan balik mengenai kinerja penjualan mereka.
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Dalam bukunya, O’Brien (2005, p5), mengatakan bahwa sistem informasi
merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software,
jaringan komunikasi dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Orang-orang bergantung pada
sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan
menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur
pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), data yang
disimpan (sumber daya data).
2.1.4 Komponen Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p34), model sistem informasi menunjukkan
bahwa sistem informasi terdiri dari lima sumber daya dasar yaitu manusia,
11
hardware, software,data dan jaringan. Berikut ini yang termasuk dalam sumber
daya sistem informasi dan produknya, yaitu :
a. Sumber daya manusia.
Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem informasi. Sumber
daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar SI.
1. Pemakai akhir (juga disebuat sebagai pemakai atau klien) adalah orang-
orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang
dihasilkan sistem tersebut. Contoh : pelanggan, tenaga penjualan, teknisi,
staf administrasi, akuntan, para manajer dan sebagainya.
2. Pakar SI adalah orang-orang yang mengembangkan dan mengoperasikan
sistem informasi. Contoh : sistem analis, pembuat software, operator
sistem, personel tingkat manajerial, teknis dan staf administrasi lainnya.
b. Sumber daya hardware.
Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan dalam pemrosesan
informasi.
1. Mesin, seperti komputer, monitor video, disk drive magnetis, printer,
pemindai optikal dan perlengkapan lainnya.
2. Media, yaitu objek berwujud tempat data dicatat seperti floppy disk
magnetic tape, disk optikal, kartu plastik serta formulir kertas.
Contoh sumber daya hardware dalam sistem informasi berbasis komputer
adalah:
1. Sistem komputer, yang terdiri dari unit pemrosesan pusat yang berisi
pemrosesan mikro dan berbagai peralatan periferal yang saling
berhubungan. Contohnya sistem komputer palmtop, laptop atau desktop,
12
sistem komputer berskala menengah dan sistem komputer mainframe
besar.
2. Periferal komputer yang berupa peralatan seperti keyboard atau mouse
elektronik untuk input data dan perintah, layar video atau printer untuk
output informasi dan disk magnetis atau optikal untuk menyimpan
sumber daya data.
c. Sumber daya software.
Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.
1. Program, rangkaian perintah operasi seperti program sistem operasi,
program spreadsheets, program word processing dan program penggajian.
2. Prosedur, rangkaian perintah pemrosesan informasi seperti prosedur entri
data, prosedur untuk memperbaiki kesalahan dan prodesur
pendistribusian cek gaji.
Contoh sumber daya software :
1. Software sistem, seperti program sistem operasi yang mengendalikan
serta mendukung operasi sistem komputer.
2. Software aplikasi, yang memprogram pemrosesan langsung bagi
penggunaan tertentu komputer oleh pemakai akhir. Contohnya program
analisis penjualan, program penggajian dan program pengolah kata (word
processing).
3. Prosedur, yang mengoperasikan perintah bagi orang-orang yang akan
menggunakan sistem informasi. Contohnya adalah perintah untuk
mengisi formulir kertas atau menggunakan software.
13
d. Sumber daya data.
Data lebih daripada hanya bahan baku mentah sistem informasi. Sumber daya
data harus dikelola secara efektif agar dapat membari manfaat para pemakai
akhir dalam sebuah organisasi.
Data dapat berupa banyak bentuk termasuk data alfanumerik tradisional yang
terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi
bisnis dan kegiatan serta entitas lainnya. Data teks terdiri dari kalimat dan
paragraf yang digunakan dalam menulis komunikasi. Data gambar seperti
bentuk grafik dan angka serta gambar video grafis. Data audio seperti suara
manusia dan suara-suara lainnya.
Sumber daya sistem informasi umumnya diatur, disimpan dan diakses oleh
berbagai teknologi pengelolaan sumber daya data ke dalam :
1. Database yang menyimpan data yang telah diproses dan diatur.
2. Dasar pengetahuan yang menyimpan pengetahuan dalam berbagai
bentuknya, seperti fakta, peraturan dan contoh kasus mengenai praktik
bisnis yang berhasil baik.
Contoh sumber daya data yaitu deskripsi produk, catatan pelanggan, file
kepegawaian dan database persediaan.
e. Sumber daya jaringan.
Konsep sumber daya jaringan menekankan bahwa teknologi komunikasi dan
jaringan adalah komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi.
Sumber daya jaringan meliputi :
14
1. Media komunikasi, contohnya meliputi kabel twisted-pair, kabel tembaga,
dan kabel optikal fiber serta teknologi gelombang mikro, selular dan
satelit yang nirkabel.
2. Dukungan jaringan, kategori umum ini menenkankan bahwa banyak
hardware, software dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung
operasi dan penggunaan jaringan komunikasi. Contohnya meliputi
pemroses komunikasi seperti modem dan prosesor antar jaringan serta
software pengendali, seperti software sistem operasi jaringan dan
penjelajah internet.
Dukungan jaringan, kategori umum ini menekankan bahwa banyak
hardware, software dan teknologi data dibutuhkan untuk mendukung operasi dan
penggunaan jaringan komunikasi. Contohnya meliputi pemroses komunikasi
seperti modem dan prosesor antar jaringan serta software pengendali, seperti
software sistem operasi jaringan dan penjelajah internet.
2.1.5 Fungsi Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p26), manajemen sistem informasi dan teknologi
yang berhasil menyajikan berbagai tantangan besar bagi para manajer bisnis dan
praktisi bisnis. Jadi, fungsi sistem informasi mewakili :
a. Area fungsional utama dari bisnis yang penting dalam keberhasilan bisnis
seperti fungsi akuntansi, keuangan, manajemen operasional, pemasaran dan
manajemen sumber daya manusia.
15
b. Kontributor penting dalam efisiensi operasional, produktivitas dan moral
pegawai serta layanan dan kepuasan pelanggan.
c. Sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan untuk
menyebarluaskan pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan
praktisi bisnis.
d. Bahan yang sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang
kompetitif, yang memberikan organisasi kelebihan strategis dalam pasar
global.
e. Peluang berkarier yang dinamis, memuaskan serta menantang bagi jutaan
pria dan wanita.
f. Komponen penting dari sumber daya, infrastruktur dan kemampuan
perusahaan bisnis yang membentuk jaringan.
2.1.6 Pengertian Teknologi Informasi
Dalam buku William, Brian K (2005, p3), mengatakan
bahwa ”Information technologi (IT) is a general term that describes any
technology that helps to produce, manipulate, store, communicate and/or
disseminate information” yang berarti bahwa teknologi informasi adalah istilah
umum yang menjelaskan beberapa teknologi yang membantu memproduksi,
memanipulasi, menyimpan, mengkomunikasikan dan menghamburkan informasi.
Menurut O’Brien (2005, p5), teknologi informasi adalah hardware,
software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemrosesan
informasi lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis web. Para
16
praktisi bisnis menggunakan berbagai teknologi informasi. Dengan adanya
teknologi informasi maka dapat mengubah cara berbagai bisnis untuk bersaing.
2.1.6.1 Teknologi Informasi yang digunakan
Beberapa teknologi informasi yang digunakan, yaitu :
a. Teknologi hardware komputer, termasuk mikrokomputer, server berukuran
menengah dan sistem mainframe besar serta alat-alat input, output dan media
penyimpanan yang mendukung.
b. Teknologi software komputer, termasuk software sistem operasi, pencari
Web (browser), alat pembuat software dan software untuk aplikasi bisnis
seperti untuk manajemen hubungan pelanggan dan manajemen rantai
pasokan (supply chain management).
c. Teknologi jaringan telekomunikasi, termasuk media telekomunikasi, prosesor
dan software yang dibutuhkan untuk menyediakan akses kabel dan nirkabel
serta dukungan untuk jaringan internet dan jaringan pribadi berbasis internet,
seperti intranet dan ekstranet.
d. Teknologi manajemen sumber daya data, termasuk software sistem
manajemen database untuk mengembangkan, mengakses dan memelihara
database organisasi.
2.1.7 Pengertian Hardware dan Software
Menurut William, Brian K (2005, p12), ”Hardware consists of all the
machinery and equipment in a computer system” yang berarti bahwa hardware
terdiri dari semua mesin dan perlengkapan dalam sebuah sistem komputer.
17
Hardware termasuk perangkat keyboard, layar dan printer. Hardware tidak
dapat digunakan tanpa software. Menurut William, Brian K (2005,
p12), ”Software, or programs, consists of all the electronic instructions that tell
the computer how to perform a task” yang berarti Software atau program yang
terdiri dari semua instruksi atau perintah elektronik yang menjelaskan bagaimana
komputer menampilkan tugasnya. Instruksi ini datang dari sebuah pengembang
software dalam bentuk seperti CD yang akan diterima oleh komputer.
2.1.8 Pengertian Perencanaan
Menurut Husen, Abrar (2009, p77), perencanaan adalah suatu tahapan
dalam manajemen proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran
sekaligus menyiapkan segala program teknis dan administrasi agar dapat
diimplementasikan.
2.1.9 Pengertian Perencanaan Investasi
Dalam jurnal dari Ali Azhar (Model Optimasi Perencanaan Investasi
Galangan Kapal Dengan Pendekatan Programasi Tujuan Ganda, vol.6, no. 3,
Desember 2002), perencanaan investasi adalah menanamkan faktor - faktor
produksi langka dan terbatas dalam proyek tertentu yang bersifat baru sama
sekali atau perluasan proyek yang ada.
2.1.10 Pengertian Proses Bisnis
Menurut D.V. Rama dan F.L. Jones (2008, p3), proses bisnis (Business
Process) adalah urutan aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk
18
memperoleh, menghasilkan serta menjual barang dan jasa. Satu cara penting
untuk mempelajari proses bisnis perusahaan adalah dengan berfokus pada siklus
transaksi. Siklus transaksi (transaction cycle) mengelompokkan kejadian terkait
yang pada umumnya terjadi dalam suatu urutan tertentu. Kejadian (event) adalah
berbagai hal yang terjadi pada suatu saat tertentu. Masing – masing siklus
transaksi melibatkan lebih dari satu kejadian.
Proses bisnis dapat disusun menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu :
1. Siklus perolehan / pembelian (acquisition / purchasing cycle) mengacu
pada proses pembelian barang dan jasa.
2. Siklus konversi (conversion cycle) mengacu pada proses mengubah sumber
daya yang diperoleh menjadi barang–barang dan jasa. Contoh – contoh
kejadian konversi meliputi perakitan, penanaman, penggalian dan
pembersihan. Siklus konversi bisa bersifat kompleks. Tidak seperti kejadian
– kejadian di siklus pendapatan dan perolehan, konversi bisa jadi sangat
berbeda antara satu industri dengan yang lain.
3. Siklus pendapatan (revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan
barang dan jasa untuk para pelanggan.
Menurut Robert K. Wysocki (2007, p121), proses bisnis adalah adalah
kumpulan kegiatan yang membutuhkan satu atau lebih jenis masukan dari satu
atau lebih sumber yang berbeda dan menghasilkan nilai bagi pelanggan. Hal ini
berfokus untuk meyakinkan bahwa upaya yang berkaitan dengan proses yang
nilai yang diterima tidak lebih penting dari penyelesaian proses.
19
2.1.11 Pengertian Proyek
Menurut Benson et al (2004, p2), proyek adalah investasi baru dalam
pengembangan maupun perluasan dari teknologi informasi yang ada. Dalam
suatu proyek biasanya mencakup :
a. Membangun sesuatu, biasa berupa jembatan, gedung ataupun suatu sistem
informasi.
b. Mengorganisasikan sesuatu, misalnya suatu pertemuan, rapat dan sebagainya.
c. Melakukan sesuatu untuk pertama kali.
d. Berusaha menyelesaikan suatu hal baru yang tingkat kompleksitas
masalahnya tinggi.
Oleh karena itu, proyek dapat dikatakan tidak pasti dan mempunyai
tingkat yang tinggi, sehingga akan mengalami kesulitan dalam memperkirakan
permintaan sumber daya dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
proyek yang bersangkutan.
2.1.12 Pengertian Investasi
Menurut Bodie, Zvi, Kane, Alex, Marcus, Alan J. (2009, p1), investasi
yaitu komitmen sekarang terhadap uang atau sumber daya lain dalam harapan
mendapat manfaat atau keuntungan di masa depan.
Menurut Halim (2003, p5), investasi adalah pengeluaran sejumlah dana
untuk menggunakan sumber dana yang ada pada perusahaan guna mendukung
kegiatan operasional perusahaan dan dapat memberikan manfaat di masa yang
akan datang.
20
Menurut kamus besar Indonesia (2002), investasi diartikan sebagai
penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek untuk
memperoleh keuntungan.
Proses investasi ada 3 (tiga) yaitu saving (menyimpan), investing
(investasi) dan safe investing (keamanan investasi). Saving (menyimpan) berarti
tidak menghabiskan semua penghasilan kita saat ini untuk kebutuhan kita.
Investing (investasi) di sisi lain adalah memilih asset apa yang akan digunakan
seterusnya dimana dapat memilih asset untuk berinvestasi dalam aset yang aman,
aset yang berisiko atau kombinasi keduanya. Dalam penggunaan umum, istilah
penghematan sering diartikan sebagai berinvestasi dalam aset yang aman seperti
rekening bank dipertanggungkan.
2.1.13 Pengertian Investasi Teknologi Informasi
Dalam buku Information Technology Investment (2004) karya M. J.
Schiederjans; J. Hamaker; A.M. Shniederjans terdapat beberapa definisi tentang
investasi teknologi informasi, menurut Keen (p8), ”IT Investment as a term that
applies to investing in equipment, applications, services and basic technologies”
yang berarti investasi teknologi informasi adalah sebuah istilah yang berlaku
untuk investasi dalam peralatan, aplikasi, layanan dan teknologi dasar.
Menurut Fitzpatrick (2005, p28), Investasi IT terdiri dari biaya total life
cycle dari seluruh proyek atau sepotong proyek yang melibatkan IT, termasuk
biaya operasional post-project dari sistem yang diimplementasi. Menurut Weill
dan Olson (p8), ”IT Investment as the expenses associated with acquiring
computers, communications, software, networks and personnel to manage and
21
operate a management information system”, yang berarti investasi teknologi
informasi sebagai biaya yang diasosiasikan dengan memperoleh komputer,
komunikasi, software, jaringan dan personel untuk mengatur dan
mengoperasikan sebuah sistem informasi manajemen.
Keputusan investasi dialokasikan pada Management information system
(MIS). Management information system (MIS) yaitu kumpulan dari empat (4)
komponen dasar yaitu personel, software aplikasi, software sistem dan hardware.
Berikut ini adalah gambar dari management information system (MIS).
Management Information System (MIS)
Gambar 2.1: Management Information System (MIS), Information Technology Investment oleh M. J. Schiederjans; J. Hamaker; A.M. Shniederjans (2004, p9)
Investasi teknologi infomasi adalah keputusan yang diambil organisasi
untuk meningkatkan sumber daya dari pengeluaran biaya yang nyata dari
Personnel
Application Software
System Software
Hardware
22
teknologi informasi dengan harapan manfaat dari pengeluaran tersebut mencapai
nilai apa yang diharapkan.
Menurut Doug B. Schrock (Getting IT Right: How to Plan, Manage and
Delivery on Technology’s Promise, Industry Week. Cleveland : Jan 2011, vol.
260, Iss. 1, p. 36), Information technology has the reputation of being a "black
box" - an area where computers mystically perform tasks that only a handful of
executives understand. But IT also can become a black hole into which millions
of dollars can disappear, without much to show for the investment, if companies
don't link technology to business performance. According to a recent study,
"Technology Issues for Financial Executives," by the Financial Executives
Research Foundation, many executives are dissatisfied with how their
organizations use information technology to improve business performance.
2.1.13.1 Karakteristik Investasi IT
Menurut Wohlfahrt, Uwe (2006, p21), Ada beberapa karakteristik dari
investasi IT, yaitu :
1. Adanya struktur biaya.
2. Adanya hal-hal yang tidak dapat dipahami (Intangibility).
3. Adanya dampak dari struktur organisasi.
4. Adanya ketidakpastian.
23
Untuk lebih jelas akan digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.1 Karakteristik Investasi TI From IT investment evaluation: a suitability analyis of financial evaluation measures. (2006, p21)
IT Investment Characteristics Struktur Biaya Biaya langsung, terdiri dari :
- Biaya akusisis - Hardware - Software - Instalasi / Upgrade - Implementasi Biaya tidak langsung, terdiri dari : - Pendukung - Administrasi - Pelatihan - Maintenance - Downtime - Power Consumtion - Auditing
Intangibility Intangible Assets Dampak dari Struktur Organisasi Keuntungan jangka panjang
Peluang bisnis baru Perubahan organisasi
Uncertainty Keuntungan yang tidak pasti Biaya yang tidak pasti
Menurut Anonymous (Research and Markets: A New Framework for IT
Investment Decisions: A Practical Guide to Assessing the True Value of IT
Projects in Business, Business Wire. New York : Sep 15, 2010), Any decision on
IT investment involves an assessment of the potential costs and benefits. But the
benefits are hard or impossible to calculate using traditional measures such as
return on investment (ROI). A new framework is needed in order to make better
IT investment decisions and this book provides it”.
24
2.1.14 Pengertian Strategi
Menurut Walker, Boyd, Mullins (2005, p9), strategi adalah suatu pola
fundamental dari tujuan masa sekarang dan akan datang, penyebar sumber –
sumber daya dan interaksi dari suatu organisasi dengan pasar, kompetitor dan
faktor- faktor lingkungan lainnya.
Menurut Wheelen (2004, p4), strategi membentuk suatu rancangan utama
yang menjelaskan bagaimana suatu perusahaan akan mencapai misi dan
tujuannya.
2.1.15 Pengertian CV
Menurut Weston (1993, p12), persekutuan terbentuk apabila dua orang
atau lebih bekerja sama untuk menjalankan perusahaan yang tidak berbentuk
perseroan. Mengenai kewajiban, dalam persekutuan dikenal adanya tanggung
renteng di mana utang persekutuan dijamin dengan seluruh harta benda setiap
sekutu. Kewajiban dari beberapa sekutu bisa saja dibatasi hanya sebesar
modalnya dengan membentuk persekutuan terbatas (limited partnetship, yang
sering disebut CV).
Pengertian CV (Comanditaire Vennootschap atau persekutuan
komanditer) dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD). Dalam pasal itu disebutkan bahwa CV adalah perseroan yang terbentuk
dengan cara meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa
orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang
pesero atau lebih yang bertindak sebagai pemberi pinjaman uang.
25
Dari ketentuan pasal diatas terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat
kelengkapan, yaitu pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng
(pesero aktif, pesero komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang
(pesero pasif, pesero komanditer), Pesero Aktif ; adalah orang yang mempunyai
tanggung jawab penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai
Direktur. Sedangkan Pesero Pasif ; adalah orang yang mempunyai tanggung
jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero
Komanditer.
2.2 Teori Khusus
Berikut ini adalah teori-teori khusus dari New Information Ecomomics :
2.2.1 Pengertian New Information Economics
Menurut Benson et.al. (2004, p89), NIE (New Information Economics)
adalah sekumpulan praktek terkoordinasi yang didasarkan pada prinsip dan
aktivitas terintegrasi yang secara efektif dihubungkan dengan proses bisnis dan
proses manajemen IT serta dengan demikian menghubungkan strategi bisnis
perusahaan pada inisiatif teknologi informasi dan aktivitasnya.
NIE (New Information Economics) adalah sebuah pendekatan yang
terintegrasi untuk mengontrol anggaran teknologi informasi dan mendapatkan
nilai terbesar bagi keuangan teknologi informasi. Dimulai dengan bisnis
terkoordinasi atau proses perencanaan strategis teknologi informasi dan terus
berlanjut sampai ke bisnis atau pengukuran kinerja teknologi informasi.
NIE (New Informastion Economics) adalah seperangkat alat untuk
memahami, mengelola dan mengendalikan seluruh teknologi informasi, dimana
26
semua bertujuan untuk memproduksi secara tepat tindakan teknologi informasi
untuk suatu organisasi.
Menurut Benson et al. (2004, p4-5) untuk mencapai kemungkinan biaya
dan dampak Botton Line, ada empat kemungkinan tujuan yang ditampilkan
dalam Gambar 2.2 yang mungkin akan diikuti oleh perusahaan tergantung dari
lingkungan yang ada.
1. Tujuan pengurangan biaya
Dengan mengaplikasikan kerangka kerja dan praktek manajemen,
perusahaan dapat mengurangi biaya IT dan mempertahankan kontribusi yang
dibuat IT ke dalam botton-line. Kinerja IT tetap seperti sebelumnya namun
biayanya berkurang.
2. Tujuan untuk menstabilkan biaya
Manajemen perusahaan dapat terus meningkatkan kegunaan IT dan tetap
dengan pertumbuhan bisnis dan dapat mengontrol seluruh biaya yang
digunakan IT. IT dapat meningkatkan dukungannya pada bisnis dan
dampaknya pada botton - line namun dengan tingkat biaya sekarang.
3. Tujuan “Sweet spot”
Mengkombinasikan pengurangan biaya dengan dampak pada bottom –
line yang lebih baik. IT dapat mengurangi biaya dan juga meningkatkan
kinerjanya dengan dampak pada bottom – line.
4. Tujuan Higher Growth
Diterapkan untuk perusahaan yang mengalami perubahan atau pertumbuhan
yang cepat. Dalam kasus ini biaya IT yang tinggi meskipun dikontrol tetapi
juga harus justifikasi karena akan berpengaruh besar pada botton-line.
27
2.2.2 Praktek New Information Economics
Berikut ini adalah gambar New Information Economics Practices:
Gambar 2.2 New Information Economics Practices, From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p9)
Menurut Benson et al. (2004, p9), lima praktek NIE (New Information
Economics) akan menghasilkan sekumpulan alat yang digunakan oleh manajer
IT dan bisnis, disimpan pada proses manajemen untuk menterjemahkan strategi
bisnis perusahaan kedalam program dan inisiatif yang dapat diimplementasikan
oleh IT. Defenisi dari kelima praktek tersebut adalah :
2.2.2.1 Praktek Demand dan Supply Planning
Menurut Benson et al. (2004, p9), menterjemahkan strategi bisnis ke
dalam suatu jangka waktu yang memberikan arahan yang jelas bagi IT tentang
apa yang dimaksudkan perusahaan untuk dilakukan. Manajer bisnis dan IT
28
mencapai consensus kearah mana perusahaan dan apa yang IT dapat lakukan
untuk membantunya. Mereka melakukan ini dengan mendirikan penggerak bisnis
yang diekspresikan melalui arahan strategi manajemen dan menterjemahkan
mereka kedalam strategi IT Requirement yang dibutuhkan untuk memenuhi
arahan strategis. Arahan strategi manajemen membangun penggerak IT, strategi
IT Requirement membangun permintaan strategi bisnis untuk IT dimana strategic
planning harus memberikan solusi teknologi sebagai supply strategis.
Menurut Steven LaVoie (10 Best Practices to Boost Demand Planning
Performance, Fort Atkinson:Feb/Mar 2010. Vol. 11, Iss. 1, p.12-13 (2 pp.)),
Demand planning has emerged as the key differentiating factor to protect
margins and build market share in this highly competitive environment. Whether
for unique events such as limited- timeoffers (LTOs) and product rollouts, or for
ongoing efforts, effective demand planning affects the overall health of the
organization.
2.2.2.1.1 Elemen dalam strategic Demand dan Supply Planning
Menurut Benson at el. (2004, p173), proses perencanaan yang ideal
diuraikan dalam elemen – elemen dibawah ini antara lain :
a. Input
1. Arahan strategi (Strategic Intention)
2. Portfolio dan manajemen strategi
3. Penampilan manajemen dan pengukuran
29
b Output
1. Strategic Agenda Business untuk penggunaan dari teknologi. Tahapan
kritis yang berada di pertengahan demand supply yang membutuhkan
strategi bisnis (sebagai sebuah sumber daya dari permintaan) dan strategi.
Tahapan ini membangun hubungan yang jelas antara arahan strategi
bisnis dan aktivitas IT yang mendukung perusahaan. Selain itu strategic
agenda menyatakan apa yang diinginkan oleh bisnis untuk dilakukan
dengan dukungan IT.
2. An IT (organizational) strategic plan
Membimbing kita untuk memenuhi kebutuhan bisnis untuk penggunaan
dari IT dan kemudian perencanaan strategis untuk memenuhi kebutuhan.
Dimana Strategic IT Plan tidak untuk mengusulkan bahwa tujuannya
adalah untuk perencanaan strategis bisnis tetapi untuk konten dari arahan
strategis dan seterusnya.
3. Praktek Innovation
Proyek yang dibutuhkan untuk mencapai strategi agenda.
2.2.2.2 Praktek Innovation
Menurut Benson et al. (2004, p10, p190), innovation merupakan
perubahan strategis bisnis melalui kemampuan IT. IT biasanya merespon
kebutuhan dari bisnis. Bisnis mengubah arahnya berdasarkan hal yang mungkin
dibuat oleh IT. Praktek ini secara eksplisit menggerakkan manajemen bisnis
untuk menggungkapkan kemungkinan bisnis yang mungkin bagi IT dan juga
menyediakan cara untuk membuat kesempatan itu menjadi strategi bisnis dan
30
perencanaan taktis dan hasilnya adalah kesempatan bisnis yang lebih kuat dan
kompetitif. Dapat dikatakan juga bahwa inovasi adalah kemampuan organisasi
untuk mengkonversikan ide baru menjadi kesempatan dan keuntungan kompetitif
dengan menyediakan sebuah “lahan baru” bagi perusahaan yang sedang
berkembang.
2.2.2.2.1 Empat Komponen Praktek Innovation
Menurut Benson et al. (2004, p190) praktek innovation memiliki empat
komponen yaitu :
1. Bussiness and Technology Monitoring
Adalah tinjauan dari IT dan manajemen bisnis untuk perubahan faktor
dari bisnis dan teknologi yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan.
Proses ini memproduksi laporan status teknologi dan bisnis yang
menggunakan penelitian eksternal, arsitektur dan perencanaan IT, serta
informasi bisnis untuk mengeksplorasi secara penuh teknologi dan bisnis
yang mempengaruhi bisnis dan IT.
Hal ini dapat menjadi sebuah bentuk dari proses yang sedang berjalan
yang menggabungkan bisnis dan manajemen IT dalam meninjau perubahan
yang ada dan kesempatan di masa depan.
2. Innovation Visioning (Visi Inovasi)
Yaitu mengarahkan alternatif yang lebih luas untuk perusahaan,
merespon perubahan bisnis dan teknis dan membangun sekumpulan
konsesus dari visi alternatif atau arahan. Celah dan perubahan yang potensial
31
dalam bisnis client dan perencanaan strategis IT diindentifikasi untuk setiap
skenario.
3. Business Context and Choices
Membuat pilihan tentang visi atau arah untuk perusahaan dalam
menentukan bagaimana bisnis dapat berfungsi. Proses ini menggabungkan
manajer bisnis dan teknologi dalam sebuah pertimbangan penuh dari
skenario bisnis yang mungkin. Proses ini mengindentifikasi skenario terbaik
dan hasil untuk client. Business Context and Choices dapat berbentuk sebuah
Workshop yang menggabungkan manajer bisnis dan IT dalam diskusi dari
dampak bagi bisnis dan kesempatan IT serta membangun skenario yang
mungkin dapat terus berjalan.
4. Actionable Innovation
Pengembangan skenario dan prototype perencanaan aksi untuk inovasi
yang membangun garis besar dari perencanaan yang dapat dilakukan. Proses
ini menggabungkan bisnis dan manajer teknologi dalam sebuah latihan
perencanaan yang berfokus pada mendefinisikan skenario bisnis dan
teknologi yang didasarkan pada kondisi teknologi atau bisnis. Proses ini
mengembangkan perencanaan menjadi actionable plan, termasuk langkah
untuk mendapatkan komitmen baik untuk Client Business dan Service
Provider Techology. Actionable Innovation dapat berbentuk sebuah
workshop yang menggabungkan bisnis dan manajemen IT untuk menentukan
langkah selanjutnya untuk pengimplementasian inovasi.
32
2.2.2.3 Praktek Prioritization
Menurut benson et al. (2004, p10), Menilai dampak bisnis untuk
mengusulkan inisiatif IT, memprioritaskan proyek-proyek dan memberikan
sumber daya untuk nilai proyek yang paling tinggi. Perusahaan seharusnya
mengeluarkan uang pada proyek yang secara langsung berhubungan dengan
arahan strategi perusahaan. Praktek ini memberitahukan manajer proyek IT mana
yang kuat mendukung arahan strategi, membuat tingkatan dalam proyek-proyek
tersebut berdasarkan dampak untuk bisnis dimasa yang akan datang. Sebagai
sebuah hasil, uang akan dikeluarkan pada tempat untuk alasan yang tepat serta
bisnis dan manajer IT menyetujui keputusan tersebut.
2.2.2.3.1 Lima Tahap Proses Prioritization
Menurut Benson et al. (2004, p143), prioritization menggabungkan
manajer bisnis dari sebuah perusahaan dalam menilai dampak Bottom Line untuk
pembentukan inisiatif IT dengan menggunakan ukuran yang sama untuk setiap
proyek. Penilaian resiko juga termasuk dalam penilaian. Hasilnya adalah
peringkat prioritas dari proyek dengan bagaimana manajemen dapat secara
rasional mengalokasikan sumber daya untuk inisiatif dengan nilai tertinggi.
Secara mekanis proses ini terdiri dari 5 tahap yaitu :
1. Senior manajer mendefinisikan arahan strategi untuk perusahaan yang
kemudian menilai bobot relatif yang penting untuk setiap arahan strategis
serta mendatangi konsensus untuk definisi dan skala dengan proyek IT yang
akan dinilai.
33
2. Semua proyek IT dideskripsikan dalam ukuran bisnis yang menyediakan
sumber daya untuk mendeskripsikan keseluruhan tujuan dari inisiatif IT.
Sponsor bisnis untuk setiap proyek bertanggung jawab untuk deskripsi ini.
Dalam tahap ini perusahaan sudah memiliki pandangan berorientasi bisnis
yang lengkap untuk inisiatif IT perusahaannya.
3. Menggunakan Skala sebab dan akibat (“Cause and Effect Scale”) untuk
setiap arahan strategis, manajer memprediksi dampak dari setiap inisiatif
pada setiap arahan strategis. Manajer melihat hubungan sebab akibat antara
proyek dengan arahan strategis. Tahap ini menghasilkan pemahaman yang
luas terhadap semua inisiatif IT, bagaimana setiap inisiatif itu berelasi
dengan semua bagian dari bisnis dan dampaknya pada arahan strategis.
4. Menilai tinjauan manajer untuk semua penilaian. Hal ini memperbolehkan
untuk membuka suatu diskusi dari penilaian yang berbeda dan konsesus
untuk mengembangkan hasil dari prioritas.
5. IT mengembangkan sebuah perencanaan proyek berdasarkan pada prioritas,
batasan sumber daya dan ketergantungan terhadap jadwal.
2.2.2.4 Praktek Alignment
Menurut Benson et al. (2004,p10), Praktek Alignment digunakan untuk
menilai dampak bisnis dari aktivitas IT yang sudah ada. Uang yang dikeluarkan
untuk memelihara system yang sudah ada adalah uang yang tidak dikeluarkan
untuk pengembangan baru. Praktek ini membiarkan bisnis dan manajer IT secara
bersama-sama memutuskan inisiatif IT yang sudah ada yang mana harus
mendapatkan sumber daya daripada berasumsi bahwa segala sesuatu yang sudah
34
beroperasi adalah kritis untuk bisnis dan harus didukung pada level yang ada.
Hasilnya lebih beralasan dimana mengeluarkan uang untuk aktivitas yang ada.
2.2.2.4.1 Tiga Bagian Praktik Alignment
Menurut Benson et al. (2004, p154-160), ada tiga jenis Alignment, yaitu :
1. “Strategic Alignment” melihat pada tiga elemen IT yang teridiri dari aplikasi,
service dan Infrastructure. Selain itu juga mendeterminasi bagaiman elemen
IT tersebut mendukung dua elemen bisnis (arahan strategis dan operasional
bisnis serta kebutuhan proses).
Tabel 2.2 Contoh data Alignment From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p154-160)
2. ”Internal IT Alignment”, menguji bagaimana infrastrktur dan layanan yang
mendukung aplikasi dan sebaliknya. Selain itu juga bagaimana aktivitas
manajemen IT mendukung ketiga elemen dari IT.
35
3. ”Functional Alignment”, ketika praktek proritas memperbolehkan
manajemen untuk memberikan sumber daya untuk mendukung inisiatif IT
didasarkan pada dampak Bottom Line dan hubungannya pada arahan
strategis, praktek penyelarasan melakukan hal yang sama pada aplikasi dan
infrastruktur IT yang sudah ada. Pada kebanyakan perusahaan, sumber daya
IT didedikasikan untuk aplikasi yang sudah berjalan, lebih jauh sumber daya
diberikan untuk inisiatif baru. Sumber daya ini jarang diuji untuk
melanjutkan kontirbusi pada bisnis. Functional Alignment melanjutkan
pengujian ini dengan melihat pada kualitas level, layanan pada tingkat
pengguna dan teknologi.
2.2.2.5 Praktek Performance Measurement
Menurut Benson et al. (2004, p10), Mengukur kinerja IT dengan cara
menghubungkan dengan bisnis. Sangat mudah mengukur kinerja IT secara
operasional dan taktikal. Tetapi sulit untuk mengukur dampak IT pada bisnis.
Praktek ini menggabungkan keduanya dan memperbolehkan IT untuk
mendeterminasi apa yang harus diukur, bagaimana mengatur IT didasarkan pada
pengukuran tersebut dan bagaimana untuk mengkomunikasikan kinerja tersebut
pada manajer bisnis dengan cara yang dapat dimengerti dengan mereka. Hasilnya
adalah peningkatan kinerja IT dan meningkatkan komunikasi dengan manajemen
bisnis.
36
2.2.3 Tujuan New Information Economics
Menurut Benson et al. (2004, p68-69), tujuan New Information
Economics (NIE) secara keseluruhan, yaitu menyediakan kemampuan melihat
100% pengeluaran IT dan membangun sebuah kerangka kerja untuk perencanaan
berdasarkan anggaran (mendukung Strategy to Bottom Line Value Chain).
Praktek New Information Economics (NIE) Demand/Supply Planning dan
Innovation bertujuan untuk:
1. Menghubungkan sumber daya yang ada dan yang dibutuhkan dengan
Strategic Intention perusahaan.
2. Membangun pondasi untuk penilaian portfolio yang ada sekarang dan
mendefinisikan strategi portfolio dimasa depan.
3. Mendeskripsikan dimana sumber daya IT diaplikasikan dan menghubungkan
mereka dengan anggaran perusahaan dan proses perencanaan.
4. Menyediakan sebuah kerangka kerja untuk mendefiniskan kebutuhan IT
termasuk pembaharuan dan pertumbuhan.
5. Membangun hubungan untuk pengukuran kinerja.
Praktek New Information Economics (NIE) Prioritization bertujuan untuk :
1. Membangun dasar arahan strategi untuk pengalokasian sumber daya dan
prioritas.
2. Menyediakan perspektif untuk kebutuhan investasi di masa depan.
3. Menyediakan dasar untuk penilaian resiko proyek dan keuntungan.
37
Praktek New Information Economics (NIE) Aligment bertujuan untuk :
1. Membangun dasar untuk layanan, kualitas dan hal yang dapat dipercaya dan
penilaian resiko.
2. Membangun informasi yang digunakan untuk penyelarasan selama bertahun-
tahun.
Praktek New Information Economics (NIE) Measurement bertujuan untuk :
1. Menghubungkan pengukuran kinerja dengan perencanaan strategi.
2. Menghubungkan kinerja bisnis yang dipengaruhi oleh porfolio IT.
2.2.4 Strategic Intention (Arahan Strategi)
Menurut Benson et al (2004, p37-38) Strategic Intention yaitu manajemen
dan perencanaan untuk meningkatkan strategi dan efektivitas operasional.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kesuksesan perusahaan, mengukur
keuntungan perusahaan secara formal dan eksplisit atau pun secara informal
yang bergantung pada keputusan manajemen. Penggunaan efektivitas
operasional untuk mendefinisikan arahan strategi. Berikut ini ada contoh tabel
arahan strategi.
38
Tabel 2.3 Contoh Arahan Strategi (Strategic Intention) From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J.
(2004, p38)
2.2.4.1 The Strategy to Button Line Value Chain
Menurut Benson et al. (2004,p92-93) Strategy–to-Button-Line–Value-
Chain adalah kumpulan dari proses manajemen yang saling berhubungan yang
mencapai puncak dalam proyek serta anggaran operasional dan matrik
pengukuran untuk memonitor aksi dan dampak bagi bottom line.
39
Strategy to Button Line Value Chain
Gambar 2.3 Strategy to Button Line Value Chain
Menurut Benson et.al (2004,p94-97) dua belas deriverable yang
menyusun value chain menyediakan informasi bahwa setiap praktek NIE
mengoperasikan dan membangun dasar untuk hubungan proses dan informasi
yang membimbing dari arahan strategi bisnis sampai pada ke hasil bottom line.
Poin penting dari value chain deriverable adalah:
1. Hubungan informasi dari satu deriverable digunakan untuk membuat
deriverable selanjutnya dalam value chain.
2. Hubungan informasi dari sumber daya bisnis (arahan strategi, perencanaan
bisnis) untuk sumber daya IT (portfolio).
3. Hubungan untuk anggaran proses bisnis (proses yang berhubungan dari
pengukuran kinerja).
40
Berikut adalah rantai nilai Strategi ke Bottom - Line:
Tabel 2.4 Rantai Nilai Strategi ke Bottom - Line Rantai Nilai Strategi ke Bottom- Line
Pere
ncan
aan
stra
tegi
Nama Tahapan Deskripsi Arahan
1 Arahan Strategi Bisnis Misi ditambah bobot intensi strategi
2 Menilai Portfolio Penyetaraannya adalah kualitas, layanan, teknis, penggunaan.
3 Agenda strategi IT untuk penggunaan IT
Arahan strategi ke inisiatif strategi
4 Perencanaan strategi IT Arahan strategi ke inisiatif strategi
Pere
ncan
aan
Tak
tik/T
ahun
an
5 Kebutuhan strategi IT Inisiatif- jangkauan 3-5 tahun , format portfolio
6 Proyek Realitas, proyek yang dapat dilakukan
7 Perencanaan proyek Tahunan
Jangkauan 1 tahun , format portfolio
8 Perencanaan bisnis Tahunan Dokumentasi berdasarkan praktik perusahaan
9 Perencanaan IT Tahunan Dokumentasi berdasarkan praktik perusahaan
10 Modal dan anggaran proyek Tahunan
Dokumentasi berdasarkan praktik perusahaan
11 Anggaran IT berjalan tahunan
Dokumentasi berdasarkan praktik perusahaan
12 Pengukuran kinerja Dokumentasi berdasarkan praktik perusahaan
Berikut ini adalah penjelasan dari rantai nilai Strategi ke Bottom - Line:
1. Arahan Strategi Bisnis (Business Strategic Intention)
Mendefenisikan arahan strategi perusahaan yang terdiri dari tujuan, ukuran
dan bobot. Hal ini digunakan dalam lima praktek NIE yang mana arahan
strategi bisnisnya berisi misi suatu perusahaan yang ditambah dengan arahan
strategi.
2. Penilaian portfolio (Assesed Portfolio)
Portfolio aplikasi, infrastuktur dan manajemen dinilai untuk mendapatkan
nilai penyelarasan, service, kualitas, teknikal dan tingkat pengguna.
41
Penilaian portfolio digunakan dalam perencanaan dan pengembangan
strategy IT requirement melalui proyek. Isinya adalah penyelarasan, service,
kualitas, teknikal dan tingkat pengguna yang ada untuk setiap baris item
dalam portfolio.
3. Agenda Strategi IT (Strategic IT Agenda)
Merupakan hasil dari strategy IT Planning. Strategy IT Agenda
mendefinisikan apa yang diinginkan oleh bisnis untuk dilakukan dengan IT
untuk memenuhi arahan strategi. Isi dari strategy IT agenda adalah arahan
strategi manajemen bisnis untuk kegunaan dari IT, tujuan strategis untuk
penggunaan dari IT dan inisiatif strategis dengan IT untuk mencapai arahan
strategis perusahaan.
4. Perencanaan Strategi IT ( Strategic IT Plan)
Perencanaannya merupakan hasil dari strategic planning yang
mendefenisikan apa yang harus dilakukan oleh IT perusahaan untuk
memenuhi permintaan dari strategic IT Agenda. Strategic IT plan berisi
arahan strategis IT organisasi dimana IT nya ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan bisnisnya.
5. Kebutuhan Strategi IT (Strategic IT Requirement)
Strategy IT Requirement merupakan arahan strategi potential yang berguna
hingga tiga sampai lima tahun kedepan untuk memenuhi kebutuhan bisnis,
prioritization berdasarkan arahan srategi bisnis.
42
6. Proyek (Project)
Proyek merupakan kandidat untuk prioritization dan pemasukan dalam
sebuah perencanaan proyek tahunan dan anggaran. Isi dari proyek ini real
dan dapat dikerjakan.
7. Perencanaan proyek tahunan (Annual Project Plan)
Kumpulan dari proyek yang diharapkan dapat berjalan pada tahun tersebut.
Isinya adalah portfolio dari jadwal proyek dengan sumber daya yang
dibutuhkan serta prioritization berdasarkan arahan startegi bisnis.
8. Perencanaan bisnis Tahunan (Annual Business Plan)
Hal ini merupakan dasar untuk membangun perencanaan proyek tahunan dan
mendefenisikan apa yang dibutuhkan secara taktis oleh unit bisnis dari IT.
9. Perencanaan IT (Annual IT Plan)
Merupakan kumpulan dari perencanaan taktis dan operasional dari
organisasi IT. Hal ini merupakan dasar anggaran pembuatan IT yang
mendukung unit bisnis.
10. Anggaran Proyek (Annual dan Capital Project Budget) anggaran ini
berdampak pada bisnis selama setahun yang mana sering bergantung pada
dinamika bisnis. Isinya didokumentasi berdasarkan praktek perusahaan.
11. Anggaran IT berjalan (Annual Light-on Budget)
Hal ini merupakan dasar penganggaran untuk aktivitas yang sedang berjalan
pada IT organisasi dengan menyediakan keseluruhan service dan dukungan
yang tersedia dalam anggaran proyek.
12. Pengukuran kinerja (Performance Measurement Metrics)
43
Merupakan kumpulan matrik untuk IT dan untuk penggunaan IT dalam
bisnis.
2.2.5 Pengertian Portfolio
Menurut Benson et al. (2004, p47) Portfolio yaitu kumpulan dari sumber
daya. Portfolio Management diaplikasikan dalam praktek NIE yaitu sebuah
peralatan yang powerfull untuk perencanaan dan pengambilan keputusan tentang
investasi dan sumber daya IT. Dalam IT, portfolio yaitu seperangkat investasi
dan sumber daya IT beserta dengan informasinya. Berikut ini adalah contoh dari
Application Portfolio.
Tabel 2.5 Contoh Application Portfolio From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p48)
Tabel 2.5 adalah suatu contoh dari sebuah porfolio aplikasi. Setiap baris
item adalah sebuah aplikasi yang digunakan dalam suatu perusahaan. Tujuan dari
portfolio manajemen adalah untuk memungkinkan analisis dan mengambil
44
keputusan mengenai setiap elemen dari portfolio. Selain itu, juga memungkinkan
manajemen untuk melihat keseluruhan portfolio dan mengindentifikasi
sekumpulan sumber daya dalam kinerja yang buruk atau lemah dalam kualitas
dan sebagainya.
2.2.5.1 Porfolio dalam Praktek NIE
Menurut Benson et al. (2005, p52-54) portfolio dalam praktek NIE
dijelaskan pada gambar berikut :
Portfolio dalam Praktek NIE
Gambar 2.4 Portfolio dalam Praktek NIE From Business Strategy to IT Action :
Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p53)
Gambar 2.4 menjelaskan bahwa portfolio merupakan dasar dari praktek
NIE. Pengembangan atau perluasan serta portfolio proyek yang mendukung
praktek Demand/Supply Planning, Innovation, Prioritization, Alignment dan
45
Performance Measurement dalam NIE dengan informasi yang konsisten dan
lengkap tentang sumber daya IT. Informasinya spesifik seperti seberapa banyak
aplikasi yang sudah digunakan, bagaimana tingkat layanan dan kualitasnya serta
informasi mengenai dampak bisnis.
2.2.5.2 Empat Konsep Portfolio IT
Menurut Benson et al (2004, p56-60), portolio IT memiliki 4 konsep, yaitu :
1. Konsep 1:
Portfolio manajemen diaplikasikan keseluruh sumber daya IT yang tidak
hanya untuk pengembangan aplikasi. Sumber daya IT 100% yang terdiri dari
anggaran operasional dan modal yang termasuk dalam portfolio IT.
2. Konsep 2 :
Sumber daya IT dibagi dua yaitu investasi baru dan lights-on yang sudah ada.
Pembagian Sumber Daya TI ke dalam Portfolio
Gambar 2.5 Pembagian Sumber Daya TI ke dalam Portfolio From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p57)
46
Kategori investasi baru adalah proyek, yang termasuk anggaran modal
dan beban. Portfolio investasi baru lebih berfokus pada prioritas dan
mengalokasikan sumber daya untuk masing - masing portfolio.
Sedangkan kategori lights-on adalah aplikasi yang sudah ada,
infrastruktur, layanan dan aktivitas manajemen. Dimana untuk portfolio lights-on
lebih berfokus pada penyelarasan dari sumber daya untuk bisnis dan performa
dari sumber daya tersebut yang terkait dengan layanan, kualitas dan teknologi.
3. Konsep 3 :
Pengeluaran lights-on diklasifikasikan berdasarkan perspektif IT dalam
portfolio yang dihubungkan dengan manajemen teknologi.
4. Konsep 4 :
Investasi baru juga diklasifikasikan berdasarkan perspektif bisnis serta
investasi keuangan yang serupa. Investasi baru terbagi atas strategic,
mandatory, new strategic dan factory.
Tujuannya yaitu untuk meningkatkan pengertian manajemen tentang
investasi yang alami tetapi lebih penting untuk memungkinkan manajemen
dalam menyeimbangkan investasi diantara kategori investasi.
47
Empat Kategori Investasi Baru
Gambar 2.6 Empat Kategori Investasi Baru From Business Strategy to IT Action :
Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p60)
Untuk lebih jelas dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.6 Deskripsi Empat Kategori Portfolio NIE From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p61)
48
Contoh Keseimbangan Portfolio TI
Gambar 2.7 Contoh Keseimbangan Portfolio TI From Business Strategy to IT Action : Right Decisions For A Better Bottom Line. Benson, Robert. J. (2004, p62)
2.2.5.3 Empat Faktor Portfolio Analisis Sistem
Menurut Benson et al. (2004, p160) Portfolio IT memiliki faktor – faktor lain,
yaitu :
1. Tingkat layanan terbagi atas :
a. Ketersediaan
Ketersediaan sebagai masalah untuk alur kerja atau proses bisnis.
b. Kecepatan merespon
Kecepatan merespon pada kebutuhan proses kerja atau proses bisnis.
2. Kualitas yang terbagi atas :
a. Fungsionalitas
49
Fungsionalitas dari aplikasi, infrastruktur dan servis direlasikan
dengan kebutuhan dari alur kerja atau proses bisnis.
b. Keakuratan
Keakuratan data atau layanan yang dihasilkan oleh aplikasi,
infrastruktur atau service yang dihubungkan dengan kebutuhan alur
kerja atau proses bisnis.
3. Teknologi yang terbagi atas :
a. Arsitektur
Pemenuhan standar arsitektur perusahaan.
b. Dukungan vendor dan stabilitas
Tingkat dimana dukungan vendor adalah suatu masalah dalam
memenuhi kebutuhan.
c. Dukungan teknis
Tingkat dimana dukungan staff teknis dibutuhkan.
d. Ketersediaan dukungan pasar atau industri
Tingkat dimana dukungan tersedia jika dibutuhkan.
4. Intensitas pengguna yang terbagi atas :
a. Ketergantungan
Tingkat dimana aplikasi, infrastruktur atau servis penting bagi proses
bisnis, organisasi ataupun user individu.
b. Jangkauan pengguna
Seberapa luas jangkauan aplikasi, infrastruktur atau layanan dalam
organisasi perusahaan.
50
2.2.6 Pengertian Portfolio IT
Menurut Fitzpatrick, Edmund W. (2005, p20), Portfolio IT adalah
kumpulan informasi tentang investasi atau IT. Setiap harta dari IT diukur secara
benar didalam portfolio IT beserta setiap inisiatif, program, proyek, aktivitas
bisnis, proses dan strategi bisnis, kontrak dengan pihak luar perusahaan dan
meliputi surat izin yang digunakan dalam IT.
2.2.7 Resiko Investasi
Menurut Fitzpatrick (2005, p59-60), Ada 4 kategori dari resiko yang
diindentifikasi oleh Parker dan Benson dalam penelitian mereka, yang
dirangkum menjadi 4. Dua dari kategori ditambahkan yaitu Informational
Security Risk dan External Risk. Kategori dari resiko itu adalah :
1. Organizational Risk
Sejauh mana organisasi tidak siap dalam kesuksesan dalam proyek ini karena
kekurangan satu atau lebih area ini : kebijakan dan praktek, kepemimpinan,
memerlukan kemampuan manajemen proyek, dukungan dan buy-in dari
manajemen dan karyawan yang terkena dampak, mengerti proses bisnis dan
atau mengatur perubahan organisasi.
2. Definitional Uncertainty
Sejauh mana kebutuhan dan spesifikasi yang tidak diketahui, diketahui,
subjek frekuensi perubahan, kemungkinan invalid, tidak dipercaya atau
komplek.
51
3. Technical Uncertainty
Sejauh mana resiko teknikal karena ketidakpastian kesesuaian kebutuhan
kemampuan teknikal, metodologi yang akan dibangun, software dan
hardware yang digunakan, kompleksitas dari tampilan atau integritas dan
kualitas dan kompabilitas dari data.
4. Information Security Risk
Sejauh mana investasi meningkatkan kemungkinan bahwa organisasi akan
lebih rentan terhadap kecelakaan atau sengaja membahayakan data atau
sistem, pencurian informasi atau pelanggaran privasi individu dan korporasi.
5. Infrastructure Risk
Tingkat investasi non proyek yang diperlukan untuk mengakomodasikan
usulan dan atau jika usulan mengubah beban layanan infrastrukur atau
memerlukan dukungan baru atau tambahan.
6. External Risk
Sejauh mana faktor eksternal seperti ekonomi nasional, dukungan politik
eksternal, partner, sumber dana atau perubahan atau regulasi hukum dapat
membahayakan kinerja atau dinyatakan membahayakan organisasi.
Menurut Lianna Brinded (BRIDGING THE GAP, Energy Risk. London :
Jan 2011. p22-25 (4 pp) ), Energy and commodities infrastructure investment is
crucial for steming future operational risk and maintaining supply. Investment in
the industry has waned since 2006, after the credit crisis made companies shore
up balance sheets, which in turn obliterated many chances of firms stumping up
cash to a much needed overhaul of industry infrastructure.