Upload
truongxuyen
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Komunikasi
Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan
sehari-harinya tidak terlepas dari bantuan atau peran manusia lain dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Untuk mewujudkan hal tersebut harus ada interaksi antara manusia
satu dengan yang lainnya sehingga tercipta suatu proses yang sering disebut sebagai
komunikasi. Secara umum komunikasi sering diartikan sebagai proses penyampaaian
pesan dari komunikator kepada komunikan. Tetapi sebenarnya arti, pengertian atau
definisi dari komunikasi itu sangat luas tergantung dari aspek mana komunikasi itu
dipandang. Dalam hal ini banyak pakar ilmu komunikasi yang memberikan sumbangan
pemikiran untuk menjelaskan apa itu komunikasi.
2.1.1.1 Definisi komunikasi
Terdapat beberapa definisi atau pengertian mengenai komunikasi yang berasal
dari para pakar ilmu komunikasi. Berdasarkan paradigma Laswell (Laswell dalam
Effendy, 2004: 10), maka komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan melalui saluran (channel) yang menimbulkan efek
tertentu. Dalam proses komunikasi, terjadi suatu proses penyampaian pesan yang
disampaikan dari satu ke yang lainnya dan penyampaian pesan tersebut untuk
mendapatkan suatu tujuan tertentu. Contohnya, jika suatu perusahaan berkomunikasi
12
dengan pelanggannya, tentu perusahaan mempunyai tujuan untuk menginformasikan dan
memperkenalkan produk atau jasanya sehingga pelanggan tertarik menggunakan produk
atau jasa perusahaan tersebut.
Menurut Carl. Hovland (Hovland dalam Muhammad, Komunikasi Organisasi,
2007: 2), mendefinisikan komunikasi sebagai berikut: “Communication is the process by
which an individual transmits stimuly (usually verbal) to modify the behavior of other
individual”. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses individu mengirim stimulus
yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah perilaku orang lain.
Komunikasi menurut Prisgunanto (2006: 40) dapat didefinisikan suatu aktifitas
manusia dalam mengirimkan informasi dari pikiran seseorang kepada orang lain untuk
keperluan transfer pengetahuan yang ada.
Beberapa pengertian komunikasi dari beberapa pakar tersebut dapat disimpulkan
bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang biasanya berbentuk verbal
untuk mendapatkan efek karena adanya persamaan makna yang didapat dari kedua belah
pihak.
2.1.1.2 Teori Komunikasi
Teori komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Presentation of
Self. Teori ini di dipelopori oleh Erving Goffman. Teori ini juga disebut sebagai
dramaturgi yang menjelaskan bahwa dalam berinteraksi dan berkehidupan, kita ini
berada dalam suatu panggung teater. Dimana kita umat manusia sebagai pemeran atau
pemain drama teater itu. Kita harus bisa mendefinisikan panggung yang sedang kita
diami dan berperilaku sesuai dengan panggung yang sedang kita diami, hal tersebut juga
termasuk dalam management impression.
13
Seperti layaknya sebuah drama di atas panggung supaya drama dapat berjalan
dengan lancar dan pesan yang disampaikan kepada penonton dapat dimengerti oleh
penonton maka harus memperhatikan setting, kostum, dialog, dan lainnya. Itu juga
termasuk dalam management impression. Jika semua sudah dipersiapkan dengan rapi
maka pesan yang disampaikan akan diterima jelas oleh penonton. Begitu pula dengan
kehidupan kita dalam berinteraksi kita menyajikan diri kita sendiri, bukan orang lain.
Sehingga peran yang ditampilkan memang menjelaskan tentang diri kita sendiri.
2.1.1.3 Tujuan Komunikasi
Menurut Effendy (2004: 8) ada empat tujuan komunikasi, yaitu:
1. Perubahan Sikap (attitude change)
Komunikan yang telah menerima pesan dari komunikator maka sikapnya akan
berubah, baik positif maupun negatif. Komunikator dalam melakukan komunikasi
pasti berusaha untuk mempengaruhi sikap komunikan dan berusaha agar
komunikan berikap positif sesuai dengan keinginan komunikator
2. Perubahan Pendapat (opinion change)
Dalam berkomunikasi kita berusaha menciptakan kepahaman komunikan.
Pemahaman itu sendiri adalah kemampuan memahami pesan secara cermat
sebagaimana dimaksudkan oleh komunikator. Setelah memahami apa yang pesan
sampaikan oleh komunikator maka akan tercipta pendapat yang berbeda-beda bagi
komunikan
3. Perubahan Perilaku (behavior change)
Komunikasi juga bertujuan untuk mengubah perilaku maupun tindakan seseorang
4. Perubahan Sosial (social change)
14
Dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar
hubungan interpersonal. Membangun dan memelihara ikatan hubungan dengan
orang lain sehingga menjadi hubungan yang semakin baik merupakan maksud dari
tujuan komunikasi sebaagi perubahan sosial
Menurut Dan B. Curtis dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Bisnis
Profesional (1992:9), Tujuan Komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan Informasi
Kepada klien, kolega, bawahan, dan penyelia (supevisor)
2. Diberi Informasi
Karena perilaku diberi informasi merupakan bentuk interaksi komunikasi orang
atau masyarakat cenderung merasa lebih baik diberi informasi yang diperlukannya
atau yang akan diberi jalan masuk menuju informasi tersebut yang merupakan
bagian dari keadaan percaya dan rasa aman
3. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun berusaha
memotivasi orang lain dalam mencapai itu
4. Menyelesaikan masalah dan membuat keputusan, karena semakin tinggi
kedudukan/status seseorang maka semakin penting meminta orang lain untuk
keahlian teknis sehingga dalam menyelesaikan masalah/membuat keputusan
tersebut harus ada komunikasi untuk meminta data sebagai bahan pertimbangan
5. Mengevaluasi perilaku secara efektif
Yaitu suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah
menerima pesan
15
2.1.1.4 Media Komunikasi
Semua pesan komunikasi pemasaran membutuhkan instrument atau media untuk
melakukan transmisi. Cara dan bentuk merepresentasikan media berbeda-beda mulai
dari media iklan (televisi, majalah, radio, dan lain-lain) sampai materi komunikasi di
tempat pembelian dengan sign di dalam toko, dan sebagainya.
Media agency atau jasa media adalah bagian dari organisasi dalam biro iklan.
jasa media diberi tanggung jawab untuk menyeleksi media iklan yang terbaik guna
menjangkau pasar sasaran klien, mencapai tujuan, serta menyesuaikannya dengan
anggaran. Klien dalam hal ini adalah pengiklan, pengiklan yang menggunakan jasa
media agency adalah pengiklan besar dalam artian memiliki budget yang besar dalam
memasang iklan. XL termasuk diantaranya mengingat berada di industri telekomunikasi
yang giat ‘berperang’ melalui iklan.
2.1.2 Public Relations
2.1.2.1 Definisi Public Relations
Didalam komunikasi terdapat berbagai bentuk kegiatan promosi yang dapat
dilakukan. Salah satunya adalah Public Relations. Sampai saat in terdapat beragam
definisi yang menjelaskan Public Relations. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Definisi Public Relations menurut The British Institute of Public Relations
(IPR), (Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, 2003: 31). “Public Relations is the
deliberate, planned, and sustained effort to establish and maintain mutual
understanding between an organization and its public.” (Praktek public relations adalah
16
keseluruhan upaya yang terencana dan berkesinambungan untuk menciptakan dan
memelihara saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya).
Sedangkan menurut Frank Jefkins (Public Relations, 2004: 10), ia memberikan
definisi bahwa “PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik ke dalam
maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.”
Jadi secara umum pengertian Public Relations adalah suatu keseluruhan upaya
bentuk komunikasi yang terencana dan berkelanjutan untuk menciptakan serta
memelihara hubungan baik ke dalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan
publik atau khalayaknya agar terwujud pengertian, pemahaman dan kerja sama satu
sama lain sehingga apa yang menjadi tujuan-tujuan dari organisasi tersebut dapat
tercapai.
2.1.2.2 Tujuan Public Relations
Pada tujuan Public Relations terdapat beberapa pendapat ahli, seperti menurut
Frank Jefkins yang mengatakan bahwa tujuan dari Public Relations adalah untuk
meningkatkan favorable image atau citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis
sama sekali unfavorable image atau citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Dimock Marshall Cs, tujuan Public Relations terbagi menjadi dua
yaitu secara positif dan secara defensif.
17
1. Secara Positif
Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatu
organisasi atau badan.
2. Secara Defensif
Berusaha untuk membela diri terhadap pandangan masyarakat yang bernada
negatif, bilamana diserang, dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau
badan kita tidak salah. (hal ini terjadi akibat kesalahpahaman). Dengan demikian
tindakan ini adalah salah satu aspek penjagaan atau pertahanan.
Dari berbagai paparan diatas, maka dapat dirumuskan tentang tujuan Public
Relations secara umum yang pada prinsipnya tujuan Public Relations adalah:
1. Menciptakan citra yang baik
2. Memelihara citra yang baik
3. Meningkatkan citra yang baik
4. Memperbaiki citra jika citra organisasi kita menurun atau rusak
2.1.2.3 Fungsi Public Relations
Tondowidjojo (2002: 62-63) menjelaskan fungsi Public Relations sebagai
berikut:
1. Membantu atau menentukan dan merumuskan tempat dan tujan organisasi dalam
kehidupan bersama. Public Relations memberi masukan untuk kebijaksanaan dan
langkah-langkah selanjutnya. Public Relations juga memberikan masukan kepada
kepemimpinan
18
2. Mengetahui situasi organisasi dan perkembangan dalam kehidupan bersama dan
opini publik
3. Menetapkan adanya kelompok-kelompok publik yang relevan bagi organisasi
4. Presentasi organisasi
5. Pembuatan dan pengurusan sarana-sarana komunikasi
6. Mengurus representasi organisasi
2.1.2.4 Tugas Public Relations
Dalam menjalankan profesinya, seorang Public Relations tentunya memiliki
tugas-tugas yang sudah menjadi kewajiban sehari-hari. Menurut Maria Assumpta
Rumanti (Dasar-dasar Public Relations : Teori dan Praktek, 2004: 39), terdapat lima
tugas pokok Public Relations sehari-hari, diantaranya:
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara
lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada publik, supaya publik mempunyai
pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan, tujuan, serta kegiatan
yang dilakukan. Semua hal tersebut disesuaikam dengan kebutuhan, keinginan,
dan harapan publik internal atau eksternal dan memperhatikan, mengolah,
mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk demi perbaikan dan
perkembangan organisasi
2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau
masyarakat
3. Memperbaiki citra organisasi
19
Citra organisasi bisa merupakan citra dari pimpinan, ada citra yang menjadi
keinginan, harapan, dan sebagainya. Citra yang bisa mendapat kepercayaan adalah
citra dari kenyataan identitas organisasi
4. Tanggung jawab sosial
Seorang Public Relations merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap
semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama
kelompok publik sendiri, publik internal, dan pers. Penting diusahakan bahwa
seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau
publik yang ada hubungannya dan memerlukan informasi. Itulah mentalitas dan
budaya organisasi, apabila mau mendapat kepercayaan publik, dan masyarakat
pada umumnya. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk
pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab, “pintu terbuka”
5. Komunikasi
Public Relations mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal
balik, maka pengetahuan komunikasi menjadi modalnya
2.1.2.5 Kegiatan Public Relations
H. Fayol (Ruslan, 2005: 23-24), mengemukakan beberapa kegiatan Public
Relations, diantaranya adalah:
1. Membangun citra dan identitas perusahaan (Building corporate image and
identity).
Kegiatan membangun citra dan identitas terbagi atas:
a. Menciptakan citra dan identitas perusahaan yang positif
20
b. Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik atau komunikasi dua arah
dengan berbagai pihak.
2. Menghadapi Krisis (Facing Crisis)
Kegiatan dalam menghadapi krisis yakni menangani keluhan (complaint) dan
menghadapi krisis yang terjadi dalam membentuk manajemen krisis dan Public
Relations Recovery of Image, yang bertugas memperbaiki lost of image dan
damage.
3. Promosi Masalah Kemasyarakatan (Promotion of Public Causes)
Kegiatan mempromosikan masalah kemasyarakatan ini terbagi atas:
a. Mengkampanyekan masalah yang menyangkut kepentingan publik
b. Mendukung kegiatan kampanye sosial
2.1.3 Pemasaran (Marketing)
2.1.3.1 Definisi Marketing
Konsep awal Marketing muncul karena adanya kebutuhan (need) pada manusia.
Kebutuhan dipengaruhi oleh budaya dan kepribadian individu, sehingga membentuk
keinginan (want). Ketika keinginan manusia didukung oleh daya beli (buying power)
maka akan menghasilkan demand.
Dasar pemikiran Marketing dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia yang
harus dipenuhi dalam dirinya.berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginannya yaitu dengan memperoleh sendiri (self production), memperoleh dengan
paksa (coercion), meminta (begging), dan melalui pertukaran barang (exchange).
Konsep pertukaran mengarah kepada transaksi (transaction) dan akhirnya pada konsep
21
pasar (market). Pemasaran (marketing) diperlukan untuk menghasilkan transaksi di
pasar, sehingga kebutuhan dan keinginan manusia dapat terpenuhi.
Terdapat beberapa definisi yang menjelaskan mengenai pengertian dari
marketing atau pemasaran. Salah satunya menurut pakar terkemuka dunia di bidang
pemasaran, yaitu Philip Kotler dan Gary Armstrong. Dalam buku mereka yang berjudul
Dasar-Dasar Pemasaran, mereka mengatakan bahwa “memahami, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan kepada konsumen adalah inti
pemikiran dan praktek pemasaran modern.”
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Marketing merupakan proses,
untuk memperoleh dan memenuhi kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari
individu dan kelompok, dimana didalamnya termasuk proses mulai penciptaan konsep,
pricing, promotion produk, sampai dengan distribusinya kepada konsumen melalui
proses pertukaran.
Melihat hal diatas, tentunya setiap perusahaan selalu berusaha untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan juga keinginan konsumen,
dengan harapan konsumen mau membeli dan mengkonsumsi produknya tersebut, yang
pada akhirnya akan mendatangkan penjualan yang menghasilkan laba bagi perusahaan.
Namun terdapat kendala dalam usaha perusahaan untuk memenuhi setiap kebutuhan
tersebut, yaitu sifatnya yang beragam dan selalu berubah-ubah. Hal ini merupakan
tantangan yang harus dihadapi perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya,
dalam hal pemuasan needs dan wants konsumen tersebut.
22
2.1.3.2 Marketing Mix
Istilah marketing mix pertama kali dipopulerkan oleh suatu perangkat kombinasi
yang amat diperlukan bagi suatu perusahaan dalam menentukan tingkat keberhasilan
pemasarannya.
1. Product (Produk)
Sebuah produk dirancang untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Strategi produk
meliputi sejumlah keputusan tentang kegunaan, kualitas, fitur, merek dagang,
model, kemasan, garansi, desain, dan pilihan (macam produk). keputusan untuk
melakukan perubahan pada karakteristik produk mutlak diperlukan seiring dengan
perputaran produk tersebut. (Bloom, 2006: 61)
2. Price (Harga)
Selain harga yang anda tetapkan untuk sebuah produk yang anda jual kepada
konsumen, penentuan harga mencakup beberapa kebijakan manajemen mengenai
diskon, harga, kredit, periode pembayaran, pembayaran pemindahan, dan
sebagainya.
3. Place (Tempat)
Tempat didefinisikan “the place refers to the channels of distribution that the
supplier chooses” artinya tempat yang menjadi jalur distribusi adalah menjadi
tempat pilihan customer untuk membeli produk tersebut.
4. Promotion (Promosi)
Promosi bermaksud untuk menginformasikan dan membujuk target konsumen
anda, dalam hal nilai dan produk yang anda jual. Sarana promosi utama adalah
melalui iklan, penjualan secara pribadi, publikasi, dan promosi penjualan.
23
Penentuan tentang media mana yang akan anda gunakan juga merupakan bagian
yang penting dari sebuah promosi produk.
2.1.4 Marketing Public Relations
Perkembangan Marketing Public Relations (MPR) saat ini tidak terlepas dari
para pakar yang menyumbangkan pikirannya dalam memberikan penjelasan mengenai
MPR itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
2.1.4.1 Definisi Marketing Public Relations
“Marketing Public Relations works because it adds value to product through its
uniqe ability to lend credibility to product message”. Philip Kotler
Memasuki era globalisasi, persaingan di berbagai bidang semakin nyata saja.
Keberhasilan kinerja Public Relations sebagai item penting organisasi/perusahaan yang
bertugas menciptakan dan mempertahankan nilai/image positif organisasi, semakin
tinggi. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan berusaha memarketkan aktivitas
public relations dengan maksimal dan efektif.
Menurut Thomas L. Harris melalui bukunya yang berjudul The Marketer’s Guide
to Public Relations konsepnya mengenai MPR sebagai berikut:
”Marketing public relations is the process of planning and evaluating programs, that
encourage purchase and customer through credible communication of information and
impression that identify companies and their products with the needs, concerns of
customer.”
24
Secara umum dapat diartikan, Marketing Public Relations adalah suatu proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang
pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai informasi yang dapat
dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan
identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keingian dan kepentingan
bagi para konsumennya. (Ruslan, 2005: 239)
Menurut Rhenald Kasali, “Khalayak marketing public relations adalah
masyarakat dan konsumen (2003:105). Marketing public relations dapat diartikan
sebagai pengelolaan komunikasi untuk memotivasi pembelian, dan kepuasan pelanggan,
konsumen, dan masyarakat. Marketing public relations menunjukkan adanya lalu lintas
informasi dua arah mengenai produk atau organisasi. Lebih dari penyampaian informasi
Marketing public relations mengkomunikasikan segenap konsep dan gagasan organisasi
sehingga dalam benak publik sasaran berkembang motivasi untuk melakukan pembelian.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Marketing
Public Relations merupakan perpaduan pelaksanaan program dan strategi pemasaran
(marketing strategy implementation) dengan aktivitas program kerja public relations
(work program of Public relations). Dalam pelaksanaannya terdapat tiga strategi
penting, yakni
1. Pull strategy, public relations memiliki dan harus mengembangkan kekuatan
untuk menarik perhatian publik.
2. Push strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mendorong berhasilnya
pemasaran.
25
3. Pass strategy, public relations memiliki kekuatan untuk mempengaruhi dan
menciptakan opini publik yang menguntungkan
Jelas, marketing dalam Marketing Public Relations tidaklah dalam pengertian
sempit. Tetapi berkaitan dengan aspek-aspek perluasan pengaruh, informative, persuasif,
dan edukatif, baik segi perluasan pemasaran (makes a marketing) atas suatu produk atau
jasa, maupun yang berkaitan dengan perluasan suatu pengaruh tertentu (makes an
influence) dari suatu kekuatan lembaga atau terkait dengan citra dan identitas suatu
perusahaan.
Menurut Hifni Alifahmi (Sinergi Komunikasi Pemasaran : Integrasi iklan, PR
dan promosi, 2005: 189-190) mengatakan bahwa terdapat tiga alasan mengapa MPR
ramai dibicarakan.
1. Upaya pemasaran, khususnya iklan, kini dianggap tidak lagi cukup untuk
mendongkrak popularitas produk. iklan dinilai tidak lagi mampu meneguhkan
sikap percaya konsumen, ditambah biayanya yang sangat mahal.
2. Iklan dan promosi belum cukup ampuh untuk berjalan sendiri-sendiri, karena itu
perlu upaya lain yang lebih terpadu. Selain daya jangkaunya terbatas, iklan juga
tidak mungkin mampu menyampaikan pesan yang lebih terperinci dan mendalam.
3. Kredibilitas pesan-pesan kehumasan dianggap lebih percaya ketimbang iklan dan
promosi. Berita di media massa, apalagi disampaikan oleh pakar atau pihak ketiga
tentang suatu produk akan lebih dipercaya karena mengungkap fakta apa adanya
dan lebih jujur.
26
Ada empat kriteria atau unsur agar suatu program disebut MPR:
1. Memiliki nilai berita tinggi sehingga muncul lewat publikasi media cetak,
elektronik, atau interaktif
2. Mengundang rasa simpati publik sehingga khalayak berdecak kagum atau
mendukung
3. Melibatkan khalayak massal yang terkait dengan program kehumasan untuk
pemasaran suatu produk atau jasa
4. Menjadi sarana penyampaian pesan kehumasan dan kampanye pemasaran
2.1.4.2 Fungsi Marketing Public Relations
Adapun fungsi Marketing Public Relations menurut Sulaksana (2003: 126)
adalah:
1. Mendukung peluncuran produk
2. Membantu repositioning produk
3. Mempopulerkan kelompok sasaran tertentu agar memperoleh simpati masyarakat
4. Membela produk yang sedang dalam masalah (dalam memulihkan citra
perusahaan apabila sedang dalam masalah krisis)
5. Membangun citra perusahaan yang ikut mengkerek citra perusahaan
2.1.4.3 Peran Marketing Public Relations
Kotler mengemukakan dalam Ruslan (2006: 254) secara garis besar peranan
Marketing Public Relations:
1. Menumbuhkan kesadaran konsumennya terhadap produk yang tengah diluncurkan
itu.
27
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau manfaat atas
produk yang ditawarkan atau digunakan
3. Mendorong antusiasme melalui suatu artikel sponsor tentang kegunaan dan
manfaat suatu produk
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik media elektronik maupun media
cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5. Komitmen harus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen, termasuk upaya-
upaya mengatasi keluhan-keluhan dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan
pihak pelanggan.
6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan sekaligus
merencanakan perubahan posisi produk yang lama
7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations tentang
aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan
lingkungan hidup, agar tercapai publikasi yang positif dimata masyarakat atau
publik.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang dan jasa, baik
dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang diberikan kepada
konsumennya.
9. Berupaya secara proaktif dalam mengahadapi suatu kejadian negatif yang akan
muncul di masa mendatang, misalnya terjadi krisis kepercayaan, menurunnya citra
perusahaan hingga resiko terjadinya krisis manajemen, krisis moneter, krisis
multidimensional dan lain sebagainya.
28
Sementara itu dilihat dari segi komunikasi, Marketing Public Relations berperan
untuk :
1. Menumbuhkembangkan citra positif perusahaan (corporate image) terhadap
publik eksternal atau masyarakat luas, demi tercapainya saling pengertian bagi
kedua belah pihak.
2. Membina hubungan positif antar karyawan (employee relations) dan antara
karyawan dengan pimpinan atau sebaliknya, sehingga akan tumbuh corporate
culture yang mengacu kepada disiplin dan motivasi kerja serta profesionalisme
tinggi serta memiliki sense of belonging terhadap perusahaan dengan baik.
2.1.4.4 Manfaat Marketing Public Relations
Ruslan (2005: 245) memaparkan manfaat dari Marketing Public Relations
adalah:
1. Dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan pembiayaan publikasi
mengingat makin tingginya biaya promosi di media massa (komersial).
2. Saling melengkapi dengan promosi periklanan
3. Dapat meningkatkan kredibilitas (kepercayaan) dari pesan-pesan yang
disampaikan melalui jalur Public Relations, sehingga dapat menembus situasi
yang relatif sulit dijangkau oleh iklan atau memiliki kemampuan menjembatani
kesenjangan informasi jika disampaikan melalui teknik periklanan serta terbatas
itu
4. Kampanye melalui iklan mempunyai keterbatasan pada ruang dan waktu yang
tersedia di media massa. Oleh karena itu penggunaan promosi iklan tersebut harus
memberi ruang dan waktu siarnya agar pesan dapat dimuat atau ditayangkan.
29
Pesan-pesan atau informasi Public Relations tersebut diolah dan dikemas
sedemikian rupa ke dalam bentuk suatu berita, artikel sponsor, atau feature
sehingga mampu menarik perhatian pembaca atau pemirsanya.
2.1.4.5 Bentuk – bentuk Marketing Public Relations
Bentuk – bentuk marketing public relations menurut Rhenald Kasali terdiri dari:
1. Publikasi
Kegiatan komunikasi untuk menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran
mencakup laporan tahunan, brosur, artikel, audio visual, majalah perusahaan
2. Sponsorship
Kegiatan menarik khalayak sasaran atas produk atau kegiatan perusahaan lainnya
dengan mengatur suatu peristiwa atau partisipasi dalam acara tertentu seperti
seminar, konferensi, olahraga, peringatan hari jadi, pameran.
3. Berita
Kegiatan menemukan dan menciptakan informasi yang mendukung perusahaan
produk
4. Kegiatan layanan publik
Kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan hubungan baik dengan
masyarakat melalui pemberian sumbangan, aksi sosial.
5. Pidato
Kegiatan memberi ceramah atau mengisi acara pada berbagai jenis kegiatan
6. Media identitas
Identitas atau ciri khas perusahaan seperti logo, warna dan slogan.
30
7. Bentuk kegiatan lain sesuai dengan kebijakan perusahaan seperti tokoh, armada
penjualan.
Pendapat tersebut, memberikan makna bentuk-bentuk marketing public relations
bersifat dinamis sehingga terdapat kemungkinan adanya bentuk marketing public
relations lain seperti yang telah dikemukakan dalam pelaksanaannya disebuah
organisasi. marketing public relations pada dasarnya merupakan komunikasi antara
organisasi dengan pelanggan, konsumen, masyarakat. Pengelolaan komunikasi dengan
tujuan tertentu sehingga dapat mempunyai bentuk-bentuk pengembangan dari
komunikasi organisasi sebagai pilihan maupun kombinasi yang sesuai dan ditetapkan.
2.1.4.6 Marketing Public Relations dalam Komunikasi
Berdasarkan tempat publik sasaran berada, Onong U. Efendi mengelompokkan
komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Internal
Komunikasi yang berlangsung antara pimpinan dengan publik sasaran dalan
organisasi, yaitu, para karyawan yang meliputi komunikasi vertikal, horizontal,
dan diagonal. Komunikasi vertikal berlangsung dari pimpinan kepada bawahan
dan dari bawahan kepada pimpinan. Komunikasi horizontal berlangsung mendatar,
yaitu, antara orang-orang yang mempunyai kedudukan sejajar. Komunikasi
diagonal berlangung antara sesorang dengan yang lain dalam organisasi yang
mempunyai kedudukan berbeda seperti antara pimpinan bagian personalia dengan
seorang pengemudi kendaraan perusahaan.
31
2. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang berlangsung antara pimpinan atau orang maupun kelompok
yang mewakilinya dengan public sasaraan yang meliputi masyarakat sekitar,
organisasi, instansi pemerintah, konsumen, dan pelanggan, media massa.
Komunikasi eksternal mempunyai dua arah, yaitu, arah organisasi kepada publik
sasaran, dan arah publik sasaran kepada organisasi baik secara langsung maupun
menggunakan media.
Publik sasaran marketing public relations meliputi pelanggan, konsumen, dan
masyarakat. Sehingga marketing public relations dapat dipandang sebagai komunikasi
eksternal organisasi dengan pelanggan, konsumen, dan masyarakat baik secara langsung
tanpa media dan atau tidak langsung menggunakan media
2.1.4.7 Hubungan antara Public Relations dengan Marketing
Menurut Anggoro (2001: 243), dicantumkan bahwa pada dasarnya humas atau
public relations berperan penting terutama pada tingkat korporasi. Namun dapat pula
dipakai untuk mendukung pemasaran dalam berbagai aspek. Antara lain untuk
meningkatkan kesadaran produk, menciptakan kredibilitas, sebagai pelopor penjualan
dan meningkatkan efektifitas promosi dan iklan. Humas atau public relations juga
membantu pemasaran dalam membantu pemasaran dalam memotivasi para tenaga
penjual, distributor, dan pengecer; mengembangkan loyalitas merek serta mengatasi
berbagai masalah konsumen. Semua usaha tersebut sangat penting bagi keberhasilan
pemasaran. Humas atau public relations dan kaitannya dengan pemasaran sangat penting
untuk membangun brand awareness (kesadaran merek), membangun brand knowledge
32
(pengetahuan produk), dan future market, serta mendidik konsumen dan masyarakat
mengenai manfaat produk atau jasa yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Haris dalam bukunya berjudul Value Added Public Relations
(1998), fungsi public relations adalah mendukung kinerja Marketing, terutama untuk
menciptakan kebutuhan konsumen sebelum produk tersebut dilincurkan. Public
Relations dapat menciptakan kebutuhan konsumen terlebih dahulu (Wasesa, 2005: 253)
2.1.4.8 Faktor-faktor dibutuhkannya Marketing Public Relations
Kotler dalam Ruslan (2006: 252) menjelaskan adanya beberapa faktor yang
menyebabkan dibutuhkannya Marketing Public Relations ialah:
1. Meningkatknya biaya promosi periklanan yang tidak seimbang dengan hasil
keuntungan yang diperoleh dan keterbatasan tempat.
2. Persaingan yang ketat dalam promosi dan publikasi, baik melalui media elektronik
maupun media cetak dan sebagainya.
3. Selera konsumen yang cepat mengalami perubahan dalam waktu relatif pendek
(tidak loyal), karena banyaknya pilihan atau substitusi atas produk yang
ditawarkan dipasaran.
4. Makin menurunnya perhatian atau minta konsumen terhadap tayangan iklan,
karena pesan dalam iklan yang kini cenderung berlebihan dan membosankan
perhatian konsumennya.
33
Keberadaan marketing public relations yang dilandasi tujuan telah dikemukakan
semakin penting dengan berperannya beberapa faktor. Menurut Saka Abadi, faktor-
faktor tersebut, yaitu:
1. Pecahnya pasar yang bersifat masal
2. Peledakan informasi dan teknologi
3. Peningkatan persaingan
4. Jaringan periklanan semakin kurang kuat
5. Peningkatan biaya iklan
6. Penekanan biaya promosi
7. Ketahanan iklan berkurang
2.1.4.9 Tujuan Marketing Public Relations
Menurut Kotler, tujuan Marketing Public Relations antara lain:
1. Membangun kesadaran : Marketing Public Relations dapat menempatkan cerita di
media untuk menarik perhatian pada suatu produk, jasa, orang, organisasi, atau
ide.
2. Membangun kredibilitas : Marketing Public Relations dapat menambah
kredibilitas dengan mengkomunikasikan pesan dalam suatu konteks editorial.
3. Mendorong wiraniaga dan penyalur : Marketing Public Relations dapat membantu
mendorong antusiasme wiraniaga dan penyalur. Cerita mengenai suatu produk
baru sebelum peluncurannya akan membantu wiraniaga untuk menjualnya kepada
pengecer.
34
4. Mengurangi biaya promosi : Marketing Public Relations membutuhkan lebih
sedikit biaya daripada pos langsung dan media iklan. Semakin kuat alasan
menggunakan humas untuk memperoleh perhatian.
Menurut Ruslan (2002: 230) bauran pemasaran (marketing mix), yaitu: poduct,
price, placement, promotion, merupakan sarana untuk mencapai tujuan tersebut dibawah
ini, yaitu:
1. Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumennya.
2. Menciptakan produk yang sesuai dari hasil riset pasar tersebut.
3. Menentukan harga produk yang rasional dan kompetitif
4. Menentukan dan memilih target konsumen (target audience)
5. Merencanakan dan melaksanakan kampanye promosi produk yang akan
diluncurkan dan mampu bersaing di pasaran dan cukup menarik (eye catching)
baik segi kemasan, maupun kualitas produk yang ditawarkan terhadap
konsumennya
6. Komitmen terhadap pelayanan purna jual dan kepuasan pelanggan akan terpenuhi,
yang mengacu kepada “Marketing is the idea of satisfying the needs of customers
by means of the product and the whole cluster of things associated with creating,
delivering and finally concumming it”.
Rosady Ruslan (2001: 246) mengemukakan marketing public relations
mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan positif publik eksternal atau masyarakat
dan konsumen
35
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relations
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek
5. Mendukung bauran pemasaran
Untuk merealisasi tujuan dan peranannya dengan baik, Marketing Public
Relations diwujudkan dengan berbagai program komunikasi. Mulai dari komunikasi
lisan tulisan, komunikasi cetak (majalah, press release, brosur), sampai komunikasi
elektronik melalui radio, internet maupun televisi.
2.1.5 Strategi
2.1.5.1 Definisi Strategi
Menurut Effendy (Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2003: 300)
mendefinisikan teori sebagai berikut : “Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk
mencapai suatu tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.”
Strategi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan
guna mencapai performa terbaiknya. Strategi Planning merupakan perencanaan
organisasi untuk menuju suatu titik yang dikenal dengan nama visi, misi, dan objektif.
Yang membedakan antara ketiga kata itu adalah jangkauan waktunya. Visi adalah tujuan
yang sangat panjang. Misi biasanya lebih pendek atau lebih konkrit dibandingkan
36
dengan visi. Objektif atau goal adalah tujuan yang lebih pendek lagi dan lebih realistis
dibandingkan dengan visi dan misi. Ini akan menjadi penting sebagai acuan utama dalam
mengembangkan Public Relations. Semua perencanaan Public Relations akan
menggunakan misi dan goal organisasi sebagai dasar dalam melakukan kegiatan.
Menurut kamus Oxford:
“Strategy is plan intended to achieve a particular purpose.” Artinya strategi itu adalah
suatu perencanaan yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dalam penelitian ini, strategi berbicara tentang suatu perencanaan yang dibuat
oleh orang-orang yang bekerja didalam perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu
profit agar perusahaan dapat terus berjalan.
2.1.5.2 Strategi Marketing Public Relations
Menurut Ronald D. Smith (Strategic Planning for Public Relations , 2005: 10-
11), terdapat beberapa langkah yang dapat ditetapkan sebagai strategi marketing public
relations, yaitu:
1. Formative Research
a. Analyzing the Situation
Merupakan bagian yang paling penting sebagai proses awal penentuan strategi
dimana pada tahap ini digunakan untuk mengumpulkan semua informasi dan
langkah sekaligus menganalisa situasi.
b. Analyzing the Organizations
37
Pada tahap ini diperlukan pengamatan yang tepat terhadap tiga aspek daya
perusahaan yaitu lingkungan internal (misi, performance, dan sumber daya
peusahaan), persepsi dari publik atau reputasi, lingkungan eksternal
(kompetitor dan lawan, serta pendukung perusahaan).
c. Analyzing the Public
Merupakan tahap untuk mengidentifikasi dan menganalisa publik yang
menjadi sasaran. Hal ini akan membuat perusahaan mampu mengatur prioritas
dalam berhubungan dengan publiknya yang beragam.
2. Strategi
a. Establishing goal and objective
Tahap ini dapat membuat perusahaan mengembangkan objektif yang jelas,
spesifik, dan terukir (measureable) sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
b. Formulating Action and Responsive Strategy
Memformulasikan strategi dan respon
c. Choosing Effectif Communication
Tahap ini berhubungan dengan beragam keputusan yang diambil terhadap
pesan yang disampaikan seperti sumber yang akan menyampaikan pesan
kepada public kunci (key public), isi dari pesan, bunyi, dan stylenya,dll
3. Taktik
a. Using Communication Tactic
Ada empat kategori dalam komunikasi seperti komunikasi tatap muka (face to
face communication), organtizational media, news media, iklan dan media
promosi lainnya.
38
b. Implementasi the Strategy Plan
Tahap ini dikembangkan budget dan jadwal yang dipersiapkan untuk
mengimplementasikan program komunikasi yang telah ditentukan.
4. Evaluating the Strategic Plan
Pada tahap ini adalah tahap akhir dimana dikembangkan metode yang spesifik
dalam mengukur keefektifan dari strategi dan taktik yang telah dilakukan.
2.1.6 Segmenting, Targeting, dan Positioning
Kotler dan Trias De Bes menjelaskan bahwa pasar adalah sekelompok
orang/situasi yang telah ada dan yang potensial tempat dimana suatu produk dapat
memenuhi satu atau beberapa kebutuhan (Kotler & Trias De Bes, 2004: 16). Definisi
pasar berguna karena memfasilitasi pengembangan strategi-strategi pemasaran dasar,
yaitu segmentasi dan positioning.
Segmentasi pasar telah lama dianggap sebagai salah satu konsep pemasaran yang
paling penting yang tersedia bagi para pemasar produk. menurut Adrian Payne (Payne,
2001: 84), proses segmentasi membagi pasar yang heterogen dalam segmen-segmen
homogen yang spesifik. Segmentasi memungkinkan segmen-segmen teridentifikasi
menjadi tertargetkan dengan jasa-jasa yang spesifik dan bauran pemasaran yang unik.
Definisi segmentasi menurut Hermawan Kertajaya (Kartajaya, 2006: 17), adalah
sebuah metode bagaimana melihat pasar secara kreatif. Dengan segmentasi yang tepat,
maka penempatan sumber daya akan sesuai dengan segmen-segmen pasar yang telah
teridentifikasi.
39
Definisi targeting adalah menentukan segmen-segmen pasar yang potensial bagi
perusahaan (Kartajaya, 2006: 15)
Pasar sasaran merupakan satu atau beberapa segmen pasar, yang dianggap
potensial, yang menjadi fokus daripada kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Targeting juga disebut sebagai proses menyeleksi pasar yang harus dilakukan oleh
seorang marketer atau pemasar.
Usaha targeting memungkinkan komunikator pemasaran menyampaikan pesan
mereka secara lebih tepat dan mencegah terjadinya kesia-siaan dalam penyampaian
pesan kepada orang-orang di luar target pasar mereka. Usaha segmentasi pasar yang
berarti dan menguntungkan umumnya membutuhkan anggota segmen yang memiliki
karakteristik demografis dan gaya hidup yang serupa. Karenanya penyelesaian segmen
sasaran adalah langkah pertama yang penting menuju komunikasi pemasaran yang
efektif dan efisien.
Karakteristik konsumen yang secara independen atau bersama-sama
mempengaruhi konsumsi seseorang dan bagaimana mereka merespon pemasaran, antara
lain; demografi, psikografi, dan geodemografi. Variabel demografis terdiri atas
karakteristik seperti usia, penghasilan dan etnis. Karakteristik psikografis
dipresentasikan melalui aspek gaya hidup konsumen seperti aktivitas, ketertarikan, dan
opini. Sedangkan untuk geodemografi merupakan kombinasi dari kedua karakteristik
tersebut.
Menurut Payne, positioning memungkinkan peluang-peluang pasar
teridentifikasi, dengan mempertimbangkan posisi yang tidak terpenuhi oleh produk-
40
produk pesaing. Positioning juga memungkinkan pengamatan mengenai langkah-
langkah dan tanggapan-tanggapan yang mungkin dari pesaing, sehingga dapat dilakukan
tindakan-tindakan yang sesuai (2001: 150).
Kotler dan Armstrong (2003: 311) mendefinisikan positioning atau posisi produk
sebagai cara produk didefinisikan oleh konsumen berdasarkan berapa atribut penting –
tempat yang diduduki produk dalam benak konsumen dibandingkan hubungan dengan
produk-produk pesaing.
Menurut Clow dan Baack (2007: 51), “positioning is the process of creating a
perception in the consumer’s mind regarding the nature of company and it’s products
relative to competitors”, yang berarti positioning adalah sebuah proses penciptaan
persepsi dalam benak konsumen mengenai sebuah perusahaan dan produknya
dibandingkan kompetitor yang lain. Jadi dalam pengertian tersebut, terdapat dua jenis
positioning yaitu company positioning dan product positioning.
2.1.7 Komunikasi Pemasaran
Didalam pemasaran tidak hanya diperlukan adanya strategi, namun juga
bagaimana mengkomunikasikannya kepada konsumen agar dapar diterima dengan baik.
Kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan
untuk memberikan informasi pada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu
terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan barang atau jasa atau pembelian
produk yang ditawarkan inilah yang disebut marketing communicaton.
Komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran
pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu
41
arti yang disebarluaskan kepada pelanggan atau kliennya. Kegiatan promosi yang efektif
dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran
(marketing communication mix). Bauran komunikasi pemasaran merupakan
penggabungan dari lima mode komunikasi dalam pemasaran, yaitu advertising, promosi
penjualan (sales promotion), public relations, personal selling, dan direct selling. Semua
mode ini dikombinasikan untuk tercapainya tahap keberhasilan komunikasi yang terbagi
atas; Attention, Interest, Desire, Decision, Action. Tahap-tahap ini dikenal dengan
AIDDA.
Komunikasi pemasaran terpadu adalah konsep perencanaan komunikasi
pemasaran yang mengakui nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi
peran strategis dari berbagai disiplin ilmu komunikasi, misalnya periklanan, tanggapan
langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Penggabungan semua disiplin
ilmu ini memberikan kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi maksimal.
Gambar 2.1 Marketing Mix dan Promotion Mix
42
1. Periklanan
Adalah komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis
(business to busniness) maupun pemakaian akhir. Kedua bentuk iklan ini dibiayai
oleh sponsor tertentu, tetapi dikategorikan sebagai komunikasi massa karena
perusahaan sponsor tersebut secara simultan berkomunikasi dengan penerima
pesan yang beranekaragam, bukan kepada individu tertentu/personal atau
kelompok kecil. Walaupun iklan pada umumnya digunakan oleh perusahaan
bisnis, iklan juga digunakan oleh berbagai organisasi-organisasi nirlaba,
professional, dan lembaga sosial. Hal ini ditujukan untuk dapat menjangkau target
sasaran publik mereka.
Periklanan terbagi atas dua bentuk aktifitas yaitu Above The Line (ATL) dan
Below The Line (Media Lini Bawah). Above The Line (ATL) adalah aktifitas
marketing/promosi yang biasanya dilakukan oleh manajemen pusat sebagai upaya
membentuk brand image yang diinginkan, contohnya : iklan di Televisi dengan berbagai
versi. Sifat ATL merupakan media ‘tak langsung’ yang mengenai audience, karena
sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience.
Below The Line (Media Lini Bawah) adalah segala aktifitas marketing atau
promosi yang dilakukan di tingkat retail/konsumen dengan salah satu tujuannya adalah
merangkul konsumen supaya aware dengan produk kita, contohnya : program
bonus/hadiah, event, pembinaan konsumen dan lain lain. Semua aktifitas ini biasanya
dilakukan oleh kantor perwakilan di daerah yang menjadi area pemasarannya. Pada
intinya aktifitas BTL selalu bertujuan untuk mendukung dan memfollow up aktifitas
43
ATL. Sifat BTL merupakan media yang ‘langsung’ mengena pada audience karena
sifatnya yang memudahkan audience langsung menyerap satu produk/pesan saja.
Pada intinya definisi below the line adalah bentuk iklan yang tidak disampaikan
atau disiarkan melalui media massa, dan biro iklan tidak memungut komisi atas
penyiarannya/pemasangannya. Kegiatan promosi below the line suatu brand paling
banyak dilakukan melalui beragam event. Dengan event ini, konsumen akan
berhubungan langsung dengan brand, sehingga bisa terjadi komunikasi antara brand
dengan konsumen. Beragam pendekatan dalam melakukan brand activation ini sudah
banyak dilakukan.
2. Promosi penjualan
Terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi
pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang
singkat. Promosi penjualan bersifat jangka pendek.
3. Direct Marketing
Adalah hubungan langsung dengan konsumen individu dengan tindakan penentuan
target yang hati-hati untuk memperoleh tanggapan langsung dan membina
hubungan dengan konsumen yang dibangun melalui penggunaan telepon, email,
fax, dan alat komunikasi lainnya. Komunikasi ini dilakukan secara langsung
dengan konsumen target yang spesifik.
4. Hubungan Masyarakat
Adalah menjalin hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan
memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang
baik, dan penanganan terhadap isu atau peristiwa yang negatif. Humas juga
44
digunakan untuk menciptakan dan memeliraha goodwill perusahaan juga kontrol
atas citra dan merek perusahaan.
5. Personal Selling
Adalah presentasi personal oleh tenaga penjualan perusahaan untuk tujuan
melakukan penjuaalan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
2.1.8 Brand
2.1.8.1 Definisi Brand
“Brand is a name, symbol, design, or combination of them that identifies the
goods or a service company.”. Sehingga merek tersebut adalah menjadi pembeda antara
satu produk dengan produk lainnya. Semakin kuat merek ini dibangun maka kesetiaan
konsumen terhadap merek juga akan tercipta. Disaat perusahaan mengalami krisis atau
isu yang negatif, maka konsumen inilah yang akan menyelamatkan perusahaan untuk
keluar dari krisis tersebut dengan kesetiaan dan kepercayaan mereka terhadap merek
produk.
Ekuitas merek adalah dampak diferensial positif bahwa dengan mengetahui nama
merek, pelanggan akan merespons suatu produk atau jasa.
2.1.8.2 Brand Image
Kegiatan marketing communication tidak semata-mata bertujuan untuk menjual
dan meningkatkan pendapatan. Kegiatan ini turut memiliki dampak bagi citra merek
produk. Citra merek produk dikonsepkan agar konsumen mempersepsikan suatu pesan
yang distimulisasikan. Citra merek (brand image) dapat dianggap sebagai jenis asosiasi
45
yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi
tersebut secara sederhana muncul di memori konsumen dengan konseptualisasi
berdasarkan; jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan.
Citra merek yang kuat dapat menimbulkan kepercayaan yang menguntungkan
bagi segala lini perusahan tersebut. Stakeholder, konsumen, pengecer, distributor, dan
pihak-pihak lain yang terlibat dalam jalannya usaha. Bagi konsumen merek yang
terpercaya merupakan jaminan atas konsistensi kinerja suatu produk dan menyediakan
manfaat apa pun baik dalam bentuk status atau gengsi yang dicari konsumen ketika
membeli produk atau merek tertentu.
2.1.8.3 Brand Awareness
Salah satu indikasi keberhasilan dari kegiatan marketing communication ialah
timbulnya kesadaran merek (brand awareness). Kesadaran merek merupakan
kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang
memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudahnya nama tersebut
dimunculkan.
2.1.9 Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat )
Menurut Robbin dan Coulter, analisa SWOT merupakan analisa mengenai
kekuatan dan kelemahan suatau organisasi dan kesempatan dan ancaman dari
lingkungannya. Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat).
46
Analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) adalah metode
yang cukup sederhana untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal
perusahaan yang dimiliki dan juga mengkaji peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Jadi intinya memaksimalkan kekuatan dengan meminimalkan kelemahan
sekaligus meraih peluang pasar dan menekan ancaman yang ada di pasar.
2.1.10 Key Performance Indicator
Key Performance Indicator adalah salah satu pendekatan yang digunakan untuk
mengukur kinerja, yang didesain untuk memungkinkan pemonitoran yang efektif
mengenai tingkat ketepatan suatu strategi dan tingkat kesuksesan yang diraih dalam
pencapaian suatu tujuan sebagai hasil dari usaha atau serangkaian kegiatan yang telah
dilakukan
47
2.2 Kerangka Pikir
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian fokus pada program bundling Nexian XLalu Cinta. Peneliti memulai
pembahasan dengan kegiatan menjabarkan mengenai strategi komunikasi dan apa
tujuannya sehingga dapat mengetahui adakah dampaknya terhadap pencitraan merek.
Peneliti menggunakan teori 4P untuk menjabarkan kegiatan pemasaran, sebab strategi
komunikasi yang dilakukan untuk mengkomunikasikan kegiatan pemasaran. Namun
penulis hanya menggunakan tiga dari empat elemen P dengan menghilangkan
placement.
Sebagai fokus pembahasan promosi, penulis mengerucutkan pada periklanan dari
bauran promosi yang ada. Sebab penulis mengamati iklan merupakan kegiatan promosi
Promo
Segmenting,Targeting,Positioning
Product Price
Advertisingg
Strategi Komunikasi
MPRATL BTL
Pencitraan Merek
IMC
Bundling Nexian XLalu Cinta
48
yang utama dibandingkan dengan yang lainnnya dalam industri telekomunikasi. Target,
segment, dan positioning sangat penting untuk dibahas sebab memiliki keterkaitan
dengan proses perencanaan strategi dalam mengkomunikasikan produk.
Strategi komunikasi dilakukaan selain untuk mengelola pesan juga untuk
merencanakan kegiatan Integrated Marketing Communication yang kemudian dikaitkan
dengan strategi media yang digunakan, dengan memadukan aktifitas pemasaran lini atas
dan lini bawah. Strategi komunikasi dikaitkan dengan teori komunikasi Presentation of
Self menurut Erving Goffman Strategi komunikasi harus mampu mendefinisikan dan
mempresentasikan produknya. Sehingga konsumen sebagai audiens mampu memahami
pesan yang disampaikan.
Citra dipersepsikan dalam aktivitas komunikasi, termasuk strategi komunikasi
yang mampu memberikan kesan citra produk yang positif. Membangun citra yang baik
erat kaitannya dengan kegiatan kehumasan. Peneliti membahas mengenai kegiatan
marketing public relations. Dikaitkan dengan kegiatan beriklan telekomunikasi yang ada
dalam keadaan masyarakat saat ini, strategi komunikasi marketing public relations dan
dampaknya terhadap citra merek produk.