Upload
duongthien
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai acuan
dalam melakukan analisa, perancangan, dan pengembangan sistem yang akan
dilakukan pada skripsi ini.
2.1 Data, Informasi, dan Pengetahuan
Menurut Dalkir (2011:9) data adalah sebuah fakta atau konten yang
langsung bisa diamati atau diverifikasi. Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-
angka yang belum memiliki arti apabila belum diproses. Menurut Dalkir (2011:9)
informasi merupakan data yang telah dianalisa. Menurut Nawawi (2012:20)
pengetahuan adalah informasi yang mengubah sesuatu atau orang, hal ini terjadi
ketika informasi tersebut menjadi dasar untuk bertindak atau ketika informasi
tersebut memampukan seseorang atau institusi untuk mengambil tindakan yang
berbeda atau yang lebih efektif dari tindakan sebelumnya. Pengetahuan dapat
dipandang sebagai komoditas yang memiliki karakteristik tidak berkurang
meskipun dipakai / diberikan ke orang lain. Pengetahuan berbeda dengan data
dan informasi. Pengetahuan berkaitan dengan relevansi sebuah informasi
terhadap suatu kondisi tertentu. Pengetahuan memiliki 2 jenis, yaitu tacit
knowledge dan explicit knowledge dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Tacit knowledge
Tacit knowledge berarti pengetahuan yang belum terdokumentasi baik
dalam bentuk tulisan, gambar, maupun suara. Pengetahuan tacit knowledge
masih terdapat di kepala masing – masing individu. Contoh pengetahuan yang
termasuk kelompok ini antara lain: pengalaman, intuisi, bagian informal
dalam keterampilan teknis, hasil interaksi antar individu. Tacit knowledge
sulit untuk dibagikan dan diajarkan kepada orang lain karena dikembangkan
melalui pengalaman yang bersifat personal. Selain itu tidak jarang juga orang
yang memiliki tacit knowledge tersebut kesulitan dalam menjelaskan
pengetahuan yang dimilikinya. Dalam konteks perusahaan, apabila karyawan
yang memiliki tacit knowledge berhenti bekerja, maka pengetahuan yang
dimilikinya akan ikut dibawa serta.
10
2. Explicit knowledge
Explicit knowledge adalah pengetahuan yang telah ditulis ke dalam bentuk
tulisan, gambar atau suara. Karena bentuknya yang sudah menjadi dokumen,
maka explicit knowledge mudah untuk dibagi dan diajarkan kepada orang
lain. Contoh pengetahuan yang termasuk kelompok ini antara lain prosedur,
panduan kerja, materi pelatihan. Dalam konteks perusahaan, pengetahuan
dalam bentuk explicit knowledge akan tetap tersimpan di perusahaan
meskipun karyawan yang membuat knowledge tersebut sudah tidak bekerja
lagi. Karyawan akan dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, lebih
cepat, dan dengan biaya yang murah karena karyawan yang memerlukan
pengetahuan dapat menemukannya dengan mudah pada saat yang tepat, dan
dalam bentuk yang diharapkan.
2.2 Knowledge Management
Menurut Dalkir (2011:5) knowledge management adalah sebuah
pendekatan kolaboratif dan integrative untuk menciptakan, menangkap,
mengelola, mengakses, dan menggunakan aset intelektual perusahaan. Suatu
proses dimana kita mengelola asset yang berpusat pada sumber daya manusia.
Tujuan dari knowledge management adalah untuk menjaga dan menumbuhkan
pengetahuan individu, serta mengubah asset tersebut ke dalam bentuk yang
mudah dibaca dan mudah dibagikan antar karyawan di dalam perusahaan.
Sehingga knowledge management dapat disimpulkan sebagai suatu proses
pengidentifikasian, penciptaan, pengelolaan, dan penyebaran pengetahuan
(knowledge) untuk dapat dipelajari dan dipergunakan kembali di dalam suatu
perusahaan. Agar dapat dikatakan berhasil dalam penerapannya, maka penerapan
knowledge management perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi perusahaan
secara berkesinambungan.
Peran dari knowledge management di perusahaan dapat dilihat dalam
kaitannya dengan peningkatan kompetensi dan produktivitas karyawan sebagai
pondasi untuk melahirkan inovasi yang berujung kepada peningkatan pelayanan
kepada pelanggan dan stakeholder.Knowledge management menjadi penting di
dalam perusahaan karena apabila perusahaan gagal dalam mengelola tacit
knowledge dan explicit knowledge yang dimiliki, maka konsekuensinya
11
perusahaan akan sulit bersaing dengan pesaing yang mengakibatkan hilangnya
keberadaan perusahaan tersebut.
Menurut Nawawi (2012:13), keuntungan dan manfaat dari penerapan
knowledge management di perusahaan antara lain :
1. Meningkatkan kolaborasi di dalam perusahaan
2. Meningkatkan kompetensi karyawan
3. Meningkatkan mutu dan layanan
2.3 Knowledge Management System
Peran teknologi dalam meningkatkan kecepatan dan efisiensi sangat
diperlukan untuk menunjang pengelolaan pengetahuan yang lebih maksimal. Untuk
itu dibutuhkan suatu sistem yang dapat memfasilitasi hal tersebut. Knowledge
management system adalah suatu media knowledge base untuk memfasilitasi aktifitas
knowledge management mulai dari penciptaan, pengelolaan, dan penyebaran
pengetahuan di dalam perusahaan. Menurut Mohaprata, S. et. al. (2016:166)
knowledge management system merupakan pemilikan sistem dan teknologi yang
membantu dalam proses belajar perusahaan sehingga perusahaan mampu mengelola
aset pengetahuannya. Knowledge management system yang dibangun akan
mengelola pengetahuan yang ada dalam perusahaan yang melibatkan seluruh
karyawan perusahaan untuk memaksimalkan penciptaan pengetahuan yang ada
dalam internal perusahaan dan kemudian akan disebarkan kembali ke semua
karyawan internal perusahaan.
Terdapat 3 fase penting yang harus dilewati untuk mendukung kesuksesan
implementasi knowledge management system di perusahaan, antara lain:
1. Knowledge Management System Adoption
Pada fase ini, knowledge management system merupakan hal baru di
dalam perusahaan. Sehingga dibutuhkan peran manajemen agar sistem ini
digunakan oleh karyawan.
2. Knowledge Management System Acceptance
Pada fase ini, knowledge management system dipandang sebagai sebuah
kebutuhan oleh karyawan, bukan karena rutinitas yang berdasarkan himbauan
manajemen. Karyawan menggunakan sistem ini karena telah merasakan manfaat
yang didapat.
3. Knowledge Management System Assimilation
12
Knowledge management system semakin diperkaya dan diperbaiki untuk
kebutuhan perusahaan yangn lebih besar lagi, karena knowledge management
system sudah berhasil mengubah pola kerja karyawan dalam mendapatkan
pengetahuan yang dibutuhkan.
2.4 Knowledge Management Process and Model
Menurut Dalkir (2011:32) knowledge management process and model
merupakan siklus hidup dan model dari knowledge management yang digunakan
untuk acuan pengembangan knowledge management system sebagai solusi
permasalahan pengelolaan pengetahuan di dalam perusahaan. Sebuah knowledge
management dalam perusahaan akan dapat dicapai jika proses yang dilalui dan
digunakannya benar. Pada umumnya, knowledge management process yang
efektif terdiri dari mengidentifikasi, menghasilkan, mendapatkan, menyebarkan,
dan mendapatkan manfaat dari pengetahuan yang digunakan untuk memberikan
keuntungan bagi perusahaan.
Beberapa siklus hidup knowledge management yang telah diperkenalkan
dan banyak digunakan seperti Wiig Knowledge Management Cycle (1993),
Meyer and Zack Knowledge Management Cycle (1996), McElroy Knowledge
Management Cycle (1999), Bukowitz and Williams Knowledge Management
Cycle (2000), dan Rollet Knowledge Management Cycle (2003).
Dari sekian banyak siklus hidup knowledge management yang ada, siklus
hidup yang digunakan di dalam skripsi ini adalah siklus hidup An Integrated
Knowledge Management yang diperkenalkan oleh Kimiz Dalkir. Sebagai
gambaran siklus hidup tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 An Integrated Knowledge Management (sumber : Mohaprata, S.,
Agrawal, Arjun., Satpathy, A. (2016))
13
Proses yang ada pada siklus hidup an integrated knowledge management
antara lain proses knowledge capture and/or creation, proses knowledge sharing
and dissemination, serta proses knowledge acquisition and application.
Proses knowledge capture merupakan proses identifikasi dan kodifikasi
dari pengetahuan yang sudah ada, baik yang bersumber dari internal maupun
eksternal perusahaan. Sedangkan proses knowledge creation merupakan proses
pengembangan pengetahuan yang baru dan biasa muncul dari hasil inovasi.
Setelah pengetahuan dibuat dan diciptakan, maka pengetahuan tersebut
akan dievaluasi untuk menentukan tingkat kepentingan pengetahuan tersebut bagi
perusahaan. Pengetahuan yang dinilai berguna bagi perusahaan akan masuk ke
dalam proses selanjutnya, yaitu proses knowledge sharing and dissemination.
Proses knowledge sharing and dissemination ini penting dilakukan agar
pengetahuan dapat diketahui oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal
perusahaan.
Ketika pengetahuan tersebut sudah tersebar ke berbagai pihak, maka
individu-individu yang mendapatkan pengetahuan tersebut dapat menerapkannya
di berbagai bidang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, yang disebut
sebagai proses kowledge acquisition and application oleh karyawan pada
perusahaan.
Agar proses knowledge management yang ada pada siklus hidup tersebut
dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang diharapkan oleh
perusahaan, maka dibutuhkan sebuah model knowledge management. Sama
seperti siklus hidup, model knowledge management ada banyak seperti Wiig
(1993), von Krogh and Roos (1995), Nonaka and Takeuchi (1995), Boisot
(1998), Choo (1998), dan Weick (2001).
Dari beberapa model di atas, model knowledge management yang akan
dibahas pada skripsi ini adalah SECI model yang diperkenalkan oleh Nonaka dan
Takeuchi. Menurut Nonaka dan Takeuchi, proses penciptaan pengetahuan dibagi
menjadi 4 bagian yang disingkat dengan SECI (Socialization, Externalitation,
Combination, dan Internalization). Model dari Nonaka dan Takeuchi dapat
dilihat pada gambar berikut:
14
Gambar 2.2 SECI model (sumber : Mohaprata, S., Agrawal, Arjun., Satpathy, A.
(2016))
Menurut Dalkir (2011:66) penjelasan mengenai proses penciptaan
pengetahuan sesuai dengan SECI model sebagai berikut :
1. Socialization
Proses perubahan bentuk pengetahuan dari tacit knowledge ke tacit
knowledge. Sosialisasi merupakan proses penciptaan pengetahuan dalam
bentuk yang sangat terbatas. Dengan sosialisasi, baik pembelajar maupun
pengajar tidak mendapatkan pengetahuan yang sistematis karena di akhir
proses bentuk pengetahuannya tetap tacit (tidak berubah menjadi explicit) dan
karena itu sulit untuk dimanfaatkan oleh perusahaan.
2. Externalization
Proses perubahan bentuk pengetahuan dari tacit knowledge ke explicit
knowledge. Contohnya pendokumentasian pengetahuan yang kita miliki ke
dalam bentuk dokumen, video, suara atau gambar. Hasil dari
pendokumentasian tersebut akan mudah untuk dikelola dan dimanfaatkan
oleh perusahaan.
3. Combination
Proses perubahan bentuk pengetahuan dari explicit knowledge ke
explicit knowledge. Proses ini memanfaatkan explicit knowledge yang ada
15
untuk diimplementasikan menjadi explicit knowledge yang lain. Explicit
knowledge dapat saling dikombinasikan menjadi sebuah pengetahuan yang
baru.
4. Internalization
Proses perubahan bentuk pengetahuan dari explicit knowledge ke tacit
knowledge. Contoh dengan referensi dari buku panduan yang ada seseorang
mulai bekerja dan menemukan pengalaman baru, pemahaman baru, dan
know-how baru yang mungkin tidak didapatkan dari buku panduan tersebut.
2.5 KM Tools
KM Tools adalah hal yang sangat penting dalam melakukan pemilihan
media knowledge management di dalam perusahaan. Setelah IKM Tools telah
diidentifikasi, hubungan, penggunaan dan efektivitas pelaksanaan masing-masing
dapat diukur. Becerra-Fernandez & Sabherwal (2015) menyatakan bahwa KM
Tools adalah teknologi informasi yang dapat digunakan untuk memfasilitasi
knowledge management dan berfokus pada pengelolaan pengetahuan dan bukan
pemrosesan informasi. V. Chang and A. Tan (2012) menjelaskan beberapa
potensi peran KM Tools dalam setiap KM Process sebagai berikut:
Gambar 2.3 Potensi Peran KM Tools pada setiap KM Process (sumber : F.N.D.
Piraquive, V.H.M. García, L.J. Aguilar (2012))
Pengembangan knowledge management system melibatkan sejumlah
teknologi yang akan menciptakan sistem yang dapat mengumpulkan,
mengurutkan, menyimpan, dan berbagi informasi di seluruh organisasi yang
berupa:
16
o Data mining and Knowledge Discovery – adalah metode mengumpulkan
sumber informasi yang membuat organisasi dapat mengubah kumpulan data
yang rumit menjadi informasi yang berguna.
o Database Management System - knowledge management system dibangun
untuk menggabungkan informasi dalam organisasi dan digunakan oleh
knowledge worker Kemudian digunakan untuk repositori informasi dalam
bentuk data digital.
o Document Management System - Pengelolaan dokumen elektronik termasuk
penyimpanan, pembuatan katalog, dan penelurusan.
o Collaborative Virtual Technology Tools –decision making analysis yang
mengarah pada kolaborasi, berbagi informasi dan wawasan & pengetahuan
antar knowledge worker.
o Information Retrieval Engines - mesin pencari berdasarkan keyword untuk
semua informasi yang relevan dengan knowledge worker.
2.5.1 Collaborative Tools
Collaborative Tools dapat didefinisikan sebagai sistem yang yang
memudahkan pengguna untuk berkomunikasi dan bekerja sama pada akses
layanan tertentu. Collaborative Tools didefinisikan menurut F.N.D. Piraquive
et. Al. (2013) sebagai sistem berbasis komputer yang mendukung kelompok
orang yang bekerja dalam tugas bersama dan menyediakan antarmuka ke
shared environment. Collaborative Tools dapat dibagi menjadi empat
kategori:
Collaborative Tools dapat dibagi menjadi empat kategori:
1. Communication Tools: Mengizinkan komunikasi dan dialog
antara anggota grup, email, forum, dan chat.
2. Shared Applications: Memungkinkan untuk bekerja secara
bersamaan. Desktop yang dibagi atau whiteboard, pengambilan
keputusan (pemungutan suara atau polling) atau pengorganisasian
pekerjaan (Kalender dan catatan pribadi).
3. Shared Documentation: Anda dapat menyimpan, mengakses dan
mengedit dokumen.
17
5. Management: Adanya berbagai tingkat akses ke ruang kerja
(membaca, memodifikasi, membuat ruang baru, hingga
mengadakan rapat).
2.5.2 E-Learning
F.N.D. Piraquive et. Al. (2013) mendefinisikan E-Learning atau LMS
(Learning Management Systems) sebagai semua metodologi, strategi
pembelajaran atau sistem yang menggunakan teknologi digital dan / atau
komunikasi yang dimediasi komputer untuk memproduksi, mentransmisikan,
mendistribusikan dan mengatur pengetahuan antara individu dan organisasi
masyarakat. E-learning secara utama adalah media elektronik untuk
pembelajaran jarak jauh atau virtual, di mana dapat berinteraksi dengan guru
melalui Internet.
Platform E-Learning terdiri dari kemampuan manajemen kelompok
dan distribusi konten pelatihan, alat komunikasi, manajemen pengguna, dan
materi pelatihan, mengelola akses, pengendalian dan pemantauan proses
pembelajaran, penilaian, melaporkan, mengelola layanan komunikasi seperti
forum diskusi, konferensi video, antara lain, elemen yang sangat
menguntungkan untuk manajemen proyek.
F.N.D. Piraquive et. Al. (2013) menjelaskan empat fitur utama E-
learning antara lain:
Interaktivitas: buat orang yang menggunakan alat untuk menjadi
bintang pembelajaran mereka sendiri.
Fleksibilitas: fitur yang memungkinkan sistem memenuhi persyaratan
yang diperlukan seperti konten dan kurikulum dan proyek.
Standardisasi: kemampuan untuk menggunakan kursus yang diambil
oleh orang lain, dengan cara ini, kursus tersedia bagi organisasi yang
menciptakannya dan bagi orang lain yang memenuhi standar.
Skalabilitas: kemampuan platform e-learning untuk bekerja dengan
sejumlah kecil pengguna.
18
2.6 Gamification
Kapp, K.M. (2012) mendefinisikan Gamification adalah penggunaan
mekanika berbasis game, estetika, dan permainan-pemikiran untuk melibatkan
orang, memotivasi tindakan, mempromosikan pembelajaran, dan memecahkan
masalah. Gamification menggunakan potongan permainan untuk memotivasi
peserta didik. Dua jenis gamification antara lain Structural Gamification dan
Content Gamification.
Kapp, K.M. (2013) menjelaskan bahwa Structural Gamification adalah
penerapan elemen permainan untuk mendorong peserta didik melalui konten
tanpa perubahan atau perubahan pada konten. Tujuan utamanya adalah
memberikan motivasi peserta didik mengakses konten dan terlibat dalam proses
pembelajaran dengan pemberian reward/punishment diakhir evaluasi. Permainan
menjadi struktur disekitar konten dan memiliki unsur seperti poin, lencana,
prestasi, dan tingkat. Tipe ini juga biasanya memiliki papan peringkat dan
metode untuk melacak kemajuan pembelajaran serta komponen sosial di mana
peserta didik dapat berbagi prestasi dengan peserta didik lainnya dan membagi
tentang apa yang telah mereka capai.
Kapp, K.M. (2013) menjelaskan bahwa Content Gamification adalah
penerapan elemen permainan dan game thinking untuk mengubah konten agar
lebih mirip game. Konsep ini hanya menyediakan konteks dan aktivitas yang
digunakan dalam permainan di dalam konten yang diajarkan. Dengan adanya
elemen cerita pada mekaniskme penyelesaian pembelajaran yang berupa
tantangan, alur pembelajaran akan lebih menyerupai permainan tetapi pada
dasarnya tidak mengubah konten menjadi permainan.
2.7 Agile Development
Menurut Stellman, A. & Greene, J. (2014) Agile Development ada
kumpulan beberapa metode dan metodologi yang membantu tim untuk dapat
berpikir lebih efektif, bekerja lebih efisien, dan membuat keputusan yang lebih
baik. Metode dan metodologi dapat mencakup bidang software engineering,
manajemen proyek, perancangan dan arsitektur perangkat lunak, dan process
improvement. Agile Development berfokus pada pembuatan perangkat lunak
berkualitas tinggi dengan meminimalkan overhead proyek dan meningkatkan
nilai bisnis.
19
Agile Development adalah pengembangan dengan pendekatan berbasis
tim berbasis yang repetitive yang menekankan cepatnya pengiriman suatu
aplikasi dalam komponen fungsional yang lengkap. Tidak dengan membuat tugas
dan jadwal sebuah proyek, semua waktu adalah "time-boxed" menjadi fase yang
disebut "sprint". Setiap sprint memiliki durasi yang ditentukan (biasanya dalam
minggu) dengan daftar deliverables yang sedang dikerjakan dan direncanakan
pada awal sprint. Deliverables diprioritaskan berdasarkan nilai bisnis yang
ditentukan oleh pelanggan. Jika semua pekerjaan yang direncanakan untuk sprint
tidak dapat diselesaikan, pekerjaan diprioritaskan ulang dan informasinya
digunakan untuk perencanaan sprint di masa berikutnya.
2.7.1 Agile Manifesto
Manifestasi untuk Agile Software Development, yang lebih dikenal
sebagai Agile Manifesto, diciptakan pada tahun 2001 oleh sekelompok 17
programmer yang datang bersama di Snowbird Retread di di luar pegunungan
Salt Lake City, Utah, membahas solusi untuk masalah pengembangan perangkat
lunak yang mereka alami sepanjang karir mereka. Setelah berhari-hari diskusi,
mereka menyetujui serangkaian gagasan dan prinsip inti (dan juga nama "agile").
Mereka merangkum menjadi satu dokumen, yang memulai pergeseran pemikiran
di dalam dunia pengembangan perangkat lunak yang dinamakan Agile Manifesto.
Agile Maifesto berisi nilai umum dan gagasan yang menuntun menjadi tim yang
efektif yang berisi empat nilai menurut Stellman, Andrew & Greene, Jennifer
(2014:38):
1. Individuals and interactions over processes and tools berarti bahwa tim
harus fokus kepada orang-orang di dalam tim dan bagaimana mereka
berkomunikasi daripada tools dan best practices yang mereka pakai.
2. Working software over comprehensive documentation berarti bahwa
membangun perangkat lunak yang dibutuhkan pengguna lebih penting
daripada membuat spesifikasi yang menjelaskannya.
3. Customer collaboration over contract negotiation berarti menganggap
semua orang seolah-olah berada di tim yang sama. Banyak tim agile
yang efektif menganggap product owner sebagai member dari sebuah
tim untuk berkolaborasi daripada seorang klien atau pelanggan untuk
dilakukan negosiasi.
20
4. Resoponding to change over following a plan berarti mengenali bahwa
perencanaan menjadi kurang akurat dan lebih penting untuk
menghasilkan & membuat perangkat lunak yang sesuai dengan rencana.
2.7.2 Agile Methodologies
Agile Methodologies adalah kumpulan praktik yang dikombinasikan
dengan gagasan, saran, dan sering merupakan kumpulan pengetahuan dan
pengalaman di antara praktisi agile. Agile Methodologies menguraikan peran dan
tanggung jawab yang berbeda untuk semua orang dalam proyek, dan akan
merekomendasikan praktik-praktik tertentu untuk masing-masing proyek di
berbagai tahap proyek. Berdasarkan VersionOne State of Agile Development
2013 survey terdapat beberapa Agile Methodologies yang populer yaitu Scrum,
XP (Extreme Programming), Hybrid Scrum & XP, Lean, dan Kanban.
Scrum awalnya diformalkan untuk proyek pengembangan perangkat
lunak, namun dapat berfungsi dengan baik untuk setiap lingkup kerja inovatif
yang komplek serta peluang invoasi tiada batas dengan kerangka kerja yang
sederhana. Extreme Programming adalah pendekatan model pengembangan
perangkat lunak yang menyederhanakan berbagai tahapan dalam proses
pengembangan sehingga menjadi lebih adaptif dan fleksibel. Lean sebenarnya
bukanlah metodologi. Sebaliknya, ini adalah sebuah mindset dimana memiliki
seperangkat nilai, dan alat pemikiran untuk dapat diadopsi. Kanban adalah
metode agile untuk memperbaiki cara tim membangun perangkat lunak. Kanban
dibangun berdasarkan nilai-nilai Lean, dan ini mencakup praktiknya sendiri
untuk membantu tim berkembang.
Praktik-praktik & fokus di Extreme Programming, Scrum, Lean dan
Kanban mengambil pendekatan lain, dengan berbagai praktik dan fokus.
Pendekatan yang berbeda terhadap agile methodologies ini dapat memiliki fokus
dan praktik yang sama sekali berbeda, namun tetap dianggap agile karena semua
metodologi agile didasarkan pada prinsip yang sama, dan mereka semua
bergantung pada setiap orang dalam tim untuk bekerja sama dan memiliki setiap
aspek proyek. Nilai dan prinsip Manifesto Agile adalah apa yang mengikat semua
metodologi dan metode bersama-sama.
21
2.7.3 Agile Principles
Tim Agile mengenali ini dan sebagai gantinya, mereka memiliki gagasan
dan aturan dasar yang membantu membimbing tim untuk membuat pilihan yang
tepat dan menghindari masalah atau mengatasi masalah tersebut saat hal tersebut
terjadi. Selain nilai-nilai Agile Manifeseto tersebut, ada 12 prinsip yang harus
digunakan setiap praktisi agile saat mengerjakan tim proyek perangkat lunak.
1. Prioritas tertinggi kami adalah memuaskan pelanggan melalui
pengiriman perangkat lunak yang berkualitas dengan cepat dan
berkesinambungan.
2. Menyambut kebutuhan perubahan, bahkan pada masa akhir
pengembangan. Agile memproses perubahan perangkat lunak untuk
keunggulan kompetitif pelanggan.
3. Menyerahkan hasil pembuatan perangkat lunak sesering mungkin, dari
beberapa minggu sampai beberapa bulan, dengan preferensi pada skala
waktu yang lebih pendek.
4. Metode penyampaian informasi yang paling efisien dan efektif kepada
dan di dalam tim pengembangan adalah percakapan tatap muka.
5. Pengusaha dan pengembang perangkat lunak harus bekerja sama setiap
hari selama proyek berlangsung.
6. Menjalankan proyek dengan dikelilingi individu yang termotivasi. Beri
mereka lingkungan dan dukungan yang mereka butuhkan, dan
percayalah mereka untuk dapat menyelesaikan pekerjaan.
7. Perangkat lunak kerja adalah ukuran utama progres.
8. Proses agile mempromosikan pembangunan perangkat lunak
berkelanjutan. Para sponsor, pengembang, dan pengguna harus dapat
mempertahankan kecepatan pembangunan berkelanjutan tanpa batas
waktu.
9. Perhatian terus menerus pada keunggulan teknis dan desain yang baik
akan meningkatkan agility.
10. Kesederhanaan adalah seni memaksimalkan jumlah pekerjaan yang
tidak dapat diselesaikan. Kesederhanaan sangat penting.
11. Arsitektur, persyaratan, dan desain terbaik muncul dari tim yang
mengorganisasi sendiri.
22
12. Pada jangka waktu reguler, tim merefleksikan bagaimana menjadi lebih
efektif, kemudian memperbaiki dan menyesuaikan perilakunya.
23
2.8 Scrum
Scrum adalah Sebuah kerangka kerja di mana orang-orang dapat
menyelesaikan permasalahan kompleks yang senantiasa berubah, di mana pada
saat bersamaan menghasilkan produk dengan nilai setinggi mungkin secara
kreatif dan produktif menurut Schawaber, K. & Suterhland, J. (2017).
Scrum menggunakan pendekatan berkala (iterative) dan bertahap
(incremental) untuk meningkatkan prediktabilitas dan mengendalikan resiko.
Menurut Schawaber, K. & Suterhland, J. (2013) ada tiga pilar dari setiap
implementasi kontrol proses empiris yakni: transparansi, Introspeksi dan
Adaptasi.
Transparansi adalah aspek-aspek penting dari proses yang berjalan harus
dapat ditinjau oleh pihak-pihak yang bertanggung-jawab terhadap hasilnya.
Transparansi mengharuskan aspek-aspek tersebut didefinisikan dengan standar
yang sama, sehingga semua peninjau memiliki pemahaman yang sama mengenai
apa yang sedang ditinjau. Introspeksi adalah keadaan dimana pengguna Scrum
harus secara rutin meninjau artefak Scrum beserta perkembangannya agar
perubahan dapat terdeteksi. Adaptasi adalah keadaan apabila peninjau
mendapatkan satu atau lebih aspek dari proses mengalami deviasi di luar batasan
yang dapat diterima, hingga hasil akhirnya menjadi tidak dapat diterima, maka
proses atau materi yang diolah harus diatur ulang. Pengaturan ulang harus dibuat
sesegera mungkin untuk meminimalisir deviasi yang lebih jauh.
2.8.1 Scrum Roles
Tim Scrum terdiri dari Product Owner, Tim Pengembang dan Scrum
Master. Tim yang mengatur dirinya sendiri menentukan cara terbaik untuk
menyelesaikan pekerjaannya dan memiliki semua kompetensi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan, tanpa mengandalkan pihak lain yang berada di
luar anggota tim. Model tim di dalam Scrum dirancang sedemikian rupa untuk
mengotimalisasi fleksibilitas, kreativitas dan produktifitas. Tim Scrum
menghantarkan produk secara berkala dan bertahap untuk memperbesar
kesempatan mendapatkan masukan. Pengiriman secara bertahap dari sebuah
produk yang selesai, memastikan produk yang berpotensi dapat digunakan dan
selalu siap.
24
2.8.2 Product Owner
Product Owner bertanggung jawab untuk memaksimalkan nilai produk
dan hasil kerja Tim Pengembang. Product Owner merupakan satu-satunya orang
yang bertanggung-jawab untuk mengelola Product Backlog.
2.8.3 Development Team
Development Team terdiri dari software developer, analyst, tester,
designer. Tim scrum yang paling efektif sangat ketat, saling terkait, dan biasanya
5 sampai 7 anggota. Anggota tim memiliki keahlian yang berbeda, saling melatih
satu sama lain sehingga tidak ada orang yang menjadi hambatan dalam
penyampaian pekerjaan. Semua anggota tim saling membantu untuk memastikan
penyelesaian sprint yang berhasil.
2.8.4 Scrum Master
Scrum Master bertanggung jawab untuk memastikan Scrum telah
dipahami dan dilaksanakan. Scrum Master melakukannya dengan memastikan
Tim Scrum mengikuti teori, praktik, dan aturan main Scrum. Scrum Master
adalah seorang pemimpin yang melayani Tim Scrum. Scrum Master membantu
pihak di luar Tim Scrum, untuk memahami apakah interaksi mereka dengan Tim
Scrum bermanfaat atau tidak. Scrum Master membantu setiap pihak untuk
merubah interaksi-interaksi yang tidak bermanfaat sehingga bisa memaksimalkan
nilai yang dihasilkan oleh Tim Scrum.
2.9 Skala Likert
Bertram, D. (2016) secara rinci menjelaskan Skala Likert sebagai "A
psychometric response scale primarily used in questionnaires to obtain
participant’s preferences or degree of agreement with a statement or set of
statements. Likert scales are a non‐ comparative scaling technique and are
unidimensional (only measure a single trait) in nature. Respondents are asked to
indicate their level of agreement with a given statement by way of an ordinal
scale." Skala Likert menurut Sugiono (2012) merupakan metode pengukuran
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala likert dikenal sebagai skala 5 sampai dengan 7 poin yang berkisar
antara “Sangat Tidak Setuju” sampai dengan “Sangat Setuju” dimana masing-
25
masing memiliki nilai numerical yang dimulai dari 1 dan bertambah secara
incremental di setiap level untuk mengukur pertanyaan atau pernyataan. Setiap
pernyataan/pertanyaan spesifik dapat memiliki analisis respon secara terpisah
atau dapat digabungkan dengan peryataan/pertanyaan yang berkaitan untuk
membuat nilai dari sebuah grup.
2.10 Entity Relationship Diagram (ERD)
ERD merupakan diagram yang menggambarkan kumpulan dari entitas di
dalam sistem dan hubungan dari entitas tersebut. Entitas sendiri terdiri dari
sekumpulan atribut yang melekat kepada masing - masing entitas. ERD biasa
dipakai oleh analis sistem dan analis database dalam mendefinisikan kebutuhan
penyimpanan data. ERD memiliki 3 komponen utama, yaitu:
1. Entitas
Entitas adalah benda yang memiliki identifikasi yang berbeda. Entitas
dapat digambarkan sebagai persegi yang berisi nama dari entitas tersebut.
2. Atribut
Atribut adalah sifat karakteristik desktiptif dari suatu entitas. Setiap
atribut dapat memiliki primary key (PK) dan foreign key (FK) yang dapat
menunjukkan hubungan antara kedua entitas.
3. Relasi
Relasi menggambarkan hubungan antar satu entitas dengan entitas
yang lainnya. Hubungan antar entitas dapat bersifat one-to-one, one-to-many,
atau many-to-many.
Gambar 2.4 Contoh relasi one-to-one (sumber : penulis)
Gambar 2.5 Contoh relasi one-to-many (sumber : penulis)
26
Gambar 2.6 Contoh relasi many-to-many (sumber : penulis)
2.11 Use Case Diagram & Use Case Description
Use Case Diagram digunakan untuk menggambarkan fungsionalitas yang
dibangun di dalam sistem. Di dalam use case diagram, yang ditekankan adalah
"apa" yang dilakukan oleh sistem. Use case diagram merepresentasikan
hubungan antara aktor dengan sistem. Use case menggunakan kata kerja seperti
login ke dalam sistem, reset password, dan lain - lain. Sebuah use case diagram
terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
1. Aktor; merupakan entitas yang berinteraksi dengan use case.
2. Use Case; menggambarkan fungsi tertentu yang disediakan oleh sistem
3. Relasi; menggambarkan hubungan interaksi antara aktor dengan use case
Gambar 2.7 Contoh use case diagram (sumber :Satzinger, J. W., Jackson,
R. B., Burd, A. D. (2012))
27
Use Case Description menurut usability.gov adalah deskripsi tertulis
tentang bagaimana pengguna akan melakukan tugas di situs Anda. Hal ini
menguraikan, dari sudut pandang pengguna bagaimana perilaku sistem karena
merespons permintaan. Setiap use case diwakili sebagai urutan langkah
sederhana, dimulai dengan tujuan pengguna dan berakhir saat tujuan tersebut
terpenuhi.
2.12 Knowledge Taxonomy
Menurut Dalkir (2011:124), knowlede taxonomy memungkinkan
pengetahuan untuk digambarkan secara grafis sehingga dapat mencerminkan
konsep perusahaan terhadap bidang keahlian tertentu atau konsep perusahaan
pada umumnya. Taxonomy merupakan sistem klasifikasi dasar yang
memungkinkan kita untuk mendeskripsikan konsep dan ketergantungannya
(biasanya dalam bentuk hierarki). Semakin tinggi posisi konsep tersebut
diletakkan, semakin umum konsepnya. Semakin rendah posisi konsep tersebut
diletakkan, maka semakin spesifik konsep tersebut dan merupakan turunan dari
konsep di atasnya.
Gambar 2.8 Contoh Knowledge Taxonomy (Sumber : Dalkir, K. (2011))
28
Pembuatan taxonomy melibatkan proses identifikasi, pendefinisian,
pembandingan, dan pengelompokan terhadap suatu hal. Taxonomy di dalam
perusahaan dibangun dengan cara konsensus. Semua stakeholder harus
menyepakati skema pengklasifikasian yang akan digunakan. Pengklasifikasian
tersebut tidak bisa teoritis, tapi harus bersifat empiris. Taxonomy perusahaan
tidak dirancang untuk dapat digunakan oleh semua perusahaan secara umum.
Karena taxonomy perusahaan merupakan gabungan dari hal – hal yang konkrit
dan abstrak yang bersama – sama membentuk konteks dari perusahaan tertentu.
Konsensus penting untuk dilakukan dalam pembuatan taxonomy agar
semua stakeholder memiliki pemahaman konsep dan istilah yang sama sehingga
dapat mempermudah proses penyimpanan dan pencarian kembali pengetahuan
tersebut oleh seluruh karyawan.
2.13 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran (Sumber : Penulis)
Berikut ini adalah penjelasan dari Kerangka Pemikiran yang akan
diimplementasikan dalam penelitian ini:
1. Analisis Profil & Struktur Organisasi
Analisis yang digunakan untuk menjabarkan secara singkat proses bisnis,
produk bisnis, visi & misi perusahaan, penjabaran parameter visi, penjelasan
struktur organisasi perusahaan beserta tupoksi masing-masing unit kerja.
Kemudian dilakukan identifikasi pemenuhan posisi jabatan pada perusahaan
struktur organisasi yang telah dijelaskan.
2. Identifkasi KM Cycle, SECI Model & KM Tools
PT Krakatau Bandar
Samudera
Analisis Profil dan
Struktur Organisasi
Identifikasi Jenis
Knowledge
Identifikasi KM
Cycle, SECI Model
& KM Tools
Identifkasi
Knowledge Worker
Kuesioner
Penelitian
Knowledge
Taxonomy
Solusi Knowledge
Management
29
Sesuai dengan landasan teori yang digunakan, dilakukan proses identifikasi
permasalahan pada siklus KM Cycle menggunakan “An Integrated KM Life
Cycle” pada perusahaan dan pemodelan proses transformasi pengetahuan
dengan menggunakan SECI Model.
3. Identifikasi Knowledge Worker
Analisis dan identifikasi Knowledge Worker dilakukan pada struktur
organisasi yang telah dijelaskan untuk menentukan peran masing-masing
pada Knowledge Management.
4. Identifkasi Jenis Knowledge
Analisis jenis pengetahuan yang ada di dalam perusahaan baik dalam bentuk
tacit & explicit knowledge maupun klasifikasi yang sudah ada di perusahaan
yaitu general & specific knowledge.
5. Kuesioner Penelitian
Melakukan pengukuran indikator tentang pemahaman Knowledge
Management, tingkat kebudayaan Knowledge Management, penilaian
pentingnya kebijakan manajemen terkait Knowledge Management, pemetaan
pemanfaat teknologi informasi untuk Knowledge Management, sumber
pengetahuan perusahaan, serta perangkat yang digunakan untuk mengakses
sumber pengetahuan.
6. Knowledge Taxonomy
Setelah dilakukan beberapa analisis dan identifikasi terkait Knowledge
Management maka dibuatlah sebuah Knowledge Taxonomy yang
menggambarkan klasifikasi secara hirarkis yang memungkinkan pengetahuan
direfleksikan dengan bidang keahlian khusus atau pada umumnya sehingga
membuat cara untuk melacak konsep dan kata kunci yang digunakan di dalam
Knowledge Management.
7. Solusi Knowledge Management
Setelah diidentifkasi siklus, model, dan permasalahan Knowledge
Management pada perusahaan maka dilakukan pemetaan solusi dengan
pemanfaatan IT sebagai enabler dalam bentuk Knowledge Management
System (KMS). Sistem ini menyedikan teknologi untuk mendukung efisiensi
manajemen pengetahuan dan mendukung interakasi, distribusi, pengambilan,
dan penyimpanan pengetahuan.
30
BAB 3
ANALISIS SISTEM BERJALAN
Pada bab ini akan dijelaskan profil perusahaan PT. Krakatau Bandar
Samudera, Knowledge Management yang sedang berjalan, tacit dan explicit
knowledge yang dimiliki, Knowledge Taxonomy di perusahaan, kesimpulan analisa
Knowledge Management yang berjalan, kesimpulan hasil kuisoner yang telah
dilakukan, serta permasalahan-permasalahan Knowledge Management yang
ditemukan.
3.1 Profil Perusahaan
PT. Krakatau Bandar Samudera awalnya merupakan salah satu unit kerja
PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk. yang berstatus TUKS (Terminal Untuk
Kepentingan Sendiri). Dengan status TUKS maka unit kerja ini secara regulasi
pemerintah hanya boleh melayani kapal – kapal untuk kebutuhan PT. Krakatau
Steel (Persero), Tbk. saja. Untuk meningkatkan produktivitas dan keuntungan
perusahaan, pada tahun 1996 unit kerja tersebut dipisah menjadi anak perusahaan
dengan nama PT. Krakatau Bandar Samudera yang bergerak di bidang jasa
kepelabuhanan namun belum merubah status sebagai TUKS. Baru pada tahun
2010 PT. Krakatau Bandar Samudera mendapat status BUP (Badan Usaha
Pelabuhan) sehingga diperbolehkan untuk melayani kapal – kapal selain dari PT.
Krakatau Steel (Persero), Tbk.
Kantor pusat serta dermaga milik PT. Krakatau Bandar Samudera terletak
di kota Cilegon, dan ada juga kantor pemasaran yang terletak di kota Jakarta. PT.
Krakatau Bandar Samudera memiliki 17 slot dermaga yang dapat disandari mulai
kapal berjenis tongkang hingga kapal berjenis super capesize. Selain di Cilegon,
PT. Krakatau Bandar Samudera juga beroperasi di dermaga milik PT. PLN
(Tanjung Jati) dan di perairan Marunda (Jakarta).
Jasa layanan yang ditawarkan oleh PT. Krakatau Bandar Samudera
meliputi pemanduan dan penundaan kapal, penyandaran kapal, bongkar / muat
kapal untuk kargo curah kering dan curah cair, ship candler, angkutan logistik
menggunakan truk dan kereta api, timbangan truk, sewa lahan, sewa
pergudangan, custom clearance, material handling pabrik baja, dan jetty
management.
31
Visi PT. Krakatau Bandar Samudera adalah “menjadi badan usaha
pelabuhan terkemuka di Indonesia”. Untuk mencapai visi tersebut, PT. Krakatau
Bandar Samudera juga memiliki misi “Berkomitmen untuk memberikan
pelayanan terbaik dan bermanfaat dalam industri kepelabuhanan dan yang terkait
bagi stakeholder serta lingkungan sekitar”. Agar pencapaian kinerja tiap
tahunnya dapat diukur, maka manajemen membuat parameter pencapaian visi,
antara lain :
Tabel 3.1 Tabel Parameter Visi
No Parameter Target s/d 2020
I Keuangan dan Operasional :
a. Penjualan
b. Profit
c. Volume
Rp. 1.500.000.000.000,00
Rp 300.000.000.000,00
40.000.000 Ton
II Sumber Daya Manusia
a. Produktivitas karyawan
b. Pemenuhan kompetensi
karyawan
Rp 3.000.000.000
100 %
III Teknologi Informasi
a. Administrasi
b. Operasional
100 % Terintegrasi
100 % Terintegrasi
IV Lingkungan Hidup
a. Pencemaran air dan udara
NAB kualitas Air Domestik :
- Fisika : kekeruhan 25 NTU, zat padat
terlarut max. 1500 mg/l, warna 50 Pt-
Co
- Kimia : Ph 6,5 – 9, Kesadahan max.
500 mg/l
- Mikrobiologi : Coliform 1000
MPN/100 ml
32
b. Luasan ruang terbuka
hijau
c. Lingkungan kantor
d. Penghematan energy
e. Zero accident
NAB kualitas air laut :
- Fisika : kecerahan > 3 m, zat padat
tersuspensi max 80 mg/l
- Kimia : Ph 6,5 – 8,5, minyak & lemak
max 5 mg/l
- Mikrobiologi : Coliform 1000
MPN/100 ml
NAB Pencemaran Udara :
- Komposisi gas : NO2 max 400
ug/Nm3, SO2 max 900 ug/Nm3
- Debu ambient : max 230 ug/m3
RTH > 10% luas lahan
Bising : max 70 Db
Cahaya : min 100 Lux
Penurunan konsumsi energy per ton
sampai dengan 10% dari 2015
10 uta jam kerja orang
33
3.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi dari PT. Krakatau Bandar Samudera dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Gambar 3.1 Susunan direksi PT. Krakatau Bandar Samudera (sumber : penulis)
Gambar 3.2 Struktur organisasi Direktorat Utama (sumber : penulis)
Gambar 3.3 Struktur organisasi Direktorat Keuangan & SDM (sumber : penulis)
Direktur Utama
Direktur Komersial &
Pengembangan
Usaha
Direktur OperasiDirektur Keuangan &
SDM
Direktur Utama
Tim Transformasi
Korporasi
Kepala Satuan
Pengawas Internal
Kepala Divisi Sekper
& Hukum
Kepala Divisi
Keamanan
Direktur Keuangan &
SDM
Kepala Sub Direktorat
Keuangan & SDM
Kepala Divisi SDM &
Umum
Kepala Divisi
Keuangan
34
Gambar 3.4 Struktur organisasi Direktorat Operasi (sumber : penulis)
Gambar 3.5 Struktur organisasi Direktorat Komersial & Pengembangan (sumber :
penulis)
Gambar 3.6 Struktur organisasi Divisi Keamanan (sumber : penulis)
Direktur Operasi
Kepala Sub Direktorat
Operasi
Kepala Sub Direktorat
Logitic Services &
Operasi Luar
Kepala Divisi
Lingkungan &
Fasilitas Penunjang
Kepala Divisi
Perawatan
Kepala Divisi Operasi
Internal
Kepala Divisi Logistic
Service & Operasi
Luar
Kepala Divisi
Penanganan Material
Handling Afiliasi
Direktur Komersial &
Pengembangan
Usaha
Kepala Sub Direktorat
Komersil &
Pengembangan Usaha
Kepala Divisi
Teknologi Informasi &
Sistem Manajemen
Kepala Divisi
Pengembangan
Usaha
Kepala Divisi Pengadaan
Barang & Jasa
Kepala Divisi
Pemasaran
Kepala Dinas
Keamanan & PFSO
Analis Damkar
Analis K3LH
Kepala Seksi K3LH
Kepala Dinas K3LH
Kepala Seksi
Keamanan & PFSO
Komandan Regu
Keamanan
Kepala Divisi
Keamanan
35
Gambar 3.7 Struktur organisasi Divisi Sekper & Hukum (sumber : penulis)
Gambar 3.8 Struktur organisasi Satuan Pengawas Internal (sumber : penulis)
Kepala Dinas Hukum
Analis Humas
Kepala Seksi Humas
Kepala Dinas Humas
& Kearsipan
Kepala Seksi Hukum
Analis Hukum
Analis Perizinan
Analis Kearsipan
Kepala Seksi
Kearsipan
Kepala Seksi
Manajemen Risiko &
GCG
Analis Manajemen
Risiko
Analis GCG
Kepala Divisi Sekper
& Hukum
Kepala Seksi Audit
Komersial
Analis Audit
Operasional
Kepala Seksi Audit
Operasional
Kepala Dinas Audit
Internal
Analis Audit
Komersial
Kepala Satuan
Pengawas Internal
36
Gambar 3.9 Struktur organisasi Divisi Operasi Internal (sumber : penulis)
Gambar 3.10 Struktur organisasi Divisi Perawatan (sumber : penulis)
Kepala Divisi Operasi
Internal
Kepala Dinas
Perencanaan
Pelabuhan
Kepala Seksi
Perencanaan
Pelabuhan
Analis BAPJ &
Pelaporan
Analis VESA
Kepala Seksi
Pelaporan Kinerja
Pelabuhan
Analis Pelaporan
Kinerja Pelabuhan
Kepala Dinas Operasi
Kepelabuhanan
Cigading 1
Kepala Seksi
Penyandaran & BM
Cigading 1
Stevedor
Analis Komunikasi
Cigading 1
Pengawas BM
Cigading 1
Operator Crane
Cigading 1
Operator Ore
Conveyor Tower
Operator Central
Tower
Kepala Seksi
Pelayanan Dermaga
& Kapal Cigading 1
Kepala Dinas Operasi
Kepelabuhanan
Cigading 2
Kepala Seksi
Penyandaran & BM
Cigading 2
Stevedor
Analis Komunikasi
Cigading 2
Pengawas BM
Cigading 1
Operator Crane
Cigading 2
Operator Conveyor
Cigading 2
Kepala Dinas
Perawatan Mekanik
Kepala Seksi
Perawatan Mekanik
Cigading 1
Analis Perawatan
Mekanik Cigading 1
Analis Lubrikasi
Cigading 1
Analis Vulkanisir
Cigading 1
Kepala Seksi
Perawatan Mekanik
Cigading 2
Analis Perawatan
Mekanik Cigading 2
Analis Lubrikasi
Cigading 2
Analis Vulkanisir
Cigading 2
Kepala Dinas
Perawatan Elektrik
Kepala Seksi
Perawatan Elektrik
Cigading 1
Analis Elektrik
Cigading 1
Kepala Seksi
Perawatan Elektrik
Cigading 2
Analis Elektrik
Cigading 2
Kepala Dinas
Perencanaan
Perawatan Pelabuhan
Kepala Seksi
Perencanaan
Perawatan
Analis Planner
Mekanik
Analis Planner
Elektrik
Analis Pengendalian
Sparepart &
Consumable
Kepala Seksi
Perawatan Dermaga
Analis Perawatan
Dermaga
Kepala Seksi
Preventive
Maintenance
Analis Preventive
Mechanical Cigading
1
Analis Preventive
Elektric Cigading 1
Analis Preventive
Dermaga Cigading 1
Analis Preventive
Mechanical Cigading
2
Analis Preventive
Elektric Cigading 2
Analis Preventive
Dermaga Cigading 2
Kepala Divisi
Perawatan
37
Gambar 3.11 Struktur organisasi Divisi Lingkungan & Fasilitas Penunjang (sumber :
penulis)
Gambar 3.12 Struktur organisasi Divisi Logistic Service (sumber : penulis)
Kepala Dinas Trafic
Kepala Seksi Trafic
Kepala Dinas
Perencanaan Lingkungan
& Fasilitas Penunjang
Kepala Seksi
Perencanaan Lingkungan
& Fasilitas Penunjang
Kepala Seksi Perawatan
Lingkungan &
Perkantoran
Analis Perawatan
Lingkungan &
Perkantoran
Kepala Divisi
Lingkungan &
Fasilitas Penunjang
Kepala Dinas
Perencanaan Logistic
Service
Kepala Seksi
Perencanaan Logistic
Service
Kepala Seksi
Perawatan &
Peralatan Penunjang
Analis Perencanaan
Logistic Service
Analis Pelaporan
Analis BAPJ
Analis Pengendalian
Logistic Service
Analis Pengelolaan
Peralatan Penunjang
Analis Perawatan
Peralatan
Analis Workshop
Kepala Dinas
Operasional Logistic
Service
Kepala Seksi
Pengelolaan Luar &
Moda Kereta Api
Kepala Seksi
Operasional Logistic
Service
Staf Pengelolaan
Moda Kereta Api
Analis Operasional
Logistic Service
Kepala Seksi
Pengelolaan
Pergudangan
Analis Pengelolaan
Pergudangan
Kepala Dinas
Pengembangan &
Pengelolaan Terminal
Kepala Seksi
Operasional Dermaga
Kepala Seksi
Administrasi Proyek
Pandu
Kepala Divisi Logistic
Service
38
Gambar 3.13 Struktur organisasi Divisi Penanganan Material Handling Afiliasi
(sumber : penulis)
Gambar 3.14 Struktur organisasi Divisi Pemasaran (sumber : penulis)
Kepala Dinas
Perencanaan &
Peralatan PMHA
Kepala Seksi
Keuangan &
Administrasi
Kepala Seksi
Perencanaan PMHA
Analis AdministrasiAnalis Perencanaan
Peralatan PMHA
Kepala Seksi
Peralatan
Analis Peralatan
Kepala Seksi
Perawatan Peralatan
& Workshop
Analis Perawatan
Peralatan
Kepala Dinas
Operasional PMHA
Kepala Seksi Internal
Handling
Kepala Seksi Raw
Material Handling
Analis Internal
Handling
Analis Raw Material
Handling
Kepala Divisi
Penanganan Material
Handling Afiliasi
Analis Administrasi
Pemasaran
Account Executive
Senior Account
Executive
Kepala Seksi
Administrasi
Penjualan
Kepala Dinas
Customer Service
Analis Administrasi
Penjualan
Kepala Divisi
Pemasaran
39
Gambar 3.15 Struktur organisasi Divisi Pengadaan (sumber : penulis)
Gambar 3.16 Struktur organisasi Divisi Pengembangan Usaha (sumber : penulis)
Kepala Seksi
Pembelian Logistic
Service
Analis Pembelian
Barang/Jasa
Kepala Seksi
Pembelian Barang/
Jasa
Kepala Dinas
Pembelian
Analis Pembelian
Logistic Service
Analis Pelayanan
Gudang Sparepart
Kepala Seksi Gudang
Sparepart
Kepala Seksi
Perencanaan
Pengadaan
Kepala Dinas
Perencanaan
Pengadaan
Analis Peencanaan
Pengadaan
Kepala Divisi
Pengadaan Barang &
Jasa
Kepala Seksi
Manajemen Proyek
Kepala Dinas
Manajemen Proyek
Analis Project ControlAnalis Kerjasama
Operasi
Kepala Seksi
Kerjasama Operasi
Kepala Seksi
Perencanaan Bisnis
Kepala Dinas
Perencanaan Bisnis
Analis Perencanaan
Bisnis
Analis Electrical
Engineering
Electrical EngineeringMechanical
Engineering
Kepala Dinas
Engineering
Analis Mechanical
Engineering
Analis Civil
Engineering
Civil Engineering
Kepala Divisi
Pengembangan
Usaha
40
Gambar 3.17 Struktur organisasi Divisi TI & SM (sumber : penulis)
Gambar 3.18 Struktur organisasi Divisi Keuangan (sumber : penulis)
Gambar 3.19 Struktur organisasi Divisi SDM & Umum (sumber : penulis)
Sistem Analis
Analis Perencanaan IT
Kepala Seksi Strategi
& Perencanaan IT
Kepala Dinas Strategi
& Perencanaan IT
Analis Strategi IT
Security Specialist
Sistem Administrator
Kepala Seksi IT
Infrastruktur
Kepala Dinas
Pengembangan Aplikasi
IT & Infrastruktur
Analis Sistem
Jaringan
Analis Helpdesk
Kepala Seksi
Pengembangan
Aplikasi
Programmer
Analis Pengendalian
Sistem Manajemen
Kepala Dinas Sistem
Manajemen
Kepala Seksi Sistem
Manajemen
Analis Pengembangan
Sistem Manajemen
Kepala Divisi Teknologi
Informasi & Sistem
Manajemen
Kepala Seksi
Verifikasi
Analis Piutang,
Asuransi & Pajak
Kepala Seksi Piutang,
Asuransi & Pajak
Kepala Dinas
Akuntansi Keuangan
Analis Verifikasi
Kepala Seksi
Pengendalian
Anggaran
Analis Laporan
Manajemen
Kepala Seksi Laporan
Manajemen
Kepala Dinas
Akuntansi
Manajemen
Analis Pengendalian
Anggaran
Kepala Seksi
Penagihan
Kasir
Kepala Seksi
Pengendalian Kas
Kepala Dinas Treasury
Analis Penagihan
Kepala Seksi Pelaporan
Keuangan, Aktiva Tetap,
& Inventory
Analis Pelaporan
Keuangan, Aktiva Tetap,
& Inventory
Kepala Divisi
Keuangan
Kepala Seksi
Pengembangan
Kompetensi
Analis Pengembangan
Organisasi
Kepala Seksi
Pengembangan
Organisasi
Kepala Dinas
Pengembangan SDM
Analis Pengembangan
Kompetensi
Analis Umum
Analis Remunerasi
Kepala Seksi Kesra &
Remunerasi
Kepala Dinas
Personalia & Umum
Analis Kesra
Kepala Divisi SDM &
Umum
41
Dari struktur organisasi di atas dapat dilihat bahwa PT. Krakatau Bandar
Samudera memiliki 4 Direktorat, 4 Subdirektorat, dan 15 Divisi. Tugas dan
tanggung jawab masing – masing unit kerja antara lain :
1. Direktorat Utama
a. Divisi Keamanan
Bertanggung jawab terhadap keamanan baik kawasan perkantoran
maupun kawasan pelabuhan. Unit kerja ini bertugas memeriksa orang dan
kendaraan untuk memastikan bahwa orang dan kendaraan tersebut benar
– benar memiliki akses yang sah.
b. Divisi Sekretaris Perusahaan & Hukum
Bertanggung jawab terhadap mengelola arsip perusahaan,
mengelola manajemen risiko, melaksanakan CSR (corporate social
responsibility), membuat kontrak dengan customer / vendor / mitra, dan
memastikan bahwa perusahaan tidak melanggar regulasi pemerintah.
c. Satuan Pengawas Internal
Bertanggung jawab sebagai fungsi kontrol dari semua unit kerja di
perusahaan. Unit kerja ini bertugas melakukan audit untuk memastikan
bahwa semua unit kerja bekerja sesuai dengan prosedur yang sudah
dibuat oleh perusahaan.
d. Tim Transformasi Korporasi
Unit kerja ini beranggotakan staf ahli yang bertugas untuk
memberikan pandangan ahli kepada jajaran Direksi baik terkait kondisi
perusahaan, permasalahan yang dihadapi, maupun pengembangan
perusahaan.
2. Direktorat Keuangan dan SDM
2.1.Subdirektorat Keuangan & SDM
a. Divisi Keuangan
Bertanggung jawab sebagai kontrol anggaran, pencatatan dan
verifikasi transaksi keuangan baik dengan karyawan / customer /
vendor / mitra, penyelesaian pajak, dan penyusunan laporan
manajemen.
b. Divisi SDM & Umum
42
Bertanggung jawab terhadap segala bentuk administrasi yang
berhubungan dengan karyawan, kesejahteraan karyawan,
pengembangan kompetensi dan organisasi, knowledge management
serta penyelesaian konflik yang terjadi antar karyawan.
3. Direktorat Operasi
3.1.Subdirektorat Operasi
a. Divisi Operasi Internal
Bertanggung jawab terhadap pelayanan kapal yang sandar di
dermaga Cilegon (dermaga Cigading 1 dan dermaga Cigading 2)
mulai dari perencanaan kapal yang akan sandar, pelayanan
pemanduan dan penundaaan, pelayanan penyandaran, pelayanan
bongkar / muat kapal, dan pelayanan ship candler. Selain itu unit
kerja ini bertugas untuk membuat laporan kegiatan kepada pemerintah
dalam hal ini Kementrian Perhubungan yang diwakili oleh Kantor
Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten.
b. Divisi Perawatan
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan
dermaga, alat bongkar / muat baik dari sisi mekanikal maupun
elektrikal seperti : ship unloader, portal harbour crane, multi purpose
crane, dan conveyor. Selain itu unit kerja ini bertanggung jawab untuk
berkoordinasi dengan vendor penyedia pasokan listrik ke perusahaan.
c. Divisi Lingkungan & Fasilitas Penunjang
Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan
bangunan baik itu gedung perkantoran, pergudangan, jalan, lampu
penerangan jalan, penghijauan di lingkungan kantor, da pelayanan
yang terkait dengan jasa sewa lahan. Selain itu, unit kerja ini juga
bertugas untuk pengaturan traffic dan pengaturan akses kendaraan
barang yang masuk ke perusahaan.
3.2.Subdirektorat Logistic Service & Operasi Luar
a. Divisi Logistic Service & Operasi Luar
Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang terkait dengan
pengiriman barang menggunakan truk / kereta api, jasa timbangan
truk, jasa sewa gudang, custom clearance, serta pelayanan kapal yang
43
sandar di perairan Marunda (Jakarata) dan di dermaga PT. PLN
(Persero) Tanjung Jati.
b. Divisi Penanganan Material Handling Afiliasi
Bertanggung jawab terhadap penanganan material di internal
pabrik baja PT. Krakatau Posco.
4. Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha
4.1.Subdirektorat Komersial & Pengembangan Usaha
a. Divisi Pemasaran
Bertanggung jawab untuk mendapatkan customer baru,
mempertahankan customer yang sudah didapat, administrasi
penjualan, dan customer service.
b. Divisi Pengembangan Usaha
Bertanggung jawab untuk melakukan kajian dan evaluasi
terhadap rencana pengembangan bisnis perusahaan dengan
menerbitkan dokumen studi kelayakan / cost and benefit. Unit kerja
ini bertugas mulai dari rencana pengembangan sampai dengan bisnis
tersebut berhasil dijalankan. Setelah bisnis tersebut berhasil
dijalankan, maka tanggung jawab pelayanan akan diserahterimakan ke
Direktorat Operasi.
c. Divisi Pengadaan Barang & Jasa
Bertanggung jawab terhadap pengadaan barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh unit kerja yang lain. Dalam melakukan pengadaan
barang dan jasa, unit kerja ini mengerjakan mulai dari administrasi
pembelian, negosiasi dengan vendor, sampai dengan pemilihan
vendor sesuai prosedur yang berlaku di perusahaan.
4.2.Divisi TI & SM
Bertanggung jawab terhadap perencanaan, implementasi, dan
perawatan teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Selain itu unitk kerja ini juga bertugas untuk membuat prosedur, instruksi
kerja, serta form guna memastikan keselamatan dan kualitas pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawan.
Perbandingan antara jumlah posisi yang ada di dalam struktur organisasi
dengan jumlah posisi yang sudah terisi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
44
Tabel 3.2 Tabel Perbandingan Jumlah Posisi dan Posisi Terisi
N
o Divisi
Total Jumlah
Posisi
Jumlah
Posisi Terisi % Posisi Terisi
1 Sekper & Hukum 16 9 56 %
2 Satuan Pengawas
Internal
5 4 80 %
3 Unit Transformasi
Korporasi
Sesuai
Kebutuhan
4 -
4 Keuangan 21 11 52 %
5 SDM & Umum 13 6 46 %
6 Operasi Internal 88 80 91 %
7 Perawatan 47 25 53 %
8 Lingkungan &
Fasilitas Penunjang
7 7 100 %
9 Logistic Service &
Operasi Luar
30 23 77 %
10 Penanganan
Material Handling
Afiliasi
29 6 21 %
11 Pemasaran 11 8 73 %
12 Pengembangan
Usaha
16 7 44 %
13 Pengadaan 16 14 88 %
14 TI & SM 19 7 37 %
Total 318 211 66 %
45
3.3 Jenis – Jenis Knowledge Perusahaan
Berdasarkan jenisnya, knowledge yang dimiliki PT. Krakatau Bandar
Samudera dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori, yaitu general dan
specific knowledge, serta tacit dan explicit knowledge.
3.3.1 General Knowledge dan Specific Knowledge
General knowledge merupakan pengetahuan yang umum
diketahui oleh semua karyawan. General knowledge yang ada di level
perusahaan antara lain :
1. Prosedur, instruksi kerja, dan form manual sesuai dengan unit
kerjanya. Tanpa pengetahuan tersebut maka kinerja seorang
karyawan bisa saja tidak sesuai standar kualitas yang sudah
ditetapkan oleh manajemen dan bisa juga menjadi penyebab dari
kecelakaan kerja.
2. Proses bisnis perusahaan secara umum. Pengetahuan ini penting
agar karyawan mengerti dan paham akan perannya di dalam
perusahaan dan hubungan antar unit kerja. Apabila terjadi masalah
dalam suatu proses, karyawan dapat melacak apa penyebab
masalahnya dan proses mana yang akan terkena dampaknya.
3. Visi, misi, dan parameter pencapaian visi perusahaan.
Pengetahuan ini harus dimengerti dan dipahami oleh semua
karyawan agar dalam bekerja karyawan mengetahui arah yang
ingin dicapai oleh perusahaan dan sudah sampai mana
pencapaiannya.
4. Nilai – nilai budaya perusahaan. PT. Krakatau Bandar Samudera
memiliki nilai – nilai budaya perusahaan yaitu Intact Sincerity,
Competence, Integrity, Reliabilty, Inovative. Semua karyawan
harus mengerti dan paham nilai – nilai budaya tersebut untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sesuai dengan harapan
manajemen sehingga dapat mendukung pencapaian visi dan misi
perusahaan.
5. Dasar – dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Setiap
karyawan selalu dibekali pengetahuan mengenai dasar – dasar K3
sehingga diharapkan meminimalisir terjadinya kecelakaan di area
46
kerja. Selain itu agar karyawan dapat melaporkan kepada Safety
Officer apabila menemukan kondisi kerja yang tidak aman atau
aktifitas kerja yang tidak aman.
Selain general knowledge yang ada di level perusahaan,
terdapat juga specific knowledge yang dimiliki oleh perusahaan.
Specific knowledge adalah pengetahuan yang hanya dimiliki oleh
karyawan – karyawan tertentu saja. Beberapa specific knowledge yang
dimiliki oleh perusahaan antara lain :
1. Divisi Keamanan
a. Pengetahuan mengenai The International Ship and Port
Facility Security Code (ISPS Code). ISPS Code merupakan
peraturan mengenai hal – hal yang harus dilakukan untuk
meningkatkan keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan.
Sebagai pelabuhan internasional, PT. Krakatau Bandar
Samudera harus dapat memenuhi peraturan – peraturan yang
ada di dalam ISPS Code.
b. Pengetahuan mengenai intelijen untuk mengantisipasi
terjadinya pencurian barang baik di dalam wilayah perusahaan
maupun dalam proses pengiriman ke customer. Selain itu
pengetahuan mengenai intelijen penting untuk mendapatkan
informasi dari pencuri barang yang tertangkap.
c. Pengetahuan mengenai Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan
Lingkungan Hidup (K3LH)
2. Divisi Sekretaris Perusahaan & Hukum
a. Pengetahuan mengenai perundang – undangan yang berlaku
dan berkorelasi dengan bisnis perusahaan sehingga perusahaan
tidak melakukan sesuatu yang melawan regulasi.
b. Penyusunan kontrak dengan customer / vendor / mitra agar
tidak merugikan perusahaan.
c. Pendekatan apabila terjadi konflik dengan masyarakat sekitar
3. Satuan Pengawas Internal.
a. Pengetahuan untuk menggali informasi melalui interogasi.
47
b. Pengetahuan untuk mencari bukti – bukti otentik yang
berkaitan dengan proses audit.
4. Divisi Keuangan
a. Pengetahuan mengenai perpajakan yang berlaku di Indonesia.
b. Pengetahuan mengenai Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
5. Divisi SDM & Umum
a. Pengetahuan mengenai peraturan ketenaga kerjaan sehingga
perusahaan tidak melakukan sesuatu yang melawan regulasi
b. Pendekatan kepada manajemen, karyawan, dan himpunan
karyawan agar kebijakan terkait kekaryawanan bisa
diimplementasikan dengan lancar.
c. Pengetahuan mengenai pengembangan kompetensi dan
organisasi agar bisa menyesuaikan situasi dan kondisi yang
dihadapi oleh perusahaan.
6. Divisi Operasi Internal
a. Pengetahuan tentang perencanaan kedatangan kapal, dokumen
apa saja yang dibutuhkan, dan perijinan apa saja yang harus
dipenuhi.
b. Kemampuan melakukan pemanduan atas olah gerak kapal.
c. Kemampuan mengoperasikan alat bongkar / muat seperti ship
unloader, portal harbor crane, multi purpose crane, dan
conveyor.
7. Divisi Perawatan
a. Pengetahuan elektrik dan mekanik terkait perawatan alat
bongkar / muat seperti ship unloader, portal harbor crane,
multi purpose crane, dan conveyor.
b. Pengetahuan sipil terkait perawatan dermaga.
8. Divisi Lingkungan & Fasilitas Penunjang
a. Pengetahuan sipil terkait pembangunan / perawatan jalan,
gedung perkantoran, dan pergudangan.
b. Pengetahuan mengenai rekayasa lalu lintas agar tidak terjadi
kemacetan di area perusahaan apabila terjadi insiden.
9. Divisi Logistic Service & Operasi Luar
48
a. Pengetahuan tentang perencanaan kedatangan kapal, dokumen
apa saja yang dibutuhkan, dan perijinan apa saja yang harus
dipenuhi (di luar dermaga Cilegon).
b. Kemampuan melakukan pemanduan atas olah gerak kapal (di
luar dermaga Cilegon).
c. Kemampuan mengoperasikan alat bongkar / muat (di luar
dermaga Cilegon).
a. Pengetahuan mesin dan otomatif terkait perawatan truk, alat
berat, dan timbangan.
b. Kemampuan berkoordinasi dan mengambil keputusan dengan
cepat dengan customer, vendor, mitra, dan regulator untuk
menjamin kelancaran operasional.
c. Kemampuan untuk melakukan pendekatan kepada sopir truk
agar tidak terjadi konflik.
10. Divisi Pemasaran
a. Kemampuan untuk melakukan pendekatan baik kepada calon
customer potensial dan customer yang sudah didapat.
b. Kemampuan untuk melayani dan menindaklanjuti komplain
dari customer.
c. Kemampuan untuk melakukan negosiasi dengan customer
terkait kontrak kerjasama dan tarif penjualan.
11. Divisi Pengembangan Usaha
a. Pengetahuan tentang peluang bisnis yang bisa dikembangkan
oleh perusahaan.
b. Kemampuan untuk membuat dokumen studi kelayakan dan
cost & benefit terkait rencana pengembangan perusahaan.
12. Divisi Pengadaan
a. Pengetahuan tentang peraturan – peraturan mengenai
pengadaan barang dan jasa
b. Kemampuan untuk melakukan negosiasi dengan vendor
c. Pengetahuan mengenai manajemen logistik barang
13. Divisi TI & SM
a. Pengetahuan tentang perkembangan teknologi informasi dan
mengkorelasikan dengan kebutuhan perusahaan.
49
b. Kemampuan untuk melakukan analisa, perancangan,
pembangunan, dan perawatan baik software maupun hardware
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
c. Kemampuan untuk memberikan penjelasan dengan bahasa
yang mudah dimengerti oleh user
d. Kemampuan untuk menyusun prosedur, instruksi kerja, dan
form manual sebagai pedoman kerja karyawan.
3.3.2 Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge
Tacit knowledge merupakan pengetahuan yang didapat dari
pengalaman, wawasan, maupun intuisi individu yang tidak tertuang ke
dalam bentuk tulisan, suara, maupun gambar. Sebagian besar tacit
knowledge yang dimiliki oleh PT. Krakatau Bandar Samudera
bersumber dari :
1. Pengalaman karyawan yang pernah mengalami peristiwa tertentu
dimana peristiwa tersebut tidak mempunyai pola. Contoh :
- Pengalaman unit kerja keamanan dalam menangkap dan
menggali informasi dari pencuri barang
- Pengalaman unit kerja humas dalam menanggulangi demo
masyarakat
- Pengalaman unit kerja hukum dalam menanggulangi kasus
hukum dengan customer / vendor / mitra
2. Pengalaman karyawan dalam menangani proyek yang mendukung
pengembangan bisnis perusahaan. Contoh :
- Permasalahan dan solusi yang dihadapi unit kerja
pengembangan usaha dalam mendapatkan ijin pemanduan dan
penundaan di perairan Marunda Jakarta dan di Tanjung Jati
- Permasalahan dan solusi yang dihadapi unit kerja logistic
service dalam membangun Dry Port
- Permasalahan dan solusi unit kerja IT dalam pengembangan
system informasi Back End dan Front End
3. Pengalaman karyawan dalam menyelesaikan masalah tapi tidak
mencatatnya ke dalam bentuk dokumen.
50
4. Wawasan karyawan yang didapat dari mencari tahu informasi –
informasi terbaru, maupun wawasan yang didapat dari relasi.
Contoh :
- Perubahan regulasi
- Rencana investasi di sektor logistik baik yang dicanangkan
oleh pemerintah maupun pihak swasta
- Perkembangan bisnis dari kompetitor
- Perkembangan teknologi
Kebalikan dari tacit knowledge, explicit knowledge
merupakan pengetahuan yang sudah dituangkan ke dalam bentuk
dokumen, suara, maupun gambar. Explicit knowledge yang dimiliki
oleh PT. Krakatau Bandar Samudera :
1. Manual book dari software, hardware, dan peralatan bongkar /
muat yang dimiliki
2. Dokumentasi pengerjaan proyek
3. Dokumentasi penyelesaian masalah
4. Prosedur, instruksi kerja, dan form manual
5. Modul training yang didapat dari hasil training karyawan
3.4 Knowledge Taxonomy Perusahaan
Dari berbagai kowledge yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat
dikategorikan menjadi 4 kelompok besar yang digambarkan ke dalam bentuk
taxonomy sebagai berikut :
Gambar 3.20 Knowledge Taxonomy di Perusahaan (sumber : penulis)
Knowledge pada level perusahaan merupakan general knowledge yang
sifatnya umum dan dapat diketahui oleh semua karyawan. Knowledge yang
sifatnya specific antara lain :
Organisasi
Proses Bisnis
IntiProses Bisnis
Pendukung
Project
Management Inovasi
51
1. Proses Bisnis Inti
Kategori ini terdiri dari knowledge yang berhubungan dengan bisnis
inti perusahaan yaitu jasa pelabuhan. Knowledge dalam kategori ini mutlak
harus dikuasai dan dipahami oleh perusahaan untuk dapat menjalankan
operasional pelabuhan dengan baik. Ketiadaan knowledge ini dapat
mengancam eksistensi perusahaan.
Gambar 3.21 Knowledge Taxonomy Proses Bisnis Inti (sumber : penulis)
2. Proses Bisnis Pendukung
Kategori ini terdiri dari knowledge yang sifatnya untuk mendukung
proses administrasi perusahaan dan tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan operasional pelabuhan.
52
Gambar 3.22 Knowledge Taxonomy Proses Bisnis Pendukung (sumber : penulis)
3. Project Management
Kategori ini terdiri dari knowledge yang berhubungan dengan
implementasi project di perusahaan, seperti : pembangunan dermaga,
pembangunan integrated warehouse, pembangunan conveyor, pembelian
crane, implementasi IT / IS.
4. Inovasi
Kategori ini terdiri dari inovasi - inovasi yang dilakukan oleh
karyawan.
Dari proses bisnis yang dijalankan di PT. KBS, dapat dikategorikan
masing – masing Knowledge Worker yang berperan di dalamnya, seperti yang
ditampilkan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.3 Tabel Kategori Knowledge Worker
Proses Knowledge Worker Level
Pemasaran
Kepala Sub Direktorat Komersial &
Pengembangan Usaha
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Pemasaran Kepala Divisi
Senior Account Executive Kepala Dinas
Proses Bisnis
Pendukung
Manajemen SDMManajemen
Keuangan
Standar
Akuntansi
Keuangan
Pajak
Manajemen
Pengadaan
Barang & Jasa
Hubungan
MasyarakatK3LHComplianceAuditIT / IS
Hardware
Software
Network
Legalitas Hukum
ISPS Code
ISO
MBCfPE
KPKU
Good Corporate
Governance
OHSAS
Pengembangan
Organisasi
Pengembangan
Kompetensi
Pengembangan
Karir
Negosiasi
PembelianKomunikasi
Corporate Social
Responsibility
Jurnalistik
Audit Komersial
Audit
Operasional
Audit Proses
Bisnis
Audit IT / IS
Audit Keuangan
Kawasan
Pelabuhan
Perkantoran
Pertamanan
53
Kepala Dinas Customer Service Kepala Dinas
Account Executive Kepala Seksi
Operasional
Kepala Sub Direktorat Operasi Kepala Sub
Direktorat
Kepala Sub Direktorat Logistic Service
& Operasi Luar
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Operasi Internal Kepala Divisi
Kepala Divisi Logistic Service &
Operasi Luar
Kepala Divisi
Kepala Divisi Penanganan Material
Handling Afiliasi
Kepala Divisi
Kepala Dinas Perencanaan Pelabuhan Kepala Dinas
Kepala Dinas Operasi Kepelabuhanan
Cigading 1
Kepala Dinas
Kepala Dinas Operasi Kepelabuhanan
Cigading 2
Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan Logistic
Service
Kepala Dinas
Kepala Dinas Operasional Logistic
Service
Kepala Dinas
Kepala Dinas Pengembangan &
Pengelolaan Terminal
Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan & Peralatan
PMHA
Kepala Dinas
Kepala Dinas Operasional PMHA Kepala Dinas
Kepala Seksi Perencanaan Pelabuhan Kepala Seksi
54
Kepala Seksi Penyandaran & BM
Cigading 1
Kepala Seksi
Kepala Seksi Pelayanan Dermaga &
Kapal Cigading 1
Kepala Seksi
Kepala Seksi Penyandaran & BM
Cigading 2
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perencanaan Logistic
Service
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan & Peralatan
Penunjang
Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengelolaan Luar & Moda
Kereta Api
Kepala Seksi
Kepala Seksi Operasional Logistic
Service
Kepala Seksi
Kepala Seksi Operasional Dermaga Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengelolaan Pergudangan Kepala Seksi
Pandu Kepala Seksi
Kepala Seksi Perencanaan PMHA Kepala Seksi
Kepala Seksi Peralatan Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan Peralatan &
Workshop
Kepala Seksi
Kepala Seksi Internal Handling Kepala Seksi
Kepala Seksi Raw Material Handling Kepala Seksi
Analis VESA Analis
Stevedor Analis
Pengawas BM Cigading 1 Analis
55
Pengawas BM Cigading 1 Analis
Analis Perencanaan Logistic Service Analis
Analis Pengendalian Logistic Service Analis
Analis Perawatan Peralatan Analis
Analis Workshop Analis
Staf Pengelolaan Moda Kereta Api Analis
Analis Operasional Logistic Service Analis
Analis Pengelolaan Pergudangan Analis
Analis Perencanaan Peralatan PMHA Analis
Analis Peralatan Analis
Analis Perawatan Peralatan Analis
Analis Internal Handling Analis
Analis Raw Material Handling Analis
Proses Peralatan
Bongkar Muat
Kepala Sub Direktorat Operasi Kepala Sub
Direktorat
Kepala Sub Direktorat Logistic Service
& Operasi Luar
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Perawatan Kepala Divisi
Kepala Divisi Logistic Service &
Operasi Luar
Kepala Divisi
Kepala Dinas Perawatan Mekanik Kepala Dinas
Kepala Dinas Perawatan Elektrik Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan Perawatan
Pelabuhan
Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan Logistic Kepala Dinas
56
Service
Kepala Seksi Perawatan Mekanik
Cigading 1
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan Mekanik
Cigading 2
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan Elektrik
Cigading 1
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan Elektrik
Cigading 2
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perencanaan Perawatan Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan Dermaga Kepala Seksi
Kepala Seksi Preventive Maintenance Kepala Seksi
Kepala Seksi Perawatan & Peralatan
Penunjang
Kepala Seksi
Analis Perawatan Mekanik Cigading 1 Analis
Analis Lubrikasi Cigading 1 Analis
Analis Vulkanisir Cigading 1 Analis
Analis Perawatan Mekanik Cigading 2 Analis
Analis Lubrikasi Cigading 2 Analis
Analis Vulkanisir Cigading 2 Analis
Analis Elektrik Cigading 1 Analis
Analis Elektrik Cigading 2 Analis
Analis Planner Mekanik Analis
Analis Planner Elektrik Analis
Analis Perawatan Dermaga Analis
57
Analis Preventive Mechanical Cigading
1
Analis
Analis Preventive Elektric Cigading 1 Analis
Analis Preventive Dermaga Cigading 1 Analis
Analis Preventive Mechanical Cigading
2
Analis
Analis Preventive Elektric Cigading 2 Analis
Analis Preventive Dermaga Cigading 2 Analis
Analis Perawatan Lingkungan &
Perkantoran
Analis
Analis Perencanaan Logistic Service Analis
Analis Pengendalian Logistic Service Analis
Analis Perawatan Peralatan Analis
Analis Workshop Analis
Analis Pengelolaan Peralatan Penunjang Analis
Analis Perawatan Peralatan Analis
Analis Workshop Analis
Proses
Manajemen
Keuangan
Kepala Sub Direktorat Keuangan &
SDM
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Keuangan Kepala Divisi
Kepala Dinas Akuntansi Keuangan Kepala Dinas
Kepala Dinas Akuntansi Manajemen Kepala Dinas
Kepala Dinas Treasury Kepala Dinas
Kepala Seksi Piutang, Asuransi & Pajak Kepala Seksi
58
Kepala Seksi Pelaporan Keuangan,
Aktiva Tetap, & Inventory
Kepala Seksi
Kepala Seksi Laporan Manajemen Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengendalian Anggaran Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengendalian Kas Kepala Seksi
Analis Piutang, Asuransi & Pajak Analis
Analis Pelaporan Keuangan, Aktiva
Tetap, & Inventory
Analis
Analis Laporan Manajemen Analis
Analis Pengendalian Anggaran Analis
Proses
Manajemen
SDM
Kepala Sub Direktorat Keuangan &
SDM
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi SDM & Umum Kepala Divisi
Kepala Dinas Pengembangan SDM Kepala Dinas
Kepala Seksi Pengembangan Organisasi Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengembangan
Kompetensi
Kepala Seksi
Analis Pengembangan Organisasi Analis
Analis Pengembangan Kompetensi Analis
Proses
Manajemen
Pengadaan
Barang & Jasa
Kepala Sub Direktorat Komersial &
Pengembangan Usaha
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Pengadaan Barang & Jasa Kepala Divisi
Kepala Dinas Pembelian Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan Pengadaan Kepala Dinas
Kepala Seksi Pembelian Barang/Jasa Kepala Seksi
59
Kepala Seksi Pembelian Logistic
Service
Kepala Seksi
Kepala Seksi Perencanaan Pengadaan Kepala Seksi
Proses IT / IS
Kepala Divisi Teknologi Informasi &
Sistem Manajemen
Kepala Divisi
Kepala Dinas Strategi & Perencanaan IT Kepala Dinas
Kepala Dinas Pengembangan Aplikasi
IT & Infrastruktur
Kepala Dinas
Kepala Seksi Strategi & Perencanaan IT Kepala Seksi
Kepala Seksi IT Infrastruktur Kepala Seksi
Kepala Seksi Pengembangan Aplikasi Kepala Seksi
Analis Strategi IT Analis
Analis Perencanaan IT Analis
Sistem Analis Analis
Analis Sistem Jaringan Analis
Sistem Administrator Analis
Security Specialist Analis
Programmer Analis
Proses Audit
Kepala Satuan Pengawas Internal Kepala Divisi
Kepala Divisi Teknologi Informasi &
Sistem Manajemen
Kepala Divisi
Kepala Dinas Audit Internal Kepala Dinas
Kepala Dinas Sistem Manajemen Kepala Dinas
Kepala Dinas Strategi & Perencanaan IT Kepala Dinas
60
Kepala Seksi Audit Operasional Kepala Seksi
Kepala Seksi Audit Komersial Kepala Seksi
Kepala Seksi Sistem Manajemen Kepala Seksi
Analis Audit Operasional Analis
Analis Audit Komersial Analis
Analis Pengembangan Sistem
Manajemen
Analis
Analis Strategi IT Analis
Proses
Compliance
Kepala Divisi Sekper & Hukum Kepala Divisi
Kepala Divisi Teknologi Informasi &
Sistem Manajemen
Kepala Divisi
Kepala Divisi Keamanan Kepala Divisi
Kepala Dinas Hukum Kepala Dinas
Kepala Dinas Sistem Manajemen Kepala Dinas
Kepala Dinas Keamanan & PFSO Kepala Dinas
Kepala Dinas K3LH Kepala Dinas
Kepala Seksi Hukum Kepala Seksi
Kepala Seksi Manajemen Risiko &
GCG
Kepala Seksi
Kepala Seksi Sistem Manajemen Kepala Seksi
Kepala Seksi Keamanan & PFSO Kepala Seksi
Kepala Seksi K3LH Kepala Seksi
Analis Hukum Analis
Analis Perizinan Analis
61
Analis Manajemen Risiko Analis
Analis GCG Analis
Analis Pengembangan Sistem
Manajemen
Analis
Komandan Regu Keamanan Analis
Analis K3LH Analis
Analis Damkar Analis
Proses K3LH
Kepala Divisi Keamanan Kepala Divisi
Kepala Dinas K3LH Kepala Dinas
Kepala Seksi K3LH Kepala Seksi
Analis K3LH Analis
Analis Damkar Analis
Proses
Hubungan
Masyarakat
Kepala Divisi Sekper & Hukum Kepala Divisi
Kepala Dinas Humas & Kearsipan Kepala Dinas
Kepala Seksi Humas Kepala Seksi
Analis Humas Analis
Proses Project
Management
Kepala Sub Direktorat Komersial &
Pengembangan Usaha
Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Pengembangan Usaha Kepala Divisi
Kepala Dinas Manajemen Proyek Kepala Dinas
Kepala Dinas Perencanaan Bisnis Kepala Dinas
Kepala Dinas Engineering Kepala Dinas
Kepala Seksi Manajemen Proyek Kepala Seksi
Kepala Seksi Perencanaan Bisnis Kepala Seksi
62
Kepala Seksi Kerjasama Operasi Kepala Seksi
Mechanical Engineering Kepala Seksi
Electrical Engineering Kepala Seksi
Civil Engineering Kepala Seksi
Analis Perencanaan Bisnis Analis
Analis Kerjasama Operasi Analis
Analis Mechanical Engineering Analis
Analis Electrical Engineering Analis
Analis Civil Engineering Analis
Proses Kawasan
Pelabuhan
Kepala Sub Direktorat Operasi Kepala Sub
Direktorat
Kepala Divisi Lingkungan & Fasilitas
Penunjang
Kepala Divisi
Kepala Dinas Perencanaan Lingkungan
& Fasilitas Penunjang
Kepala Dinas
Kepala Seksi Perencanaan Lingkungan
& Fasilitas Penunjang
Kepala
Kepala Seksi Perawatan Lingkungan &
Perkantoran
Kepala Seksi
Analis Perawatan Lingkungan &
Perkantoran
Analis
3.5 Knowledge Management Yang Diterapkan Berdasarkan The Integrated
KM Cycle
Untuk memahami siklus knowledge management di PT. Krakatau Bandar
Samudera, maka perlu dijelaskan aktifitas – aktifitas yang dilakukan di setiap
tahapannya. Ditinjau menggunakan tahapan – tahapan yang terdapat pada An
63
Integrated KM Cycle dan KM Model SECI, aktifitas – aktifitas knowledge
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tabel Aktifitas knowledge berdasarkan An Integrated KM Cycle
No KM Cycle Aktifitas KM Model
SECI
Knowledge
Worker
1 Knowledge
Capture and/or
Creation
- Diskusi & sharing
rekan kerja
Socialization
Semua
knowledge
worker
- Customer Gathering Socialization Knowledge
worker proses
pemasaran,
knowledge
worker proses
operasional
minimal level
kepala dinas
- Benchmark Socialization Semua
knowledge
worker
- Membuat dokumentasi
personal karyawan
Externalization Semua
knowledge
worker
maksimal level
kepala dinas
- Membuat dokumentasi
implementasi project
Externalization Knowledge
worker proses
project
- Melakukan asesmen
terhadap dokumen
mutu yang diupload
pada Document
Combination Knowledge
worker proses
SDM
64
Management
- Browsing internet Internalization Semua
knowledge
worker
- Mengikuti training Internalization Semua
knowledge
worker
2 Knowledge
Sharing and
Dissemination
- Rapat koordinasi Socialization Semua
knowledge
worker
- Sharing dengan rekan
kerja
Socialization Semua
knowledge
worker
- Briefing dengan Direksi Socialization Semua
knowledge
worker
- Briefing pagi di masing
– masing unit kerja
Socialization Semua
knowledge
worker
- Management Review Socialization Semua
knowledge
worker
minimal level
kepala divisi
- Membuat sharing
folder
Externalization Semua
knowledge
worker
maksimal level
kepala dinas
- Memberikan training Internalization Semua
65
knowledge
worker
3 Knowledge
Acquisition and
Application
- Menerapkan solusi
yang didapat
Internalization Semua
knowledge
worker
- Melakukan inovasi Internalization Semua
knowledge
worker
maksimal level
kepala dinas
3.6 Hasil Kuesioner
Dalam pengerjaan skripsi ini, kuesoiner dibagikan kepada 29 sample dari
total populasi yang berjumlah 211 karyawan di PT. KBS. Kuesioner ini
bermaksud untuk mengukur beberapa indikator pengujian antara lain:
1. Menilai tentang pemahaman KM, inisiatif penerapan KM, serta tingkat
kebudayaan KM di PT KBS.
2. Menilai pentingnya ada policy, keterlibatan & komitmen manajemen PT KBS
terhadap KM.
3. Memetakan pemanfaatan teknologi informasi untuk KM.
4. Menganalisis sumber pengetahuan yang digunakan oleh PT KBS.
5. Sistem operasi dari handphone yang digunakan
Setelah melakukan proses pembagian kuesioner kepada responden di PT
KBS untuk mengukur indikator yang telah disebutkan diatas, maka dilakukan
pengukuran interpretasi responden dengan metode Likert dengan skala
pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interval Pengukuran Interpretasi Responden untuk Indikator 1, 2, dan 3
Interpretasi Responden Batas Bawah (%) Batas Atas (%)
Sangat tidak setuju (STS) 0 19,99
67
Tabel 3.6 Interval Pengukuran Interpretasi Responden untuk Indikator 4
Interpretasi Responden Batas Bawah (%) Batas Atas (%)
Tidak pernah (TP) 0 33,33333
Pernah (P) 33,6666 67,33333
Sering (S) 67,6666 100
Setelah dilakukan perhitungan menggunakan Metode Likert untuk
masing-masing indikator maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil interpretasi responden kuesioner, diperoleh bahwa
responden Sangat Setuju atau Setuju dengan pentingnya pemahaman KM,
inisiatif penerapan KM & budaya KM di PT KBS. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.7 Hasil Interpretasi Responden tentang pemahaman KM, inisiatif penerapan
KM & budaya KM di PT KBS
Pernyataan
Kuesioner
Ke-
Jumlah Responden Total
Skor
(%)
Interpretasi
Responden SS S N TS STS
1 13 13 2 1 0 86,2069 Sangat setuju
2 8 17 3 0 1 81,37931 Sangat setuju
3 10 17 2 0 0 85,51724 Sangat setuju
5 12 16 1 0 0 87,58621 Sangat setuju
6 11 17 1 0 0 86,89655 Sangat setuju
7 10 16 2 0 1 83,44828 Sangat setuju
4 8 13 5 1 2 76,55172 Setuju
9 5 6 10 8 0 65,51724 Setuju
14 3 11 11 2 2 67,58621 Setuju
68
2. Berdasarkan hasil interpretasi responden kuesioner, diperoleh bahwa
responden Sangat Setuju atau Setuju dengan adanya policy, keterlibatan,
dan komitmen manajemen PT KBS dalam KM. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8 Hasil Interpretasi Responden tentang adanya policy, keterlibatan, dan
komitmen manajemen PT KBS dalam KM
Pernyataan
Kuesioner
Ke-
Jumlah Responden Total
Skor (%)
Interpretasi
Responden SS S N TS STS
17 11 16 2 0 0 86,2069 Sangat setuju
19 7 17 4 1 0 80,68966 Sangat setuju
21 7 18 4 0 0 82,06897 Sangat setuju
10 6 9 5 7 2 66,89655 Setuju
11 5 10 6 5 3 66,2069 Setuju
12 5 12 8 3 1 71,72414 Setuju
18 9 12 5 3 0 78,62069 Setuju
20 6 13 8 2 0 75,86207 Setuju
22 5 17 6 0 1 77,24138 Setuju
23 3 12 10 3 1 68,96552 Setuju
24 3 12 10 3 1 68,96552 Setuju
3. Berdasarkan hasil interpretasi responden kuesioner, diperoleh bahwa
responden Sangat Setuju atau Setuju dengan adanya pemanfaatan teknologi
informasi untuk KM. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
69
Tabel 3.9 Hasil Interpretasi Responden tentang adanya pemanfaatan teknologi
informasi untuk KM.
Pernyataan
Kuesioner
Ke-
Jumlah Responden Total
Skor (%)
Interpretasi
Responden SS S N TS STS
8 9 14 4 1 1 80 Sangat Setuju
15 10 15 3 0 1 82,75862 Sangat setuju
25 10 16 3 0 0 84,82759 Sangat setuju
13 5 17 4 2 1 75,86207 Setuju
4. Berdasarkan hasil interpretasi responden kuesioner, diperoleh bahwa
responden Sering menggunakan Internet (search engine), social media,
seminar & training sebagai sumber mencari pengetahuan yang digunakan
oleh PT KBS. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.10 Hasil Interpretasi Responden tentang sumber pengetahuan yang
digunakan oleh PT KBS
Sumber pengetahuan
Jumlah
Responden
Total
Skor
(%)
Interpretasi
Responden
TP P S
Internet (search engine) 0 12 17 86,2069 Sering
Email & Telepon 2 15 12 78,16092 Sering
Social media 6 12 11 72,41379 Sering
Seminar & training 3 21 5 68,96552 Sering
Konsultan, praktisi & konsorsium 7 17 5 64,36782 Pernah
Universitas & Lembaga Penelitian 7 20 2 60,91954 Pernah
Jurnal & Literatur 10 15 4 59,77011 Pernah
70
Pesaing Bisnis 13 13 3 55,17241 Pernah
Lain-lain 0 0 0 0 Tidak pernah
5. Dari hasil kuesioner diperoleh data bahwa 23 (79%) sample menggunakan
handphone berbasis sistem operasi android, 6 (21%) sample menggunakan
handphone berbasis sistem operasi android dan iOS. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa 29 (100%) sample menggunakan handphone berbasis
sistem operasi android.
3.7 Kesimpulan Penerapan Knowledge Management Yang Sedang Berjalan
Berikut ini merupakan kesimpulan dari studi kasus yang dilakukan di
perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa karyawan mengerti akan pentingnya
knowledge management dan mendukung aktifitas - aktifitas knowledge
management agar bisa diterapkan di perusahaan. Dari segi budaya, karyawan
juga sudah mulai melaksanakan aktifitas knowledge management, baik dengan
pemanfaatan teknologi maupun tidak. Agar penerapan knowledge management
yang dilakukan bisa mencapai hasil yang maksimal, karyawan mengharapkan
adanya dukungan dari pihak manajemen.
Permasalahan – permasalahan yang dihadapi dari penerapan knowledge
management yang sedang berjalan dikategorikan menjadi 2, kategori proses
bisnis dan kategori KM life cycle & SECI model. Rinciannya dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.11 Permasalahan KM yang sedang berjalan
No Permasalahan
Proses bisnis
1 Seringnya rotasi & mutasi yang dilakukan tidak diiringi dengan proses transfer
knowledge oleh perusahaan sehingga karyawan yang menempati posisi baru
mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaannya. Di tahun 2017 PT. KBS
melakukan rotasi & mutasi sebanyak 3 (tiga) kali, tahun 2016 sebanyak 2 (dua)
kali, dan tahun 2015 sebanyak 2 (dua) kali
71
2 Tidak ada prosedur yang mengatur tentang knowledge management di
perusahaan sehingga inisiatif dokumentasi pengetahuan dilakukan relatif
berdasarkan individu masing-masing.
3 Unit kerja yang menangani knowledge management kewalahan menangani
seluruh bisnis proses perusahaan karena hanya ditangani oleh satu unit kerja
yang sehingga pengelolaan knowledge management berjalan secara tidak
optimal.
4 Unit kerja yang menangani knowledge management diisi oleh karyawan yang
tidak berkompetensi di bidang knowledge management sehingga proses
asesmen & kontektualisasi knowledge tidak dapat dilakukan dengan benar.
5 Akibat dari komposisi karyawan yang kurang dari komposisi struktur
organisasi (posisi/jabatan kosong), karyawan cenderung mengerjakan
rutinitas/pekerjaan utamanya saja sehingga karyawan tidak memiliki waktu
untuk melakukan sharing knowledge.
6 Mobilitas karyawan yang tinggi sehingga tidak ada waktu untuk melakukan
kegiatan sharing knowledge.
7 Perusahaan hanya melakukan pengumpulan dokumen mutu sehingga fasilitas
dari perusahaan yang mendukung proses diskusi antar karyawan, sehingga
aktifitas diskusi antar karyawan tidak terdokumentasi.
KM life cycle & SECI model
7 Dokumentasi laporan hasil benchmark tidak dibuat dan disimpan sehingga
knowledge tersebut hanya ada pada individu karyawan.
8 Tidak ada standarisasi penulisan dokumentasi personal sehingga menyebabkan
dokumentasi tersebut hanya bisa ditemukan dan dipahami oleh pembuatnya.
9 Dokumentasi personal disimpan di masing - masing komputer personal tersebut
sehingga risiko kehilangannya tinggi
10 Tidak semua karyawan membuat dokumentasi pekerjaannya sehingga
diseminasi knowledge sulit dilakukan.
11 Dokumentasi project hanya tersimpan di komputer project management officer
72
sehingga risiko kehilangannya tinggi.
12 Solusi dari permasalahan yang muncul dari setiap project tidak dituliskan ke
dalam bentuk dokumen sehingga kegiatan pembelajaran dari kasus sebelumnya
tidak terjadi.
13 Tidak ada pembatasan hak akses pada Document Management yang ada
sehingga untuk dokumen - dokumen yang sifatnya konsumsi terbatas tidak
aman untuk disimpan di Document Management.
14 Berdasarkan data akses Document Management diperoleh jumlah akses yang
sedikit sehingga keterlibatan karyawan dalam proses diseminasi / pembaruan
knowledge masih kurang. Pada tahun 2017 Document Management diakses
sebanyak 68 (enam puluh delapan) kali, tahun 2016 sebanyak 33 (tiga puluh
tiga) kali, dan pada tahun 2015 sebanyak 328 (tiga ratus dua puluh delapan) kali
15 Tidak ada proses kontekstualisasi dokumen sehingga dokumen yang ada tidak
teridentifikasi konten yang paling penting dan paling relevan untuk perusahaan.
Selain itu, proses ini memberikan petunjuk mengenai tujuan dari dokumen.
16 Pencarian knowledge yang berulang misal melalui internet tidak dituliskan ke
dalam bentuk dokumen sehingga membutuhkan waktu untuk pencarian
knowledge yang sama.
17 Sharing yang dilakukan oleh karyawan yang mengikuti training kepada
karyawan lainnya hanya sebatas membagikan materi training sehingga proses
pembaruan knowledge karyawan tidak dilakukan secara efektif.
19 Sharing folder yang ada tidak terpusat, tapi ada di masing - masing komputer
karyawan dan dibagi berdasarkan aturan individu sehingga akses dokumen
terbatas.
20 Tidak ada pengelolaan hak akses dari sharing folder yang dibuat sehingga
untuk dokumen - dokumen yang sifatnya konsumsi terbatas tidak aman untuk
disimpan di sharing folder.
21 Tidak ada media penyimpanan materi training secara terpusat sehingga sulit
untuk diakses dan rawan akan kehilangan data.
73
22 Training antar karyawan (misalkan ketika ada rotasi dan mutasi) tidak
terdokumentasi dengan baik sehingga tidak dapat di-transfer kembali.
23 Tidak ada proses update knowledge yang sudah ada sehingga knowledge yang
sudah usang dan yang masih terpakai bercampur jadi satu baik di sharing folder
maupun di Document Management.