18
Bab 2 Teori Dasar Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung” 21 BAB 2 DASAR TEORI Gelombang air merupakan manifestasi dari suatu rambatan energi yang memiliki frekuensi dan periode. Gelombang air yang terjadi di laut dapat disebabkan oleh angin, gerakan kapal, gempa atau gaya gravitasi dari matahari dan bulan. Salah satu penyebab gelombang yang utama di laut adalah angin. Setelah gelombang terbentuk, gelombang tersebut akan merambat di permukaan laut. Dalam mempelajari perambatan gelombang ini digunakanlah teori gelombang, diantaranya adalah teori gelombang linier. Teori ini digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memodelkan perambatan gelombang secara matematis. Dalam teori ini digunakan beberapa asumsi untuk menyederhanakan permasalahan. Jika gelombang yang merambat mengenai struktur yang berada di perairan akan dikenai gaya yang ditimbulkan oleh gelombang. Gaya yang mengenai struktur tersebut diformulasikan dalam persamaan Morison, persamaan Froude Krylov dan teori difraksi. 2.1 TEORI GELOMBANG LINIER Pada pengembangan teori ini diasumsikan bahwa fluida dengan aliran stedi, tak mampu mampat (incompressible), dan irotasional. Selain itu berlaku juga hukum kekekalan massa yang merupakan dasar persamaan differensial gerak gelombang. Parameter terpenting dari gelombang adalah panjang gelombang (L) (jarak dari satu puncak gelombang ke puncak gelombang lainnya yang berurutan), tinggi gelombang H ( jarak vertikal dari lembah gelombang ke puncak gelombang), periode gelombang T (waktu yang ditempuh untuk satu lintasan gelombang), dan kedalaman perairan tempat gelombang menjalar. Untuk perumusan teori gelombang digunakan koordinat kartesian, dimana x searah dengan gerak gelombang, z diukur dari permukaan laut ratarata keatas secara vertikal, dan y tegak lurus terhadap x dan z. Diasumsikan gelombang dalam dua dimensi pada bidang xz, bergerak dalam arah x positif serta bergerak di permukaan laut yang datar dengan kedalaman yang konstan dimana selama bergerak bentuk gelombang tidak berubah. Selain itu fluidanya diasumsikan sebagai fluida seragam dan tidak mampu mampat (incompressible), sehingga kerapatan fluida ρ konstan serta pada permukaan bebas tekanan seragam dan konstan. Asumsi lainnya adalah tegangan permukaan diabaikan. Di bawah ini akan digambarkan profil gelombang dua dimensi yang bergerak dalam arah x. Elevasi muka air η merupakan fungsi dari ruang dan waktu (x,t)

BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐1 

BAB 2 

DASAR TEORI  

Gelombang air merupakan manifestasi dari suatu  rambatan energi yang memiliki  frekuensi dan periode. Gelombang air yang terjadi di laut dapat disebabkan oleh angin, gerakan kapal, gempa atau  gaya  gravitasi  dari matahari  dan  bulan.  Salah  satu  penyebab  gelombang  yang  utama  di  laut adalah angin. 

Setelah  gelombang  terbentuk,  gelombang  tersebut  akan  merambat  di  permukaan  laut. Dalam mempelajari perambatan gelombang  ini digunakanlah  teori gelombang, diantaranya adalah teori  gelombang  linier.  Teori  ini  digunakan  sebagai  salah  satu  pendekatan  dalam  memodelkan perambatan  gelombang  secara  matematis.  Dalam  teori  ini  digunakan  beberapa  asumsi  untuk menyederhanakan permasalahan. 

Jika gelombang yang merambat mengenai struktur yang berada di perairan akan dikenai gaya yang  ditimbulkan  oleh  gelombang.  Gaya  yang mengenai  struktur  tersebut  diformulasikan  dalam persamaan Morison, persamaan Froude Krylov dan teori difraksi. 

 

2.1  TEORI  GELOMBANG LINIER 

Pada  pengembangan  teori  ini  diasumsikan  bahwa  fluida  dengan  aliran  stedi,  tak mampu mampat  (incompressible),  dan  irotasional.  Selain  itu  berlaku  juga  hukum  kekekalan massa  yang merupakan dasar persamaan differensial gerak gelombang. 

Parameter terpenting dari gelombang adalah panjang gelombang (L) (jarak dari satu puncak gelombang ke puncak gelombang  lainnya yang berurutan),  tinggi gelombang H  (  jarak vertikal dari lembah gelombang ke puncak gelombang), periode gelombang T (waktu yang ditempuh untuk satu lintasan gelombang), dan kedalaman perairan tempat gelombang menjalar. 

Untuk perumusan teori gelombang digunakan koordinat kartesian, dimana x searah dengan gerak gelombang,  z diukur dari permukaan  laut  rata‐rata  keatas  secara vertikal, dan y  tegak  lurus terhadap x dan z. 

Diasumsikan gelombang dalam dua dimensi pada bidang x‐z, bergerak dalam arah x positif serta  bergerak  di  permukaan  laut  yang  datar  dengan  kedalaman  yang  konstan  dimana  selama bergerak bentuk gelombang tidak berubah. Selain  itu fluidanya diasumsikan sebagai fluida seragam dan  tidak  mampu  mampat  (incompressible),  sehingga  kerapatan  fluida  ρ  konstan  serta  pada permukaan  bebas  tekanan  seragam  dan  konstan.  Asumsi  lainnya  adalah  tegangan  permukaan diabaikan. 

Di bawah  ini akan digambarkan profil gelombang dua dimensi yang bergerak dalam arah x. Elevasi muka air η merupakan fungsi dari ruang dan waktu (x,t) 

 

Page 2: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐2 

Gambar 2. 1 Karakteristik gelombang. 

Asumsi dasar yang diterapkan adalah  fluida yang tak mampu mampat (incompressible) dan tidak kental (inviscid), selain itu tidak terjadi gerak berputar fluida (irrotational motion), ada potensial kecepatan (velocity potential) yang memenuhi persamaan kontinuitas. 

     (incompressible)              (2.1) 

Atau 

                        (2.2) 

     (irrotational)                (2.3) 

Dengan  

= vektor kecepatan 

 = potensial kecepatan 

Persamaan (2.2) ditulis dalam persamaan Laplace sebagai berikut 

 

(2.4) 

  Untuk dua dimensi x dan z, persaman Laplace ditulis menjadi 

 

(2.5)    

(Dean & Dalrymple, 1991)

Page 3: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐3 

Persamaan  Laplace merupakan  persamaan  pengatur  BVP  (Boundary Value  Problem)  pada Gambar 2.2 dengan syarat batas sebagai berikut: 

1. Syarat batas dasar perairan (the bottom boundary condition, BBC) 

 pada z = ‐h          (2.6) 

 2. Syarat batas permukaan: 

• Syarat batas kinematis (kinematic free surface boundary condition, KFSBC) 

 pada z = η (x,t)         (2.7) 

   

• Syarat batas dinamis (dynamic free surface boundary condition, DFSBC) 

 pada z= η (x,t)        (2.8) 

3.   Syarat batas periodik: 

  (x,t)  =  (x+L,t) 

 (x,t)  =  (x,t+T) 

(2.9)          

 

Gambar 2. 2 Sketsa definisi masalah nilai batas untuk teori gelombang linier. 

Solusi yang tepat dari persamaan diatas sangat sulit untuk ditentukan karena syarat batas di permukaan memiliki suku‐suku tak linier serta kondisi awal di permukaan, z = η (x,t), tidak diketahui. Oleh  karenanya  dilakukan  penyederhanaan  dengan  melinierkan  suku‐suku  tak  linier.  Pelinieran dilakukan  dengan membuat  asumsi  tinggi  gelombang H  jauh  lebih  kecil  jika dibandingkan dengan 

Page 4: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐4 

panjang  gelombang  L  dan  kedalaman  h,  jadi  H<<L,h.  Berdasarkan  asumsi  ini  maka  teori gelombangnya disebut dengan teori gelombang linier. 

Karena  asumsi H<<L,h maka  suku‐suku  tak  linier  pada  syarat  batas  dapat  diabaikan  serta syarat batas di permukaan diterapakan pada z=0 sehingga syarat batas di permuakaan dapat ditulis menjadi: 

• Syarat batas kinematis (kinematic free surface boundary condition, KFSBC) 

         pada z = 0        (2.10)  

• Syarat batas dinamis (dynamic free surface boundary condition, DFSBC) 

          pada z= 0        (2.11) 

Dengan  memanfaatkan  syarat  batas  yang  baru  tersebut,  kita  dapat  menyelesaikan persamaan  Laplace  di  atas  dengan  menggunakan  metoda  pemisahan  variabel  (separation  of variables method) sehingga untuk gelombang berjalan didapat potensial kecepatan. 

                       (2.12) 

Dari syarat batas dinamis, dengan membuat rata‐rata dari η=0 maka C(t) =0 sehingga 

             pada z=0        (2.13) 

Atau 

                        (2.14) 

Sementara  itu  dari  syarat  batas  kinematis  dengan mensubsitusikan  persamaan  (2.12)  dan (2.14) ke persamaan tersebut, didapat persamaan baru yang disebut persamaan dispersi, yaitu 

                       (2.15) 

Gelombang  berjalan  membutuhkan  satu  perioda  T  untuk  menempuh  satu  panjang gelombang L, dengan ω = 2π/T serta k = 2π/L maka cepat rambat gelombang dapat dituliskan dalam persamaan berikut 

Page 5: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐5 

                       (2.16) 

Atau 

                       (2.17) 

Pada  laut  dalam,  kh  besar  dan  tanh  2πh/L  =  1,  sehingga  L=  L0  =gT2/2π  dimana  L0  adalah 

panjang gelombang di laut dalam. Secara umum ditulis sebagai berikut: 

 

(2.18) 

Jadi  panjang  gelombang  berkurang  dengan  berkurangnya  kedalaman  untuk  perioda  yang konstan. 

2.2 KOMPONEN KECEPATAN DAN PERCEPATAN PARTIKEL Kecepatan  partikel  dapat  dihitung  dengan  diketahuinya  potensial  kecepatan,  dimana 

kecepatan partikel air merupakan turunan pertama dari potensial kecepatan. Kecepatan horizontal partikel u adalah: 

                       (2.19) 

Atau 

                       (2.20) 

Dari  kecepatan  dapat  dihitung  percepatan  partikel  air,  dimana  percepatan  partikel  air merupakan turunan pertama kecepatan terhadap waktu. 

Percepatan lokal dalam arah horizontal adalah 

                       (2.21) 

Dan kecepatan vertikal w serta percepatannya adalah 

                       (2.22) 

Page 6: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐6 

                       (2.23) 

Kecepatan dan percepatan merupakan fungsi dari posisi sehingga terdapat beda fase sebesar 900.  Kecepatan  horizontal  akan mempunyai  nilai  yang  ekstrim  pada  saat  posisi  fasenya  (kx‐ωt)  = 0,π,… atau di bawah puncak dan lembah gelombang sementara percepatan mempunyai nilai ekstrim pada saat π/2,3π/2,… atau pada waktu perpindahan muka air adalah nol. 

2.3 GAYA GELOMBANG Setiap  struktur yang terdapat dilaut akan dibebani  oleh gaya gelombang, untuk menghitung 

gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika gelombang. Struktur yang sering digunakan di daerah pantai dan lepas pantai adalah struktur yang memanfaatkan tiang sebagai penyangga. 

Dalam perhitungan gaya gelombang dapat digunakan beberapa rumusan diantaranya adalah persamaan Morison, persamaan  Froude Krylov dan  teori difraksi. Persamaan‐persamaan  ini dapat digunakan berdasarkan ukuran dari struktur yang dilewati oleh gelombang tersebut. Untuk struktur yang berukuran  kecil dimana D  (diameter  tiang penopang dari  struktur  tersebut) memiliki ukuran yang  jauh  lebih  kecil dari  L  (panjang  gelombangnya) maka perhitungan  gaya  gelombangnya dapat dihitung dengan persamaan Morison dan persamaan Froude Krylov. Sedangkan untuk struktur yang memiliki ukuran yang besar dimana diameter tiang penopang dari struktur tersebut memiliki ukuran yang  tidak berbeda  jauh dari panjang gelombangnya maka perhitungan gaya gelombangnya dapat dihitung dengan teori difraksi. Berikut ini akan dijelaskan penggunaan persamaan perhitungan gaya‐gaya tersebut: 

• Untuk struktur yang berukuran kecil “small body”  (D/L  0.2 )  dapat digunakan persamaan 

Morison.  

• Jika struktur (0.2 < D/L   0.5) maka dapat digunakan persamaan Froude Krylov. 

• Sedangkan  jika  struktur    memiliki  ukuran  yang  besar  “large  body”  (D/L  >  0.5)  dapat digunakan teori difraksi. 

Teori  difraksi  digunakan  apabila  struktur  yang  akan  dilalui  cukup  besar  sehingga  akan mempengaruhi  gelombang.  Struktur  yang  besar  ini mengakibatkan  gelombang  akan menghambur ketika melewati struktur sehingga terjadi perubahan pola aliran dari gelombang. 

Gaya gelombang   Morison dan Froude Krylov mensyaratkan bahwa gelombang tidak pecah saat melewati  struktur.  Selain  itu,  pengaruh  keberadaan  tiang  terhadap  aliran  akibat  gelombang diabaikan karena tidak merubah pola aliran. Asumsi  ini dipakai karena diameter tiang (D)  lebih kecil dibandingkan panjang gelombang  (L). Dua koefisien gaya, koefisien  inersia  (CM) dan koefisien seret (CD), digunakan untuk menentukan hubungan gaya dan gelombang. 

2.3.1 Persamaan Morison 

Morison menyatakan bahwa gaya gelombang dapat diekspresikan sebagai penjumlahan dari gaya seret (drag force) akibat kecepatan partikel air saat melewati struktur dan gaya  inersia (inertia force) akibat percepatan partikel air. 

 

Page 7: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐7 

(2.24) 

 

(2.25) 

Persamaan Morison dibatasi oleh syarat yang dinyatakan sebagai berikut: 

 

Dimana 

D = diameter struktur 

L = Panjang gelombang 

Hal ini berarti bahwa struktur lebih kecil dari panjang gelombang. 

Untuk menentukan gaya total (F), maka persamaan Morison perlu diintegrasikan sepanjang struktur yang terendam. 

 

(2.26) 

 

(2.27) 

dimana 

  F  : gaya hidrodinamik per satuan panjang 

  CD  : koefisien seret 

CM  : koefisien inersia 

     : volume struktur yang terkena gaya 

A      : luas proyeksi dari struktur arah normal aliran 

    : kecepatan pertikel air, tegak lurus terhadap sumbu struktur  

    : percepatan partikel air, tegak lurus terhadap elemen struktur        

Page 8: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐8 

2.3.2 Persamaan Froude Krylov 

Persamaan  Froude  Krylov  berlaku  untuk menghitung  gaya  gelombang  yang  bekerja  pada struktur yang cukup besar, namun keberadaan struktur ini tidak memberikan perubahan yang berarti pada pola aliran.  

Persamaan Froude Krylov dibatasi oleh syarat yang dinyatakan sebagai berikut: 

 

Dimana 

D = diameter struktur 

L = Panjang gelombang 

Persamaan Froude Krylov dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut: 

 

(2.28) 

Dimana 

 

(2.29) 

Maka persamaan 2.28 dapat ditulis menjadi: 

 

(2.30) 

dimana 

  F  : gaya hidrodinamik per satuan panjang 

    : massa jenis fluida 

g  : percepatan gravitasi 

H  : tinggi gelombang 

k      : bilangan gelombang 

  n  : unit vektor normal 

 

Page 9: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐9 

2.3.3 Teori difraksi 

Teori  difraksi  dapat  digunakan  dalam  menghitung  gaya  gelombang  yang  bekerja  pada struktur  yang  cukup besar. Akibat dari  adanya  struktur  tersebut maka  gelombang  akan  terdifraksi dan  terjadi  perubahan  pada  pola  aliran.  Akibat  terjadinya  perubahan  pola  aliran maka  terdapat potensial kecepatan yang baru. Potensial kecepatan yang baru didapat dengan menggunakan prinsip super posisi, berikut ini akan akan disajikan dalam bentuk matematis: 

Page 10: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐10 

 

 

                    (2.31) 

dimana  

      : potensial kecepatan total 

    : potensial kecepatan gelombang datang 

     : potensial kecepatan yang menyebar (scattered) 

Maka  gaya  gelombang  yang  bekerja  pada  struktur  dapat  dihitung  dengan  mensubsitusikan persamaan  2.28 dan 2.29 dengan persamaan 2.31, sehingga didapatkan pesamaan berikut: 

 

                      (2.32) 

2.4 STRUKTUR TERAPUNG Setiap  struktur  yang  tedapat  dilaut  akan  dipengaruhi  oleh  gelombang.  Respon  dari  struktur 

tersebut akibat adanya gelombang dapat ditentukan dengan menganalisa struktur berdasarkan sudut pandang hidrodinamika. Dalam  kasus  ini  struktur  terapung diasumsikan berada pada daerah  yang memiliki gelombang yang teratur (regular wave) yang menyerupai bentuk sinusoidal.  

Untuk mendapatkan total gaya hidrodinamika yang bekerja pada struktur terapung maka perlu kita ketahui komponen penyusun dari gaya hidrodinamika tersebut, diantaranya adalah: 

• Beban eksitasi (exciation load) 

• Beban radiasi (radiation load) 

Ilustrasi dari total gaya hirodinamika tersebut dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini: 

 

Gambar 2. 3 Ilustrasi total gaya hirodinamika. 

Page 11: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐11 

Dalam bentuk matematis total gaya hidrodinamika pada struktur terapung dapat ditulis menjadi: 

 

Untuk ( j  = 1,2, … ,6)       (2.33) 

Dimana 

  :  “Wave excitatioan forces” yang terdiri dari gaya gelombang Froude Krylov dan gaya gelombang difraksi 

   :  “Radiation forces” yang terdiri dari “addede mass” dan potensial damping 

   :  “Viscous forces” yang terdiri dari “skin friction” dan “eddy making” 

  :  “Hirostatic forces” yang terdiri dari gaya gravitasi dan gaya apung (buoyancy) 

  Setiap komponen gaya memiliki potensial kecepatan yang berbeda‐beda, penjumlahan dari masing‐masing potensial  kecepatan  akan menghasilkan  sebuah  potensial  kecepatan  total. Dimana masing‐masing potensial kecepatan memenuhi syarat batas yang berlaku.  

  Pengaruh  gaya  yang  ditimbulkan  akibat  kekentalan  fluida  (viscous  forces)  dalam  kasus  ini dapat diabaikan, hal  ini dikarenakan bilangan  reynold  (persamaan 2.34) memiliki nilai  yang besar, sehingga kekentalan fluida tidak berpengaruh.  

 

(2.34) 

Dimana  

u  : kecepatan aliran fluida 

D  : diameter struktur 

      : kekentalan fluida 

  Bilangan reynold memiliki nilai yang besar karena dalam kasus ini struktur yang dilewati oleh gelombang memiliki ukuran yang besar. 

Sedangkan gaya hidrostatik akan berpengaruh dari kekakuan dari stuktur.   

  Untuk  struktur  terapung  total potensial  kecepatan merupakan penjumlahan dari potensial kecepatan  gelombang  datang  ,  potensial  kecepatan difraksi  ,  yang merupakan 

akibat dari gaya  luar  tanpa adanya pengaruh dari gerakaan  struktur, dan  juga potensial kecepatan radiasi  ,  yang  merupakan  hasil  dari  gerakan  struktur.  Dalam  bentuk  matematis  total 

potensial kecepatan dapat ditulis sebagai berikut: 

)   

Page 12: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐12 

                      (2.35) 

 

Dalam bentuk kompleks persamaan 2.34 dapat ditulis menjadi: 

   

                      (2.36) 

Dimana a adalah amplitudo gelombang dan   adalah  frekuensi gelombang datang. Bentuk 

kompleks dari potensial gelombang datang dinyatakan  . Bentuk kompleks dari potensial 

kecepatan difraksi dinyatakan  .  Sedangkan bentuk  kompleks dari potensial  kecepatan 

radiasi dinyatakan   , dimana   adalah bentuk kompleks dari arah gerakan dari struktur 

terapung   . 

2.4.1 Beban eksitasi (excitation load) Beban eksitasi merupakan beban  luar yang   pada  struktur. Dalam permasalahan  ini beban 

eksitasi diakibatkan oleh gelombang.  Beban eksitasi terdiri dari beban akibat gelombang datang dan beban difraksi. Dimana besar  gaya  yang ditimbulkan oleh beban eksitasi merupakan penjumlahan dari gaya akibat gelombang datang dan gaya akibat difraksi, dalam rumusan matematis dapat ditulis menjadi: 

 

(2.37) 

Sehingga didapatkan gaya eksitasi sebagai berikut 

 

                      (2.38) 

2.4.2 Beban radiasi (radiation load) Beban  radiasi  muncul  akibat    pergerakan  dari  struktur  terapung  sehingga  menimbulkan 

potensial kecepatan baru. Potensial kecepatan  ini dikenal sebagai potensial kecepatan radiasi. Gaya yang ditimbulkan oleh beban radiasi ini dinyatakan dalam bentuk matematis sebagai berikut: 

 

(2.39) 

Potensial kecepatan radiasi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis sebagai berikut: 

Page 13: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐13 

 

(2.40) 

Dimana    adalah  arah  gerakan  dari  strukturuntuk  arah  j,  sedangkan    adalah  potensial 

kecepatan radiasi untuk arah j.  

 

Dari persamaan 2.39 bentuk riil dari persamaan  ini disebut sebagai koefisien massa tambah sedangkan bentuk imajiner dari persamaan ini disebut sebagai koefisien redaman. 

 

(2.41) 

 

 

(2.42) 

Sehingga didapatkan bentuk  lain dari persamaan gaya yang ditimbulkan oleh beban radiasi adalah: 

 

(2.41) 

Dimana   merupakan koefisien massa tambah, sedangkan   adalah koefisien redaman.  

 

2.5 STRIP THEORY Strip  theory merupakan  suatu metode  perhitungan masalah  dinamika  dari  suatu  struktur 

terapung,  dimana  gaya‐gaya  yang  bekerja  dan  respon  suatu  struktur  tiga  dimensi  tersebut  dapat ditentukan  dengan menggunakan hasil  dari  teori  potensial  dua  dimensi.  Teori  ini mengasumsikan bahwa struktur ramping atau dengan kata lain ukuran panjang struktur jauh lebih panjang dari lebar dan draft struktur terapung tersebut.  

Prinsip dari teori ini adalah dengan membagi struktur terapung menjadi beberapa bagian (  

20  bagian),  kemudian  mengkombinasikan  seluruh  koefisien  dari  setiap  bagian  struktur  tersebut untuk memperoleh koefisien “added mass” dan koefisien “damping”. 

Page 14: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐14 

   

Gambar 2. 4 Potongan 2 dimensi dari kapal (struktur terapung). 

Koefisien‐koefisien  tersebut dapat dibentuk dalam matriks  yang berukuran  6   6, dimana 

ukuran matriks  ini menandakan  struktur bergerak  dalam  6 derajat  kebebasan.   Berikut  ini  adalah rumusan untuk menghitung masing‐masing koefisien pembentuk matriks persamaan gerak dinamik: 

Untuk arah vertikal: 

11 11A a dx= ∫                      (2.42) 

11 11B b dx= ∫                     (2.43) 

13 31 13A A a dx= = ∫                   (2.44) 

13 31 13B B b dx= = ∫                   (2.45) 

015 13 132

e

UA a dx B= − −

ω∫                 (2.46) 

15 13 0 13B xb dx U A= − +∫                 (2.47) 

051 13 132

e

UA a dx B= − +

ω∫                 (2.48) 

15 13 0 13B xb dx U A= − −∫                 (2.49) 

33 33A a dx= ∫                     (2.50) 

33 33B b dx= ∫                     (2.51) 

Page 15: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐15 

035 33 332

e

UA xa dx B= − −

ω∫                 (2.52) 

35 33 0 33B xb dx U A= − −∫                 (2.53) 

053 33 332

e

UA xa dx B= − +

ω∫                 (2.54) 

53 33 0 33B xb dx U A= − −∫                 (2.55) 

22 0

55 33 332e

UA x a dx A= − +

ω∫                 (2.56) 

22 0

55 33 332e

UB x b dx B= − +

ω∫                 (2.57) 

33 33C c dx g B(x)dx= =ρ∫ ∫                 (2.58) 

35 53 33C C xc dx g x B(x)dx= = = −ρ∫ ∫               (2.59) 

2 255 33C x c dx g x B(x)dx= =ρ∫ ∫                 (2.60) 

Untuk arah horizontal: 

22 22A a dx= ∫                      (2.61) 

22 22B b dx= ∫                     (2.62) 

24 42 24A A a dx= = ∫                   (2.63) 

24 42 24B B b dx= = ∫                   (2.64) 

026 22 222

e

UA xa dx B= − +

ω∫                 (2.65) 

26 22 0 22B xb dx U A= − −∫                 (2.66) 

062 22 222

e

UA xa dx B= − −

ω∫                 (2.67) 

62 22 0 22B xb dx U A= − +∫                 (2.68) 

Page 16: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐16 

44 44A a dx= ∫                     (2.69) 

44 44B b dx= ∫                     (2.70) 

046 24 242

e

UA xa dx B= +

ω∫                 (2.71) 

46 24 0 24B xb dx U A= −∫                  (2.72) 

064 24 242

e

UA xa dx B= −

ω∫                 (2.73) 

64 24 0 24B xb dx U A= +∫                  (2.74) 

22 0

66 22 222e

UA x a dx A= +

ω∫                 (2.75) 

22 0

66 66 222e

UB x b dx B= +

ω∫                 (2.76) 

T44C g GM≈ ρ ∇                   (2.77) 

  Sebagai  contoh  penggunaan  teori  strip  dalam menentukan massa  tambah  dan  koefisien redaman. Dimisalkan sebuah silinder dengan panjang L dan memiliki jari‐jari sebesar R. lihat gambar 2.5. 

 

Gambar 2. 5 Penampang melintang buoy berbentuk silinder. 

Pusat  koordinat berada  tepat di pusat berat dari  silinder dan permukaan  air berada  tepat pada sumbu x dari silinder tersebut. Untuk mendapatkan masa tambah pada arah pitch A55, dengan meninjau potongan  sebesar dx  yang  terpengaruh oleh percepatan dalam  arah  vertikal  ‐x . Maka 

akan  terdapat  massa  tambah  pada  potongan  tersebut  yang  besarnya  .  Gaya  yang 

ditimbulkan  oleh  massa  tambah  ini  akan  menimbulkan  momen  dalam  arah  y.  Dengan mengintegrasikan panjang  total dari  silinder maka akan didapatkan momen  total dalam arah pitch 

Page 17: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐17 

sebesar 

 

(2.47) 

Berdasarkan persamaan 2.41 maka momen  total dalam arah pitch  ini sama dengan  ‐A55 . 

Hal  ini berarti  . Sedangkan koefisien redamannya bernilai nol karena tidak ada 

permukaan bebas. 

 

Page 18: BAB 2 GW - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME ... struktur yang terdapat dilaut akan dibebani oleh gaya gelombang, untuk menghitung gaya tersebut maka diperlukan penerapan mekanika

Bab 2 Teori Dasar 

Laporan Tugas Akhir “Respon Dinamik Struktur Terapung”  2‐18 

 

Contents BAB 2 ....................................................................................................................................................... 1 

DASAR TEORI ........................................................................................................................................... 1 

2.1  TEORI  GELOMBANG LINIER .................................................................................................... 1 

2.2  KOMPONEN KECEPATAN DAN PERCEPATAN PARTIKEL .......................................................... 5 

2.3  GAYA GELOMBANG ................................................................................................................. 6 

2.3.1  Persamaan Morison ............................................................................................................ 6 

2.3.2  Persamaan Froude Krylov ................................................................................................... 8 

2.3.3  Teori difraksi........................................................................................................................ 9 

2.4  STRUKTUR TERAPUNG........................................................................................................... 10 

2.4.1  Beban eksitasi (excitation load) ........................................................................................ 12 

2.4.2  Beban radiasi (radiation load) ........................................................................................... 12 

2.5  STRIP THEORY ........................................................................................................................ 13 

 

Gambar 2. 1 Karakteristik gelombang..................................................................................................... 2 Gambar 2. 2 Sketsa definisi masalah nilai batas untuk teori gelombang linier. ..................................... 3 Gambar 2. 3 Ilustrasi total gaya hirodinamika. ..................................................................................... 10 Gambar 2. 4 Potongan 2 dimensi dari kapal (struktur terapung). ........................................................ 14 Gambar 2. 5 Penampang melintang buoy berbentuk silinder. ............................................................. 16