21
BAB XIII SISTEM ENDOKRIN bagian 1 A. Pengertian 1. Pengertian Sistem Endokrin “Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk memengaruhi organ-organ lain.” Menurut Anonim C. (2007:1) Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar- kelenjar lain dalam saluran gastroinstestin. Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada 190

Bab 2 Endokrin

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 2 Endokrin

BAB XIII

SISTEM ENDOKRIN bagian 1

A. Pengertian

1. Pengertian Sistem Endokrin

“Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless)

yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah

untuk memengaruhi organ-organ lain.” Menurut Anonim C. (2007:1)

Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah

ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan"

tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar

eksokrin seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar-kelenjar lain

dalam saluran gastroinstestin.

Kelenjar hipofisa kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisa

mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa

hormon hipofisa memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana

mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ lainnya. Hipofisa

mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme

umpan balik, dimana kadar hormon endokrin lainnya dalam darah

memberikan sinyal kepada hipofisa untuk memperlambat atau mempercepat

pelepasan hormonnya.

Tidak semua kelenjar endokrin berada dibawah kendali hipofisa; beberapa

diantaranya memberikan respon, baik langsung maupun tidak langsung,

terhadap konsentrasi zat-zat di dalam darah: Sel-sel penghasil insulin pada

pankreas memberikan respon terhadap gula dan asam lemak Sel-sel

paratiroid memberikan respon terhadap kalsium dan fosfat. Medulla adrenal

(bagian dari kelenjar adrenal) memberikan respon terhadap perangsangan

langsung dari sistem saraf parasimpatis.

Banyak organ yang melepaskan hormon atau zat yang mirip hormon,

tetapi biasanya tidak disebut sebagai bagian dari sistem endokrin. Beberapa

190

Page 2: Bab 2 Endokrin

191

organ ini menghasilkan zat-zat yang hanya beraksi di tempat pelepasannya,

sedangkan yang lainnya tidak melepaskan produknya ke dalam aliran darah.

Contohnya, otak menghasilkan berbagai hormon yang efeknya terutama

terbatas pada sistem saraf.

2. Kelenjer Yang Terdapat Pada Sistem Endokrin

Sistem endokrin meliputi suatu sistem dalam tubuh manusia yang terdiri

dari sejumlah kelenjar penghasil zat yang dinamakan hormon. Kelenjar ini

dinamakan 'endokrin' karena tidak mempunyai saluran keluar untuk zat yang

dihasilkannya. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada

saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah

bercampur dengan darah. Kelenjar yang produknya disalurkan melalui

pembuluh khusus (seperti kelenjar ludah) dinamakan kelenjar eksokrin.

Kelenjar endokrin (endocrineglarul) terdiri dari :

a. Kelenjar hipofise atau pituitari (hypophysisor

pituitary glanrl) yang terletak di dalam

rongga kepala dekat dasar otak.

b. kelenjar tiroid (thyroidglanrl) atau kelenjar

gondok yang terletak di leher bagian depan.

c. Kelenjar paratiroid (parathyroidglanrl) dekat

kelenjar tiroid.

d. kelenjar suprarenal (suprarenalglanrl) yang

terletak dikutub atas ginjal kiri-kanan.

e. pulau Langerhans (islets of langerhans) di

dalam jaringan kelenjar pancreas.

f. Kelenjar kelamin (gonarl)laki di testis dan

indung telur pada wanita. Placenta dapat juga

dikategorikan sebagai kelenjar endokrin

karena menghasilkan hormon.

Gambar 45. Letak kelenjer endokrin (Anonim C,

2007: 5)

Page 3: Bab 2 Endokrin

192

3. Pengendalian Endokrin

Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di

dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi

tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon

harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu

ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

Hipotalamus dan kelenjar hipofisa melepaskan hormonnya jika mereka

merasakan bahwa kadar hormon lainnya yang mereka kontrol terlalu tinggi

atau terlalu rendah. Hormon hipofisa lalu masuk ke dalam aliran darah untuk

merangsang aktivitas di kelenjar target. Jika kadar hormon kelenjar target

dalam darah mencukupi, maka hipotalamus dan kelenjar hipofisa mengetahui

bahwa tidak diperlukan perangsangan lagi dan mereka berhenti melepaskan

hormon. Sistem umpan balik ini mengatur semua kelenjar yang berada

dibawah kendali hipofisa.

Hormon tertentu yang berada dibawah kendali hipofisa memiliki fungsi

yang memiliki jadwal tertentu. Misalnya, suatu siklus menstruasi wanita

melibatkan peningkatan sekresi LH dan FSH oleh kelenjar hipofisa setiap

bulannya. Hormon estrogen dan progesteron pada indung telur juga kadarnya

mengalami turun-naik setiap bulannya. Mekanisme pasti dari pengendalian

oleh hipotalamus dan hipofisa terhadap bioritmik ini masih belum dapat

dimengerti. Tetapi jelas terlihat bahwa organ memberikan respon terhadap

semacam jam biologis.

Faktor-faktor lainnya juga merangsang pembentukan hormon. Prolaktin

(hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisa) menyebabkan kelenjar

susu di payudara menghasilkan susu. Isapan bayi pada puting susu

merangsang hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak prolaktin. Isapan bayi

juga meningkatkan pelepasan oksitosin yang menyebabkan mengkerutnya

saluran susu sehingga susu bisa dialirkan ke mulut bayi.

Kelenjar semacam pulau pakreas dan kelenjar paratiroid, tidak berada

dibawah kendali hipofisa. Mereka memiliki sistem sendiri untuk merasakan

Page 4: Bab 2 Endokrin

193

apakah tubuh memerlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon. Misalnya

kadar insulin meningkat segera setelah makan karena tubuh harus mengolah

gula dari makanan. Jika kadar insulin terlalu tinggi, kadar gula darah akan

turun sampai sangat rendah.

Kadar hormon lainnya bervariasi berdasarkan alasan yang kurang jelas.

Kadar kortikosteroid dan hormon pertumbuhan tertinggi ditemukan pada

pagi hari dan terendah pada senja hari. Alasan terjadinya hal ini belum

sepenuhnya dimengerti.

4. Perbedaan Kelenjer Endokrin Dengan Eksokrin Serta Sistem Saraf

Mikrajuddi, dkk (2011 :86), mengemukakakn bahwa perbedaan dari

endokrin dan eksokrin adalah sebagai berikut :

Tabel 10. Perbedaan antara kelenjar endokrin dengan kelenjar eksokrin

No Kelenjar endokrin Kelenjar eksokrin

1 Mensekresikan hormone Mensekresikan enzim

2 Disebut kelenjar buntu karena tidak

memiliki saluran

Memiliki saluran tempat yang

mengalirkan hasil sekresinya

kelokasi tertentu

3 Hormon disekresikan dalam jumlah

sedikit

Enzim disekresikan dalam jumlah

banyak

4 Hormon disekresikan setiap saat Disekresikan saat tertentu

Sumber : Mikrajuddi, dkk(2011 :86)

Selain itu, Anomin A (2009: 4-5) juga mengemukakan tentang perbedaan

dan persamaan sistem saraf dan sistem endokrin sebagai berikut :

Tabel 11. Perbedaan antara antara system syaraf dengan system endokrin

No Sistem syaraf Sistem endokrin

Page 5: Bab 2 Endokrin

194

1 Respons terhadap rangsang cepat Respons terhadap rangsang lambat

2 Pembawa impuls adalah neuron Pembawa impuls adalah aliran darah

3 Responsnya langsung terhadap

rangsang dari luar

Responnya tidak langsung terhadap

rangsang dari dalam

Sumber : Anomin A (2009: 4)

Tabel 12. persamaan antara system syaraf dengan system endokrin

No Sistem syaraf Sistem endokrin

1 Membantu mengatur dan

memelihara homeostasis

Membantu mengatur dan

memelihara homeostasis

2 Mensekresikan messenger kimiawi

neurohumor

Mensekresikan messenger kimiawi

hormone

Sumber : Anomin A (2009: 5)

B. Hormon

1. Pengertian hormon

Endokrinologi adalah cabang ilmu biologi yang membahas tentang

hormon dan aktivitasnya.” Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman -

"yang menggerakkan"). adalah zat pengontro,yang dihasilkan oleh kelenjer

tanpa duktus atau sekumpulan sel, yang diangkut dalam sirkulasi sel

sasaran.” Menurut bresnick, stephen D (1996:99).

Hormon terikat kepada reseptor di permukaan sel atau di dalam sel. Ikatan

antara hormon dan reseptor akan mempercepat, memperlambat atau merubah

fungsi sel. Pada akhirnya hormon mengendalikan fungsi dari organ secara

keseluruhan: Hormon mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan,

perkembangbiakan dan ciri-ciri seksual Hormon mempengaruhi cara tubuh

dalam menggunakan dan menyimpan energi Hormon juga mengendalikan

volume cairan dan kadar air dan garam di dalam darah.

Beberapa hormon hanya mempengaruhi 1 atau 2 organ, sedangkan hormon

yang lainnya mempengaruhi seluruh tubuh. Misalnya, TSH dihasilkan oleh

Page 6: Bab 2 Endokrin

195

kelenjar hipofisa dan hanya mempengaruhi kelenjar tiroid. Sedangkan

hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid, tetapi hormon ini

mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. Insulin dihasilkan oleh sel-sel pulau

pankreas dan mempengaruhi metabolisme gula, protein serta lemak di

seluruh tubuh.

Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel

target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein

reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.

Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan

memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,

termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan

serta apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan

sistem kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru

(misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan

(misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat

mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya. Hormon juga mengatur

siklus reproduksi pada hampir semua organisme multiselular.

Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang diproduksi

oleh kelenjar endokrin vertebrata. Walaupun demikian, hormon dihasilkan

oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.

Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga

jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak

langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke

sel target.

Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus

(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang

lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-

kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu

mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus

anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls

saraf ke lobus posteriornya.

Page 7: Bab 2 Endokrin

196

2. Hormon Utama

Adapun jenis-jeis hormon yang utama terdapat dalam tubuh manusia

menurut anonim B (2008 : 12) adalah sabagai berikut :

a. Hormon Aldosteron -Kelenjar adrenal – Membantu mengatur

keseimbangan garam & air dengan cara menahan garam & air serta

membuang kalium.

b. Hormon antidiuretik- Kelenjar hipofisabelakang - Menyebabkan ginjal

menahan air.

c. Vasopresin Bersama dengan aldosteron- membantu mengendalikan

tekanan darah.

d. Kortikosteroid – Kelenjar adrenal -Memiliki efek yg luas di seluruh

tubuh, terutama sebagai: Anti peradangan , Mempertahankan kadar

gula darah, tekanan darah & kekuatan otot. Membantu mengendalikan

keseimbangan garam & air

e. Kortikotropin – Kelenjar hipofisa -Mengendalikan pembentukan &

pelepasan hormone oleh korteks adrenal.

f. Eritropoietin – Ginjal-Merangsang pembentukan sel darah merah

g. Estrogen – Indung telur -Mengendalikan perkembangan ciri seksual &

sistem reproduksi wanita.

h. Glukagon – Pankreas- Meningkatkan kadar gula darah

i. Hormon pertumbuhan (Somatotrop)- Kelenjar hipofisa –

Mengendalikan pertumbuhan & perkembangan Meningkatkan

pembentukan protein

j. Insulin – Pankreas – Menurunkan kadar gula darah , Mempengaruhi

metabolism glukosa, protein & lemak di seluruh tubuh.

k. LH (luteinizing hormone) – Kelenjar hipfise anterior

l. FSH (follicle-stimulating hormone) Kelenjar hipofisa anterior

Hormon 11 dan 12 Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan

sperma & sementum, pematangan sel telur, siklus menstruasi ,

Mengendalikan ciri seksual pria & wanita (penyebaran rambut,

Page 8: Bab 2 Endokrin

197

pembentukan otot, tekstur & ketebalan kulit, suara dan bahkan

mungkin sifat kepribadian).

m. Oksitosin – Kelenjar hipofisa – Menyebabkan kontraksi otot rahim &

saluran susu di payudara.

n. Hormon paratiroid – Kelenjar paratiroid – Mengendalikan

pembentukan tulang Mengendalikan pelepasan kalsium & fosfat.

o. Progesteron – Indung telur -Mempersiapkan lapisan rahim untuk

penanaman sel telur yg telah dibuahi Mempersiapkan kelenjar susu

untuk menghasilkan susu.

p. Polaktin – Kelenjar hipofisa – Memulai & mempertahankan

pembentukan susu di kelenjar susu.

q. Renin & angiotensin – Ginjal – Mengendalikan tekanan darah.

r. Hormon tiroid – Kelenjar tiroid – Mengatur pertumbuhan,

pematangan & kecepatan metabolism

s. TSH (tyroid-stimulating hormone)- Kelenjar hipofisa bagaian medior

– Merangsang pembentukan & pelepasan hormon oleh kelenjar tiroid

3. Struktur Penyusun Hormon

Scanlon, Valerie C. (2000:203) mengemukakan bahwa susunan kimia

hormon berdasarkan struktur kimianya sebagai berikut :

a. Amina

Hormon ini merupakan variasi susunan asam amino tirosin.

Kelompok ini mmeliputi tiroksin dari kelenjer tiroid dan epinefrin

dan neropinefrin dari medula adrenal.

b. Protein

Hormon ini merupakan rantai asam amimno. Insulin dari

pangrkeas, hormon pertumbuhan dari kelenjer hipofisis anterior, dan

kalsitonin dari keenjer tiroid, semua tergolong protein. hormon

antidiuretik dan oksitoisin, yang di sintesis oleh hipotalamus,

merupakan hormon peptida.

c. Steriod

Page 9: Bab 2 Endokrin

198

Merupakan prekorsor hormon hormon sterid yang meliputi kortisol

dan aldosteron dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron dari

ovarium, dan testosteron dari testis.

4. Hormon Antagonistik

Hormon antagonistik merupakan hormon yang menyebabkan efek yang

berlawanan, contohnya glukagon dan insulin. Saat kadar gula darah sangat

turun, pankreas akan memproduksi glukagon untuk meningkatkannya lagi.

Kadar glukosa yang tinggi menyebabkan pankreas memproduksi insulin

untuk menurunkan kadar glukosa tersebut.

5. Hubungan sistem hormon dengan sistem saraf

Hubungan Saraf dan Hormon Sistem saraf dan sistem hormon merupakan

sistem koordinasi. Kedua sistem ini mengatur dan mengendaluikan semua

aktivitas tubuh secara langsung maupun tidak langsung. Pengaturan dan

pengendalian tersebut dilakukan dalam bentuk penyampaian dan pengolaha

sistem informasi uyang kemudian dijawab dalam bentuk respon atau

tanggapan. Antara sistem saraf dan sistem hormon terdapat hubungan yang

erat. Sistem hormon dapat bekerja jika ada pengendalian dari sistem saraf.

Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf menurut Yusnia (2009: 8)

adalah sebagai berikut :

Tabel 13. perbedaan sistem hormon dan sistem saraf

No. Aspek

pembeda

Sistem hormon Sistem saraf

1 Aksi Bersifat lambat Bersifat

cepat/segera

2 Pengaturan Jangka panjang,

misalnya

pertumbuhan dan

perkembangan

Jangka pendek,

misalnya denyut

jantung dan

kontraksi otot

Page 10: Bab 2 Endokrin

199

3 Sekresi Hormon Neurotransmitter

4 Komunikasi Komunikasi antar

neuron melalui

synapsis

Komunikasi

melalui sistem

sirkulasi

Sumber : Yusnia (2009: 8)

6. Faktor Regulasi

Faktor regulasi adalah senyawa kimia yang mengontrol produksi sejumlah

hormon yang memiliki fungsi penting bagi tubuh. Senyawa tersebut dikirim

ke lobus anterior kelenjar pituitari oleh hipotalamus. Terdapat 2 faktor

regulasi, yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang menyebabkan kelenjar

pituitari mensekresikan hormon tertentu dan faktor penghambat (inhibiting

factor) yang dapat menghentikan sekresi hormon tersebut. Sebagai contoh

adalah FSHRF (faktor pelepas FSH) dan LHRF (faktor pelepas LH) yang

menyebabkan dilepaskannya hormon FSH dan LH.

C. Hormon Sebagai Messenger

Baik vertebrata maupun invertebrata mempunyai jaringan khusus yang

mensekresikan zat pengatur yang langsung disalurkan ke dalam darah. Jaringan

khusus ini dikenal sebagai kelenjar endokrin, sedangkan zat pengatur yang

disekresikan ini disebut hormon. Istilah hormon mula-mula diperkenalkan oleh

E.H. Starling pada tahun 1905 yang dalam bahasa Greek diartikan sebagai

“membangkitkan”. Pada saat ini telah diketahui bahwa banyak hormon bertindak

sebagai messenger pertama yang merupakan seri dari messengeryang berurutan

sehingga mengarah kepada adanya respons spesifik di sel target. Dalam

perjalanannya di dalam darah dan cairan interstitial, hormon ini akhirnya bertemu

dengan reseptor yang khas untuk hormon tersebut. Reseptor ini terdapat di

permukaan atau di dalam sel target. Interaksi antara hormon dengan reseptor akan

menimbulkan seri langkah yang mempengaruhi satu atau lebih aspek fisiologi

atau metabolisme dari suatu sel. Meskipun semua hormon mengadakan kontak

dengan semua jaringan di dalam tubuh, hanya sel jaringan yang mengandung

Page 11: Bab 2 Endokrin

200

reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh oleh hormon

tersebut. Karena jumlah hormon yang dihasilkan oleh kelenjer endokrin sangat

sedikit, kadar hormon di dalam hormon sangat rendah. Tetapi reseptor di sel target

sangat peka teQrhadap hormon, kenyataannya ada hormon yang jumlahnya hanya

sebesar 10-12 mol masih mampu untuk menimbulkan respons terhadap reseptor.

D. Ciri-Ciri Hormon

Kartolo (2007:231 ), mengemukakan bahwa ciri-ciri hormon sebagai

berikut :

1. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin

dalam jumlah sangat kecil

2. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapoat di sel

target

3. Hormon diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target

4. Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus

5. Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target,tetapi dapat

juga mempengaruhi beberapa sel target belainan.

E. Klasifikasi Hormon

Anonim E (2011:5), mengemukakan bahwa hormon dapat diklasifikasikan

melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi

reseptor :

1. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Senyawa Kimia Pembentuknya

a. Golongan Steroid→turunan dari kolestrerol

b. Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat

c. Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil

→Thyroid,Katekolamin

d. Golongan Polipeptida/Protein →Insulin,Glukagon,GH,TSH

2. Berdasarkan Sifat Kelarutan Molekul Hormon

Page 12: Bab 2 Endokrin

201

a. Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak

b. Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air

3. Klasifikasi Hormon Berdasarkan Struktur Kimia

a. Hormon protein : jumlah asam aminonya bervariasi tergantung

pada spesies dan terdiri atas polimer asam amino yang tidak larut

dalam lemak

b. Hormon steroid : dihasilkan dari metabolisme dan proses konversi

kolesterol yang mengandung 27 atom karbon dan larut dalam

lemak

c. Hormon asam amino : berasal dari asam amoino yang mengalami

modifikasi

d. Zat kimia yang menyerupai hormon

4. Berdasarkan Lokasi Reseptor Hormon

a. Hormon yang berikatan dengan hormon dengan reseptor

intraseluler

b. Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma

membran)

Selain menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor, Anonim

D (2011 :7 ) mengkasifikasikan hormon menurut fungsinya.

5. Berdasarkan Fungsinya

a. Hormon perkembangan hormon yang memegang peranan di dalam

perkembangan, pertumbuhan dan reproduksi.

b. Hormon metabolisme :hormon yang mempunyai peranan dalam

proses metabolisme.

c. Hormon trofik :hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang

merangsang kelenjar endrokin untuk menghasilkan hormon.

Page 13: Bab 2 Endokrin

202

d. Hormon pengatur metabolisne mineral dan air :hormon yang

mengatur homeostatik mineral dan konservasi air tubuh.

e. Hormon pengatur sistem KARDIOVASKULER :hormon yang

mengatur aktivitas konduksi dan kontraksi jantung.

Selain itu ke lima klasifikasi di atas Kartolo (2007: 231) manambahkan

pengklasifikasian hormon sebagai berikut :

6. Klasifikasi Hormon Atas Dasar Struktur Molekul

Dalam usaha mengklasifikasikan hormon, kita harus berasumsi bahwa

masih ada hormon yang belum diketemukan. Jadi tidak ada klasifikasi

hormon yang lengkap, namun demikian kita dapat mengelompokkan

hormon atas dasar kelompok molekul menjadi amin, prostaglandin, steroid

dan polipeptida & protein. diantara kelompok hormon tersebut di atas

amin merupakan kelompok hormon yang paling sederhana dan termasuk

yang pertama kali diketemukan, dalam contoh ini adalah epinefrin.

Kelompok hormon berikutnya yang agak rumit adalah prostaglandin,

merupakan asam lemak siklik tidak jenuh. Hormon steroid merupakan

derivat hidrokarbon siklik yang dibuat dari prazat kolesterol steroid.

Kelompok hormon yang macamnya paling banyak dan paling rumit adalah

polipeptida & protein.