BAB 2 Cedera Kepala

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    1/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Anatomi Fisiologi

    1. Kulit Kepala

    Kulit kepala terdiri dari 5 lapisan yang disebut SCALP yaitu; skin atau kulit,

    connective tissue  atau jaringan penyambung, aponeurosis atau  galea aponeurotika,

    loose conective tissue atau jaringan penunjang longgar dan pericranium Snell, !""#$.

    !. %engkorak 

    Struktur tulang yang menutupi dan melindungi otak, terdiri dari tulang kranium dan

    tulang muka. %ulang kranium terdiri dari & lapisan' lapisan luar, diploe dan lapsan

    dalam. Lapisan luar dan dalam merupakan struktur yang kuat, sedangkan diploe

    merupakan struktur yang menyerupai busa. Lapisan dalam membentuk rongga()ossa'

    )ossa anterior di dalamnya terdapat lobus )rontalis$, )ossa tenga* di dalamnya

    terdapat lobus temporalis, parietalis dan oksipitalis$ dan )ossa posterior di dalamnya

    terdapat otak tenga* dan sereblum$.

    &. +eningen

    Adala* selaput yang menutupi otak dan medula spinalis yang ber)ungsi sebagai

     pelindung. +eningen terdiri dari'

    a. urameter lapisan luar$

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    2/28

    Selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat,

    di tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan dara* -ena dari otak.

     b. Arak*noid lapisan tenga*$

    +erupakan selaput *alus yang memisa*kan durameter dan piameter 

    membentuk sebua* kantong atau balon berisi airan otak meliputi susunan

    sara) pusat.

    . Piameter lapisan dalam$

    +erupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan jaringan otak,

     ber*ubungan dengan arak*noid melalui jaringan/jaringan ikat yang disebut

    trabekel.

    0. tak  

    tak terdiri dari & bagian utama yaitu'

    a. Cerebrum

    Serebrum terdiri dari ! bagian *emisp*erium serebri kanan dan kiri. Setiap*emis)er terbagi menjadi 0 lobus yaitu lobus )rontal, parietal, temporal dan

    oksipital yang masing/masing memiliki )ungsi berbeda'

    Lobus )rontalis ' kontrol motorik gerakan -olunter, terutama )ungsi

     biara, kontrol emosi, moral, tingka* laku, atau etika.

    Lobus temporal ' pendengaran, keseimbangan, emosi, memori.

    Lobus oksipitalis ' pusat -isual, mengenal obyek.

    Lobus parietalis ' )ungsi sensori umum, rasa pengeapan$.

     b. Cereblum

    %erdapat di ba2a* kranium menempati )ossa serebri posterior di ba2a*

    lapisan durameter. Cereblum mempunyai )ungsi merangsang dan meng*ambat

    serta bertanggung ja2ab ter*adap koordinasi dan gerakan *alus ditamba*

    mengontrol gerakan yang benar, keseimbangan posisi dan mengintegrasikan

    input sensori.

    . 3rainstem

    3rainstem terdiri dari otak tenga*, pons dan medula oblongata. tak tenga*

    midbrain(ense)alon$ meng*ubungkan pons dan sereblum dengan *emis)er 

    sereblum. 3agian ini berisi jalur sensorik dan motorik sebagai pusat re)lek  pendengaran dan pengli*atan. Pons terletak di depan sereblum antara otak dan

    medula, serta merupakan jembatan antara kedua sereblum, dan juga antara

    medula dan sereblum. Pons berisi jaras sensorik dan motorik. +edua

    oblongata membentuk bagian in)erior dari batang otak, terdapat pusat/pusat

    otonom yang ber)ungsi mengatur )ungsi/)ungsi -ital seperti pernapasan,

    )rekuensi jantung, pusat munta*, tonus -asomotor, re)lek gag, batuk dan bersin

    4anong, !""!; Prie, !""5$.

    5. Autoregulasi otak 

    a. Aliran ara* tak 

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    3/28

    tak disuplai ole* dua arteri arotis interna dan dua arteri -ertebralis.

    Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan in)erior otak dan

    membentuk sirkulus illisi. 6ena/-ena otak tidak mempunyai jaringan otot

    didalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. 6ena

    tersebut keluar dari otak dan bermuara ke dalam sinus -enosus ranialis Snell,

    !""#$.

     b. Cerebral Per)usion Pressure

    CPP 3entuk k*as dari sirkulasi serebral yaitu aliran dara* serebral seara

    dinamik disesuaikan untuk melindungi aliran dara* otak dari peruba*an

    tekanan per)usi. Aliran dara* enderung tetap konstan pada kisaran tekanan

    dara* sistemik autoregulasi serebral$. Kedua mekanisme lokal dan kontrol

    autonomik neural berperan pada autoregulasi serebral. Peningkatan dan

     penurunan tekanan arterial C! PaC!$ akan meningkatkan dan menurunkan

    aliran tekanan dara* serebral dengan -asodilatasi dan -asokonstriksi serebral

    yang tidak bergantung pada autoregulasi serebral reakti-itas Con ! serebral$.

    Setela* edera kepala, autoregulasi aliran dara* serebral mengalami gangguan

    kebanyakan pasien. Pada pasien dengan edera kepala berat terjadi gangguan

    reakti-itas C! pada stage a2al trauma e2i, !"1&$.

    #. 7ukum +onrroe/Kellie

    6olume intrakranial adala* tetap karena si)at dasar dari tulang tengkorak yang tidak 

    elastik. 6olume intrakranial 6i$ adala* sama dengan jumla* total -olume

    komponen/komponennya yaitu -olume jaringan otak 6 br$, -olume airan

    serebrospinal 6 s)$ dan -olume dara* 6bl$ FK8P7, !""5$.

    3. Cedera tak Sedang

    1. e)inisi

    Cedera kepala adala* trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik seara

    langsung atau tidak langsung yang kemudian dapat berakibat kepada gangguan

    )ungsi neurologis, )ungsi )isik, kogniti), psikososial, bersi)at temporer atau

     permanent P9:SS, !"" 6 s) > 6 bl

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    4/28

    +enurut 3rain njury Assosiation o) Ameria, edera kepala adala* suatu

    kerusakan pada kepala, bukan bersi)at kongenital ataupun degenerati), tetapi

    disebabkan ole* serangan(benturan )isik dari luar, yang dapat mengurangi atau

    menguba* kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kogniti) dan

    )ungsi )isik Snell, !""#$.

    Cedera otak adala* suatu gangguan traumatik dari )ungsi otak yang disertai

    atau tanpa perdara*an interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya

    kontinuitas otak 7udak ? 4allo, !"1"$.

    Cedera otak sedang atau edera kepala sedang merupakan edera kepala

    dengan skala koma glaso2 berkisar antara @/1& terdapat abnormalitas gambaran

    C%/san dalam 0 jam %orner, 1@@@ dalam anonim !"1"$.

    !. 9tiologi

    a. %rauma tajam

    %rauma ole* benda tajam ' menyebabkan edera setempat ?

    menimbulkan edera loal. Kerusakan loal meliputi Contusio serebral,

    *ematom serebral, kerusakan otak sekunder yang disebabkan perluasan masa

    lesi, pergeseran otak atau *ernia.

     b. %rauma tumpul

    %rauma ole* benda tumpul ? menyebabkan edera menyeluru*

    di)usi$ ' kerusakannya menyebar seara luas ? terjadi dalam 0 bentuk' edera

    akson, kerusakan otak *ipoksia, pembengkakan otak menyebar, *emoragi

    keil, multiple pada otak koma terjadi karena edera menyebar pada *emis)er,

    erebral., batang otak atau kedua/duanya ijaya, !"1&$

    &. Klasi)ikasi

    Cedera kepala menurut e2antoro, dkk !""

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    5/28

    • 4CS @/1&

    • Ke*ilangan kesadaran amnesia$ B&" menit tapi !0 jam

    • +unta*

    • apat mengalami )raktur tengkorak, disorientasi ringan bingung$

    • itemukan kelainan pada C% san otak 

    • +emerlukan tindakan operasi untuk lesi intrakranial

    • ira2at di :S setidaknya 0 jam

    . CK3 Cedera Kepala 3erat$

    • 4CS &/

    • 7ilang kesadaran B !0 jam

    • Adanya kontusio serebri, laserasi( *ematoma intraranial

    +enurut ijaya dan Putri !"1&$ jenis edera kepala'

    a. Cedera kepala terbuka dapat menyebabkan )raktur pada tulang tengkorak dan

     jaringan otak. Luka kepala terbuka akibat edera kepala pea*nya tenkorak atau

    luka penetrasi, besarnya edera pada tipe ini ditentukan ole* -elositas, masa dan

     bentuk dari benturan. Kerusakan otak juga dapat terjadi jika tulang tengkorak 

    menusuk dan masuk ke dalam jaringan otak dan melukai durameter sara) otak,

     jaringa sel otak akibat benda tajam(tembakan. Cedera kepala terbuka

    memungkinkan kuman pat*ogen memiliki abses langsung ke otak.

     b. Cedera kepala tertutup dapat disamakan dengan kelu*an geger otak ringan dan

    oedem serebral yang luas

    Klasi)i kasi berdasarkan lesi bisa )okal atau di)us, bisa kerusakan aksonal

    ataupun *ematoma. Letak *ematoma bisa ekstradural atau dikenal juga sebagai

    *ematoma epidural 97$, bisa *ematoma subdural S7$, *ematoma intraserebral

    C7$, ataupun perdara*an subaraknoid SA7$. Klasi)ikasi yang sering dipergunakan di

    klinik berdasarkan derajat kesadaran Skala Koma 4lasgo2 Soertide2i, !"1!$.

    Tabel Klasi)ikasi Cedera Kepala CK$ berdasarkan Skala Koma 4lasgo2k 

    Kategori GCS Gambaran KLinik Scanning Otak  

    CK :ingan 1&/15 Pingsan 1" menit, de)isit

    neurologik /$

     Dormal

    CK Sedang @/1! Pingsan B1" menit s(d #

     jam, de)isit neurologik >$

    Abnormal

    CK 3erat &/ Pingsan B# jam,

    de)isit neurologik >$

    Abnormal

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    6/28

    Catatan: Pada pasien edera kranioserebral dengan 4CS 1&/15, pingsan 1" menit,

    tanpa de)isit neurologik, tetapi pada *asil skening otaknya terli*at perdara*an,

    diagnosisnya bukan edera kranioserebral ringan CK:$(komosio, tetapi menjadi

    edera kranioserebral sedang CKS$(kontusio.

    Sedangkan menurut +orton, dkk !"1!$, Cedera kepala diklasi)ikasikan

    menjadi edera kepala primer dan edera kepala sekunder. Cedera primer adala*

    akibat edera a2al. Cedera a2al menyebakan gangguan integritas )isik, kimia dan

    listrik dari sel area tersebut, yang menyebabkan kematian sel. Cedera sekunder 

    meliputi meliputi respon )isiologis edera otak, termasuk edema serebral, iskemia

    serebral, peruba*an biokomia, dan peruba*an *emodinamika serebral.

    a. Cedera otak primer 

    1$ Laserasi kulit kepala

    Laserasi kulit kepala sering menyebabkan perdara*an dalam jumla* besar 

    karena -askularitas kulit kepala, dan sering menunjukkan adanya edera

    lain pada tuang tengkorak dan jaringan otak.

    !$ Fraktur tulang tengkorak )raktur basis Cranii$

    %ulang tengkorak memberikan perlindungan pada otak dengan

    mendistribusikan tekanan keluar, yang mengurangi dampak langsung pada

    otak. Penting untuk diingat ba*2a pembulu* dara* menjalar sepanjang

    lekukan tulang permukaan dalam tulang tengkorak.

    Fraktur yang langsung mengenai pembulu* dara* tersebut dapat

    menederai pembulu* dara* yang mengakibatkan *ematoma epidural.

    Fraktur basis kranii )raktur dasar tengkorak$ dapat menimbulkan

     perembesan airan serebrospinal le2at duramater yang robek. Perembesan

    airan serebrospinal yang terus/menerus dapat mengakibatkan meningitis

    atau abses man, +Lain, ? S*eetE, !"1!$.

    %anda/tanda dan gejala/gejala )raktur basis ranii man, +Lain, ?

    S*eetE, !"1!$'

    / Sakit kepala

    / Peruba*an tingkat kesadaran

    / 9kimosisi

    / :inore atau otore airan serebrospinal

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    7/28

    Penanganan )raktur basis ranii 8mar Kasan ' !"""$.

    / Cega* peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak, misal ega*

     batuk, mengejan, makanan yang tidak menyebabkan sembelit.

    / aga kebersi*an sekitar lubang *idung dan lubang telinga, jika perlu

    dilakukan tampon steril Consul a*li %7%$ pada bloody

    otorr*ea(otoliGuorr*ea.

    / Pada penderita dengan tanda/tanda bloody otorr*ea(otoliGuorr*ea

     penderita tidur dengan posisi terlentang dan kepala miring keposisi yang

    se*at

    &$ Komusio 4egar otak$

    4egar otak dikalsi)ikasikan sebagai edera otak traumati ringan dan

    dide)inisikan sebagai setiap peruba*an status mental yang disebkan ole*

    trauma yang dapat( tidak dapat menimbulkan ke*ilangan kesadaran.

    0$ Kontusio +emar otak$

    Kontusio serebral adala* edera )okal yang derajat kepara*annya

    tergantung pada ukuran dan luasnya edera jaringan otak. Kontusia terjadi

    akibat laserasi pembulu* dara* keil.

    5$ 7ematoma epidural

    7ematoma epidural adala* akumulasi dara* diantara dural dan strukutur 

     bagian dalam otak, yang biasanya disebakan ole* laserasi arteri ekstradural.

    7ematoma epidural berasal dari perdara*an arteri yang terletak diantara

    meningens dan tulang tengkorak. 7al ini terjadi karena pata* tulang

    tengkorak yang tela* merobek arteri. ara di dalam arteri memiliki tekanan

    lebi* tinggi se*ingga lebi* epat memanar.

    #$ 7ematoma subdural

    7ematoma subdural adala* akumulasi dara* diba2a* dura dan diatas

    araknoid yang menutupi otak. 7ematoma subdural berasal dari perdara*an

     pada -ena di sekeliling otak. Perdara*an bias terjadi segera setela*

    terjadinya edera kepala berat atau beberapa saat kemudian setela* terjadi

    edera kepala yang lebi* ringan.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    8/28

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    9/28

    saat kondisi aliran dara* berkurang atau tidak adekuat dalam memenu*i

    kebutu*a metaboli. Ak*ir dari iskemia yang tidak teratasi adala* in)ark(

    kematian jaringan, yang mendorong terjadinya edema tamba*an.

    &$ Sindrom *erniasi

    Sindrom *erniasi menggambarkan kondisi dengan struktur serebral bergeser 

    didalam ranium karena tekanan yang tinggi. %riad us*ing

    menggambarkan tiga tanda ak*ir *erniasi, peningkatan tekanan dara*

    sistolik, penurunan )rekuensi jantung, dan pola napas tidak teratur.

    Perbandingan *asil pemeriksaan %K dan sindrom *erniasi

    Peningkatan %K Sindrom *erniasi%ingkat respon ter*adap

    stimulus

    iperlukan peningkatan

    stimulus

    %idak dapat distimulasi

    Fungsi motori Kelema*an motorik

    samara tau penyimpangan

     pronator 

    Kelema*an motorik nyata,

    tidak ada respon

    :espon pupil :espon pupil lembam Pupil dilatasi unilateral dan

    ter)iksasi

    %anda/tanda -ital apat stabil atau labil %riad us*ing

    menggambarkan tiga tanda

    ak*ir *erniasi, peningkatan

    tekanan dara* sistolik,

     penurunan )rekuensi

     jantung, dan pola napas

    tidak teratur.

    0$ Koma

    Koma adala* peruba*an kesadaran yang disebabkan ole* kerusakan

    *emis)er otak( batang otak. Koma terjadi akibat gangguan system yang

    mengakti-asi retrikular :AS$. Koma dapat disebabkan ole* banyak *al

    seperti in)eksi system sara) pusat, gangguan elektrolit, *ipertiroidisme,

    *ipotiroidisme, *ipoksia, kejang, toksin. Kondisi koma dapat dibagi

    menjadi koma ringan, koma, koma dalam.

    5$ Kondisi -egetati-e persisten

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    10/28

    Kodisi -egetati-e persisten ditandai dengan periode koma seprti tidur yan

    diikuti ole* kembali terjaga, tetapi disertai tidak adanya tingkat kognisi

    yang jelas. iagnosis kondisi -egetati-e persisten tidak dapat ditetapkan

    sebelum 0 minggu a2itan edera otak traumati dan koma.

    0. +ekanisme Cedera Kepala

    Pema*aman mengenai edera kepala disertai pemeriksaan diagnosti dan

     pemeriksaan )isik, membantu dalam mendiagnosis edera kepala seara tepat.

    +ekanisme k*as edera meliputi edera akselerasi, deselerasi, akselerasi/

    deselarasi, coup-contre coup, edera rotasional, dan edera penetrasi.

    a. Cedera akselerasi terjadi jika objek bergerak meng*antam kepala yang tidak 

     bergerak 

     b. Cedera deselerasi terjadi jika kepala yang bergerak membentur objek diam,

    seperti pada aksus jatu* atau tabrakan mobil ketika kepala membentur kaa

    depan mobil. Cedera akselerasi/deselarasi sering kali terjadi dalamkasus

    keelakaan kendaraan bermotor dan episode kekerasan )isik.

    . Cedera coup-contre coup terjadi jika kepala terbentur, yang menyebabkan otak 

     bergerak dalam ruang ranial dan dengan kuat mengenai area tulang tengkorak 

    yang berla2anan serta area kepala yang pertama kali terbentur. Cedera

    tersebut disebut juga edera translasional karena benturan dapat berpinda* ke

    area otak yang berla2anan.

    d. Cedera rotasional terjadi jika pukulan( benturan menyebabkan otak berputar 

    dalam rongga tengkorak, yang menyebabkan peregangan atau robeknya

    neuron dalam substansia alba serta robeknya pembulu* dara* yang

    mem)iksasi otak dengan bagian dalam rongga tengkorak.

    e. Cedera Penetrasi

    Cedera penetrasi dapat disebabkan ole* peluru, pea*an peluru, atau benda

    tajam lain yang bergerak dengan keepatan yang ukup besar yang mengenai

    kepala dan dapat merusak integritas tengkorak.

    5. Pato)isiologi

    Sebagian besar edera otak tidak disebabkan ole* edera langsung ter*adap

     jaringan otak, tetapi terjadi sebagai akibat kekuatan luar yang membentur sisi luar 

    tengkorak kepala atau dari gerakan otak itu sendiri dalam rongga tengkorak. Pada

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    11/28

    edera deselerasi, kepala biasanya membentur suatu objek seperti kaa depan

    mobil, se*ingga terjadi deselerasi tengkorak yang berlangsung tiba/tiba. tak 

    tetap bergerak ke ara* depan, membentur bagian dalam tengorak tepat di ba2a*

    titik bentur kemudian berbalik ara* membentur sisi yang berla2anan dengan titik 

     bentur a2al. le* sebab itu, edera dapat terjadi pada daera* benturan oup$ atau

     pada sisi sebaliknya ontra oup$.

    Sisi dalam tengkorak merupakan permukaan yang tidak rata. 4esekan

     jaringan otak te*adap daera* ini dapat menyebabkan berbagai kerusakan ter*adap

     jaringan otak dan pembulu* dara*.

    :espon a2al otak yang mengalami edra adala* Hs2ellingH. +emar pada

    otak menyebabkan -asoliditasi dengan peningkatan aliran dara* ke daera*

    tersebut, menyebabkan penumpukan dara* dan menimbulkan penekanan ter*adap jaringan otak sekitarnya. Karena tidak terdapat ruang lebi* dalam tengkorak 

    kepala maka Is2ellingJ dan daera* otak yang edera akan meningkatkan tekanan

    intraserebral dan menurunkan aliran dara* ke otak. Peningkatan kandungan airan

    otak edema$ tidak segera terjadi tetapi mulai berkembang setela* !0 jam *ingga

    0 jam. 8sa*a dini untuk memperta*ankan per)usi otak merupakan tindakan

     penyelamatan *idup.

    Kadar C! dalam dara* mempengaru*i aliran dara* serebral. Le-el normal

    C! adala* &5/0" mm7g. Peningkatan kadar C!  Hipoventilasi$ menyebabkan

    -asodilatasi dan bengkak otak, sedangkan penurunan kadar C!  Hiperventilasi$

    menyebabkan -asokontruksi dan serebral iskemia. Pada saat lampau, diperkirakan

     ba*2a dengan menurunkan kadar C! *iper-entilasi$ pada penderita edera

    kepala akan mengurangi bengkak otak dan memperbaiki aliran dara* otak. Ak*ir/

    ak*ir ini dibuktikan ba*2a *iper-entilasi *anya memberikan peranan keil

    ter*adap bengkak otak, tetapi berpengaru* besar dalam menurunkan aliran dara*

    otak karena -asokonstriksi. 7al ini menyebabkan *ipoksia serebral. tak yang

    mengalami edera tidak mampu mentoleransi *ipoksia.

    7ipo-entilasi atau *ipoksia meningkatkan angka kematian dengan

    memperta*ankan -entilasi yang baik pada )rekuensi na)as berkisar 15 kali

     permenit dan aliran oksigen yang memadai merupakan *al yang sangat penting.

    7iper-entilasi pro)ilaksis pada edera kepala suda* tidak direkomendasikan.

    Tekanan intracranial 

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    12/28

    alam rongga tengkorak dan selaput yang membungkus otak terdapat

     jaringan otak, liGuor serebrospinal. an dara* peningkatan -olume sala* satu

    komponen akan diikuti dengan pengurangan atau penekanan ter*adap masing/

    masing -olume komponen yang lain karena tengkorak kepala orang de2asa suatu

    kotak yang kaku$ tidak dapat mengembang membesar$. alaupun CSF

    memberikan toleransi, namun ruang yang diberikan tidak mampu mentoleransi

     bengkak otak yang terjadi dengan epat. Aliran dara* tidak bole* terganggu

    karena otak membutu*kan suplai dara* yang konstan oksigen dan glukosa$ untuk 

     berta*an *idup. %idak satu pun dari komponen yang mendukung otak dapat

    mentoloransi *al ini, ole* sebab itu, bengkak otak yang terjadi akan epat

    menyebabkan kematian. %ekanan yang ditimbulkan ole* isi tengkorak disebut

    tekanan intraranial CP$. %ekanan ini biasanya sangat renda*. %ekanan intra

    kranial dinilai berba*aya jika meningkat *ingga 15mm7g, dan *erniasi dapat

    terjadi pada tekanan di atas !5 mm7g. %ekanan dara* yang mengalir dalam otak 

    disebut sebagai tekanan per)usi serebral CPP$. Dilai CPP diperole* dengan

    mengurangkan +A3P ter*adap CP. %ekanan per)usi *arus diperta*ankan

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    13/28

    *idup di tandai dengan penurunan tingkat kesadaran yang seara progresi) 

    menjadi koma, dilatasi pupil dan de-iasi mata ke ara* ba2a* dan lateral pada

    mata sisi kepala yang mengalami edera, kelema*an pada tungkai dan lengan sisi

    tubu* berla2anan ter*adap sisi yang mengalami edera, dan postur deserebrasi

    dijelaskan berikut ini$ penderita selanjutnya akan ke*ilangan semua gerakan,

     ber*enti na)as dan meninggal. Sindroma ini sering terjadi setela* perdara*an

    subdural akut. Sindroma *erniasi merupakan satu/satunya keadaan di mana

    *iper-entilasi masi* merupakan indikasi.

    Cedera otak anoksia

    Cedera pada otak akibat kurangnya oksigen misal *enti jantung, obstruksi

     jalan na)as$ mempengarui otak seara serius. ika otak tidak mendapatkan oksigen

    selama 0 *ingga # menit, kerusakan irre-ersible *ampir selalu terjadi. Setela*

    episode anoksia, per)usi korteks akan terganggu akibat spasme yang terjadi pada

    arteri keil pada serebral. Setela* anoksia 0 *ingga # menit, perbaikan oksigenasi

    dan tekanan dara* tidak akan memperbaiki per)usi korteks tidak ada )enomena

    re)lo2$ dan edera anoksia akan terus berlangsung dalam sel otak. Sepertinya

    *ipotermia mampu melindungi otak ter*adap e)ek tersebut dan terdapat laporan

    kasus pasien *ipotermia yang diresusitasi setela* mengalami *ipoksia selama 1

     jam.

    #. +ani)estasi Klinis

    %abel mani)estasi klinis edera kepala menurut ong, !""@'

    Cedera ringan apat menimbulkan *ilang kesadaran

    Periode kon)usi kebingungan$ transien

    Somnolen 4elisa* ritabilitas Puat +unta*satu kali atau lebi*$

    %anda/tanda progesti-itas Peruba*an status mental misalnya anak sulit

    dibangunkan$ Agitasi memunak %imbul

    tanda/tanda neurologik lateral )okal dan

     peruba*an tanda/tanda -ital yang tampak 

     jelas

    Cedera berat %anda/tanda peningkatan %K Perdara*an

    retina Paralisis ekstraokular terutama sara) 

    kranial 6$ 7emiparesis Kuadriplegia

    Peningkatan su*u tubu* Cara berjalan yang

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    14/28

    goya* Papiledema anak yang lebi* besar$

    dan perdara*an retina.

    %anda/tanda yang menyertai Cedera kulit daera* edera pada kepala$

    Cedera lainnya misalnya pada ekstremitas$.+enurut e2antoro, dkk !""

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    15/28

    samping tempat tidur dan peralatan peng*isap dekat dalam jangkauan. Pagar 

    tempat todur *arus tetap dipasang, diberi bantalan pada pagar dengan bantal

    atau busa untuk meminimalkan resiko sekunder ter*adap edera karena

    kejang. Selama kejang, pera2at *arus mem)okuskan per*atian pada upaya

    memperta*ankan jalan napas paten ketika mengamati perkembangan kejang

    dan menega* edera lanjut pada pasien. ika terdapat 2aktu yang ukup

    sebelum spasitisitas otot terjado, dan ra*ang terkuni, spatel lida* yang diberi

     bantalan, jalan napas oral, atau tongkat gigit plastik *arus dipasang diantara

    gigi pasien.

    Satu/satunya tindakan medis ter*adap kejang adala* terapi obat.

    iaEepam merupakan obat yang paling banyak digunakan dan diberikan

    seara perla*an melalui intra-ena. Karena obat ini menekan pernapan, maka

    )rekuensi dan irama pernapasan pasien *arus dipantau dengan ermat. ika

    kejang tiak bisa lagi diatasi dengan obat ini, dokter mungkin akan memberikan

    )enobarbital atau )enitoin untuk memperta*ankan konrol ter*adap kejang.

    . Kebooran Cairan Serebrospinal

    3uka *al yang tidak umum pada beberapa pasien edera kepala dengan

    )raktur tengkorak untuk mengalami kebooran CSS dar telinga atau *idung.

    ni dapat akibat dari )raktur pada )ossa anteroir dekat sinus )rontal atau dari

    )raktur tengkorak basiliar bagian petrous dari tulang temporal.

    . Pemeriksaan iagnostik 

    a. C% san

    Pemeriksaan a2al yang paling umum dilakukan karena pemeriksaan

    ini dapat dengan epat dilakukan dan sensiti-e ter*adap perdara*an. Satu

    kelema*an C% san adala* ba*2a pemeriksaan tersebut tidak dapat seara

    adekuat menangkap struktur )osa posterior.

     b. +: +agneti resonane imaging$

    3erman)aat karena arti)ak tulang diminimalkan se*ingga struktur pada

    dasar tengkorak dan medulla spinalis dapat di-isualisasikan lebi* baik dan

     peruba*an neuronal dapat diamati. Selain itu +: dapat digunakan untuk 

    menge-aluasi edera -asular serebral dengan ara nonin-asi-e.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    16/28

    . Angiogra)i serebral

    Alat yang berguna dalam mengkaji diseksi dalam pembulu* dara* dan

    tidak adanya aliran dara* serebral pada pasien yang diurigai mengalami

    kematian batang otak.

    :isiko prosedur tersebut meliputi rupture pembulu* dara*, stroke

    akibat debris emboli, reaksi alergi akibat terpajan pe2arna radiopak, gagal

    ginjal akut akibat pe2arna 6, dan perdara*an retroperitoneal dari area

     pemasangan selubung setela* in)us dilepaskan.

    d. 8ltrasonogra)i oppler %ranskranial

    Seara tidak langsung menge-aluasi aliran dara* serebral dan

    mekanisme autoregulasi dengan mengukur keepatan dara* yang mele2ati

     pembulu* dara*. Kemampuan pemeriksaan ini dalam meberikan in)ormasi

    mengenai autoregulasi serebral dapat mempengaru*i penatalaksanaan

    dinamik intraranial pada pasien edera kepala dimasa yang akan datang.

    e. 994 elektro ense)alogram$

    +engukur akti-itas gelombang otak disemua regio korteks dan

     berguna dalam mendiagnosis kejang serta mengaitkan pemeriksaan

    neurologis abnormal dengan )ungsi kortikal abnormal. Pemeriksaan yang

     penting dalam mengeliminasi kejang subklinis atau non kon-ulsi). %emuan

    yang paling umum pada pasien edera kepala adala* perlambatan akti-itas

    gelombang listrik pada area edera.

    ). 3A9: brainsteam auditory e-oked responses$ dan SS9P somatosensory

    e-oked potential$

    Pemeriksaan prognostik yang berman)aat pada pasien edera kepala.

    7asil abnormal dari sala* satu pemeriksaan tersebut dapat membantu

    menegakkan diagnosis dis)ungsi batang otak yang tidak akan meng*asilkan pemuli*an )ungsional yang bermakna.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    17/28

    @. Penatalaksanaan

    Pedoman penatalaksanaan edera kepala berat dikembangkan ole* 3rain

    %rauma Foundation dan Amerian Assoiation o) Deurologial Surgeons pada

    ta*un 1@@5 dan diperbarui ta*un !""" untuk mendiseinasi rekomendasi ilmia*

    yang yang paling terkini.

    Pengkajian dan penanganan a2al pada pasien edera kepala dimulai segera

    setela* edera, yang seringkali dilakukan ole* tenaga kese*atan pra/ruma*sakit.

    Penanganan pra/ruma*sakit pada pasien edera kepala ber)okus pada pengkajian

    system seara epat dan penatalaksanaan jalan napas de)initi-e, inter-ensi yang

    dapat berdampak positi) ter*adap *asil ak*ir pasien karena koreksi dini *ipoksia

    dan *iperkapnia, yang tela* terbukti menyebabkan dan memperburuk edera otak 

    sekunder.Pendekatan pera2atan yang benar dan keepatan dalam memberikan

     pertolongan menekan angka kematian *ingga Dational %raumati Coma

    ata 3ank$. Prinsip dasarnya sel sara) diberikan kondisi(suasana yang optimal

    maka pemuli*an akan ber)ungsi kembali '

    a. Penatalaksanaan jalan napas

    Langka* a2al yang sangat penting dalam mera2at pasien edera kepala

    karena *ipo-entilasi biasa terjadi pada kondisi penurunan kesadaran, dan

    *ipoksia serta *iperkpnia sangat memperburuk kondisi pasien pada ta*ap a2al

    edera. 9-aluasi lanjut ter*adap status neurologis dapat memperli*atkan

     perlunya terapi *iper-entilasi jika terdapat tanda *erniasi serebral dan tidak 

    dapat dikontrol dengan terapi )armakologis a2al, pemantauan lebi* lanjut

    aliran dara* serebral.

     b. 7iper-entilasi

    7arus dilakukan *ati/*ati, dibuat dengan ara menurunkan PC! dan

    menyebabkan -asokonstriksi pembulu* dara* otak, penurunan -olume

    intraranial ini akan menurunkan %K. 7iper-entilasi yang lama dan agresi) akan menurunkan per)usi otak, terutama bila PC! !5mm7g. PC! *arus

    diperta*ankan pada &" mm7g, se*ingga bila PC! !5mm7g *iper-entilasi

    *arus diega*.

    Penatalaksanaan sirkulasi pada pasien edera kepala bertujuan meningkatkan

     per)usi serebral yang adekuat melalui resusitasi airan dan penggunaan

    -asopresor, jika perlu. Penatalaksanaan %K untuk menurunkan ta*anan

    intraranial ter*adap aliran dara*.

    . Cairan

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    18/28

    Cairan intra-ena ' jumla* airan dalam edera kepala diperta*ankan agar 

    nomo-olemia, kelebi*an jumla* airan akan memba*ayakan ji2a penderita.

    angan memberikan airan *ipotonik, penggunaan airan yang mengandung

    glukosa dapat menyebabkan penderita *yperglikemia yang berakibat buruk 

     pada penderita edera kepala. Karena itu airan yang digunakan untuk 

    resusitasi sebaiknya larutan garam )isiologis atau ringer laktat. Kadar Datrium

     perlu diper*atikan karena *iponatremia akan dapat menyebabkan odema otak 

    yang *arus di*indari.

    d. bat

    1$ +anitol ' digunakan untuk menurunkan tekanan intra kranial, umumnya

    dengan konsentrasi !", dosis 1gr(kg bb, diberikan bolus intra -enadengan epat. 8ntuk penderita *ipotensi tidak bole* karena akan

    memperberat *ipo-olemi.

    !$ Furosemide ' diberikan bersama manitol untuk untuk menurunkan %K,

    kombinasi keduanya akan meningkatkan diuresis, dosis laEim ",&/",5

    mg(kg bb 6

    &$ Steroid ' tidak berman)aat dalam mengendalikan kenaikan %K dan tidak 

    memperbaiki *asil terapi, se*ingga steroid tidak dianjurkan

    0$ 3arbiturate ' berman)aat menurunkan %K, karena punya e)ek *ipotensi

    tak diberikan pada penderita dengan kondisi tersebut. %idak dianjurkan

     pada resusitasi akut

    5$ Anti kon-ulsan ' epilepsy pasa trauma terjadi 5 pada penderita trauma

    kepala tertutup dan 15 pada edera kepala berat. Anti kon-ulsan *anya

     berguna untuk minggu pertama terjadinya kejang, tidak minggu yang

     berikut, jadi *anya dianjurkan pada minggu pertama saja.

    +enurut Soertide2i, !"1! Penatalaksanaan edera kranioserebral dapat

    dibagi berdasarkan'

    a. Kondisi kesadaran pasien

    1$ Kesadaran menurun

    !$ Kesadaran baik 

     b. %indakan

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    19/28

    1$ %erapi non/operati) 

    !$ %erapi operati) 

    . Saat kejadian

    1) +anajemen prehospital 

    2) nstalasi 4a2at arurat

    3) Pera2atan di ruang ra2at

    %erapi non/operati) pada pasien edera kranioserebral ditujukan untuk'

    a. +engontrol )isiologi dan substrat sel otak serta menega* kemungkinan

    terjadinya tekanan tinggi intrakranial

     b. +enega* dan mengobati edema otak ara *iperosmolar, diuretik$

    . +inimalisasi kerusakan sekunder 

    d. +engobati simptom akibat trauma otak 

    e. +enega* dan mengobati komplikasi trauma otak, misal kejang, in)eksi

    antikon-ulsan dan antibiotik$

    %erapi operati) terutama diindikasikan untuk kasus'

    a. Cedera kranioserebral tertutup

    1$ Fraktur impresi depressed racture$

    !$ Perdara*an epidural *ematoma epidural(97$ dengan -olume perdara*an

    lebi* dari &"mL(00mL dan(atau pergeseran garis tenga* lebi* dari & mm

    serta ada perburukan kondisi pasien

    &$ Perdara*an subdural *ematoma subdural(S7$ dengan pendorongan garis

    tenga* lebi* dari & mm atau kompresi(obliterasi sisterna basalis

    0$ Perdara*an intraserebral besar yang menyebabkan progresi-itas kelainan

    neurologik atau *erniasi.

     b. Pada edera kranioserebral terbuka

    1$ Perlukaan kranioserebral dengan ditemukannya luka kulit, )raktur 

    multipel, dura yang robek disertai laserasi otak 

    !$  !i"uorrhea yang tidak ber*enti lebi* dari 10 *ari

    &$  #neumoencephali

    0$ Corpus alienum

    5$ Luka tembak 

    Pasien alam Keadaan Sadar 4CS=15$1/#

    a. Simple Head $n%ur& S7$

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    20/28

    Pada pasien ini, biasanya tidak ada ri2ayat penurunan kesadaran sama sekali dan

    tidak ada de)i sit neurologik, dan tidak ada munta*. %indakan *anya pera2atan

    luka. Pemeriksaan radiologik *anya atas indikasi. 8mumnya pasien S7 bole*

     pulang dengan nasi*at dan keluarga diminta mengobser-asi kesadaran. 3ila

    diurigai kesadaran menurun saat diobser-asi, misalnya terli*at seperti mengantuk 

    dan sulit dibangunkan, pasien *arus segera diba2a kembali ke ruma* sakit.

     b. Penderita mengalami penurunan kesadaran sesaat setela* trauma kranioserebral,

    dan saat diperiksa suda* sadar kembali. Pasien ini kemungkinan mengalami

    edera kranioserebral ringan CK:$.

    PASIEN DENGAN KESADARAN

    MENURUN1. Cedera kranioserebral ringan(SKG=131!"1#Umumnya didapatkan perubahan orientasiatau tidak mengacuhkan perintah, tanpa disertaidef sit okal serebral.Dilakukan pemeriksaan f sik, perawatan luka,oto kepala, istirahat baring dengan mobilisasibertahap sesuai dengan kondisi pasiendisertai terapi simptomatis. Observasiminimal 24 am di rumah sakit untuk menilaikemungkinan hematoma intrakranial,misalnya riwayat lucid interval, nyeri kepala,muntah!muntah, kesadaran menurun, dan

    geala!geala lateralisasi "pupil anisokor, re#eksipatologis positi $. %ika dicurigai ada hematoma,dilakukan CT scan.&asien cedera kranioserebral ringan "'()$tidak perlu dirawat ika$a. orientasi "waktu dan tempat$ baik b. tidak ada geala okal neurologikc. tidak ada muntah atau sakit kepalad. tidak ada raktur tulang kepalae. tempat tinggal dalam kota. ada yang bisa mengawasi dengan baik dirumah, dan bila dicurigai ada perubahankesadaran, dibawa kembali ke )*3. Cedera kranioserebral bera%(SKG=3&"&asien dalam kategori ini, biasanya disertaicedera multipel. +ila didapatkan rakturservikal, segera pasang kerah fksasi leher,bila ada luka terbuka dan ada perdarahan,dihentikan dengan balut tekan untuk pertolonganpertama. indakan sama dengancedera kranioserebral sedang denganpengawasan lebih ketat dan dirawat di-'U.Di samping kelainan serebral uga bisa disertaikelainan sistemik. &asien cedera kranioserebralberat sering berada dalam keadaan hipoksi,hipotensi, dan hiperkapni akibat gangguankardiopulmoner.

    'INDAKAN DI UNI' GAA' DARURA' )RUANG RAA'*#1. Res+si%asi dengan %indakan A =

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    21/28

     Airway, , = Breathing dan C = Circulationa. -alan naas (Airway)

     %alan napas dibebaskan dari lidah yang turunke belakang dengan posisi kepala ekstensi.

     %ika perlu dipasang pipa oroaring atau pipaendotrakheal. +ersihkan sisa muntahan, darah,lendir atau gigi palsu. %ika muntah, pasien

    dibaringkan miring. -si lambung dikosongkanmelalui pipa nasogastrik untuk menghindariaspirasi muntahan.

    b. Pernaasan (Breathing)angguan pernapasan dapat disebabkanoleh kelainan sentral atau perier.(elainan sentral disebabkan oleh depresi pernapasanyang ditandai dengan pola pernapasanCheyne Stokes, hiperventilasi neurogeniksentral, atau ataksik.(elainan perier disebabkan oleh aspirasi,trauma dada, edema paru, emboli paru, atauineksi.

     ata laksana// Oksigen dosis tinggi, 01!0 liter3menit,intermiten/ 'ari dan atasi aktor penyebab/ (alau perlu pakai ventilator

    0. Sirk+lasi (Circulation)ipotensi dapat teradi akibat cedera otak.ipotensi dengan tekanan darah sistolik 561mm g yang teradi hanya satu kali saa sudahdapat meningkatkan risiko kematian dan kecacatan.ipotensi kebanyakan teradi akibataktor ekstrakranial, berupa hipovolemia karenaperdarahan luar atau ruptur alat dalam,trauma dada disertai tamponade antung3

    pneumotoraks, atau syok septik. ata laksananya dengan cara menghentikansumber perdarahan, perbaikan ungsi antung,mengganti darah yang hilang, atausementara dengan cairan isotonik 7a'l1,68.

    . Pe2eriksaan sik *etelah resusitasi 9+', dilakukan pemeriksaanf sik yang meliputi kesadaran, tensi, nadi, poladan rekuensi respirasi, pupil "besar, bentukdan reaksi cahaya$, def sit okal serebral dancedera ekstrakranial. asil pemeriksaan dicatatdan dilakukan pemantauan ketat padahari!hari pertama. +ila terdapat perburukan

    salah satu komponen, penyebabnya dicaridan segera diatasi.3. Pe2eriksaan radiologiDibuat oto kepala dan leher, bila didapatkanraktur servikal, collar yang telah terpasangtidak dilepas. :oto ekstremitas, dada, dan abdomendilakukan atas indikasi.CT scan otak dikerakan bila ada raktur tulangtengkorak atau bila secara klinis diduga adahematoma intrakranial.

    *. Pe2eriksaan labora%ori+2/ 4b5 le+kosi%5 di6erensiasi sel&57&enelitian di )*'; menunukkan bahwa

    leukositosis dapat dipakai sebagai salahsatu indikator pembeda antara kontusio"'(*$ dan komosio "'()$.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    22/28

    =0>.111 meruuk pada CT scan otakabnormal, sedangkan angka leukositosis=04.111 menunukkan kontusiomeskipun secara klinis lama penurunankesadaran 501 menit dan nilai *( 0?!0adalah acuan klinis yang mendukung kearah komosio.@ &rediktor ini bila berdiri

    sendiri tidak kuat, tetapi di daerah tanpaasilitas CT scan otak, dapat dipakai sebagaisalah satu acuan prediktor yangsederhana / G+la dara8 se9ak%+ (GDS" (1:"iperglikemia reakti dapat merupakanaktor risiko bermakna untuk kematiandengan O) 01,1> untuk D* 210!221mg3d< dan O) ?6,A2 untuk D* =221 mg3d

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    23/28

    41 mg3hari -.

    #. N+%risi11&ada cedera kranioserebral berat, teradi hipermetabolismesebesar 2!2, kali normal danakan mengakibatkan katabolisme protein.(ebutuhan energi rata!rata pada cedera kranioserebral

    berat meningkat rata!rata 418. otalkalori yang dibutuhkan 2!?1 kkal3kg++3hari. (ebutuhan protein 0,!2g3kg++3hari,minimum karbohidrat sekitar >,2 g3kg++3hari, lipid 01!418 dari kebutuhan kalori3hari,dan rekomendasi tambahan mineral/ zinc 01!?1 mg3hari, cuprum 0!? mg, selenium 1!A1mikrogram, kromium 1!01 mikrogram, danmangan 2!1 mg. +eberapa vitamin ugadirekomendasikan, antara lain vitamin 9, E, ',ribo# avin, dan vitamin ( yang diberikan berdasarkanindikasi.&ada pasien dengan kesadaran menurun,pipa nasogastrik dipasang setelah terdengar

    bising usus. ;ula!mula isi perut dihisap keluaruntuk mencegah regurgitasi sekaligus untuk melihat apakah ada perdarahan lambung.+ila pemberian nutrisi peroral sudah baik dancukup, inus dapat dilepas untuk mengurangirisiko # ebitis.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    24/28

    kesulitan mendengar, mengeap dan menium bau, sulit menerna(menelan

    makanan.

    ?$ :i2ayat kese*atan da*ulu

    Pasien perna* mengalami penyakit system persyara)an, ri2ayat trauma masa

    lalu, ri2ayat penyakit dara*, ri2ayat penyakit sistemik(perna)asan,

    kardio-askuler dan metabolik.

    0$ :i2ayat kese*atan keluarga' adanya ri2ayat penyakit menular.

    i. Kebutu*an dasar 

    ii. 9liminasi ' Peruba*an pada 3AK(3A3, inkontinensia, obstipasi,

    *ematuria

    iii. Dutrisi' +ual, munta*, gangguan menerna(menelan makanan,

    kaji bising usus.

    i-. stira*at' Kelema*an, mobilisasi, tidur kurang.

    e$ Pengkajian psikologis

    4angguan emosi(apatis, delirium, peruba*an tingka* laku atau

    kepribadian.

    )$ Pengkajian soial

    g$ 7ubungan dengan orang terdekat, kemampuan komunikasi, a)asia

    motorik atau sensorik, biara tanpa arti, disartria, anomia.

    *$ Dyeri(kenyamanan

    Skala kepala dengan intensitas dan lokasi berbeda, respons menarik

     pada rangsangan nyeri yang *ebat, gelisa*.

    i$ Pengkajian Fisik 

    ua prinsip yang paling penting dalam pengkajian neurologis adala*'

    a$ tingkat kesadaran merupakan indiator palin sensiti-e dari

     peningkatan %K, b$ stimulus maksimum *arus diberikan untuk

    menapai respon pasien maksimum.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    25/28

    -. Pengkajian )ungsi kogniti) 

    Fungsi kogniti) biasanya dikaji dengan mengajukan tiga

     pertanyaan orientasi mengenai orang, 2aktu, tempat. Akan tetapi

     penting untuk mendapatkan ri2ayat mendetail dari pasien guna

    mem)asilitasi pendeteksian peruba*an yang tersembunyi

    sepanjang 2aktu.

    -i. Pengkajian tingkat keterjagaan

    alam mengkaji tingkat keterjagaan pada pasien edera kepala,

    stimulus maksimum *arus diberikan seara sistematik dan

    meningkat untuk mendapatkan seara e)ekti) respon terbaik(

    maksimum pasien. Langka* pertama upaya membangunkan

     pasien *anya dengan berbiara, kemudian berteriak, lalu dengan

    menggoyangkan, dan selanjutnya dengan memberikan rangsang

    nyeri. Pendekatan berta*ap seperti ini member pasien kesempatan

    untuk mendemonstrasikan peningkatan keterjagaan atau respon

    sebaliknya.

    -ii. Pengkajian mata

    Pengkajian mata meliputi e-aluasi pupil dan pergerakan

    ekstraokuler, yang membantu dalam melokalisasi area dis)ungsi

    otak. Pengujian sara) ranial optikus$ pada tempat pera2atan

    akut menakup pendeteksian de)ek lapang pandang dan

    ketajaman pengli*atan yang besar. Lapang pandang dapat seara

    adekuat dikaji melalui kemampuan pasien untuk mendeteksi

    gerakan jari pemeriksa pada setiap lapang pandang. Ketajaman

     pengli*atan dapat seara kasar dikaji dengan meminta pasien

    membaa kalimat yang dietak pada satu *alaman atau

    menggunakan gra)ik mata snellen. ika terdapat kek*a2atiran

     berkenaan dengan gangguan sara) opti, e-aluasi lengkap yang

    dilakukan ole* dokter spesialis mata direkomendasikan.

    9-aluasi sara) ranial okulomotorius$ meliputi inspeksi pupil,termasuk ukuran, bentuk, kesamaan, dan reaksinya ter*adap

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    26/28

    a*aya. Peningkatan %K dapat menyebabkn ketidakteraturan

     bentuk, anisokor, dan tidak adanya atau sangat sedikitnya reaksi

    ter*adap a*aya.

    Sara) ranial , 6 dan 6 okulomotorius, troklearis, abdusens$

    seringkali dikelompokkan bersama untuk tujuan pengkajian

    karena sara)/sara) tersebut menggerakkan mata. Pengkajian sara)/

    sara) tersebut dilakukan dengan meminta pasien mengikuti jari

     pemeriksa ketika jari tersebut digerakkan menurut pola *uru) 7.

     pengi*atan ganda adala* tanda kelema*an otot mata dengan

    gangguan sara) ranial.

    -iii. Pengkajian respon batang otak 

    3atang otak dapat dikaji lebi* lanjut pada pasien yang tidak sadar 

    dengan menguji re)eks orneal, batuk, dan  gag' :e)le orneal

    mere)leksikan sara) ranial 6 dan 6 trigeminus dan )asialis$.

    :e)le ini diuji dengan mengusapkan gumpalan kapas pada

    konjungti-a ba2a* setiap mata. Kedipan kelopak mata ba2a*

    mengindikasikan adanya re)le. Sensasi stimulus yangmengiritasi menunjukkan )ungsi utama satu abang sara) 

    trigeminus, dan gerakan kelopak mata ba2a* menujukkan )ungsi

    motorik sara) )asialis.

    Sara) ranial M dan M gloso)aringeus dan -agus$ keluar pada

    ketinggian medulla dan bertanggung ja2ab atas re)le batuk dan

    gag serta melindungi jalan napas dari aspirasi. :e)le batuk dan

    gag *arus die-aluasi pada apsien yang terjaga dan tidak sadar.

    i. Pengkajian )ungsi motorik 

    . Pengkajian motorik dilakukan pada pasien terjaga dan kooperati) 

    dengan meminta pasien menggerakkan ekstremitasnya mela2an

    gra-itasi dan dengan resistansi pasi), pergerakkan terssebut

    digolongkan menggunakan skala 1/5.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    27/28

    Pasien yang tidak responsi-e tersebut dapat menampilkan sikap

    tubu* lokalisasi, menarik diri, atau )leksor( ekstensor ebagai

    respon ter*adap stimulus yang berba*aya. Lokalisasi stimulus

    nyeri diamati sebagai suatu respon yang bertujuan karena pasien

    mampu menunjukkan sumber nyeri dan bergerak keara* sumber 

    nyeri tersebut dengan satu atau kedua ekstremitas mele2ati garis

    tenga* tubu*.

    i. Pengkajian )ungsi pernapasan

    Pengkajian )ungsi dan pola pernapasan penting dalam mendeteksi

     perburukan edera neurologis dan kebutu*an dukungan mekanik.

    3anyak bagian dari kedua *emis)er serebral yang mengatur 

    kendali -olunteer ter*adap otot yang dignakan dalam bernapas,

    dengan serebelum menyesuaikan dan mengkoordinasikan usa*a

    otot. Serebrum juga sedikit mengendalikan )rekuensi dan irama

     pernapasan.

    Pusat kritis inspirasi dan ekspirasi terdapat dalam medulla

    oblongata. Setiap lesi intraranial yang berekpansi seara epat,seperti perdara*an serebelar, dapat mengompresi medulla, dan

    meng*asilkan pernapasan ataksik. Pernapasan tidak teratur 

    tersebut terdiri dari napsa dalam dan dangkal disertai jeda tidak 

    teratur. Pola pernapasan tersebut menandakan perlunya ontrol

     jalan na)as de)initi-e melalui intubasi endotrakeal.

    ii. Pengkajian system tubu* lain

    Selain pengkajian system sara) pusat yang menyeluru*, pegkajian

    kompre*ensi) dari seluru* system tubu* lain sangat penting

    dalam mengindeni)ikasi seara dini komplikasi dan sekuela pada

     pasien edera otak.

    Fakultas Kedokteran 8ni-ersitas Pelita 7arapan. !""5. Cedera (epala. akarta' eltaitra4ra)ind.

  • 8/17/2019 BAB 2 Cedera Kepala

    28/28

    e2antoro, 4., Su2ono, . ., :iyanto, 3., %urana, N. !""