Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, di era globalisasi ini persaingan dalam
industri makanan dan minuman terus meningkat, baik di pasar domestik
maupun dipasar internasional. Para pemasar dituntut tidak hanya untuk
meningkatkan kualitas produk tetapi juga untuk meningkatkan kualitas
pelayanan agar dapat tampil sebagai pemenang dalam persaingan, dimana
produk-produk sejenis sudah semakin berbeda karena adanya inovasi,
persaingan harga, perbedaan dalam hal kualitas, dan bagaimana cara
perusahaan memasarkan produknya. Maka dalam persaingan pasar ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan diantaranya yaitu
inovasi, harga, kualitas produk, dan strategi pemasaran yang diberikan oleh
perusahaan kepada para konsumen melalui distribution channel. inovasi
dapat dipahami pada beberapa hal dimensi luas seperti produk atau proses
teknologi atau non teknologi sebagai penopang produktivitas dan kesuksesan
perusahaan (Green, Agarwal, dan Logue, 2015). Menurut Neslin dalam jurnal
Watson, Worm, Palmatier, dan Ganesan (2015) Pergeseran kebutuhan
konsumen, meningkatnya persaingan dan munculnya teknologi baru telah
merangsang dan memfasilitasi perluasan distribusi oleh perusahaan hulu.
Oleh karena itu fasilitas perluasan distribusi juga harus diperhatikan oleh
perusahaan agar perusahaan dapat bersaing dengan kompetitor. Watson,
Worm, Palmatier, dan Ganesan, (2015) mengatakan bahwa tingkat kontribusi
ekonomi global ini oleh sistem saluran distribusi dapat dikaitkan dengan
adaptasi praktik saluran terhadap perubahan besar dalam bisnis global. Untuk
mencapai kesuksesan, dibutuhkannya efektivitas dan efisiensi dalam fungsi
organisasi serta bagaimana organisasi tersebut bisa memenuhi kebutuhan
konsumen. Adesoga dan James (2019) mengatakan bahwa tindakan terbaik
untuk kinerja organisasi tergantung pada situasi internal dan eksternal yang
berlaku. Adesoga dan James (2019) merekomendasikan perusahaan dalam
penelitiannya bahwa inti dari berbagai strategi saluran adalah untuk
memungkinkan perusahaan barang konsumen memenuhi kebutuhan
2
konsumen saat ini yang terus meningkat dan mengalahkan tingkat persaingan
yang tinggi dalam industri.
Perusahaan dituntut untuk bisa menarik perhatian konsumen, dengan
memberikan produk atau jasa yang bernilai lebih dari kompetitornya.
Perusahaan juga harus mampu menciptakan suatu strategi agar bisa
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Tidak hanya memenuhi
keinginan dan konsumen, perusahaan harus menciptakan target strategi
pemasaran dan memilih saluran distribusi pemasaran yang efektif dengan
memberikan produk atau jasa yang sesuai dan membuat target pasar yang
tepat. Saat produk di pasarkan dengan menargetkan pada pasar yang tepat
dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen, maka akan terjadinya
pembelian pada produk atau jasa. Pamudji, Daryanto, dan Djohar (2015)
mengatakan bahwa strategi cakupan distribusi bergantung pada seberapa
efektif jangkauan distribusi produk dapat didistribusikan untuk menjangkau
pasar yang lebih luas. Dalam strategi ini perusahaan harus menjalin
kerjasama dengan ritel atau toko yang berada di bidang tujuan pemasaran.
Produk makanan dan minuman adalah produk yang memiliki tingkat
pergantian sangat cepat, oleh karena itu kemampuan perusahaan untuk
memilih saluran distribusi harus baik dan teliti. Eceran dan toko sebagai
tujuan pasar harus memiliki kredibilitas yang baik di mata konsumen dan
apakah itu dapat mempertahankan kepercayaan konsumen dan produsen.
Cantú, Flores Curiel, dan Valero (2015) mengatakan bahwa tidak seperti
barang-barang lainnya, seperti minuman beralkohol atau kopi, yang memiliki
kehadiran internasional utama, minuman ringan, air dan jus sebagian besar
diproduksi dan dijual di masing-masing negara. Hibbard, Kacker, dan Sadeh
(2017) mengatakan bahwa literatur pemasaran empiris tentang konsekuensi
kinerja ekspansi distribusi bersifat komprehensif karena mencakup dimensi
ekspansi distribusi dan beragam pendekatan untuk mengoperasionalkan
kinerja. Di berbagai kombinasi ekspansi distribusi dan tipe ukuran kinerja,
tampaknya ada dukungan untuk dampak menguntungkan ekspansi distribusi
pada kinerja organisasi.
Menurut definisi Kotler dan Keller (2016) marketing adalah “Marketing
is meeting needs profitability”, yang dimana ungkapan tersebut menjelaskan
mengenai tujuan pemasaran yaitu untuk memenuhi kebutuhan konsumen
3
dengan cara yang menguntungkan semua pihak yang bersangkutan. Definisi
formal menurut America Marketing Association (AMA) yang dikutip oleh
Kotler dan Keller (2016) yaitu “Marketing is the activity, set of institutions,
and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging
offerings that have value for customers, clients, partners, and society at
large”. Arti dari definisi tersebut, pemasaran adalah suatu fungsi organisasi
dalam melakukan aktifitas dan proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, menyampaikan, dan memberikan pertukaran nilai
kepada pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya.
Gambar 1. 1 Data Analisa dan Perkiraan Pendapatan Dalam Industri
Makanan & Minuman Secara Global 2017-2023
Sumber: www.statista.com, 2019
Menurut data yang dilansir dari statista.com (2019), pada gambar 1. 1
yaitu, pendapatan di segmen industri makanan dan minuman secara global
berjumlah 108.402 juta USD pada 2019. Pendapatan diperkirakan dapat
menunjukkan pertumbuhan pada compound annual growth rate (CAGR
2019-2023) sebesar 10,1%, dan menghasilkan volume pasar 159.100 juta
USD pada tahun 2023. Penetrasi pengguna adalah 24,5% pada tahun 2019
dan diperkirakan akan mencapai 32,4% pada tahun 2023. Average revenue
per user (ARPU) saat ini berjumlah US $ 60,15. Sebagai perbandingan
4
global, pendapatan terbesar dihasilkan oleh China yaitu sebesar 21.945 juta
USD pada 2019 (www.statista.com, 2019).
Industri minuman dapat dibagi menjadi industri minuman beralkohol dan
non-alkohol. Dilansir dari grandviewresearch.com (2017), ukuran pasar
minuman non-alkohol global senilai 967,3 USD miliar pada 2016. Pasar
diperkirakan akan tumbuh pada compound annual growth rate (CAGR) yang
diperkirakan sebesar 5,8% dari 2017 hingga 2025 karena faktor-faktor seperti
meningkatnya pendapatan bersih setelah pajak, pertumbuhan populasi, dan
perubahan gaya hidup. Meningkatnya kekhawatiran tentang obesitas dan
kesadaran kesehatan diharapkan untuk memicu pertumbuhan minuman
fungsional dan segmen produk air minum dalam kemasan, sementara pada
saat yang sama membatasi permintaan untuk minuman berkarbonasi.
Industri minuman non-alkohol diatur oleh berbagai pihak berwenang
internasional dan nasional di seluruh dunia. Perusahaan dalam industri ini
banyak menggunakan sumber daya seperti air dan listrik, yang dianggap
langka. Populasi yang terus bertambah, pendapatan bersih setelah pajak, dan
meningkatnya jumlah konsumen pintar yang berorientasi pada nilai sedang
mengembangkan industri secara keseluruhan. Peningkatan konsumsi produk
takeaway karena gaya hidup yang sibuk ditambah dengan rapid urbanization
yang memperluas pasar. Asia Pasifik yang diikuti oleh Timur Tengah &
Afrika diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan yang signifikan selama
periode perkiraan, karena kehadiran negara-negara berkembang, pendapatan
bersih setelah pajak, dan berbagai pasar yang belum dimanfaatkan
(www.grandviewresearch.com, 2017).
Distribution channel or Marketing channel juga membantu perusahaan
dalam industri minuman untuk menjual produk minumannya, Menurut Kotler
dan Keller (2016) Distribution Channels membantu, menampilkan, menjual,
atau memberikan produk atau layanan kepada pembeli atau pengguna.
Channels ini dapat secara langsung melalui Internet, surat, atau telepon
seluler atau telepon atau secara tidak langsung dengan distributor, pedagang
besar, pengecer, dan agen sebagai perantara.
5
17%
20%
13%
25%
25%
Gambar 1. 2 Pendapatan Pasar Minuman Non-Alkohol Global, Melalui Saluran
Distribusi Tahun 2016
Sumber: www.grandviewresearch.com, 2017
Dilansir dari grandviewresearch.com (2017), penjualan minuman non-
alkohol sangat bergantung pada kemampuan dari pemain industri untuk
membawa beragam produk makanan ke pasar dan mendistribusikannya
melalui saluran distribusi yang sangat efisien seperti supermarket berskala
besar atau retailers seperti Safeway, Walmart, dan Carrefour. Faktor
signifikan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan industri adalah
peningkatan saluran distribusi dan jangkauannya di wilayah perkotaan
maupun pedesaan. Minuman non-alkohol dijual melalui berbagai saluran
distribusi. Produk-produk ini telah semakin banyak dipasok melalui
hypermarket, supermarket, dan convenience stores di seluruh dunia, yang
menunjukkan kehadiran kuat akan produk-produk non-alkohol di seluruh
wilayah. Penyedia layanan makanan, hotel, dan restoran diharapkan menjadi
saluran penting untuk mendorong pertumbuhan industri secara global.
Supermarket dan convenience stores ada sebagai saluran distribusi yang
paling signifikan untuk produk minuman non-alkohol pada tahun 2016, dan
diharapkan untuk maju dengan tingkat pertumbuhan tercepat selama periode
perkiraan (www.grandviewresearch.com, 2017). Menurut Nicole Fry dalam
Suhag dan Singh (2017) mengatakan bahwa segmen yang berbeda dari
minuman fungsional non alkohol semakin populer karena biaya medis yang
lebih tinggi dan persaingan di pasar untuk memberikan minuman yang unik
dan nyaman.
6
Dilansir dari www.cekindo.com (2018), pendapatan Indonesia pada pasar
makanan dan minuman berjumlah Rp 3,6 triliun (253 juta USD).
Kementerian Perindustrian Indonesia memperkirakan bahwa, pada tahun
2018, sektor makanan dan minuman akan tumbuh sebesar 6,7% - totalnya
mencapai Rp 63,25 triliun (4,6 miliar USD). Pada tahun 2018, Indonesia
memiliki 265 juta konsumen dan nilai dalam industri pengolahan makanan
dan minuman diperkirakan mencapai Rp1.238 triliun (92,3 miliar USD),
dengan bahan baku berkontribusi Rp791,8 triliun (59 miliar USD).
Pendapatan diharapkan menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan atau
compound annual growth rate (CAGR 2018-2022) sebesar 13,8%,
menghasilkan volume pasar sebesar Rp5,95 triliun (330 juta USD) pada
tahun 2022. Ekspor makanan dan minuman global di Indonesia telah
melampaui Rp 112,4 triliun (8 miliar USD). Produk-produk di Indonesia
yang sangat diminati adalah makanan kemasan, buah-buahan, sayuran,
makanan laut, makanan kesehatan, minyak goreng, makanan gourmet, teh,
dan kopi. Pada 2017, dengan lebih banyak orang lebih memilih convenience
package foods, pertumbuhan penjualan naik 9,4%. Makanan halal sangat
penting, dan peraturan halal menjadi lebih konkret, karena 90% populasi
Indonesia adalah Muslim (www.cekindo.com, 2018).
Gambar 1. 3 Pertumbuhan Empat Kelompok Industri Yang Mengalami
Pertumbuhan Tinggi Pada Triwulan 1 Tahun 2018
Sumber: www.kemenperin.go.id, 2018
7
Menurut data dari Kementrian Perindustrian Republik Indonesia yang
dilansir dari kemenperin.go.id (2018), berdasarkan data pada gambar 1. 3
menunjukan bahwa adanya pertumbuhan pada kelompok industri makanan
dan minuman yaitu sebesar 7,7% pada trw I tahun 2017, dan meningkat lagi
pada trw IV tahun 2017 sebesar 13,76%. Sementara pada trw I tahun 2018
ada pertumbuhan pada kelompok industri makanan dan minuman sebesar
12,7%, tetapi pertumbuhan ini lebih rendah dari pada saat trw IV tahun 2017
yaitu sebesar 13,76%. Hal ini menunjukan adanya peluang bagi industri
makanan dan minuman di Indonesia untuk bisa mengembangkan usahanya.
Dilansir dari databoks.katadata.co.id (2018), berdasarkan proyeksi Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) 2013 jumlah penduduk
Indonesia pada 2018 mencapai 265 juta jiwa (databoks.katadata.co.id, 2018).
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menguntungkan bagi
produsen makanan dan minuman. Para produsen makanan dan minuman di
Indonesia dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia untuk
meningkatkan efisiensi atas bahan baku yang dibutuhkan oleh produsen
makanan dan minuman dalam rangka mempersingkat rantai pasokan. Dengan
begitu, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri makanan dan
minuman, serta mampu menarik perhatian investor asing untuk berinvestasi
di Indonesia.
Dengan peningkatan petumbuhan kelompok industri makanan dan
minuman di Indonesia ini, maka terciptalah persaingan antar perusahaan.
Perusahaan harus bisa memberikan kepuasan kepada konsumen, yaitu dengan
memberikan produk atau jasa yang mutakhir, dengan harga yang ideal, dan
produk yang berkualitas. Perusahaan dituntut untuk bisa memenuhi
kebutuhan dan harapan dari konsumen. Bagaimana perusahaan dapat
merancang produk baru terhadap konsumen sehingga para konsumen selalu
merasa terpuaskan terhadap produk yang ditawarkan perusahaan.
Di Indonesia, salah satu perusahaan yang memproduksi minuman non-
alkohol khususnya minuman buah-buahan dan sayur-sayuran yaitu PT Rafid
Kintan Gemilang. Berbekal sumber daya manusia yang berpengalaman
dalam bidang makanan dan minuman, terutama dalam bidang pengolahan
buah-buahan dan sayur-sayuran serta untuk memenuhi permintaan akan jus
buah dan jus sayuran. Lalu PT Rafid Kintan Gemilang memperluas usaha
8
pada bidang konsentrat, simple syrup, puree, dan fruity chunky. Jaringan
penjualan PT Rafid Kintan Gemilang pada saat ini tersebar di wilayah
Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Gambar 1. 4 Penjualan dalam Sektor Industri Makanan dan Minuman di
Indonesia vs Penjualan PT Rafid Kintan Gemilang Tahun 2018
Sumber: Data Kementrian Perindustrian dan Internal Perusahaan, 2019
Menurut gambar 1. 4 diatas, berdasarkan perbandingan data kementrian
perindustrian mengenai penjualan dalam sektor industri makanan dan
minuman di Indonesia pada tahun 2018 dan data penjualan PT Rafid Kintan
Gemilang pada tahun 2018, perusahaan PT Rafid Kintan Gemilang hanya
memiliki perolehan 0.0005%, hal ini mendefinisikan bahwa perusahaan
berada dalam kondisi yang sangat jauh dalam menguasai pasar industri
makanan dan minuman.
Tabel 1. 1 List Perusahaan Dalam Bidang Food and Beverage Pada Pasar
HORECA
No Perusahaan
1 Sunfresh
2 Toza
3 Sunripe
4 Squeeze
5 Fresh Choice
6 Glory Juice Co.
7 Gholy Juice
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
9
Pada tabel 1. 1 menurut hasil analisa internal perusahaan, PT Rafid
Kintan Gemilang dengan merek dagang Fresh Choice menempati posisi ke
lima berdasarkan tingkat luasnya jaringan pangsa pasar. PT Rafid Kintan
Gemilang berdiri pada awal tahun 2012, mengkhususkan bergerak pada
bidang industri makanan dan minuman, terutama pada bidang pengolahan
buah-buahan dan sayuran menjadi produk minuman siap saji dan
menyehatkan, sesuai dengan motto perusahaan yaitu, Freshly Squeezed is
Our Vision. PT Rafid Kintan Gemilang menggunakan merek dagang yaitu
Fresh Choice, dengan hasil produk berupa jus buah-buahan, jus sayuran,
konsentrat, puree, dan simple syrup. Saat ini, PT Rafid Kintan Gemilang
memperoleh pelanggan melalui saluran pemasarannya yaitu dalam bidang
B2B, dimana konsumennya seperti HORECA (direct marketing channel) dan
penjualan pada pelanggan industri yaitu hypermartket dan retail store
melalui pihak industrial distributor (indirect marketing channel (one-level
channel)). PT Rafid Kintan Gemilang juga bergerak pada bidang B2C dengan
menggunakan metode direct marketing channel, yang dimana alur dalam
distribusi produk Fresh Choice dijual secara langsung dari PT Rafid Kintan
Gemilang pada konsumen akhir tanpa melalui perantara. Melalui distribution
channel inilah PT Rafid Kintan Gemilang memperoleh keuntungan melalui
penjualannya. Namun, hal ini tentu tidak cukup untuk meningkatkan
penjualan dan menambah pelanggan PT Rafid Kintan Gemilang agar bisa
bersaing dengan kompetitor lainnya. Menurut data internal perusahaan, PT
Rafid Kintan Gemilang berada pada posisi kelima jika dibandingkan dengan
kompetitor diatas khususnya pengolahan buah-buahan dan sayuran dan aktif
dalam distribution channel yang hampir serupa. Oleh karena itu, PT Rafid
Kintan Gemilang harus lebih aktif dan aggressive dalam memasarkan
produknya, dan selalu mengontrol saluran distribusinya agar selalu efektif
dalam melakukan penjualan, sehingga pelanggan tidak direbut oleh
kompetitornya.
10
Gambar 1. 5 Penjualan Produk dan Persentase Pencapaian Target PT Rafid
Kintan Gemilang Tahun 2016-2019
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Pada gambar 1.5 diatas, dapat dilihat bahwa sales performance trend PT
Rafid Kintan Gemilang terus meningkat setiap tahunnya. Dari grafik diatas
dapat terlihat adanya peningkatan penjualan yang signifikan sebesar 32,8%
dari tahun 2016 yaitu 88% ke tahun 2017 yaitu 120,8%. Namun, target yang
tercapai hanya pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2016, 2018, dan 2019
target penjualan tidak tercapai. Dikarenakan adanya perusahaan kompetitor
dalam industri food and beverage khususnya pengolahan buah-buahan dan
sayuran di Indonesia, dan kompetitor bergerak pada pasar memiliki target
yang sama, karena itu dibutuhkan peningkatan promosi.
Konsumen akan membandingkan produk yang diberikan perusahaan
dengan produk yang diharapkan. Jika konsumen merasa puas, maka
konsumen akan kembali membeli produk perusahaan dan menjadi pelanggan
yang setia, bahkan konsumen akan merekomendasikan kepada orang lain
untuk menggunakan produk di tempat yang sama, sehingga perusahaan akan
mendapatkan keuntungan dari kondisi tersebut, perusahaan akan
mendapatkan konsumen dengan loyalitas yang tinggi atas produk yang
dihasilkan dan sekaligus membantu promosi perusahaan. Sebaliknya jika
konsumen merasa tidak puas, maka konsumen tersebut juga akan
memberikan review yang kurang baik tentang produk tersebut kepada orang
11
lain, sehingga akan memperburuk citra dan eksistensi perusahaan yang akan
berakibat terhadap menurunnya jumlah penjualan produk dari perusahaan.
Untuk dapat menaikan penjualan produk dalam perusahaan, maka
perusahaan di tuntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain. Melalui optimasi pada strategi pemasaran, dengan memperluas
jangkauan wilayah distribution channel, meningkatkan kinerja dan
menambah jumlah distribution channel yang ada. Dengan adanya optimasi
ini, maka PT Rafid Kintan Gemilang mampu menjangkau pasar yang lebih
luas, dan dapat unggul dari perusahaan pengolahan buah-buahan dan sayuran
lainnya. Berdasarkan hasil interview dengan Faozi Hikmah selaku General
Manager pada PT Rafid Kintan Gemilang, penjualan PT Rafid Kintan
Gemilang dilakukan melalui saluran distribusi, dalam saluran distribusi
tersebut dibagi menjadi empat bagian distribution channel. yang pertama
distribution channel dengan menggunakan direct marketing channel pada
HORECA untuk wilayah Jabodetabek, yang kedua distribution channel
dengan menggunakan direct marketing channel pada HORECA untuk
wilayah Bandung, yang ketiga distribution channel dengan menggunakan
direct marketing channel pada konsumen akhir, yang ke empat distribution
channel dengan menggunakan indirect marketing channel melalui industrial
distributor kepada pelanggan yaitu hypermarket seperti Lotte Mart dan retail
store seperti AEON. Dari hasil interview yang dapat diketahui distribution
channel pada PT Rafid Kintan Gemilang dibagi menjadi kedalam dua model
yaitu direct marketing channel B2B & B2C dan indirect marketing channel
(one-level channel) B2B, secara jelasnya sebagai berikut:
1. Direct Marketing Channel.
PT Rafid Kintan Gemilang melakukan penjualan secara langsung
tanpa perantara. Alur distribution channel untuk direct marketing
channel dibagi menjadi tiga model yaitu direct marketing channel
B2B (HORECA Jabodetabek), direct marketing channel B2B
(HORECA Bandung), dan direct marketing channel B2C (konsumer
akhir). Lebih jelasnya sebagai berikut:
A. Direct Marketing Channel B2B (HORECA Jabodetabek).
Alur distribution channel yang pertama dalam direct marketing
channel yaitu dalam bidang B2B, dimana dalam alur distribution
12
channel ini, penjualan dilakukan secara direct kepada pelanggan
industri yaitu HORECA (Hotel, Restauant, Café) wilayah
Jabodetabek.
Tabel 1. 2 Target Penjualan, Actual Penjualan, Persentase Pencapaian, dan
Persentase Target dari Total Penjualan HORECA Jabodetabek Tahun 2018-
2019
Tahun Target Penjualan Actual Penjualan
Persentase
Pencapaian
Penjualan
Persentase Target
Penjualan dari 100%
Total Target
Penjualan
2018 4,062,137,174 3,715,193,553 69% 75%
2019 4,366,368,385 3,838,425,088 67% 75%
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Jika dilihat dari tabel 1. 2 bahwa persentase target penjualan pada
direct marketing channel B2B (HORECA Jabodetabek) adalah
sebesar 75% dari 100% target penjualan secara total. Dapat
diketahui dari data diatas, persentase pencapaian penjualan pada
tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
persentase pencapaian penjualan pada tahun 2018 dengan
penurunan persentase pencapaian sebesar 2%, namun actual
penjualan berdasarkan harga mengalami peningkatan sebesar
123,231,535 dalam rupiah Indonesia.
13
Gambar 1. 6 Penjualan dan Pencapaian Direct Marketing Channel (HORECA
Jabodetabek) Tahun 2019
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Dapat dilihat dari gambar 1. 6 diatas bahwa pencapaian penjualan
pada PT Rafid Kintan Gemilang mengalami fluktuasi. Dari total
64 pelanggan industri HORECA wilayah Jabodetabek, target
penjualan yang mencapai atau lebih dari 75% pada tahun 2019
terdapat sebanyak tiga bulan, yaitu pada bulan Januari, Mei, dan
September. Terjadinya Penurunan yang signifikan pada bulan
Januari 79,9% ke bulan Februari 66,6%, bulan Mei 91,2% ke
bulan Juni 51,8%, dan bulan September 75,9% ke bulan Oktober
47,4%.
B. Direct Marketing Channel B2B (HORECA Bandung).
Alur distribution channel yang kedua dalam direct marketing
channel yaitu dalam bidang B2B, dimana dalam alur distribution
channel ini, penjualan dilakukan secara direct kepada pelanggan
industri yaitu HORECA (Hotel, Restauant, Café) wilayah
Bandung.
14
Tabel 1. 3 Target Penjualan, Actual Penjualan, Persentase Pencapaian, dan
Persentase Target dari Total Penjualan HORECA Bandung Tahun 2018-2019
Tahun Target Penjualan Actual Penjualan
Persentase
Pencapaian
Penjualan
Persentase Target
Penjualan dari 100%
Total Target
Penjualan
2018 812,427,435 576,739,875 10.7% 15%
2019 873,273,677 592,359,000 10.5% 15%
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Jika dilihat dari tabel 1. 3 bahwa persentase target penjualan pada
direct marketing channel B2B (HORECA Bandung) adalah
sebesar 15% dari 100% target penjualan secara total. Dapat
diketahui dari data diatas, persentase pencapaian penjualan pada
tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
persentase pencapaian penjualan pada tahun 2018 dengan
penurunan persentase pencapaian sebesar 2%, namun actual
penjualan berdasarkan harga mengalami peningkatan sebesar
15,619,125 dalam rupiah Indonesia.
Gambar 1. 7 Penjualan dan Pencapaian Direct Marketing Channel (HORECA
Bandung) Tahun 2019
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
15
Dapat dilihat dari gambar 1. 7 diatas bahwa pencapaian penjualan
pada PT Rafid Kintan Gemilang mengalami fluktuasi. Dari total 6
pelanggan industri HORECA wilayah Bandung, target penjualan
yang mencapai atau lebih dari 15% pada tahun 2019 terdapat
sebanyak dua bulan yaitu pada bulan Januari dan bulan Agustus
2019. Terjadinya Penurunan yang signifikan pada bulan Januari
19,4% ke bulan Februari 10,9%, bulan Agustus 15,5% ke bulan
September 10,8%.
C. Direct marketing Channel B2C (Konsumen Akhir).
Alur distribution channel yang ketiga dalam direct marketing
channel yaitu dalam bidang B2B, dimana dalam alur distribution
channel ini, penjualan dilakukan secara direct kepada pelanggan
atau konsumen akhir. Penjualan dalam alur distribution channel
ini dilakukan tanpa melalui perantara atau penjualan mengarah
langsung pada konsumen akhir yang biasanya untuk penggunaan
pribadi dan non-bisnis.
Tabel 1. 4 Target Penjualan, Actual Penjualan, Persentase Pencapaian, dan
Persentase Target dari Total Penjualan Konsumen Akhir Tahun 2018-2019
Tahun Target Penjualan Actual Penjualan
Persentase
Pencapaian
Penjualan
Persentase Target
Penjualan dari 100%
Total Target
Penjualan
2018 270,809,145 147,326,780 2.7% 5%
2019 291,091,226 217,519,355 3.7% 5%
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Jika dilihat dari tabel 1. 4 bahwa persentase target penjualan pada
direct marketing channel B2C (konsumen akhir) adalah sebesar
5% dari 100% target penjualan secara total. Dapat diketahui dari
data diatas, persentase pencapaian penjualan pada tahun 2019
mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan persentase
pencapaian penjualan pada tahun 2018 dengan peningkatan
persentase pencapaian sebesar 1%, serta actual penjualan
berdasarkan harga mengalami peningkatan sebesar 70,192,575
dalam rupiah Indonesia.
16
Gambar 1. 8 Penjualan dan Pencapaian Direct Marketing Channel (Konsumen
Akhir) Tahun 2019
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Dapat dilihat dari gambar 1. 8 diatas bahwa pencapaian
penjualan pada PT Rafid Kintan Gemilang mengalami fluktuasi. Dari
penjualan pada direct marketing channel B2C (konsumen akhir) per
bulannya pada tahun 2019, target penjualan yang mencapai atau lebih
dari 5% pada tahun 2019 terdapat sebanyak dua bulan yaitu pada
bulan Juli dan bulan Agustus 2019. Terjadinya Penurunan yang
signifikan pada bulan Agustus 6,6% ke bulan September 3,1%.
2. Indirect Marketing Channel (One-Level Channel).
PT Rafid Kintan Gemilang melakukan penjualan melalui satu
perantara atau one-level channel. Alur distribution channel yang
digunakan adalah indirect marketing channel B2B dengan melalui
industrial distributor pada hypermarket (Lotte Mart) dan retail store
(AEON), berikut penjelasan mengenai indirect marketing channel
B2B yang melalui industrial distributor:
A. Indirect Marketing Channel B2B (Industrial Distributor).
Perantara yang digunakan oleh PT Rafid Kintan Gemilang dalam
indirect marketing channel tingkat satu atau one-level channel
17
adalah industrial distributor. Dari industrial distributor ini
barulah produk dijual kepada pelanggan industri yaitu
hypermarket (Lotte Mart) dan retail store (AEON).
Tabel 1. 5 Target Penjualan, Actual Penjualan, Persentase Pencapaian, dan
Persentase Target dari Total Penjualan Industrial Distributor Tahun 2018-2019
Tahun Target Penjualan Actual Penjualan
Persentase
Pencapaian
Penjualan
Persentase Target
Penjualan dari 100%
Total Target
Penjualan
2018 270,809,145 60,674,600 1.1% 5%
2019 291,091,226 102,792,000 1.7% 5%
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
Jika dilihat dari tabel 1. 5 bahwa persentase target penjualan pada
indirect marketing channel B2B (industrial distributor) adalah
sebesar 5% dari 100% target penjualan secara total. Dapat
diketahui dari data diatas, persentase pencapaian penjualan pada
tahun 2019 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan
persentase pencapaian penjualan pada tahun 2018 dengan
peningkatan persentase pencapaian sebesar 0.6%%, serta actual
penjualan berdasarkan harga mengalami peningkatan sebesar
42,117,400 dalam rupiah Indonesia.
Gambar 1. 9 Penjualan dan Pencapaian Indirect Marketing Channel (Industrial
Distributor) Tahun 2019
Sumber: Data Internal Perusahaan, 2019
18
Dapat dilihat dari gambar 1. 9 diatas, bahwa penjualan pada
saluran distribusi indirect marketing channel B2B (industrial
distributor) per bulannya pada tahun 2019, penjualan tidak ada
yang mencapai atau lebih dari 5% target penjualan. Dapat dilihat
pada bulan Juni 2019 tidak adanya penjualan produk pada PT
Rafid Kintan Gemilang. Penjualan tertinggi hanya mencapai
4,87% yaitu pada bulan Juli 2019. Hal ini menjadi permasalahan
mengapa persentase penjualan di channel ini sering tidak
mencapai target.
Penjualan yang melalui pihak industrial distributor baru dimulai
oleh PT Rafid Kintan Gemilang pada tahun 2017 yang lalu.
Penjualan produk PT Rafid Kintan Gemilang dalam channel retail
didistribusikan melalui pihak ketiga, hal ini memberikan dampak
pada harga jual produk PT Rafid Kintan Gemilang, yaitu
meningkatnya harga jual karena adanya markup pricing dari pihak
ketiga. Sehingga, harga yang diperoleh oleh konsumen untuk
dibeli jauh lebih tinggi daripada harga jual yang diberikan PT
Rafid Kintan Gemilang pada channel penjualan lainnya. Karena
adanya markup pricing PT Rafid Kintang Gemilang tidak dapat
mengoptimalkan profit margin karena adanya patokan harga
tertentu.
Menurut Faozi Hikmah selaku General Manager, distribution channel
HORECA atau industri HORECA, hotel restaurant catering dan lain lain.
Berdasarkan hasil pencapaian, distribution channel HORECA memiliki
penjualan tertinggi dan pencapaian target yang lebih baik jika dibandingkan
dengan distribution channel lainnya, karena itu yang distribution channel
B2B melalui industrial distributor pada hypermarket (Lotte Mart) dan retail
store (AEON) masih perlu di evaluasi. Dalam hal ini, jika dilihat berdasarkan
performa pencapaian, distribution channel B2B pada pelanggan industri
HORECA merupakan saluran distribusi yang paling menguntungkan dengan
benefit yang cukup bagus untuk perusahaan.
Menurut Faozi Hikmah selaku General Manager, jika dilihat berdasarkan
penjualan, maka dapat dilihat penjualan pada indirect marketing channel
yang melalui industrial distributor terdapat pada bulan Juni 2019, dapat
19
diketahui tidak ada penjualan sama sekali dalam channel ini, dan persentase
targetpun belum ada yang tercapai, hal ini berbanding terbalik dengan
keadaan pasar industri makanan dan minuman di Indonesia yang meningkat.
Oleh karena itu diharapkan dengan analisa yang dilakukan dapat membantu
perusahaan untuk memperbaiki indirect marketing channel B2B yang melalui
industrial distributor ini, serta diharapkan dengan perbaikan ini perusahaan
dapat meningkatkan performa penjualan dan mampu mencapai target
penjualan yang diinginkan PT Rafid Kintan Gemilang.
Dapat diketahui bahwa masalah yang ada dalam PT Rafid Kintan
Gemilang terjadi pada distribution channel yang belum efektif, yaitu indirect
marketing channel B2B yang melalui industrial distributor. Hal ini didukung
oleh data internal perusahaan yang terkait dengan penjualan pada tahun 2019,
serta didukung oleh hasil interview dengan pihak internal perusahaan. Hal ini
berpengaruh pada efesiensi dan efektivitas penjualan dalam perusahaan
didukung oleh jurnal terdahulu, menurut Ms. H. Karaxha & Kristo (2016),
manajemen saluran distribusi yang efektif mempengaruhi perusahaan untuk
mewujudkan proses distribusi yang efisien. (Ms. H. Karaxha & Kristo, 2016).
Dan Menurut Anđelković, Barac, & Radosavljević (2018), saluran
distribusi adalah jaringan antar organisasi, atau organisasi super. Mereka
dapat digambarkan sebagai jalur untuk menyediakan aliran produk dari
produsen ke konsumen. Saluran distribusi mewakili jaringan mitra antara
produsen ke konsumen termasuk berbagai perantara seperti grosir dan
pengecer, menunjukkan rute perpindahan barang dari produsen ke pengguna
industri atau konsumen. Merancang dan mengelola hubungan di antara mitra
merupakan salah satu faktor daya saing mereka. (Anđelković, Barac, &
Radosavljević, 2018).
Menurut Đurić & Stojiljković (2018), manajemen saluran distribusi yang
efektif mempengaruhi perusahaan untuk mewujudkan proses distribusi yang
efisien, dalam mendistribusikan produk akhir dari produsen ke konsumen
terakhir. (Đurić & Stojiljković, 2018).
Oleh karena itu dibutuhkannya saluran distribusi yang efektif dan efisien,
desain saluran yang baik, yang rancangannya mampu bersaing dengan
perusahaan kompetitor, untuk mencapai target penjualan yang diinginkan
oleh PT Rafid Kintan Gemilang.
20
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, mengenai efektivitas
distribution channel. Maka penulis mengambil kesimpulan untuk
mengevaluasi distribution channel yang ada, lalu membuat distribution
channel plan yang baru, dan memberikan solusi yang tepat yang dibutuhkan
PT Rafid Kintan Gemilang agar dapat terus berkembang. Oleh karena itu, hal
ini menjadi landasan penulis untuk melakukan evaluasi dan perancangan
distribution channel dengan menggunakan judul “EVALUASI DAN
SARAN DISTRIBUTION CHANNEL PLAN PADA PT RAFID KINTAN
GEMILANG”.
1.2 Rumusan Masalah
PT Rafid Kintan Gemilang dituntut untuk mampu menghadapi
persaingan yang dikarenakan adanya pesaing-pesaing perusahaan pengolahan
buah-buahan dan sayuran lainnya yang lebih berkompetensi, dan PT Rafid
Kintan Gemilang harus mampu menerapkan strategi pemasaran yang efektif
agar dapat bersaing dengan kompetitor. Berdasarkan itu, maka yang menjadi
rumusan pemasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana evaluasi mengenai faktor yang mempengaruhi
distribution channel yang ada pada PT Rafid Kintan Gemilang?
2. Apa saran yang bisa diberikan terkait distribution channel plan
selanjutnya di PT Rafid Kintan Gemilang?
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi mengenai faktor yang
mempengaruhi distribution channel yang ada pada PT Rafid Kintan
Gemilang.
2. Untuk memberikan saran terkait distribution channel plan selanjutnya
di PT Rafid Kintan Gemilang.
21
1.3.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi pemasaran perusahaan PT
Rafid Kintan Gemilang.
2. Untuk mengetahui efektivitas distribution channel yang ada di PT
Rafid Kintan Gemilang.
3. Untuk mempermudah dalam menentukan keputusan distribution
channel selanjutnya di PT Rafid Kintan Gemilang.
4. Mejadi bahan evaluasi bagi PT Rafid Kintan Gemilang untuk
menentukan distribution channel selanjutnya.
5. Saran, pemikiran, informasi dan sebagai referensi untuk strategi
dalam rangka memenangkan kompetisi dalam pasar.
6. Perusahaan dapat memiliki sebuah rancangan strategi baru
mengenai distribution channel yang akan digunakan kedepannya.
2. Bagi Penulis:
1. Untuk mengetahui kondisi pemasaran PT Rafid Kintan Gemilang
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang distribution
channel PT Rafid Kintan Gemilang.
3. Mampu mengaplikasikan beberapa teori yang telah diproleh
selama masa perkuliahan.
4. Untuk meningkatkan softskill dan hardskill yang dimiliki penulis.
3. Bagi pembaca:
1. Dapat menambah pengetahuan mengenai perusahaan PT Rafid
Kintan Gemilang.
2. Menambah wawasan pembaca tentang kondisi pemasaran PT
Rafid Kintan Gemilang
3. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sebuah
referensi dalam menentukan strategi pemasaran pada perusahaan
lainnya.
22
4. Bagi Akademis:
1. Hasil penilitian dapat dijadikan sebagai rujukan atau
pengembangan ide-ide baru untuk penelitian selanjutnya, dan
memberikan wawasan dan tambahan referensi kepada akademik
dan terutama mahasiswa yang akan melakukan evaluasi terhadap
suatu perusahaan.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Terdapat beberapa batasan masalah yang diangkat dalam skripsi ini. Hal
ini bertujuan agar skripsi dapat berjalan sesuai ruang lingkup dan fokus pada
permasalahan yang terkait. Berikut yang dijadikan beberapa batasan yang
ditetapkan:
1. Penelitian berfokus pada pasar PT Rafid Kintan Gemilang yaitu
pasar food and beverage.
2. Penelitian ini hanya berfokus pada penjualan produk Fresh Choice
kategori jus buah-buahan, jus sayuran, konsentrat, puree, dan
simple syrup.
3. Penelitian ini membahas mengenai distribution channel yang
berfokus pada pelanggan industrial distributor di PT Rafid Kintan
Gemilang.
4. Penelitian ini membahas mengenai distribution channel di PT
Rafid Kintan Gemilang pada tahun 2016 - 2019.
5. Data yang dipergunakan merupakan data yang diperoleh dari PT
Rafid Kintan Gemilang.