Upload
phamkhuong
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pendahuluan
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Jenis-jenis Hasil Perairan
Berdasarkan tempat hidupnya dan sifat-
sifatnya, hasil perikanan dapat diklasifikasikan
kedalam jenis perikanan laut (penangkapan
dan budidaya) serta perikanan darat
(penangkapan di perairan umum dan
budidaya). Hasil perikanan menurut FAO
terbagi kedalam tujuh kelompok yaitu (1) ikan
darat dan diadromous atau jenis ikan yang
bermigrasi antara air laut dan air tawar untuk
bertelur/berpijah, (2) ikan laut, (3) krustacea,
moluska, dan avertebrata lainnya, (4) ikan
paus, (5) anjing laut dan beberapa mamalia
perairan, (6) berbagai binatang air seperti
penyu, kura-kura, kodok, buaya dan lainnya,
yang belum termasuk tersebut di atas seperti
mutiara, spons, koral, (7) tumbuhan air seperti
ganggang dan rumput lain.
Ikan sebagai salah satu hasil perikanan
merupakan salah satu bahan makanan yang
tak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Bahan makanan ini merupakan sumber protein
yang relatif murah, tetapi beberapa jenis
1
Pendahuluan
diantaranya mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi untuk diekspor.
Salah satu kelemahan ikan sebagai bahan
makanan ialah sifatnya yang mudah busuk
setelah ditangkap dan mati. Oleh karena itu,
ikan perlu ditangani dengan baik agar tetap
dalam kondisi yang layak dikonsumsi oleh
konsumen. Penanganan awal terhadap ikan
sesaat setelah ditangkap antara lain dengan
sortasi, grading, dan pembersihan ikan.
1.2 Ikan Sebagai Bahan Pangan
1.2.1Manfaat Ikan
Ikan sebagai bahan makanan yang
mengandung protein tinggi dan mengandung
asam amino esensial yang diperlukan oleh
tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai
90%, dengan jaringan pengikat sedikit sehingga
mudah dicerna. Hal paling penting adalah
harganya jauh lebih murah dibandingkan
sumber protein lain. Ikan juga dapat digunakan
sebagai bahan obat-obatan, pakan ternak, dan
lainnya. Kandungan kimia, ukuran, dan nilai
gizinya tergantung pada jenis, umur kelamin,
2
Pendahuluan
tingkat kematangan, dan kondisi tempat
hidupnya.
Agar dapat memanfaatkan ikan dengan
baik, perlu diketahui karakteristik yang dimiliki,
misalnya struktur tubuh, perbandingan ukuran
tubuh dan berat, sifat fisik dan kimia, protein,
lemak, vitamin dan senyawa lain yang
dikandungnya.
Hasil-hasil perikanan merupakan
sumberdaya alam yang sangat besar
manfaatnya untuk kehidupan manusia. Manfaat
tersebut diantaranya sebagai sumber energi,
membantu pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, juga
memperlancar proses fisiologis dalam tubuh.
Kelebihan produk perikanan dibanding
dengan produk hewani lainnya sebagai berikut :
1. Kandungan protein yang cukup tinggi (20%)
dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam
amino yang berpola mendekati pola
kebutuhan asam amino dalam tubuh
manusia.
3
Pendahuluan
2. Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh
karena mengandung sedikit tenunan
pengikat (tendon).
3. Daging ikan mengandung asam-asam lemak
tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat
rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
4. Selain itu, daging ikan mengandung sejumlah
mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Zn, F,
Ar, Cu dan Y, serta vitamin A dan D dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Disamping itu, ternyata ikan juga memiliki
beberapa kekurangan, yaitu:
1. Kandungan air yang tinggi (80%), pH tubuh
ikan yang mendekati netral dan daging ikan
yang sangat mudah dicerna oleh enzim
autolysis menyebabkan daging sangat lunak,
sehingga menjadi media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri pembusuk.
2. Kandungan asam lemak tak jenuh yang
mengakibatkan daging ikan mudah
4
Pendahuluan
mengalami proses oksidasi sehingga
menyebabkan bau tengik.
Produk-produk perikanan merupakan
ujung tombak dalam pemenuhan gizi
masyarakat. Daging, ikan, susu, dan telur
adalah primadona dalam peningkatan kualitas
manusia Indonesia melalui bahan pangan. Ikan
adalah bahan pangan komplementer untuk
melengkapi nasi sebagai bahan pangan utama.
Di negara maritim seperti Indonesia, ikan
seharusnya menjadi santapan sehari-hari
masyarakat. Setidaknya, ada lima alasan
mengapa ikan sangat penting untuk
dikonsumsi.
a. Melindungi jantung
American Heart Association (AHA)
merekomendasikan setiap orang yang memiliki
penyakit jantung untuk mengkonsumsi ikan
minimal dua kali dalam satu minggu.
Rekomendasi itu muncul karena ikan adalah
sumber protein yang baik dan tidak memiliki
asam lemak jenuh tinggi. Ikan Sarden dan
Salmon mengandung Eicosapentaenoic Acid
5
Pendahuluan
(EPA) dan Docosahexaenoic Acid (DHA) yang
tergolong ke dalam asam lemak omega-3.
Cara kerja asam lemak omega-3 dalam
mengurangi resiko penyakit jantung adalah
dengan meningkatkan elastisitas pembuluh
darah, mengurangi penggumpalan darah,
menurunkan tekanan darah, dan mengurangi
lemak. Rumah Sakit (RS) San Filippo Neri di
Italia melaporkan, pasien yang selamat dari
serangan jantung pulang kembali ke rumahnya
dengan membawa resep dokter berupa minyak
ikan yang mengandung asam lemak omega-3.
Sebagian besar RS di Eropa merekomendasikan
omega-3 dalam ikan untuk mencegah dan
mengatasi penyakit jantung.
Meskipun demikian, seorang penderita
penyakit jantung tidak bisa mendapatkan asam
lemak omega-3 hanya dari ikan saja. Penderita
tersebut perlu memperolehnya dari sumber
lain. Kedelai adalah adalah bahan pangan yang
mengandung alpha-linoleic acid (LNA) yang
dapat menjadi asam lemak omega-3 di dalam
tubuh. Oleh karena itu, mengkonsumsi ikan
dengan bahan pangan lain secara teratur dapat
6
Pendahuluan
menjadi salah satu langkah preventif untuk
mencegah penyakit jantung.
b. Mengendalikan diabetes
Pola makan yang tidak baik dapat
menyebabkan seseorang mengalami kelebihan
berat badan. Penumpukan lemak di bagian
perut akan meningkatkan resiko penyakit
diabetes. Penyakit ini timbul karena sel-sel
tubuh menolak insulin dan tidak mampu
mengangkat glukosa. Dengan kata lain, bagian
tubuh yang dipenuhi lemak berpotensi
mengganggu kerja hormon insulin dan
menyebabkan timbulnya resistensi insulin.
Mengkonsumsi ikan secara teratur dapat
menjaga keseimbangan insulin di dalam tubuh.
Penelitian Texas A&M University
menunjukkan, minyak ikan (fish oil) mampu
meningkatkan kemampuan sel-sel otot untuk
mengangkat glukosa. Hal tersebut terjadi
karena kelangsungan hidup sel (cell viability)
dapat ditingkatkan dengan mengkonsumsi ikan.
Kelangsungan hidup sel adalah sebuah ukuran
untuk menilai aktivitas metabolik selular. Ikan
7
Pendahuluan
tidak hanya baik untuk dikonsumsi penderita
diabetes, namun penting pula untuk dikonsumsi
oleh setiap orang yang memiliki resiko terkena
diabetes.
c. Mencegah depresi
Manfaat ikan dalam mencegah depresi
mungkin terkesan muluk-muluk dan mustahil,
tetapi inilah fakta yang dihasilkan oleh
beberapa penelitian kesehatan. Sejumlah
peneliti dari Australia membuktikan,
mengkonsumsi ikan dapat berfungsi efektif
sebagai anti-depresan (anti-depressants) bagi
orang-orang yang menderita depresi. Orang
yang mengkonsumsi ikan secara teratur
memiliki peluang yang kecil untuk menderita
depresi.
Timbulnya depresi memiliki hubungan
dengan rendahnya kadar asam lemak omega-3
di dalam otak. Ikan yang dikonsumsi secara
teratur dapat memenuhi kebutuhan otak
terhadap asam lemak omega-3. Lebih lanjut,
hasil penelitian ini berujung pada kesimpulan-
kesimpulan lain. Bagi seorang ibu yang sedang
8
Pendahuluan
mengandung, depresi pasca melahirkan
(postnatal depression) lebih sering terjadi
apabila kandungan asam lemak omega-3 di
dalam air susunya rendah. Sehingga,
mengkonsumsi ikan sangat penting bagi ibu
yang sedang mengandung.
d. Meningkatkan kecerdasan
Di pertengahan 2006 lalu, sekolah-sekolah
di Inggris menganjurkan para siswanya untuk
memakan ikan. Bahkan, ada sekolah yang
memberikan kapsul minyak ikan untuk para
siswa. Aksi yang dilakukan oleh sekolah-
sekolah di Inggris itu tentu didasari banyak
alasan. Asam lemak omega-3 dalam ikan
ternyata mampu meningkatkan kemampuan
otak anak. Maraknya peredaran makanan siap
saji disinyalir menjadi penyebab rendahnya
kadar asam lemak omega-3 dalam makanan.
Padahal, asam lemak omega-3 dalam ikan
menyumbang kontribusi yang besar bagi
kesehatan jaringan otak.
Jepang adalah negara kepulauan yang
penduduknya sangat sering mengkonsumsi
9
Pendahuluan
ikan. Berbagai jenis ikan dihidangkan dengan
bumbu dan cara memasak yang bervariasi.
Konon, pola makan seperti itulah yang
menyebabkan orang Jepang memiliki
kecerdasan tinggi. Hasil penelitian Dr. Smuts
yang dipresentasikan pada Congress of the
International Society for the Study of Fatty
Acids and Lipids menunjukkan, anak berusia 6-
9 tahun yang diberi suplemen minyak ikan
setiap hari mampu mengingat sebuah informasi
dalam waktu lebih lama.
e. Menangkal kanker
National Health and Medical Research
Council (NHMRC) di Australia menyarankan
setiap penduduk di negara itu untuk lebih
banyak mengkonsumsi ikan karena dapat
menangkal kanker. Kandungan asam lemak
omega-3 dalam ikan mampu membuat
penderita kanker memberikan respons positif
terhadap kemoterapi. Sebuah RS di Sydney
membuktikan, asam lemak omega-3 dalam
ikan juga dapat membantu penyembuhan
malnutrisi.
10
Pendahuluan
f. Sumber yodium
Rata-rata kandungan yodium dalam
daging ikan laut mencapai 66 mikrogram setiap
100 gramnya. Jenis ikan Lemuru memiliki
kandungan yodium sekitar 28 mikrogram
setiap 100 gramnya, sedangkan jenis ikan
Tenggiri memiliki kandungan yodium sekitar 45
mikrogram setiap 100 gramnya. Beberapa jenis
ikan laut ternyata memiliki kandungan yodium
yang sangat tinggi. Ikan Haddock dan Cod yang
hidup di lautan Atlantik memiliki kandungan
yodium sekitar 146 dan 318 mikrogram setiap
100 gramnya. Jumlah tersebut sudah melebihi
jumlah minimal yodium yang diperlukan oleh
tubuh kita. Lobster dan udang yang banyak
ditemukan dan dibudidayakan diperairan kita
memiliki kandungan yodium sekitar 100 dan
130 mikrogram setiap 100 gramnya.
Rumput laut dalam bentuk kering ternyata
merupakan gudang yodium dengan jumlah
mencapai antara 36.000– 430.000 mikrogram
setiap 100 gramnya. Sangat besarnya
kandungan yodium dalam rumput laut dapat
memberikan penjelasan kepada kita kenapa
11
Pendahuluan
penduduk di Jepang dan Cina sangat jarang
memiliki masalah GAKI. Sejak zaman dahulu
penduduk Jepang dan Cina telah mengenal
rumput laut sebagai sumber bahan pangan
yang penting. Di Jepang sangat dikenal
masakan nori, hijkri, wakane, arame, teugosa,
kanmbu dan lain sebagainya. Keseluruh
masakan tersebut mempergunakan rumput laut
sebagai bahan bakunya.
Selain keenam alasan tadi, masih banyak
manfaat positif yang dimiliki oleh ikan.
Peningkatan konsumsi ikan di tengah-tengah
masyarakat merupakan hal yang mutlak harus
dilakukan. Bertambahnya kesadaran
masyarakat terhadap manfaat ikan tentu harus
diiringi dengan pembenahan dalam agribisnis
perikanan itu sendiri.
1.2.2 Manfaat Minyak Ikan
Ikan tak sekadar mempunyai daging yang
nikmat dan menyehatkan untuk disantap, tapi
binatang yang satu ini juga memilik minyak
ajaib yang sangat bermanfaat bagi siapapun
yang mengkonsumsinya: bayi, balita, dan orang
12
Pendahuluan
dewasa. Mengapa? Kandungan asam lemak
omega-3 pada minyak ikan, kaya akan gizi
yang membantu proses tumbuh kembang otak
(kecerdasan), dan perkembangan indera
penglihatan, dan sistem immune tubuh bayi
dan balita.
Minyak ikan yang termasuk bahan
makanan sumber lemak yang rendah
kolesterol, juga aman untuk dikonsumsi orang
dewasa. Ini terbukti dari pola hidup bangsa
Eskimo. Mereka gemar mengkonsumsi minyak
ikan, dan hanya sedikit dari mereka yang
terkena serangan jantung koroner. Sedangkan
manfaat asam lemak omega-3 pada darah
yakni membantu agar pembuluh darah menjadi
kuat, memperbaiki tekanan darah pada
penderita hipertensi, dan semua penyakit yang
berhubungan dengan gangguan pembuluh
darah. Dalam sebuah studi klinis terbaru di
Australia, mengkonsumi minyak ikan dengan
teratur mampu menurunkan resiko kematian
pada penderita kelainan jantung dan pembuluh
darah.
13
Pendahuluan
Selain mengandung asam lemak, minyak
ikan juga mengandung vitamin A dan D yang
berfungsi untuk membantu proses
perkembangan mata, menjaga kesehatan
mata, menumbuhkan dan membentuk tulang
dan gigi agar kuat. Kadar kedua vitamin ini
akan meningkat seiring dengan pertumbuhan
usia ikan. Sebab itu, jauh lebih baik
mengkonsumsi ikan yang sudah dewasa
ketimbang ikan yang masih berusia kanak-
kanak.
Bagi orang berusia lanjut, rutin
mengkonsumi minyak ikan sebanyak dua kali
seminggu, dapat menghindari mereka dari
ancaman kebutaan akibat gangguan
penglihatan degeneratif yang dikenal sebagai
Age-related Mascular Degeneration (AMD).
Gangguan ini terjadi akibat penipisan dan
pendarahan di sekitar daerah pusat retina
mata. Dengan mengkonsumsi minyak ikan, sel-
sel retina mata akan diperbaharui.
Asam lemak omega-3 umumnya
ditemukan pada jenis ikan Salmon, Tuna,
Sardin, Herring, Mackerel, Kerang-kerangan,
14
Pendahuluan
dan Swordfish. Di Indonesia, ikan Lemuru
adalah salah satu jenis ikan yang banyak
mengandung asam lemak omega-3, mampu
menurunkan kadar superoksida yang merusak
jaringan otot jantung. Agar kandungan asam
lemaknya tidak hilang saat diolah, ikan ini
jangan digoreng melainkan cukup direbus.
Untuk menjaga kualitas minyak ikan, simpanlah
minyak ini dalam wadah yang tertutup rapat,
dan letakkan di tempat yang sejuk.
Mulai sekarang, beralihlah mengkonsumi
minyak sayur, lebih baik kita menggantinya
dengan minyak ikan. Pasalnya, meski
kandungan prostanoid minyak sayur dapat
mengendalikan tekanan darah, di satu sisi
minyak sayur dapat menimbulkan nyeri akibat
sejumlah pembengkakkan pada tubuh.
Meski demikian, terlalu banyak
mengkonsumsi minyak ikan dapat menurunkan
kadar vitamin E dalam tubuh, dan
menimbulkan keracunan vitamin A dan D. Ini
karena minyak ikan berasal dari ekstrak hati
ikan, sedangkan salah satu fungsi hati ikan
adalah menyaring racun. Disarankan
15
Pendahuluan
mengkonsumsi dua ikan berlemak setiap
minggu, atau 800 sampai 1.000 miligram per
hari. Untuk memberi minyak ikan pada anak,
berikan sesuai dengan berat badannya. Misal,
jika anak memiliki berat badan 10 kilogram, dia
cukup mengkonsumsi minyak ikan sebanyak
satu sendok teh.
1.3 Dasar-Dasar Pengolahan Ikan
Pada waktu manusia masih hidup secara
sederhana, sebagian besar waktunya
digunakan untuk mencari makan.
Bertambahnya keperluan dan makin langkanya
bahan makanan, memaksa mereka untuk
mengawetkan sebagian dari persediaan
makanannya.
Seperti kita ketahui ikan merupakan
bahan pangan yang mudah rusak (membusuk).
Hanya dalam waktu sekitar 8 jam sejak ikan
ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul
proses perubahan yang mengarah pada
kerusakan. Karena itu agar ikan dan hasil
perikanan lainnya dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya.
16
Pendahuluan
Pengolahan merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan ikan dari proses
pembusukan, sehingga mampu disimpan lama
sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai
bahan konsumsi. Usaha dalam melaksanakan
pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai
macam cara. Misalnya, ikan yang baru
ditangkap dapat dipertahankan kesegarannya
dengan cara didinginkan atau dibekukan, atau
dapat pula diolah menjadi produk setengah jadi
seperti dalam pembuatan ikan pindang dan
sebagainya.
Selain dengan perebusan, pengawetan
makanan juga dapat dilakukan dengan
pengeringan dan pengasapan. Cara
pengawetan yang tertua adalah pengeringan,
baru kemudian manusia memanfaatkan api dan
asap sebagai bahan pengawet. Pengawetan
makanan ini semula bertujuan mengawetkan
makanan sebanyak-banyaknya untuk
persediaan. Namun sekarang juga diperhatikan
mengenai mutu, cita rasa (flavour), kebersihan,
keaslian, penampakan (appearance), serta nilai
gizinya.
17
Pendahuluan
Dasar pengawetan dan pengolahan ikan
adalah mempertahankan kesegaran dan mutu
ikan selama dan sebaik mungkin. Hampir
semua cara pengawetan dan pengolahan ikan
meninggalkan sifat-sifat khusus pada setiap
hasil awetan/olahannya. Hal ini disebabkan oleh
berubahnya sifat-sifat, bau (odour), cita rasa
(flavour), wujud atau rupa (appearance), dan
tekstur (texture) daging ikan.
Pengawetan dan pengolahan ikan juga
bertujuan untuk menghambat atau
menghentikan kegiatan mikroorganisme yang
dapat menimbulkan pembusukan (kemunduran
mutu) dan kerusakan. Jadi pada dasarnya
pengawetan dan pengolahan ikan bertujuan
untuk melindungi ikan dari pembusukan atau
kerusakan karena perubahan yang disebabkan
oleh kegiatan mikroorganisme (jasad renik) dan
perubahan-perubahan lain yang merugikan.
Perubahan ini disebabkan oleh kegiatan enzim
(autolysis) dan bakteri-bakteri pembusuk yang
terdapat di dalam ikan. Perubahan serupa inilah
yang harus dihentikan atau setidak-tidaknya
dihambat, agar ikan dan hasil perikanan lainnya
tidak rusak atau busuk sebelum
18
Pendahuluan
diolah/diawetkan dan diangkut ke pasar serta
dibeli oleh konsumen.
Pada mulanya, usaha-usaha yang
dilakukan dalam pengolahan ikan dikerjakan
secara tradisional dengan memanfaatkan
proses alami. Faktor alami yang banyak
dimanfaatkan berupa panas sinar matahari.
Melalui jalan menjemur ikan di bawah terik
matahari, kandungan air yang ada dalam
daging ikan akan berkurang sehingga ikan
menjadi kering dan awet. Masih banyak lagi
faktor alami lainnya yang dapat dimanfaatkan
untuk pengolahan ikan.
Sejak ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat seperti sekarang ini, usaha
dalam pengolahan ikanpun ikut berkembang
dengan makin banyaknya peralatan mekanis
yang digunakan dalam proses pengolahan itu.
Sehingga dengan peralatan yang cukup
modern, proses pengolahan menjadi lebih
cepat, dapat memperbanyak produk akhir,
serta mampu memperbaiki hasil olahan. Di
bawah ini akan disajikan diagram tentang
19
Pendahuluan
bentuk-bentuk usaha pengolahan hasil
perikanan.
Gambar 1. Skema Pengolahan Produk Hasil Perikanan
1.4 Tujuan Utama Pengolahan
20
Pendahuluan
Ikan dan hasil perikanan yang lain
merupakan bahan pangan yang mudah
membusuk, maka proses pengolahan yang
dilakukan bertujuan untuk menghambat atau
menghentikan aktivitas zat-zat dan
mikroorganisme perusak atau enzim-enzim
yang dapat menyebabkan kemunduran mutu
dan kerusakan.
Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya
bertujuan melindungi ikan dari pembusukan
atau kerusakan. Pembusukan terjadi akibat
perubahan yang disebabkan oleh
mikroorganisme dan perubahan-perubahan lain
yang sifatnya merugikan. Perubahan yang
disebabkan oleh bakteri pembusuk
bagaimanapun juga harus dihentikan atau
setidak-tidaknya dihambat agar tidak mudah
rusak sampai tiba waktunya untuk diolah atau
diangkut ke pasar dan dibeli oleh konsumen.
Selain untuk menghambat dan menghentikan
aktivitas enzim maupun mikroorganisme,
pengolahan juga bertujuan untuk
memperpanjang daya awet dan
mendiversifikasikan produk olahan hasil
perikanan.
21
Pendahuluan
Cara pengolahan yang umum dilakukan,
pada dasarnya dibagi menjadi empat golongan
yaitu 1). Pengolahan dengan memanfaatkan
faktor fisikawi, 2). Pengolahan dengan bahan
pengawet, 3). Pengolahan yang memanfaatkan
faktor fisikawi dan bahan pengawet, serta 4).
Pengolahan dengan cara fermentasi.
Pengolahan dengan faktor fisikawi tidak
lain merupakan pengolahan yang
memanfaatkan suhu tinggi atau suhu rendah.
Suhu tinggi dalam hal ini digunakan untuk
membunuh mikroba kontaminasi yang terdapat
pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas
enzim dalam daging ikan. Misalnya saja dalam
proses pengeringan, pengasapan, dan proses
sterilisasi yang biasa dilakukan dalam
pengalengan ikan. Sedangkan pengolahan
dengan suhu rendah lebih ditekankan pada
tujuan untuk menjaga sifat segar ikan. Jadi,
ikan tersebut dibuat sedemikian rupa agar
kondisi kesegarannya dapat dipertahankan
selama mungkin. Proses tersebut tidak akan
menyebabkan matinya mikroorganisme yang
ada dalam ikan, tetapi hanya bersifat
menghambat aktivitasnya saja. Yang dapat
22
Pendahuluan
digolongkan dalam metode ini antara lain
pendinginan dan pembekuan ikan.
Tujuan utama pengolahan yang
menggunakan bahan pengawet tidak berbeda
dengan di atas, yaitu menghambat aktivitas
atau pertumbuhan mikroba, menghambat
proses enzimatik, serta memberikan sifat
fisikawi yang khas dan memberikan nilai
estetika yang tinggi. Pengolahan yang
menggunakan bahan pengawet seperti dalam
proses penggaraman, perendaman dalam
larutan asam, dan lain-lain.
Pengolahan yang memanfaatkan dua
metode di atas, yaitu secara fisikawi dan bahan
pengawet, tidak lain untuk lebih meningkatkan
mutu dari pengolahan yang dilakukan. Juga
mencegah resiko kerusakan yang lebih besar
yang terjadi pada bahan, lebih meningkatkan
faktor keamanan terutama dalam masalah
kesehatan, serta dapat meningkatkan rasa
yang lebih baik terhadap bahan yang diolah.
Pengolahan dengan dua gabungan metode
tersebut memang lebih mampu meningkatkan
mutu serta cita rasa ikan yang diolah. Misalnya
23
Pendahuluan
saja sebelum ikan dipanaskan (umpamanya
dijemur) terlebih dahulu diberi bahan
pengawet.
Bahan pengawet bertujuan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk.
Setelah itu ikan dipanaskan, maka prosesnya
akan menjadi lebih baik bila dibandingkan jika
hanya dengan dipanaskan saja atau diberi
bahan pengawet saja. Dengan demikian, mutu
dan kondisi ikan dapat lebih terjamin serta
lebih mampu memiliki cita rasa yang khas.
Metode tersebut banyak diterapkan dalam
proses sterilisasi.
Pengolahan dengan cara fermentasi
adalah pengolahan yang bersifat mengubah
bahan mentah menjadi produk setengah jadi
dan memiliki sifat-sifat berbeda dari keadaan
semula. Contoh pengolahan fermentasi, yaitu
pengolahan dalam membuat terasi, pasta ikan,
kecap ikan, dan lain-lain.
Pengolahan ikan dapat dilakukan melalui
berbagai macam proses pengolahan dari yang
sederhana sampai yang modern. Buku ini akan
24
Pendahuluan
membahas beberapa proses pengolahan ikan,
yaitu pengolahan dengan suhu rendah,
penggaraman, pemindangan, pengeringan,
pengasapan, fermentasi, dan mikrobiologi hasil
perikanan.
25