BAB 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh

Citation preview

PERENCANAAN DAN PERANCANGANSEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN)DI KOTA PONTIANAKBAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Lingkungan binaan terbentuk melalui proses perencanaan dan perancangan melalui analisis kebutuhan manusia yang terstruktur, tidak seperti lingkungan alami yang terbentuk begitu saja langsung dari tangan sang Pencipta. Dalam penciptaan lingkungan binaan peran ilmu arsitektur sangatlah besar untuk menentukan seperti apa lingkungan binaan tersebut akan berwujud. Bangunan pendidikan merupakan salah satu unsur yang terdapat dalam lingkungan binaan. Pendidikan sendiri merupakan proses pembentukan tingkah laku dan karakter manusia menuju arah yang lebih baik. Pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat: belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memahami dan menghayati, belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam merencanakan bangunan pendidikan seperti Sekolah formal, tentu saja sarana yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya tujuan pendidikan harus sangat diperhatikan secara seksama. Proses penciptaan ruang yang terjadi harus memperhatikan kebutuhan peserta didik maupun tenaga kependidikan yang ada. Selain itu unsur yang perlu diperhatikan yaitu psikologi perkembangan peserta didik. Tentu saja psikologi siswa sekolah dasar akan sangat berbeda dengan siswa di tingkat menengah, untuk itu tentu saja perihal standarisasi ruang dan perabot serta pembentukan ruang juga akan mengalami perbedaan yang signifikan. Akan sangat tidak manusiawi apabila unsur psikologi tersebut tidak menjadi salah satu bahan yang perlu dikaji dalam proses penciptaan bangunan pendidikan. Fenomena yang berkembang saat ini, pembentukan ruang-ruang yang terdapat dalam bangunan pendidikan khususnya Sekolah Menengah masih kurang memperhatikan kebutuhan peserta didik dan tidak jarang ada yang masih kurang memperhatikan standar. Adapun para siswa yang berada di sekolah hampir 7 jam setiap harinya, merasakan bahwa tempat mereka menimba ilmu tersebut terasa menjenuhkan dan tidak nyaman untuk berlama-lama untuk beraktivitas di dalamnya. Kemudian tidak jarang pula yang mengeluhkan kurangnya sarana pendukung dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. Hal tersebut dapat menjadi indikasi bahwa perancangan Sekolah yang kurang baik dapat menjadi faktor yang mempengaruhi gairah belajar para siswa, yang berimplikasi pada hasil dari pendidikan itu sendiri. Pada prinsipnya, sebuah sekolah memiliki fasilitas berupa ruang indoor dan fasilitas beruapa ruang-ruang outdoor. Ruang-ruang indoor, seperti ruang-ruang kelas, laboratorium, dan perpustakaan, diperlukan untuk mewadahi kegiatan di dalam ruang yang membutuhkan sistem pengkondisian lingkungan dan perlindungan terhadap iklim. Ruang-ruang luar juga diperlukan untuk memfasilitasi aktivitas-aktivitas seperti berolahraga dan upacara. Ruang-ruang luar dibutuhkan sebagai sarana untuk mendekatkan siswa dengan alam, sehingga proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dapat tercapai. Hal tersebut sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana, yang menyatakan bahwa bangunan koefisian dasar bangunan (KDB) maksimal adalah 30%. Untuk itu pengolahan tata massa bangunan yang baik, sangat diperlukan untuk menciptakan ruang positif antara bangunan dengan ruang luar.

1.2. Perumusan MasalahBerdasrkan pemaparan diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu, bagaimana merancang suatu Sekolah Menengah Atas yang memenuhi standar sarana dan prasarana dari DIKNAS dan mempertimbangkan aspek psikologi siswa dalam pembentukan kualitas ruangnya di dalam suatu kompleks bangunan multi massa.1.3. Tujuan dan SasaranTujuannya adalah merancang Sekolah Menengah Atas yang memenuhi standar sarana dan prasarana dari DIKNAS dan mempertimbangkan aspek psikologi siswa dalam pembentukan kualitas ruangnya di dalam suatu kompleks bangunan multi massa.Sasaran dari perancangan Skolah Menengah Atas ini adalah :1) Mengetahui seperti apa standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Atas menurut DIKNAS.2) Mengetahui kualitas ruang (ruang luar dan ruang dalam) yang tepat, sehingga siswa dapat merasa nyaman beraktivitas di dalamnya.3) Mengetahui dan menggali konsep yang berhubungan dengan perancangan bangunan multi massa untuk menghasilkan tata massa bangunan yang baik. 1.4. Penetapan LokasiLokasi perancangan adalah tapak SMKN 03 di Jalan WR. Supratman Pontianak. Lokasi tapak dianggap kosong, tetapi lingkungan sekitar merupakan kondisi eksisting.

Gamba 1.1 lokai siteSumber : TOR SMA 2014

1.5. Ruang Lingkup RancanganPerancangan Sekolah Menengah Atas ini mengacu kepada Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA; SNI 19-2454-2002, tentang teknik cara operasional pengelolaan sampah perkotaan (atau yang terbaru); SNI 6773:2008, tentang Spesifikasi unit paket instalasi pengolahan air (atau yang terbaru). Untuk ketentuan yang berkaitan dengan lokasi tapak, disesuaikan dengan Peraturan Daerah yang berlaku. Sekolah Menegah Umum ini, direncanakan dapat menampung 18 rombongan belajar dan memiliki 3 Jurusan. Di dalam satu angkatan, Jurusan tersebut terdiri dari 3 kelas jurusan IPA, 2 Kelas Jurusan IPS, dan 1 kelas Jurusan Bahasa. Aspek Psikologi siswa yang dimaksud di atas, dibatasi terhadap upaya menciptakan kualitas ruang (ruang dalam dan ruang ruang luar) yang dapat memberikan kenyamanan dan rasa betah bagi siswa yang beraktivitas di dalamnya.

1.6. Sistematika PenulisanBAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan sasaran, penetapan lokasi, ruang lingkup rancangan, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PERENCANAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS, berisikan tentang tinjauan pelaku dan aktifitas, kebutuhan ruang, tinjauan lokasi tapak dan luas tapak rancangan, tinjauan tampilan bentuk bangunan, tinjauan struktur, dan tinjauan kelengkapan bangunan (utilitas). BAB III : ANALISIS PERENCANAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS, berisikan tanggapan perancangan terhadap BAB II dari judul tugas akhir terpilih (yang ditetapkan oleh panitia), yang hasilnya akan digunakan sebagai arahan (guidance) dalam merancang. Tanggapan perancangan terdiri dari: tanggapan fungsi, tanggapan lokasi, tanggapan tampilan bentuk bangunan, tanggapan struktur bangunan, tanggapan kelengkapan bangunan (utilitas). BAB IV : USULAN RANCANGAN (SCHEMATIC DESIGN), Berisikan usulan rancangan dalam bentuk sketsa-sketsa rancangan (schematic design secara manual) yang diturunkan dari tanggapan perancangan (BAB III Analisis Perencanaan), yang meliputi usulan konsep rancangan bentuk, usulan konsep rancangan tapak (zoning makro), usulan konsep rancangan struktur bangunan terpilih, usulan konsep rancangan utilitas kawasan dan bangunan. BAB V : PRODUK RANCANGAN ARSITEKTURAL, Berisikan gambar-gambar hasil rancangan beserta penjelasannya, meliputi gambar situasi, gambar rencana tapak (siteplan), gambar tampak kawasan, gambar potongan kawasan, gambar rencana utilitas kawasan, gambar rencana pola perkerasan dan vegetasi kawasan, gambar rencana street/scape furniture kawasan, gambar denah bangunan terpilih (plan), gambar denah tata letak perabot bagunan terpilih (layout plan), gambar tampak bangunan terpilih (elevation), gambar potongan bangunan terpilih (section), gambar perspektif kawasan dan sequance, dan gambar perspektif interior dan eksterior bangunan terpilih.

BAB IITINJAUAN PERENCANAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)DI KOTA PONTIANAK

2.1. Tinjauan Pelaku dan AktivitasMenurut UU RI no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Sekolah Menengah Atas dalam pendidikan formal di Indonesia, merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Peserta didik (siswa) adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu (UU RI no 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Rombongan belajar adalah kelompok peserta didik yang terdaftar pada satu satuan kelas. Satu SMA memiliki sarana dan prasarana yang dapat melayani minimum 3 rombongan belajar dan maksimum 27 rombongan pelajar. Sedangkan satu rombongan pelajar terdiri dari 15 sampai dengan 32 peserta didik. Peserta didik di SMU dapat dibedakan berdasarkan jenjangnya Sekolah Menengah Atas diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas 12. Pada tahun kedua (di kelas 11), Peserta didik Sekolah Menengah Atas, wajib memilih jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, atau Bahasa.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, Organisasi Sekolah terdiri dari Pimpinan, Pendidik, dan Tenaga Kependidikan. Setiap Satuan Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah. Kepala SMA dibantu minimal tiga Wakil Kepala. Wakil Kepala SMA Bidang Kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola bidang kurikulum. Wakil Kepala SMA bidang Sarana Prasarana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola sarana-prasarana. Wakil Kepala SMA Bidang Kesiswaan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah dalam mengelola peserta didik.

Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lainyang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Guru melaksanakan tugas dan tanggung-jawabnya sebagai agen pembelajaran yang memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga menjadi manusia berkualitas dan mampu mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara optimum. Konselor adalah pihak yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik. Sedangkan Pelatih/instruktur bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan.

Tenaga Perpustakaan merupakan pihak yang bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan. Tenaga Laboratorium melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium. Teknisi sumber belajar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran. Tenaga Administrasi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan pelayanan administratif. Tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan. Berikut daftar Pelaku yang harus diwadahi di dalam perancangan SMU ini.

No.PelakukuantitasJumlah peserta didikJumlah

1Kelas X Kelas IPA XI Kelas IPS XI Kelas Bahasa XI Kelas IPA XII Kelas IPS XII Kelas Bahasa XII 6 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 Kelas 20 20 20 20 20 20 20 120 orang 60 orang 40 orang 20 orang 60 orang 40 orang 20 orang

18 Kelas360 orang

2PIMPINANKepala Sekolah Wakasek Bidang Akademis Wakasek Bidang Kesiswaan Wakasek Bidang Saran dan Prasarana Wakasek Bidang Humas1 orang 1 orang 1 orang 1 orang1 orang

3GURUPendidikan agama islam Pendidikan agama katolikPendidikan kewaarganegaraanBahasa indonesiaBahasa inggrisMatematikaFisikaBiologiKimiaSejarahSeni budaya PenjaskesKeterampilan/ TIKKeterampilan/ Bahasa asingGeografiEkonomiSosiologiSastra indonesiaBahasa asingAntropologiMuatan lokal

1 orang1 orang1 orang2 orang2 orang2 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang

4KONSELOR1 orang

5TENAGA PERPUSTAKAANKepala perpustakaanPustakawan

6Petugas UKS1 orang

7LABORANLabran Lab biologiLaboran lab fisikaLaboran lab kimiaLaboran lab komputerLaboran lab bahasa

1 orang1 orang1 orang1 orang1 orang

8BAGIAN TATA USAHA Kepala tata usahaPelaksana urusan administrasi keuangan Pelaksana urusan administrasi sarana dan prasaranaPelaksana urusan administrasi hub sekolah dengan masyarakatPelaksana urusan administrasi persuratan dan pengarsipanPelaksana urusan administrasi kesiswaanPelaksana urusan administrasi kurikulum1 orang2 orang1 orang

1 orang

1 orang

1 orang

1 orang1 orang

9PETUGAS LAYANAN KHUSUSPenjaga sekolahTukang kebunTenaga kebersihan1 orang1 orang1 orang

10KANTIN SEKOLAHPeng. Kantin 1Peng. Kantin 24 orang4 orang

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007, sebuah Sekolah Menengah sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berupa ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling, ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, km/wc, gudang, ruang sirkulasi, tempat bermain dan berolahraga. Ketentuan mengenai ruang-ruang tersebut beserta sarana yang ada disetiap ruang.

a) RUANG KELASTabel 2.2 ruang kelasNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Ruang Kelas X 6 unit40m2/20 peserta didik240m22 m2/ peserta didik

2 Ruang Kelas IPA XI 3 unit40m2/20 peserta didik120m2

3 Ruang Kelas IPS XI 2 unit40m2/20 peserta didik80m2

4 Ruang Kelas Bahasa XI 1 unit40m2/20 peserta didik40m2

5 Ruang Kelas IPA XII 3 unit40m2/20 peserta didik120m2

6 Ruang Kelas IPS XII 2 unit40m2/20 peserta didik80m2

7 Ruang Kelas Bahasa XII 1 unit40m2/20 peserta didik40m2

720m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. Jumlah minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar dengan kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik. Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/ peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 5m. Ruang kelas memiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. Berikut adalah sarana pelengkap untuk ruang kelas.

Tabel 2.3 jenis, rasio dan deskripsi sarana ruang kelasJENISRASIODESKRIPSI

Kursi peserta didik 1 buah/peserta didik Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman. Desain dudukan dan sandaran membuat peserta didik nyaman belajar.

Meja peserta didik 1 buah/peserta didik Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan oleh peserta didik. Ukuran memadai untuk belajar dengan nyaman. Desain memungkinkan kaki peserta didik masuk dengan leluasa ke bawah meja.

Kursi guru 1 buah/guru Kuat, stabil, aman, dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk duduk dengan nyaman.

Meja guru 1 buah/guru Kuat, stabil dan mudah dipindahkan. Ukuran memadai untuk bekerja dengan nyaman.

Lemari 1 buah/ruang Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan yang diperlukan kelas tersebut. Tertutup dan dapat dikunci.

Papan pajang 1 buah/ruang Ukuran minimum 60 cm x 120 cm.

Papan tulis 1 buah/ruang Ukuran minimum 90 cm x 200 cm. Ditempatkan pada posisi yang memungkinkan seluruh peserta didik melihatnya dengan jelas.

Tempat cuci tangan 1 buah/ruang

sumber : KEMENDIKNAS 2007

NO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Ruang Kepala Perpustakaan 1 unit 24 m2 24 m2luas minimum 1.5 x luas ruang kelas

2 Perpustakaan 1 unit 60m2 60 m2

84 m2

b) Perpustakaan Tabel 2.5 besaran ruang perpustakaan Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan. Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali luas ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m. Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku. Ruang perpustakaan sebaiknya terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai. Berikut adalah sarana pelengkap untuk perpustakaan.

c) Ruang Laboratorium BiologiTabel 2.6 besaran ruang lab. BiologiNO NAMA RUANG JUMLAHBESARAN RUANG TOTALKETERANGAN

1 Laboratorium Biologi 1 unit48 m2/20 siswa 48 m22,4 m2/peserta didik, minimum 48 m2, lebar minimal 5 meter

2 Ruang penyimpanan dan persiapan 1 unit18 m2 18 m2minimum 18 m2

3Ruang Laboran1 unit4 m24 m2

70 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007Ruang laboratorium biologi berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran biologi secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m. Ruang laboratorium biologi memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Ruang laboratorium biologi dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

d) Ruang Laboratorium FisikaTabel 2.7 besaran ruang lab. FisikaNONAMA RUANGJUMLAHBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Laboratorium Fisika1 unit48 m/20 siswa48 m2,4 m/peserta didik, minimum 48 m, lebar minimal 5 meter

2Ruang penyimpanan dan persiapan1 unit18m18mMinimum 18 m

3Ruang Laboran1 unit4m4m

70 m

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang laboratorium fisika berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran fisika secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m. Ruang laboratorium fisika memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Ruang laboratorium fisika dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada berikute) Ruang Laboratorium KimiaTabel 2.8 besaran ruang lab. KimiaNONAMA RUANGJUMLAHBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Laboratorium Kimia1 unit48 m/20 siswa48 m2,4 m/peserta didik, minimum 48 m, lebar minimal 5 meter

2Ruang penyimpanan dan persiapan1 unit18m18mMinimum 18 m

3Ruang Laboran1 unit4m4m

70 m

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang laboratorium kimia berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran kimia secara praktek yang memerlukan peralatan khusus. Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m. Ruang laboratorium kimia memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan. Ruang laboratorium kimia dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

f) Ruang Laboratorium KomputerTabel 2.9 besaran ruang lab. KomputerNONAMA RUANGJUMLAHBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Laboratorium Kimia1 unit40 m/20 siswa40 m2m/peserta didik, minimum 30 m, lebar minimal 5 meter, 1 komputer/2 siswa

2Ruang Laboran1 unit4m4m

44 m

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang laboratorium komputer berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 m. Ruang laboratorium komputer dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

g) Ruang Laboratorium BahasaTabel 2.10 besaran ruang lab. BahasaNONAMA RUANGJUMLAHBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Laboratorium Bahasa1 unit40 m/20 siswa40 m2m/peserta didik, minimum 30 m, lebar minimal 5 meter.

2Ruang Laboran1 unit4m4m

44 m

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang laboratorium bahasa berfungsi sebagai tempat mengembangkan keterampilan berbahasa, khusus untuk sekolah yang mempunyai Jurusan Bahasa. Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum satu rombongan belajar. Rasio minimum ruang laboratorium bahasa 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa 5 m. Ruang laboratorium bahasa dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.h) Ruang PimpinanTabel 2.11 bearan ruang PimpinanNONAMA RUANGJumlahBESARANRUANGTOTALKETERANGAN

1Ruang Kepala Sekolah 1 Unit12 m212 m2luas minimum 12 m2, lebar minimal 3 m

2Ruang Wakasek Bidang Akademis1 unit9 m29 m2

3Ruang Wakasek Bidang Kesiswaan1 unit9 m29 m2

4Ruang Wakasek Bidang Saran dan Prasarana1 unit9 m29 m2

5Ruang Wakasek Bidang Humas1 unit9 m29 m2

48 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau tamu lainnya. Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m. Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu, dapat dikunci dengan baik. Ruang pimpinan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.i) Raung GuruTabel 2.12 besaran ruang GuruNONAMA RUANGJumlahBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Ruang Guru1 unit96 m2/24 guru96 m24 m2/guru, minimum 56 m2

96 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya. Rasio minimum luas ruang guru 4 m2 /pendidik dan luas minimum 56 m2. Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.j) Ruang Tata UsahaTabel 2.13 besaran ruang tata usahaNONAMA RUANGJumlahBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Ruang Kepala TU1 unit9 m29 m24m2/petugas, luas minimum 16 m2

2Ruang Staf1 unit24 m2/6 orang24 m2

33 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat kerja petugas untuk mengerjakan administrasi sekolah. Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2 /petugas dan luas minimum 16 m2. Ruang tata usaha mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan. Ruang tata usaha dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel beriku

k) Tempat Beribadah (masjid)Tabel 2.14 besaran ruang beribadahNONAMA RUANGJumlahBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Ruang Sholat1 unit200 m2200 m2disesuaikan, luas minimum 12 m2

2Tempat Wudhu30 unit0.6 m218 m2

3Ruang alat1unit9 unit9 m2

227 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing-masing pada waktu sekolah. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMA, dengan luas minimum 12 m2. Tempat beribadah dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.l) Ruang KonselingTabel 2.15 cesaran ruang konselingJENIS RASIO DESKRIPSI

Lemari/rak 1 buah/tempat ibadah Kuat, stabil, dan aman. Ukuran memadai untuk menyimpan perlengkapan ibadah.

Perlengkapan ibadah Disesuaikan dengan kebutuhan.

Jam dinding 1 buah/tempat ibadah

Sumber : KEMENDIKNAS 2007Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan pengembangan pribadi, sosial,belajar, dan karir. Luas minimum ruang konseling 9 m2.Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta didik. Ruang konseling dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

m) Ruang UKSTabel 2.16 besaran ruang UKSNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Ruang UKS 1 unit 12 m212 m2 luas minimum 12 m2

12 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah. Luas minimum ruang UKS 12 m2. Ruang UKS dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

n) Ruang Organisasi KesiswaanTabel 2.17 besaran ruang OSISNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Ruang Organisasi Kesiswaan 1unit 9 m2 9 m2 Luas minimum 9 m2

9 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan kesekretariatan pengelolaan organisasi kesiswaan. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2. Ruang organisasi kesiswaan dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

o) Jamban/ ToiletTabel 2.18 besaran toiletNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Toilet Siswa Pria 4,5 unit 2 m29 m2 1/40 siswa, minimal 2 m2

2 Toilet Siswa Wanita 6,0 nit 2 m212 m2 1/30 siswa, minimal 2 m3

3 Toilet Guru & TU pria 1,0 unit 2 m22 m2

4 Toilet Guru & TU pria 1,0 unit 2 m22 m2

25 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/atau kecil. Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.Jumlah minimum jamban setiap sekolah 3 unit.Luas minimum 1 unit jamban 2 m2. Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah dibersihkan. Tersedia air bersih di setiap unit jamban. Jamban dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel berikut.p) GudangTabel 2.19 besaran gudangNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Gudang 1 unit 21 m221 m2 Luas minimum 21 m2

21 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan sekolah yang tidak/belum berfungsi, dan tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas minimum gudang 21 m2 dan dapat dikunci. Gudang dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada tabel berikut.

q) Ruang sirkulasiTabel 2.20 besaran ruang sirkulasiNO NAMA RUANG Jumlah BESARAN RUANG TOTAL KETERANGAN

1 Ruang sirkulasi Luas minimum 30 % dari luas total ruang pada bangunan

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak memungkinkan kegiatan-kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah. Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m. Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang-ruang dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90-110 cm. Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Untuk bangunan bertingkat dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah tangga. Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bangunan bertingkat tidak lebih dari 25 m. Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm, lebar anak tangga 25-30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang kokoh dengan tinggi 85-90 cm. Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga. Ruang sirkulasi vertikal dilengkapi pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

r) Tempat bermain/ berolahragaTabel 2.21 besaran ruang bermain/ olahragaNONAMA RUANGJumlahBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Lapangan voly2,0 unit360 m2720 m23 m2/siswa

2Lapangan basket2,0 unit608 m21216 m2Minimal 1000 m2

3Lapangan bulutangkis2,0 unit167,44 m2334,88 m2

2271 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007

Tempat bermain/berolahraga berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ekstrakurikuler. Tempat bermain/berolahraga memiliki rasio luas minimum 3 m2 /peserta didik. Untuk dengan banyak peserta didik kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/ berolahraga 1000 m2. Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat berolahraga berukuran 30 m x 20 m. Tempat bermain/ berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian ditanami pohon penghijauan. Tempat bermain/berolahraga diletakkan di tempat yang tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas. Tempat bermain/ berolahraga tidak digunakan untuk tempat parkir. Ruang bebas yang dimaksud di atas memiliki permukaan datar, drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.s) Ruang penunjang lainTabel 2.22 besaran ruang penunjang lainNONAMA RUANGJumlahBESARAN RUANGTOTALKETERANGAN

1Kantin (temasuk dapur dan tempat cuci)4 unit56 m2224,1 m20.83-1.5 m2/orang

2Ruang M.E (ruang baterai dan panel)9 m29 m2jumlah ruang disesuaikan terhadap kebutuhan (@9 m2)

3Ruang Pompa2,25 m22,25 m2jumlah ruang disesuaikan terhadap kebutuhan (@2,25 m2)

235,26 m2

Sumber : KEMENDIKNAS 2007Kantin merupakan fasilitas penunjang tempat siswa beristirahat untuk makan dan minum. Untuk perancangan SMA ini dibutuhkan 4 unit kantin dengan asumsi dapat menampung 75 % total jumlah siswa dengan rasio luas antara 0,83-1,5 m2/orang. Sedangkan ruang M.E, digunakan untuk menempatkan panel-panel listrik dan baterai-baterai untuk panel surya. Jumlahnya disesuaikan terhadap kebutuhan. Sedangkan ruang pompa digunakan untuk meletakkan pompa air untuk menaikan air ke tangki atas sebelum didistribusikan. Jumlah ruang pompa disesuaikan terhadap kebutuhan.Dari penetapan kebutuhan ruang diatas, maka hubungan antar ruang ditetapkan berdasar matriks hubungan ruang berikut.

gambar 2.1 matriks hubungan ruangSumber :

2.2. Tinjauan Persyaratan Ruang Persyaratan umum pada ruang sekolah menengah atas menurut Kemendiknas 2011 adalah sebagai berikut :1. Pencahayaan dalam ruang sesuai kebutuhan dapat dipenuhi lewat pencahayaan alami dan buatan. Pencahayaan alami dengan memanfaatkan terang langit hendaknya dioptimalkan untuk mengurangi beban pemakaian listrik pada bangunan, namun tanpa memasukkanpanas matahari dan silau. Untuk itu beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:a) Luas jendela dan lubang cahaya sebaiknya berkisar antara 20-50% dari luas lantai. Namun jika bangunan memiliki bentang lebih dari 8,4m, perlu dibantu dengan penerangan buatanb) Lubang penerangan berada di dua sisi bangunanc) Ambang bawah jendela paling rendah 120 cm, namun bila bagian bawah memakai kaca buram (kaca es) yang tidak tembus pandang, ambang bawah dapat diturnkan menjadi 90 cm.d) Ambang tasn jendela bebas, namun harus dibawah langit- langit dan dijamin tidak memasukkan cahaya matahari secara langsung yang dapat memanaskan ruang dan menimbulkan silau.2. Penerangan buatan tetap harus disediakan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan pencahayaan, bila kondisi terang langit tidak mendukung. Lampu yang dipakai harus memiliki spektrum warna yang relative lengkap dan tanpa meningkatkan panas secara signifikan pada ruangan.3. Ventilasi udara harus dapat memenuhi kebutuhan oksigen pemakainya dan menurunkan suhu ruangan sehingga kenyamanan thermal di dalam ruangan terpenuhi. Beberapa syarat yang harus dipenuhi :a) Luas lubang ventilasi antara 6% - 10% dari luas lantai, bergantung pada kecepatan angin dan kepadatan pemakaian ruang.b) Pertrukaran udara untuk ruang dimana orang tidak boleh merokok adalah 20 m3 perjam/orang, dan jika orang boleh merokok 30 m3 perjam/orang.c) Perencanaan bukaan hendaknya memungkinkan adanya ventilasi silang.d) Sebaiknya bagian bawah dan atas (di bawah langit-langit) dinding diberi lubang udara sehingga ada sirkulasi udara vertical di dalam ruang untuk menurunkan suhu ruang.4. Komunikasi lisan dalam ruangan harus dapat berlangsung secara wajar tanpa terganggu bising. Untuk itu suara pokok minimal harus 5 desibel lebih tinggi dari suara gangguan (bising). Pendengar maupun pembicara dapat berkomunikasi secara wajar dan tanpa bantuan alat.5. Ruangan hendaknya memiliki tinggi langit-langit yang cukup untuk menjamin volume udara yang cukup di dalam ruang, mengurangi reradiasi panas matahari dari atap dan pada akhirnya menurunkan suhu ruang. Tinggi langit-langit ini tergantung dari kondisi iklim (suhu harian dan panas matahari) dan bahan penutup atap, namun sebaiknya bekisar antara 350-400 cm.

2.3. Tinjauan Lokasi Tapak dan Luas Tapak RancanganLokasi tapak yang telah ditetapkan dari koordinator Tim Tugas Akhir ini berada di kota Pontianak, Kalimantan Barat tepatnya di ruas Jalan WR. Supratman dan Jalan Letjend. S. Parman.

DC

EB

FA

Rukogerejagudang obat PT. Medikarya farmatamarumah wargarumah wargakantor wahana visi Indonesia

gambar 2.2 Data ExistingSumber : Hasil Analisa 2014

Berikut adalah spesifikasi dari lokasi :Luas lahan: 11.000 m2KDB: 40 60%KLB: 1,8GSB: Jl. WR. Supratman 10 meter Jl. Letjend S. Parman 10 meter.

2.3.1. Tinjauan Lingkungan Fisik dan IklimSecara geografis, Kota Pontianak memiliki luas 107,82 Km dan dilintasi oleh garis khatulistiwa. Kota Pontianak terletak pada 00 02 24 Lintang Utara sampai dengan 00 05 37 Lintang Selatan dan 1090 16 25 sampai dengan 1090 23 01 Bujur Timur. (http://www.pontianakonline.com/pontianak/equatopedia/fisiografi/)Kota Pontianak mempunyai 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan dan merupakan iklim tropis basah. Pontianak memiliki iklim tropis dengan rata-rata temperatur harian sebesar 22,9 C dan temperatur maksimum sebesar 31,05 C. Sedangkan temperatur rata rata secara umum sebesar29,5. (Sumber:http://www.pontianakkota.go.id/?q=tentang/kondisi-iklim) Hidrologi : Keadaan pasang surut Sungai Kapuas merupakan aspek hidrologis yang sangat berperan dan berpengaruh terhadap kota Pontianak. Ada dua faktor fisik utama yang berpengaruh terhadap aspek hidrologis ini, yaitu keadaan topografi yang rata-rata rendah di atas permukaan laut dan posisi geografis kota yang berada pada garis khatulistiwa. Besarnya pengaruh pasang dan curah hujan yang tinggi terutama terjadi pada daerah-daerah pinggiran sungai. Besarnya pengaruh pasang surut ini berkisar antara 1-2 meter.

gambar 2.3 Jenis Dan Luas Tanah Provinsi Kalimantan BaratSumber : Badan Pertahanan Nasional Kalimantan Barat

Iklim : Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Supadio Pontianak, keadaan klimatologi kota Pontianak dan sekitarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: banyaknya curah hujan rata-rata dalam setahun berkisar antara 200-350 milimeter per bulan; rata-rata tekanan udara berkisar 1,010-1,012 milibar per bulan; rata-rata penyinaran matahari berkisar antara 40-60 persen per bulan; rata-rata temperatur udara berkisar antara 24-27 derajat Celcius tiap bulan; kecepatan angin rata-rata berkisar antara 4-5 knots.(http://www.pontianakonline.com/pontianak/equatopedia/fisiografi/)Besarnya curah hujan rata-rata di Kota Pontianak berkisar antara 2000 sampai 3000 mm per tahun. Curah hujan terbesar ( bulan basah ) jatuh pada bulan April dan Oktober Desember, sedangkan curah hujan terkecil ( bulan kering ) jatuh pada bulan Juli Agustus. Jumlah hari hujan rata-rata per tahun antara 168 192 hari. Seperti pada umumnya daerah tropis, Kota Pontianak mempunyai suhu rata - rata 28,1 30,1 Celcius. Kelembaban udara antara 99,58 % dan 48,83 %. Lama penyinaran sinar matahari antara 53% dan 73% dan merupakan daerah basah. ( http://www.angelfire.com/id/pontianak/geografi.html )

2.3.2 Tinjauan AksesbilitasTinjauan aksesbilitas berfungsi bagaimana dan seberapa jauh pencapaian ke dalam site adapun hasil analisa dari tinjauan aksesbilitas adalah sebagai berikut:

2.3.3. Tinjauan Tata Guna LahanBerdasarkan data yang dikeluarkan oleh Bappeda Kota Pontianak, dari total lahan seluas 10.782 ha, sebanyak 50,71% (5.467 ha) di antaranya dipergunakan untuk permukiman dan 16,24% (1.751,46 ha) lainnya untuk kebun campuran. Sedangkan penggunaan lahan untuk berbagai aktivitas perkotaan lainnya relatif kecil. Guna lahan untuk kegiatan perdagangan hanya seluas 120,96 ha (1,12%), perkantoran 134,38 ha (1,24%), dan industri/pergudangan 183,14 ha (1,70%). Sementara itu, lahan yang belum terbangun (termasuk kebun, semak hutan) mencapai sekitar 33% dari total luas lahan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan lahan di kota Pontianak saat ini di dominasi oleh guna lahan perumahan dan perkebunan

gambar 2.4 Penggunaan LahanSumber : Kantor Wilayah Badan Pertahanan Nasional Provinsi Kalminatan Barat

2.4. Tinjauan Tampilan bentuk BangunanBangunan SMU harus mempertimbangkan konteks lingkungannya. Penempatan massa bangunan harus memperhatikan arah orientasi matahari dan iklim setempat. Bangunan khususnya lantai dasar harus memperlihatkan sebagai bangunan yang ramah kepada publik dengan memperlihatkan kejelasan arah jalan masuk, keterbukaan (mengundang untuk masuk). Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan serasi terhadap lingkungannya. Pembentukkan massa bangunan harus dapat menciptakan ruang luar dengan pelingkup (enclosure) yang terdefinisi baik sehingga meminimalisir ruang negatif. Bentuk bangunan harus dapat menunjukkan identitasnya sebagai bangunan sekolah, dengan hakikatnya sebagai tempat untuk menimba ilmu. Ekspresi bangunan tidak boleh mengabaikan kaidah-kaidah dasar bangunan di daerah beriklim tropis basah, namun tidak menutup kesempatan inovasi disain dalam mewujudkan Arsitektur yang kreatif. Kearifan lokal harus dihargai, dan penggunaan elemen-elemen yang mengandung identitas lokal harus merupakan bagian yang menyatu dengan arsitektur bangunan. pelingkup (enclosure) yang terdefinisi baik sehingga meminimalisir ruang negatif. Bentuk bangunan harus dapat menunjukkan identitasnya sebagai bangunan sekolah, dengan hakikatnya sebagai tempat untuk menimba ilmu. Ekspresi bangunan tidak boleh mengabaikan kaidah-kaidah dasar bangunan di daerah beriklim tropis basah, namun tidak menutup kesempatan inovasi disain dalam mewujudkan Arsitektur yang kreatif. Kearifan lokal harus dihargai, dan penggunaan elemen-elemen yang mengandung identitas lokal harus merupakan bagian yang menyatu dengan arsitektur bangunan.Dari tinjauan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :1. Kontekstual terhdap lingkungan sekitarAdapun bangunan sekitar yang tidak jauh dari site yaitu :

a) SMPN 10 PontianakDalam perencanaan haruslah melihat bangunan sekitar site yang akan dibangun, dan salah satu bangunan sekitar yang terkait adalah SMPN 10 Pontianak. Adapun karakter dari SMPN 10 Pontianak yaitu dilihat dari bangunan sekolah yang menggunakan panggung dengan tinggi sekitar 1 meter berguna menghindari banjir yang datang sewaktu musim hujan datang, kemudian pada atap bangunan yang menggunakan atap pelana dan pada bangunan lain menggunakan atap perisai, dan memiliki sistem satu gerbang untuk akses masuk dan keluar.

b) SMAN 03 PontianakBangunan sekitar selanjutnya adalah SMAN 03 Pontianak yang berada bersampingan dengan SMPN 10 pontianak, karakter bangunan tidak jauh berbeda dengan bangunan SMPN 10 dalam penggunaan bangunan panggung sebagai penyelesaian dalam masalah banjir sewaktu hujan deras sehingga proses belajar mengajar tidak terganggu dengan tinggi panggung kira-kira 1 meter diatas tanah, kemudian tetap menggunakan atap pelana sebagai atap utama

c) Ruko Bangunan sekitar yang tepat berdampingan langsung dengan site adalah ruko yang memiliki karakter bangunan minimalis yang dapat dilihat dari bentuk bangunan berebentuk kotak dan jendela bangunan yang simpel dan menggunakan atap dak untuk mendapatkan ciri minimalis tersebut.

2. Tipologi bangunan Menurut Habraken (1978), menyatakan arsitektur merupakan suatu kesatuan yang terdiri atas :a) Spacial systemTerdiri dari konfigurasi massa, kelengkapan ruang, letak bangunan, orientasi bangunan dan ruang, dan hirarki ruang.

b) Physical systemTerdiri dari konstruksi bahan/material bangunan, struktur pondasi, lantai, dinding, dan atap.

c) Stylistic systemTerdiri dari elemen- elemen fasad (pintu, jendela, dll), dan ornamen fasad.

3. Arsitektur tropisDalam arsitektur tropis banyak hal yang dipertimbangkan dalm membangun sebuah bangunan yang sesuai dengan daerah tropis terutama di Kalimantan Barat khususnya di Kota Pontianak yang memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan yang tinggi pada tiap tahunnya.Kemudian salah satu pertimbangan dalam merancang sebuah bangunan tropis hendaknya memperhatikan sebagai berikut :a) Orientasi mataharib) Kenyamanan thermalc) Vegetasid) Pemanfaatan iklim

4. Arsitektur tradisionalBangunan tradisional Kalimantan Barat adalah Rumah Betang atau panjang yang ciri utamanya adalah memiliki panggung tepat dibawahnya dan bahan atap biasanya dari sirap, dan ijuk.

2.5. Tinjauan StrukturPersyaratan struktur bangunan gedung SMU meliputi persyaratan struktur bangunan gedung, struktur atas bangunan gedung, struktur bawah bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung. Struktur harus direncanakan dan dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan keselamatan (safety), serta memenuhi persyaratan kelayanan (serviceability) selama umur layanan yang direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan gedung, lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban muatan sementara yang timbul akibat gempa, angin, pengaruh korosi, jamur, dan serangga perusak. Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktur bangunan gedung seperti halnya penambahan struktur dan/atau penggantian struktur, harus mempertimbangkan persyaratan keselamatan struktur sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku. Syarat-syarat lebih lanjut mengenai tinggi/tingkat dan segala sesuatunya ditetapkan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam rencana tata ruang, dan/atau rencana tata bangunan dan lingkungan yang ditetapkan untuk daerah/lokasi tersebut. Sumber : TOR SMA 20142.5.1. Daya Dukung Tanah 2.5.2. Substructure (Pondasi)2.5.3. Upper Structure (Kolom dan Balok)2.5.4. Struktur Atap

gambar 2.3 pondasi tiang pancangSumber : http://rzal37.blogspot.com/2012/07/macam-macam-pondasi.html

2.6. Tinjauan Kelengkapan Bangunan (Utilitas)a) Sistem Pemipaan Air Bersih dan Air Kotor/Buangan Sumber air bersih berasal dari PDAM dan harus semaksimal mungkin memanfaatkan potensi air hujan. Sistem yang penyediaan air bersih yang akan digunakan adalah dengan menggunakan sistem Down feed distribution. Air yang berasal dari sumber air kemudian ditampung di dalam bak penampungan air kemudian dipompakan menuju tangki penampungan air yang diletakkan di posisi yang lebih tinggi, dimana distribusi air menuju unit-unit pengguna mengandalkan tekanan dari gaya gravitasi. Hal tersebut dilakukan agar distribusi air menuju unit-unit pengguna dapat lebih merata dan tidak bergantung kepada tekanan air yang berasal dari PDAM. Besarannya tergantung dari perhitungan kebutuhan air bersih dengan standar kebutuhan untuk perpustakaan adalah 80 liter/siswa/hari. Air kotor yang dimaksud dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis yaitu: limpahan air hujan; air bekas pakai; air tinja; dan air limbah. Yang dimaksud dengan limpahan air hujan adalah air hujan yang tidak tertampung atau tidak dimanfaatkan dan harus disalurkan ke pembuangan akhir agar tidak menggenangi lingkungan. Sedangkan air bekas pakai adalah air yang telah digunakan untuk kepentingan pengguna tetapi bebas dari limbah-limbah yang dapat membahayakan lingkungan. Air tinja merupakan limbah padat manusia maupun air yang terbawa bersamanya. Masing-masing air kotor di atas memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda, sehingga di dalam penangannya juga akan berbeda. Untuk memudahkan penanganan dan perawatan instalasinya, harus ada pemisahan jaringan dari masing-masing instalasi air kotor tersebut. Sistem pembuangan air buangan dibedakan berdasarkan cara pembuangannya, yaitu (BSN, 2005) :

1. Sistem pembuangan air campuran, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas dialirkan ke dalam satu saluran / pipa. 2. Sistem pembuangan air terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing dialirkan secara terpisah atau menggunakan pipa yang berlainan.adapun contoh dari pendistribusian air bersih dam kotor/ buangan adalah sebagai berikut :1. Air bersih/ PDAM

Gambar 2.3 distribusi air bersih/ PDAMSumber : ilmutekniksipil.com

2. Air kotor/ buangan

Gambar 2.4 distribusi air kotor/ buanganSumber :

Untuk limpahan air hujan dan air sisa pakai, dapat menggunakan sistem pembuangan campuran, dimana kedua jenis air kotor tersebut dapat dibuang di dalam satu saluran. Saluran tersebut diperlukan agar air kotor tidak menggenangi lingkungan dan memudahkan untuk penyaluran kepembuangan akhir. Sedangkan untuk limbah tinja, memerlukan penanganan yang berbeda dan harus memiliki jaringan tersendiri. Limbah tinja tidak bisa dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus diolah terlebih dahulu di dalam tangki septik.

b) Sistem pengkondisian udara (HVAC) Dalam suatu ruangan diperlukan aliran udara yang perlahan-lahan namun terus-menerus. Sehingga ruangan akan selalu mendapatkan penggantian udara segar untuk menggantikan udara yang kotor. Sistem penghawaan di bangunan SMA ini diutamakan akan dengan menggunakan penghawaan alamiah, dengan pengudaraan silang (cross ventilation) yang akan memberikan gerakan udara yang lancar. Untuk ruang-ruang yang memerlukan tingkat kenyamanan thermal yang lebih tinggi, dapat menggunakan sistem pengkondisian udara buatan. Ruang-ruang yang menggunakan sistem pengkondisian udara buatan (AC) harus memiliki tingkat fleksibilitas tinggi untuk dapat menggunakan sistem penghawaan alami, pada saat-saat darurat (listrik padam). Berikut contoh dari sistem pengkondisian udara (HVAC) :

1. AC Split

Gambar 2.5 AC SplitSumber :

c) Sistem transportasi vertikalBangunan menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat. Bangunan maksimum terdiri dari tiga lantai yang dilengkapi tangga yang mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna. Bangunan dilengkapi sistem keamanan berupa peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi jika terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya. Akses evakuasi dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi penunjuk arah yang jelas. Adapun jenis transportasi vertikal yaitu :1. Elevator (Lift)2. Eskalator 3. Tangga

d) Sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran Sistem perlindungan bahaya kebakaran menggunakan sistem aktif dan sistem pasif. Secara aktif (active fire protection) dengan elemen-elemen water sprinkler, smoke detector, thermal/ heat detector diruang-ruang yang membutuhkan. Menyediakan alat pemadam kimia portable dan fire hydrant di lokasi-lokasi tertentu. Sedangkan perlindungan secara pasif, dengan Pintu keluar darurat, koridor dan jalan keluar tangga kebakaran dan melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system jika diperlukan. Berikut contoh dari sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan sekolah :

1. extinguisher

Gambar 2.7 extinguisherSumber : www.ballfire.net

2. hydrant

Gambar 2.8 hydrantSumber : www.metaltekhnikraya.blogspot.com

e) Sistem jaringan listrik Untuk sumber tenaga listrik berasal dari PLN. Mengingat kondisi dimana pasokan listrik dari PLN tidak dapat dijamin tersedia sepanjang waktu, maka harus ada sumber energi listrik cadangan. Hal tersebut bertujuan agar saat proses belajar mengajar tidak terganggu. Sumber energi listrik alternatif menggunakan energy matahari dengan menggunakan panel-panel surya. Berikut gambar pendistribusian jaringan listrik :

Gambar 2.10 distribusi jaringan listrikSumber : www.ilmulistrik.com

f) Sistem penangkal petir Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran petir. Bangunan SMU menggunakan sistem Sangkar Faraday disetiap bangunan. Penangkal petir Sangkar Faraday menggunakan rangkaian jalur elektris dari bagian atas bangunan menuju tanah/ grounding dengan beberapa jalur penurunan kabel, sehingga menghasilkan jalur konduktor berbentuk sangkar yang melindungi bangunan dari sambaran petir.

BAB IIIANALISIS PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)DI KOTA PONTIANAK3.1. Tanggapan Fungsi3.1.1. Pelaku Dari analisa yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaku yang ada di Sekolah Menengah Atas yaitu :1. Siswa2. Pipminan 3. Guru4. Konselor5. Tenaga Perpustakaan6. Petugas UKS7. Petugas Laboratorium8. Bagian Tata Usaha9. Petugas Layanan Khusus10. Pengelola Kantin11. Security Perencanaan dan Perancangan Sekolah Menengah Atas ini memiliki sasaran atau mewadahi siswa/ siswi lulusan SMP/ MTs yang berasal dari golongan mampu dan menengah kebawah.

3.1.2. Aktivitas Dari hasil analisa yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa secara garis besar pola aktivitas pada sebuah Sekolah Menengah Atas terdapat pada bagan sebagai berikut :

1. Siswa/ Siswi

PARKIRDATANG

BELAJAR/ OLAHRAGA

ISTIRAHAT/ SHOLAT

PULANG

2. Pimpinan

ISTIRAHATMENGAJAR SISWAKANTOR PIMPINANPARKIRDATANG

PULANG

3. Guru

ISTIRAHATMENGAJAR SISWAPARKIRDATANGPULANG

RUANG GURU

4. Konselor

RUANG BPPARKIRDATANG

MELAYANI BIMBINGAN KONSELING

PULANGISTIRAHAT

5. Tenaga Perpustakaan

PERPUSTAKAANPARKIRDATANG

MENGATUR PEMINJAMAN DAN PENGEMBALIAN BUKU

ISTIRAHATPULANG

6. Petugas UKS

RUANG UKSPARKIRDATANG

MELAYANI SISWA/ SISWI YANG SAKIT

ISTIRAHATPULANG

7. Petugas Laboatorium

PARKIRDATANG

RUANG LABORATORIUM

PULANG

MELAYANI SISWA DALAM PENGGUNAAN LABORATORIUM

ISTIRAHAT

8. Staf Tata Usaha

PULANGISTIRAHATMENGURUS ADMINISTRASI SEKOLAHPARKIRDATANG

RUANG TATA USAHA

9. Petugas Layanan Khusus

PARKIRDATANG

BEKERJA

ISTIRAHATPULANG

10. Pengeloa Kantin

PARKIRDATANG

KANTIN

BEJUALAN BARANG DAGANGAN

ISTIRAHATPULANG

11. Security

ISTIRAHATPOS SECURITYPARKIRDATANGPULANG

MENJAGA KEAMANAN DAN KETERTIBAN SEKOLAH

3.1.3. Kelompok Ruang, Sifat, dan Besaran RuangDari nanalisa penulis untuk mengetahui pengelompokan ruang dapt disimpulkan dari aktivitas pelaku yang terdapat pada tabel sebelumnya. Berikut adalah tabel pengelompokan ruang, sifat ruang, dan besaran ruang.

Tabel 3.1 pengelompokan ruang. Sifat, dan besaran ruangNoKlpk.RuangNama RuangFungsi RuangPelakuBesaran Ruang

1Ruang KelasKelas XKelas XI IPSKelas XI IPAKelas XI BahasaKelas XII IPSKelas XII IPAKelas XII BahasaPrivatSiswa & guru@40 m2 x 18 = 720 m2

2PerpustakaanR. Ka. PerpustakaanPrivatKa. Perpustakaan24 m2

R. PerpustakaanPublikSiswa60 m2

3Lab. BiologiLab.BiologiPublikSiswa48 m2

R.PenyimpananPrivatLaboran18 m2

R.LaboranPrivatLaboran4 m2

4Lab. FisikaLab.FisikaPublikSiswa48 m2

R.PenyimpananPrivatLaboran18 m2

R.LaboranPrivatLaboran4 m2

5Lab. KimiaLab.FisikaPublikSiswa48 m2

R.PenyimpananPrivatLaboran18 m2

R.LaboranPrivatLaboran4 m2

6Lab. KomputerLab. KomputerPublikSiswa46 m2

R.LaboranPrivatLaboran4 m2

7Lab. BahasaLab. KomputerPublikSiswa46 m2

R.LaboranPrivatLaboran4 m2

8R. Guru, pimpinan & TUR.Kepala sekolahPrivatKepala sekolah & tamu12 m2

R.Wakasek bid.akademisPrivatWakasek bid.akademis & tamu9 m2

R.Wakasek bid.kesiswaanPrivatWakasek bid.kesiswaan & tamu9 m2

R.Wakasek bid.sarana dan prasaranaPrivatWakasek bid.sarana dan prasarana & tamu9 m2

R.Wakasek bid.humasPrivatWakasek bid.humas & tamu9 m2

R.GuruPrivatGuru 100 m2

R.Kepala TUPrivatKepala TU & tamu9 m2

R.Staf TUPrivatStaf TU24 m2

9AulaR. AulaPublikSiswa, guru, pimpinan & tamu216 m2

Toilet aulaServis Siswa, guru, pimpinan & tamu@1x2= 2 m2

10ToiletToilet siswa priaServissiswa pria@1x2= 2 m2

Toilet siswa wanitaServissiswa wanita@1x2= 2 m2

Toilet guru & TU priaServisguru & TU pria@1x2= 2 m2

Toilet guru & TU wanitaServisguru & TU wanita@1x2= 2 m2

11Lapangan olahragaLapangan volyPublikguru & siswa162 m2

Lapangan basketPublikguru & siswa364 m2

Lapangan bulutangkisPublikguru & siswa98 m2

12R.KonselingR.KonselingPrivatguru & siswa9 m2

13R.UKSR.UKSPrivatPetugas UKS& siswa12 m2

14R.EkstrakulikulerR.OsisR. PramukaR. PaskibraR. KesenianPrivatGuru & siswa@9 m2x4= 36 m2

15KantinKantinPublikguru & siswa@56 m2

16GudangGudangPrivatPetugas Khusus21 m2

17Ruang M.E (ruang baterai dan panel) Ruang M.EPrivatPetugas Khusus9 m2

18Ruang Pompa Ruang PompaPrivatPetugas Khusus4 m2

19R. SatpamR. SatpamServisSatpam4 m2

20MushollaR. SholatPublikGuru, tamu & siswa16 m2

R. WudhuPublikGuru, tamu & [email protected]= 2.88 m2

R. AlatPublikGuru, tamu & siswa@1x1x2= 2m2

Sumber : hasil analisa, 2014Tabel 3.2. besaran ruangNoRuangJumlah/unitBesaran(m2)Total(m2)

1R.Kelas X640240

2R.Kelas IPA XI340120

3R.Kelas IPS XI24080

4R.Kelas Bahasa XI14040

5R.Kelas IPA XII340120

6R.Kelas IPS XII24080

7R.Kelas Bahasa XII14040

8R.Kepala perpustakaan12424

9Perpustakaan16060

10Laboratorium biologi14848

12R.Penyimpanan dan persiapan11818

13R.Laboran144

14Laboratorium fisika14848

15R.Penyimpanan dan persiapan11818

16R.Laboran144

17Laboratorium kimia14848

18R.Penyimpanan dan persiapan11818

19R.Laboran144

20Laboratorium komputer14646

21R.Labooran144

22Laboratorium bahasa14646

23R.Labooran144

24R.Kepala sekolah11212

25R.Wakasek bid.akademis199

26R.Wakasek bid.kesiswaan199

27R.Wakasek bid.sarana dan prasarana199

28R.Wakasek bid.humas199

29R.Guru1100100

30R.Kepala TU199

31R.Staf TU12424

32R. Aula1216216

33R.Konseling199

34R.UKS11212

35R.Osis199

36R.Paskibra199

37R.Pramuka199

38R.Kesenian199

39Toilet siswa pria12224

40Toilet siswa wanita12224

41Toilet guru & TU pria122

42Toilet guru & TU wanita122

43Gudang12121

44Kantin456224

45Ruang M.E (ruang baterai dan panel) 199

46Ruang Pompa 144

47Pos satpam248

48R.Sholat11616

49R. [email protected]

50R. Alat212

Jumlah x sirkulasi ( 30% )1906,88

1906,88 x 30% = 572,0641906,88 + 572,0642478,944(2480 m2)

Sumber : hasil analisis, 2014

3.1.4. Persyaratan Ruangsetelah mengetahui kebutuhan ruang dan besaran ruang, maka tahap selanjutnya yang dilakukan adalah membuat persyaratan ruang untuk mengetahui kualitas ruang yang dirancang. Menurut menteri pendidikan nasional, No 24 Tahun 2007 ruang-ruang yang terdapat pada sekolah menengah atas memiliki fungsi dan persyaratan sebagai berikut,tabel 3.3. persyaratan ruangNoRuangPencahayaanalamiPencahayaanbuatanPenghawaanalamiPenghawaanBuatan

1R.Kelas X

2R.Kelas IPA XI

3R.Kelas IPS XI

4R.Kelas Bahasa XI

5R.Kelas IPA XII

6R.Kelas IPS XII

7R.Kelas Bahasa XII

8R.Kepala perpustakaan

9Perpustakaan

10Laboratorium biologi

12R.Penyimpanan dan persiapan

13R.Laboran

14Laboratorium fisika

15R.Penyimpanan dan persiapan

16R.Laboran

17Laboratorium kimia

18R.Penyimpanan dan persiapan

19R.Laboran

20Laboratorium komputer

21R.Labooran

22Laboratorium bahasa

23R.Labooran

24R.Kepala sekolah

25R.Wakasek bid.akademis

26R.Wakasek bid.kesiswaan

27R.Wakasek bid.sarana dan prasarana

28R.Wakasek bid.humas

29R.Guru

30R.Kepala TU

31R.Staf TU

32R. Aula

33R.Konseling

34R.UKS

35R.Osis

36R.Paskibra

37R.Pramuka

38R.Kesenian

39Toilet siswa pria

40Toilet siswa wanita

41Toilet guru & TU pria

42Toilet guru & TU wanita

43Gudang

45Lapangan voly

46Lapangan basket

47Lapangan bulutangkis

48Kantin

49Ruang M.E

50R.Pompa

51R.Satpam

52R.Sholat

53R. Wudhu

54R. Alat

Sumber : hasil analisis, 2014

3.1.5. Perhitungan KDB, KLB, dan Analisis ParkirLuas Lahan :11.000 m2Luas Bangunan:3154.88 m2 x sirkulasi 30%:4101.344 = 4100 m2KDB:60% x Luas Lahan:60% x 11.000 m2 = 6600 m2KLB:1,8

1. Jumlah Lt.min = Luas Lt.total max (luas lahan x tinggi bangun)Max Lt. dasar (luas lahan x KDB) = Luas Lt.total max ( 11000 x 1,8 )Max Lt. dasar ( 11000 x 60% ) = 19800 : 6600 = 3 LtKemudian didapatlah hasil pengurangan dari jumlah besaran ruang dan luas lahan ( KDB ) yang bisa dibangun sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu,6600 m2 ( KDB ) 2480 m2 ( Besaran Ruang )= 4120 m2Maka hasil diatas adalah bagian lahan kosong diluar dari luas bangunan seluruhnya dan dimanfaatkan sebagai lapangan upacara, lapangan olahraga, taman siswa, ruang terbuka hijau, dan penambahan besar pada ruangan tertentu. 2. Parkir 360 orang siswa Asumsi : 80% menggunakan motor= 288orang Asumsi : 20% diantar/angkutan umum= 72orang 1 org = 1 motor = 2 m = 1 m x 2m x 288 = 576 m3. Parkir Guru dan PimpinanPimpinan + guru + konselor + tenaga perpus + petugas uks + laboran + staf TU + ptgs.lynan khusus + pengelola kantin + tamu = 65 orang Asumsi : 90% motor = 58,5 = 58 orang Asumsi : 10% mobil = 6,5 = 6 orang MOTOR1 orang = 2 m 54 orang = 1 x 2 x 54 = 108 mMOBIL1 orang = 15 m 6 orang = 3 x 5 x 6 = 90 m 3.1.6. Zoning a. Zoning Makro

Gambar 3.1 zoning makroSumber : analisa 2014

b. Zoning Mikro

Gambar 3.2 zoning mikro privatSumber : analisa 2014

Gambar 3.3 zoning mikro publikSumber : analisa 2014

Gambar 3.4 zoning mikro servisSumber : analisa 2014

3.2. Tanggapan Lokasi3.2.1. Klimatologia. Data Kota Pontianak merupakan Ibukota Propinsi Kalimantan Barat yang terdiri dari 6 (enam) kecamatan dan terbagi menjadi 29 (dua puluh sembilan) kelurahan dengan luas 107,82 km . letak geogarfis Kota Pontianak yaitu bujur 109 16 25 BT - 109 23 04 BT dan Lintang 0 02 24 LU - 0 01 37 LS. Terletak pada Lintasan Garis Khatulistiwa dengan ketinggian berkisar antara 0,10 meter sampai 1,50 meter diatas permukaan laut. Kota Pontianak dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak dengan lebar = 400 meter, kedalaman air antara 12 s/d 16 meter, sedangkan cabangnya mempunyai lebar 250 meter. Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000 mm - 4000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari.

Gambar 3.5 Peta Kota PontianakSumber :

b. AnalisisKondisi iklim tropis yang lembab menuntut perlunyasyarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat adanya beberapa faktor spesifik yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tropis. Sehingga teori-teori arsitektur, seperti komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan, dan nilai-nilai estetika bangunan yang terbentuk di daerah beriklim tropis akan sangat berbeda dengan kondisi bangunan yang ada di wilayah lain yang berbeda iklimnya. Berikut hal hal yang harus diperhatikan untuk merancang bangunan di iklim tropis,

Orientasi bangunan Vegetasi yang berada di sekitar bangunan Cahaya matahari yang mengenai bangunan Arah angin Suhu dan kelembapan udara Aktifitas di dalam bangunan dan sekitar bangunan Penghawaan dalam ruangan

c. Alternatif Respond. Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.e. Orientasi bangunan adalah utara-selatan dalam sebuah teori untuk mencegah pemanasan matahari terhadap fasade yang lebih lebar, namun pada saat ini bangunan mengikuti bentuk site karena tidak memungkinkan bangunan menghadap utara-selatan dan juga penggunaan site tidak maksimalf. Bangunan harus memiliki lebar yang masih memungkinkan untuk mendapatkan ventilasi silang.g. Ruangdi sekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak mengganggu sirkulasi udara.h. Harus dipersiapkan penyaluran air hujan dari atap ke halaman.i. Mengusahakan agar suhu dalam ruangan tidak lembab.

3.1.2. Analisis Matahari

Data

Gambar 3.6 analisa matahariSumber : analisis 2014

Analisis pada pukul 09.00 pagi. site mendapat bayangan dari bangunan ruko disamping site diperkirakan panjang bayangan sekitar 10 meter, yang berada di Jalan WR. Supratman kemudian bayangan tepat berada dibawah pohon yang berada ditengah- tengah site pada pukul 12.00 siang, panjang bayangan sekitar 1 meter. Masuk ke pukul 15.00 sore matahari mengenai vegetasi bagian jalan S. Parman, panjang bayangan sekitar 5 meter. Alternatif respon Meletakkan bangunan sesuai dengan bentuk site dan menggunakan alternatif berupa double fasad berupa tanaman yang dapat menutupi matahari Memanjangkan bangunan pada bagian teras, dan yang terkena hanya bagian bias cahaya mataharinya saja Membuat pedestrian tepat didepan teras bangunan dengan menggunakan atap tanaman rambat yang dapat memfilter cahaya matahari yang masuk.

Gambar 3.7 respon matahariSumber : analisis 2014

3.1.3. Analisis Angin

Gambar 3.8 analisa anginSumber : analisis 2014

Data Angin berhembus dari arah timur laut yaitu hampir searah dengan jalan WR. Supratman

Analisa Angin berpotensi membawa air hujan kedalam site Angin dapat mengubah kondisi udara didalam ruangan maupun site Kenyamanan thermal berpengaruh karena angin Respon Penggunaan ventilasi silang sangat dibutuhkan untuk sirkulasi udara didalam ruangan dan untuk kenyamanan thermal Penggunaan konsep bangunan panggung untuk membuat sirkulasi udara dibawah bangunan

Arah angin masuk melalui ventilasi

Arah angin masuk melalui kolong bangunan

Gambar 3.9 respon anginSumber : analisis 2014

3.1.4. Analisis Hujan

Gambar 3.10 analisis hujanSumber : analisis 2014

Data Besarnya curah hujan di Kota Pontianak berkisar antara 3000 mm - 4000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan curah hujan terkecil (bulan kering) jatuh pada bulan Juli. Jumlah hari hujan rata-rata per bulan berkisar 15 hari. Analisa Hujan dibawa oleh angin yang berhembus dari arah timur laut atau hampir sejajar dengan jalan WR. Supratman. Respon Pemanfaatan air hujan untuk pencadangan air didalam bangunan Air dapat dialirkan langsung ke pembuangan jika tidak dimanfaatkan

3.1.5. Analisis Sirkulasi Kendaraan

Gambar 3.11 analisa sirkulasi kendaraanSumber : analisis 2014

Data Jam 06.00 07.30 :Kepadatan kendaraan meningkat karena pada jam ini banyak aktivis seperti pekerja kantoran dan anak sekolah melewati jalan sekitar site. Jam 07.30 12.30 :Kepadatan kendaraan mulai berkurang karena jam sudah menunjukkan waktu kerja. Jam 12.30 14.00 :Kepadatan mulai meningkat lagi karena jam istirahat kantor dan jam pulang anak sekolah. Analisa kepadatan kendaraan pada jam 06.00 07.30 dikategorikan agak padat karena para aktivis melewati jalan sekitar site Kemudian pada jam 07.30 12.30 frekuensi kepadatan kendaraan mulai berkurang di level sedang karena sudah masuk jam kerja Sedangkan pada jam 12.30 14.00 mulai memadat lagi karena jam ini para pekerja kantoran dan anak sekolah pulang dari aktivitasnya masing- masing.

Respon Untuk menghindari kepadatan sirkulasi kendaraan maka diletakkan untuk sirkulasi masuk dan keluar pada titik terjauh dari persimpangan jalan. Mengunakan dua jalur berbeda untuk masuk dan keluar

Gambar 3.12 respon sirkulasi kendaraanSumber : analisis 2014

3.1.6. Analisis KebisinganMasalah kebisingan berkaitan erat dengan sirkulasi kendaraan dan aktivitas di sekitar site karena disitulah letak kebisingan yang sering terjadi bila suatu bangunan berada tepat di tepi jalan yang sering dilewati.

Gambar 3.13 analisa kebisinganSumber : analisa pribadi

Data Jam 06.00 07.30 :Kepadatan kendaraan meningkat karena pada jam ini banyak aktivis seperti pekerja kantoran dan anak sekolah melewati jalan sekitar site. Jam 07.30 12.30 :Kepadatan kendaraan mulai berkurang karena jam sudah menunjukkan waktu kerja. Jam 12.30 14.00 :Kepadatan mulai meningkat lagi karena jam istirahat kantor dan jam pulang anak sekolah Analisa Kebisingan di Jalan WR. Supratman sekitar 75-81 db, dan dikategorikan sebagai lalu lintas agak sibuk Kebisingan di jalan Letjend. S. Parman adalah sekitar 72-83 db dikategorikan sebagai jalanan sibuk Kebisingan di persimpangan antara jalan WR. Supratman da jalan S. Parman adalah 76-83 db dikategorikan sebagai lalu lintas sibuk. Kebisingan di jalan S. Parman dalam berkisar antara 65-70 db dikategorikan lalu lintas normal Kemudian kebisingan pada daerah pertokoan tepat disampiong site berkisar antara 65-74 db yaitu kebisingan normal. Respon Meletakkan ruang- ruang belajar jauh dari pusat kebisingan karena mengganggu proses belajar mengajar. Jika ruang belajar mengajar terpaksa diletakkan di daerah berpotensi kebisingan, maka dapat di buffer dengan tanaman daun pucuk merah sebagai buffer kebisingan

Gambar 3.14 respon kebisinganSumber : analisa pribadi

3.1.6. Analisis Vegetasi

Keberadaan vegetasi dalam perancangan sebuah bangunan sangatlah penting karena memiliki peranan yang bserpengaruh bagi lahan maupun bangunan yang akan dirancang nantinya.

Gambar 3.15 analisa vegetasiSumber : analisa pribadi

Data Diluar site terdapat vegetasi seperti :1. Pohon mahoni2. Pohon ketapang3. Pohon kelapa4. Pohon angsana Analisa Pohon mahoni di sekitar site memiliki ketinggian 8 meter, dan hanya menutupi site bagian sedikit saja. Pohon Ketapang dengan ketinggian 8 meter, dan hanya menutupi sedikit bagian site saja. Pohon kelapa memiliki ketinggian 7 meter saja dan hampir tidak ada pengaruh bagi site. Pohon angsana dengan ketinggian 8 meter dan hanya menutupi sedikit bagian site saja. Respon Mempertahankan vegetasi yang sudah ada pada area site mengganti dengan jenis vegetasi peneduh jika ada jenis vegetasi yang lainnya dan berguna juga sebagai estetika. Menata ulang perletakan vegetasi yang bisa berpengaruh pada site

3.1.7. Analisis DrainaseKeberadaan sebuah drainase sangatlah penting karena berkaitan langsung dengan masalah hujan karena berguna mengalirkan air yang berada didalam site jika terjadi hujan maupun banjir di daerah tersebut.

Gambar 3.16 analisa drainaseSumber : analisa pribadi

Gambar 3.17 analisa detail drainaseSumber : analisa pribadi

Data Tipe drainase di sekitar site berukuran lebar 50 cm dengan kedalaman 1 meter disepanjang Jalan WR Supratman dan Jalan Letjend S. Parman Drainase cor beton Analisa tipe drainase tersier karena drainase tidak berada di jalan utama kota Pontianak yaitu Jalan Ahmad Yani keasdaan air mengalir namun tidak terlalu deras, mungkin terhambat karena sampah yang menumpuk kemungkinan air mengalir sepanjang jalan WR. Supratman menuju ke jalan Gst. Sulung Lelanang karena terdapat parit besar Alternatif Respon Mempertahankan drainase yang sudah ada di sekitar site dan memanfaatkannya dengan baik. Mengarahkan air buangan ke aliran/ drainase sekitar site.

3.3. Tanggapan Tinjauan Tampilan Bentuk Bangunan3.3.1. Konstektual bangunan sekitarDalam tanggapan ini dapat disimpulkan bahwa bangunan yang akan dirancang akan mengikuti bangunan sekitar yang bertema pendidikan namun lebih banyaknya ruang luar yang memberikan efek psikologis bagi siswa dan membuat terobosan baru bahwa tidak hanya didalam ruangan saja dapat dilakukan proses belajar mengajar, namun di ruang luar juga dapat dilakukan proses tersebut dengan menyediakan fasilitas seperti bangku yang berada dibawah pohon rindang.

Gambar 3.18 tanggapan tinjauan tampilan bangunanSumber : analisa pribadi

3.3.2. Tipologi bangunanTipologi bangunan sekolah memiliki kelengkapan bangunan yang kompleks karena terdiri dari sistem spasial, stylish, dan fisikal dan bentukan massanya kaku dan ruangnya mengikuti standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 3.3.3. Arsitektur tropisUntuk bangunan yang berada di daerah tropis hendaknya dapat memanfaatkan semaksimal mungkin seperti panas matahari yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan cadangan menggunakan solar panel, hujan dimanfaatkan sebagai penyimpanan air cadangan atau tidak dengan memanfaatkannya yaitu langsung dialirkan ke pembuangan air limbah, kemudian pemanfaatan penghawaan alami guna membuat sirkulasi udara didalam bangunan atau malah menghindari panas matahari secara langsung masuk ke bangunan dengan menggunakan teras dengan kaki atap yang panjang.Kemudian elemen yang dapat ditambahkan pada bangunan beriklim tropis yaitu dengan menggunakan sun shading, sun protection, skylight, dan ventilasi alami.

3.3.4. Arsitektur tradisionalDalam dunia arsitektur tradisional Kalimantan Barat, model bangunan panggung dapat menjadi solusi untuk memanfaatkan angin yang dapat dialirkan ke bagian bawah bangunan karena disitulah udara dapat bertukar secara berkala dan sirkulasi udara pada bangunan dan tapak berjalan secara terus- menerus.

BAB IVUSULAN PERANCANGANSEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERIDI KOTA PONTIANAK

4.1. Usulan Konsep Rancangan Bentuk4.1.1. Site PlanBentuk bangunan terdiri dari beberapa massa bangunan berbentuk persegi yang digabungkan menjadi persegi panjang. Kemudian orientasi bangunan mengikuti bentuk site.

Gambar 4.1 usulan site planSumber : analisa pribadi

4.1.2. SirkulasiSirkulasi bangunan dibagi menjadi dua yaitu jalur sirkulasi siswa dan jalur sirkulasi para pegawai sekolah dan para tamu. Untuk jalur masuk dan keluar sama.

LEGENDA : JALUR SISWA JALUR GURU JALUR BERSAMA

Gambar 4.2 usulan sirkulasi Sumber : analisa pribadi

4.1.3. Pola Penzoningan MassaPenzoningan massa didalam kawasan dibagi menjadi tiga yaitu publik, privat, dan servis.

Gambar 4.3 pola penzoningan massa Sumber : analisa pribadiLEGENDA : PRIVAT PUBLIK SERVISDANDI WAHYUDIYANTO3201107043 69