Upload
iqbal-rhizaldi
View
213
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan pendahuluan
Citation preview
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
BABBAB 1
Pendahuluan Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendaliadan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengamanatkan proses penyusunan Rencana Pembangunan yang ada di daerah
meliputi: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD, Rencana Kerja Pembangunan
Daerah (RKPD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD)
dan Rencana kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD).
RPJMD merupakan prioritas dari Kepala Daerah terpilih yang akan dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah melalui program dan kegiatan yang dituangkan dalam
Rencana Strategis dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD). Rancangan
RPJMD disusun oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA),
sedangkan rancangan Renstra-SKPD disusun oleh pimpinan masingmasing Satuan
Kerja Perangkat Daerah. Rancangan Renstra-SKPD ditelaah oleh Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) agar konsisten dengan sasaran
program prioritas Kepala Daerah.
Dengan demikian RPJMD Kota Depok menjadi landasan bagi semua dokumen
perencanaan baik rencana pembangunan tahunan pemerintah daerah maupun
dokumen perencanaan Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Depok, demikian pula
I - 1
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
halnya dalam perumusan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Kota Depok.
Selain itu, berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang AKIP, setiap instansi
pemerintah diwajibkan menyusun suatu perencanaan stratejik untuk 5 (lima) tahun ke
depan. Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan
instrumen pertanggung jawaban, perencanaan stratejik merupakan langkah awal untuk
melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah.
Perencanaan stratejik instansi pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber
daya manusia dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan stratejik, nasional, dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem
manajemen nasional. Memperhatikan hal tersebut, Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kota Depok secara organisatoris harus merumuskan Rencana
Stratejik (Renstra) untuk lima tahun kedepan, yaitu tahun 2011 – 2016 yang sangat
relevan dengan upaya pengembangan paradigma pembangunan, pengelolaan
kebijakan publik dan perumusan manajemen stratejik untuk meningkatkan pelayanan
publik dan sebagai pedoman dalam melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan.
Renstra merupakan target kwalitatif organisasi, sehingga pencapaian target tersebut
merupakan ukuran keberhasilan atau kegagalan organisasi. Dengan tersusunnya
Renstra maka jelas bagi organisasi arah yang akan dituju.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Depok tahun 2011-2016 adalah sebagai dokumen perencanaan pendapatan
dari PAD, Dana Perimbangan, dan Pendapatan lain-lain yang syah dengan
perencaan pengelolaan belanja langsung ataupun belanja tidak langsung selama
kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dengan demikian Renstra Dinas PPKAD
merupakan ’guideline’ dalam membuat prioritas pembangunan yang akan dibiayai
APBD Kota Depok dari tahun 2011-2016.
Tujuan penyusunan Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah tahun 2011-2016 adalah untuk memberikan arah yang jelas dalam menentukan
PPAS, PPA demi lancarnya pelaksanaan program yang ditetapkan dalam KUA, RKPD,
RENJA Kota Depok dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sesuai dengan potensi yang
tersedia.
I - 2
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
1.3 SASARAN
Sasaran penyusunan Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Depok tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut :
a. Tersusunnya identifikasi kondisi umum, serta analisis potensi dan permasalahan
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok
b. TersusunnyaVisi dan Misi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Kota Depok
c. Tersusunnya Tujuan dan Sasaran Strategis Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kota Depok
d. Tersusunnya Arah Kebijakan dan Strategi Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Kota Depok
e. Tersusunnya Program, Kegiatan dan pendanaan Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok
1.4 RUANG LINGKUP KEGIATAN
Secara rinci lingkup dari pekerjaan adalah:
a. Pengumpulan data-data primer dan sekunder, tentang kegiatan-kegiatan yang telah
dilaksanakan5 tahun kebelakang.
b. Pengumpulan bahan-bahan musrenbang kelurahan,kecamatan dan kota yang
berhubungan dengan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok
c. Melakukan tabulasi dan pengolahan data hasil survey, baik primer maupun
sekunder yang terkait dengan kegiatan tersebut. Tahap ini dilakukan dengan
maksud mengelompokan data-data hasil survey yang kemudian akan dijadikan
bahan acuan untuk tahapan selanjutnya.
d. Melakukan analisis, untuk mengidentifikasi dan merumuskan visi, misi, tujuan,
sasaran, kebijakan, strategi, perogram, kegiatan dan pendanaan ditahun 2011 –
2016.
e. Menyusuna Dokumen Renstra Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan
Aset Kota Depok tahun 2011-2016.
I - 3
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
1.5 LANDASAN TEORI RENCANA STRATEGIK DAN PEMEHAMAN
1.5.1 Kedudukan Renstra-SKPD Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah
A. Alur Penyusunan Renstra-SKPD
Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah sebagaimana tertuang dalam
Peraturan pemerintah Nomor 08 Tahun 2008 mengamanatkan adanya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD), dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Dokumen RPJPD 2006-2026 telah ditetapkan
dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.
RPJMD dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
sebagai dokumen perencanaan Daerah untuk periode satu tahun. RKPD
merupakan penjabaran tahunan dari RPJMD dan memuat rancangan
kerangka ekonomi makro, antara lain adalah arah kebijakan fiskal dan
moneter, prioritas pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik
yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat. RKPD memungkinkan adanya
pemutakhiran program prioritas Walikota serta penetapan kebijakan baru.
RKPD yang telah ditetapkan dengan Peraturan Walikota menjadi pedoman
bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD).
B. Keterkaitan Renstra SKPD Dengan Sistem Perencanaan Pembangunan
Daerah
RPJMD yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Walikota
terpilih memuat sasaran dan strategi pembangunan Daerah selama 5 (lima)
tahun masa pemerintahan. Untuk menjabarkan serta mewujudkan amanat
pembangunan jangka menengah, diperlukan dokumen perencanaan
pembangunan Daerah yang dapat menjadi acuan bagi Perangkat Daerah
untuk mendukung pencapaian program prioritas Walikota. Dokumen rencana
tersebut adalah Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan
SKPD untuk melaksanakan tugas dan fungsinya serta berpedoman pada
RPJMN 2011-2015.
Keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam sistem perencanaan
pembangunan dan sistem keuangan Daerah dapat dilihat dalam bagan
sebagai berikut:
I - 4
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Gambar 1.1 Bagan Alur keterikatan Dokumen Perencanaan
Bagan di atas menunjukkan alur penyusunan Renstra SKPD yang
berpedoman pada RPJMD, dan kemudian menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja-PD). Dokumen Renstra SKPD
adalah penjabaran RPJMD, terkait dengan program dan kegiatan SKPD
dalam mendukung prioritas Walikota. Sementara penetapan kebijakan baru
terkait dengan dinamika pembangunan yang belum diakomodasi dalam
RPJMD dapat dimutakhirkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD).
C. Proses Penyusunan Renstra-SKPD dan RPJMD
Rencana strategis SKPD disusun berdasarkan RPJMD dan berpedoman
pada RPJPD, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan di sektor yang
sesuai dengan tugas dan kewenangannya serta aspirasi masyarakat. Alur
penyusunan Renstra-SKPD ditetapkan melalui proses sebagai berikut:
1. Proses Teknokratik;
2. Proses Politik; dan
3. Penetapan Renstra-SKPD
I - 5
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Gambar 1.2 Alur Penyusunan Renstra-SKPD
1. Proses Teknokratik
Rancangan teknokratik Renstra-SKPD adalah perencanaan yang
dilakukan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah
untuk menganalisis kondisi obyektif dengan mempertimbangkan beberapa
skenario pembangunan selama periode rencana berikutnya.
Proses penyusunan rancangan teknokratik Renstra-SKPD mengacu pada
rancangan teknokratik RPJMD yang berpedoman pada RPJPD. Oleh
karena itu penentuan visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan SKPD selama 5 (lima) tahun mendatang harus berfokus pada
pencapaian RPJMD.
2. Proses Politik
Proses politik merupakan proses penyusunan Renstra-SKPD yang
disesuaikan dengan visi, misi, dan program prioritas (platform) Walikota.
Secara garis besar, proses politik dalam alur penyusunan Renstra-SKPD
adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Rancangan Renstra-SKPD.
Rancangan Renstra-SKPD berpedoman pada Rancangan Awal RPJMD
yang telah memuat visi, misi, dan program prioritas (platform) Walikota
terpilih. Rancangan Renstra-SKPD disusun berdasarkan Rancangan
I - 6
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Teknokratik Renstra-SKPD dengan mempertimbangkan koordinasi
bersama Pemerintah Daerah untuk mengidentifikasikan pembagian
tugas dalam pencapaian sasaran Daerah.
b. Penetapan Renstra-SKPD
RPJMD ditetapkan dengan Peraturan Walikota, dan dijadikan pedoman
dalam menyempurnakan Rancangan Renstra-SKPD menjadi Renstra-
SKPD. Rancangan Renstra-SKPD ditetapkan menjadi Renstra-SKPD
dengan Peraturan Pimpinan SKPD, dan disampaikan kepada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Bagian Keuangan Daerah dan
Badan Pendayagunaan Aparatur Daerah.
1.5.2 SUBSTANSI YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN RENSTRA-SKPD
Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program,
dan kegiatan pembangunan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Perangkat Daerah. Informasi baik tentang keluaran (output), maupun sumberdaya
yang tercantum di dalam dokumen rencana ini bersifat indikatif.
Visi yang terdapat di dalam Renstra-SKPD merupakan rumusan umum mengenai
keadaan yang ingin dicapai oleh SKPD pada akhir periode perencanaan melalui
misi. Masing-masing misi memiliki tujuan yang dilengkapi dengan sasaran
strategis sebagai ukuran kinerjanya.
Dalam mencapai visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, SKPD menyusun
strategi, kebijakan, dan pendanaan berupa program dan kegiatan serta rencana
sumber pendanaannya. Selain bertanggung jawab di lingkup kewenangannya
sendiri, SKPD memiliki sasaran- sasaran daerah yang harus dicapai sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya, dalam rangka melaksanakan prioritas, fokus
prioritas, dan kegiatan prioritas daerah sesuai dengan platform Walikota
(sebagaimana diamanatkan dalam RPJMD).
Strategi kebijakan dan pendanaan SKPD disusun sampai dengan tingkat program
dan/atau Lintas Program dalam SKPD yang dilengkapi dengan indikator-indikator
kinerja outcome dari masing-masing program serta rencana sumber
pendanaannya.
Sumber pendanaan program dan/atau Lintas Program dalam SKPD antara lain
berasal dari Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan/atau swasta (investasi dari
pihak swasta dalam atau luar negeri melalui mekanisme PPP - Public Private
Partnership).
Program disusun sesuai jenis dan jumlahnya yang terdapat di masingmasing
SKPD sesuai dengan kelompok karakteristik SKPD. Detail kinerja dan rencana
I - 7
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
pendanaan program/kegiatan yang dibiayai APBD disusun dalam matriks Kinerja
SKPD dan matriks Pendanaan SKPD.
Berdasarkan Peraturan Pemerintan No 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah. Pasal 25 yang dimaksud Renstra-SKPD memuat sekurang-kurangnya:
1. VISI, MISI
Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang ingin dicapai oleh PD
pada akhir periode perencanaan. Visi memberikan gambaran konsistensi
kinerja PD selama 5 (lima) tahun mendatang serta gambaran menyeluruh
mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Adapun dalam penentuan
Visi SKPD, perlu untuk mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan
kinerja dan peranan organisasi SKPD;
b. Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang
ingin diwujudkan oleh organisasi SKPD;
c. Visi (Vision) SKPD Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang
ingin dicapai oleh SKPD pada akhir periode perencanaan.
Visi memberikan gambaran konsistensi kinerja SKPD selama 5 (lima) tahun
mendatang serta gambaran menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu
organisasi. Adapun dalam penentuan Visi SKPD, perlu untuk
mempertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Visi harus dapat memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan
kinerja dan peranan organisasi SKPD;
b. Visi harus dapat memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang
ingin diwujudkan oleh organisasi SKPD;
c. Visi harus ditetapkan secara rasional, realistis dan mudah dipahami;
d. Visi harus dirumuskan secara singkat, padat dan mudah diingat;
e. Visi harus dapat dilaksanakan secara konsisten dalam pencapaian; dan
f. Visi harus selalu berlaku pada semua kemungkinan perubahan yang
mungkin terjadi sehingga suatu Visi hendaknya mempunyai sifat fleksibel.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Kriteria dalam penentuan Misi SKPD adalah sebagai
berikut:
a. Misi harus sejalan dengan upaya pencapaian visi organisasi dan berlaku
pada periode tertentu;
b. Misi harus dapat menggambarkan penjabaran RPJMD serta tugastugas
yang dibebankan oleh Undang-undang terkait;
I - 8
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
c. Misi harus dapat menggambarkan tindakan disesuaikan dengan tugas
pokok dan fungsi organisasi SKPD atau bersifat unik terhadap organisasi
SKPD lainnya; dan
d. Misi harus dapat menjembatani penjabaran visi SKPD ke dalam tujuan
SKPD.
2. TUJUAN DAN STRATEGI PERANGKAT DAERAH
Tujuan dan sasaran strategis SKPD disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi
dan permasalahan yang akan dihadapi pada langkah sebelumnya dalam
rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi SKPD. Pada tingkat organisasi
SKPD, visi, misi, tujuan dan sasaran strategis PD berada pada tingkat kinerja
dampak (impact).
Pernyataan tujuan harus dilengkapi dengan sasaran strategis sebagai ukuran
kinerjanya. Sasaran strategis dilengkapi dengan target kinerja sehingga menjadi
ukuran keberhasilan dari pencapaian visi dan misi PD.
Kriteria penentuan Tujuan SKPD adalah sebagai berikut:
a. Tujuan harus sejalan dengan visi dan misi organisasi SKPD dan berlaku
pada periode jangka menengah;
b. Tujuan harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai pada
periode jangka menengah;
c. Tujuan harus dapat dicapai dengan kemampuan yang dimiliki oleh SKPD;
dan
d. Tujuan harus dapat mengarahkan perumusan sasaran strategis, strategi
dan kebijakan, serta program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan
misi SKPD
Kriteria dalam penentuan Sasaran Strategis SKPD adalah sebagai berikut:
a. Sasaran strategis SKPD yang ditetapkan harus merupakan ukuran
pencapaian dari Tujuan SKPD;
b. Sasaran strategis mencerminkan berfungsinya outcomes dari semua
program dalam SKPD;
c. Sasaran strategis SKPD harus dirumuskan dengan jelas dan terukur; dan
d. Sasaran strategis SKPD harus dilengkapi dengan target kinerja.
Kriteria dalam menentukan target kinerja Sasaran Strategis SKPD adalah sebagai
berikut:
a. Specific: sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
b. Measurable: target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur;
c. Achievable: target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan
sumberdaya yang ada;
I - 9
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
d. Relevant: mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target outcome
dalam rangka mencapai target impact yang ditetapkan; dan
e. Time Bond: waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.
3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERANGKAT DAERAH
Strategi dan kebijakan disusun sebagai pendekatan dalam memecahkan
permasalahan yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu (jangka menengah) serta memiliki dampak yang besar
terhadap pencapaian sasaran Daerah serta sasaran strategis SKPD.
Strategi dan Kebijakan yang dituangkan ke dalam Renstra-SKPD dibagi menjadi 2
(dua) bagian yaitu; (i) Arah Kebijakan dan Strategi Daerah (penugasan dari
RPJMD), dan (ii) Arah Kebijakan dan Strategi SKPD.
a. Arah Kebijakan dan Strategi Daerah
Strategi Kebijakan dan Pendanaan Daerah dalam RPJMD menjadi acuan dalam
menjabarkan pelaksanaan program dan kegiatan SKPD sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya. SKPD bertanggungjawab dalam mencapai sasaran-
sasaran Daerah sesuai dengan kewenangannya dalam rangka pencapaian
program prioritas Walikota (sebagaimana diamanatkan dalam RPJMD) selain
bertanggungjawab dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
strategisnya sendiri.
Prioritas merupakan arah kebijakan untuk memecahkan permasalahan
yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun
waktu tertentu serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian sasaran
pembangunan. Sasaran pembangunan tersebut merupakan penjabaran dari visi
dan misi Walikota terpilih. Prioritas terdiri dari fokus prioritas yang digunakan
untuk mencapai sasaran strategis yang dapat bersifat lintas SKPD.
Kegiatan prioritas merupakan kegiatan pokok (kegiatan yang mutlak harus ada)
untuk mendapatkan keluaran (output) dalam rangka mencapai hasil (outcome)
dari fokus prioritas.
Pada Proses politis, SKPD masih dapat mengusulkan strategi kebijakan dan
pendanaan Daerah yang berbeda dengan Rancangan Awal RPJMD sejauh
tetap dalam koridor untuk melaksanakan platform Walikota terpilih yang
dinyatakan dalam bentuk Prioritas Daerah.
Usulan strategi kebijakan dan pendanaan Daerah akan ditelaah melalui wadah
singkronisasi/pendampingan.
b. Arah Kebijakan dan Strategi Perangkat Daerah
Arah Kebijakan dan Strategi SKPD memuat langkah-langkah yang berupa
program-program indikatif untuk memecahkan permasalahan yang penting dan
mendesak untuk segera dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (jangka
I - 10
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
menengah) serta memiliki dampak yang besar terhadap pencapaian visi, misi,
tujuan, dan sasaran strategis. Program-program tersebut harus mencakup
kegiatan-kegiatan prioritas dalam RPJMD sesuai dengan bidang terkait.
Strategi kebijakan dan Pendanaan SKPD merupakan uraian yang bersifat
lengkap, tidak hanya mencakup yang dilakukan langsung oleh SKPD, tetapi juga
mempertimbangkan keterlibatan peran daerah dan swasta berikut pendanaan
yang diperlukan untuk melaksanakannya. Uraian juga dilengkapi dengan
kelembagaan, ketatalaksanaan, pengelolaan SDM, dan struktur organisasi untuk
melaksanakan misi dalam mencapai visi yang ditetapkan.
Setiap uraian strategi kebijakan dan Pendanaan SKPD dilaksanakan melalui
Program dan/atau Lintas Program dalam SKPD yang bersangkutan dan harus
dilengkapi dengan indikator-indikator kinerja outcome dari masing-masing
Program tersebut serta rencana sumber pendanaannya.
Sumber pendanaan program dan/atau Lintas Program dalam SKPD antara lain
dapat berasal antara lain dari Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan swasta
(investasi dari pihak swasta dalam atau luar negeri melalui mekanisme PPP-
Public Private Partnership).
4. PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT DAERAH
a. Program Perangkat Daerah
Program didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD untuk mencapai sasaran dan tujuan
serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh SKPD.
Program ditetapkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
1. Program Teknis, merupakan program-program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal). Program Teknis disusun berdasarkan: Kelompok karakteristik SKPD
Program Teknis yang disusun harus dapat mencerminkan tugas dan fungsi
unit organisasi.
Nomenklatur Program Teknis bersifat unik/khusus (tidak duplikatif) untuk
masing-masing organisasi pelaksananya.
Program Teknis harus dapat dievaluasi pencapaian kinerjanya
berdasarkan periode waktu tertentu; dan
Program Teknis dilaksanakan dalam periode waktu jangka menengah,
dengan perubahan hanya dapat dilakukan setelah melalui tahapan
evaluasi.
2. Program Generik / Perangkat Kerja Aparatur, merupakan program-program yang digunakan oleh beberapa organisasi yang bersifat pelayanan internal
I - 11
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal). Program Generik disusun berdasarkan hal-hal sebagai berikut: Program Generik dilaksanakan oleh 1 (satu) unit organisasi SKPD yang
bersifat memberikan pelayanan internal;
Nomenklatur Program Generik dibuat unik untuk setiap SKPD dengan
ditambahkan nama SKPD dan/atau dengan membedakan kode program;
dan
Program Generik ditujukan untuk menunjang pelaksanaan Program
Teknis.
Langkah-langkah penyusunan program meliputi:
Identifikasi Visi, Misi, dan Sasaran Strategis SKPD, yang bertujuan untuk
menentukan kinerja dan/atau bentuk pelayanan yang akan dicapai oleh
SKPD;
Identifikasi kinerja SKPD dan indikator kinerja SKPD ;
Penyusunan Outcome dan Indikator Kinerja Program; dan
Penamaan Program, yang didasarkan pada keterkaitan antara indikator-
indikator program (outcomes), sesuai dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi penanggungjawabnya, dan bersifat unik (tidak duplikatif) pada masing-
masing organisasi pelaksananya
b. Kegiatan Perangkat Daerah
Kegiatan didefinisikan sebagai bagian dari program yang dilaksanakan oleh
satuan kerja yang terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik
yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, dan/atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran
(output) dalam bentuk barang/jasa.
Kegiatan dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
1. Kegiatan Teknis
Kegiatan Teknis dapat berupa :
a) Kegiatan Prioritas Daerah, yaitu kegiatan-kegiatan dengan output spesifik
dalam rangka pencapaian Sasaran Daerah. Kegiatan prioritas Daerah
harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut, antara lain:
Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran
pembangunan Daerah;
Merupakan kegiatan yang mendesak dan penting untuk segera
dilaksanakan;
Merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk
melaksanakannya;
I - 12
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Memiliki ukuran kinerja yang spesifik, tegas dan terukur sehingga
dapat secara langsung dipantau manfaatnya terhadap masyarakat;
dan
Realistis untuk dilaksanakan dan dapat diselesaikan sesuai dengan
target jangka waktu yang telah ditetapkan.
b) Kegiatan Prioritas SKPD, yaitu kegiatan-kegiatan dengan output spesifik
dalam rangka pencapaian Sasaran SKPD.
c) Kegiatan Teknis Non-Prioritas, merupakan kegiatan-kegiatan dengan
output spesifik dan mencerminkan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja (Satker) namun bukan termasuk
dalam kategori prioritas.
2. Kegiatan Generik / Perangkat Kerja Aparatur, adalah kegiatan yang digunakan oleh beberapa unit organisasi eselon 2 yang sejenis.
Langkah-langkah penyusunan kegiatan meliputi:
Penyusunan Output Kegiatan, dan
Penamaan Kegiatan, yang didasarkan pada keterkaitan antara indikator-
indikator kegiatan (outputs), sesuai dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi penanggungjawabnya, dan bersifat unik (tidak duplikatif) pada
masing-masing organisasi pelaksananya.
5. INDIKATOR KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PERANGKAT
DAERAH
Indikator ditetapkan secara spesifik untuk mengukur pencapaian kinerja berkaitan
dengan informasi kinerja (outputs, outcomes dan impacts).
Penetapan indikator kinerja, perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Relevant, indikator terkait secara logis dan langsung dengan tugas institusi,
serta realisasi tujuan dan sasaran strategis institusi.
b. Well-Defined, definisi indikator jelas dan tidak bermakna ganda sehingga
mudah untuk dimengerti dan digunakan.
c. Measurable, indikator yang digunakan diukur dengan skala penilaian
tertentu yang disepakati, dapat berupa pengukuran secara kuantitas, kualitas
ataupun biaya.
Indikator Kinerja Kuantitas diukur dengan satuan angka dan unit,
Indikator Kinerja Kualitas menggambarkan kondisi atau keadaan
tertentu yang ingin dicapai (melalui penambahan informasi tentang
skala/tingkat pelayanan yang dihasilkan); dan
Indikator Kinerja Biaya mencerminkan kelayakan biaya yang diperlukan
untuk mencapai sasaran kinerja.
d. Appropriate, pemilihan indikator yang sesuai dengan upaya peningkatan
pelayanan/kinerja.
I - 13
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
e. Reliable, indikator yang digunakan akurat dan dapat mengikuti perubahan
tingkatan kinerja.
f. Verifiable, memungkinkan untuk dilakukan proses validasi dalam sistem yang
digunakan untuk menghasilkan indikator.
g. Cost-effective, kegunaan indikator sebanding dengan biaya pengumpulan
data.
6. INDIKATOR KINERJA PROGRAM (OUTCOME)
Outcome merupakan manfaat yang diperoleh dalam jangka menengah untuk
beneficiaries tertentu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program.
Outcome dalam Struktur Manajemen Kinerja merupakan sasaran kinerja program
yang secara akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi SKPD. Kriteria rumusan
outcome program adalah sebagai berikut:
Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi SKPD sesuai dengan visi, misi
dan tupoksinya.
Outcome Program harus dapat mendukung pencapaian kinerja SKPD (visi,
misi dan sasaran strategis SKPD).
Outcome Program harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu
tertentu.
Indikator kinerja program dalam kerangka Akuntabilitas Organisasi merupakan
ukuran pencapaian outcome/kinerja program. Metode pemilihan Indikator Kinerja
Program Teknis berdasarkan sumber ketersediaan dan pengumpulan datanya
dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Kelompok data/informasi tersedia
Indikator kinerja program dapat disusun dengan menggunakan indikator yang
sudah tersedia. Dimana data pengukuran pencapaian kinerjanya telah
tersedia/dilakukan pengumpulan dan penghitungannya oleh instansi lain
sehingga SKPD bersangkutan dapat data ini secara langsung.
b. Kelompok data/informasi dikumpulkan sendiri oleh PD bersangkutan Kelompok
indikator ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
Indikator kinerja program berasal dari indikator kinerja kegiatan terpenting;
Indikator kinerja program merupakan Indeks Komposit dari Indikator-
indikator kinerja kegiatannya; dan
Indikator kinerja program merupakan indikator survei penilaian
pencapaian kinerja program.
7. INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (OUTPUT)
I - 14
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Output merupakan keluaran berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan
yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian outcome program. Output dalam
Struktur Manajemen Kinerja merupakan sasaran kinerja kegiatan yang secara
akuntabilitas berkaitan dengan unit organisasi SKPD setingkat Eselon III. Kriteria
rumusan output kegiatan adalah sebagai berikut:
Mencerminkan sasaran kinerja unit organisasi Eselon III sesuai dengan
tupoksinya;
Output kegiatan harus bersifat spesifik dan terukur;
Output kegiatan harus dapat mendukung pencapaian outcome program; dan
utput kegiatan harus dapat dievaluasi berdasarkan periode waktu tertentu
Indikator Kinerja Kegiatan dalam kerangka akuntabilitas organisasi merupakan
ukuran pencapaian output/kinerja keluaran. Kriteria penyusunan indikator kinerja
kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Indikator kinerja kegiatan harus memenuhi kriteria penyusunan indikator kinerja;
b. Indikator kinerja kegiatan disusun menjadi: (i) Indikator kuantitas, (ii) Indikator kualitas,
dan (iii) Indikator harga; dan
c. Indikator-indikator kinerja kegiatan harus dapat mendorong tercapainya output
kegiatan yang telah ditetapkan. Target Kinerja Target kinerja ditetapkan setelah
penyusunan indikator kinerja. Target kinerja menunjukkan tingkat sasaran kinerja
spesifik yang akan dicapai oleh PD, Program, dan Kegiatan dalam periode waktu
yang telah ditetapkan. Kriteria dalam menentukan Target Kinerja menggunakan
pendekatan “SMART”, yaitu:
Specific: Sifat dan tingkat kinerja dapat diidentifikasi dengan jelas;
Measurable: Target kinerja dinyatakan dengan jelas dan terukur baik bagi
indikator yang dinyatakan dalam bentuk kuantitas, kualitas dan biaya;
Achievable: Target kinerja dapat dicapai terkait dengan kapasitas dan
sumber daya yang ada;
Relevant: Mencerminkan keterkaitan (relevansi) antara target output
dalam rangka mencapai target outcome yang ditetapkan; serta antara
target outcome dalam rangka mencapai target Impact yang ditetapkan;
dan
Time Bond : Waktu/periode pencapaian kinerja ditetapkan.
8. KERANGKA PENDANAAN RENTRA-SKPD
Perencanaan kebutuhan pendanaan merupakan detail penjabaran strategi
pendanaan program dan kegiatan yang dibiayai oleh APBD. Perencanaan
kebutuhan pendanaan untuk Renstra-SKPD yang disusun dalam perspektif jangka
menengah merupakan wujud dari penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM). Penerapan KPJM merupakan pendekatan pendanaan
berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
I - 15
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan
mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun
berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
Penerapan pendanaan berjangka menengah dilakukan selama 5 (lima) tahun.
Langkah penyusunan pendanaan SKPD adalah sebagai berikut:
a. Penelaahan (review) program dan kegiatan.
Penelaahan (review) program dan kegiatan bertujuan untuk menetapkan apakah
program dan kegiatan pada periode RenstraSKPD sebelumnya akan
dilanjutkan, ditinjau kembali, atau dihentikan berdasarkan evaluasi yang
dilakukan oleh SKPD terhadap pencapaian sasaran dan target kinerja.
Hasil dari penelaahan program dan kegiatan pada Renstra-SKPD 2006- 2010
menjadi salah satu dasar dalam penyusunan program dan kegiatan baru untuk
periode 2011-2015.
b. Penyusunan program dan kegiatan baru untuk periode 2011-2015.
Penyusunan program dan kegiatan baru periode 2011-2015 merupakan bagian
dari proses pada Penyusunan Program dan Kegiatan SKPD.
Penyusunan program dan kegiatan mencakup penyusunan indikator kinerja
beserta target kinerjanya.
c. Penyusunan anggaran tahun dasar (2011) bagi program dan kegiatan baru.
Anggaran tahun dasar 2011 diperoleh dari hasil pemetaan antara pendanaan
program dan kegiatan 2006-2010 hasil evaluasi terhadap struktur program dan
kegiatan baru (Renstra-SKPD 2011-2015) dengan menggunakan Pagu Definitif
2011.
d. Menyusun Prakiraan Maju Jangka Menengah.
Perhitungan prakiraan maju dilakukan untuk tahun anggaran 2012, 2013, 2014,
hingga 2015 menggunakan tahun dasar 2011. Penyusunan prakiraan maju
jangka menengah dilakukan dengan menggunakan baseline terhadap struktur
program dan kegiatan baru. Dalam penyusunan prakiraan maju anggaran tahun
2012, 2013, 2014 dan 2015, minimal harus memperhitungkan kebutuhan-
kebutuhan yang meliputi:
Kebutuhan untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang disesuaikan
terhadap database kepegawaian;
Kebutuhan operasional dan pemeliharaan kantor termasuk di dalamnya
pembayaran untuk tunggakan pada pihak ketiga;
Kebutuhan anggaran untuk kegiatan yang bersifat tahun jamak (multi
years); dan
I - 16
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
Kebutuhan penyelesaian kegiatan yang telah dilaksanakan.
Gambar 1.3 Bagan Penyusunan Pendanaan SKPD
9. MENGHITUNG PRAKIRAAN MAJU PENDANAAN
Dalam melalukan penghitungan prakiraan maju, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang akan mempengaruhi besaran kebutuhan pendanaannya, yaitu antara lain :
a. Faktor Ekonomi antara lain:
Produk Domestik Bruto,
Pertumbuhan ekonomi tahunan,
Rata-rata inflasi tahunan,
Rata-rata nilai tukar Rupiah per US$,
Rata-rata suku bunga SBI 3 bulan,
Rata-rata harga minyak ICP (US$/barel),
Rata-rata lifting minyak Indonesia (juta barel/hari).
b. Faktor Non-Ekonomi antara lain:
Perubahan kebijakan pemerintah,
Jumlah penduduk,
Jumlah aset yang memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan
Standar biaya baik umum maupun khusus, dan sebagainya.
c. Kebutuhan untuk pembayaran gaji dan tunjangan yang disesuaikan terhadap
database kepegawaian
d. Kebutuhan operasional dan pemeliharaan kantor termasuk di dalamnya pembayaran
untuk tunggakan pada pihak ketiga
e. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan yang bersifat tahun jamak (multi years); dan
I - 17
Penyusunan Rencana Strategik Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok Tahun 2011 - 2016
L A P O R A N A K H I R
Infrastructure, Architecture, Planning & Engineering Consultant
f. Kebutuhan penyelesaian kegiatan yang telah dilaksanakan.
10. PERUBAHAN BASELINE ANGGARAN
Perubahan baseline dapat terjadi antara lain karena:
a. Perubahan sumber pendanaan
Penghematan dari pelaksanaan program.
Pemanfaatan cadangan (contingency reserve);
Peningkatan penerimaan anggaran.
Penghematan dari pelaksanaan program dihasilkan dari pencapaian output yang
sama dengan biaya yang lebih rendah. Penghematan tersebut digunakan pada
anggaran periode berikutnya Penggunaan perubahan penerimaan/ketersediaan
anggaran. Peningkatan penerimaan anggaran yang lebih besar dapat digunakan
untuk menambah resource envelope;
b. Pemanfaatan Dana
Perubahan makroekonomi. (misalnya inflasi, nilai tukar Rupiah, dll);
Perubahan keluaran yang bukan karena perubahan kebijakan. Contohnya
adalah Program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) bagi
penduduk miskin. Jika terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dari
yang diperkirakan sebelumnya, maka baseline mengalami peningkatan
dari baseline awal; dan
Pemanfaatan untuk kegiatan baru (new initiative). Perubahan baseline juga
dapat digunakan untuk mendanai kegiatan baru sepanjang pagu anggaran
mencukupi. Jika salah satu kegiatan telah selesai pelaksanaanya pada tahun
sebelumnya, maka dimungkinkan mengusulkan kegiatan baru. Pemanfaatan ini
tidak selalu diperuntukkan bagi kegiatan baru, tetapi dapat berupa penguatan
pendanaan terhadap kegiatan yang telah ada sebelumnya dan terus berlanjut.
1.6 HASIL KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Dari kegiatan ini hasil keluaran yang diharapkan adalah Buku laporan penyusunan
Rencana Strategik Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok
tahun 2011-2016
1.7 WAKTU PELAKSANAAN
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan Rencana Strategik Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Depok tahun 2011-2016
I - 18