87
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan RI dalam pencegahan dan pengendalian DM dilakukan secara terintegrasi, berbasis masyarakat melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor termasuk swasta. Dengan demikian pengembangan kemitraan dengan berbagai unsur di masyarakat dan lintas sektor yang terkait dengan DM di setiap wilayah merupakan kegiatan yang penting dilakukan. Untuk itu pemahaman faktor risiko DM sangat penting diketahui, dimengerti dan dapat diterapkan oleh para pemegang program, pendidik, edukator maupun kader kesehatan dan masyarakat (Kemenkes RI, 2010). Sejarah tentang penyakit DM dimulai sejak tahun 1550 SM, dimana sarjana Ebers dari jerman mememukan

Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan RI dalam pencegahan dan

pengendalian DM dilakukan secara terintegrasi, berbasis masyarakat melalui

kerjasama lintas program dan lintas sektor termasuk swasta. Dengan demikian

pengembangan kemitraan dengan berbagai unsur di masyarakat dan lintas

sektor yang terkait dengan DM di setiap  wilayah merupakan kegiatan yang

penting dilakukan. Untuk itu pemahaman faktor risiko DM sangat penting

diketahui, dimengerti dan dapat diterapkan oleh para pemegang program,

pendidik, edukator maupun kader kesehatan dan masyarakat (Kemenkes RI,

2010).

Sejarah tentang penyakit DM dimulai sejak tahun 1550 SM, dimana

sarjana Ebers dari jerman mememukan papyrus Mesir Kuno yang

menggambarkan penyakit DM. penulis India menamainya dengan istilah

“penyakit kencing madu”. Hingga sekitar 200 tahun SM nama “Diabetes

Mellitus” diberikan oleh Aretaeu yang artinya penyakit dari saluran yang keluar

terus menerus seperti air pompa yang memiliki rasa manis karena adanya

kelainan yang menyangkut zat insulin (Sari 2012).

Page 2: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

2

DM atau penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan

kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh

kekurangan insulin baik absolute maupun relatif (Hasdianah, 2012)

Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, hal ini berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, life

expectancy bertambah, urbanisasi merubah pola hidup tradisional ke pola hidup

modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik berkurang. DM perlu

diamati karena sifat penyakit yang kronik progresi, jumlah penderita makin

meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Menkes, 2010).

Dampak DM yaitu dapat menjurus pada kebutaan, gagal ginjal dan kerusakan

syaraf.

Menurut survey yang di lakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO),

jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang,

jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, sedangkan urutan di

atas adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta).

Diperkirakan jumlah penderita DM akan meningkat pada tahun 2030 yaitu

India (79,4 juta), Cina,Amerika Serikat (30,3 juta) dan Indonesia (21,3 juta).

Jumlah penderita DM tahun 2000 di dunia termasuk Indonesia tercatat 175,4

juta orang, dan diperkirakan tahun 2010 menjadi 279,3 juta orang, tahun 2020

menjadi 300 juta orang dan tahun 2030 menjadi 366 juta orang. (Menkes,2008)

(Hasdiana, 2012)

Page 3: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

3

Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologi didapatkan prevalensi

DM sebesar 1,5-2’3% pada penduduk yang usia lebih 15 tahun, bahkan di

daerah urban prevalensi DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%.

prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali dibandingkan dengan Negara maju,

sehingga DM merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.

Kriteria diagnosis DM diambil dari keputusan Organisasi kesehatan

Dunia (WHO) berdasarkan kadar glukosa yakni kadar gula atau gula dengan

atau yang melampau 11.1 mmol/ I dalam plasma darah vena yang diambil

sampelnya secara acak atau kadar gula puasa dengan atau yang melampau 7.8

mmol/ I dalam plasma darah vena. untuk mengetahui seseorang menderita

penyakit DM dapat melakukan tes TTGO, yakni tes toleransi glukosa oral.

sementara gula darah yang tinggi tidak selamanya terdiagnosa diabetes mellitus,

misalnya IFG (impaired fasing glucose) adalah kadar gula puasa yang

terganggu yakni gula darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/ dl sampai

kurang dari 126 mg/ dl. IGT (impaired glucose tolerance) adalah toleransi

glukosa terganggu yakni apabila TTGO, 2 jam sesudah minum 75 gram

glukosa, gula darah berada antara 140 mg/ dl kurang dari 200 mg/ dl (Sari,

2012).

Untuk menormalkan kadar glukosa, lemak dan insulin di dalam darah

serta memberikan pengobatan penyakit kronis langkah yang dilakukan terutama

Diet mengurangi kalori meningkatkan konsumsi vitamin, aktivitas fisik

Page 4: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

4

olahraga teratur, pengelolaan glukosa dan meningkatkan kepekaan terhadap

insulin (Hasdianah, 2012).

Berdasarkan hasil surveilans penyakit tidak menular berbasis rumah sakit

di Sulawesi Selatan pada tahun 2009, DM menempati urutan terbesar ke lima

yaitu sekitar 4,99 % dari penyakit tidak menular terbesar lainnya.

Berdasarkan data RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa jumlah pasien

DM yang datang berkunjung pada tahun 2010 sebanyak 59 orang, 2011

sebanyak 129 orang, pada tahun 2012 sebanyak 141 orang, dan pada bulan

januari 2013 jumlah penderita DM yang datang berkunjung 18 orang.

Menurut menteri kesehatan RI (2010) DM dapat dicegah, segera

kendalikan faktor risiko sejak anak-anak agar tidak terjadi komplikasi yang

fatal, dengan cara mengkonsumsi sayur, buah dan membiasakan melakukan

aktifitas fisik. Untuk itu orang tua, institusi pendidikan formal maupun

informal, dan masyarakat memegang peranan penting dalam menurunkan angka

kesakitan akibat DM.

DM merupakan penyakit penyebab kematian nomor enam di Indonesia

dengan jumlah proporsi kematian sebesar 5,8 % setelah stroke, TB, Hipertensi,

cedera dan Perinatal (hasil Riskesdas tahun 2007). DM disebabkan karena

adanya kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua–duanya di dalam

tubuh manusia. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya kelainan tersebut

ada yang tidak diketahui (idiopatik) dan ada yang disebabkan oleh gaya

Page 5: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

5

hidup/lifestyle seperti pola makan tidak sehat (kurang mengkonsumsi sayur dan

buah) serta kurangnya aktifitas fisik dan kegemukan (Kemenkes RI, 2010).

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya diet pada penderita

DM masih kurang, akibatnya kalangan masyarakat masih banyak yang

mengabaikan pentingnya diet tersebut. selain itu juga akibat kurangnya

pengetahuan dapat mempengaruhi pola makan seseorang sehingga dapat

menyebabkan kegemukan dan kenaikan kadar glukosa darah (Ulfa Nurrahmani,

2012).

Hasil penelitian Soebadri, dkk (2003) menemukan bahwa 75% penderita

DM tidak menaati diet yang dianjurkan. Jumlah penderita DM yang disiplin

menerapkan program Diet hanya berkisar 23,9%. Hal ini menjadi salah satu

factor resiko memperberat terjadinya gangguan metabolisme tubuh sehingga

berdampak terhadap keberlangsungan hidup penderita DM.

Oleh karena itu Diet sangat penting dianjurkan bagi penderita DM karena

dengan melakukan diet, penderita DM dapat menurunkan kolesterol yang dapat

memicu timbulnya penyakit DM. selain itu, banyak kalangan masyarakat yang

masih belum tahu cara diet yang teratur pada penderita DM. maka dari itu

sangat dianjurkan untuk melakukan diet dengan cara mengatur pola makanan

yang berkarbohidrat karena mengandung serat yang tinggi (Ulfa Nurrahmani,

2012).

Page 6: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

6

Merujuk dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti gambaran

pengetahuan keluarga tentang Diet diabetes mellitus di RSUD Syekh Yusuf

Kab.Gowa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Diet

Makanan Rendah Glukosa dengan Penyembuhan Luka Diabetes Melitus di

RSUD Polewali Mandar?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh diet makanan

rendah glukosa dengan penyembuhan luka diabetes melitus di RSUD Polewali

Mandar?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang

gambaran pengetahuan keluarga tentang diet Diabetes Mellitus

2. Manfaat bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Rumah Sakit umum daerah

Polewali Mandar khusus kepada bagian Manajemen bidang Perawatan

Page 7: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

7

dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan keperawatan kepada pasien

secara umum dan bagi penderita Diabetes Mellitus pada khususnya.

3. Bagi Iptek

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan

dibidang kesehatan, khususnya mengenai perkembangan penyakit diabetes

malitus.

4. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan

bacaan bagi masyarakat, khususnya kepada pasien dan keluarga mengenai

gambaran pengetahuan keluarga tentang diet Diabetes Mellitus.

5. Bagi Institusi Pendidikan (Poltekkes Kemenkes Makassar)

Diharapkan dokumentasi hasil penelitian ini dalam bentuk karya tulis ilmiah,

dapat menambah referensi bacaan pada perpustakaan kampus Poltekkes

Kemenkes Makassar dan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

secara umum maupun bagi mahasiswa jurusan ilmu kesehatan pada

khususnya.

Page 8: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Diabetes Mellitus

1. Definisi Diabetes Mellitus

DM merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai oleh kadar

glukosa darah melibihi normal dan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak dan protein yang disebabkan oleh kekurangan hormone insulin secara

relative maupun absolut. bila hal ini dibiarkan tidak terkendali dapat terjadi

komplikasi metabolik akut maupun komplikasi vaskuler jangka panjang,

baik mikroangiopati maupun makroangiopati (Darmono, 2007).

DM merupakan suatu gangguan kronis yang di tandai dengan

metabolisme karbpohidrat dan lemak yang relative kekurangan insulin. DM

yang utama di klasifikasikan menjadi diabetes mellitus tipe I Insulin

Dependen Diabetes Mellitus (IDDM) dan tipe II Non Insulin Dependent

Diabetes Mellitus (NIDDM). Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit

menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal dan

gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh

kekurangan hormone insulin secara relative maupun absolute (Hidayah,

2010).

Page 9: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

9

DM adalah sekelompok kelainan yang ditandai oleh peningkatan

kadar glukosa darah (hiperglikemia). Mungkin terdapat penurunan dalam

kemampuan tubuh untuk berespons terhadap insulin dan/atau penurunan atau

tdk terdapatnya pembentukan insulin oleh pankreas. Kondisi ini mengarah

pada hiperglikemia, yang dapat memyebabkan terjadinya komplikasi

metabolik akut seperti ketoasidosi diabetik dan sindrom hiperglikemik

hiperosmolar non-ketosis (HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat

menunjang terjadinya komplikasi mikrovaskular kronis (penyakit ginjal dan

mata) serta komplikasi neurepati. Diabetes juga berkaitan dengan suatu

peningkatan kejadian penyakit makrovaskular, termasuk infark miokard,

stroke, dan penyakit vascular perifer ( Brunner dan Suddarth, 2000 ).

Jenis-jenis Diabetes yaitu:

Diabetes tipe I Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)

a) 5% sampai 10% penderita diabetic adalah tipe 1. sel-sel beta dari

pancreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh

proses autoimun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol

kadar gula darah.

b) Awitan mendadak bisanya terjadi sebelum usia 30 tahun.

Diabetes tipe II Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)

a) 90% sampai 95% penderita diabetik adalah tipe 2. Komdisi ini

diakibatkan oleh penurunan sensitivitas terhadaap insulin

Page 10: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

10

(resisten insulin) atau akibat penurunan jumlah pembentukan

insulin.

b) Pengobatan pertama adalah dengan diit dan olahraga; jika

kenaikan kadar glukosa darah menetap, suplemen dengan

preparat hipeglikemik (suntikan insulin dibutuhkan jika preparat

oral tidak dapat mengontrol hipeglikemia).

c) Terjadi paling sering mereka yang berusia lebih dari 30 tahun

dan pada mereka yang obesitas.

Adapun Jenis Diabetes Mellitus dikelompokkan menurut

sifatnya:

a. Diabetes mellitus tergantung insulin

b. Diabetes mellitus tidak tergantung insulin, terdiri penderita

gemuk dan kurus

c. Diabetes mellitus terkait malnutrisi

d. Diabetes mellitus yang terkait keadaan gejala tertentu seperti

penyakit pancreas, penyakit hormonal, obat-obatan/bahan

kimia, kelainan insulin/reseptornya, sindrom genetic dll.

(Hasdianah, 2012)

2. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Klasifikasi DM yang dianjurkan oleh PERKENI adalah yang sesuai

dengan anjuran klasifikasi DM American Diabetes Association ( ADA ).

Klasifikasi etiologi DM, adalah sebagai berikut (Hasdianah, 2012).

Page 11: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

11

a DM tipe 1 (insulin dependent)

DM tipe 1 atau disebut juga dengan insulin dependent (tergantung

insulin) adalah mereka yang menggunakan insulin oleh karena

tubuh tdk dapat menghasilkan insulin. Pada DM tipe 1, badan

kurang atau tidak menghasilkan insulin, terjadi karena masalah

genetik, virus atau penyakit autiumun.Injeksi insulin diperlukan

setiap hari untuk pasien DM tipe 1. diabetes tipe 1 disebabkan

oleh factor genetika (keturunan), factor imuologik dan factor

lingkungan.

b DM tipe 2 (insulin requirement)

DM tipe 2 atau disebut juga dengan insulin requirement

(membutuhkan insulin) adalah mereka yang membutuhkan insulin

sementara atau seterusnya. Pankreas tidak menghasilkan cukup

insulin agar kadar gula normal, oleh karena badan tidak dapat

respon terhadap insulin. penyebabnya tidak hanya satu yaitu

akibat resistensi insulin yaitu banyaknya jumlah insulin atau

karena gangguan sekresi atau produksi insulin. DM tipe 2

menjadi semakin umum oleh karena faktor resikonya yaitu

obesitas dan kekurangan olahraga. Faktor yang mempengaruhi

timbulnya DM yaitu usia lebih dari 65 tahun.

c Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose

tolerance, GIGT dan gestational diabetes mellitus, GDM.

Page 12: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

12

Diabetes tipe ini menjangkit wanita yang tengah hamil. lebih

sering menjangkit di bulan ke enam masa kehamilan. Resiko

neonatal yang terjadi keanehan sejak lahir seperti berhubungan

dengan jantung, system nerves yang pusat, dan menjadi sebab

bebtuk cacat otot atau jika GDM tidak bias dikendalikan bayi yang

lahir tidak normal yakni besar atau disebutnya makrosomia yaitu

berat badan bayi diatas 4 kg. Untuk mengendalikannya diabetes

harus mendapatkan pengawasan semasa hamil, sekitar 20-25%

dari wanita penderita GDM dapat bertahan hidup (Sari, 2012).

- Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus berdasarkan perawatan dan

simtoma

a) Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidasis hingga rusaknya

sel beta di dalam pancreas yang disebabkan autoimunitas, dan bersifat

idiopatik. DM dengan pathogenesis jelas, seperti fibrosis sistik atau

defidiensi mitokondria, tidak termasuk pada penggolongan ini.

b) Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin,

seringkali disertai dengan sindrom resistensi insulin.

- Klasifikasi Malnutrion-Related Diabetes mellitus (MRDM).

Tidak lagi digunakan oleh karena, walaupun malnutrisi dapat

mempengaruhi ekspresi beberapa tipe diabetes, hingga saat in belum

ditemukan bukti bahwa malnutrisi atau defisiensi protein dapat

menyebabkan diabetes. subtipe MRDM, protein-deficient pancreatic

Page 13: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

13

diabetes mellitus, PDPDM, PDDM, masih dianggap sebagai bentuk

malnutrisi yang diinduksi oleh diabetes mellitus sedangkan subtype lain,

fibrocalculous pancreatic diabetes, FCPD, diklasifikasikan sebagai

penyakit pancreas aksokrin pada lintasan fibrocalculous pancreatopathi

yang menginduksi DM.

- Klasifikasi impaired glucose tolerance IGT

Didefinisikan sebagai tahap dari cacat regulasi glukosa, sebagai mana

dapat diamati pada seluruh tipe kelainan hiperglisemis namun tidak lagi

dianggap sebagai diabetes.

- Klasifikasi impaired fasting glycaemia IFG

Diperkenalkan sebagai simtoma rasio gula darah puasa yang lebih tinggi

dari batas atas rentang normalnya, tetapi masih di bawah rasio yang

ditetapkan sebagai dasar diagnose diabetes.

3. Gejala Dan Tanda Diabetes Mellitus

a Gejala Akut Penyakit DM

Gejala penyakit DM dari satu penderita ke penderita lain bervariasi

bahkan, mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu.

(Hasdianah, 2012)

1. Pada permulaan gejala yang ditunjukkan meliputi serba banyak (poly),

yaitu:

a. Banyak makan (polyphagia).

Page 14: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

14

b. Banyak minum (polydipsia).

c. Banyak kencing (polyyuria).

2. Bila keadaan tersebut tidak segera diobati, akan timbul gejala:

a. Banyak minum.

b. Banyak kencing.

c. Nafsu makan mulai berkurang/ berat badan turun dengan cepat

(turun 5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu).

d. Mudah lelah.

e. Bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa mual, bahkan penderita

akan jatuh koma yang disebut dengan koma diabetik.

b Gejala Kronik DM

Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah sebagai

berikut:

a. Kesemutan.

b. Kulit terasa panas, atau seperti tertusuk-tusuk jarum.

c. Rasa tebal di kulit.

d. Kram.

e. Capai.

f. Mudah mengantuk.

g. Mata kabur, biasanya sering ganti kacamata.

h. Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita.

Page 15: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

15

i. Gigi mudah goyah dan mudah lepas kemampuan seksual menurun,

bahkan ipotensi.

j. Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam

kandungan, atau bayi berat lahir lebih dari 4 kg.

Diagnosis Diabetes Mellitus

Kriteria diagnostik DM menurut PERKIN, 2006 atau yang dianjurkan

ADA (American Diabetes Mellitus) yaitu bila terdapat salah satu atau lebih hasil

pemeriksaan gulah darah di bawah ini (Hasdianah, 2012)

1) Kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dl

2) Kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dl

3) Kadar plasma ≥ 200 mg/dl pada 2 jam

Kriteria diagnosis DM menurut keputusan Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) berdasarkan kadar glukosa yakni kadar gula atau gula dengan atau gula

yang meampau 11.1 mmol1 dalam plasma darah vena yang di ambil sampelnya

secara acak atau kadar gula puasa dengan atau yang melampau 7.8 mmol/I dalam

plasma darah vena (Sari, 2012).

Untuk mengetahui seseorang menderita penyakit DM atau tidak melakukan

tes TTGO, yakni tes tolerasi glukosa oral. yakni dilakukan dengan cara:

1. Puasa 10 jam, misalnya dari 21.00 sampai 06.00

Page 16: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

16

2. Pagi hari pengambilan darah

3. Minum larutan glukosa 75 gram dengan syarat tidak diperbolehkan

makan atau minum apa-apa.

Sementara hasilnya dapat berupa:

Kadar gula darah sesudah puasa selama 8-10 jam lebih dari

126 mg/dl.

TTGO kadar gula darah 2 jam sesudah minum 75 gram

glukosa lebih dari 200 mg/dl.

Sementara gula darah yang tinggi tidak selamanya terdiagnosa DM seperti,

IFG (imfaired fasing glucose) adalah kadar gula puasa yang terganggu

yakni gula darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/dl sampai kurang dari

126 mg/dl.

IGT (impaired glucose tolerance) adalah toleransi glukosa terganggu yakni

apabila TTGO, 2 jam sesudah minum 75 gram gukosa, gula darah berada antara

140 mg/dl sampai kurang dari 200 mg/dl.

4. Patogenesis Diabetes Mellitus

DM merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin

secara relative maupun absolute. Defesiensi insulin dapat terjadi melalui 3

jalan, yaitu (Hasdianah, 2012) ;

a.Rusaknya sel-sel β pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia

tertentu, dll).

b.Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.

Page 17: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

17

c.Desensitas/kerusakan reseptor insulin (down reguatoon) di jaringan

perifer.

Apabila di dalam tubuh terjadi kekurangan insulin, maka dapat

mengakibatkan:

a. Menurunnya transport glukosa melalui membram sel, keadaan ini

mengakibatkan sel-sel kekurangan makanan sehingga meningkatkan

metabolisme lemak dalam tubuh. Manifestasi yang muncul adalah

penderita DM selalu merasa lapar atau nafsu makan meningkat

”poliphagia”.

b. Menurunnya glikogenesis, dimana pembentukan glikogen dalam hati

dan otot terganggu.

c. Meningkatnya pembentukan glikolisis dan glukoneogenesis, karena

proses ini disertai nafsu makan meningkat atau poliphagia sehingga

dapat mengakibatkan terjadinya hiperglikemi. Kadar gula darah tinggi

mengakibatkan ginjal tidak mampu lagi mengabsorpsi dan glukosa

keluar bersama urin, keadaan ini yang disebut glukosuria. Manifestasi

yang muncul yaitu penderita sering berkemih atau poliuria dan selalu

merasa haus atau polidipsia.

5. Faktor Resiko DM

Faktor-faktor risiko terjadinya DM tipe 2 menurut ADA dengan modifikasi

terdiri atas :

a. Faktor risiko mayor :

Page 18: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

18

1) Riwayat keluarga DM.

2) Obesitas.

3) Kurang aktivitas fisik.

4) Ras/Etnik.

5) Sebelumnya teridentifikasi sebagai glukosa puasa terganggu.

6) Hipertensi.

7) Kolestrol tidak terkontrol.

8) Riwayat DM pada Kehamilan.

9) Berat badan lebih (indeks massa tubuh > 23 kg/m2).

b. Faktor risiko lainnya :

Menurut Hasdianah, (2012) factor resiko lainnya pada pasien DM

adalah:

1) Faktor nutrisi.

2) Konsumsi alkohol.

3) Kebiasaan mendengkur.

4) Faktor stress.

5) Kebiasaan merokok.

6) Jenis kelamin.

7) Lama tidur.

8) Intake zat besi.

Page 19: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

19

9) Konsumsi kopi dan kafein.

10) Paritas.

11) Intake zat besi.

6. Komplikasi Akibat DM

Komplikasi akibat DM dapat bersifat akut atau kronis. Komplikasi akut

terjadi jika kadar glukosa darah seseorang meningkat atau menurun tajam

dalam waktu relative singkat. Kadar glukosa darah biasa menurun drastik

penderita mejalani diet yang terlalu ketat. Perubahan yang besar dan mendadak

dapat merugikan. Komplikasi kronis berupa kelainan pembuluh darah yang

akhirnya bias menyebabkan serangan jantung, ginjal, saraf, dan penyakit berat

lain (Sari, 2012).

Komplikasi-komplikasi pada DM dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a. Komplikasi Metabolik Akut

Komplikasi akut terdiri dari dua bentuk yaitu hipoglikemia dan

hiperglikemia. Hiperglikemia dapat berupa, Keto Asidosis Diabetik (KAD),

Hiperosmolar Non Ketotik (HNK) dan Asidosis Laktat (AL). Hipoglikemi

yaitu apabila kadar gula darah lebih rendah dari 60 mg % dan gejala yang

muncul yaitu palpitasi, takhicardi, mual muntah, lemah, lapar dan dapat

terjadi penurunan kesadaran sampai koma. Hiperglikemi yaitu apabila kadar

gula darah lebih dari 250 mg % dan gejala yang muncul yaitu poliuri,

polidipsi pernafasan kussmaul, mual muntah, penurunan kesadaran sampai

koma.

Page 20: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

20

KAD menempati peringkat pertama komplikasi akut disusul oleh

hipoglikemia. Komplikasi akut ini masih merupakan masalah utama, karena

angka kematiannya cukup tinggi. Kematian akibat KAD pada penderita DM

tahun 2003 di negara maju berkisar 9 – 10%. Data komunitas di Amerika

Serikat, Rochester dikutip oleh Soewondo menunjukkan bahwa insidens

KAD sebesar 8 per 1000 pasien Diabetes mellitus per tahun untuk semua

kelompok umur.

b. Komplikasi Metabolik Kronik

Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah

di seluruh bagian tubuh (Angiopati diabetik).

Angiopati diabetik untuk memudahkan dibagi menjadi dua yaitu:

makroangiopati (makrovaskuler) dan mikroangiopati (mikrovaskuler), yang

tidak berarti bahwa satu sama lain saling terpisah dan tidak terjadi sekaligus

bersamaan. Menurut Hasdinah (2012) Komplikasi kronik DM yang sering

terjadi adalah sebagai berikut:

a.Mikrovaskuler :

1) Ginjal.

2) Mata.

b.Makrovaskuler :

1) Penyakit jantung koroner.

Page 21: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

21

2) Pembuluh darah kaki.

3) Pembuluh darah otak.

c.Neuropati: mikro dan makrovaskulerMudah timbul ulkus atau infeksi :

mikrovaskuler dan

d.makrovaskuler.

7. Penatalaksanaan DM

Tujuan utama dari pengobatan adalah untuk mencoba menormalisasi

aktivitas insulin dan kadar gula darah untuk menurunkan perkembangan

komplikasi neuropati dan vaskuler. tujuan terapeutik pada masing-masing tipe

diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah (eugglikemia) tanpa

mengalami hipokglikemiadan tanpa mengganggu aktivitas sehari-hari pasien

dengan serius (Brunner & suddarth, 2000).

Tujuan pengelolaan DM adalah:

a. Tujuan jangka pendek yaitu menghilangkan gejala/keluhan dan

mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian darah.

b. Tujuan jangka panjang yaitu mencegah komplikasi, mikroangiopati dengan

tujuan menurunkan mortalitas dan morbidita (Hasdianah, 2012).

Ada lima komponen dalam penatalaksanaan diabetes (Brunner & suddarth,

2002):

Page 22: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

22

1) Diet

2) Latihan

3) Pemantauan

4) Terapi (jika diperlukan)

5) Pendidikan

Prinsip pengelolaan DM, meliputi:

a Penyuluhan

Tujuan penyuluhan yaitu meningkatkan pengetahuan diabetisi

tentang penyakit dan pengelolaanya dengan tujuan dapat merawat

sendiri sehingga mampu mempertahankan hidup dan mencegah

komplikasi lebih lanjut. penyuluhan meliputi;

1) Penyuluhan untuk pencegahan primer

Ditujukan untuk kelompok resiko tinggi.

2) Penyuluhan untuk pencegahan sekunder

Ditujukan pada diabetisi terutama pada pasien yang baru.

3) Penyuluhan untuk pencegahan tersier

Ditujukan pada diabetisi lanjut.

b Diet DM

8. Pengobatan DM

Jika diabetisi telah menerapkan pengaturan makan dan kegiatan

jasmani yang teratur namun pengendalian kadar gula darah belum tercapai

Page 23: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

23

maka dipertimbangkan pemberian obat. Obat hipoglikemi oral (OHO) dan

insulin.

Pemberian obat Hipoglikemi oral di berikan kurang lebih 30 menit

sebelum makan. pemberian insulin biasanya diberikan lewat penyuntikan di

bawah kulit (subkutan) dan pada keadaan khusus diberikan secara intravena

atau intramuskuler. mekanisme kerja insulin short acting, medium acting dan

long acting (Hasdianah, 2012)

9. Pemantauan Pengendalian Diabetes Dan Pencegahan Komplikasi

Tujuan pengendalian DM adalah menghilangkan gejala, memperbaiki

kualitas hidup, mencegah komplikasi akut dan kronik, mengurangi laju

perkembangan komplikasi yang sudah ada. pemantauan dapat dilakukan dengan

pemeriksaan glikosa darah puasa dan 2 jam post prandial, pemeriksaan HbA1C

setiap 3 bulan, pemeriksaan ke fasilitas kesehatan kurang lebih 4x pertahun

(kondisi normal) dan dilakukan pemeriksaan jasmani lengkap, albuminuria

mikro, kreatinin, albumin globulin, ALT, kolesterol total, HDL, trigliserida, dan

pemeriksaan lain yang diperlukan.

B. Tinjauan Tentang Diet Nutrisi Pada Pasien DM

Pengetahuan tentang Diet

Tingkat pengetahuan tentang pentingnya diet pada penderita diabetes

juga masih kurang akibatnya masih banyak yang mengabaikan pentingnya

Page 24: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

24

diet tersebut. selain itu juga akibat kurangnya pengetahuan dapat

mempengaruhi pola makan seseorang sehingga dapat menyebabkan

kegemukan dan kenaikan kadar glukosa darah (Ulfa Nurrahmani, 2012).

Diet sangat penting dianjurkan oleh penderita diabetes karena dengan

melakukan diet, penderita diabetes dapat menurunkan kolesterol yang dapat

memicu timbulnya penyakit diabetes. selain itu, banyak kalangan masyarakat

yang masih belum tahu cara diet yang teratur pada penderita diabetes. maka

dari itu sangat dianjurkan untuk melakukan diet dengan cara mengatur pola

makanan yang berkarbohidrat karena mengandung serat yang tinggi (Ulfa

Nurrahmani, 2012).

Dalam diet DM yang perlu diketahui adalah harus dapat memenuhi

kebutuhan gula tubuh. Kunci diet DM adalah memilih karbohidrat yang aman,

semua karbohidrat halus (misalnya: gula, tepung, roti manis, biscuit, permen,

sirup dan makanan ringan) harus dihindari dan disertai dengan makanan

lengkap yaitu: buah, sayur, kacang, dan makanan lainnya yang belum diproses

yang efektif untuk memperbaiki resistensi insulin (Hans Tandra, 2009).

Pemenuhan nutrisi diabetes tidaklah seperti individu normal yang bebas

memilih makanan apa saja yang masuk kedalam perutnya. Penderita DM tentu

saja memiliki pantangan memakan makanan yang mengandung banyak gula

serta mengurangi komsumsi lemak karena di khawatirkan membuat gula

darah melebihi batas normal. Sementara untuk menunjang asupan nutrisi

diabetes harus melakukan diet yang terbagi kedalam 2 jenis. Diet tipe A dan

Page 25: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

25

diet tipe B. Diet tipe A trdiri dari 40-50% karbohidrat, 30-35% lemak, dan 20-

25% protein. Diet tipe B trdiri dari 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12%

protein. selain melakukan diet, Jadwal makan diabetes pun dianjurkan untuk

sering dengan porsi sedang agar asupan nutrisi sepanjang hari seimbang.

Menurut Sari, (2012) Berikut ini contoh menu diet B terdiri dari:

Nasi 65,49g

Lemak 45,89g

Karbohidrat 377,45g

Kolestrol 112,5mg

Makan Pagi (Pukul 06.30)

Nasi 110g

Daging 25g

Tempe 25g

Sayuran A 100g

Sayuran B 25g

Minyak goreng 5g

Selingan (pukul 09.30)

Pisang 200g

makan siang (pukul 12.30)

Nasi 150g

Page 26: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

26

Daging 40g

Tempe 25g

Sayuran A 100g

Sayuran B 50g

Minyak Goreng 10g

Selingan (Pukul 15.30)

Pisang 200g

Papaya 100g

Makan Malam (Pukul 18.30)

Nasi 150g

Daging 25g

Tempe 25g

Sayuran A 100g

Sayuran B 50g

Minyak Goreng 10g

Selingan (Pukul 21.30)

Pisang Atau Kentang 200g

Papaya 100g

Golongan sayuran A yaitu Bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda,

labu siam, wortel, pare dan nangka muda. Sedangkan golongan sayuran B

yaitu Kembang kol, jamur, seledri, tauge, mentimun, gambas, cabai hijau,

labu air, terong, tomat dan sawi.

Page 27: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

27

Tujuan diet pada DM adalah mempertahankan atau mencapai berat badan

ideal, mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, mencegah

komplikasi akut dan kronik serta meningkatkan kualitas hidup.

Penderita DM didalam melaksanakan diet harus memperhatikan (3 J),

yaitu: jumlah kalori yang dibutuhkan, jadwal makan yang harus diikuti, dan

jenis makanan yang harus diperhatikan.

JI : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau

ditambah

JII : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.

JIII : jenis makanan yang manis harus dihindari penentuan jumlah kalori

diit DM harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi

dilakasanakan dengan menghitung percentage of relative body weight

( BBR= berat badan noemal ) dengan rumus :

BBR =BB(kg)

TB ( cm )−100× 100 %

1. Kurus (underweight) : BBR < 90 %

2. Normal (ideal) : BBR 90 – 110 %

3. Gemuk (overweight) : BBR > 110 %

4. Obesitas, apabila : BBR 120 – 130 %

Obesitas ringan : BBR 120 – 130 %

Page 28: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

28

Obesitas sedang : BBR 130 – 140 %

obesitas berat : BBR 140 – 200 %

Morbid : BBR > 200 %

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk

penderita DM yang bekerja biasa adalah :

1) Kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari

2) Normal : BB X 30 kalori sehari

3) Gemuk : BB X 20 kalori sehari

4) Obesitas : BB X 10 -15 kalori sehari (M.Clevo

Rendi,Margareth TH,2012)

Komposisi makanan yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi

seimbang ( 45-60% , protein ( 10-15% ), lemak ( 20-25% ), garam (≤3000 mg

ata u 6-7 gr perhari), dan serat ( ± 25 gr/hr ).

jenis buah-buahan yang dianjurkan adalah buah golongan B (salak, tomat,

dll) dan yang tidak dianjurkan golongan A (nangka, durian, dll), sedangkan

sayur yang dianjurkan golongan A (wartel, nangka muda, dll) dan tidak

dianjurkan golongan B (taoga, terong, dll) (Hasdianah, 2012)

Prinsip diet DM, adalah :

a. Jumlah sesuai kebutuhan

Page 29: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

29

b. Jadwal diet ketst

c. jenis : boleh dimakan/tidak

Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan

kandungan kalorinya.

1) Diit DM I :1100 kalori

2) Diit DM II :1300 kalori

3) Diit DM III :1500 kalori

4) Diit DM IV :1700 kalori

5) Diit DM V :1900 kalori

6) Diit DM VI :2100 kalori

7) Diit DM VII :2300 kalori

8) Diit DM VIII :2500 kalori

1. Prinsip-Prinsip Perencanaan Diet

Suatu riwayat mengenai nutrisi harus mengcakup tentang asupan makanan

pasien dan pola makan yang berhubungan dengan anjuran diatas, beberapa

perubahan kecil dapat dilakukan. Biasanya dikatakan bahwa diet yang dibutuhkan

oleh penderita diabetic sama seperti yang dibutuhkan oleh semua orang. Namun,

kebanyakan orang Amerika menyatakan hal tersebut perlu untuk merubah

kebiasaan pola makan untuk menguragi keadaan hiperlikimia dan untuk

mempertahankan kadar gula darah dan mempertahankan berat badan ideal.

Perencanaan makanan yaitu :

Page 30: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

30

Kebutuhan kalori, tahap pertama dalam mempersiapkan perencanaan

makanan adalah mendapatkan riwayat diet untuk mengidentifikasi kebiasaan

makan pasien dan gaya hidupnya

Distribusi kalori, Rencana makan bagi penyandang diabetes juga

memfokuskan presentase kalori yang berasal dari karbohidrat, protein dan

lemak. ada dua tipe karbohidrat yang utama yaitu, karbohidrat kompleks dan

sederhana. Pati seperti roti, sereal, nasi dan pasta merukan karbohidrat

kompleks. buah yang manis dan gula merupakan contoh karbohidrat

sederhana. Perhimpunan Diabetes Amerika dan persatuan diabetic Amerika

merekomendasikan bahwa untuk semua tingkat asupan kalori, maka 50%

hingga 60% kalori berasal dari karbohidrat, 20% hingga 30% dari lemak dan

12% hingga 20% lainnya dari protein. Rekomendasi ini juga konsisten

dengan rekomendasi dari The American Heart Association dan American

Cancer Society.

Karbohidrat, Tujuan diet ini adalah meningkatkan komsumsi

karbohidrat kompleks (khususnya yang berserat tinggi) seperti roti, gandum

utuh, nasi beras, sereal dan pasta/mi yang berasal dari gandum yang masih

mengandung bekatul.

Lemak, Rekomendasi tentang kandungan lemak dalam diet diabetes

mencakup penurunan persentase total kalori yang berasal dari sumber lemak

hingga kurang dari 30% total kalori dan pembatasan jumlah lemak jenuh

hingga 10% total kalori. Rekomendasi ini dapat membantu mengurangi

Page 31: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

31

factor resiko, seperti kenaikan kadar kolesterol serum yang berhubungan

dengan proses terjadinya penyakit koroner yang merupakan penyebab utama

kematian dan ketidakmampuan diantara Para penderita Diabetes.

Protein, Rencana makan dapat mencakup penggunaan beberapa

makanan sumber protein nabati (misalnya, kacang-kacangan dan biji-bijian

yang utuh) untuk membantu mengurangi asupan kolesterol serta lemak

jenuh. Disamping itu, rekomendasi untuk mengurangi jumlah asupan protein

dapat diberikan kepada pasien dengan tanda-tanda dini penyakit ginjal.

Tabel 28-7. Contoh pengubahan makanan.

Produk Makanan CHO (gr)Lemak

(gr)Ekivalen

Susu dan Produknya

Skim

12 Kecil 1 C skim atau susu non

lemak

Rendah lemak (2%) 12 5 1 C yogurt

Seluruhnya 12 8 1/2 C susu kental

tanpapemanis (evaporated)

Sayuran tak berserat 5 2 1/2 C asparagus, wortel

terung, tomat, dsb.

Buah-buahan 15 - 1 bh. apel kecil

1/3 C sari apel

1/2 pisang

Page 32: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

32

1/2 jeruk besar

Roti dan tepung 15 Sedikit 1 Kerat roti

½ roti kering

1 tortila

½ hamburger

2 biskuit

15 keripik kentang

¾ sereal tanpa gula

Daging

Daging tanpa lemak

- 3 ¼ C keju lembut (kering)

1 oz daging sapi atau ikan

tanpa lemak

¼ C tuna

Lemak sedang - 5 1 oz daging sapi giling

(15% lemak), atau daging

sapi rebus

¼ C tuna

½ C keju lembut (berupa

krim)

Tinggi lemak - 8 1 sdm mentega kacang

1 oz daging sapi giling iga

babi atau daging ham

Page 33: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

33

bumbu

1 oz keju cedar

1 oz sosis

Lemak - 5 1 sdt margarine tau mentega

1 pt dendeng

1 sdm bumbu salad

Makanan bebas (kol,

salada)

- - Minuman bebas kalori

Agar-agar tanpa pemanis

dan lain-lain, seperlunya

Dikutip dari American Diabetes Association, Inc: America Diabetes

Association and National Institutes of Health, US Public Health Service

exchange lists for meal planning, Chicago, 1986, The Association.

Tabel 28-8. Contoh 2 buah perencanaan menu dengan menggunakan

daftar makanan pengganti.

Menu 1 Menu 2

Perubahan Makan Pagi Makan Pagi

1 Buah

1 Susu (skim)

½ gelas sari jeruk

1 gelas susu skim

¼ kantalope

1 gelas susu skim

Page 34: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

34

3 Roti

2 Lemak

1 telur rebus

1 roti bakar, ½ C

2 sdt margarins

1 telur dadar

1 kue, ½ C kulit padi

bubur gandum

2 sdm margarine

Makan Siang Makan Siang

1 Buah

1 Susu (skim)

2 Daging (lemak

sedang)

1 Buah peach

1 gelas susu skim

Sandwich tuna-salad

(1/4 tuna, 2pt. roti, 3 sdt

mayones, dan selada)

½ pisang

1 gelas susu skim

1 cheeseburger

Macdonald

(2 roti, 2 daging)

Makanan Ringan Sore Makanan Ringan Sore

1 Roti

1 Buah

6 Buah biscuit tipis

1 Apel

Pretzeis

Anggur

Makan Malam Makan Malam

1 Buah

1 Sayuran

4 Daging (tanpa lemak)

1 susu (skim)

2 Roti

1 roll

3 Lemak

1,25 C Strawberi

1 C kacang polong

4oz steak bulat

1 Gelas susu skim

1 kentang bakar kecil

1 roll

1 sdm krim asam / 2 sdt

0,75 C Nenas

Beberapa potong tomat

4 oz ayam (rebus)

1 gelas susu krim

2 kerat roti

1 sdt mayones / 2 sdt

Page 35: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

35

mentega mentega

Makanan Ringan

Malam

Makanan Ringan

Malam

1 Roti

1 Daging

3 Buah wafer

1 oz keju rendah lemak

6 Biskuit asin

0,25 keju lembut rendah

lemak

Dikutip dari American Diabetes Associston, Inc,:American Diabetess and

National Institutes of Health, U.S Public Health. Service exchange list for

mealplanning, Chicago, 1976, The Association.

2. Sistem Untuk Mempelajari Kebutuhan Diet

Cara yang paling sederhana ialah menyiapkan pasien dengan rencana diet

sederhana untuk setiap waktu makan yang dapat digunakan sampai mereka mampu

belajar dan memilih lebih banyak pilihan. Rencana untuk makan siang terdiri dari :

4 oz jus jeruk

1 mangkuk cereal kering atau matang

1 iris roti bakar dengan I sendok the memtega

1 mangkuk susu 2%

kopi

Page 36: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

36

3. Penatalaksanaan Diit

Tujuan yang paling penting dalam penatalaksanaan diet bagi penderita DM

adalah pengendalian asupan kalori total untuk mencapai atau mempertahankan

berat badan yang sesuai dan pengendalian kadar glukosa darah ((Brunner dan

Suddarth, 2002 ).

Penatalaksaan diet yaitu :

a) Kelompokkan semua unsur makanan yang penting (mis., vitamin, mineral)

b) Pencapaian dan pemeliharaan berat badan ideal; pemenuhan kebutuhan

energi.

c) Pencegahan fluktuasi kadar gula darah sehari-hari yang luas; pertahankan

sedekat dan seaman mungkinpada kadar gula normal.

d) Kurangi kadar lemak darah, jika terjadi peningkatan.

e) Pasien yang membutukan insulin untuk membantu mengontrol kadar gula

kadarnya harus mempertahankan konsistensi dalam jumlah kalori dan

karbohidrat yang dimakan pada waktu makan yang berbeda.

f) Untuk pasien obesitas (terutama diabetes tipe II) penurunan berat badan

merupakan kunci keberhasilan pengobatan dan factor pencegahan utama

untuk perkembangan diabetes (Brunner dan Suddarth, 2000 ).

4. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kebutuhan Kalori Antara Lain :

a) Jenis kelamin

Kebutuhan kalori pria sebesar 30 kal/kg BB dan wanita sebesar 25 kal/kg BB.

Page 37: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

37

b) Umur

Diabetesi di atas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi yaitu usia 40-59 tahun

dikurangi 5%, usia 60-69 tahun dikurangi 10%, dan lebih 70 tahun dikurangi

20%.

c) Aktifitas fisik

Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktivitas fisik.

Aktifitas ringan ditambahkan 20%, aktifitas sedang ditambahkan 30%, dan

aktifitas berat dapat ditambahkan 50%.

d) Berat badan

Bila kegemukan dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan. Bila kurus

ditambah 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kebutuhan BB.

e) Kondisi khusus

Penderita kondisi khusus, missal dengan ulkus diabetika atau infeksi, dapat

ditambahkan 10-20%.

Latihan fisik (Olahraga) tujuan olahraga adalah untuk meningkatkan

kepekaan insulin, mencegah kegemukan, memperbaiki aliran darah,

merangsang pembentukan glikogen baru dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Olahraga meliputi empat prinsip :

1) Jenis olahraga dinamis yaitu latihan kontinyu, ritmis, interval, progresif

dan latihan daya tahan.

Page 38: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

38

2) Intensitas Olahraga, takaran latihan sampai 72-87% denyut nadi

maksimal disebut zona latihan. Rumus Denyut nadi maksimal adalah 220

dikurangi usia (dalam tahun). Lamanya latihan kurang lebih 30 menit.

3) Frekwensi latihan paling baik 5X per minggu (Hasdianah, 2012)

5. Kebutuhan kalori

1. kebutuhan kalori dasar, rujuk pada pertimbangan usia, jenis kelamin, berat

badan, dan tingkat aktifitas.

2. Penurunan berat badan jangka panjang dapat dicapai dengan diit kalori antara

1000 dan 1200 kalori., rekomendasi yang lebih realistis besrkisar antara 1200

sampai 1500.

3. The Amerika Diabetes and America Diabetic Association menganjurkan

bahwa untuk semua tingkat masukan kalori, 50% sampai 60% kalori

didapatkan dari karbohidrat, 20% sampai 30% dari bentuk lemak, dan sisanya

12% sampai 20 dari protein.

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003) Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan

mungkin terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh dari pendidikan, pengalaman diri sendiri

maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan.

Page 39: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

39

Pengertian itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana di

harapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya.

Menurut Sunaryo (2004) Pengetahuan adalah domain terpenting bagi

terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang disadari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan.

Menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk

objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari

pengalaman sendiri.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003, pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden yang mencakup 6 (enam) tingkatan

yaitu:

a. Tahu

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk kedalam pengetahuan tingkat II yaitu

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari semua bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami

Page 40: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

40

Memahami merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

secara benar.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi yang real (kenyataan).

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru yang

ada.Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

f. Evaluasi

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

kepada suatu materi atau obyek yang didasarkan pada suatu kriteria

yang ditentukan sendiri.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

a. Faktor internal

a) Pendidikan

Page 41: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

41

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah cita – cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

b) Pekerjaan

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tapi lebih banyak merupakan

cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu – ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

c) Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah

umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya dari orang yang lebih tinggi kedewasaanya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal

a) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial Budaya

Page 42: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

42

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.

4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2003:11 terdapat 2 cara untuk memperoleh

pengetahuan yaitu :

1) Cara Tradisional

Cara tradisional dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan sebelum ditemukannya metode ilmiah, cara penemuan

pegetahuan pada periode ini antara lain :

a). Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara coba – salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinandalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain.

b). Kekuasaan (Otoritas)

Para pemegang otoritas, baik pemimpin atau pemerintahan, tokoh

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme sama didalam pengetahuan. Prinsip ini

adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan orang

yang mempunyai otoritas, tanpa lebih dulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

Page 43: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

43

c). Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengetahuan adalah guru yang baik, pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan.

d). Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusiapun ikut

berkembang. Dan disini manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi (proses

penarikan kesimpulan) maupun deduksi (pembuatan kesimpulan).

2). Cara Modern

Cara baru atau modem dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih logis dan ilmiah, cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”.

C. Tinjauan Umum Tentang Keluarga

a. Definisi keluarga

Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kula dan warga

“kulawarga” yang berarti “anggota” kelompok kerabat. Keluarga adalah

lingkungan di mana berapa orang yang masih memiliki hubungan darah.

Page 44: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

44

Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu,

memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan kewajiban, tanggung jawab

diantara individu tersebut.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson R dan Leny R,

2010)

Berikut akan dikemukakan definisi keluarga menurut beberapa ahli

(Mubarak,wahit iqbal, 2010) :

- Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota

keluarga selalu berinteraksi satu sama ;lain.

- Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang

saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.

- Menurut Bergess (1962), keluarga terdiri atas kelompok orang yang

mempunyai ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil

adopsi, anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota

berinteraksi dan berkomunikasi dalam peran sosial, serta mempunyai

kebiasaan /kebudayaan yang berasal dari masyakat, tetapi mempunyai

keunikan tersendiri.

Page 45: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

45

- Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998. keluarga adalah unit

terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan

beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah

suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

b. Tipe keluarga

Ada beberapa tipe keluarga (Jhonson R dan leny R, 2010).

1. Keluarga inti, yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak.

2. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan

anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah

satu atau dua pihak orang tua.

3. selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar keturunan di

atas keluarga aslinya. keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman,

bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek.

c. Tahap perkembangan Keluarga (Mubarak wahit iqbal, 2010)

1) Tahap I pasangan baru atau keluarga baru (berginning family)

Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami dan

istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan

keluarga masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah

memiliki keluarga baru.

2) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing family)

Page 46: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

46

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai

kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30

bulan (2,5 tahun).

3) Tahap III keluarga dengan anak prasekolah (families with preschool)

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak berusia 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun.

4) Tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (families with school

children)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang tertua memasuki sekolah pada usia 6

tahun dan berakhir pada usia 12 tahun.

5) Tahap V keluarga dengan anak remaja (families with teenagers)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai usia 19-20 tahun, pada saat anak meninggalkan rumah

orang tuanya.

6) Tahap VI keluarga dengan anak dewasa atau pelepasan

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.

7) Tahap VII keluarga usia pertengahan (middle age families)

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan

berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.

8) Tahap VIII keluarga usia lanjut

Page 47: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

47

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah satu

pasangan pensiun, berlanjut salah satu pasangan meninggal, sampai

keduanya meninggal.

d. Peran keluarga

Peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu

antara lain:

a) Peran sebagai provider atau penyedia

b) Sebagai pengatur rumah tangga

c) Perawatan anak, baik yang sehat maaupun yang sakit

d) Sosialisasi anak

e) Rekreasi

f) Persaudaraan (kinship), memelihara hubungan keluarga paternal

dan maternal.

g) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan)

h) Peran seksual.

e. Fungsi keluaga

Friedman, 1988 mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga di antaranya:

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

melalui keluarga yang bergembira dan bahagia.

Page 48: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

48

b. Fungsi Sosialisasi

sosialisasi dimulai pada saat lahir dan akan diakhiri dengan kematian.

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, di

mana individu secara kontinu mengubah perilaku mereka sebagai

respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia.

d. Fungsi Ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti: makanan, pakaian, dan

perumahan, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini

sulit dipenuhi keluarga yang berada di barisi kemiskinan.

e. Fungsi Perawat Keluarga / Pemeliharaan kesehatan

Bagi para prosesional kesehatan keluarga, fungsi perawatan

kesehatan merupakan pertimbangan vital dalam kajian keluarga.

f. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Keluarga mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dapat

dilakukan (Mubarak wahit iqbal, 2010) meliputi :

a) Mengenal kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan,

karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. orang tua perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh

Page 49: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

49

anggota keluarganya. peruban sekecil apapun yang dialami anggota

keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang

tua. apabila menyadari adanya perubahan, keluarga perlu mencatat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi,dan seberapa besar perubahannya.

b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan

yang tepat sesui dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di

antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah

tindakan. tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga di harapkan

tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau

teratasi. jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam mengambil

keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada orang lain

dilingkungan tempat tinggalnya.

c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika

keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga

yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan

atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi

bagi anggota keluarga. sehingga anggota keluarga akan memiliki

Page 50: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

50

waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh

karena itu, kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan,

keindahan, ketentraman, dan dapat menunjang derajat kesehatan bagi

anggota keluarga.

e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan

kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memamfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada di sekitarnya. keluarga dapat berkonsultasi

atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah

yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari

segala macam penyakit.

Page 51: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

Diet makanan Rendah Glukosa

Diet Diabetes Mellitus

51

BAB III

KERANGKA KONSEP

1. Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan teori tersebut, maka peneliti dapat merumuskan

kerangka konsep penelitian serta variable-variabel yang di teliti berikut ini:

Pola pikir variable yang diteliti

Variabel Independent Variabel Dependent

Keterangan:

: variabel yang diteliti

: berhubungan

2. Definisi Operasional

Yang di maksud pengatahuan pada penelitian ini yaitu pengetahuan

keluarga tentang diet diabetes mellitus.

a. Dikatakan baik : Bila jawaban responden benar >10

b. Dikatakan kurang : Bila jawaban responden benar ≤10

Page 52: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

52

BAB IV

METODE PENELITIAN

A.Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan keluarga tentang Diet Diabetes mellitus di RSUD Syekh

Yusuf Kabupaten Gowa.

B.Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa pada

bulan April-Mei 2013

C. Kerangka Kerja

Populasi (N) : semua keluarga penderita Diabetes Mellitus di RSUD Umum Polewali Mandar

Sampel (n) : keluarga klien yang memenuhi kriteria inklusi

Variabel yang di teliti : pengetahuan keluarga tentang diet diabetes mellitus

Page 53: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

53

D. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suyanto, 2011).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua keluarga klien mendampingi

penderita diabetes mellitus yang berkunjung ke poli RSUD Syekh Yusuf

Kab.Gowa

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

penelitian dan dianggap mewakili populasi (Suyanto, 2011). Sampel dalam

Editing, dan tabulating

Analisa data : distribusi/frekuensi

Seminar hasil

Page 54: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

54

penelitian ini adalah semua keluarga klien penderita diabetes mellitus yang

kebetulan dating berkunjung ke RSUD Umum Polewali Mandar.

Sampel diambil dengan memperhatikan criteria inklusi dan esklusi dari

sampel.kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada

populasi yang akan diteliti.

a.Kriteria Inklusi

1) Keluarga dan pasien yang datang berkunjung ke poli RSUD Polewali

Mandar.

2) Bersedia menjadi responden

3) Bisa membaca dan menulis

b.Kriteria eksklusi

1) Tidak merawat secara tetap pasien DM

E. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel

dari populasi. Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling cara pengambilan

sampel untuk tujuan tertentu, dengan sampel sesuai criteria

F. Instrumen Penelitian

Page 55: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

55

Istrumen penelitian yang di gunakan adalah kuesioner. kuesioner ini terdiri

atas 20 pertayaan dalam bentuk multiplechoice dengan pemberian skor pada

setiap jawaban jika benar = 1 dan jika salah = 0.

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di RSUD Umum Polewali Mandar dengan

prosedur sebagai berikut :

1. Mengidentifakasi tempat penelitian.

2. Megajukan surat permohonan ijin untuk mengadakan penelitian dari intitusi

ke direktur dan kepala ruangan RSUD Umum Polewali Mandar.

3. Melakukan pendekatan kepada calon responden untuk membaca dan

menandatangani surat persetujuaan responden.

4. Melakukan pegisisan kuesioner dilanjutkan dengan pengumpulan kuesioner

kembali.

H. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul diadakan :

1. Editing data, adalah memeriksa kembali kebenaran pengisian data.

2. Koding data, adalah memberikan nilai pada setiap alternative jawaban.

3. Tabilasi data, adalah mengolah data dan menyajikannya dalam bentuk tabel.

I. Analisa Data

Page 56: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

56

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan rumus distribusi frekwensi

yaitu :

P¿ fn

x 100%

Keterangan :

P = Persentase yang dicari

f = Frekuensi factor variabel

n = Jumlah sampel

J. Etika Penelitian

Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh

bertentangan dengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak respon

harus dilindungi, untuk itu peneliti harus mendapatkan pengantar dari politeknik

kesehatan Makassar prodi keperawatan Makassar yang kemudian diserahkan ke

Direktur RSUD Umum Polewali Mandar untuk memperoleh surat izin penelitian

yang akan dilakukan di lokasi penelitian yang ditujukan.

Penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi :

a. Lembar persetujuan penelitian (Informed Consent)

Lembar persetujuan diedarkan sebelum dilaksanakan penelitian agar

responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian, jika responden bersedia

diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak

maka peneliti harus menghormati hak-hak responden.

Page 57: Bab 1 & 5 Kti Ku Perbaikan Hsl Ujian Proposal

57

b. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasian identitas keluarga (responden), peneliti

tidak akan mencamtumkan nama pada lembar pengumpulan data. lembar

tersebut hanya akan diberikan kode tertentu.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subjek dijamin

kerahasiaannya. Hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil riset.