22
11 B A B II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pendidikan Dan Pelatihan Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi pribadinya agar terjadi perubahan perilaku menuju kedewasaan serta pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan yang pada akhirnya mendapatkan hasil yang memuaskan dalam jangka panjang. Sedangkan pelatihan adalah merupakan suatu kegiatan untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan, dan pengetahuan dari para pegawai sesuai dengan keinginan dari suatu lembaga atau organisasi. Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 199) pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan pengetahuan, pengertian atau sikap tenaga kerja sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja mereka. Pada akhirnya akan diperoleh ketrampilan, sikap dan perubahan tingkah laku menuju hasil yang diharapkan. Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Maka diperlukan proses yang dapat membantu berbagai tujuan dari lembaga. Secara khusus, pelatihan mempersiapkan pegawai dengan keterampilan agar dapat digunakan dalam pekerjaan

B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

11

B A B II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Pendidikan Dan Pelatihan

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk

meningkatkan kepribadiannya dengan jalan

mengembangkan potensi pribadinya agar terjadi

perubahan perilaku menuju kedewasaan serta

pengembangan kemampuan kearah yang diinginkan

yang pada akhirnya mendapatkan hasil yang

memuaskan dalam jangka panjang. Sedangkan

pelatihan adalah merupakan suatu kegiatan untuk

memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku,

keterampilan, dan pengetahuan dari para pegawai

sesuai dengan keinginan dari suatu lembaga atau

organisasi.

Menurut Siswanto Sastrohadiwiryo (2003: 199) pendidikan merupakan tugas untuk meningkatkan

pengetahuan, pengertian atau sikap tenaga kerja

sehingga mereka dapat lebih menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja mereka. Pada akhirnya akan diperoleh

ketrampilan, sikap dan perubahan tingkah laku

menuju hasil yang diharapkan. Pelatihan adalah suatu

proses dimana orang-orang mencapai kemampuan

tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

Maka diperlukan proses yang dapat membantu

berbagai tujuan dari lembaga. Secara khusus,

pelatihan mempersiapkan pegawai dengan

keterampilan agar dapat digunakan dalam pekerjaan

Page 2: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

12

mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik

antara pelatihan dengan pengembangan, dengan

pengembangan yang bersifat meluas untuk

mengembangkan kemampuan individu bagi

pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.

Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright (2003: 251)

mengemukakan bahwa pelatihan merupakan suatu

usaha sadar dan terencana untuk memberikan fasilitas

pembelajaran tentang pekerjaan yang berkaitan dengan

pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.

Hasibuan (2003: 10) mengatakan Pendidikan dan

Latihan sama dengan pengembangan yaitu merupakan

proses peningkatan keterampilan kerja baik teknis

maupun manajerial.

Hamalik (2001: 13) mengatakan bahwa pelatihan

bermanfaat untuk mempersiapkan promosi

ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan

sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan

yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau

manajerial.

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan

wahana pembelajaran orang dewasa yang berbasis

bekal ajar awal, bersifat peningkatan kinerja profesional

bagi pendidik dan tenaga kependidikan. Oleh karena

itu strategi pembelajaran dalam diklat seyogyanya

widyaiswara menempati pada posisi bagaimana peserta

diklat belajar dan membelajarkan untuk tujuan

profesional development (pengembangan profesional).

Dengan demikian proses pembelajaran dalam diklat

harus mampu memfasilitasi interaksi kesejawatan yang

memungkinkan terjadinya saling berbagi ide dan

Page 3: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

13

pengalaman guna meningkatkan kinerja profesional.

Prinsip Pembelajaran dalam diklat merupakan

pendidikan bagi orang dewasa yang yang

mengembangkan interaksi antara penatar dengan

peserta diklat dengan menerapkan prinsip-prinsip

pendidikan orang dewasa. Pusdiklat Depdiknas (2003)

menguraikan aplikasi prinsip pembelajaran orang

dewasa antara lain sebagai berikut:

a.Orang dewasa perlu mengetahui

mengapa harus mempelajari sesuatu dan harus siap belajar. Alasannya adalah

pada awal pembelajaran sebagai pengantar harus ada kaitan isi materi diklat dengan pekerjaan mereka.

b.Peserta diklat cenderung berfokus pada kegiatan pembelajaran yang ber- kaitan dengan kehidupan, tugas, dan

pemecahan masalah. Prinsip ini memberitahukan bahwa orang dewasa

ingin memperoleh pengetahuan yang praktis dan menerapkan hal-hal yang dipelajari.

c.Peserta diklat dapat belajar dengan baik, ketika berpraktek dan bekerja atas dasar pengetahuan dan ketrampilan

serta sikap baru.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelatihan

adalah suatu proses terencana yang membantu orang-

orang untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan

dan sikap sehingga dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerja dan mencapai tujuan dari

organisasi tersebut pada saat ini dan yang akan datang

Page 4: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

14

dan bermanfaat untuk mempersiapkan jabatan yang

lebih tinggi.

2.1.2 Model Pelatihan Partisipasif

Banyak ahli berpendapat tentang arti, tujuan dan

manfaat pelatihan. Namun dari berbagai pendapat

tersebut pada prinsipnya tidak jauh berbeda. Menurut

Suprijanto (2007: 158), dalam bukunya berjudul

Pendidikan Orang Dewasa dari teori hingga aplikasi

menyatakan bahwa “pelatihan adalah salah satu

metode dalam pendidikan orang dewasa atau suatu

pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap

peserta dengan cara yang spesifik”. Sedangkan

Partisipatif adalah: keterlibatan mental dan emosi serta

fisik peserta dalam memberikan respon terhadap

kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan

bertanggung jawab atas keterlibatannya.

Menurut Sudjana (2000: 172-174), bahwa prinsip

pembelajaran partisipatif terdiri dari:

1.Didasarkan kebutuhan belajar (learning needs based) 2.Kebutuhan belajar sebagai landasan untuk penyusunan dan pengembangan

program kegiatan pembelajaran partisipatif, sehingga kebutuhan belajar

menjadi salah satu faktor penting dalam pembelajaran partisipatif. 3.Berorientasi pada tujuan kegiatan

pembelajaran (learning goals and objective oriented).

Page 5: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

15

4.Pembelajaran partisipatif direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan

sebelumnya berdasarkan kebutuhan belajar warga belajar. 5.Berpusat pada warga belajar

(participant centered), Prinsip ini mengandung makna bahwa kegiatan

pembelajaran yang dilakukan, harus didasarkan dan disesuaikan dengan

latar belakang kehidupan warga belajar. 6.Berangkat dari pengalaman belajar

(experiential learning), kegiatan pem- belajaran partisipatif disusun dan

dilaksanakan bertitik tolak dari hal-hal yang telah dikuasai warga belajar atau dari pengalaman yang telah dikuasai

warga belajar.

Menurut Sudjana (2005: 78) mengembangkan

model pelatihan sepuluh langkah atau dikenal dengan

model pelatihan partisipatif, yang langkah-langkahnya

sebagai berikut:

1.Identifikasi Kebutuhan Pelatihan.

Untuk dapat melaksanakan kegiatan pelatihan yang

efektif sehingga berguna dan bermanfaat bagi peserta,

maka sebelum kegiatan dilaksanakan perlu

diidentifikasi kebutuhan belajar, sumber belajar dan

kemungkinan hambatan yang akan dihadapi baik

dalam pelaksaan kegiatan pelatihan maupun dalam

mengembangkan hasil pelatihan yang diperoleh.

Identifikasi kebutuhan pelatihan merupakan hal yang

sangat perlu karena suatu kegiatan pelatihan akan

sangat bermanfaat bagi peserta bila yang diikutinya

Page 6: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

16

tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang

dirasakannya. Setelah mengetahui kebutuhan belajar

atau pelatihan, maka selanjutnya adalah

mengidentifikasi sumber belajar yang tepat dengan

kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan. Sumber

belajar yang diidentifikasi tersebut dapat berupa

manusia dan dapat pula berupa non manusia. Di

samping mengidentifikasi kebutuhan dan sumber

belajar yang mungkin dapat dimanfaatkan, maka

perlu diidentifikasi kemungkinan hambatan yang akan

dihadapi atau dijumpai baik dalam melaksanakan

kegiatan pelatihan maupun dalam mengembangkan

hasil pelatihan. Kemungkinan hambatan ini dapat

berupa faktor manusia seperti: keterbatasan

kemampu an sumber belajar dalam memberikan dan

menyajikan materi, ketidak mampuan peserta dalam

mengembangkan keterampilan.Sedangkan faktor non

manusia seperti, dukungan lingkungan sekitar,

bantuan dari pihak lain berupa modal stimulan dalam

mengembangkan keterampilan yang dimiliki.

2.Perumusan Tujuan Pelatihan: Tujuan adalah me-

rupakan arah atau target yang akan dicapai dalam

suatu kegiatan pelatihan. Untuk dapat mengarahkan

pelaksanaan kegiatan pelatihan, maka perlu

dirumuskan tujuan dengan jelas dan terarah, baik

yang menyangkut tujuan umum, maupun tujuan

khusus. Dengan rumusan tujuan akan mengarah-

kan penyelenggaraan dalam melaksanakan program

pelatihan, atau dengan kata lain bahwa tujuan

merupakan penuntun penyelenggara dalam me-

laksanakan program. Rumusan tujuan yang ingin

Page 7: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

17

dicapai melalui pelatihan tersebut harus jelas,

terarah, dan kongkrit, sehingga dapat diukur. Dengan

demikian bahwa dalam merumuskan tujuan pelatihan

harus menggunakan ungkapan-ungkapan yang

operasional.

3.Penyusunan Program Pelatihan. Pada tahap pe-

nyusunan program pelatihan berarti mencakup

kegiatan penyusunan kurikulum pelatihan, menyiap-

kan materi pelatihan, menentukan metode dan

strategi pelatihan, waktu pelaksanaan pelatihan dan

nara sumber pelatihan (instruktur).

4. Penyusunan Alat Evaluasi Awal dan Evaluasi Akhir

Peserta.

Alat evaluasi awal digunakan untuk mengadakan

evaluasi awal (pre test) guna mengetahui

pengetahuan, sikap dan keterampilan dasar yang

dimiliki peserta. Sedangkan alat evaluasi akhir (post

test) adalah digunakan untuk mengetahui hasil

belajar peserta setelah mengikuti kegiatan pelatihan.

5. Latihan Untuk Pelatih. Kegiatan ini dilakukan untuk

memberikan pemahaman kepada pelatih/ tutor/

sumber belajar tentang kegiatan program pelatihan

secara menyeluruh.

6.Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan, Memanfaatkan

Bahan belajar, dan menerapkan Metode dan Teknik

Pelatihan. Urutan kegiatan pelatihan menyangkut

urutan rangkaian kegiatan pelaksanaan kegiatan

mulai dari awal hingga akhir kegiatan. Menentukan

bahan belajar dalam menentukan dan menetapkan

materi yang akan disajikan berdasarkan kompetensi

yang harus dimiliki dan dikuasai oleh peserta

Page 8: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

18

pelatihan. Penentuan metode dan teknik didasarkan

pada tingkat kesesuaiannya dengan materi, dan

karakteristik peserta serta daya dukungnya terhadap

intensitas kegiatan pelatihan.

7.Mengimplementasikan Proses Latihan. Tahapan ini

merupakan inti pelaksaan kegiatan pelatihan. Pada

tahapan ini terjadi proses pembelajaran yaitu proses

interaksi dinamis antara peserta pelatihan dan

sumber belajar/ fasilitator, serta materi pelatihan.

8.Melaksanakan Evaluasi Terhadap Peserta Pelatihan.

Evaluasi awal ini dilakukan untuk mengetahui

kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta yang

menyangkut pengetahuan, sikap dan ketrampil-

annya. Evaluasi awal ini dapat berupa test tulis dan

dapat juga test lisan.

9.Melaksanakan Evaluasi Akhir Kegiatan. Evaluasi ini

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar yang

dicapai oleh peserta setelah mengikuti program

pelatihan. Untuk mengevaluasi akhir kegiatan

dapat menggunakan alat evaluasi yang digunakan

pada saat evaluasi awal.

10.Melaksanakan Evaluasi Program Pelatihan.

Evaluasi program pelatihan adalah kegiatan me-

ngumpulkan data tentang penyelenggaraan pelatih-

latihan untuk diolah dan dianalisis guna dijadikan

masukan dalam pengambilan keputusan untuk

pelaksanaan kegiatan pelatihan di masa mendatang.

Menurut Paulo Freire mengemukakan model

pelatihan partisipatif menggunakan beberapa langkah

pendekatan, diantaranya:

1.Penjajagan/pengenalan kebutuhan, se-

Page 9: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

19

perti pengenalan masalah, kebutuhan dan potensi masyarakat. Pengkajian hubungan sebab akibat masalah-masalah

(identifikasi akar masalah). 2.Pengkajian potensi dan penetapan prioritas masalah.

3.Perencanaan kegiatan, seperti alternatif- alternatif pemecahan masalah. Alternatif

kegiatan yang bisa dilakukan. Penentuan para pelaksana. Pelaksanaan atau pengorganisasian kegiatan.

4. Pemantauan kegiatan. 5. Evaluasi kegiatan.

Menurut pendapat para ahli dapat disimpulkan

bahwa pelatihan partisipatif dimulai dengan

identitifikasi kebutuhan yang merupakan akar

masalah kemudian di cari pemecahannya dengan

melakukan pelatihan yang sesuai dengan

perencanaan, tujuan, program pelatihan dan selama

pelatihan perlu pemantauan serta diadakan evaluasi

guna mengetahui keberhasilan dari suatu program

pelatihan.

2.1.3 Kompetensi Guru menyusun Rencana

Pembelajaran Model Problem Posing

Dalam pasal 28 ayat 2 Peraturan Pemerintah No.

19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan

secara tegas dinyatakan bahwa ada empat kompetensi

yang harus dimilki guru sebagai agen pembelajaran.

Keempat kompetensi itu adalah kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan

kompetensi sosial.

a.Kompetensi Pedagogik

Page 10: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

20

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik yang meliputi pemaham-

an terhadap peserta, perancangan dan pelaksanaan

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengem-

bangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang di milki.

b.Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan

kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

berwibawa , menjadi teladan bagi peserta didik dan

berakhlak mulia. Sub kompetensi mantap dan stabil

memiliki indikator essensial yakni bertindak sesuai

dengan hukum, bertindak sesuai norma sosial,

bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam

bertindak dan bertutur.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional merupakan kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkannya membimbing

peserta didik memenuhi standart kompetensi yang

ditetapkan dalam standart nasioanal pendidikan.

Guru harus memahami dan meguasai materi ajar

yang ada dalam kurikulum, memahami struktur,

konsep dan metode keilmuan yang koheren dengan

materi ajar, memahami hubungan konsep mata

pelajaran terkait dan menerapkan konsep-konsep

keilmuwan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

guru juga harus menguasai langkah-langkah

penelitian, dan kajian kritis untuk memperdalam

pengetahuan dan materi bidang studi.

Page 11: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

21

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan pendidikan sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali

peserta didik di masyarakat sekitar. Guru tidak bisa

bekerja sendiri tanpa memperhatikan lingkungan-

nya. Ia harus sadar sebagai bagian tak terpisahkan

dari masyarakat akademik tempat dia mengajar

maupun dengan masyarakat di luar. Keempat

kompetensi diatas merupakan satu kesatuan yang

tidak bisa dipisahkan dan berdiri sendiri-sendiri.

Karena keempat kompetensi saling mempengaruhi

dan saling menunjang dalam pelaksanaan tugasnya

baik sebagai guru, pelatih, pendidik atau pemimpin

pembelajaraan di kelas maupun di luar kelas.

Menurut Finch dan Crunkilton (dalam Mulyasa,

2004: 4) mengatakan kompetensi adalah penguasaan

terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap dan apresiasi

yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan.

Berdasar hal tersebut kompetensi guru meliputi aspek

tugas, sikap dan ketrampilan yang harus dimiliki

pendidik untuk dapat melaksanakan tugas proses

pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu.

Menurut Muhaimin (2004: 151) mengatakan

kompetensi adalah sperangkat tindakan intelegensi

penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang

sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan

tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat

intelegen harus ditunjukkan sebagai kemahiran,

kecermatan dan kesuksesan dalam bertindak. Sifat

Page 12: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

22

tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai tindakan

yang baik menurut moral, ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Perencanaan pembelajaran atau disebut juga

sebagai desain pembelajaran merupakan kegiatan awal

yang harus dilakukan guru sebelum melaksanakan

proses pembelajaran. Ada banyak istilah untuk

menamai perencanaan pembelajaran. Ada yang

menyebut rencana pelajaran, program pembelajaran,

skenario pembelajaran, bahkan ada yang menyebut-

nya dengan desain pembelajaran. Apa pun istilah nya,

konsep awalnya tetap sama yaitu sebagai sebuah

proses perencanaan dalam kegiatan belajar mengajar.

Mendesain pembelajaran berarti menyusun rancangan

atau menyusun model pembelajaran sesuai dengan

silabus, standar kompetensi, dan kompetensi dasar

yang disyaratkan. Menurut Oemar Hamalik (2008:

134) “perencanaan merupakan seperangkat operasi

yang konsisten dan terkoordinasi guna memperoleh

hasil-hasil yang diinginkan”. Perencanaan dikatakan

pula sebagai pemilihan dari sejumlah alternatif tentang

penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan

sumber yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan

tersebut (Soetjipto, 2004: 134).

Pembelajaran adalah menyampaikan masalah,

konsep, pikiran atau ide yang diolah menjadi satu

kesatuan yang bermakna melalui proses, cara dan

perbuatan dalam pembelajaran. Pengertian ini lebih

mengarah guru sebagai pelaku perubahan dan peserta

didik sebagai pelaku perubahan.Menurut Syaiful

Sagala, (2008: 12) Pembelajaran merupakan proses

Page 13: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

23

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak

guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan

oleh peserta didik atau murid.

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

proses pembelajaran untuk mencapai hasil belajar.

Dalam arti yang sama model pembelajaran dapat

dikatakan sebagai pendekatan atau strategi

pembelajaran. Menurut Arends (Suprijono, 2011: 45)

bahwa model pembelajaran mengacu pada pendekatan

yang digunakan, termasuk dalam tujuan - tujuan

pembelajaran, guru dapat membantu peserta didik

mendapatkan informasi, ide, ketrampilan, cara berfikir

dan mengekspresikan ide.

Mukminan (2006: 28) memberi beberapa kriteria

yang dapat dijadikan pedoman untuk memilih model

desain pembelajaran yang akan dilakukan antara lain:

(1) Sederhana artinya bentuk yang seder- hana menjadi lebih mudah dimengerti,

diikuti dan dipahami. (2) Lengkap artinya model pembelajaran yang didesain lengkap, paling tidak

mengandung tiga unsur pokok yaitu identifikasi, pengembangan dan evaluasi (3) Dapat diterapkan bahwa model pem-

belajaran hendaknya dapat diterima dan diterapkan, sesuai dengan situai dan

kondisi setempat. (4) luas artinya model pembelajaran hendaknya memiliki jangkauan yang luas.

(5) teruji, artinya model pembelajaran telah teruji/ terbukti memberi hasil yang baik.

Page 14: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

24

Silver dalam hajar (2001: 11) model pembelajaran

problem posing mempunyai 3 pengertian:

1.Problem posing adalah perumusan soal sederhana atau Perumusan ulang

soal yang ada dengan beberapa pe- rubahan agar lebih sederhana dan dapat dipahami dalam rangka memecah-

kan soal yang rumit. 2.Problem posing adalah perumusan soal yang berkaitan dengan syarat-

syarat pada soal yang telah dipecah- kan dalam rangka mencari alternatif

pemecahan lain. 3.Problem posing adalah merumuskan atau membuat soal dari situasi yang

berbeda

Ali Mahmudi (2008: 9) menuliskan langkah -

langkah Penyusunan Rencana Pembelajaran Model

Problem posing:

1.Identitas Pembelajaran

2.Mengidentifikasi standart Kompetensi

3.Mengidentifikasi Kompetensi Dasar

4.Indikator Pencapaian Kompetensi

5.Tujuan Pembelajaran

6.Materi Pembelajaran

7.Alokasi Waktu

8.Metode/Pendekatan/Model Pembelajaran

9.Kegiatan Pembelajaran

a.Kegiatan Awal

(1)Membuka kegiatan pembelajaran (salam,absensi)

(b)Apersepsi

(c)Menyampaikan tujuan pembelajaran

b.Kegiatan Inti

Page 15: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

25

(1) Penyampaian.materi/bahan pelajaran kemudian

memberi contoh soal dan penyelesaiannya

(2) Pembentukan kelompok

(3) Pembuatan soal ( pengajuan masalah ) setiap

siswa pada kelompok

(4) Penukaran hasil pembuatan soal kepada ke-

lompok lain untuk dikerjakan

(5) pengerjaan soal yang telah diterima setiap siswa

dari kelompok lain

(6) pengembalian soal kepada si pembuat soal

(7) Pembahasan soal yang sudah dikerjakan

(8) Wakil kelompok mempresentasikan hasil

pekerjaannya

c. Kegiatan Penutup

(1). Menutup kegiatan pembelajaran

(2).Mengarahkan siswa membuat kesimpulan

(3).Membuat rangkuman berdasarkan kesimpul-

an yang dibuat siswa

10.Menentukan Alat dan Sumber Bahan

11.Melaksanakan Penilaian

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

proses pengelolaan perencanaan pembelajaran sangat

penting untuk membantu guru dan siswa dalam

mengkreasi dan menata pembelajaran sehingga

memungkinkan peristiwa pembelajaran yang terjadi

mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran sangat

diperlukan untuk memandu proses belajar secara

efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model

pembelajaran yang berlandaskan teoritis yang

humanistik, lentur, memiliki sintak yang sederhana,

mudah dilakukan untuk mencapai tujuan belajar.

Page 16: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

26

Model pembelajaran problem posing yang dikemukakan

diatas secara filosofis dalam pembelajarannya

bertujuan menfasilitasi siswa dalam pengembangan

olah pikir atau kreativitas berfikir dalam menyelesaikan

masalah.

2.1.4 Pengaruh Pelatihan Model Partisipasif

Terhadap Peningkatan Kompetensi Guru

Pendidikan dan pelatihan merupakan proses

pembelajaran melalui proses dan prosedur

berlangsung dalam waktu tertentu. Pendidikan dan

pelatihan pada dasarnya dimaksudkan untuk

mempersiapkan SDM sebelum memasuki pasar kerja.

Dengan pengetahuan yang diperolehnya dari

pendidikan dan pelatihan dalam proporsi tertentu

diharapkan sesuai dengan syarat-syarat yang dituntut

oleh suatu pekerjaan. Pendidikan mempunyai fungsi

sebagai penggerak sekaligus pemacu terhadap potensi

kemampuan SDM dalam meningkatkan prestasi

kerjanya. Irianto (2001: 75), menyatakan bahwa nilai

kompetensi seorang pekerja dapat dipupuk melalui

program pendidikan, pengembangan dan pelatihan

Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru

untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-

baiknya dalam perencanaan program pengajaran,

pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil

pembelajaran. menurut Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20(a) Tentang

Guru dan Dosen yaitu merencanakan pembelajaran,

melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu,

Page 17: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

27

serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada

penampilan mereka baik dari penampilan kemampuan

akademik maupun kemampuan profesi yang artinya

mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan

mendidik siswa dengan sebaik-baiknya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pendidikan dan pelatihan pembelajaran dapat mem-

pengaruhi peningkatan kemampuan dan kinerja guru

dari merencanakan, melaksanakan sampai meng-

evaluasi pengajaran, sehingga dapat menyelesaikan

tugas yang dibebankan dengan baik.

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

Navarro (2000: 18) teacher training in Latin

America entitled updates and trends say that classroom-

based training, teacher training, group training,

integration training, support special ability is a strong

case and used as training programs that effectively

address the problem of teaching in the use of teaching

methods will have an effect on learning outcomes

Rebecca Oxford (2008) Strategy Training for

Language Learners: Six Case Studies and Models

Situational Training, we as teachers want to help

students find a way to learn the language more

effectively and more easily. One way to do this is a

training strategy, which has recently captured the

imagination of researchers and teachers of the world.

Results of the study are: a) the use of learning strategies

and training strategies; b) to present six case studies of

Page 18: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

28

situational training strategy, the affective aspects

intertwined as part of the training; c) to offer training

model strategy based on personal experience; and d) to

make other instructional suggestions for training

strategies in the language classroom.

Haksan Darwangsa (2012: 128) Berdasarkan

hasil-hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

diklat partisipatif-kolaboratif yang dapat meningkatkan

kompetensi Guru Biologi SMA adalah pada tahap

perencanaan dimulai dari identifikasi kebutuhan

peserta, menentukan tujuan, mendesain program, dan

struktur program diklat yang dilakukan dengan

melibatkan seluruh peserta diklat secara bersama-

sama. Selanjutnya pada tahap pelaksanaan

pembelajaran,nara sumber berperan sebagai fasilitator

dalam memotivasi dan melibatkan secara aktif peserta

dalam mengungkapkan pengalaman-pengalaman

belajar, permasalahan-permasalahan pembelajaran di

sekolah serta mendorong peserta lebih aktif dalam

memberikan tanggapan-tanggapan dalam diskusi

untuk pemecahan masalah yang terkait dengan

pembelajaran dan permasalahan yang dihadapi di

sekolah. Pada tahap evaluasi fasilitator mengarahkan

peserta untuk secara bersama - sama menyusun

program tindak lanjut dari kegiatan yang telah

dilaksanakan untuk melakukan program desiminasi

kepada rekan-rekan sejawat di sekolah atau di MGMP

serta mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran dan

tanggapan peserta terhadap pelaksanaan model diklat.

Babang Robandi (2015) Hasil penelitian Model

Pembelajaran Partisipatif Untuk Meningkatkan

Page 19: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

29

Kompetensi Guru Pada Pendidikan Profesi Guru

Sekolah Dasar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh

adanya permasalahan yang dihadapi para peserta

program Pendidikan Profesi Guru (PPG-SD) yakni

masih rendahnya kompetensi mereka terutama terkait

dengan kompetensi pedagogik dalam melaksanakan

tugasnya sebagai guru. Hal ini terlihat dari indikasi

hasil uji kinerja dan ujian tulis pada PPG SM3T tahun

2013. Dari peserta berjumlah 32 orang lulus ujian

kinerja tahap pertama hanya 8 orang (25%). Demikian

pula hasil dari ujian tulis nasional uji kompetensi guru

dari 32 orang peserta hanya 14 orang (kurang dari

50%) yang lulus uji kompetensi guru tahap pertama.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang model pembelajaran

yang dapat meningkatkan kompetensi dan

kemandirian peserta program pendidikan profesi guru

sekolah dasar (PPGSD). Secara khusus penelitian ini

bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas

tentang: (1) kompetensi pedagogik peserta PPG SM3T

sebelum menggunakan model pembelajaran

partisipatif; (2) gambaran pelaksanaan pendidikan

profesi guru melalui model pembelajaran partisipatif,

dan 3) gambaran tentang kompetensi pedagogik

peserta PPG SM3T setelah menggunakan model

pembelajaran partisipatif. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen

melalui desain pretest dan posttest. Pretest dan post

test dikenakan pada kelompok ujicoba (treatment), dan

pada kelompok kontrol (tanpa treatment). Teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

Page 20: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

30

ini yaitu test dan non test mencakup wawancara,

observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

penguasaan kompetensi pedagogik peserta program

pendidikan profesi guru SD melalui penggunaan model

pembelajaran partisipatif.

Sudhiana (2007) meneliti tentang upaya

meningkatkan kemampan guru dalam menyusun RPP

melalui kegiatan pelatihan workshop. Berdasarkan

analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan

aktivitas peserta dalam kegiatan pelatihan workshop

.Di samping itu juga, terjadi peningkatan kompetensi

guru dalam menyusun RPP melalui pembinaan berupa

pelatihan workshop dari siklus I ke siklus III dan

mencapai target minimal yang telah ditetapkan yakni

80%, artinya 80% guru telah efektif dalam menyusun

RPP pada masing-masing aspek. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa melalui pelatihan workshop

dapat meningkatkan kompetensi guru dalam

menyusun RPP.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dapat di

disimpulkan bahwa program pelatihan diantaranya

pelatihan partisipatif menjadikan guru mempunyai

kompetensi profesional dan pedagogik guru serta

berpengaruh positif karena sesuai dengan kebutuhan

yang pada akhirnya dari peningkatan kompetensi guru

akan membantu siswa belajar lebih efektif dan mudah.

Page 21: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

31

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di

atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah

seperti terlihat pada Gambar 1

Dalam kaitannya dengan kemampuan guru menyusun

rencana pembelajaran masih kurang maka atas

kebutuhan guru diadakan pelatihan model partisipasif,

bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk

memperoleh tingkat kinerja yang diperlukan dalam

pekerjaan mereka serta mengimplementasikan dalam

pembelajaran.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas,

maka hipotesis penelitian sebagai Berikut:

“Di duga melalui pelatihan partisipatif, guru dapat

menyusun rencana pembelajaran model problem

posing”.

1.kompetensi

guru menyusun

rencana

pembelajaran

masih rendah

2.kompetensi

menerapkan model

pembelajaran yang

sesuai dengan

materi masih

kurang

Mengimple

mentasikan

dalam

pembelajar

an

Mampu

menyusun

RPP model

Problem

posing

Pelatihan

partisipatif

menyusun

RPP model

problem

posing

Gambar 1 Kerangka Pikir

Page 22: B A B II TINJAUAN PUSTAKA - Repositori Institusi...yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan wahana pembelajaran orang

32