Upload
ayu-fatimah-zahra
View
243
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
1/17
JURNAL
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN ALTERNATIFARTERIPORONG
Dikutip dari :
YUDI IRAWAN
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Disusun kembali oleh :AYU FATIMAH ZAHRA
Universitas Gunadarma
LATAR BELAKANG
Kita masih ingat kejadian semburan lumpur panas lapindo pada tanggal
27 Mei 2006 di lokasi pengeboran minyak PT. Lapindo Brantas di Desa
Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo. Semburan lumpur ini
meluas hingga menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan
perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas
perekonomian Jawa Timur.
Luapan lumpur panas ini tidak hanya menyebabkan kerugian materi yang
besar, luapan lumpur panas ini juga menyebabkan gangguan pada fasilitas-
fasilitas transportasi khususnya transportasi darat seperti jalan raya baik jalan arteri
maupun jalan tol dan jalan kereta api.
Untuk mengatasi masalah di atas, maka direncanakan pembuatan jalan
alternatif arteri di Kecamatan Porong, Sidoarjo. Pembuatan jalan arteri alternatif
ini dilakukan agar saat luapan lumpur menggenangi jalan arteri yang lama arus lalu
lintas Surabaya ke arah selatan (Malang, Pandaan, Banyuwangi, Bangil) dan
sebaliknya tidak perlu dialihkan melalui Mojosari. Dengan adanya jalan alternatif
ini diharapkan arus lalu lintas yang melalui Porong tidak akan terganggu walaupun
tanggul pembatas lumpur jebol dan lumpur meluap.
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
2/17
PERUMUSAN MASALAH
1. Bentuk geometrik jalan manakah yang tepat dan sesuai dengan
kontur yang tersedia pada peta topografi,serta gambar
geometrik jalan (Long dan Cross Section nya)?
2. Berapa ketebalan perkerasan yang dibutuhkan untuk dapat
melayani lalu lintas yang ada selama umur rencana 10 tahun
berdasarkan beban kendaraan yang lewat?
3. Berapa dimensi saluran tepi yang diperlukan dengan melihat
kondisi kontur yang ada?
4.
Berapa volume galian dan timbunan?
5. Berapa anggaran biaya yang diperlukan untuk ruas perencanaan
jalan baru tersebut?
TUJUAN PENULISAN
1.
Merencanakan geometrik jalan yang tepat dan sesuai dengan
mempertimbangkan kontur yang tersedia pada peta topografi,serta
menggambar geometrik jalan (Long dan Cross Section nya).
2. Merencanakan tebal dan jenis perkerasan jalan yang dibutuhkan dengan
metode Analisa Komponen (Bina Marga).
3. Merencanakan drainase permukaan jalan yang diperlukan sesuai dengan
kontur yang ada.
4. Mendapatkan volume galian dan timbunan.
5. Mendapatkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk perencanaan jalan
baru ini.
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
3/17
BATASAN MASALAH
1. Masalah Geometrik Jalan
Panjang jalan yang akan direncanakan adalah sepanjang pilihan trase yang
paling optimal dari semua sisi.
2. Masalah Perkerasan Jalan
Tebal perkerasan jalan dihitung dengan menggunakan metode Analisa
Komponen (Bina Marga).
3. Perencanaan drainase permukaan jalan berdasarkan data hujan.
4. Tidak meninjau sistem pelaksanaan di lapangan, dan gorong-gorong.
5.
Jembatan direncanakan dengan bentang tipikal.
6. Analisa penggunaan alat berat tidak diperhitungkan.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Alinyemen horisontal
2. Alinyemen vertikal
3.
Perencanaan perkerasan lentur
4.
Drainase jalan raya
5. Volume galian dan timbunan
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
4/17
METODE PENELITIAN
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
a.
Peta Topografi
b. Data Lalu Lintas Harian
c.
Data CBR Tanah
d.
Data Curah Hujan
e. Data Kependudukan dan Perekonomian
PERENCANAAN
a. Dasar Perencanaan
b. Perencanaan Geometrik jalan
c.
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
5/17
d.
Perencanaan Dimensi Saluran Tepi
e. Perencanaan Rambu dan Marka Jalan
f. Rencana Anggaran Biaya
DASAR PERENCANAAN
Jalan Alternatif Arteri ini direncanakan 4 lajur 2 arah dengan median, lebar
jalur per arah 7 m, lebar bahu jalan 1,5 meter, lebar median jalan 3 m (dengan lajur
tepian 0,5 m), bagian luar jalan diasumsikan 2 m. Karena jalan alternatif ini
termasuk tipe jalan arteri luar kota maka kecepatan rencananya adalah 80 km/jam.
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Alinemen Horisontal :
Semua tikungan menggunakan tipe Spiral - CircleSpiral
Mencari sudut
Mencari superelevasi
Mencari Ls
Ls (Waktu tempuh 3 detik)
Ls (Landai relatif)
Ls (Rumus modifikasi shortt)
Ls (Tingkat perubahan kelandaian)
Mencari parameterparameter lengkung horisontal
Mencari STA PI
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
6/17
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
7/17
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
8/17
Alinemen Vertikal :
pada perencanaan alinemen vertikal ini digunakan jarak pandangan henti
Jh
Mencari Lv
Jarak Panjang Henti
Keluwesan bentuk
Waktu tempuh 3 detik
Penyerapan guncangan
Syarat kenyamanan
Syarat drainase
Mencari Ev
Mencari Elevasi PPV, PLV, PTV, PPV
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
9/17
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
10/17
PELEBARAN PERKERASAN
Untuk lebar kendaraan rencana sesuai standar TPGJAK (1997) yaitu kendaraan
sedang dengan kriteria sebagai berikut :
a. Tonjolan depan kendaraan (A) = 2,1 m
b. Jarak gandar kendaraan (p) = 7,6 m
c. Lebar kendaraan rencana (b) = 2,6 m
d. Untuk lebar kebebasan samping kiri dan kanan kendaraan (C), asumsi =
1m (untuk lebar jalur 7 m)
(sumber : Sukirman, 1999)
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
11/17
Perencanaan Jarak Kebebasan Samping
Jarak kebebasan samping adalah ruang untuk menjamin kebebasan pandang di
tikungan sehingga jarak pandangan henti.
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
Umur rencana = 10 tahun
Jalan direncanakan dibuka pada tahun 2011
Perhitungan Angka Ekivalen (E) Sumbu Kendaraan
Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Penentuan Faktor Regional (FR)
Perencanaan indeks Permulaan pada awal umur rencana (IPO)
Perencanaan Indeks Permulaan Akhir (IPT)
Penentuan Indeks Tebal Perkerasan (ITP)
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
12/17
Tebal lapisan permukaan (surface course), D1 :
TP1 = a1 . D1
5.9 = 0,40 . D1D1 = 5.9 / 0,40
= 14,75 cm > tebal minimum = 5 cm
(tabel 2.13)Dipakai D1 sebesar 15 cm.
Tebal lapisan pondasi atas (base course), D2 :
ITP2 = a1 . D1 + a2 . D2
6,1 = 0,40 . 15 + 0,13 . D2
D2 = 0,7692 cm < tebal minimum = 20 cmDipakai D2 sebesar 20 cm.
Tebal lapisan pondasi atas (base course), D3 :
ITP3 = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
12,4 = 0,40 . 15 + 0,13 . 20 + 0,13 . D3
D3 = 29,2307 cm > tebal minimum = 10 cmDipakai D3 sebesar 30 cm.
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
13/17
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
14/17
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN
Volume galian dan timbunan dihitung dengancara membagi sepanjang jalan
rencana menjadi beberapa segmen.
PERENCANAAN RAMBU DAN MARKA
1.
Adapun rambu-rambu yang direncanakan tersebut adalah :
a. Rambu peringatan tikungan ke kiri (1a).
b.
Rambu peringatan tikungan ke kanan (1b).
c. Rambu peringatan jembatan atau penyempitan di jembatan (3d)
2.
Marka yang dipakai pada Jalan Alternatif Arteri Porong :
a.
Marka memanjang berupa garis utuh/menerus
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
15/17
Marka memanjang terdapat pada sisi kanan dan kiri jalur jalan.
b. Marka memanjang berupa garis putus-putus
Marka memanjang putus-putus terdapat pada bagian tengah jalur jalan
yang berfungsi sebagai pembatas lajur.
RENCANA ANGGARAN BIAYA
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
16/17
KESIMPULAN
1.
Alinemen Horisontal
Jalan Arteri kelas II, 4/2D dengan Lebar 7 m, Median 3 m, Lajur tepi 0,5
m. Kemiringan normal 2%, Superelevasi Maksimum 8%. Tipe lengkung
menggunakan Spiral-Circle-Spiral dengan 10 PI.
2. Alinemen Vertikal
Lengkung Vertikal dengan 11 PPV dan kelandaian antara 03,75%.
3. Tebal Perkerasan
Lapis permukaan dengan memakai Laston 744 setebal 15 cm.Lapis pondasi atas dengan memakai batu pecah kelas B setebal 20 cm.
Lapis podasi bawah dengan memakai sirtu / pitrun kelas A setebal 30 cm.
4. Saluran Tepi Jalan
Dengan kecepatan aliran air yang diijinkan sebesar 0,75 m/dt, dimensi
saluran ini memiliki lebar atas 2,4 m, lebar bawah 0,5 m dan tinggi saluran
0,8 m.
5. Volume Galian dan Timbunan
Volume galian = 442054.4 m
Volume timbunan = 51740.6 m
6. Rambu-Rambu dan Marka Jalan
Jalan alternatif arteri Porong ini direncanakan terdapat 24 rambu-rambu
lalu lintas
7. Rencana Anggaran Biaya
Dari hasil perhitungan didapatkan biaya total sebesar Rp
133.469.473.792,12
7/21/2019 Ayu Fatimah Zahra
17/17
SARAN
1.
Penentuan lebar jalur lalu lintas hendaknya disesuaikan dengan volume
dan kelas jalan.
2. Penentuan kecepatan rencana hendaknya disesuaikan dengan peraturan
yang berlaku, kelas jalan, medan jalan karena sangat mempengaruhi hasil
perencanaan.
3. Alinemen horisontal sebaiknya dibuat sepanjang mungkin lurus selama
keadaan topografi memungkinkan karena akan memberikan kenyamanan
pengemudi karena jumlah tikungan yang sedikit.4. Dalam perencanaan geometrik harus memperhatikan kontur medan dan
sedapat mungkin mengikuti garis kontur agar kelandaian yang didapat
tidak begitu besar.
5. Pada daerah pegunungan sebaiknya menggunakan alinemen horizontal
tipe Spiral Circle Spiral (SCS), karena keterbatasan kondisi topografi
sehingga jari-jaru desain (Rd) relatif kecil.
6. Perencanaan alinemen vertikal sebaiknya mengikuti muka tanah selama
memenuhi persyaratan kelandaian supaya volume galian dan timbunan
didapatkan seminimal mungkin sehingga didapatkan penghematan dari
segi biaya.
7. Pemeliharaan rutin setiap tahunnya harus dilakukan, agar tercapai umur
yang telah direncanakan.