Upload
tia-gustiani-poplei-viola
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 1/14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangTuberkulosis sebagai suatu penyakit sistemik yang dapat menyerang berbagai organ
termasuk tulang dan sedi. Lesi pada tulang dan sendi hampir selalu disebabkan penyebaran
hematogen dari kompleks primer pada bagian tubuh lain. Biasanya tejadi 6 – 36 bulan setelah
infeksi primer, tetapi dapat saja timbul bertahun – tahun kemudian.
TB tulang merupakan salah satu jenis penyakit baru darituberkulosis, yang tidak menyerang
paru, tetapi menyerang susunan tulang. Kuman mycobacterium tuberculosis, yang biasa
menyerang paruparu, ternyata bisa mengalami mutasi dan menyerang tulang, terutama
susunan tulang belakang, yang bisa menyebabkan kerapuhan atau kerusakan struktur tulang.
!ada tahun "##$, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar # juta penderita baru TB dengan
kematian 3 juta orang %&'(, treatment of tuberculosis, guidelines for national programmes,
"##)*. +inegaranegara berkembang kematian TB merupakan $- dari seluruh kematian.
+iperkirakan #$- penderita TB berada dinegara berkembang, )$- penderita TB adalah
kelompok usia produktif %"$$ tahun*.
+i /ndonesia pada tahun "##$, hasil 0ur1ey Kesehatan 2umah Tangga %0K2T* menunjukan
baha penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit kardio1askular dan
penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit
infeksi.
Tahun "###, &'( memperkirakan setiap tahun terjadi sekitar $43. kasus TB baru
dengan kematian karena TB sekitar "5.. 0ecara kasar diperkirakan setiap ". penduduk
/ndonesia terdapat "3 penderita baru TB paru BT positif.
Timbulnya TB tulang terjadi pada tahuntahun terakhir ini, penyakit ini belum tuntas
diberantas. Kondisi ini masih lebih sering terjadi dibandingkan tumor tulang primer, lesi
kemerahan dan kelainan bentuk yang mengakibatkan kelumpuhan, yang dahulu sering
ditemukan dan kini jarang terlihat.
!enyebaran secara hematogen dari infeksi tulang dianggap berasal dari paruparu dan
mungkin terjadi ketika infeksi primer atau dari post primary foci.
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 2/14
2adiografi thorak, menunjukkan penyakit aktip TB7 sedikitnya $- dari kasus. (rganisme
ini rupanya memiliki masa dormant dan kemudian dapat menjadi aktif lagi. Bacillus ini berada di
dalam spongiosa dari metafisis tulang panjang. !engaruh pada 7olum 1ertebral ada dalam $-
kasus. Lesi biasanya tunggal, alaupun ada juga gambaran multifokal kistik pada tulang.8ambaran ini sering terjadi pada anakanak.
B. Rumusan Masalah
". pa definisi dari arthritis septic atau TB tulang 9
. pa saja etiologi dari arthritis septc 9
3. Bagaimana stadium dari arthritis septic9
5. pa saja factor resiko dari arthritis septic9
$. Bagaimana manifestasi klinis dari arthritis septic9
6. Bagaimana patofisiologi dari arthritis septic9
). Bagaimana penatalaksanaan dari arthritis septic9
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostic untuk arthritis septic9
#. Bagaimana konsep asuhan keperaatan pada arthritis septic9
C. Tujuan
". :enjelaskan definisi arthritis septic.
. :enjelaskan etiologi dari arthritis septic.
3. :enjelaskan stadium arthritis septic.
5. :enjelaskan factor resiko dari arthritis septic.
$. :enjelaskan tanda dan gejala pada arthritis septic.
6. :enjelaskan patofisiologi dari arthritis septic.
). :enjelaskan patofisiologi arthritis septic.
4. :enjelaskan pemeriksaan diagnostik pada arthritis septic.
#. :enjelaskan konsep asuhan keperaatan pada arthritis septic.
BAB II
PEMBAHASAN
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 3/14
A. Defns
rthri t is septic adalah sendi yang mengalami infeksi akibat penyebaran dari
infeksi di tempat tubuh lain %penyebaran hematogenesus* atau secara langsungakibat trauma atau inter1ensi bedah %!utra, diakses pada $ :aret "3*.
rtritis 0eptik %0* merupakan salah satu penyakit yang merupakan kegaatdaruratan di
bidang rematologi terutama bila kuman penyebabnya bakteri yang dihubungkan dengan
kesakitan dan kematian yang signifikan. Keterlambatan dan terapi yang tidak adekuat terhadap
0 dapat mengakibatkan kerusakan kartilago hyalin artikular dan kehilangan fungsi sendi yang
ire1ersibel. +iagnosis aal yang diikuti dengan terapi yang tepat dapat menghindari terjadinya
kerusakan dan kecacatan sendi % ;itraneti, ""*.
rtritis tuberkulosis merupakan penyakit kronis progresifmonoarticular yang terjadi pada
semua kelompok umur,khususnya deasa. Biasanya penyebaran dari 1iseral%biasanya paru* yang
terkena infeksi. (nset yang berbahaya dan menyebabkan nyeri progresif yang bertahap %2obbins
and 7otran, "#55*.
rtritis tuberculosa merupakan manifestasi local tuberculosis dari focus dan tempat lain.
<mumnya tempat monoartikular %4 -* dan - tempat poli artikular dari penyebaran secara
hematogen dan umumnya disebabkan oleh ekstensi langsung infeksi dari osteomelitis
tuberculosa pada efifisis. 0endi yang terserang terutama adalah sendi lutut, pinggul, pergelangan
kaki, jarijari dan sendi bahu %:utta=in, 4*.
B. Et!l!g
0tapylococcus aureus merupakan bakteri yang sering menyebabkan arthritis bacterialis dan
osteomelitis pada manusia. +iduga, kemampuan sthapylococcus aureus untuk menginfeksi sendi
berhubungan dengan interaksi antara bakteri tersebut dengan komponen matriks ekstrasululer.
!rodukproduk bakteri seperti endotoksin %lipopolisakarida* bakteri gram negati1e, fragmen
dinding sel bakteri gram positif dan kompleks imun akan merangsang selsel syno1ial untuk
melepaskan T>; ? %tumor necrosis factor alfa* dan /L – " @ % Interleukin1 beta) yang akan
mencetuskan infiltrasi dan akti1asi selsel !:> %!oly :orpho >uclear*. Bakteri akan
difagositosis oleh 1acuolated syno1ial linning ells dan sel – sel !:>. 0elsel fagositik tersebut,
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 4/14
memiliki sistem bakterisidal, kemampuannya mematkan bakteri tergantung pada 1irulensi
bakteri yang menginfeksi. Komponen bakteri yang membentuk kompleks antigen
antibodi, akan mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik, sedangkan toksin bakteri akan
mengaktifkan komplemen melalui jalur alternati1e. ;agositosis bakteri yang mati oleh selsel!:>, juga dapat menyebabkan autolysis sel, !:> akan melepaskan enAim lisoAomal kedalam
sendi yang menyebabkan kerusakan syno1ial, ligament dan raan sendi. 0elain itu, sel !:>
dapat merangsang metabolisme asam arakidonat dan melepaskan kolagenase, enAimenAim
proteolitik dan /L" sehingga reaksi inflamasi bertambah hebat.
(rganism cultured from $6 cases of acute septic arthritis
(rganism >umber of cases
0taphylococcus aureus
'aemophilus influenAa
'aemophilus parainfluenAa
0treptococcus pyogenes
7aliforms
0treptococcus pneumonia
0treptococcus 1iridians
0taphylococcus albus
naerobic 8rampositi1e cocci
:eningococcus
)
"
3
4
"
"
"
"
Sumber : THE JOURNAL OF BONE AND JOINT SURGERY
C. Sta"um Arthrts Se#t$
pley membagi 3 stadium, yaitu %:utta=in, 4*
". 0tadium akut.
+itemukannya peradangan local berupa kemerahan, pembengkakan sendi, atropi otot. +engan
pemeriksaan radiologi, terlihat adanya refraksi tulang. !ada stadium dini terjadi peradangan
sino1ium %sino1itis*, pembengkakan sino1ium, dan belum terdapat kerusakan tulang raan.
. 0tadium !enyembuhan
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 5/14
!ada stadium ini terjadi penyembuhan secara berangsurangsur. 8ejala klinis seperti panas dan
nyeri menghilang serta terjadi klasifikasi pada tulang.
3. 0tadium 2esidual
Bila penyembuhan penyakit terjadi sebelum ada kerusakan pada sendi, akan terjadi penyembuhan sempurna, tetapi bila telah terjadi kerusakan pada tulang raan sendi, akan
terdapat gejala sisaCsekuela yang bersifat permanen berupa fibrosis dan deformitas sendi.
D. %akt!r resk!
0endi lutut sering dikenai dan biasanya bersifat indolent monoartritis. Beberapa faktor resiko
antara lain %0udoyo,dkk.#*
". !rotesis pada sendi lutut dan sendi panggul disertai infeksi kulit.
. /nfeksi kulit tanpa protesis.
3. !rotesis panggul dan lutut tanpa infeksi lutut tanpa infeksi kulit.
5. <mur lebih dari 4 tahun.
$. +iabetes :elitus.
6. rtritis 2heumatoid yang mendapat pengobatan imunosupresif.
). Tidakan bedah persendian.
Tuberkulosis sendi dan tulang terutama mengenai daerah tulang belakang %$ – ) -*
dan sisanya pada sendi – sendi besar seperti panggul, lutut, pergelangan tangan, sendi bahu dan
daerah persendian kecil.
E. Manfestas &lns
!asien dengan rtrits 0eptic kut di tandai dengan %0udoyo,dkk.#*
". >yeri sendi hebat.
. Bengkak sendi.
3. Kaku dan gangguan fungsi sendi.
5. +emam.
$. Kelemahan umum.
%. Pat!fs!l!g
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 6/14
!enyakit ini pada umumnya mengenai lebih dari satu 1ertebra. /nfeksi beraal dari bagian
sentral, bagian depan atau daerah epifisial korpus 1ertebra. Kemudian terjadi hiperemi dan
eksudasi yang menyebabkan osteoporosis dan perlunakan korpus. 0elanjutnya terjadi kerusakan
pada korteks epifisis, diskus inter1ertebralis, dan 1ertebra sekitarnya. Kerusakan pada bagiandepan korpus ini akan menyebabkan terjadinya kifosis.
Kemudian eksudat % yang terdiri atas serum, leukosit, kaseosa, tulang yang fibrosis serta basil
tuberkulosa * menyebar ke depan, di baah ligamentum longitudinal anterior. Dksudat ini dapat
menembus ligamentum dan berekspansi ke berbagai arah di sepanjang garis ligamen yang lemah.
!ada daerah ser1ikal, eksudat terkumpul di belakang fasia para1ertebralis dan menyebar ke
lateral di belakang muskulus sternokleidomastoideus. Dksudat dapat mengalami protrusi ke
depan dan menonjol ke dalam faring yang dikenal sebagai abses faringeal. bses dapat berjalan
ke mediastinum mengisi tempat trakea, esofagus, atau ka1um pleura.
bses pada 1ertebra thorakalis biasanya tetap tinggal pada daerah thoraks setempat
menempati daerah para1ertebral, berbentuk massa yang menonjol dan fusiform. bses pada
daerah ini dapat menekan medula spinalis sehingga timbul paraplegia.
bses pada daerah lumbal dapat menyebar masuk mengikuti muskulus psoas dan muncul di
baah ligamentum inguinal pada bagian medial paha. Dksudat juga dapat menyebar ke daerah
krista iliaka dan mungkin dapat mengikuti pembuluh darah femoralis pada trigonum skarpei atau
regio glutea.
Kumar membagi perjalanan penyakit ini dalam $ stadium, yaitu
". 0tadium /mplantasi
0etelah bakteri berada dalam tulang, maka bila daya tahan tubuh penderita menurun, bakteri
akan berduplikasi membentuk koloni yang berlangsung selama 6 – 4 minggu. Keadaan ini
umumnya terjadi pada daerah paradiskus dan pada anak – anak umumnya pada daerah sentral
1ertebra.
. 0tadium +estruksi al
0etelah stadium implantasi, selanjutnya terjadi destruksi korpus 1ertebra serta penyempitan
yang ringan pada diskus. !roses ini berlangsung selama 3 – 6 minggu.
3. 0tadium +estruksi Lanjut
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 7/14
!ada stadium ini terjadi destruksi yang masif, kolaps 1ertebra dan terbentuk massa kaseosa
serta pus yang berbentuk cold abses % abses dingin *, yang terjadi – 3 bulan setelah stadium
destruksi aal. 0elanjutnya dapat terbentuk sekuestrum serta kerusakan diskus inter1ertebralis.
!ada saat ini terbentuk tulang baji terutama di sebelah depan % edging anterior * akibatkerusakan korpus 1ertebra, yang menyebabkan terjadinya kifosis atau gibus.
5. 0tadium gangguan neurologis
8angguan neurologis tidak berkaitan dengan beratnya kifosis yang terjadi, tetapi terutama
ditentukan oleh tekanan abses ke kanalis spinalis. gangguan ini ditemukan "- dari seluruh
komplikasi spondilitis tuberkulosa. Eertebra thorakalis mempunyai kanalis spinalis yang lebih
kecil sehingga gangguan neurologis lebih mudah terjadi pada daerah ini.
Bila terjadi gangguan neurologis, maka perlu dicatat derajat kerusakan paraplegia, yaitu
ajat / Kelemahan pada anggota gerak baah terjadi setelah melakukan aktifitas atau setelah berjalan
jauh. !ada tahap ini belum terjadi gangguan saraf sensoris.
ajat // Terdapat kelemahan pada anggota gerak baah tapi penderita masih dapat melakukan
pekerjaannya.
ajat /// Terdapat kelemahan pada anggota gerak baah yang membatasi gerakCakti1itas penderita serta
hipestesiCanestesia
ajat /E Terjadi gangguan saraf sensoris dan motoris disertai gangguan defekasi dan miksi. Tuberkulosis
paraplegia atau Pott paraplegia dapat terjadi secara dini atau lambat tergantung dari keadaan
penyakitnya.
$. 0tadium deformitas residual
0tadium ini terjadi kurang lebih 3 – $ tahun setelah timbulnya stadium implantasi. Kifosis
atau gibus bersifat permanen oleh karena kerusakan 1ertebra yang masif di sebelah depan.
%. Penatalaksanaan
". !ada dugaan terhadap kemungkinan arthritis bacterial, aspirasi cairan sendi harus segera
dilakukan untuk analisis, pearnaan gram dan kultur cairan sendi.
. Bila cairan sendi bersifat purulen dan atau ditemukan bakteri pada pearnaan gram, segera
diberikan antibiotic berspektrum luas. Karena pada umumnya disebabkan oleh 0.ureus, maka
pilihan utama antibiotika adalan penicillin, kloksasilin, klindamisin atau netilmisin yang
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 8/14
diberikan secara parenteral. !ilihan antibiotic yang lain adalah kombinasi ampisilin dan
sulbaktam. Bila alergi terhadap penicillin dapat diberikan 1ankomisin atau klindamisin. Bila
pearnaan didapatkan cocus gram positif, pilihan antibiotic adalah 1ankomisin. Bila didapatkan
basil gram negati1e, terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang menurun, harusdiberikan golongan aminoglikosida atau penicili anti pseudomonas atau cephalosporin geenerasi
ke 3. Bila didapatkan bakteri gram negati1e pada orng muda sehat, maka pilihan antibiotic
adalah penicillin atau septriakson. !ada neonates dan anak dibaah tahun, antibiotic harus
dipilih yang dapat mematikan '. influenAae, 0. ureus, dan streptokokus grup B.
3. 0etelah ada hasil kultur cairan sendi maka antibiotic diganti dengan yang telah sesuai dengan
dosis yang adekuat.
5. Foint drainage harus dilakukan dengan baik, baik dengan aspirasi jarum, artroskopi atau
artrotomi.
$. Tindakan bedah harus dipertimbangkan jika keadaan sebagai berikut
a. infeksi koksae pada anak anak
b. 0endi sendi yang sulit dilakukan joint drainage secara adekuat baik secara aspirasi jarum maupun
karena letak anatominya
c. Bersamaan dengan osteomielitis
d. /nfeksi berkembang ke jaringan lunak sekitarnya
'. Pemerksaan Dagn!stk
". ;oto rontgen
:isalnya pada tuberculosis tulang belakang akan dijumpai hilangnya sudut anterior superior atau
inferior dari badan 1ertebra dan hilangnya rongga antar 1ertebra.
. Tes darah
Tes darah terhadap titer anti stafilococus dan anti – streptolisisn hemolisin, tifoid, paratifoid, dan
bruselosis dapat membantu penegakan diagnosis pada kasus sulit dan pada pusatpusat dengan
pusat yang memadai. Leukosit kadang meningkat sampai $.Cmm3 %nilai normal 5.
".Cmm3*.
3. Biopsi jrum
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 9/14
Fuga dapat bermanfaat pada kasus sulit, namun membutuhkan pengalaman serta pemeriksaan
histology yang baik.
5. !emeriksaan :2/
!emeriksaan ini terutama untuk melihat jaringan lunak yaitu diskus inter1ertebralis danligamentum fla1um serta lesi dalam sumsum tulang belakang.
$. !emeriksaan 7T 0can
!emeriksaan 7T 0can dengan mielografi. !emeriksaan mielografi dilakukan bila terdapat gejala
gejala penekanan sumsum tulang belakang.
H. &!nse# Asuhan &e#era(atan Pa"a &len "engan Arthrts Se#t$
). Pengkajan &e#era(atan
a. namesis
"* /dentitas klien meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku
bangsa, tanggal dan jam :20, no.regist, asuransi kesehatan, dan diagnostic medis.
Keluhan utama yang sering menjadi alasan klien meminta pertolongan kesehatan adalah
paraparesis, gejala paraplegia, keluhan gangguan pergerakan tulang belakang, dan adanya nyeri
tulang belakang. <ntuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, peraata
dapat menggunakan metode !G20T.
!ro1oking Insident : hal yang menjadi factor presipitasi nyeri adalah adanya peradangan pada
tulang belakang.
Guality O!"in : >yeri yang dirasakan klien bersikap menusuk. >yeri sering disertai dengan
adanya parestesia. ;actor yang mengurangi nyeri dikaji karena pada beberapa keadaan, kualitas
dan kuantitas nyeri berkurang dengan manajemen nyeri keperaatan yang meliputi pengaturan
posisi, relaksasi napas dalam, metode distraksi, manajemen sentuhan dengan masase ringan
disekitar lokasi nyeri.
2egion # R"di"tion# Re$iet : kaji apakah nyeri dapat reda, apakah nyeri menjalar atau menyebar
karena pada beberapa kasus, nyeri sering menajalar dari tulang belakang ke pinggul dan menjalar
ke tungkai. 0elain itu, kaji dimana nyeri terjadi, apakah nyeri terlokasi, dan sebatas apa.
0e1erity % S&"$e ' O!"int : nyeri biasanya "3 pada penilaian skala nyeri 5.
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 10/14
Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah kondisi nyeri berlangsung terus menerus
atau hilang timbul.
* 2iayat !en(")it se)"r"n*+ Keluhan yang didapat hamper sama dengan gejala tubercolosis pada
umunya, yaitu badan lemahC lesu, nafsu makan berkurang, BB menurun, suhu sedikit meningkat% subfebril * terutama pada malam hari, serta sakit punggung. !ada anakanak sering disertai
dengan menangis pada malam hari % night cries *. !ada tubercolosis 1ertebra ser1ikalis, dapat
ditemukan nyeri didaerah belakang kepala, gangguan menelan, dan gangguan pernapasan akibat
adanya abses retrofaring. Kadang kala klien dating dengan gejala abses pada daerah
para1ertebral, abdominal, inguinal, popliteal, atau bongkong
3* Ri,"("t Pen(")it D"-u$u+ da keluhan riayat TB paru dan penggunaan obat anti tubercolosis
% (T *. !enyakit lainnya seperti hipertensi, +: perlu juga di kaji untuk mengindetifikasi
penyulit pada penatalaksanaan dan implementasi keperaatan.
5* Pen*)".i"n !si)ososios!iritu"$+ !eraat mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien
untuk menilai respon emosi klien terhadap penyakit yang di deritanya dan perubahan peran klien
dalam keluarga dan masyarakat, serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan seharihari,
baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. danya perubahan berupa paralisis anggota
gerak baah memberikan manifestasi yang berbeda pada setiap klien yang mengalami
spondilitis tuberkolosa.
Karena klien harus menjalani raat inap, kaji apakah keadaan ini memberi dampak pada status
ekonomi klien. 'al ini dilakukan karena peraatan dan pengobatan memerlukan dana yang tidak
sedikit. 0pondilitis tuberkolosa memerlukan biaya untuk pemeriksaan, pengobatan, dan
peraatan yang dapat mengacaukan keuangan keluarga sehingga factor biaya ini dapat
mempengaruhi stabilitas emosi dan pikiran klien dan keluarga. !eraat juga memasukkan
pengkajian fungsi neurologis mengenai dampak hambatan mobilitas terhadap gaya hidup
indi1idu. !erspektif keperaatan dalam mengkaji terdiri atas dua masalah, yaitu ketrbatasan
yang diakibatkan oleh hambatan mobilitas dalam hubungannya dengan peran social klien dan
rencana pelayanan yang akan mendukung adaptasi hambatan mobilitas musculoskeletal dalam
system dukungan indi1idu.
b. !emeriksaan fisik
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 11/14
0etelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien, pemeriksaan fisik sangat
berguna untuk mendukung data pengkajian anamnesis. !emeriksaan fisik sebaiknya dilakukan
persistem %B"B6* dengan focus pemeriksaan B6 %bone* yang terarah dan dihubungkan dengan
keluhan klien."* Keadaan umum
Klien umumnya tidak mengalami penurunan kesadaran. danya perubahan tandatanda 1ital
yang meliputi bradikardia dan hipertensi sering berhubungan dengan penurunan akti1itas secara
umum akibat adanya hambatan dalam melakukan mobilisasi ekstermitas.
* B" %Breathing*
'asil pemeriksaan fisik sistem ini pada klien spondilitis tuberculosa dengan fase penurunan
akti1itas yang parah adalah pada infeksi didapatkan baha klien batuk, ada peningkatan
produksi sputum, sesak napas, penggunaan otot bantu napas, dan peningkatan frekuensi
pernapasan. !ada palpasi, ditemukan taktil premitus seimang kanan dan kiri. !ada perkusi,
ditemukan adanya resonan pada seluruh lapang paru. !ada auskultasi, didapatkan suara napas
tambahan, seperti ronchi pada klien dengan peningkatan produksi secret, dan kemampuan batuk
yang menurun yang sering ditemukan pada klien spondilitis tuberculosa dengan penurunan
tingkat kesadaran koma. !ada klien spondilitis tuberculosa fase aal, biasanya tidak didapatkan
kelainan pada sistem pernapasan.
3* B %Blood *
!ada keadaaan spondilitis tuberculosa dengan komplikasi paraplegia yang lama diderita biasanya
akan didapatkan adanya hipotensi ortostatik %penurunan tekanan darah sistolik H $ mm'g dan
diastole H " mm'g ketika klien bangun dari posisi beraring ke posisi duduk*. !ada klien
spondilitis tuberculosa tanpa paraplegia biasanya tidak didapatkan kelainan pada sistem
kardio1askuler.
5* B3 %Brain*
Tingkat kesadaran biasanya compos mentis.
a* Kepala tidak ada gangguan, yaitu normosefalik, simetris, tidak ada penonjolan, sering
didapatkan adanya nyeri belakang kepala.
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 12/14
b* Leher pada spondilitis tuberculosa yang mengenai 1ertebra ser1ikalis, sering didapatkan
adanya kekakuan leher sehingga mengganggu mobilisasi leher dalam melakukan rotasi, fleki,
dan ekstensi kepala.
c* &ajah ajah terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk. &ajahsimetris, tidak ada lesi dan edema.
d* :ata tidak ada gangguan, seperti konjungti1a tidak anemis.
e* Telinga tes bisik atau eber masih dlam keadaan normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan.
f* 'idung tidak ada deformitas, tidak ada pernapasan cuping hidung.
g* :ulut dan ;aring tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan, mukosa mulut
tidak pucat.
h* !emeriksaan fungsi serebral. 0tatus mental obser1asi penampilan dan tingkah laku klien,
biasanya status mental klien tidak menglami perubahan.
!emeriksaan saraf cranial
a* 0araf /. biasanya pada klien spondilitis tuberculosa tidak ada kelainan dan fungsi penciuman
tidak ada kelainan.
b* 0araf //. Tes ketajaman penglihatan dalam kondisi normal.
c* 0araf /// , /E, dan E/. Biasanya tidak ada gangguan mengngkat kelopak mata, pupil isokor.
d* 0araf E. Klien spondilitis tuberculosa umumnya tidak mengalami paralis pada otot ajah dan
refleks kornea biasanya tidak ada kelainan.
e* 0araf E//. !ersepsi pengecapan dalam batas normal dan ajah simetris.
f* 0araf E///. Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi.
g* 0araf /I dan I. secara sensorik, kemampun menelan baik, tetapi adanya gangguan menelan
lebih sering disebabkan oleh adanya abses faring sehingga mengganggu klien dalam proses
menelan karena adanya sensori nyeri menelan.
h* 0araf I/. Tidak ada atropi otot sternokleidomastoideus dan trapeAiuA.
i* 0araf I//. Lidah simetris, tidak ada de1iasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi. /ndra
pengecapan normal.
!emeriksaan refleks biasanya tidak terdapat refleks patologis.
$* B5 %Bladder*
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 13/14
!ada spondidlitis tuberculosa daerah torakal dan ser1ikal, tidak ada kelainan pada sistem ini.
!ada spondilitis tuberculosa daerah lumbal, sering didapatkan keluhan inkontinensia urine,
ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan eliminasi urine.
6* B$ %Boel*/nspeksi abdomen bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. !alpasi turgor baik, tidak ada
kejang otot abdomen akibat adanya abses pada lumbal, hepar tidak teraba. !erkusi suara
timpani, ada pantulan gelombang cairan. uskultasi peristaltic usus normal J C menit.
/nguinalgenitaliaanus tidak ada hernia, tidak ada pembesaran lomfe, tidak ada kesulitan BB.
!ola nutrisi dan metabolisme pada klien spondilitis tuberculosa, sering ditemukan penurunan
nafsu makan dan gangguan menelan karena adanya stimulus nyeri menelan dari abses faring
sehingga pemenuhan nutrisi menjadi berkurang.
)* B6 %Bone*
a* Look. Kur1atura tulang belakang mengalami deformitas %kifosis* terutama pada spondilitis
tuberculosa daerah torakal. !ada spndilitis tuberculosa daerah 1ertebra lumbalis, hampir tidak
terlihat deformitas, tetapi terlihat adanya abses pada daerah bokong dan pinggang. !ada
spondilitis tuberculossa daerah ser1ikal, terdapat kekakuan leher.
b* ;eel. Kaji adanya nyeri tekan pada daerah spondilitis.
c* :o1e. Terjadi kelemahan anggota gerak %paraparesis dan paraplegi* dan gangguan pergerakan
tulang belakang. !ergerakan yang berkurang tidak dapat dideteksi didaerah toraks, tetapi mudah
diamati pada tulang belakang punggung harus diperhtikan dengan teliti, sementara gerakan
dicoba. Biasanya seluruh gerakan terbatas dn usaha tersebut menimbulkan spasme otot. <ji uang
logam dapat menilai seorang anak yang mengalmi spasme lumbal. Bila anak mengambil uang
dari lantai, ia cenderung membongkokkan pinggul dan lutut, bukan membungkukkn tulang
belakang.
*. Dagn!sa &e#era(atan
a. 'ambatan mobilitas fisik yang b.d paraplegia, paralysis ekstremitas baah.
b. >yeri b.d kompresi saraf dan refle spasme otot sekunder pada tulang belakang.
c. 'ipertermi b.d proses peradangan pada sendi
7/23/2019 Atritis Sep
http://slidepdf.com/reader/full/atritis-sep 14/14
d. nsietas b.d krisis situasional, ancaman terhadap konsep diri, perubahan status kesehatanCstatus
ekonomiCfungsi peran.
BAB IIIPENUTUP
rthri t is septic adalah sendi yang mengalami infeksi akibat penyebaran dari
infeksi di tempat tubuh lain %penyebaran hematogenesus* atau secara langsung
akibat trauma atau inter1ensi bedah %!utra, diakses pada $ :aret "3*.
0tapylococcus aureus merupakan bakteri yang sering menyebabkan arthritis bacterialis
dan osteomelitis pada manusia. +iduga, kemampuan sthapylococcus aureus untuk menginfeksi
sendi berhubungan dengan interaksi antara bakteri tersebut dengan komponen matriks
ekstrasululer.
!asien dengan rtrits 0eptic kut di tandai dengan %0udoyo,dkk.#* >yeri sendi hebat,
bengkak sendi, kaku dan gangguan fungsi sendi, demam, kelemahan umum.
Daftar Pustaka
;itranedi, Dl1i. %""*. Artritis Se!ti&. +iakses pada tanggal $ maret "3 di
httpCCdrel1ifitraneti.blogspot.comC""C"Cartritisseptik.html
:utta=in, rif. %4*. Asu-"n /e!er","t"n /$ien G"n**u"n Sistem 0us)u$os)e$et"$ . Fakarta
D87.
!utra, Funiartha 0emara. Asu-"n /e!er","t"n P"sien den*"n Artritis Se!ti&. +iakses pada tanggal
$ :aret "3 dihttpCCiputujuniarthasemaraputra.ordpress.comC"C#C5Casuhan
keperaatanpasien denganartritisseptikC.
2obbins and 7otran.%"#55*. P"t-o$o*i& B"sis o Dese"se. !hiladelphia 0aunders.
0udoyo,aru &.,dkk.%#*. I$mu Pen(")it D"$"m.Fakarta/nternal !ublishing
&ilson,>./.L.,:.+i !oala.%"#46*. T-e Journ"$ O Bone "nd Joint Sur*er( %1o$+ 234B': $4$.