31
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel darah tersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormal yang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya. Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal. Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruh genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. 1.2. Tujuan a. Tujuan Umum Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah kesehatan terutama leukemia. b. Tujuan Khusus 1

Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

S1 KEPERAWATAN

Citation preview

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari

sel induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah

putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang.

Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel darah

tersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormal

yang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.

Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat

sel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah

tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini

mendesak pertumbuhan sel darah normal.

Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruh

genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan

peranan.

1.2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah

kesehatan terutama leukemia.

b. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan keluarga

dengan masalah leukemia.

Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.

Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi keperawatan

terhadap klien dengan leukemia.

Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan

interfensi keperawatan yang telah disusun.

Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi

keperawatan yang telah dilaksanakan.

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Konsep Teori

DEFENISI

Penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel sel

hematopietik.(Sylvia&Lorraine,1992)

Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum

tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal.(Brunner&Suddarth,1996)

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah

dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).

Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada

sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).

ETIOLOGI

Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya

dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang

mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan

menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.

Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemia

ini, antara lain:

1. Tingkat radiasi yang tinggi

Orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena

leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi

tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di

Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari

paparan radiasi tinggi.

2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu

Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapat

menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia.

Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar

formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leuikemia.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

3. Kemoterapi

Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang

berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen

alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir ini.

4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya

Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin

meningkatkan resiko leukemia.

5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)

Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia limfositik kronik yang

dikenal sebagi T-cell leukemia.

6. Myelodysplastic syndrome

Orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap

berkembangnya leukemia myeloid akut.

7. Fanconi Anemia

Menyebabkan akut myeloid leukemia

KLASIFIKASI

1. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Akut

AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke

semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.

Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai

bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering

terjadi. Pasien hanya dapat bertahan sampai 1 tahun, kematian disebabkan

oleh infeksi dan pendarahan.

2. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Kronis

CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun

lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini

lebih ringan. CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.

Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih

ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa

membesar.

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

3. Luekemia Limfositik Akut

ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada

anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden

usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit

immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,

sehingga mengganggu perkembangan sel normal.

4. Leukemia Limfositik Kronis

CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70

tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru

terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.

TANDA DAN GEJALA

Leukemia Mieloblastik Akut

1. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang

2. Anemia

3. Perdarahan, petekie

4. Nyeri tulang

5. Infeksi

6. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum

7. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5

8. Sakit kepala

Leukemia Mieloblastik Kronik

1. Rasa lelah

2. Penurunan berat badan

3. Rasa penuh di perut

4. Kadang – kadang rasa sakit di perut

5. Mudah mengalami perdarahan

6. Diaforesis meningkat

7. Tidak tahan panas

Leukemia Limfositik Akut

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

1. Malaise, demam, letargi, kejang

2. Keringat pada malam hari

3. Hepatosplenomegali

4. Nyeri tulang dan sendi

5. Anemia

6. Macam – macam infeksi

7. Penurunan berat badan

8. Muntah

9. Gangguan penglihatan

10. Nyeri kepala

Leukemia Limfositik Kronik

1. Mudah terserang infeksi

2. Anemia

3. Lemah

4. Pegal – pegal

5. Trombositopenia

6. Respons antibodi tertekan

7. Sintesis immonuglobin tidak cukup

PATOFISIOLOGI

Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau

maligna yang muncul dari perbanyakan koloni sel-sel pembentuk sel darah yang

tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan

baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung

jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.

Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat

dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap

dan lambat serta dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang

normal.

WOC → terlampir

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis AML

Terapi induksi dan terapi konsolidasi

Terapi induksi (kemoterapi) → untuk membunuh sel leukimia

Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin (daunomycin, cerubidine) atau

mitoxantrone atau idarubicin, mercaptopurine (purinethol)

Supportive care (darah dan platelet) untuk infeksi, perdarahan, mukositis

dan diare.

Granulocyte growth factor.

Terapi konsolidasi/post remisi (untuk menghilangkan sisa sel leukimia yang

tidak terdeteksi secara klinis) → Cytarabine

Transplantasi sumsum tulang

Donor sumsum tulang menggantikan produksi sel darah. Sebelumnya

dilakukan kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sumsum iskemik.

Bisa terjadi resiko penolakan dan infeksi.

2. Penatalaksanaan medis KML

Fase kronis

Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki kelainan kromosom

Hydroxyurea atau busulfan (myleran) untuk mengurangi SDP

Leukopheresis : memisahkan dan membuang leukosit

Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi SDP secara cepat

Fase transformasi

Terapi induksi dan transplantasi sumsum tulang.

3. Penatalaksaan medis ALL

Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid

Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP

Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun

Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid

Transpalantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit

4. Penatalaksaan medis KLL

Koemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (leukeran)

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin

Imunoglobin IV untuk menangani efek samping obat seperti infeksi:

pneumocystis, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus.

PROGNOSIS

LLA resiko normal prognosisnya lebih baik dari resiko tinggi. Faktor

prognosis yang kurang baik antara lain : usia kurang dari 2 tahun, usia lebih dari

10 tahun, jumlah leukosit (sel darah putih) saat awal lebih dari 50x109/L, jumlah

trombosit (keping darah) kurang dari 100x109/L, ada masa mediastinum, ras

hitam, laki-laki, ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran hati lebih dari 3 cm,

tipe limfoblas L2 atau L3, dan adanya penyakit susunan syaraf pusat saat

diagnosisi. Viana dkk (1994) mendapatkan, penderita dengan gizi buruk (menurut

standar tinggi badan/ umur) resiko kambuhnya lebih tinggi dibanding yang

gizinya baik. Di Singapura walaupun ada perbaikan, 30%-40% penderita

mengalami kambuh, dan kelompok ini prognosisinya baik. Perkembangan dan

keberhasilan pengobatan pencegahan untuk leukemia meningeal yang diikuti

dengan kemoterapi sistemik memperbaiki secara progresif angka kesembuhan

LLA pada anak. Angka kelangsungan hidup 5 tahun LLA sekitar 66-67%. Pada

LMA, jumlah lekosit yang tinggi (>100.000/µL), ras hitam, koagulasi abnormal

berprognosis jelek.

2.2. Asuhan Keperawatan

ILUSTRASI KASUS

An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat. Pasien baru masuk bagian anak untuk yang

ke dua kalinya atas indikasi ALL. Prositostatika.

Pemeriksaan Fisik :

I. Identitas Pasien

Nama anak :An.D

Tanggal masuk :20-10-2009 No.RM : 613096

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

Tempat/tgl lahir :Pondok/ 05-10-2004

BB/TB saat lahir :3500 gram/ 111 cm

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan anak :Taman Kanak-kanak

Anak Ke :1 (satu)dalam keluarga

Nama ayah :Mahatir

Pekerjaan :Sopir

Pendidikan :D3

Nama ibu :Nike

Pekerjaan :Ibu RT

Pendidikan :D3

Alamat :Pondok, Kota Padang

Diagnosa Medis :LLA. Prositostatika

II. Keluhan Utama

Alasan masuk ke RS: An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat dan

diindikasikan ALL. Prositostatika.

III. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

1. Prenatal:

Ibu dari anak mengatakan selama hamil an. D, ia tidak mengalami

kelainan dan gizinya cukup.

2. Intranatal:

Ibu mengatakan, an.D lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir

dengan cukup umur yaitu 9 bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan

panjang badan 42cm. Saat lahir, An. R menangis spontan.

3. Postnatal:

Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelah

melahirkan. Kondisinya normal.

IV. Riwayat Kesehatan Dahulu

1. Penyakit yang diderita sebelumnya :

Ibu mengatakan, an.D pernah menderita ALL. Prositostatika.

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

2. Pernah dirawat di RS :

Sebelumnya, an.D pernah di rawat di RS

3. Obat-obatan yang pernah digunakan :

Orang tua an.D mengatakan bahwa dulu an.D pernah

mengkomsumsi kortikosteroid, sitostatik dan imunoterapi.

4. Alergi :

An.D tidak memiliki riwayat alergi.

5. Kecelakaan :

An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya.

Kalaupun jatuh, an.D tidak sampai mengelami luka berat.

6. Riwayat imunisasi :

I II III

BCG 1bln 2 bln 3 bln

DPT 1 bln 2 bln 3 bln

POLIO 1 bln

CAMPAK 9 bln

HEPATITIS B 0 bln 2 bln 6 bln

V. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Tanggal 21 Oktober 2009 kemaren, an.D telah mendapatkan kemo terapi.

Saat pengkajian tanggal 22 Oktober 2009, an. D sedang demam, suhu 38,6 0C. An.D tidak mau makan, perutnya kembung dan lidahnya terdapat

sariawan.. Setelah diberi roti, an.D muntah. An.D mengeluhkan nyeri pada

sendinya dan terasa pegal-pegal. An.D meraba-raba perutnya dan

mengatakan sakit pada perutnya.

VI. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu an.D mengatakan, tidak ada penyakit keturunan, apalagi penyakit

turunan yang seperti dialami oleh an.D.

VII. Riwayat Tumbuh Kembang

1. Kemandirian dan bergaul :

Sebelum sakit, an.D mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

makan sendiri, pasang baju sendiri. An.D berteman baik dengan teman

sebaya. Tapi semenjak sakit, An. D sudah tidak mampu melakukan

aktifitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain dengan

teman-temannya.

2. Motorik kasar :

Umur 3 bulan, an.D sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah bisa

duduk, umur 9 bln berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.

3. Motorik halus :

Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa menulis coret-coretan

4. Kognitif dan bahasa :

Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa memahami perintah dari orang lain,

an.D mengerti apa yang ditanyakan orang padanya. Perkembangan

bahasa normal, anak mulai bisa bicara umur 12 bulan.

5. Psikososial :

Saat pengkajian, An.D mau berinteraksi dengan orang lain selain orang

tua bila di beri mainan terlebih dahulu.

6. Lain-lain :

Emosi an.D saat ini labil

VIII.Riwayat Sosial

1. Yang mengasuh klien :

Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)

2. Hubungan dengan anggota keluarga :

An.D merupakan anak kandung dari Ibu Nike dan Bpk mahatir. Saat

pengkajian, Bapak dari An.D sering memaksa anaknya makan-minum

dengan paksa dan sedikit marah-marah pada an.D

Menurut Ibunya, An.D sangat sayang sama adiknya. Mereka jarang

sekali ribut.

3. Hubungan dengan teman sebaya :

Sebelum sakit, an.D berteman baik dengan teman sebayanya.

4. Pembawaan secara umum :

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah

(anak tidak sinroma down)

5. Lingkungan rumah :

- Luas rumah 8 x 10 m

- Ventilasi cukup, penerangan cukup

- Pakai sumur gali

- Sampah dibakar

- Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalu jauh kira-kira

10 m

IX. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum : sadar/compos mentis

2. TB/BB (cm) :111 cm/ 15 kg

3. Kepala :46 cm

a. Lingkar kepala :

b. Rambut : kebersihan.(bersih) warna. (hitam)

Tekstur (kasar) distribusi rambut.(merata)

Kuat/mudah tercabut....( kuat )

4. Mata :

a. Sklera :Normal/non ikterik

b. Konjungtiva :anemis

c. Palpebra :

d. Pupil :ukuran........2mm.........bentuk.....isokor.........

reaksi cahaya........+/ normal.........

5. Telinga :

a. Simetris : ya

b. Serumen : Ada

c. Pendengaran: Baik

6. Hidung :

a. Septum simetris :ya

b. Sekret :tidak

c. Polip :tidak

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

7. Mulut :

Kebersihan.(kurang) .Warna (merah) Kelembaban.(kering), gusi

berdarah 3 hari yang lalu.

a. Lidah :Ada sariawan ± 1 cm

b. Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yang

di atas)

8. Leher :

a. Kelenjer getah bening :

Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm dan di

inguinal dextra ada 3 bh diameter ½ x 1 ½ x 2 cm

b. Kelenjer tiroid :

Tidak ada pembengkakan

c. JVP : 5-2 cm H2O

9. Dada :

a. Inspeksi :Normal

b. Palpasi :Normal

10. Jantung :

a. Inspeksi : iktus cordis di RIC V

b. Auskultasi :-

c. Palpasi :-

11. Paru-paru :

a. Inspeksi :simetris

b. Palpasi :fremitus kiri=kanan

c. Perkusi :-

d. Auskultasi :vesikuler

12. Perut :

a. Inspeksi :ada purpura

b. Palpasi :Hepar kenyal dan pinggirnya tajam

c. Perkusi :timpani

d. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

13. Punggung :bentuk normal

14. Ekstremitas :

Kekuatan dan tonus otot baik

15. Genitalia :-

16. Kulit :

a. Warna :sawo matang

b. Turgor :kembali dalam waktu 2 detik

c. Integritas :ada purpura di abdomen

d. Elastisitas :elastis

17. Pemeriksaan Neurologis : an.D dalam kondisi sadar/compos mentis

X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang

a. DDST (terlampir)

b. Status Nutrisi (terlampir)

XI. Pemeriksaan Psikososial

An. D saat dilakukan pengkajian, kurang mau berinteraksi dengan

orang lain. Ketika diberi mainan, an. D baru mau berkomunikasi

dengan orang .

XII. Pemeriksaan Spritual

Orang tua anak mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan

anaknya.

XIII. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium :

- Hb : 8,4 gr % - Trombosit : 34.000/

mm3

- Leukosit : 1800/mm3 - Ht : 26 %

c. Rontgen :-

d. Lain-lain :-

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

XIV. Kebutuhan Dasar Sehari-hari

No Jenis kebutuhan Di rumah/sebelum sakit Di rumah sakit

1 Makan Sering di buatkan nasi lunak

karena an.R memang susah di

suruh makan

ML, TKTP 1300

kalori/hari

2 Minum Kurang minum Jus terung pirus, air putih,

susu

3 Tidur 8 jam/ hari 12 jam/hari

4 Mandi 2x/hari 1x/hari

5 Eliminasi BAB 1X/hari

6 Bermain Normal seperti anak

sebayanya

Bermain sendiri dengan

permainan seadanya

seperti topeng-topengan

ANALISA DATA

Data Masalah

Keperawatan

Diagnosa keperawatan

DS :

- Keluarga

mengatakan Anak

menolak untuk

makan sejak

seminggu yang lalu

- Keluarga

mengatakan

biasanya anak

hanya mampu

menghabiskan 1/4

porsi makan yang

diberikan

DO :

- Berat badan anak

Gangguan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh.

Gangguan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh b.d

intake yang tidak

adekuat.

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

turun dari 17 kg

menjadi 15 kg

- Berat badan anak

berdasarkan skala

NCHS

menunjukkan gizi

yang kurang yaitu

76,19%

- Lidah anak terdapat

sariawan dengan

diameter ± 1 cm

- Porsi makan yang

diberi RS belum

dimakan anak

- LILA anak 14 cm

DS : - keluarga mengatakan

gusi An.D berdarah

2 hari yang lalu.

DO :

- Leukosit :

1800/mm3

- Hb : 8,4 gr %

- ada purpura di

abdomen

- imunosupresi

- gusi terlihat

berwarna merah

- suhu 38,6 0C

Resiko infeksi Resiko infeksi b.d

inadekuat pertahanan

sekunder atau penurunan

respon kekebalan.

DS :

- keluarga mengatakan

mereka tidak

Ketidakefektivan

penatalaksanaan

program terapeutik

Ketidakefektivan

penatalaksanaan program

terapeutik b.d

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

mengetahui cara

merawat keluarga

dengan leukemia.

- ibu An.D

mengatakan sering

lupa memberikan

obat pada An.D

( pemberian obat

tidak teratur ).

DO :

- An.D sudah dua kali

dirawat di RS dengan

diagnosis penyakit

yang sama (ALL.

Prositostatika ).

kompleksitas program

pengobatan

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA 1 : Resiko tinggi terhadap infeksi b/d inadekuat pertahanan

sekunder atau penurunan respon kekebalan.

Tujuan :

Terbebas dari tanda dan gejala infeksi

Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat

Mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, dan imun

dalam batas normal

Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi

Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur

pernafasan dan pemantauan

Intervensi :

a. Istirahatkan klien pada ruangan khusus/ isolasi

Rasional : dengan mengistirahatkan pada ruangan isolasi dapat

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

menghindari terkontaminasi dengan klien sehingga

infeksi dapat dicegah.

b. Anjurkan klien atau orang tua untuk memelihara kebersihan diri

dan lingkungan klien

Rasional : dengan memelihara kebersihan diri dan lingkungan

dapat

menghambat perkembangbiakan kuman.

c. Laporkan segera adanya tanda-tanda infeksi

Rasional : hindari keterlambatan pengobatan.

d. Tindakan kepatuhan terhadap therapi AB

Rasional : untuk mencegah dan pengobatan infeksi.

DIAGNOSA 2 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake

yang tidak adekuat

Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.

Intervensi :

a. Observasi dan catat masukan makanan klien

Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi

makanan.

b. Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : mengawasi penurunan berat badan.

c. Berikan makanan sedikit tapi sering.

Rasional : makanan sedikit dapat meningkatkan pemasukan dengan

mencegah distensi lambung.

d. Berikan penyuluhan pada orang tua klien pentingnya nutrisi yang

adekuat.

Rasional : menambah pengetahuan klien dan orang tua tentang pentingnya

makanan bagi tubuh dalam membantu proses penyembuhan.

e. Tingkatkan masukan cairan diatas kebutuhan minuman

Rasional : guna mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan.

f. Dorong anak untuk minum.

Rasional : meningkatkan kepatuhan.

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

g. Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi

Rasional : menghindari keterlambatan therapi rehidrasi.

h. Tekankan pentingnya menghindari panas yang berlebihan.

Rasional : menghindari penyebab kehilangan cairan.

DIAGNOSA 3: Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d

kompleksitas program pengobatan

Batasan Karakteristik

Subjektif:

Pengungkapan secara verbal keinginan untuk mengelola pengobatan

penyakit untuk mencegah gejala sisa

Pengungkapan secara verbal kesulitan pengaturan atau integrasi dari salah

satu atau lebih efek atau pencegahan komplikasi

Pengungkapan secara verbal bahwa keluarga tidak dapat bertindak untuk

mengurangi factor resiko dan gejala sisa

Objektif

Percepatan gejala-gejala penyakit dari anggota keluarga

Aktivitas keluarga yang tidak tepat dalam mencapai tujuan program

pengobatan untuk pencegahan

Kurangnya perhatian terhadap penyakit atau gejala sisa

Tujuan/Kriteria Hasil

Keluarga akan:

Menunjukkan keinginan untuk mengelola regimen atau program terapeutik

Mengidentifikasi factor-faktor pengganggu program terapeutik

Mengatur kegiatan yang biasa dibutuhkan ke dalam program pengobatan

anggota keluarga, misalnya diet, aktivitas sekolah

Mengalami penurunan gejala sakit diantara anggota keluarga

Intervensi

Kaji status koping dan proses keluarga saat ini

Kaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit, komplikasi, dan

penanganan yang disarankan

Kaji kesiapan anggota keluarga untuk mempelajarinya

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam perawatan

pasien

Tentukan sumber pemberi perawatan utama secara fisik, emosional, dan

pendidikan

Tentukan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga, dengan cara yang

sesuai dengan usia dan penyakit

Pendidikan untuk pasien dan keluarga

Berikan keterampilan yang dibutuhkan untuk terapi pasien kepada

pemberi perawatan

Ajarkan strategi untuk mempertahankan/memperbaiki kesehatan

pasien

Memudahkan pemahaman keluarga dalam aspek penyakit secara medis

Bantu pemberi perawatan utama untuk mendapatka persediaan

perawatan yang dibutuhkan

EVALUASI

Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana

keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Menurut Wong. D.L,

(2004 hal 596-610) hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :

1. Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

2. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan,

adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.

3. Anak tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.

4. Anak menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan

muntah.

5. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak

nyaman.

6. Masukan nutrisi adekuat.

7. Anak beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan

bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.

8. Kulit tetap bersih dan utuh.

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

9. Anak mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut,

anak membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan

rambut dan menerapkan metode ini dan anak tampak bersih, rapi, dan

berpakaian menarik.

10. Anak dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga

menunjukkan pengetahuan tentang penyakit anak dan tindakannya.

Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan

meluangkan waktu bersama anak.

11. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga

dan anak mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan

keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat

dukungan yang adekuat.

12. Evalusi tingkat pemahaman keluarga terhadap tatalaksana perawatan

penyakit.

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukimia

BAB IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan

Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan oleh

sel darah putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemia

akut pada anak adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putih

oleh sumsum tulang anak maupun gangguan pematangan sel-sel tersebut

selanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30% jumlahnya dari seluruh keadaan

keganasan yang didapat pada anak.

Leukemia terdiri dari dua tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia

dan acute myeloid leukemia. Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia

umumnya lebih banyak dibandingkan jenis acute myeloid leukemia.

Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belum

diketahui secara pasti, dan masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperan

cukup penting pada beberapa penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain, ada

hubungannya dengan faktor keturunan, selain tentunya banyak faktor penyebab

lain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat.

Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk

menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang normal.

Terapi yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus),

obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus tertentu, dapat juga

dilakukan transplantasi sumsum tulang belakang.

Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung waktu

penemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam stadium awal atau sudah

lanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang dilakukan, timbul

relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun kemungkinan penyebab yang

bisa diperkirakan.

3.2. Saran

Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik

untuk pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.

21