Upload
hoangkhue
View
242
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OP SECTIO
CAESAREA DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
PERSONAL HYGIENE DI RUANG NIFAS
RSU DEWI SARTIKA
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan
Oleh :
RASMINNIM. P00320014038
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2018
ii
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Rasmin
Nim : P00320014038
Institusi Pendidikan : Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul Studi Kasus : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST OP
SECTIO CAESAREA DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHANPERSONAL HYGIENE DIRUANG
NIFASRSU DEWI SARTIKA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, Agustus 2018Yang Membuat Pernyataan,
Rasmin
iv
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. NamaLengkap : Rasmin
2. Tempat/TanggalLahir : Kaboibula, 19 Februari 1996
3. JenisKelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Taluki/Indonesia
6. Alamat : Desa Maligano Kec. Maligano Kab. Muna
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 6 Maligano, Tamat Tahun 2008
2. SMPN 2 Wakorumba Utara, Tamat Tahun 2011
3. SMAN 1 Maligano, Tamat Tahun 2014
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Periode 2014-2018
v
MOTTO
“LAHTAZAN FOR WOMEN”
Jangan pernah membuat keputusan saat marah
dan jangan pernah berjanji saat kau bahagia.
Karna semuanya akan sia-sia dan tidak memiliki arti
Jalani saja, semua yang ada pada dirimu, karena
Kamulah yang paling paham. Orang lain mungkin bisa menilai
Sesuai kapasitas kepala mereka, tetapi tidak paham apa yang kamu rasa.
Saat orang berkata buruk mengenai kita,
Padahal kita tidak pernah mengusik kehidupan
mereka, itu petanda bahwa kehidupan kita lebih
Indah dari mereka
~RASMIN
vi
ABSTRAK
Rasmin P00320014038. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio CesareaDalam Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika.Yang di bimbing oleh Ibu Lena Atoy, SST., MPH dan Bapak H. Taamu A.kep, SPd.,M.Kes. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan cara membuatsayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut(Amrusofian,2012). MenurutWorld Health Organization (WHO) persentasi operasi section caesarea lebih dari 10-15% pertahunnya dan angka kemetian langsung pada operasi section caesarea adalah5,8 per 100.000 (Anonim, 2010). Hasil RISKESDAS Tahun 2013 menunjukan bahwaangka kelahiran section caesarea di Indonesia 9,8% dan di Sulawesi Tenggara 3,3%(Salamah,2015). Tujuan: untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan padapasien post op sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene di RSUDewi Sartika. Data diperoleh dengan melakukan pengkajian secara langsung danwawancara kepada pasien dan keluarga serta dengan dokumen-dokumen yang ada diRumah Sakit berkaitan dengan data pasien tersebut. Hasil: setelah dilakukanintervensi 3x24 jam defisit perawatan diri klien teratasi dengan pemberian tindakanmembantu pasien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene. Kesimpulan:defisit perawatan diri tdapat teratasi dengan pemberian pemenuhan kebutuhanpersonal hygiene.
Kata Kunci :Askep post op, pasien post op sectio caesarea dan personal hygiene
Pustaka : 9 (2006-2015)
vii
KATAPENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya,sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapa tbimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua JurusanKeperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Ibu Lena Atoy, SST, MPH dan Bapak H. Taamu, A Kep, Spd, M.Kes selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dengan sebaik-
baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Akhmad, SST, M.Kes, Ibu Dali, SKM., M.Kes dan Ibu Asminarsih Zainal
Prio, M.Kep, Sp.Kom selaku dosen penguji I, penguji II, dan penguji III yang
telah membimbing saya dan memberikan masukan-masukan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
vii
KATAPENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya,sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapa tbimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua JurusanKeperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Ibu Lena Atoy, SST, MPH dan Bapak H. Taamu, A Kep, Spd, M.Kes selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dengan sebaik-
baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Akhmad, SST, M.Kes, Ibu Dali, SKM., M.Kes dan Ibu Asminarsih Zainal
Prio, M.Kep, Sp.Kom selaku dosen penguji I, penguji II, dan penguji III yang
telah membimbing saya dan memberikan masukan-masukan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
vii
KATAPENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat dan
karunia-nya,sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio Caesarea Dalam Pemenuhan
Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya banyak mendapa tbimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya
mengucapkan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kendari.
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua JurusanKeperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari.
3. Ibu Reni Devianti Usman, M.Kep, Sp.KMB, selaku Sekretaris Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari.
4. Ibu Lena Atoy, SST, MPH dan Bapak H. Taamu, A Kep, Spd, M.Kes selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah membimbing saya dengan sebaik-
baiknya demi tercapainya Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Bapak Akhmad, SST, M.Kes, Ibu Dali, SKM., M.Kes dan Ibu Asminarsih Zainal
Prio, M.Kep, Sp.Kom selaku dosen penguji I, penguji II, dan penguji III yang
telah membimbing saya dan memberikan masukan-masukan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
viii
6. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
wawasannya serta ilmu yang bermanfaat kepeda penulis selama kuliah.
7. Kepada Kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis.
8. Direktur Rumah Sakit Umum Dewi Sartika dan staf yang telah memberikan izin
penelitian di ruang nifas.
9. Kedua orang tuaku, Bapakku La Uta dan Ibuku WaGoho, Saudara-saudaraku dan
Suami saya yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan bimbingan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
10. Kepada teman-temanku khususnya Amir, Asmila, Rasiana, Dinar, Yuyun, Hijrah,
Zamiul, andri, Ardin, Dede, Nurpati, Thika, Asdar, Meri yang telah memberikan
dukungan kepada saya.
11. Teman-teman kelas kuhhususnya Hety Nur Indrasari, Marsyawati, Astry Lanu
Martowirjo, Sry Mulianingsih, Nurul Alfi Syahra, Yuniar Indriani, dan semua
mahasiswa Programstudi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan Kendari yang
telah memberikan dukungan moral dan spiritual.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik yang
telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
kiranya mendapat balasan dari Allah SWT, Aamiin.
Kendari, 07 Agustus 2018
Penulis.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................i
Halaman Persetujuan............................................................................................ii
HalamanPengesahan...........................................................................................iii
Keaslian Penelitian................................................................................................iv
Daftar Riwayat Hidup...........................................................................................v
Halaman Motto......................................................................................................vi
Abstrak.................................................................................................................vii
Kata Pengantar ...................................................................................................vii
Daftar Isi ..............................................................................................................viii
Daftar Tabel...........................................................................................................ix
Daftar Lampiran....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang...........................................................................................1B. Rumusan Masalah......................................................................................4C. Tujuan Studi Kasus....................................................................................4D. Manfaat Studi Kasus..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Sectio Caesarea.............................................................................6B. Fisiologi Masa Nifas ................................................................................12C. Konsep Personal Hygiene.......................................................................22D. Asuhan Keperawatan Dalam Kebutuhan Personal hygiena................26
BAB III METODE STUDI KASUSA. Desain Penelitian .....................................................................................33B. Subyek Studi Kasus ................................................................................33C. Fokus Studi Kasus...................................................................................34D. Definisi Operasional................................................................................34E. Instrumen Penelitian...............................................................................35F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data...................................................36G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ............................................................. 37H. Analisis Data dan Penajian Data ........................................................... 38I. Etika Penelitian .......................................................................................38
x
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASANA. Hasil Studi Kasus ....................................................................................40B. Pembahasan ............................................................................................. 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .............................................................................................. 61B. Saran ........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perubahan Uterus Masa Nifas
Tabel 4.1 : Klasifikasi Data
Tabel 4.2 : Analisa Data
Tabel 4.3 : Intervensi Keperawatan
Tabrl 4.4 : Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : SOP Memandikan Pasien di Atas Tempat Tidur Dengan Menggunakan
waslap
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Ketua Jurusan Keperawatan
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian Dari Institusi
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian Dari Litbang Sulawesi Tenggara
Lampiran 5 : Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 : Informed Counsent
Lampiran 7 : Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 8 : Bebas Perpustakaan
Lampiran 9 : Bebas Administrasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan cara membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Amru
sofian,2012).Sectio caesarea merupakan membuka perut dengan sayatanpada
dinding perut dan uterus yang dilakukan secara vertikal atau mediana, dari kulit
sampai fasia (Wiknjosastro, 2010).
Pendapat lain mengatakan bahwa sectio sesaria adalah pembedahan untuk
mengeluarkan anak dari rongga rahim dengan mengiris dinding perut dan
dinding rahim (Angraini, 2008). Sectio sesaria adalah suatu pembedahan guna
melahirkan janin lewat insisi pada dinding perut serta dinding rahim agar anak
lahir dengan keadaan utuh dan sehat (harnawatiaj, 2008)
Sectio caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus. Banyak faktor yang menyebabkan diambilnya
tindakan sectio caesaria yaitu faktor ibu, faktor janin, faktor jalan lahir,
berdasarkan fotograf, partus kasep dan kegagalan. Angka sectio caesaria terus
meningkat dari insiden 3-4% 15 tahun yang lampau sampai insidensi 10-15%
sekarang ini. Angka terakhir mungkin bisa diterima dengan benar. Bukan saja
pembedahan menjadi lebih aman bagi ibu, tetapi juga anak ataupun keduanya
juga menjadi lebih aman disamping itu, perhatian terhadap kualitas kehidupan
2
dan pengembangan intelektual pada bayi dalam memperluas indikasi post sectio
caesaria (Oxorn, 2010).
Tingkat kesakitan menurun setelah diperkenalkannya jahitan rahim, tetapi
tingkat kematian akibat infeksi tetap tinggi. Dalam “journal of the
americanmedical associstion” menyatakan bahwa wanita yang menjalani “bedah
cesar” banyak yang meninggal akibat syok atau pendarahan karena menjahit
rahim memiliki resiko infeksi (kaufmann, 2009).
Sectio caesarea ini diperlakukan jika persalinan pervagina tidak mungkin
dilakukan, dengan keadaan abnormalitas pada bayi, ibu yang memiliki kelainan
plasenta, perdarahan hebat dan mencegah kematian janin (liu, 2008).
Menurut World Health Organization(WHO) wanita yang meninggal akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan dengan 529.000 kematian permenitnya dan
persentasi operasi sectio caesarea lebih dari 10-15% pertahunnya. World
HealthOrganization(WHO) memperkirakan bahwa rata-rata bedah sectio
caesarea ada di antara 10% dan 15% dari seluruh kelahiran negara-negara
berkembang dan angka kemetian langsung pada operasi section caesarea adalah
5,8 per 100.000. (Anonim, 2010)
Angka kematian ibu di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara
(ASEAN). Jumlahnya mencapai 228 dari 100.000 kelahiran hidup, ditinjau dari
HDI, Indonesia menduduki rengking 109 dari 174 negara jauh tertinggal dari
negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) lainnya. Ranking ini relatif tak beranjak,
bahkan cenderung lebih buruk. Sementara itu Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Anak (AKA) Indonesia juga menduduki urutan yang tak dapat
3
dibanggakan. Data menunjukan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
yaitu 461 per 100.000 kelahiran hidup, dan juga Angka Kematian Balita (AKB)
yaitu 42 per 1.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait
dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Menurut World
HealthOrganization (WHO), 81% Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi
selama hamil dan bersalin, dan 25% selama masa post partum.
Kematian ibu pada persalinan adalah karena komplikasi dan perawatan pasca
persalinan yang tidak baik. Oleh karena itu pelayanan perawatan pada ibu post
partum sangat diperlukan dan perlu mendapatkan perhatian yang utama untuk
menurunkan angka kematian ibu post partum akibat komplikasi.
Hasil RISKESDAS Tahun 2013 menunjukan bahwa angka kelahiran
sectiocaesareadi Indonesia 9,8% dan di Sulawesi Tenggara 3,3%
(Salamah,2015). Setelah dilakukan observasi di RSU Dewi Sartika Kendari pada
tahun 2016 jumlah persalinan dengan sectio caesarea sebanyak 496 orang dan
mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebanyak 679 orang (Rekam Medik
RSU Dewi Sartika).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik
untuk mengambil judul “Asuhan Keperawatan pada Pasien Post OpSectio
Caesar dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygienedi RSU Dewi
Sartika”.
4
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Op Sectio Caesaria dalam
Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada Pasien Post Op
Sectio Caesaria dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene Di RSU
Dewi Sartika.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada pasien post op
sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
b. Penulis mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien post op
sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
c. Penulis mampu melakukan rencana keperawatan pada pasien post op
sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada pasien post
op sectio caesarea dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien post op sectio caesarea
dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
5
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Bagi keluarga/pasien
Dapat menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan tentang Post
Op Sectio Caesaria dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene.
2. Bagi pengembang ilmu dan teknologi keperawatan
Dapat mengembangkan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene pada pasien Post Op Sectio
Caesaria.
3. Bagi peneliti
Menambah pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
khususnya studikasus tentang pemenuhan kebutuhan personal hygienepada
pasien Post Op Sectio Caesarea.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Sectio Caesarea
1. Pengertian Sectio Caesarea
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan cara membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. (Amru sofian,2012).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui
suatu insisi pada dinding perut dan rahim dengan saraf rahim dalam keadaan utuh
serta berat diatas 500 gram (Mitayanin, 2009). Indikasi sectio caesarea adalah
disproporsi kepala panggul, disfungsi uterus, distosia jaringan lunak plasenta
previa, janin besar, gawat janin, letak lintang. Sedangkan kontra indikasinya
adalah janin mati, syok, anemia berat, kelainan kongenital berat (Sarwono,1991)
dalam (Jitowiyono dan Kristiyanti,2010).
2. Jenis-jenis operasi seksio sesarea:
a. Seksio secarea transperitonealis’
Sectio cesaria transperitonealis dengan insisi di segmen bawah uterus. Insisi
pada bawa rahim, bisa dengan teknik melintang atau memenjang.
Keunggulan pembedahan ini adalah :
1. Pendarahan luka insisi tidak seberapa banyak
2. Bahaya peritonitis tidak besar
3. Perut uterus umumnya kuat.
7
Sehingga bahaya ruptur uteri dikemudian hari tidak besar karena pada nifas
segmen bawa uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti
seperti korpus uteri sehingga luka dapat sembuh lebih sempurna.
b. Seksio sesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, seksio sesarea dapat dilakukan sebagai
berikut:
1. Sayatan memanjang (longitudinal) menurut kroning
2. Sayatan melintang (transversal) menurut kerr
3. Sayatan huruf T (T-incision)
c. Seksio sesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira
sepanjang 10 cm. tetapi aat ini tehnik ini jarang dipakai karena memiliki
banyak kekurangan namun pada kasus seperti operasi berulang yang memiliki
banyak perlengketan organ cara ini dapat dipertimbangkan.
d. Seksio sesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah
rahim (low cervikal transfersal) kira-kira sepanjang 10 cm.
3. Etiologi
a. Etiologi berasal dari Ibu
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi/janin/panggul),
8
sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul
plasenta previa terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat-1
komplikasi kehamilan yaitu preeclampsia-eklampsiaatas permintaan
kehamilan yang disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalan persalinan
(kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya).
b. Etiologi berasal dari janin
Fetal distress / gawat janin, mal persentasi dan mal posisi kedudukan
janin prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan
velum atau forceps ekstraksi.
3. Manifestasi Klinis
Persalinan dengan sectio cesaria, memerlukan perawatan yang lebih
konprehensif yaitu : perawatan post operatif dan perawatan post partum.
Manifestasi klinis sectio cesarea antara lain :
a. Nyeri akibat adanya luka pembedahan
b. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
c. Fundus uterus kontraksi kuat dan terltak di umbilicus
d. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak
banyak)
e. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
f. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan ketidak
mampuan menghadapi situasi baru
g. Pengaruh anastesi dapat menimbulkan mual dan muntah
9
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Penentuan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan deferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/hematokrit
f. Golongan darah
g. Urinalisis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
j. Ultrasound sesuai pesanan(Tukcer, Susan Martin, 1998 nanda jilid 3
2015).
5. Masalah Yang Lazim Muncul
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas (mokus dalam jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon
obat anestesi)
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (pembedahan trauma
jalan lahir episiotomi)
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi postpartum
d. Ketidakefektifan pemberian ASI berhubungan dengan kurang
pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui
10
e. Gangguan eliminasi urine
f. Resiko infeksi berhubungan dengan faktor resiko: Episiotomi, laserasi
jalan lahir, bantuan pertolongan persalinan
g. Gangguan pola tidur berhubungan kelemahan
h. Defisit perawatan diri: mandi / kebersihan diri, makan, toileting
berhubungan dengan kelelahan post partum
i. Konstipasi
j. Resiko syok (hipovolemik)
k. Resiko perdarahan
l. Defisiensi pengetahuan: perawatan post partum berhubungan dengan
kurangnya informasi tentang penanganan postpartum.
6. Discharge Planning
a. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satu tahun
b. Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan antenatal
yang baik
c. Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar
d. Lakukan perawatan pos op sesuai arahan tenaga medis selama dirumah
e. Jaga kebersihan diri
f. Konsumsi makanan yang bergizi dan istrahat yang cukup.
7. Patofisiologi
Sectio caesarea merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat
diatas 500 gram dengan sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
11
Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distrosi kepala panggul, disfungsi
uterus, distorsia jaringan lunak, plasenta previa dan lain-lain untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang
setelah dilakukangan sectio caesarea ibu akan mengalami adaptasi post
partum baik dari aspek kognitif berupa kurang pengetahuan. Akibat kurang
informasi dan dari aspek fisiologi yaitu produk oxsitosin yang tidak adekuat
akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik
dan perawatan luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena
insisi yang mengakibatkan gangguan rasa nyaman.Sebelum dilakukan
operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan umum.
Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu
anestesi janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang
tidak dapat diatas dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan
pengaruh anestesi bagi ibu sendiri yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia
uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk pengaruh terhadap nafas
yang tidak efektif akibat sekret yang berlebihan karena kerja otot nafas silia
yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran pencernaan dengan
menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi
proses penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap
untuk metabolisme sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari
mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada
12
dilambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
endotrcheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada
perubahan pola eliminasi yaitu konstipasi. (Saifuddin, Mansjoer dan
prawirohardjo, 2002).
B. Fisiologi Masa Nifas
Post partum adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Prawirohardi, 2008).
Nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhirsetelah kira-kira 6 minggu.
Dalam masa tersebut pasti ibu akan merasakan berbagai macam perubahan.
Adapun perubahan yang terjadi yaitu sebagai berikut :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
Selama masa nifas alat-alat interna maupun ekterna berangsur-angsur
kembali seperti sebelum hamil.Perubahan seluruh alat genitalia ini disebut
involusi. Pada masa ini terjadi juga perububahan penting lainnya adapun
perububahan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proes dimana uterus
kembali ke kondisi sebelum hamil.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
13
1) Iskemia miometrium yang disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang
terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta sehingga
membuat uterus menjadi relatif anemi dan menyebabkan serat otot
atrofi.
2) Atrofi jaringan yaitu terjadi sebagai reaksi penghentian hormon
esterogen saat pelepasan plasenta.
3) Autolysis merupakan proses penghancur diri sendiri yang terjadi di
dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan memendakan jaringan otot
yang telah mengendurhingga panjangnya sepuluh kali sebelum hamil
dan lebaranya lima kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama
kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan hormone estrogen dan
progesterone.
4) Efek oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot
uterus sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan
berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantukuntuk
mengurangi situs atau tempat inlantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti
sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama
postpartum adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 perubahan uterus masa nifas
Involusi uteri Tinggi fundusuteri
Berat uterus Diameteruterus
Palpasi serviks
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm Lembut/lunak
14
7 hari Pertengahanantara simpisisdan pusat
500 gr 7,5 cm Dua cm
14 hari Tidak teraba 350 gr 5 cm Satu cm
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm Menyempit
http://jurnalbidan,blogspot.com/2014
b. Lochea
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa
cairan. Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan
lokia.Lokia adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai
reaksi basa/alkalis yang membuat organism berkembang lebih cepat dari
pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu menyengat
dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusi. Adapun macam-macam lochea adalah :
1) Lochea rubra (Cruenta)
Muncul pada hari pertama sampai hari kedua post partum, warnanya
merah mengandung sarah dari luka pada plasenta dan serabut dari
desidua dan chorion.
2) Lochea sangulenta
Berwarna merah kuning, berisi darah lendir, ke 3-7 paska persalinan.
3) Lochea serosa
15
Muncul pada hari ke 7-14, berwarna kecoklatan mengandung lebih
banyak serum, lebih sedikit darah juga leukosit dan laserasi plasenta.
4) Lochea alba
Sejak dua sampai enam minggu setelah persalinan, warnanya putih
kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut
jaringan yang mati.
Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita post partum dalam
posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini akibat pembuangan bersatu
divagina bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan akan
mengalir pada saat berdiri. Total jumlah rata-rata prngeluaran lochea
sekitar 240hingga 270ml.
c. Vagina dan perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta
peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam
keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ketiga. Hymen tampak
sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi
karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan
selalu lebih besar dibandingkan keadaan pada saat sebelum persalinan
pertama.Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat
perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir terjadi secara spontan
ataupun dilakukan episiotomy dengan indikasi tertentu.Meskipun demi kian,
latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat
16
mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu.Hal ini dapat dilakukan pada
akhir puerperium dengan latihan harian.
2. Perubahan Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat mengganggu keseimbangan
cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraksi otot-
otot polos. Pasca melahirkan, kadar progesterone juga mulai menurun. Namun
demikian faal usus memerlukan waktu tiga sampai empat hari untuk kembali
normal.
Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada system pencernaan,
anatara lain :
a. Nafsu makan
Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar senhingga diperbolehkan untuk
mrngonsumsi makanan.Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu tiga
sampai empat hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar
progesterone menurun setelah melahirkan, asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu atau dua hari.
b. Motilitas
Secara khas, penurunan otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir.Kelebihan analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
17
c. Pengosongan usus
Pasca melahirkan, ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot menurun selama proses persalinan dan awal masa pascapartum, diare
sebelum persalinan, edema sebelum melahirkan, kurang makan, dehidrasi,
hemoroid ataupun laserasi jalan lahir. Sistem pencernaan pada masa nifas
membutuhkan waktu untuk kembali normal.
Beberapa cara agar ibu dapat buang air besar kembali teratur, anatara lain :
1) Pemberian diet / makanan yang mengandung serat.
2) Pemberian cairan yang cukup.
3) Pengetahuan tentang pola eliminasi pasca melahirkan.
4) Pengetahuan tentang perawatan lika jalan lahir
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-
kadang ibu post partum mengalami sulit buang air kecil, karena spingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus spingter ani selama
persalinan. Kadang juga oedema dari trigonium menimbulkan obstruksi dari
uretra sehingga sering terjadi retensi urine.
4. Perubahan Sistem Musculoskeletal
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Pembuluh-pembuluh
darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan.
18
Ligament-ligamen difragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu
persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tak
jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum
retundum menjadi kendor.Tidak jarang pulah wanita meneluh “kandungannya
turun” setelah melahirkan karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat
genitalia menjadi kendor stabilitasi secara sempurna terjadi pada enam sampai
delapan minggu setelah persalinan.
Sebagai akibat putusnya serat-serat plastic kulit dan distensi yang berlangsung
lama akibat besarnya uterus pada waktu hamil, dinding abdomen masih agak
lunak dan kendor untuk sementara waktu.Untuk memulihkan kembali jaringan-
jaringan penunjang alat genitalia, serta otot-otot dinding perut dan dasar panggul,
dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan tertentu. Pada dua hari post partum,
sudah dapat fisioterapi
5. Perubahan Tanda-tanda vital
a. Suhu
Suhu tubuh inpartus tidak lebih dari 37,2 derajat celcius. Sesudah partus
dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celcius dari keadaan normal, namun tidak
akan melebihi delapan derajat celcius. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari 38 derajat
celcius, mungkin terjadi infeksi pada klien. (Saleha,2009).
19
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit.Pasca
melahirkan, denyut nadi dapat menjadi bradikardia maupun lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan
infeksi atau perdarahan post partum
c. Tekana Darah
Tekana darah adalah tekana yang dialami pada pembuluh arteri ketika darah
dipompa oleh jantung keseluruh anggota tubuh manusia adalah sistolik
anatara 90 sampai 120 mmHg dan diastolik 60 sampai 80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak
berubah.Perubahan tekanan darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan
dapat diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada
post partum merupakan tanda terjadinya preklamsia post partum. Namun
demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
d. Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16 sampai 24 kali
per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal.
Hal ini dikarenakan ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi
istrahat.Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga
akanmengikutinya, kecuali bila ada gangguan khusus pada saluran nafas.
Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan
ada tanda-tanda syok.
20
6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung aliran
darah yang meningkat, yang diperlukan oleh plasenta dan pembuluh darah
uteri.Penarikan kembali esterogen menyebabkan dieresi yang terjadi secara cepat
sehingga mengurangi volume plasma kembali pada proporsi normal. Aliran ini
terjadi dalam dua sampai empat jam pertama setelah kelahiran bayi. Selama masa
ini, ibu mengeluarkan banyak sekali jumlah urine.Hilangnya progesterone
membantu mengurangi retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya
vaskuler pada jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma
masa persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200 sampai
500 ml, sedangkan pada persalinan pada section caesarea pengeluaran dua kali
lipatnya. Perubahan terdiri dari volume darah dan kadarHaematokrit.
Setelah persalinan, shuntakan hilang dengan tiba-tiba. Volume darah ibu
relative akan bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan
akan menimbulkan decompensatia cordis pada pasien dengan vitum cardio.
Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan tumbuhnya
haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali seperti sedia kala. Umumnya
iniakan terjadi pada 3-5 hari post partum.
7. Perubahan Sistem Hematologi
Pada minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post partum,
21
kadarfibrinogen dan plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental
dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leukosit adalah meningkatnya jumlah sel-sel darah putih sebanyak 15.000
selama persalinan. Jumlah leukosit akan tetap tinggi selama beberapa hari
pertama masa post partum. Jumlah sel darah putih akan tetap naik lagi sampai
25.000 hingga 30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita tersebut
mengalami persalinan lama.
Pada awal post partum jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit sangat
bervariasi.Hal ini disebabkan volume darah, volume plasenta dan tingkat volume
darah yang berubah-ubah.Tingkatan ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidarasi
dari wanita tersebut.Jika hematokrit pada hari pertama atau kedua lebih rendah
dari titik dua persen atau lebih tinggi dari pada saat memasuki persalinan awal,
maka pasien dianggap telah kehilangan darah yang cukup banyak. Titik dua
persen kurang lebih sama dengan kehilangan darah 500 ml darah.
Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 post partum
danakan normal dalam 4-5 minggu post partum. Jumlah kehilangan darah selama
masa persalinan kurang lebih 200 sampai 500 ml, minggu pertama post partum
berkisar 500 sampai 800 ml dan selama sisa masa nifas berkisar 500 ml.
8. Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta
22
Hormone plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.Human
Chorionic Gonadotropin menurun dengan cepat dan menetap sampai
sepuluh persen dalam tiga jam hingga hari ke tujuh post partum dan sebagian
omset pemenuhan mamae pada hari ke tiga post partum.
b. Hormon prolaktin
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui.Prolaktin menurun pada waktu dua minggu. FSH dan LH akan
meningkat pada fase konsentrasi folikuler (minggu ke tiga) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapatkan menstruasi juga di pengaruhi oleh
faktor menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi
karena rendahnya kadar esterogen dan progesterone.
d. Kadar esterogen dan progesteron
Setelah persalinan , terjadi penurunan kadar esterogen yang bermakna
sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkatkan dan
mempengaruhi kelenjar mame dalam menghasilkan Air Susu Ibu (ASI).
Disamping ituprogesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi
perangsangan dan peningkatan pembuluh darah.Hal ini sangat mempengaruhi
saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul, perineum dan vulva,
serta vagina.(Saleha,2009 53-61).
23
C. Konsep Personal Hygien
1. Pengertian personal hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personalyang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan kebersihan seseorang
untuk kesejahteraan fisik atau psikis (Tarwoto dan Wartonah, 2004).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang
dilakukanPemeliharaan hygiene perseorangan diperlukan untuk kenyamanan
individu, keamanan, dan kesehatan (Aziz Alimul H, 2006).
Personal hygiene adalah perawatan diri dengan cara melakukan beberapa
fungsi seperti mandi, toileting, dan berhias. Hygiene meliputi perawatan kulit.
Rambut, kuku, gigi, rongga mulut, hidung, mata, telinga, dan area perineum dan
genitalia. Peran perawat sangat penting pada pasien yang tidak bisa melakukan
personal hygiene secara mandiri. Perawat menentukan kemampuan klien untuk
melakukan perawatan diri dan memberikan perawatan hygiene menurut
kebutuhan dan pilihan klien. Ketika memberikan perawatan kesehatan rutin,
perawat mengkaji status fisik dan emosional klien, dan mengimplementasikan
proses perawatan bagi kesehatan total klien, misalnya pengkajian lengkap
tentang integumen dapat dilakukan selama klien mandi dan perawat mengkaji
tingkat psikososial klien juga.
24
2. Tujuan personal hygiene
Tujuan personal hygiene adalah :
a. Meningkatakan derajat kesehatan
b. Memelihara kebersihan diri
c. Memperbaiki personal hygiene
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri
f. Menciptakan keindahan.
3. Dampak yang Timbul pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene meliputi :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah itegritas kulit, gangguan membran mukosa, mulut, genitalia.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, akualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.
4. Prinsip-prinsip Perawatan personal hygiene
Berdasarkan prinsip personal hygiene yang harus diperhatikan oleh perawat
(Potter & Perry, 2009), meliputi:
25
a. Perawat menggunakan keterampilan komunikasi terapiutik
b. Perawat mengintegrasikan strategi perawatan lain
c. Perawat mempertimbangkan keterbatasan fisik klien
d. Perawat menghormati pilihan budaya, kepercayaan nilai dan kebiasaan klien
e. Perawat menjaga kemandirian klien
f. Menjamin privasi klien
g. Menyampaikan rasa hormat dan mendorong kesehatan fisik klien.
5. Jenis-jenis pesonal hygiene
a. Mandi
Mandi bermanfaat untuk menghilangkan atau membersihkan bau badan,
keringat, dan sel yang mati serta merangsang sirkulasi darah dan membuat
rasa nyaman.
b. Perawatan diri pada kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma sehingga diperlukan
perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.
c. Perawatan kaki dan kuku
Perawatan kuku dan kakidan cedera jaringan lunak. Integritas kaki dan
kuku ibu jari penting untuk mempertahankan fungsi normalnya.
d. Perawatan rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai
proteksi dan pengatur suhu.
26
e. Perawatan gigi dan mulut
Gigi dan mulut adalah bagian penting yang dipertahankan kebersihannya.
Sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.
f. Perawatan perienal wanita
Perawatan perienal wanita meliputi genitalia eksternal. Prosedur biasanya
dilakukan selama mandi. Perawatan parienal mencegah dan mengontrol
penyebaran infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan kenyamanan
dan mempertahankan kebersihan.
g. Perawatan perineal pria
Klien pria memerlukan perhatian khusus selama perawatan perinel,
khususnya bila ia tidak di sirkumsisi.
D. Asuhan Keperawatan dalam Kebutuhan Personal Hygiene
1. Pengkajian Keperawatan
Yang perlu diperhatikan pada pengkajian personal hygiene yaitu tidak terjadi
iritasi pada bekas luka operasi pada pasien pascapartum, adanya iritasi pada
kulit klien karena sabun yang digunakan tidak cocok
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelelahan post partum
1. Definisi : hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/ aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Batasan karakteristik :
27
1. Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3. Ketidak mampuan mengambil perlengkapan mandi
4. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5. Ketidakmampuan mengatur air mandi
6. Ketidakmampuan membasuh tubuh
3. Faktor yang berhubungan
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motifasi
3. Kendala lingkungan
4. Ketidakmampuan merasakan bagian tubuh
5. Gangguan muskoloskeletal
6. Gangguan neuro muskular
7. Nyeri
8. Gangguan persepsi
9. Ansietas berat
3. Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan / NOC
a. Mandi : Membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi,
kebersihan, dan peyembuhan
b. Bantuan Perawatan Diri, Mandi/Hygiene : membantu pasien
untuk memenuhi hygiene pribadi
28
2. Intervensi / NIC
a. Perawatan Diri Ostomi : Tindakan pribadi untuk mempertahankan
ostomi untuk eliminasi
b. Perawatan Diri : aktivitas kehidupan sehari-hari (ADL) mampu
untuk melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi secara
mandiri tanpa alat bantu
c. Perawatan Diri Mandi : Kemampuan untuk membersihkan tubuh
sendiri secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
d. Perawatan Diri hygiene : mampu untuk mempertahankan kebersihan
pribadi dan penampilan yang rapi secara mandiri dengan atau tanpa
alat bantu
e. Perawatan Diri Hygiene oral : Kemampuan untuk merawat mulut
dan gigi secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu.
f. Ajarkan pasien atau keluarga penggunaan metode alternatif untuk
mandi
3. Pelaksanaa (Tindakan) keperawatan
a. Cara Memandikanpasien ditempat tidur dengan menggunakan waslap
Tindakan keperawatan dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi
secara sendiri dengan cara memandikan ditempat tidur. Tujuannya adalah
menjaga kebersihan tubuh, mengurangi infeksi akibat kulit kotor,
memperlancar sistem peredaran darah, dan menambah kenyamanan
pasien.
29
b. Alat dan Bahan
1. Baskom
2. Pispot
3. Air hangat (air bersuhu 43-45 Derajat Celcius) dan air dingin
4. Meja atau troli
5. handuk besar
6. sarung tangan
7. washlap 2 buah
8. sabun mandi
9. handuk
10. losion, bedak, deodoran, sisir
11. sprei pengganti
12. baju ganti
c. Prosedur Kerja
1. Jelaskan prosedur pada pasien dan keluarga
2. Jaga privasi pasien dengan penutup tirai dan pintu
3. Berikan pispot apabila pasien membutuhkannya
4. Atur posisi pasien
5. Cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih
6. Membentakan perlak kecil dan handuk kecil dibawah kepala
tanyakan pada pasien apakah pasien mau menggunakan sabun
atau tidak, bersihkan dari muka, telinga, leher dengan waslap
lembab lalu dikeringkan dengan handuk.
30
7. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien. Memasang
handuk besar diatas dada klien secara melintang dan kedua tangan
klien diletakkan diatas handuk, kemudian membasahi tangan klien
dengan waslap air bersih, disabun kemudian dibilas dengan air
hangat (lakukan mulai dari ekstremitas terjauh klien) dan
keringkan dengan cara menepuk-nepuk, kemudian bersihkan
aksila.
8. Kemudian bersihkan dada dan perut klien, lepaskan pakaian klien
dan menurunkan selimut hingga daerah pubis. Letakkan handuk
diatas dada dan perut. Membasuh dada serta perut dengan waslap
basah, disabuni kemudian dibilas dengan air hangat dan
dikeringkan (hati-hati jangan sampai mengenai area yang di
cesarea) kemudian tutup menggunakan sabun.
9. Kemudian bersihkan punggung pasien dengan cara miringkan
pasien secara perlahan kearah perawat dan letakkan handuk secara
memanjang disepanjang punggung pasien sampai bokong
membasahi punggungdengan waslap yang disabuni kemudian
bilas dengan air hangat dan keringkan. Kembali posisi pasien
pada posisi semula
10. Membersihkan tungkai atau ekstremitas bawah dengan cara
letakkan handuk secara memanjang dibawah tungkai yang jauh
dari perawat, kemudian tekuk lutut pasien sambil menahan
tungkai intruksikan pada pasien bila ia mampu maka pertahankan
31
posisi tersebut. Kemudian basahi pergelangan kaki ke lutut
dengan menggunakan waslap, disabuni, dan dari lutut ke paha dan
bilas dengan air hangat dan keringkan. Lakukan pada ekstremitas
dengan cara yang sama.
11. Membersihkan daerah genitalia dengan cara membentangkan
handuk dibawah bokong pasienkemudian selimut mandi bagian
bawah dibuka, membasahi daeras genitalia dengan air, disabun,
dibilas dengan air hangat dan mengangkat handuk pasien dan
bantu pasien mengenakan pakaian bawah klien
12. Bantu pasien bila ia ingin memakai bedak dan losion badan
13. Sisir rambut klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
14. Mengevaluasi tindakan dan berpamitan kepada klien
15. Rapikan alat dan kembalikan ke tempat semula
16. Cuci tangan
17. Catat prosedur
18.
5. Evaluasi Keperawatan
1. Mempertahankan kebersihan perawatan kulit secara efektif. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk menjaga kebersihan
kulit seperti adanya warna, kelembapan, turgor, tekstur, hilangnya lesi,
dan lain-lain.
32
2. Mempertahankan sirkulasi darah, mengendorkan otot, dan membuat
tubuh terasa nyaman. Hal ini ditunjukan dengan adanya kemampuan
dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan terlihat segar.
33
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu studi
kasus. Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien Post Op Sectio Caesarea
dengan pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene Di Ruang Nifas Rumah Sakit
Umum Dewi Sartika.
B. Subyek Studi Kasus
Pada penelitian ini, peneliti mengambil satu orang klien, yang baru melakukan
operasai sesar atau persalinan pertama dan satu hari sesudah Sectio Caesarea
untuk dijadikan subjek studi kasus, yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kriteria
inklusi yaitu batasan karakteristik umum subyek studi kasus dari suatu populasi
targetyang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ibu yang melalui proses persalinan Sectio Caesarea, dan ibu yang mengalami
gangguan kebutuhan personal hygiene di Ruang Nifas RSU Dewi Sartika.
b. Mampu berkomunikasi dengan kooperatif.
c. Mampu membaca dan menulis.
d. Bersedia menjadi subjek studi dan mengisi informed consent.
34
C. Fokus Studi
Fokus studi pada penelitian ini adalah pasien dalam pemenuhan kebutuhan
personal hygiene pada pasien Post Op Sectio Caesarea Di Ruang Nifas Rumah
Sakit Umum Dewi Sartika.
D. Definisi Operasional Fokus Studi
1. post op sectio caesarea adalah pasien yang di rawat di ruang nifas /
perawatan yang telah melakukan prosedur operasi sectio caesarea dan
memerlukan perawatan khususnya terutama pada luka operasi dan
kebutuhan personal hygiene.
2. Kebutuhan personal hygiene adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
setiap individu untuk mempertahankan kebersihan dirinya, agar sesorang
merasa nyaman dan mencegah terjadinya penyakit. Kebutuhan personal
hygiene yang dimaksud yaitu : mandi, perawatan diri pada kulit, perawatan
kaki dan kuku, perawatan rambut, perawatan gigi dan mulut, perawatan
perineal wanita dan pria.
3. mandi adalah dimana untuk mempertahankan kebersihan diri agar klien
merasa nyaman, tidak bau, bersih, mengendorkan otot, dan merangsang
sirkulasi darah.
4. Memandikan pasien diatas tempat tidur merupakan suatu tindakan
keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
sendiri dengan cara memandikannya diatas tempat tidur.
35
E. Instrumen Penenilitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan format
pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, evelasuasi keperawatan, alat dan bahan yaitu :
baskom, pispot, air hangat (suhu 43-45 derajat celcius) dan air dingin, meja atau
troli, handuk besar, sarung tangan, waslap dua buah, sabun mandi, handuk,
losion, bedak, deodoran, sisir, seprei pengganti, dan baju ganti.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik,
observasi langsung, wawancara, dan studi dokumentasi.
1. Format pengkajian keperawatan terdiri dari : identitas pasien, alasan
masuk, faktok predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, genogram,
konsep diri, dan program pengobatan.
2. Format analisa data terdiri dari : nama pasien, nomor rekam medik, data
masalah, dan etiologi.
3. Format diagosa keperawatan terdiri dari : nama pasien, nomor rekam
medik, diagnosa keperawatan, tanggal, dan paraf.
4. Format rencana asuhan keperawatan terdiri dari : nama pasien, nomor
rekam medik, diagnosa keperawatan, dan intervensi.
5. Format implementasi keperawatan terdiri dari : nama pasien, nomor rekam
medik, hari dan tanggal, dignosa keperawatan, implementasi keperawatan,
paraf, alat dan bahan yaitu : baskom, pispot, air hangat (suhu 43-45 derajat
36
celcius) dan air dingin, meja atau troli, handuk besar, sarung tangan,
waslap dua buah, sabun mandi, handuk, losion, bedak, deodoran, sisir,
seprei pengganti, dan baju ganti
6. Format evalusi keperawatan terdiri dari : nama pasien, nomor rekam
medik, hari dan tanggal, dignosa keperawatan, evalusi keperawatan, dan
paraf.
F. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
1. Jenis data
a) Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek studi
kasus berdasarkan format pengkajiaan asuhan keperawatan maternitas
data primer pada penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan
wawancara secara langsung dengan subyek penelitian,
b) Data Sekunder
Data pasien sectio caesarea yang diperoleh dari rekam medik Rumah
Sakit Umum Dewi Sartika.
2. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
anamnesa, pemeriksaan fisik, observasi langsung,wawancara dan studi
dokumentasi. Adapun langkang-langkah pengumpulan data yang dilakukan
oleh peneliti adalah:
37
a. Peneliti meminta surat pengambilan data awal dari institusi asal peneliti
Poltekkes Kemenkes Kendari
b. Peneliti mengambil data di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
c. Peneliti meminta surat izin penelitian dari badan Litbang Sulawesi
Tenggara
d. Penelita meminta surat rekomendasi dari Rumah Sakit Umum Dewi
Sartika
e. Peneliti meminta izin kepada ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Dewi
Sartika
f. Peneliti mendatangi subyek studi kasus dan menjelaskan tentang tujuan
penelitian
g. Informed consent diberikan kepada subyek studi kasus dan keluarga
h. Sebyek studi kasus menandatangani informed consent, peneliti meminta
waktu responden untuk melakukan asuhan keperawatan dimulai dari
pengkajian sampai evaluasi dan dokumentasi.
G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus
1. Lokasi Studi Kasus
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan Nifas Rumah Sakit Umum Dewi
Sartika
.
38
2. Waktu Studi Kasus
Penelitian ini dilakukan setelah melalui ujian proposal dan dikeluarkan
surat izin penelitian.
H. Analisis Data dan Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk tekstular atau narasi
disertai dengan cuplikan ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang
merupakan data pendukungnya.
I. Etika Penelitian
1. Autonomy yang berhubungan dengan hak dari responden untuk membuat
keputusan bagi dirinya, dalam hal ini penelitian harus menghormati hak
responden untuk menentukan apakah dia bersedia atau tidak menjadi bagian
dari penelitian dan sewaktu-waktu boleh berhenti dari proses penelitian.
2. Nonmaleficience yaitu berkaitan dengan kewajiban untuk tidak menimbilkan
kerugian atau cedera bagi orang lain, dalam hal ini peneliti harus membuat
kesepakatan bahwa keputusan yang diambil tidak akan merugikan klien dan
keluarganya.
3. Benefidence berkaitan dengan kewajiban melakukan yang terbaik dalam
memberikan suatu tindakan. Bila terjadi sesuatu akibat intervensi yang
dilakukan dalam penelitian ini, maka harus mencari solusi yang terbaik
untuk mengembaliakan status kesehatan responden kembali pada kondisi
semula.
39
4. Veracity berkaitan dengan kewajiban untuk menyatakan sesuatu dengan
benar tidak berbohong apalagi menipu, dalam hal ini peneliti harus
menjelaskan tentang proses dalam penelitiannya dengan benar dan jujur.
5. Justice berkaitan dengan kewajiban berlaku adil kepada semua orang, dalam
hal inin keputusan yang diambil tidak berdampak buruk bagi semua pihak.
6. Fidelity berkaitan dengan kewajiaban untuk setia atau loyal dengan
kesepakatan atau tanggung jawab diambil.
7. Konfidensialitas yaitu berkaitan dengan rahasia dalam penelitian ini maka
peneliti ini harus merahasiakan identitas responden dan data-data yang
diambil.
40
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus
Adapun hasil studi kasus dengan diagnosa defisit perawatan diri mandi
berhubungan dengan kelelahan postpartum dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengkajian
a) Biodata
1. Identitas Klien
Nama : Ny. E
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jati Raya No. 13
Tanggal masuk RS : 02, Agustus 2018
Tanggal pengkajian : 02 Agustus 2018
No. Rekam Medik : 01 – 08 - 06
Diagnosa Medik :Inpartu G1 P0 A0
41
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 31 Tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Buton / Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jati Raya No. 13
Hubungan dengan klien : Suami
b) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Nyeri abdomen tembus belakang
2. Riwayat Kesehatan Persalinan : Menurut keterangan dari klien
bahwa pada saat masuk rumah sakit 02 Agustus 2018, menurut
keterangan pengkajian yang didapat awalnya klien dibawa ke
Puskesmas Jati Raya dengan keluhan nyeri perut klien mengatakan
pada pembukaan 10 bayi klien belum juga lahir. Akhirnya klien
dirujuk di RSU DEwi Sartika klien sampai dirumah sakit jam 10 :
45 WITA. Bayi klien lahir jam 11 : 15 WITA.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
42
Menurut klien ini merupakan persalinan pertama dan klien tidak
menyangka bahwa persalinan pertamanya harus dengan jalan
sesar.Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan.
c) Riwayat Obstetri dan Ginekologi
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Kehamilan Sekarang
G1 P0 A0, klien pertama kali memeriksa di bidan
kehamilannya pada bulan ke 5. Klien mengatakan Cuma satu
kali imunisasi selama kehamilan.
b. Riwayat Persalinan Sekarang
G1 P0 A0, tempat persalinan RSU Dewi Sartika pada tanggal
02 Agustus 2018, lamanya sekitar 20 menit, jenis persalinan
Sectio Cesarea (SC) jenis kelamin bayi perempuan dengan
berat badan 3000 gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala
35 cm, lingkar dada 34 cm dan APGAR SCORE yaitu 9.
2. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat Menstruasi
Klien mengatakan mendapat haid pertama pada umur 14 tahun
siklusnya 30 hari, lama haid 5-7 hari. Klien mengatakan
mengganti pembalut 3x dalam sehari, selama haid klien
merasakan nyeri pada perut, haid pertama dan terakhir (HPHT)
27 Desember 2017 tafsiran persalinan 01 Agustus 2018.
b. riwayat Keluarga Berencana
43
klien mengatakan selama menikah tidak menggunakan alat
kontrasepsi dan setelah melahirkan klien berencana memakai
KB suntik.
d) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : lemah
2. Kesadaran : compos mentis
3. Tanda-tanda Vital
Tekadan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x permenit
Respirasi : 20x permenit
Suhu : 36, 5°C
4. Sistem Integumen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, bentuk
kepala bulat, distribusi rambut baik, warna rambut hitam dan
bergelombang keadaan rambut tidaktertata dengan baik.
Palpasi : tidak adanya edemana, tidak adanya nyeri tekan, dan
kulit tampak lengket.
5. Sistem pengindraan
Inspeksi : mata simetris antara kiri dan kanan, sclera tidak
ikterik, gerakan bola mata baik, refleks pupil terhadap cahaya
isokor, konjungtiva tidak anemis, pada hidung simetris kiri dan
kanan, dapat membedakan baud n idak adanya secret. Pada
telinga simetris anatara kiri dan kanan, tidak adanya serum dan
44
pendengar masih baik. Pada lidah klien masih bisa
membedakan rasa, asin, manis, pahit, dan asam.
Palpasi : teidak terdapat nyeri tekan dan benjolan pada mata,
hidung, telinga.
6. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : tidak terdapat sionosis
Palpasi : CRT < 2 detik, tidak ada pembesaran arteri karotis,
aklar teraba dengan hangat, dan irama jantung regular.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi jantung tambahan, bunyi
jantung S1 dan S2
Perkusi : bunyi pekak pada daerah jantung.
7. Sistem pernapasan
Inspeksi : bentuk dada simetris kiri dan kanan, pergerakan dada
simetris antara kiri dan kanan, tidak terdapat rektraksi dindimg
dada, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernafasan, dan
frekuensi pernafasan normal yaitu : 20x permenit
Palpasi : vocal fermitu teraba sama antara kiri dan kanan.
Perkusi : suara paru resonan
Auskultasi : tidak terdengar bunyi nafas tambahan
8. Sistem imun
Inspeksi : tidak terdapat pembesaran pada kelenjar limfe dan
tiroid
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
45
9. Sistem pencernaan
Inspeksi : jumlah gigi masih lengkap, tidak ada peradangan ada
gusi, tampak luka oprasi didaerah abdomen.
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen dngan skala nyeri
6
Auskultasi : bising usus normal (8-12x/menit).
Perkusi : terdengar bunyi timpani
10. Sistem Muskuloskeletal
a. Ekstremitas atas
inspeksi : ekstremitas kiri dan atas simetris, tidak terdapat lesi
pada tangan terpaang infuse RL 20 tetes/menit
palpasi : tidak ada nyeri tekan kekuatan otot baik
b. ektremitas bawah
inspeksi : ekstremitas kiri dan kanan simetris dan tidak terdapat
lesi
palpasi : tidak ada nyeri tekan
11. System endokrin
Inspeksi : reflek menelan baik. Tidak ada pembesaran tiroid,
pengeluaran Air Susu Ibu (ASI) lancar
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan edema
12. System perkemihan
Inspeksi : terpasang kateter, warna urin kering pekat, volume
urin 400-500 cc/hari
46
13. System persyarafan
Kesadaran compos mentis (GCS : 15) eye 4 dapat membuka
mata dengan spontan, motorik 6 pergerakan baik, verbal 5
komunikasi jelas.
e) Pola kegiatan sehari-hari
a. Nutrisi
sebelum sakit :
1. Frekuensi makan : 3x sehari pagi, siang, malam
2. Nafsu makan : baik
3. Jenis makan : sayur, nasi, ikan
4. Alergi makanan : tidak ada
5. Inteka cairan : 7-8 gelas perhari
6. Jenis cairan : air putih, susu, dan the
Selama sakit :
1. Frekuensi makan : 3x sehari pagi, siang, malam
2. Nafsu makan : berkurang dan porsi tidak dihabiskan
3. Jenis makan : bubur, telur, ikan, ayam
4. Inteka cairan : 4-5 gelas / hari
5. Jenis cairan : air putih hangat dan cairan infuse RL 20x
tetes/menit.
47
b. Eliminasi
sebelum sakit :
1. Frekuensi BAK : 4 – 5 x/hari
2. Warna urin : kuning jernih
3. Bau : khas amoniak
4. Keluhan : tidak ada
5. Frekuensi BAB : 1-2 x/hari
6. Konstipasi : padat
7. Warna feses : kuning kecoklatan
8. Keluhan : tidak ada
Selama sakit :
1. Klien terpasang kateter dengan volume 400-500 cc perhari
2. Selama dirawat klien belum pernah BAB.
c. Personal hygiene
Sebelum sakit :
1. Mandi : 2x/hari
2. Cuci rambut : 3x/hari
3. Gosok gigi : 3x/hari
4. Potong kuku : 1x seminggu
5. Ganti pakaian : setiap kali mndi
48
Selama sakit
1. Klien mengatakan selama masuk rumah sakit belum mandi atau
dilap basah
2. Rambut tidak tertata dengan baik
3. Kulit klien nampak lengket
d. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit :
1. Tidur siang : 13.00 – 15.00
2. Tidur malam 22.00 – 05.00
Selama sakit :
1. Klien mengatakan tidurnya tidak teratur karena harus menyusui
bayinya
e. kebiasasaan mengisi waktu luang
1. bercerita dengan keluarga, menonton tv, dan jalan pagi
f) Pengobatan dan perwatan
a. Pengobatan
1. IVFD RL 20 tetes/menit
2. Cefotaxine
3. Ranitidine 1 ampul/ 8jam
4. Ketorolac
49
5. oxsitosin
b. perawatan
1. observasi tanda-tanda vital
2. perawatan luka
3. ganti pampers
4. personal hygien
2. Klasifikasi Data
Nama pasien : Ny. E
Umur : 30 Tahun
No. RM : 01 – 08 – 06
Table 4.1 Klasifikasi Data
No Data Masalah
1. Data Subyektif (DS) :
- Klien mengatakan selama masukrumah sakit belum mandi atau dilapbasah
- klien mengatakan gerah karna tidakmandi
Data objektif (DO) :
- KU : lemah
- Nampak rambut klien tidak tertatadengan rapi
Defisit perawatan dirimandi
50
- kulit klien nampak lengket
- Tanda – tanda vital :
Tekadan darah : 120/80 mmHgNadi : 90x permenitRespirasi : 20x permenitSuhu : 36, 5°C
Sumber : Data Primer, 2018
3. Analisa Data
Nama pasien : Ny. E
Umur : 30 Tahun
No. RM : 01- 08 - 06
Tabel 4.2 analisa dataSymptom Etiologi Problem
Data Subyektif (DS) :
- Klien mengatakan selama masuk rumahsakit belum mandi atau dilap basah
- klien mengatakan gerah karna tidakmandi
Data objektif (DO) :
- KU : lemah
- Nampak rambut klien tidak tertatadengan rapi
- kulit klien nampak lengket
- tanda – tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmH
Nadi : 90 kali/menit
Section caesarea
post partum nifas
penurunan
progesterone dan
esterogen
kontraksi uterus
pendarahan
kelemahan
Defisitperawatan dirimandi
51
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36, 5°C Defisit Perawatan Diri
Sumber : Data primer, 2018
4. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelelahan post
partum.
5. Intervensi Keperawatan
Nama pasien : Ny. E
Umur : 30 Tahun
NO. RM : 01 – 08 – 06
Table 4.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
NOC NIC Rasional
Defisitperawatan dirimandiberhubungandengankelelahan postpartum
Setelahdilakukannyatindakankeperawatan 3x24jam diharapkandefisit perawatandiri klien terpenuhidengan kriteria hasil: - Tubuh pasienbersih dan tidakmerasa gerah
-Personal hygieneklien dapat terpenuhi
-Kaji keadaanumum klien
-Bantu pasiendalam memenuhikebutuhan personalhygiene terutamamandi
-Bantu klienmerapikanrambutnya-Ajarkan pada klien
-Untukmengetahuikeadaan umumklien- Mengangkatminyak dankotoran padakulit yangmenempel agarmemberikan rasanyaman- Meningkatkanpenampilan diri
- Agar klien dan
52
terutama mandi
-Rambut klien dapattertata dengan baik
- klien maupunkeluarga dapatmengaplikasikanbagaimana caramemandikan diatastempat tidur
atau keluargabagaimana caramemandikan diatastempat tidur denganmenggunakanwaslap (terutamapada pasiencaesaria) danberikan informasitentang pentingnyaperawatan diri
keluargamengetahuibagaimana caramemandikandiatas tempattidur denganmenggunakanwaslap danuntukmengetahuibetapapentingnyakebersihan diridalam kesehatan
Sumber : Data primer, 2018
6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : Ny. E
Umur : 30 Tahun
No. RM : 01 – 08 – 06
Table 4.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tanggal
&Jam
Implemtasi Evaluasi Paraf
1 Jum’at 03Agustus 201808.00 1. Mengkaji keadaan umum
klienHasil : keadaan umum klien
S :- klien mengatakanmerasalebihnyaman
O :
Rasmin
53
08.05
08.40
08.50
lemah
2. Membantu pasien dalammemenuhi kebutuhanpersonal hygiene terutamamandi (dengan menggunakanwaslap)
Hasil : klien kooperatif danklien dimandikan atau dilapbasah
3. Membantu klien merapikanrambutnyaHasil : rambut disisr dandirapikan (diikat)
4. Mengajarkan pada klienatau keluarga bagaimana caramemandikan diatas tempattidur dengan menggunakanwaslap (terutama pada pasiencaesaria) dan memberikaninformasi tentang pentingnyaperawatan diri
Hasil : klien atau keluargamengikuti anjuran yangdiberikan tetapi belumsepenuhnya mengetahuinya
- KU. Lemah
- klien terbaringdiatas tempat tidur
- keluarga klienNampak masihbingungbagaimana caramemandikan kliendiatas tempat tidur
A : masalah belumtertasi
P:intervensidilanjutkan
2 Sabtu 04agustus 201808.00
1. Mengkaji keadaan umumklienHasil : keadaan umum klienbaik
2. Membantu pasien dalammemenuhi kebutuhanpersonal hygiene terutamamandi
Hasil : klien kooperatif danklien dimandikan atau dilapbasah
3. Membantu klien merapikan
S :-klien mengatakanmerasa lebihnyaman- keluarga klienmengatakan mulaitahu bagaimanacara memandikamdiatas tempat tidurO :- KU. Baik- rambut kiennampak rapiA : masalah belumteratasi
Rasmin
54
rambutnyaHasil : rambut disisr dandirapikan (diikat)
4. Mengajarkan pada klienatau keluarga bagaimana caramemandikan diatas tempattidur dengan menggunakanwaslap (terutama pada pasiencaesaria) dan memberikaninformasi tentang pentingnyaperawatan diri
Hasil : klien atau keluargamulai tahu bagaimana caramemandikan diatas ditempattidur
P : imtervensi 1, 3dihentikan danintervensi 2, 4dilanjutkan
3 Minggu 05Agustus 201808.00
2. Membantu pasien dalammemenuhi kebutuhanpersonal hygiene terutamamandi
Hasil : klien kooperatif danklien dimandikan denganmenggunakan waslap ataudilap basah
4. Mengajarkan pada klienatau keluarga bagaimana caramemandikan diatas tempattidur dengan menggunakanwaslap (terutama pada pasiencaesaria) dan memberikaninformasi tentang pentingnyaperawatan diri
Hasil : klien atau keluargasudah tahu bagaimana caramemandikan diatas ditempattidur (dengan menggunakanwaslap)
S :-klien mengatakanmerasa lebihnyaman- klien mengatakansudah bisa pergikekamar mandiuntuk cuci muka- klien ataukeluargamengatakan sudahtahu bagaimanacara memandikandiatas tempat tidur(denganmenggunakanwaslap)O :- klien nampaklebih segar- nampak jahitansudah keringA : masalahteratasiP : intervensidilanjutkan dirumah pasienpulang
55
Sumber : data primer, 2018
B. Pembahasan
Pada bagian ini penulis akan membahas tentang gambaran proses asuhan
keperawatan pada pasien dengan sectio caesaria dalam penuhan kebutuhan
personal hygiene dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai bukti
ilmiah dan kondisi nyata yang dialami pasien selama penulis melakukan
penelitian, khususnya pada Ny. E yamg dirawat di Ruang Nifas RSU Dewi
Sartika.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam membuat asuhan
keperawatan untuk mengumpulkan data tentang pasien dengan metode
wawancara, observasi, dan melihat rekam medik pasien. Fokus studi pada
kasus ini adalah pada bagian tubuh yaitu pemenuhan kebutuhan personal
hygiene (mandi).
Pengkajian pada Ny. E dilakukan pada tanggal 02 Agustus 2018 pukul
12.00 WITA, dengan melakukan wawancara pada keluarga pasien,
observasi pemeriksaan fisik pada pasien dan melihat catatan rekam medik
pasien. Hasil pengkajian yang didapt yaitu sebagai berikut :
Pada Ny. E ditemukan data subjektif dengan keluhan klien mengatakan
selama masuk rumah sakit belum pernah mandi atau dilap basah, klien
56
mengatakan gerah karna tidak mandi. Data objektif yaitu keadaan umum
lemah, nampak rambut klien tidak tertata dengan rapi, kulit klien Nampak
lengket, dan tanda – tanda vital klien yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 90x permenit, respirasi 20x permenit, suhu 36,5˚C.dengan hasil kesan
: defisit perawatan diri mandi.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dalam proses asuhan
keperawatan yaitu menganalisa data subjektif dan data objektif yang telah
didapatkan pada tahap pengkajian guna untuk menegakkan masalah
keperawatan yang terjadi pada pasien. Berdasarkan data yang didapat pada
Ny. E di Ruang Nifas Rumah Sakit Umum Dewi Sartika maka dapat
disimpulkan bahwa masalah keperawatan yang terdapat pada pasien adalah
defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelelahan
postpartumMenurut NANDA (2015), diagnosa keperwatan umum untuk
klien dengan masalah personal hygiene adalah defisit perawatan diri. Lebih
lanjut diagnosis terbagi menjadi empat yaitu :
a. Defisit perawatan diri : mandi/hygiene
b. Defisit perawatan diri : makan
c. Defisit perawatan diri : berpakaian atau berhias
d. Defisit perawatan diri : eliminasi/toileting
57
Diagnosis keperawatan diatas data yang paling mendukung pada Ny. E
adalah defisit perawatan diri mandi. Defisit perawatan diri adalah keadaan
ketika individu mengakami suatu kerusakan fungsi motorik atau fungsi
kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri (Carpenito, 2006).
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada pasien dan hasil yang diperkirakan dari intervensi
keperawatan yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & perry,
2005). Intervensi merupakan langkah ketiga dalam proses asuhan
keperawatan dengan membuat suatu rencana tindakan untuk menangani
serta mencegah terjadinya komplikasi.Diagnosa keperawatan yang
diangkat selanjutnya dibuat rencana asuhan keperawatan sebagai tindakan
pemecah masalah keperawatan dimana penulis membuat rencana
keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan
tujuan dan kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat.
Perencanaan disusun berdasarkan konsep teori yang telah didapatkan untuk
dilakukan secara aktual pada Ny. E dengan masalah kebutuhan personal
hygiene. Dalam penelitian ini, intervensi keperawatan yang dilakukan pada
Ny. E adalah :kaji keadaan umum klien, bantu pasien dalam memenuhi
kebutuhan personal hygiene terutama mandi, bantu klien merapikan
58
rambutnya, ajarkan pada klien atau keluarga bagaimana cara memandikan
diatas tempat tidur dengan menggunakan waslap (terutama pada pasien
caesaria ) dan berikan informasi tentang pentingnya perawatan diri.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah langkah keempat dalam proses asuhan
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan
hasil yang telah ditentukan. Implementasi harus disesuaikan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Adapun implementasi keperawatan
yang dilakukan pada Ny. E adalah : mengkaji keadaan umum klien,
membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama
mandi, membantu pasien merapikan rambutnya, mengajarkan pada klien
atau keluarga bagaimana cara memandikan diatas tempat tidur dengan
menggunakan waslap (terutama pada pasien caesaria ) dan berikan
informasi tentang pentingnya perawatan diri. Tindakan ini diberikan
selama 3x24 jam selama tiga hari yaitu : Jum’at, Sabtu, dan Minggu
diakukan setiap pagi yang dimulai dari jam 08.00 sampai selesai
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan proses akhir dari pemberian asuhan
keperawatan yang memuat kriteria hasil dan keberhasilan tindakan dengan
melihat tingkat kemajuan kesehatan pasien.
59
Evaluasi yang didapatkan berdasarkan diagnosis yang ditegakkan yaitu
defisit perawatan diri mandi berhubunga dengan kelelahan postpartum pada
hari Minggu tanggal 05 Agustus 2018 dengan hasil defisit perawatan diri
teratasi dimana pada data subyektif klien mengatakan, merasa lebih
nyaman, klien mengatakan sudah bisa kekamar mandi untuk cuci muka,
keluarga klien mengatakan sudah tahu bagaimana cara memandikan diatas
tempat tidur dengan menggunakan waslap, dan data objektif klien nampak
lebih segar, nampak jahitan sudah kering.
C. Keterbatasan Studi Kasus
Prosedur penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan dan mengahambat proses
penelitian yaitu tidak memiliki waktu banyak karena hanya menggunakan 1 shif
dan waktu singkat sehingga hasil kurang maksimal.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian studi kasus dengan menggunakan asuhan
keperawatan di ruang nifas RSU Dewi Sartika pada tanggal 02 Agustus
sampai dengan 05 Agustus, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut
1. Pengkajian keperawatan dilkukan dengan metode wawancara, observasi,
dan melihat catatan rekam medik. Pada Ny. E ditemukan data subjektif
dengan keluhan klien mengatakan selama masuk rumah sakit belum
pernah mandi atau dilap basah, klien mengatakan gerah karna tidak mandi.
Data objektif yaitu keadaan umum lemah, nampak rambut klien tidak
tertata dengan rapi, kulit klien Nampak lengket, dan tanda – tanda vital
klien yaitu : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90x permenit, respirasi
20x permenit, suhu 36,5˚C.
2. Diagnosa keperawatan yang sesuai dengan data yang didapatkan pada
pengkajian yaitu defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan
kelelahan post partum.
3. Intervansi yang direncanakan adalah kaji keadaan umum klien, bantu
pasien memenuhi kebutuhan personal hygiene terutama mandi, bantu
klien merapikan rambutnya, ajarkan pada klien atau keluarga bagaimana
cara memandikan diatas tempat tidur dengan menggunakan waslap
(terutama pada pasien sesar) dan berikan informasi tentang pentingnya
perawatan diri
61
4. Implementasi keperawatan yang dilakukan penulis yaitu selalu
berorientasi pada rencana yang telah dibuat terdahulu dengan
mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul sehingga tujuan
keperwatan dapat tercapai.
5. Hasil evaluasi serta perawatan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 03 – 05
Agustus 2018 menunjukan bahwa diagnosa yang ditegakkan dapat teratasi
dengan baikdimana pada data subyektif klien mengatakan, merasa lebih
nyaman, klien mengatakan sudah bisa kekamar mandi untuk cuci muka,
keluarga klien mengatakan sudah tahu bagaimana cara memandikan diatas
tempat tidur dengan menggunakan waslap, dan data objektif klien
nampak lebih segar, nampak jahitan sudah kering.
B. Saran
1. Kepada masyarakat/klien
Disarankan kepada masyarakat yang sering mengalami atau mempunyai
anggota keluarga yang mengalami gangguan personal hygiene saat
melahirkan operasi section sesaria agar selalu membantu klien dalam
melakukan kebersihan diri agar klien merasa nyaman.
2. Kepada institusi
Institusi dan penyelenggara diharapkan menyediakan buku – buku
referensi terbaru yang menyangkut hal-hal tentang penatalaksanaan
perawatan klien pada pasien section caesarea dalam pemenuhan personal
hygiene dan karya tulis ilmiah yang ada dapat terpublikasikan dengan baik
62
sehinngga dapat menjadi acuan bagi mahasiswa lain yang akan menyusun
laporan akhir dengan masalah keperwatan yang sama
3. Kepada Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak RSU Dewi Sartika agar senantiasa memberikan
pelayanan seoptimal mungkin dengan memaksimalkan dalam pemenuhan
kebutuhan personal hygiene agar pasien merasa nyaman dan membantu
proses penyembuhan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, aziz (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia buku 2. Jakarta salemba
medika
Anonim. 2010. Askep Sectio Caesarea, (online), (http://dc372.4shared.com/doc/x-
jwedfl/preview.html, diakses 21 Oktober 2012 pukul 21.00 Wita)
Dinkes Sultra (2013). Profil data kesehatan provinsi sultra. Kendari
RSU Dewi Sartika (2017). Profil RSU Dewi Sartika : Rekam medik RSU Dewi
Sartika
Http://jurnalbidandiah,blogspot.com/2012/04/berbagai-macam-perubahan-
fisiologis. Html?=1
Jitiwiyono, S., Kristianasari, w. (2010). Asuhan keperawatan post operasi
Yogyakarta : Nuha Medika
Nanda (NIC-NOC). (2015). Panduan asuhan keperawatan profesional. Jakarta :
EGC
Mitayani. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta Salemba Medika
Perrry, potter. 2009. Fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik,
Jakarta : EGC
64
Lampiran 1
“SOP Memandikan Pasien Diatas Tempat Tidur DenganMeggunakan Waslap”
Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air,waslap dan sabun.
Tujuan -membersihkankulitdanmenghilangkanbaubadan
-melaksanakankebersihanperorangan
-memberikan rasa nyaman
Kebijakan Pasien yang memerlukanbantuanmandi di tempatidur
Petugas Perawat
Peralatan 13. Baskom14. Pispot15. Air hangat (air bersuhu 43-45 Derajat
Celcius) dan air dingin16. Meja atau troli17. handuk besar18. sarung tangan19. washlap 2 buah20. sabun mandi21. handuk22. losion, bedak, deodoran, sisir23. sprei pengganti24. baju ganti
Prosedurkerja 19. Jelaskan prosedur pada pasien dankeluarga
20. Jaga privasi pasien dengan penutuptirai dan pintu
21. Berikan pispot apabila pasienmembutuhkannya
22. Atur posisi pasien23. Cuci tangan dan pakai sarung
tangan bersih24. Membentakan perlak kecil dan
65
handuk kecil dibawah kepalatanyakan pada pasien apakah pasienmau menggunakan sabun atau tidak,bersihkan dari muka, telinga, leherdengan waslap lembab laludikeringkan dengan handuk.
25. Menurunkan selimut mandikebagian perut klien. Memasanghanduk besar diatas dada kliensecara melintang dan kedua tanganklien diletakkan diatas handuk,kemudian membasahi tangan kliendengan waslap air bersih, disabunkemudian dibilas dengan air hangat(lakukan mulai dari ekstremitasterjauh klien) dan keringkan dengancara menepuk-nepuk, kemudianbersihkan aksila.
26. Kemudian bersihkan dada dan perutklien, lepaskan pakaian klien danmenurunkan selimut hingga daerahpubis. Letakkan handuk diatas dadadan perut. Membasuh dada sertaperut dengan waslap basah,disabuni kemudian dibilas denganair hangat dan dikeringkan (hati-hati jangan sampai mengenai areayang di cesarea) kemudian tutupmenggunakan sabun.
27. Kemudian bersihkan punggungpasien dengan cara miringkanpasien secara perlahan kearahperawat dan letakkan handuk secaramemanjang disepanjang punggungpasien sanpai bokong membasahipunggungdengan waslap yangdisabuni kemudian bilas dengan airhangat dan keringkan. Kembaliposisi pasien pada posisi semula
28. Membersihkan tungkai atauekstremitas bawah dengan caraletakkan handuk secara memanjang
66
dibawah tungkai yang jauh dariperawat, kemudian tekuk lututpasien sambil menahan tungkaiintruksikan pada pasien bila iamampu maka pertahankan posisitersebut. Kemudian basahipergelangan kaki ke lutut denganmenggunakan waslap, disabuni, dandari lutut ke paha dan bilas denganair hangat dan keringkan. Lakukanpada ekstremitas dengan cara yangsama.
29. Membersihkan daerah genitaliadengan cara membentangkanhanduk dibawah bokongpasienkemudian selimut mandibagian bawah dibuka, membasahidaeras genitalia dengan air, disabun,dibilas dengan air hangat danmengangkat handuk pasien danbantu pasien mengenakan pakaianbawah klien
30. Bantu pasien bila ia ingin memakaibedak dan losion badan
31. Sisir rambut klien, ganti selimutmandi dengan selimut tidur
32. Mengevaluasi tindakan danberpamitan kepada klien
33. Rapikan alat dan kembalikan ketempat semula
34. Cuci tangan35. Catat prosedur
Tahapterminasi - Dokumentasikan tindakan
67
68
69
70
71
72
73
74