112
i ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I UMUR 3,5 TAHUN DENGAN DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS TANGEN SRAGEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Dwi Maryani NIM B11 014 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

i

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I

UMUR 3,5 TAHUN DENGAN DEMAM TIFOID

DI PUSKESMAS TANGEN SRAGEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Dwi Maryani

NIM B11 014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

ii

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

iii

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ˝Asuhan Kebidanan pada

Balita Sakit Anak I umur 3,5 tahun dengan demam tifoid Di Puskesmas

Tangen Sragen Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan

maksud ini untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Program Studi D III

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari

berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ketua Program Studi D III

Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan

kepada penulis.

4. Bapak Dr. Dedi Ari Saputro, selaku Kepala Puskesmas Tangen

Sragen.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

v

7. Keluarga dan orang tua Balita sakit An. I umur 3,5 tahun dengan

demam tifoid yang bersedia mengijinkan anaknya menjadi pasien

dan atas segala bantuan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan

penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Surakarta, April 2014

Penulis

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

vi

MOTTO

Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan

( QS. AL-insyiroh : 6)

Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena

dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan menghargai orang lain

, dan dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja ( penulis )

Awali semuanya dengan doa dan senyum

Apa yang telah berlalu, sudah berlalu apa yang telah pergi tidak akan

kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu,

karena sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali

( Kahlil Gibran )

Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita

sebagai ibadah insyaallah akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Allah SWT, yang selalu melimpahkan rahmat dan

hidayahnya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan.

2. Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa dan

restunya dan cinta kasihnya selama ini yang selalu

menyayangi dan mengorbankan tetes keringatnya hanya

untuk bagaimana membuat anak-anaknya bahagia serta

kakak dan adikku tercinta.

3. Sahabat tercinta di STIKes Kusuma Husada Surakarta

Program DIII Kebidanan kelas 3A dan Almamater tercinta

4. Seseorang yang selalu mengajariku tentang arti

kedewasaan dan mengajari arti hidup (Puput Aditya S).

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Dwi Maryani

Tempat/Tanggal lahir : Sragen/30 maret 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Widodo,Dukuh,Tangen,Sragen

Riwayat Pendidikan

1. SD N Dukuh II Gupakwarak,Tangen,Sragen LULUS TAHUN 2005

2. SMP N 01 Katelan,Tangen,Sragen LULUS TAHUN 2008

3. SMK N 01 Sragen LULUS TAHUN 2011

4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2011

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi

CURICULUM VITAE................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.............................................................................. 3

C. Tujuan Studi Kasus .............................................................................. 4

D. Manfaat Studi Kasus ............................................................................ 5

E. Keaslian Studi Kasus............................................................................ 6

F. Sistematika Penelitian .......................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 10

1. Balita................................................................................................ 10

2. Demam Tifoid ................................................................................. 16

B. Teori Managemen Kebidanan ......................................................... 31

C. Landasan Hukum............................................................................. 52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi ............................................................................................ 55

B. Lokasi Studi Kasus............................................................................... 55

C. Subyek Studi Kasus.............................................................................. 55

D. Waktu Studi Kasus ............................................................................... 56

E. Instrumen Studi Kasus ......................................................................... 56

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

ix

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 56

G. Alat-alat Yang Dibutuhkan .................................................................. 60

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A.Tinjauan kasus............................................................................... 61

B. Pembahasan................................................................................... 88

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................... 95

B. Saran.............................................................................................. 99

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Patofisiologi Pada Demam Tifoid.................................................... 22

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consen)

Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)

Lampiran 9. Lembar Observasi

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan

Lampiran 11. Leaflet

Lampiran 12. Lembar Konsultasi

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

xii

Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Nama : Dwi Maryani

NIM : B11014

ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I

UMUR 3,5 TAHUN DENGAN DEMAM TIFOID

DI PUSKESMAS TANGEN SRAGEN

TAHUN 2014

xi + 99 halaman + 12 lampiran

INTISARI

Latar Belakang:Data World Health Organization (WHO) tahun 2009, memperkirakan

terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000

kasus kematian tiap tahun. Di Indonesia, diperkirakan antara 700 – 900.000 orang terkena

penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Berdasarkan Profil Kesehatan

Indonesia tahun 2010 demam tifoid juga menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit

terbanyak pasien rawat inap di rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus,

dengan jumlah orang yang meninggal sebesar 274 orang (Pramitasari, 2013). di

Puskesmas Tangen , jumlah balita yang sakit dari bulan Januari sampai bulan September

2013 yang diperoleh dari catatan rekam medic (RM) didapatkan 87 kasus balita sakit ,

yang dikategorikan balita sakit dengan Sakit demam tifoid 23 orang (26,4%), sakit

Febris sebanyak 21 orang (24,1 %), sakit influenza sebanyak 19 orang (21,8 %), sakit

diare 15 orang (17,2%) dan sakit radang tenggorokan sebanyak 9 orang (10,3%).

Tujuan: Melakukan pengkajian pada balita dengan Demam Tifoid dengan menerapkan

manajemen kebidanan menurut Varney, menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus

di lapangan, memberikan alternatif pemecahan masalah.

Metodologi: Jenis studi yang digunakan adalah deskriptif, studi kasus dilakukan di

Puskesmas Tangen Sragen pada balita dengan Demam Tifoid dan dilaksanakan tanggal

17 – 21 Maret 2014. Subyek studi kasus ini dilakukan pada balita sakit Anak I umur 3,5

Tahun dengan demam tifoid.

Adapun teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik.

Hasil Studi Kasus: Asuhan kebidanan pada anak dengan Demam Tifoid dilakukan

secara berkesinambungan untuk memantau adanya tanda-tanda komplikasi. Asuhan

kebidanan yang dilakukan meliputi pemenuhan kebutuhan makan, istirahat, kebersihan

lingkungan dengan pemberian obat-obatan secara mandiri yaitu Kloramfenikol syrup 1

botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, Puyer paracetamol 500 mg 3

butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari, Ceftriaxone injeksi 75 mg setiap 6 jam. Dalam

memberikan asuhan kebidanan ini diperlukan dukungan dari keluarga khususnya ibu agar

bersedia melaksanakan anjuran petugas kesehatan. Setelah dilakukan perawatan selama 5

hari keadaan umum baik, mata tidak cekung, turgor kembali normal, mulut dan lidah

tidak kering dan tidak kotor, BAB normal 1 kali sehari dengan konsistensi lunak disertai

ampas.

Kesimpulan: Dari kasus ini masalah pada anak dengan Demam Tifoid dapat diatasi dan

komplikasi yang sering terjadi dapat dihindari setelah diberikan asuhan kebidanan dengan

menerapkan manajemen kebidanan menurut Varney. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan

ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktik, di lahan pada pengkajian data di

pemeriksaan penunjang yaitu menggunakan pemeriksaan feses karena keterbatasan

tempat dan alat.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan, Balita, Demam TifoidKepustakaan : 38 Literatur (2004 s/d 2014)

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di Dunia, sangat sulit

ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan

spectrum klinis yang sangat luas. Data World Health Organization

(WHO) tahun 2009, memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus

demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian

tiap tahun (WHO, 2009).

Di Indonesia, diperkirakan antara 700 – 900.000 orang terkena

penyakit tifus atau demam tifoid sepanjang tahun. Demam ini terutama

muncul di musim kemarau dan konon anak perempuan lebih sering

terserang, peningkatan kasus saat ini terjadi pada usia dibawah 6 tahun.

Anak usia sekolah yang sudah bisa jajan sendiri merupakan yang paling

rentan terinfeksi demam tifoid. Anak dibawah usia 6 tahun biasanya

yang memberikan makanan adalah ibunya, tentunya ibunya

memberikan yang bersih, tidak sembarangan beli (Algerina, 2009).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 demam tifoid juga

menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di

rumah sakit tahun 2010 yaitu sebanyak 41.081 kasus, dengan jumlah

orang yang meninggal sebesar 274 orang dan Case Fatality Rate

sebesar 0,67%(Pramitasari, 2013).

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

2

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun

2007 Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jawa Tengah pada

tahun 2009 sebesar 32 Per 1.000 kelahiran hidup. Kasus balita sakit

yang menderita demam tifoid sebanyak 350 kasus per 100.000

penduduk. Penyebab kematian balita disebabkan oleh diare, demam

berdarah dengue dan demam tifoid (Widodo, 2008). Demam tifoid

mengakibatkan sekitar 20%-30% kematian anak balita dan diperkirakan

10%-20% per tahun balita yang meninggal karena Perdarahan usus

yang merupakan komplikasi dari demam tifoid (Maryunani, 2010).

Dalam hal ini,seorang bidan berperan dalam melakukan

deteksi dini serta memberikanasuhan pada bayi dan balita sesuai

kebutuhan dengan melakukan kolaborasidengan dokter anak. Selain itu,

pentingnya seorang bidan untuk memahamiasuhan yang harus

diberikan kepada balita dengan demam tifoid.Dalam penegakan

diagnosa penyakit demam tifoid, dokter akan melakukan beberapa

pemeriksaan laboratorium diantaranya pemeriksaan darah tepi,

pemeriksaan widal dan biakan empedu. Sampel darah yang positif

dibuat untuk menegakkan diagnosa pasti. Sampel urine dan feses dua

kali berturut-turut digunakan untuk menentukan bahwa penderita telah

benar-benar sembuh dan bukan pembawa kuman (Carrier). Bila

terdapat demam lebih dari 5 hari. Dokter akan memikirkan

kemungkinan selain demam tifoid yaitu penyakit infeksi lain seperti

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

3

Paratifoid A, B dan C, demam berdarah (Dengue fever), influenza,

malaria, TBC (Tuberculosis), dan infeksi paru (Pneumonia)

(Algerina, 2009).

Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di

Puskesmas Tangen , jumlah balita yang sakit dari bulan Januari sampai

bulan September 2013 yang diperoleh dari catatan rekam medik (RM)

didapatkan 87 kasus balita sakit, yang dikategorikan balita sakit

dengan Sakit demam tifoid 23 orang (26,4%), sakit Febris sebanyak

21 orang (24,1 %), sakit influenza sebanyak 19 orang (21,8 %), sakit

diare 15 orang (17,2%) dan sakit radang tenggorokan sebanyak 9 orang

(10,3%).

Berdasarkan data-data diatas diketahui bahwa kasus demam

tifoid masih tinggi dan banyak dijumpai di kalangan masyarakat

terutama pada balita sakit di Puskesmas Tangen Sragen. Maka penulis

tertarik untuk melaksanakan studi kasus yang berjudul “Asuhan

Kebidanan pada Balita Sakit Anak I umur 3,5 tahun dengan demam

tifoid di Puskesmas Tangen Sragen Tahun 2014”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah

yang dapat diambil adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Penerapan

Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit Anak I dengan Demam Tifoid di

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

4

Puskesmas Tangen Sragen Tahun 2014 dengan menggunakan

pendekatan Asuhan Kebidanan menurut Hellen Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Diperolehnya pengalaman nyata dan menerapkan asuhan kebidanan

pada Anak I dengan sakit demam tifoid di Puskesmas Tangen Sragen

Tahun 2014 sesuai dengan manajemen 7 langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu :

1) Melakukan pengkajian pada kasus balita sakit Anak I dengan

sakit demam tifoid.

2) Menginterpretasikan yang meliputi diagnosa kebidanan,

masalah, dan kebutuhan pada kasus balita sakit Anak I dengan

demam tifoid.

3) Merumuskan diagnosa potensial pada balita sakit Anak I

dengan demam tifoid.

4) Mengantisipasi atau penanganan segera pada balita sakit Anak I

dengan demam tifoid.

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada balita sakit Anak I

dengan demam tifoid.

6) Melaksanakan perencanaan secara efisien asuhan kebidanan

pada balita sakit Anak I dengan demam tifoid.

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

5

7) Mengevaluasi asuhan yang diberikan pada balita sakit Anak I

dengan demam tifoid.

b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dengan

kasus nyata di lapangan pada balita sakit dengan demam tifoid.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada

balita sakit dengan demam tifoid.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi Peneliti

a. Dapat menerapkan teori yang didapat dibangku kuliah dalam

praktek di lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung

dalam masalah memberikan asuhan kebidanan pada balita sakit

dengan demam tifoid.

b. Asuhan kebidanan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

penatalaksanaan kebidanan pada balita sakit dengan demam

tifoid.

2. Bagi Profesi

a. Dapat meningkatkan upaya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan

pada balita sakit dengan demam tifoid.

b. Dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kebidanan pada balita sakit dengan demam

tifoid.

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

6

3. Bagi Instansi

1) Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada

umumnya dan meningkatkan pelayanan pada balita sakit

dengan demam tifoid.

2) Asuhan kebidanan ini sebagai masukan untuk menerapkan

manajemen kebidanan.

4. Bagi Institusi

1) Digunakan untuk menambah sumber bacaan atau referensi

tentang penatalaksaan pada balita sakit dengan demam tifoid.

2) Asuhan kebidanan ini dapat dipakai sebagai bahan

kepustakaan.

E. Keaslian Studi Kasus

Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan kebidanan pada balita sakit

dengan demam tifoid pernah dilakukan oleh :

1. Darita Panaringsih K. N (2004), dengan judul : ˝Asuhan Kebidanan

pada anak dengan sakit Demam Tifoid di Rumah Sakit Assalam

Gemolong Sragen”. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian obat

penurun panas(Paracetamol) dan kloramfenikol selama 5 hari dan

kerja sama yang baik dengan orang tua, keluarganya dan tim

pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana yang ada. Setelah

diberikan asuhan selama 5 hari keadaan umum balita baik, panas

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

7

sudah turun, kelopak mata sudah tidak cekung, turgor kembali

normal, mulut dan lidah tidak kering dan BAB normal 1kali sehari.

2. Eni Sugiyanti (2005), dengan judul ˝ Asuhan Kebidanan pada Balita

Sakit dengan Demam Tifoid di Puskesmas Gajahan Pasar Kliwon

Surakarta”. Dengan menggunakan manajemen kebidanan dengan

tujuh langkah Varney (1997), pada Balita Ny.S Asuhan yang

diberikan yaitu dengan pemberian cairan rumah tangga yaitu seperti

(sup dan air bersih), nutrisi yang cukup dan pemberian gizi yang

sesering mungkin maka anak dapat kembali dalam keadaan baik.

Setelah diberikan asuhan selama 3 hari keadaan umum balita baik,

panas sudah turun, kesadaran composmentis, kelopak mata sudah

tidak cekung, turgor kembali normal, mulut dan lidah tidak kering

dan BAB normal 1kali sehari.

3. Rita Maharani (2012), dengan judul ˝Asuhan Kebidanan pada Balita

Sakit An. D dengan sakit Demam Tifoid Di BPS Kiran Klaten

Tengah “ Asuhan yang diberikan adalah pemberian terapi obat

penurun panas (paracetamol) secara teratur, setelah diberikan asuhan

selama 5 hari keadaan umum balita baik kelopak mata sudah tidak

cekung, turgor kembali normal, mulut dan lidah tidak kering dan

tidak ada nyeri tekan pada abdomen.

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

8

Persamaan studi kasus ini terletak pada terapi obat yang

diberikan, sedangkan perbedaan studi kasus ini terletak pada judul,

subyek, waktu, lokasi pengambilan kasus.

F. Sistematika Penelitian

Penulisan karya tulis ini terdiri dari 5 BAB, yaitu antara lain

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi

kasus dan sistematika penelitian.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori medis pada kasus yang diteliti, teori

manajemen kebidanan, landasan hukum.

BAB IIIMETODOLOGI

Bab ini berisi tentang jenis studi, lokasi studi kasus, subjek studi

kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik

pengumpulan data, alat-alat yang dibutuhkan, dan jadwal

penelitian.

BAB IVTINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang penyajian laporan kasus dengan

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri

dari 7 langkah yaitu mulai dari Pengkajian data, interpretasi data,

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

9

diagnosa potensial, antisipasi atau penanganan segera,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi

tentang kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis

temukan waktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan

kebidanan menurut Varney.

BAB VPENUTUP

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan

dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan menerapkan inti

dari pembahasan penanganan balita sakit tifoid. Saran merupakan

alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang

berupa kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat

realistis, operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Medis

1. Balita

a. Pengertian Balita

1) Menurut Muaris.H (2006 ), Anak balita adalah anak yang

telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih populer

dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.

2) Menurut Sutomo B dan Anggraeni DY (2010), Balita adalah

istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak

prasekolah (3-5 tahun).

b. Tahap Perkembangan Balita

Tahap Perkembangan Balita Menurut Depkes RI (2005), meliputi:

1) Umur 12-18 bulan

a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan

b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri

kembali

c) Berjalan mundur 5 langkah

d) Memanggil ibu dengan kata mama, memanggil ayah

dengan kata papa

e) Menumpuk 2 kubus

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

11

f) Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau

merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang

menyenangkan, menarik tangan ibu.

g) Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing.

2) Umur 18-24 bulan

a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik.

b) Berjalan tanpa berhuyung-huyung.

c) Bertepuk tangan dan melambai-lambai.

d) Menumpuk 4 buah kubus.

e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.

f) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.

g) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga.

h) Menggelindingkan bola kearah sasaran.

i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan dan minum

sendiri.

3) Umur 24-36 bulan

a) Jalan naik tangga sendiri.

b) Dapat bermain menendang bola kecil.

c) Mencoret-coret pensil pada kertas.

d) Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.

e) Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika

diminta.

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

12

f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama

dua benda atau lebih.

g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu

mengangkat piring jika diminta.

h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.

i) Melepas pakeannya sendiri

4) Umur 36-48 bulan

a) Berdiri 1 kaki selama 2 detik.

b) Melompat kedua kaki diangkat.

c) Mengayuh sepeda roda tiga.

d) Menggambar garis lurus.

e) Menumpuk 8 kubus.

f) Mengenal 2-4 warna.

g) Menyebut nama, umur, tempat.

h) Mengerti arti kata diatas, di bawah, di depan.

i) Mendengarkan cerita.

j) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.

k) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan.

l) Mengenakan sepatu sendiri.

5) Umur 48-60 bulan.

a) Berdiri satu kaki selama 6 detik.

b) Melompat-lompat satu kaki.

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

13

c) Menari.

d) Menggambar tanda silang.

e) Menggambar lingkaran.

f) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.

g) Mengancing baju atau pakaian boneka.

h) Menyebut nama tanpa dibantu.

i) Senang menyebut kata baru.

j) Senang bertanya tentang sesuatu.

k) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar.

l) Bicaranya mudah dimengerti.

m) Bisa membandingkan atau membedakan sesuatu dari

ukuran dan bentuknya.

n) Menyebut angka, menghitung jari, nama-nama hari.

o) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal pergi

ibunya.

c. Tahap Pertumbuhan Fisik Balita

1) Lingkar kepala

Pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menaksir

pertumbuhan otak. Berat otak waktu lahir adalah sekitar 350

gram, pada usia 1 tahun beratnya hampir mencapai 3 kali lipat

yaitu 925 gram 75%, dan mencapai 90% pada usia 6 tahun.

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

14

Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya mengikuti

pertumbuhan otak, sehingga bila ada hambatan/gangguan pada

pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak biasanya juga

terhambat (Nursalam, 2005).

2) Panjang Badan

Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status

perbaikan gizi. Selain itu, panjang badan merupakan indikator

yang baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting)

dan untuk perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai

berat badan dan lingkar lengan atas (Nursalam , 2005).

3) Berat badan

Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil

peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada

tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan

tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh

kembang anak (Hidayat, 2008).

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

15

d. Penyakit yang biasanya diderita oleh balita

Berikut penyakit infeksi yang sering dialami oleh balita

(Rahmah, 2010):

1) Infeksi saluran pernafasan

Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh invasi kuman

bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, disertai adanya

nafas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian

bawah/kedalam (Lubis, 2008).

2) Diare

Diare diartikan sebagai penyakit yang ditandai dengan

bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari biasanya

(lebih dari tiga kali per hari) dan disertai dengan perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair), baik disertai keluarnya darah

dan lender maupun tidak (Suraatmaja, 2007).

3) Demam Tifoid atau tifus abdominalis merupakan penyakit

infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh

Salmonella typhi. Penyakit ini dapat ditularkan melalui

makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh

kuman Salmonella typhi (Hidayat, 2007).

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

16

2. Demam Tifoid

a. Pengertian

1) Menurut Nursalam dkk (2008), Demam tifoid (enteric fever)

adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu

minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.

2) Menurut Hidayat (2007), Demam Tifoid atau tifus

abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada

usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit

ini dapat ditularkan melalui makanan, mulut, atau minuman

yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella typhi.

b. Etiologi

Penyebab dari demam tifoid yaitu : bakteri Salmonella

typhi. Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Penyebaran demam

tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh

tinja atau urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui

sebagai carrier (pembawa) demam tifoid (Hadinegoro,2008).

Dinegara berkembang yang masih menjadi daerah endemic

demam tifoid, kasus yang umumnya terjadi disebabkan

pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk. Infeksi terjadi

bila anda mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita

demam tifoid yang tidak mencuci tangan dengan baik setelah ke

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

17

toilet. Infeksi juga dapat terjadi dengan meminum air yang telah

tercemar bakteri Salmonella (Hadinegoro, 2008)

Walaupun telah diobati dengan anti biotik, sejumlah kecil

penderita yang sembuh dari demam tifoid akan tetap menyimpan

bakteri Salmonella didalam usus dan kantung empedu, bahkan

selama bertahun-tahun. Orang ini disebut carrier kronis yang

membawa dan dapat menyebarkan bakteri yang melalui tinja

mereka dan dapat menginfeksi orang lain. Perlu diwaspadai

bahwa seorang carrier tidak memiliki gejala demam tifoid

(Hadinegoro, 2008).

c. Gambaran Klinis

Penyakit ini bisa menyerang saat bakteri tersebut masuk

melalui makanan atau minuman, sehingga terjadi infeksi saluran

pencernaann yaitu usus halus, kemudian mengikuti peredaran

darah, bakteri ini mencapai hati dan limfa sehingga berkembang

biak disana yang menyebabkan rasa nyeri saat diraba

(Khomsah, 2008).

Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya memberikan

gambaran klinis yang ringan bahkan dapat tanpa gejala

(asimtomatik). Secara garis besar, tanda dan gejala yang timbul

antara lain :

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

18

1) Demam lebih dari seminggu, siang hari biasanya terlihat segar

namun menjelang malamnya demam tinggi sekitar 38,8 ˚C –

40 ˚C.

2) Kepala : Pada balita sakit demam tifoid biasanya ubun-

ubunnya cekung.

3) Muka agak pucat karena dehidrasi/kekurangan cairan dan

kekurangan nutirsi.

4) Lidah kotor, bagian tengah berwarna putih dan pinggirnya

merah. Biasanya anak akan merasa lidahnya pahit dan

cenderung ingin makan yang asam-asam atau pedas.

5) Kelopak mata cekung dikarenakan terjadi dehidrasi,

conjungtiva pucat.

6) Kulit tampak kering dan panas yang mungkin juga didapatkan

bercak Rose didaerah abdomen, dada atau punggung. Bercak

Rose merupakan ruam macular atau makulopapular dengan

garis tengah 1-6 mm yang akan menghilang dalam 2-3 hari.

7) Mual berat sampai muntah. Bakteri Salmonella typhi

berkembang biak dihabitat limfa, akibatnya terjadi

pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga

terjadi rasa mual. Dikarenakan mual yang berlebihan, akhirnya

makanan tak bisa secara sempurna dan biasanya keluar lagi

lewat mulut.

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

19

8) Diare atau mencret. Sifat bakteri yang yang menyerang saluran

cerna menyebabkan gangguan penyerapan cairan yang

akhirnya terjadi diare, namun dalam beberapa kasus justru

terjadi konstipasi (sulit buang air besar).

9) Lemas, pusing dan sakit perut. Demam yang tinggi

menimbulkan rasa lemas, pusing. Terjadi pembengkakan hati

dan limfa menimbulkan rasa sakit di perut.

10) Pingsan, tidak sadarkan diri. Penderita umumnya lebih

merasakan nyaman dengan berbaring tanpa banyak

pergerakan, namun dengan kondisi yang parah seringkali

terjadi gangguan kesadaran

(Khomsah, 2008).

d. Diagnosis

Menurut Kepmenkes No.364, (2006), dilakukan pemeriksaan

penunjang untuk mengetahui adanya tifoid, yaitu :

1) Pemeriksaan bakteriologis

Widal Adalah reaksi antara antigen (suspensi Salmonella

yang telah dimatikan) dengan aglutinin yang merupakan

antibodi spesifik terhadap komponen basil Salmonella

didalam darah manusia. Jumlah titer O sebanyak 1/320

sudah didiagnosis demam tifoid.

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

20

2) Gambaran Darah tepi

Pada pemeriksaan hitung leukosit total terdapat gambaran

leukopeni (±3000-8000 per mm³), limfositosis relatif,

monositosis dan trombositopenia ringan.

3) Biakan bekuan darah

Bekuan darah dibiakkan pada botol berisi 15 ml kaldu

empedu (mengandung 0, 5% garam-garam empedu).

e. Patofisiologi

Kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan atau

minuman yang tercemar oleh Salmonella (biasanya >10.000 basil

kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam HCL

lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon

imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik, maka basil

Salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel M) dan selanjutnya

menuju lamina propia dan berkembang biak di jaringan limfoid

plak peyeri di ileum distal dan kelejar getah bening mesenterika

(Hidayat, 2007).

Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjar getah bening

mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke

aliran darah (bakterimia) melalui ductus thoracicus dan menyebar

ke seluruh organ retikuloendotalial tubuh, terutama hati, sumsum

tulang, dan limfa melalui sirkulasi portar dari usus

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

21

(Hidayat, 2007).

Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltrasi limfosit, zat

plasma, dan sel mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan

pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman S. Typhi

berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga

mengakibatkan bakterimia kedua yang disertai tanda dan gejala

infeksi sistemik (demam, malaise, mialgia, sakit kepala, sakit

perut, instabilitas vaskuler, dan gangguan mental (koagulasi)

(Hidayat, 2007).

Pendarahan saluran cerna terjadi akibat erosi pembuluh

darah di sekitar plak peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan

hyperplasia. Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke

lapisan otot, serosa usus, dan mengakibatkan perforasi usus.

Endotoksin basil menempel di reseptor sel endotel kapiler dan

dapat mengakibatkan komplikasi, seperti gangguan

neuropsikiatrik kardiovaskuler, pernapasan, dan gangguan organ

lainnya. Pada minggu pertama timbulnya penyakit, terjadi

hiperplasia (pembesaran sel-sel) plak peyeri. Disusul kemudian,

terjadi nekrosis pada minggu kedua dan ulserasi plak peyeri pada

minggu ketiga. Selanjutnya, dalam minggu ke empat akan terjadi

proses penyembuhan ulkus dengan meninggalkan sikatriks

(jaringan parut)

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

22

Gambar 2.1

Patofisiologi pada demam tifoid.

Sumber : Hidayat (2007).

f. Komplikasi

Pada akhir minggu ke-2 sampai masuk minggu ke-3

merupakan masa yang berbahaya. Pada minggu ke-2 atau lebih,

sering timbul komplikasi demam tifoid mulai dari ringan sampai

berat. Dengan terapi yang tepat, banyak penderita yang sembuh

dari demam tifoid. Namun tanpa terapi yang tepat, beberapa

penderita mungkin tidak akan terhindar dari komplikasi demam

kelenjar limfoid

Usus Melalui pembuluhlimfe

Peredaran darah

Hati dan limpa Nyeri

Basil

Darah(bakteriema)

Salmonella Tifosa

Usus halus

Tukak Mukosa

Perforasiperdarahan

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

23

tifoid (Aden, 2010). Ada 2 jenis komplikasi pada demam tifoid

menurut Nursalam (2008), yakni komplikasi yang terjadi di luar

dan dalam usus :

1) Komplikasi di luar usus

Komplikasi yang dapat terjadi adalah pneumonia hipostatistik

karena pasien terlalu lama berbaring. Gejala yang dapat

dijumpai adalah suhu mendadak naik dan menetap setelah

sebelumnya turun, terdapat sesak nafas.

2) Komplikasi di dalam usus

Komplikasi yang sering terjadi adalah pada usus halus, namun

hal tersebut jarang terjadi. Apabila komplikasi ini dialami oleh

seorang anak, maka dapat berakibat fatal. Gangguan pada usus

halus ini dapat berupa :

a) Perdarahan usus

Dapat terjadi saat demam tinggi. Ditandai dengan pasien

terlihat pucat, kulit terasa lembab dan kesadarannya

menurun. Apabila sedikit, maka perdarahan tersebut hanya

ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan

benzidin. Jika perdarahan banyak maka dapat terjadi

melena, dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut

dan tanda-tanda renjatan.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

24

b) Perforasi

Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelahnya terjadi

pada bagian distal illeum. Gejala perforasi adalah adanya

keluhan pasien akan sakit perut yang hebat dan akan terasa

lebih nyeri bila ditekan, perut terlihat tegang, muntah,

pasien terlihat pucat, dan nadinya kecil, atau bahkan pasien

dapat mengalami syok.

c) Peritonitis

Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa

perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri

perut yang hebat, dinding abdomen tegang (defense

musculair) dan nyeri apabila di tekan (Hassan dkk, 2007).

g. Penatalaksanaan

Apabila ditemukan data-data yang mengarah pada demam tifoid,

maka anak harus segera dirujuk. Untuk mengatasi

permasalahannya, perencanaan yang diperlukan adalah :

(Nursalam, 2005).

1) Kebutuhan nutrisi / cairan elektrolit Perawatan Umum

a) Berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah

serat, tinggi protein dan tidak menimbulkan gas.

b) Jika kesadaran pasien baik, berikan makanan lunak dengan

lauk pauk yang dicincang (hati dan daging), dan sayuran

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

25

labu siam/wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga

diberi tahu, telur setengah matang atau matang yang

direbus. Susu diberikan 2 x 1 gelas/lebih, jika makanan

tidak habis berikan susu ekstra.

c) Berikan makanan cair per sonde jika kesadarannya menurun

dan berikan kalori sesuai kebutuhannya. Pemberiannya

diatur setiap 3 jam termasuk makanan ekstra seperti sari

buah atau bubur kacang hijau yang dihaluskan. Jika

kesadaran membaik, makanan dialihkan secara bertahap

dari cair ke lunak.

d) Pasang infus dengan cairan glukosa dan NaCl jika kondisi

pasien payah (memburuk), seperti menderita delirium. Jika

keadaan sudah tenang berikan makanan per sonde, di

samping infus masih diteruskan. Makanan per sonde

biasanya merupakan setengah dari jumlah kalori, sementara

setengahnya lagi masih per infuse. Secara bertahap dengan

melihat kemajuan pasien, bentuk makanan beralih ke

makanan biasa.

e) Observasi intake / output.

2) Gangguan suhu tubuh

a) Kolaborasi dengan tim medis intuk pemberian obat secara

mencukupi.

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

26

b) Anjurkan klien untuk istirahat mutlak sampai suhu tubuh

turun dan diteruskan 2 minggu lagi.

c) Atur ruangan agar cukup ventilasi.

d) Berikan kompres dingin dengan air kran.

e) Anjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis

atau apa yang disukai anak)

f) Berikan pakaian yang tipis.

g) Observasi suhu tubuh.

3) Gangguan rasa aman

a) Lakukan perawatan mulut 2 kali sehari, oleskan boraks

gliserin (krim) pada bibir bila kering, dan sering berikan

minum.

b) Jika pasien dipasangkan sonde, perawatan mulut tetap

dilakukan dan sekali-kali juga diberikan minum agar

selaput lender mulut dan tenggorokan tidak kering.

c) Selain itu, karena lama berbaring maka ketika pasien mulai

berjalan mula-mula akan terasa seperti kesemutan. Oleh

karena itu, sebelum mulai berjalan pasien harus mulai

dengan menggoyang-goyangkan kakinya dahulu sambil

tetap duduk di pinggir tempat tidur, kemudian berjalan di

sekitar tempat tidur sambiln berpegangan. Katakana bahwa

gangguan itu akan menghilang setelah 2-3 hari mobilisasi.

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

27

4) Resiko terjadi komplikasi

a) Pemberian terapi sesuai program dokter. Obat yang dapat

diberikan adalah Kloramfenikol dengan dosis 100 mg/kg

BB/hari yng diberikan 4 kali sehari. Agar berhasil dengan

baik, obat harus diberikan setiap 6 jam. Buatkan daftar

yang mudah diingat, misalnya pukul 6, 12, 18, 24 dan

berikan tanda bila obat telah diberikan. Selain

kloramfenikol, alternatif obat lain yang mungkin adalah :

(1). Amoksisilin 100 mg/kg BB/ hari secara oral 3x sehari

selama 14 hari.

(2). Kotrimoksasol 8-10 mg/kg BB/hari secara oral 2-

3x/hari selama 10-14 hari.

b) Istirahat

Pasien yang menderita tifus abdominalis perlu istirahat

mutlak selama demam, kemudian diteruskan 2 minggu lagi

setelah suhu turun menjadi normal. Setelah 1 minggu suhu

normal, 3 hari kemudian pasien dilatih duduk di pinggir

tempat tidur sambil kakinya digoyang-goyangkan. Pada

akhir minggu kedua jika tidak timbul demam, pasien boleh

mulai belajar jalan mengelilingi tempat tidur. Selama masa

istirahat, pengawasan tanda vital mutlak dilakukan 3 kali

sehari. Jika terdapat suhu tinggi yang melebihi suhu

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

28

biasanya, maka ukur suhu ekstra dan catat pada catatan

perawatan. Berikan kompres dingin intensif kemudian

periksa lagi 1 jam kemudian. Apabila panas tidak turun,

hubungi dokter.

h. Pencegahan

Pencegahan dibagi menjadi beberapa tingkatan sesuai

dengan perjalanan penyakit, yaitu pencegahan primer, pencegahan

sekunder, dan pencegahan tersier.

1) Pencegahan Primer

Pencegahan primer merupakan upaya untuk mempertahankan

orang yang sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang

sehat menjadi sakit. Pencegahan primer dapat dilakukan dengan

cara imunisasi dengan vaksin yang dibuat dari strain

Salmonella typhi yang dilemahkan. Di Indonesia telah ada 3

jenis vaksin tifoid, yaitu:

a) Vaksin oral Vivotif Berna. Vaksin ini tersedia dalam kapsul

yang diminum selang sehari dalam 1 minggu satu jam

sebelum makan. Vaksin ini kontraindiksi pada wanita

hamil, ibu menyusui, demam, sedang mengkonsumsi

antibiotik. Lama proteksi 5 tahun.

b) Vaksin parenteral sel utuh : Typa Bio Farma. Dikenal 2

jenis vaksin yakni, K vaccine (Acetone in activated) dan L

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

29

vaccine (Heat in activated-Phenol preserved). Dosis untuk

dewasa 0,5 ml, anak 6 – 12 tahun 0,25 ml dan anak 1 – 5

tahun 0,1 ml yang diberikan 2 dosis dengan interval 4

minggu. Efek samping adalah demam, nyeri kepala, lesu,

bengkak dan nyeri pada tempat suntikan. Kontraindikasi

demam, hamil dan riwayat demam pada pemberian

pertama.

c) Vaksin polisakarida Typhim Vi Aventis Pasteur Merrieux.

Vaksin diberikan secara intramuscular dan booster setiap 3

tahun. Kontraindikasi pada hipersensitif, hamil, menyusui,

sedang demam dan anak umur 2 tahun.

Indikasi vaksinasi adalah bila hendak mengunjungi daerah

endemik, orang yang terpapar dengan penderita carrier

tifoid dan petugas laboratorium/mikrobiologi kesehatan.

2) Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan cara

mendiagnosa penyakit secara dini dan mengadakan pengobatan

yang cepat dan tepat. Untuk mendiagnosis demam tifoid perlu

dilakukan pemeriksaan laboratorium. Ada 3 metode untuk

mendiagnosis penyakit demam tifoid, yaitu :

a) Diagnosis klinik.

b) Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman.

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

30

c) Diagnosis serologik.

Pencegahan sekunder dapat berupa :

(1). Penemuan penderita maupun carrier secara dini melalui

penigkatan usaha surveilans demam tifoid.

(2). Perawatan umum dan nutrisi yang cukup

(3). Pemberian anti mikroba (antibiotik) Anti mikroba

(antibiotik) segera diberikan bila diagnosa telah dibuat.

pada wanita hamil, terutama pada trimester III karena dapat

menyebabkan partus prematur, serta janin mati dalam

kandungan. Oleh karena itu obat yang paling aman

diberikan pada wanita hamil adalah ampisilin atau

amoksilin.

3) Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan untuk

mengurangi keparahan akibat komplikasi. Apabila telah

dinyatakan sembuh dari penyakit demam tifoid sebaiknya tetap

menerapkan pola hidup sehat, sehingga imunitas tubuh tetap

terjaga dan dapat terhindar dari infeksi ulang demam tifoid.

Pada penderita demam tifoid yang carrier perlu dilakukan

pemerikasaan laboratorium pasca penyembuhan untuk

mengetahui kuman masih ada atau tidak.

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

31

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah

yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran

dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan,

ketrampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk

mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien

(Varney, 2004)

2. Manajemen kebidanan menurut Hallen Varney terdiri dari 7 (tujuh)

langkah, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk

mengevaluasi keadaan pasien. Data dasar ini termasuk riwayat

kesehatan dan pemeriksaan fisik. Data yang dikumpulkan meliputi

data subjektif dan data objektif serta data penunjang (Varney, 2004).

a. Biodata atau identitas

Identitas adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu

pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Menurut

Matondang (2007) Identitas terdiri dari:

1) Nama balita : Diperlukan untuk memastikan bahwa yang

diperiksa benar-benar anak yang dimaksud,

Nama harus jelas dan lengkap serta disertai

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

32

nama panggilan akrabnya (Matondang, 2007).

2) Umur : Dikaji untuk mengingat periode anak yang

mempunyai kekhasannya sendiri dalam morbiditas

dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk

menginterpretasikan apakah data pemeriksaan

klinis anak tersebut normal sesuai umurnya

(Matondang, 2007).

3) Jenis Kelamin : Dikaji untuk membedakan dengan balita lain

(Matondang, 2007).

4) Anak ke : Dikaji untuk mengetahui jumlah keluarga

pasien (Matondang, 2007).

5) Nama orang tua : Dikaji agar dituliskan dengan jelas agar

tidak banyak nama yang sama

(Matondang, 2007).

6) Umur orang tua : Dikaji untuk mengetahui umur orang tua

(Nursalam, 2005).

7) Agama : Berguna untuk memberikan mpotivasi

pasien sesuai dengan agama yang dianutnya

(Varney, 2004).

8) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui keakuratan data

yang diperolah serta dapat di tentukan pola

pendekatan dalam anamnesis. Tingkat

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

33

pendidikan orang tua juga berperan dalam

pemeriksaan penunjang dan penentuan

tatalaksana pasien selanjutnya

(Matondang, 2007).

9) Alamat : Untuk mengetahui dimana lingkungan

tempat tinggalnya (Varney, 2004). Pada

kasus yang terjadi pada demam tifoid dapat

dipastikan bahwa lingkungan, sumber air

dan sanitasi masih buruk dan belum

memenuhi standar higienitas

(Kamar, 2008).

b. Anamnesa (Data Subyektif)

Anamnesa adalah data yang didapatkan dari pasien

sebagai suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian

(Nursalam, 2005).

1) Alasan datang atau keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang

menyebabkan klien dibawa berobat (Matondang, 2007).

Pada pasien demam tifoid pasien mengeluh demam lebih

dari seminggu, diare atau mencret (Khomsah, 2008).

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

34

2) Riwayat kesehatan, meliputi :

a) Imunisasi

Status imunisasi klien dinyatakan khususnya yang

imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak dan hepatitis B.

Hal-hal tersebut selain diperlukan untuk mengetahui

status perlindungan pediatrik yang diperoleh, juga

membantu diagnosis (Matondang, 2007).

b) Riwayat penyakit lalu

Dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang pernah

diderita, apabila balita menderita suatu penyakit

(Varney, 2004). Walaupun telah diobati dengan anti

biotik, sejumlah kecil penderita yang sembuh dari demam

tifoid akan tetap menyimpan bakteri Salmonella didalam

usus dan kantung empedu, bahkan selama bertahun-tahun.

Orang ini disebut carrier kronis yang membawa dan

dapat menyebarkan bakteri yang melalui tinja mereka dan

dapat menginfeksi orang lain. Perlu diwaspadai bahwa

seorang carrier tidak memiliki gejala demam tifoid

(Hadinegoro, 2008).

c) Riwayat penyakit sekarang

Dikaji untuk mengetahui keadaan kesehatan pasien saat

ini. Pada pasien demam tifoid pasien mengeluh demam

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

35

lebih dari seminggu, diare atau mencret (Khomsah, 2008).

d) Riwayat penyakit keluarga

Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga terdapat

penyakit hipertensi, stroke, TBC, hepatitis, jantung dan

lain-lain (Bickley, 2008). Riwayat penyakit demam tifoid

karena bakteri Salmonella typhi ini hanya menginfeksi

manusia. Penyebaran demam tifoid terjadi melalui

makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin

penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui

sebagai carrier (pembawa) demam tifoid

(Hadinegoro, 2008).

3) Riwayat sosial

a) Siapa yang mengasuh balita

b) Hubungan pasien dengan anggota keluarga, yaitu dengan

ibu, ayah, serta anggota keluarga yang lain.

c) Hubungan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar

rumah.

Perlu diupayakan untuk mengetahui terdapatnya masalah

dalam keluarga, tetapi harus diingat bahwa masalah ini

sering menyangkut hal-hal sensitive, hingga diperlukan

kebijakan dan kearifan tersendiri dalam pendekatannya

(Matondang, 2004).

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

36

4) Riwayat Kebiasaan Sehari-hari

Hal ini berkaitan dengan kebiasaan sehari-hari dalam segi

pola makan, personal higiene, pola istirahat dan aktifitas

(Varney, 2007).

a) Pola Nutrisi yang diberikan mengkaji pada makan balita

yang frekuensi, komposisi, kwantitas serta jenis dan

jumlah minuman (Morton, 2004). Pada penderita demam

tifoid merasakan mual muntah dan tidak ada nafsu

makan (Sodikin, 2012).

b) Pola istirahat atau tidur

Mengkaji pola istirahat dan pola tidur, berapa jam klien

tidur malam, sehari apakah ada gangguan

(Saifuddin, 2006). Pada balita sakit demam tifoid pola

tidurnya tidak teratur, keadaan bayi gelisah

(Nursalam, 2005).

c) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien.

Kebersihan pada anak seperti mencuci tangan sebelum

makan dan setiap habis bermain, memakai alas kaki jika

bermain di tanah (Mufdlilah, 2009).

d) Eliminasi : Dikaji untuk mengetahui frekuensi BAK dan

BAB, Adakah kaitannya dengan konstipasi atau tidak

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

37

(Hellen, 2007). Biasanya balita sakit dengan demam

tifoid mengalami diare atau mencret. Sifat bakteri yang

yang menyerang saluran cerna menyebabkan gangguan

penyerapan cairan yang akhirnya terjadi diare, namun

dalam beberapa kasus justru terjadi konstipasi (sulit

buang air besar) (Khomsah, 2008).

c. Pemeriksaan fisik (Data objektif)

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh

tenaga kesehatan (Nursalam, 2005).

1) Keadaan umum

Pemeriksaan keadaan umum dilakukan untuk menilai

kondisi pasien secara umum. Keadaan umum anak dengan

demam tifoid mengeluh tidak enak badan, lesu, kurang baik

(Saifuddin, 2012).

2) Kesadaran

Penilaian kesadaran yang dinyatakan sebagai

composmentis, apatis, somnolen (Matondang, 2004).

Compos Mentis : Kesadaran penuh.

Apatis :Kesadaran dimana pasien terlihat

mengantuk tetapi mudah dibangunkan

dan reaksi penglihatan, pendengaran

serta perabaan normal

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

38

Somnolen :Kesadaran dapat dibangunkan bila

dirangsang, dapat disuruh dan menjawab

pertanyaan. Bila rangsangan berhenti

pasien tidur lagi.

Pada balita yang sakit demam tifoid terjadi gangguan

kesadaran (Khomsah, 2008).

3) Tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah,

suhu, nadi, dan respirasi (Varney, 2007).

a) Denyut nadi : Menilai kecepatan irama, suara jantung

jelas dan teratur. Denyut jantung normal adalah 70-110

kali per menit (Hellen, 2007). Pada balita yang sakit

demam tifoid denyut nadinya 78 x/menit dan tidak

menunjukkan adanya peningkatan (Saifuddin, 2006).

b) Pernafasan : Menilai sifat pernafasan dan bunyi

nafas dalam 1 menit. Respirasi minimal 30-40 kali

permenit (Hellen, 2007). Pada balita yang sakit demam

tifoid mengalami penurunan (Sudoyo, 2006).

c) Suhu : Untuk mengetahui temperature kulit,

temperature kulit normal adalah 36,5˚ C. Balita sakit

demam tifoid biasanya demam lebih dari seminggu,

siang hari biasanya terlihat segar namun menjelang

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

39

malamnya demam tinggi sekitar 38,8 ˚C – 40

˚C(Khomsah, 2008).

Pertanda vital (suhu, nafas dan respirasi) harus diukur

secara serial. Kurva suhu harus dibuat secara sempurna

pada lembaran rekam medik (Kepmenkes No.364, 2006).

4) Pemeriksaan Sistematis

Pemeriksaan sistematis pada anak biasanya terdapat perut

kembung pada abdomen, dan pada hati dan limpa terdapat

nyeri perabaan (Aden, 2010). Pemeriksaan sistematis

meliputi :

a) Kepala : Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut

serta bentuk kepala, apakah ada kelainan atau lesi pada

kepala. Pada balita sakit demam tifoid biasanya ubun-

ubunnya cekung (Khomsah, 2008).

(1). Muka : Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah

pucat/tidak. Pada balita sakit demam tifoid agak

pucat karena dehidrasi/kekurangan cairan dan

kekurangan nutirsi (Khomsah, 2008).

(2). Mata : Simetris / tidak, conjungtiva pucat atau

tidak, warna sklera ikterus atau tidak. Periksa

bagian sklera dan conjungtiva apakah pucat atau

kuning (Matondang, 2004). Pada balita sakit

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

40

demam tifoid Kelopak mata cekung dikarenakan

terjadi dehidrasi, conjungtiva pucat

(Khomsah, 2008).

(3). Telinga : Dikaji untuk mengetahui adanya

kotoran atau cairan dan bagaimana keadaan tulang

rawannya (Priharjo, 2007).

(4). Hidung : Dikaji untuk mengetahui nafas, Cuping

hidung dan kotoran yang menyumbat jalan nafas

(Nursalam, 2005).

(5). Mulut : Dikaji untuk mengetahui dan menilai

ada tidaknya bibir sumbing, trismus (kesukaran

membuka mulut), serta kelainan pada gusi, lidah

dan gigi (Hidayat dan Uliyah, 2006). Pada balita

sakit demam tifoid Lidah kotor, bagian tengah

berwarna putih dan pinggirnya merah

(Khomsah, 2008).

b) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid

(Matondang, 2004).

c) Dada : Dikaji untuk mengetahui retraksi atau tidak,

simetris atau tidak (Priharjo, 2007). Pada kasus

ini ada retraksi (Donald Wong, 2004). Kulit

tampak kering dan panas yang mungkin juga

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

41

didapatkan bercak Rose didaerah abdomen, dada

atau punggung. Bercak Rose merupakan ruam

macular atau makulopapular dengan garis

tengah 1-6 mm yang akan menghilang dalam 2-

3 hari.

d) Perut : Dikaji untuk mengetahui kembung, turgor baik

sampai dengan buruk, cubitan kulit kembali

lambat (Matondang, 2007). Pada balita sakit

demam tifoid mengalami sakit perut. Terjadi

pembengkakan hati dan limfa menimbulkan rasa

sakit di perut (Khomsah, 2008).

e) Anogenital : Adakah varices pada alat genetalia.

Apakah anus ada haemoroid

(Saifuddin, 2006).

f) Ekstremitas : Adakah oedema tanda sianosis, akral

dingin, apakah kuku melebihi jari-jari

(Hellen, 2007).

5) Pemeriksaan Antropometri

Menurut Hellen, (2007), pemeriksaan antropometri

meliputi

a) Lingkar Kepala : untuk mengetahui pertumbuhan

otak (Normal 33-35 cm).

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

42

b) Lingkar Dada : untuk mengetahui keterlambatan

pertumbuhan (Normal 30,5-33 cm).

c) Panjang Badan : untuk mengetahui tinggi badan

(Normal 48-53).

6) Data penunjang

Menurut Kepmenkes No.364, (2006), dilakukan

pemeriksaan penunjang untuk mengetahui adanya tifoid,

yaitu :

a) Pemeriksaan bakteriologis

Widal Adalah reaksi antara antigen (suspensi

Salmonella yang telah dimatikan) dengan aglutinin

yang merupakan antibodi spesifik terhadap

komponen basil Salmonella didalam darah manusia.

Jumlah titer O sebanyak 1/320 sudah didiagnosis

demam tifoid.

b) Gambaran Darah tepi

Pada pemeriksaan hitung leukosit total terdapat

gambaran leukopeni (±3000-8000 per mm³),

limfositosis relatif, monositosis dan trombositopenia

ringan.

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

43

c) Biakan bekuan darah

Bekuan darah dibiakkan pada botol berisi 15 ml

kaldu empedu (mengandung 0, 5% garam-garam

empedu).

Langkah II : Interpretasi data dasar

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan, sehingga dapat

merumuskan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan yang spesifik.

Rumus dan diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat

didefinisikan seperti diagnosa, tetapi membutuhkan penanganan

(Varney, 2004).

a. Diagnosa kebidanan

Diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup praktek kebidanan

(Varney, 2004), meliputi:

Balita An. X umur….Tahun, dengan demam tifoid

Data dasar

Data Subyektif :

1) Ibu mengatakan umur balita……………tahun.

2) Ibu mengatakan balitanya berjenis kelamin…………

3) Ibu mengatakan demam lebih dari seminggu

4) Ibu mengatakan anaknya mual berat dan tidak ada nafsu makan

5) Ibu mengatakan anaknya diare atau mencret,

6) Ibu mengatakan anaknya lemas, pusing dan sakit perut

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

44

Data Objektif :

1) Keadaan umum : Keadaan umum kurang baik.

2) Kesadaran : Gangguan kesadaran

3) Tanda-tanda Vital

a) Denyut nadinya : Denyut nadinya 78 x/menit dan tidak

menunjukkan adanya peningkatan

b) Pernafasan : Mengalami penurunan

c) Suhu : Demam tinggi sekitar 38,8 ˚C – 40 ˚C

4) Kepala : Ubun-ubun cekung.

5) Muka : Pucat.

6) Mulut : Lidah kotor, bagian tengah berwarna putih dan

pinggirnya merah.

7) Mata : Kelopak mata cekung, conjungtiva pucat.

8) Kulit : Kering dan terdapat Bercak Rose didaerah abdomen.

9) Abdomen : Terjadi pembengkakan hati dan limfa.

10)Pemeriksaan penunjang

a) Widal : Jumlah titer O sebanyak 1/320 Titer

b) Darah tepi : Terdapat gambaran leukopeni (±3000-

8000 per mm³), limfositosis relatif, monositosis dan

trombositopenia ringan.

c) Biakan bekuan darah : Mengandung 0,5% garam-garam

empedu.

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

45

b. Masalah

Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai data objektif

(Varney, 2004).

Masalah yang sering terjadi pada anak dengan demam tifoid adalah

kebutuhan nutrisi atau cairan dan elektrolit, gangguan suhu tubuh,

gangguan rasa aman dan nyaman, dan kurangnya pengetahuan orang

tua tentang penyakit (Nursalam, 2008).

c. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisa data. Kebutuhan muncul setelah dilakukan

pengkajian (Varney, 2007).

Pada kasus bayi sakit dengan demam tifoid kebutuhannya adalah

penggantian cairan tubuh, pencegahan kenaikan suhu, edukasi emosi

pada orang tua (Nursalam, 2008).

Langkah III : Diagnosa potensial

Mengidentifikasi dengan hati-hati gejala yang memerlukan tindakan

kebidanan untuk membantu pasien mengatasi dan mencegah masalah-

masalah yang spesifik (Varney, 2004).

Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada kasus balita sakit

dengan demam tifoid adalah terjadinya komplikasi yang berupa :

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

46

1) Perdarahan usus

2) Perforasi

3) Peritonitis (Nursalam, 2008)

Langkah IV : Tindakan segera atau Antisipasi

Langkah ini ada bila langkah III ada. Langkah IV ini mengidentifikasikan

situasi yang gawat, agar diambil tindakan untuk kepentingan keselamatan

jiwa balita (Varney, 2004).

Berdasarkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kasus balita sulit

dengan demam tifoid maka antisipasi yang dapat dilakukan bidan adalah :

1) Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak (Widagdo, 2012).

2) Berkolaborasi dengan tim laboratorium diperlukan dalam

menegakkan diagnosis yang tepat.

Langkah V : Rencana Tindakan

Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi dan juga merupakan pengembangan

perencanaan Asuhan menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya setiap rencana haruslah mencerminkan rasional yang valid

berdasarkan pengetahuan (Varney, 2004).

Dalam kasus balita sakit dengan demam tifoid, rencana asuhan yang

diperlukan adalah :

1) Kebutuhan nutrisi / cairan elektrolit Perawatan Umum

a) Berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat,

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

47

tinggi protein dan tidak menimbulkan gas.

b) Jika kesadaran pasien baik, berikan makanan lunak dengan lauk

pauk yang dicincang (hati dan daging), dan sayuran labu

siam/wortel yang dimasak lunak sekali. Boleh juga diberi tahu,

telur setengah matang atau matang yang direbus. Susu diberikan 2 x

1 gelas/lebih, jika makanan tidak habis berikan susu ekstra.

c) Berikan makanan cair per sonde jika kesadarannya menurun dan

berikan kalori sesuai kebutuhannya. Pemberiannya diatur setiap 3

jam termasuk makanan ekstra seperti sari buah atau bubur kacang

hijau yang dihaluskan. Jika kesadaran membaik, makanan dialihkan

secara bertahap dari cair ke lunak.

d) Pasang infus dengan cairan glukosa dan NaCl jika kondisi pasien

payah (memburuk), seperti menderita delirium. Jika keadaan sudah

tenang berikan makanan per sonde, di samping infus masih

diteruskan. Makanan per sonde biasanya merupakan setengah dari

jumlah kalori, sementara setengahnya lagi masih per infuse. Secara

bertahap dengan melihat kemajuan pasien, bentuk makanan beralih

ke makanan biasa.

e) Observasi intake / output.

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

48

2) Gangguan suhu tubuh

a) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat secara

mencukupi.

b) Anjurkan klien untuk istirahat mutlak sampai suhu tubuh turun dan

diteruskan 2 minggu lagi.

c) Atur ruangan agar cukup ventilasi.

d) Berikan kompres dingin dengan air kran.

e) Anjurkan pasien untuk banyak minum (sirup, teh manis atau apa

yang disukai anak)

f) Berikan pakaian yang tipis.

g) Observasi suhu tubuh.

3) Gangguan rasa aman

a) Lakukan perawatan mulut 2 kali sehari, oleskan boraks gliserin

(krim) pada bibir bila kering, dan sering berikan minum.

b) Jika pasien dipasangkan sonde, perawatan mulut tetap dilakukan

dan sekali-kali juga diberikan minum agar selaput lender mulut dan

tenggorokan tidak kering.

c) Selain itu, karena lama berbaring maka ketika pasien mulai berjalan

mula-mula akan terasa seperti kesemutan. Oleh karena itu, sebelum

mulai berjalan pasien harus mulai dengan menggoyang-goyangkan

kakinya dahulu sambil tetap duduk di pinggir tempat tidur,

kemudian berjalan di sekitar tempat tidur sambiln berpegangan.

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

49

Katakana bahwa gangguan itu akan menghilang setelah 2-3 hari

mobilisasi.

4) Resiko terjadi komplikasi

a) Pemberian terapi sesuai program dokter. Obat yang dapat diberikan

adalah Kloramfenikol dengan dosis 100 mg/kg BB/hari yng

diberikan 4 kali sehari. Agar berhasil dengan baik, obat harus

diberikan setiap 6 jam. Buatkan daftar yang mudah diingat,

misalnya pukul 6, 12, 18, 24 dan berikan tanda bila obat telah

diberikan. Selain kloramfenikol, alternatif obat lain yang mungkin

adalah :

(1). Amoksisilin 100 mg/kg BB/ hari secara oral 3x sehari

selama 14 hari.

(2). Kotrimoksasol 8-10 mg/kg BB/hari secara oral 2-3x/hari

selama 10-14 hari.

b) Istirahat

Pasien yang menderita tifus abdominalis perlu istirahat mutlak selama

demam, kemudian diteruskan 2 minggu lagi setelah suhu turun

menjadi normal. Setelah 1 minggu suhu normal, 3 hari kemudian

pasien dilatih duduk di pinggir tempat tidur sambil kakinya

digoyang-goyangkan. Pada akhir minggu kedua jika tidak timbul

demam, pasien boleh mulai belajar jalan mengelilingi tempat tidur.

Selama masa istirahat, pengawasan tanda vital mutlak dilakukan 3

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

50

kali sehari. Jika terdapat suhu tinggi yang melebihi suhu biasanya,

maka ukur suhu ekstra dan catat pada catatan perawatan. Berikan

kompres dingin intensif kemudian periksa lagi 1 jam kemudian.

Apabila panas tidak turun, hubungi dokter (Nursalam, 2005).

Langkah VI : Pelaksanaan

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana Asuhan

menyeluruh seperti telah diuraikan pada langkah V secara efisien dan aman.

Pelaksanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian bidan atau

anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, bidan

tetap memikul tanggung jawab dalam pelaksanaannya. Pada manajemen

Asuhan kebidanan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga

bertanggung jawab terhadap terlaksananya Asuhan yang menyeluruh.

Pelaksanaan Asuhan pada balita sakit demam tifoid disesuaikan dengan

rencana tindakan (Varney, 2004).

Langkah VII : Evaluasi

Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana Asuhan tersebut benar-

benar terpenuhi sesuai dengan asuhan kebidanan dalam masalah dan

diagnosa (Varney, 2004). Menurut Ngastiyah (2005), umumnya prognosis

demam tifoid pada anak adalah baik, asal pasien cepat berobat. Mortalitas

demam tifoid yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi baik apabila :

1) Demam menurun

2) Kesadaran pulih kembali

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

51

3) Tidak terdapat komplikasi yang berat, misalnya dehidrasi, asidosis dan

Perforasi

C. Data Perkembangan Kondisi Klien

Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan

menurut Varney (2004), pada balita dengan demam tifoid adalah

SOAP, adalah sebagai berikut:

S: Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesis sebagai langkah 1 Varney. Untuk data subyektif

dikaji keluhan-keluhan yang dirasakan, biasanya anak mengeluh tidak

enak badan, lesu, kurang bersemangat, demam dan nafsu makan

berkurang (Saifuddin, 2012).

O: Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam

data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney

membantu menegakkan diagnosis demam tifoid dilakukan dengan

pemeriksaan laboratorium uji widal (Saifuddin, 2012).

A : Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi

data subjektif dan objektif pada an.x dalam suatu identifikasi dan

masalah kebidanan serta kebutuhan sebagai langkah 2 Varney.

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

52

P : Penatalaksanaan

Menggambarkan penatalaksanaan, mencatat seluruh perencanaan

dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan

antisipasi, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,

penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi atau follow up dari

rujukan, sebagai langkah 3, 4, 5, 6, dan 7 Varney (KepMenKes RI

No:938/Menkes/SKVII/2007).

D. Landasan hukum

Sebagai seorang bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan

aturan atau hukum yang berlaku, sehingga tidak menyimpang dengan

hukum (mal praktek), dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada balita sakit demam tifoid, landasan hukum yang

digunakan di antaranya :

1. UU Kesehatan RI No.23, 1992 pasal 15 yang berisi :

a. Bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk

menyelamatkan jiwa pasien, dapat dilakukan tindakan medis

tertentu.

b. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1

hanya dapat dilakukan :

1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya

tindakan tersebut.

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

53

2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

kewenangan untuk dilakukan sesuai dengan tanggung jawab

profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli.

3) Dengan peraturan keluarga yang bersangkutan

4) Pada sarana kesehatan tertentu.

Berdasarkan kasus ini maka sebagai seorang bidan harus

melakukan tindakan dengan cara merujuk dan berkolaborasi dengan

dokter untuk melakukan suatu tindakan pemberian dosis obat yang

dimaksudkan untuk mengurangi penderitaan pasien.

2. PERMENKES RI NOMOR 1464/MENKES /PER/X/2010

Pasal 9 (b) tentang pelayanan kesehatan anak.menurut pasal 11 ayat

(1) bidan mempunyai wewenang dalam memberikan asuhan pada

bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah. Dalam pasal

11 ayat (2) bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak

sebagai mana dimaksud pada ayat (1) berwenang untuk :

a. Melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal termasuk

resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi

vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28

hari), dan perawatan tali pusat.

b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk.

c. Penanganan kegawat-daruratan dilanjutkan dengan perujukan.

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

54

d. Pemberian imunisasi ruti sesuai program pemerintah.

e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, dan anak pra

sekolah.

f. Pemberian konseling dan penyuluhan

g. Pemberian surat keteranagn kelahiran.

h. Pemberian surat keterangan kematian.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

55

BAB III

METODOLOGI

A. Jenis Studi

Karya Tulis ilmiah ini merupakan jenis laporan studi kasus

dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang ada di

masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini menggambarkan

tentang asuhan kebidanan balita sakit pada Anak. I umur 3,5 tahun

dengan demam tifoid.

B. Lokasi Studi Kasus

Merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk

mengambil laporan kasus (Notoatmodjo, 2010). Dalam kasus

penelitian ini, lokasi studi kasus dilakukan di Puskesmas Tangen,

Sragen.

C. Subyek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah suatu hal atau seseorang yang akan

dikenal kegiatan laporan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek studi

kasus ini dilakukan pada balita sakit Anak I umur 3,5 Tahun dengan

demam tifoid.

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

56

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan

untuk pelaksanaan laporan kasus (Notoatmodjo, 2010), laporan

kasus ini dilaksanakan pada tanggal 17 – 21 Maret 2014.

E. Instrumen Studi Kasus

Merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti kata lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah di olah (Arikunto, 2006). Pada

studi kasus ini penulis menggunakan instrument format asuhan

kebidanan 7 langkah Varney pada bayi balita sakit untuk

pengumpulan data dan data perkembangan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :

1. Data Primer

Adalah data yang diambil secara langsung dari obyek-obyek

penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikdo, 2007).

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

57

Data primer diperoleh dengan cara :

a. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Merupakan proses yang dilaksanakan secara sistematik. Inspeksi

dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan

penciuman (Nursalam, 2007). Inspeksi ini dilakukan secara berurutan

mulai dari kepala sampai kaki (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus balita

sakit An. I yang di Inspeksi adalah kepala, mata uka, mulut dada

genetalia ekstremitas,Pemeriksaan feses.

2) Palpasi

Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera peraba.

Tangan dari jari-jari adalah instrument yang sensitif (Nursalam, 2007).

Dalam hal ini palpasi digunakan untuk mengetahui temperature kulit,

kelembapan, vibrasi dan ukuran. Dalam hal ini palpasi dilakukan

untuk mengetahui temperature kulit, kelembapan kulit serta

memastikan perut jika dicubit kembalinya lambat atau cepat. Pada

kasus balita sakit An. I yang di Palpasi adalah temperature kulit,

kelembapan kulit serta memastikan perut jika dicubit kembalinya

lambat.

3) Perkusi

Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-ngetukkan jari ke

bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk membandingkan bagian

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

58

yang kiri dengan yang kanan, perkusi bertujuan untuk

mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk, dan konsisten jaringan

(Nursalam, 2007). Pada kasus ini perkusi dilakukan pemeriksaan perut

untuk mengetahui perut balita kembung atau tidak.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk

mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh (Nursalam, 2007).

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa frekuensi jantung dan

untuk mengetahui bising usus.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan

dari seseorang sasaran penelitian (respon) atau bercakap-cakap berhadapan

muka dengan orang tersebut (face to face) (Notoatmodjo, 2010).

Wawancara dilakukan pada tenaga medis dengan orang tua balita sakit

Anak I umur 3,5 Tahun dengan demam tifoid dan keluarga.

c. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang berencana, antara

lain meliputi : melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang

ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Pada balita sakit dengan demam tifoid ini yang diobservasi adalah tanda

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

59

tanda vital, keadaan umum, suhu tubuh, intake, outake serta terapi tanda

dehidrasi meliputi mata dan turgor kulit.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau

terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya.

Mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam keadaan dan

studi (Notoatmodjo, 2012).

a. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan

menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian

(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan dari

buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber terbaru

yang berhubungan dengan demam tifoid terbaru yaitu tahun 2004 –

2012.

b. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus

ini diperoleh didapatkan dari buku catatan rekam medik di Puskesmas

Tangen.

G. Alat-alat yang dibutuhkan

1. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain

a. Format pengkajian pada balita sakit

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

60

b. Buku tulis

c. Bolpoint

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik daan observasi

a. Alat dan pengukur tinggi badan

b. Timbangan berat badan

c. Pita LILA

d. Stetoskop

e. Jam tangan

f. Metlin

g. Tough spatel

h. Thermometer

3. Alat untuk pendokumentasian yang berupa buku catatan Rekam

medik di puskesmas.

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

61

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A.Tinjauan Kasus

I. PENGKAJIAN

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 07.00 WIB

a. Identitas

1) Identitas Pasien

a) Nama : An. I

b) Umur : 3,5 Tahun

c) Jenis Kelamin : Perempuan

d) Anak Ke : 1(pertama)

2) Identitas Ibu Identitas Ayah

a) Nama : Ny. T Nama :Tn.A

b) Umur : 24 Tahun Umur : 27 Tahun

c) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa

d) Agama : Islam Agama : Islam

e) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

g) Alamat : Gupak Warak RT 01 RW 02 Tangen,Sragen

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

62

b. Anamnesa (Data Subyektif)

1) Alasan Data ke Puskesmas

Pada tanggal 17 Maret 2014 pukul 04.00 WIB klien di bawa ke IGD

Puskesmas Tangen Sragen dengan keluhan panas, pusing, mual, lemes

sejak 10 hari yang lalu dan buang air besar 4 kali sehari dengan

konsistensi encer sejak 6 hari yang lalu. Ibu mengatakan anaknya

sudah pernah periksa di Bidan tanggal 10 Maret 2014 tetapi belum

sembuh.Pasien dibawa ke bangsal Puskesmas sekitar jam 07.00 WIB.

2) Riwayat Kesehatan

a) Imunisasi

(1) BCG : Tanggal 16 September 2010

(2) DPT 1 : Tanggal 16 Oktober 2010

(3) DPT 2 : Tanggal 17 November 2010

(4) DPT 3 : Tanggal 17 Desember 2010

(5) Polio 1 : Tanggal 16 september 2010

(6) Polio 2 : Tanggal 16 Oktober 2010

(7) Polio 3 : Tanggal 17 November 2010

(8) Polio 4 : Tanggal 17 Desember 2010

(9) Campak : Tanggal 16 April 2011

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

63

b) Riwayat Penyakit lalu

Ibu mengatakan anaknya pernah menderita sakit panas, batuk, pilek

dan diperiksakan ke bidan dan sembuh.

c) Riwayat Penyakit sekarang

Ibu mengatakan saat ini badan anaknya panas, pusing, mual, lemes

sejak 10 hari yang lalu dan BAB 4 kali sehari konsistensi encer

sejak 6 hari yang lalu

d) Riwayat Penyakit keluarga/menurun

Ibu mengatakan keluarga nya baik dari pihak ibu maupun ayah

tidak ada yang mempunyai penyakit menurun seperti Hipertensi,

stroke, TBC, Hepatitis, Jantung dan tidak ada riwayat penyakit

demam tifoid

3) Riwayat Sosial

a) Yang mengasuh

Ibu mengatakan anaknya diasuh kedua orang tua kandungnya

b) Hubungan dengan anggota keluarga

Ibu mengatakan hubungan anaknya dengan anggota keluarga baik.

c) Hubungan dengan teman sebaya

Ibu mengatakan hubungan anaknya dengan teman sebaya baik dan

sering bermain.

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

64

d) Lingkungan rumah

Ibu mengatakan lingkungan rumah aman, kandang ternak berada

didalam rumah. jendela tidak pernah dibuka setiap hari.

4) Pola Kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

(1) Makanan yang disuka

Ibu mengatakan makanan yang disukai adalah nasi dengan sop,

dan telur.

(2) Makanan yang tidak disuka

Ibu mengatakan anaknya tidak ada makanan yang tidak disukai

(3) Pola makan yang digunakan

(a) Sebelum Sakit

Ibu mengatakan anaknya makan sehari 3 kali, jenis Nasi,

Sayur, lauk, porsi banyak dan minum air putih 8 gelas per

hari dan susu 2 gelas per hari.

(b) Selama sakit

Ibu mengatakan anaknya makan dengan porsi sedikit sehari

3 kali, jenis nasi, sayur, lauk dan habis ¼ porsi, minum air

putih 4 gelas per hari dan susu 1 gelas perhari

b) Istirahat/Tidur

(a) Sebelum sakit

Pagi : Ibu mengatakan anaknya tidur siang pukul 13.00 WIB

lamanya 2 jam

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

65

Malam : Ibu mengatakan anaknya tidur malam pukul 20.00 WIB

lamanya 8 jam

(b) Selama sakit

Pagi : Ibu mengatakan anaknya tidur siang pukul 11.00 WIB

lamanya 1 jam dan rewel, sering terbangun, susah tidur

dan harus digendong ibu.

Malam : Ibu mengatakan anaknya tidur malam pukul 20.00 WIB

lamanya 6 jam, anaknya sering terbangun di tengah

malam karena rewel.

c) Personal Hygiene

(1) Sebelum sakit

Mandi pagi : Ibu mengatakan anaknya mandi pagi pukul 06.00 WIB.

Mandi sore : Ibu mengatakan anaknya mandi sore pukul 16.00 WIB.

(2) Selama sakit

Mandi pagi : Ibu mengatakan anaknya hanya disibin dengan air

hangat pukul 07.00 WIB

Mandi sore : Ibu mengatakan anaknya hanya disibin dengan air

hangat pukul 16.00 WIB

d) Aktivitas

(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya aktif dalam bermain.

(2) Selama sakit : Ibu mengatakan anaknya tampak lemah dan tidak

mau bermain, sering rewel dan gelisah.

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

66

e) Eliminasi

(1) Sebelum sakit

BAB : Ibu mengatakan anaknya BAB 1-2 kali sehari konsistensi

lembek.

BAK : Ibu mengatakan anaknya BAK 3 kali sehari, berwarna kuning

pekat, lancar.

(2) Selama Sakit

BAB : Ibu mengatakan anaknya BAB 4 kali sehari, konsistensi cair.

BAK : Ibu mengatakan anaknya BAK 4-5 kali sehari warna kuning

pekat, bau khas urine.

c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)

1) Status Generalis

a) Keadaan umum : Sedang

b) Kesadaran : Composmentis

c) TTV : Suhu : 39,5˚C

Nadi : 100 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

2) Pemeriksaan Sistematis

a) Kepala

(1) Rambut : Hitam, bersih tidak rontok, Ubun-ubun

cekung, tidak ada kelainan

(2) Mata : Kelopak mata cekung

Conjungtiva : Pucat

sklera : Putih

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

67

b) Telinga : Bersih, tidak ada serumen

c) Hidung : Bersih, tidak ada cuping hidung

d) Mulut : Bibir warna pucat kering, agak pecah-pecah, lidah

kotor, warna lidah putih semua, tidak ada stomatitis.

e) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

f) Dada : Simetris tidak ada tarikan dinding dada ke dalam,

tidak ada bercak rose pada abdomen

g) Perut : Turgor pada perut jika dicubit kembalinya lambat (±

5 detik), sedikit kembung, bising usus normal 10 x/menit.

h) Genetalia : Lengkap, labia mayora menutupi labia Minora, tidak

ada varises dan anus tidak ada haemoroid.

i) Ekstremitas : Jari tangan dan kaki lengkap, tidak oedem, akral

hangat, terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan.

3) Pemeriksaan Antropometri

BB / TB : 14 Kg / 85 cm

4) Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang digunakan adalah pemeriksaan feses

dengan cara Inspeksi :

Warna : Coklat

Bau : Khas Feses

Konsistensi : Cair

Lendir : Negatif, Darah : Negatif

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

68

2. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 08.30 WIB

a. Diagnosa Kebidanan

Anak I umur 3,5 tahun jenis kelamin perempuan dengan sakit demam tifoid

Data Dasar

Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya umur 3,5 tahun.

2. Ibu mengatakan anaknya berjenis kelamin perempuan

3. Ibu mengatakan anaknya panas, pusing, mual, lemes sejak 10 hari

yang lalu dan buang air besar 4 x sehari konsistensi encer sejak 6

hari yang lalu

4. Ibu mengatakan anaknya makan dengan porsi sedikit sehari 3 kali,

jenis nasi, sayur, lauk dan habis ¼ porsi, minum air putih 4 gelas per

hari dan susu 1 gelas perhari

Data Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : Suhu : 39,5˚C

Respirasi : 20 x/menit, Nadi : 100 x/menit

4. Kepala

a) Rambut : Hitam, bersih tidak rontok, Ubun-ubun cekung, tidak

ada kelainan

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

69

b) Mata : Kelopak mata Cekung, Conjungtiva : Pucat, sklera

Putih

5. Muka : Pucat

6. Mulut : Bibir warna pucat kering, agak pecah-pecah, lidah

kotor, warna lidah putih semua, tidak ada stomatitis.

7. Dada : Simetris tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.

tidak ada bercak rose pada abdomen

8. Perut : Turgor pada perut jika dicubit kembalinya lambat (±5

detik), sedikit kembung, bising usus normal 10x/menit.

9. Genetalia : Lengkap, labia mayora menutupi labia minora, tidak

ada varises dan anus tidak ada haemoroid.

10. Ekstremitas : Jari tangan dan kaki lengkap, tidak oedema, akral

hangat, terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan.

11. Pemeriksaan penunjang (Pemeriksaan feses) secara Inspeksi.

Warna : Coklat Darah : Negatif

Bau : Khas Feses Konsistensi : Cair

Lendir : Negatif

b. Masalah

Gelisah, nafsu makan dan aktivitas menurun, anaknya rewel dan hanya mau

digendong ibunya dan susah tidur apabila ibunya tidak disampingnya

c. Kebutuhan

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

70

1) Menganjurkan ibu untuk selalu mendampingi anaknya

2) Mencukupi nutrisi anak yang optimal

3. DIAGNOSA POTENSIAL

Potensial terjadi perdarahan usus

4. ANTISIPASI

Berkolaborasi dengan dokter umum di Puskesmas untuk pemberian terapi obat

5. PERENCANAAN

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 09.00 WIB

a. Beri penjelasan pada orang tua tentang penyakit anaknya

b. Kaji pola BAB

c. Atur ruangan agar cukup ventilasi.

d. Anjurkan ibu agar anaknya banyak minum air putih atau sirup, teh manis

atau apa yang disukai anak

e. Berikan nutrisi yang mengandung cukup energi dan protein rendah serat

f. Pemberian terapi sesuai program dokter.

6. PELAKSANAAN

Tanggal : 17 Maret 2014 pukul : 10.00 WIB

a. Pukul 10.00 Wib memberi penjelasan pada orang tua tentang penyakit

anaknya bahwa anaknya menderita penyakit tifus yaitu penyakit yang

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

71

disebabkan oleh masuknya bakteri ke tubuh anaknya yang berasal dari

makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut dari

kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus yang ditandai dengan

gejala panas/demam, mencret, mual, sakit perut dan perlu mendapatkan

penanganan yang intensif untuk mencegah terjadinya komplikasi yang

lebih berat. Karena penyakit ini bisa menular untuk itu bagi anaknya

kalau habis BAB harus mencuci tangan hingga bersih.

b. Pukul 11.00 Wib mengkaji pola BAB dengan cara memberitahu keorang

tua apabila anaknya BAB harus menghubungi perawat di ruangan agar

bisa dikaji BAB anaknya.

c. Pukul 12.00 Wib mengatur ruangan agar cukup ventilasi dengan cara

membuka jendela setiap pagi hari dan memberi kipas angin diruangan

anaknya agar anaknya merasa nyaman dan tidak kepanasan dan agar

udara diruangan segar.

d. Pukul 13.00 Wib menganjurkan ibu agar anaknya minum air putih atau

sirup, teh manis atau apa yang disukai anak sedikit-sedikit tapi sering

sampai habis dan diberikan menggunakan sendok atau sedotan dan harus

habis.

e. Pukul 14.00 Wib memberikan nutrisi yang mengandung cukup energi

dan protein rendah serat yaitu bubur, telur ayam kampung, sayur bayam

dan tempe.

f. Pukul 15.00 Wib Pemberian terapi sesuai program dokter. Obat yang

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

72

dapat diberikan adalah :

1) Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan

setiap 6 jam

2) Puyer paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari

3) Ceftriaxone injeksi 75 mg setiap 6 jam

7. EVALUASI

Tanggal : 17 Maret 2014 Pukul : 16.00 WIB

a. Orang tua sudah mengerti tentang penyakit anaknya

b. Pukul 07.00 Wib – pukul 16.00 Wib BAB 2 kali, konsistensi encer,

berwarna coklat

c. Ruangan sudah cukup ventilasi.

d. Pukul 07.00 Wib – pukul 16.00 Wib Anak sudah minum 3 gelas air putih

e. Pukul 07.00 Wib – pukul 16.00 Wib Anak sudah makan bubur setengah

mangkok kecil, 2 telur ayam kampung habis setengah dengan porsi sedang

dan anak tidak muntah

f. Terapi obat sudah diberikan

Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan sudah diminumkan,

Puyer paracetamol 1 bungkus sudah diminumkan, Ceftriaxone injeksi 75

mg sudah diinjeksi

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

73

DATA PERKEMBANGAN 1

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul : 06.00 WIB

S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah buang air besar 2 kali pada pukul

24.00 – 06.00 WIB , konsistensi encer, berwarna coklat dan sedikit

berampas dan buang air kecil 2 kali warna kuning jernih

2. Ibu mengatakan anaknya semalam makan roti sebanyak 4 kali

suapan dan minum 1 gelas air putih

3. Ibu mengatakan anaknya semalam rewel, mudah terbangun dan tidak

bisa tidur

O : Data Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : Suhu : 38,5 ˚C, Respirasi : 32 x/menit

4. Bising usus : 8 x/menit

5. Mata cekung, cubitan kulit perut kembalinya pelan-pelan, bibir dan

lidah kering dan kotor

6. Ekstremitas : Masih terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan

A : Assasment

An. I umur 3,5 Tahun sakit demam tifoid perawatan hari kedua

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

74

P : Planning

1. Pukul 07.00 Wib mengkaji pola BAB

2. Pukul 07.10 Wib menjelaskan Keadaan umum dan vital sign

3. Pukul 08.10 Wib memberi kompres hangat pada daerah axila, lipat

paha dan temporal

4. Pukul 08.30 Wib menganjurkan ibu anak untuk memakai pakaian yg

dapat menyerap keringat pada anaknya

5. Pukul 09.00 Wib meneruskan terapi pengobatan yaitu Kloramfenikol

syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam,

Puyer paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari,

Ceftriaxone injeksi 75 mg setiap 6 jam

6. Pukul 11.00 Wib menganjurkan pada ibu untuk memberikan banyak

minum air putih pada anaknya agar tidak terjadi dehidrasi minum 5-

6 gelas/ 24 jam

7. Pukul 12.00 Wib memberi nutrisi yang mengandung energi dan

protein serta tinggi serat yaitu bubur ayam, sayur bayam, telur

kampung, tahu dan susu

Evaluasi

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul 13.00 Wib

1. Pukul 06.00 Wib - Pukul 13.00 Wib Pola BAB 2 kali, konsistensi

encer, warna coklat

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

75

2. Keadaan umum sedang, vital sign pasien, suhu 38,5 ˚C, Nadi : 78

x/menit, respirasi 32 x/menit.

3. Anak sudah diberikan kompres hangat pada daerah axila, lipat paha dan

temporal

4. Anak memakai pakaian yg dapat menyerap keringat yang berbahan

katun

5. Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan sudah

diminumkan, Puyer paracetamol 1 bungkus sudah diminumkan,

Ceftriaxone injeksi 75 mg sudah diinjeksi

6. Anak mau untuk banyak minum air putih sebanyak 5 gelas

8. Nutrisi yang mengandung energi dan protein serta tinggi serat sudah

diberikan, yaitu bubur ayam, sayur bayam, telur kampung, tahu dan

susu.

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

76

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 19 Maret 2014 Pukul : 06.00 WIB

S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah buang air besar 2 kali pada pukul

24.00 – 06.00 WIB , konsistensi encer dan sedikit berampas dan

buang air kecil 2 kali warna kuning jernih

2. Ibu mengatakan anaknya semalam makan roti sebanyak 5 kali suapan

dan minum 2 gelas air putih

3. Ibu mengatakan anaknya semalam rewel, mudah terbangun dan tidak

bisa tidur

O : Data Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : Suhu : 38˚C, N : 100 x/menit, Respirasi : 32 x/menit

4. Bising usus : 8 x/menit

5. Mata cekung, cubitan kulit perut kembalinya masih pelan-pelan,

bibir dan lidah kering dan kotor, kelopak mata terlihat cekung

6. Ekstremitas : Masih terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan

A : Assasment

An. I umur 3,5 Tahun sakit demam tifoid perawatan hari ketiga

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

77

P : Planning

1. Pukul 06.00 Wib Mengkaji pola BAB

2. Pukul 07.00 Wib Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan

anaknya banyak minum 5-6 gelas/hari

3. Pukul 08.00 Wib Menganjurkan keluarga untuk tetap mengompres

hangat pada axilla dan temporal dan ibu klien tampak mengganti

kapas kompres sekali dalam 10 menit

4. Pukul 08.40 Wib Menganjurkan ibu untuk tetap memakaikan

pakaian pada anaknya yang bahannya dapat menyerap keringat

seperti katun dan kaos

5. Pukul 09.00 Wib Meneruskan terapi pengobatan Kloramfenikol

syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam,

Puyer paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari,

Ceftriaxone injeksi 75 mg setiap 6 jam

6. Pukul 12.20 Wib Memberi nutrisi yang mengandung energi dan

protein serta tinggi serat

Evaluasi

Tanggal : 18 Maret 2014 Pukul 13.00 Wib

1. Pukul 06.00 - Pukul 13.00 Wib Pola BAB 2 kali sehari,

konsistensi encer, warna coklat

2. Anak sudah banyak minum air putih 6 gelas dan tidak dehidrasi

lagi

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

78

3. Kompres hangat sudah diberikan

4. Anak sudah memakai baju berbahan katun

5. Obat sudah diberikan

Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan sudah

diminumkan, Puyer paracetamol 1 bungkus sudah diminumkan ,

Ceftriaxone injeksi 75 mg sudah diinjeksi

6. Anak sudah makan-makanan yang diberikan, yaitu nasi 1 piring, telur

ayam kampung, sayur bayam, tempe, ikan dan susu

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

79

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 20 Maret 2014 Pukul : 06.00 WIB

S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah buang air besar 1 kali pada pukul

24.00 – 06.00 WIB , konsistensi lunak, berwarna coklat dan buang

air kecil 1 kali warna kuning jernih

2. Ibu mengatakan anaknya semalam makan roti sebanyak 6 kali

suapan dan minum 2 gelas air putih

3. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel, anaknya sudah bisa

tidur nyenyak

O : Objektif

1. Keadaan umum : Sedang

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : Suhu : 37,5˚C, Respirasi : 30 x/menit, Nadi : 95 x/menit

4. Bising usus : 8 x/menit

5. Turgor normal, bibir dan lidah normal, kelopak mata sudah tidak

cekung

6. Ekstremitas : Masih terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan

A : Assasment

An. I umur 3,5 Tahun sakit demam tifoid perawatan hari keempat

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

80

P : Planning

1. Pukul 06.00 Wib Mengkaji pola BAB

2. Pukul 07.00 Wib Memantau intake dan output cairan dalam 24 jam

3. Pukul 08.00 Wib Menganjurkan ibu untuk tetap memberikan minum

banyak 5-6 gelas / hari

4. Pukul 08.30 Wib Memberi penjelasan kepada keluarga/ klien tentang

pentingnya kebutuhan cairan untuk anaknya

5. Pukul 09.00 Wib Meneruskan terapi pengobatan, Kloramfenikol

syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam,

Puyer paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari,

Ceftriaxone injeksi 75 mg

6. Pukul 12.00 Wib Memberi nutrisi yang mengandung energi dan

protein serta tinggi serat yaitu nasi, telur ayam kampung, ikan, sayur

serta susu dan buah semangka

Evaluasi

Tanggal : 20 Maret 2014 Pukul 13.00 Wib

1. Pukul 06.00 - Pukul 13.00 Wib Wib Pola BAB 1 kali sehari,

konsistensi lunak, disertai ampas, warna coklat

2. Makan porsi banyak, Minum 6 gelas/ hari, BAK 3 kali/hari

3. Pasien mau untuk banyak minum air putih sebanyak 6 gelas

4. Kebutuhan cairan yang optimal akan membantu penyembuhan

anaknya

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

81

5. Terapi obat sudah diberikan yaitu

Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan sudah

diminumkan, Puyer paracetamol 1 bungkus sudah diminumkan,

Ceftriaxone injeksi 75 mg sudah diinjeksi.

6. Nutrisi yang mengandung energi dan protein serta tinggi serat sudah

diberikan, yaitu nasi, telur ayam kampung, ikan, sayur serta susu dan

buah semangka.

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

82

DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal : 21 Maret 2014 Pukul : 06.00 WIB

S : Data Subjektif

1. Ibu mengatakan anaknya sudah buang air besar 1 kali pada pukul

24.00 – 06.00 WIB , konsistensi lunak warna hitam kecoklatan dan

buang air kecil 1 kali warna kuning jernih

2. Ibu mengatakan anaknya semalam makan roti sebanyak 6 kali

suapan dan minum 2 gelas air putih

3. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak rewel, sudah bisa tidur

nyenyak

O : Data Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. TTV : Suhu : 36,5˚C, Respirasi : 24 x/menit, Nadi: 88 x/menit

4. Bising usus 9x/menit

5. Turgor normal, bibir dan lidah normal, kelopak mata sudah tidak

cekung

7. Ekstremitas : Masih terpasang Infus RL 12 tpm di tangan kanan

A : Assasment

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

83

An. I umur 3,5 Tahun sakit demam tifoid perawatan hari kelima post

demam tifoid

P : Planning

1. Pukul 06.00 Wib Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi ibu anak

untuk mempercepat proses penyembuhan.

2. Pukul 07.00 Wib Melihat dan memperhatikan seberapa banyak

makanan yang dihabiskan dari porsi yang telah disediakan.

3. Pukul 08.00 Wib Menanyakan kepada ibu anak makanan apa yang

disukai dan yang tidak disukainya.

4. Pukul 09.00 WibMeneruskan terapi pengobatan Kloramfenikol syrup

1 botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, Puyer

paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari,

Ceftriaxone injeksi 75 mg dan melepas infuse

5. Pukul 10.00 Wib Melibatkan keluarga dalam perencanaan makan

anak dengan membujuk klien supaya mau makan dan menyuapi

klien saat makan.

6. Pukul 11.00 Wib menganjurkan ibu untuk menyajikan makanan

dalam keadaan hangat agar anak mau menghabiskan makanan yang

disajikan.

7. Pukul 21.00 Wib Menganjurkan ibu anak agar anak makan dalam

porsi kecil tapi sering dan mudah dicerna sehingga anak tercukupi

kebutuhan nutrisinya

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

84

8. Pukul 12.20 Wib Menciptakan suasana yang menyenangkan,

lingkungan yg bebas dari bau sewaktu makan.

9. Pukul 13.00 WibMemberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit

demam tifoid serta perawatan dirumah agar balita dalam tumbuh

kembang tidak terhambat

10. Pukul 14.00 WibMemberikan pendidikan kebersihan dan lingkungan

11. Pukul 15.00 Wib memberi obat rawat jalan Kloramfenikol syrup 1

botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, Puyer

paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari

Evaluasi

Tanggal : 21 Maret 2014 Pukul 15.00 Wib

1. Ibu sudah mengerti pentingnya nutrisi bagi ibu anak untuk

mempercepat proses penyembuhan.

2. Anak sudah banyak makan dan sudah menghabiskan makanan

sesuai porsi makan yang disediakan

3. Anak suka makan nasi sayur, bubur kacang ijo dan minum susu dan

tidak ada makanan yang tidak disukainya

4. Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan sudah

diminumkan, Puyer paracetamol 1 bungkus sudah diminumkan ,

Ceftriaxone injeksi 75 mg sudah diinjeksi dan infuse sudah dilepas

5. Ibu sudah menyuapi anak saat makan

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

85

6. Ibu bersedia menyajikan makanan yang hangat supaya anak mau

makan dan menghabiskan makanannya

7. Ibu bersedia memberikan anaknya makanan dalam porsi sedikit tapi

sering

8. Ibu dan keluarga bersedia menciptakan suasana yang menyenangkan,

lingkungan yg bebas dari bau sewaktu makan

9. Ibu sudah mengerti tentang pendidikan kesehatan tentang perawatan

penyakit demam tifoid dirumah

10. Ibu sudah mengerti tentang kebersihan lingkungan dirumah

11. Obat rawat jalan Kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1 sendok makan

diminumkan setiap 6 jam, Puyer paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan

10 bungkus 3x1/hari sudah diberikan dan Pasien sudah pulang

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

86

B. PEMBAHASAN KASUS

Pada langkah ini akan membahas teori dengan praktek yang penulis

ambil yaitu balita sakit pada An. I umur 3,5 Tahun dengan demam tifoid

menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri dari

tujuh langkah yaitu Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa potensial,

Tindakan segera / Antisipasi, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Pengkajian

Menurut khomsah (2008), tanda dan gejala tifoid antara lain :

demam lebih dari seminggu, lidah kotor, kelopak mata cekung, mual

berat, sampai muntah, diare atau mencret, lemas, pusing, dan sakit

perut. Menurut Kamar (2008), pada pasien sakit demam tifoid

dilakukan pemeriksaan penunjang antara lain pemeriksaan darah tepi,

pemeriksaan bakteriologis, dan pemeriksaan widal.

Pada kasus ini setelah dilakukan pengkajian berdasarkan data

subjektif Ibu mengatakan anaknya umur 3,5 tahun, panas, pusing, mual,

lemes sejak 10 hari yang lalu dan buang air besar 4 x sehari konsistensi

encer sejak 6 hari yang lalu, makan dengan porsi sedikit sehari 3 kali,

jenis nasi, sayur, lauk dan habis ¼ porsi, minum air putih 4 gelas per

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

87

hari dan susu 1 gelas perhari. Data objektif didapatkan Keadaan umum

Sedang, kesadaran composmentis, TTV: suhu : 39,5˚C, respirasi : 20

x/menit, Nadi : 100 x/menit, kelopak mata cekung, conjungtiva : pucat,

sklera putih, muka pucat, mulut : bibir warna pucat kering, agak pecah-

pecah, lidah kotor, warna lidah putih semua, tidak ada stomatitis, dada:

simetris tidak ada tarikan dinding dada ke dalam, tidak ada bercak rose

pada abdomen, perut : turgor pada perut jika dicubit kembalinya lambat

(±5 detik), sedikit kembung, bising usus normal :10x/menit, genetalia :

lengkap, labia mayora menutupi labia minora, tidak ada varises dan

anus tidak ada haemoroid, ekstremitas : jari tangan dan kaki lengkap,

tidak oedema, akral hangat, terpasang infus rl 12 tpm di tangan kanan.

pemeriksaan penunjang (pemeriksaan feses), warna : coklat, darah :

negatif, bau : khas feses, konsistensi : cair, lendir : negatif

Pada langkah ini terdapat kesenjangan antar teori dan praktek

yaitu pada teori Kamar (2008), dilakukan pemeriksaan penunjang

diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan bakteriologis, dan

pemeriksaan widal, sedangkan pada kasus ini hanya dilakukan

pemeriksaan feses dengan cara inspeksi

2. Interpretasi Data

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). Masalah yang sering terjadi

pada anak dengan demam tifoid adalah kebutuhan nutrisi atau cairan dan

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

88

elektrolit, gangguan suhu tubuh, gangguan rasa aman dan nyaman, dan

kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit (Nursalam, 2008).

Pada kasus balita sakit dengan demam tifoid kebutuhannya adalah

penggantian cairan tubuh, pencegahan kenaikan suhu, edukasi emosi

pada orang tua (Nursalam, 2008).

Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah balita An. I umur 3,5

tahun dengan demam tifoid. Masalah yang muncul pada kasus ini adalah

balita gelisah dan rewel, nafsu makan dan aktivitas menurun. Kebutuhan

yang diperlukan adalah Menganjurkan ibu untuk selalu mendampingi

anaknya, Mencukupi nutrisi anak yang optimal

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antar teori dan praktek.

3. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial yang mungkin muncul pada kasus balita sakit

dengan demam tifoid adalah terjadinya komplikasi yang berupa :

Perdarahan usus, Perforasi, Peritonitis (Nursalam, 2008)

Pada kasus balita sakit An. I dengan demam tifoid diagnosa

potensial nya terjadi perdarahan usus.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antar teori dan praktek.

4. Antisipasi

Berdasarkan diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada kasus

balita sakit dengan demam tifoid maka antisipasi yang dapat dilakukan

bidan adalah :

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

89

3) Berkolaborasi dengan dokter spesialis anak (Widagdo, 2012).

4) Berkolaborasi dengan tim laboratorium diperlukan dalam

menegakkan diagnosis yang tepat.

Pada kasus ini antisipasi yang dilakukan pada balita sakit Anak. I

sakit demam tifoid yaitu berkolaborasi dengan dokter umum di

Puskesmas.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek

5. Perencanaan

Menurut Varney (2004) perencanaan pada balita sakit demam

tifoid meliputi kebutuhan nutrisi / cairan elektrolit perawatan umum

yaitu berikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah serat,

tinggi protein dan tidak menimbulkan gas, gangguan suhu tubuh dengan

kolaborasi dengan tim medis intuk pemberian obat secara mencukupi,

gangguan rasa aman, dengan lakukan perawatan mulut 2 kali sehari,

oleskan boraks gliserin (krim) pada bibir bila kering, dan sering berikan

minum, resiko terjadi komplikasi yaitu amoksisilin 100 mg/kg bb/ hari

secara oral 3x sehari selama 14 hari, kotrimoksasol 8-10 mg/kg bb/hari

secara oral 2-3x/hari selama 10-14 hari.

Perencanaan yang dilakukan pada kasus balita sakit Anak. I sakit

demam tifoid yaitu Beri penjelasan pada orang tua tentang penyakit

anaknya, Kaji pola BAB , Atur ruangan agar cukup ventilasi, beri

kompres hangat pada daerah axila, lipat paha dan temporal, anjurkan

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

90

ibu anak untuk memakai pakaian yg dapat menyerap keringat pada

anaknya, Anjurkan ibu agar anaknya banyak minum air putih atau

sirup, teh manis atau apa yang disukai anak, Berikan nutrisi yang

mengandung cukup energi dan protein rendah serat, Pemberian terapi

sesuai program dokter yaitu kloramfenikol syrup 1 botol 125 ml 1

sendok makan diminumkan setiap 6 jam, puyer paracetamol 500 mg 3

butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari, ceftriaxone injeksi 75 mg setiap 6

jam.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek

6. Implementasi/ Pelaksanaan

Pada manajemen Asuhan kebidanan bagi pasien yang mengalami

komplikasi, bidan juga bertanggung jawab terhadap terlaksananya

Asuhan yang menyeluruh. Pelaksanaan Asuhan pada balita sakit

demam tifoid disesuaikan dengan rencana tindakan (Varney, 2004)

yaitu memberikan makanan yang mengandung cukup cairan, rendah

serat, tinggi protein dan tidak menimbulkan gas, berkolaborasi dengan

tim medis untuk pemberian obat secara mencukupi dan sering

memberikan minum, dan memberikan terapi obat amoksisilin 100

mg/kg bb/ hari secara oral 3x sehari selama 14 hari, kotrimoksasol 8-10

mg/kg bb/hari secara oral 2-3x/hari selama 10-14 hari.

Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus balita sakit An. I Sakit

demam tifoid meliputi : Memberi penjelasan pada orang tua tentang

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

91

penyakit anaknya, Mengkaji pola BAB , Mengatur ruangan agar cukup

ventilasi, Menganjurkan ibu agar anaknya banyak minum air putih atau

sirup, teh manis atau apa yang disukai anak, Memberikan nutrisi yang

mengandung cukup energi dan protein rendah serat, Pemberian terapi

sesuai program dokter yaitu Kloramfenikol 1 sendok makan selama 10

hari dan Paracetamol 3x1 sehari selama 10 hari dan Ceftriaxone injeksi

75 mg setiap 6 jam, Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi ibu anak untuk

mempercepat proses penyembuhan Melihat dan memperhatikan

seberapa banyak makanan yang dihabiskan dari porsi yang telah

disediakan, Menanyakan kepada ibu anak makanan apa yang disukai

dan yang tidak disukainya, Melibatkan keluarga dalam perencanaan

makan anak dengan membujuk klien supaya mau makan dan menyuapi

klien saat makan, menganjurkan ibu untuk menyajikan makanan dalam

keadaan hangat agar anak mau menghabiskan makanan yang disajikan,

Menganjurkan ibu anak agar anak makan dalam porsi kecil tapi sering

dan mudah dicerna sehingga anak tercukupi kebutuhan nutrisinya

Menciptakan suasana yang menyenangkan, lingkungan yg bebas dari

bau sewaktu makan, Memberikan pendidikan kesehatan tentang

penyakit demam tifoid serta perawatan dirumah agar balita dalam

tumbuh kembang tidak terhambat Memberikan pendidikan kebersihan

dan lingkungan memberi obat rawat jalan Kloramfenikol syrup 1 botol

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

92

125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, Puyer paracetamol

500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari dan pasien pulang

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan yaitu pada teori

7. Evaluasi

Menurut Ngastiyah (2005), umumnya prognosis demam tifoid

pada anak adalah baik, asal pasien cepat berobat. Mortalitas demam

tifoid yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi baik apabila :

Demam menurun, Kesadaran pulih kembali, Tidak terdapat komplikasi

yang berat, misalnya dehidrasi, asidosis dan Perforasi

Pada kasus balita sakit Anak. I dengan sakit demam tifoid semua

tindakan dilakukan dengan baik dan berhasil dan pasien sembuh dalam

waktu 5 hari. Setelah dilakukan evaluasi didapatkan keadaan umum

baik, mata tidak cekung, turgor kembali normal, mulut dan lidah tidak

kering dan tidak kotor, BAB normal 1 kali sehari dengan konsistensi

lunak disertai ampas.

Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan

praktek.

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

93

BAB V

PENUTUP

Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakit demam tifoid,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dapat

meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan khusunya pada balita sakit

demam tifoid.

A.Kesimpulan

1. Dari hasil pengkajian pengkajian berdasarkan data subjektif Ibu

mengatakan anaknya umur 3,5 tahun, panas, pusing, mual, lemes sejak

10 hari yang lalu dan buang air besar 4 x sehari konsistensi encer sejak 6

hari yang lalu, makan dengan porsi sedikit sehari 3 kali, jenis nasi, sayur,

lauk dan habis ¼ porsi, minum air putih 4 gelas per hari dan susu 1 gelas

perhari. Data objektif didapatkan Keadaan umum Sedang, kesadaran

composmentis, TTV: suhu : 39,5˚C, respirasi : 20 x/menit, Nadi : 100

x/menit, kelopak mata cekung, conjungtiva : pucat, sklera putih, muka

pucat, mulut : bibir warna pucat kering, agak pecah-pecah, lidah kotor,

warna lidah putih semua, tidak ada stomatitis, dada: tidak ada bercak

rose pada abdomen, pemeriksaan penunjang (pemeriksaan feses), warna :

coklat, darah : negatif, bau : khas feses, konsistensi : cair, lendir : negatif

2. Dari hasil interpretasi data Diagnosa kebidanan pada kasus ini adalah

balita An. I umur 3,5 tahun dengan demam tifoid. Masalah yang muncul

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

94

pada kasus ini adalah balita gelisah dan rewel, nafsu makan dan aktivitas

menurun. Kebutuhan yang diperlukan adalah Menganjurkan ibu untuk

selalu mendampingi anaknya, Mencukupi nutrisi anak yang optimal

3. Pada kasus An. I diagnosa potensialnya adalah Potensial terjadi

perdarahan usus tetapi pada kasus ini tidak terjadi perdarahan usus

dikarenakan kesigapan para tenaga medis dalam menangani kasus

demam tifoid.

4. Pada kasus ini antisipasi yang dilakukan pada balita sakit Anak. I sakit

demam tifoid yaitu berkolaborasi dengan dokter umum di Puskesmas.

5. Pada kasus An. I perencanaannya adalah Perencanaan yang dilakukan

pada kasus balita sakit Anak. I sakit demam tifoid yaitu Beri penjelasan

pada orang tua tentang penyakit anaknya, Kaji pola BAB , Atur ruangan

agar cukup ventilasi, beri kompres hangat pada daerah axila, lipat paha

dan temporal, anjurkan ibu anak untuk memakai pakaian yg dapat

menyerap keringat pada anaknya, Anjurkan ibu agar anaknya banyak

minum air putih atau sirup, teh manis atau apa yang disukai anak,

Berikan nutrisi yang mengandung cukup energi dan protein rendah serat,

Pemberian terapi sesuai program dokter yaitu kloramfenikol syrup 1

botol 125 ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, puyer

paracetamol 500 mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari, ceftriaxone

injeksi 75 mg setiap 6 jam.

6. Implementasinya pada Anak. I disesuaikan dengan rencana tindakan

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

95

Pelaksanaan yang dilakukan pada kasus balita sakit An. I Sakit demam

tifoid meliputi : Memberi penjelasan pada orang tua tentang penyakit

anaknya, Mengkaji pola BAB , Mengatur ruangan agar cukup ventilasi,

Menganjurkan ibu agar anaknya banyak minum air putih atau sirup, teh

manis atau apa yang disukai anak, Memberikan nutrisi yang

mengandung cukup energi dan protein rendah serat, Pemberian terapi

sesuai program dokter yaitu Kloramfenikol 1 sendok makan selama 10

hari dan Paracetamol 3x1 sehari selama 10 hari dan Ceftriaxone injeksi

75 mg setiap 6 jam, Menjelaskan pentingnya nutrisi bagi ibu anak untuk

mempercepat proses penyembuhan Melihat dan memperhatikan

seberapa banyak makanan yang dihabiskan dari porsi yang telah

disediakan, Menanyakan kepada ibu anak makanan apa yang disukai dan

yang tidak disukainya, Melibatkan keluarga dalam perencanaan makan

anak dengan membujuk klien supaya mau makan dan menyuapi klien

saat makan, menganjurkan ibu untuk menyajikan makanan dalam

keadaan hangat agar anak mau menghabiskan makanan yang disajikan,

Menganjurkan ibu anak agar anak makan dalam porsi kecil tapi sering

dan mudah dicerna sehingga anak tercukupi kebutuhan nutrisinya

Menciptakan suasana yang menyenangkan, lingkungan yg bebas dari bau

sewaktu makan, Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit

demam tifoid serta perawatan dirumah agar balita dalam tumbuh

kembang tidak terhambat Memberikan pendidikan kebersihan dan

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

96

lingkungan memberi obat rawat jalan Kloramfenikol syrup 1 botol 125

ml 1 sendok makan diminumkan setiap 6 jam, Puyer paracetamol 500

mg 3 butir dijadikan 10 bungkus 3x1/hari dan pasien pulang

7. Evaluasi Pada kasus balita sakit Anak. I dengan sakit demam tifoid yaitu

semua tindakan dilakukan dengan baik dan berhasil dan pasien sembuh

dalam waktu 5 hari. Setelah dilakukan evaluasi didapatkan keadaan

umum baik, mata tidak cekung, turgor kembali normal, mulut dan lidah

tidak kering dan tidak kotor, BAB normal 1 kali sehari dengan

konsistensi lunak disertai ampas.

8. Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini terdapat kesenjangan antara

teori dan praktek, yaitu pada langkah :

Pengkajian : Pada langkah ini terdapat kesenjangan antar teori dan

praktek yaitu pada teori Kamar (2008), dilakukan pemeriksaan

penunjang diantaranya pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan

bakteriologis, dan pemeriksaan widal, sedangkan pada kasus ini hanya

dilakukan pemeriksaan feses dengan cara inspeksi

9. Alternatif pemecahan masalah yaitu dilahan hanya menggunakan

pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan feses dan asuhan kebidanan

yang baik dan komprehensif dan dilakukan pemantauan pada pola BAB

sehingga pasien dapat sembuh.

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

97

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Puskesmas untuk lebih ditingkatkan mutunya dalam pelayanan

kesehatan khususnya pada kasus demam tifoid, dan ditambah fasilitas

laboratorium untuk menunjang diagnosa yang lebih akurat.

2. Pada ibu

Diharapkan ibu balita dapat mengetahui lebih awal tanda-tanda

demam tifoid dengan datang ke tenaga kesehatan sehingga dapat

dilakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang

berlanjut.

3. Bagi Institusi

Diharapkan dapat memperbanyak bahan pustaka tentang

pelaksanaan asuhan kebidanan pada balita sakit demam tifoid sesuai

dengan perkembangan teori-teori yang ada

Page 110: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Hidayat. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Asdi Mahasatya

Depkes RI. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi

Dini tumbuh Kembang AnakDi Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar.

Jakarta: Depkes RI.

2006. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

364/SK/V/2006. Jakarta: Depkes RI.

2010. Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Depkes RI.

2007. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:938/SK/VII/2007. Jakarta: Depkes RI.

2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/

PER/X/2010. Jakarta: Depkes RI.

World Health Organization, 2009. Diagnosis of typhoid fever. Dalam :

Background document : The diagnosis, treatment and prevention of

typhoid fever.;7-18, 2009

Hadinegoro, S.R. 2008. Demam Tifoid pada Anak: Jakarta: Salemba

Medika.

Hasan dkk. 2007. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Heru, Aden. 2010. Pemeriksaan Pada Anak. Jakarta: EGC.

Hendri, Algerina. 2009. Diagnosis Demam Tifoid. Jakarta: Salemba

Medika.

Hidayat, Azis. A. 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.

Jakarta: Salemba Medika.

Kamar, K. 2008 Metode Diagnostik Tifoid pada Anak.. Jakarta: Salemba

Medika.

Page 111: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

Khomsah, 2008. Penyakit Demam Tifoid.

http://www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-demam-tifoid.html.

Diakses tanggal 12 Maret 2012.

Lubis. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra

Cendekia.

Matondang. 2007. Imunisasi Pada Anak. Jakarta: EGC.

Maryunani, A. 2010. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta:

Fitramaya.

Morton. 2004. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika.

Muaris, H. 2006. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba

Medika.

2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pramitasari, Okky, P. 2013. Journal Faktor Resiko Kejadian Penyakit

Demam Tifoid pada Penderita yang Dirawat di RSUD Ungaran.

Semarang. Semarang.

Priharjo, Robert. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Buku kedokteran:

EGC.

Rahmah. 2008. Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

Riwidikdo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bina Pustaka.

Saifuddin, A.B. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Buku

Panduan Praktis. Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Page 112: ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA ANAK I …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl-dwimaryani... · Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. ... Anak usia sekolah yang

Sodikin. 2012. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Gastrointestinal &

Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.

Sudoyo, A. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat

Penerbitan IPD FKUI.

Suraatmaja. 2007. Asuhan Keperawatan pada Anak, Edisi 1. Jakarta:

Agung Seto

Sutomo B, Anggraini DY. 2010. Menu Sehat Alami untuk Balita dan Batita.

Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Varney, H. 2007. Varney’s Midwifery fourth Edition. New York, Jones and

Bartlet Publisghers.

Widagdo. 2012. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Yogyakarta:

Fitramaya.

Widodo, D. Demam Tifoid. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I (eds).

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 4th ed. Jakarta : Departemen Ilmu

Penyakit Dalam FKUI; 2006.p.1752-57.

Wong, Donna L. 2004. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 5. Jakarta:

EGC.

Rita Maharani, 2012. Auhan kebidanan balita sakit An. D. Stikes Kusuma

Husada. Thesis.