Askep Luka Bakar 1

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    1/36

    ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

    COMBUSTIO (LUKA BAKAR)

    I. Defenisi

    Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi

    seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, juga disebabkan kontak

    dengan suhu rendah (Frost bite ).

    Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu

    sumber panas kepada tubuh lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik destruksi

    jaringan berhubungan dengan akibat koagulasi denaturasi protein dan ionisasi sel.

    Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh api, dan oleh penyebab lain

    dengan akibat serangan. Dapat juga disebabkan oleh air panas, listrik, bahan

    kimia dan radiasi.

    Luka bakar adalah masalah yang serius di Amerika, seseorang pada suatu

    keadaan sehat dapat tiba-tiba terkena luka bakar yang luas bersamaan dengan

    perubahan psikologi yang dramatis adalah dampak emosional dari luka bakaryang mempengaruhi baik korban luka maupun keluarganya.

    Luka bakar merusak jaringan integritas kulit, mencetuskan individu pada

    masalah-masalah berat, khususnya bila luka bakar luas, asosiasi luka bakar

    Amerika menganjurkan pengobatan pasien rawat jalan untuk semua luka bakar

    kecuali :

    Luka bakar superfisial

    Dewasa dengan luka bakar ketebalan parsial kurang dari 15 % keterlibatan

    area permukaan tubuh CAPT

    Anak-anak dan lanjut usia dengan luka bakar ketebalan parsial < 5 %

    keterlibatan APT

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    2/36

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    3/36

    Resiko inflamasi yang berkepanjangan akibat luka bakar menyebabkan

    kerapuhan jaringan dan struktur fungsional, kondisi ini menimbulkan parut yang

    tidak beraturan, kontraktur, deformitas sendi dan sebagainya.

    IV.Respon

    1. Respon sistemik

    Perubahan patofisiologik oleh luka bakar berat mencakup hipoperfusi

    jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah

    jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Pasien

    yang luka bakarnya tidak melampaui 20% dari luas total permukaan tubuh

    akan memperlihatkan respon yang terutama bersifat lokal. Kejadian sistemik

    awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika

    akibat hilangnya integ ritas kapiler dan kemudian terjadinya perpindahan

    cairan, natrium, serta protein dari ruang intravaskular ke dalam ruang

    intertisial.

    2. Respon kardiovaskular

    Curah jantung akan menurun sebelum perubahan signifikan pada

    volume darah terlihat dengan jelas. Karena berlanjutnya kehilangan cairan

    dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan

    terjadi penurunan tekanan darah. Keadaan ini merupakan awitan syok luka

    bakar. Sebagai respon sistem saraf simpatik akan melepaskan katekolamin

    yang meningkatkan resistensi perifer (vasokonstriksi) dan frekuensi denyut

    nadi. Selanjutnya vasokonstriksi pembukuh darah perifer menurunkan curah

    jantung. Pasien luka bakar yang lebih parah akan mengalami edema sistemik

    yang masif. Edema akan bertambah pada luka bakar yang melingkar, tekanan

    terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstrimitas distal

    menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia dinamakan

    sindrom kompartemen.

    Efek pada cairan, elektrolit, dan volume darah

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    4/36

    Kehilangan cairan akibat evaporasi lewat luka bakar dapat mencapai 3

    hingga 5L atau lebih selama periode 24 jam sebelum permukaan kulit yang

    terbakar ditutup. Hiponatremia, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat

    dari destruksi sel yang masif,.hipokalemia dapat terjadi kemudian dengan

    berpindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Pada saat luka

    bakar, sebagian sel darah merah dihancurkan dan sebagian lainnya

    mengalami kerusakan sehingga terjadi anemia. Abnormalitas koagulasi yang

    mencakup penurunan jumlah trobosit (trombositopenia) dan masa pembekuan

    serta waktu protrombin yang memanjang juga ditemukan pada luka bakar.

    3. Respon pulmoner

    Hipoksia (starvasi oksigen) dapat dijumpai pada luka bakar yang herat,

    konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh pasien akan meningkat dua kali lipat

    sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respon lokal (White,1993).

    Cedera inhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban-korban

    kebakaran. Cedera pulmonr diklasifikasikan menjadi beberapa kategori antara

    lain cedera saluran nafas atas, cedera inhalasi dibawah glotis, yang mencakup

    keracunan karbon monoksida dan efek reskriftif. Cedera saluran nafas atas

    terjadi akibat panas langsung atau edema. Cedera inhlasi dibawah glotis

    terjadi akibat menghirup produk pemb akaran yang tidak sempurna atau gas

    berbahaya, cedera ini menyebabkan hilangnya fungsi silia, hipersekresi,

    edema, mukosa yang berat, dan kemungkinan pula bronkospasme, zat aktif

    permukaan (surfaktan) paru menurun sehingga timbul atelektasis (kolapsnya

    paru).

    Ekspektorasi partikel-partikel karbon dalam sputum merupakan tanda

    utama cedera inhalasi ini. Karbon monoksida merupakan gas yang paling

    sering menyebabkan cedera inhalsai karena gas ini merupakan produk

    sampingan pembakaran bahan-bahan organik dan dengan demikian akan

    terdapat dalam asap. Efek patofisiologisnya ditimbulkan oleh hipoksia

    janringan yang terjadi ketika karbon monoksida berikatan dengan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    5/36

    hemoglobin untuk membentuk oksihemoglobin. Substansi ini bersaing

    dengan oksigen dalam memperebutkan tempat-tempat pengikatan

    hemoglobin yang ada. Defek reskriftif akan terjadi kalau timbul edema

    dibawah luka bakar full-thickness yang melingkar pada leher dan toraks.

    Ekskursi (pengembangan) dada dapat sangat terhalang sehingga tidal volume

    menurun.

    Dalam keadaan ini, tindakan aekaratomi (insisi untuk melonggarkan parut

    yang menimbulkan konstriksi) merupakan harusan. Abnormalitas parut tidak

    selalu tampak dengan segera. Penurunan kelenturan paru, penurunan kadar

    oksigen serum dan asidosis respiratorik dapat terjadi secara berangsur-angsur

    dalam 5 hari pertama setelah luka bakar. Indikator kemunkinan terjadinya

    kerusakan paru mencakup hal-hal berikut ini :

    Riwayat yang menunjukkan bahwa luka bakar terjadi dalam suatu

    daerah yang tertutup

    Luka bakar pada wajah atau leher

    Rambut hidung yang gosong

    Suara yang menjadi parau, perubahan suara, batuk yang kering, stridor,

    sputum yang penuh jelaga

    Sputum yang berdarah

    Pernafasan yang berat atau takipnea dan tanda-tanda penurunan kadar

    oksigen yang lain

    Eritema dan pembentukan lepuh pada mukosa oral atau faring.

    Komplikasi pulmoner yang dapat tersekunder akibat cedera inhalasimencakup kegagalan akut respirasi dan ARDS (adult respiratory distres

    sydrome). Intervensi yang harus segera dilakukan adalah intubasi dan

    ventilasi mekanis (pemasangan respirator). Jika ventilasi independen

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    6/36

    terganggu oleh ekskursi dada yang terhalang, askaurotomi harus segera

    dikerjakan.

    4. Respon sistemik lainnya

    Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat berkurangnnya volume darah.

    Destruksi sel-sel darah pada lokasi cedera akan menghasilkan hemoglobin

    bebas dalam urin. Jika terjadi kerusakan otot (misalnya, akibat luka bakar

    listrik) mioglobin akan dilepaskan dari sel-sel otot dieksresikan oleh ginjal.

    5. Respon lokal dan luas luka bakar

    Dalam menentukan dalamnya luika bakar, kita harus

    mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

    Riwayat terjadinya luka bakar (bagaimana terjadinya)

    Penyebab luka bakar, seperti nyala api atau cairan yang mendidih

    Suhu agens yang menyebabkan luka bakar

    Lamanya kontak dengan agens

    Tebalnya kulit.

    Luas permukaan tubuh yang terbakar

    Rumus sembilan (Rule of Nines) menggunakan presentase dalam

    kelipatan sembilan terhadap permukaan tubuh yang luas. Metode Lund dan

    Browderdengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan

    memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-bagian

    tubuh tersebut.

    Metode Telapak Tangan. Pada pasien dengan luka bakar yang menyebar

    (palm method). Lebar telapak tangan pasien kurang lebih sebesar 1% luas

    permukaan tubuhnya, lebar telapak dapat digunakan untuk menilai luas lukabakar.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    7/36

    V. Kedalaman luka bakar

    Dalam menentukan dalamnya, kita harus mempertimbangkan faktor-faktor

    berikut ini :

    Riwayat terjadinya luka bakar (bagaimana terjadinya)

    Penyebab luka bakar, seperti nyala api atau cairan yang mendidih

    Suhu agens yang menyebabkan luka bakar

    Lamanya kontak dengan agens

    Tebalnya kulit

    Kedalaman dan

    penyebab lukabakar

    Bagian kulit

    yang terkenaGejala

    Penampilan

    luka

    Perjalanan

    kesembuhan

    Derajat Satu

    (Superfisial)

    Tersengat matahari

    Terkena api dengan

    intensitas rendah

    Derajat-Dua

    (partial-Thickness)

    Tersiram air mendidih

    Terbakar oleh nyala

    api

    Epidermis

    Epidermis

    dan bagian

    dermis

    Kesemutan

    Hiperestesia

    (supersensitivitas)

    Rasa nyeri

    mereda jika

    didinginkan

    Nyeri

    Hiperestesia

    Sensitif terhadap

    udara yang

    dingin

    Memerah

    menjadi putih

    ketika ditekan

    minimal atau

    tanpa edema

    Melepuh dasar

    luka berbintik-

    bintik merah,

    epidermis retak

    ; permukaan

    luka basah,

    edema

    Kesembuhan

    lengkap dalam

    waktu satu

    minggu

    pengelupasan

    kulit

    Kesembuhan

    dalam waktu 2

    hingga 3

    minggu

    pembentukan

    parut dan

    depigmentasi

    Infeksi dapat

    mengubahnya

    menjadi

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    8/36

    Derajat-Tiga

    (FullThickness)

    terbakar nyala api

    terkena cairan

    mendidih dalam waktu

    yang lama

    tersengat arus listrik

    Epidermis

    Keseluruhan

    dermis dan

    kadang-

    kadang

    jaringan

    subkutan

    Tidak terasa

    nyeri, syok

    hematuria

    (adanya darah

    dalam urin) dan

    kemungkinan

    pula hemolisis

    (destruksi sel

    darah merah )

    kemungkinan

    terdapat luka

    masuk dan keluar

    (pada luka bakar

    listrik)

    Kering; luka

    bakar berwarna

    putih seperti

    bahan kulit

    atau gosong

    kulit retak

    dengan bagian

    lemak yang

    tampak edema

    derajat-tiga

    Pembentukan

    eskar

    diperlukan

    pencangkokan

    pembentukan

    parut dan

    hilangnya

    kontour serta

    fungsi kulit

    hilangnya jari

    tangan atau

    ekstrimitas

    dapat terjadi

    VI. Syok hipovolemik

    Seseorang yang menderita luka bakar luas akan mengalami suatu bentuk syok

    hipovolemik yang dikenal dengan syok luka bakar.

    Bagan Perpindahan Cairan Dalam Syok Luka Bakar

    Cedera luka bakar

    Peningkatan tekanan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    9/36

    hidrostatik pada cedera respon stres

    Kerusakan kapiler

    Peningkatan epinbefrin

    dan norepinefrin

    Peningkatan

    permeabilitas

    kapiler

    Vasokonstriksi selektif

    Kehilangan protein dan

    cairan plasma kedalam

    spasium intertisial

    Peningkatan tahanan perifer

    Peningkatan after load jantung

    Edema luka Hemokonsentrasi penurunan tekanan

    osmotik koloid kapiler

    Penurunan volume darah Vaskular Hp

    Yang bersirkulasi melebihi melebihi COP

    Penurunan curah jantung Edema umum

    I. Klasifikasi

    1. Berat / kritis, bila

    Derajat 2 dengan luas > 25 %

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    10/36

    Derajat 2 dengan luas > 10 % atau terdapat dimuka, kaki, dan

    tangan

    Luka bakar disertai trauma jalan nafas adalah jaringan lunak

    luas, atau fraktur

    Luka bakar akibat listrik

    2. Sedang, bila

    Derajat 2 dengan luas 15-25 %

    Derajat 2 dengan luas kurang dari 10 %, kecuali muka, kaki

    3. Ringan, bila

    Derajat 2 dengan luas kurang dari 15 %

    Derajat 2 dengan luas kurang dari 2 %

    II. Komplikasi

    Komplikasi Utama :

    Septikemia

    Kontraktur

    Jaringan parut hiperemik

    Defisit kalori-protein

    Kegagalan kardiopilmonal dan

    Ginjal

    III.Data penunjang

    JDL ; mengkaji hemokonsentrasi.

    Elektrolit serum.

    Deteksi keseimbangan cairan dan biokimia terutama untuk memeriksa kalium

    terhadap peningkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium

    dapat menyebabkan henti jantung.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    11/36

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    12/36

    beberap menit dengan air es atau dengan kasa yang direndam dalam air

    es, karena dapat memperparah kerusakan jaringan dan menimbulkan

    hipotermia pada pasien dengan luka bakar yang luas.

    Melepaskan benda penghalang.

    Menutup luka bakar untuk memperkecil kemungkinan kontaminasi

    bakteri dan mengurangi rasa nyeri, salep dan balsem tidak boleh dipakai

    kecuali kasa pemb alut yang steril. Obat atau bahan lain tidak boleh

    digunakan pada luka bakar.

    Mengirigasi luka bakar kimia, luka bakar kimia akibat kontak dengan

    bahan korosif harus segera dibilas dengan air mengalir.

    Airway, breathing and circulation (ABC).

    Terapi yang segera (immediate therapy) ditujukan kepada penciptaan

    saluran nafas yang lapang dan pemberian oksigen 100% yang sudah

    dilembabkan.

    Pencegahan syok, tidak boleh ada makanan atau cairan yang diberikan

    lewat mulut, dan paien harus ditempatkan dalam posisi yang akan

    mencegah terjadinya aspirasi muntahan karena mual dan vomitus secara

    khas akan timbul akibat ileus paralitik yang disebabkan stres luka bakar.

    2. Penatalaksanaan medis darurat

    Prioritas pertama dalam ruang darurat tetap ABC (airway, breathing dan

    circulation) untuk cedera paru yang ringan, udara pernafasan dilembabkan

    dan pasien didorong supaya batuk sehingga sekret saluran nafas bisa

    dikeluarkan dengan pengisapan. Untuk situasi yang lebih parah diperlukanpengeluaran sekret dengan pengisapan bronkus dan pemberian preparat

    bronkodilator serta mukolitik. Jika terjadi edema pada jalan nafas, intubasi

    endotrakeal mungkin merupakan indikasi. Continuous positive airway

    pressure dan ventilasi mekanis mungkin pula diperlukan untuk menghasilkan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    13/36

    oksigenasi yang adekuat. Sesudah tercapai status respirasi dan sirkulasi yang

    adekuat, perhatian harus diberikan kepada luka bakarnya sendiri. Perhatian

    yang cermat harus diberikan pada teknik aseptik. Riwayat penyakit, alergi,

    medikasi serta pemakaian obat, alkohol dan tembakau ditanyakan untuk

    penyusunan rencana perawatan pasien kateter infus yang berdiameter besar

    (ukuran 16 atau 18) harus dipasang pada daerah yang tidak terbakar apabila

    infus belum terpasang. Pada sebagian pasien mungkin harus dipasang kateter

    vena sentral agar pemberian cairan infus dalam jumlah yang besar dapat

    dilakukan dengan cepat sementara tekanan vena sentral bisa dimonitor. Jika

    luas luka bakar melampaui 20 % atau bilamana pasien merasa mual, selang

    nasogastrik dapat dipasang dan dihubungkan dengan alat pengisap untuk

    mencegah ileus paralitik.

    3. Pemindahan ke unit luka bakar

    Sebelum pemindahan pasien selang infus harus terpasang dengan kecepatan

    tetesan yang diperlukan untuk menghasilkan haluaran urin sedikitnya 30

    ml/jam, saluran nafas yang paten (lapang) dipastikan; terapi yang adekuat

    untuk meredakan nyeri dilakukan dan sirkulasi perifer yang memadai

    dihasilkan pada setiap ekstrimitas yang terbatas. Luka ditutup dengan balutan

    steril yang kering, dan kenyamanan serta kehangatan tubuh pasien harus

    dijaga. Penilaian serta penanganan pasien dicatat, dan informasi ini harus

    disampaikan kepada petugas unit luka bakar

    4. Penatalaksanaan kehilangan cairan dan syok

    Mencegah terjadinya syok irreversibel dengan menggantikan cairan dan

    elektrolit yang hilang.

    VI. Penggantian cairan tabel

    Beberapa kombinasi kategori cairan dapat digunakan (1) koloidwhole blood,

    plasma serta plasma expander, dan (2) kristaloid elektrolit, larutan natrium

    klorida fisiologik atau larutan Ringer Laktat.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    14/36

    Contoh penggantian cairan : Pasien berbobot 70 kg dengan luka bakar 50 %

    1. Rumus konsensus: 2 hgingga 4 ml/kg % luas luka bakar

    2. Hitung: 2 x 70 x 50 = 7000 ml/24 jam

    3. Rencana pemberian infus: 8 jam pertama = 3500 ml atau 437 ml/jam ;

    berikutnya 16 jam = 3500 ml atau 219 ml/jam

    Catatan :

    Rumus hanya merupakan panduan. Respon pasien yang dibuktikan berdasarkan

    frekuensi jantung, tekanan darah dan haluaran urin merupakan determinan primer

    terapi cairan yang aktual dan harus dinilai sedikitnya setiap jam sekali. Hasil-

    hasil pasien diperbaiki oleh resusitasi cairan yang optimal.

    Tujuan terapi penggantian cairan

    Tujuan pemberian cairan atau penggantian cairan adalah tekanan sistolik yang

    melebihi 100 mm Hg ; frekuensi nadi yang kurang dari 110/menit dan haluaran

    urin sebanyak 30 hingga 50 ml/jam

    VII. Fase Akut atau Intermediat perawatan Luka Bakar

    Fase akut atau intermediat pada perawatan luka bakar berlangsung sesudah

    fase darurat/resusitasi dan dimulai 48 jam hingga 72 jam setelah terjadinya luka

    bakar. Selama fase ini, perhatian ditujukan pada pengkajian dan pemeliharaan

    yang berkesinambungan terhadap status respirasi dan sirkulasi, keseimbangan

    cairan dan elektrolit, serta fungsi gastrointestinal. Perawatan luka bakar dan

    pengendalian nyeri merupakan prioritas pada tahap ini.

    Setelah pembuluh kapiler mendapatkan kembali kebutuhannya pada 48 jam

    atau lebih pasca-luka bakar cairan akan mengalir dari kompartemen interstisial ke

    dalam intravaskular, dan diuresis mulai terjadi. Jika fungsi jantung atau ginjal

    tidak memadai, misalnya pada pasien yang berusia lanjut atau pada pasien

    dengan penyakit jantung, overloading cairan akan terjadi dan gejala

    dekompensasi jantung bisa timbul akibat keadaan ini. Deteksi tanda-tanda dini

    memungkinkan intervensi dini dan penghitungan jumlah cairan yang cermat,

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    15/36

    obat-obat vasoaktif, diuretik dan pembatasan cairan ungkin diperlukan untuk

    mendukung fungsi respirasi dan mencegah komplikasi dekompensasi kordis serta

    edema pulmoner.

    Demam umumnya terjadi sesudah keadaan syok teratasi pada pasien luka

    bakar. Asetamonofen dan selimut, hipotermia mungkin diperlukan untuk

    mempertahankan sehu tubuh dalam kisaran 37,20 C hingga 39,40 C guna

    mengurangi stres metabolik dan kebutuhan oksigen jaringan.

    Luka Bakar

    Luka bakar merupakan luka yang unik di antara bentuk-bentuk luka lainnya

    karena luka tersebut meliputi sejumlah besar janringan mati

    (escar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama.

    Ancaman Infeksi

    Luka bakar merupakan media yang sangat baik bagi pertumbuhan dan

    perbanyakan kuman. Ketika menjalani proses penyembuhan lewat reepitelialisasi

    spontan atau dipersiapkan untuk menjalani pencangkokan kulit, luka bakar harus

    dilindungi terhadap kemungkinan sepsis, sepsis pada luka bakar memiliki

    karakteristik sebagai berikut :

    105 bakteri per gram janringan

    Inflamasi

    Pembentukan endapan (sludge) dan trombosis dalam pembuluh darah

    Antibiotik jarang diberikan sebagai terpai, profilaksis karena berisisko

    meninggikan strain bakteri yang resisten.

    Perubahan Cairan dan Elektrolit pada Fase Akut Perawatan Luka Bakar

    Hemodialisa (menurun konsentrasi) Konsentrasi sel darah menjadi encer ketika

    cairan memasuki ruang intravaskular,

    kehilangan sel-sel darah merah yang

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    16/36

    dihancurkan pada luka bakar

    Peningkatan haluaran urin Perpindahan cairan kedalam ruang intravaskuler meningkatkan aliran darah rena dan

    menyebabkan pembentukan urin yang

    meningkat.

    Defisit natrium Dengan terjadinya diuresis, natrium hilang

    bersama air dan natrium yang ada dalam serum

    akan diencerkan dengan terjadinya aliran masuk

    air.

    Defisit kalium (kadang-kadang terjadi dalam

    fase ini) asidosis metabolik

    Dimulai pada hari keempat atau kelima pasca

    luka bakar, kalium berpindah dari cairan

    ekstrasel ke dalam sel. Kehilangan natrium

    menimbulkan delesi basa yang terikat;

    kandungan relatif karbo dioksida meningkat.

    Perawatan Luka Umum

    Perawatan luka mencakup pembersihan luka dan debridemen, pengolesan

    preparat antibiotik topikal serta pembalutan, kasa yang terbuat dari biologik,

    biosintetik dan sintetik dapat digunakan.

    Pembersihan Luka

    Hidroterapi dengan perendaman total

    Beaside bath (terapi rendaman di samping tempat tidur)

    Pasien digantung dengan sebuah ayunan vinil di atas bak dan kemudian

    disiram

    Bak mandi rendam atau whirpool dapat digunakan. Air ledeng yang steril, larutan

    salin atau antiseptik, seperti larutan yodium atau rendaman diperthankan pada

    37,80C, dan suhu ruangan harus dijaga antara 26,60C. Hidroterafi harus dijaga

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    17/36

    antara 26,60C dan 29,40C. hidroterafi harus dibatasi dalam periode 20 hingga 30

    menit untuk mencegah gejala menggigil dan stres metabolik tambahan. Kulit di

    daerah yang terbakar dipangkas untuk mencegah kontaminasi dari folikel rambut.

    Pembersihan luka biasanya dilakukan sehari sekali pada daerah luka yang tidak

    menjalanai tindakan pembedahan, kalau eskar sudah mulai memisahkan diri dari

    jaringan variabel di bawahnya yang terjadi kurang lebih 1,5 hinga 2 minggu

    pasca luka bakar, tindakan pembersihan dan dilakukan secara berturutan harus

    lebih sering dilaksanakan.

    Terapi Antibiotik topikal

    Terapi antibiotik topikal tidak mensterilkan luka bakar tetapi hanya

    mengurangi jumlah bakteri dapat dikendalikan oleh mekanisme pertahanan tubuh

    pasien sendiri. Terapi topikal akan meningkatkan upaya untuik mengubah luka

    yang terbuka dan kotor menjadi luka yang tertutup bersih. Kriteria untuk

    pemilihan preparat topikal mencakup hal-hal berikut :

    1. Preparat tersebut harus efektif terhadap mikroorganisme gram negatif,

    pseudomonas, aeruginosa, staphylococcus aureus dan bahkan jamur.

    2. Preparat tersebut harus efektif secara klinis.

    3. Preparat tersebut harus dapat menembus eskar tetapi secara sistemik

    tidak toksit.

    4. Preparat tersebut tidak akan kehilangan kekefektifan agar infeksi lain

    tidak terjadi.

    5. Preparat tersebut cost-effective, mudah diperoleh serta dapat diterima

    oleh pasien.

    6. Preparat mudah dipakai

    Ada tiga preparat topikal yang paling sering digunakan, yaitu silver

    sulfadiazin (silvadene), silvernitrat dan mafenide asetata (sulfamylon). Banyak

    preparat topikal lainnya yang juga tersedia seperti salep povidon-iodin (10%),

    gentamisin sulfat, nitrofurazon (furazin), larutan dakin, asam asetat,

    mikonazol,dan klortrimazol.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    18/36

    Penggantian Balutan

    Balutan dapat diganti kurang lebih 20 menit sesudah pemberian analgetik.

    Pambalut luar dapat digunting dengan gunting yang ujungnya tumpul (gunting

    verban), sedangkan balutan yang kotor dilepas dan dibuang dengan mengikuti

    prosedur untuk pembuangan bahan-bahan yang terkontaminasi.

    Balutan atau kasa yang menempel pada luka dapat dilepas tanpa

    menimbulkan sakit jika sebelumnya dibasahi dengan larutan salin atau bilamana

    pasien dibiarkan berendam selama beberapa saat dalam bak rendaman. Pembalut

    sisanya dapat dilepas dengan hati-hati dan perlahan-lahan memakai forseps atau

    tangan yang mengenakan sarung tangan steril. Kemudian luka dibersihkann dan

    dibebridemen untuk menghilangkan debris, setiap preparat topikal yang tersisa,

    eksudat dan kulit yang mati.

    Gunting serta forseps yang steril dapat digunakan untuk memangkas eskar

    yang lepas dan mempermudah pemisahan kulit yang sudah mati. Setiap

    perubahan dari penggantian pemabalut sebelumnya harus dicatat. Karena

    prosedur perawatan luka, khususnya perendaman dalam bak, merupakan tindakan

    yang menimbulkan stres metabolik, kondisi pasien harus diperiksa untuk menilai

    tanda-tanda menggigil, kelelahan, perubahan status hemodinamika dan rasa nyeri

    yang tidak berkurang dengan pemberian analgetik atau pun teknik relaksasi.

    kalau lukanya bersih, daerah yang terbakar ditutul sampai kering dan preparat

    topikal yang diresepkan dioleskan pada daerah tersebut. Luka tersebut kemudian

    ditutup dengan beberapa lapis kasa pembalut.

    Metode Perawatan Terbuka vs Tertutup

    Perawatan terbuka, Perawatan luka tetap dilangsungkan sesuai dengan cara yang

    dijelaskan sebelumnya dan preparat topikal (yang paling sering dipakai, mafenid

    asetat) dioleskan pada luka kendati luka tidak dibalut. Keberhasilan metode

    perawatan terbuka bergantung pada upaya untuk menjaga lingkungan yang bebas

    kuman.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    19/36

    Debridemen

    Tindakan ini memiliki dua tujuan :

    1. Untuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan

    benda asing, sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan invasi

    bakteri.

    2. Untuk menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam

    persiapan bagi graft dan kesembuhan luka.

    Debridemen alami :

    Jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan dari jaringan viabel yang ada

    dibawahnya.

    Debridemen mekanis :

    Debridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan forsep untuk

    memisahkan dan mengangkat eskar. Biasanya debridemen mekanisme dikerjakan

    setiap hari pada saat penggantian balutan serta pembersihan luka.

    Debridemen Bedah :

    Debridemen bedah merupakan tindakan operasi dengan melibatkan eksisi primer

    seluruh tebal fasia (eksisi tangensial ) atau dengan mengupas lapisan kulit yang

    terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih viabel dan

    berdarah. Tindakan ini dimulai beberapa hari pasca-luka bakar atau segera setela

    kondisi hemodinamika pasien stabil dan edemanya berkurang. Kemudian lukanya

    segera ditutup dengan graft kulit atau balutan.

    Graft pada Luka Bakar

    Jika lukanya dalam atau sangat luas, reepitelialisasi spontan tidak mungkin

    terjadi. Karena itu diperlukan graft (pengcangkokan) kulit dari pasien itu sendiri

    (autograft) daerah-daerah utama graft kulit mencakup daerah wajah dengan

    alasan kosmetik dan psikologik; tangan dan ba gian fungsional lainnya seperti

    kaki; dan persendian.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    20/36

    Autograft

    Autograft berasal dari kulit pasien sendiri. Bentuk cangkokan ini bisa berupa

    split-thickness, full-thickness, pedicle flaps atau epitelium yang dikultur. Full

    thicknes dan pedicle flaps lebih sering digunakan untuk pembedahan rekonstruksi

    dan dilaksanakan beberapa bulan atau tahun sesudah terjadinya cedera pertama.

    Split-thicknes autograft dapat dipasang dalam bentuk lembaran atau

    potongan sebesar perangko selain dapat dilakukan dengan membentangkan

    lembaran kulit yang akan dicangkokkan setelah sebelumnya dilakukan

    pelubangan yang membuat kulit tersebut dapat menutup daerah yang luasnya 1,5

    hingga 9 kali luas daerah kulit yang menjadi donor cangkokan.

    Perawatan pasien dengan autograft :

    Balutan oklusif umumnya digunakan pertama sesudah tindakan immobilisasi

    cangkokan tersebut.

    Perawatan lokasi donor

    Lokasi donor dapat dirawat dengan beberapa cara, yaitu mulai dari kasa satu-

    lapis yang dibubuhi dengan vaselin, scarlet red atau bismuth hingga balutan

    biosintetik yang baru.

    Balutan Biologik (Homograft dan Heterograft)

    Balutan biologik terdiri atas homograft (atau allograft) dan heterograft.

    Homograft adalah kulit yang didapat dari manusia yang hidup atau yang ba ru

    meninggal. Selaput ketuban (membran amnion) dari plasenta manusia dapat pula

    dipakai sebagai balutan biologik, heterograft biasanya diambil dari kulit binatang.

    Balutan Luka Biosintetik dan Sintetik

    Akhir-akhir ini semakin banyak dipakai balutan sintetik biobrane yang

    terbuat yang terbuat dari bahan nilon dan membran silastik yang digabungkan

    dengan derivat kolagen. Bahan tersebut bersifat semitransfaran dan steril.

    Beberapa ba lutan sintetik lainnya tersedia untuk perawatan luka bakar.

    Op-Site yaitu selaput elastik poliuretan yang tipis dan transparan, dapat

    digunakan untuk menutup luka partial-thicknes yang bersih dan lokasi donor.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    21/36

    Kulit artfisial sudah tersedia dengan nama dagang integra. Integra tersusun dari

    dua lapisan utama. Lapisan epidermis yang terdiri atas bahan silastik bekerja

    sebagai berier bakteri dan mencegah kehilangan air dari dermis, lapisan

    epidermis tersusun dari kolagen binatang.

    Penatalaksanaan Nyeri

    Ciri yang menonjol pada nyeri luka bakar adalah intensitasnya dan durasinya

    yang lama. Karena rasa nyeri tidak bisa dihilangkan sesudah pembiusan selesai,

    tujuan terapinya adalah untuk meminimalkan rasa nyeri dengan pemberian

    analgetik sebelum pasien menghadapi berbagai prosedur perawatan luka.

    Pemberian morfin atau meperidin (dumerol) secara bolus kerapkali diperlukan.

    Analgesia yang dikendalikan oleh pasien (PCA ; patient-controlled

    analgesia), yaitu dengan pemberian infus morfin kontinu pada dosis 2 hingga 3

    mg/jam dan pemberian preparat oral morfin yang sustained-release setiap 12 jam

    sekali dan dengan dosis tambahan sebelum perawatan luka dilaksanakan.

    Tindakan eksisi bedah yang dini dengan pencangkokan kulit di bawah pembiusan

    mungkin merupakan cara yang terbaik untuk mengurangi keseluruhan rasa nyeri

    yang dialami oleh pasien-pasien luka bakar.

    Dukungan Nutrisi

    Hipermetabolisme akan terus bertahan sesudah terjadinya luka bakar sampai

    luka tersebut menutup; dengan demikian kebutuhan metabolik basal akan

    meningkat sampai sebesar 100%. Dukungan nutrisi yang diperlukan ditentukan

    berdasarkan status pasien pra-luka bakar dan luas permukaan tubuh yang

    terbakar. Segera setelah fungsi gstrointestinal pulih kembali sesudah keadan

    pasien menjadi stabil, dukungan nutrisi harus dimulai.

    Pada pasien dengan luka bakar yang berat, pemberian makan lewat selang,

    dapat dimulai untuk memastikan asupan kalori dalam jumlah tertentu setiap

    harinya. Indikasi untuk pemberian nutrisi parenteral total mencakup penurunan

    BB yang melebihi 10 % dari BB yang normal, asupan nutrisi enteral yang tidak

    adekuat karena status klinis pasien. Keterpajanan luka yang lama dan keadaan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    22/36

    malnutrisi atua keadaan umum yang sudah jelek sebelum pasien itu mengalami

    luka bakar.

    Kelainan Pada Penyembuhan Luka

    Parut (sikatriks) yang hipertrofik dan kontraktur luka lebih besar

    kemungkinannya untuk terjadi jika luka bakar yang primer melampaui tingkat

    lapisan dermis yang dalam. Jaringan parut berwarna sangat merah, menonjol dan

    keras, penanganan parut terutama dilaksanakan dalam fase rehabilitasi sesudah

    luka bakarnya menutup. Parut yang hipertrofik dapat menyebabkan kontraktur

    yang hebat pada persendian yang terkena.

    Keloid, massa jaringan parut yang besar dan bertumpuk akan terjadi dan

    dapat meluas sampai di luar permukaan luka, massa ini dinamakan keloid. Keloid

    cenderung ditemukan pada orang yang kulitnya berpigmen (berwarna gelap),

    tumbuh di luar tepi luka dan lebih besar kemugkinannya untuk timbul kembali

    sesudah dilakukan eksisi.

    Kegagalan luka untuk sembuh disebabkan oleh banyak faktor yang

    mencakup infeksi dan nutrisi yang tidak adekuat. Kontraktur merupakan masalah

    lain yang dikhawatirkan terjadi ketika luka bakarnya sembuh.

    A. Proses keperawatan (Perawatan luka bakar selama fase akut)

    Pengkajian

    Pengkajian yang berkesinambungan berfokus pada berbagai perubahan

    hemodinamika, proses kesembuhan luka, rasa nyeri dan respons psikososial serta

    deteksi dini komplikasi. Pengkajian terhadap status respirasi dan cairan tetap

    prioritas paling utama untuk mendeteksi komplikasi potensial.

    Tanda-tanda vital harus diukur dengan sering, pengkajian denyut nadi perifer

    merupakan pemeriksaan yang esensial, elektrokardiogram dapat memberikan

    petunjuk adanya aritmia jantung. Pengkajian terhadap volume isi lambung yang

    tersisa dan nilai Ph yang dipasang selang nasogastrik.

    B. Diagnosa Keperawatan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    23/36

    1. Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan keracunan karbon

    monoksida, inhalasi asap dan obstruksi saluran nafas atas.

    Kriteria hasil :

    - Tidak ada dipsnea

    - Frekuensi respirasi antara 12 sampai 20 kali / menit

    - Paru bersih pada auskultasi

    - Saturasi oksigen arteri >96% dengan oksimetri nadi

    - Kadar gas darah arteri dalam batas normal

    Pemeliharaan oksigenasi jaringan yang adekuat

    Intervensi :

    - Kaji bunyi nafas, frekuensi pernafasan, irama, dalam dan simetrisnya

    pernafasan, pantau adanya hipoksia

    - Amati hal-hal berikut : eritema pada bibir dan pipi, lubang hidung yang

    gosong , luka bakar pada muka, leher atau dada, bertambahnya keparauan

    suara, adanya hangus dalam sputum atau jaringan trakea, dalam sekret

    respirasi

    - Pantau hasil gas darah, hasil pemeriksan oksimetri denyut nadi dan kadar

    karboksi-hemoglobin

    - Laporkan pernafasan yang berat

    - Bersiap membantu dokter dalam intubasi dan ekstrotomi

    - Berikan oksigen lembab sesuai perintah

    - Naikkan bagian kepala tempat tidur

    - Ubah posisi tiap 2 jam

    - Batuk, nafas dalam dan spirometri tiap 1 jam

    - Suction tiap 1-2 jam

    2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan edema

    dan efek inhalasi asap

    Kriteria hasil :

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    24/36

    - Jalan nafas paten

    - Sekresi respirasi minimal, tidak berwarna dan encer

    - Frekuensi respirasi, pola dan bunyi napas normal

    Intervensi :

    - Pertahankan kepatenan jalan napas melalui pemberian posisi pasien yang

    tepat, pembuangan sekresi dan jalan napas artrifisial bila diperlukan

    - Dorong pasien agar mau membalikkan tubuh batuk dan napas dalam

    - Anjurkan pasien menggunakan spirometri insentif, tindakan penghisapan

    jika diperlukan

    3. Kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas

    kapiler dan kehilangan lewat evaporasi dari luka bakar.

    Kriteria hasil :

    - Kadar elektrolit serum berada dalam batas normal

    - Haluaran urin berkisar antara 0,5 dan 1,0 ml/kg/jam

    - Tekanan darah lebih tinggi dari 90 / 60 Hg

    - Frekuensi jantung kurang dari 120 denyut / menit

    - Memperlihatkan sensorium yang jernih dan berwarna kuning dengan berat

    jenis dalam batas normal dalam waktu 48 jam

    - Hasila aspirasi lambung dan fese tidak mengandung darah

    - Mengeluarkan urin yang jernih dan berwarna kuning dengan berat jenis

    dalam batas normal

    - Filtrasi cairan IV untuk mempertahankan haluaran urin

    - Pantau sensorium tiap 1 jam

    Intervensi :

    - Amati tanda tanda vital

    - Pantau haluaran urin sedikitnya setiap jam sekali dan menimbang BB

    pasien sesuai dengan program medik

    - Pertahankan pemberian infus dan mengatur tetesannya pada kecepatan

    yang tepat sesuai dengan program medik

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    25/36

    - Amati gejala defisiensi atau kelebihan kadar natrium, kalium, kalsium,

    fosfor dan bikarbonat

    - Naikkan ba gian kepala tempat tidur pasien dan tinggikan ekstrimitas yang

    terbakar

    - Beritahu dokter dengan segera jika terjadi penurunan haluaran urine, CVP,

    tekanan arteri pulmonalis, tekanan baji kapiler pulmonalis atau peningkatan

    frekuensi denyut nadi

    4. Hipotermia berhubungan dengan gangguan mikrosirkulasi kulit dan

    luka yang terbuka

    Kriteria hasil :

    - Suhu tubuh tetap pada rentang 36,10 C

    - Tidak ada menggigil atau gemetar

    Intervensi :

    - Berikan lingkungan yang hangat dengan penggunaan perisai pemanas,

    selimut berongga, lampu atau selimut pemanas

    - Bekerja dengan cepat kalau lukanya terpajan udar dingin

    - Kaji suhu tubuh dengan sering

    5. Nyeri yang berhubungan dengan cedera jaringan dan saraf serta dampak

    emosional cedera

    Kriteria hasil :

    - Menyatakan tingkat nyeri menurun

    - Tidak ada petunjuk nonverbal tentang nyeri

    Intervensi :

    - Gunakan skala nyeri untuk menilai tingkat rasa nyeri (yaitu, 1 / 10 )

    bedakan dengan keadaan hipoksia

    - Berikan preparat analgetik opioid menurut program medik kemudian

    lakukan penilaian esponsif terhadap pemakaian analgetik

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    26/36

    - Berikan dukungan emosional dan menentramkan kekhawatiran pasien

    - Ajarkan pasien metode-metode alternatif, pengendalian nyeri (nafas dalam,

    terapi musik, distraksi dll)

    6. Resiko peningkatan terhadap cidera berhubungan dengan perfusi

    jaringan respons stres, immobilitas, dan kehilangan integritas kulit

    Kriteria hasil :

    - Pasien akan mendapatkan perfusi atrial yang memadai pada semua

    ekstrimitas yang mengalami luka bakar

    - Pasien tidak akan mengalami perdarahan gastrointestinal

    - Kulit dan jaringan pasien tidak cedera akan tetap utuh

    Intervensi :

    - Pantau ekstrimitas tiap jam terhadap tanda-tanda dan gejala penurunan

    aliran darah : oksimeter nadi, detektor aliran ultrasonik, warna kulit dan

    suhu tubuh, pengisian kapiler, adanya denyut perifer

    - Naikkan ekstrimitas yang mengalami luka bakar di atas ketinggian jantung

    - Beri dorongan latihan terhadap ekstrimitas selama 5 menit tiap jam

    - Siapkan untuk eskaratomi adalah transfer ke kamar operasi untuk banatomi

    - Ukur hemates drainase NG, PH, laporkan PH < 5, berikan antasid sesuai

    pesanan dokter

    - Beri bantalan kaki dan sisi tempat tidur atau area yang tertekan

    - Siapkan latihan ROM aktif dan pasif tiap jam

    - Oleskan salep mata dan dan pelumas tiap jam

    7. Resti terhadap infeksi berhubungan dengan cedera luka bakar, respon

    kerusakan imun, prosedur invasif, immobilitas.

    Kriteria hasil :

    - Pasien terbebas dari infeksi luka bakar

    Intervensi :

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    27/36

    - Tutupi luka dengan kain steril selama pasien ditransfer

    - Bersihkan luka berdasarkan protokol : bersihkan dengan lembut, cukur

    rambut dari daerah yang berdekatan dengan luka

    - Tutupi luka dengan antimikrobakterial topikal sesuai perintah

    - Berikan profilaksis toksoid sesuai perintah

    - Gunakan lampu penghangat untuk mempertahankan suhu tubuh

    - Kaji aliran tempat insersi invasif 2x sehari

    - Laporkan peningkatan yang tajam suhu tubuh atau peningkatan SDP (>

    10.000)

    8. Resti terhadap inefektif coping individu / keluarga berhubungan dengan

    nyeri ansietas, ketakutan , dan kekurangan informasi

    Kriteria hasil :

    - Pasien dan keluarga menunjukkan koping yang efektif

    Intervensi :

    - Berikan informasi yang diperlukan pasien atau keluarga

    - Beri dorongan yang sesuai bagi langkah-langkah koping dan ikuti jadwal

    yang teratur,hargai perilaku yang positif, biarkan kontrol pasien sebanyak

    mungkin

    - Siapkan keluarga untuk kunjungan yang pertama dan temani mereka

    sampai kesisi tempat tidur

    Masalah kolaboratif

    9. Gagal respirasi akut

    Kriteria hasil :

    - Pasien memiliki saluran nafas paten dan respirasi yang normal

    Intervensi :

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    28/36

    - Kaji terhadap tanda-tanda cedera inhalasi, bertambahnya keparauan suara,

    stridor, frekuensi dan dalamnya respirasi abnormal, perubahan mental

    akibat hipoksia)

    - Kaji hasil laboratorium dan sinar x

    - Siapkan pelaksanaan intubasi dan eskaratomi jika diperlukan

    VIII. Fase Rehabilitasi pada Perawatan Luka Bakar

    Proses rehabilitasi harus dimulai segera sesudah terjadinya luka bakar sama

    seperti periode darurat.

    Perawatan di Rumah dan Tindak Lanjut

    Fokus intervensi rehabilitasi akan ditujukan kepada asuhan rawat jalan atau

    asuhan keperawatan dalam sebuah pusat rehabilitasi. Dalam jangka waktu yang

    panjang, sebagian besar dilaksanakan oleh pasien sendiri dan orang lain yang

    tinggal serumah.

    Alat tekan elastik

    Daerah luka yang sembuh dan cenderung mengalami pembentukan parut yang

    hipertrofik mengharuskan pasien untuk mengenakan pakaian tekan. Pemasangan

    pakaian tekan elastik akan melonggarkan berkas-be rkas kolagen dan mendorong

    arah kolagen yang sejajar dengan permukaan kulit tanpa terbentuknya nodul-

    nodul dermis. Setelah penekanan ini be rlangsung beberapa lama, restrukturisasi

    kolagen dan penurunan vaskularitas serta selularitas akan terjadi.

    A. Proses keperawatan ( Perawatan luka bakar selama Fase Rehabilitasi )

    pengkajian

    Informasi mengenai tingkat pendidikan pasien, pekerjaan, keiatan rekreasi,

    latar belakang budaya, agama dan interaksi keluarga harus didapat secara dini.

    Kaji konsepsi status mental, respons emosional terhadap luka serta perawatan di

    rumah sakit, tingkat fungsi intelektual perawatan rumah sakit yang sebelumnya,

    respons terhadap rasa nyeri serta tindakanuntuk meredakan nyeri dan pola tidur.

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    29/36

    Pemeriksaan latihan rentang gerak pada persendian yang terkena luka bakar,

    kemampuan fungsional dalam aktivitas hidup sehari-hari, tanda-tanda dini

    ruptura kulit akibat bidai atau alat pengatur posisi, bukti adanya neuropati,

    toleransi terhadap aktivitas dan kulitas atau kndisi kulit yang tengah sembuh.

    B.Diagnosa Keperawatan

    1. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan pemulihan kembali

    integritas kapiler dan perpindahan cairan dari kompartemen intertisial ke

    dalam kompartemen intravaskuler

    Kriteria hasil ;

    - Asupan, haluaran cairan dan BB memiliki korelasi dengan pola yang

    diharapkan

    - Tanda-tanda vital, CVP, PAP, PCWP tetap dalam batas yang ditentukan

    - Haluaran urin meningkatkan respons pada obat vasoaktif dan diuretic

    Intervensi ;

    - Pantau tanda-tanda vital, asupan, dan haluaran cairan, BB, kaji edema ,

    distensi vena jugularis dan lrekeis

    - Beritahu dokter jika haluaran urin < 30 ml / jam, BB menungkat, distensi

    vena jugularis, ronki,. Peningkatan CVP, tekanan arteri pulmonalis,

    tekanan baji

    - Pertahankan cairan infus dengan pompa infus atau alat pengendali atau

    kecepatan tetesan

    - Berikan preparat diurteik atau dopamine seperti yagn diprogramkan,

    menilai respons

    2. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan

    terganggunya respons imun

    Kriteria hasil :

    - Kultur luka memperlihatkan jumlah bakteri yang minimla

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    30/36

    - Hansil kultur darah, uirn, dan sp[utum normal

    - Tidak adanya tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan infeksi

    dan sepsis

    Intervensi :

    - Gunakan tindakan asepsia dalam semua aspek Perawatan pasien :

    a. Mencuci tangan dengan teliti sebelum dan sesudah Perawatan pasien

    b. Menggunakan sarung tangan yang bersih untuk Perawatan luka

    c. Menggunakan gaun isolasi atau apron pelindung untuyk perawtan

    pasien

    d. Mengganti selang dan kateter yang infasive sebagaimana

    derekomendasikan oleh CDC

    - Lakaukan scrining terhadap para pengunjung untuk mendeteksi maslah

    respirasi, gastrointestinal atau integumen

    - Singkirkan tanaman dan bunga dalam air dari kamar pasien

    - Inspeksi luka pasien untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi, drainase yang

    purulen atau perubahan warna

    - Panta hitung leukosit, hasil kultur dan tes sensitivitas

    - Berikan antibiotik sesuai dengan peskirpsi medik

    - Lakukan penggantian linen dan membnatu pasien dalam memelihara

    hygiene perorangan

    - Berikan cairan dan preparat vasoaktif sesuai dnegna ketentuan medik, kaji

    respons

    3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan keadaan

    hipermetabolisme dan kesembuhan luka

    Kriteria hasil :

    - Pertambahan BB setiap hari setelah sebelumnya mengalami penurunan BB

    - Tidak ada defesiensi protein, vitamin, atau mineral

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    31/36

    - Berpastisipasi dalam memilih makanan dengna kandungan nutrien menurut

    ketentuan medik

    - Kadar protein serum berada dalam kisaran normal

    Intervensi :

    - Beri diet tinggi - kalori dan tinggi protein mencakup kesukaan pasien dan

    makanan yang dibuat dirumah, berikan suplemen nutrisi sesuai dengan

    ketentuan medik

    - Pantau berat badan dan jumlah asupan kalorinya setiap hari

    - Berikan suplemen vitamin dan mineral sesuai ketentuan medik

    - Berikan nutrisi anteteral atau parenteral total melalui prototokal

    penanganan jika kebutuhan diet terpenuhi lewat asupan per oral

    - Laporkan distensi abdomen, volume residu lambung yang besar atau diare

    kepada dokter

    4. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan dengan luka bakar yang

    terbuka

    Kriteria hasil :

    - Kulit secara umum nampak utuh dan bebas dari tanda-tanda infeksi,

    tekanan dan trauma

    - Luka yang terbuka berwarna merah muda, memperlihatkan reepitilialisasi

    dan bebas dari infeksi

    - Lokasi donor tampak bersih dan memperlihatkan reepitelialisasi

    - Luka yang baru sembuh terba lunak dan licin

    - Kulit terlumasi dan elastis

    Intervensi ;

    - Bersihkan luka, tubuh dan rambut setiap hari

    - Laksanakan perawtan luka sesuai dengan preskripsi medik

    - Cegah penekanan, infeksi dan mobilisasi pada autograft

    - Laksanakan Perawatan lokasi donor

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    32/36

    - Berikan dukungan nutrisi yang memadai

    5. Nyeri yang berhubungan dengan serabut saraf yang terbuka, kesembuhan

    luka dan penangan luka

    Kriteria hasil :

    - Menurut prearat analgetik untuk prosedur Perawatan luka yang spesifik

    atau aktivitas fisioterapi

    - Menyatakan rasa nyeri yang minimal

    - Tidak memberikan petunjuk fisiologik atau nonverbal bahwa rasa nyeri

    sedang atau berat

    - Menggunakan tindakan pengendali nyeri seperti inhalasi gas nitrous

    oksida, teknik relaksasi, imajinasi dan distraksi untuk membnatu koping

    pasien terhadap nyeri yang dialaminya

    - Dapat tidur tanpa terganggu oleh rasa nyeri

    - Melaporkan bahwa kulit terasa nyaman tanpa rasa gatal atau kencang

    Intervensi :

    - Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri, amati indicator nonverbal yang

    menunjukkan rasa nyeri muka yang meringis, takikardia, tangan yang

    mengepal

    - Jelaskan pada pasien mengenai perjalanan nyeri yang lazim pada

    kesembuhan luka bakar dan berbagai pilihan untuk pengendaliannya

    - Tawarkan preparat analgetik sebelum rasa nyeri bertambah parah

    - Berikan instruksi dan membantu pasien dalam melaksanakan teknik

    relaksasi, imajinasi dan distraksi

    - Berikan preparat antiansieas dan antipruritus jika diperlukan

    - Lumasi luka bakar yang sedang sembuh dengan air atau losion berbahan

    dasar silika

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    33/36

    6. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan edema serta rasa nyeri

    pada luka bakar dan kontraktur persendian

    Kriteria hasil :

    - BB meningkat setelah sebelumnya mengalami penurunan

    - Tidak memperlihatkan tanda - tanda defisiensi protein, vitamin atau

    mineral

    - Memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi yang diperlukan lewat asupan oral

    sehari

    - Turut berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari

    Intervensi :

    - Atur posisi pasien dengan seksama untuk mencegah posisi yang terfiksasi

    pada daerah tubuh luka yang terbakar

    - Laksanakan latihan rentang gerak beberapa kali sehari

    - Bnatu pasien untuk duduk dan ambulasi dini

    - Gunakan bidai dan alat-alat latihan yang dianjurkan oleh spesialis terapi

    oksupasi dan fisioterapi

    - Dorong perawatan mandiri sampai taraf yang sesuai dengan kemampuan

    7. Koping individual tidak efektif yang berhubungan dengan perasaan takut

    dan aansietas cemas, berduka dan dependensi pada pemberi Perawatan

    Kriteria hasil :

    - Mengutarakan dengan kata-kata reaksi terhadap luka bakar, prosedur

    teraupetik, kehilangan

    - Mengidentifikasi strategi koping yang digunakan sebelumnya dalam situasi

    stress

    - Menerima ketergantungan pada pemberi perawatan selama sakit akut

    - Mengatasi kesedihan atau akibat kehilangan yang terjadi akibat luka bakar

    - Turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan

    Perawatan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    34/36

    - Memiliki perilaku yang penuh harapan terhadap masa depan

    Intervensi :

    - Kaji kondisi pasien untuk mengetahui kemampuan koping dan strategi

    koping yang dilaksanakan dengan berhasil dimasa lalu

    - Tunjukkan penerimaan pada pasien, berikan dukungan dan umpan balik

    yang positif

    - Bantu pasien untuk menetapkan tujuan jangka pendek yang dapat

    dicapainya guna meningkatkan independensi pada aktivitas hidup sehari-

    hari

    - Gunakan pendekatan multidisiplin untuk mempercepat mobilitas dan

    independensi

    - Konsultasi dengan tim Perawatan pasien untuk membantunya dalam

    mengatasi perilaku yang regresif atau maladaftif

    8. Perubahan proses keluarga yang berhubugnan dengan luka bakar

    Kriteria hasil :

    - Pasien mengutarakan dengan kata-kata perasaannya yang berkenaan

    dengan perubahan dalam interaksi keluarga

    - Keluarga dapat memberikan dukungan emosional kepada pasien selama

    perawatannya di rumah sakit

    - Keluarga menyatakan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi

    Intervensi :

    - Kaji persepsi klien dan keluarganya terhadap dampak luka bakar pada

    fungsi keluarga

    - Tunjukkan keinginan untuk mendengarkan, berikan yang realistic

    - Rujuik keluarga pada pelayanan social dan sumber pendukung lainnya juka

    diperlukan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    35/36

    - Jelaskan pola strategi koping pasien yang lazim dalam menghadapi luka

    bakar kepada keluarga, bicarakan cara-cara yang dapat mereka gunakan

    untuk mendukung pasien

    9. Kurang pengetahuan mengenai prosedur penanganan luka bakar

    Kriteria hasil :

    - Menyatakan dasar pemikiran untuk berbagai aspek penangan yang berbeda

    - Menyatakan periode waktu yang realistic untuik mencapai kesembuhan

    - Pasien damn keluarganya turut berpartisipasi dalam menyusun rencana

    penatalaksanaan jika diperlukan

    Intervensi :

    - Kaji kesiapan pasien dan keluarganya untuk belajar

    - Jejaki pengalaman pasien dan keluarganya yang berhubungan dengan

    Perawatan di rumah sakit dan penyakit

    - Tinjau proses penanganan luka bakar bersama pasien dan keluarganya

    - Jelaskan pentingnya pastisipasi pasien dalam Perawatan untuk memperoleh

    hasil-hasil yang optimal

    - Jelaskan lama waktu yang diperlukan untuk sembuh dari luka bakar

    10. Gangguan percaya diri yang berhubungan dengan akibat cedera luka bakar

    Kriteria hasil :

    - Pasien akan mengintegrasikan perubahan citra tubuh dan mengembangkan

    citra diri yang realistis

    Intervensi :

    - Kaji citra tubuh dan ansietas tentang keinginan untuk kembali ke rumah

    - Rujukan kelompok-kelompok menolong dan sumbersumber komunitas

    - Catat tanda-tanda maladapsi dan rujuk untuk konseling bila diperlukan

  • 7/31/2019 Askep Luka Bakar 1

    36/36

    Tabel penatalaksanaan cairan 24 jam pertama

    Timbang pasien

    perkirakan luka

    bakar mulai

    pasang infus

    Tingkatkankecepatan cairan

    sampai 10-20%

    tunggu 1 jam

    Haluaran urine

    Hp rendah

    Tambahkan

    koloid 5 %

    kedalam cairan

    hingga 1 jam

    Haluaran urine

    30 m/jam

    Kurangi

    Haluara

    n

    urine