Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Askep Gadar Dengan Krisis Hipertensi

Citation preview

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 1/8

    Vhy Chocolate NurseVhy Chocolate Nurse

    Welcome to my blog !!!

    Blog ini membahas tentang keperawatan, kebidanan, serta hal - hal umum lainnya...

    Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... ^^

    JUMAT, 27 APRIL 2012

    ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    A. KONSEP TEORI

    1. Pendahuluan

    Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4%

    yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak

    menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi krisis hipertensi

    karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi

    esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah

    kesehatan masyarakat di Indonesia

    Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan

    peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak

    tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai

    factor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia

    lanjut dan riwayat keluarga. Dari factor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah

    hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus.

    Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang

    berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk

    pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam

    kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia.

    Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari

    sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.

    Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini.

    Pembagian hipertensi berdasarkan tingginya tekanan darah sudah disepakati oleh WHO-ISH

    Guidelines Committee untuk mengadopsi batasan dan klasifikasi The Joint National Committee on

    Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VI).

    Sebagian besar pasien hipertensi tergolong pasien hipertensi derajat 1 (ringan) dan derajat 2

    (sedang) dan hanya sebagian kecil yang tergolong derajat 3 (berat).Sebagian besar pasien hipertensi

    dengan pengobatan yang efektif selama bertahun-tahun umumnya asimtomatik. Pada sebagian kecil

    pasien hipertensi dapat terjadi krisis hipertensi.

    Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi,

    umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari

    120-130 mmHg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relatif pendek. Selain itu, dalam

    penatalaksanaan, yang lebih penting daripada tingginya tekanan darah adalah adanya tanda kerusakan

    akut organ target.Dengan pemakaian obat antihipertensi baru yang bekerja jangka panjang dengan

    efek samping yang minimal, jumlah pasien krisis hipertensi menjadi lebih sedikit, dengan angka

    prevalensi sekitar 1% pada pasien hipertensi. Hal ini berbeda sekali jika dibandingkan dengan era

    sebelum dipakai obat antihipertensi baru dengan insidens hipertensi maligna sekitar 7% pada pasien

    hipertensi yang tidak diobati.Sebagian pasien krisis hipertensi datang dalam keadaan gawat sehingga

    perlu dikenali dan ditangani secara khusus. Penanganan yang dianjurkan oleh para ahli tidak selalu

    sama dan dipengaruhi oleh pengalamannya dengan obat antihipertensi tertentu yang lebih banyak

    daripada obat lain. Ketersediaan obat antihipertensi parenteral di suatu negara juga merupakan faktor

    JUST VHYRA

    TAMPILAN SLIDE

    Cari

    PENELUSURAN BLOG

    61,735

    TOTAL TAYANGAN LAMAN

    2012 (51)

    Juni (7)

    Mei (23)

    April (21)

    LAPORAN PENDAHULUAN SNH(STROKE NON HEMORAGIK)PAD...

    ASKEP GADAR DENGANKONDISI SYOK

    ASKEP GADAR DENGANKONDISI TRAUMA DADA

    ASKEP GADAR DENGANKONDISI SYOKKARDIOGENIK

    ARSIP BLOG

    0BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut Buat Blog Masuk

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 2/8

    penting dalam cara penanggulangan yang dilakukan.

    2. Definisi

    Krisis hipertensi atau hipertensi darurat adalah suatu kondisi dimana diperlukan penurunan

    tekanan darah dengan segera (tidak selalu diturunkan dalam batas normal), untuk mencegah atau

    membatasi kerusakan organ. ( Mansjoer:522 ).

    Kedaruratan hipertesi terjadi pada penderita dengan hipertensi yang tidak terkontrol atau

    mereka yang tiba-tiba menghentikan penobatan. (Brunner & Suddarth:908).

    Kegawatan hipertensi (hypertensive emergencies) adalah hipertensi berat yang disertai

    disfungsi akut organ target.

    Pada pasien krisis hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah yang mencolok tinggi,

    umumnya tekanan darah sistolik lebih dari 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari

    120-130 mmHg, dan peningkatannya terjadi dalam waktu yang relative pendek.

    Jadi kedaruratan hipertensi adalah kondisi penderita hipertensi yang tidak terkontrol sehingga

    diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera.

    3. Etiologi

    a. Meminum obat antihipertensi tidak teratur

    b. Stress

    c. Pasien mengkonsumsi kontrasepsi oral

    d. Obesitas

    e. Merokok

    f. Minum alkohol (http:// mirzastory.com_KrisisHipertensi.html)

    4. Manifestasi Klinis

    a. Sakit Kepala Hebat

    b. nyeri dada peningkatan tekanan vena

    c. shock / Pingsan

    Tanda umum adalah:

    a. Sakit kepala hebat

    b. nyeri dada

    c. pingsan

    d. tachikardia > 100/menit

    e. tachipnoe > 20/menit

    f. Muka pucat

    5. Patofisiologi

    Penyebab krisis hipertensi yaitu adanya ketidak teraturan minum obat antihipertensi, stress,

    mengkonsumsi kontrasepsi oral, obesitas, merokok dan minum alkohol. Karena ketidak teraturan

    atau ketidak patuhan minum obat antihipertensi menybabkan kondisi akan semakin buruk, sehingga

    memungkinkan seseorang terserang hipertensi yang semakin berat ( Krisis hipertensi ).

    Stres juga dapat merangsang saraf simpatik sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi

    sedangkan mengkonsumsi kontrasepsi oral yang biasanya mengandung hormon estrogen serta

    progesteron yang menyebabkan tekanan pembuluh darah meningkat, sehingga akan lebih

    meningkatkan tekanan darah pada hipertensi, kalau tekanan darah semakin meningkat, maka besar

    kemungkinan terjadi krisis hipertensi.

    Apabila menuju ke otak maka akan terjadi peningkatan TIK yang menyebabkan pembuluh

    darah serebral sehingga O2 di otak menurun dan trombosis perdarahan serebri yang mengakibatkan

    obstruksi aliran darah ke otak sehingga suplai darah menurun dan terjadi iskemik yang menyebabkan

    gangguan perfusi tonus dan berakibat kelemahan anggota gerak sehingga terjadi gangguan mobilitas

    fisik, sedangkan akibat dari penurunan O2 di otak akan terjadi gangguan perfusi jaringan.

    Dan bila di pembuluh darah koroner ( jantung ) menyebabkan miokardium miskin O2

    sehingga penurunan O2 miokardium dan terjadi penurunan kontraktilitas yang berakibat penurunan

    COP.

    Paru-paru juga akan terjadi peningkatan volum darah paru yang menyababkan penurunan

    ekspansi paru sehingga terjadi dipsnea dan penurunan oksigenasi yang menyebabkan kelemahan.

    Pada mata akan terjadi peningkatan tekanan vaskuler retina sehingga terjadi diplopia bisa

    menyebabkan injury.

    6. Komplikasi

    a. Iskemia atau Infark Miokard

    Iskemia atau infark miokard merupakan komplikasi yang sering terjadi pada

    hipertensi berat. Tekanan darah harus diturunkan sampai rasa nyeri dada berkurang atau

    sampai tekanan diastolik mencapai 100 mmHg. Obat pilihan adalah nitrat yang diberikan

    secara intravena yang dapat menurunkan resistensi sistemik perifer dan memperbaiki

    perfusi koroner. Obat lain yang dapat dipakai adalah labetalol.

    b. Gagal Jantung Kongestif

    Peningkatan resistensi vaskular sistemik yang mencolok dapat menimbulkan

    gagal jantung kiri. Natrium nitroprusid yang diberikan bersama-sama dengan oksigen,

    morfin, dan diuretik merupakan obat pilihan karena dapat menurunkan preload dan

    afterload. Nitrogliserin yang juga dapat menurunkan preload dan afterload merupakan

    ASKEP GADAR DENGANKONDISI DISRITMIAJANTUNG

    ASKEP GADAR DENGANKONDISI NYERI DADA

    ASKEP GADAR DENGAN KRISISHIPERTENSI

    LAPORAN PENDAHULUANDERMATITIS

    LAPORAN PENDAHULUANTUMOR PADA TELINGA

    LAPORAN PENDAHULUANMORBILI

    LAPORAN PENDAHULUANLOW BACK PAIN

    LAPORAN PENDAHULUANKERATITIS

    LAPORAN PENDAHULUANINSOMNIA

    LAPORAN PENDAHULUANDISLOKASI

    LAPORAN PENDAHULUANKELUARGA BERENCANA(KONTRASEPS...

    LAPORAN PENDAHULUAN ANC(ANTENATAL CARE)

    LAPORAN PENDAHULUAN DMPADA LANSIA

    LAPORAN PENDAHULUANHIPERBILIRUBINEMIA(IKTERUS NE...

    LAPORAN PENDAHULUANMIOMA UTERI

    LAPORAN PENDAHULUANDIARE PADA ANAK

    LAPORAN PENDAHULUANMENINGITIS

    Elvira Ningsi Kiding

    Lihat profil lengkapku

    ALL ABOUT ME

    L-vhyra Qding

    Buat Lencana Anda

    LENCANA FACEBOOK

    Follow Follow @VhyStarLight@VhyStarLight

    MY TWITTER

    MY PLURK

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 3/8

    obat pilihan yang lain.

    c. Diseksi Aorta Akut

    Diseksi aorta harus dipikirkan pada pasien dengan peninggian tekanan darah

    yang mencolok yang disertai dengan nyeri di dada, punggung, dan perut. Untuk

    menghentikan perluasan diseksi tekanan darah harus segera diturunkan. Tekanan darah

    diastolik harus segera diturunkan sampai 100 mmHg, atau lebih rendah asal tidak

    menimbulkan hipoperfusi organ target. Obat pilihan adalah vasodilator seperti

    nitroprusid yang diberikan bersama penghambat reseptor b. Labetalol adalah obat pilihan

    yang lain.

    d. Insufisiensi Ginjal

    Insufisiensi ginjal akut dapat sebagai penyebab atau akibat peninggian tekanan

    darah yang mencolok. Pada pasien cangkok ginjal peninggian tekanan darah dapat

    disebabkan stenosis arteri pada ginjal cangkok, siklosporin, kortikosteroid, dan sekresi

    renin yang tinggi oleh ginjal asli. Penatalaksanaan adalah dengan cara menurunkan

    resistensi vaskular sistemik tanpa mengganggu aliran darah ginjal. Antagonis kalsium

    seperti nikardipin dapat dipakai pada keadaan ini.

    e. Eklampsia

    Pada eklampsia dijumpai hipertensi, edema, proteinuria, dan kejang pada

    kehamilan setelah 20 minggu. Penatalaksanaan definitif adalah dengan melahirkan bayi

    atau mengeluarkan janin. Hidralazin digunakan untuk menurunkan tekanan darah karena

    tidak mengganggu aliran darah uterus. Labetalol juga dapat dipakai pada keadaan ini.

    f. Krisis Katekolamin

    Krisis katekolamin terjadi pada feokromositoma dan kelebihan dosis kokain.

    Pada intoksikasi obat tersebut biasanya disertai kejang, strok, dan infark miokard.

    Fentolamin adalah obat pilihan klasik pada krisis katekolamin, meski labetalol juga

    terbukti efektif.

    7. Pemeriksaan Diagnostik

    a. Elektrokardio

    b. Urinalisa

    c. USG

    d. CT scan

    e. Rongsen

    8. Penatalaksanaan

    a. Penatalaksanaan Medis

    Tujuan pengobatan adalah menurunkan resistensi vaskular sistemik Pada

    kegawatan hipertensi tekanan darah arteri rata-rata diturunkan secara cepat, sekitar 25%

    dibandingkan dengan tekanan darah sebelumnya, dalam beberapa menit atau jam.

    Penurunan tekanan darah selanjutnya dilakukan secara lebih perlahan. Sebaiknya

    penurunan tekanan darah secara cepat tersebut dicapai dalam 1- 4 jam, dilanjutkan

    dengan penurunan tekanan darah dalam 24 jam berikutnya secara lebih perlahan

    sehingga tercapai tekanan darah diastolik sekitar 100 mmHg.

    Seperti sudah disebutkan di atas, pada kegawatan hipertensi diberikan obat

    antihipertensi parenteral yang memerlukan titrasi secara hati-hati sesuai dengan respons

    klinik. Setelah penurunan tekanan darah secara cepat tercapai dengan pemberian obat

    antihipertensi parenteral, dimulai pemberian obat antihipertensi oral.

    Jika tekanan darah makin menurun dengan penambahan obat antihipertensi oral

    tersebut, dilakukan titrasi penurunan dosis obat antihipertensi parenteral sampai

    dihentikan. Pengukuran tekanan darah yang berkesinambungan dapat dilakukan dengan

    menggunakan alat monitor tekanan darah osilometrik otomatik.

    Sebaiknya tekanan darah tidak diturunkan sampai normal atau hipotensi, kecuali

    pada diseksi aorta, karena akan mengakibatkan terjadinya hipoperfusi organ target.

    Penurunan tekanan darah sampai normal dapat dilaksanakan pada saat pasien berobat

    jalan.

    Obat parenteral yang digunakan untuk terapi krisis hipertensi adalah :

    1) Natrium Nitropusida

    2) Nikardipin hidroklorida

    3) Nitrogliserin

    4) Enaraplirat

    5) Hidralazin Hidroklorida

    6) Diazoksid

    7) Labatalol Hidroklorida

    8) Fentolamin ( Mansjoer:522 )

    Obat pilihan pada kedaruratan hipertensi adalah yang memiliki efek samping

    segera. Nitroprusid dan labetalol hidroklorida intravena memiliki efek vasodilatasi segera

    dengan waktu kerja yang pendek, sehingga banyak digunakan pada awal klinis.

    Efek pada kebanyakan obat antihipertensi diperkuat oleh deuretik. Pemantauan

    tekanan darah yang sangat ketat dan status kardiovaskuler pasien penting dilakukan

    selama penanganan dengan obat ini.

    Penurunan tekanan darah secara mendadak dapat terjadi dan memerlukan

    Plu rk.com

    Karma: 0.00

    Justvhyra

    21 f

    from Parepare, Indonesia

    Visit Justvhyra's timeline to respond

    Justvhyra maLming yg

    keLabu...

    10 months ago | 0 responses

    Justvhyra ga ngerti sy

    11 months ago | 0 responses

    Justvhyra Tugas numpuk

    euy...

    11 months ago | 0 responses

    Justvhyra jadi bingung

    Kurang baik

    Cukup baik

    Baik

    Sangat baik

    Vote Show results

    Votes so far: 21

    Day s left to v ote: 968

    BERIKAN PENILAIAN ANDA

    MENGENAI BLOG INI^^

    BARIS VIDEO

    Music Playlist at MixPod.com

    MY PLAYLIST

    Tips sehat alami

    Khusus bagi sdh bosan dengan obathttp://biofir.com

    Terapi menambah kecerdasan

    Kecerdasan,Konsentrasi/Fokus,Daya Ingat

    & Kreativitashttp://gelombangotak.com/

    PERUT KEMPES DALAM 3 HARI !

    PELANGSING SAVANNAH 100% AMAN.

    DISKON 50%! 2Kotak 300rbhttp://pelangsingsavannah.com/

    JUST INFO

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 4/8

    tindakan segera untuk mengembalikan tekanan darah ke batas normal. ( Brunner &

    Suddarth:908 )

    b. Penatalaksanaan Keperawatan

    Bila diagnosa krisis hipertensi telah ditegakkan maka TD perlu segera

    diturunkan. Langkah-langkah yang perlu diambil adalah : Rawat di ICU, pasang femoral

    intra arterial line dan pulmonari arterial catether (bila ada indikasi ). Untuk menentukan

    fungsi kordiopulmonair dan status volume intravaskuler. Anamnese singkat dan

    pemeriksaan fisik. Tentukan penyebab krisis hipertensi, singkirkan penyakit lain yang

    menyerupai krisis hipertensi, tentukan adanya kerusakan organ sasaran. Tentukan TD

    yang diinginkan didasari dari lamanya tingginya TD sebelumnya, cepatnya kenaikan dan

    keparahan hipertensi, masalah klinis yang menyertai dan usia pasien.

    Penurunan TD diastolik tidak kurang dari 100 mmHg, TD sistolik tidak kurang

    dari 160 mmHg, ataupun MAP tidak kurang dari 120 mmHg selama 48 jam pertama,

    kecuali pada krisis hipertensi tertentu ( misal : disecting aortic aneurysm ). Penurunan

    TD tidak lebih dari 25% dari MAP ataupun TD yang didapat.

    Penurunan TD secara akut ke TD normal / subnormal pada awal pengobatan

    dapat menyebabkan berkurangnya perfusike ke otak, jantung dan ginjal dan hal ini harus

    dihindari pada beberapa hari permulaan, kecuali pada keadaan tertentu, misal : dissecting

    anneurysma aorta. TD secara bertahap diusahakan mencapai normal dalam satu atau

    dua minggu.

    c. Diet sehat penderita krisis hipertensi

    Pengaturan menu bagi penderita hipertensi selama ini dilakukan dengan empat

    cara, yakni diet rendah garam, diet rendah kolesterol dan lemak terbatas, diet rendah

    serat,dan diet rendah energi (bagi yang kegemukan).

    Cara diet tersebut bertambah satu dengan hadirnya DASH (Dietary Approach to

    Stop Hipertension) yang merupakan strategi pengaturan menu yang lengkap. Prinsip

    utama dari diet DASH adalah menyajikan menu makanan dengan gizi seimbang terdiri

    atas buah-buahan, sayuran, produk-produk susu tanpa atau sedikit lemak, ikan, daging

    unggas, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Porsi makanan tergantung pada jumlah kalori

    yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap harinya. Jumlah kalori tergantung pada usia

    dan aktifitas. Menu yang dianjurkan dalam diet DASH untuk yang berat badannya

    normal mengandung 2.000 kalori yang dibagi dalam tiga kali waktu makan (pagi, siang,

    malam).

    BAHAN MAKANAN PORSI SEHARI UKURAN PORSI

    Karbohidrat 3 5 piring Kecil

    Lauk hewani 1 2 potong Sedang

    Lauk nabati 2 3 potong Sedang

    Sayuran 4 5 mangkuk

    Buah buahan 4 5 buah/potong Sedang

    Susu / yoghurt 2 3 gelas

    Diet tinggi buah-buahan, sayuran, dan produk susu tanpa lemak atau rendah

    lemak secara bersama-sama dan total dapat menurunkan tekanan sistolik rata-rata 6

    11 mmHg. Buah yang paling sering dianjurkan dikonsumsi untuk mengatasi hipertensi

    adalah pisang. Sementara dari golongan sayuran adalah sayuran hijau, seledri, dan

    bawang putih. Sedangkan makanan yang dilarang dikonsumsi lagi oleh penderita

    hipertensi adalah daging kambing dan durian.

    d. Terapi

    Target terapi hipertensi emergency sampai tekanan darah diastolic kurang lebih

    110 mmHg atau berkurangnya sampai tekanan darah diastolic kurang lebih 110 mmHg

    atau berkurangnya mean arterial blood pressure mean arterial blood pressure25 %( pada

    strok penurunan hanya boleh 20 % dan khusus pada strok iskemik, tekanan darah baru

    diturunkan secara bertahap bila sangat tinggi> 220 / 330 mmHg ) dalam waktu 2 jam.

    Setelah diyakinkan tidak ada tanda hipoperfusi organ, penurunan dapat dilanjutkan dalam

    12 16 jam selanjutnya sampai mendekati normal. Penurunan tekanan darah hipertensi

    urgency dilakukan secara bertahap dalam dilakukan secara bertahap dalam waktu 24

    jam.

    B. ASUHAN KEPERAWATAN KRISIS HIPERTENSI

    1. Pengkajian

    a. Identitas

    1) Pasien, meliputi : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama, Bangsa.

    2) Penanggung Jawab : Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, Pendidikan, Agama,

    Bangsa dan hubungan dengan pasien.

    b. Pengkajian Primer

    1) Airway

    Kaji :

    Bersihan jalan nafas

    Adanya/ tidaknya jalan nafas

    Distres pernafasan

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 5/8

    Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring

    2) Breathing

    Kaji :

    Frekuensi nafas, usaha dan pergerakan dinding dada

    Suara nafas melalui hidung atau mulut

    Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

    3) Circulation

    Kaji :

    Denyut nadi karotis

    Tekanan darah

    Warna kulit, kelembapan kulit

    Tanda-tanda perdarahan eksternal dan internal

    4) Disability

    Kaji :

    Tingkat kesadaran

    Gerakan ekstremitas

    GCS ( Glasgow Coma Scale )

    Ukuran pupil dan respon pupil terhadap cahaya

    5) Eksposure

    Kaji :

    Tanda-tanda trauma yang ada. ( Muslicha : 45-46 )

    c. Dasar Data Pengkajian

    1) Aktivitas/istirahat

    Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton

    Tanda : frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, Takipnea

    2) Sirkulasi

    Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit

    serebrovaskuler

    Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan warna kulit, suhu

    dingin

    3) Integritas Ego

    Gejala :Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, Factor stress

    multipel

    Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan

    yang meledak, otot muka tegang, pernapasan menghela, peningkatan pola bicara

    4) Eliminasi

    Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu

    5) Makanan/Cairan

    Gejala : makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak

    dan kolesterol

    Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema

    6) Neurosensori

    Gejala : keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit kepala, berdenyut,

    gangguan penglihatan, episode epistaksis

    Tanda :, perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal

    optic

    7) Nyeri/ketidaknyamanan

    Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital berat, nyeri

    abdomen

    8) Pernapasan

    Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dispnea

    nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok

    Tanda : distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan, bunyi napas

    tambahan, sianosis

    9) Keamanan

    Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan

    Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postura

    10) Pembelajaran/Penyuluhan

    Gejala : factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,

    penyakit ginjal Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone. (Dongoes

    Marilynn E, 2000)

    2. Diagnosa Keperawatan

    a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun

    b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru

    c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium

    d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia

    e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak

    f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

    3. Intervensi Keperawatan

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 6/8

    a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan O2 otak menurun

    Tujuan : gangguan perfusi jaringan dapat diatasi

    Kriteria hasil :

    Fungsi sensori dan motorik membaik

    Mampu mempertahankan tingkat

    Intervensi :

    1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya

    R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan

    darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan

    adanya peningkatan TIK

    2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

    R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.

    3) Pantau status neurologis secara teratur

    R : Mencegah/menurunkan atelektasis

    4) Dorong latihan kaki aktif/ pasif

    R : Menurunkan statis vena

    5) Pantau pemasukan dan pengeluaran haluaran urin

    R : Penurunan atau pemasukan mual terus menerus dapat menyebabkan penurunan

    volume sirkulasi

    6) Beri obat sesuai indikasi, misal : Caumadin

    R : Menurunkan resiko trombofeblitis

    b. Perubahan pola napas berhubungan dengan Penurunan ekspansi paru

    Tujuan : Tidak terjadi gangguan pola napas

    Kriteria hasil : Memperhatikan pola napas normal/efektif, bebas sianosis dengan GDA dalam batas

    normal pasien

    Intervensi :

    1) Auskultasi suara napas, perhatikan daerah hipoventilasi dan adanya suara suara

    tambahan yg tidak normal

    R : Untuk mengidentifikasi adanya masalah paru

    2) Pantau frekuensi,irama,kedalaman pernapasan, catat ketidakteraturan pernapasan

    R : Perubahan dapat menunjukan komplikasi pulmonal/menandakan lokasi/luasnya

    keterlibatan otak.

    3) Berikan oksigen sesuai indikasi

    R : Mencegah hipoksia, jika pusat pernapasan tertekan.

    4) Anjurkan pasien untuk latihan napas dalam yang efektif jika pasien sadar

    R : Mencegah/menurunkan atelektasis

    5) Kaji TTV tiap hari

    R : Mengetahui perubahan status kesehatan

    c. Penurunan COP berhubungan dengan Penurunan O2 miokrdium

    Tujuan : Menurunkan beban kerja jantung

    Kriteria hasil :

    Berpartisipasi dalam menurunkan TD

    Mempertahankan TD dalam rentan yang dapat diterima

    Intervensi :

    1) Pantau TTV tiap jam dan catat hasilnya

    R : Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan

    darah diastolik merupakan tanda peningkatan TIK. Napas tidak teratur menunjukkan

    adanya peningkatan TIK

    2) Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

    R : Mampu mengetahui tingkat respon motorik pasien.

    3) Catat keberadaan denyutan sentral dan perifer

    R : Denyutan karotis, jugularis, radialis, femoralis mungkin menurun mencerminkan

    efek vasokontriksi.

    4) Auskultasi tonus jantung

    R : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat

    5) Amati warna kulit, kelembapan suhu dan masa pengisian kapiler

    R : Adanya pucat, dingin, kulit lembap dan masa pengisian kapiler lambat mungkin

    berkaitan dengan vasokontriksi atau mencerminkan dekompensasi atau penurunan COP

    6) Berikan obat-obat sesuai indikasi, misal : deuretik tiyazid

    R : Tiyazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk

    menurunkan tekanan darah.

    d. Resiko injury berhubungan dengan diplopia

    Tujuan : Resiko injuri berkurang

    Kriteria hasil : Pasien merasa tenang dan tidak takut jatuh

    Intervensi :

    1) Atur posisi pasien agar aman.

    R : Menurunkan resiko injuri

    2) Pertahankan tirah baring secara ketat

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 7/8

    Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

    Langganan: Poskan Komentar (Atom)

    Diposkan oleh Elv ira Ningsi Kiding di 02.47

    R : Pasien mungkin merasa tidak dapat beristirahat atau perlu untuk bergerak

    3) Atur kepala taruh diatas daerah yang empuk ( lunak )

    R : Menurunkan resiko trauma secara fisik

    e. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan kelemahan anggota gerak

    Tujuan : Mempertahankan posisi fungsi optimal

    Kriteria hasil : Dapat melakukan aktifitas mandiri

    Intervensi :

    1) Kaji derajat emobilitas pasien dengan menggunakan skala ketergantungan

    R : Pasien mampu mandiri ataukah masih membutuhkan orang lain untuk aktivitas

    2) Pertahankan kesejajaran tubuh

    R : Untuk membantu mencegah footdrop

    3) Bantu pasien dengan program latihan menggunakan alat mobilisasi

    R : Proses penyembuhan yang lambat sering menvertai trauma

    4) Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional

    R : Mengidentifikasi kemungkinan kerusakan secara fungsional

    f. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

    Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan

    Kriteria hasil : Melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukur

    Intervensi :

    1) Kaji respon pasien terhadap aktifitas, parhatikan frekuensi nadi, dispnea atai nyeri

    dada, keletihan dan kelemahan yang berlebihan, diaforesis, pusing atau pingsan

    R : Menyebutkan parameter membantu dlam mengkaji respons fisiologi terhadap

    stres aktifitas dan bila ada merupakan indikator dari kelebihan kerja yang berkaitan

    dengan tingkat aktifitas

    2) Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi

    R : Tehnik menghemat energi mengurangi penggunaan energi juga membantu

    keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

    3) Berikan dorongan untuk melakukan aktifitas/perawatan diri bertahap jika dapat

    ditoleransi, berikan bantuan sesuai kebutuhan.

    R : Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba tiba.

    Memberikan bentuan hanya sebatas kebutuhan akan mendorong kemandirian dalam

    melakukan aktifitas. ( Doengoes, Marlynn E. 2002. )

    Rekomendasikan ini di Google

    Masukkan komentar Anda...

    Beri kom entar sebagai: Google Account

    Publikasikan Pratinjau

    0 komentar:

    Poskan Komentar

    Bagaimana menurut anda ? Senang sekali jika anda mau berbagi pendapat dengan saya disini... :)

    Thank you for visiting my blog...

    Hope it helps... ^^

    Gambar template oleh luoman. Diberdayakan oleh Blogger.

  • 4/18/13 Vhy Chocolate Nurse: ASKEP GADAR DENGAN KRISIS HIPERTENSI

    vhychocolatenurse.blogspot.com/2012/04/askep-gadar-krisis-hipertensi.html 8/8