75
ASKEP DISTOSIA DISTOSIA I. Pngertian Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784) Distosia adalah persalinan yang sulit Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994) II. Etiologi Distosia dapat disebabkan oleh : 1. Kelainan tenaga/ power 2. Kelainan jalan lahir/ passage 3. Kelainan letak dan bentuk janin/ passager III. Klasifikasi A. Kelainan His His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan Jenis kelainan : Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal - Inersia uteri pimer Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan

ASKEP DISTOSIA

  • Upload
    ners-oi

  • View
    1.762

  • Download
    133

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ASKEP DISTOSIA

ASKEP DISTOSIA

DISTOSIA

       I.      Pngertian

Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul akibat

berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima factor persalinan. (Bobak, 2004 : 784)

Distosia adalah persalinan yang sulit

Distosia adalah Kesulitan dalam jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)

    II.      Etiologi

Distosia dapat disebabkan oleh :

1.      Kelainan tenaga/ power

2.      Kelainan jalan lahir/ passage

3.      Kelainan letak dan bentuk janin/ passager

III.      Klasifikasi

A.    Kelainan His

His yang tidak normal baik kekuatan atau sifatnya sehingga menghambat kelancaran

persalinan

Jenis kelainan :

      Inersia uteri : His yang sifatnya lebih lama, singkat dan jarang dibandingkan his normal

-  Inersia uteri pimer

Kelemahan his timbul sejak permulaan persalinan

-  Inersia uteri sekunder

Kelemahan timbul sesudah adanya his yang kuat, teratur dalam waktu yang lama

      Tetania uteri (hypertonic uterin contraction)

His yang terlalu kuat dan terlalu sering sehingga tidak ada relaksasi rahim

      Incoordinate uterin action

Page 2: ASKEP DISTOSIA

Sifat his yang berubah dimana tidak ada koordinasi dan sikronisasi antara kontraksi dan

bagian-bagiannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

      Kehamilan primi gravida tua atau multi gravida

      Herediter

      Emosi dan kekuatan

      Kelainan uterus

      Kesalahan pemberian obat

      Kesalahan pimpinan persalinan

      Kehamilan kembar dan post matur

      Letak lintang

B.     Jenis kelainan jalan lahir

1.      Kelainan bentuk panggul

      Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intra uterin

-          Panggul naegele

-          Panggul robert

-          Split pelvis

-          Panggul asimilasi

      Perubahan bentuk karena penyakit pada tulang panggul/ sendi panggul

-          Rakhitis

-          Osteomalasia

-          Neoplasma

-          Atrofi, karies, nekrosis

-          Penyakit pada sendi sakroiliaca dan sendi sakrokoksigea

      Perubahan bentuk karena penyakit tulang belakang

-          Kiposis

-          Skoliosis

-          Spondilolitesis

      Perubahan bentuk karena penyakit kaki

2.      Kalainan traktus genitalia

Page 3: ASKEP DISTOSIA

      Pada vulva terdapat edem, stenosis dan tumor yang dipengaruhi oleh ganggua gizi, radang

atau perlukaan dan infeksi

      Pada vagina yang mengalami sektrum dan dapat memisahkan vagina atau beberapa tumor

      Pada serviks karena disfungsi uterin action atau karena parut/ karsinoma

      Pada uterus terdapatnya mioma atau adanya kelainan bawaan seperti letak uterus abnormal

      Pada ovarium terdapat beberapa tumor

C.    Jenis Kelainan Janin

1.      Kelainan letak kepala/ mal presentasi/ mal posisi diantaranya :

a.       Letak sunsang

b.      Letak lintang

2.      Kelainan bentuk dan ukuran janin diklasifikasikan :

      Distosia kepala pada hidrocepalus, kepala besar, higronoma koli (tumor dileher)

      Distosia bahu pada janin dengan bahu besar

      Distosia perut pada hidropsfetalis, asites

      Distosia bokong pada spina bifida dan tumor pada bokong janin

      Kembar siam

IV.      Manifestasi Klinik

a.       Ibu :

      Gelisah

      Letih

      Suhu tubuh meningkat

      Nadi dan pernafasan cepat

      Edem pada vulva dan servik

      Bisa jadi ketuban berbau

b.      Janin

      DJJ cepat dan tidak teratur

    V.      Manajemen Terapeutik

      Penanganan Umum

-  Nilai dengan segera keadaan umum ibu dan janin

-  Lakukan penilaian kondisi janin : DJJ

-  Kolaborasi dalam pemberian :

Page 4: ASKEP DISTOSIA

Infus RL dan larutan NaCL isotanik (IV)

  Berikan analgesiaberupa tramandol/ peptidin 25 mg (IM) atau morvin 10 mg (IM)

-  Perbaiki keadaan umum

Dukungan emosional dan perubahan posisi

Berikan cairan

      Penanganan Khusus

1.      Kelainan His

      TD diukur tiap 4 jam

      DJJ tiap 1/2 jam pada kala I dan tingkatkan pada kala II

      Pemeriksaan dalam :

  Infus RL 5% dan larutan NaCL isotonic (IV)

  Berikan analgetik seperti petidin, morfin

  Pemberian oksitosin untuk memperbaiki his

2.      Kelainan janin

      Pemeriksaan dalam

      Pemeriksaan luar

      MRI

      Jika sampai kala II tidak ada kemajuan dapat dilakukan seksiosesaria baik primer pada awal

persalinan maupun sekunder pada akhir persalinan

3.      Kelainan jalan lahir

Kalau konjungata vera <8 (pada VT terba promontorium) persalinan dengan SC

VI.      ASUHAN KEPERAWATAN

I.       Pengkajian

1.      Identitas Klien

2.      Riwayat Kesehatan

a.       RKD

Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami distosia sebelumnya,

biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya seperti hipertensi, anemia, panggul sempit,

biasanya ada riwayat DM, biasanya ada riwayat kembar dll.

b.      RKS

Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti : Kelainan letak janin (lintang,

sunsang dll) apa yang menjadi presentasi dll.

Page 5: ASKEP DISTOSIA

c.       RKK

Apakah dalamkeluarga ada yang menderita penyakit kelainan darah, DM, eklamsi dan pre

eklamsi

3.      Pemeriksaan Fisik

      Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe

      Mata

Biasanya konjungtiva anemis

      Thorak

Inpeksi pernafasan : Frekuensi, kedalam, jenis pernafasan, biasanya ada bagian paru yang

tertinggal saat pernafasan

      Abdomen

Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama), biasanya his kurang semenjak awal persalinan atau

menurun saat persalinan, biasanya posisi, letak, presentasi dan sikap anak normal atau tidak,

raba fundus keras atau lembek, biasanya anak kembar/ tidak, lakukan perabaab pada simpisis

biasanya blas penuh/ tidak untuk mengetahui adanya distensi usus dan kandung kemih.

      Vulva dan Vagina

Lakukan VT : biasanya ketuban sudah pecah atau belum, edem pada vulva/ servik, biasanya

teraba promantorium, ada/ tidaknya kemajuan persalinan, biasanya teraba jaringan plasenta

untuk mengidentifikasi adanya plasenta previa

      Panggul

Lakukan pemeriksaan panggul luar, biasanya ada kelainan bentuk panggul dan kelainan

tulang belakang

II.    Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak

efektif

2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD

3.      Resiko tinggi kekurangan cairan b/d hipermetabolisme, muntah, pembatasan masukan cairan

4.      Resiko tinggi cedera maternal b/d kerusakan jaringan lunak karena persalinan lama

5.      Resiko tinggi infeksi b/d rupture membrane, tindakan invasive

6.      Cemas b/d persalinan lama

III. Intervensi

Page 6: ASKEP DISTOSIA

1.      Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d tekanan kepala pada servik, partus lama, kontraksi tidak

efektif

Tujuan : Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi/ nyeri berkurang

Kriteria : - Klien tidak merasakan nyeri lagi

-          Klientampak rilek

-          Kontraksi uterus efektif

-          Kemajuan persalinan baik

Intervensi :

a.       Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan nyeri tekan

abdomen

Rasional : Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada servik yang

berlangsung lama akan menyebabkan nyeri

b.      Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri

Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda, denga skala dapat diketahui

intensitas nyeri klien

c.       Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian

Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidaknyamanan

karena sindrom ketegangan takut nyeri

d.      Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan nyeri, Bantu klien

dalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur

Rasional :Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa nyeri

e.       Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga

Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat mengurangi tingkat

kecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan perhatian terhadap

nyeri akan terhindari

f.       Kolaborasi :

-          Berikan narkotik atau sedative sesuai instruksi dokter

Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat

-          Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan

2.      Resiko tinggi cedera janin b/d penekanan kepala pada panggul, partus lama, CPD

Tujuan : Cedera pada janin dapat dihindari

Kriteria : - DJJ dalam batas normal

-          Kemajuan persalinan baik

Page 7: ASKEP DISTOSIA

Intervensi :

a.       Melakukan manuver Leopold untuk menentukan posis janin dan presentasi

Rasional : Berbaring tranfersal atau presensasi bokong memerlukan kelahiran sesarea. Abnormalitas lain

seperti presentasi wajah, dagu, dan posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk

mencegah persalinan yang lama

b.      Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau dengan sering perhatikan

variasi DJJ dan perubahan periodic pada respon terhadap kontraksi uterus

Rasional : DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata percepatan dengan variasi rata-rata,

percepatan dalam respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi uterus.

c.       Catat kemajuan persalinan

Rasional : Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan

fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress berat, infeksi berat, haemoragi

karena atonia/ rupture uterus. Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia

dan cedera

d.      Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabas klamidial

Rasional : Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin selama proses melahirkan karena itu

persalinan sesaria dapat diidentifikasi khususnya klien dengan virus herpes simplek tipe II

e.       Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit

Rasional : Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah

robek dapat menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer oksigen kejanin

f.       Posisi klien pada posisi punggung janin

Rasional :Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom hipotensif telentang

IV. Implementasi

Setelah rencana tindakan keperawatan disusun secara sistemik. Selanjutnya rencana

tindakan tersebut diterapkan dalam bentuk kegiatan yang nyata dan terpadu guna memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan yang diharapkan

V.    Evaluasi

Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan terhadap

perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu perawat juga

melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan ditetapkan belum berhasil/ teratasi.

Page 8: ASKEP DISTOSIA

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DISTOSIA

1.             Pengkajian a.       Identitas ibu-          Nama-          Usia-          Alamat-          Data penting lainnyab.      Riwayat penyakit dahulu-          Apakah pernah mengalami distosia sebelumnya-          Apakah pernah mengalami penyulit kehamilan sebelumnya misalnya hipertensi, diabetes

mellitus, anemia, panggul sempit, apakah ada riwayat gemeli (hamil kembar) sebelumnyac.       Riwayat penyakit sekarang-          Apakah mengalami kelainan letak janin-          Apakah yang menjadi presentasid.      Riwayat penyakit keluarga-          Kelainan darah-          DM-          Eklampsia dan preeklampsiae.      Pemeriksaan keadaan umum dan tanda tanda vitalf.        Pemeriksaan fisik-          Kepala  Kongjungtiva anemia  Muka pucat  dsb-          Toraks  Inspeksi pernapasan: frekuensi kedalaman, jenis pernapasan, apakah ada bagian paru yang

tertinggal saat pernapasan-          Abdomen  Kaji his (kekuatan, frekuensi, lama). Apakah menurun atau naik saat persalinan  Posisi letak presentasi dan sikap anak normal atau tidak  Raba fundus uterus: keras apa lembek  Apakah gemeli atau tidak. Lakukan perabaab pada simfifis, apakah penuh atau tidak untuk

mengetahui distensi usus dan kandung kemih

Page 9: ASKEP DISTOSIA

-          Vulva dan vagina  Lakukan VT: apakah ketuban sudah pecah atau belum  Edema pada vulva/servix  Apakah teraba promotorium  Ada tidaknya kemajuan persalinan  Teraba jaringan plasenta atau tidak untuk mengetahui adanya plasenta previa-          Panggul   Lakukan pemeriksaan panggul luar  Adakah kelainan bentuk panggul  Kelainan tulang belakang

2.       Diagnosis keperawatana.       Nyeri bd tekanan kepala pada serviks, partus lama, kontraksi tidak efektifb.      Resiko tinggi janin cedera bd penekanan kepala pada panggul, partus lama, dan CPD

3.       Intervensi keperawatana.       Nyeri bd tekanan kepala pada serviks, partus lama, kontraksi tidak efektif-          Tujuan umum: kebutuhan rasa nyaman terpenuhi 1x24 jam-          Criteria hasil: TTV normal, nyeri –-          Intervensi  Tentukan sifat, lokasi, dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragik dan nyeri tekan

abdomenRasional: membantu dalam mendiagnosis dan memilih tindakan, penekanan kepala pada serviks yang berlangsung lama akan menyebabkana nyeri

  Kaji intensitas nyeri ibu dengan skala nyeriRasional: setiap individu memiliki ambang nyeri berbeda-beda dengan skala dapat diketahui tingkat nyeri ibu

  Kaji stress psikologis ibu/pasangan dan respons emosional terhadap kejadianRasional: ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat derajat ketidaknyamanan karenan ketegangan takut nyeri

b.      Resiko tinggi janin cedera bd penekanan kepala pada panggul, partus lama, dan CPD-          Tujuan umum: cedera pada janin dapat dihindari 2x 24 jam-          Criteria hasil: penekanan kepala -, cedera janin dan ibu –-          Intervensi  Melakukan maneuver Leopold untuk menentukan posisi janin dan presentasi

Rasional: berbaring transversal atau presentasi bokong memrlukan kelahiran sesaria. Abnormalitas lain seperti presentasi wajah, dagu, posterior juga dapat memerlukan intervensi khusus untuk mencegah persalinan lama

  Dapatkan data dasar DJJ secara manual dan atau ekeltronik. Pantau dengan sering, perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic pada respons  terhadap kontraksi uterusRasional: DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi rata-rata, percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam respons terhadap aktivitas normal, gerakan janin, dan kontraksi uterus

  Inspeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau rabies klamidialRasional: penyakit hubungan kelamin yang didapat oleh janin selama proses malahirkan dianjurkan persalinan deng

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Distosia Bahu Karena Besar Janin

Page 10: ASKEP DISTOSIA

Monday, August 2nd, 2010

Asuhan Kebidanan Pada Bayi Distosia Bahu Karena Besar Janin

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSetelah kelahiran kepala, akan terjadi perputaran lagi paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang. Bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) dibawah ramus publis. Dorongan saat ibu mengedan akan menyebabkan bahu depan (anterior) berada dibawah pubis. Bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring panggul dan tetap berada pada posisi anterior posterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis.

Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk melipat kedalam panggul (misal pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelum bahu berhasil melipat masuk kedalam panggul.

Janin besar adalah bila berat badan melebihi dari 4000 gram. Frekuensi bayi yang lahir dengan badan lebih dari 4000 gram adalah 5,3 % dan yang lebih dari 4500 gram adalah 0,4 %. Pernah dilaporkan berat bayi lahir pervaginam 10,8 11,3 Kg (Lewellpyn, 2001).

B. Tujuan1. Tujuan UmumAgar pembaca dapat mengetahui tentang persalinan yang patologis khususnya persalinan dengan distosia bahu dan dapat mengetahui cara menangani bila mendapatkan kasus distosia bahu.

2. Tujuan Khususa. Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang distosia bahub. Agar tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosis suatu tindakanc. Agar dapat melakukan segera dalam penanganannya.

C. Manfaat PenulisanBagi peneliti / mahasiswa

Page 11: ASKEP DISTOSIA

- Meningkatkan pengetahuan dan teori serta praktek- Mahasiswi bisa lebih kompeten dalam memberi asuhan kebidanan

Bagi PetugasMengurangi angka kematian maternal dan neonatal- Mendeteksi dini kemungkinan adanya penyulit / masalah dalam persalinan

Bagi Ibu / masyarakat- Meningkatkan kesadaran diri terhadap ibu agar memeriksakan dirinya secara rutin pada waktu kehamilan agar dapat mengetahui adanya komplikasi pada ibu dan janinnya.

BAB IIITINJAUAN PUSTAKA

A. DefenisiDistosia ialah kesulitan dalam jalannya persalinan atau dapat didefenisikan Distosia ialah persalinan atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan, yaitu :

1. Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang efektif atau akibat upaya mengedan ibu (kekuatan power).

2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir / passage)

3. Sebab-sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi atau kelainan posisi, bayi besar dan jumlah bayi (penumpang/passenger).

4. Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan

5. Respons psikologi ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, budaya dan warisannya sistem pendukung.

Dalam kepustakaan tercatat ada janin yang dapat dilahirkan secara pervaginam tetapi meninggal yaitu seberat 11,3 Kg (Belcher) dan 11 Kg (Moss). Dan janin yang lahir dan hidup tercatat seberat 10,8 Kg (Barnes) tetapi anak ini hanya hidup kira-kira 11 jam (Rustam, 1998).

B. Klasifikasi

Distosia karena kelainan tenagaDistosia karena kelainan letak serta bentuk janin.Distosia karena kelainan panggulDistosia karena kelainan traktus genitalis (Hanifah, 2006).

C. EtiologiFaktor-faktor penyebab dari Distosia bahu bermacam-macam antara lain : kehamilan postern, paritas wanita hamil dengan diabetes melitus dan hubungan antara ibu hamil yang makannya banyak bertambah besarnya janin masih diragukan.Adapun penyebab lain dari Distosia bahu, yaitu :

1. Kehamilan postern2. Wanita-wanita yang habitus indolen

Page 12: ASKEP DISTOSIA

3. Anak-anak berikutnya selalu lebih besar dari anak terdahulu

4. Orang tua yang besar

5. Eritroblastosis

6. Diabeter Melitus

D. Diagnosis

Menentukan apakah bayi besar atau tidak kadang-kadang sulit. Hal ini dapat diperkirakan dengan cara :

1. Keterunan atau bayi yang lahir terdahulu besar dan sulit melahirkan dan adanya diabetes melitus

2. Kenaikan berat badan yang berlebihan tidak oleh sebab lainnya (eodem dan sebagainya)

3. Pemeriksaan teliti tentang disproporsi Sefalo atau Feto-pelvik dalam hal ini dianjurkan untuk mengukur kepala bayi dengan ultrasonografi

4. Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tetap berada dekat vulva

5. Tarikan kepala gagal melahirkan bahu yang terperangkap dibelakang simfisi pubis.

E. PrognosisPada panggul normal janin dengan berat badan kurang dari 4500 gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan. Kesukaran dapat terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang lebih keras (pada post maturitas) tidak dapat memasuki pintu atas panggul atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul. Bahu yang lebar selain dijumpai pada janin besar juga dijumpai pada anensefalus. Apabila kepala anak sudah lahir tetapi kelahiran bagian-bagian lain macet karena lebarnya bahu, janin dapat meninggal akibat asfiksia. Menarik kepala kebawah terlalu kuat dalam pertolongan melahirkan bahu yang sulit dapat berakibat perlukaan pada nervus brokhialis & muskulus sternokleidomastoidelis.

F. Komplikasi1. Pada Ibua. Partus lama yang sering kali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil, dapat menimbulkan dehirasi serta asidosis dan infeksi intrapartum.b. Dengan his yang kuat, sedang janin dalam jalan lahir tertahan, dapat menimbulkan regangan segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi patologis (Bandl).c. Dengan persalinan yang tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada suatu tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul.

2. Pada Bayi1. Partus lama dapat meningkatkan kematian perinatal apalagi jika ditambah dengan infeksi intrapartum.b. Propalus funikuli, apabila terjadi mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan memerlukan kelahirannya dengan segala apabila ia masih hidup.c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala melewati rintangan pada panggul dengan mengadakan moulge.d. Selanjutnya tekanan oleh promontarium atau kadang-kadang oleh simfisis pada panggul

Page 13: ASKEP DISTOSIA

picak menyebabkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin, malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada os parietalis (Hanifah, 2002).

G. Penanganan1. Pada kesukaran melahirkan bahu dan janin hidup dilakukan episiotomi yang cukup lebar dan janin diusahakan lahir atau bahu diperkecil dengan melakukan kleidotomi unilateral atau bilateral.2. Dalam posisi ibu berbaring terlentang, mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah bantuan dua orang asisten untuk menekan fleksi kedua lututnya ibu ke arah dada.

3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfektankan tingkat tinggi

Lakukan tarikan yang kuat dan terus menerus ke arah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan dibawah simfisi pubis.Catatan : Hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibat trauma pada pleksus brakhralis.

Mintalah seseorang asisten untuk melakukan tekanan secara srimultan kearah bawah pada daerah supra pubis untuk membantu persalinan bahu.Catatan : jangan lakukan tekanan fundus. Hal ini dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan ruptura uteri.

4. Jika bayi masih belum dapat dilahirkan :- Pakailah sarung tangan yang telah didisinfektan tingkat tinggi, masukkan tangan kedalam vagina.- Lakukan penekanan pada bahu yang terletak didepan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan mengecilkan diameter bahu.- Jika diperlukan, dilakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah sternum.

5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan setelah dilakukan tindakan diatas- Masukkan tangan kedalam vagina- Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan lengan ke arah dada.

6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain adalah :- Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.- Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang (Ida Bagus, 2001)

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan

Distosia adalah kesulitan dalam jalannya persalinan Klasifikasi Distosia bahu

Distosia karena kelainan tenaga

Distosia karena kelainan tenaga

Page 14: ASKEP DISTOSIA

Distosia karena kelainan letak serta bentuk janin.

Distosia karena kelainan panggul

Distosia karena kelainan traktus genitalis.

Penyebab

Kehamilan postern Wanita-wanita yang habitus indolen

Anak-anak berikutnya selalu lebih besar dari anak terdahulu

Orang tua yang besar

Eritroblastosis

Diabeter Melitus

Diagnosis dapat ditegakkan dengan :

Anamnesis Pemeriksaan

PrognosisPada panggul normal janin dengan berat badan 4000 4500 gram, tidak akan menimbulkan kesukaran persalinan. Distosia akan diperoleh bila janin lebih besar dari 4500 5000 gram.

PenangananDapat dilakukan dengan episiotomi dan penanganan media yang lain.

B. Saran1. Ibu HamilDiharapkan kepada ibu selama dalam masa kehamilan agar melakukan kunjungan / pemeriksaan kehamilan, untuk mengetahui perubahan berat badan pada ibu dan bayi bertambah atau tidak sesuai dengan usia kehamilan ataupun ibu yang mengalami riwayat penyakit sistematik. Agar nantinya bisa didiagnosa apakah ibu bisa bersalin dengan normal atau tidak.

2. Petugas KesehatanDiharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan agar mampu menekan AKI/AKB dengan cara mengurangi komplikasi-komplikasi yang terjadi pada ibu hamil.

3. PenulisAgar dapat meningkatkan pengetahuan maupun wawasan pembelajaran serta pengalaman dalam praktek asuhan kebidanan. Khususnya mengenai asuhan kebidanan ibu bersalin dengan komplikasi seperti distosia bahu.

4. Institusi PendidikanDiharapkan dapat menjadi bahan kajian maupun referensi dalam menambah khazanah perpustakaan

Page 15: ASKEP DISTOSIA

DAFTAR PUSTAKA

http://onlinelibraryfree.comLlwenllyn Jones, Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Edisi 6 Jakarta : Hipokrates, 2001Mochtar Rustam, (1998) Sinopsis Obstetri 2 Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta: 2006Winkjosastro, Hanifah. Ilmu Kebidanan. Edisi 3 Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : 2006.Winkjosastro, Hanifah. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta : 2002.Manuaba, Ida Bagus Gde. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstertri Ginekologi dan Keluarga Berencana, EGC. Jakarta : 2005.

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran Universitas Andalas

2011A.    Distosia

·         Pengertian

Distosia didefinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau

abnormal, yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan

5 faktor persalinan sebagai berikut:

1.      Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau

akibat upaya mengedan ibu (kekuatan/power)

2.      Perubahan struktur pelvis (jalan lahir)

3.      Sebab pada janin meliputi kelainan presentasi/kelainan posisi, bayi

besar, dan jumlah bayi

4.      Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan

5.      Respons psikologis ibu terhadap persalinan yang berhubungan dengan

pengalaman, persiapan, budaya, serta sistem pendukung

·        Klasifikasi Distosia

1.      Persalinan Disfungsional ( Distosia karena Kelainan Kekuatan)

Persalinan disfungsional adalah kontraksi uterus abnormal yang

menghambat kemajuan dilatasi serviks normal, kemajuan

pendataran/effacement (kekuatan primer), dan atau kemajuan penurunan

(kekuatan sekunder). Gilbert (2007) menyatakan beberapa faktor yang

dicurigai dapat meningkatkan resiko terjadinya distosia uterus sebagai

berikut:

Page 16: ASKEP DISTOSIA

a)      Bentuk tubuh (berat badan yang berlebihan, pendek)

b) Kondisi uterus yang tidak normal (malformasi kongenital, distensi yang

berlebihan, kehamilan ganda, atau hidramnion)

c)      Kelainan bentuk dan posisi janin

d)     Disproporsi cephalopelvic (CPD)

e)      Overstimulasi oxytocin

f)       Kelelahan, dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, dan kecemasan

g)      Pemberian analgesik dan anastetik yang tidak semestinya

Kontraksi uterus abnormal terdiri dari disfungsi kontraksi uterus

primer (hipotonik)  dan disfungsi kontraksi uterus sekunder (hipertonik).

a)      Disfungsi Hipotonik

Perempuan yang semula membuat kemajuan normal tahap

kontraksi persalinan aktif akan menjadi lemah dan tidak efisien, atau

berhenti sama sekali.

Uterus mudah “indented”, bahkan pada puncak kontraksi. Tekanan

intrauterin selama kontraksi (biasanya kurang dari 25 mmHg) tidak

mencukupi untuk kemajuan penipisan serviks dan dilatasi. CPD dan

malposisi adalah penyebab umum dari jenis disfungsi dari uterus.

HIS bersifat biasa dalam arti bahwa fundus berkontraksi lebih kuat

dan lebih dahulu daripada bagian lain, kelainannya terletak dalam hal

bahwa kontraksi uterus lebih aman, singkat, dan jarang daripada biasa.

Keadaan umum penderita biasanya baik dan rasa nyeri tidak seberapa.

Selama ketuban masih utuh umumnya tidak banyak bahaya baik bagi ibu

ataupun janin. Apabila his terlampau kuat maka akan terjadi disfungsi

hipertonik

b)      Disfungsi Hipertonik

Ibu yang mengalami kesakitan/ nyeri dan frekuensi kontraksi tidak

efektif menyebabkan dilatasi servikal atau peningkatan effacement.

Kontraksi ini biasa terjadi pada tahap laten,yaitu dilatasi servikal kurang

Page 17: ASKEP DISTOSIA

dari 4 cm dan tidak terkoordinasi. Kekuatan kontraksi pada bagian tengah

uterus lebih kuat dari pada di fundus, karena uterus tidak mampu

menekan kebawah untuk mendorong sampai ke servik. Uterus mungkin

mengalami kekakuan diantara kontraksi (Gilbert, 2007).

Distosia servikalis sekunder disebabkan oleh kelainan organik pada

servik, misalnya karena jaringan parut atau karsinoma. Dengan HIS kuat

serviks bisa robek, dan robekan ini bisa menjalar ke bagian bawah uterus.

Oleh karena itu setiap wanita yang pernah mengalami operasi pada

serviks selalu harus diawasi persalinannya di rumah sakit. Kondisi distosia

ini jarang ditemukan kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan

yang baik waktu persalinan.

Perbedaan antara Disfungsi Hipertonik dan Disfungsi Hipotonik

Disfungsi Hipertonik Disfungsi Hipotonik

Kontraksi

       Tidak teratur dan tidak

terorganisasi

       Intensitas lemah dan

pendek, tetapi nyeri dan

kram

Uteri resting tone

       Diatas normal, hampir sama

dengan karakteristik ablusio

plasenta.

Fase persalinan

       Laten, terjadi sebelum dilasi

4 cm.

       Lebih jarang terjadi

daripada hypotonik disfungsi

Manajemen terapeutik

       Koreksi penyebab jika bisa

diidentifikasi

       Pemberian obat penenang

       Terkoordinasi tetapi lemah

       Frekuensi kurang dan

pendek selama durasi

kontraksi

       Ibu mungkin kurang

nyaman karena kontraksi

lemah

       Tidak meningkat

       Aktif, biasanya terjadi setelah dilasi 4 cm

       Lebih sering terjadi dari pada hipertonik

       Amniotomy

       Augmentasi oksitoksin

Page 18: ASKEP DISTOSIA

untuk bisa beristirahat

       Hidrasi

       Tocolytics untuk

mengurangi “high uterine

tone” dan promote perfusi

plasenta

Nursing Care

·      Promote aliran darah uterus

·      Promote  istirahat,

kenyamanan, dan relaksasi

·      Menghilangkan nyeri

·      Dukungan emosional: terima

kenyataan tentang nyeri dan

frustasi. Jelaskan alasan

tindakan untuk

menyelesaikan persalinan

abnormal, tujuan dan akibat

yang dipresiksi.

       seksio sesaria jika tidak

ada peningkatan

       Intervensi berhubungan

dengan amniotomy dan

augmentasi oksitosin.

       Mendorong perubahan

posisi.

       Ambulasi jika tidak

kontraindikasi dan bisa

diterima oleh ibu

       Dukungan emosional:

jelaskan tindakan yang

diambil untuk meningkatkan

ketidakefektifan kontraksi.

Libatkan anggota keluarga

dalam mendukung emosi

ibu untuk mengurangi

kecemasan

Etiologi Distosia karena kelainan tenaga

1.      Faktor herediter memegang peranan dalam kelainan ini.

2.      Faktor emosi (ketakutan )

3.      Bagian bawah janin tidak berhubungan rapat dengan segmen bawah

uterus seperti misalnya pada kelainan letak janin/disproporsi

cephalopelvic.

4.      Pada sebagian besar kasus penyebabnya tidak diketahui.

Page 19: ASKEP DISTOSIA

5.      Kelainan tenaga terutama ditemukan pada primigravida, khususnya

primigravida tua.

Penatalaksanaan

Dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun harus

diawasi dengan seksama. Tekanan darah, denyut jantung janin,

kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus dipantau secara berkala. Untuk

mengurangi rasa nyeri perlu diberikan analgetik. Pemeriksaan dalam

perlu diadakan. Apabila persalinan berlangsung dalam 24 jam tanpa

kemajuan yang berarti perlu diadakan penilaian yang seksama seperti

penilaian keadaan umum, apakah persalian benar-benar sudah mulai atau

masih dalam false labour, apakah ada inersia uteri. Untuk menetapkan hal

ini perlu dilakukan pelvimetri rontgenologik/MRI.

Pada keadaan HIS terlalu kuat persalinan perlu diawasi dan

episiotomi dilakukan pada waktu yang tepat untuk menghindari terjadinya

ruptura perinei tingkat 3. Bila mana HIS terlalu kuat dan ada rintangan

yang menghalangi lahirnya janin dapat timbul lingkaran retraksi patologik,

yang merupakan tanda bahaya terjadinya ruptura uteri. Dalam keadaan

ini janin harus segera dilahirkan  dengan cara yang memberikan trauma

sedikit-sedikit nya bagi ibu dan anak.

Penatalaksanaan disfungsi uterus hipertonik dilakukan melalui

upaya istirahat terapeutik. Upaya ini dilakukan melalui pemberian

analgesik yang effektif, seperti morfin atau meperidin, untuk mengurangi

nyeri dan menyebabkan wanita tertidur. Penatalaksanaan disfungsi uterus

hipotonik biasanya menyingkirkan kemungkinan disproporsi sefalopelvis

(CPD) dengan melakukan pemeriksaan menggunakan ultrasound atau

pemeriksaan sinar X yang diikuti dengan augmentasi disfunctional dengan

oksitosin. Kekuatan sekunder atau upaya mengejan dapat menjadi lebih

berat akibat penggunaan analgesik dalam jumlah besar, pemberian

anastesi, ibu keletihan, hidrasi yang tidak adekuat dan posisi ibu.

2.      Distosia karena Kelainan struktur Pelvis

Jenis-jenis panggul:

a)      Panggul Ginekoid

Page 20: ASKEP DISTOSIA

Pintu atas panggul bundar dengan diameter transversa yang lebih

panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan panggul

tengah dan pintu bawah panggul yang cukup luas.

b)      Panggul Antropoid

Diameter anteroposterior yang lebih panjang dari diameter

transversa dengan arkus pubis menyempit sedikit

c)      Panggul Android

Pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga berhubungan

dengan penyempitan kedepan, dengan spina iskiadika menonjol kedalam

dan arkus pubis menyempit.

d)     Panggul Platypelloid

Diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek daripada diameter

transversa pada pintu atas panggul dengan arkus pubis yang luas.

Distosia pelvis dapat terjadi bila ada kontraktur diameter pelvis

yang mengurangi kapasitas tulang panggul, termasuk pelvis inlet (pintu

atas panggul), pelvis bagian tengah,pelvis outlet (pintu bawah panggul),

atau kombinasi dari ketiganya.

Disproporsi pelvis merupakan penyebab umum dari distosia.

Kontraktur pelvis mungkin disebabkan oleh ketidak normalan kongenital,

malnutrisi maternal, neoplasma atau kelainan tulang belakang.

Ketidakmatangan ukuran pembentukan pelvis pada beberapa ibu muda

dapat menyebabkan distosia pelvis.

Kesempitan pada pintu atas panggul

Kontraktur pintu atas panggul terdiagnosis jika diagonal konjugata

kurang dari 11,5 cm. Insiden pada bentuk wajah dan bahu meningkat.

Karena bentuk interfere dengan engagement dan bayi turun, sehingga

beresiko terhadap prolaps tali pusat.

Kesempitan panggul tengah

Pada panggul tengah yang sempit, lebih sering ditemukan posisi

oksipitalis posterior persisten atau posisi kepaladalam posisi lintang tetap.

Kesempitan pintu bawah panggul

Page 21: ASKEP DISTOSIA

Agar kepala janin dapat lahir, diperlukan ruangan yang lebih besar

pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan distansi tuberum

bersama dengan diameter sagittalis posterior kurang dari 15 cm, timbul

kemacetan pada kelahiran janin ukuran normal.

Penanganan

Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kemajuan

pembukaan serviks, apakah gangguan pembukaan seperti: pemanjangan

fase laten; pemanjangan fase aktif; sekunder arrest, bagaimana kemajuan

penurunan bagian terbawah janin (belakang kepala), apakah ada tanda-

tanda klinis dari ibu atau janin yang menunjukkan adanya bahaya bagi ibu

atau anak (seperti: gawat janin, rupture uteri)

Apabila ada salah satu gangguan diatas, maka menandakan bahwa

persalinan pervaginam tidak mungkin dan harus dilaksanakan seksio

sesaria. Bila ada kemajuan pembukaan serta penurunan kepala berjalan

lancer, maka persalinan pervaginam bisa dilaksanakan.

3.      Distosia karena kelainan letak dan bentuk janin

a)      Kelainan letak, presentasi atau posisi

Ø  Posisi oksipitalis posterior persisten

Pada persalinan persentasi belakang kepala, kepala janin turun

melalui pintu atas panggul dengan sutura sagittalis melintang atau miring

sehingga ubun-ubun kecil dapat berada di kiri melintang, kanan

melintang, kiri depan, kanan depan, kiri belakang atau kanan belakang.

Namun keadaan ini pada umumnya tidak akan terjadi kesulitan

perputarannya kedepan, yaitu bila keadaan kepala janin dalam keadaan

fleksi dan panggul mempunyai bentuk serta ukuran normal.

Penyebab terjadinya posisi oksipitalis posterior persisten ialah usaha

penyesuaian kepala terhadap bentuk dan ukuran panggul.

Mekanisme persalinan

Bila hubungan antara panggul dan kepala janin cukup longgar,

persalinan pada posisi oksipitalis posterior persisten dapat berlangsung

secara spontan, tetapi pada umumnya lebih lama. Kepala janin akan lahir

dalam keadaan muka dibawah simfisis dengan mekanisme sebagai

berikut: Setelah kepala mencapai dasar panggul dan ubun-ubun besar

Page 22: ASKEP DISTOSIA

berada dibawah simfisis,  dengan ubun-ubun besar tersebut sebagai

hipomoklion, oksipitalis akan lahir melaui perineum diikuti bagian kepala

yang lain.

Prognosis

Persalinan pada umumnya berlansung lebih lama kemungkinan

kerusakan jalan janin lebih besar, kematian perinatal lebih tinggi

dibandingkan dengan keadaan ubun-ubun kecil berada didepan.

Penanganan

Pada persalinan ini sebaiknya dilakukan pengawasan yang seksama,

tindakan untuk mempercepat jalannya persalinan dilakukan apabila kala II

terlalu lama atau ada tanda-tanda bahaya terhadap janin. Pada persalinan

letak belakang kepala akan lebih mudah apabila letak ubun-ubun kecil

berada di depan, maka harus diusahakan agar ubun-ubun kecil dapat

diputar kedepan. Perputaran kepala dapat dilakukan dengan tangan

penolong yang dimasukkan ke dalam vagina atau dengan cunam.

Ø  Presentasi puncak kepala

Kondisi ini kepala dalam keaadaan defleksi. Berdasarkan derajat

defleksinya maka dapat terjadi presentasi puncak kepala, presentasi dahi

atau presentasimuka. Presentasi puncak kepala (presentasi sinsiput)

terjadi apabila derajat defleksinya ringan sehingga ubun-ubun besar

berada dibawah. Keadaan ini merupakan kedudukan sementara yang

kemudian berubah menjadi presentasi belakang kepala.

Mekanisme persalinan

Penangannya hamper sama dengan posisi oksipitalis posterior

persisten. Perbedaanya ialah pada presentasi puncak kepala tidak terjadi

fleksi kepala yang maksimal.

Ø  Presentasi muka

Persentasi muka terjadi bila derajat defleksi kepala maksimal

sehingga muka bagian terendah. Kondisi ini dapat terjadi pada panggul

sempit atau janin besar. Multiparitas dan perut gantung juga merupakan

faktor yang menyebabkan persentasi muka.

Page 23: ASKEP DISTOSIA

Diagnosa

Untuk mendiagnosa kondisi ini, selain pemeriksaan luar pada

umumnya perlu dilakukan pemeriksaan dalam. Apabila muka sudah

masuk kedalam rongga panggul jari pemeriksa dapat meraba dagu,

mulut, hidung, dan pinggir orbita. Pemeriksaan rontgenologik atau MRI

perlu dilakukan.

Mekanisme persalinan

Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirrkumferensia

trakelo-parietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka

mencapai dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu

memutar kedepan dan berada dibawah arkus pubis. Dengan daerah

submentum sebagai hipomoklion, kepala lahir dengan kepala fleksi

sehingga dahi, ubun-ubun besar, dan bagian belakang kepala melewati

perineum. Setelah kepala lahir terjadi putaran paksi luar dan badan janin

lahir seperti pada persentasi belakang kepala. Apabila dagu berada

dibelakang, pad waktu putaran dalam dagu harus melewati jarak yang

lebih jauh supaya dapat berada didepan. Apabila dagu tidak dapat

berputar kedepan (posisi mento posterior persisten) dan janin tidak dapat

lahir spontan, kondisi ini harus segera dilakukan tindakan untuk menolong

persalinan.

Kesulitan persalinan dapat terjadi karena ada kesempitan panggul

dan janin yang besar. Pada persentasi muka tidak dapat melakukan

dilatasi servik secara sempurna dan bagian terendah harus turun sampai

ke dasar panggul sebelum ukuran terbesar kepala melewati pintu atas

panggul.

Penanganan

Bila selama pengamatan kala II terjadi posisi mento posterior

persisten, maka diusahakan untuk memutar dagu kedepan dengan satu

tangan dimasukkan ke vagina. Jika usaha ini tidak berhasil maka

dilakukan secsio sesaria.

Ø  Presentasi dahi

Presentasi dahi adalah bila derajat defleksi kepalanya lebih berat,

sehingga dahi merupakan bagian yang paling rendah. Kondisi ini

Page 24: ASKEP DISTOSIA

merupakan kedudukan yang bersifat sementara yang kemudian berubah

menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala. Penyebab

terjadinya kondisi ini sama dengan presentasi muka.

Diagnosis

Pemeriksaan luar menunjukkan denyut jantung janin lebih jelas

didengar dibagian dada. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba sutura

frontalis, yang bila diikuti pada ujung yang satu diraba pada ubun-ubun

besar dan pda ujung lain teraba pangkal hidung dan lingkaran orbita.

Pada presentasi dahi mulut dan dagu tidak dapat diraba.

Mekanisme persalinan

Kepala masuk melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia

maksilloparietalis serta sutura frontalis melintang atau miring. Setelah

terjadi moulage, dan ukuran terbesar kepala telah melalui pintu atas

panggul, panggul memutar kedepan. Sesudah dagu berada didepan,

dengan fosa kanina sebagai hipomoklion, terjadi fleksi sehingga ubun-

ubun besar dan belakang kepala lahir melewati perineum. Kemudian

terjadi defleksi, sehingga mulut dan dagu lahir dibawah simfisis yang

menghalangi presentasi dahi untuk berubah menjadi presentasi muka,

biasanya karena moulage dan kaput suksedaneum yang besar pada dahi

waktu kepala memasuki panggul, sehingga sulit terjadi penambahan

defleksi. Persalinan membutuhkan waktu yang lama dan jarang

berlangsung spontan, sedangkan persalinan pervaginam berakibat

perlukaan luas pada perineum  dan jalan lahir lainnya.

Prognosis

Janin yang kecil masih mungkin lahir spontan, tetapi janin dengan

berat dan besar normal tidak dapat lahir spontan pervaginam.

Penanganan

Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal,

tidak akan dapat lahir spontan melalui vagina sehingga harus dilahirkan

dengan secsio sesaria. Bila persalinan mengalami kemajuan dan ada

harapan presentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi belakang

kepala tidak perlu dilakukan tindakan. Jika pada akhir kala I kepala belum

masuk kedalam rongga panggul, dapat diusahaakan mengubah

Page 25: ASKEP DISTOSIA

presentasi dengan perasat Thorn. Tapi jika tidak berhasil maka lakukan

secsio sesaria. Meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul, tetapi

bila kala II tidak mengalami kemajuan, juga dilakukan secsio sesaria. Bayi

yang lahir dalam presentasi dahi menunjukkan kaput suksedaneum yang

besar pada dahi yang disertai moulage kepala yang hebat.

Ø  Letak sungsang

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak

memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibawah

cavum uteri. Beberapa jenis letak sungsang yakni :

-          Presentasi bokong

Pada presentasi bokong, akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki

terangkat keatas sehingga ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala

janin. Sehingga pada pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.

-          Presentasi bokong kaki sempurna

disamping bokong dapat diraba kedua kaki.

-          Presentasi bokong kaki tidak sempurna

Hanya terdapat satu kaki disamping bokong sedangkan kaki yang lain

terangkat keatas.

-          Presentasi kaki

Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki.

Etiologi

Faktor- faktor yang memegang peranan terjadinya letak sungsang

adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta

previa dan panggul sempit, kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus.

Plasenta yang terletak didaerah kornu fundus uteri dapat pula

menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan

didaerah fundus.

Mekanisme persalinan

Bokong masuk kedalam rongga panggul dengan garis pangkal paha

melintang atau miring. Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran

paksi  dalam, sehingga di pintu bawah panggul garis panggul paha

menempati diameter  ante posterior  dan trokanter depan berada dibawah

Page 26: ASKEP DISTOSIA

simfisis. Kemudian terjadi fleksi lateral pad badan janin, sehingga

trokanter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti

oleh kedua kaki. Setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan

perut janin berada di posterior yang memungkinkan bahu melewati pintu

atas panggul dengan garis terbesar bahu melintang atau miring. Terjadi

putaran paksi dalam pada bahu, sehingga bahu depan berada dibawah

simfisis dan bahu belakang melewati perineum. Pada saat tersebut kepala

masuk kedalam rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang atau

miring. Didalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala

sehingga muka memutar ke posterior dan oksiput kearah simfisis. Dengan

suboksiput sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi, dan

seluruh kepala lahir berturut-turut melewati perineum.

Prognosis

Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan letak kepala. Adanya kesempitan panggul

sudah harus diduga pada waktu pemeriksaan antenatal khususnya pada

seorang primigravida dengan letak sungsang.  Untuk itu harus dilakukan

pemeriksaan panggul atau MRI. Multiparitas dengan riwayat obstetrik

yang baik, tidak selalu menjamin persalinan dalam letak sungsang akan

berlansung lancar, sebab janin yang besar dapat menyebabkan

disproporsi meskipun ukuran panggul normal.

Penanganan

a.      Dalam kehamilan

Mengingat bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang

dihindarkan. Untuk itu sewaktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak

sungsang terutama pada primigravida hendaknya dilakukan versi luar

menjadi presentasi kepala. Versi luar ini sebaiknya dilakukan pada

kehamilan antara 34 dan 38 minggu. Kalau pada sebelum minggu ke 34

kemungkinan besar janin masuh dapat memutar sendiri, sedangkan

setelah minggu ke 38 versi luar akan sulit berhasil dikarenakan janin

sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang. Sebelum

melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti dan denyut jantung

janin harus dalam keadaan baik. Kontaindikasi untuk versi luar adalah:

Page 27: ASKEP DISTOSIA

-          panggul sempit

sebenarnya tidak ada gunanya melakukan versi luar karena jika berhasil

perlu juga dilkukan secsio sesaria. Jika kesempitan panggul hanya ringan

maka versi luar harus diusahakan karena jika berhasil akan

memungkinkan dilakukan partus percobaan.

-          perdarahan antepartum

tidak boleh dilakukan karena akan menambah perdarahan akibat

lepasnya plasenta.

-          Hipertensi

Usaha versi luar akan dapat menyebabkan solusio plasenta.

-          hamil kembar

pada hamil kembar janin yang lain dapat menghalangi versi luar, yang

lebih berbahaya jika janin terletak dalam satu kantong amnion,

kemungkinan tali pusat kedua janin akan saling melilit.

-          plasenta previa.

b.      Dalam persalinan

Letak sunsang tanpa disproporsi cefalopelvic dapat diambil sikap

menunggu sambil mengawasi kemajuan persalinan, sampai umbilikus

dilahirkan. Ekstraksi pada kaki atau bokong hanya dilakukan apabila

dalam kala II terdapat tanda-tanda bahaya bagi ibu atau janin atau

apabila kala II berlangsung lama maka secsio sesaria perlu dilakukan.

Ø  Letak lintang

Letak lintang ialah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam

uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada

sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada

kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung

janin berada di depa, di belakang, di atas, atau di bawah.

Etiologi

Penyebab terpenting letak lintang ialah multiparitas disertai dinding

uterus dan perut yang lembek. Keadaan lain yang dapat menghalangi

turunnya kepala ke dalam rongga panggul seperti misalnya panggul

Page 28: ASKEP DISTOSIA

sempit, tumor di daerah panggul, plasenta previa, kehamilan prematur,

hidramnion dan kehamilan kembar,kelainan bentuk rahim seperti uterus

arkuatus/uterus subseptus.

Diagnosis

Pada inspeksi uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih

rendah tidak sesuai dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus

uteri kosong, kepala janin berada di samping, dan di atas simfisis juga

kosong, kecuali bila bahu sudah turun ke dalam panggul. Denyut jantung

janin ditemukan di sekitar umbilikus. Pada pemeriksaan dalam dapat

diraba bahu dan tulang-tulang iga. Bila ketik di raba, arah menutupnya

menunjukkan letak di mana kepala janin berada. Punggung dapat

ditentukan dengan terabanya skapula dan ruas tulang belakang, dada

dengan terabanya klavikula. Kadang-kadang dapat pula diraba tali pusat

yang menumbung.

Mekanisme Persalinan

Pada letak lintang dengan ukuran panggul normal dan janin cukup

bulan, tidak dapat terjadi persalinan spontan.Bila persalinan dibiarkan

tanpa pertolongan, akan menyebabkan kematian janin dan ruptura

uteridan keadaan ini dapat membahayakan ibu akibat perdarahan dan

infeksi dan seringkali berakibat kepada kematian.

Apabila janinnya kecil, sudah mati dan lembek persalinan dapat

berlangsung spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipat melalui jalan

lahir(konduplikasio korpore)atau lahir dengan evolusio spontanea menurut

cara Denman dan Douglas. Pada cara Denman bahu tertahan pada

simfisis dan dengan fleksi kuat dibagian bawah tulang belakang, badan

bagian bawah, bokong dan kaki turun di rongga panggul dan lahir,

kemudian disusul badan bagian atas dan kepala. Pada cara Douglas bahu

masuk kedalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki

sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya

kepala. Dua cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya

janin dalam letak lintang, akibat fleksi lateral yang maksimal dari tubuh

janin.

Prognosis

Page 29: ASKEP DISTOSIA

Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik

terhadap ibu maupun janinnya.

Penanganan

Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,

sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi

luar. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada permulaan

persalinan, sehingga bila terjadi perubahan letak, segera dapat ditentukan

diagnosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan masih dapat

diusahakan mengubah letak lintang asalkan pembukaan masih kurang

dari empat sentimeter dan ketuban belum pecah. Pada seorang

primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya segera dilakukan

seksio sesarea. Persalinan letak lintang pada multipara bergantung

kepada riwayat obstetrik wanita yang bersangkutan baik, dapat ditunggu

dan diawasi sampai pembukaan serviks lengkap untuk kemudian

melakukan versi ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan ketuban

ketuban tetap utuh. Apabila ketuban pecah sebelum pembukaan lengkap

dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera dilakukan seksio sesarea.

Jika ketuban pecah, tetapi tidak ada prolapsus funikuli, maka bergantung

kepada tekanan,  dapat ditunggu sampai pembukaan lengkap, kemudian

dilakukan versi ekstraksi/seksio sesaria.

Ø  Presentasi ganda

Keadaan dimana disamping kepala janin di dalam rongga panggul

dijumpai tangan, lengan/kaki, atau keadaan dimana disamping bokong

janin dijumpai tangan.

Etiologi

Presentasi ganda terjadi karena pintu atas panggul tidak tertutup

sempurna oleh kepala atau bokong, misalnya pada seorang multipara

dengan perut gantung, pada kesempitan panggul dan janin yang kecil.

Diagnosis

Diagnosis berdasarkan pemeriksaan luar sulit ditentukan,

sedangkan pada pemeriksaan dalam, disamping kepala atau bokong

dapat diraba tangan, lengan/kaki,kemungkinan dapat juga teraba tali

pusat menumbung yang sangan mempengaruhi prognosis janin.

Page 30: ASKEP DISTOSIA

Penanganan

Pada presentasi ganda umumnya tidak ada indikasi untuk

mengambil tindakan, karena pada panggul dengan ukuran normal,

persalinan dapat spontan per vagina. Akan tetapi apabila lengan

seluruhnya menumbung disamping kepala, sehingga menghalangi

turunnya kepala dapat dilakukan reposisi lengan. Tangan penolong

dimasukkan kedalam vagina dan mendorong lengan janin keatas

melewati kepalanya, kemudian kepala didorong kedalam rongga panggul

dengan tekanan dari luar.

Apabila pada presentasi ganda ditemukan prolaksus funikuli, maka

penanganan bergantung pada kondisi janin dan pembukaan serviks. Bila

janin dalam keadaan baik dan pembukaan belum lengkap sebaiknya

dilakukan secsio sesaria, sedangkan bila pembukaan lengkap, panggul

mempunyai ukuran normal pada multipara, dapat dipertimbangkan

melahirkan janin per vagina. Bila janin sudah meninggal, diusahakan

untuk persalinan spontan, sedangkan tindakan untuk mempercepat

persalinan hanya dilakukan atas indikasi ibu.

b)      Kelainan bentuk janin

Ø  Pertumbuhan janin yang berlebihan

Yang dinamakan bayi besar ialah bila berat badannya lebih dari

4000 gram. Kepala dan bahu tidak mampu menyesuaikannya ke pelvis,

selain itu distensi uterus oleh janin yang besar mengurangi kekuatan

kontraksi selama persalinan dan kelahirannya. Pada panggul normal, janin

dengan berat badan 4000-5000 gram pada umumnya tidak mengalami

kesulitan dalam melahirkannya.

Etiologi

Janin besar dipengaruhi oleh faktor keturunan. Selain itu janin besar

dijumpai pada wanita hamil dengan DM, postmaturitas dan

grandemultipara.

Diagnosis

Menentukan besarnya janin secara klinis memang sulit. Janin besar

baru diketahui setelah tidak adanya kemajuan persalinan pada panggul

Page 31: ASKEP DISTOSIA

normal dan his yang kuat. Besarnya kepala dan tubuh janin dapat diukur

dengan menggunakan alat ultrasonik.

Prognosis

Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari 4000

gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan.

Kesukaran terjadi karena kepala yang besar atau kepala yang lebih

keras(pada post maturitas )tidak dapat memasuki pintu atas panggul,

atau karena bahu yang lebar sulit melewati rongga panggul. Menarik

kepala kebawah terlalu kuat dalam pertolongan melahirkan bahu yang

sulit dapat berakibat perlukaan pada nervus brachialis dan muskulus

sternocleidomastoideus.

Penanganan

Apabila kepala sudah lahir sedangkan bahu sulit dilahirkan,

hendaknya dilakukan episiostomi mediolateral yang cukup luas, hidung,

mulut janin dibersihkan, kemudian kepala ditarik curam kebawah secara

hati-hati dengan kekuatan yang terukur. Bila tidak berhasil, tubuh janin

diputar dalam rongga panggul, sehingga bahu belakang menjadi bahu

depan dan lahir di bawah simfifis.

Tindakan yang bisa dilakukan untuk membantu mencegah distocia

bahu adalah membantu memutar kepala janin dan mendorongnya

kebawah.(Camune& Brucher, 2007;Lanni & Seeds, 2007;Simpson 2008).

Metode yang digunakan untuk membantu distosia bahu:

a)      menurut McRobert`s maneuver adalah ibu mengfleksikan pahanya lebuh

tinggi dari perutnya, dimana dapat mengangkat lengkung pelvic metode

ini memiliki efek yang sama dengan jongkok dan menambah upaya

menekan kebawah.

b)      Medode suprapubic pressure dilakukan oleh yang membantu persalinan,

suprapubic pressure dilakukan untuk mendorong bagian anterior bahu

janin kearah bawah untuk memindahkan janin dari atas ke simfisis pubis

ibu.

Pada keadaan dimana janin telah mati sebelum bahu dilahirkan,

dapat dilakukan kleidotomi pada satu atau kedua klavikula untuk

mengurangi kemungkinan perlukaan jalan lahir.

Page 32: ASKEP DISTOSIA

Ø  Hidrosefalus

Hidrosefalus adalah keadaan dimana terjadi penimbunan  cairan

serebrospinal dalam ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar

sehingga terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun. Hidrosefalus

akan menyebabkan disproporsi sefalopelvic

Diagnosis

Pada palpasi ditemukan  kepala yang jauh lebih besar dan tidak

dapat masuk kedalam panggul, denyut jantung janin paling jelas

terdengar pada tempat yang lebih tinggi, pada pemeriksaan dalam diraba

sutura-sutura dan ubun0ubun melebar dan tegang, sedangkan tulang

kepala sangat tipis dan mudah ditekan.

Prognosis

Hidrosefalus dapat mengakibatkan ruptura uteri. Ruptera uteri pada

hidrosefalus dapat terjadi sebelum pembukaan servik menjadi lengkap.

Pada kasus hidrosefalus ini, kepala janin harus dikecilkan pada permulaan

persalinan. Pada pembukaan 3 cm cairan serebrospinal dikeluarkan

dengan pungsi pada kepala dengan menggunakan jarum spinal. Bila janin

dalam letak sungsang, pengeluaran cairan dari kepala dilakukan dengan

pungsi atau perforasi melalui foramen oksipitalis magnum atau sutura

temporalis. selain itu, ventrikulosentesis transabdominal dengan jarum

spinal juga dianjurkan.

Ø  Kelainan bentuk janin yang lain

a)      Janin kembar melekat(double master)

Torakopagus(pelekatan pada dada) merupakan janin kembar

melekat yang paling sering menimbulkan kesukaran persalinan.

b)      Janin dengan perut besar

Pembesaran perut yang menyebabkan distocia, akibat dari asites

atau tumor hati, limpa, ginjal dan ovarium jarang sekali dijumpai.

Ø  Prolaksus funikuli

Keadaan dimana tali pusat berada disamping atau melewati bagian

terendah janin didalam jalan lahir setelah ketuban pecah. Pada presentasi

kepala, prolaksus funikuli sangat berbahaya bagi janin, karena setiap saat

Page 33: ASKEP DISTOSIA

tali pusat dapat terjepit antara bagian terendah janin dengan jalan lahir

dengan akibat gangguan oksigenasi.

Prolaksus funikuli dan turunnya tali pusat disebabkan oleh

gangguan adaptasi bagian bawah janin terhadap panggul, sehingga pintu

atas panggul tidak tertutup oleh bagian bawah janin.

Diagnosis

Adanya tali pusat menumbung atau tali pusat terdepan baru dapat

diketahui dengan pemeriksaan dalam setelah terjadi pembukaan ostium

uteri. Pada prolaksus funikuli tali pusat dapat diraba dengan dua jari; tali

pusat yang berdenyut menandakan janin masih hidup.

Penanganan

Pada prolaksus funikuli janin menghadapi bahaya hipoksia, karena

tali pusat akan terjepit antara bagian terendah janin dan jalan lahir.

Apabila tali pusat masih berdenyut tapi pembukaan belum lengkap

tindakan yang harus dilakukan adalah reposisi tali pusat atau seksio

sesaria.

4.      Distosia karena kelainan posisi ibu

Posisi bisa menimbulkan dampak positif dan negatif pada

persalinan, dimana efek gravitasi dan bagian tubuh memiliki hubungan

yang penting untuk kemajuan proses persalinan. Misalnya posisi tangan

dan lutut, posisi oksiput posterior lebih efektif dari pada posisi lintang.

Posisi duduk dan jongkok membantu mendorong janin turun dan

memperpendek proses kala II (Terry et al, 2006). Posisi recumbent dan

litotomy bisa membantu pergerakan janin ke arah bawah. Apabila distosia

karena kelainan posisi ibu ini terjadi, tindakan yang harus segera

dilakukan pada proses persalinan adalah seksio sesaria atau vakum.

5.      Distosia karena respon psikologis

Stress yang diakibatkan oleh hormon dan neurotransmitter (seperti

catecholamines) dapat menyebabkan distosia. Sumber stress pada setiap

wanita bervariasi, tetapi nyeri dan tidak adanya dukungan dari seseorang

merupakan faktor penyebab stress.

Page 34: ASKEP DISTOSIA

Cemas yang berlebihan dapat menghambat dilatasi servik secara

normal, persalinan berlangsung lama, dan nyeri meningkat. Cemas juga

menyebabkan peningkatan level strees yang berkaitan dengan hormon

(seperti: β endorphin, adrenokortikotropik, kortisol, dan epinephrine).

Hormon ini dapat menyebabkan distosia karena penurunan kontraksi

uterus.

6.      Pola persalinan tidak normal

Pola persalinan yang tidak normal diidentifikasi dan diklasifikasikan

oleh Riedman (1989) berdasarkan sifat dilasi servikal dan penurunan

janin.

Persalinan normal

a)      Dilasi (pembukaan)  berlanjut

-       Fase laten: <4 cm dan low slope

-       Fase aktif: > 5 cm dan high slope

-       Fase deselerasi: ≥ 9 cm

b)      Penurunan: aktif pada dilasi ≥ 9 cm

Persalinan tidak normal

Pola Nulliparas MultiparasFase laten prolonged

< 20 jam >14 jam

Fase dilasi aktif protracted

< 1.2 cm/jam <1.5 cm/jam

Secondary arrest: no change

≥ 2 jam ≥ 2 jam

Protracted descent

< 1 cm/jam < 2 cm/jam

Arrest of descent

≥ 1 jam ≥1/2 jam

Persalinan precipitous

>5 cm /hari 10 cm/hari

Failure of descent

Tidak ada perubahan selama fase deselarasi dan kala II

7.      Distosia karena kelainan traktus genitalis

Page 35: ASKEP DISTOSIA

a)      Vulva

Kelainan pada vulva yang menyebabkan distosia adalah edema,

stenosis, dan tumor. Edema biasanya timbul sebagai gejala preeklampsia

dan terkadang karena gangguan gizi. Pada persalinan jika ibu dibiarkan

mengejan terus jika dibiarkan dapat juga mengakibatkan edema. Stenosis

pada vulva terjadi akibat perlukaan dan peradangan yang menyebabkan

ulkus dan sembuh  dengan parut-parut yang menimbulkan kesulitan.

Tumor dalam neoplasma jarang ditemukan. Yang sering ditemukan

kondilomata akuminata, kista, atau abses glandula bartholin.

b)      Vagina

Yang sering ditemukan pada vagina adalah septum vagina, dimana

septum ini memisahkan vagina secara lengkap atau tidak lengkap dalam

bagian kanan dan bagian kiri. Septum lengkap biasanya tidak

menimbulkan distosia karena bagian vagina yang satu umumnya cukup

lebar, baik untuk koitus maupun untuk lahirnya janin. Septum tidak

lengkap kadang-kadang menahan turunnya kepala janin pada persalinan

dan harus dipotong terlebih dahulu.

Stenosis vagina yang tetap kaku dalam kehamilan merupakan

halangan untuk lahirnya bayi, perlu dipertimbangkan seksio sesaria.

Tumor vagina dapat menjadi rintangan pada lahirnya janin per vaginam

c)      Servik uteri

Konglutinasio orivisii externi merupakan keadaan dimana pada kala

I servik uteri menipis akan tetapi pembukaan tidak terjadi, sehingga

merupakan lembaran kertas dibawah kepala janin. Karsinoma servisis

uteri, merupakan keadaan yang menyebabkan distosia.

d)     Uterus

Mioma uteri merupakan tumor pada uteri yang dapat menyebabkan

distosia apabila mioma uteri menghalangi lahirnya janin pervaginam,

adanya kelainan letak janin yang berhubungan dengan mioma uteri, dan

inersia uteri yang berhubungan dengan mioma uteri.

e)      Varium

Distosia karena tumor ovarium terjadi apabila menghalangi lahirnya

janin pervaginam. Dimana tumor ini terletak pada cavum douglas.

Page 36: ASKEP DISTOSIA

Membiarkan persalinan berlangsung lama mengandung bahaya pecahnya

tumor atau ruptura uteri atau infeksi intrapartum.

B.     Asuhan keperawatan Pada distosia

Diagnosa keperawatan yang mungkin bisa diidentifikasi pada wanita

yang mengalami distosia adalah:

1.      Resiko cidera maternal dan fetal berhubungan dengan implementasi dari

intervensi untuk distosia

2.      Kehilangan kekuatan berhubungan dengan kehilangan kontrol

3.      Resiko infeksi berhubungan dengan kelahiran prematur dan pecahnya

membran, atau berhubungan dengan prosedur operasi

Perencanaan

Hasil yang diharapkan pada ibu yang mengalami distosia adalah:

1.      Mengerti penyebab dan treatment persalinan disfungsional.

2.      Menggunakan pola koping yang positif untukmempertahankan konsep

diri positif.

3.      Mengekspresikan tingkat nyeri

4.      Pengalaman persalinan dan kelahiran dengan minimal atau tidak ada

komplikasi seperti infeksi, cedera, atau hemoragik

5.      Kelahiran bayi yang sehat, dimana tanpa mengalami cedera kelahiran

Intervensi

1.      Bantu dan implementasikan intervensi untuk distosia (msl: posisi,

version, peningkatan proses persalinan, dan pematangan servikal)

2.      Monitor DJJ selama proses

3.      Monitor tanda-tanda vital kehamilan

4.      Nilai tingkat kenyamanan selama prosedur yang menyakitkan.

5.      Berikan penjelasan dan dukungan untuk ibu dan keluarganya

Evaluasi

Evaluasi keefektifan asuhan keperawatan pada ibu yang mengalami

distosia berdasarkan hasil yang diharapkan

Diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA

Page 37: ASKEP DISTOSIA

1.      Nyeri Akut

2.      Kecemasan

NANDA NOC NIC1.      Nyeri akut

Domain 12:

Kenyamanan

kelas 1:

kenyamanan fisik

defenisi: sensori

dan pengalaman

emosional yang

tidak

menyenangkan

yang ditimbulkan 

oleh kerusakan

jaringan potensial

atau actual/

gambaran pada

bagian yang rusak

tersebut. Tiba-

tiba/

memperlambat

intensitas dari

ringan sampai

berat dengan

akhir

diantisipasi/dipred

iksi berdurasi < 6

bulan.

Batasan

karakteristik:

Outcome yang

disarankan

1.      Kontrol nyeri

Indicator :

       Mengakui faktor

kausal

       Mengakui onset

nyeri

      

Menggunakanlangka

h-

langkahpencegahan

      

Menggunakanlangka

h-

langkahbantuannon-

analgesik

      

Menggunakananalge

sik  yang tepat

2.      Tingkat

ketidaknyamanan

Manajemen Nyeri

       melakukan tidakan

yang komprehensif 

mulai dari lokasi nyeri,

karakteristik, durasi,

frequensi, kualitas,

intensitas, atau keratnya

nyeri dan factor yang

berhubungan.

       observasi isyarat

ketidak nyamanan

khususnya pada ketidak

mamapuan

mengkomunikasikan

secara efektif.

       memberi perhatian

perawatan analgesic

pada pasien.

       menggunakan strategi

komunikasi terapeutik

untuk menyampaikan

rasa sakit dan

menyampaikan

penerimaan dari respon

pasien terhadap nyeri.

       mengeksplorasi

pengetahuan pasien dan

keyakinan tentang rasa

Page 38: ASKEP DISTOSIA

       Perubahan curah

jantung       Perubahan laju

pernafasan       Laporan verbal

terhadap nyeri       Prilaku ekspresif,

seperti gelisah,

merintih,

meringis,

kewaspadaan,

lekas marah,

mendesah       Menjaga prilaku

sakit.

       mempertimbangkan

pengaruh budaya pada

respon nyeri.

       menentukan dampak

dari pengalaman rasa

sakit dari pengalaman

nyeri pada kualitas

hidup (tidur, nafsu

makan, aktivitas,

kognisi, mood,

hubungan, kinerja kerja,

dan tanggung jawab

peran).

       memberi tahu pasien

tentang hal-hal yang

dapat memperburuk

nyeri

       kaji pengalaman nyeri

klien dan keluarga, baik

nyeri kronik atau yang

menyebabkan

ketidaknyamanan.

       ajarkan prinsip

manajemen nyeri

       ajarkan tentang

metode farmakologis

mengenai gambaran

nyeri

       ajarkan penggunaan

teknik non farmakologi,

seperti relaksasi, terapi

music, terapi bermain,

Page 39: ASKEP DISTOSIA

terapi aktifitas,

sebelum,sesudah,dan

jika memungkinkan

selama nyeri

berlangsung, sebelum

nyeri itu terjadi atau

meningkat dan lama

dengan gambaran nyeri

lainnya.

2.      Anxiety

Definisi: perasaan

ketidaknyamanan

atau ketakutan

disertai oleh

respon otonom

(sumber

seringkali spesifik

atau tidak

diketahui

individu), sebuah

perasaan

ketakutan yang

disebabkan oleh

antisipasi bahaya.

Ini adalah sinyal

peringatan yang

memperingatkan

bahaya yang akan

datang dari yang

mungkinkan

individu untuk

mengambil

tindakan untuk

Kontrol cemas

Indikator:        Monitor intensitas

kecemasan       Menyingkirkan

tanda-tanda

kecemasan       Menggunakan

teknik relaksasi

untuk

menghilangkan

kecemasan

Koping

Indikator:       Melibatkan anggota

keluarga dalam

pembuatan

keputusan       Menunjukkan

strategi penurunan

stress       Menggunakan

dukungan social

Penurunan

Kecemasan

Aktivitas:

       Tenagkan klien

       Kaji tingkat kecemasan

dan reaksi fisik

       Sediakan aktivitas

untuk menurunkan

ketegangan.

Peningkatan Koping:

Aktivitas:

       Sediakan informasi

actual tentang diagnose,

penanganan, dan

prognosis.

Page 40: ASKEP DISTOSIA

mengatasi

ancaman.

Batasan

karakteristik:

       Gelisah

       Resah

       Produktivitas

berkurang

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek,Gloria M, dkk. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). United States of

America: Mosby

Chandranita, ida ayu, dkk. 2009. Buku ajar patologi obstetric untuk mahasiswa kebidanan.

Jakarta:EGC

Chandranita, ida ayu,  dkk. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita. Jakarta:EGC

Doenges, Marilyn E dan Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi.

Jakarta:EGC.

Farrer, Helen. 2001. Perawatan meternitas edisi II. Jakarta: EGC

Herdman, T. Heather. 2009. NANDA International Nursing Diagnoses : Definition & Classification

2009-2011. United Kingdom : Wiley-Blackwell.

Mckinney, Emily Slone, dkk. 2009. Maternal Child Nursing. Canada: Library of Congress

Catologing in Publication Data

Moorhead, Sue, dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). United States of America:

Mosby

Prawirohardjo, sarwono. 1997. Ilmu kebidanan edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Perry, Shannon E, dkk. 2010. Maternal child nursing care edisi 4. Canada: Mosby elseveir

Page 41: ASKEP DISTOSIA

Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan ibu-bayi baru lahir edisi 3. Jakarta: EGC

BAB II : PEMBAHASAN2.1 Pengertian

Distosia atau persalinan disfungsional didefinisikan sebagai persalinan yang panjang,

sulit, atau abnormal yang timbul akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan 5 faktor

persalinan. Adapun keadaan yang dapat menyebabkan distosia :

1.      Persalinan disfungsional akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau akibat upaya

mengedan ibu ( Kekuatan/ Power).

2.      Perubahan struktur pelvis (jalan lahir/ passage).

3.      Sebab- sebab pada janin, meliputi kelainan presentasi maupun kelainan posisi, bayi besar dan

jumlah bayi ( passanger ).

4.      Posisi ibu selama persalinan dan melahirkan.

5.      Respon psikologis ibu selama persalinan yang berhubungan dengan pengalaman, persiapan,

budaya dan warisannya, serta sistem pendukung.

Kelima faktor ini bersifat interdependen. Dalam mengkaji pola persalinan abnormal

wanita, seorang tenaga medis harus mempertimbangkan interaksi kelima faktor ini dan

bagaimana kelima faktor tersebut mempengaruhi proses persalinan. Distosia diduga terjadi

jika kecepatan dilatasi serviks, penurunan dan pengeluaran (ekspulsi) janin tidak menunjukan

kemajuan, atau jika karakteristik kontraksi uterus menunjukan perubahan.

Kelainan his adalah suatu keadaan dimana his tidak normal, baik kekuatannya

maupun sifatnya sehingga menghambat kelancaran persalinan.

Distosia kelainan His (Power) merupakan His yang abnormal dalam kekuatan atau

sifatnya menyebabkan kerintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap

persalinan, tidak dapat diatasi sehingga persalinan mengalami hambatan atau kemacetan.

His yang normal atau adekuat adalah his persalinan yang menyebabkan kemajuan

persalinan. His persalinan tersebut meliputi :

  Secara klinis yaitu minimal 3 kali kontraksi dalam 10 menit, biasanya selama 40-60 detik,

sifatnya kuat.

  KTG yaitu 3 kali kontraksi dalam 10 menit, biasanya selama 40-60 detik dengan tekanan

intrauterina 40-60 mmHg.

Page 42: ASKEP DISTOSIA

  Tonus otot rahim diluar his tidak seberapa tinggi, lalu meningkatkan pada waktu his. Pada kala

pembukaan servik ada 2 fase : fase laten dan fase aktif yang digambarkan pada servikogram

menurut friedman.

  Kotraksi rahim dimulai pada salah satu tanduk rahim, sebelah kanan atau kiri, lalu menjalar

keseluruh otot rahim.

  Fundus uteri berkontraksi lebih dulu (fundal dominan) lebih lama dari bagian-bagian lain.

Bagian tengah berkontraksi agak lebih lambat, lebih singkat dan tidak sekuat kontraksi

fundus uteri bagian bawah (segmen bawah rahim) dan serviks tetap pasif atau hanya

berkontraksi sangat lemah.

  Sifat-sifat his : lamanya, kuatnya, keteraturannya, seringnya dan relaksasinya, serta sakitnya.

2.2 Etiologi

Distosia karena kelainan His ( his hipotonik dan his hipertonik ) dapat disebabkan

karena:

a.      Inersia uteri hipotonik

Adalah kelainan his dengan kekuatan yang lemah / tidak adekuat untuk melakukan

pembukaan serviks atau mendorong anak keluar. Di sini kekuatan his lemah dan frekuensinya

jarang. Sering dijumpai pada penderita dengan keadaan umum kurang baik seperti anemia,

uterus yang terlalu teregang misalnya akibat hidroamnion atau kehamilan kembar atau

makrosomia, grandemultipara atau primipara, serta pada penderita dengan keadaan emosi

kurang baik. Dapat terjadi pada kala pembukaan serviks, fase laten atau fase aktif, maupun

pada kala pengeluaran. Inertia uteri hipotonik terbagi dua, yaitu :

1.      Inersia uteri primer

Terjadi pada permulaan fase laten. Sejak awal telah terjadi his yang tidak adekuat

( kelemahan his yang timbul sejak dari permulaan persalinan ), sehingga sering sulit untuk

memastikan apakah penderita telah memasuki keadaan inpartus atau belum.

2.      Inersia uteri sekunder

Terjadi pada fase aktif kala I atau kala II. Permulaan his baik, kemudian pada keadaan

selanjutnya terdapat gangguan / kelainan.

Page 43: ASKEP DISTOSIA

b.      Inersia uteri hipertonik

Adalah kelainan his dengan kekuatan cukup besar (kadang sampai melebihi normal) namun

tidak ada koordinasi kontraksi dari bagian atas, tengah dan bawah uterus, sehingga tidak

efisien untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar. Disebut juga sebagai

incoordinate uterine action. Contoh misalnya “tetania uteri” karena obat uterotonika yang

berlebihan. Pasien merasa kesakitan karena his yang kuat dan berlangsung hampir terus-

menerus. Pada janin dapat terjadi hipoksia janin karena gangguan sirkulasi uteroplasenter.

Faktor yang dapat menyebabkan kelainan ini antara lain adalah rangsangan pada uterus,

misalnya pemberian oksitosin yang berlebihan, ketuban pecah lama dengan disertai infeksi,

dan sebagainya.

Kelainan his (insersia uteri) dapat menimbulkan kesulitan, yaitu :

  Kematian atau jejas kelahiran

  Bertambahnya resiko infeksi

  Kelelahan dan dehidrasi dengan tanda-tanda : nadi dan suhu meningkat, pernapasan cepat,

turgor berkurang, meteorismus dan asetonuria.

2.3 Patofisiologi

His yang normal dimulai dari salah satu sudut di fundus uteri yang kemudian

menjalar merata simetris ke seluruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada

fundus uteri di mana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi

secara merata dan menyeluruh hingga tekanan dalam ruang amnion balik ke asalnya ± 10

mmHg.

Page 44: ASKEP DISTOSIA

Distribusi kontraksi uterus yang normal

Page 45: ASKEP DISTOSIA

Gambar kontraksi uterus diatas menunjukkan 4 tempat dimana di pasang

mikrobalon untuk mengukur atau mencatat tekanan dalam miometrium. Pada deratan gambar

di atas dapat dilihat bagaimana kontraksi mulai, menyebar dan menjadi kuat dan akhirnya

mengurang dan menghilang. Fase kontraksi di gambarkan dengan garis tebal sedangkan garis

relaksasi dengan garis yang lebih tipis. Bandingkan gambar His normal dan bila ada kelainan

dalam His.

 

Page 46: ASKEP DISTOSIA

Incoordinated uteri contraction

Incoordinate uterine action

Disini sifat His berubah. Tonus otot uterus meningkat, juga di luar His dan

kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronasi kontraksi bagian-

bagiannya. Tidak adanya koordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah

menyebabkan His tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.

Disamping itu, tonus otot uterus yang menaik menyebabkan rasa nyeri yang lebih

keras dan lama bagi ibu dapat pula menyebabkan hipoksia pada janin. His ini juga di sebut

sebagai Incoordinate hypertonic uterine contraction. Kadang-kadang pada persalinan lama

dengan ketuban yang sudah lama pecah, kelainan His ini menyebabkan spasmus sirkuler

setempat, sehingga terjadi penyempitan kavum uteri pada tempat itu. Ini dinamakan lingkaran

kontraksi atau lingkaran kontriksi. Secara teoritis lingkaran ini dapat terjadi dimana-mana,

tetapi biasanya ditemukan pada batas antara bagian atas dengan segmen bawah uterus.

Lingkaran kontriksi tidak dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, kecuali kalau

pembukaan sudah lengkap sehingga tangan dapat dimasukkan ke dalam kavum uteri.

2.4 Manifestasi Klinis

  Dapat dilihat dan diraba, perut terasa membesar kesamping.

  Pergerakan janin pada bagian kiri lebih dominan.

  Nyeri hebat dan janin sulit untuk dikeluarkan.

  Terjadi distensi berlebihan pada uterus

  Dada teraba seperti punggung, belakang kepala terletak berlawanan dengan letak dada, teraba

bagian – bagian kecil janin dan denyut jantung janin terdengar lebih jelas pada dada.

Page 47: ASKEP DISTOSIA

2.5 Penalaksanaan Medis

a)      Fase laten yang memanjang : Selama ketuban masih utuh dan passage serta passanger

normal, pasien dengan fase laten memanjang sering mendapat manfaat dari hidrasi dan

istirahat terapeutik. Apabila dianggap perlu untuk tidur, morfin (15 mg) dapat memberikan

tidur 6-8 jam. Apabila pasien terbangun dari persalinan, diagnosa persalinan palsu dapat

ditinjau kembali, berupa perangsangan dengan oksitosin.

b)      Kelainan protraksi : Dapat ditangani dengan penuh harapan, sejauh persalinan mau dan tidak

ada bukti disproporsi sevalopelvik, mal presentasi atau fetal distress. Pemberian oksitosin

sering bermanfaat pada pasien dengan suatu kontrakti hipotonik.

c)      Kelainan penghentian : Apabila terdapat disproporsi sevalopelvik dianjurkan untuk

dilakukan seksio sesar. Perangsangan oksitosin hanya dianjurkan sejauh pelviks memadai

untuk dilalui janin dan tidak ada tanda-tanda fetal distress.

d)     Kelainan His dapat diatasi dengan : Pemberian infus pada persalinan lebih 18 jam untuk

mencegah timbulnya gejala-gejala atau penyulit diatas. Jika ketuban masih ada maka

dilakukan amniotomi dan memberikan tetesan oksitosin (kecuali pada panggul sempit,

penanganannya di seksio sesar).

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Distosia Karena Kelainan His

A.    Pengkajian Keperawatan

Pengkajian umum

  Pengkajian pada riwayat kesehatan masa lalu dan sekarang

  Keluhan masa lalu :

  Pengkajian psikologi klien, apakah sering mengalami stres pada saat kehamilan dan

bagaimana persiapan dalam menghadapi persalinannya.

  Kaji kapan terjadi pecah ketuban.

  Tanyakan pada klien gerakan aktif janin dalam 24 jam

  Keluhan sekarang:

Page 48: ASKEP DISTOSIA

“ Klien merasa mulas dan nyeri pada pinggang serta telah mengeluarkan air pada vaginanya”

Pengkajian pola fungsional

1.      Aktifitas/istirahat

Melaporkan keletihan,kurang energi,letargi,penurunan penampilan

2.      Sirkulasi

Tekanan darah dapat meningkat,mungkin menerima magnesium sulfat untu hipertensi karena

kehamilan

3.      Eliminasi

Distensi usus atau kandng kemih yang mungkin menyertai

4.      Integritas ego

Mungkin sangat cemas dan ketakutan

5.      Nyeri atau ketidaknyamanan

Mungkin menerima narkotika atau anastesi pada awal proses kehamilan,kontraksi

jarang,dengan intensitas ingan sampa sedang,dapat terjadi sebelum awitan persalinan atau

sesudah persalinan terjadi,fase laten dapat memanjang,

6.      Keamanan

Serviks mungkin kaku atau tidak siap,pemerisaan vagina dapat menunjukkan janin dalam

malposisi,penurunan janin mungkin kurang dari 1 cm/jam pada nulipara atau kurang dari 2

cm/jam pada mutipara bahkan tidak ada kemajuan.,dapat mengalami versi eksternal setelah

getasi 34 minggu dalam upaya untuk mengubah presentasi bokong menjadi presentasi kepala.

7.      Seksualitas

Dapat primigravida atau grand multipara,uterus mungkin distensi berlebihan karena

hidramnion,gestasi multipel.janin besar atau grand multiparis.

Pengkajian fisik

  Pengkajian dapat dilakukan dengan pengkajian Tanda-tanda vital, pada pengkajian fisik

tekanan darah, denyut jantung, suhu, pernapasan biasanya meningkat, hal ini dipengaruhi

oleh nyeri yang dirasakan oleh klien. Selain itu pengkajian fisik dapat juga dilakukan dengan

palpasi yaitu palpasi letak janin dalam kandungan, apakah normal atau malposisi.

Prosedur diagnostik

Page 49: ASKEP DISTOSIA

a)      Tes pranatal : dapat memastikan polihidramnion,janin besar atau gestasi multipel.

b)      Tes stres kontraksi/tes nonstres : mengkaji kesejahteraan janin.

c)      Ultrasound atau pelvimetri sinar X : mengevaluasi arsitektur pelvis,presentase janin,posisi

dan formasi.

d)     Pengambilan sampel kulit kepala janin : mendeteksi atau mengesampingkan asidosis.

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Cedera, resiko tinggi terhadap maternal (ibu) b/d penurunan tonus otot/pola kontraksi otot,

obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.

2.      Cedera resiko tinggi terhadap janin b/d persalinan lama, malpresentasi janin,hipoksia/asidosis

jaringan, abnormalitas pelvis ibu.

3.      Kekurangan volume cairan b/d status hipermetabolik, muntah, diaforesis hebat, pembatasan

masukan oral, diuresis ringan berhubungan dengan pemberian oksitosin.

4.      Koping individu tidak efektif b/d krisis situasi, kerentanan pribadi, harapan persepsi tidak

relistis, ketidakadekuatan sistem pendukung.

5.      Ketakutan, ansietas b/d persalinan dan kurang informasi.

C.     Intervensi Keperawatan

1.      Cedera,resiko tinggi terhadap maternal(ibu) b/d penurunan tonus otot/poa kontraksi otot,

obstruksi mekanis pada penurunan janin, keletihan maternal.

Tujuan : Mencegah adanya resiko cedera pada ibu

No. Intervensi Rasional

1 Tinjau ulang riwayat persalinan,awitan dan

durasi

Membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan

penyebab, kebutuhan pemeriksaan diagnostik dan

intervensi yang tepat

2 Catat waktu/jenis obat.hindari pemberian

narkotik dan anastesi blok epidural sampai

serviks dilatasi 4 cm

Sedatif yang diberikan terlalu dini dapat

menghambat atau menghentikan persalinan.

3 Evaluasi tingkat keletihan yang menyertai,serta Kelelahan ibu yang berlebihan menimbulkan

Page 50: ASKEP DISTOSIA

aktifitas dan istirahat,sebelum awitan persalinan disfungsi sekunder, atau mungkin akibat dari

persalinan lama

4 Kaji pola kontraksi uterus secara manual atau

secara elektronik

Disfungsi kontraksi dapat memperlama

persalinan,meningkakan resiko komplikasi

maternal/janin

5 Catat kondisi serviks.pantau tanda

amnionitis.catat peningkatan suhu atau jumlah

sel darah putih;catat bau dan rabas vagina

Serviks kaku atau tidak siap tidak akan dilatasi,

menghambat penurunan janin/kemajuan

persalinan. terjadi amniositis secara langsung

dihubungkan dengan lamanya persalinan sehingga

melahirkan harus terjadi dalam 24 jam setelah

pecah ketuban

6 Catat penonjolan,posisi janin dan presentase

janin

Digunakan sebagai indikator dalam

mengidentifikasi persalinan yang lama

7 Anjurkan klien berkemih setiap1-2 jam.kaji

terhadap penuhan kandung kemih diatas simfisis

pubis

Kandung kemih dapat menghambat aktifitas

uterus dan mempengaruhi penurunan janin

8 Tempatkan klien pada posisirekumben lateral

dan anjurkan tirah baring atau ambulasi sesuai

toleransi

Ambulasi dapat membantu kekuatan gravitasi

dalam merangsang pola persalinan normal dan

dilatasi serviks

9 Bantu dengan persiapan seksio sesaria sesuai

indikasi untuk malposisi, CPD atau cincin bandl

Melahirkan seksio sesari segera diindifikasikan

untuk cincin bandl untuk distres janin karena

CPD

10 Siapkan untuk melahirkan dengan forsep (bila

perlu)

Melahirkan secara forsep dilakukan pada ibu yang

lelah berlebihan dan tidak mampu untuk

mengedan lagi

2.      Cedera resiko tinggi terhadap janin b/d persalinan lama, malpresentasi janin,

hipoksia/asidosis jaringan, abnormalitas pelvis ibu

Tujuan : Mencegah adanya resiko cedera pada bayi

No. Intervensi Rasional

Page 51: ASKEP DISTOSIA

1 Kaji denyut jantung janin secara manual dan

elektronik,dan kaji irama jantung janin.

Bradikardi dan takikardi pada janin dapat

disebabkan oleh stres, hipoksia, asidosis, atau

sepsis

2 Perhatikan tekanan uterus selama istirahat dan

fase kontraksi melalui kateter tekanan

intrauterus bila tersedia

Tekanan dan kontraksi yang besar dapat

menggangu oksigenasi dalam ruang intravilos

3 Perhatikan frekuensi kontaksi uterus. Beri tahu

dokter bila frekuensi dua menit atau kurang

Kontraksi yang terjadi setiap 2 menit atau kurang

tidak memungkinkan oksigenasi adekuat dari

ruang intravilous

4 Kaji malposisi dengan menggunakan manuver

Leopold dan temuan pemeriksaan internal.tinjau

ulang hasil USG

Menentukan pembaringan janin,posisi,dan

persentase dapat mengidentifikasi faktor-faktor

yang memperberat disfungsional persalinan

5 Pantau penurunan janin pada jalan lahir dalam

hubungannya dengan kolumna vertebralis iskial

Penurunan jalan lahir merupakan tanda CPD atau

malposisi

6 Perhatikan warna dan jumlah cairan amnion bila

pecah ketuban

Kelebihan cairan amnion yang berlebihan

menyebabkan distensi uterus dihubungkan dengan

anomali janin

7 Perhatikan bau dan perubahan warna cairan

amnion pada pecah ketuban lama. Dapatkan

kultur bila temuan abnormal

Infeksi asenden dan sepsis disertai dengan

takikardia dapat terjadi pada pecah ketuban lama

8 Berikan antibiotik pada klien sesuai indikasi Mencegah /mengatasi infeksi asenden dan juga

akan melindungi janin

9 Siapkan untuk melahirkan pada posisi

posterior,bila janin gagal memutar dari oksiput

posterior ke anterior

Melahirkan janin dalam posisi posterior

mengakibatkan insiden lebih tinggi dari laserasi

maternal

10 Siapkan untuk kelahiran secara sesaria bila

presentasi bokong terjadi

Untuk menghindari cedera pada kolumna

vertebralis bila melahirkan pervagina dari bokong

3.      Kekurangan volume cairan b/d status hipermetabolik, muntah, diaforesis hebat, pembatasan

masukan oral, diuresis ringan berhubungan dengan pemberian oksitosin.

Page 52: ASKEP DISTOSIA

Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan,dan bebas dari komplikasi

No. Intervensi Rasional

1 Pantau masukan dan keluaran cairan Untuk membandingkan apakah pemasukan dan

pengeluaran seimbang sehingga tidak terjadi

dehidrasi

2 Lakukan tes urine untuk mengetahui adanya

keton

Ketidakadekuatan masukan glukosa

mengakibatkan pemecahan lemak dan adanya

keton pada urin

3 Pantau tanda vital. Catat laporan pusing pada

perubahan posisi

Peningkatan frekuensi nadi dan suhu ,dan

perubahan tekanan darah ortostatik dapat

menandakan penurunan volume sirkulasi

4 Kaji elastisitas kulit Kulit yang tidak elastis menandakan terjadi

dehidrasi

5 Kaji bibir dan membran mukosa oral dan derajat

saliva

Membran mukosa atau bibir yang kering dan

penurunan saliva adalah indikator lanjut dari

dehidrasi

6 Perhatikan respon denyut jantung janin yang

abnormal

Dapat menunjukkan efek dehidrasi maternal dan

penurunan perfusi

7 Berikan masukan cairan adekuat melalui

pemberian minuman > 2500 liter

Mengurangi dehidrasi

8 Berikan cairan secara intravena Larutan parenteral mengandung elektrolit dan

glukosa dapat memperbaiki atau mencegah

ketidakseimbangan maternal dan janin serta apat

menurunkan keletihan maternal

9 Tinjau ulang hemoglobin dan hematokrit Peningkatan Ht menunjukkan dehidrasi

10 Tinjau ulang kadar elektrolit serum dan glukosa

serum

Kadar elektrolit serum mendeteksi terjadinya

ketidakseimbangan elektrolit, kadar glukosa

serum mendeteksi hipoglikemia

4.      Koping individu tidak efektif b/d krisis situasi,kerentanan pribadi,harapan persepsi tidak

relistis,ketidakadekuatan sistem pendukung

Page 53: ASKEP DISTOSIA

Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi dan menggunakan teknik koping

yang efektif.

No. Intervensi Rasional

1 Tentukan kemajuan persalinan Persalinan yang lama yang berakibat keletihan

dapat menurunkan kemampuan klien untuk

mengatasi/mengatur kontraksi

2 Kaji derajat nyeri dalam hubungannya dengan

dilatasi/penonjolan

Peningkatan nyeri bila serviks tidak

dilatasi/membuka dapat menandakan terjadinya

disfungsi.nyeri hebat menandakan terjadinya

aniksia sel-sel uterus

3 Kenali realitas keluhan klien akan

nyeri/ketidaknyamanan

Ketidaknyamanan dan nyeri dapat disalahartikan

pada kurangnya kemajuan yang tidak dikenali

sebagai masalah disfungsional

4 Anjurkan klien untuk mengungkapkan

nyeri/ketidaknyamanannya dan dengarkan

keluhan klien

Dengan mengungkapkan nyeri/

ketidaknyamanannya, dapat menurunkan

ketidaknyamanan dan membantu klien rileks

dalam mengatsi situasi

5 Tentukan tingkat ansietas klien dan pelatih Ansietas yang berlebihan meningkatkan aktivitas

adrenal/pelepasan katekolamin menyebabkan

ketidakseimbangan endokrin sehingga

menurunkan ketersediaan glukosa untuk sintesis

ATP yang diperlukan untuk kontraksi uterus

6 Diskusikan kemungkinan kepulangan klien

kerumah sampai mulainya persalinan aktif

Klien mungkin merasa lebih rileks bila berada

dilingkungan yang dikenalnya sehingga

mengurangi ansietas pada klien

7 Berikan kenyamanan berupa pengaturan posisi

dan penggunaan relaksasi dan pernapasan

Relaksasi dan pengaturan posisi dapat

menurunkan ansietas yang nantinya dapat

berpengaruh pada janinnya

8 Berikan dorongan pada upaya klien atau

pasangan untuk berkencan

Memperbaiki kesalahan konsep bahwa klien

terlalu bereaksi terhadap persalinan

9 Berikan informasi faktual tentang apa yang Dapat membantu reduksi dan meningkatkan

Page 54: ASKEP DISTOSIA

terjadi koping

10 Perhatikan adanya frustasi Frustasi dapat menghambat adanya persalinan

5.      Ketakutan,ansietas b/d ancaman yang akan dirasakan oleh klien/janin dan kurang informasi

Tujuan : mengurangi kecemasan dan menambah pengetahuan klien

No. Intervensi Rasional

1 Kaji status psikologis dan emosional klien Adanya ansietas dan gangguan gangguan

emosional klien dapat menghambat kerja sama

klien dengan perawat dalam melakukan

persalinan

2 Anjurkan pengungkapan perasaan Pengungkapan perasaan dapat menugrangi

ansietas

3 Dengarkan keterangan klien yang menandakan

kehilangan harga diri

Membantu klien meyakini adanya intervensi

untuk membantu proses persalinan adalah refleks

negatif pada kemauan dirinya sendiri

4 Anjurkan penggunaan tehnik pernapasan dan

latihan relaksasi

Membantu menurunkan ansietas dan

memungkinkan klien untuk berpartisipasi secara

aktif

5 Berikan kesempatan kepada klien untuk

memberi masukan pada proses pengambilan

keputusan

Dapat meningkatkan rasa kontrol klien meskipun

kebanyakan dari apa yang terjadi diluar

kontrolnya

6 Jelaskan prosedur dan tindakan yang akan

dilakukan sehubungan dengan distosia

Pemahaman yang baik mengenai prosedur atau

tindakan dapat mengurangi ansietas

7 Beritahukan mengenai kontraindikasi pemberian

oksitosin kepada klien

Kecemasan klien berkurang apabila terjadi

kontraindikasi oksitosin pada klien

8 Demonstrasikan dan jelaskan penggunaan

peralatan

Pengetahuan dapat menghilangkan kecemasan

dan memberi rasa kontrol terhadap situasi

Page 55: ASKEP DISTOSIA

9 Gunakan terminologi positif, hindari

penggunaan istilah yang menandakan

ketidaknormalan persalinan

Membantu klien/pasangan menerima situasi tanpa

menuduh dirinya sendiri

10 Bila diperlukan kelahiran melalui sesaria

(Jelaskan prosedur)

Untuk menetukan pilihan klien dan menghindari

kecemasan

D.    Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan mandiri dilakukan tanpa pesanan dokter. Tindakan

keperawatan mandiri ini ditetapkan dengan standar praktek American Nurses Association;

undang – undang praktik keperawatan negara bagian; dan kebijakan institusi perawatan

kesehatan.

E.     Evaluasi Keperawatan

Tahap evaluasi adalah perbandingan hasil – hasil yang diamati dengan kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan. Klien keluar dari siklus proses keperawatan apabila

kriteria hasil telah dicapai. Klien akan masuk kembali ke dalam siklus apabila kriteria hasil

belum tercapai.