27
Konsep Dasar Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) A. Definisi Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi dengan berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II (1970) di London diusulkan definisi sebagai berikut: - Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari (37mg). - Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41 mg). - Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42 mg/lebih). Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan: 1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK). 2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term yang terbagi dalam : * Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK). Askep BBLR

Askep Anak Dengan Bblr

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Anak Dengan Bblr

Konsep Dasar

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

A. Definisi

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat

badan kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi dengan

berat badan kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat

rendah. Pada kongres European Prenatal Medicine II (1970) di London diusulkan

definisi sebagai berikut:

- Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari (37mg).

- Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 – 41 mg).

- Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42

mg/lebih).

Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:

1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa

kehamilan/ gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-

SMK).

2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat

bayi mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk

masa pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan

post term yang terbagi dalam :

* Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK).

* Neonatus cukup bulan – kecil untuk masa kehamilan (NCB – KMK).

* Neonatus lebih bulan – kecil untuk masa kehamilan (NLB – KMK).

B. Etiologi BBLR

1. Faktor ibu :

- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya

- Perdarahan antepartum

- Malnutrisi

- Hidromion

- Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya

- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun

- Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat

- Infeksi

Askep BBLR

Page 2: Askep Anak Dengan Bblr

- Penderita DM berat

2. Faktor Janin :

- Cacat bawaan

- Kehamilan ganda/gemili

- Ketuban pecah dini/KPD

3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah

4. Kebiasaan

5. Idiopatik

C. Tanda-tanda bayi BBLR

a. BB < 250 gram, TB < 45 cm, lingkar dada < 30 cm, lingkar kepala < 33 cm.

b. Tanda-tanda neonatus :

1. Kulit keriput tipis, merah, penuh bulu-bulu halus

(lanugo) pada dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak alam jaringan sub-

kutan sedikit.

2. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari.

3. Bayi prematur laki-laki testis belum turun dan pada bayi perempuan labia

minora lebih menonjol.

c. Tanda-tanda fisiologis :

1. Gerak pasif dan tangis hanya merintih walaupun lapar, lebih banyak tidur

dan malas.

2. Suhu tubuh mudah berubah menjadi hipotermis.

D. Penatalaksanaan BBLR

1. Pengaturan suhu

Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat

dan istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka

suhunya untuk bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2

– 2,5 kg adalah 34C. Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan

dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol hangat yang telah

dibungkus dengan handuk atau lampu petromak di dekat tidur bayi. Bayi

dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk memudahkan pengawasan

mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya

sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.

2. Pengaturan makanan/nutrisi

Askep BBLR

Page 3: Askep Anak Dengan Bblr

Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit

demi sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini

berupa glukosa, ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia,

dehidrasi atau hiperbilirubinia. Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit

berat dapat dicoba minum melalui mulut. Umumnya bayi dengan berat

kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama dengan pipa lambung

karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap dengan menelan.

Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 %

yang steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 – 4 ml untuk

bayi dengan berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan

berat lebih dari 1500 Gr.

Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami

kesukaran, pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.

3. Mencegah infeksi

Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena

daya tubuh bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan

daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur

pencegahan infeksi adalah sebagai berikut:

- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2

menit sebelum masuk ke ruang rawat bayi.

- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah

memegang seorang bayi.

- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang

berhubungan dengan bayi.

- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.

- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi.

E. Prognosis BBLR

Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu juga

tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam perawatan

saat hamil, persalinan dan perawatan post – natal.

Askep BBLR

Page 4: Askep Anak Dengan Bblr

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA BBLR

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.

b. Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.

c. Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.

d. Riwayat penyakit sekarang.

e. Riwayat penyakit keluarga.

f. Riwayat penyakit dahulu.

2. Pemeriksaan fisik biologis

Ibu

- Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.

- Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu

dan sekarang.

- Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.

- Riwayat penyakit ibu.

- Psikososial dan spiritual ibu.

- Riwayat perkawinan.

Bayi

- Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD

< 30 cm.

- Inspeksi

1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.

2. Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.

3. Kulit tipis, transparan dan mengkilap.

4. Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.

5. Garis telapak kaki sedikit.

6. Retraksi sternum dengan iga

7. Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub kutan).

- Palpasi

1. Hati mudah dipalpasi.

2. Tulang teraba lunak.

Askep BBLR

Page 5: Askep Anak Dengan Bblr

3. Limpa mudah teraba ujungnya.

4. Ginjal dapat dipalpasi.

5. Daya isap lemah.

6. Retraksi tonus – leher lemah, refleks Moro (+).

- Perkusi

- Auskultasi

1. Nadi lemah.

2. Denyut jantung 140 – 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.

B. Diagnosa dan Rencana Keperawatan

1. Gangguan pemenuhan 02 berbanding dengan surfectan, pertumbuhan dan

perkembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang masih

lemah dan tulang iga yang melengkung serta refleks batuk yang belum

sempurna.

Tujuan : kebutuhan pernafasan dapat terpenuhi secara adekuat dengan

kriteria:

- Bernapas dengan bebas dan lancar.

- Tidak ada sianosis, warna kulit merah.

- Tidak ada apnea, ataupun tachipnea.

- Frekuensi nafas dalam batas normal 40 – 60 X/menit. Pernafasan chegne

stokes.

Intervensi :

- Beri rangsangan taktil sedini mungkin.

- Observasi pernafasan setiap 5 menit.

- Atur posisi bayi dengan kepala ekstensi.

- Awasi perdarahan, monitor USG atau CT-Scan.

- Terapi O2 2 Lt/menit.

- Kolaborasi obat-obatan.

2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks

menghisap dan menelan yang belum sempurna, distensi abdomen, volume

lambung berkurang, daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa,

vitamin yang larut dalam lemak berkurang, kerja spinkter esophagus teratur.

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria:

- Refleks menelan dan isap adekuat.

Askep BBLR

Page 6: Askep Anak Dengan Bblr

- Turgor kulit membaik, kulit lembut dan tidak lembab.

- Mata tidak cekung.

- BAB dab BAK lancar.

Intervensi :

- Berikan ASI dan PASI normal, bila tidak mungkin berikan personde.

- Berikan ASI dalam jumlah besar dan relatif bertambah.

- Monitor BB setiap hari.

- Observasi intake dan out put pagi.

- Pemberian infus glukosa.

3. Gangguan regulasi suhu tubuh berbanding dengan evaporasi yang

berlebihan akibat berkurangnya jaringan lemak bawah kulit, permukaan

kulit, permukaan tubuh yang relatif lebih luas dari PB, otot yang tidak aktif

atau kurang pergeseran. Produksi panas yang berkurang akibat kurangnya

lemak dan pusat regulasi yang belum sempurna.

Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal dan tidak hipotermi.

Intervensi :

- Rawat bayi dalam inkubator bersuhu 34 - 35C.

- Pertahankan suhu lingkungan adekuat.

- Hindari bayi dimandikan.

- Monitor suhu tubuh setiap 15 menit.

4. Potensial infeksi berhubungan dengan rendahnya kadar Ig G, relatif belum

membentuk antibodi, daya fagositosis dan reaksi peradangan yang belum

baik.

Tujuan : tidak ada infeksi / bayi terhindar dari infeksi dengan kriteria:

- Kulit bersih dan tidak lembab.

- Mata tidak ada kotoran.

- Kuku terpotong pendek dan bersih.

- Rambut bersih.

Intervensi :

- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.

- Hindari kelelahan fisik dengan menyentuh seminimal mungkin.

- Lakukan parasat dengan teknik aseptic.

- Batasi kontak langsung dengan bayi.

Askep BBLR

Page 7: Askep Anak Dengan Bblr

- Observasi tanda-tanda infeksi.

- Kulit dan tali pusat terawat dan dibersihkan.

- Ciptakan lingkungan yang bersih dan sterilkan alat secara teratur.

- Bersihkan tempat tidur bayi dengan menggunakan cairan antiseptic

sekali seminggu.

5. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya kulit dan

kurang pergerakan.

Tujuan : disintegrasi kulit dapat dicegah.

Intervensi :

- Batasi daerah genital dan sekitar setelah BAB dan BAK.

- Seka tubuh bayi dengan air hangat jika memungkinkan.

- Berikan baby oil pada kulit yang kering dan terkelupas.

- Beri talk secara merata, tidak tebal pada bagian tubuh yang terkena.

- Ganti popok setiap kali basah/kotor.

- Observasi tanda-tanda kemerahan, ruam popok, infeksi.

Daftar Pustaka

1. Mahdiyat, Iskandar, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FK

UI.

2. Pusdiknakes. 1984. Perawatan Bayi dan Anak. Depkes RI : Jakarta

3. Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks

Keluarga. Depkes RI: Jakarta

Askep BBLR

Page 8: Askep Anak Dengan Bblr

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. H

DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH

PENGKAJIAN DATA

A. BIODATA BAYI

Nama : By. Ny. H.

Tanggal lahir bayi : 03 – 11 – 03

Tanggal pemeriksaan : 04 – 11 – 03

Jenis kelamin : Perempuan

Berat badan lahir : 1700 gr

Pengukuran panjang :

- Panjang : 37 cm

- Lingkar kepala : OB: 29 cm, Os: 27 cm, OK: 24 cm

- Lingkar dada : 25 cm

- Denyut jantung/menit : 130 /menit

- Reguler/ Irreguler : Irreguler

- Respirasi : 60 X/menit

- Temperatur aksila : 35,2C

B. IDENTITAS ORANG TUA BAYI

- Nama ibu : Ny H.

Umur : 20 tahun

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SD

- Nama ayah : Bp. R

Umur : 21 tahun

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SMP

Alamat : Jl. A. Yani km 6.800 Kertak Hanyar

MRS : 03 – 11 – 03

No. RMK : 506312

Diagnosa sementara : BCB / KMK / SPT. BK

C. KELUHAN UTAMA

Askep BBLR

Page 9: Askep Anak Dengan Bblr

Berat badan 1700 gr, suhu aksila 35,2C, lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm

kesadaran CM.

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

BBLR, berak kurang aktif, menangis lemah, tanda vital: 140 X/menit untuk

denyut jantung, respirasi 50 X/menit, suhu 35,2C. Berat badan 1700 gr, dan

dirawat dalam inkubator.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ibu baru pertama kali melahirkan, tidak pernah abortus, keluarga belum pernah

masuk Rumah Sakit, sosial ekonomi yang sangat rendah

F. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU / PERSALINAN

Pada tanggal 03 – 11 – 03, jam 11:00 WITA sehabis melahirkan ibu kejang

(eklamasi), bayi lahir spontan tidak langsung menangis kuat, gerak tidak terlalu

aktif, lalu dirujuk ke RS karena bayi BBLR. Riwayat antenatal: ibu tidak rajin

memeriksakan kehamilan ke PKM dan mendapat TT.

G. PEMERIKSAAN FISIK BIOLOGIS

- Kepala : bayi tidak mengalami caput suecedenium dan cephal

hematome, ubun-ubun dan sutura lebar, rambut halus,

tipis & ada, tidak ada.

- Telinga : simetris, tidak megeuarkan sekret.

- Mulut : sianosis , mukosa bibir basah.

- Leher : massa , gerak leher lemah.

- Badan : warna kemerahan, torax retraksi sternum & iga.

tulang teraba lunak

- Aktivitas : lemah, gerak kurang aktif, lemas.

- Lanugo : terdapat pada dahi, lengan, telinga, pelipis.

- Abdomen : bising usus , tidak terdapat benjolan.

- Ekstremitas : tidak terdapat edema & parese (-) kuku belum mencapai

ujung jari.

- Mata : sulit membuka, ikterik , anemis .

- Hidung : tidak terdapat sekret.

- Anus : .

Askep BBLR

Page 10: Askep Anak Dengan Bblr

- Genital : labia minora lebih menonjol.

- Minum : bayi dipuasakan, cairan lewat infus.

- Refleks : menghisap lemah.

- Kulit : turgor jelek, kulit dingin.

H. LABORATORIUM

Hasil lab tanggal 04 – 11 – 03.

- Hb : 14,3 gr %

- Leukosit : 5.600 mm3.

- Trombusit : 112.000 /mm3.

- GD : 0

- GDR : 35 mg/dl

I. PEMBERIAN OBAT SEKARANG

IVFD D 10 % 135 cc /5 tts/mikro.

Ampicillin: 3 x 50 mg.

Gentamisin: 2 x 5.

O2 : 2 l/m

Inkubator : .

Askep BBLR

Page 11: Askep Anak Dengan Bblr

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DO: suhu 35,6 o C.lingkar dada 25 cm. Menangis lemah.Kemampuan menghisap lemah.Gerak kurang aktif. lemah.lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm

DS: bayi dipuasakan.Refleks menghisap lemah.Turgor jelek.

Kurangnya jaringan lemak bawah kulit.

Gangguan regulasi suhu tubuh.

2. DO: bayi dipuasakan.Refleks menghisap lemah.Turgor jelek.

Refleks menghisap dan menelan yang belum sempurna.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

3. Rendah kadar Ig G dan relatif belum membentuk antibodi.

Potensial infeksi.

4. Tipisnya kulit bayi dan kurang pergerakan. Kelembaban.

Potensial kerusakan integritas kulit.

Askep BBLR

Page 12: Askep Anak Dengan Bblr

Askep BBLR

Page 13: Askep Anak Dengan Bblr

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : By. Ny. H No MR : 506312Umur : 01 hari Ruang : NeonatologiDiagnosa : BBRL

NODIAGNOSA

KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATANRASIONALISASI

TUJUAN INTERVENSI1. Gangguan regulasi suhu

tubuh b/d kurangnya

jaringan lemak dibawah

kulit ditandai:

- Suhu 35, 6C

- Lingkar dada 25 cm.

- Menangis lemah

- Kemampuan

menghisap lemah

- Gerak kurang aktif

Suhu tubuh dalam

batas normal dan tidak

hipotermi dengan

kriteria:

Suhu tubuh 36,5C –

37,2C.

1. R

awat bayi dalam inkubator

bersuhu 32 - 35C.

2. P

ertahankan suhu

lingkungan adekuat.

3. H

indari bayi dimandikan.

4. M

onitor suhu tubuh setiap

jam.

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

2. Agar tidak terjadi kehilangan

panas yang berlebihan.

3. Memandikan bayi dengan

hipotensi membahayakan.

4. Mengetahui perkembangan

/keadaan bayi.

Askep BBLR

Page 14: Askep Anak Dengan Bblr

2. Gangguan pemenuhan

nutrisi berhubungan

dengan refleks

menghisap dan menelan

yang belum sempurna.

Kebutuhan nutrisi

kurang terpenuhi

dengan kriteria:

Turgor kulit membaik.

BAB dan BAK lancar.

1. Observasi intake dan output

setiap hari.

2. Monitor bb setiap hari.

3. Kolaborasi pemberian

infus.

1. Mengidentifikasi keseimbangan

antara perkiraan pemasukan

dan kebutuhan nutrisi.

2. Membantu dalam memantau

keefektifan aturan terapeutik.

3. Ketentuan dukungan nutrisi

didasarkan pada perkiraan

kebutuhan bayi.

3 Potensial infeksi

berhubungan dengan

rendahnya kadar Ig G

dan relatif belum

membentuk antibodi.

Infeksi tidak terjadi

atau bayi terhindar dari

infeksi dengan kriteria:

Tanda-tanda infeksi

sudah terlihat.

1. Cuci tangan sebelum dan

sesudah tindakan.

2. Lakukan parasat dengan

teknik aseptic.

3. Batasi kontak langsung

dengan bayi.

4. Observasi tanda-tanda

infeksi.

5. Kulit dan tali pusat dirawat

dan dibersihkan.

1. Mengurangi resiko infeksi

nasokomial kepada bayi.

2. Melindungi bayi dari infeksi.

3. Meminimalkan terjadinya

infeksi.

4. Mengetahui adanya indikasi

infeksi.

5. Potensial entri organisme ke

dalam tubuh.

Askep BBLR

Page 15: Askep Anak Dengan Bblr

6. Berikan terapi sesuai

indikasi.

4. Potensial kerusakan

integritas kulit

berhubungan dengan

tipisnya kulit dan

kurangnya pergerakan.

Disintegrasi kulit dapat

dicegah.

1. Bersihkan genital dan

sekitar setelah BAB dan

BAK.

2. Beri talk secara merata

pada kulit bagian tebal

bagian tubuh yang tertekan.

3. Ganti popok setiap kali

basah dan kotor.

4. Observasi tanda-tanda

kemerahan dan infeksi.

1. Menurunkan kontaminasi kulit

membantu dalam menurunkan

eksudat.

2. Meminimalkan resiko terjadinya

iritasi.

3. Memberikan perlindungan

tambahan pada kulit yang halus.

4. Mengenal adanya kerusakan

integritas kulit.

Askep BBLR

Page 16: Askep Anak Dengan Bblr

Askep BBLR

Page 17: Askep Anak Dengan Bblr

Implementasi Keperawatan

NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASITANDA

TANGAN

1

13-11-03

12.00

I

1. Mengkaji tanda vital dan keadaan umum

klien.

2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada

ibu tentang penyakitnya.

3. Mengajarkan cara menurunkan suhu

tubuh yang sederhana.

a. Kompres dingin pada daerah dahi

bila panas.

b. Memberi minum banyak pada anak.

c. Memakai pakaian tipis dan menyerap

keringat.

d. Menjaga sirkulasi udara dan

kesejukan udara.

2.

13-11-03

12.00

II

1. Memberikan pendidikan kesehatan

sederhana tentang pentingnya pemenuhan

nutrisi bagi anak.

2. Menganjurkan untuk memberi makan

dalam porsi kecil tapi sering.

3. Menyediakan makanan dalam keadaan

hangat, tidak terburu-buru dan ditemani.

4. Kolaborasi melanjutkan pemberian infus

RL: 13 tts/ m (makro).

3.

13-11-03

12.00

1. Memberikan lingkungan yang tenang

dan tindakan kenyamanan.

2. Melakukan message (mengelus) daerah

nyeri jika klien dapat mentoleransi

sentuhan.

Askep BBLR

Page 18: Askep Anak Dengan Bblr

III3. Memberikan kompres hangat pada

daerah nyeri sesuai kebutuhan.

4. Memberikan aktivitas hiburan yang tepat

seperti mainan.

5. Menganjurkan untuk beristirahat dalam

ruangan yang tenang.

4.

04-11-03

15.00

IV

1. membersihkan genital dan sekitar setelah

BAB dan BAK.

2. memberi talk secara merata pada kulit

tidak terlalu tebal bagian tubuh yang

tertekan.

3. mengganti popok setiap kali basah dan

kotor.

4. mengobservasi tanda kemerahan dan

iritasi.

Askep BBLR

Page 19: Askep Anak Dengan Bblr

Catatan Perkembangan

Hari/Tanggal Diagnosa Data Perkembangan

Selasa

04-11-03

17.00 IO: Suhu 36,4C

Menangis masih lemah

Gerak kurang aktif

Menghisap masih lemah.

A: Masalah teratasi sebagian.

P : Pertahankan intervensi yang ada.

Selasa

04-11-03

17.00 IIO: BB : 1700 gr

Intake : infus : 120 cc

Output : BAK : 45 cc/hari

:BAB : 19 cc/hari

: IWL : 16,8 cc

80,8 cc

Infus terpasang: D10 %:

5 tetes/menit.

A: Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi yang ada.

Selasa

04-11-03

17.00 IIO: Ampicilin 3 x 50 mg

Gentamin 2 x 5 mg

(sudah diberiikan)

A: Masalah teratasi

P :Mempertahankan intevensi yang ada.

Askep BBLR

Page 20: Askep Anak Dengan Bblr

Selasa

04-11-03

17.00

IVO: Tanda iritasi dan kemerahan tidak

terlihat.

Genital dan sekitar bersih.

A: Masalah teratasi

P : Pertahankan intervensi yang ada.

Rabu

05-11-03

14.00 VO: Nafas/respirasi : 3 – 5 x/menit

Suhu/ temperatur : 35,6

HR : 89 x/menit

Bayi dalam keadaan apnea dan tidak

teratur, terjadi sklerema.

A: Gangguan pemenuhan oksigen

sehubungan dengan surfactan,

pertumbuhan dan perkembangan paru

yang belum sempurna.

P : - Berikan rangsangan taktil sedikit

mungkin.

- Melakukan nafas buatan.

- Terapi oksigen 2 liter/menit

- Atur posisi bayi dengan kepala

ekstensi.

- Observasi pernafasan setiap 5

menit.

- Kolaborasi obat-obatan RJP

E : Jam 19.00 bayi meninggal.

Askep BBLR

Page 21: Askep Anak Dengan Bblr

Askep BBLR