artikel lansia.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    1/51

    PERKEMBNGAN PSIKOLOGI AGAMA PADA LANSIA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Manusia adalah makhluk yang ekploratif dan potensial. Dikatakan makhluk ekfloratif,

    karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun

    psikis. Manusia di sebut makhluk potensial karena pada manusia tesimpan sejumlah kemampuan

    bawan yang dapat di kembangkan.

    Selanjutnya, manusia juga disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya,

    karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan bantuan luar dirinya.

    Bantuan dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dari lingkungannya.

    Bimbingan dan arahan yang di berikan dalam membantu perkembangan tersebut pada

    hakikatnya di harapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudah tersimpan

    sebagai potensi bawaannya. Karena itu, bimbingan yang tidak searah dengan potensi yang

    dimiliki akan berdampak negatife bagi perkembangan manusia.

    Perkembangan yang negatife tersebut akan terlihat dalam berbagai sikap dan tingkah laku

    yang menyimpang. Bentuk dan tingkah laku menyimpang ini terlihat dalam kaitannya dengan

    kegagalannya manusia untuk memenuhi kebutuhan, baik bersifat fisik dan psikis. Sehubungan

    dengan hal itu, maka dalam mempelajari perkembangan jiwa keagamaan perlu dilihat dulu

    kebutuhan-kebutuhan manusia secara menyeluruh.Sebab, pemenuhan kebutuhan yang kurang

    seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani akan menyebabkan timbulnya ketimpangan

    dalam perkembangan. Dalam bukunyapengantar Psikologi kriminilDrs. Gerson W. Bawengan,

    SH. Mengemukakan pembagian kebutuhan manusia berdasrkan pembagian yang di kemukakan

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    2/51

    oleh J.P. Guilford yaitu kebutuhan individual, kebutuhan social dan kebutuhan manusia akan

    agama.1[1]

    Jiwa keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) akan sangat tergantung dari

    perkembangan aspek fisik dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, sering dikatakan

    bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu perkembangan di

    tentukan oleh tingkat usia.

    Para ahli psikologi perkembangan membagi membagi perkembangan manusia manusia

    berdasarkan usia menjadi beberapa tahapan atau priode perkembangan. Secara garis besarnya

    priode perkembngan itu di bagi menjadi: 1) Masa prenatal; 2) Masa bayi; 3) Masa kanak-kanak ;

    4) Masa pra pubertas ; 5) Masa pubertas ; 6) Masa dewasa ; 7) Masa usia lanjut.setiap masa

    perkembangan memiliki cir-ciri tersendiri termasuk perkembangan jiwa keagamaan.

    Sehubungn dengan kebutuhan manusia dan priode perkembangan tersebut, maka dalam

    kaitannya dengan perkembngan jiwa keagamaan akan dilihat bagaimana pengaruh timbal balik

    antara keduanya. Dengan demikian, perkembangan jiwa keagamaan akan dilihat dari tingkat

    usia.

    Dalam makalah ini penulis akan membahas perkembngan psikologi agama pada lansia

    (lanjut usia), dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan, penulis sangat

    mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    PERKEMBNGAN PSIKOLOGI AGAMA PADA LANSIA

    1[1] H. Jalaluddin, Psikologi keagamaan: (PT raja grafindo persada, 2004) hal 87

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    3/51

    A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN DAN LANSIA

    a.Pengertian perkembangan.

    Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi akibat proses

    kematangan dan pengalaman, seperti yang dikatakan oleh Van din diale perkembngan berarti

    perubahan kualitatif ini berarti perkembangan bukan sekedar perubahan beberapa centimeter

    tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang melainkan suatu proses integrasi

    dan banyak stuktur dan fungsi yang komplek. 2[2]

    Dalam proses perkembangan perubahan- perubahan prilaku menurut tingkat usia sebagai

    masalah antisiden (gejala yang mendahului dan konsekensinya). Pada dasarnya ada dua proses

    perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serampak selama kehidupan, yaitu

    pertumbuhan dalam kemunduran keduanya mulai dari kemunduran sampai dengan berakhir

    dengan kematian.

    Dala tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan sekalipun perubahan-perubahan yang

    bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin pada bagian selanjutnya kemunduran

    yang berperan sekalipun pertumbuhan tidak berhenti, rambut tumbuh terus dan sel-sel terus

    berganti pada usia lanjut beberapa bagian tubuh dan alam pikiran lebih banyak berubah dari pada

    yang lain.

    Seringkali pola perubahan itu mirip kurva berbentuk lonceng pada awalnya naik dengan

    tiba-tiba mendatar selama usia pertengahan dan turun secara perlahan atau mendadak pada usia

    lanjut,perlu di catat pola ini tidak pernah berbentuk garis lurus walaupun dapat terjadi priode

    stabil yang singkat atau berkepanjangan dalam kemampuan yang berbeda

    b. pengertian lansia

    2[2] Elizabeth B.hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang hayat: (Erlangga ,1980)

    hal 450

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    4/51

    lanjut usia (lansia) menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut

    Usia pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah mencapai usia enam puluh tahun ke atas.

    Selanjutnya pada pasal 5 ayat 1 disebutkan bah wa lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam

    kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa lanjut

    usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

    bernegara. 3[3]

    Manusia usia lanjut dalam penilaian banyak orang adalah manusia yang tidak produktif

    lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun sehingga dalam kondisi yang uzur ini berbagai

    penyakit siap menggorogoti mereka. Dengan demikian, di usia lanjut ini terkadang muncul

    semacam pemikiran bahwa mereka barada pada sisa-sisa umur menunggu kematian

    Dari ayat-ayat itu jelas, lansia seperti halnya warga negara yang lain memiliki hak dan

    kewajiban sama dengan warga negara lain yang belum memasuki usia lanjut.

    Masa ini dimulai sekitar usia 60, ketika seseorang mulai meninggalkan masa-masa aktif

    di masyarakat dan bersiap untuk hidup lebih menyendiri. Sangat berbeda dengan rata-rata orang

    yang ketakutan dengan datangnya usia tua, maka bagi Erikson ini adalah masa yang sama

    pentingnya dengan fase-fase sebelumnya. Bahkan, masa ini mungkin masa yang paling penting

    karena ini adalah masa terakhir di mana kita harus bersiap untuk meninggalkan dunia ini4[4]

    B. SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA.

    Untuk menetapkan secara pasti kapan psikologi agama mulai di pelajari memang agak

    sulit. Baik dalam kitab suci, maupun dalam sejarah tentang agama-agama tidak terungkap secara

    jelas mengenai hal itu. Namun demikian, walupun secara tidak lengkap, ternyata yang menjadi

    3[3] Partini SuardimanKepala Pusat Studi Sumberdaya Lansia UNY4[4] Steve simajuntak. Com.11.2007

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    5/51

    ruang lingkup kajian psikologi agama banyak di jumpai baik melalui imformasi melalui kitab

    suci agama maupun sejarah agama.

    Perjalanan hidup sidarta gautama dari seorang putra raja kapila-wastu yang bersedia

    mengorbankan kemegahan dan kemewahan hidup menjadi seorang petapa menunjukkan

    bagaimana kehidupan batin yang dialaminya dalam kaitan dengan keyakinan agama yang di

    anutnya. Proses purubahan keyakinan agama ini mengungkapkan pengalaman keagamaan yang

    mempengaruhi dari tokoh agam budha. Dan proses itu kemudian dalam psikologi agama disebut

    dengan konversi agama.

    Sidarta gautama yang putra raja itu, sejak kecil sudah hidup dalam lingkungan istana

    yang serba mewah. Tetapi, ketika usia remaja, saat melihat kehidupan masyarakat, sidarta

    menyaksikan berbagai bentuk penderitaan manusia dari yang tua, sakit dan orang yang

    meninggal dunia. Pemandangan seperti itu tak pernah di lihat sidarta sebelumnya. Dari dialog

    dengan pengawalnya, sidarta berkesimpulan bahwa kehidupan manusia penuh dengan

    penderitaan, mengalami usia lanjut dan seturusnya mati.

    Segala yang di saksikan sidarta membatin dalam dirinya, hingga pada suatu malam ia

    keluar dari istana dan meninggalkan segala kemewahan hidup. Selenjutnya sidrata mengalami

    konversi agama dari pemeluk agama hindu kepada pendakwah agama baru yaitu agama budha.

    Proses yang hampir serupa juga di lukiskan dalam alquraan tentang cara Ibrahim as.

    Memimpin ummatnya untuk bertauhid kepada Allah. Ketika malam semkin gelap di melihat

    sebuah bintang dan berkata:

    Inilah tuhanku. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: saya tidak suka kepada

    tuhan yang tenggelam. Kemudian, tatkala melihat bulan terbit, dia berkata: inilah

    tuhanku.Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: sesungguhnya jika tuhanku memberi

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    6/51

    petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat.Kemudian, tatkala melihat

    matahari terbit ia berkata: inilah tuhanku.ini yang lebih besar maka tatkal mentari itu

    terbenam, dia berkata hai kaumku, sesunguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu

    persekutukan. (QS 6:76-78).

    Perumpamaan ini melukiskan bagaimana proses konversi terjadi, walaupun dalam

    informasi kitab suci tersebut di kiaskan kepada Ibrahim as. yang berusaha meyakinkan

    pengikutnya tentang kekeliruan mereka menyembah benda-benda alam yang hakikatnya hanya

    ciptaan dan tidak layak di sembah.

    Terlalu banyak contoh-contoh yang dapat di kemukakan tentang hubungan antara

    kesadaran dan pengalaman agama dengan sikap dan tingkah laku para pengikut agama, yang

    kemudian di jadikan objek kajian psikologi agama. Namun, kasus-kasus seperti itu belum

    dipelajri secara ilmiah, hingga hanya di anggap sebagai peristiwa keagamaan biasa.5[5]

    Barangkali, kenyataan yang serupa ini menimbulkan anggapan bahwa kelahiran psikologi agama

    merujuk pada kalangan pemula yang merujuk kepada ilmuan barat.

    Berdasarkan sumber barat, para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian psikologi

    agama mulai popoler pada abad ke-19. sekitar masa itu psikologi yang semakin berkembang di

    gunakan sebagai alat untuk kajian keagamaan. Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman

    tentang cara bertingkah laku, berpikir dan mengemukakan prasangka ke agamaan (Robert H.

    Thouless, 1992:1)

    Menurut Thouless, semenjak terbit buku The Varieties Of Religious Ekperience tahun

    1903, sebagai kumpulan dari materi kuliah william james di empat universitas di Skotlandia,

    5[5] Jalaluddin, Psikologi keagamaan: (PT raja grafindo persada, 2007) hal 29

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    7/51

    maka langkah awal dari kajian psikologi agama mulai di akui para ahli psikologi dan dalam

    jangka waktu 30 tahun kemudian banyak buku-buku lain di terbitkan sejalan dengan konsep

    yang serupa. Sejak saat itu, kajian-kajian tentang psikologi agama tidak hanya terbatas pada

    masalah yang menyangkut keagamaan secara umum melainkan masalah-masalah khusus.

    Di tanah air sendiri tulisan mengenai psikologi agama di kenal sekiatar tahun 1970-an,

    yaitu oleh Prof zakiah daradjat ada sejumlah buku yang beliau tulis untuk kepentingan buku

    pegangan bagi mahasiswa di lingkungan IAIN. Di luar itu, kuliah mengenai psikologi agama

    juga sudah di berikan. Khususnya di Fakultas Tarbiyah oleh Prof. Dr. A. Mukti Ali dan Prof.

    zakiah daradjat sendiri. Kedu orang ini di kenal sebagai pelopor psikologi agama di Indonesia.

    Sumber- sumber barat umumnya merujuk awal kelahiran psikologi agama adalah dari karya

    Edwin Diller dan Starbuck dan William james, sebaliknya di dunia timur, khususnya di wilayah

    kekuasaan islam kajian-kajian yang tentang hal serupa belum sempat di masukkan. Padahal,

    tulisan Muhammad Ishaq ibn Yasar pada abad 7 masehi berjudulAl-syiar wa al-Maghazi

    memuat berbagai fragumen dari biografi nabi Muhammad Saw ataupunRisalah Hay Yaqzan Fi

    Asrar Al-Hikmat Al Masyriqiyyatyang di tulis oleh Abu Bakr Muhammad Ibn Abd Al Malim

    Ibn Tufail juga memuat masalah yang erat kaitannya dengan psikologi.

    Ilmu Psikologi agama tergolong cabang psikologi yang berusia muda berdasarkan informasi dari

    berbagai literature, dapat di simpulkan bahwa kelahiran psikologi agama di dukung oleh para

    ahli dari berbagai disiplin ilmu.

    C. SIKAP KEBERAGAMAAN PADA LANSIA

    Perubahan terjadi pada manusia seiring dengan berjalannya waktu dengan melalui tahap-

    tahap perkembangan. Hurlock (1991) menyebutkan tahap perkembangan tersebut adalah periode

    pranatal, bayi, masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa remaja awal,

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    8/51

    masa remaja, masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut. Masing-masing

    tahapan tersebut mempunyai tugas perkembangan dan karakteristik yang berbeda-beda. Melalui

    tahap-tahap perkembangan tersebut, Hurlock (1991) ingin menjelaskan bahwa menjadi tua pada

    manusia adalah suatu hal yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Dengan kata lain, seiring

    dengan bertambahnya usia, manusia akan menjadi tua, yaitu periode penutup dalam rentang

    hidup seseorang di saat seseorang telah beranjak jauh dari periode tertentu yang lebih

    menyenangkan. Pada tahap perkembangan ini, Erikson (dalam Santrock, 1997) menyebutnya

    dengan sebutan Integrity versus Despair. Pada masa-masa ini, individu melihat kembali

    perjalanan hidup ke belakang, apa yang telah mereka lakukan selama perjalanan mereka tersebut.

    Ada yang dapat mengembangkan pandangan positif terhadap apa yang telah mereka capai, jika

    demikian ia akan merasa lebih utuh dan puas (integrity), tetapi ada pula yang memandang

    kehidupan dengan lebih negatif, sehingga mereka memandang hidup mereka secara keseluruhan

    dengan ragu-ragu, suram, putus asa (despair).

    Sama seperti setiap periode lainnya dalam rentang kehidupan seseorang, usia lanjut

    ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu. Efek-efek tersebut menentukan, sampai

    sejauh tertentu, apakah pria atau wanita lanjut usia (lansia) tersebut akan melakukan penyesuaian

    diri secara baik atau buruk (Hurlock, 1991). Pendapat tersebut diperkuat oleh pernyataan Papalia

    (2001) yang menyebutkan bahwa perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada lansia dapat

    menyebabkan perubahan pada kondisi jiwanya. Salah satu contohnya adalah perubahan fisik

    pada lansia mengakibatkan dirinya merasa tidak dapat mengerjakan berbagai aktivitas sebaik

    pada saat muda dulu. Hal ini Lansia dengan komitmen beragama yang sangat kuat cenderung

    mempunyai harga diri yang paling tinggi (Krase, 1995 dalam Papalia, 2003). Individu berusia 65

    ke atas mengatakan bahwa keyakinan agama merupakan pengaruh yang paling signifikan dalam

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    9/51

    kehidupan mereka, sehingga mereka berusaha untuk melaksanakan keyakinan agama tersebut

    dan menghadiri pelayanan agamamenyebabkan lansia kemudian menjadi demotivasi dan

    menarik diri dari lingkungan sosial. Masalah-masalah lain yang terkait pada usia ini antara lain

    loneliness, perasaan tidak berguna, keinginan untuk cepat mati atau bunuh diri, dan

    membutuhlan perhatian lebih. Masalah-masalah ini dapat membuat harapan hidup pada lansia

    menjadi menurun

    Melihat masalah-masalah yang potensial terjadi pada lansia maka perlu diperoleh suatu

    cara untuk mencegah atau mengurangi beban dari masalah-masalah tersebut. Salah satu cara

    yang dapat dilakukan oleh para lansia adalah dengan berusaha mencapai kesejahteraan

    psikologis (psychological well-being). Bradburn (dalam Ryff, 1989) mendefinisikan

    psychological well-being(PWB) sebagai kebahagiaan dan dapat diketahui melalui beberapa

    dimensi. Dimensi-dimensi tersebut antara lain otonomi, penguasaan lingkungan, pertumbuhan

    pribadi, hubungan positif dengan orang lain, tujuan hidup, serta penerimaan diri (Ryff, 1989).

    Ryff juga menyebutkan bahwa PWB menggambarkan sejauh mana individu merasa nyaman,

    damai, dan bahagia berdasarkan penilaian subjektif serta bagaimana mereka memandang

    pencapaian potensi-potensi mereka sendiri.

    Dari beberapa tiori diatas memgambarkan bahwa tujuan hidup berdasarkan nilai-nilai

    yang di jalani oleh setiap manusia merupakan pondasi dasar yang membuat manusia mencapai

    kesejahteraan hidup, kebahagian dunia dan akhirat, agama merupakan nilai yang membawa

    manusia kepada kebahagian dunia dan akhiarat

    Kehidupan keagaman pada usia lanjut menurut hasil penelitian psikologi agama ternyata

    meningkat. M.Argyle mengutip sejumlah penelitian yang dilakukan ole Cavan yang mempelajari

    1.200 orang sampel yang berusia 60-100 tahun. Temuan menunjukkan secara jelas kecendrungan

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    10/51

    untuk menerima pendapat keagamaan yang semakin meningkat pada umur-umur ini sedangkan

    pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat baru muncul sampai dengan seratus

    persen setelah usia 90 tahun 6[6]

    Dalam banyak hal, tak jarang para ahli psikologi menghubungkan kecendrungan

    peningkatan kehidupan keberagaman dengan penurunan gairah seksual.Menurut pendukung

    pendapat ini manusia usia lanjut mengalami frustasi di bidang seksual, sejalan dengan

    penurunan kemampuan fisik dan frustasi semacam itu di nilai sebagai satu-satunya faktor yang

    membentuk sikap keagamaan. Tetapi menurut Robet H Thoules pendapat tersebut terlalu

    berlebih lebihan, sebab katanya, hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun kegiatan seksual

    secara biologis boleh jadi tidak ada lagi pada usia lanjut, namun kebutuhan mencintai dan di

    cintai tetap ada poda usia tua 7[7]

    Menganalis hasil penelitian M. Argyle dan Elie A. Cohen, Robert H Thouless cendrung

    berkesimpulan bahwa yang menentukan berbagai sikap keberagaman di umur tua adalah

    depersonalisasi. Kecendrungan hilangnya identifikasi diri dengan tubuh dan juga cepatnya akan

    datang kematian merupakan salah satu faktor yang menentuakan sikap keberagaman.

    Dalam buku psikologi agama jalaluddin menuliskan beberapa ciri-ciri keberagaman

    manusia pada usia lanjut secara garis besarnya adalah:

    1. Kehidupan keberagaman pada usi lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan

    2. Meningkatkan mulai munculnya pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara

    lebih sungguh-sungguh

    6[6] Ibid hal 103

    7[7] Robet H Thouless,An Introdaction to the psikologiy, (Chambridge Universiti Press, 1997) hal. 108.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    11/51

    3. Sikap kebragaman cendrung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia,

    serta sifat-sifat luhur.

    4. Meningkatnya kecendrungan untuk menerima pendapat keagamaan

    5. Timbul rasa takut kepada kematian yang sejalan dengan pertambahan usia lanjut

    6. Perasaan takut kepada kematian ini berdampak pada peningkatan pembentukan sikap dan

    kepercayaan terhadap kehidupan abadi (akhirat)

    Sebuah penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan

    tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme. Studi lain

    menyatakan bahwa praktisi religius dan perasaan religius berhubungan dengansense of well

    being, terutama pada wanita dan individu berusia di atas 75 tahun (Koenig, Smiley, & Gonzales,

    1988 dalam Santrock, 2006). Studi lain di San Diego menyatakan hasil bahwa lansia yang

    orientasi religiusnya sangat kuat diasosiasikan dengan kesehatan yang lebih baik (Cupertino &

    Haan, 1999 dalam Santrock, 2006).

    Agama dapat memenuhi beberapa kebutuhan psikologis yang penting pada lansia dalam hal

    menghadapi kematian, menemukan dan mempertahankan perasaan berharga dan pentingnya

    dalam kehidupan, dan menerima kekurangan di masa tua (Daaleman, Perera &Studenski, 2004;

    Fry, 1999; Koenig & Larson, 1998 dalam Santrock, 2006). Secara sosial, komunitas agama

    memainkan peranan penting pada lansia, , seperti aktivitas sosial, dukungan sosial, dan

    kesempatan untuk menyandang peran sebagai guru atau pemimpin. Hasil studi menyebutkan

    bahwa aktivitas beribadah atau bermeditasi diasosiasikan dengan panjangnya usia (McCullough

    & Others, 2000 dalam Santrock, 2006). Hasil studi lainnya yang mendukung adalah dari

    Seybold&Hill (2001 dalam Papalia, 2003) yang menyatakan bahwa ada asosiasi yang positif

    antara religiusitas atau spiritualitas dengan well being, kepuasan pernikahan, dan keberfungsian

    psikologis; serta asosiasi yang negatif dengan bunuh diri, penyimpangan, kriminalitas, dan

    penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Hal ini mungkin terjadi karena dengan beribadah

    dapat mengurangi stress dan menahan produksi hormon stres oleh tubuh, seperti adrenalin.

    Pengurangan hormon stress ini dihubungkan dengan beberapa keuntungan pada aspek kesehatan,

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    12/51

    termasuk sistem kekebalan tubuh yang semakin kuat (McCullough & Others, 2000 dalam

    Santrock, 2006).

    Lansia dengan komitmen beragama yang sangat kuat cenderung mempunyai harga diri yang

    paling tinggi (Krase, 1995 dalam Papalia, 2003). Individu berusia 65 ke atas mengatakan bahwa

    keyakinan agama merupakan pengaruh yang paling signifikan dalam kehidupan mereka,

    sehingga mereka berusaha untuk melaksanakan keyakinan agama tersebut dan menghadiri

    pelayanan agama (Gallup & Bezilla, 1992 dalam Santrock 1999).

    Dalam survey lain dapat dilihat bahwa apabila dibandingkan dengan younger adults, dewasa

    di old age lebih memiliki minat yang lebih kuat terhadap spiritualitas dan berdoa (Gallup &

    Jones, 1989 dalam Santrock 1999).. Dalam suatu studi dikemukakan bahwa self-esteem older

    adults lebih tinggi ketika mereka memiliki komitmen religius yang kuat dan sebaliknya (Krause,

    1995 dalam Santrock, 1999). Dalam studi lain disebutkan bahwa komitmen beragama berkaitan

    dengan kesehatan dan well-being pada young, middle-aged, dan older adult berkebangsaan

    Afrika-Amerika (Levin, Chatters, & Taylor, 1995 dalam Santrock 1999). Agama dapat

    menambah kebutuhan psikologis yang penting pada older adults, membantu mereka menghadapi

    kematian, menemukan dan menjaga sense akan keberartian dan signifikansi dalam hidup, serta

    menerima kehilangan yang tak terelakkan dari masa tua (Koenig & Larson, 1998 dalam Santrock

    1999).

    Secara sosial. Komunitas religius dapat menyediakan sejumlah fungsi untuk older adults,

    seperti aktivias sosial, dukungan sosial, dan kesempatan untuk mengajar dan peran

    kepemimpinan. Agama dapat memainkan peran penting dalam kehidupan orang-orang tua

    (Mcfadden, 1996).8[8]

    BAB III

    PENUTUP

    KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA

    8[8] Psikology about. Com .11.200

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    13/51

    Manusia adalah makhluk yang ekploratif dan potensial. Dikatakan makhluk ekfloratif,

    karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik maupun

    psikis. Manusia di sebut makhluk potensial karena pada manusia tesimpan sejumlah kemampuan

    bawaan yang dapat di kembangkan.

    .Perubahan terjadi pada manusia seiring dengan berjalannya waktu dengan melalui tahap-

    tahap perkembangan. Hurlock menyebutkan tahap perkembangan tersebut adalah periode

    pranatal, bayi, masa bayi, masa awal kanak-kanak, masa akhir kanak-kanak, masa remaja awal,

    masa remaja, masa dewasa awal, masa dewasa madya, dan masa usia lanjut. Masing-masing

    tahapan tersebut mempunyai tugas perkembangan dan karakteristik yang berbeda-beda. Melalui

    tahap-tahap perkembangan tersebut, Hurlock ingin menjelaskan bahwa menjadi tua pada

    manusia adalah suatu hal yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari.

    Jiwa keagamaan yang termasuk aspek rohani (psikis) akan sangat tergantung dari

    perkembangan aspek fisik dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, sering dikatakan

    bahwa kesehatan fisik akan berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu perkembangan di

    tentukan oleh tingkat usia.

    Kehidupan keagaman pada usia lanjut menurut hasil penelitian psikologi agama ternyata

    meningkat. Menurut hasil penelitian yang dilakukan ole Cavan yang mempelajari 1.200 orang

    sampel yang berusia 60-100 tahun. Temuan menunjukkan secara jelas kecendrungan untuk

    menerima pendapat keagamaan yang semakin meningkat pada umur-umur ini sedangkan

    pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat baru muncul sampai dengan seratus

    persen setelah usia 90 tahun.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    14/51

    Agama dapat memenuhi beberapa kebutuhan psikologis yang penting pada lansia dalam

    hal menghadapi kematian, menemukan dan mempertahankan perasaan berharga dan pentingnya

    dalam kehidupan, dan menerima kekurangan di masa tua.

    Lansia dengan komitmen beragama yang sangat kuat cenderung mempunyai harga diri

    yang paling tinggi. Individu berusia 65 ke atas mengatakan bahwa keyakinan agama merupakan

    pengaruh yang paling signifikan dalam kehidupan mereka, sehingga mereka berusaha untuk

    melaksanakan keyakinan agama tersebut dan menghadiri pelayanan agama, kebutuhan akan

    agama merupakn hal yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan manusia.Agama merupakan

    pondasi dasar yang dapat menentukan kebahagian dunia dan akhirat

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    15/51

    DAFTAR PUSTAKA

    1.

    Jalaluddin, Psikologi keagamaan: (PT raja grafindo persada, 2004)

    2. Elizabeth B.hurlock, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang hayat:(Erlangga ,1980)

    3. Partini SuardimanKepala Pusat Studi Sumberdaya Lansia UNY4. Jalaluddin, Psikologi keagamaan: (PT raja grafindo persada, 2007)5. Robet H Thouless,An Introdaction to the psikologiy, (Chambridge Universiti Press,

    1997)

    6. Psikology about. Com.7. Steve simajuntak.com

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    16/51

    Proses menua (lansia) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik,psikologis maupun sosial yang saling ber interaksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung

    berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus

    pada lansia.

    Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas pada

    pasien-pasien Geri atri dan Psikogeri atri yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmuyang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial,kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6)

    Geriatriadalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia yang

    menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang menyertai

    kehidupan lansia.

    Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu kedokteran jiwa yang mempelajari masalahkesehatan jiwa pada lansia yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif

    serta psikososial yang menyertai kehidupan lansia.

    Psikologi Lansia

    Ada 4 cir i yang dapat dikategori kan sebagai pasien Geri atri dan Psikogeri atri, yaitu :

    1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia.2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif3.

    Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada oranglain (sangat memerlukan pelayanan orang lain), b) Mengisolasi diri atau menarik diri dari

    kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab, diantaranya setelah menajalani masa

    pensiun, setelah sakit cukup berat dan lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-

    lain.4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) sehingga

    membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan (deteriorisasi) yang progresif terutama

    aspek psikologis yang mendadak, misalnya bingung, panik, depresif, apatis dsb. Hal itu

    http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    17/51

    biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling berat, misalnya

    kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat, terpaksa berurusan dengan

    penegak hukum, atau trauma psikis.

    Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap psikologi lansia. Faktor-faktor

    tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat menikmati hari tua merekadengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para lansia yang sangat mempengaruhi

    kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:

    1. Penurunan Kondisi Fisik

    Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang

    bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang, enerji menurun,

    kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara umum kondisi fisik

    seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Halini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial,

    yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

    Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi fisik yang sehat, maka perlu

    menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi psikologik maupun sosial, sehingga

    mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan yang bersifat memforsir fisiknya.

    Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya dengan baik, misalnya makan, tidur,

    istirahat dan bekerja secara seimbang.

    2. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual

    Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan berbagaigangguan fisik seperti : Gangguan jantung, gangguan metabolisme, misal diabetes millitus,

    vaginitis, baru selesai operasi : misalnya prostatektomi, kekurangan gizi, karena pencernaankurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang, penggunaan obat-obat tertentu, seperti

    antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

    Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

    Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan

    budaya.

    Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.

    Pasangan hidup telah meninggal. Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya

    misalnya cemas, depresi, pikun dsb.

    3. Perubahan Aspek Psikososial

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    18/51

    Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif

    dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian,

    perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat.Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan

    kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang

    cekatan.

    Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek

    psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebutdapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:

    1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak banyakmengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.

    2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderunganmengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan

    kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.

    3.

    Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya sangatdipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada

    masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yangditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.

    4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasukilansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-

    kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominyamenjadi morat-marit.

    5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini umumnyaterlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderungmembuat susah dirinya.

    4. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

    Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun

    adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalamkenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan

    penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri. Reaksi setelah orang

    memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikanpada point tiga di atas.

    Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia? Jawabannyasangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi masa pensiun. Dalam

    kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa senang memiliki jaminan

    hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap

    tersebut sebenarnya punya dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun negatif.Dampak positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan mengganggu

    kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada masa persiapan

    pensiun yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mempersiapkan diri, bukanhanya diberi waktu untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    19/51

    Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi masing-masing

    orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan assessment untuk menentukan arah minatnya agar

    tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun danmemasuki masa lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya

    masing-masing. Misalnya cara berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri yang sangat banyak

    jenis dan macamnya.

    Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga

    menumbuhkan keyakinan pada lansia bahwa disamping pekerjaan yang selama ini ditekuninya,masih ada alternatif lain yang cukup menjanjikan dalam menghadapi masa tua, sehingga lansia

    tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka menjadi tidak berguna, menganggur,

    penghasilan berkurang dan sebagainya.

    5. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat

    Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka

    muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadibungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering

    menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak merekamelakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau

    diasingkan. Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan

    orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis, mengurungdiri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan menangis bila

    ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.

    Dalam menghadapi berbagai permasalahan di atas pada umumnya lansia yang memiliki keluarga

    bagi orang-orang kita (budaya ketimuran) masih sangat beruntung karena anggota keluarga

    seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkan kerabat umumnya ikut membantu memelihara(care) dengan penuh kesabaran dan pengorbanan. Namun bagi mereka yang tidak punya keluargaatau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya pasangan hidup namun tidak punya

    anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi hidup dalam perantauan sendiri, seringkali

    menjadi terlantar.

    Psikologi L ansia

    Read more:Psikologi Lansia

    Tips dalam Teknologi Pengajaran untuk Orang Lanjut Usia

    inShare

    http://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/#ixzz2PB4xgb7Lhttp://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/#ixzz2PB4xgb7Lhttp://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/#ixzz2PB4xgb7Lhttp://belajarpsikologi.com/psikologi-lansia/#ixzz2PB4xgb7L
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    20/51

    diggPengajaran teknologi, terutama internet, untukOrangtua sebenarnya dianggap sebagai salah satu

    hal yang paling sulit untuk dilakukan karena hal yang dikenal sebagai "kesenjangan generasi".Berikut adalah beberapa tips yang Anda mungkin ingin mempertimbangkan jika Anda ingin

    mengajarkan Teknologi untuk lansia.

    Hal pertama yang harus Anda masukkan ke dalam pikiran adalah bahwa pengajaran hal-hal baru

    untukorang tua mungkin sulit karena mungkin terdapat berbagai alasan tentang mengapa sulit

    bagi mereka untuk memahami dengan teknologi terbaru yang kita miliki saat ini. Kebanyakanelderlies takut teknologi yang kita miliki saat ini bahwa mereka tidak ingin menggunakannya.

    Tetapi denganPendidikan yang tepat, mereka juga mungkin dapat mengambil keuntungan penuh

    dari manfaat bahwa teknologi yang kita miliki saat ini yang ditawarkan.

    Hal berikutnya yang harus Anda miliki adalah kesabaran. Pengajaran orang tua membutuhkan

    kesabaran karena mereka tidak mungkin dapat memahami konsep-konsep teknologi terbaru yang

    kita miliki saat ini segera. Dalam pengertian ini, penting bahwa Anda mengajarkan merekalangkah demi langkah pada teknologi itu sendiri.

    Anda perlu mulai dari yang sangat dasar sehingga mereka tidak akan memiliki waktu sulit

    memahami gagasan bahwa Anda mengajar mereka. Dengan cara ini, Anda akan dapat dengan

    mudah mengajar mereka apa pun yang mereka perlu tahu.

    Penggunaan analogi ini juga salah satu teknik yang terbukti efektif karena membantu orang tua

    entah bagaimana memvisualisasikan konsep teknologi yang kita miliki saat ini. Hal ini juga

    direkomendasikan bahwa Anda tidak menggunakan kata-kata teknis yang dapat membingungkanmereka lebih.

    Terakhir, saat Anda mengajarkan mereka konsep teknologi yang mereka perlu tahu, yang terbaik

    adalah bahwa Anda membiarkan mereka menggunakan teknologi yang Anda berbicara tentang

    pada waktu yang sama.

    PROBLEMATIKA ORANG LANJUT USIA DALAM MENGIKUTI

    PEMBELAJARAN AL-QUR'AN DI PONDOK SEPUH MASJID AGUNG

    PAYAMAN MAGELANG

    TIKA ANI SAPUTRI - NIM. 06410173 , (2011)PROBLEMATIKA ORANG LANJUT USIADALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN AL-QUR'AN DI PONDOK SEPUH MASJID AGUNG

    PAYAMAN MAGELANG. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

    Full text not available from this repository.

    Abstract

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    21/51

    ABSTRAK Latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa pada saat ini banyak orang tua

    kualitas dalam membaca al-Qur'an sangat kurang dan Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman

    Magelang merupakan wadah satu-satunya untuk mengembangkan dan membimbing lanjut usiadalam keagamaan dan pembelajaran al-Qur'an khususnya. Permasalahan dalam penelitian ini

    adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran al-Qur'an bagi orang lanjut usia dan apa saja

    problem-problem yang sering dihadapi santri dalam pembelajaran al-Qur'an dan bagaimanausaha guru-guru dalam mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikanpelaksanaan pembelajaran al-Qur'an di Pondok Sepuh Masjid Agung Payaman Magelang serta

    untuk mengungkap problematika yang dihadapi santri dalam pembelajaran tersebut. Penelitian

    ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi di Pondok Sepuh Masjid AgungPayaman Magelang. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan (observasi),

    wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan makna terhadap data

    yang berhasil dikumpulkan, dan dari makna tersebut ditarik suatu kesimpulan. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa: (1). Pelaksanaan pembelajaran al-Qur'an di Pondok Sepuh Masjid AgungPayaman Magelang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen tersebut

    ialah: tujuan, materi dan kegiatan belajar mengajar, paserta didik, pendidik, metode dan evaluasi.

    (2). Problematika yang dihadapi santri atau orang lanjut usia Pondok Sepuh Masjid AgungPayaman Magelang dibagi menjadi dua faktor, yaitu: pertama: faktor latar belakang pendidikan

    santri, kedua: faktor kemampuan dan umur santri. Usaha guru dalam mengatasi problematika ini

    guru menyarankan kepada santri yang tidak mampu lagi untuk membaca al-Qur'an agar

    membaca surat al-Fatihah sesuai dengan mahrajnya, dan apabila tidak bisa membaca al-Fatihahmaka dianjurkan untuk wiridan sepanjang surat al-Fatihah. div

    LANJUT USIA

    LANJUT USIA

    Pengertian Lanjut Usia (Lansia)

    Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas

    (Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya

    kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi

    normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

    memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuhakan menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit

    degeneratif yang menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal

    (Darmojo dan Martono, 1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis

    (1994) menjadi tiga kelompok yakni :

    a) Kelompok lansia dini (55 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    22/51

    b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).

    c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.

    Cara Hidup Sehat Pada Lansia

    Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang

    dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut

    akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati,

    harus selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi

    walaupunb usia sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.

    Ada satu pendapat yang mengatakan KESEHATAN TIDAK BERARTI SEGALA-

    GALANYA, TETAPI TANPA KESEHATAN SEGALANYA TIDAK BERARTI, yang maksudnya

    orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, segala keinginannya terpenuhi, bisa saja

    hidupnya sederhana atau biasa saja. Akan tetapi kesehatan itu milik kita yang paling

    berharga, karena bila sakit kita tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak bisa menikmati

    dengan baik apa yang dimiliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga, merawat,

    memelihara dan menyayangi kesehatan.

    Hidup Sehat

    Setiap orang pasti berkeinginan untuk terus dapat hidup sehat dan kuat sampai tua,

    untuk mencapainya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu caranya adalah

    berperilaku hidup sehat.

    Sebelum membahas tentang cara hidup sehat sebaiknya terlebih dahulu diketahui

    apa itu sehat. Karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sehat adalah tidak sakit

    secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera jiwa dan raga juga sosialnya. Sehat

    adalah suatu hadiah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu jika ingin terus

    menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup sehat.

    Cara Hidup Sehat

    Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara tersebut

    adalah:

    1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang

    Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang

    mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    23/51

    metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi para lanjut usia,

    perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal ini

    disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori

    yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya :

    untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi kebutuhan kalori bagi lansia

    harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut

    (Depkes, 1991):

    a. Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan

    yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.

    b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber

    dari hidrat arang komplex (sayur sayuranan, kacang- kacangan, biji bijian).

    c. Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.

    d. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber pada

    buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.

    e. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt, ikan.

    f. Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang kacangan, hati,

    bayam, atau sayuran hijau.

    g. Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol.

    h. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.

    i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan bahan yang segar dan mudah

    dicerna.

    j. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng gorengan.

    k. Makan disesuaikan dengan kebutuhan

    2. Minum air putih 1.5 2 liter

    Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah melakukan

    aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 2 liter per hari.Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan fungsi

    tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu

    ginjal dan lain-lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi bila

    tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan tulang juga berkurang,

    terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang adalah penopang utama bagi

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    24/51

    tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah

    sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu

    saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan muncullah sembelit.

    Dan air mineral atau air putih lebih baik daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman

    beralkohol, es maupun sirup. Bahkan minuman-minuman tersebut tidak baik untuk

    kesehatan dan harus dihindari terutama bagi para lansia yang mempunyai penyakit-

    penyakit tertentu seperti DM, darah tinggi, obesitas dan sebagainya.

    3. Olah raga teratur dan sesuai

    Usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan kemampuan akan

    semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun

    antara 30 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai

    dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Olah raga usia lanjut

    perlu diberikan dengan berbagai patokan, antara lain beban ringan atau sedang, waktu

    relatif lama, bersifat aerobik dan atau kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding.

    Beberapa contoh olahraga yang sesuai dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki, dengan

    segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki

    bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat

    diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan

    degeneratif.

    4. Istirahat, tidur yang cukup

    Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa

    tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit,

    karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan

    mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh mereparasi

    bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar dan sehat

    sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan.5. Menjaga kebersihan

    Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan tubuh saja,

    melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian dimana orang tersebut

    tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci

    tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu dengan tangan, membersihkan

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    25/51

    atau keramas minimal 1 kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan, membersihkan

    kuku dan lubang-lubang ( telinga, hidung, pusar, anus, vagina, penis ), memakai alas kaki

    jika keluar rumah dan pakailah pakaian yang bersih.

    Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air. Di dalam

    ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi makanan di meja

    makan. Pakain, sprei, gorden, karpet, seisi rumah, termasuk kamar mandi dan WC harus

    dibersihkan secara periodik.

    Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan dari

    orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk mandiri dan hanya

    diberi pengarahan.

    6. Minum suplemen gizi yang diperlukan

    Pada lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga

    metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan kebutuhan

    sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi secara adekuat. Oleh karena

    itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen gizi. Tapi perlu

    diingat dan diperhatikan pemberian suplemen gizi tersebut harus dikonsultasikan dan

    mendapat izin dari petugas kesehatan.

    7. Memeriksa kesehatan secara teratur

    Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci

    keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit

    lansia perlu memeriksakan kesehatannya secara berkala, karena dengan pemeriksaan

    berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatanya lebih mudan

    dan cepat dan jika ada faktor yang beresiko menyebabkan penyakit dapat di cegah. Ikutilan

    petunjuk dan saran dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai

    umur yang panjang dan tetap sehat.

    8. Mental dan batin tenang dan seimbangUntuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan,

    tetapi juga mental dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mental

    dan bathin tenang dan seimbang adalah:

    a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya

    kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi tenang.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    26/51

    b. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh dan

    wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu

    berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain.

    c. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara

    alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai orang lain.

    Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti memiliki

    kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk mengendalikan emosi kita

    yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari kelelahan. Tertawa dan senyum

    murah tidak perlu membayar tapi dapat menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.

    9. Rekresi

    Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka dilakukan

    rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi dan kemampuan.

    Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah

    jika mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu, duduk bersantai di

    alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang telah

    lelah karena aktivitas sehari-hari.

    10. Hubungan antar sesama yang sehat

    Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup

    sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya

    hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih berarti

    yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga, mempertahankan dan

    meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama menikmati kebersamaan dengan

    orang-orang yang dicintai dan disayangi.

    11. Back to nature (kembali ke alam)

    Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah mendorong orang

    mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji, makanan kalengan, sambalbotolan, minuman kaleng, buah dan sayur awetan, jarang bergerak karena segala sesuatu

    atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan dengan adanya tekhnologi yang modern

    seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai dengan mesin penyedot debu,

    bepergian dengan kendaran walaupun jaraknya dekat dan bisa dilakukan dengan jalan

    kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh dan kesehatan karena tubuh kita

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    27/51

    menjadi manja, karena kurang bergerak, tubuh jadi rusak karena makanan yang tidak sehat

    sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan penyakit.

    Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature atau kembali

    lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi tekhnologi tetapi paling tidak kita

    harus menghindari bahan makanan kalengan, minuman kalengan, makanan yang

    diawetkan, makanan siap saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan

    buah-buahan yang segar dan juga minum air putih.

    12. Semua yang dilakukan tidak berlebihan

    Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak boleh

    berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi sebaliknya akan

    memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau kerjakanlah sesuatu hal itu sesuai dengan

    kebutuhan.

    METODE PENDIDIKAN AGAMA UNTUK DEWASA DAN MANULA

    METODE PENDIDIKAN AGAMA UNTUK DEWASA DAN MANULA

    A. PendahuluanManusia adalah mahluk sosial yang eksploratif dan potensial. Dikatakan makhluk

    eksploratif, karena manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan diri baik secara fisik

    maupun psikis. Manusia sebagai makhlukpotensialkarena pada diri manusia tersimpan sejumlah

    kemampuan bawaan yang dapat dikembangkan secara nyata.

    Selanjutnya manusia juga disebut sebagai makhluk yang memiliki prinsip tanpa daya,

    karena untuk tumbuh dan berkembang secara normal manusia memerlukan bantuan dari luar

    dirinya. Bantuan yang dimaksud antara lain dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dari

    lingkungannya. Bimbingan dan pengarahan yang diberikan dalam membantu perkembangan

    tersebut pada hakekatnya diharapkan sejalan dengan kebutuhan manusia itu sendiri, yang sudah

    tersimpan sebagai potensi bawaannya. Karena itu bimbingan yang tidak searah dengan potensi

    yang dimiliki akan berdampak negatif bagi perkembangan manusia.

    Dalam diri kita selain mempelajari tentang perkembangan jiwa keduniaan, kita juga

    mempelajari jiwa keagamaan karena kita harus melihat kebutuhan-kebutuhan manusia secara

    menyeluruh sebab kebutuhan manusia yang kurang seimbang antara kebutuhan jasmani dan

    kebutuhan rohani akan menyebabkan timbul ketimpangan dalam perkembangan.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    28/51

    Jiwa keagamaan termasuk aspek rohani (psikis) akan sangat tergantung pada aspek fisik,

    demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu sering dikatakan kesehatan fisik akan sangat

    berpengaruh pada kesehatan mental. Selain itu perkembangan juga ditentukan oleh tingkat usia.

    termasuk dalam usia dewasa dan usia lanjut.

    B. Metode Pendidikan Islam

    Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan holos. Meta berarti

    melalui dan holos berarti jalan atau cara[1]. Dengan demikian, metode dapat berarti cara

    atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Imam Barnadid, metode

    adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi

    pengembangan disiplin tersebut[2], sementara Hasan Langgulung pendapatnya tentang metode

    sangat simpel yaitu jalan untuk mencapai tujuan. Maksud dari tujuan ini bermaksud ditempatkan

    pada posisinya sebagai cara menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi

    pengembangan ilmu atau sistematisasi suatu pemikiran[3]. A Zayadi menegaskan bahwa metode

    lebih memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu gagasan sehingga

    menghasilkan teori atau temuan.[4]

    Muhibin Syah menjelaskan metode secara harfiah yang berarti cara. Dalam pemakaian

    yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara melakukan

    pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.[5]

    Dalam bahasa arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata, terkadang digunakan

    kata al-thariqah, manhaj, al-wasilah.Al-thariqah berarti jalan, manhaj berarti sistem dan al-

    wasilah berarti perantara atau meditor.[6]

    Dari pendekatan kebahasaan tersebut terlihat bahwa metode lebih menunjukan kepada

    jalan, dalam arti jalan yang bersifat non fisik. Yaitu jalan dalam bentuk ide-ide yang

    mengarahkan seseorang untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

    Selanjutnya jika kata metode dikaitkan dengan pendidikan, dapat membawa arti bahwa

    metode adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai serta keterampilan

    melalui institusi pendidikan. Menurut Tadrif (1989) yang di kutip oleh Muhibin Syah metode

    mengajar ialah cara yang berisi prosedur-prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

    kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.[7]

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn1
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    29/51

    Adapun fungsi metode pendidikan secara umum dapat dikemukakan sebagai pemberi

    jalan atau cara yang sebaik mungkin bagi pelaksanaan operasional pendidikan[8]. Sedangkan

    dalam konteks lain, metode dapat merupakan saran untuk menemukan, menguji dan menyusun

    data yang di perlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu[9]. Dari dua pendekatan ini dapat

    disimpulkan bahwa metode berfungsi mengantarkan suatu tujuan kepada objek sasaran dengan

    cara yag sesuai dengan pengembangan objek sasaran tersebut.

    Dalam Al-Quran, metode ini dikenal sebagai sarana yang menyampaikan seseorang

    kepada tujuan penciptaannya sebagai khalifah di muka bumi dengan melaksanakan pendekatan

    dimana manusia ditempatkan sebagai mahluk yang memiliki potensi rohaniah dan jasmaniah

    yang kedua-duanya dapat digunakan sebagai saluran penyampaian materi pelajaran.

    Adapun M. Thalib mengatakan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberikan

    jalan kepada pendidik berbagai cara yang baik yang dapat dipergunakan dalam mendidik sesuai

    dengan kondisi dan situasi yang ada pada objek didikan[10]. Oleh karena itu dalam mendidik,

    pendidik tidak dapat mengandalkan satu metode saja dan menyatakan mutlak benarnya metode

    tersebut serta menganggap bahwa metode tersebut dapat diterapkan pada situasi dan kondisi

    objek didik yang bermacam-macam, mengingat objek didik yang bermacam-macam serta situasi

    kondisi yang berbeda- beda, maka tidaklah bijaksana apabila pendidik hanya mengandalkan satu

    metode saja.

    Dalam pendidikan Islam, metode yang tepat guna bila ia mengandung nilai nilai yang

    intrinsik dan eksrinsik sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk

    merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan Islam.

    Dari rumusan-rumusan di atas dapat dimaknai bahwa metode pendidikan Islam adalah

    berbagai macam cara yang digunakan oleh pendidik agar tujuan pendidikan dapat tercapai,

    karena metode pendidikan hanyalah merupakan salah satu aspek dari pembelajaran, maka dalam

    menentukan metode apa yang akan digunakan, harus selalu mempertimbangkan aspek aspek lain

    dari pembelajaran, seperti karakter peserta didik, tempat, suasana dan waktu .

    C . Sikap Keberagaman Pada Orang Dewasa

    Usia dewasa merupakan usia yang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah

    menyadari makna hidup, dengan kata lain orang dewasa sudah memahami nilai-nilai yang

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn8http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn8http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn8
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    30/51

    dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai yang dipilihnya. Orang dewasa sudah

    memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap.

    Kemantapan jiwa orang dewasa ini setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana

    sikap keberagamaan pada orang dewasa. Mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap

    sistem nilai yang sudah dipilihnya, baik sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama maupun

    yang bersumber dari norma-norma lain dalam kehidupan. Pokoknya, pemilihan nilai-nilai

    tersebut telah didasarkan atas pertimbangan pemikiran yang matang. Berdasarkan hal ini, maka

    sikap keberagamaan seseorang diusia dewasa sulit untuk diubah, jikapun terjadi perubahan

    mungkin proses itu terjadi setelah didasarkan pada pola pemikiran dan pertimbangan yang

    matang.

    Sebaliknya, jika seorang dewasa memilih nilai yang bersumber dari nilai-nilai non

    agama, itupun akan dipertahankannya sebagai pandangan hidupnya. Kemungkinan ini akan

    memberi peluang bagi kecenderungan munculnya sikap yang anti agama .

    Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya maka sikap keber-agamaan pada usia

    dewasa antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    1. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang, bukan sekedar

    ikut-ikutan.

    2. Cenderung bersifat realistis, sehingga norma-norma agama lebih banyak diaplikasikan dalam

    sikap dan tingkah laku.3. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama dan berusaha untuk mempelajari dan

    memperdalam pemahaman keagamaan .4. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri sehingga

    sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.

    5. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.[11]

    D. Manusia Usia Lanjut Dan Agama

    Akhmad yamani mengemukakan bahwa tatkala Allah SWT membekali insan itu dengan

    nikmat berpikir dan daya penelitian, diberinya pula rasa bingung dan bimbang untuk memahami

    dan belajar mengenali alam sekitarnya sebagai imbangan atas rasa takut terhadap kegarangan dan

    kebengisan alam itu.

    Hal inilah yang mendorong insan tadi untuk mencari-cari insan tadi untuk suatu kekuatan

    yang dapat melindungi dan membimbingnya di saat-saat yang gawat. insan primitif telah

    menemukan apa yang dicarinya pada gejala alam itu sendiri. Secara berangsur dan silih berganti

    gejala-gejala alam tadi diselaraskan dengan jalan hidupnya. Dengan demikian timbullah

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn11
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    31/51

    penyembahan terhadap api, matahari, bulan, atau benda-benda lain dari gejala-gejala alam

    tersebut.

    Menurut Robert Nuttin dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja

    dalam diri manusia sebagaimana dorongan-dorongan lainnya, seperti : makan, minum, intelek

    dan lain sebagainya. Sejalan dengan hal itu maka dorongan beragamapun menuntut untuk

    dipenuhi sehingga pribadi manusia mendapat kepuasan dan ketenangan. Selain itu dorongan

    beragama juga merupakan kebutuhan insaniah yang tumbuhnya dari gabungan berbagai faktor

    penyebab yang bersumber dari rasa keagamaan.

    Menurut Muzayyin Arifin, berdasarkan pandangan ulama yang telah memberikan makna

    terhadap istilah fitrah manusia yang diangkat dari firman Allah dan sabda nabi di atas, maka

    dapat diambil kesimpulan bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar berkembangnya manusia

    yang dianugrahkan Allah kepadanya.

    Didalamnya terkandung berbagai komponen psikologis yang satu sama lain saling

    berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia. Komponen itu terdiri atas :

    a. Kemampuan dasar untuk beragama secara umum, tidak hanya terbatas pada agama islam.

    b. Kemampuan dasar untuk beragama islam (ad-dinulQayyimaah) ,di mana faktor iman sebagai

    intinya.

    c. Mawahib (bakat) dan Qabiliyyat (tendensi dan kecenderungan) yang mengacu pada keimanan

    kepada Allah.

    Fitrah dapat dilihat dari dua segi yaitu : Pertama,segi naluri sifat pembawaan manusia

    atau potensi tauhid yang menjadi potensi sejak lahir. Dan yang kedua,dapat dilihat dari segi

    wahyu Tuhan yang diturunkan kepada Nabi-nabiNya. Jadi potensi manusia dan agama wahyu itu

    merupakan satu hal yang tampak dalam dua sisi,ibaratnya mata uang logam yang mempunyai sisi

    yang sama.

    Pada tahap kedewasaan awal terlihat krisis psikologi yang dialami oleh karena adanya

    pertentangan antara kecenderungan untuk mengeratkan hubungan dengan kecenderungan untuk

    mengisolasi diri. Terlihat kecenderungan untuk berbagi perasaan, bertukar pikiran dan

    memecahkan berbagai problema kehidupan dengan orang lain ( Rit Atkinson,1983 : 97).

    Mereka yang menginjak usia ini (sekitar 25-40 Th) memiliki kecenderungan besar untuk

    berumah tangga ,kehidupan sosial yang lebih luas serta memikirkan masalah-masalah agama

    yang sejalan dengan latar belakang kehidupannya.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    32/51

    Selanjutnya pada tingkat kedewasaan menengah (40-65 th) manusia mencapai puncak

    periode usia yang paling produktif. Tetapi dalam hubungannya dengan kejiwaan, maka pada usia

    ini terjadi krisis akibat pertentangan batin antara keinginan untuk bangkit dengan kemunduran

    diri. Karena itu umumnya pemikiran mereka tertuju pada upaya untuk kepentingan keluarga,

    masyarakat dan generasi mendatang.

    Adapun di usia selanjutnya yaitu setelah usia di atas 65 tahun manusia akan menghadapi

    sejumlah permasalahan. Permasalahan pertama adalah penurunan kemampuan fisik hingga

    kekuatan fisik berkurang, aktifitas menurun, sering mengalami gangguan kesehatan yang

    menyebabkan mereka kehilangan semangat.

    Adapun sikap keberagamaan pada usia lanjut justru mengalami peningkatan dan untuk

    proses seksual justru mengalami penurunan. Berbagai latar belakang yang menjadi penyebab

    kecenderungan sikap keagamaan pada manusia usia lanjut ,secara garis besar ciri-ciri

    keberagamaan di usia lanjut adalah :

    1. Kehidupan keagamaan pada usia lanjut sudah mencapai tingkat kemantapan .

    2. Meningkatnya kecenderungan untuk menerima pendapat keagamaan.

    3. Mulai muncul pengakuan terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara lebih sungguh-

    sungguh.

    4. Sikap keagamaan cenderung mengarah kepada kebutuhan saling cinta antar sesama manusia ,

    serta sifat-sifat luhur.

    5. Timbul rasa takut kepada kematian yang meningkat sejalan dengan usia yang bertambah lanjut.

    Selama proses menuju lanjut usia, individu akan banyak mengalami berbagai kejadian

    hidup yang penting (important life event) yang sering dipandang sebagai sesuatu yang negatif,

    antara lain klimaterium, menopouse-andropouse, sangkar kosong (empty nest), berbagai

    kemunduran fisik, pensiun dan kejadian hidup lainnya yang dapat menyebabkan pemikiran yang

    negatif. Pada lanjut usia akan terjadi kehilangan ganda (triple loss) sekaligus yaitu kehilangan

    peran, hambatan kontak sosial dan berkurangnya komitmen.[12]

    Perubahan-perubahan tersebut menimbulkan persoalan pada diri lanjut usia. Oleh karena

    itupara lanjut usia perlu memahami dan mengerti akan berbagai informasi tentang perubahan-

    perubahan yang terjadi pada dirinya dan bagaimana menyikapinya sehingga dapat menikmati

    hari-harinya dengan penuh kebahagiaan sampai akhir hayatnya yaitu dengan khusnul khotimah.

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn12
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    33/51

    Secara fisik lanjut usia pasti mengalami penurunan, tetapi pada aktivitas yang berkaitan

    dengan agama justru mengalami peningkatan, artinya perhatian mereka terhadap agama semakin

    meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Lanjut usia lebih percaya bahwa agama dapat

    memberikan jalan bagi pemecahan masalah kehidupan, agama juga berfungsi sebagai

    pembimbing dalam kehidupannya, menentramkan batinnya.[13] Hal ini sebagaimana dinyatakan

    oleh ahli psikologi dan psikiatri C.G. Jung yang menganggap bahwa agama adalah sarana yang

    ampuh dan obat yang manjur untuk menyembuhkan manusia dari penyakit neurosis, dan

    penyakit neurosis yang diderita oleh orang yang berusia sudah 45 tahun keatas adalah berkaitan

    dengan soal kematian, menyangkut arti dan makna kehidupan[14]

    Kebutuhan spiritual (keagamaan) dapat memberikan ketenangan batiniah. Rasulullah

    bersabda semua penyakit ada obatnya kecuali penyakit tua. Sehingga religiusitas atau

    penghayatan keagamaan besar pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan

    mental, hal ini ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari, bahwa :

    1. Lanjut usia yang nonreligius angka kematiannya dua kali lebih besar daripada orang yang

    religius.

    2 .Lanjut usia yang religius penyembuhan penyakitnya lebih cepat dibandingkan yang non religius.3. Lanjut usia yang religius lebih kebal dan tenang menghadapi operasi.

    4. Lanjut usia yang religius lebih kuat dan tabah menghadapi stres daripada yang nonreligius,

    sehingga gangguan mental emosional jauh lebih kecil.

    5. Lanjut usia yang religius tabah dan tenang menghadapi saat-saat terakhir (kematian) daripadayang nonreligius.[15]

    Keintensifan pada kehidupan agama pada lanjut usia tidak hanya mempunyai sisi nilai

    positif pada aspek kejiwaannya saja, tetapi memiliki sisi positif pada aspek fisik dan sosialnya.

    Lanjut usia yang berminat pada keyakinan agama dan melaksanakan berbagai ritual yang ada

    dalam keyakinan beragamanya, memiliki proporsi yang berarti dalam menghadapi suatu masalah

    (cope) dengan lingkungannya, hubungan interpersonal dan stres yang diakibatkan oleh kesehatan

    fisik. Coping agama juga terkait erat dengan penyesuaian diri yang baik pada lanjut usia[16]

    Adapun gambaran tentang cirri-ciri spiritualitas keagamaan lanjut usia menurut

    James, adalah sebagai berikut :

    a. Kehidupan keagamaan sudah mencapai tingkat kemantapan.b. Kecenderungan menerima pendapat keagamaan meningkat.

    c. Mulai muncul pengalaman terhadap realitas tentang kehidupan akhirat secara sungguh- sungguh.

    d. Sikap cenderung mengarah pada kebutuhan saling mencintai dengan sesama serta sifat-sifat luhurlainnya.

    e. Muncul rasa takut pada kematian yang meningkat sejalan dengan bertambahnya usia.

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn13http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn13
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    34/51

    f. Ciri ke enam berdampak pada meningkatnya pembentukan sikap keberagamaan dan kepercayaan

    terhadap adanya kehidupan abadi di akhirat.[17]

    E. Metode pendidikan agama untuk dewasa dan manulaManusia usia lanjut dalam penelitian banyak orang adalah manusia yang sudah tidak

    produktif lagi. Kondisi fisik rata-rata sudah menurun, sehingga dalam kondisi yang sudah uzur

    ini berbagai macam penyakit sudah siap untuk menggerogoti mereka. Dengan demikian di usia

    lanjut ini terkadang muncul semacam pemikiran bahwa mereka berada pada sisa umur menunggu

    datangnya kematian.

    Menurut Lita L. Atkinson, sebagian besar orang-orang yang berusia lanjut (usia 70-79 th)

    menyatakan tidak merasa dalam keterasingan dan masih menunjukkan aktifitas yang positif.

    Tetapi perasaan itu muncul setelah mereka memperoleh bimbingan semacam terapi psikologi.

    Kajian psikologi berhasil mengungkapkan bahwa di usia melewati setengah baya, arah

    perhatian mereka mengalami perubahan yang mendasar Bila sebelumnya perhatian diarahkan

    pada kenikmatan materi dan duniawi, maka pada peralihan ke usia tua ini, perhatian mereka

    lebih tertuju kepada upaya menemukan ketenangan batin. Sejalan dengan perubahan itu, maka

    masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan akherat mulai menarik perhatian mereka.

    Perubahan orientasi ini diantaranya disebabkan oleh pengaruh psikologis. Di satu pihak

    kemampuan fisik pada usia tersebut sudah mengalami penurunan. Sebaliknya di pihak lain,

    memiliki khasanah pengalaman yang kaya. Kejayaan mereka di masa lalu yang pernah diperoleh

    sudah tidak lagi memperoleh perhatian, Karena secara fisik mereka dinilai sudah lemah.

    Kesenjangan ini menimbulkan gejolak dan kegelisahan-kegelisahan batin.

    Apabila gejolak-gejolak batin tidak dapat dibendung lagi, maka muncul gangguan

    kejiwaan seperti stress, putus asa, ataupun pengasingan diri dari pergaulan sebagai wujud rasa

    rendah diri (inferiority). Dalam kasus-kasus seperti ini, umumnya agama dapat difungsikan dan

    diperankan sebagai penyelamat. Sebab melalui ajaran pengamalan agama, manusia usia lanjut

    merasa memperoleh tempat bergantung.

    Dalam memberi perlakuan yang baik kepada kedua orang tua, Allah menyatakan : Jika

    salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu

    , maka jangan sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan jangan kamu

    membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs 17 : 23)

    F. Kesimpulan

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn17http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn17http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn17http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftn17
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    35/51

    Islam memandang bahwa segala fenomena alam ini adalah hasil ciptaan Allah dan

    sekaligus tunduk kepada hukum hukumNya, oleh karena itu manusia harus dididik agar mampu

    menghayati dan mengamalkan nilai-nilai dalam hukum Allah tersebut. Manusia harus mampu

    mengorientasikan hidupnya kepada kekuatan atau kekuasaan yang berada di balik ciptaan alam

    raya serta mengaktualisasikan hukum hukum Allah melalui tingkah laku dalam kegiatan

    hidupnya.

    Kehidupan spiritual pada lanjut usia dapat memberi ketenangan batiniah, dimana

    spiritualitas berpengaruh besar pada kesehatan fisik dan kesehatan mental sehingga seorang

    lanjut usia mampu mengatasi perubahan atau stres yang terjadi dalam hidupnya dan dalam

    menghadapi kematiannya. Dengan spiritualitasnya lanjut usia lebih dapat menerima segala

    perubahan yang terjadi dalam dirinya dengan pasrah kepada Allah SWT, yang tercermin melalui

    kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan dalam menghadapi suatu masalah (coping) dengan

    lingkungannya.

    Daftar Pustaka

    Ahmad Zayadi,Manusia dan Pendidikan dalam Persfektif Al-Quran, PSPM Bandung 2004.

    Hasan Langgulung,Asas-asas Pendidikan Islam Islam, ( Jakarta : Gramedia 1998).

    H.M. Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, cet 3 (Jakarta : Bumi Aksara 1994)

    Hardywinoto, Dr., SKM., dan Dr. Tony Setiabudhi, Ph.D.. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari

    Berbagai Aspek. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

    Hakim, Nurina S.Psi., M.Si., 2003. Lanjut Usia dan Kecerdasan Ruhani : Menuju Individu yang Khusnul

    Khotimah. Buku Kenangan Assosiasi Psikologi Islam (API) 1, 10-12 Oktober 2003. Solo

    H Hawari, Dr Dadang. 1997. Al Quran Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta. Dana

    Bakti Prima Yasa

    H . M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara 1991)

    Imam Barnadid,Filsafat Pendidikan,(Jogjakarta : Andi Offset 1990)

    Jalaluudin. 2003.PsikologiAgama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    36/51

    Muhibin Syah, M. EdPsikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda 2003)

    Muhamad Thalib 25 Asas Islami Mendidik Anak, ( Bandung : Irsyad Baitussalam 2001)

    Syukur, Dr. Nico. 1990. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta. Kanisius

    [1]H. M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara 1991) hal. 61 [2]Imam Barnadid,Filsafat Pendidikan,(Jogjakarta : Andi Offset 1990) hal. 89

    [3]Hasan Langgulung,Asas-asas Pendidikan Islam Islam, ( Jakarta : Gramedia 1998)hal. 183.[4]Ahmad Zayadi,Manusia dan Pendidikan dalam Persfektif Al-Quran, PSPM Bandung 2004 hal 115.[5]Muhibin Syah, M. EdPsikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda 2003) hal. 201

    [6]Ahmad Zayadi,Manusia dan Pendidikan dalam Persfektif Al-Quran, PSPM Bandung 2004hal 116

    [7]Muhibin Syah, M. EdPsikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Rosda

    2003) hal[8]H.M. Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, cet 3 (Jakarta : Bumi Aksara 1994)hal 16[9]Imam Barnadid,Filsafat Pendidikan,(Jogjakarta : Andi Offset 1996) hal 85

    [10]Muhamad Thalib 25 Asas Islami Mendidik Anak, ( Bandung : Irsyad Baitussalam 2001) hal 11[11]Jalaluudin. 2003.PsikologiAgama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    [12]Hardywinoto, Dr., SKM., dan Dr. Tony Setiabudhi, Ph.D.. 1999. Panduan Gerontologi

    Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama[13]Hakim, Nurina S.Psi., M.Si., 2003. Lanjut Usia dan Kecerdasan Ruhani : Menuju Individu

    yang Khusnul Khotimah. Buku Kenangan Assosiasi Psikologi Islam (API) 1, 10-12 Oktober2003. Solo[14]Syukur, Dr. Nico. 1990. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Yogyakarta. Kanisius[15]Hawari, Dr Dadang. 1997. Al Quran Ilmu Keedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa.Yogyakarta. Dana Bakti Prima Yasa

    [16]Hakim, Nurina S.Psi., M.Si., 2003. Lanjut Usia dan Kecerdasan Ruhani : Menuju Individuyang Khusnul Khotimah. Buku Kenangan Assosiasi Psikologi Islam (API) 1, 10-12 Oktober2003. Solo[17]Jalaluudin. 2003.PsikologiAgama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

    para lansia buta aksara diajarkan baca tulis

    Posted by andra lahat on 10.13

    http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref1http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref8http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref8http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref13http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref13http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref17http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref17http://andraulfa.blogspot.com/2010/09/para-lansia-buta-aksara-diajarkan-baca.htmlhttp://andraulfa.blogspot.com/2010/09/para-lansia-buta-aksara-diajarkan-baca.htmlhttp://andraulfa.blogspot.com/2010/09/para-lansia-buta-aksara-diajarkan-baca.htmlhttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref17http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref16http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref15http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref14http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref13http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref12http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref11http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref10http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref9http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref8http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref7http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref6http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref5http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref4http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref3http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref2http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=8592857044060483528#_ftnref1
  • 7/30/2019 artikel lansia.docx

    37/51

    BIMBING: Ny Khoriyah sedang membimbing para ibu buta aksara di lingkungan Kota Baru,

    Selasa (28/9).

    Lansia Buta Aksara Diajarkan Baca Tulis

    LAPOS, Lahat - Buta keaksaraan di Kabupaten Lahat wajib diberantas, karena

    pemerintah menginginkan agar Bumi Seganti Setungguan harus bebas dari keaksaraan, baik itu

    membaca, tulis maupun baca tulis dalam Alquran.Seperti apa yang dilakukan Muslimat NU Lahat sangat tepat sekali, lansia yang tidak

    tamatan SD dan buta keaksaraan dikumpulkan lalu diajarkan cara menulis dan membaca

    Alquran.

    Memang program ini baru digelar, sebelum lebaran tadi. Karena kegiatan ini merupakansalah satu program Muslimat NU untuk keaksaraan. Alhamdullilah saya ditunjuk sebagai

    pembimbing yang me