14
MANAJEMEN PENIMBUNAN BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA PT. ASTA MININDO (Tbk.) Fachrul latuconsina Mahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas teknik, Universitas Islam Bandung Jln. Kebon bibit tengah, No. 11B, RT. 01, RW. 01 Hp. 081394394372, E-mail : [email protected] Pemeriksa : Dr.Ir. Ukar W.Soelistijo, M.Sc, APU ABSTRACT The utilization of natural resources, especially in the field of coal mining at this present time, it increases rapidly, in line with the market demand. There are so many mining companies which are marathonly looking for and opening coal mining so it can meet the d o m e s t i c market demand as well as for exports. So if there are so many new mining companies, reducing cost production and maximizing the output toward obtaining optimum profit. PT. Asta Minindo (Tbk.) has constraints in terms of the process of stockpiling and unloading coal affects the quality of the coal.An assessment should be made on a dump truck transportation in order to maximize efficient production time. The research was conducted in the main of dump, before loading to shipping . To get maximum cycle time production and to push down the cost of removal equipment, the comparative study between theoretical cycle time and actual one is necessarily conducted. It is tried to set up the standard cycle time or target in every cycle time and to find out the total sum of cycle time in every hour as well. Based on the analysis, the results obtained on the time difference between the actual time and the time on the theoretical calculated at the time of loading, transfer, stockpiling and wait for the tool before the tool back to the loading position any considerable length of time on ranged between 5-17 minutes, for a time on the actual SP1 for 162.98 minutes, 177.68 minutes SP2 SP3 166.02 minutes, SP4 146.47 per 30-minute observation time. While for a time on a theoretical acquired for 154.5 minutes 30 times observation. This constellation produces coal of around 1076 tons per day or 344320 tons/year. The quality of coal during the coal mining pit Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 1

Artiekl Manajemen Fachrul Ok

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

MANAJEMEN PENIMBUNAN BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA PT. ASTA MININDO (Tbk.)

Fachrul latuconsinaMahasiswa Teknik Pertambangan, Fakultas teknik, Universitas Islam Bandung

Jln. Kebon bibit tengah, No. 11B, RT. 01, RW. 01Hp. 081394394372, E-mail : [email protected]

Pemeriksa : Dr.Ir. Ukar W.Soelistijo, M.Sc, APU

ABSTRACTThe utilization of natural resources, especially in the field of coal mining at this

present time, it increases rapidly, in line with the market demand. There are so many mining companies which are marathonly looking for and opening coal mining so it can meet the d o m e s t i c market demand as well as for exports. So if there are so many new mining companies, reducing cost production and maximizing the output toward obtaining optimum profit.

PT. Asta Minindo (Tbk.) has constraints in terms of the process of stockpiling and unloading coal affects the quality of the coal.An assessment should be made on a dump truck transportation in order to maximize efficient production time. The research was conducted in the main of dump, before loading to shipping . To get maximum cycle time production and to push down the cost of removal equipment, the comparative study between theoretical cycle time and actual one is necessarily conducted. It is tried to set up the standard cycle time or target in every cycle time and to find out the total sum of cycle time in every hour as well. Based on the analysis, the results obtained on the time difference between the actual time and the time on the theoretical calculated at the time of loading, transfer, stockpiling and wait for the tool before the tool back to the loading position any considerable length of time on ranged between 5-17 minutes, for a time on the actual SP1 for 162.98 minutes, 177.68 minutes SP2 SP3 166.02 minutes, SP4 146.47 per 30-minute observation time. While for a time on a theoretical acquired for 154.5 minutes 30 times observation. This constellation produces coal of around 1076 tons per day or 344320 tons/year. The quality of coal during the coal mining pit is as follows: total moisture 31,4 %, inherent moisture 19,63 %, ash 4,08 %, volatile matters 39,3 %, fixed carbon 36.98 %, sulfur 0,11 %, calorific value 4367 kcal/kg, hard-grove grindability index (HGI) 46,67. The quality of coal at the coal start stockpile is as follows, for total moisture 29,05%, inherent moisture 19,63%, ash 6,14 %, volatile matters 39,55 %, fixed carbon 36,31%, sulfur 0,15 %, calorific value 4386 kcal/kg, HGI 43,33. The quality of coal at the coal top stockpile is as follows, for total moisture 28,37%, inherent moisture 17,62%, ash 7,14 %, volatile matters 39,25 %, fixed carbon 35,97%, sulfur 0,20 %, calorific value 4.397 kcal/kg, HGI 43,33. The quality of coal at the harbor analyzed is as follows, for total moisture 29,48 %, inherent moisture 15.68 %, ash 8.45%, volatile matters 37.9 %, fixed carbon 37,96%, sulfur 0,19 %, calorific value 4.304 kcal/kg, HGI 46,5. The quality of coal in accordance with the buyer's request is as follows: total moisture < 30 %, ash< 7%, sulfur 0.2 %, calorific value ≥ 4.200 kkal/kg. For the production output of 780 BCM per 30 times of observation (1.076 tons of coal per day), by knowing the conveyance capacity of dump truck 26 BCM is obtained on time as much as 4-7 hours or 4-7 trips every hour. A unit of coal washing plant is required to obtain coal product that contains ashes less than 7%. Key words: stockpile management, network analysis, quality of coal.

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 1

Page 2: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang Kemajuan teknologi yang sangat cepat saat ini secara langsung mendorong individu

untuk makin meningkatkan kualitas diri dan sikap profesionalisme, terutama bagi seorang lulusan perguruan tinggi.

PT. Asta Minindo (Tbk.) merupakan salah satu perusahaan yang sedang berkembang dan bergerak dibidang batubara, Penambangan batubara yang dilakukan di Indonesia mempunyai reputasi baik dan sistem penambangan yang sangat baik pula dimana metode penambangan yang dilakukan adalah metode tambang terbuka (open pit) dengan sistem contur mining. Sebagai perusahaan tambang yang sedang berkembang tentunya pihak dari PT. Asta Minindo (Tbk.) tidak mau adanya kelalaian dalam mengatur manajemen di timbunan sehingga di sini perlu adanya suatu analisis kususnya dalam menajemen penimbunan.

2. Maksud dan tujuanPerbaikan Sistem manajemen penumpukan batubara di timbunan utama, dan

perbandingan waktu pembongkaran batubara di timbunan utama dengan melihat kualitas batubara, guna untuk meningkatkan manajemen timbunan utama yang lebih baik. Tujuan dari penelitian yang di lakukan di PT. Asta Minindo (Tbk.) adalah sebagai berikut :

a) Mengetahui kondisi dari teknis penimbunan batubara pada timbunan utama. b) Memperoleh waktu edar yang efesien.c) Mengetahui kualitas batubara saat proses pembongkaran berlangsung di timbunan

utama.

3. HipotesisPenelitian tentang efesiensi waktu edar didasarkan atas hipotesis sebagai berikut :

a) Perlu adanya penentuan waktu edar yang efesien sebagai target untuk pembongkaran batubara yang efektif.

b) Dengan waktu edar yang efisien, maka tetap terjaga kualitas batubara, dan waktu pengiriman batubara sesuai dengan waktu yang telah tentukan oleh pihak pembeli (konsumen).

c) Dengan meminimalisasi waktu pembongkaran batubara maka kerjasama perusahaan dan pembeli akan tetap terjaga dan juga tetap menjaga nama baik perusahaan. Selanjutnya hipotesis yang telah disebutkan di atas dibuktikan dalam penelitian.

BAB IIPENGUMPULAN DATA Dan ANALISA

1. Kondisi timbunan utamaLantai dasar timbunan memiliki luas 17427,76 m2 Kondisi lantai dasar timbunan utama

terbuat dari tanah kemudian lapisan atasnya dilapisi batubara kotor (bedding coal). Pada timbunan ini juga ditimbun 1 jenis batubara yaitu batubara dengan kalori 4300-4400, timbunan pada PT. Asta Minindo (Tbk.), mempunyai daya tampung timbunan sebesar 65000 ton. Penimbunan pada timbunan mencapai tinggi timbunan ±7 m hingga yang paling tinggi mencapai ± 11 meter.Timbunan batubara yang ditimbun pada timbunan dapat berubah-ubah setiap harinya tergantung pada hasil dari front penambangan dan jadwal pembongkaran kepada konsumen. Tonase timbunan pada timbunan yaitu: 63694 ton. Penimbunan batubara

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 2

Page 3: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

pada timbunan berdasarkan pengamatan menggunakan pola penimbunan chevron. Kerucut penuh yang terbentuk merupakan live pile. Live pile ini terbentuk langsung dari hasil pencurahan oleh crusher kemudian di angkut dengan welloder. live pile juga dapat berasal dari penumpahan ke bagian tepi timbunan. Kemudian timbunan ini diratakan selapis demi selapis hingga mencapai ketinggian maksimal ± 11 m. Berdasarkan data bulan Juni 2012 pada timbunan rata-rata batubara yang diterima adalah 63694 ton/bulan sedangkan pembongkaran batubara rata-rata sebesar 70347,343 ton. Pada timbunan ini pembongkaran dengan sistem FIFO tidak dilakukan. Pembongkaran timbunan batubara masih dijumpai tidak dari batubara yang ditimbun paling awal contohnya pembongkaran batubara yang ditimbun menggunakan dump truck. Oleh karena itu pada timbunan utama ini dimungkinkan timbunan batubara tertimbun lebih lama dan memungkinkan batubara untuk terbakar dengan sendirinya.

Upaya yang dilakukan untuk memperbaiki mekanisme penimbunan dan pembongkaran batubara pada timbunan salah satunya yaitu memperbaiki mekanisme penimbunan dan pembongkaran batubara yang dilakukan oleh wheel loader dan dump truck. Upaya yang dapat dilakukan yaitu pada saat penimbunan, batubara yang ditimbun diberi jarak ± 14,66 meter dari tanggul yang ada. Dengan diberikannya jarak dari penimbunan dengan tanggul maka perlu diketahui melebihi luas timbunan atau tidak. Luas timbunan diketahui 17424 m2, sedangkan luas yang digunakan untuk timbunan batubara dan pemberian jarak dari tanggul yaitu sebesar 19740,28 m2. Oleh sebab itu maka upaya perbaikan dengan pemberian jarak dari tanggul sebesar ± 14,66 meter tidak dapat dilakukan karena melebihi luas timbunan utama yang telah ada.

2. Prosedur pembuatan jaringan kerja kegiatan waktu edar alat angkutJaringan kerja alat angkut digunakan utuk mengetahui kegiatan waktu edar yang tercepat

menyelesaikan kegiatan pemindahan batubara dengan waktu edar yang sama sehingga dapat dilakukan analisis waktu edar alat angkut. Waktu edar tercepat menyelesaikan kegiatan pemindahan menggunakan nilai rata-rata setiap kegiatan waktu edar actual WEA. diantaranya untuk SP1 rata-rata waktu pemuatan 1,16 menit, waktu angkut 2,14 menit, waktu dumping 0,33 menit, waktu kembali 1,15 menit, waktu tunggu 0,75 menit SP2 rata-rata waktu pemuatan 0,16 menit, waktu angkut 2,14 menit, waktu penimbunan 0,36 menit, waktu kembali 1,18 menit waktu tunggu 1,03 menit , SP3 rata rata waktu pemuatan 137 menit, waktu pemindahan 2,16 menit, waktu penimbunan 0,32 menit, waktu kembali 2,20 menit waktu tunggu 1,82 menit , SP4 rata-rata waktu pemuatan 1,29 menit, waktu pemindahan 2,20 menit, waktu penimbunan 0,29 menit, waktu kembali 1,18 menit dan untuk waktu tunggu 0,54 menit , dan untuk waktu edar tercepat menggunakan data waktu edar teoretis (WET). waktu pemuatan 1,00 waktu pengang kutan 2,35 menit, waktu penimbunan 0,33 menit, waktu kembali 1,47 menit, dan waktu tunggu 1,03 menit memperoleh waktu rata-rata dari setiap alat angkut dump truck SP1 5,53 menit, SP2 4,87 menit, SP3 7,87 menit, SP4 5,50 menit.Pembacaan jaringan kerja dibuat berdasarkan pengamatan tiap alat angkut dump truck dengan jumlah pengamatan 30 kali waktu edar yaitu dari A1 sampai dengan A30, Dengan cara memasukan nilai rata-rata waktu pemuatan, waktu Loading, waktu Angkut, waktu dumping, waktu pulang dan waktu tunggu, maka didapat nilai total waktu edar tiap-tiap alat angkut dump truck aktual dan teoretis, dari jumlah pengamatan 30 kali maka diperoleh waktu edar sebanyak 4-7 jam atau 4-7 rit dalam setiap jam, dari nilai total waktu edar sebanyak 4-7 jam, maka kecepatan ke 4 alat tersebut di katakan cukup efektif.

2.1 Profit waktu edar teoretis alat angkutWaktu efektif merupakan waktu tersedia dipergunakan untuk kegiatan operasional

penambangan yang sudah dikurangi oleh hambatan-hambatan. Waktu efektif dipengaruhi oleh

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 3

Page 4: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

waktu edar alat semakin cepat waktu edar dan semakin kecil hambatan maka semakin banyak produksi yang diperoleh dalam sekala waktu tertentu. WEA adalah waktu edar yang diperoleh dari hasil kegiatan pengamatan dilapangan dan untuk WET adalah waktu edar yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus dengan data-data pendukung dari hasil kegiatan pengamatan lapangan. Dari hasil pengolahan data waktu edar alat angkut dump truck teoretis dengan waktu aktual ada beberapa data yang asumsikan sama di karenakan WET tidak terlalu berbeda dengan WEA, di peroleh waktu tunggu, 1,03 menit dan waktu dumping, 0,33. Untuk waktu lainya di peroleh berdasarkan acuan dari spesifikasi alat muat dan untuk data aktual berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, waktu loading untuk WET 1 menit, waktu angkut 2,35 menit dan waktu kembali 1,47 menit, untuk waktu edar aktual WEA waktu loding 1 menit, waktu angkut 2,16 menit, dan waktu alat kembali 1,41 menit.

2.2 Alat angkut dump truck per waktu edarDari hasil pengolahan data waktu edar alat angkut dump truck SP1, maka diperoleh total

waktu edar sebesar 162,98 menit dengan rata-rata waktu yang diperoleh dalam satu waktu edar sebesar 5,43 menit dengan jumlah waktu edar yang diamati sebanyak 30 kali, dengan beberapa faktor yang menghambat operasional waktu edar. Dari hasil pengolahan data waktu edar alat angkut dump truck SP1 maka diperoleh total waktu edar sebesar 177,68 menit dengan rata-rata waktu yang diperoleh dalam satu waktu edar sebesar 5,92 menit dengan jumlah waktu edar yang diamati sebanyak 30 kali Dari hasil pengolahan data waktu edar alat angkut dump truck SP1, maka diperoleh total waktu edar sebesar 146,47menit dengan rata-rata waktu yang diperoleh dalam satu waktu edar sebesar 4,88menit dengan jumlah waktu edar yang diamati sebanyak 30 kali Dari hasil pengolahan data waktu edar alat angkut dump truck SP1, maka diperoleh total waktu edar sebesar 166,02menit dengan rata-rata waktu yang diperoleh dalam satu waktu edar sebesar 5,53 menit dengan jumlah waktu edar yang diamati sebanyak 30 kali.

2.3 Perbandingan waktu edar aktual dengan WETSetelah dilakukan analisis terhadap waktu edar alat angkut dump truck, maka kita dapat

melihat bahwa ada sedikit perbedaan, di mana WEA lebih besar ketimbang WET pada waktu edar SP1 162.98 menit, SP2 177,63 menit dan SP3 146,47 menit, hanya 1 alat dump truck SP3 146,47 menit, yang lebih kecil dari pada WET 154 menit, di mana selisih antara waktu edar actual dengan WET untuk SP1 8.98 menit, SP2 23,68 menit, SP3 mendaptkan hasil lebih kecil ketimbang data teoretis -8 menit dan untuk SP4 12 menit.

SP1 SP2 SP3 SP4 Aktual teoritis -

20 40 60 80

100 120 140 160 180 200

162.90 177.68 146.46

166.01 163.28 154.00

Gambar 1 Perbandingan WEA dan WET

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 4

Page 5: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

2.4 Analisis jaringan kerjaPembacaan jaringan kerja di lihat bahwa ada nilai EET untuk alat lebih kecil dari LET di

mana aktual lebih besar dari pada teoretis. Dapat dilihat pada Gambar 5.7 di mana dari pembacaan jaringan kerja di lihat bahwa ada nilai EET untuk alat 3 lebih kecil dari LET di mana teoretis lebih besar dari pada aktual .Waktu yang di tempuh untuk alat SP1 untuk waktu kerja selama 15 rit di dapat waktu 82,20 menit atau 1,36 jam, dan untuk alat SP2 72,02 menit atau 1,20 jam dan alat SP3 234,26 menit atau 4,30 jam, untuk alat 4 waktu di dapat 164,46 atau 2,74 jam.

Gambar 2 Jaringan kerja alat muat

Dari gambar di atas dapat di simpulkan waktu pengambilan data di lapangan terjadi banyak hambatan-hambatan sehingga waktu tersebut mendapatkan hasil yang lebih besar di bandingkan dengan ke 3 alat lainya. Waktu yang di tempuh untuk alat SP1 untuk waktu kerja selama 15 rit di dapat waktu 82,20 menit atau 1,36 jam, dan untuk alat SP2 72,02 menit atau 1,20 jam dan alat SP3 234,26 menit atau 4,30 jam, untuk SP4 waktu di dapat 164,46 atau 2,74 jam. Dari Gambar 2 dapat di simpulkan bahwa waktu untuk alat SP3 kurang produktif untuk melakukan pembongkaran batubara dari timbunan utama ke hopper.

0

50

100

150

200

250

0

108.36

234.28

Jaringan kerja

sp1sp2sp3sp4

Awal tengah akhir

Men

it

Gambar 3 Grafik jaringan kerja alat muat

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 5

Page 6: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

3. Kualitas Batubarakualitas batubara antara di pit, timbunan awal dan timbunan utama dan pelabuhan terlihat

adanya perubahan kandungan batubara bervariasi. Di mana perubahan kualitas batubara yang paling mendominasi adalah kandungan abu (ash content) dan kandungan (moisture). Oleh karena itu, peningkatan kandungan abu diindikasikan sebagai sumber utama yang akan berdampak terhadap perubahan parameter-parameter lainnya.

Total air bawaan (%) Air bawaan (%)

Abu(%)Zat terbang (%)

Karbon tertambat (%) Belerang (%)

31.4

19.63

4.08

39.3

36.98

0.11

29.05

17.98

6.14

39.55

36.31

0.15

28.37

17.62

7.14

39.25

35.97

0.2

29.48

15.68

8.45

37.9 37.96

0.19

Perbedaan Analisis kimia batubara

Tambang Timbunan awal Timbunan utama pelabuhan

Gambar 4 kualitas batubara di pit, timbunan awal, timbunan utama, di pelabuahan

Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa persentase perubahan batubara hasil dari penambangan, timbunan, dan di pelabuhan di mana telah di lakukan analisis mengenai yang menunjukkan perubahan signifikan adalah kandungan abu. Dengan persentase perubahan kandungan abu untuk masing-masing tempat kerja antara lain; persentase perubahan kandungan abu di pit penambangan sebesar 4%, persentase perubahan kandungan abu untuk timbunan awal sebesar 6,14 % dan dan timbunan utama 7,14 persentase perubahan kandungan abu pelabuhan sebesar 8,45 %.

4. Syarat kualitas batubara yang di minta Pembeli (buyer)Analisis batubara yang merupakan standar dari pembeli (buyers) sesuai dengan

kebutuhan, sesui dengan perjanjiaan atau kerja dengan perusahaan bahwa apabila terjadi reward and punishment, sistem penghargaan dan Denda akibat tercapai atau tidak tercapainya kualitas batubara yang diinginkan oleh konsumen. Apabila kualitas batubara untuk total bawaan kurang dari 30% maka pihak pembeli akan memberikan denda kepada perusahaan dan analisis abu ini kurang dari 7% dan analisis untuk belerang maksimum di 0,2 % maka perusahaan juga terkena denda dari pembeli dan kalori yang di minta harus di atas 4.200.

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 6

Page 7: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

Gambar 7 Alur kegiatan analisa kualitas batubara

Deposit batu bara PT . Asta Minido (Tbk) Cadangan batubara : 8.324.000 ton

Kualitas Batubara

Metode tambang terbuka (openpit). Dengan sistemnya kontur mining.

Penambangan

Run Off mined (ROM)coal

Timbunan awal(25000 ton)

Timbunan utama (64000 ton )

Hopper (30 ton )

Uji Network Analisis.

Kapal Tongkang (8000 ton )

Kualitas Batubara

Kualitas Batubara

kualitas Batubara

Rekomendasi

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 7

Page 8: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

5. Penerapan sistem manajemen Dalam pembahasan ini disesuaikan dengan fungsi manajemen yang sangat berperan adalah perencanaan (planning), pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling) dan Penilaian ( evaluating), yang terkait dengan fungsi akuntansi (accounting) seperti mencatat, menganalisis dan melaporkan pertanggung jawaban hasil pemantauan atau pengawasan yang ketat terhadap kualitas dan kuantitas batubara yang diterima apakah sesuai dengan faktor (invoice) dan daftar rincian muatan kapal (bill of lading) atau tidak dan tetap merujuk kepada surat perjanjian kontrak jual-beli batubara (coal sale contract) yang disepakati bersama.a) Perencanaan (planning)

PT. Asta Minindo (Tbk.) mempunyai rencana operasional (planning) yaitu dengan selalu menjaga kualitas dan kuantitas batubara di timbunan utama maupun pada saat pembongkaran batubara menuju hopper dengan mengoptimalkan waktu pembongkaran batubara.b) Pelaksanaan (actuating)

Mengacu kepada rencana jangka pendek PT. Asta Minindo (Tbk.) dengan tetap menjaga kuantitas dan kualitas batubara untuk itu lebih di fokuskan kepada penimbunan, sistem pembongkaran, dan waktu pembongkaran batubara secara aktual di lapangan. Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam penimbunan maupun pembongkaran batubara di timbunan utama secara aktual di lapangan. Masih di dapatkan penimbunan secara bersama-sama batubara yang berbeda kecenderungannya terhadap swabakar. Masih di dapatkan menimbun secara bersama-sama batubara yang kering dengan yang basah. Tidak di berlakukan sistem pengambilan kembali batubara dari timbunan yang baik aktif (active pile) harus didasarkan pada prinsip FIF0. Naik turunya kualitas batubara yang di lakukan uji kualitas di tambang maupun yang di lakukan ujia kualiatas di timbunan.c) Pengawasan (controlling)

Pengawasan di lapangan yang di lakukan oleh pihak perusahaan, dapat di katakan kurang maksimum dapat dilihat dari hasil pengamatan secara langsung di lapangan, karena masih banayak hal yang belum di lakukan sesuai dengan rencana jangka pendek, untuk menjaga kualitas batubara pada saat penimbunan maupun, pembongkaran batubara di area kerja timbunan. Selain itu para pekerja kurang di berikan penyuluhan mengenai sistem-sistem yang harus di berlakukan pada saat penimbunan batubara, maupun pada saat pembongkaran batubara berlangsung, sehingga berdampak sangat positif terhadap naik turunya kualitas batubara.d) Penilaian ( evaluating)

Masih banyak di temukan hal-hal yang berakibat sangat kurang baik, yang akan berdampak sangat berpengaruh terhadap kualitas batubara maka harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap rencana yang telah dibuat sehingga proses manajemen berulang kembali.

Manejmen timbunan batubara yang di lakukan di PT. Asta Minindo (Tbk.) bertujuan untuk meminimalisasi waktu edar alat SP1, SP2,SP3, SP4 yang di operasikan di area kerja timbunan utama, dan juga menganalisa kualitas batubara dari area kerja penambangan, kemudian di timbunan awal, timbunan utama, dan di pengapalan, sehingga kualitas batubara tersebut tetap terjaga sesuai dengan permintaan pembeli.

BAB IIIKESIMPULAN Dan SARAN

1 Kesimpulan 1) Upaya perbaikan manajemen penimbunan dapat dilakukan terhadap beberapa hal yaitu:

Melakukan perbaikan mekanisme penimbunan dan pembongkaran batubara, yaitu : bahwa dead stock yaitu timbunan pada penimbunan utama yang ditimbun dengan dump truck diberi

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 8

Page 9: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

jarak ± 14,66 m dari tanggul di sebabkan panjang wheel loader, sehingga pada saat pembongkaran dapat dimulai dari sisi yang dekat tanggul. Kapasitas timbunan utama dengan tonase timbunan batubara,menunjukan bahwa luas timbunan utama sebesar 17424 m2, sedangkan luas untuk timbunan batubara sebesar 19740 m2 , maka upaya perbaikan dengan semacam pemberian jarak dari tanggul sebesar ± 14,66 meter belum bisa dilakukan, karena luas Timbunan utama lebih kecil dari luasan jarak yang di rencanakan. Kegiatan penimbunan dan pembongkaran batubara yang dilakukan pada Timbunan utama tidak dilakukan dengan baik karena tidak sesuai dengan sistem FIFO.2) Hasil analisis tentang waktu edar aktual (W.E.A.) dan waktu edar teoretis (W.E.T.) alat

angkut dump truck dapat disimpulkan sebagai berikut: Dengan kondisi timbunan utama yang mempunyai jalan yang tidak mendukung untuk akses keluar masuk pada saat pembongkaran batubara di timbunan utama yang dilakukan dengan alat angkut dump truck dengan kapasitas 26 BCM, diperlukan waktu pemindahan 5,44 menit per waktu edar. WEA masih perlu dilakukan analisis guna mengoptimalkan waktu edar alat angkut dump truck. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh waktu edar rata-rata 163,28 menit untuk WEA dan 150 menit untuk WET sebanyak 30 kali pengamatan.

3) Perubahan kualitas batubara dari sejak penambangan, timbunan awal, timbunan utama sampai di pelabuhan menunjukkan adanya perubahan yang signifikan adalah kandungan abu. Dengan persentase perubahan kandungan abu untuk masing-masing tempat kerja.

2 SaranAgar dapat menjalankan sistem penimbunan yang aman dan tetap menjaga kualitas

batubara, dianjurkan. untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut :Tidak menimbun secara bersama-sama dari sumber batubara yang berbeda atau berbeda ukurannya dari sumber yang sama.Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang segar dengan yang telah lama di timbun.Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang berbeda kecenderungannya terhadap swabakar. Tidak menimbun secara bersama-sama batubara yang kering dengan yang basah.1) Untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang baik di rekomendasikan agar penerapan

sistem manajemen yang lebih mengarah kepada pengawasan (controlling) dengan memaksimalkan operasional waktu kerja yang ada. Para pekerja perlu selalu diawasi sehingga selama jam kerja produktif para pekerja masih berada pada koridor kerja masing-masing. Di sarankan analisis secara sistematis terhadap kualitas batubara dari run off mined coal sampai dengan batubara di pelabuhan agar tidak terjadi perubahan kualitas batubara, sebelum batubara tersebut di jual ke konsumen.

2) Diperlukan unit pencucian batubara untuk mengatasi fluktuasi kualitas batubara, khususnya kadar abu yang tidak sesuai dengan persyaratan permintaan pembeli.

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 9

Page 10: Artiekl Manajemen Fachrul Ok

DAFTAR PUSTAKA

1. Barnes, R.M. (1980). Motion and Time Study and Measurement of Work. John Wiley and Sons. New York.2. Hasibuan, M, S.P. (2001). Manajemen sumber daya manusia . Jakarta : Bumi Aksara.3. Munir, S. (2003). Manajemen Timbunan Utama Batubara, Diktat Diklat

Manajemen Pengelolaan Batubara Bagi Supervisor PT. Indonesia Power (Tbk.), UBP. Suralaya, Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

4. Niebel, B, W. (1993). Motion and Time Study. IRWIN. Boston.5. Partanto, P. (1989). Pemindahan Tanah Mekanis & Alat Berat. Direktorat Jenderal

Pertambangan Umum, Pusdik Tenaga Pertambangan. Bandung6. Partanto, P. (1993). Pemindahan Tanah Mekanis. Direktorat Jenderal Pertambangan

Umum. Bandung.7. Partanto, P. (1991).Tambang Terbuka. Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. Bandung.8. Terry, G, R. (1960). Principles of management . Homewood Illionois : Richard D.Irwin Inc.9. Sanwani, Edi, dkk. 1998, Pencucian Batubara, Jurusan Teknik Pertambangan- FTM, Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.10. Soelistijo, U, W. (2006). Manajemen Industri Pertambangan. UNISBA. Bandung.

Artikel Manajemen Penimbunan Batubara 10