3
Con Ex s f s f cultur al units possib le units Arsitektur dan Ruang Dalam Kajian Semiotika Sejak abad 18 telah dirasa gejala struktur bahasa dalam arsitektur oleh teoretisi Perancis bernama Laugier. Gagasan ini berlanjut pada tahun 1860 oleh Semper (teoretisi dan arsitek dari Jerman) yang mencoba menyamakan arsitektur dengan bahasa isyarat. Mukarovsky dianggap sebagai perintis penggunaan pendekatan semiotika estetik dalam kajian arsitektur. Menurut Charles Jencks, semiotika secara eksplisit digunakan dalam bahasan arsitektur pada akhir tahun 1950 ketika timbul krisis makna di Eropa 1 . Baru pada tahun 60-an hingga 80-an semiotika semakin banyak digunakan sebagai pendekatan kajian dalam arsitektur. Bahkan di Perancis berdiri sekolah khusus semiotika arsitektur dengan berdasar pada teori-teori Hjemslev dan Greimas (Noth, 1990). Tokoh-tokoh yang muncul diantaranya adalah Umberto Eco, George Baird, Geoffrey Broadbent, Juan Bonta, Preziosi, Gandelsonas, Tafuri, Scalvini, Boudon, dan Krampen 2 . 1 Gunawan Tjahjono: Kajian Semiotik dalam Arsitektur dalam E KM Masinambow dan Rahayu Hidayat, Semiotik, Mengkaji Tanda Dalam Artifak 2 ibid Gb.3. Diagram Hjelmslev Sumber: Noth, 1990 1

arsitektur dan ruang dalam semiotika

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: arsitektur dan ruang dalam semiotika

Con

Ex

sf

sf

cultural units

possible units

Arsitektur dan Ruang Dalam Kajian Semiotika

Sejak abad 18 telah dirasa gejala struktur bahasa dalam arsitektur oleh

teoretisi Perancis bernama Laugier. Gagasan ini berlanjut pada tahun 1860 oleh

Semper (teoretisi dan arsitek dari Jerman) yang mencoba menyamakan arsitektur

dengan bahasa isyarat. Mukarovsky dianggap sebagai perintis penggunaan

pendekatan semiotika estetik dalam kajian arsitektur.

Menurut Charles Jencks, semiotika secara eksplisit digunakan dalam

bahasan arsitektur pada akhir tahun 1950 ketika timbul krisis makna di Eropa1.

Baru pada tahun 60-an hingga 80-an semiotika semakin banyak digunakan

sebagai pendekatan kajian dalam arsitektur. Bahkan di Perancis berdiri sekolah

khusus semiotika arsitektur dengan berdasar pada teori-teori Hjemslev dan

Greimas (Noth, 1990). Tokoh-tokoh yang muncul diantaranya adalah Umberto

Eco, George Baird, Geoffrey Broadbent, Juan Bonta, Preziosi, Gandelsonas,

Tafuri, Scalvini, Boudon, dan Krampen2.

Menurut Charles Jencks, para modernis menyatakan arsitektur beresensi

pada ruang (Broadbent, 1980:71). Sedangkan ruang adalah esensi yang sangat

fundamental dan universal dalam proses komunikasi, karena ruang mampu

menyatukan dan memisahkan hubungan manusia (Lawson, 2001:6). Jika

demikian halnya maka ruang adalah juga sebuah tanda karena komunikasi adalah

proses pertukaran tanda.

Charles Jencks mendefinisikan signifier arsitektur adalah bentuk, ruang,

permukaan, volume yang memiliki kandungan suprasegmental diantaranya adalah

ritme, warna, tekstur, kepadatan dan lain-lain (Broadbent, 1980:73). Sedangkan

1 Gunawan Tjahjono: Kajian Semiotik dalam Arsitektur dalam E KM Masinambow dan Rahayu Hidayat, Semiotik, Mengkaji Tanda Dalam Artifak2 ibid

Gb.3. Diagram HjelmslevSumber: Noth, 1990

1

Page 2: arsitektur dan ruang dalam semiotika

signifiednya adalah ide atau seperangkat ide yang melatar belakangi karya

arsitektur tersebut.

Studi proxemic menawarkan bentuk kajian yang lain, dimana obyek yang

dikaji adalah ruang yang hadir diantara obyek – obyek empiris dari elemen

interior yang ada. Pertama kali diperkenalkan oleh Edward T. Hall dalam 2

bukunya The Silent Language dan The Hidden Dimension lalu dikembangkan lagi

melalui artikel-artikelnya dan bukunya Handbook for Proxemic Research ( Noth,

1995). Proxemics berasal dari kata dalam bahasa Latin “prox “ dan “emics” yang

diartikan sebagai struktur ruang, organisasi ruang manusia ketika dalam kegiatan

sehari-hari, pengaturan ruang di dalam rumah atau bangunannya, atau penataan

perkotaannya.

Klasifikasi tentang tingkah laku keruangan menurut budaya dan tingkatan

semiogenetiknya dalam proxemic dibagi dalam

1) Microspace yaitu ruang individu atau jarak privasi

2) Mesospace yaitu ruang dalam jarak jangkauan anggota badan

3) Macrospace yaitu ruang teritorial dalam lingkungan tempat tinggal atau kota

Sedangkan dalam jarak interpersonal dibagi dalam

1. intimate distance, yaitu jarak yang berada dalam jangkauan sentuh

2. personal distance, yaitu jarak familiar, kekeluargaan, atau persaudaraan

3. social distance, yaitu jarak sosial dalam jangkauan bicara normal

4. public distance, yaitu jarak sosial umum, bicara dengan volume lebih

tinggi

Gambar di bawah ini menggambarkan pembagian jarak-jarak tersebut:

Gb.4. Jarak intim, personal, sosial, dan publik pada manusiaSumber: Lawson, 2001:115

2