Upload
aldi-rivaldi
View
223
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
qeqefqefqefq
Citation preview
LAPORANPRAKTIKUM KIMIA ANALISA
GRAVIMETRI(Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O & Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O)
Disusun Oleh :
Nama : Aris Munandar 02.P.2857
: Arliandi A.N. 02.P.2858
: Atep Muslim 02.P.2859
Group : K – 1
Dosen : Elina Hasyim, S.Teks, MSi
Asisten : Rr.Wiwiek, SSiT
: Betty Nurbaeti
Tanggal Praktek : 10 & 17 Desember 2003
Tanggal Penyerahan : 24 Desember 2003
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
BANDUNG
2003
GRAVIMETRI(Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O & Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O)
1. Maksud dan Tujuan1.1. Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O
- Maksud
Menetapkan kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O.
- Tujuan
Agar Praktikan dapat menetapkan kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O.
1.2. Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O
- Maksud
Menetapkan kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O.
- Tujuan
Agar Praktikan dapat menetapkan kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O.
2. Teori PendekatanAnalisa Gravimetri merupakan suatu analisa penentuan jumlah zat yang
didasarkan pada penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi setelah
bahan yang dianalisa direaksikan. Hasil reaksi ini dapat berupa sisa bahan, atau
suatu gas yang terjadi, atau suatu endapan.
Berdasarkan macam hasil yang ditimbang itu, maka cara-cara analisa
gravimetri dapat dibedakan menjadi 2 cara, yaitu:
- Cara Evolusi
Dalam cara evolusi, bahan direaksikan terlebih dahulu sehingga timbul
suatu gas; caranya dapat dilakukan dengan memanaskan bahan tersebut,
atau mereaksikan dengan suatu pereaksi. Pada umumnya yang dicari ialah
banyaknya gas yang terjadi.
- Cara Pengendapan
Analat direaksikan sehingga terjadi suatu endapan dan endapan itulah yang
ditimbang. Atas dasar cara membentuk endapan, maka gravimetric
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
(1). Endapan dibentuk dengan reaksi antara analat dengan suatu pereaksi;
endapan biasanya berupa senyawa. Cara inilah yang biasanya disebut
Gravimetri (kation dan anion dari analat mungkin diendapkan).
(2). Endapan dibentuk secara elektrokimia, dengan perkataan lain analat
dielektrolisa, sehingga terjadi logam sebagai endapan. Cara ini
biasanya disebut Elektrogravimetri (umumnya kation yang dapat
diendapkan).
Dalam percobaan gravimetri, ada beberapa persoalan yang perlu diperhatikan,
agar hasil analisa dapat dianggap baik dan benar.
Faktor – faktor tersebut adalah:
- Kesempurnaan pengendapan
Yang dimaksud ialah apakah semua yang terlarut telah diubah menjadi
endapan. Jadi pada pembuatan endapan harus diusahakan kesempurnaan
pengendapan ini, atau dengan kata lain, kelarutan endapan dibuat sekecil
mungkin. Hal ini dapat kita capai dengan mengatur faktor – faktor kelarutan
zat, diantaranya:
a. Sifat endapan itu sendiri, yang dapat dilihat dari Ksp-nya.
b. Pemberian ion pengendap yang berlebih.
c. Suhu atau temperatur yang tinggi dapat memperbesar kelarutan
endapan, reaksi berlangsung lebih cepat dan kemurnian endapan lebih
baik.
d. Mengubah kepolaran larutan (dikurangi) dengan menambahkan
- Kemurnian endapan
Endapan murni ialah endapan yang bersih, artinya tidak mengandung
molekul-molekul lain (zat-zat lain yang biasanya disebut pengotor atau
kontaminan). Pengotoran (kontaminasi) oleh zat-zat lain mudah terjadi,
karena endapan timbul dari larutan yang berisi macam-macam zat. Setelah
itu, perlu dilakukan proses aging dan pencucian endapan setelah endapan
disaring.
- Susunan endapan
Endapan, sebaiknya mempunyai susunan konstan dan tertentu, atau endapan
yang kemudian dapat diubah menjadi zat yang komposisinya tertentu.
Seperti yang telah disinggung diatas, pada endapan dapat terkandung suatu zat
yang biasanya disebut pengotor atau kontaminan.
Pengotor ini kurang baik untuk memperoleh hasil akhir yang maksimal, oleh karena
itu pengotor ini harus dihilangkan.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi pengotoran, dapat dilakukan:
(a) Sebelum membentuk endapan dengan jalan menyingkirkan bahan-bahan yang
akan mengotori.
(b) Selama membentuk endapan. Diusahakan agar derajat lewat jenuh larutan
menjadi sekecil mungkin.
Pembentukan endapan merupakan suatu proses dinamis, yaitu mengarah
kepada suatu kesetimbangan, sedangkan susunan dan sifat-sifat sistemnya
bergantung kepada waktu.
Endapan hanya terbentuk bila larutan mengandung zat itu melebihi
konsentrasi larutan jenuh. Keadaan lewat jenuh itu tidak stabil, dan menjadi
stabil bila kelebihan zat yang larut diendapkan sampai konsentrasinya seperti
larutan jenuh.
Tahap pertama pada pengendapan ialah nukleasi (pembentukan inti). Dalam
hal ini ion-ion dari molekul yang akan diendapkan mulai membentuk inti.
Tahap berikutnya ialah pertumbuhan kristal, yaitu inti tersebut menarik
molekul-molekul lain sehingga tumbuh menjadi butiran besar hingga ukuran
koloid, butiran-butiran kristal halus, butiran-butiran kristal kasar.
(c) Setelah endapan terbentuk.
- Digestion atau aging
Digestion atau aging ialah membiarkan endapan terendam dalam larutan
induknya untuk waktu lama.
- Pencucian endapan
Tujuannya ialah menyingkirkan kotoran yang teradsorpsi pada permukaan
endapan maupun yang terbawa secara mekanis.
- Pengendapan ulang atau pengkristalan ulang
Endapan yang diinginkan itu dicuci, dilarutkan dalam pelarut murni, lalu
diendapkan lagi.
3. Alat Dan Bahan3.1. Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O
A. Alat – Alat B. Bahan - Bahan
- Kaca Masir - Larutan
NH4OH 4N / 6N
- Eksikator - Larutan
Dimetilglioksima 1 %
- Piala Gelas 100 ml - Larutan
NiSO4 6.H2O
- Oven
- Pengaduk
- Neraca Analitik
3.2. Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O
B. Alat – Alat B. Bahan - Bahan
- Piala Gelas 100 ml - Larutan
CuSO4 5.H2O
- Pengaduk - Larutan
NaOH 10 %
- Neraca Analitik
- Oven
- Eksikator
- Kertas Saring
4. Reaksi – Reaksi4.1. Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O
4.2. Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O
4.3. Struktur DimetilGlioksima
5. Cara Kerja5.1. Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O
1. Menimbang kaca masir yang kering dan bersih (sudah dioven dengan
suhu 105 oC – 110 oC selama 1 jam, kemudian dimasukkan kedalam
eksikator).
2. Menimbang NiSO4 6.H2O sebanyak 0,4 gram, kemudian dilarutkan
dengan air suling panas (± 90 oC) sebanyak 50 ml, kemudian dipanaskan
hingga suhu 90 oC dalam piala gelas.
3. Menambahkan 20 ml dimetilglioksima sampai terbentuk endapan merah.
4. Menambahkan beberapa tetes NH4OH 6N sampai berbau amoniak,
kemudian menyaringnya dengan menggunakan kaca masir yang sudah
ditimbang.
5. Kaca masir dan endapan kemudian dioven dengan suhu ± 105 oC – 110 oC
selama 1 jam.
6. Menyimpan Kaca masir yang telah dioven beserta endapannya kedalam
eksikator selama 20 menit, kemudian menimbangnya.
7. Menghitung kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O tersebut.
Perhitungan :
Kadar Ni = Fk x berat endapan x 100 % Berat contoh uji
Keterangan :
Fk = Ni Ni(C4H7N2O2)2
= 59 289
= 0,2042
5.2. Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O
1. Menimbang kertas saring yang kering dan bersih (sudah dioven dengan
suhu 105 oC – 110 oC selama 1 jam, kemudian dimasukkan kedalam
eksikator).
2. Menimbang CuSO4 5.H2O sebanyak 0,4 gram, kemudian dilarutkan
dengan air suling panas (± 90 oC) sebanyak 50 ml, kemudian dipanaskan
hingga suhu 90 oC dalam piala gelas.
3. Menambahkan 20 ml NaOH 10 % sampai terbentuk endapan, kemudian
biarkan mengendap. Lalu menyaringnya dengan menggunakan kertas
saring.
4. Kertas saring dan endapannya kemudian dioven dengan suhu ± 105 oC –
110 oC selama 1 jam.
5. Menyimpan Kertas saring yang telah dioven beserta endapannya kedalam
eksikator selama 20 menit, kemudian menimbangnya.
6. Menghitung kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O tersebut.
Perhitungan :
Kadar Cu = Fk x berat endapan x 100 % Berat contoh uji
Keterangan :
Fk = Cu CuSO4 5.H2O
= 63,5 249,5
= 0,2545
Fk = Cu Cu(OH)2
= 63,5 97,5
= 0,6510
6. Data Pengamatan Dan Perhitungan6.1. Penetapan Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O
- Penimbangan contoh uji (0,4 gram)
Berat Kertas : 0,6105 gram
Berat Contoh uji : 0,4000 gram +
Berat Total : 1,0105 gram
- Penimbangan berat endapan
Berat Kaca Masir Akhir : 29,8362 gram
Berat Kaca Masir Akhir : 29,1570 gram +
Berat Endapan : 0,67920 gram
- Kadar Ni (Fk 0,2042)
Kadar Ni = Fk x berat endapan x 100 % Berat contoh uji
= 0,2042 x 0,67920 x 100 %0,4
= 13,8692 0,4
= 34,6732 %
= 35 %
6.2. Penetapan Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O
- Penimbangan contoh uji (0,4 gram)
Berat Kertas : 0,6105 gram
Berat Contoh uji : 0,4000 gram +
Berat Total : 1,0105 gram
- Penimbangan berat endapan
Berat Kertas Saring Akhir : 0,7277 gram
Berat Kertas Saring Akhir : 0,4206 gram +
Berat Endapan : 0,3071 gram
- Kadar Cu (Fk 0,2545 & 0,6510)
Untuk Fk 0,2545
Kadar Cu = Fk x berat endapan x 100 % Berat contoh uji
= 0,2545 x 0,3071 x 100 % 0,4
= 7,8157 0,4
= 19,5392 %
= 20 %
Untuk Fk 0,6510
Kadar Cu = Fk x berat endapan x 100 % Berat contoh uji
= 0,6510 x 0,3071 x 100 % 0,4
= 19,9922 0,4
= 49,9805 %
= 50 %
7. Diskusi- Pada percobaan gravimetri ini, kesalahan-kesalahan dapat timbul tidak
hanya karena sifat analat, tetapi juga karena alat dan akhirnya karena faktor
kesalahan praktikan juga. Namun apabila dilihat secara menyeluruh, faktor-
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan adalah sebagai berikut :
- Cara tidak sesuai (kadar terlalu rendah)
- Contoh uji yang tidak murni lagi atau dengan kata lain sudah tercemar
(terkotorkan).
- Proses pengeringan endapan dan bahan/alat untuk menyaring yang
belum cukup.
- Kurang sempurnanya dalam pelarutan komponen yang akan dicari.
- Bahan pengganggu tidak tersingkir seluruhnya, penyingkiran bahan
pengganggu menyebabkan komponen yang dicari ikut hilang.
- Proses pengendapan yang kurang sempurna, terjadinya kontaminasi
karena endapan lain, dan kehilangan endapan sewaktu menyaring
dengan air pencuci.
- Perbedaan hasil yang diperoleh dari percobaan penetapan kadar Ni dalam
NiSO4 6.H2O, dapat disebabkan karena perbedaan ukuran penyaringan pada
kaca masir. Perbedaan inilah yang kemudian menyebabkan perbedaan kadar
pada masing-masing praktikan selain adanya faktor – faktor yang lainnya.
Penggunaan kaca masir, sebaiknya digunakan kaca masir G2 dan G3yang
biasanya dipakai untuk pengukuran sedang.
8. Kesimpulan- Apabila dibandingkan dengan kebanyakan cara analisa, cara gravimetri cukup
menguntungkan karena tidak memerlukan kalibrasi atau standarisasi
(Kalibrasi adalah menera alat, untuk memastikan bahwa penunjukan nilainya
tepat, sedangkan standarisasi ialah pembakuan).
- Endapan untuk Gravimetri harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
(a) Kelarutan kecil sekali
(b) Kemurnian tinggi
(c) Mempunyai susunan tetap dan tertentu, atau
mudah dijadikan demikian
(d) Kristal-kristalnya kasar
(e) Endapan itu Bulky
(f) Endapan itu spesifik
Sifat-sifat (a) sampai dengan (d) merupakan syarat-syarat mutlak, sedangkan
(e) dan (f) sekadar mempermudah analisa itu.
- Kadar Ni dalam NiSO4 6.H2O yang diperoleh dalam percobaan gravimetri ini
adalah 35 %.
- Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O yang diperoleh dalam percobaan gravimetri
ini adalah 20 % Untuk Fk 0,2545.
- Kadar Cu dalam CuSO4 5.H2O yang diperoleh dalam percobaan gravimetri
ini adalah 50 % Untuk Fk 0,6510.
9. Daftar Pustaka- Diktat penuntun praktikum KIMIA ANALISA, Sekolah Tinggi Teknologi
Tekstil, 2003.
- Harjadi, W, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta, 1993.
- Day/Underwood, Analisa Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta, 1983.