arbovirus (1)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    1/51

    1

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar belakangPenyebaran infeksi akibat virus merupakan ancaman yang berarti di

     bidang penyakit, sosial dan ekonomi masyarakat. Penya kit infeksi masih

    merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dinegara yang

    sedang berkembang termasuk Indonesia.

    Virus merupakan parasit yang sejauh ini masih tetap diperdebatkan

    statusnya sebagai makhluk hidup karena tidak dapat menjalankan fungsi

     biologisnya secara bebas jika tidak berada pada sel inang. Umumnya virus yang

     berukuran mikroskopik ini akan menginfeksi sel organisme biologis. Virus juga

     bersifat parasit obligat karena hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup

    dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makluk hidup karena virus tidak

    memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Pada saat ini telah

    ditemukan berbagai macam virus dan penyakit yang mungkin ditimbulkan. Pada

    makalah ini lebih dispesifikkan pada pembahasan arbovirus atau arthropod-borne

    viruses dan 5 contoh penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus atau arthropod-

    borne viruses tersebut.

    Banyak jenis arbovirus di ketahui menyebabkan terjadinya infeksi klinis

    dan subklinis pada manusia. Ada 4 sindroma klinis utama pada penyakit

    Arbovirus:

    1. Penyakit SSP (Susunan Saraf Pusat) yang gejala klinisnya bervariasi mulai dari

    aseptik meningitis ringan sampai ensefalitis, dengan koma, paralisis dan mati.

    2. Demam akut awal yang terjadi sangat singkat, dengan atau tanpa eksantema,

    ada juga dengan gejala yang lebih serius menyerang SSP atau disertai dengan

     perdarahan.

    3. Demam berdarah, termasuk demam akut dengan perdarahan luas, luar dan

    dalam, seringkali serius dan berhubungan dengan kebocoran kapiler, syok dan

    dengan angka kematian yang tinggi, (semuanya mungkin menyebabkan

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    2/51

    2

    terjadinya kerusakan hati, tetapi kerusakan hati yang terberat terjadi pada

    demam kuning yang diikuti dengan ikterus yang jelas)

    4. Terjadi  Polyarthritis dan ruam, dengan atau tanpa demam, dengan lama yang

     bervariasi, gejalanya bisa ringan atau dengan gejala sisa berupa artralgia yang

     berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan.

    1.2 Rumusan masalah1.  Apa yang dimaksud dengan Arbovirus atau arthropod-borne viruses ? 2.  Apa saja penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus atau

    arthropod-borne viruses ? 

    1.3 Tujuan1.  Untuk memahami pengertian Arbovirus atau arthropod-borne viruses.2.  Untuk mengetahui dan memahami penyakit-penyakit yang disebabkan

    oleh Arbovirus atau arthropod-borne viruses.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    3/51

    3

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    Arbovirus atau arthropod-borne viruses adalah virus-virus yang hidup

     bertahan di alam melalui kontak biologis antara inang-inang vertebrata yang peka

    dan arthropoda yang hidup dengan mengisap darah seperti nyamuk, kutu, pinjal,

    tungau, dan lain-lain. Infeksi pada invertebrata terjadi bila arthropoda yang telah

    terinfeksi mengisap darah. Jenis-jenis arbovirus ini dalam keadaan terbungkus dan

    merupakan virus RNA. Akhir-akhir ini arbovirus telah dikelompokkan ke dalam

    empat kategori atau family sebagai berikut :

    Family Genus Tipe spesies

    Togaviridae Alfavirus

    Rubivirus

    Siblis

    Rubella

    Flaviviridae Flavivirus

    Pestivirus

    Hepatitis C Virus

    Yellow Fever

    Bovine viral

    HCV

    Bunyaviridae Bunyavirus

    Hantavirus

     Nairovirus

    Tospovirus

    Bunyamwera

    Hantaan

    Sandfly fever

    Crimean-Congo

    haemorrhagic fever

    Arenaviridae Arenavirus Lymphocytic choriomeningitis

    a.  TogaviridaeTogavirus berbentuk bulat, 65-70nm; kapsid; 249 monomer,

    ikosahedral. Memiliki inang yang luas, bertumbuh dalam sel-sel mamalia

    dan serangga. Virus ditularkan dari kelenjar ludah nyamuk ke saluran

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    4/51

    4

    darah inang vertebrata. Jenis virus ini dapat melibatkan system pusat

     persyarafan terutama jenis ensefalitis. Jenis penyakit yang lain antara lain

    adalah cikungunya, yang dapat ditularkan oleh serangga terutama nyamuk.

    Virus Rubella tidak ditularkan oleh serangga.

     b.  FlaviviridaeFlavivirus berbentuk bulat, 40-60nm; kapsid; simetri, tetapi kurang

     jelas. Virus ini dapat bertahan hidup lama dengan melakukan replikasi

    dalam inang tanpa membahayakan inang, tetapi dapat menyebabkan

     banyak jenis penyakit (demam, demam berdarah, Japanese encephalitis,yellow fever, dll). Perbanyakan pada noda kelenjar bening dan

     perbanyakan sekunder dapat terjadi dalam hati, kelenjar bening, ginjal,

     jantung, dan sumsum tulang.

    c.  BunyaviridaeBunyavirus berbentuk bulat, 80-120nm; nukleokapsid; helikal,

     bersegmen tiga, dan termasuk famili yang terbesar, inang termasuk

    mamalia dan arthropoda. Jenis virus ini dapat mereplikasi secara ekstensifdalam tubuh serangga dan menyebabkan penyakit Rift Valley fever, Sand

    fly fever, dan lain-lain. Patogenisitasnya bervariasi, tetapi biasanya gigitan

    serangga mengakibatkan viremia sementara (adanya virus dalam darah).

    d.  ArenaviridaeArenavirus berbentuk pleiomorfik, 50-300nm; nukleokapsid,

    helikal, dan merupakan family yang baru (17 tipe). Pertama-tama

    ditemukan pada 1969 sebagai penyebab penyakit yang disebut Lassa fever.

    Inang utama adalah tikus dan tidak melibatkan arthropoda untuk

     penyebaran.

    Lebih dari 100 virus saat ini diklasifikasikan sebagai arbovirus yang dapat

    menyebabkan penyakit pada manusia. Kebanyakan virus-virus ini di

    klasifikasikan menurut hubungan antigenik, morfologi dan mekanisme

    replikasinya kedalam famili dan genus, dimana mereka digolongkan kedalam

    Togaviridae ( Alphavirus), Flaviviridae ( Flavivirus) dan Bunyaviridae

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    5/51

    5

    ( Bunyavirus, Phlebovirus), adalah contoh klasifikasi yang dikenal dengan baik.

    Genus ini sebagian sebagai penyebab utama ensefalitis, sedangkan yang lainnya

    sebagai penyebab utama demam. Alphavirus dan Bunyavirus biasanya ditularkan

    melalui nyamuk, sedangkan Flavivirus ditularkan melalui nyamuk atau kutu, dan

     beberapa  Flavivirus memiliki vektor yang tidak dikenal, phlebovirus biasanya

    ditularkan oleh lalat pasir (sand flies), dengan pengecualian demam Rift Valley,

    yang di tularkan oleh nyamuk. Virus-virus lain dari famili Bunyaviridae dan

     beberapa grup lainnya menyebabkan demam atau penyakit demam berdarah, dan

     bisa di tularkan oleh nyamuk, kutu (ticks), lalat pasir ( sand flies) atau midges

    (ngengat).

    Sebagian besar dari virus ini memerlukan binatang untuk siklus hidupnya.

    Manusia tidak begitu penting dalam siklus kehidupan mereka, infeksi pada

    manusia biasanya terjadi karena kebetulan yaitu pada saat vektor serangga

    menghisap darah manusia. Hanya dalam beberapa kasus diketahui bahwa manusia

     berperan sebagai sumber utama perkembang biakan virus dan penularan kepada

    vektor, seperti dengue dan demam kuning. Sebagian besar virus ini ditularkan

    oleh nyamuk, sementara sisanya oleh kutu, lalat pasir atau gigitan sejenis lalat

    kecil. Infeksi di laboratorium mungkin terjadi, termasuk infeksi melalui udara.

    Walaupun penyebabnya berbeda, penyakit-penyakit ini mempunyai ciri-

    ciri epidemiologis yang sama (perbedaan terutama berhubungan dengan

    vektornya). Sebagai konsekuensinya, penyakit- penyakit tersebut dengan gejala-

    gejala klinis tertentu di bagi dalam 4 kelompok, yaitu yang ditularkan nyamuk

    (mosquito-borne), yang ditularkan oleh sejenis lalat (midgeborne), yang

    ditularkan oleh kutu (tickborne), yang ditularkan lalat pasir ( sand fly-borne) dan

    vektor penular yang tidak diketahui. Penyakit-penyakit yang tergolong penting di

     jelaskan secara tersendiri atau dikelompokkan dalam kelompok penyakit dengan

    gambaran klinis dan epidemiologis yang sama.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    6/51

    6

    BAB 3. PEMBAHASAN

    3.1 Demam berdarah dengue (DBD)

    Definisi

    Penyebab : Virus demam dengue/Dengue fever virus (Den-1, Den

    2, DEN-3, DEN-4). 

     Nama lain : Demam dengue, demam berdarah dengue (DBD) atau

    dengue hemorrhagic fever (DHF), sindrom guncangan

    dengue atau dengue shock syndrome (DSS). 

    Karakteristik : Virion sperikal terbungkus berdiameter 40-50nm, RNA

    genom positif, Flaviviridae.

    Patogenitas : Penyakit febril akut, dicirikan oleh demam selama 3-5

    hari, sakit kepala, myalgia, arthralgia, Fatalitas sampai50%.

    Vektor : Aedes aegypti dan Ae albopictus.

    Epidemiologi : Endemik di banyak Negara tropis (Asia, India, Karibia,

    Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta Meksiko).

    Sebaran inang : Manusia, nyamuk dan primat.

    Penularan : Melalui gigitin nyamuk terutama Aedes aegypti.

    Masa inkubasi : 3-14 hari, tetapi biasanya 4-7 hari.

    Penampung : Manusia, nyamuk.

    Demam dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF) atau dikenal

    sebagai demam berdarah dengue disebabkan oleh salah satu dari empat antigen

    yang berbeda, tetapi sangat dekat satu dengan yang lain, yaitu DEN-1, DEN-2,

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    7/51

    7

    DEN-3, dan DEN-4 dari genus  Flavivirus. Demam berdarah dengue (DBD)

    adalah bentuk dengue yang parah, berpotensi mengakibatkan kematian.

    DBD terjadi bilamana pasien mengidap virus dengue sesudah terjadi

    infeksi sebelumnya oleh tipe virus dengue lain. Jadi, imunitas sebelumnya

    terhadap tipe virus dengue yang lain adalah penting dalam menghasilkan penyakit

    DBD yang parah. Infeksi oleh salah satu serotype ini tidak menimbulkan imunitas

    dengan protektif-silang (cross-protective) sehingga seseorang yang tinggal di

    daerah endemik dapat terinfeksi oleh demam dengue selama hidupnya. Penyakit

    ini terutama terdapat didaerah tropis. Virus penyebab penyakit bertahan hidupdalam siklus yang melibatkan manusia dan nyamuk  Aedes aegypti  yang

    merupakan nyamuk yang hidup aktif di siang hari dan lebih senang mengisap

    darah manusia.

    Menurut World Health Organization (1997), DBD diklasifikasikan

    menjadi 4 tingkat keparahan.

    Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-spesifik , satu-

    satunya manifestasi perdarahan adalah tes torniket positif dan

    muntah memar.

    Derajat II : Perdarahan spontan selain manifestasi pasien pada Derajat I,

     biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau perdarahan lain.

    Derajat III : Gagal sirkulasi dimanifestasikan dengan nadi cepat dan lemah

    serta penyempitan tekanan nadi atau hipotensi, dengan adanya

    kulit dingin dan lembab serta gelisah.

    Derajat IV : Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak terdeteksi.

    Klasifikasi DBD menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia

    (2010) yaitu:

    a. Dengue tanpa tanda bahaya dan dengue dengan tanda bahaya (dengue

    without warning signs). Kriteria dengue tanpa tanda bahaya dan dengue 

    dengan tanda bahaya:

    1)  Bertempat tinggal di atau bepergian ke daerah endemik dengue.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    8/51

    8

    2)  Demam disertai 2 dari hal berikut : Mual, muntah, ruam, sakit dan nyeri,uji torniket positif, lekopenia, adanya tanda bahaya.

    3)  Tanda bahaya adalah Nyeri perut atau kelembutannya, muntah berkepanjangan, terdapat akumulasi cairan, perdarahan mukosa,letargis,

    lemah, pembesaran hati > 2 cm, kenaikan hematokrit seiring dengan

     penurunan jumlah trombosit yang cepat.

    4)  Dengue dengan konfirmasi laboratorium (penting bila bukti kebocoran plasma tidak jelas)

     b. Dengue berat ( severe dengue). Kriteria dengue berat :

    1)  Kebocoran plasma berat, yang dapat menyebabkan syok ( DSS ), akumulasicairan dengan distress pernafasan.

    2)  Perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinisi gangguan organ berat, hepar(AST atau ALT ≥ 1000, gangguan kesadaran, gangguan jantung dan organ

    lain). Untuk mengetahui adanya kecenderungan perdarahan dapat

    dilakukan uji tourniquet.

    Vektor Utama

    Sebagai pembawa virus dengue  Ae. aegypti  merupakan pembawa utama

     primary vector) dan bersama  Aedes albopictus  menciptakan siklus persebaran

    dengue di desa dan kota. Nyamuk-nyamuk aedes berkembang biak dalam air-air

     bersih yang tertampung dalam kontainer bekas seperti botol-botol plastik, kaleng-

    kaleng bekas, ban mobil bekas, terapung, bak-bak air penampungan yang terbuka,

     bambu-bambu pagar, tempurung kelapa, pelepah kelapa, kulit-kulit buah seperti

    kulit buah rambutan, vas-vas bunga yang berisi air, dan lain-lain

     Nyamuk betina menggigit dan menghisap darah lebih banyak di siang hari

    terutama pagi atau sore hari antara pukul 08.00 s/d 12.00 dan 15.00 s/d 17.00

    WIB. Lebih menyukai darah manusia daripada hewan. Lebih suka beristirahat di

    tempat yang gelap, lembab, dan tersembunyi di dalam rumah atau bangunan,

    termasuk di kamar tidur, lemari, kamar mandi, kamar kecil maupun di dapur. Di

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    9/51

    9

    luar rumah seperti pada tanaman hias di halaman rumah. Di dalam ruangan,

     permukaan istirahat yang mereka suka adalah di bawah furnitur, benda yang

    tergantung seperti baju, korden, serta di dinding. Senang tinggal di muara sungai

    yang mendangkal pada musim kemarau, persawahan, perkebunan kangkung,rawa-

    rawa, dan bekas ban kendaraan yang tergenang air.

    Endemik/Penyebaran

    Endemik demam dengue pertama dilaporkan terjadi secara simultan pada

    1779-1780 di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Hal ini menunjukkan bahwa virus

    dan vektor penyakit ini memiliki penyebaran yang luas di daerah tropis selama

    lebih dari 200 tahun (CDC, 2003a). Ledakan demam dengue yang paling serius

    hanya terjadi satu kali di Amerika Serikat, yaitu di Filadelfia pada 1780 saat

    terjadi introduksi virus melalui kapal dagang pada Musim Panas yang sangat

     panas (NIEHS PR # 4, 1998). Menurut laporan, selama kurun waktu sekitar 200

    tahun tersebut demam dengue dianggap sebagai penyakit biasa (tidak bebahaya)

    dan tidak mematikan. Biasanya periode endemik terjadi dalam interval yang

    cukup lama, yaitu 10-40 tahun terutama karena pada waktu itu virus dan nyamuk

    vektor hanya dapat dipindahkan antara sentra-sentra populasi melalui kapal-kapal

    dagang.

    Pandemik global mulai terjadi di Asia tenggara sesudah Perang Dunia

    Kedua dan telah lebih meningkat selang 20 tahun terkahir ini. Insiden penyakit

    dengue dan terutama bentuk yang lebih mematikan yaitu dengue hemorrhagic

     fever   (DHF) atau demam dengue berdarah (DBD), telah bertambah secara

    dramatis terutama di daerah tropis. Epidemik yang disebabkan oleh serotype

     berganda (hyperendemicity)  lebih sering terjadi. Penyebaran geografis dari virus

    dengue dan lebih sering terjadi. Penyebaran geografis dari virus dengue dan

    nyamuk vektor telah meluas dan DBD juga telah terjadi di daerah Pasifik dan

    Amerika. Mulai 1960-an serangan virus dengue diperkirakan rata-rata 30.000

    kasus per tahun. Tiga puluh tahun kemudian, yaitu pada 1995, kasus dengue

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    10/51

    10

    diperkirakan mencapai 592.000. Meskipun begitu, jumlah sebenarnya diduga

    lebih besar karena banyak pasien yang tidak melaporkan ke rumah-rumah sakit.

    Di Asia Tenggara epidemik DBD pertama terjadi pada 1950-an. Namun,

    sejak 1975 penyakit ini menjadi salah satu penyebab hospitalisasi dan kematian

    terutama pada anak-anak. Serangan demam berdarah di Indonesia pertama-tama

    dilaporkan terjadi pada 1968 meskipun pada waktu itu belum dapat dibuktikan

    secara nyata. Kemudian, pada 1970 terjadi serangan DBD di Jakarta. Antara 1970

    dan 1987, tingkat serangan DBD di Asia Tenggara meningkat dari 15 orang per

    100.000 menjadi 170 orang per 100.000

    Pada 1980-an perkembangan DBD yang kedua di asia mulai terjadi saat

    Sri Langka, India, dan kepulauan Maldive mengalami epidemik DBD peertama.

    Pakistan baru melaporkan adanya endemik dengue pertama pada 1994 (CDC,

    2003a). Sementara itu, Taiwan dan Cina pada 1980-an juga mengalami epidemik

    dengue sesudah penyakit itu sempat menghilang selama 35 tahun. Serangkaian

    epidemik yang terjadi di Cina disebabkan oleh keempat serotype.

    Setelah sukses melakukan program pengendalian selama 20 tahun,

    Singapura ternyata mengalami pula ledakan penyakit dengue/DBD kembali

    (resurgence) yang berlangsung dari 1990 sampai 1994. Sementara itu, didaerah

    Pasifik dan Afrika, epidemik dengue yang disebabkan oleh keempat serotype,

     juga telah berkembang secara dramatis.

    Pada awal 2004 serangan penyakit demam berdarah terjadi dimana-mana

    di hampir semua propinsi di Indonesia terutama di Jakarta dan sekitarnya.

    Diberitakan bahwa selama bulan Januari dan Februari 2004, jumlah penderita

    DBD di Indonesia mencapai 19.000 orang lebih dengan angka kematian 1,8% atau

    sekitar 342 orang.

    Mulai 1997, dengue menjadi penyakit virus yang paling penting yang

    ditularkan nyamuk dan mempengaruhi manusia. Penyebaran secara global hampir

    sama dengan malaria (CDC, 2003a). Diperkirakan ada 2,5 miliar orang hidup di

    daerah yang mempunyai risiko tular epidemik dan berisiko tinggi terinfeksi oleh

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    11/51

    11

    demam dengue (Gubler, 1996). "Pada tahun 2012, demam berdarah tercatat

    sebagai penyakit akibat virus yang penyebarannya paling cepat dan berpotensi

    epidemi di seluruh dunia, bahkan dilaporkan mengalami peningkatan kasus

    hingga 30 kali lipat dari kondisi 50 tahun yang lalu," papar WHO dalam sebuah

     pernyataan seperti dikutip dari foxnews, Kamis (17/1/2013). "Di seluruh dunia, 2

     juta kasus demam berdarah dilaporkan terjadi setiap tahunnya di 100 negara,

    terutama di benua Asia, Afrika dan Amerika Latin serta menyebabkan 5.000-

    6.000 kasus kematian. Sampai saat ini penyebaran dengue masih terpusat di

    daerah tropis, yaitu australlia Utara bagian Timur, Asia Tenggara, India, dan

    sekitarnya, Afrika, Amerika Latin, dan sebagian Amerika serikat. Namun, dengan

    adanya pemanasan global, dengue diperkirakan akan meluas sampai ke daerah-

    daerah beriklim dingin.

    Faktor-f aktor yang berhubungan dengan kejadian DBD  

    Menurut teori Segitiga John Gordon penyakit disebabkan oleh lebih dari

    satu faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain hubungan anatara penyebab

    (agent), penjamu (host) dan lingkungan (enviroment).

    a.  Faktor Agent (Penyebab)Dalam hal ini yang menjadi agent dalam penyebaran DBD adalah

    virus Dengue.

     b.  Faktor Host (Pejamu)Host (pejamu) yang dimaksud adalah manusia yang kemungkinan

    terpapar terhadap penyakit DBD. Faktor Host (pejamu) antara lain umur,

    ras, sosial, ekonomi, cara hidup, status perkawinana, hereditas, nutrisi dan

    imunitas. Dalam penularan DBD faktor manusia erat kaitannya dengan

     perilaku seperti peran serta dalam kegiatan pemberantasan vector di

    masyarakat dan mobilitas penduduk.

    a)  Kelompok umur akan mempengaruhi peluang terjadinya penularan penyakit. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    12/51

    12

     bahwa kelompok umur yang paling banyak diserang DBD adalah

    kelompok < 15 tahun (Depkes RI, 1992), yang sebagian besar

    merupakan usia sekolah.

     b)  Kondisi sosial ekonomi akan mempengaruhi perilaku manusia dalammempercepat perilaku manusia dalam mempercepat penularan

     penyakit DBD, seperti kurangnya pendingin ruangan (AC) di daerah

    tropis membuat masyarakat duduk-duduk diluar rumah pada pagi dan

    sore hari. Waktu pagi dan sore tersebut merupakan saat nyamuk  Aedes

    aegypti mencari mangsanya. 

    c)  Tingkat kepadatan penduduk. Penduduk yang padat akan memudahkan penularan DBD karena berkaiatan dengan jarak terbang nyamuk

    sebagai vektornya. Dari beberapa hasil penelitian menunjukkan,

    kejadian epidemik DBD banyak terjadi pada daerah yang berpenduduk

     padat.

    d)  Imunitas adalah daya tahan tubuh terhadap benda asing atau sistemkekebalan. Jika sistem kekebalan tubuh rendah atau menurun, maka

    dengan mudah tubuh akan terkena penyakit. 

    e)  Status gizi diperoleh dari nutrient yang diberikan. Secara umumkekurangan gizi akan berpengaruh terhadap daya tahan dan respon

    imunologis terhadap penyakit.

    c.  Faktor LingkunganFaktor lingkungan diklasifikasikan atas empat komponen yaitu

    lingkungan fisik, lingkungan kimia, lingkungan biologi, dan lingkungan

    sosial ekonomi.

    Gejala

    Gejala awal DBD hampir sama dengan demam dengue, tetapi sesudah

     beberapa hari kemudian pasien mulai menjadi tidak tenang, lekas marah, dan

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    13/51

    13

     berkeringat. Gejala ini diikuti dengan adanya guncangan (shock-like state).

    Pendarahan mulai terlihat seperti bintik-bintik darah kecil pada permukaan kulit

    (petechia) dan binti-bintik darah yang lebih besar (patches) di bawah kulit

    (ecchymases). Guncangan dapat mengakibatkan keringat.

    Medline Plus Medical Encyopedia (2002) mengemukakan gejala-gejala

    awal dan gejala-gejala fase akut demam berdarah sebagai berikut:

      Gejala awal :-  Demam-  Sakit kepala-  Gatal-gatal pada otot-  Gatal-gatal pada persendian-  Rasa tidak enak badan (malaise)-  Kehilangan nafsu makan-  Muntah-muntah

      Gejala fase akut :-  Status seperti terguncang (shock-like state)-  Berkeringat banyak (diaphoretic)-  Keringat basah-  Ketidaktenangan (restlessness)-  Bintik-bintik darah pada permukaan kulit (petechiae)-  Bintik-bintik darah di bawah kulit (Ecchymosis)-  Ruam (rash)Pemeriksaan secara fisik dapat menunjukkan pasien mempunyai tekanan

    darah rendah, lemah, denyut jantung lemah, ruam, mata merah, kerongkongan

    merah, kelenjar membengkak, dan hati membengkak (hepatomegaly).

    Komplikasi dapat terjadi, yaitu shock, kerusakan atau perubahan struktur otak

    (encephalopathy), kerusakan otak, kerusakan hati, dan lain-lain.

    Diagnosa penderita DBD menurut WHO (1997) memiliki kriteria sebagai

     berikut :

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    14/51

    14

    a.  Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terusmenerus selama 2-7 hari.

     b.  Kecenderungan pendarahan, yang dibuktikan dengan satu hal berikut:tes taouniket, petekie, ekimosis atau purpura; pendarahan dari mukosa,

    saluran gastrointestinal, tempat injeksi atau lokasi lain, hematenesis

    atau melena.

    c.  Thrombositopeni (trombosit 100.000/mm3 atau kurang).d.  Adanya rembesan plasma karena peningkatan permeabilitas vascular

    dengan manifestasi sekurang-kurangnya hematokrit meningkat 205

    atau lebih.

    Berdasarkan patokan tersebut, 87 % penderita DBD dapat didiagnosa

    dengan tepat setelah dilakukan uji silang dengan pemeriksaan serologi di

    laboratorium (Depkes RI, 1992).

    Pencegahan dan Pengendal ian Nyamuk

    Sampai saat ini belum ada vaksin yang efektif untuk mencegah penyakit

    dengue. Vaksin virus dengue sedang dikembangkan di Thailand, tetapi masih

    membutuhkan volunteer manusia untuk uji coba. Saat ini rekomendasi vaksin

    virus generasi kedua dengan menggunakan virus Thailand sebagai “template” atau

     panduan juga sedang dikembangkan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan vaksin

    yang dapat dipergunakan oleh masyarakat diperkirakan masih membutuhkan

    waktu sekitar 5-10 tahun.

    Perkembangan ilmu kedokteran yang telah maju agaknya belum dapat

    menanggulangi masalah penyakit demam berdarah dengan cara imunisasi. Oleh

    karena itu, pencegahan penyakit demam berdarah secara konvensional melalui

     program kebersihan lingkungan masih tetap dilakukan.

       Pengendalian dengan Cara sanitasi

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    15/51

    15

    Pencegahan melalui sanitasi lingkungan merupakan pengendalian

    secara tidak langsung, yaitu membersihkan atau mengeluarkan tempat-

    tempat pembiakan nyamuk seperti kaleng-kaleng bekas, plastik-plastik

     bekas, ban-ban mobil/motor bekas, kontainer-kontainer lain yang dapat

    menampung air bersih atau genangan air hujan. Barang-barang bekas

    tersebut dapat dipendam atau dibakar. Tempat-tempat yang bisa

    menampung air sebagai bagian dari konstruksi bangunan harus

    dibersihkan dan air-air yang tergenang sesudah hujan harus

    dijeluarkan.

    Tempat-tempat penampungan air termasuk sumur harus

    dibersihkan untuk mengeluarkan atau membunuh telur-telur, jentik-

     jentik, dan pupa-pupa nyamuk.  Program yang dicanangkan oleh

     Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan RI ialah

    menguras, menimbun, dan mengubur (3M). Menguras berarti

    membersihkan tempat-tempat penampuangan air (bak mandi) untuk

    mengeluarkan jentik-jentik nyamuk, menimbun berarti mengumpulkan

    container-kontainer yang dapat menampung air menjadi tempat

     pembiakan nyamuk, dan mengubur yaitu mengumpulkan kontainer-

    kontainer dan menguburkannya dalam tanah.

       Pengendalian Biologi-  Menggunakan Bti ( Bacillus thuringiensis israilensis)  adalah

    sejenis bakteri yang digunakan untuk menghambat

     perkembangbiakan nyamuk karena menghasilkan racun (crystal

    toxin) bagi nyamuk dan jentiknya.

    -   Mecocyclops aspericornis , sejenis udang-udangan yg memakanlarva.

    -  Golongan jamur : Tolypocladium cylindrosporum danCulicinimices clavisporum  digunakan sebagai pengendali larva

    Anopheles

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    16/51

    16

    -  Menggunakan Ikan pemangsa jentik/larva (Ikan kepala timah, Ikancupang, Ikan gambusia).

    -  Memanfaatkan cicak : Cicak merupakan predator alami baginyamuk, sehingga keberadaannya dalam rumah dapat membantu

    untuk membasmi nyamuk.

       Pengendalian Cara MekanikPengendalian DB yang lain adalah dengan cara mekanik, yaitu

    mencegah gigitan nyamuk dengan memakai pakaian yang dapat

    menutupi seluruh bagian tubuh, kecuali muka, penggunaan net atau

    kawat kasa di rumah-rumah, dan kelambu merupakan cara untuk

    menghindarkan hubungan (kontak) antara manusia dan vektor. Dapat

     juga menggunakan alat fisika untuk pemanasan, pembekuan, dan

     penggunaan alat listrik

       Pengendalian dengan InsektisidaUntuk mencegah penyakit demam berdarah, jalan lain yang dapat

    ditempuh adalah dengan mengeliminasi atau menurunkan populasi

    nyamuk-nyamuk vektor seperti Aedes aegepty dan Ae albopictus.

    Penyemprotan dengan ULV malathion masih merupakan cara yang

    umum dipakai untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tetapi cara

    ini tidak dapat membunuh larva yang hidup dalam air. Pengendalian

    yang umum dipergunakan untuk larva-larva nyamuk adalah dengan

    menggunakan larvasida seperti abate.

       Pengembangan Infrastruktur KesehatanMeskipun sistem penanganan kesehatan telah tertata baik,

    kesadaran akan adanya serangan demam berdarah dan kemampuan

    menghadapi arbovirus secara efisien masih diperlukan. Oleh karena

    itu, strategi pencegahan yang lebih baik perlu dilakukan terus melalui

     pemberdayaan dan peningkatan pendidikan masyarakat.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    17/51

    17

    Sejumlah ahli meyakini bahwa Negara-negara yang sedang

     berkembang harus memfokuskan diri pada pengimplementasian

    infrastruktur pusat-pusat kesehatan seperti puskesmas. Demikian pula

     program pencegahan penyakit dengan melibatkan individu-individu

    dalam satu keluarga dan disekitarnya serta oleh berbagai lapisan

    masyarakat dan pusat-pusat pelayanan kesehatan sangat diperlukan

    (gratz, 1985 dalam Defoliart et al, 1987). Gratz lebih lanjut

    menyatakan bahwa kebutuhan yang paling kritis bukan terletak pada

    metode pengendalian yang lebih baik, tetapi para ahli pengendalian

    vektor yang lebih terampil sehingga mereka dapat melatih atau

    memberdayakan masyarakat mengenai cara mengendalikan vektor-

    vektor penyakit demam berdrah.

    Selanjutnya, kelompok progfesional harus melakukan penelitian

    lapangan, evaluasi entomologis dan epidemilogis di daerah endemik

    tempat aktivitas program pengendalian sementara dilakukan.

       Penggunaan Zat Penolak SeranggaProgram pencehaan masih banyak dilakukan dengan

    menggunakan obat penolak nyamuk seperti “auctan”. Di Indonesia

     banyak orang menggunakan obat nyamuk bakar untuk mengusir

    nyamuk pada malam hari dan juga siang hari.

    Permetrin yang mengandung zat penolak seperti pemanone atau

    deltamethrin hanya direkomendasi untuk digunakan pada pakaian,

    sepatu, kelambu, dan alat-alat untuk perkemahan. Permetrin dapat

    menolak dan membunuh tungau, nyamuk, dan artropoda lainnya.

    Obat penolak yang saat ini direkomendasdikan adalah yang

    mengandung N,N-diethylmetatoluamide (DEET) sebagai ingredient

    aktif. DEET dapat menolak nyamuk, tungau/caplak dan artropoda

    lainnya apabila dioleskan pada kulit atau pakaian. Konsentrasi DEET

    sampai 50% direkomendasikan untuk orang-orang dewasa dan anak-

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    18/51

    18

    anak diatas umur 2 bulan. Konsentrasi yang lebih rendah tidak akan

     bertahan lama dalam tubuh sehingga perlu reaplikasi. DEET adalah

    racun yang apabila termakan dapat mengakibatkan iritasi kulit untuk

    orang-orang yang sensitif. Bila konsentrasi terlalu tinggi, akan

    mengakibatkan blister.

    Program Pencegahan DBD Departemen Kesehatan RI Tahun 2004

    1.  Kewaspadaan dini penyakit demam berdarah denguea.  Penemuan dan pelaporan penderita KDRS

     b.  Penanggulangan fokus-  Penyelidikan epidemiologi (PE)-  Penyuluhan, 3M, abatisasi, pengasapan fokus

    c.  Pemberantasan vektor intensif (di desa endemis)-  Penyuluhan, 3M, abatisasi-  Pengasapan massal

    d.  Bulan kewaspadaan “gerakan 3M” pada saat sebelum musim penularan

    -  Penyuluhan intensif-  Kerja bakti 3M-  Kunjungan rumah

    e.  Pemantauan jentik berkala di desa endemis setiap tiga bulan sekalif.  Promosi kesehatan penyakit DBD berupa komunikasi perubahan

     perilaku dalam pemberantasan sarang nyamuk melalui pesan pokok

    “3M”.

    2.  Pemberantasan vektor nyamuk penulara.   Nyamuk dewasa dengan pengasapan

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    19/51

    19

     b.  Jentik dengan PSN :-  Fisik : 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)-  Larvasida : Bubuk Temephos (abatisasi/altosid)-  Ikanisasi : ikan cupang, tempalo di Palembang

    3.  Penanggulangan kejadian luar biasa (KLB)a.  Penyuluhan

     b.  PSN (3M)c.  Abatisasi selektifd.  Fogging missal

    4.  Peningkatan SDM dan meningkatkan jenjang kemitraana.  Pelatihan : tata laksana kasus, penanggung jawab program, petugas

     penyemprot, metode PSN, pendekatan MTBS.

     b.  Seminarc.  Diskusid.  Penelitiane.  Kerjasama dengan LSM/swasta

    Menur ut Kementr ian Kesehatan Republik I ndonesia (2011), cara pencegahan

    DBD yaitu dengan PSN BDB melalu i 3M Plus.a.  Menguras tempat penampungan air sekurangnya seminggu sekali 

     b.  Menutup rapat-rapat tempat penampungan air  c.  Mengubur, mengumpulkan, memanfaatkan atau menyingkirkan

     barangbarang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng

     bekas, plastik bekas, dll. 

    d.  Plus 

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    20/51

    20

    1)  Ganti air vas bunga, tempat minuman burung dan tempat lainyaseminggu sekali

    2)  Perbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar atau rusak3)  Tutup lubang pada potongan bambu, pohon, dan lainya misalnya

    dengan tanah

    4)  Menaburi racun pembasmi jentik (larvasidasi) khususnya bagi tempat penampungan air yang sulit dikuras atau daerah sulit air

    5)  Menebar ikan pemakan jentik seperti kepala timah, gepi, ditempat penampungan air yang ada disekitar rumah

    6)  Tidur memakai kelambu7)  Memakai obat nyamuk8)  Memasang kawat kasa pada lubang angin di rumah

    Pengobatan

    Pengobatan yang  spesifik DBD belum ada. Dasar pengobatan penderita

     penyakit DBD  simptomatis adalah penggantian cairan tubuh yang hilang karena

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    21/51

    21

    kebocoran plasma (Depkes RI, 2005). Pada tubuh orang yang terkena DBD, darah

    mengalami kehilangan plasma. Plasma merembes keluar pembuluh plasma. Pada

    tingkat kekentalan tertentu  sirkulasi terganggu. Infus cairan mencegah terjadinya

    kegagalan  sirkulasi, sehingga  syok yang dapat dicegah. Obat kusus yang

    digunakan yaitu dengan menggunakan cairan infuse.

    Prospek Perkembangan Dengue

    Menurut CDC (2003a) ada tiga kemungkinan penyebab utama munculnya

    kembali virus dengue di dunia, yaitu :

    1.  Pengendalian nyamuk secara efektif di daerah-daerah yang endemikdengue hampir tidak ada. Pengendalian dengan menggunakan insektisida

    ultra-low-volume seperti malathion untuk pengendalian nyamuk Ae.

    Aegypti dewasa tidak efektif lagi.

    2.  Terjadinya perubahan-perubahan global secara demografi sepertiurbanisasi yang tidak terkendali dan pertumbuhan populasi yang tinggi.

    Perubahan-perubahan demografi ini telah mengakibatkan pemukimanyang dibawah standar, persediaan air bersih yang kurang, dan pengelolaan

    kebersihan yang kurang baik.

    3.  Meningkatnya jumlah orang yang bepergian dengan pesawat terbangmenjadi mekanisme yang sangat ideal untuk penyebaran virus dengue.

    4.  Infrastruktur dan program kesehatan masyarakat di banyak negara telahrusak, serta sumber daya manusia yang kurang, serta biaya pengobatan

    yang cukup tinggi di Negara-negara berkembang.

    Gubler (1996) mengemukakan bahwa meskipun berbagai faktor yang

     bertanggung jawab terhadap peningkatan dengue tidak diketahui sepenuhnya, ia

     berpendapat bahwa urbanisasi yang cepat, penggunaan pembungkus-pembungkus

     plastik yang nonbiodegra-dable (tidak terurai secra bilogis), peningkatan

     perjalanan dan perdagangan, serta kurangnya upaya pengendalian vektor telah

    member kontribusi terhadap penyebaran penyakit ini.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    22/51

    22

    Sementara itu, kehidupan modern yang mulai dinikmati oleh masyarakat

    di Negara-negara yang sedang berkembang di daerah tropis dapat meningkatkan

     polutan yang berpeluang menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk. Sebagai

    contoh, maraknya sampah kontainer-kontainer minuman dan makanan dari plastik

    maupun bahan-bahan yang dibuang sembarangan di halaman, jalan, dan tempat-

    tempat pembiakan nyamuk. Timbulnya kembali penyakit dengue sebagai ancaman

     bagi kesehatan masyarakat mengilustrasikan bagaimana perubahan-perubahan

    yang dilakukan manusia dalam lingkungan dapat memengaruhi pola penyakit-

     penyakit menular.

    Para ahli memperkirakan bahwa pemanasan global akan dapat

    mempercepat penyebaran demam dengue ke daerah-daerah beriklim dingin.

    Pemanasan global diprediksikan tidak hanya akan meningkatkan penyebaran

    nyamuk, tetapi juga akan membuat ukuran nyamuk menjadi lebih kecil. Sebagai

    akibatnya, nyamuk-nyamuk dewasa akan lebih banyak mengisap darah untuk

     perkemngan telur-telurnya. Oleh karena itu, insiden mengisap darah dua kali

    (double feeding) akan semakin meningkat yang berarti pada akhirnya

    meningkatkan kesempatan untuk menular lebih banyak virus kepada manusia.

    2.2 ChikungunyaPenyebab : Virus Chikungunya

     Nama Lain : Demam Chikungunya, CHIK, Buggy Creek Virus atau

    Epidemik Poliartritis

    Karakteristik : Togaviridae (Alfavirus), sperikel, virion terbukus

     berdiameter 60nm, RNA genom 

    Vektor : Aedes spp, Culex spp, Mansonia spp dll

    Patogenitas : Penyakit virus febril

    Epidemiologi : Afrika, India, Asia Tenggara

    Sebaran Inang : Manusia, Primat, Mamalia, Burung

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    23/51

    23

    Penularan : Melalui gigitan nyamuk

    Masa inkubasi : 3-12 hari

    Vektor  

    Berbeda dengan vektor virus demam berdarah yang hanya terbatas pada

    aedes aygepty dan  Ae. Albopictus, vektor penyakit cikungunya adalah jenis-jenis

    nyamuk seperti Aedes, Culex, Anopheles, dan Mansonia.

    Penyebaran  

    Penyakit chikungunya tersebar luas didaerah tropis dan subtropis yang

     berpenduduk padat seperti Afrika, India, dan Asia Tenggara. Di Arika, virus ini

    dilaporkan menyerang di Zimbabwe, kongo, Angola, Kenya, dan Uganda. Negara

    selanjutnya yang terserang adalah Thailand pada tahun 1958, Kamboja, Vietnam,

    Sri Lanka dan India pada tahun 1964.

    Biasanya, demam chikungunya tidak berakibat fatal. Akan tetapi, dalam

    kurun waktu 2005-2006, telah dilaporkan terjadi 200 kematian yang dihubungkan

    dengan chikungunya di pulau Reunion dan KLB yang tersebar luas di India,

    terutama di Tamil an Kerala. Ribuan kasus terdeteksi di daerah-daerah di India

    dan di Negara-negara yang bertetangga dengan Sri Lanka, setelah hujan lebat dan

     banjir pada bulan Agustus 2006. Di selatan India (Negara bagian Kerala), 125

    kematian dihubungkan dengan chikungunya. Pada bulan Desember 2006

    dilaporkan terjadi 3500 kasus di Maldives, dan lebih dari 60.000 kasus di Sri

    Lanka, dengan kematian lebih dari 80 orang. Di Pakistan pada bulan oktober 2006

    telah dilaporkan terjadi lebih dari 12 kasus chikungunya. Data terbaru bulan Juni

    2007, telah dilaporkan terjadi KLB yang menyerang sekitar 7000 penderita di

    Kerala, India.

    Angka Insidensi di Indonesia sangat terbatas. Pertama kali, dilaporkan

    terjadi demam chikungunya di Samarinda tahun 1973. Pada laporan selanjutnya

    terjadi di Kuala Tungkal Jambi tahun 1980, dan Martapura, Ternate, serta

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    24/51

    24

    Yogyakarta tahun 1983. Selama hampir 20 tahun (1983-2000) belum ada laporan

     berjangkitnya penyakit ini, sampai adanya laporan KLB demam chikungunya di

    Muara Enim, Sumatera Selatan, dan Aceh, dilanjutkan Bogor, Bekasi, Purworejo,

    dan Klaten pada tahun 2002. Pada tahun 2004, dilaporkan KLB yang menyerang

    sekitar 120 orang di Semarang. Pada tahun 2013, diwilayah Bekasi Barat sudah

    tercatat 255 penderita, di Kecamatan Cikalongwetan, Kab. Bandung sudah tercatat

    218 penderita, di desa Balung Lor Kab. Jember tercatat 149 penderita dan

    Kabupaten Bolaang Mongondow sudah tercatat 608 penderita.

    Gambar. Kasus penderita chikungunya di Indonesia

    Epidemiologi Chikungunya

    a.  Agent

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    25/51

    25

    Virus chikungunya (CHIKV), suatu arthropoda borne virus (arbovirus) dari

    genus  Alphaviruses  famili Togaviridae, yang pada umumnya disebarluaskan

    melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau  Aedes albopictus. 

     b.  HostVirus Chikungunya (CHIKV) diyakini memiliki siklus  sylvatic  dan

    terdapat pada monyet vervet, babon, monyet macaque, lemur dan tikus. Pada

    manusia, virus ini tidak memiliki pengaruh khusus terhadap usia atau jenis

    kelamin tetapi tampak bahwa anak-anak, orang tua dan keadaan

    immunocompromise merupakan yang paling mudah terpengaruh.

    Gambar. Virus chikungunya pada nyamuk

    c.  EnvironmentPara  Ae spesies.  albopictus  berkembang biak di tempat-tempat yang

    tergenang air  ,  seperti sekam kelapa, buah kakao, tunggul bambu, lubang pohon

    dan kolam batu, contoh lain seperti ban kendaraan dan piring di bawah pot-pot

    tanaman. Habitat Nyamuk Ae. albopictus juga di daerah pedesaan serta pinggiran

    kota dan taman kota teduh. Nyamuk  Ae. aegypti  lebih erat hubungannya dengan

    tempat tinggal manusia karena nyamuk-nyamuk tersebut berkembang biak pada

    tempat-tempat disekitar ruangan , seperti vas bunga, tempat penyimpanan air dan

     bak kamar mandi, demikian juga dengan nyamuk Ae. albopictus. 

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    26/51

    26

    Riwayat Alamiah Penyakit

      Masa inkubasi dan klinis Manifestasi klinis sangat bervariasi mulai dari penyakit yang asimptomatik

    sampai dengan penyakit berat yang dapat melemahkan. Anak-anak berada di

    antara kelompok yang berisiko maksimal untuk mengalami manifestasi berat

    tersebut dan beberapa gambaran klinis dalam kelompok ini berbeda dengan apa

    yang ada pada orang dewasa. Setelah masa inkubasi, rata-rata antara 2 sampai 4

    hari (rentang: 2 sampai 12 hari), penyakit mulai bermanifes tanpa gejala

     prodroma, dengan gambaran khas demam, ruam dan artralgia.

    Infeksi virus chikungunya pada anak dapat terjadi tanpa gejala. Adapun

    gejala klinis yang sering dijumpai pada anak umumnya berupa demam tinggi

    mendadak selama 1-6 hari, disertai dengan sakit kepala, fotofobia ringan, mialgia

    dan artralgia yang melibatkan berbagai sendi, serta dapat pula disertai anoreksia,

    mual dan muntah.

    Pada bayi, secara tipikal penyakit dimulai dengan adanya demam yang

    mendadak, diikuti kulit yang merah. Kejang demam dapat terjadi pada sepertiga

     pasien. Setelah 3-5 hari demam, timbul ruam makulopapular minimal dan

    limfadenopati, injeksi konjungtiva, pembengkakan kelopak mata, faringitis dan

    gejala-gejala serta tanda-tanda dari penyakit traktus respiratorius bagian atas

    umum terjadi, tidak ada enantema. Beberapa bayi mengalami kurva demam

     bifasik. Artralgia mungkin sangat hebat, walaupun hal tersebut jarang tampak.

     Nyamuk Aedes aegypti dapat mengandung virus Chikungunya pada saat

    menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam

    sampai 5 hari setelah demam timbul. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur

     berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period) sebelum

    dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan berikutnya. Di tubuh

    manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation

     period) sebelum menimbulkan penyakit.

    Menjelang akhir fase demam (3 sampai 5 hari) kebanyakan pasien

    mengalami ruam makulopapular yang difus dan biasanya pada lengan, punggung

    dan bahu dan kadang-kadang di seluruh tubuh. Ruam ini biasanya berlangsung 48

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    27/51

    27

     jam. Pada saat ini sering terjadi limfadenopati hebat. Demam pada umumnya akan

    mereda setelah 2 hari, namun keluhan lain, seperti nyeri sendi, sakit kepala dan

    insomnia, pada sebagian besar kasus akan menetap 5-7 hari.  Penderita bahkan

    dapat mengeluhkan nyeri sendi dalam jangka waktu yang lebih lama. Nyeri sendi

    ini dapat berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan pada beberapa

    kasus hingga beberapa tahun, tergantung dari umur penderita.

    Gambar. Penularan penyakit

    Gambar. Gejala chikungunya

      Masa Laten dan periode infeksiSetelah gigitan nyamuk yang terinfeksi, onset penyakit terjadi biasanya

    antara empat dan delapan hari, tetapi dapat berkisar dari dua sampai 12 hari.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    28/51

    28

    CHIKV infeksi (baik klinis atau diam) diperkirakan memberikan kekebalan

    seumur hidup.

    Penyakit ini merupakan penyakit epidemik yang timbul dalam jangka

    waktu 7-8 tahun namun bisa sampai 20 tahun baru timbul kembali.

    Gejala

    Sesudah masa inkubasi selama 3-12 hari, gejala awal adalah seperti flu,

    sakit kepala yang parah, kedinginan, demam (>40o C), sakit pada persendian,

    nausea (mual), dan muntah-muntah. Sendi-sendi utama menjadi bengkak dan sakit

     bila disentuh. Sering terjadi rash (bintik-bintik kecil atau ruam). Jarang terlihat

    adanya pendarahan (hemorrhage). Penderita yang sakit jarang yang sembuh dalam

    waktu 3-5 hari. Sering dapat menderita sakit pada persendian selama beberapa

     bulan.

    Pencegahan dan pengendal ian

    Belum ada vaksin untuk pencegahan penyakit ini, tetapi sangat sensitif

     pada 70% alkohol, 1% sodium hypochlorida, dan larutan-larutan lipida. Berbeda

    dengan demam berdarah yang vektor utamanya terbatas pada Ae. Aegepty dan

    Ae. Albopictus yang hanya aktif pada siang hari, vektor penyakit chikungunya

    selain kedua jenis Aedes tersebut juga dapat berupa jenis-jenis nyamuk yang aktif

     pada siang dan malam hari seperti Culex, Armigeres, Mnansonia, dan nyamiuk

    malaria (Anopheles).

     Nyamuk nyamuk yang mrngandung vurus chikungunya menyebarkan

     penyakit dengan cara menusuk dan mengisap darah dari satun orang ke orang lain.

    Laju penyebaran penyakit akann ditentukan oleh jenis dan populasi nyamuk. Oleh

    karena itu, semakin banyakjenis nyamuk dan semakin tinggi populasinya,

     penyebaran penyakit ini akan semakin cepat. Karena jenis nyamuk yang dapat

    menularkan penyakit chikungunya bermacam_macam, wabah penyakit

    chikungunya lebih mudah menyebar daripada penyakit demam berdarah.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    29/51

    29

     Nyamuk-nyamuk yang mengandung virus chikungunya akan dapat

    menularkan penyakit dengan menggigit orang, baik pada waktu siang maupun

    malam hari. Apabila salah seorang anggota keluarga terkena penyakit

    chikungunya, kemungkinan besar anggota keluarga yang lain yang ada di

    sekitar/tetangga akan dapat tertular juga. Akibatnya, wabah penyakit ini gampang

     berkembang disatu daerah dengan cakupan yang luas, baik di daerah perkotaan

    maupun pedesaan.

    Pengendalian vektor-vektor penyakit chikungunya dengan sendirinya akan

    lebih sulit karena harus dapat mengendalian semua jenis nyamuk yang ada.Sanitasi lingkungan merupakan faktor utama. Namun demikian, metode

     pengendalian nyamuk vektor penyakit chikungunya hampir sama dengan

     pengendalian vektor demam dengue.

    Menurut Dr. Rita, vaksin untuk pencegahan dan obat untuk membasmi

    virus Chikungunya belum ada, sehingga cara yang paling efektif adalah dengan

     pencegahan. Cara pencegahan umumnya sama dengan cara pencegahan terhadap

     penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yaitu melindungi diri dari gigitannyamuk dengan menggunakan repelen, obat nyamuk coil, penggunaan kelambu,

    melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan tindakan tiga M

    (menutup, menguras dan mengubur barang bekas yang bisa menampung air atau

    menaburkan bubuk abate pada penampungan air sebagaimana mencegah demam

     berdarah), penyemprotan untuk membunuh nyamuk dewasa yang terinfeksi dan

    memutuskan rantai penularan serta mencegah meluasnya KLB.

    Pengobatan  

    Tidak ada pengobatan spesifik bagi penderita demam Chikungunya, cukup

    minum obat penurun panas dan penghilang rasa sakit yang bisa dibeli di toko

    obat, apotik bahkan di warung-warung. Berikan waktu istirahat yang cukup,

    minum dan makanan bergizi. Selain itu masyarakat dapat berperan dalam

     penanganan kasus demam Chikungunya yakni dengan melaporkan kepada

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    30/51

    30

    Puskesmas/Dinas Kesehatan setempat. Isolasi/hindari penderita dari kemungkinan

    digigit nyamuk, agar tidak menyebarkan ke orang lain.

    2.3 Demam kuningPengertian Penyakit

    Demam kuning adalah penyakit demam akut yang ditularkan oleh

    nyamuk. Demam ini dikenali sebagai penyakit untuk pertama kalinya pada abad

    ketujuh belas, namun baru pada tahun 1900 sampai 1901 Walter Reed dan rekan-

    rekannya menemukan hubungan antara virus demam kuning dengan nyamuk

    Aedes aegypti dan penemuan ini membuka jalan bagi pengendalian penularan

     penyakit demam kuning ini.

    Demam kuning merupakan penyakit yang gawat di daerah tropika. Selama

    lebih dari 200 tahun sejak diketahui adanya perjangkitan di Yukatan pada tahun

    1648, penyakit ini merupakan salah satu momok terbesar di dunia. Pada tahun

    1905, New Orleans dan kota-kota pelabuhan di Amerika bagian Selatan terjangkit

    epidemi demam kuning yang melibatkan sekurang-kurangnya 5000 kasus dan

    menimbulkan banyak kematian. Imunisasi diperlukan bagi pengunjung ke tempat

    epidemi.

    Penyebab Penyaki t Demam Kuning

    Penyebab penyakit menular ini adalah virus RNA kecil yang secara

    antigenik tergolong dalam genus  Flavivirus dan famili  Flaviviridae.  Klasifikasi

    virus ini sebagai berikut:

    Divisio : Protiphyta

    Kelas : Mikrotatobiotes

    Ordo : Virales

    Famili : Flaviviridae. 

    Genus : Flavivirus

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    31/51

    31

    Gejala

    Infeksi yang disebabkan oleh flavivirus sangat khas yaitu mempunyai

    tingkat keparahan sindrom klinis yang beragam. Mulai dari infeksi yang tidak

    nampak jelas, demam ringan, sampai dengan serangan yang mendadak, parah dan

    mematikan. Jadi, pada manusia penyakit ini berkisar dari reaksi demam yang

    hampir tidak terlihat sampai keadaan yang parah.

    Masa inkubasi demam kuning biasanya berkisar 3 sampai 6 hari, tapi dapat

     juga lebih lama. Penyakit yang berkembang sempurna terdiri dari tiga periode

    klinis yaitu :

    a.   Infeksi meliputi  viremia, pusing, sakit punggung, sakit otot, demam,mual, dan muntah.

     b.   Remisi (gejala infeksi surut).c.   Intoksikasi meliputi suhu mulai naik lagi, pendarahan di usus yang

    ditandai dengan muntahan berwarna hitam, albuminuria, dan penyakit

    kuning akibat dari kerusakan hati. Pada hari ke delapan, orang yang

    terinfeksi virus ini akan meninggal atau sebaliknya akan mulai

    sembuh. Laju kematiannya kira-kira 5 persen dari keseluruhan kasus.

    Sembuh dari penyakit ini memberikan kekebalan seumur hidup.

    Distr ibusi Penyakit

    Demam kuning merupakan akibat dari adanya dua daur pemindah sebaran

    virus yang pada dasarnya berbeda yaitu kota dan hutan (silvatik). Daur kota

    dipindah sebarkan dari orang ke orang lewat gigitan nyamuk  Aedes aegypti.

    Sekali terinfeksi, nyamuk vektor itu akan tetap mampu menyebabkan infeksi

    seumur hidupnya. Demam kuning hutan berjangkit pada hewan liar. Virus demam

    kuning yang sama ditularkan diantara hewan-hewan tersebut dan kadang-kadang

     juga terhadap manusia oleh nyamuk selain  Aedes aegypti. Ada beberapa nyamuk

    seperti  A. Simponi yang hidup dengan menghisap darah primata yang telah

    terinfeksi, menyusup ke kebun-kebun desa lalu memindahkan virus tersebut ke

    manusia. Sekali demam kuning berjangkit di kembali di daerah kota, maka daur

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    32/51

    32

    kota demam kuning akan dimulai kembali dan kemungkinan akan berkembang

    menjadi epidemi.

    Demam kuning hanya terjadi di Afrika dan Amerika Selatan di negara yang

    terletak dekat khatulistiwa. Pengunjung yang belum diimunisasi, dan orang

    tinggal di kawasan-kawasan ini menghadapi risiko infeksi. 

    Patogenesis

    Flavivirus mempunyai kemampuan khas untuk berkembangbiak di dalam

     jaringan vertebrata dan beberapa artropoda penghisap darah. Virus-virus ini

    setelah terinokulasi di dalam jaringan inang yang rentan, dan dapat

     berkembangbiak dengan cepat dan tidak lama kemudian menyebabkan viremia.

    Mereka dapat ditemukan setempat dalam suatu organ tertentu, menyebabkan

    kerusakan jaringan dan terganggunya fungsi organ, dan pada akhirnya

    menyebabkan kematian inang. Pada demam kuning, kerusakan hati

    mengakibatkan berkembangnya penyakit kuning. Tidak ada pengobatan khusus

    untuk penyakit ini kecuali pengobatan untuk menghilangkan gejala dan

    menguatkan badan.

    Cara Penularan

    Di daerah perkotaan dan di beberapa daerah pedesaan penularan terjadi

    karena gigitan nyamuk  Aedes aegypti. Di hutan-hutan di Amerika Selatan

     penularan terjadi akibat gigitan beberapa spesies nyamuk hutan dari genus

     Haemagogus. Di Afrika Timur  Aedes africanus merupakan vector pada populasi

    kera dimana  Ae. Bromeliae dan  Ae. Simpsoni (semidomestik) dan mungkin

    spesies aedes lainnya berperan menularkan virus dari kera ke manusia. Di daerah

    yang pernah mengalami wabah yang luas seperti di Ethiopia, studi epidemiologis

    membuktikan  Ae. Simpsoni  berperan sebagai vector yang menularkan virus dari

    orang ke orang. Di Afrika Barat Ae. furcifer taylori, Ae. luteocephalus dan spesies

    lain berperan sebagai vector penularan virus dari monyet ke manusia.  Ae.

     Albopictus dibawa ke Brazil dan Amerika Serikat dari Asia dan diduga sangat

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    33/51

    33

     potensial berperan sebagai jembatan perantara antara siklus demam kuning tipe

     sylvatic dengan siklus tipe perkotaan di belahan bumi bagian barat. Infeksi ini

    tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang atau dari binatang ke

    manusia.

    Pencegahan

    Vaksinasi merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah demam

    kuning. Vaksinasi harus diberikan di pusat vaksinasi yang disetujui dan harus

    diberikan sertifikat vaksinasi demam kuning internasional.

    Menurut Undang-undang Karantina Australia 1908, siapapun yang berusia

    lebih dari satu tahun harus mempunyai sertifikat vaksinasi demam kuning jika

    telah menginap semalam atau tinggal lebih lama di negara yang dinyatakan

    terinfeksi demam kuning, dalam waktu enam hari sebelum kedatangan ke

    Australia. Negara-negara dapat menolak masuk siapapun yang tidak mempunyai

    sertifikat sah vaksinasi demam kuning, yang baru-baru ini berada di Negara yang

    terinfeksi demam kuning, dan ada antaranya yang hanya akan memperbolehkan

    masuk orang yang belum divaksinasi setelah divaksinasi di perbatasan. Sterilitas

    vaksin yang diberikan dalam situasi tersebut tidak selalu terjamin. Orang yang

    datang ke Australia dari negara yang terinfeksi demam kuning, yang tidak

    mempunyai sertifikat vaksinasi demam kuning, akan diwawancarai saat tiba oleh

     petugas dari Pelayanan Pemeriksaan Karantina Australia (AQIS). Petugas AQIS

    hanya dapat memperbolehkan masuk orang yang belum divaksinasi jika mereka

    menyetujui secara tertulis untuk memberi tahu dinas kesehatan jika mengalami

    gejala manapun infeksi demam kuning, dalam waktu enam hari setelah

    keberangkatan dari tempat yang dinyatakan terinfeksi demam kuning. Pengunjung

    ke negara yang terinfeksi demam kuning juga harus mengambil langkah-langkah

    untuk mencegah digigit nyamuk:

    a.  Memakai pakaian longgar dengan lengan panjang b.  Menggunakan pencegah nyamuk (berisi DEET atau picardin) pada

     bagian

    tubuh yang terekspos.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    34/51

    34

    c.  Tinggal di akomodasi yang tahan nyamuk (mis. menggunakankelambu).

    Demam Kun ing di Indonesia

    Program untuk mencegah penyakit demam kuning di Indonesia diatur

    dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1611/Menkes/SK/XI/2005 Tentang Penyelengaraan Imunisasi.

    Tujuan imunisasi demam kuning adalah memberikan kekebalan efektif

     bagi semua orang yang melakukan perjalanan berasal dari negara atau ke

    negara/daerah endemis demam kuning sehingga dapat mencegah masuknya

     penyakit demam kuning di Indonesia. Vaksin demam kuning berasal dari biakan

    virus demam kuning strain 17D pada embrio ayam, efektif memberikan

     perlindungan 99%. Antibodi terbentuk 7-10 hari sesudah imunisasi dan bertahan

    sedikitnya hingga 30-35 tahun. Walaupun demikian imunisasi ulang harus

    diberikan setelah 10 tahun sesuai dengan International Helath Regulation (IHR).

    Vaksinasi demam kuning diberikan dengan cara penyuntikan subkutan di lengan

     bagian atas dengan dosis 0,5 ml (dosis yang sama diberikan pada bayi). Semua

    orang yang melakukan perjalanan, berasal dari negara atau ke negara yang di

    nyatakan endemis demam kuning ( data negara endemis dikeluarkan oleh WHO

    yang selalu diupdate) kecuali bayi di bawah 9 bulan dan ibu hamil trimester

     pertama.

    Sesuai International Helath Regulation setiap orang yang masuk Indonesia

    yang berasal dari atau melewati daerah yang diduga terjangkit demam kuning

    serta daerah terjangkit telah diimunisasi demam kuning, yang telah dibuktikan

    dengan International Certificate of Vaccination (ICV) yang masih berlaku, masa

     berlaku ICV 10 tahun. Bila ternyata belum bisa menunjukkan ICV (belum

    diimunisasi), maka terhadap mereka harus dilakukan isolasi selama 6 hari,

    dilindungi dari gigitan nyamuk sebelum diijinkan melanjutkan perjalanan mereka.

    Demikian juga mereka yang surat vaksin demam kuningnya belum berlaku,

    diisolasi sampai ICVnya berlaku.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    35/51

    35

    Pemberian imunisasi demam kuning kepada orang yang akan berkunjung

    ke negara endemis demam kuning selambat-lambatnya 10 hari sebelum berangkat,

     bagi yang belum pernah diimunisasi atau yang imunisasinya sudah lebih darri 10

    tahun. Setelah divaksinasi, diberikan ICV yang sesuai dengan tanggal pemberian

    vaksin dan yang bersangkutan harus ikut menandatangani ICV. Untuk anak-anak,

    yang mendatangani ICV adalah orang tua mereka yang mendampingi berpergian.

    Di Indonesia lembaga yang berwenang melaksanakan imunisasi demam

    kuning adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) selaku Init Pelaksana Teknis

    Departemen Kesehatan yang pembinaanya oleh Direktorat Jenderal

    Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan yang mempunyai

    kewenangan kekarantinaan kesehatan di pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas

    daerah.

    Negara Endemik Demam Kuning

    1. Amerika Selatan dan Tengah, antara lain:

    1.  Bolivia 7. Colombia2.  French Guiana 8. Panama3.  Suriname 9. Trinidad & Tobago4.  Brazil 10. Equador5.  Guyana 11. Peru6.  Venezuela

    2. Afrika, antara lain

    1.  Angola 17. Ivory Coast2  Mali 18. Somalia3  Benin 19. Ethiopia4   Niger 20. Togo5  Burkina Faso 21. Gabon6   Nigeria 22. Uganda7  Burundi 23. Mauritania8  Rwanda 24. Gana9  Cameroon 25. Zaire

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    36/51

    36

    10  Sao Tome & Principe 26.Guinea11  Central Africa Republic 27. Gambia12  Senegal 28. Unites Republic of Tanzania13  Chad 29. Guinea Bissau14  Sierra Leone 30. Guinea Equat15  Congo 31. Kenya16  Sudan 32. Liberia

    2.4 Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephal itis  (JE) Nama : Japanese Encephalitis

    Karakteristik : Togaviridae, Flavirus

    Patogenitas : Fatalitas sampai 25-30 % terutama pada anak-anak

    Vektor : Culex spp.

    Epidemiologi : Asia, Cina, India, Australia Utara, Papua New Guinea,

    daerah Pasifik

    Sebaran inang : Manusia, kuda, babi.

    Cara tular : Melalui gigitan nyamuk terutama nyamuk, Culex spp.

    Masa inkubasi : 6-8 hari

    Penampung : Manusia, nyamuk

    Etiologi

    Ensefalitis disebabkan oleh :

    - Bakteri

    - Virus

    - Parasit

    - Fungus

    - Riketsia

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    37/51

    37

    Vektor utama dari virus ensefalitis Jepang di Asia Tenggara adalah Culex

    tritaeniorhynchus, Cx. gelidus  dan Cx. vishnu.  Nyamuk-nyamuk ini berbiak di

    sawah, tempat-tempat genangan air dan tempat-tempat permandian. Jenis-jenis

    nyamuk yang lain seperti  Aedes  spp.,  Armigeres  spp. dan  Anopheles  spp juga

    dapat menjadi vektor dari penyakit ini. Nyamuk, Culex tritaeniorrhynchus banyak

    ditemukan pada persawahan di Sulawesi Utara. Berbeda dengan nyamuk demam

     berdarah yaitu  Aedes aegypti yang aktif pada waktu siang maka nyamuk Culex 

    spp. ada yang aktif pada waktu siang dan ada yang aktif waktu malam. 

    Gejala

    Masa inkubasi dari virus JE adalah 4-16 hari. Kebanyakan infeksi JE tidak

    menunjukkan gejala yang jelas. Dalam kasus yang serius gejala-gejala penyakit

    adalah sebagai berikut: demam, sakit kepala, kesulitan berbicara dan disfungsi

    motor. Gejala awal pada anak-anak adalah kehilangan nafsu makan (anorexia),

    mual, dan sakit perut. Sekitar 25-30 % dari kasus JE bersifat fatal atau

    mematikan terutama anak-anak di bawah umur 10 tahun. Gejala lain yang dapat

    terjadi adalah demam, dingin, kelelahan, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

    Konfusi (pikiran menjadi kacau/bingung) dan agitasi (gerakan secara tidak teratur)

    dapat terjadi pada tingkat awal. Penyakit ini dapat

    Pencegahan dan Pengendal ian

    Saat ini ada tiga jenis vaksin ensefalitis Jepang tetapi hanya vaksin yang

     berasal dari otak tikus dan vaksin inaktivitas yang didasarkan pada strain

     Nagayama yang dijual di pasaran internasional. Pencegahan juga dapat dilakukan

    dengan menggunakan obat penolak nyamuk, dengan bahan aktif DEET,

     penggunaan kelambu di tempat tidur serta kawat kasa di jendela-jendela kamar

    tidur dan ruangan keluarga.

    Sanitasi lingkungan merupakan salah atu cara pencegahan awal yang

    sangat penting yaitu dengan membersihkan tempat-tempat pembiakan nyamuk

    dan sarang-sarang nyamuk dewasa. Tempat-tempat penggenangan air terutama

    sesudah musim hujan perlu dikeringkan, kontainer-kontainer yang dapat

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    38/51

    38

    menampung air hujan atau air minum harus dibersihkan dan tidak membuang

    kontainer-konainer plastik bekas (botol-botol, mangkuk-mangkuk air mineral,

     pembungkus-pembungkus plastik jajanan), kaleng-kaleng bekas, botol-botol dan

    kontainer-kontainer lain yang dapat menampung air menjadi tempat pembiakan

    nyamuk.

    Harus diingat bahwa nyamuk Culex  spp. yang menjadi vektor utama

     penular virus ensefalitis Jepang dapat berbiak dalam air bersih, air kotor/selokan,

    air kolam dan air sawah ataupun air payau. Pengendalian nyamuk vektor (Culex,

     Aedes dan Anopheles) bentuk dewasa dengan pengasapan (fogging) secara masal

    dapat menurunkan infeksi virus JE dan sekaligus virus penyebab demam berdarah

    dan penyakit malaria.

    Penyebaran angka Prevalensi di Dunia & Provinsi

    Dari materi dan metode Uji kompetitif ELISA (C-ELISA) Serum yang

    diuji berasal dari babi, sapi, kambing, ayam, itik dan kuda, serta manusia yang

    diperoleh dari beberapa daerah di Indonesia.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    39/51

    39

    Diperoleh

    :

    Prevalensi reaktor JE pada spesies ternak dan manusia

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    40/51

    40

    Gambar 1. Distribusi antibodi virus  Japanese-B-Encephalitis  pada

    ternak dan manusia di Indonesia

    2.5 MeningitisDefinisi

    Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges, lapisan yang

    tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung,

    disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara

    akut dan kronis. (Harsono., 2003 dalam Yayan ).

    Meningitis adalah infeksi yang menular. Sama seperti flu, pengantar virus

    meningitis berasal dari cairan yang berasal dari tenggorokan atau hidung. Virus

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    41/51

    41

    tersebut dapat berpindah melalui udara dan menularkan kepada orang lain yang

    menghirup udara tersebut. (Anonim.,2007 dalam Yayan).

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9529a62.jpg

    Etiologi

    Virus penyebab meningitis dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu virus

    RNA (ribonuclear acid) dan virus DNA (deoxyribo nucleid acid). Contoh virus

    RNA adalah enterovirus (polio), arbovirus (rubella), mixovirus (influenza,

     parotitis, dan morbili). Sedangkan contoh virus DNA antaa lain virus herpes, dan

    retrovirus (AIDS. 

    Penyebab infeksi ini dapat diklasifikasikan atas : Penumococcus,

    Meningococcus, Hemophilus influenza, Staphylococcus, E.coli, Salmonella.

    (Japardi, Iskandar., 2002 dalam Yayan).

    Penyebab meningitis terbagi atas beberapa golongan umur :

    1.   Neonatus : Eserichia coli, Streptococcus beta hemolitikus, Listeriamonositogenes

    2.  Anak di bawah 4 tahun : Hemofilus influenza, meningococcus,Pneumococcus.

    3.  Anak di atas 4 tahun dan orang dewasa : Meningococcus, Pneumococcus.(Japardi,Iskandar., 2002 dalam Yayan)

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    42/51

    42

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9701baa.jpg

    Anatomi Fisiologi

    Otak dan sumsum otak belakang diselimuti meningea yang melindungi

    struktur syaraf yang halus, membawa pembuluh darah dan dengan sekresi sejenis

    cairan yaitu cairanserebrospinal. Meningea terdiri dari tiga lapis, yaitu:

    a.  Pia meter : yang menyelipkan dirinya ke dalam celah pada otak dansumsum tulang belakang dan sebagai akibat dari kontak yang sangat erat

    akan menyediakan darah untuk struktur-struktur ini. b.  Arachnoid : Merupakan selaput halus yang memisahkan pia meter dan

    durameter.

    c.  Dura meter : Merupakan lapisan paling luar yang padat dan keras berasaldari jaringan ikat tebal dan kuat.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    43/51

    43

    Distr ibusi Penyakit

    Tersebar di seluruh dunia, timbul sebagai kasus-kasus endemis dan

    sporadis. Angka insidensi yang sebenarnya tidak diketahui. Meningkatnya jumlah

    kasus berhubungan dengan musim, pada akhir musim panas dan awal musim semi

     jumlah penderita meningkat terutama yang disebabkan oleh arbovirus dan

    enterovirus sementara KLB meningitis aseptik yang terjadi di akhir musim dingin

    terutama disebabkan oleh mumps.

    Pada tahun 2011 prevalensi tertinggi terdapat di Afrika sub-Sahara

    (African meningitis belt).

    Tipe Meningitis

    -  Meningitis Kriptikokus adalah meningitis yang disebabkan oleh jamur kriptokokus. Jamur ini bisa

    masuk ke tubuh kita saat kita menghirup debu atau tahi burung yang

    kering. Kriptokokus ini dapat menginfeksikan kulit, paru, dan bagian

    tubuh lain.

    Diagnosis : Darah atau cairan sumsum tulang belakang dapat dites untuk

    kriptokokus dengan dua cara. Tes yang disebut „CRAG‟ mencari antigen (

    sebuah protein) yang dibuat oleh kriptokokus. Tes „biakan‟ mencoba

    menumbuhkan jamur kriptokokus dari contoh cairan. Tes CRAG cepat

    dilakukan dan dapat memberi hasi pada hari yang sama. Tes biakan

    membutuhkan waktu satu minggu atau lebih untuk menunjukkan hasil

     positif. Cairan sumsum tulang belakang juga dapat dites secara cepat bila

    diwarnai dengan tinta India. (Yayasan Spiritia., 2006 dalam Yayan).

    -  Viral meningitisTermasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan

    umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis

     biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih

    sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa

    menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus

     penyebab flu perut. (Anonim., 2007 dalam Yayan)

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    44/51

    44

    -  Bacterial meningitisdisebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius.

    Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti

    timbul bercak kemerahan atau kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan

     berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-

    organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.

    (Anonim., 2007 dalam Yayan)

    -  Meningitis Tuberkulosis GeneralisataGejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan

    tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik

    turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak

    mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium

    tuberkulosa varian hominis.

    Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan

     pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin. (Harsono., 2003

    dalam Yayan)

    -  Meningitis PurulentaGejala : demam tinggi, menggigil, nyeri kepala yang terus-menerus, kaku

    kuduk, kesadaran menurun, mual dan muntah, hilangnya nafsu makan,

    kelemahan umum, rasa nyeri pada punggung serta sendi.

    Penyebab :  Diplococcus pneumonia (pneumokok), Neisseria

    meningitidis(meningokok), Stretococcus haemolyticus, Staphylococcus

    aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae,

     Pneudomonas aeruginosa.

    Diagnosis : dilakukan pemeriksaan cairan otak, antigen bakterri pada

    cairan otak, darah tepi, elektrolit darah, biakan dan test kepekaan sumber

    infeksi, radiologik, pemeriksaan EEG. (Harsono., 2003 dalam Yayan)

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    45/51

    45

    Transmisi I nfeksi

    Meningococcal bakteri yang menyebabkan meningitis tersebar biasanya

    melalui kontak dengan perderita. Penyebaran dapat melalui bersin, batuk,

    mencium, berbagi barang-barang pribadi seperti, sikat gigi, sendok garpu,

     peralatan dll.

    Bakteri pneumokokus juga tersebar oleh kontak dekat dengan orang yang

    terinfeksi dan batuk, bersin dll. Namun, dalam kebanyakan kasus mereka hanya

    menyebabkan infeksi ringan, seperti infeksi telinga tengah (otitis media). Orang-orang dengan sistem kekebalan miskin yang dapat mengembangkan infeksi lebih

     parah seperti meningitis.

    Manifestasi K li nis

    Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke

    tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh

    mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu

    tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap

    hiperekstensi. Kesadaran menurun. Tanda kernig dan brudzinsky positif

    (Harsono., 2003 dalam Yayan)

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    46/51

    46

    Gambar Pemeriksaan Brudzinski dan Kernig

    Sumber:

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9896c41.jpg

    Gejala

    Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta

    virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang

    tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita

    merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta

     penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis,

     biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan

    nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran

    seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan. (Japardi, Iskandar., 2002

    dalam Yayan)

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    47/51

    47

    Sumber :

    http://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images

    /meningitis.jpg

    DiagnosisUntuk menentukan diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium. Tes

    ini memakai darah atau cairan sumsum tulang belakang. Cairan sumsum tulang

     belakang diambil dengan proses yang disebut  pungsi lumbal ( lumbar puncture

    atau spinal tap). Sebuah jarum ditusukkan pada pertengahan tulang belakang, pas

    di atas pinggul. Jarum menyedap contoh cairan sumsum tulang belakang. Tekanan

    cairan sumsum tulang belakang juga dapat diukur. Bila tekanan terlalu tinggi,

    sebagian cairan tersebut dapat disedot. Tes ini aman dan biasanya tidak terlalu

    menyakitkan. Namun setelah pungsi lumbal beberapa orang mengalami sakit

    kepala, yang dapat berlangsung beberapa hari. (Ellenby, Miles., Tegtmeyer, Ken,

    et al., 2006 dalam Yayan).

    Cara Pencegahan

    -  Kebersihan menjadi kunci utama proses pencegahan terjangkit virus atau bakteri penyebab meningitis.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    48/51

    48

    -  Selalu cuci tangan, terutama sebelum makan dan setelah dari kamarmandi.

    -  Usahakan untuk tidak berbagi makanan, minuman atau alat makan, untukmembantu mencegah penyebaran virus.

    -  Mengurangi tingkat kepadatan di lingkungan perumahan dan dilingkungan seperti dalam barak, sekolah, tenda dan kapal.

    -  Lengkapi dengan imunisasi si kecil, termasuk vaksin-vaksin seperti HiB,MMR, dan IPD.

    Berdasarkan Kepmenkes No. 1611 tentang Pedoman Penyelenggaraan

    Imunisasi, pencegahan meningitis dapat dilakukan dengan imunisasi dan

    kemoprokfilasis untuk orang-orang yang kontak dengan penderita meningitis dan

    karier dengan tujuan memberikan kekebalan terhadap penyakit meningitis,

    seperti vaksin yang diberikan kepada calon jemaah haji. Yang wajib mendapat

    imunisasi adalah seluruh calon/jemaah haji, petugas PPIH (Panitia

    Penyelenggaran Ibadah Haji) di Arab Saudi, Tim Kesehatan Haji Indonesia yang

     bertugas menyertai jemaah (kloter) dan petugas kesehatan di

    embarkasi/debarkasi.

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    49/51

    49

    BAB 4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan1  Arbovirus atau arthropod-borne viruses adalah virus-virus yang hidup

     bertahan di alam melalui kontak biologis antara inang-inang vertebrata

    yang peka dan arthropoda yang hidup dengan mengisap darah seperti

    nyamuk, kutu, pinjal, tungau, dan lain-lain. Infeksi pada invertebrata

    terjadi bila arthropoda yang telah terinfeksi mengisap darah. Jenis-jenis

    arbovirus ini dalam keadaan terbungkus dan merupakan virus RNA. 

    2  Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus atau arthropod- borne viruses : 

    a)  Demam berdarah dengue (DBD) b)  Cikungunyac)  Demam kuningd)  Ensefalitis Jepang atau Japanese Encephalitis (JE)e)  Meningitis

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    50/51

    50

    DAFTAR PUSTAKA

    Chin, James. 2000.  Manual pemberantasan penyakit menular . Berkeley: Public

    Health Faculty of California University.

    Jawetz. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

    Pelczar, M. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press

    Proverawati, Atikah dan Andhini Citra S.D. 2010.  Imunisasi dan Vaksinasi.

    Yogyakarta : Medical Book

    Rantam, Fedik A.2005.Virologi.Surabaya:Airlangga University Press

    Soegijanto, Soegeng. 2004.  Kumpulan Makalah Penyakit Tropis dan Infeksi di

     Indonesia. Surabaya : Airlangga University Press

    Anonim.2012. Berbagai Jenis Penyakit yang Disebabkan oleh Virus

    http://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-

    disebabkan.html (diakses 9 april 2013) 

    Israr, Yayan A.2008.meningitis.

    http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdf  (diakses 24

    Februari 2013)

    Jevuska.2012. Penyakit Meningitis (Radang Selaput Otak) : Pengertian, Penyebab

    & Jenis.

    http://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-

     pengertian-penyebab-jenis (diakses 24 februari 2013)

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.

    1611/MENKES/SK/XI/2005 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi

    http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20t

    tg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdf  (diakses 20 februari 2013)

    http://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-disebabkan.htmlhttp://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-disebabkan.htmlhttp://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-disebabkan.htmlhttp://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdfhttp://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdfhttp://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-pengertian-penyebab-jenishttp://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-pengertian-penyebab-jenishttp://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-pengertian-penyebab-jenishttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdfhttp://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_kepmenkes/KMK%20No.%201611%20ttg%20Pedoman%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdfhttp://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-pengertian-penyebab-jenishttp://www.jevuska.com/2012/11/05/penyakit-meningitis-radang-selaput-otak-pengertian-penyebab-jenishttp://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/meningitis.pdfhttp://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-disebabkan.htmlhttp://www.beritaterhangat.net/2012/11/berbagai-jenis-penyakit-yang-disebabkan.html

  • 8/15/2019 arbovirus (1)

    51/51

    Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    1611/MENKES/SK/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi.

    Maha, Masri Sembiring. 2012. Japanese Encephalitis. 

    http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_193Japanese%20Encephalitis.pdf

    (diakses pada tanggal 1 Maret 2013)

    Mandal. Ananya. Meningitis Penyebab.

    http://www.news-medical.net/health/Meningitis-Causes-%28Indonesian%29.aspx 

    (diakses 24 februari 2013)

    Sarosa, A dkk. 2000.  Prevalensi japanese-b-encephalitis pada berbagai

     spesies di Indonesia.

    http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/jitv/jitv51-7.pdf (diakses pada

    tanggal 1 Maret 2013)

    Sri Noviarni.2012. Vaksin Penangkal Meningitis. Jakarta : Seputar Indonesia

    http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496002/ (diakses 24

    februari 2013)

    http://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/image

    s/menigitis.jpg 

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9be6033.jpg 

    http://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-

    Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpg 

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9c417d9.jpg 

    https://reader010.{domain}/reader010/html5/0703/5b3b9c85dd5de/5b3b9c9c89aa3.jpg 

    http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44566/BAB%20II%20G07

    http://www.news-medical.net/health/Meningitis-Causes-%28Indonesian%29.aspxhttp://www.news-medical.net/health/Meningitis-Causes-%28Indonesian%29.aspxhttp://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496002/http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496002/http://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images/menigitis.jpghttp://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images/menigitis.jpghttp://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images/menigitis.jpghttp://graphics8.nytimes.com/images/2007/08/01/health/adam/19069.jpghttp://graphics8.nytimes.com/images/2007/08/01/health/adam/19069.jpghttp://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpghttp://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpghttp://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpghttp://zulliesikawati.files.wordpress.com/2010/05/meningitis.jpghttp://zulliesikawati.files.wordpress.com/2010/05/meningitis.jpghttp://www.netterimages.com/images/vpv/000/000/012/12244-0550x0475.jpghttp://www.netterimages.com/images/vpv/000/000/012/12244-0550x0475.jpghttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44566/BAB%20II%20G07fit.pdfhttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44566/BAB%20II%20G07fit.pdfhttp://www.netterimages.com/images/vpv/000/000/012/12244-0550x0475.jpghttp://zulliesikawati.files.wordpress.com/2010/05/meningitis.jpghttp://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpghttp://www.healthyrecipesdiary.org/wp-content/uploads/Penyebab-Penyakit-Meningitis-pada-Orang-Dewasa-dan-pencegahannya-300x192.jpghttp://graphics8.nytimes.com/images/2007/08/01/health/adam/19069.jpghttp://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images/menigitis.jpghttp://www.abpischools.org.uk/res/coresourceimport/resources04/diseases/images/menigitis.jpghttp://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/496002/http://www.news-medical.net/health/Meningitis-Causes-%28Indonesian%29.aspx