Upload
tejano
View
205
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ARAH PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KB DALAM RKP2014. NINA SARDJUNANI Deputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Pembangunan KKB Tahun 2014 - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
NINA SARDJUNANIDeputi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan
Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Pembangunan KKB Tahun 2014Balai Sidang Jakarta Convention Center, Jakarta, 12-13 Februari 2014
BAPPENAS OUTLINE PENYAJIAN
1. PENDAHULUAN
2. REVIEW RPJMN 2010-2014 dan REVIEW MDGs Target 5B
3. KONDISI DAN PERMASALAHAN SERTA TANTANGAN
4. SASARAN TARGET INDIKATOR KKB RKP 2014
5. ARAH DAN KEBIJAKAN RKP 2014
6. USULAN DRAFT SDGs (Post 2015)
7. PENUTUP
PENDAHULUAN11
BAPPENAS
TEMA RKP 2014: KELANJUTAN TEMA RKP dan ISU KEKINIAN
4
RKP 2014:Memantapkan Perekonomian Nasional bagi Peningkatan
Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan
RKP 2010PEMULIHAN
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT
RKP 2010PEMULIHAN
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN PEMELIHARAAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT
RKP 2012PERCEPATAN DAN
PERLUASAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG
BERKUALITAS, INKLUSIF DAN BERKEADILAN BAGI
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
RKP 2012PERCEPATAN DAN
PERLUASAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG
BERKUALITAS, INKLUSIF DAN BERKEADILAN BAGI
PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
RKP 2013MEMPERKUAT
PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI
PENINGKATAN DAN PERLUASAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
RKP 2013MEMPERKUAT
PEREKONOMIAN DOMESTIK BAGI
PENINGKATAN DAN PERLUASAN
KESEJAHTERAAN RAKYAT
RKP 2011PERCEPATAN
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN
SINERGI PUSAT DAERAH
RKP 2011PERCEPATAN
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
DIDUKUNG PEMANTAPAN TATA KELOLA DAN
SINERGI PUSAT DAERAH
(1) Pemantapan Perekonomian Nasional;• Peningkatan daya saing;• Peningkatan ketahanan ekonomi;• Mendorong pertumbuhan ekonomi
yang inklusif.
(2) Peningkatan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan;• Pembangunan SDM; • Penurunan kemiskinan dan pengangguran;• Mitigasi bencana;• Peningkatan kesejahteraan rakyat (lainnya).
(3) Pemeliharaan Stabilitas Sosial dan Politik.• Membaiknya kinerja birokrasi dan
pemberantasan korupsi;• Memantapkan penegakan hukum,
pertahanan,& pelaksanaan Pemilu2014.
UNSUR – UNSUR POKOK TEMA RKP 2014
BAPPENAS
TAHUN 2014 MERUPAKAN TAHUN STRATEGIS
5
Tahun terakhir pelaksanaan RPJMN 2010-2014 dan Tahun penyusunan RPJMN 2015-2019
Tahun terakhir pelaksanaan MDGs dan Tahun penyusunan Agenda Pembangunan Post 2015
Tahun pertama pelaksanaan SJSN-JKN (BPJS)
BAPPENAS KKEPENDUDUKAN dan KBEPENDUDUKAN dan KB
6
Penduduk merupakan pelaku dan penerima manfaat dari pembangunan, dinamika kependudukan, baik jumlah, struktur, dan mobilitas penduduk harus diperhatikan dalam perencanaan pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi modal dalam pembangunan. Namun demikian, bila SDM tidak berkualitas akan menjadi beban.
Penduduk tumbuh seimbang diwujudkan melalui upaya: (1)pengendalian kuantitas penduduk; (2)peningkatan kualitas penduduk; dan (3)pengarahan mobilitas penduduk.
BAPPENAS KKEPENDUDUKAN dan KBEPENDUDUKAN dan KB
7
Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui Keluarga Berencana (KB). • Program KB merupakan upaya mendasar untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia (SDM) melalui pendekatan keluarga.• Program Keluarga Berencana (KB) dimaksudkan agar setiap keluarga dapat
mengatur jumlah anak, memberikan pengasuhan, layanan kesehatan, dan pendidikan dengan lebih optimal, serta meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarganya.
Keluarga Berencana mendorong pencapaian MDGs goal penurunan Angka Kematian Ibu (indikator terkait program KB adalah: CPR, UNMET NEED, ASFR 15-19 TAHUN)• Keikutsertaan ber-KB dan pendewasaan usia kawin dapat mengendalikan
jumlah kelahiran dan menghindarkan resiko kematian Ibu melahirkan dengan memperhatikan kesehatan reproduksi dan menghindari melahirkan terlalu muda, tua, banyak, dan dekat (4T).
8
22 REVIEW RPJMN 2010-2014REVIEW MDGS TARGET 5B
BAPPENAS
MIDTERM REVIEW RPJMNMIDTERM REVIEW RPJMN
Tercapai/ on track/on trend
Tercapai/ on track/on trend
Perlu Kerja Keras
Perlu Kerja Keras
Sangat Sulit Tercapai
Sangat Sulit Tercapai
ISU STRATEGIS █ SIGNIFIKAN BERDAMPAK LUAS █ █ PENGUNGKIT/LEVERAGE
1. Menjamin pencapaian “hijau” ditahun 2014.2. Mengupayakan “kuning” menjadi “hijau”3. Mengurangi gap dengan sasaran RPJMN dari pencapaian “merah”.
1. Menjamin pencapaian “hijau” ditahun 2014.2. Mengupayakan “kuning” menjadi “hijau”3. Mengurangi gap dengan sasaran RPJMN dari pencapaian “merah”.
REVIEW RPJMN 2010 - 2014
CATATAN : Perlu diputuskan apakah target yang sangat sulit tercapai (“merah”) tetap harus dicapai atau disesuaikan 9
Sasaran RPJMNStatus Awal CAPAIAN Target RPJMN2014 KETERANGAN
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) (persen per tahun)
1,3(Supas 2005)
1,45(SP2000)
-
1,49(SP2010)
• Target RPJM: 1,1• Penyesuaian target
sesuai proyeksi penduduk: 1,38
Sangat Sulit TercapaiDisebabkan masih tingginya dan
Stagnannya capaian TFR.
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per perempuan usia reproduksi
2,6(SDKI 2007)
2,6(SDKI 2012)
• Target RPJM: 2,1• Penyesuaian
Target: 2,36 Sangat Sulit TercapaiDisebabkan angka CPR naik sedikit (0,5).
c. Meningkatnya pemakaian angka kontrasepsi (CPR) cara modern (persen)
57,4(SDKI 2007)
57,9(SDKI 2012)
• Target RPJM: 65%• Penyesuaian Target:
60,1%Sangat Sulit Tercapai
Disebabkan banyak yang mengalami ketidak berlangsungan (DO) dalam penggunaan
kontrasepsi. Disamping itu penggunaan MKJP masih rendah.
d. Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani (unmet need) dari jumlah pasangan usia subur (persen)
9,1(SDKI 2007)
8,5(SDKI 2012)
• Target RPJM: 5%• Penyesuaian Target:
6,5%Sangat Sulit Tercapai
Disebabkan masih rendahnya jangkauan pelayan KB.
e. Menurunnya angka kelahiran ibu usia remaja (ASFR 15−19 tahun) per 1.000 perempuan
51(SDKI 2007)
48(SDKI 2012) 30 Belum Tercapai & Perlu Kerja Keras
Disebabkan masih belum idealnya rata-rata usia kawin pertama.
f. Meningkatnya median usia kawin pertama perempuan (tahun)
19,8(SDKI 2007)
20,1(SDKI 2012) 21 Belum Tercapai & Perlu Kerja Keras
Disebabkan masih rendahnya kualitas prilaku pengetahuan kesehatan reproduksi
bagi remaja.
REVIEW PENCAPAIAN OUTCOME PROGRAM KKB, RPJMN 2010-2014
1 2 3= Sudah tercapai atau On
Track/on Trend = Perlu Kerja Keras = Sangat Sulit tercapai 10
BAPPENAS
Review Capaian Output Pembangunan Bidang KKB
No IndikatorStatus Awal
(2009)
CapaianTarget 2014
Status2010 2011 2012 & 2013
1 Jumlah peserta KB Baru (PB) (juta)
7,1 2) 8.65 2) 9.582) 9,39 2)
6,3 3)
7,6
2 Jumlah Perserta KB Aktif (PA) (juta)
26,72) 33,1 2) 34,87 2) 35,85 2)
36 3)
29,8
3 Jumlah Peserta KB Baru yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1) (juta)
3,75 2) 3.762) 4.292) 4,252)
2,7 3)
4.05
4 Jumlah Peserta KB Aktif yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1) (juta)
11,9 2) 14.26 2) 14,612) 14,592)
14,6 3)
13.1
5 Angka Peserta KB dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) (persen)
-10,9 1) All meth
-
23,52)
---
24,52)
---
24,92)
25,1 3)
10,6 1) All Method
18,31) Modern
27,5
Angka Ketidakberlangsungan penggunaan kontrasepsi/DO (persen)
201) 271)
6 Persentase PUS dan WUS dan Remaja yang mengetahui informasi KB 75% 2) 94.6% 2) 92,4% 2) 98,9% 1) 95%
2
2
Keterangan1)SDKI 2007 dan 2012. 2)Statistik Rutin 2009-2012, BKKBN.3)Statistik Rutin: September 2013, BKKBN
2
2
3
Target angka kelahiran total (TFR) 2,1 per wanita usia subur pada tahun 2014 sulit untuk dicapai karena penggunaan MKJP oleh akseptor KB masih rendah, dan tingkat ketidakberlangsungan (DO) masih tinggi.
Meskipun PB secara kuantitas tercapai, namun penggunaan kontrasepsi jangka pendek masih banyak, dan peserta KB baru yang berkembang menjadi peserta KB aktif masih rendah (yaitu sekitar10:1).
Meskipun PA secara kuantitas tercapai, namun tingkat ketidak-berlangsungan penggunaan kontrasepsi (DO) sangat besar, yaitu sekitar 20% -27%.
11
1 2 3= Sudah tercapai atau On Track/on Trend
= Perlu Kerja Keras
= Sangat Sulit tercapai
STATUS PENCAPAIAN MDGs (Target 5B terkait Program KB)
Indikator Acuan Dasar Saat Ini Target MDGs
2015 Status Sumber
TUJUAN 5: MENINGKATKAN KESEHATAN IBUTarget 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015
5.3 Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagiperempuan menikah usia 15-49, semua cara
49,7%(1991)
61,9%(2012)
• Targget MDGs: Meningkat ► BPS, SDKI
1991, 20125.4 Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagi
perempuan menikah usia 15-49, cara modern
47,1%(1991)
57,9%(2012)
• Target MDGs: Meningkat
• Target RPJM: 65%
BPS, SDKI 1991, 2012
5.4 Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000 perempuan usia 15-19 Tahun
67 (1991)
48 (2012)
• Target MDGs: Menurun
• Target RPJM: 30
BPS, SDKI 1991, 2012
5.6 Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB yang tidak terpenuhi) 12,7%
(1991)8,5 % (2012)
• Target MDGs: Menurun
• Target RPJM: 5%BPS, SDKI 1991, 2012
Meskipun indikator kinerja program KB terkait Target 5B MDGs terus mengalami kecenderungan membaik, namun masih jauh dari target MDGs.
Status : ● Sudah Tercapai ►Akan Tercapai ▼ Perlu Perhatian Khusus
13
33 KONDISI DAN PERMASALAHAN SERTA TANTANGAN KE DEPAN
KONDISI CAPAIAN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
No IndikatorAcuan Dasar
Saat Ini Target 2015 Sumber
Kuantitas Penduduk
1. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1,45%(1990-2000)
1,49%(2000-2010)
• RPJM: 1,1%• Penyesuaian sesuai
dengan PPI 2010-2035: 1,38%
BPS, SP 2000 & 2010
2. Total Fertility Rate/TFR (kelahiran) per perempuan usia reproduktif
3,3 (SP1990)3,0 (SDKI1991)
2,4 (SP2010)2,6 (SDKI2012)
• RPJM: 2,1• Penyesuaian: 2,36 BPS, SP 1990 & 2010
BPS, SDKI 1991 – 2012
3. Maternal Mortality Ratio (kematian ibu) (per 100,000 live births)
390 (SDKI 1991)
359 (SDKI 2012)
Target RPJM: 102BPS, SDKI 1991 – 2012
4. Infant mortality rate/IMR (kematian bayi) (per 1000 live births)
68 (1991) 32 (2012) • Target RPJM: 23• Penyesuaian sesuai
dengan PPI 2010-2035: 23,4
BPS, IDHS 1991 – 2012
5. Life Expectancy/Eo (usia harapan hidup)
67,1 tahun (2000)
69,8 tahun
(2010)
• Target sesuai PPI 2010-2035: 70,78 BPS, SP 2000 & 2010
Kualitas Penduduk
Human Development Index (HDI) 0,479 (1990) 0,629 (2012) Meningkat HDR-UNDP 2013
Persebaran Penduduk
6. Distribusi Penduduk per Pulau:1.Jawa2.Sumatera3.Kalimantan4.Sulawesi5.Others
SP 200060%20%5%7%7%
SP 201057,5%21,3%5,8%7,3%8,1%
Merata secara proporsional sesuai daya dukung dan daya tampung
BPS, SP 2000 & 2010
15
KONDISI STRUKTUR PENDUDUK (1971 & 2010)
Perubahan struktur penduduk terjadi dari tahun 1971 ke 2010, yang semula penduduk usia muda (dan kelahiran) lebih banyak dan penduduk usia tua sedikit, menjadi relatif seimbang antara penduduk produktif 15-64 tahun dan penduduk non-produktif (usia muda 0-14 tahun dan usia tua 65+).
Sumber: SP 1971 dan 2010, BPS
Perkembangan Persebaran PendudukPerkembangan Persebaran Penduduk
Konsentrasi penduduk masih didominasi di pulau Jawa-Madura, meskipun terus mengalami pengurangan sampai dengan tahun 2010.
16
Sumber: SP berbagai tahun, BPS
17
Perkembangan Jumlah Penduduk (dalam juta jiwa) dan Pertumbuhan Penduduk (%)
Sumber: Sensus Penduduk (SP) 1961-2010, BPS
(1961-1971)
(1971-1980)
(1980-1990)
(1990-2000) (2000-2010)
Perkembangan Capaian Program KB
Angka pemakaian kontrasepsi (CPR) bagiperempuan menikah usia 15-49, semua cara dan Modern
Angka Unmet Need (kebutuhan keluarga berencana/KB yang tidak terpenuhi)
Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15-19 tahun) per 1000 perempuan usia 15-19 tahun
Angka kelahiran total (TFR) perempuan reproduksi usia 15-49 tahun dan Rata-rata Jumlah Anak Ideal
Kondisi dan Permasalahan
• Hasil Sensus Penduduk (SP) 2000 dan SP 2010, laju pertumbuhan penduduk (LPP) meningkat dari 1,45 persen menjadi 1,49 persen.
• Selama 10 tahun terakhir (SDKI 2002, 2007, & 2012) menunjukkan stagnansi angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) yaitu sebesar 2,6 per perempuan usia reproduktif.
• Stagnansi TFR ini disebabkan angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) yang masih rendah dan jangkauan layanan KB yang belum menjangkau secara merata.
Hasil SDKI, CPR meningkat hanya sebesar 0,5%, yaitu dari 57,4% (tahun 2007) menjadi 57,9% (2012). Hal ini disebabkan masih tingginya angka “DO” kesertaan ber-KB, dan masih rendahnya pemakaian metode jangka panjang (MKJP);
Di samping itu, pasangan usia subur (PUS) yang ingin ber-KB, namun tidak terlayani (unmet need), juga masih begitu tinggi, yaitu 8,5 persen (hanya mengalami penurunan sebesar 0,6 persen dari tahun 2007 ke 2012);
Faktor lain yang mempengaruhi angka kelahiran adalah usia kawin pertama (UKP) bagi wanita, yaitu salah satu faktor yang mempengaruhi kelahiran di usia remaja. Hasil SDKI 2012, UKP adalah 20,1 tahun. Meskipun mengalami peningkatan dari tahun 2007 (19,8 tahun). Namun belum mencapai usia kawin ideal 21 tahun, sehingga masih berpengaruh terhadap angka kelahiran usia remaja. Tahun 2007 & 2012, ASFR 15-19 sebesar 51 dan 48 per 1000 kelahiran (turun tapi tdk signifikan).
Permasalahan pembangunan KKB adalah:
1.Masih belum terkendalinya laju pertumbuhan dan pertambahan jumlah penduduk melalui program KB: •masih tingginya tingkat ketidakberlangsungan (DO) kesertaan ber-KB, yaitu sebesar 27 persen; •masih banyak akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi jangka pendek, yaitu sebesar 47,3 persen (all method) atau 43,6 persen (modern method), yang dapat menyebabkan risiko terhadap tingginya tingkat DO ber-KB; •pelayanan KB dan pelaksanaan advokasi-KIE (advokasi dan komunikasi, infomasi dan edukasi) program KB belum optimal terjangkau secara merata, baik antar-provinsi, wilayah perdesaan dan perkotaan, tingkat kesejahteraan, tingkat pendidikan, maupun pada kelompok umur tertentu serta wilayah kumuh, daerah tertinggal, terpencil, dan perbatasan, serta wilayah kepulauan dan sungai; •jangkauan sasaran target calon akseptor kurang terfokus pada pasangan usia muda dan paritas rendah atau pasangan yang memiliki jumlah 2 anak ke bawah; dan •lemahnya pembinaan pada pelestarian akseptor KB;
Kondisi dan Permasalahan
2. Belum sinergisnya kebijakan pengendalian penduduk antara kuantitas, kualitas, dan mobilitas baik antara pusat dan daerah, antardaerah, maupun antarsektor pembangunan; dan
3. Masih terbatasnya ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan, terutama yang berkenaan dengan administrasi kependudukan sebagai salah satu sumber data dan informasi kependudukan.
Data registrasi belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena: - masih terbatasnya cakupan daerah dalam penerapan SIAK on-line untuk
pelayanan publik, - terbatasnya SDM dalam pengelolaan SIAK, dan - masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam melaporkan perubahan
atas peristiwa kependudukan yang dialami oleh penduduk dan keluarganya.
Kondisi dan Permasalahan
Tantangan ke depan adalah:
(1)meningkatkan pemerataan pelayanan KB yang berkualitas dan pelaksanaan Advokasi-KIE program KB, dengan menurunkan kesenjangan jangkauan pelayanan KB baik antar provinsi, wilayah, dan tingkat sosial dan ekonomi, serta meningkatkan pemakaian MKJP, dan menurunkan pemakaian kontrasepsi jangka pendek, sehingga tingkat ketidakberlangsungan (DO) kesertaan ber-KB berkurang;
(2)mensinergikan kebijakan dan pendanaan pembangunan bidang kependudukan dan KB baik antara pusat dan daerah;
(3)menguatkan dukungan data dan informasi yang tepat waktu dan berkualitas.
TANTANGAN
23
44 SASARAN RKP 2014
SASARAN TARGET INDIKATOR BIDANG KKB 2014
No Indikator
Target - Capaian
Target 2014Capaian 2010
Target 2011
Capaian
2011Target 2012
Capaian 2012
Target 2013
Capaian 2013 (status
september)
I Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate/TFR)
2,6 (2007) 1)
- - - 2,6 1) - RPJMN: 2,1 Penyesuaian: 2,36
II Angka Penggunaan Kontrasepsi (Contraceptive Prevalence Rate/CPR)
57,4 (2007) 1)
- - - 57,9 1) - RPJMN: 65% Penyesuaian: 60,1
III Angka Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)
9,1 (2007) 1)
- - - 8,5 1) - RPJMN: 5 Penyesuaian: 6,5
1 Jumlah peserta KB Baru / PB (juta) 8.65 2) 7,2 9.582) 7,3 9,39 2) 7,5 5,3 7,6
2 Jumlah peserta KB Aktif / PA (juta)33,1 2) 27,5 34,87 2) 28,2 35,85 2) 29,0 36,0 29,8
3 Jumlah Peserta KB Baru yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1)
3.762) 3,8 4.292) 3,89 4,252) 3,97 2,7 4.05
4 Jumlah Peserta KB Aktif yang berasal dari keluarga miskin (KPS dan KS-1)
14.26 2) 12,5 14,612) 12,5 14,592) 12,8 14,6 13.1
5 Persentase Peserta KB dengan menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
23,5 2)
10,9 1) All meth
-
25,1 23,852)
--
25,9 24,92)
10,6 1) All
Method
18,31) Modern
26,7 25,1 27,5
Tingkat ketidakberlangsungan pemakaian kontrasepsi (Drop-Out)
20% 1) - - - 27% 1) - -
Ket : 1) SDKI 2007 dan 2012, 2) Statistik Rutin BKKBN
24Meskipun kesertaan ber-KB telah mencapai target, namun masih terdapat tingkat “DO” yang cukup tinggi akibat penggunaan MKJP masih rendah
ARAH KEBIJAKAN RKP 2014
25
55
BAPPENAS
1. Peningkatan akses pelayanan KB yang berkualitas dan merata, yang ditekankan pada upaya antara lain:
(a) pembinaan Akseptor dan Peningkatan Advokasi-KIE difokuskan pada sasaran kelompok khusus (pasangan usia muda dan memiliki dua anak); PUS dari keluarga miskin, serta pelayanan KB di wilayah sulit dan kumuh melalui kampanye “2 ANAK CUKUP” dan “4 TERLALU” (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat dalam melahirkan);
(b) pembinaan dan peningkatan kesertaan ber-KB melalui terobosan intensifikasi penggarapan pembangunan KB di 16 provinsi, yang terdiri dari 10 provinsi penyangga utama (Sumut, Sumsel, Lampung, Jabar, Banten, DKI Jakarta, Jateng, Jatim, Sulsel dan NTT) dan perhatian terhadap 7 provinsi, yaitu 2 provinsi (Papua dan Papua Barat) dan 4 provinsi (Aceh, NTB, NTT, Maluku, Malut);
(c) penguatan demand side dan supply side secara seimbang antara lain mewajibkan setiap tenaga kesehatan melayani KB, menjamin ketersediaan alokon di setiap fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes/ puskesmas/klinik kb), penggerakan lini lapangan, dan pemberdayaan institusi masyarakat perdesaan/ perkotaan;
(d) harmonisasi Program dan Penganggaran dalam bidang KB dan Kesehatan antara lain penegasan pelayanan KB dalam bidang kesehatan, pembiayaan antara APBN dan APBD;
(e) penguatan kapasitas kelembagaan Kependudukan dan KB di Kab/Kota;
(f) pembinaan/pelestarian terhadap akseptor KB untuk meningkatkan jumlah akseptor, dan menurunkan angka DO, serta meningkatkan penggunaan alat dan obat kontrasepsi jangka panjang (MKJP);
(g) peningkatan distribusi alokon ke Klinik KB/Puskesmas secara optimal agar kebutuhan ber-KB terpenuhi secara baik; dan
(h) pembinaan remaja melalui Generasi Berencana (genre). 26
ARAH KEBIJAKAN RKP 2014
BAPPENAS
2. Penyerasian kebijakan kependudukan dan KB baik antara pusat dan daerah, antara aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas, maupun antar-sektor pembangunan.
- Perumusan kebijakan, Penyediaan sasaran parameter kependudukan, Analisis damak kependudukan, Peningkatan pendidikan kependudukan.
3. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data-informasi kependudukan yang memadai, akurat, dan tepat waktu.
- Sumber data: sensus penduduk, survei kependudukan, dan data sektoral bidang KKB, serta peningkatan cakupan registrasi vital penduduk dengan pemberian NIK kepada setiap penduduk.
27
ARAH KEBIJAKAN RKP 2014
USULAN DRAFT SDGS (POST 2015)
28
66
BAPPENAS Isu Penting
1. Memberantas kemiskinan dalam segala bentuknya
2. Mengatasi pengecualian dan ketidaksetaraan
3. Memberdayakan perempuan dan anak perempuan
4. Memberikan pendidikan yang berkualitas dan belajar sepanjang hayat
5. Meningkatkan kesehatan6. Mengataasi perubahan iklim7. Mengatasi tantangan lingkungan8. Mendorong pertumbuhan
inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak
1. Memberantas kemiskinan dalam segala bentuknya
2. Mengatasi pengecualian dan ketidaksetaraan
3. Memberdayakan perempuan dan anak perempuan
4. Memberikan pendidikan yang berkualitas dan belajar sepanjang hayat
5. Meningkatkan kesehatan6. Mengataasi perubahan iklim7. Mengatasi tantangan lingkungan8. Mendorong pertumbuhan
inklusif dan berkelanjutan dan pekerjaan yang layak
29
9. Mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi
10. Mengatasi tantangan demografis11. Meningkatkan kontribusi positif
migran12. Mengatasi tantangan urbanisasi13. Membangun perdamaian dan
pemerintahan yang efektif didasarkan pada aturan hukum dan suara lembaga
14. Mendorong kemitraan global15. Memperkuat kerangka kerjasama
pembangunan internasional
9. Mengakhiri kelaparan dan kekurangan gizi
10. Mengatasi tantangan demografis11. Meningkatkan kontribusi positif
migran12. Mengatasi tantangan urbanisasi13. Membangun perdamaian dan
pemerintahan yang efektif didasarkan pada aturan hukum dan suara lembaga
14. Mendorong kemitraan global15. Memperkuat kerangka kerjasama
pembangunan internasional
MDGs 2000 – 2015
1 Eradicate Poverty & Hunger
2 Achieve Universal Primary Education
3 Promote Gender Equality and Empower Women
4 Reduce Child Mortality Rate
5 Improve Maternal Health
6 Combat HIV/AIDS, Malaria and Other Diseases (TB)
7 Ensure Environmental Sustainability
8 Develop a Global Partnership For Development
POST 2015
1 End Poverty
2 Empower Girls and Women and Achieve Gender Equality
3 Provide Quality Education and Lifelong Learning
4 Ensure Healthy Lives
5 Ensure Food Security and Good Nutrition
6 Achieve Universal Access to Water and Sanitation
7 Secure Sustainable Energy
8 Create Jobs, Sustainable Livelihoods, and Equitable Growth
9 Manage Natural Resource Assets Sustainably
10 Ensure Good Governance and Effective Institutions
11 Ensure Stable and Peaceful Societies
12 Create a Global Enabling Environment and Catalyse Long-Term Finance
PEMETAAN KONVERGENSI SDGS, UN GA,
DAN HLPEP
PEMETAAN KONVERGENSI SDGS, UN GA,
DAN HLPEP
31
NO.
AREA FOKUSOWG on
SDGsUN GA
HLPEP
1. Kemiskinan ● ● ●
2. Inequality ●
3. Pemberdayaan Perempuan ● ●
4. Kualitas Pendidikan ● ● ●
5. Peningkatan Kesehatan ● ● ●
6. Perubahan Iklim ●
7. Lingkungan ● ● ●
8. Pertumbuhan yang Berkelanjuta ● ●
9. Kelaparan dan Keamanan Makanan
● ● ●
10. Tantangan Demografi ● ●
11. Pekerja Migran ●
12. Urbanisasi ● ●
13. Kedamaian dan Pemerintah ● ● ●
14. Kemitraan Global ● ● ●
15. Pembangunan Internasional ●
16. Air dan Sanitasi ● ●
17. Energi ● ●
18. Aset sumber daya alam ●
19. Infrastruktur ●
20. Pembangunan sosial ●
Integrasi MDGs Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan
RPJPN
RPJMN
RENSTRA K/L
RPJMD
RENSTRA DAERAH
RKP
RKPD
APBN
APBD
TUJU
AN
PEM
BA
NG
UN
AN
M
ILEN
IUM
/MD
Gs
PELAKSANAANPROGRAM
VISI & MISI PRESIDEN
VISI & MISI KEPALA DAERAH
MDGs telah diarusutamakan dalam berbagai dokumen perencanaan NASIONAL (RPJPN, RPJMN, RKP), perencanaan K/L (RENSTRA, RENJA KL) dan implementasi
pembiayaan dalam dokumen anggaran (DIPA) 32
MAINSTREAMING MDGs, SDGs, DAN POST 2015 DEVELOPMENT AGENDAS
PENUTUP
33
77
BEBERAPA HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN
34
Fokus TA 2014:oMeningkatkan Kinerja Program KKB dalam kerangka pencapaian target RPJMN 2014, MDGs 2015, dan melanjutkan SDGs 2015;oTerobosan pelaksanaan program di wilayah yang memiliki daya ungkit tinggi untuk pencapaian target kinerja KKB;oFokus sasaran target penjaringan calon akseptor, seperti pasangan usia muda, pasangan paritas rendah/memiliki anak 2;oPeningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi remaja melalui pembinaan generasi berencana (genre);openurunan angka “DO” dan peningkatan penggunaan alokon jangka panjang (MKJP); oPeningkatan distribusi alokon ke Klinik KB/Puskesmas (jaminan ketersediaan alokon di fasyankes);oHarmonisasi Kebijakan dan Pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta antar-sektor.
Pelaksanaan JKN-SJSN (BPJS):oKerjasama antara BKKBN, Kemenkes, dan Pemda, serta Pemangku kepentingan lainnya;oPenyempurnaan regulasi, utamanya pelaksanaan di tingkat lapangan (jaminan ketersediaan alokon, mekanisme pembiayaan pelayanan KB di Bidan Praktek yang bekerjasama dgn fasyankes provider BPJS);oTerus melakukan sosialisasi secara Intensif tentang proses pelayanan jaminan kesehatan, utamanya jaminan persalinan dan pelayanan KB.
TERIMA KASIH
35
LAMPIRAN
36
SJSN-JKN (BPJS)
BAPPENAS
Rencana aksi pengembangan
faskes, nakes, sistem rujukan dan infrastruktur
Kajian berkala BPJS Kesehatan terhadap fasyankes (pemberi pelayanan kesehatan) terhadap standar yang ditetapkan
Peningkatan upaya kesehatan promotif preventif baik masyarakat maupun perorangan
• Distribusi belum merata
• Kualitas bervariasi• Sistem rujukan belum
optimal• Cara Pembayaran
belum optimal
-Perluasan dan Pengembangan
faskes dan nakes secara
komprehensif -Evaluasi dan
penetapan pembayaran
•Jumlah mencukupi• Distribusi merata• Sistem rujukan
berfungsi optimal• Pembayaran dengan
cara prospektif dan harga keekonomian
untuk semua penduduk
KEGIATAN-KEGIATAN:
Implementasi roadmap: pengembangan dan pemantauan faskes, nakes, sistem rujukan, infrastruktur lainnya.
Penyusunan Standar,
prosedur dan pembayaran
faskes Implementasi pembayaran Kapitasi dan INA-CBGs serta penyesuaian besaran biaya dua tahunan dengan harga keekonomian
PETA JALAN ASPEK PELAYANAN KESEHATAN DALAM SJSN-JKN (BPJS)
38Sumber data: Kemenkes, 2013
BAPPENAS
39
No. MASALAH YANG DIHADAPI JALAN KELUAR
1. Dukungan Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasionala) Kepesertaan JKN belum memenuhi sasaran: Cakupan : 64,6%
penduduk tetapi Susenas: 41%b) Fasilitas kesehatan masih banyak yang belum memenuhi
standar: sarana, tenaga dan kualitasc) Banyak fasilitas kesehatan swasta yang belum bekerjasama
dengan Pemerinntahd) Belum adanya skema besar pengembangan kapasitas fiskal
untuk pembayaran PBI, penyediaan fasilitas dan ketenagaane) Belum dimanfaatkannya JKN sebagai instrumen mendorong
prioritas nasional kesehatanf) Kerangka regulasi belum lengkap, sosialisasi dan advokasi
masih lemah dan sistem pemantauan dan evaluasi belum terbentuk
1. Mengembangkan mekanisme peningkatan kepesertaan untuk Non-penerima upah Jamsostek, Jamkesda dan TNI/POLRI
2. Menyiapkan ketersediaan, standar dan menjamin compliance standar sarana, tenaga dan manajemen pelayanan kesehatan
3. Menguatkan mekanisme kontrol terhadap eksalasi biaya JKN (klaim)
4. Menguatkan JKN sebagai bagian dari SKN untuk mendorong pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional
5. Penguatan kembali kebijakan kesehatan publik terutama upaya promotif dan preventif
6. Meningkatkan kerjasama dengan provider swasta
2. Pengembangan JKN menuju universal health coverage tahun 2019: a) Peningkatan Kepesertaanb) Pembiayaan, pembayaran dan paket manfaatc) Kesiapan fasilitas dan tenaga kesehatan d) Pengaturan peran kesehatan publik
PELAKSANAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL (SJSN) BIDANG KESEHATAN (JKN)
BAPPENAS
Peraturan perundangan program KB dalam JKNPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN
KESEHATAN
Pasal 21(1) Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan:a. penyuluhan kesehatan perorangan;b. imunisasi dasar;c. keluarga berencana; dand. skrining kesehatan.
(4) Pelayanan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga yang membidangi keluarga berencana
Pasal 25
Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin meliputi:•pelayanan kesehatan yang dilakukan tanpa melalui prosedur sebagaimana diatur dalam peraturan yang berlaku;
•pelayanan kesehatan yang dilakukan di Fasilitas Kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, kecuali UGD;
•…………. ………… (k)
•alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu;
FOKUS UTAMA BKKBN SAAT INI:MENJAMIN KETERSEDIAAN ALOKON ERA JKN
MENJAMIN DISTRIBUSI ALOKON ERA JKN
BAPPENAS
41
Jenis FaskesJumlah Faskes
Faskes yang bekerjasama dengan BPJS Per 1 Jan
2014
Jumlah Faskes yang Potensial Bekerjasama
dengan BPJS 2014 - 2019
Jumlah Klinik KB yang teregister di BKKBN
Faskes Primer
Puskesmas 9.598 9.598 0 Puskesmas 10.656; Pustu 4.924, lainnya 9.052Klinik/dr/ drg/swasta 30.130 6.263 23.768
TOTAL 39.728 15.861 23.768 24.632
Faskes Lanjutan
RS Pemerintah 589 533 56 RS dan RS Bersalin1.832RS Swasta 961 919 42
RS Khusus + Jiwa 505 109 396
RS TNI 114 104 10
RS POLRI 45 45 0
TOTAL 2.214 1.710 504 1.832
Faskes Primer+lanjutan 41.942 17.571 24.272 26.464
PETA FASYANKES BPJS(Provider BPJS dan Klinik KB/BKKBN)
Jaminan pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan KB dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (SJSN-BPJS)
• Target faskes primer yang berkerja sama dengan BPJS pada tahun 2014 berjumlah 12.731, di mana 9.598 diantaranya adalah Puskesmas yang merupakan bagian dari faskes yang telah teregister oleh BKKBN (terdapat 26.464 klinik KB yang telah diregister)
• Fasyankes yang bekerjasama dengan BPJS (2015-2019) berjumlah 24.272 fasyankes, sementara jumlah klinik KB yang teregister berjumlah 26.424 terdapat selisih antara klinik KB yang terdata di Kemkes dengan BKKBN
• Belum dapat dipastikan mekanisme pembiayaan layanan KB di bidan praktek (termasuk pelayanan persalinan) yang menjadi bagian dari puskesmas/pustu yang merupakan provider BPJS
BAPPENAS
UPAYA DUKUNGAN PELAKSANAAN JKN(Terkait Program KB)
1. ADVOKASI & KIE Promosi dan KIE Penguatan penggerakan lini lapangan
2. PENYEDIAAN ALOKON Menjamin kecukupan kebutuhan alat dan Obat Kontrasepsi baik jumlah maupun
kualitasnya Menjamin ketersediaan alat/obat kontrasepsi secara “cafetaria sistem” di faskes yang
mempunyai PKS dengan BPJS (PT.Askes) Menjamin ketersediaan alat/obat kontrasepsi di faskes yang telah terregister oleh
BKKBN Peningkatan pengelolaan logistik yang efektif dan efisien melalui Aplikasi IT Penyediaan Gudang ALKON di Kab/Kota (dari DAK) Penguatan SDM Pengelola alokon
3. PENGUATAN KAPASITAS PROVIDER PELAYANAN KB Pelatihan CTU bagi dokter dan bidan Pelatihan MOW dan MOP bagi dokter
4. MONITORING DAN EVALUASI R/R pelayanan KB SJSN Penguatan pendataan Keluarga (pembinaan peserta KB aktif)
BAPPENAS
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM DUKUNGAN PELAKSANAAN JKN
(Terkait Program KB)
• Sistem perhitungan Alokon disesuaikan dengan Target/Sasaran kepersertaan JKN?
• Kesepakatan Alur Distribusi Alokon Era JKN (untuk menjamin ketersediaan Alokon di Faskes)?
• Dasar hukum kewenangan distribusi Alokon hingga Faskes oleh BKKBN?
• Kebijakan Pemerintah dalam menjamin Pembiayaan (ketersediaan alokasi anggaran) Pengadaan dan Distribusi Alokon Era JKN?
• Strategi operasional yang akan digunakan dalam pencapaian sasaran peserta KB
USULAN ISU DRAFT AWAL RPJMN 2015-2019(HASIL IDENTIFIKASI ISU BERDASARKAN KAJIAN PENDAHULUAN)
BAPPENAS
USULAN ISU STRATEGIS DRAFT RPJMN 2015-2019
DIDUKUNG OLEH:
DIDUKUNG OLEH:
PEMBA-NGUNAN
EKONOMI
PEMBA-NGUNAN
EKONOMI
PEMBA-NGUNAN
HUKUMDAN HAM
PEMBA-NGUNAN
HUKUMDAN HAM
PEMBA-NGUNAN SDA - LH
PEMBA-NGUNAN SDA - LH
PEMBA-NGUNAN
INFRASTRUKTUR
PEMBA-NGUNAN
INFRASTRUKTUR
PENGEM-BANGAN
IPTEK
PENGEM-BANGAN
IPTEK
DLLDLL
Peningkatan Kualitas SDM
(HDI, GDI, NRR)
Peningkatan Kualitas SDM
(HDI, GDI, NRR)
Peningkatan layanan KB
yang berkualitas dan merata
Peningkatan layanan KB
yang berkualitas dan merata
Penurunan TFR dan
LPP
Penurunan TFR dan
LPP
PRIORITAS SUB BIDANG
(OUTPUT)
SASARAN SUB BIDANG
(OUTCOME)
SASARANBIDANG
(IMPACT)
45
Proxy Indikator:-CPR-Unmet Need-Jumlah Peserta KB-Angka “DO” -MKJP
BAPPENAS
Hasil Identifikasi Isu StrategisDRAFT RPJMN 2015-2019
Isu Strategis 1: Penguatan efektifitas advokasi dan KIE tentang keluarga berencana dan Kespro
1. Pelaksanaan advokasi dan KIE keluarga berencana dan kesehatan reproduksi belum efektif (pengetahuan tidak diikuti perilaku).
2. Terdapat kesenjangan informasi KB dan kesehatan reproduksi3. Pelaksanaan advokasi dan KIE mengenai keluarga berencana yang belum responsif gender4. Muatan dan pesan dalam advokasi dan KIE program KB belum dipahami secara optimal5. Peran bidan dan petugas KB dalam konseling KB belum optimal
Isu Strategis 2: Pengutaan akses dan kualitas pelayanan KB yang merata1. Angka pemakaian kontrasepsi tidak meningkat signifikan2. Unmet need masih tinggi. 3. Kesenjangan CPR dan unmet need antarprovinsi, antarwilayah, antartingkat pendidikan, dan
antartingkat kesejahteraan:4. Penggunaan alokon jangka pendek terus meningkat, sementara prevalensi MKJP (MOW, MOP,
IUD dan Implant) cenderung menurun.5. Tingkat putus pakai penggunaan kontrasepsi meningkat. 6. Kualitas pelayanan medis KB belum sesuai standar serta ketersediaan alat kontrasepsi yg blm
memadai di fasyankes7. Kompetensi tenaga lapangan KB dan tenaga medis (bidan dan dokter) belum memadai di
seluruh wilayah
46
BAPPENAS
Hasil Identifikasi Isu StrategisDRAFT RPJMN 2015-2019
Isu Strategis 3: Peningkatan pemahaman remaja mengenai penyiapan kehidupan berkeluarga dan kesehatan reproduksi
1. Angka kelahiran pada usia remaja usia remaja 15-19 tahun masih tinggi, dan terdapat kesenjangan antar-wilayah
– Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah
– Prilaku seks bebas di kalangan remaja meningkat dan berakibat pada kehamilan yang tidak diinginkan
– Merokok dan minum menuman beralkohol di kalangan remaja dan generasi muda semakin meningkat
– Cakupan dan peran pusat informasi dan konseling remaja (PIK Remaja) belum optimal
Isu Strategis 4: Penguatan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan2. Masih rendahnya pengetahuan dan kesadaran orangtua tentang peran dan fungsi keluarga
(tribina keluarga/bina keluarga balita, remaja, dan lansia), utamanya pentingnya pengasuhan anak dan remaja;
3. Belum pahamnya masyarakat dan belum meratanya komitmen pengambil kebijakan terhadap peran dan fungsi keluarga (8 fungsi keluarga, yaitu Agama, Sosial, Cinta Kasih, Perlindungan, Reproduksi, Pendidikan, Ekonomi, dan Lingkungan);
4. Terbatasnya jumlah dan kemampuan tenaga lapangan dan atau kader dalam hal memberikan KIE mengenai pengasuhan dan tumbuh kembang anak, serta perawatan bagi lansia.
47
BAPPENAS
Hasil Identifikasi Isu StrategisDRAFT RPJMN 2015-2019
Isu Strategis 5: Penguatan kelembagaan Keluarga Berencana (KB)
1. Dukungan peraturan perundangan yang belum memadai terhadap pelaksanaan program KB
2. Dukungan dan komitmen pemerintah daerah terhadap program KB rendah
3. Kuantitas dan kualitas tenaga lapangan yang kurang memadai serta penggerakan lini lapangan yang melemah.
4. Koordinasi program KB dengan program pembangunan lainnya masih lemah.
5. Kemitraan yang masih bersifat MoU dan belum dilengkapi panduan teknis/operasional
48
Proses SDGs
49
BAPPENAS
Proses Penyusunan Post-2015 Development Agenda
50
Workstream by Secretariat
General
Post 2015 Sustainable
Develop-ment
Agenda