10
1 Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2007, 23(1), 110 ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN Heading Toward Sustainable Coffee Production Pujiyanto Peneliti Tanah Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Ringkasan Keberlanjutan suplai kopi ke pasar sangat ditentukan oleh keberlanjutan produksi di lapangan. Proses produksi kopi di lapangan umumnya dilakukan oleh petani yang memiliki pengetahuan dan kemampuan terbatas, sehingga pemahaman keberlanjutan usaha tani di lapangan perlu dipahami oleh para petani. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pelatihan atau sekolah lapang tentang usaha tani kopi berkelanjutan yang tidak menyebabkan penurunan kualitas lahan. Usaha tani kopi berkelanjutan adalah merupakan pengelolaan sumber daya yang berhasil dalam usaha tani kopi untuk memenuhi kebutuhan petani yang terus berubah dan sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan lahan. Ciri usaha tani kopi berkelanjutan adalah mantap secara ekologis, bisa berlanjut secara ekonomis, dan luwes terhadap dinamika lingkungan strategisnya. Sistem produksi kopi keberlanjutan memiliki 4 dimensi, yang saling berkaitan satu sama lainnya yaitu: (1) dimensi lingkungan fisik, yang meliputi kelestarian lahan (tanah, air dan sumber daya genetik flora dan fauna) dan kelestarian produksi kopinya itu sendiri, (2) dimensi ekonomi, yaitu saling ketergantungan dan saling menguntungkan antarpelaku agribisnis kopi, (3) dimensi sosial, yaitu dampak sosial agribisnis kopi dan kesejahteraan petani atau karyawan yang terlibat dalam agribisnis kopi, dan (4) dimensi kesehatan, yaitu tidak berdampak negatif terhadap kesehatan pengguna produk kopi. Praktek usaha tani berkelanjutan antara lain dapat dilakukan melalui upaya maksimalisasi diversitas kebun kopi, integrasi ternak dalam sistem budi daya kopi, pengendalian degradasi tanah, optimasi produksi sesuai dengan potensi lahannya, aplikasi teknologi adaptif yang spesifik lokasi, optimasi kualitas hasil produksi dan perlindungan melalui sertifikasi. Kata kunci : Produksi berkelanjutan, Coffea sp. Abstract Sustainable suply of green coffee to market is determined by their pro- duction in the field. Coffee production in Indonesia is mainly carried out by smallholder. Therefore, extension and training for farmers to make better un- derstanding on sustainable farming is essential. Sustainable coffee production is an effort for successful management of related resources to produce coffee beans with no risk of land degradation. Sustainable coffee production have to include 4 aspects, namely: (1) physical aspect which consists of sustainable use of soil, water and genetic resources

ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

  • Upload
    lybao

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

Arah menuju produksi kopi keberlanjutan

1

Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 2007, 23(1), 1—10

ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTANHeading Toward Sustainable Coffee Production

PujiyantoPeneliti Tanah

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia

Ringkasan

Keberlanjutan suplai kopi ke pasar sangat ditentukan oleh keberlanjutanproduksi di lapangan. Proses produksi kopi di lapangan umumnya dilakukan olehpetani yang memiliki pengetahuan dan kemampuan terbatas, sehingga pemahamankeberlanjutan usaha tani di lapangan perlu dipahami oleh para petani. Upayatersebut dapat dilakukan melalui pelatihan atau sekolah lapang tentang usahatani kopi berkelanjutan yang tidak menyebabkan penurunan kualitas lahan. Usahatani kopi berkelanjutan adalah merupakan pengelolaan sumber daya yang berhasildalam usaha tani kopi untuk memenuhi kebutuhan petani yang terus berubah dansekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikanlahan. Ciri usaha tani kopi berkelanjutan adalah mantap secara ekologis, bisaberlanjut secara ekonomis, dan luwes terhadap dinamika lingkungan strategisnya.

Sistem produksi kopi keberlanjutan memiliki 4 dimensi, yang salingberkaitan satu sama lainnya yaitu: (1) dimensi lingkungan fisik, yang meliputikelestarian lahan (tanah, air dan sumber daya genetik flora dan fauna) dankelestarian produksi kopinya itu sendiri, (2) dimensi ekonomi, yaitu salingketergantungan dan saling menguntungkan antarpelaku agribisnis kopi, (3) dimensisosial, yaitu dampak sosial agribisnis kopi dan kesejahteraan petani atau karyawanyang terlibat dalam agribisnis kopi, dan (4) dimensi kesehatan, yaitu tidak berdampaknegatif terhadap kesehatan pengguna produk kopi. Praktek usaha tani berkelanjutanantara lain dapat dilakukan melalui upaya maksimalisasi diversitas kebun kopi,integrasi ternak dalam sistem budi daya kopi, pengendalian degradasi tanah,optimasi produksi sesuai dengan potensi lahannya, aplikasi teknologi adaptif yangspesifik lokasi, optimasi kualitas hasil produksi dan perlindungan melalui sertifikasi.Kata kunci : Produksi berkelanjutan, Coffea sp.

Abstract

Sustainable suply of green coffee to market is determined by their pro-duction in the field. Coffee production in Indonesia is mainly carried out bysmallholder. Therefore, extension and training for farmers to make better un-derstanding on sustainable farming is essential. Sustainable coffee production isan effort for successful management of related resources to produce coffee beanswith no risk of land degradation.

Sustainable coffee production have to include 4 aspects, namely: (1) physicalaspect which consists of sustainable use of soil, water and genetic resources

Page 2: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

2

Pujiyanto

(flora and fauna), and sustainable coffee yield, (2) economic aspect whichenhances mutual interdependence all related parties of coffee business, (3) social as-pect for welfare of farmers, and (4) Hygiene aspect for coffee consumers. Inthe field, sustainable coffee practices are conducted through several efforts, suchas maximizing genetic diversity, integration of ruminants in the coffee produc-tion system, controling land degradation, optimation of coffee production, appli-cation of adaptive technology, optimation of product quality and protection throughsertification.Key words : Sustainable production, Coffea sp.

perkopian dunia melalui sistem perdagangandan sertifikasi produk-produk kopi. Dewasaini berkembang bermacam-macam praktekperdagangan dan sertifikasi yang diinisiasioleh konsumen kopi di negara maju yang padadasarnya semua mengacu pada keberlanjutanproduksi kopi. Ketentuan-ketentuan dalamsistem perdagangan dan sertifikasi kopiinternasional tersebut antara lain terdapatdalam sistem Fairtrade, Organic Coffee, Utzkapeh, Common Code for Coffee Comunity(C4) dan indikasi geografi kopi. Semuasistem tersebut pada dasarnya menekankanpada kejelasan asal-usul (traceability) dankeberlanjutan (sustainability). Prinsipproduksi kopi berkelanjutan adalah: tidakmenurunkan kualitas lingkungan (environ-mentally sustainable), memberikan ke-untungan ekonomi (economically profitable),dan diterima masyarakat (socially feasible).

DIMENSI PRODUKSI KOPIBERKELANJUTAN

Sistem produksi kopi berkelanjutanmemiliki 4 dimensi:

a. Dimensi lingkungan fisik

- Kelestarian lahan (tanah, air dansumberdaya genetik flora dan fauna).

- Kelestarian produksi kopi

PENDAHULUAN

Konsepsi produksi kopi berkelanjutan(sustainable coffee production) pada dasarnyamengacu pada konsepsi pertanian ber-kelanjutan (sustainable agriculture) yangmulai gencar disosialisasikan dalam beberapadasawarsa terakhir ini. Sosialisasi produksikopi berkelanjutan dipandang sangat pentingkarena sentra produksi kopi dunia umumnyamerupakan negara berkembang yang rawangejolak sosial, politik maupun ekonomi yanglangsung maupun tak langsung dapat meng-ganggu keberlanjutan produksi kopi. Selainitu, cukup banyak sentra produksi kopimerupakan wilayah basah bercurah hujantinggi dan berlereng yang secara fisikberesiko tinggi terhadap degradasi kualitaslahannya.

Pertanian berkelanjutan adalah merupa-kan pengelolaan sumber daya yang berhasildalam usaha pertanian untuk memenuhikebutuhan manusia yang terus berubah dansekaligus mempertahankan atau mening-katkan kualitas lingkungan dan melestarikansumber daya alam. Ciri pertanian ber-kelanjutan adalah mantap secara ekologis,bisa berlanjut secara ekonomis, adil, manu-siawi, dan luwes.

Upaya menjaga keberlanjutan agribisniskopi antara lain dilakukan oleh masyarakat

Page 3: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

Arah menuju produksi kopi keberlanjutan

3

b. Dimensi ekonomi

- Adanya saling ketergantungan dan salingmenguntungkan antarpelaku Agribisniskopi.

c. Dimensi sosial

- Dampak sosial agribisnis kopi

- Kesejahteraan petani dan karyawan yangterlibat dalam agribisnis kopi

d. Dimensi kesehatan

- Tidak berdampak negatif terhadap kesehatan

Dimensi Lingkungan Fisik

Dalam kaitannya dengan lingkunganfisik berlaku prinsip environmentally sustain-able. Termasuk dalam lingkungan fisik adalahtanah, air dan sumber daya genetik flora danfauna yang terdapat di dalam tanah maupundi atas permukaan tanah. Sistem pengelolaanlahan (tanah dan segala anasir di dalamnya)yang berkelanjutan pada dasarnya mengacupada sistem pertanian berkelanjutan. Penge-lolaan lahan yang berkelanjutan berarti suatuupaya pemanfaatan lahan melalui pengendalianmasukan (input) dalam suatu proses untukmemperoleh produktivitas yang tinggi secaraberkelanjutan, meningkatkan kualitas lahan,serta memperbaiki karakteristik lingkungan.Dengan demikian diharapkan kerusakanlahan dapat ditekan seminimal mungkinsampai batas yang dapat ditoleransi,sehingga sumber daya lahan tersebut dapatdipergunakan secara lestari dan dapatdiwariskan kepada generasi yang akandatang. Komponen pengelolaan lahan yangberkelanjutan adalah pengelolaan hara,

pengendalian erosi, pengelolaan residu,pengelolaan tanaman, dan pengelolaan air.Pengelolaan lahan yang berkelanjutan dapatdilakukan dengan memilih teknologi yangtepat pada setiap agro-ekosistem berdasarkankondisi spesifik dari setiap lokalita. Per-timbangan dalam pemilihan teknologi yangsesuai tersebut antara lain adalah: rencanapenggunaan lahan, pengelolaan DaerahAliran Sungai (DAS), dan upaya mem-pertahankan produktivitas. Tahap pertamauntuk mencapai pengelolaan yang ber-kelanjutan adalah dengan melakukan zonasiberdasarkan karakteristik agro-ekologinya.Dari hasil zonasi tersebut dapat ditentukansistem pengelolaan lahan yang tepat untuktiap-tiap zona. Selanjutnya ditentukan sistempengelolaan dan teknologi yang sesuai untukmasing-masing kondisi agro-ekologi tersebut.

Manfaat pengelolaan lahan secaraberkelanjutan kadang-kadang tidak dapatdilihat atau dinikmati segera dalam waktuyang singkat, sehingga kadang–kadang upayapengendalian kerusakan lahan dipandangsebagai tambahan biaya yang memberatkan.Sebagai contoh adalah upaya konservasilahan. Jika tidak ada konservasi untuk men-cegah kerusakan lahan, maka produktivitaslahan dan pendapatan petani pada awalnyalebih tinggi namun terus mengalamipenurunan seiring dengan makin lamanyalahan diusahakan sampai pada suatu saatdimana lahan telah benar-benar rusak dantidak memberikan pendapatan. Jika dilakukantindakan konservasi untuk mencegahkerusakan, maka produktivitas dan pen-dapatan petani pada awalnya sedikit lebihrendah dibandingkan dengan tanpa usaha

Page 4: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

4

Pujiyanto

konservasi karena tindakan konservasimemerlukan biaya, namun produktivitas danpendapatan tersebut akan meningkat sehinggalahan dapat dipakai secara lestari.

Dimensi Ekonomi

Keberlanjutan produksi hanya dapatterjadi jika secara ekonomi para pelaku yangterlibat dalam aktifitas tersebut dapat mem-peroleh manfaat ekonomi yang memadai.Petani sebagai salah satu pelaku utama dapatmemperoleh pendapatan yang memadaiuntuk memenuhi kebutuhannya, pedagangmemperoleh keuntungan yang layak untukhidup sehari-hari, eksportir mendapat ke-untungan yang memadai untuk menjalankanbisnisnya, pabrikan pengolah maupun penjualminuman kopi juga memperoleh keuntunganyang wajar serta konsumen mampu mem-bayar dengan harga yang wajar. Penekanansalah satu pihak terhadap pihak lain hanyaakan memberikan keuntungan sesaat danpada akhirnya akan mematikan pihak laindalam mata rantai bisnis kopi tersebut.Petani kopi sebagai salah satu pihak yanglemah posisi tawarnya seringkali mendapattekanan sehingga tidak memperoleh ke-untungan yang memadai dari hasil usahataninya. Kondisi demikian akan mendorongterjadinya kerusakan lingkungan fisik karenaminimumnya tindakan pelestarian yangdilakukan oleh petani dan pada akhirnya akanmenyebabkan anjloknya pasokan biji kopi.Keberlanjutan ekonomi ini bukan hanyadiukur dari volume produk hasil usaha taniyang langsung (berupa biji kopi), namun jugadiukur fungsinya dalam pelestarian sumberdaya alam untuk meminimalkan resikokerusakan. Dimensi ekonomi sangat berkaitan

dengan dimensi lingkungan fisik dan diantara keduanya saling mempengaruhi.

Dimensi Sosial

Keberlanjutan usaha produksi kopisangat ditentukan oleh faktor sosial antaralain tingkat penerimaan para pelaku aktifitasproduksi kopi terhadap suatu masukanataupun teknologi tertentu. Sebagai contohpenggunaan pupuk alam berupa limbahpeternakan tertentu (antara lain kotoran babi)secara teknis akan sangat baik dalam men-dukung keberlanjutan usaha tani kopi,namun bagi masyarakat tertentu tidak dapatmenerima teknologi tersebut sehingga tidakdapat berjalan.Dengan demikian perlualternatif masukan sebagai pengganti pupuktersebut. Ilustrasi lainnya adalah soal panen,di mana untuk memperoleh kualitas hasilkopi yang optimal diperlukan petik buahmerah, namun karena tingkat pencurian buahsangat tinggi (terutama pada saat harga kopitinggi) maka tidak memungkinkan melakukanpetik merah tanpa adanya rekayasa sistempengamanan yang memadai.

Dimensi Kesehatan

Dewasa ini terdapat indikasi terus me-ningkatnya kesadaran manusia akan penting-nya kesehatan. Implementasi peningkatankesadaran terhadap kesehatan tersebut antaralain berupa peningkatan kebutuhan bahanpangan dan bahan penyegar yang aman darilogam berat, residu pestisida maupun jamurdan toksin berbahaya. Pada komoditas kopiuntuk tujuan ekspor ke beberapa negaratertentu telah ditetapkan batas kandunganlogam berat, residu pestisida maupun jamur

Page 5: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

Arah menuju produksi kopi keberlanjutan

5

dan toksin sehingga menekan pemasaranproduk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik, antara lain kopi organikyang memiliki kecenderungan terus mening-kat. Produk kopi organik yang diproduksidan diolah tanpa menggunakan bahan-bahananorganik diyakini lebih menjamin kesehatankonsumen. Selain itu, berkembangnya kopiorganik juga disebabkan oleh meningkatnyakesadaran akan pentingnya menjaga keber-lanjutan fungsi sumber daya alam. Sistempertanian organik diyakini akan lebihmenjamin keberlanjutan fungsi sumber dayaalam dibandingkan dengan sistem pertaniankonvensional yang cenderung bersifateksploitatif.

MENUJU PENGELOLAAN KEBUNKOPI BERKELANJUTAN

Dalam praktek pengelolaan kebun kopidi Indonesia ditengarai adanya kecen-derungan penurunan kinerja dalam beberapatahun terakhir ini yang dipicu oleh rendahnyanilai jual produk biji kopi di pasaran inter-nasional. Produktivitas perkebunan besarkopi baik milik swasta maupun pemerintahcenderung terus menurun, demikian pula luasarealnya. Cukup banyak areal perkebunanbesar kopi yang kurang terawat, bahkandikonversi menjadi tanaman lainnya karenamengalami kerugian besar selama beberapatahun. Di perkebunan kopi rakyat, kondisi-nya tidak jauh berbeda. Dewasa ini cukupbanyak kebun kopi rakyat yang kondisinya

Gambar 1. Tumpangsari kopi dengan tanaman produktif meningkatkan biodiversitas yang dapat lebih menjaminkeberlanjutan produksi.

Figure 1. Intercropping in coffee farm increases biodiversity and sustainability.

Page 6: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

6

Pujiyanto

makin memprihatinkan akibat minimumnyaperawatan. Di beberapa sentra produksi kopibahkan cukup banyak yang dikonversi kekomoditas lain atau ditumpangsarikan dengankomoditas lain, seperti kakao dengankonsekuensi mengurangi populasi tanamankopinya. Fenomena tersebut banyak terjadidi sentra utama kopi Indonesia, yaitu diwilayah segitiga kopi di Lampung, Bengkuludan Sumatera Selatan. Harga kopi yang agakmembaik dalam dua tahun terakhir ini,mengurangi kesulitan panjang yang dialamioleh petani kopi selama beberapa tahunsebelumnya. Dalam paparan di bawah inidisampaikan langkah-langkah menujuagribisnis kopi yang berkelanjutan.

Maksimalisasi biodiversitas kebun kopiadalah merupakan upaya penanamanbeberapa jenis tanaman dalam kebun kopiyang saling kompatibel satu sama lain.Sebagai contoh adalah penggunaan penaungproduktif seperti pete yang sekaligus dapatdigunakan sebagai penyangga tanaman lada.Sebagai penaung juga dapat dipakai pinangyang memiliki nilai ekonomi cukup baik.Selain itu, kopi juga dapat ditumpang-sarikan dengan kakao yang membutuhkankondisi lingkungan yang sama, sehingga diantara kedua jenis tanaman pokok tersebutsaling kompatibel. Pemilihan jenis tanamandan pengaturan tata tanam yang optimaldalam pola tanam tumpangsari tersebutmenjadi kunci keberhasilan tumpangsari.Fakta di lapangan membuktikan bahwapetani kopi yang melakukan tumpangsarimemiliki ketahanan yang lebih baik terhadapgejolak harga komoditas.

Pola tumpangsari kopi dengan beberapajenis tanaman lain yang kompatibel sangat

menguntungkan ditinjau dari pencegahandegradasi lingkungan fisik. Hasil-hasil pene-litian menunjukkan bahwa adanya beberapastrata tajuk tanaman dan tingkat kedalamanakar dari beberapa jenis tanaman yangditumpangsarikan lebih menguntungkandalam pemanfaatan air maupun hara daridalam tanah, mitigasi aliran permukaan,erosi dan banjir serta jenis degradasi lahanlainnya. Makin tinggi biodiversitas tanamandi atas permukaan tanah juga menyebabkanmakin tingginya biodiversitas di bawah per-mukaan tanah dan makin baiknya kesehatantanah.

Ditinjau dari stabilitas pendapatan petaniterhadap gejolak perubahan harga komoditas,sistem tumpangsari dengan beberapa tanamanlain dipandang lebih baik dalam memberikanstabilitas pendapatan petani dibandingkandengan budi daya kopi secara monokultur.Tumpangsari juga lebih baik dalam distribusipendapatan bagi petani. Sebagai contohadalah tumpangsari antara kakao-kopiRobusta-lada. Kakao dapat dipakai untukpendapatan 2 mingguan, kopi dan ladauntuk pendapatan tahunan. Selain itu, padapinggiran-pinggiran kebun dapat ditanampinang dan pisang yang difungsikan sebagaipenaung sekaligus sebagai pembatas kebundan pematah angin (wind breaker) dapatmemberi pendapatan yang cukup signifikansecara periodik.

Integrasi dengan Ternak

Integrasi tanaman kopi dengan ternakakan meningkatkan stabilitas dan keber-lanjutan sistem usaha tani. Tanaman kopi

Page 7: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

Arah menuju produksi kopi keberlanjutan

7

serta tanaman lain yang ditumpangsarikanmemerlukan pupuk organik (selain jugamemerlukan pupuk anorganik). Kotoranternak merupakan pupuk organik yangsangat baik bagi tanaman pokok. Sebagaisumber pakan ternak dapat dipakai hijauantanaman penaung (gamal maupun lamtoro)serta rumput-rumputan yang tumbuh dibawah tajuk tanaman pokok. Dengandemikian, dalam sistem integrasi ternak -tanaman tersebut sebaiknya tidak dilakukanpenyiangan bersih (clean weeding) apalagimenggunakan herbisida. Beberapa jenisrumput lunak (rumput yang tidak terlaluberat kompetisinya dengan tanaman pokok)dan disukai ternak, seperti rumput setariaperlu dijaga agar tidak habis. Rumput-rumput keras yang kompetisinya tinggiterhadap tanaman pokok (seperti alang-alang) dapat dibersihkan secara total.Selain hijauan asal kebun, sumber pakanlain adalah limbah kulit kopi dan kakaoyang telah diproses juga dapat digunakanuntuk keperluan tersebut. Jenis ternak di-sesuaikan dengan nilai ekonomi dan sosialdi setiap lokalita. Pemeliharaan ternakdilakukan dengan sistem pengandangan disekitar kebun agar tidak merusak tanaman.Jenis ternak yang cocok untuk tujuan ini,antara lain adalah sapi dan kambing.

Pengendalian Degradasi Tanah

Di lahan perkebunan kopi, prosesdegradasi lahan ditengarai terjadi terusmenerus meskipun lajunya dan intensitasnyadiyakini lebih rendah dibandingkan dengandegradasi pada lahan pertanian tanamansemusim pada kondisi agroekologi yangserupa. Proses degradasi yang berlangsung

terus menerus menghasilkan lahan kritis yangpada suatu saat tidak layak lagi untuk diusaha-kan lagi, karena hasil yang diperoleh tidaksepadan dengan masukan yang diberikan.Akibat dari proses tersebut adalah menurun-nya produktivitas lahan. Upaya pengembalianhara melalui pemupukan organik maupunanorganik yang telah dilakukan di perke-bunan kopi selama ini belum sepenuhnyamampu mencegah degradasi kualitas lahan.

Erosi ditengarai merupakan penyebabutama degradasi lahan di perkebunan kopi diIndonesia, utamanya pada areal yangkemiringannya cukup tinggi. Dalam sistembudidaya tanaman kopi, sebagian besarpermukaan lahan tertutup oleh tajuk vegetasitanaman pokok dan tanaman penaungnyasepanjang tahun, sehingga degradasi lahankarena pengaruh energi kinetik hujan dapatditekan. Pengaruh merusak air hujan ter-utama terjadi pada periode persiapan lahandan periode tanaman belum menghasilkan.Setelah tanaman dewasa dan tajuk tanamanmenutupi seluruh permukaan lahan, makapengaruh merusak dari air hujan menjadiberkurang. Namun demikian, pada lahanyang kemiringgannya cukup tinggi masihterjadi aliran permukaan yang menyebabkanterjadinya erosi. Dengan demikian pengen-dalian erosi pada lahan yang berlerengmutlak diperlukan. Selain pengendalian erosi,pengendalian penurunan kadar bahan organikdan pengendalian kehilangan hara daridaerah perakaran juga mutlak diperlukan agarperkebunan kopi menjadi lestari.

Proses degradasi lahan yang terus ber-lanjut akan menghasilkan lahan terdegradasiatau lahan kritis. Luas areal tanaman kopiyang rusak cenderung terus meningkat daritahun ke tahun. Hal ini merupakan indikasi

Page 8: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

8

Pujiyanto

makin meningkatnya luas areal lahan per-kebunan kopi yang terdegradasi. Olehkarena itu upaya untuk menekan lajudegradasi dan memperbaiki lahan yang telahterdegradasi dipandang sangat perlu untukmenjaga produktivitasnya. Kegagalan upayakonservasi dan ameliorasi akan berdampakburuk terhadap generasi sekarang maupunterhadap generasi yang akan datang.

Optimasi Produksi Sesuai Potensi Lahan

Akibat revolusi hijau beberapa dasa-warsa lalu terbukti telah berhasil mening-katkan produktivitas komoditas pertanian(utamanya pada tanaman pangan) secarasignifikan. Aplikasi masukan luar berupapupuk anorganik (utamanya pupuk N)dengan dosis tinggi pada tanaman kopi yangdisertai pendongkelan penaung terbukti dalamjangka pendek mampu meningkat-kanproduktivitas, sehingga dapat dicapai tingkatproduktivitas yang tinggi (2–3 ton kopipasar/ha). Dalam jangka panjang diketahuibahwa aplikasi pupuk anorganik tersebuttidak dapat bertahan selamanya, terutamapada saat harga produk menurun sedangkanharga input (pupuk dan pestisida) terusmeningkat, sehingga menyebabkan kerugianfinansial. Selain itu, aplikasi beberapa unsurhara (N, P, dan K) asal pupuk anorganiktersebut secara relatif menyebabkanpengurasan unsur hara lainnya. Akibatnyaadalah terjadi ketidak-seimbangan proporsiantar unsur hara, karena proporsi unsur harayang tidak disuplai oleh pupuk anorganik(terutama unsur-unsur mikro) dan kadarbahan organik cenderung menurun. Ketidak-seimbangan hara tersebut merupakan salahsatu sebab penurunan produktivitas. Pada

akhirnya sistem budi daya dengan masukanluar tinggi, yang merupakan bentuk eksploi-tasi lahan secara berlebihan melebihi dayadukungnya tersebut, tidak dapat bertahan.

Tentu lebih bijaksana jika pengelolaanlahan dilakukan untuk mencapai produksioptimal sesuai daya dukung lahannya,sehingga tidak menyebabkan terjadinyapengurasan komponen lahan tertentu.Aplikasi pupuk diutamakan menggunakanpupuk organik yang mengandung unsurhara lengkap dan tersedia secara gradual.Pupuk anorganik dipakai sebagai suplemenagar dicapai efek sinergi antara pupukorganik dan pupuk anorganik. Perlu proporsiyang optimal antara pupuk organik dananorganik untuk memperoleh produksi yangoptimal dan stabil dengan fluktuasi tahunanyang sempit. Adanya kecenderunganpenurunan produksi dari tahun ke tahun danadanya fluktuasi produksi tahunan yangsangat lebar merupakan indikasi penge-lolaan yang kurang tepat dan ketidak-berlanjutan usaha tani.

Aplikasi Teknologi Adaptif SpesifikLokasi

Kebutuhan teknologi dalam prosesproduksi dapat berbeda-beda antar lokasi.Oleh karena itu perlu dipilih teknologi yangadaptif spesifik lokasi yang telah teruji.Sebagai contoh penggunaan teknologi pem-bibitan dan bahan tanam, pada wilayahendemik nematoda perlu dipilih teknologipenyediaan bibit sambungan dengan batangbawah tahan nematoda parasit, untuk wilayahmarginal dipilih bahan tanam yang tolerancekaman lingkungan seperti hara dan air.Demikian pula pemilihan teknologi pemang-

Page 9: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

Arah menuju produksi kopi keberlanjutan

9

kasan, pemupukan, panen dan pasca panendan lain-lain perlu diuji dan dipilih yangpaling cocok untuk lokasi tertentu.

Optimasi Kualitas Hasil Produksi

Keberlanjutan sistem pengelolaan per-kebunan kopi bukan hanya ditentukan olehkeberlanjutan kondisi lingkungan fisik, tetapijuga oleh keberlanjutan ekonomi petani.Optimasi kualitas hasil produksi sangat erathubungannya dengan harga jual dan pen-dapatan. Kualitas hasil produksi yang tinggihanya dapat dicapai jika mutu bahan bakubuah kopi sudah baik akibat cara budi dayayang optimal. Panen dan pasca panendilakukan menurut baku teknis sehingga hasilakhirnya berupa biji kopi pasar memenuhiselera konsumen. Mutu hasil yang lebihtinggi akan memberikan pendapatan yanglebih baik bagi petani.

Sertifikasi

Konsepsi produksi kopi berkelanjutansecara langsung maupun secara tidaklangsung telah diadopsi dalam perdagangankopi melalui Fairtrade, Utzkapeh, OrganicCoffee, Common Code for Coffee Comunity(C4). Secara umum untuk dapat diakui dandihargai sebagai produk spesifik tersebutdiperlukan sertifikasi agar dapat memperolehtingkat harga yang lebih baik. Sertifikasikopi organik telah cukup lama berkembangdan saat ini telah terdapat beberapa lembagasertifikasi yang diakui konsumen di Eropamaupun Amerika.

Sertifikasi dapat diberikan setelah di-lakukan inspeksi. Standar inspeksi dan serti-

fikasi ditentukan oleh negara tujuan eksporatau negara konsumen karena setiap negaratujuan ekspor dapat memiliki standar yangberbeda-beda. Sebagai contoh untuk tujuanekspor ke Eropa harus diinspeksi dan serti-fikasi menurut standar EEC sedangkan untuktujuan ekspor ke Jepang harus mengikutistandar Jepang. Dengan adanya sertifikatoleh lembaga kompeten yang dipercaya olehkonsumen maka secara tidak langsungprodusen akan dapat memperoleh premiumharga yang memadai sehingga suatu usahapertanian dapat berlangsung secara lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Barrow CJ. (1991). Land Degradation : Deve-lopment and Breakdown of TerrestrialEnvironments. Cambridge, New York:Cambridge Univ. Press.

Lal, R. (1995). Sustainable Management of SoilResources in the Humid Tropics. Tokyo-New York-Paris: United Nation Uni-versity Press.

Metting FB. (1993). Structure and physiologycalecology of soil microbial communities.p.3–26. In: Metting FB (Editor). SoilMicrobial Ecology. Application inAgriculural and Environmental Manage-ment. New York–Basel–Hongkong:Marcel Decker Inc.

Oldeman LR. (1993). An International method-ology for an assesment of soil degrada-tion land georeferenced soil and terraindatabase. p.35–60. In: Report of the ExpertsConsultation of the Asian Network onProblem Soils. Bangkok, 25–29 Oct. 1993.

Pujiyanto (1996). Status bahan organik tanah padaperkebunan kopi dan kakao di JawaTimur. Warta Pusat Penelitian KopiKakao, 12, 115–119.

Page 10: ARAH MENUJU PRODUKSI KOPI BERKELANJUTAN - iccri.net · produk kopi yang tidak memenuhi per-syaratan tersebut. Dewasa ini juga telah ber-kembang bermacam-macam produk per-tanian organik,

10

Pujiyanto

Pujiyanto; A. Wibawa & Winaryo (1996).Pengaruh teras dan tanaman penguatteras terhadap produktivitas kopiarabika serta sifat kimia tanahnya.Pelita Perkebunan, 12, 25–35.

Pujiyanto; Sudarsono; A. Rachim; S. Sabiham;A. Sastiono & J.B. Baon (2003).Pengaruh bahan organik dan jenistanaman penutup tanah terhadap bentukbahan organik, distribusi agregat danpertumbuhan kakao. J. Tanah. Tropika,9, 73–86.

Pujiyanto (2004). Degradasi tanah dankeberlanjutan perkebunan kopi dankakao. Warta Pusat Penelitian KopiKakao, 20, 21–35.

Rapa-FAO (1993). Summary of recommendationand conclusions. p.16–21. In: Report ofthe Experts Consultation of the AsianNetwork on Problem Soils. Bangkok,25–29 Oct. 1993.

Reijntjes, C.; B. Haverkort & A. Water-Bayer(1992). Pertanian Masa Depan.Pengantar untuk Pertanian Berkelan-jutan dengan Input Luar Rendah. Sukoco(Penerjemah). Terjemahan dari : Farmingfor the Future. An Introduction to LowExternal Input Agriculture. Kanisius.Jakarta.

*********