6
APPENDEKTOMI LAPAROSKOPI Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi, topografi, fisiologi appendik, menegakkan diagnosis dan pengobatan appendik, perawatan pra operasi dan pasca operasi, dan mengatasi komplikasi. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta latih akan memiliki kemampuan untuk: 1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi appendik (Tingkat kompetensi K2K2) 2. Mampu menjelaskan patogenesis terjadinya appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2) 3. Mampu menjelaskan berbagai jenis appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2) 4. Mampu mengevaluasi gejala dan tanda klinis ke arah diagnosis appendisitis (Tingkat kompetensi K3A3) 5. Mampu menjelaskan komplikasi appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2) 6. Mampu mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium yang diperlukan (Tingkat kompetensi K3A3) 7. Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan imaging dalam rangka diagnosis appendisitis (Tingkat kompetensi K3A3) 8. Mampu menjelaskan indikasi dan melakukan pembedahan pada penderita appendisitis (Tingkat kompetensi K2P5A3) 9. Mampu menjelaskan prognosis penderita appesndisitis , melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasi (Tingkat kompetensi K3P5A3) Pokok bahasan/ Sub pokok bahasan 1. Anatomi, fisiologi appendik 2. Patogenesis appendisitis, macam-macam appendisitis, gejala klinis appendisitis, komplikasi appendisitis, pemeriksaan laboratorium, USG appendik, apendicogram, 3. Teknik operasi appendektomi laparoskopi dan komplikasinya 4. Perawatan penderita pra operasi dan pasca operasi. Waktu Metode Workshop/pelatihan Belajar mandiri Kuliah Group diskusi Visite, bed side teaching Bimbingan operasi dan asistensi Kasus morbiditas dan mortalitas Continuing Profesional Development Media Papan tulis / flipchart Komputer LCD

APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

apendektomi

Citation preview

Page 1: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

APPENDEKTOMI LAPAROSKOPI

Tujuan pembelajaran umumSetelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi, topografi, fisiologi appendik, menegakkan diagnosis dan pengobatan appendik, perawatan pra operasi dan pasca operasi, dan mengatasi komplikasi.

Tujuan pembelajaran umumSetelah mengikuti sesi ini peserta latih akan memiliki kemampuan untuk:1. Menjelaskan anatomi dan fisiologi appendik (Tingkat kompetensi K2K2)2. Mampu menjelaskan patogenesis terjadinya appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2)3. Mampu menjelaskan berbagai jenis appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2)4. Mampu mengevaluasi gejala dan tanda klinis ke arah diagnosis appendisitis (Tingkat

kompetensi K3A3)5. Mampu menjelaskan komplikasi appendisitis (Tingkat kompetensi K2A2)6. Mampu mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium yang diperlukan (Tingkat

kompetensi K3A3)7. Mampu menjelaskan indikasi dan mengevaluasi hasil pemeriksaan imaging dalam

rangka diagnosis appendisitis (Tingkat kompetensi K3A3)8. Mampu menjelaskan indikasi dan melakukan pembedahan pada penderita

appendisitis (Tingkat kompetensi K2P5A3)9. Mampu menjelaskan prognosis penderita appesndisitis , melakukan perawatan

perioperatif dan mengatasi komplikasi (Tingkat kompetensi K3P5A3)

Pokok bahasan/ Sub pokok bahasan1. Anatomi, fisiologi appendik2. Patogenesis appendisitis, macam-macam appendisitis, gejala klinis appendisitis,

komplikasi appendisitis, pemeriksaan laboratorium, USG appendik, apendicogram,3. Teknik operasi appendektomi laparoskopi dan komplikasinya4. Perawatan penderita pra operasi dan pasca operasi.

WaktuMetode

• Workshop/pelatihan• Belajar mandiri• Kuliah• Group diskusi• Visite, bed side teaching• Bimbingan operasi dan asistensi• Kasus morbiditas dan mortalitas• Continuing Profesional Development

Media• Papan tulis / flipchart• Komputer• LCD

Page 2: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

• Slide proyector

Alat bantu pembelajaranInternet, telekonfrens, workshop, pelatihan

EvaluasiPre test

Isi pre testAnatomi dan fisiologi appendikPatogenesis, macam-macam appendik, aspek klinik appendik, pemeriksaan laboratorium appendik,pemeriksaan penunjang appendikTerapi (Teknik operasi appendektomi laparoskopi)Komplikasi dan penanggulangan Follow up

Bentuk pre testMCQ, essay, dan oral sesuai dengan tingkat masa pendidikan

Buku acuan1. Buku teks ilmu bedah Schwarzt2. Buku teks ilmu bedah Current Surgical Diagnosis and Treatment3. Buku teks ilmu bedah Norton4. Zolinger’s Atlas of Surgical Operation

Bentuk ujian / test latihan• OSCA (K,P,A)• Ujian operasi pada pasien

Referensi1. Jaffe MB,Berger HD. The Appendix. In Schwatz’s principles of surgery 8th ed.

Mc Graw Hill Inc. 2005, 1119-11352. Soybel ID. Appendix. In Norton ed. Surgery, Basic Science and Clinical

Evidence. Springer, 2001, 647-6633. Way WL. Appendix. In Current Surgical Diagnosis & Treatment 11th ed. Mc

Graw Hill Inc. 2003, 668-6734. Atlas of surgical technique Zollinger 8th ed, Mc Graw Hill Inc. 2003, 116-1215. Atlas of gastrointestinal surgery Emilio Etala Vol II, Williams & Wilkin. 1997,

1943-19936. De Jong W, Sjamsuhidayat. Buku ajar ilmu bedah 2nd ed. EGC. 2005, 639-6457. Skandalakis EJ, Skandalakis NP. Surgikal Anatomy and Technique 2nd ed.

Springer. 2000, 443-4558. Healey EJ, The abdomen in Surgical Anatomy 2nd ed, BC Decker Inc. 1990, 194-

199

Page 3: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

APPENDEKTOMI LAPAROSKOPIK

INTRODUKSI

Definisi :………………………………………………………………………….. ( mohon diisi )Ruang lingkup :………………………………………………………………………….. ( mohon diisi )Indikasi Operasi :Apendisitis akut dan appendicitis kronikPenderita appendicitis yang obeseWanita usia reproduktif dimana suatu proses patologi pada tuba dan ovarium bisa menyerupai appendicitis.Kontra indikasi operasi

- Wanita dengan kehamilan trimester kedua dan ketiga- Telah terjadi peritonitis

Diagnosis Banding - Mesenterik adenitis akut- Gastroentritis akut- Penyakit urogenital pada laki-laki seperti torsio testis, epididimitis akut, seminal vesikulitis- Meckel’s divertikulitis- Intususepsi- Enteritis Crohn- Ulkus peptikum perforasi- Lesi pada kolon (divertikulitis, perforasi karsinoma caecum)- Appendagitis epiploik- Infeksi saluran kemih- Batu ureter- Peritonitis primer- Purpura Henoch-Schonlein- Yersinosis- Kelainan ginekologik: PID, ruptur folikel de Graaf, KET, Kistoma ovarii terpuntir

Pemeriksaan penunjang- Foto thoraks- USG abdomen- CT Scan

Setelah memahami, menguasai dan mengerjakan modul ini maka diharapkan seorang dokter ahli bedah mempunyai kompetensi operasi appendektomi laparoskopik serta penerapannya dapat dikerjakan di RS Pendidikan dan RS jaringan pendidikan.

Kompetensi terkait dengan modul

Tahapan Bedah Dasar (semester I-III)• Persiapan pra operasi :

Anamnesa Pemeriksaan fisik

Page 4: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

Pemeriksaan penunjang Informed consent

• Assisten 2, assisten 1 pada saat operasi • Follow up dan rehabilitasi

Tahapan bedah lanjut (semester IV-VII) dan chief residen (smstr VIII-IX)• Persiapan pra operasi :o Anamnesa o Pemeriksaan fisiko Pemeriksaan penunjango Informed consent• Melakukan operasi ( Bimbingan, Mandiri)

o Penanganan komplikasi o Follow up dan rehabilitasi

ALGORITMA DAN PROSEDURE

Algorima Kecurigaan apendisitis akut

Tidak jelas

Observasi aktif

Tidak jelas

Apendisitis USG dan Lab Penyakit lain

Apendektomi Tindakan yang sesuai

Perjalanan alami apendisitis

Apendisitis local / mukosa

Apendisitis flegmonosa

Appendisitis gangrenosa

Page 5: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

Perforasi

Periapendikular mass Abses apendik

Tehnik operasi

1. Penderita dalam posisi supine dan dalam narkose2. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada dada bagian bawah dan seluruh

abdomen.3. Dilakukan insisi transversal di bawah umbilikus sepanjang 10-12 mm, incisi

diperdalam secara tajam dan tumpul sampai tampak linea alba.4. Linea alba dipegang dengan klem dan diangkat, dibuat incisi vertikal sepanjang 10

mm5. Dengan trocart peritoneum ditembus dan dimasukkan port 10 mm lalu dimasukkan

CO2 ke dalam cavum abdomen untuk menimbulkan pleuroperitoneum sehingga abdomen cembung.

6. Melalui port umbilikal dimasukkan videoscope ke dalam cavum abdomen.7. Dua buah trocart dimasukkan dengan memperhatikan secara langsung tempat

penetrasi intra abdomen.Trocart pertama dimasukkan di kuadran kiri bawah di sebelah lateral m rectus abdominis, kemudian dipasang port 5 mm.Trocart kedua dimasukkan pada linea mediana di daerah suprapubis dengan menghindari kandung kemih, kemudian dipsang port 5 mm

8. Posisi penderita diubah menjadi Trendelenburg dan sedikit miring ke kiri9. Dengan forcep messoappendik dipegang10. Dengan alat diseksi, messoappendik pada basis appendik dibuka kemudian dilakukan

transeksi dan dilakukan stapling atau diikat dengan lasso.11. Dilakukan pemasangan dua buah lasso pada basis appendik, kemudian appendik

dipotong di antara kedua lasso dengan alat diseksi.12. Appendix dipegang dengan grasper pada bagian pangkal dan dikeluarkan melalui port

umbilikus13. Daerah appendik dicuci dan diperiksa keadaan caecum dan ileum14. Port 5 mm dicabut dengan dilihat langsung melalui videoscope untuk meyakinkan

tidak terjadi perdarahan dari pembuluh darah dinding abdomen15. Port umbilikus dicabut dan fascia dijahit kembali.

MortalitasAngka kematian pasca appendektomi laparoskopik 0,06%.

Perawatan pasca bedahPasca bedah penderita dirawat di ruangan 3-4 hari, diobservasi komplikasi seperti nyeri pasca operasi, gangguan motilitas usus. Setelah pasase usus baik penderita bisa mulai diet per oral.

Page 6: APPENDEKTOMI-LAPAROSKOPI.pdf

Kata kunci: appendicitis akut, appendicitis kronis, appendektomi laparoskopik

No Check-list prosedur operasi Kasus ke

1 2 3 4

Pre operasi

1 Informed consert2 Laboratorium3 Pemeriksaan tambahan4 Antibiotik profilaksis5 Cairan dan darah6 Persiapan local daerah operasi

OperasiOperasi

7 Posisi penderita 8 Peralatan dan instrument operasi khusus9 Prosedur operasi sesuai kaidah bedah digestif

Pasca bedah10 Komplikasi dan penangannya11 Pengawasan terhadap ABC