Apotek

Embed Size (px)

Citation preview

ApotekApotek adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian, penyaluransediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Pengertian inididasarkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan RINo. 922/Menkes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara PemberianIzin Apotek.Pekerjaan kefarmasian menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitumeliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter,pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisionalharus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan perlu mengutamakankepentingan masyarakat dan berkewajiban menyediakan, menyimpan danmenyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan keabsahannya terjamin.Apotek dapat diusahakan oleh lembaga atau instansi pemerintah dengan tugaspelayanan kesehatan di pusat dan daerah, perusahaan milik negara yang ditunjuk olehpemerintah dan apoteker yang telah mengucapkan sumpah serta memperoleh izin dariSuku Dinas Kesehatan setempat.Apoteker Pengelola Apotek (APA)Menurut Kepmenkes No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar PelayananKefarmasian di Apotek,Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikanprofesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yangberlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagaiApoteker.Setiap profesi harus disertifikasi secara resmi oleh lembaga keprofesian untuk tujuandiakuinya keahlian pekerjaan keprofesiannya dan proses ini sering dikenal dengankompetensiApoteker. KompetensiApoteker menurutInternational PharmaceuticalFederation(IPF) adalah kemauan individu farmasis untuk melakukan praktekkefarmasian sesuai syarat legal minimum yang berlaku serta mematuhi standarprofesi dan etik kefarmasian.- Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek (APA)Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/per/X/1993tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek pada pasal 1 dijelaskanbahwa Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah seorang apoteker yang telahdiberikan Surat Izin Kerja (SIK). Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untukmenjadi Apoteker Pengelola Apotek berdasarkan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993 adalah:a.Ijazah telah terdaftar pada Departemen Kesehatan.b.Telah mengucapkan sumpah atau janji sebagaiApoteker.c.Memiliki Surat Izin Kerja (SIK) atau surat penugasan dari MenteriKesehatan.d.Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mental untuk melaksanakantugasnya sebagaiApoteker.e.Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadi ApotekerPengelola di apotek lain.Selain APA dikenal pulaApotekerPendamping danApotekerPengganti.ApotekerPendamping adalahApoteker yang bekerja di samping APA dan ataumenggantikannya pada jam-jam tertentu pada hari buka apotek sedangkan apabilaAPA karena hal-hal tertentu berhalangan melakukan tugasnya, APA dapatmenunjukApotekerPengganti.-Peranan dan Fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) Peranan dan fungsi Apoteker Pengelola Apotek (APA) di antaranya:a. Membuat visi dan misi.b. Membuat strategi, tujuan, sasaran, dan program kerja.c. Membuat dan menetapkan peraturan atau Standar Prosedur Operasional(SPO) pada setiap fungsi kegiatan di apotek.d. Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SPO serta program kerja padasetiap fungsi kegiatan di apotek.e. Merencanakan, melaksanakan, mengendalikan dan menganalisishasil kinerjaoperasional dan kinerja keuangan apotek.f. Wewenang dan tanggung jawab APA diantaranya:g. Menentukan arah terhadap seluruh kegiatanh. Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakani. Mengawasi pelaksanaan SPO dan program kerjaj. Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.- Kompetensi ApotekerKompetensi adalah kemampuan manusia yang merupakan sejumlahkarakteristik, baik berupa bakat, motif, sikap, keterampilan, pengetahuan, perilakuyang membuat seorang pegawai berhasil dalam pekerjaannya. Dengan kata lain,yang dapat membedakan pegawai yang memiliki kinerja rata-rata dengan pegawaiyang memiliki kinerja unggul (kinerja lebih baik) dengan secara efektifmembantu dan membedakan kinerja dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.Dari kompetensi serta peraturan perundang-undangan yang telahdisebutkan sebelumnya,Apoteker di apotek memiliki 3 (tiga) peranan, terutamayang berkaitan langsung dengan pasien, yaitu sebagaiprofesional, manager, danretailer.A.Peranan Apoteker Sebagai ProfesionalApoteker memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan pelayanankefarmasian yang bermutu dan efisien yang berasaskanpharmaceutical carediapotek. Adapun standar pelayanan kefarmasian di apotek telah diatur melaluiSurat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/I X/2004.Tujuan dari standar pelayanan ini adalah:1.Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional.2.Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar.3.Pedoman dalam pengawasan praktekApoteker.4.Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004, terutama pada BAB III, bahwa pelayanankefarmasian meliputi:1. Pelayanan Resepa.Skrining ResepApoteker melakukan skrining resep meliputi:1)Persyaratan Administratif :-Nama, SIP dan alamat dokter-Tanggal penulisan resep-Tanda tangan/paraf dokter penulis resep-Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien-Nama obat, potensi, dosis, dan jumlah yang minta-Cara pemakaian yang jelas-Informasi lainnya2)Kesesuaian farmasetik: bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.3)Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian(dosis, durasi,jumlah obat dan lain lain). Jika ada keraguan terhadap resephendaknya dikonsultasikan kepada dokter penulis resep denganmemberikan pertimbangan dan alternatif seperlunya bila perlumenggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.b.Penyiapan obat1)PeracikanMerupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,mencampur, mengemasdan memberikan etiket pada wadah. Dalam melaksanakan peracikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisan etiket yang benar.2)EtiketEtiket harus jelas dan dapat dibaca.3)Kemasan Obat yang DiserahkanObat hendaknya dikemas dengan rapi dalam kemasan yang cocoksehingga terjaga kualitasnya.4)Penyerahan ObatSebelum obat diserahkan pada pasien harus dilakukan pemeriksaan akhirterhadap kesesuaian antara obat dengan resep. Penyerahan obat dilakukanoleh apoteker disertai pemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.5)Informasi ObatApoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudahdimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obatpada pasien sekurang-kurangnya meliputi: dosis, efek farmakologi, carapemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.6)KonselingApoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi,pengobatan dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapatmemperbaiki kualitas hidup pasien atau yang bersangkutan terhindar daribahaya penyalahgunaan atau penggunaan salah sediaan farmasi atauperbekalan kesehatan lainnya. Untuk penderita penyakit tertentu sepertikardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnyaapoteker harus memberikan konseling secara berkelanjutan.7)Monitoring Penggunaan ObatSetelah penyerahan obat kepada pasien,Apoteker harus melaksanakanpemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu sepertikardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronis lainnya.2. Promosi dan EdukasiDalam rangka pemberdayaan masyarakat,Apoteker harus memberikan edukasiapabila masyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasisecara aktif dalam promosi dan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasiinformasi, antara lain dengan penyebaran leaflet/brosur, poster, penyuluhan, danlain-lain.3. Pelayanan Residensial(Home Care)Apoteker sebagaicare giverdiharapkan juga dapat melakukan pelayanankefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lanjut usiadan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas iniApoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan(medication record).B.Peranan Apoteker SebagaiManagerManajemen secara formal diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,pengarahan dan pengendalian, terhadap penggunaan sumber daya untuk mencapaitujuan.Fungsi manajemen adalah untuk:1.Mencapai tujuan.2.Menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang salingbertentangan.3.Mencapai efisiensi dan efektivitas.Dua konsepsi utama untuk mengukur prestasi kerja(performance)manajemenadalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untukmenyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar, merupakan konsep matematika,atau merupakan perhitunganratioantara keluaran(output)dan masukan(input).Seorang manajer dikatakan efisien adalah seseorang yang mencapai keluaranyang lebih tinggi (hasil, produktivitas,performance)dibanding masukan-masukan(tenaga kerja, bahan, uang, mesin dan waktu) yang digunakan.Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atauperalatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajer yangefektif adalah manajer yang dapat memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk mencapai tujuan.Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor1027/Menkes/SK/IX/2004, pada BAB II, bahwa pengelolaan sumberdaya di apotek meliputi:1.Pengelolaan Sumber Daya ManusiaSesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola olehseorangApoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek,Apotekersenantiasa harus memiliki kemampuan:a.Menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik.b.Mengambil keputusan yang tepat.c.Mampu berkomunikasi antar profesi.d.Menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner.e.Kemampuan mengelola SDM secara efektif.f.Selalu belajar sepanjang karier.g.Membantumemberi pendidikan.h.Memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.2.Pengelolaan Sarana dan PrasaranaApoteker di apotek berperan dalam mengelola dan menjamin bahwa:a. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali olehmasyarakat.b. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kataapotek.c.Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat.d. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisahdari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini bergunauntuk menunjukkan integritas dan kualitas produk serta mengurangiresiko kesalahan penyerahanobat.e. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah olehApoteker untuk memperoleh informasi dan konseling.f. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebasdarihewan pengeratdanserangga. Apotek memiliki suplai listrik yangkonstan, terutama untuk lemari pendingin.g.Apotek harus memiliki:1)Ruang tunggu yang nyaman bagi pasien2)Tempat untuk menyediakaninformasi bagi pasien, termasukpenempatan brosur/ materi informasi.3)Ruangan tertutup untuk konseling bagi pasien yang dilengkapidengan meja dan kursi serta lemari untuk menyimpan catatanmedikasi pasien.4)Ruang racikan.5)Tempat pencucian alat ataukeranjang sampah yang tersedia untukstaf maupun pasien.6)Perabotan apotek harus tertata rapi, lengkap dengan rak-rakpenyimpanan obat dan barang-barang lain yang tersusun dengan rapi,terlindung dari debu, kelembaban dan cahaya yang berlebihan sertadiletakkan pada kondisi ruangan dengan temperatur yang telahditetapkan.3.Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan lainnyaPengelolaan persediaan farmasi dan perbekalan kesehatan lainnyadilakukan sesuai ketentuan perundangan-undangan yang berlaku meliputi:perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan pelayanan. Pengeluaran obatmemakai sistim FIFO(First In First Out)dan FEFO(First Expire First Out).a.PerencanaanDalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perludiperhatikan:1)Pola penyakit2)Kemampuan masyarakat3)Budaya masyarakatb.PengadaanUntuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka pengadaansediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.c.Penyimpanan1)Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harusditulis informasi yang jelas pada wadah.2)Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.3)Wadah sekurang kurangnya memuat nama obat,nomorbatchdan tanggal kadaluarsa.4)Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layakdan menjamin kestabilan bahan.4.AdministrasiDalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakankegiatan administrasi yang meliputi:a.Administrasi Umum: pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.b.Administrasi Pelayanan: pengarsipan resep, pengarsipan catatanpengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat.C.Peranan Apoteker SebagaiRetailerApotek merupakan tempat pengabdian profesi kefarmasian. Namun tidakdapat dipungkiri di sisi lain bahwa apotek adalah salah satu model badan usaharetail, yang tidak jauh berbeda dengan badan usaharetaillainnya. Apotek sebagaibadan usaharetail,bertujuan untuk menjual komoditinya, dalam hal ini obat danalat kesehatan, sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan profit. Profit memangbukanlah tujuan utama dan satu-satunya dari tugas keprofesian apoteker, tetapitanpa profit apotek sebagai badan usaharetailtidak dapat bertahan.Oleh karena itu, segala usaha untuk meningkatkan profit perlu dilaksanakan,di antaranya mencapai kepuasan pelanggan. Pelanggan merupakan sumber profit.Oleh karena itu, sebagai seorangretailerberkewajiban mengidentifikasi apa yangmenjadi kebutuhan pelanggan, menstimulasi kebutuhan pelanggan agar menjadi permintaan, dan memenuhi permintaan tersebut sesuai bahkan melebihi harapanpelanggan.Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentangPerubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 992/Menkes/Per/X/1993,tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek Menteri Kesehatan, pasal6, dinyatakan bahwa:1.Untuk mendapatkan izin Apotek, Apoteker atau Apoteker yang bekerjasamadengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengantempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yangmerupakan milik sendiri atau milik pihak lain.2.Sarana Apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatanpelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi.3.Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaanfarmasi.Berdasarkan peraturan tersebut, terutama ayat 2 dan 3, membuka peluang bagiapotek untuk melakukan kegiatan usaha di luar sediaan farmasi. Oleh karenabegitu besarnya peluang, dan kelonggaran regulasi yang ada, apotek memilikikeleluasan dalam menjalankan perannya sebagai salah satu badan usaharetail.Oleh karena itu, Apoteker Pengelola Apotek seyogyanya menjalan peranmemainkan peranannya sebagairetailer,terutama bagi Apoteker Pengelola Apotek yangfull management.Kompetensi minimal mengenaimarketingdan strateginya,akan menjadi nilai tambah bagi Apoteker Pengelola Apotek, dalam memimpin suatu apotek. Pengaturan sarana dan prasarana yang menunjang juga sangatmenentukan keputusan pelanggan untuk membeli, seperti pajangan yang menarik,layoutapotek,merchandising,pelayanan yang hangat dan ramah, dan lainsebagainya.-Fungsi dan Tugas Apoteker Sesuai dengan Kompetensi Apoteker diApotek menurutWHO (World Health Organization)

Kompetensi Apoteker menurut WHO dikenal denganEight StarsPharmacist,yaitu:1.Care giver,artinya Apoteker dapat memberi pelayanan kepada pasien,memberi informasi obat kepada masyarakat dan kepada tenaga kesehatanlainnya.2.Decision maker,artinya Apoteker mampu mengambil keputusan, tidak hanyamampu mengambil keputusan dalam hal manajerial namun harus mampumengambil keputusan terbaik terkait dengan pelayanan kepada pasien, sebagaicontoh ketika pasien tidak mampu membeli obat yang ada dalam resep makaApoteker dapat berkonsultasi dengan dokter atau pasien untuk pemilihan obatdengan zat aktif yang sama namun harga lebih terjangkau..3.Communicator,artinya Apoteker mampu berkomunikasi dengan baik denganpihak ekstern (pasien ataucustomer)dan pihak intern (tenaga profesionalkesehatan lainnya).4.Leader,artinya Apoteker mampu menjadi seorang pemimpin di apotek.Sebagai seorang pemimpin, Apoteker merupakan orang yang terdepan diapotek, bertanggung jawab dalam pengelolaan apotek mulai dari manajemenpengadaan, pelayanan, administrasi, manajemen SDM serta bertanggungjawab penuh dalam kelangsungan hidup apotek.5.Manager,artinya Apoteker mampu mengelola apotek dengan baik dalam halpelayanan, pengelolaan manajemen apotek, pengelolaan tenaga kerja dan administrasi keuangan. Untuk ituApoteker harus mempunyai kemampuanmanajerial yang baik, yaitu keahlian dalam menjalankan prinsip-prinsip ilmumanajemen.6.Life long learner,artinya Apoteker harus terus-menerus menggali ilmupengetahuan, senantiasa belajar, menambah pengetahuan dan keterampilannyaserta mampu mengembangkan kualitas diri.7.Teacher,artinya Apoteker harus mampu menjadi guru, pembimbing bagistafnya, harus mau meningkatkankompetensinya, harus mau menekuni profesinya, tidak hanya berperan sebagai orang yang tahu saja, tapi harusdapat melaksanakan profesinya tersebut dengan baik.8.Researcher,artinya Apoteker berperan serta dalam berbagai penelitian gunamengembangkan ilmu kefarmasiannya.- Fungsi dan Tugas Apoteker Sesuai Dengan Kompetensi ApotekerIndonesia di Apotek menurut APTFI (Asosiasi Pendidikan TinggiFarmasi Indonesia)Kompetensi Apoteker menurut APTFI (AsosiasiPendidikan Tinggi Farmasi Indonesia)adalah:A.Pengelolaan Obat dan Perbekalan Kesehatan LainnyaKompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu melaksanakanpengelolaan obat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.B.Pelayanan Obat dan Perbekalan kesehatan LainnyaKompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu memberikan pelayananobat/untuk penderita secara profesional dengan jaminan bahwa obat yangdiberikan kepada penderita akan tepat, aman, dan efektif. Termasuk didalamnya adalah pelayanan obat bebas dan pelayanan obat dengan resepdokter yang obatnya dibuat langsung oleh apotek.C.Pelayanan Konsultasi, Informasi, dan EdukasiKompetensi yang diharapkan adalah apoteker mampu melaksanakan fungsipelayanan konsultasi, informasi dan edukasi yang berkaitan dengan obat danperbekalan kesehatan lainnya kepada penderita, tenaga kesehatan lain ataupihak lain yang membutuhkan.Tujuan konsultasi obat terhadap pasien adalah(Siregar, 2004):a.Menciptakan hubungan yang baik dengan penderita sehinggamempermudahproses pengobatan.b.Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan mengenai sejarah pengobatan penderita.c.Memberikan pendidikan pada penderita mengenai cara penggunaan obatyang benar.d.Memberi dukungan dan keyakinan pada penderita mengenai prosespengobatan yang dijalankan.Edukasi dan konseling yang dilakukanApoteker merupakan bagian daripharmaceutical caredengan tujuan untuk meningkatkan hasil terapi. Edukasiterhadap pasien berhubungan dengan suatu tingkat dari perubahan perilakupasien. Kegagalan pengobatan dapat disebabkan banyak faktor, salah satunyaadalah kurangnya edukasi yang berkaitan dengan terapi sampai padahambatanfinancialyang menghalangi pengadaan obat. Tujuan edukasi obatadalahagarpasien akan mengetahui betul tentang obatnya,meningkatkan kepatuhan pasien, pasien lebih teliti dalam menggunakan danmenyimpan obat, pasien mengerti akan obat yang diresepkan dan akhirnya menghasilkan respon pengobatan yang lebih baik.D.Pencatatan dan PelaporanKompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu melaksanakanpencatatan dan pelaporan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Apoteker bertanggung jawab terhadap setiap kegiatan di apotek termasukpencatatan, administrasi pembelian, penjualan, pelaporan keuangan danlaporan penggunaan narkotika/psikotropika (Kepmenkes RI No.1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek,Jakarta, 2001).E.Partisipasi Monitoring ObatKompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu berpartisipasi aktifdalam program monitoring keamanan penggunaan obat. Apotekerberpartisipasi dalam program monitoring obat terutama monitoring reaksi obatmerugikan (ROM).F.Partisipasi Promosi KesehatanKompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu berpartisipasi secaraaktif dalam program kesehatan di masyarakat lingkungannya, terutama yang berkaitan dengan obat.G.Fungsi/Tugas Lain (terkait dengan pengelolaan keuangan, Sumber DayaManusia)Kompetensi yang diharapkan adalahApoteker mampu melaksanakan tugas dan fungsi lain sebagai pimpinan di apotek, seperti pengelolaan keuanganyang salah satunya terkait dengan target yang ingin dicapai apotek, dansumber daya manusia yang bertujuan untuk mendukung program yang dilaksanakan di apotek serta terlaksananya pelayanan yang berkualitas terhadap pasien. Pengembangan apotek dapat dilakukan dengan tujuanmemperluas dunia usaha serta pelayanan kepada masyarakat.TINJAUAN UMUM APOTEK2.1 Landasan Teori2.1.1 Pengertian Apotek, Apoteker, dan Asisten ApotekerBerdasarkan Permenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tanggal 29 Oktober, bahwa yang dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.Apotek dapat berdiri apabila ada seorang apoteker yang dibantu oleh asisten apoteker untuk melakukan pekerjaannya di apotek. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan apotek, mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Asisten Apoteker adalah mereka yang berdasarkan peraturan perrundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.2.1.2 Perizinan ApotekSuatu apotek dapat berdiri apabila memiliki izin apotek dan perizinan apotek, diantaranya :1. Surat Izin Apotek (SIA) adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) kepada Apoteker atau Apoteker bekerja sama dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek disuatu tempat tertentu.2. Izin Apotek diberikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) yang dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat mencabut SIA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.3. Apoteker Pengelola Apotek (APA) adalah Apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).2.1.3 Tugas dan Fungsi ApotekMenurut Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1980, tugas dan fungsi apotek adalah : Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan. Sebagai sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat. Sebagai sarana penyaluran perbekalan farmasi yang harus menyalurkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata.2.1.4 Pengelolaan ApotekPengelolaan apotek meliputi :i. Pembuatan, pengolahan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpannan, dan penyerahan obat atau bahan obat.ii. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmasi bermutu baik dan keabsahannya terjamin. Sediaan farmasi yang karena sesuatu hal tidak dapat digunakan lagi atau dilarang digunakan, harus dimusnahkan dengan cara dibakar atau ditanam atau dengan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes).iii. Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi.2.2 Sejarah Berdirinya ApotekApotek Anak Sehat didirikan di Majalengka pada tahun 2007 oleh Bapak Dedi Supardiana, A.Pi.beliau mendirikan apotek tersebut karena istrinya yang bernama dr. endang Widajanti, Sp.A selaku dokter spesialis anak membuka praktek. Apotek Anak Sehat yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2007, berlaku di Jalan Pramuka No. 13 Majalengka.Denah lokasi Apotek Anak Sehat dapat di lihat pada lapiran 1.2.3 Struktur OrganisasiApotek Anak Sehat di kelola oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek (APA), yang bekerjasama dengan Pemilik Sarana Apotek (PSA).Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai APA, apoteker dibantu oleh asisten apoteker.Struktur Organisasi Apotek Anak Sehat secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2.2.4 Program KerjaProgram kerja di Apotek Anak Sehat, ialah :1. Menciptakan citra yang positif di mata pasien sehingga menimbulkan percaya dan pasien yakin untuk menebus resep/membeli obat di Apotek Anak Sehat.2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan perbekalan sediaan farmasi.3. Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien.4. Memberikan informasi sejelas-selasnya kepada pasien.2.5 Administrasi KepegawaianJumlah pegawai yang bekerja di Apotek Anak Sehat berjumlah 4 orang, yangterdiri dari satu orang apoteker sebagai Apoteker Pengelola Apotek (APA) dan tiga orang asisten apoteker.Susunan pegawai serta tugas dan fungsi komponennya :1. PSA (Pemilik Sarana Apotek), mempunyai tugas :1) Memimpin dan mengatur kerja di apotek2) Memberi pengarahan kepada Apoteker dan Asisten Apoteker3) Memberikan modal untuk membeli persediaan obat4) Mengontrol system keuangan di apotek secara rutin1. APA (Apoteker Pengelola Apotek), mempunyai tugas yaitu :1) Menyusun dan meneliti rencana kebutuhan yang diperlukan untuk menyediakan obat-obatan dan alkes2) Merencanakan, mengatur, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan yang ada dilingkungan apotek.1. Asisten Apoteker, mempunyai tugas :1) Membantu apoteker dalam kegiatan penyaluran perbekalan farmasi.2) Untuk melayani pasien.3) Membantu apoteker untuk menyetok obat tiap bulan.2.6Hubungan dengan MasyarakatHubungan Apotek Anak Sehat dengan masyarakat terjalin dengan baik, terbukti dengan banyaknya masyarakat yang menebus resep ataupun membeli obat bebas ke Apotek Anak Sehat.Apotek anak sehat buka dari hari senin sampai dengan hari sabtu, kecuali hari minggu dan hari libur nasional Apotek tutup. Karena dr. Endang Widajanti,Sp.A. tidak praktek.Apotek Anak Sehat buka mulai dari pukul 6.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Jam sibuk di Apotek Anak Sehat untuk shift pagi mulai dari pukul 06.30-09.30 WIB, selama dr.Endang Widajanti, Sp.A melaksanakan praktek, begitupun untuk shift sore yang dimulai pukul 16.00-20.00 WIB.BAB IIIPEMBAHASAN KEGIATAN DI APOTEK ANAK SEHAT3.1Pengadaan Perbekalan FarmasiApotek anak sehat memperoleh obat atau perbekalan farmasi berasal dari Pedagang Besar Farmasi(PBF) atau dari apotek lain. Pedagang Besar Farmasi secara intensif mensuplai ketersediaan obat, jarak pengirimannya memiliki waktu yang berbeda-beda, ada yang datang untuk mensuplai setiap tiga kali perminggu, bahkan juga ada pengiriman datang setiap hari.Waktu pengiriman barang berbeda-beda, ada yang sekarang pesan, besok barang dikirim, adapula yang selang satu hari setelah pemesanan.System pembayaran yang dilakukan terhadap Pedagang Besar Farmasi (PBF) dapat dilakukan secara tunai ataupun kredit.Pemesanan ObatPemesanan obat yang dilakukan di Apotek Anak Sehat yaitu dengan system pemesanan regular (umum). Oleh karena itu, surat pesanan yang digunakan adalah surat pesanan regular, atau bisa juga menggunakan fasilitas media komunikasi.Alur pemesanan perbekalan farmasi di apotek anak sehat, dapat dilihat pada lampiran 3.Contoh Surat Pesanan di apotek anak sehat dapat dilihat pada lampiran 4.3.2Penerimaan Perbekalan FarmasiSelang satu atau dua hari barang yang dipesan akan datang dan disertai dengan faktur pembelian. Ketika barang datang, Apoteker/Asisten Apoteker harus segera mengecek faktur dan surat pesanan serta memeriksa kesesuaian barang yang dipesan. Pengecekan barang datang dilakukan dengan cara :1. Mencocokan nama barang, nomor batch, jumlah barang, harga barang, expired date dengan keterangan yang tertera pada surat pesanan dan faktur.2. Setelah semua barang sesuai dengan pesanan maka faktur diparaf dan distempel. Namun apabila terjadi ketidaksesuaian barang, maka pihak apotek meretur barang tersebut disertai dengan bukti returnya.3. Faktur asli diberikan kepada ke PBF, sedangkan copyannya disimpan sebagai arsip apotek.4. Apabila pembayaran obat sudah lunas faktur asli yang berada di PBF diserahkan ke Apotek.3.3Penyimpanan Perbekalan FarmasiPenyimpananperbekalan farmasidi ApotekAnak Sehat digolongkan berdasarkan :1) Bentuk sediaan (tablet, sirup, drops, salep, dan bentuk sediaan lainnya) yang disusun secara alfabetis.2) Berdasarkan FIFO (First In First Out), yaitu obat-obat yang pertama masuk dan pertama keluar dan FEFO (First Expired First Out), yaitu obat-obat yang kadaluarsanya cepat, pertama keluar.3) Berdasarkan sifat obatnya yang meliputi penyimpanan obat berdasarkan suhu yang telah ditentukan.4) Berdasarkan golongan obatnya, seperti untuk obat golongan bebas dan bebas terbatas disimpan di etalase bagian depan (tidak apa-apa terlihat oleh konsumen), karena golongan obat ini dijual secara bebas kepada pasien. Sementara untuk golongan obat keras dan keras terbatas disimpan di etalase bagian belakang (tidak boleh terlihat oleh konsumen), karena obat golongan ini tidak dijual secara bebas kepada pasien. Begitu pula, untuk golongan obat psikotropika disimpan di suatu lemari yang terpisah dari obat-obat lainnya.3.3.1Kartu StockFungsi dari kartu stock ini untuk mencatat barang yang masuk dan keluar yang ditulis perjenis obat.Contoh karto stock yang digunakan di Apotek Anak Sehat dapat dilihat pada lampiran 5.3.4Pelayanan Perbekalan FarmasiBentuk atau system saluran distribusi perbekalan farmasi sesuai dengan kebijakan atau peraturan seperti yang tercantum dalam undang-undang kesehatan.Perbekalan Farmasi menurut Undang-Undang Kesehatan meliputi : Obat Bahan Baku Obat Tradisional (Obat asli Indonesia) Alat Kesehatan KosmetikObat terdiri dari enam golongan yaitu : Obat Narkotik Obat Psikotropika Obat Keras Obat Wajib Apotek Obat Bebas Terbatas Obat BebasDistribusi obat secara umum menurut undang-undang dapat dilihat pada lampiran 6.1. Pelayanan Resep DokterResep dapat diartikan sebagai pernyataan tertulis dari seorangdokter.Resepharus tertera jelas dan lengkap supaya tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien.Ketidakjelasan/kesimpangsiuran pada resep harus segera dikonfirmasi pada dokter yang menulis resep tersebut. Resep-resep dari dokter tersebut akan diarsipkan, kemudian arsip resep tersebut disimpan selama 3 tahun di apotek. Setelah 3 tahun resep itu akan dimusnahkan dengan cara dibakar serta akan dibuat acara beritanya.Alur resep yang berada di apotek anak sehat dapat dilihat pada lampiran 7.Namun ada pula pelayanan obat tanpa resep dokter, dimana konsumen langsung membeli obat bebas atau bebas terbatas ke apotek anak sehat.Contoh resep dokter dapat dilihat pada lampiran 8.3.5Pelayanan Informasi ObatDi Apotek Anak Sehat memberikan informasi obat berusaha secara detail, contohnya seperti menjelaskan penggunaan obat tersebut dan memberitahukan fungsi obatnya.3.6pengelolaan Obat PsikotropikaMenurut Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 psikotropika adalah zat atau obat baik alamiyah ataupun sintetis, bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada system syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada mental dan perilaku.Obat psikotropika yang ada di apotek anak sehat, adalah sebagai berikut :1) Phenobarbital (Luminal) 30 mg2) Analsik tablet3) Diazepam 2 mg4) Sanmag tablet5) Stesolid rektal 5 mg6) Stesolid rektal 10 mgPemesanan obat psikotropika dapat dilakukan dengan menyertakan Surat Pesanan (SP) khusus dan dipisahkan dari SP obat-obat lain. SP obat psikotropika ini dibuat rangkap tiga, hanya saja pemesanan obat psikotropika dapat dipesan dari beberapa Pedagang Besar Farmasi (PBF) tertentu.Contoh SP dapat dilihat pada lampiran 9. Penyimpanan Obat PsikotropikaDalam penyimpanan obat psikotropika ini diperlakukan secara khusus.Disimpan disuatu lemari yang terpisah dengan obat keras lainnya. Pelaporan Obat PsikotropikaObat Psikotropika dalam hal kepemilikannya harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes)Kabupaten.DiApotek Anak Sehat pelaporannya dilakukan tiap satu bulan sebelum tanggal 10.Laporan ini ditanda tangani oleh Apoteker.3.7Pengelolaan Obat Rusak Dan KadaluarsaUntuk obat-obat yang mendekati kadaluarsa ataupun sudah kadaluarsa akan diretur (dikembalikan) jika Pedagang Besar Farmasi (PBF) bersedia, tetapi dengan persyaratan tertentu. Tetapi jika PBF tidak bersedia, maka obat-obatan tersebut akan dikumpulkan dan dimusnahkan dengan cara tertentu, contohnya untuk sediaan obat yang berbentuk tablet, cara pemusnahannya yaitu digerus terlebih dahulu, kemudian dikubur dengan tanah. Begitu pula, sediaan obat yang sirup, cara pemusnahannya dibuang sirup tersebut ke tong sampah, baru botol kosongnya dibuang. Dan akan dibuat acaranya.Untuk meretur obat yang kadaluarsa biasanya PBF memberi persyaratan-persyaratan tertentu seperti, obat-obat tersebut harus dalam keadaan utuh dan harus diretur tiga bulan sebelum expired date.3.8Administrasi Appotek Anak Sehat3.8.1 Administrasi PembukuanAdministrasi pembukuan in berguna untuk mencatat seluruh kegiatan-kegiatan dan transaksi-transaksi yang telah dillaksanakan. Di Apotek Anak Sehat, buku-buku yang digunakan adalah sebagai berikut :1. Buku KasBuku kas berfungsi untuk mencatat pemasukkan dan pengeluaran uang, penjualan tunai, serta pembayaran kredit. Lajur buku kas terdiri dari debet,kredit dan saldo.1. Buku PiutangBuku piutang berfungsi untuk mencatat pembayaran dari penjualan kredit.1. Buku persediaan BarangBuku persediaan barang berfungsi untuk mencatat pemasukkan barang ke Apotek Anak Sehat.1. Buku PembelianBuku pembelian berfungsi untuk mencatat pembelian barang atau obat-obatan serta tunai, buku pembelian juga untuk mengetahui jumlah pembelian dalam tiap bulan dan retur barang.1. Buku Laporan PenjualanBuku laporan penjualan berfungsi untuk mencatat hasil dari penjualan, untuk mengetahui omset penjualan yang digunakan sebagai dasar laporan keuangan di apotek anak sehat setiap bulannya ke Pemilik Sarana Apotek (PSA).1. Buku Penerimaan BarangBuku penerimaan barang dibuat untuk mencatat pembelian barang, retur penjualan.1. Buku Pencatatan ResepBuku yang digunakan untuk mengarsipkan resep-resep yang ada di apotek.1. Buku Pencatatan PsikotropikaBuku yang digunakan untuk mencatat pemasukkan dan pengeluaran obat psikotropika.1. Buku TuslahBuku tuslah adalah buku servis pelayanan resep.3.8.2 Administrasi KeuanganAdministrasi keuangan di Apotek Anak Sehat, meliputi :1. Administrasi Penerimaan UangAdministrasi penerimaan uang di Apotek anak sehat diperoleh dari resep dan penjualan bebas.1. Administrasi Pengeluaran UangAdministrasi pengeluaran uang di apotek anak sehat dipergunakan untuk biaya-biaya apotek, diantaranya : Untuk biaya pegawai Biaya pajak Biaya operasional Biaya listrik Biaya telepon Biaya PAM Peralatan administrasi apotek Pemeliharaan inventaris apotek, dan biaya lainnya.BAB IVPENUTUP4.1KesimpulanApotek anak sehat merupakan apotek yang bekerja sama dengan salah seorang dokter spesialis anak, yang bernama dr.Endang Widajanti,Sp.A. Apotek yang berdiri pada tahun 2007 ini, yang didirikan oleh Bapak Dedi Supardiana,A.Pi. yang tiada lain adalah suami dari dr.Endang S.,Sp.A sendiri.Dari hasil praktek kerja industry (prakerin) di apotek anak sehat kami sebagai penyusun dapat mengambil kesimpulan bahwa prakerin ini memberikan gambaran nyata bagi siswa-siswi untuk mengetahui penerapan ilmu yang didapat didunia pendidikan untuk diterapkan dalam dunia usaha/dunia industry.Praktek kerja industry merupakan agenda rutin di sekolah menengah kejuruan Farmasi YPIB Majalengka sebagai salah satu syarat ujian kompetensikeahlian.Dalammeningkatkan pelayanan terhadap pasien, Apoteker anak sehat menerapkan system koomputerisasi.4.2Saran1. Untuk sekolah2. Diperlukan waktu yang cukup panjang untuk dapat menerapkan ilmu dari dunia pendidikan kedunia usaha/dunia industry, diharapkan waktu prakerin ditambah, supaya siswa-siswi dapat menyerap ilmu lebih banyak dan bisa lebih matang saat nanti terjun ke dunia kerja.3. Ruang lingkup cakupan kawasan pkl sebaiknya diperluas.4. Saran penunjang buku materi yang berkaitan dengan aktivitas prakerin agar lebih dilengkapi lagi, agar siswa-siswi lebih tahu dan lebih mendalami ilmu prakerin.5. Untuk Apotek6. Semoga bisa lebih memperluas lagi ruangan, agar lebih leluasa lagi dalam melakukan peracikan obat.7. Bisa lebih baik lagi jika apotek memiliki gudang untuk stock obat.8. Bisa lebih melengkapi lagi pengadaan obat agar dapat memenuhi kebutuhan pasien/konsumen.DAFTAR PUSTAKA1. Darmansyah, Adi., 2007,Undang-Undang Kesehatan, Cetakan ke-1, K3S SMF, DKI Jakarta.2. Deni, dkk., 2008,Laporan Praktek Kerja Industri Apotek Anak Sehat Majalengka, SMK Farmasi, Majalengka.3. 2010,Manajemen Farmasi, Cetakan ke-5, SMK Farmasi, Jakarta.4. Lutfiah, Siti., 2006,Psikotropika, Modul 3, Farmasi, Majalengka.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18304/4/Chapter%20I.pdf