72
APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KARET DENGAN METODE TEOREMA BAYES BERBASIS ANDROID (Skripsi) Oleh: UCHI HIDAYAT FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

  • Upload
    others

  • View
    37

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KARET DENGAN METODE

TEOREMA BAYES BERBASIS ANDROID

(Skripsi)

Oleh:

UCHI HIDAYAT

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

ABSTRAK

APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKITSERTA CARA PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KARET DENGAN

METODE TEOREMA BAYES BERBASIS ANDROID

Oleh

UCHI HIDAYAT

Mengidentifikasi penyakit dengan bermacam-macam gejala yang terdapat pada tanaman karetdan mengetahui cara pengendaliannya tentunya sulit bagi kita sebagai orang awam untukmengatasi masalah tersebut dengan cara cepat dan tepat. Keterbatasan seorang pakar membuatpenanganan penyakit tanaman karet menjadi sulit dilakukan, oleh karena itu dibutuhkan sebuahsistem pakar yang mampu mengidentifikasi penyakit tanaman karet serta cara pengendaliannyaberdasarkan pengetahuan yang diberikan langsung oleh pakar atau ahlinya. Penelitian inimenerapkan metode pehitungan teorema bayes untuk menghitung presentase nilai kepakarannya.Aplikasi ini dibuat pada mobile device platform Android. Metode inferensi yang digunakanadalah fordward chaining dengan menelusuri aturan-aturan berdasarkan jawaban yang diberikanoleh pengguna dalam bentuk tanda check (√). Jawaban pengguna kemudian dihitungmenggunakan metode Teorema Bayes, hasil perhitungannya yaitu berupa nilai presentase danpengguna dapat langsung melihat cara pengendalian penyakit yang teridentifikasi. Pengujian dariaplikasi ini menggunakan metode Black Box Equivalence Partitioning (EP). Perhitungan hasilidentifikasi dengan membandingkan perhitungan manual dan perhitungan sistem 99% sudahsesuai dan berjalan dengan baik. Pengujian kuesioner dibedakan menjadi 2 Variabel yaituVariabel User Friendly dan Variabel Interaktif. Pengujian variabel User Friendly memperolehnilai rata-rata 89,04% dan pengujian Variabel Interaktif memperoleh nilai rata-rata 86,56%.Dengan hasil uji coba sistem menunjukkan aplikasi ini layak untuk digunakan.

Kata Kunci : pengendalian penyakit tanaman karet, sistem pakar, tanaman karet, teoremabayes.

Page 3: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN KARET DENGAN METODE

TEOREMA BAYES BERBASIS ANDROID

Oleh :

UCHI HIDAYAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA KOMPUTER

pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 4: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA
Page 5: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA
Page 6: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA
Page 7: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Uchi Hidayat, lahir di

Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada tanggal

17 Mei 1994, sebagai anak pertama dari Bapak

Ismail dan Ibu Umiyati Penulis mengecap Sekolah

Dasar (SD) di SDN 1 Kalibalau Kencana Bandar

Lampung, diselesaikan pada tahun 2006, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Yapindo

Tulang Bawang diselesaikan pada tahun 2009, dan

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Bandar lampung diselesaikan pada

tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Unila melalui jalur UM.

Tahun 2012, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Selama

menjadi mahasiswa beberapa kegiatan yang dilakukan penulis antara lain:

1. Pada bulan Januari 2016 penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Sosial

Kota Bandar Lampung.

2. Pada bulan Agustus 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

di Desa Tanjung Ratu Ilir, Kecamatan Way Pengubuan, Kabupaten Lampung

Tengah.

Page 8: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

MOTO

“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamugunakan untuk merubah dunia"

(Nelson Mandela)

“Semua impian kita bisa terwujud jika kita memilikikeberanian untuk mengejarnya”

(Walt Disney)

“Seseorang bisa duduk di tempat teduh sekarang, karenaseseorang telah menanam pohon sejak lama”

(Warren Buffett)

Page 9: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji dan syukur kehadiarat Allah SWT

kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Ayahanda Ismail dan Ibunda Umiyati tercinta yang telah memberi

dorongan, kasih sayang serta menjadi motivasi terbesarku selama ini

Winda Safitri adiku yang kusayangi selalu menjadi acuanku untuk

menjadi kakak yang lebih baik lagi

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa

dalam membantu dan menyelesaikan karya kecil ini

Serta seluruh sahabat-sahabatku dan Almamaterku

yang kubanggakan Universitas Lampung

Page 10: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkatrahmat,

hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

di Jurusan Ilmu Komputer Universitas Lampung.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang sangat

membantu, baik secara materi maupun moril dan juga saran serta bimbingan dari

banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, Ayah Ismail dan Ibu Umiyati, serta adiku Winda

Safitri yang selalu memberi dukungan berupa materi, doa, motivasi dan kasih

sayang yang tak terhingga.

2. Bapak Ir. Machudor Yusman, M.Kom. sebagai pembimbing utama, yang

telah membimbing penulis dan memberikan ide, kritik serta saran sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

3. Ibu Dr. Ir. Suskandini Ratih Dirmawati, M.P. sebagai pembimbing kedua,

yang telah memberikan saran, bantuan, dan membimbing penulis sehingga

penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

4. Bapak Dr.rer.nat Akmal Junaidi, S.Si., M.Sc. sebagai pembahas, yang telah

memberikan masukan yang bermanfaat dalam perbaikan skripsi ini.

5. Bapak Prof. Warsito, S.Si., D.E.A., Ph.D. selaku Dekan FMIPA Unila.

Page 11: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

6. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komputer.

7. Bapak Didik Kurniawan, S.Si., M.T. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Komputer FMIPA Unila.

8. Bapak Dr. Eng. Admi Syarif selaku Pembimbing Akademik selama penulis

menjadi mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Unila.

9. Ibu Ade Nora Maela dan Ibu Wiwik yang telah membantu segala urusan

administrasi penulis di Jurusan Ilmu Komputer.

10. Keluarga besar Ilmu Komputer teman seperjuangan dalam menuntut ilmu

selama kuliah yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

11. Almamater Tercinta.

Semoga di balik kekurangan dan kelebihan skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan. Akhir kata, Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, Penulis mohon maaf atas

segala kekurangan dan keterbatasan pada skripsi ini.

Bandar Lampung, 15 Oktober 2018

Penulis,

Uchi Hidayat

Page 12: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 3

1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 3

1.4. Tujuan .............................................................................................. 4

1.5. Manfaat ............................................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 5

2.1. Tanaman Karet................................................................................. 5

2.2. Penyakit Tanaman Karet.................................................................. 6

2.2.1. Penyakit Akar Putih............................................................... 6

2.2.2. Penyakit Akar Merah............................................................. 9

2.2.3. Penyakit Akar Cokelat........................................................... 10

2.2.4. Penyakit Leher Akar.............................................................. 10

2.2.5. Penyakit Mouldy Rot............................................................. 11

2.2.6. Penyakit Kanker Garis........................................................... 12

2.2.7. Penyakit Kanker Becak ......................................................... 13

2.2.8. Penyakit Jamur Upas ............................................................. 14

Page 13: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

xiii

2.2.9. Penyakit Tepung .................................................................... 14

2.2.10. Penyakit Daun Colletotricum .............................................. 15

2.2.11. Penyakit Gugur Daun Corynespora..................................... 16

2.3. Sistem Pakar .................................................................................... 17

2.3.1. Komponen Sistem Pakar ....................................................... 17

2.3.2. Struktur Sistem Pakar ............................................................ 19

2.3.3. Manfaat Sistem Pakar............................................................ 19

2.4. Metode Teorema Bayes ................................................................... 20

2.5. Android ............................................................................................ 21

2.6. UML ................................................................................................ 23

2.6.1. Use Case Diagram................................................................. 23

2.6.2. Activity Diagram.................................................................... 25

2.6.3. Squence Diagram................................................................... 27

2.7. Metode Pengujian Aplikasi ............................................................. 28

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 31

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................... 31

3.2. Alat Pendukung Penelitian .............................................................. 31

3.3. Tahap Penelitian .............................................................................. 32

3.3.1. Pengumpulan Data................................................................. 33

3.3.2. Perancangan Aplikasi ............................................................ 33

3.3.2.1. Use Case Diagram......................................................... 34

3.3.2.2. Activity Diagram............................................................ 34

3.3.2.3. Squence Diagram........................................................... 37

3.3.2.4. User Interfase ................................................................ 40

3.3.3. Implementasi ......................................................................... 45

3.3.4. Pengujian Aplikasi dan Data ................................................. 45

3.3.4.1. Pengujian Aplikasi......................................................... 45

3.3.4.2. Pengujian Data............................................................... 47

Page 14: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

xiv

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 54

4.1. Hasil................................................................................................. 54

4.2. Pembahasan ..................................................................................... 54

4.2.1. Pengujian ............................................................................... 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 69

5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 69

5.2. Saran ................................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 70

LAMPIRAN.................................................................................................... 71

Page 15: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komponen-Komponen pada Sistem Pakar ........................... 18

2.2 Versi Android........................................................................ 22

2.3 Simbol Use Case Diagram.................................................... 24

2.4 Simbol Activity Diagram....................................................... 25

2.5 Simbol Squence Diagram ..................................................... 27

3.1 Daftar Pengujian Fungsional................................................. 46

3.2 Data Penyakit Tanaman Karet .............................................. 47

3.3 Gejala Penyakit Tanaman Karet............................................ 47

4.1 Hasil Pengujian Test Skenaro ............................................... 60

4.2 Hasil Pengujian Resolusi Layar dan Densitas Layar ............ 61

4.3 Hasil Pengujian User Interface ............................................. 62

4.4 Hasil Pengujian Fungsi Dari Menu Aplikasi ........................ 64

4.5 Hasil Pengujian Identifikasi Penyakit ................................... 65

Page 16: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Sistem Pakar ................................................................... 193.1 Tahapan Penelitian ....................................................................... 323.2 Use Case Diagram Aplikasi Diagnosa Tanaman Karet ............... 343.3 Activity Diagram Menampilkan Halaman Penyakit ..................... 353.4 Activity Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit.. 363.5 Activity Diagram Menampilkan Halaman Instruksi ..................... 363.6 Activity DiagramMenampilkan Halaman Tentang....................... 373.7 Squence Diagram Menampilkan Halaman Penyakit.................... 383.8 Squence Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit. 383.9 Squence Diagram Menampilkan Halaman Instruksi.................... 393.10 Squence Diagram Menampilkan Halaman Tentang..................... 393.11 Perancangan User Interface Halaman Splash Screen................... 403.12 Perancangan User Interface Halaman Utama .............................. 413.13 Perancangan User Interface Halaman Penyakit ........................... 423.14 Perancangan User Interface Deskripsi Penyakit .......................... 423.15 Perancangan User Interface Halaman Identifikasi ...................... 433.16 Perancangan Deskripsi Hasil Identifikasi..................................... 433.17 Perancangan User Interface Halaman Instruksi ........................... 443.18 Perancangan User Interface Halaman tentang ............................. 444.1 Implementasi Halaman Splash Screen ......................................... 554.2 Implementasi Halaman Utama Aplikasi....................................... 554.3 Implementasi Halaman Kategori Penyakit ................................... 564.4 Implementasi Halaman Gejala Penyakit....................................... 564.5 Implementasi Hasil Dari Identifikasi Gejala ................................ 574.6 Implementasi Halaman Penyakit ................................................. 574.7 Implementasi Halaman Penyakit .................................................. 584.8 Implementasi Halaman Instruksi .................................................. 584.9 Implementasi Halaman Tentang Aplikasi .................................... 59

Page 17: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner 1................................................................................. 72

2. Kuesioner 2................................................................................. 74

3. Kuesioner 3................................................................................. 76

4. Kuesioner 4................................................................................. 78

5. Kuesioner 5................................................................................. 80

6. Kuesioner 6................................................................................. 82

7. Kuesioner 7................................................................................. 84

8. Kuesioner 8................................................................................. 86

9. Kuesioner 9................................................................................. 88

10. Kuesioner 10............................................................................... 90

Page 18: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30 tahun.

Tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai 15-20 meter.

Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5 sampai 3

meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengelolaan tanaman

karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin.

Tanaman karet memiliki sifat gugur daun sebagai respon tanaman terhadap kondisi

lingkungan yang kurang menguntungkan (kekurangan air/kemarau). Tanaman karet

memiliki masa belum menghasilkan selama lima tahun (masa TBM 5 tahun) dan

sudah mulai dapat disadap pada awal tahun ke enam. Secara ekonomis tanaman karet

dapat disadap selama 15 sampai 20 tahun.

Menurut Direktorat Jendral Perkebunan tahun 2017, statistik luas areal perkebunan

karet di Indonesia adalah 3.672.123 Ha. Sedangkan luas tanaman karet Provinsi

Lampung adalah 155.301 Ha yang terdiri perkebunan rakyat, perkebunan negara dan

perkebunan swasta. Luas tersebut mencangkup luas tanaman belum menghasilkan

30.002 Ha, tanaman menghasilkan 124.462 Ha dan tanaman tidak menghasilkan

(rusak) 807 Ha.

Page 19: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

2

Luas areal lahan tanaman rusak merupakan salah satu masalah yang masih dihadapi

oleh petani tanaman karet hingga saat ini. Salah satu penyebab tanaman rusak adalah

karena adanya penyakit tanaman karet, yang terdiri dari penyakit akar putih, akar

merah, akar cokelat, leher akar, mouldy rot, kanker garis, kanker becak, jamur upas,

penyakit tepung, penyakit daun colletotricum dan penyakit gugur daun corynespora.

Penyakit tersebut dapat teratasi dengan cepat apabila petani mampu mengidentifikasi

penyakit tanaman karet secara cepat dan tepat sehingga dampak yang ditimbulkan

bisa diminimalisir sedini mungkin dan penurunan hasil produksi karet dapat

dihindari.

Keterbatasan seorang pakar yang dapat memberikan informasi dan penyuluhan

tentang pemecahan masalah yang sedang dialami oleh petani di lapangan dapat

mengakibatkan penurunan hasil produksi tanaman karet. Keadaan tersebut terjadi

karena permasalahan yang ada tidak dapat diselesaikan dengan cara yang cepat dan

tepat.

Kemajuan teknologi dan informasi saat ini membuat semakin banyak perangkat lunak

yang dapat membantu dan memudahkan kehidupan manusia, salah satu bentuknya

yaitu sistem pakar. Sistem pakar merupakan sistem komputer yang menyamai

kemampuan dari seorang pakar dan diharapkan dapat bekerja dalam semua hal

dengan pengetahuan yang khusus untuk penyelesaian dalam bidang tertentu. Sistem

pakar biasanya membutuhkan metode-metode yang digunakan untuk mendukung

berjalannya sistem. Salah satu metode sistem pakar adalah metode Teorema Bayes.

Page 20: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

3

Metode Teorema Bayes dapat menjadi solusi dalam mebuatan sebuah sistem pakar

karena metode ini mampu menyelesaikan masalah ketidakpastian, rumus perhitungan

dari metode ini lebih sederhana dari metode-metode yang lain. Metode Teorema

Bayes juga biasa digunakan dalam statistika untuk menghitung suatu peluang.

Kajian terdahulu mengenai penelitian diagnosa penyakit tanaman sawit meggunakan

metode Teorema Bayes yang dilakukan Akim dan Novriyenni (2016) menyimpulkan

bahwa sistem pakar ini efektif membantu pengguna untuk mendiagnosa awal gejala

penyakit pada tanaman karet. Oleh karena itu, untuk membantu petani karet dalam

mendiagnosa penyakit tanaman karet maka dibutuhkan sebuah aplikasi sistem pakar

identifikasi penyakit serta pengendaliannya pada tanaman karet dengan metode

Teorema Bayes berbasis Android.

1.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah :

1. Bagaimana membangun aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit tanaman karet

serta cara pengendaliannya berbasis android?

2. Bagaimana implementasi metode Teorema Bayes dalam aplikasi sistem pakar

identifikasi penyakit tanaman karet?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 21: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

4

1. Aplikasi yang dibangun untuk mengidentifikasi penyakit tanaman karet.

2. Penyakit yang diteliti adalah penyakit akar putih, akar merah, akar cokelat, leher

akar, mouldy rot, kanker garis, kanker becak, jamur upas, penyakit tepung,

penyakit daun colletotricum dan penyakit gugur daun corynespora.

3. Aplikasi yang dibangun hanya mengidentifikasi penyakit dengan gejala yang

dipilih oleh pengguna.

4. Aplikasi yang dibangun hanya menampilkan pengendalian berdasarkan hasil

identifikasi.

5. Aplikasi yang dibangun hanya menggunakan metode Teorema Bayes.

6. Sistem operasi Android minimum yang direkomendasikan untuk dapat

menggunakan aplikasi ini adalah versi 4.1 atau Jelly Bean.

7. Aplikasi bersifat offline.

1.4 Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah membangun aplikasi sistem pakar identifikasi

penyakit tanaman karet serta cara pengendaliannya.

1.5 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah membantu petani karet dalam mendapatkan

informasi untuk menyelesaikan masalah terkait dengan penyakit tanaman karet serta

pengendalian dari penyakit tersebut.

Page 22: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Karet

Tanaman karet merupakan tanaman yang menghasilkan getah yang biasa disebut

dengan lateks. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji berkisar

tiga dan enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras.

Warnanya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai

dengan sifat dikotilnya, akar tanaman karet merupakan akar tunggang.

Pembibitan tanaman karet yaitu menggunakan klon, klon adalah keturunan yang

diperoleh secara pembiakan vegetatif suatu tanaman, sehingga ciri-ciri dari

tanaman tersebut sama persis dengan tanaman induknya.. Klon-klon anjuran yang

dianjurkan untuk digunakan pada saat okulasi maupun penanaman bibit unggul

adalah bahan tanaman karet.

Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Page 23: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

6

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Spesies : Hevea brasiliensis Muell. Arg

2.2 Penyakit Tanaman Karet

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman karet tidak luput dari gangguan patogen

(penyebab penyakit). Tanaman karet diganggu oleh bermacam-macam patogen

benih, pembibitan, hingga penyadapan. Penyakit-penyakit karet dijelaskan pada

sub pokok bahasan penyakit dibawah ini.

2.2.1 Penyakit Akar Putih

Penyakit akar putih terjadi saat tanaman karet berumur kurang lebih 5 tahun.

Penyakit akar putih merupakan penyakit yang paling merugikan diantara penyakit

penyakit akar yang dikenal. Gejala penyakit akar putih adalah daun-daunnya

menguning, daun-daun menjadi rontok, pada pohon dewasa gugurnya daun-daun

disertai dengan matinya ranting-ranting. Terdapat hifa-hifa pada akar tanaman.

Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus lignosus. Pengendalian

penyakit karet dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Membersihkan sumber infeksi

Untuk membersihkan sumber infeksi ini dapat memanfaatkan kegiatan jasad renik

tanah, baik saprofit-saprofit maupun maupun antagonis dari R.microporus. Pada

kegiatan ini terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan diantaranya adalah

sebagai berikut:

Page 24: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

7

a. Penanaman baru

Pembukaan hutan secara mekanis dengan memakai alat-alat besar, yang

disertai dengan pembongkaran tunggul dan akar-akar yang besar, dan diikuti

dengan pembakaran kayu-kayu yang ada, sangat mengurangi sumber infeksi

bagi tanaman karet baru.

b. Peremajaan

Pada peremajaan pembersihan pohon-pohon karet tua dapat dapat dilakukan

secara mekanis dengan alat-alat besar. Jika pembokaran secara mekanis tidak

mungkin dilakukan, pohon-pohon tua ditebang dengan tenaga manusia, dan

tunggul-tunggulnya dibongkar dengan digali.

c. Tanaman penutup Tanah

Sehabis pembukaan lahan (land clearing), lahan harus ditanami dengan

tanaman penutup tanah berupa tanaman kacang - kacangan yang merambat.

Tanaman penutup tanah ini melindungi tanah terhadap erosi dan pencucian.

d. Pemakaian bibit yang sehat

Dengan terlebih dahulu menanam di dalam kantong plastik (polybag), bibit

berpenyakit yang tertanam di lapangan jauh lebih sedikit jumlahnya. Infeksi

pada bibit dapat dikurangi dengan pemberian belerang cirrus sebanyak 250 kg

per ha pembibitan. Belerang dicampur merata dengan tanah, atau ditaburkan

diantara barisan tanaman pada waktu bibit berumur dua bulan.

Page 25: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

8

e. Penanaman karet

Pada penanaman karet tiap lubang tanaman diberi belerang sebanyak 100 g

yang dicampurkan dengan tanah pengisi lubang, atau ditaburkan di tanah

sekitar pangkal batang pada saat penanaman.

f. Deteksi sumber infeksi

Jika ada tanaman yang bergejala, berarti disitu terdapat sumber infeksi yang

harus dieradikasi.

2. Mencegah meluasnya penyakit dalam kebun

Jika ada tanaman dewasa yang menunjukkan gejala penyakit maka pangkal batang

dan leher akar pohon ini dibongkar, sehingga akar-akar samping tidak saling

berhubungan lagi. Untuk mencegah meluasnya jamur akar putih melalui jala-jala

akar karet dapat dibuat selokan isolasi dan pembukaan leher akar.

a. Selokan isolasi

Pembuatan selokan isolasi bertujuan untuk mematahkan hubungan antara

bagian jala-jala akar yang sakit dengan yang sehat. Jeluk (dalamnya) selokan

isolasi tergantung dari tipe tanah dan perakaran karet, biasanya bervariasi

antara 60 dan 90 cm, dengan lebar lebih kurang 30 cm. Pada tanah berpasir

selokan perlu dibuat lebih lebar, agar sisinya tidak mudah longsor.

b. Pembukaan leher akar

Leher akar merupakan simpul-simpul pada jala-jala akar dan merupakan

tempat-tempat yang penting atau strategis bagi penjalaran jamur akar. Dalam

pembukaan leher akar cukup bila akar samping terbuka sepanjang lebih kurang

20 cm. Pada waktu membuka leher akar harus diusahakan agar tidak terjadi

Page 26: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

9

banyak luka pada pohon, untuk mencegah terjadinya infeksi jamur leher akar

(Ustulina).

2.2.2 Penyakit Akar Merah

Penyakit akar merah terjadi saat tanaman karet berumur kurang lebih 5 tahun.

Gejala dari serangan jamur akar merah yaitu daun-daunnya, daun-daun menjadi

rontok, pada pohon dewasa gugurnya daun-daun yang disertai dengan matinya

ranting-ranting, akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah,

akar busuk basah atau kering, jamur membentuk badan buah pada pangkal batang.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur akar merah, atau Ganoderma pseudoferreum

(Wakef.) van Ov. Et Stein., yang dulu disebut Fomes pseudoferreus Wakef.

Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :

1. Pada waktu melakukan pembukaan tanah atau peremajaan, semua tunggul dan

sisa-sisa akar harus dibersihkan dengan telili dan dibakar, terutama kalau ada

tanda-tanda bahwa didaerah itu terdapat banyak serangan jamur akar merah.

2. Pohon yang sakit atau mati dibongkar, dan diusahakan agar sumber infeksinya

dapat ditemukan untuk dieradikasi.

3. Untuk mencegah meluasnya penyakit dibuat selokan isolasi atau pembukaan

leher akar.

4. Untuk mengobati tanaman karet yang masih dapat ditolong dan untuk

melindungi pohon-pohon di sekitarnya dapat digunakan Ganocide (drazoxolon)

atau Calixin CP (collar protectant) (tridemorf) untuk melumas leher akar dan

pangkal akar samping.

Page 27: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

10

5. Perlu penyakit dibantu oleh tanah yang basah dan sukar meneruskan akar,

maka dikebun-kebun yang basah perlu diadakan drainasi yang sebaik-baiknya

(van Baaalen, 1931).

2.2.3 Penyakit Akar Cokelat

Penyakit akar coklat terjadi saat tanaman karet berumur kurang lebih 5 tahun.

Gejala dari penyakit ini adalah daun-daunnya menguning, daun-daun menjadi

rontok, pada pohon dewasa gugurnya daun-daun yang disertai dengan matinya

ranting-ranting, adanya benang-benang jamur berwarna coklat tua, adanya garis-

garis coklat yang terdiri dari miselium jamur yang terdapat pada bagian kayu.

Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang disebut dengan nama ilmiah Fomes

noxius Corner.

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah tanaman yang sakit dibongkar, semua

sisa akar dan badan buah jamur dibakar. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada

batang dan cabang, luka-luka akibat pemangkasan dan kerusakan angin sebaiknya

diratakan dengan gergaji, kemudian ditutup dengan campuran Izal 20 % dalam ter

(Lim, 1970).

2.2.4 Penyakit Leher Akar

Penyakit leher akar timbul pada leher akar dan pangkal batang. Sering sekali

jamur penyebab penyakit menyerang daun-daun pada cabang-cabang. Daun-daun

menjadi layu dan rontok, Kayu akar yang sakit kering, berwarna coklat muda,

lunak, didalam kayu terdapat garis-garis hitam tidak teratur, sering terbentuk

Page 28: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

11

banyak badan buah jamur. Penyebab penyakit ini disebut jamur leher akar atau

Ustulina deusta (Fr.) Petr.

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi Ustulina harus

dihindarkan terjadinya luka-luka pada tanaman, dilakukan penyiangan, pembuatan

teras, penggalian parit drainasi, dan pembukaan leher akar agar dilakukan dengan

hati-hati untuk menghindari terjadinya luka pada pangkal batang dan akar. Pohon-

pohon karet yang terserang lanjut dibongkar agar jamur tidak membentuk badan

buah yang dapat menyebarkan spora. Selama masih dapat ditolong, jaringan

tanaman yang sakit dipotong, luka-luka yang terjadi didesinfeksi dengan Izal 5%,

lalu ditutup. Jika pangkal batang hanya terinfeksi satu fihak, jaringan yang sakit

dipotong, dan luka yang terjadi ditutup dengan semen agar pohon tidak roboh

(Basuki, 1982).

2.2.5 Penyakit Mouldy Rot

Penyakit ini terjadi pada batang / bidang sadapan. Pemulihan kulit terganggu dan

menyulitkan penyadapan. Mouldy rot yang berat apabila tidak dirawat

mengakibatkan terjadinya luka-luka yang besar, sehingga bidang sadapan rusak

dan tidak mungkin disadap lagi. Gejala yang terjadi yang disebabkan oleh

penyakit ini adalah terdapat bercak-bercak mengendap pada kulit. Warna bercak

cepat berubah menjadi hitam dan meluas. Jika cuaca lembab pada jalur-jalur yang

baru dapat terbentuk lapisan jamur seperti beledu berwarna kelabu. Pada serangan

yang hebat jamur masuk sampai ke kambium dan merusaknya, menyebabkan

Page 29: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

12

terjadinya luka-luka besar yang tidak dapat pulih kembali, sehingga bidang

sadapan rusak sama sekali. Penyebab penyakit Mouldy rot disebabkan oleh jamur

Ceratocystis fimbriata Ell. Et Hals.

Pengendalian yang dapat digunakan adalah dengan memakai jarak tanam yang

cukup lebar, tidak menanam tanaman sela, dan membersihkan gulma dan tanaman

penutup tanah disekitar pangkal batang. Pisau sadap dapat menularkan penyakit,

maka pada penyadapan dikebun yang mengalami banyak infeksi sebaiknya pisau

didesinfeksi dengan fungisida (misalnya Izal 5%) setelah tiap penyadapan. Obat-

obatan yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit mouldy rot yaitu

Bayleton 2 AP 50-100% (triadimefon), Actidion 0,3 % (sikloheksimid), Derosal

0,5 % (karbendazim), dan Sportak 0,4 % (prokloraz), bila diberikan sekali

seminggu (Basuki dan Suyatno, 1987).

2.2.6 Penyakit Kanker Garis

Penyakit ini terjadi pada batang / bidang sadapan. Kanker garis adalah salah satu

penyakit yang didukung oleh kelembapan Gejala yang terjadi akibat dari penyakit

kanker garis adalah terjadi garis-garis vertikal yang halus dan berwarna hitam

terletak di atas irisan sadapan, kulit batang membusuk pada kulit yang keluar

lateks. Penyakit kanker garis disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora

(Butl).

Pengendalian yang dapat digunakan yaitu diusahakan agar kebun tidak

mempunyai kelembapan yang tinggi. Penjarangan perlu dilakukan tepat pada

waktunya untuk mendorong perkembangan batang, pemulihan kulit yang sebaik-

Page 30: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

13

baiknya, dan mengurangi kelembapan kebun. Dalam areal yang mempunyai

banyak kanker garis dianjurkan untuk tidak melakukan penyadapan-dalam dan

menghidarkan terjadinya luka-luka pada kayu saat penyadapan. Juga dianjurkan

agar tidak membuka bidang sadapan baru atau pindah bidang sadapan selama

cuaca basah (Anom, 1980). Kanker garis dapat disembuhkan dengan fungisida

Antimucim WBR 0,5% (phynylmercury acetate) yang diberikan tiap hari sehabis

penyadapan. Obat yang lebih aman dan sama efektifnya adalah Difolatan 2%

(kaptofol) atau Actidione 0,5 % (sikloheksimid)yang diberikan setiap penyadapan.

2.2.7 Penyakit Kanker Becak

Penyakit ini terjadi pada batang / bidang sadapan. Kanker bercak timbul pada

kulit pohon karet yang tidak disadap. Selain pada batang, penyakit juga dapat

timbul pada cabang-cabang yang besar. Gejala yang disebabkan oleh penyakit ini

adalah kulit tampak telah busuk dan berwarna coklat kemerahan. Pada penyakit

yang berat bercak-bercak tadi pecah dan mengeluarkan cairan berwarna coklat

kemerahan. Sering kali dibawah kulit terbentuk bekuan lateks yang menyebabkan

kulit membengkak dan pecah. Penyakit ini disebabkan oleh Phytophthora

palmivora (Bult.). Bersama dengan Phythium vexans de Bary.

Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu untuk mencegah timbulnya kanker

bercak hendaknya dihindarkan terjadinya luka-luka yang tidak perlu pada kulit

batang. Untuk mengobati kanker bercak kulit yang sakit dikorek dan jaringan

yang busuk dipotong sampai kebagian yang sehat. Luka-luka diobati dengan

Antimucin WBR 0,5% atau Difolatan 4F 3% (kaptafol). Setelah mengering luka-

luka ditutup dengan petrolatum untuk mempercepat pemulihan kulit. Permukaan

Page 31: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

14

kulit kayu yang terbuka ditutup dengan ter untuk mencegah masuknya kumbang-

kumbang penggerek.

2.2.8 Penyakit Jamur Upas

Penyakit ini terjadi pada batang / ranting. Gejala yang diakibatkan oleh jamur

upas adalah jamur membentuk kerak berwarna merah jambu (pink). Pengendalian

penyakit jamur upas adalah infeksi harus lebih sedini mungkin, agar jamur dapat

dibunuh dengan fungisida yang efektif. Beberapa macam terbukti baik untuk

memberantas jamur upas dengan pelumasan, antara lain Calixin 5% (tridemorf)

dan Dowco 282 5% [2.3.5.6-tetrachloro-4-(methylsulfonyl) pyridine] dalam lateks

pekat (60% kadar karet kering). Bahan kimia ini dapat melindungi kulit selama 3

bulan (Basuki,1982).

2.2.9 Penyakit Tepung

Penyakit ini terjadi pada daun saat bibit 3-6 bulan. Gejala yang diakibatkan oleh

penyakit tepung yaitu daun-daun muda yang baru saja berkembang tampak suram.

Daun-daun ini menjadi lemas dan tepi-tepinya agak mengeriting. Anak-anak daun

menjadi hitam dan gugur satu per satu, daun-daun yang agak tua terjadi perubahan

warna. Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :

1. Secara Langsung

Pengendalian untuk penyakit tepung adalah dengan penghembusan belerang.

Penghembusan dilakukan setelah kurang lebih 10-20% dari pohon dalam kebun

itu membentuk tunas, dan setelah terlihatnya bercak Oidium yang pertama. Untuk

keperluan ini setiap kali dipakai 10-12 kg belerang cirrus per ha. Penyerbukaan

Page 32: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

15

dilakukan dengan duster dengan ulangan 7-10 hari sekali. Biasanya dalam satu

masa flush diperlukan 5-6 kali penghembangan. Penghembangan harus dilakukan

pagi-pagi pada waktu masih ada embun. Kalau mungkin alat penghembangan

dijalankan tegak lurus dengan arah angin (Anon., 1962). Selain belerang cirrus,

belerang lumpur (zwavelmodder) pun dapat dipakai. Belerang lumpur adalah

higroskopik, sehingga sebelum dipakai harus dijemur lebih dahulu dan dicampur

dengan kapur 10% (Wennige, 1937). Untuk pembibitan dapat dilakukan

penyemprotan dengan tepung belerang yang disuspensikan dalam air dengan

kadar 5-6%. Belerang sukar tercampur dengan air, untuk itu diperlukan sabun,

lerak, atau lain-lain bahan perata.

2. Secara Tidak Langsung

Tanaman terhindar dari Oidium jika bertunas serempak lebih kurang satu bulan

sebelum berkembangnya jamur yang bersangkutan. Untuk mencapai tujuan ini

daun-daun karet digugurkan secara sengaja, lebih kurang satu bulan sebelum

meranggas. Kebun disemprot dengan obat penggugur daun kontak (contact

defoliant), cacodilic acid (dimethyl arsenic acid) atau MSMA (Mono Sodium

Methane Arsonate), masing-masing dengan dosis 1,0 dan 2,0 kg ha.

2.2.10 Penyakit Daun Colletotricum

Penyakit ini terjadi pada daun saat bibit 3-6 bulan. Gejala yang diakibatkan oleh

penyakit ini adalah warna daunnya berubah dari warna hijau muda menjadi abu-

abu, daun segera layu dan rontok, daun berubah bentuknya dan sangat bercak-

bercak, tepi dan ujung daun berkeriput, pada permukaan daun terdapat bercak-

bercak bulat berwarna coklat dengan tepi kuning,bergaris tengah 1-2 mm. bercak

Page 33: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

16

berlubang ditengahnya, dan bercak-bercak tampak menonjol dari permukaan

daun. Tanaman okulasi yang baru berumur 2-3 bulan dapat terserang tunasnya

sehingga menjadi busuk dan mati. Gugurnya daun-daun muda dan daun-daun

yang yang tidak gugur berlubang-lubang sehingga pertumbuhan bibit terhambat

dan tidak dapat ditanam dilapang sesuai dengan rencana.

Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu di pembibitan tanaman okulasi dalam

kantong plastik jangan disusun terlalu rapat. Jika cuaca basah, untuk melindungi

daun-daun muda pembibitan disemprot dengan fungisida seminggu sekali. Untuk

keperluan ini dapat dipakai Dithane M-45 0,3% (mankozeb), atau Cobox atau

Cupravit 0,5% (oksiklorida tembaga).

2.2.11 Penyakit Gugur Daun Corynespora

Penyakit ini terjadi pada daun saat tanaman berumur kurang lebih lima tahun.

Gejala yang disebabkan oleh penyakit ini adalah jamur ini menyerang tanaman

muda maupun tanaman tua. Pada daun bercak hitam, pada tulang-tulang daun.

Bercak-bercak tampak menyirip seperti tulang atau duri ikan, bagian pusatnya

mengering atau dapat berlubang, daun yang sakit menguning, menjadi coklat dan

gugur.

Pengendalian yang dapat dilakukan yaitu:

1. Menanam klon karet yang tahan sesuai dengan anjuran lembaga penelitian.

2. Jika diperlukan, khususnya untuk tanaman yang masih muda, tanaman

disemprot dengan fungisida. Fungisida yang dianjurkan adalah fungisida yang

mengandung Maneb (Mn etilen bisditiokarbamat) atau Calixin (tridemorf).

Untuk tanaman yang tingginya lebih dari 8 m sebaiknya dilakukan dengan

Page 34: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

17

pengabutan Calixin 750 (tridemorf) dengan dosis 500 ml/ha, yang diberikan 3-

4 kali pengabutan dengan selang waktu 7 hari.

2.3 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang mengadopsi kemampuan dari

seorang pakar/seorang ahli. Sistem pakar sendiri bertujuan untuk membantu

seseorang yang bukan pakar dalam menyelesaikan masalah yang memerlukan

hadirnya seorang pakar.Sistem pakar biasanya menangani masalah yang kompleks

yang membutuhkan interpretasi pakar dan digunakan untuk menyelesaikan

masalah dengan menggunakan komputer dengan model penalaran manusia dan

mencapai kesimpulan yang samadengan dicapai oleh seorang pakar jika

berhadapan dengan suatu masalah (Siswanto,2010). Sistem pakar dapat

menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh manusia dan keandalan

dari sistem pakar terletak pada data atau ilmu pengetahuanyang diinputkan

kedalamnya.

2.3.1 Komponen Sistem Pakar

Sistem pakar sebagai sebuah program yang difungsikan untuk menirukan pakar

manusia harus bisa melakukan hal-hal yang dapat dikerjakan oleh seorang pakar.

Untuk membangun sistem yang seperti itu maka komponen-komponen yang harus

dimiliki ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Page 35: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

18

Tabel 2.1 Komponen-Komponen pada Sistem Pakar

Komponen Penjelasan

Antar Muka

Pengguna (User

Interface)

Komunikasi antara sistem dan pemakainya.

Basis

Pengetahuan

(Knowledge

Base)

Kumpulan pengetahuan bidang tertentu pada tingkatan pakar

dalam format tertentu.

Mekanisme

Inferensi

(Inference

Machine)

Mekanisme Inferensi merupakan otak dari sistem pakar yaitu

berupa perangkat lunak yang melakukan tugas inferensi

penalaran sistem pakar.

Memori Kerja

(Working

Memory)

Memori Kerja Bagian dari sistem pakar yang menyimpan

fakta-fakta yang diperoleh saat dilakukan proses konsultasi.

Fasilitas

Penjelasan

(explanation

Facility)

Fasilitas Penjelasan merupakan proses menentukan keputusan

yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi

mencerminkan proses penalaran seorang pakar.

Fasilitas

Akuisisi

Pengetahuan

(Knowledge

Acquisition

Facility)

Pengetahuan pada sistem pakar dapat ditambahkan kapan saja,

pengetahuan baru diperoleh atau saat pengetahuan yang sudah

ada sudah tidak berlaku lagi. Hal ini dilakukan sehingga

pengguna menggunakan sistem pakar yang komplit dan sesuai

dengan perkembangan. Untuk melakukan proses penambahan

ini sistem pakar dilengkapi dengan fasilitas akuisisi

pengetahuan. Akuisisi pengetahuan adalah proses

pengumpulan, perpindahan, dan transformasi dari keahlian

atau kepakaran pemecahan masalah yang berasal dari

beberapa sumber pengetahuan ke dalam bentuk yang dimiliki

oleh komputer.

Page 36: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

19

2.3.2 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar juga dapat dilihat dari sudut pandang lingkungan (environment)

dalam sistem. Terdapat 2 lingkungan yaitu lingkungan konsultasi dan lingkungan

pengembangan. Lingkungan konsultasi diperuntukkan bagi pengguna non pakar

untuk melakukan konsultasi dengan sistem yang tujuannya adalah mendapatkan

nasehat pakar. Sedangkan lingkungan pengembang ditujukan bagi pembangun

sistem pakar untuk membangun komponen dan memasukkan pengetahuan hasil

akuisisi pengetahuan kedalam basis pengetahuan. Struktur sistem pakar dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Sistem Pakar

2.3.3 Manfaat Sistem Pakar

Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya sistem pakar, antara lain sebagai

berikut.

1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2. Bisa melakukan proses yang berulang secara otomatis.

Page 37: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

20

3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

4. Meningkatkan kualitas.

5. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang

termasuk keahlian langka).

6. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

7. Dapat diandalkan.

8. Meningkatkan kapabilitas (kemampuan) sistem komputer.

9. Meningkatkan kompetensi dalam penyelesaian masalah.

10. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.4 Metode Teorema Bayes

Teorema Bayes adalah sebuah teorema dengan dua penafsiran berbeda. Dalam

penafsiran Bayes, teorema ini menyatakan seberapa jauh derajat kepercayaan

subjektif harus berubah secara rasional ketika ada petunjuk baru. Dalam

penafsiran frekuensi teorema ini menjelaskan representasi invers probabilitas dua

kejadian. Teorema ini merupakan dasar dari statistika Bayes dan memiliki

penerapan dalam sains, rekayasa, ilmu ekonomi (terutama ilmu ekonomi mikro),

teori permainan, kedokteran dan hukum. Penerapan Teorema Bayes untuk

memperbarui kepercayaan dinamakan inferensi Bayes.

Metode Teorema Bayes menggunakan nilai probabilitas diterima dan tidak

diterima, metode ini mudah untuk dipahami, pengkodean yang digunakan cukup

sederhana dan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah

ketidakpastian dengan menggunakan rumus perhitungan yang lebih cepat dalam

menentukan suatu peluang. Secara umum, Teorema Bayes dinyatakan sebagai:

Page 38: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

21

( | ) = ( | ) × ( )∑ ( | ) × ( )Keterangan:

P(Ai|B) = Probabilitas hipotesa Ai, benar jika diberikan bukti B.

P(B|Ai) = Probabilitas munculnya bukti B jika diketahui hipotesa Ai benar.

P(Ai) = Probabilitas hipotesa Ai ,tanpa memandang bukti apapun.

n = Jumlah Hipotesis yang mungkin.

i = 1…………i

2.5 Android

Android adalah sistem operasi dan platform pemograman yang dikembangkan

oleh Google untuk ponsel cerdas dan perangkat seluler lainnya (seperti tablet).

Android bisa berjalan dibeberapa macam perangkat dari banyak produsen yang

berbeda. Android menyertakan kit development perangkat lunak untuk penulisan

kode asli dan perakitan modul perangkat lunak untuk membuat aplikasi bagi

pengguna Android. Android Juga menyediakan pasar untuk mendistribusikan

aplikasi. secara keseluruhan, Android menyatakan ekosistem untuk aplikasi

seluler (Android Developer Fundamental Course, 2016).

Google menyediakan peningkatan versi bertahap utama untuk sistem operasi

Android setiap enam hingga sembilan bulan, menggunakan nama bertema

makanan. Versi-versi sistem operasi Android ditunjukkan pada Tabel 2.2.

Page 39: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

22

Tabel 2.2 Versi Android

NamaKode NomorVersi TanggalRilisAwal API Level

N/A 1.0 23 September 2008 1

N/A 1.1 9 Febuari 2009 2

Cupcake 1.5 27 April 2009 3

Donut 1.6 15 September 2009 4

Éclair 2.0-2.1 26 Oktober 2009 5-7

Froyo 2.2-2.2.3 20 Mei 2010 8

Gingerbread 2.3-2.3.7 6 Desember 2010 9-10

Honeycomb 3.0-3.2.6 22 Febuari 2011 11-13

Ice Cream Sandwitch 4.0-4.0.4 18 Oktober 2011 14-15

Jelly Bean 4.1-4.3.1 9 Juli 2012 16-18

KitKat 4.4-4.4.4 31 Oktober 2013 19-20

Lolipop 6.0-6.0.1 5 Oktober 2015 23

Nougat 7.0 22 Agustus 2016 24

Untuk membantu mengembangkan aplikasi secara efisien, Google menawarkan

Lingkungan Development Terintegrasi (IDE) Java Lengkap yang disebut Android

Studio, dengan fitur lanjutan untuk pengembangan, debug, dan pemaketan

aplikasi Android. Pendistribusian aplikasi Android dapat dilakukan dengan

berbagai cara, yaitu melalui email, situs web, atau pasar aplikasi Google Play.

Google Play adalah layanan distribusi digital yang dioperasikan dan

dikembangkan oleh Google dan berfungsi sebagai toko aplikasi resmi untuk

Android yang memungkinkan konsumen mengunduh dan menjelajah aplikasi

yang dikembangkan dengan Android SDK dan dipublikasikan melalui Google.

Page 40: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

23

2.6 UML

Pada perkembangan teknik pemograman berorientasi objek, munculah sebuah

standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang

dibangun dengan menggunakan teknik pemograman berorientasi objek, yaitu

Unified Modeling Language (UML).

UML muncul karena adanya kebutuhan pemodelan visual untuk

menspesifikasikan, menggambarkan, membangun dan mendokumentasi dari

sistem perangkat lunak (Rosa, 2011).

2.6.1 Use Case Diagram

Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan

sistem informasi yang dibuat. Secara kasar, use case digunakan untuk mengetahui

fungsi apa saja yang ada didalam sebuah sistem informasi dan siapa saja yang

berhak menggunakan fungsi-fungsi itu. Syarat penamaan pada use case adalah

nama didefinisikan sesimpel mungkin dan dapat dipahami (Rosa, 2011). Ada dua

hal utama pada use case yaitu pendefinisian apa yang dibuat aktor dan use case.

a. Aktor merupakan orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem informasi yang dibuat diluar sistem informasi yang dibuat itu sendiri,

jadi, walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu

merupakan orang.

b. Use case merupakan fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit

yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor. Simbol-simbol Use Case

diagram ditunjukkan pada Tabel 2.3.

Page 41: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

24

Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram

Keterangan Simbol Deskripsi

Use Case

Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai

unit-unit yang saling bertukar pesanantar unit

atau aktor; biasanya dinyatakan dengan

menggunakan kata kerja di awal-awal

frasenama use case.

Aktor

Orang, proses atau sistem lain yang

berinteraksi dengan sistem informasi yang

dibuat diluar itu sendiri. Aktor biasanya

dinyatakan menggunakan kata benda diawal

frase nama aktor.

Asosiasi

Komunikasi antara aktor dan use case yang

berpartisipasi pada use case atau use case

memiliki interaksi dengan aktor.

Ekstensi

Relasi use case tambahan ke sebuah use case,

dimana use case yang ditambahkan dapat

berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan

itu mirip dengan prinsip inheritance pada

pemograman berorientasi objek, biasanya use

case tambahan memiliki nama depan yang

sama dengan use case yang ditambahkan,

misal arah panah mengarah pada use case

yang ditambahkan.

2.6.2 Activity Diagram

Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan workflow (aliran kerja)

atau aktivitas dari sebuah sistem atau proses bisnis. Yang perlu diperhatikan disini

Page 42: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

25

adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa yang

dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram

aktivitas juga banyak digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut (Rosa,

2011) :

a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan

merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.

b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem/user interface dimana setiap

aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.

c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah

pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya. Simbol-simbol Activity

diagram ditunjukkan pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Simbol Activity Diagram

Keterangan Simbol Deskripsi

StatusStatus awal aktivitas sistem, sebuah diagram

aktivitas memiliki sebuah status awal.

AktivitasAktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas

biasanya diawali dengan kata kerja.

PercabanganAsosiasi percabangan dimana jika ada pilihan

aktivitas lebih dari satu.

PenggabunganAsosiasi penggabungan dimana lebih dari satu

aktivitas digabungkan menjadi satu.

Swimlane

Memisahkan organisasi bisnis yang

Bertanggung jawab terhadap aktivitas yang

terjadi.

Status Akhir

Status akhir yang dilakukansistem, sebuah

diagram aktivitas memiliki sebuah status

akhir.

Activities

Name

Page 43: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

26

Generalisasi

Hubungan generalisasi dan spesialisasi

(umum-khusus) antara dua buah use case

dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang

lebih umum dari lainnya, misalnya :

Arah panah mengarah pada use case yang

menjadi generalisasinya (umum).

Menggunakan/

include

Ada dua sudut pandang yang cukup besar

mengenai include di use case :

a. Include berarti use case yang ditambahkan

selalu dipanggil saat use case tambahan

dijalankan, misal pada kasus berikut :

b. Include berartiuse case yang tambahan

selalu melakukan pengecekan apakah use

case yang ditambahkan telah dijalankan

sebelum use case tambahan dijalankan,

misal pada kasus berikut :

Kedua interpretasi diatas dapat dianut salah

satu atau keduanya tergantung pada

pertimbangan dan interpretasi yang

dibutuhkan

Page 44: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

27

2.6.3 Squence Diagram

Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan

mendeskripsikan waktu hidup objek dan message yang dikirimkan dan diterima

antar objek. Banyaknya diagram sekuen yang harus digambar adalah sebanyak

pendefinisian use case yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use

case yang telah didefinisikan interkasi jalannya pesan sudah dicakup pada

diagram sekuen sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka

diagram sekuen yang harus dibuat juga semakin banyak (Rosa, 2011).

Simbol-simbol Squence diagram ditunjukkan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Simbol Squence Diagram

Simbol Deskripsi

Aktor Orang, proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan

sistem informasi yang dibuat diluar sistem informasi

yang dibuat itu sendiri. Jadi, walaupun simbol dari aktor

adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan

orang; biasanya dinyatakan menggunakan kata benda

diawal frase nama aktor.

Garis hidup

Menyatakan kehidupan suatu objek.

Objek

Menyatakan objek yang berinteraksi pesan.

Waktu aktifMenyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi

pesan.

Page 45: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

28

Pesantipecreate Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah

panah mengarah pada objek yang dibuat.

Pesan tipe call Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode

yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri. Arah

panah mengarah pada objek yang memiliki operasi atau

metode karena ini memanggil operasi/metode maka

operasi/metode yang dipanggil harus ada pada diagram

kelas sesuai dengan kelas objek yang berinteraksi.

Pesan tipe sendMenyatakan bahwa suatu objek mengirimkan

data/masukan/informasi ke objek lainnya, arah panah

mengarah pada objek yang dikirimi.

Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan

suatu operasi atau metode yang menghasilkan suatu

kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada

objek yang menerima kembalian.

2.7 Metode Pengujian Aplikasi

Pengujian black box merupakan pengujian yang berdasar kepada spesifkasi

kebutuhan sistem dan tidak perlu memahami struktur pemrograman. Pengujian ini

murni dilakukan dengan sudut pandang penguji yaitu end user. Pengujian black

box memainkan peran penting dalam pengujian perangkat lunak dalam membantu

proses validasi seluruh fungsi dari sistem yang dibangun. Pengujian ini dianggap

selesai apabila semua kebutuhan user atau pengguna telah dipenuhi. Walaupun

jika nantinya ada kebutuhan user yang belum lengkap atau muncul kebutuhan

yang tak terduga, maka hal tersebut dapat didefinisikan ulang kemudian.

Pengujian ini hanya berdasar pada perspektif user. Hal yang paling penting dalam

Page 46: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

29

pengujian black box ini adalah pengujian ini menangani input yang valid maupun

tidak sesuai perspektif user (Nidhra, 2012).

Pengujian black box memperlakukan perangkat lunak yang diuji sebagai sebuah

“Kotak Hitam”, tanpa diketahui tentang struktur kerja internal dan pengujian ini

hanya memeriksa aspek fundamental dari sebuah sistem. Saat melakukan

pengujian black box, penguji harus mengetahui arsitektur sistem namun tidak

harus memiliki akses untuk memperhatikan source code sistem. Beberapa

keunggulan dan kerugian menggunakan pengujian black box adalah sebagai

berikut (Khan, 2012). Keuntungan black box adalah :

1. Sangat efisien bagi aplikasi yang memiliki source code yang banyak.

2. Persepsi penguji sangat sederhana.

3. Perbedaan perspektif pengguna dan pengembang sangat mudah dilihat

(penguji dan pengembang tidak saling berhubungan).

4. Uji coba menjadi lebih cepat.

Kerugian pengujian black box adalah :

1. Hanya sebagian dari skenario tes yang dapat dijalankan, selebihnya hanya

dapat mengulas sistem secara terbatas.

2. Sulit untuk menggambarkan proses uji coba tanpa melihat spesifikasi yang

jelas (Khan, 2012).

Equivalence partitioning didasarkan pada asumsi bahwa input dan output domain

program ini dapat dibagi menjadi beberapa kelas (valid dan tidak valid) sehingga

semua kasus dalam kasus uji fungsi partisi tunggal sesuai atau menunjukkan

perilaku yang sesuai. Partisi dilakukan sehingga program menjalankan fungsi

Page 47: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

30

yang sama pada setiap nilai masukan yang tergabung kedalam kelas kesetaraan.

Kasus uji dirancang untuk menguji partisi masukan atau domain output. Kelas

kesetaraan ditentukan dengan memeriksa dan menganalisa berbagai masukan data.

Hanya satu kasus uji dari setiap partisi yang diperlukan untuk mengurangi jumlah

kasus uji yang diperlukan untuk mencapai cakupan fungsional. Keberhasilan

pendekatan ini tergantung pada tester yang mampu mengidentifikasi partisi dari

input dan output (Nidhra, 2012).

Page 48: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengumpulan data dilakukan di Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Lampung dan disinkronisasi dengan pengamatan gejala penyakit karet

di perkebunan karet rakyat Lampung di Karang Anyar.

3.2 Alat Pendukung Penelitian

Alat yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah terdiri dari perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

1. Perangkat Keras (Hardware)

Spesifikasi minimum perangkat keras yang digunakan guna mendukung

pembuatan aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit serta pengendaliannya pada

tanaman karet dengan metode teorema bayes berbasis Android adalah sebagai

berikut :

a. RAM 6GB.

b. Harddisk 200GB.

c. Processor Intel Core i3.

d. Smartphone Android dengan versi Android minimal yang direkomendasikan

adalah Jelly Bean dan RAM 1GB.

Page 49: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

32

2. Perangkat Lunak (Software)

Spesifikasi minimum perangkat keras yang digunakan guna mendukung

pembuatan aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit serta pengendaliannya pada

tanaman karet dengan metode teorema bayes berbasis Android adalah sebagai

berikut :

a. Sistem Operasi Windows 7 (64bit).

b. Android Studio.

c. JetBrains.

d. Edraw Max.

e. MySQL.

3.3 Tahapan Penelitian

Tahap penelitian digunakan untuk mempermudah dalam penelitian. Tahapan

penelitian aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit tanaman karet berbasis Android

ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Tahapan Penelitian

PengumpulanData

PerancanganAplikasi

Implementasi

PengujianAplikasi dan Data

Page 50: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

33

3.3.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu kegiatan mencari data dilapangan yang akan

digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Oleh karena itu,

pengumpulan data serta kualifikasi pengumpul data sangat diperlukan untuk

memperoleh data yang berkualitas. Pengumpulan data yang digunakan dalam

menyusun serta melengkapi data adalah dengan cara observasi dan studi pustaka.

1. Observasi

Pengamatan langsung diadakan untuk memperoleh data yang dilakukan pada

instansi terkait dengan penelitian yang dilakukan di Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Dalam hal ini, data yang diperoleh

berupa buku tanaman perkebunan di Indonesia.

2. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari literatur-literatur dan mencari

referensi yang berkaitan diantaranya adalah data penyakit tanaman karet, sistem

pakar, metode teorema bayes, dan literatur lain yang berkaitan dengan penelitian

ini. Data-data yang digunakan dalam studi pustaka didapat dengan cara

mengumpulkan jurnal, penelusuran internet dan buku yang berkaitan.

3.3.2 Perancangan Aplikasi

Perancangan sistem dilakukan untuk memberikan gambaran atau perencanaan

sistem dalam pembuatan aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit tanaman karet

berbasis Android. Perancangan aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit tanaman

karet berbasis Android adalah dengan menggunakan software Edraw Max dengan

Page 51: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

34

pemodelan UML yang terdiri dari use case diagram, activity diagram dan squence

diagram serta perancangan interface aplikasi.

3.3.2.1 Use Case Diagram

Pada diagram use case ini user dapat melakukan 4 interaksi yaitu sistem

menampilkan halaman penyakit, menampilkan halaman identifikasi penyakit,

menampilkan halaman instruksi dan menampilkan halaman tentang. Perancangan

use case diagram aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit tanaman karet berbasis

Android dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2Use Case Diagram Aplikasi Diagnosa Tanaman Karet

3.3.2.2 Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk

mendeskripsikan aktivitas yang dibentuk dalam satu operasi sehingga dapat juga

untuk aktivitas lainnya. Activity diagram ini dibuat dengan menggunakan software

Page 52: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

35

Edraw Max. Pada aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit tanaman karet berbasis

Android, activity diagram yang dibuat adalah activity diagram pengguna (user)

yang terdiri dari 4 activity diagram yaitu sebagai berikut :

1. Activity Diagram Menampilkan Halaman Penyakit

Activity diagram menampilkan halaman penyakit menggambarkan aktifitas user

dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit tanaman karet. Activity

diagram menampilkan halaman penyakit pada aplikasi sitem pakar diagnosa

penyakit tanaman karet berbasis Android adalah seperti pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Activity Diagram Menampilkan Halaman Penyakit

2. Activity Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit

Activity diagram menampilkan halaman identifikasi penyakit menggambarkan

aktifitas user dalam mendapatkan informasi mengenai penyakit berdasarkan

gejala yang ditimbulkan. Activity diagram menampilkan halaman identifikasi

penyakit pada aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman karet berbasis

Android adalah seperti pada Gambar 3.4.

Page 53: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

36

Gambar 3.4Activity Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit

3. Activity Diagram Menampilkan Halaman Instruksi

Activity diagram menampilkan halaman instruksi menggambarkan aktifitas user

dalam mendapatkan informasi mengenai instruksi penggunaan aplikasi. Activity

diagram menampilkan halaman instruksi pada aplikasi sitem pakar diagnosa

penyakit tanaman karet berbasis Android adalah seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5Activity Diagram Menampilkan Halaman Instruksi

4. Activity Diagram Menampilkan Halaman Tentang

Activity diagram menampilkan halaman tentang menggambarkan aktifitas user

dalam mendapatkan informasi mengenai aplikasi ini. Activity diagram

menampilkan halaman tentang pada aplikasi sitem pakar diagnosa penyakit

tanaman karet berbasis Android adalah seperti pada Gambar 3.6.

Page 54: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

37

Gambar 3.6Activity DiagramMenampilkan Halaman Tentang

3.3.2.3 Squence Diagram

Squence diagram merupakan suatu diagram yang menggambarkan interaksi antar

obyek dan mengindikasikan komunikasi diantara obyek-obyek tersebut. Pada

proses penggambaran sequence diagram ini, peneliti menggambarkan sequence

diagram dari seluruh use case yang ada pada use case user. Interaksi antar objek

dari suatu use case yang digambarkan pada sequence diagram diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Squence Diagram Menampilkan Halaman Penyakit

Sistem akan menampilkan jenis penyakit tanaman karet dan deskripsi dari

penyakit tanaman karet yang dipilih oleh user. Squence diagram menampilkan

halaman penyakit yang dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Page 55: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

38

Gambar 3.7 Squence Diagram Menampilkan Halaman Penyakit

2. Squence Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit

Sistem menampilkan gejala penyakit dan user akan memilih gejala penyakit

yang ditimbulkan oleh tanaman. Setelah user memilih gejala penyakit, maka

sistem akan menampilkan data penyakit yang dialami oleh tanaman karet

tersebut. Squence diagram menampilkan halaman identifikasi penyakit yang

dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8Squence Diagram Menampilkan Halaman Identifikasi Penyakit

Page 56: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

39

3. Squence Diagram Menampilkan Halaman Instruksi

Sistem akan menampilkan data atau deskripsi cara menggunakan aplikasi ini

kepada user. Squence diagram menampilkan halaman instruksi yang dapat dilihat

pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9Squence Diagram Menampilkan Halaman Instruksi

4. Squence Diagram Menampilkan Halaman Tentang

Sistem menampilkan deskripsi tentang aplikasi kepadauser. Squence diagram

menampilkan fungsi halaman tentang yang dapat dilihat pada

Gambar 3.10.

Gambar 3.10Squence Diagram Menampilkan Halaman Tentang

Page 57: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

40

3.3.2.4 User Interface

Perancangan user interface digunakan untuk menggambarkan tampilan antar

muka aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman karet. Perancangan user

interface aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit cara tanaman Karet yaitu :

1. User Interface Halaman Splash Screen

User interface splash screen akan tampil diawal sebelum masuk ke halaman

utama ketika user menggunakan atau membuka aplikasi sistem pakar diagnosa

penyakit tanaman karet ini. Perancangan user interface halaman splash screen

adalah seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11 Perancangan User Interface Halaman Splash Screen

2. User Interface Halaman Utama

User Interface halaman utama akan muncul ketika user membuka aplikasi ini.

Halaman utama aplikasi terdiri dari 4 menu, yaitu menu penyakit, identifikasi,

instruksi dan tentang. Perancangan user interface halaman utama adalah seperti

pada Gambar 3.12.

Sistem Pakar Tanaman Karet

Gambar

Page 58: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

41

Gambar 3.12 Perancangan User Interface Halaman Utama

3. User Interface Halaman Penyakit

Halaman penyakit bersikan tentang jenis-jenis penyakit yang ada pada tanaman

karet. Terdapat 11 jenis penyakit tanaman karet yang ada pada aplikasi ini.

Perancangan user interface halaman penyakit tanaman karet adalah speerti pada

Gambar 3.13. ketika user menekan salah satu jenis penyakit, maka muncul

deskripsi mengenai penyakit tersebut yang ditunjukkan pada Gambar 3.14.

Penyakit

Identifikasi

Instruksi

Tentang

Page 59: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

42

Gambar 3.13 Perancangan User Interface Halaman Penyakit

Gambar 3.14 Perancangan User Interface Deskripsi Penyakit

4. User Interface Halaman Identifikasi

User interface halaman identifikasi berisikan gejala-gejala penyakit yang

ditimbulkan oleh tanaman karet. Ketika user mencentang gejala yang

ditimbulkan, maka pengguna mendapatkan informasi mengenai penyakit yang

ditimbukan dari gejala tersebut. Perancangan user interface halaman identifikasi

adalah seperti pada Gambar 3.15.

Gambar Penyakit

Deskripsi

Penyakit A

Penyakit C

Penyakit E

Penyakit G

Penyakit B

Penyakit D

Penyakit F

Penyakit H

Penyakit I

Penyakit K

Penyakit J

Page 60: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

43

Gambar 3.15 Perancangan User Interface Halaman Identifikasi

Ketika menekan tombol hasil, maka muncul deskripsi hasil persentase yang telah

dihitung oleh sistem dari gejala-gejala yang telah dipilih oleh user seperti pada

Gambar 3.16.

Gambar 3.16 Perancangan Deskripsi Hasil Identifikasi

Persentase Hasil Penyakit

Hasil Identifikasi Peyakit

Pengendalian Penyakit

Gejala A

Gejala B

Gejala C

Gejala D

Gejala E

Gejala F

Icon Reset

Gejala Peyakit

Icon Hasil

Page 61: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

44

5. User Interface Halaman Instruksi

Ketika user masuk halaman instruksi, sistem memunculkan deskripsi mengenai

instruksi penggunaan aplikasi. Perancangan user interface halaman instruksi

adalah seperti pada Gmbar 3.17.

Gambar 3.17 Perancangan User Interface Halaman Instruksi

6. User Interface Halaman Tentang

Ketika user masuk ke dalam halaman tentang, sistem akan memunculkan

deskripsi mengenai aplikasi. Perancangan user interface halaman tentang adalah

seperti pada Gmbar 3.18.

Gambar 3.18 Perancangan User Interface Halaman tentang

Deskripsi

Tentang Aplikasi

Deskripsi Instruksi

Instruksi Penggunaan Aplikasi

Page 62: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

45

3.3.3 Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan/penerapan dari rencana yang telah disusun

secara cermat dan rinci. Pada tahapan implenetasi, perancangan yang telah

dirancang sebelumnya diimplementasikan ke dalam bentuk program atau aplikasi

yang akan dibangun. Aplikasi ini dibuat menggunakan aplikasi Android Studio.

3.3.4 Pengujian Aplikasi dan Data

Pengujian aplikasi atau sistem adalah bagian yang penting dalam pembangunan

sebuah perangkat lunak. Pengujian ditujukan untuk menemukan kesalahan-

kesalahan pada sistem dan memastikan sistem yang dibangun telah sesuai dengan

apa yang direncanakan sebelumnya. Pengujian yang dilakukan pada pengujian

aplikasi ini adalah pengujian fungsional menggunakan metode black box testing.

Pengujian yang dilakukan pada pengujian fungsional yaitu pengujian versi

Android, pengujian resolusi layar dan densitas layar serta pengujian fungsi dari

menu aplikasi. Sedangkan pengujian data dilakukan dengan menghitung contoh

dari beberapa gejala, yaitu G1, G11 dan G 25.

3.3.4.1 Pengujian Apikasi

Pengujian aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan metode black box testing

dengan pengujian fungsional pada pengujian versi Android, pengujian resolusi

layar dan densitas layar serta pengujian fungsi dari menu aplikasi. Pengujian

fungsional tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 63: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

46

Tabel 3.1 Daftar Pengujian Fungsional

No Kelas Uji Sub AreaPengujian

Skenario Uji Hasil yangDiharapkan

1. Versi Android Pengujiankompatibilitasversi Android

Android versi 4.1-4.3(jelly bean)

Tidakkompatibel

Android versi 4.4 (kitkat)

Kompatibel

Android versi 5.0(lolipop)-7.0(nougat)

Kompatibel

2. Resolusi layardan densitaslayar

Resolusi layardan densitaslayar Android

Android resolusiqHD, HD, WXGA,FHD, QHD, UHD

Kompatibel

Ukuran layar Andoid4-6,5 inci

Kompaibel

3. Menu/halamanaplikasi

Menu utama Klik tombol“penyakit”

Menampilkanhalaman jenispenyakit

Klik tombol“identifikasi”

Menampilkanhalamanidentifikasigejala

Klik tombol“instruksi”

Menampilkanhalamandeskripsiinstruksi

Klik tombol“tentang”

Menampilkanhalamandeskripsitentang

Menu penyakit Klik salah satutombol jenis penyakit

Menampilkanhalamandeskripsipenyakit

Menuidentifikasi

Klik gejala-gejalapenyakit dan kliktombol “hasil”

Menampilkandeskripsipersentasepenyakit

Page 64: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

47

3.3.4.2 Pengujian Data

Pengujian data dilakukan dengan mengambil contoh gejala dari G1, G11 dan G25

yang diambil dari data penyakit tanaman karet beserta gejalanya. Data penyakit

tanaman karet adalah seperti pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Data Penyakit Tanaman Karet

Gejala-gejala yang ditimbulkan pada penyakit tanaman karet adalah seperti pada

Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Gejala Penyakit Tanaman Karet

NoSimbol

GejalaDeskripsi Gejala

1. G1 Daun-daunnya menguning

2. G2 Daun-daun menjadi rontok

3. G3 Pada pohon dewasa gugurnya daun-daun yang disertai denganmatinya ranting-ranting

4. G4 Terdapat hifa-hifa pada akar tanaman

5. G5 Akar yang sakit tertutup oleh selaput miselium berwarna merah

6. G6 Akar busuk basah atau kering

7. G7 Jamur membentuk badan buah pada pangkal batang

8. G8 Adanya benang-benang jamur berwarna coklat tua

Page 65: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

48

9. G9 Adanya garis-garis coklat yang terdiri dari miselium jamur yangterdapat pada bagian kayu

10. G10 Daun-daun menjadi layu dan rontok

11. G11 Kayu akar yang sakit kering, berwarna coklat muda, lunak

12. G12 Didalam kayu terdapat garis-garis hitam tidak teratur

13. G13 Sering terbentuk banyak badan buah jamur

14. G14 Terdapat bercak-bercak mengendap pada kulit

15. G15 Jika cuaca lembab pada jalur-jalur yang baru dapat terbentuklapisan jamur seperti beledu berwarna kelabu

16. G16 Jamur masuk sampai ke kambium

17. G17 Terdapat luka-luka besar yang tidak dapat pulih kembali

18. G18 Terjadi garis-garis vertikal yang halus dan berwarna hitamterletak diatas irisan sadapan

19. G19 Kulit batang membusuk pada kulit yang keluar lateks

20. G20 Kulit tampak telah busuk dan berwarna coklat kemerahan

21. G21 Pada penyakit yang berat bercak-bercak tadi pecah danmengeluarkan cairan berwarna coklat kemerahan

22. G22 Sering kali dibawah kulit terbentuk bekuan lateks yangmenyebabkan kulit membengkak dan pecah

23. G23 Jamur membentuk kerak berwarna putih seperti kapas

24. G24 Daun-daun muda yang baru saja berkembang tampak suram

25. G25 Daun-daun ini menjadi lemas dan tepi-tepinya agak mengeriting

26. G26 Anak-anak daun menjadi hitam dan gugur satu per satu

27. G27 Daun-daun yang agak tua terjadi perubahan warna

28. G28 Warna daunnya berubah dari warna hijau muda menjadi abu-abu

29. G29 Daun segera layu dan rontok, daun berubah bentuknya danterdapat bercak-bercak

30. G30 Tepi dan ujung daun berkeriput

31. G31 Pada permukaan daun terdapat bercak-bercak bulat berwarnacoklat dengan tepi kuning, bergaris tengah 1-2 mm

32. G32 Bercak berlubang ditengahnya, dan bercak-bercak tampakmenonjol dari permukaan daun

33. G33 Tanaman okulasi yang baru berumur beberapa bulan dapatterserang tunasnya sehingga menjadi busuk dan mati

34. G34 Gugurnya daun-daun muda dan daun-daun yang yang tidakgugur berlubang-lubang sehungga pertumbuhan bibit terhambat

35. G35 Daun bercak hitam, pada tulang-tulang daun

36. G36 Bercak-bercak tampak menyirip seperti tulang atau duri ikan

Page 66: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

49

37. G37 Bagian pusatnya mengering atau dapat berlubang38. G38 Daun yang sakit menguning, menjadi coklat dan gugur

Dalam sebuah kasus user memilih beberapa dari gejala yaitu G1, G11, dan G25,

dimana :

G1 Dimiliki penyakit akar putih, akar merah dan akar cokelat

G11 Dimiliki penyakit leher akar

G25 Dimiliki penyakit tepung

1. Penyakit Akar Putih

Jika probabilitas penyakit akar putih (H01) adalah 0.5

Jika probabilitas gejala adalah daun-daunnya menguning (G1) = 0.2

Maka perhitungan nilai bayes :

Bayes 1 = P(H01 | G1) = [ P(G1 | H01) * P(H01) ] /[ P(G1 | H01) * P(H01)+P(G1

|H02) * P(H02)+P(G1 | H03) *P(H03)+P(G1 | H04) * P(H04)+P(G1 |H05) *

P(H05)+P(G1 | H06) *P(H06)+P(G1 | H07) * P(H07)+P(G1 |H08) *

P(H08)+P(G1 |H09) * P(H09)+P(G1 |H10) * P(H10)+P(G1 |H11) * P(H11)]

Bayes 1 = (H01 | G1) = [(0,2)*(0,5)] /

[(0,2*0,5)+(0,2*0,5)+(0,2*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,2)+(0*1)

+(0*1)+(0*1)]

Bayes 1 = 0.1/0.3

Bayes 1 = 0.33333

Page 67: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

50

2. Penyakit Akar Merah

Jika probabilitas penyakit akar merah (H02) adalah 0.5

Jika probabilitas gejala adalah daun-daunnya menguning (G1) = 0.2

Maka perhitungan nilai bayes :

Bayes 2 = P(H02 | G1) = [ P(G1 | H02) * P(H02) ] /[ P(G1 | H02) * P(H02)+P(G1

|H03) * P(H03)+P(G1 | H04) *P(H04)+P(G1 | H05) * P(H05)+P(G1 |H06) *

P(H06)+P(G1 | H07) *P(H07)+P(G1 | H08) * P(H08)+P(G1 |H09) *

P(H09)+P(G1 |H10) * P(H10)+P(G1 |H11) * P(H11)+P(G1 |H01) * P(H01)]

Bayes 1 = (H02 | G1) = [(0,2)*(0,5)] /

[(0,2*0,5)+(0,2*0,5)+(0*0.5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,2)+(0*1)+(

0*1)+(0*1)+( 0.2*0.5)]

Bayes 2 = 0.1/0.3

Bayes 2 = 0.33333

3. Penyakit Akar Cokelat

Jika probabilitas penyakit akar putih (H03) adalah 0.5

Jika probabilitas gejala adalah daun-daunnya menguning (G1) = 0.2

Maka perhitungan nilai bayes :

Bayes 3 = P(H03 | G1) = [ P(G1 | H03) * P(H03) ] /[ P(G1 | H03) * P(H03)+P(G1

|H04) * P(H04)+P(G1 | H05) *P(H05)+P(G1 | H06) * P(H06)+P(G1 |H07) *

P(H07)+P(G1 | H08) *P(H08)+P(G1 | H09) * P(H09)+P(G1 |H10) *

P(H10)+P(G1 |H11) * P(H11)+P(G1 |H01) * P(H01)+P(G1 |H02) * P(H02)]

Page 68: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

51

Bayes 1 = (H01 | G1) = [(0,2)*(0,5)] /

[(0,2*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,2)+(0*1)+(0*1)+(0*1)+(0,2*0,

5)+(0,2*0,5)]

Bayes 3 = 0.1/0.3

Bayes 3 = 0.33333

4. Penyakit Leher Akar

Jika probabilitas penyakit leher akar (H04)adalah 0.5

Jika probabilitas gejala adalah kayu akar yang sakit kering, berwarna coklat muda,

lunak (G11) = 0.3

Maka perhitungan nilai bayes :

Bayes 4 = P(H04 | G11) = [ P(G11 | H04) * P(H04) ] /[ P(G11 | H01) *

P(H01)+P(G11 |H02) * P(H02)+P(G11 | H03) *P(H03)+P(G11 | H04) *

P(H04)+P(G11 |H05) * P(H05)+P(G11 | H06) *P(H06)+P(G11 | H07) *

P(H07)+P(G11 |H08) * P(H08)+P(G11 |H09) * P(H09)+P(G11 |H10) *

P(H10)+P(G11 |H11) * P(H11)]

Bayes 4 = P(H04 | G11) = [(0,3)*(0,5)] /

[(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0,3*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,2)+(0*1)+(0*

1)+(0*1)]

Bayes 4 = 0.15/0.15

Bayes 4 = 1

Page 69: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

52

5. Penyakit Tepung

Jika probabilitas akar tepung (H09) adalah 1

Jika probabilitas gejala adalah daun-daun ini menjadi lemas dan tepi-tepinya agak

mengeriting (G25) = 0.3

Maka perhitungan nilai bayes :

Bayes 5 = P(H09 | G25) = [ P(G25 | H09) * P(H09) ] /[ P(G25 | H01) *

P(H01)+P(G25 |H02) * P(H02)+P(G25 | H03) *P(H03)+P(G25 | H04) *

P(H04)+P(G25 |H05) * P(H05)+P(G25 | H06) *P(H06)+P(G25 | H07) *

P(H07)+P(G25 |H08) * P(H08)+P(G25 |H09) * P(H09)+P(G25 |H10) *

P(H10)+P(G25 |H11) * P(H11)]

Bayes 5 = P(H09 | G25) = [(0,3)*(1)] /

[(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,5)+(0*0,2)+(0.3*1)+(0*

1)+(0*1)]

Bayes 5 = 0.3/0.3

Bayes 5 = 1

Total Bayes = Bayes 1 + Bayes 2 + Bayes 3 + Bayes 4 + Bayes 5

= 0.33333 + 0.33333 + 0.33333 + 1 + 1

= 2.99999

Probabilitas penyakit sebagai berikut :

1. Penyakit Akar Putih

Probabilitas penyakit akar putih = (Bayes 1 / Total bayes)*100%

= (0.33333/2.99999)*100%

Page 70: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

53

= 11.111%

2. Penyakit Akar Merah

Probabilitas penyakit akar merah = (Bayes 2 / Total bayes)*100%

= (0.33333/2.99999)*100%

= 11.111%

3. Penyakit Akar Cokelat

Probabilitas penyakit akar cokelat = (Bayes 3 / Total bayes)*100%

= (0.33333/2.99999)*100%

= 11.111%

4. Penyakit Leher Akar

Probabilitas penyakit leher akar = (Bayes 4 / Total bayes)*100%

= (1/2.99999)*100%

= 33.333%

5. Penyakit Tepung

Probabilitas penyakit tepung = (Bayes 5 / Total bayes)*100%

= (1/2.99999)*100%

= 33.333%

Page 71: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Telah dibangun aplikasi sistem pakar identifikasi penyakit dan cara pengendaliannya

pada tanaman karet dengan metode Teorema Bayes berbasis Android. Aplikasi ini

membantu para petani dalam mengidentifikasi penyakit tanaman karet dan

memberikan informasi cara pengendaliannya. Berdasarkan hasil uji coba aplikasi oleh

35 responden dapat disimpulkan bahwa aplikasi yang dibangun termasuk dalam

kategori aplikasi yang baik.

Setelah melakukan pengujian aplikasi system pakar, maka saran yang diberikan

adalah sebagai berikut.

1. Penyempurnaan desain user interface untuk dapat memberikan tampilan yang

lebih baik.

2. Menambah data gejala penyakit untuk memudahkan user dalam mengidentifikasi

penyakit tanaman karet.

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Page 72: APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARAdigilib.unila.ac.id/55177/3/3. SKRIPSI FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · APLIKASI SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT SERTA CARA

DAFTAR PUSTAKA

A.S, Rosa & Shalahuddin, M. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa PerangkatLunak (Terstruktur dan Berorientasi Objek). Penerbit Modula, Bandung.

Google Developer Training Team. 2016. Android Developer FundamentalsCourse-Learn to Develop Android Applications by Google Team.

Kementrian Pertanian. 2017. Statistik Perkebunan Indonesia Komoditas Karet2015-2017. Diektorat Jendral Perkebunan.

Khan, Mohd. Ehmer dan Farmeena Khan. 2012. A Comparative Study of WhiteBox, Black Box, and Grey Box Testing Techiniques. IJACSA: Vol.3 No.6.

M.H Akim Pardede & Novriyenni. 2016. Perancangan Sistem Pakar DiagnosaPenyakit Tanaman Kelapa Sawit Dengan Metode Bayes Study KasusPT.Ukindo Blankahan Estate. Jurnal KAPUTAMA, Vol.10, No.1, ISSN:1979-6641.

Nidhra, Srinivas dan Jagruthi Dondeti. 2012. Black box and White box TestingTechniques-A Literature Review. IJESA: Vol.2 No.2.

Siswanto. 2010. Kecerdasan Tiruan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Haryono Semangun. 1989. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia.Universitas Gadjah Mada.

Bakka Mau, S. D. (2014). Sistem Pendukung Keputusan Seleksi BeasiswaMenggunakan Teorema Bayes dan Dempster-Shafer. Jurnal Pekommas , 23-32.

Wahyudi, M. J., & A. F. (2013). Sistem Pakar Untuk Mengidentifikasi PenyakitUdang Galah Dengan Metode Theorema Bayes. Jurnal Sarjana TeknikInformatika , 11-20.